LAPORAN DAN PRAKTIKUM DAN ELEKTRONIKA.docx

LAPORAN PRAKTIKUM I
PENGENALAN KOMPONEN DAN ALAT UKUR
Disusun untuk Memenuhi Matakuliah Elektronika
Dibimbing oleh Bapak I Made Wirawan, S.T., S.S.T, M.T.
Asisten Praktikum:
Muhammad Arif Syarifudin
Muhammad Bagus Arifin

Oleh :
Eva Yulia Safitri

160533611462

S1 PTI OFF B

UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
PRODI S1 PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA
September 2016


1.1 Tujuan Praktikum:
1. Mahasiswa dapat membaca nilai komponen resistor, kapasitor, dan induktor
2. Mahasiswa dapat mengukur / menguji komponen apakah dalam kondisi baik
atau rusak.
3. Mahasiswa dapat menyusun rangkaian (serial-paralel) pada project board.
4. Mahasiswa dapat melakukan pengukuran menggunakan alat ukur multimeter,
function generator, osiloskop.
1.2 Pendahuluan
Komponen dasar yang digunakan dalam rangkaian elektronik adalah resistor, kapasitor,
dan induktor. Oleh karena itu, mahasiswa perlu memahami cara membaca nilai
komponen yang tertera pada label komponen, menguji apakah komponen dalam kondisi
baik atau rusak, menyusun rangkaian dalam project board, dan memahami cara
melakukan pengukuran rangkaian elektronika.
1.3 Dasar Teori
A.

Komponen Pasif
Komponen pasif merupakan komponen-komponen yang tidak dapat dengan
sendirinya membangkitkan tegangan atau arus. Dengan kata lain, komponen pasif
adalah komponen yang dapat bekerja tanpa catu daya. Adapun yang tergolong dalam

komponen pasif yaitu resistor, kapasitor, inductor dan transformator.
1. Resistor
Resistor adalah komponen dasar elektronika yang digunakan untuk membatasi
jumlah arus
yang mengalir dalam satu rangkaian. Sesuai dengan namanya resistor bersifat resis
tif dan umumnya terbuat dari bahan karbon. Dari hukum Ohmsdiketahui, resistansi
berbanding terbalik dengan jumlah arus yang mengalir melaluinya. Satuan resistansi
dari suatu resistor disebut ohm atau dilambangkan dengan satuan omega (Ω).
Jenis-jenis Resistor diantaranya adalah :
1. Resistor yang Nilainya Tetap
2. Resistor yang Nilainya dapat diatur, Resistor Jenis ini sering disebut juga
dengan Variable Resistor ataupun Potensiometer.
3. Resistor yang Nilainya dapat berubah sesuai dengan intensitas cahaya, Resistor
jenis ini disebut dengan LDR atau Light Dependent Resistor
4. Resistor yang Nilainya dapat berubah sesuai dengan perubahan suhu, Resistor
jenis ini disebut dengan PTC (Positive Temperature Coefficient) dan NTC
(Negative Temperature Coefficient)

Cara baca resistor :
 Resistor 4 warna

Resistor yang paling sering digunakan adalah resistor empat warna.

Cara baca :
 Kedua pita warna pertama pada

Contoh cara baca :

resitor 4 warna menunujukkan
nilai dari resistansinya
 pita ketiga menunjukkan faktor
pengali atau jumlah nol yang
digabungkan dengan pita pertama
dan pita kedua
 pita warna keempat menunjukkan
toleransi resistor tersebut

Untuk mempersingkat cara membaca resistor secara umum dapat digambarkan sebagai
berikut :

Menyusun Rangkaian

1. Rangkaian Seri

2. Rangkaiam Paralel

3. Rangkaian Seri-Paralel

Besarnya tegangan/beda potensial pada resistor :

Besarnya daya pada resistor

2. Kapasitor (Capacitor)

Kapasitor atau disebut juga dengan Kondensator adalah Komponen Elektronika
Pasif yang dapat menyimpan energi atau muatan listrik dalam sementara waktu. Fungsifungsi Kapasitor (Kondensator) diantaranya adalah dapat memilih gelombang radio
pada rangkaian Tuner, sebagai perata arus pada rectifier dan juga sebagai Filter di dalam
Rangkaian Power Supply (Catu Daya). Satuan nilai untuk Kapasitor (Kondensator)
adalah Farad (F)
Jenis-jenis Kapasitor diantaranya adalah :
1. Kapasitor yang nilainya Tetap dan tidak ber-polaritas. Jika didasarkan pada
bahan pembuatannya maka Kapasitor yang nilainya tetap terdiri dari Kapasitor

Kertas, Kapasitor Mika, Kapasitor Polyster dan Kapasitor Keramik.
2. Kapasitor yang nilainya Tetap tetapi memiliki Polaritas Positif dan Negatif,
Kapasitor tersebut adalah Kapasitor Elektrolit atau Electrolyte Condensator
(ELCO) dan Kapasitor Tantalum
3. Kapasitor yang nilainya dapat diatur, Kapasitor jenis ini sering disebut dengan
Variable Capasitor.
. Membaca Kapasitansi kapasitor
Kapasitansi kapasitor keramik atau milar biasanya ditulis dengan kode angka sbb.:

Ditulis dengan tiga digit: angka ketiga menyatakan banyak nol, dalam satuan pf
Ditulis dengan dua digit, menyatakan langsung kapasitansinya dalam satuan pF
Ditulis dengan tanda titik di depannya, menyatakan langsung kapasitansinya
dalam satuan F.

47
3
47000 pf = 47 nF
0,47 F = 470 nF

.4

7

4
7
47 pf

3. Induktor (Inductor)
Induktor atau disebut juga dengan Coil (Kumparan) adalah Komponen Elektronika
Pasif yang berfungsi sebagai Pengatur Frekuensi, Filter dan juga sebagai alat kopel
(Penyambung). Induktor atau Coil banyak ditemukan pada Peralatan atau Rangkaian
Elektronika yang berkaitan dengan Frekuensi seperti Tuner untuk pesawat Radio.
Satuan Induktansi untuk Induktor adalah Henry (H).
Jenis-jenis Induktor diantaranya adalah :
1. Induktor yang nilainya tetap
2. Induktor yang nilainya dapat diatur atau sering disebut dengan Coil Variable.
4.

CARA MEMBACA MULTIMETER

I.


CARA MENGUKUR ARUS LISTRIK (I)
1. Pastikan alat ukur tidak rusak secara fisik.
2. Pastikan jarum berada di garis ujung sebelah kiri pada skala jika tidak
putar skrup pengatur jarum dengan sebuah obeng.
3. Kemudian hubungkan kabel pengetesan/terminal. Warna merah ke
terminal positif dan warna hitam ke terminal negatif.
4. Jika digunakan untuk mengukur arus DC maka putar selector ke
ampermeter DC pada batas ukur yang kira- kira lebih tinggi dari yang
akan diukur.
5. Jika digunakan untuk mengukur arus AC maka putar selector ke
ampermeter AC pada batas ukur yang kira-kira lebih tinggi dari arus
listrik yang akan diukur.
6. Menghubungkan secara seri antara sember, multimeter, dan beban yang
akan diukur.

Sumber Arus AC

Sumber Arus DC


7. Melakukan pembacaan nilai arus listrik pada alat ukur.
Untuk membaca nilai arus listrik DC pada multi meter sekala yang dibaca
pada alat ukur adalah sekala yang berada di posisi tengah ( DCV.A), selain
digunakan untuk mengukur arus sekala tersebut juga digunakan untuk
membaca tegangan DC.

Ket :

Selektor menunjukkan pada DC 10A, maka skala yang dibaca adalah 0 10A, sehingga arus yang terbaca adalah 2A
I = 2A
II.

CARA MENGUKUR TEGANGAN LISTRIK (V)
1. Pastikan alat ukur tidak rusak secara fisik.
2. Periksa jarum penunjuk pada titik 0. Jika tidak tepat maka putar skrup
pengatur jarum dengan sebuah obeng.

3. Pasang kabel pemeriksa (probe) merah dan hitam pada multimeter.
4. Jika akan digunakan untuk mengukur tegangan DC, putar selektor ke
voltmeter DC pada batas ukur yang kira-kira lebih tinggi dari tegangan

listrik yang akan diukur.
5. Dan jika akan digunakan untuk mengatur tegangan AC, putar selektor ke
voltmeter AC pada batas ukur yang kira-kira lebih tinggi dari tegangan
yang akan diukur.
6. Hubungkan secara paralel dengan beban dengan sumber tegangan

Rangkaian pengukuran tegangan suatu lampu
tegangan suatu lampu
dengan sumber tegangan DC
tegangan AC

Rangkaian pengukuran
dengan sumber

Cara membaca multimeter ketika digunakan untuk nilai tegangan listrik yang
terukur :
V = Nilai tegangan yang terbaca pada multimeter
Sekala yang dibaca untuk tegangan AC adalah sekala yang letaknya berada
bagian paling bawah, biasanya memiliki nilai lebih dari satu nilai sekala, oleh
karena itu dibagi pada selector (seperti pada sekala pengukuran DC Vdan DCA).


Selektor menunjukkan pada AC 250V, maka skala yang dibaca adalah 0-250V
sehingga nilai tegangan yang terukur pada multimeter adalah 210V.
III.

CARA MENGUKUR HAMBATAN LISTRIK ATAU RESISTANSI (R)
1. Pastikan alat ukur tidak rusak secara fisik.
2. Periksa jarum penunjuk pada titik 0. Jika tidak tepat maka putar skrup
pengatur jarum dengan sebuah obeng.
3. Pasang kabel pemeriksa (probe) merah dan hitam pada multimeter.
4. Atur selektor untuk mengukur hambatan maka putar selektor ke ohm
meter kemudian pilih batas ukur yang kira-kira lebih dari nilai hambatan
yang akan diukur.
5. Lakukan pengkalibrasian alat ukur ohm meter dengan cara
menghubungkan ujung kabel pemeriksa(probe) merah dan hitam, jarum
penunjuk akan mengarah ke titik 0, jika belum menunjuk ke titik 0 maka
putar knop pengatur hingga jarum penunjuk menunjuk pada angka 0.

6. Hubungkan beban yang akan diukur dengan ohmmeter pastikan telah
melepas sumber tegangan atau pun arus sebelum mengukur hambatan.


Rangkaian pengukuran hambatan suatu lampu dengan menggunakan
multimeter.

7. Lakukan pembacaan nilai hambatan (resitansi) pada alat ukur.
Cara membaca multimeter ketika digunakan untuk mengukur hambatan :
R (nilai hambatan) = nilai yang ditunjukkan oleh alat ukur × nilai yang
pada selector
Sekala yang dibaca jika mengukur hambatan adalah sekala yang berada
di bagian paling atas (Ω), nilai terkecil dimulai dari kanan.

Selektor menunjukkan X 10 Ω, maka R= 70 Ω × 10 Ω = 700 Ω
1.4 Data dan Analisa
1. Pembacaan dan Pengukuran Resisitor
No

Re
s

Kode Warna Gelang Resistor

1
2
3

R1 Coklat,Hitam,Merah,Emas
R2 Coklat,Hitam,Orange, emas
R3 Kuning,Ungu,Coklat,emas
Perhitungan :

R1
Pita 1 : Coklat = 1
Pita 2: Hitam =0
Pita 3: Merah =102
Pita 4: Emas = Toleransi
5%
Sehingga nilai resistor
tersebut adalah 1kΩ dengan
toleransi ±5%

Pembacaan
Manual
1kΩ ± 5%
10kΩ ± 5%
470 Ω ± 5%

R2
Pita 1 : Coklat =1
Pita 2 : Hitam = 0
Pita 3 : Orange = 103
Pita 4 : Emas
= Toleransi
5%
Sehingga nilai reistor
tersebut adalah 10kΩ dengan
toleransi ±5%

Pengukuran denga
Multimeter
Analog
Digital
1000 Ω
10.000 Ω
480 Ω
R3
Pita 1 : Kuning = 4
Pita 2 : Ungu = 7
Pita 3 : Coklat =10
Pita 4 : Emas =5%
Sehingga nilai resistor
tersebut adalah 470Ω
dengan tolernsi ±5%

2. Menyusun Komponen Resistor dengan susunan Seri, Paralel, serta kombinasinya
No
1

Kombinasi
resistor

Serial
Teori

Paralel
Pengukuran Teori

R1,R2,R3

11470 Ω

12000Ω

309,8Ω

Pengukura
n
300Ω

Perhitungan
 Seri
Rtotal= R1+R2+R3
= 1000 Ω + 10000 Ω + 470 Ω
= 11470 Ω
 Paralel
1
1
1
1
=
+
+
R Paralel R 1 R 2 R 3
1
1
1
1
=
+
+
RParalel 1000 Ω 10000 Ω 470Ω
1
10000 Ω . 470 Ω+1000 Ω . 470Ω+ 1000Ω . 10000 Ω
=
RParalel
1000 Ω .10000 Ω . 470 Ω

1
47 ×105 Ω+47 × 104 Ω+10 ×107 Ω
=
RParalel
47 ×10 8 Ω

R Paralel=

47 ×10 8 Ω
15,17 ×105 Ω

R Paralel = 309,8Ω
 Seri – Paralel
1
1
1
=
+
RParalel R 1 R 2
R Paralel=

1000Ω . 10000 Ω
1000 Ω+10000 Ω

Serial-Paralel
Teori
Pengukuran
1379Ω

1400Ω

R Paralel=

10 ×107
11× 103

R Paralel = 909,1Ω
Rseri = R Paralel+R3
= 909,09Ω +470Ω
= 1379 Ω
Hasil Pengukuran menggunakan multimeter
 Seri
R1
Lakukan kalibrasi, kemudian pasang probe merah ke positif dan hitam ke
negatif.Kemudian atur skala pada posisi pengali x100. Sementara jarum
menunjukkan angka 10. Sehingga pembacaannya adalah 10 x 100 = 1000Ω

R2
Skala pada multimeter diatur pada posisi pengali x1K. Sementara jarum
menunjukkan angka 10. Sehingga pembacaannya adalah 10 x 1000 = 10000Ω

R3
Skala pada multimeter diatur pada posisi pengali x10. Dan jarum menunjukkan
angka 50 kurang. Cara membacanya dengan melihat garis panjang yang ada di
sisi kanan angka 50, yaitu angka 40. Dan ditambahkan dengan banyaknya garis
kecil yang ada di sebelah kiri penanda angka 40. Sehingga diperoleh hasil 48 x
10 = 480Ω

Rtotal :
Pada pengukuran R2 skala pada multimeter diatur pada posisi pengali x100.
Sementara jarum menunjukkan angka 110. Sehingga pembacaannya adalah 110
x 100 = 11000Ω

Mengukur Tegangan , Arus, dan Daya
N
o
1

Rangkaian
Seri

Hambata
n
R1

Tegangan Pada
Teori
Praktik
0,87 V
0,8 V

R2

8,7V

8,8 V

R3

0,4 V

0,4 V

RTotal
2

Paralel

3

Seri-Paralel

Perhitungan:
 Seri
Diketahui :
R1 = 1000 Ω

10 V

10 V

R1
R2
R3
Rtotal
R1

10V
10V
10V
10 V
7,2V

10V
10V
10V
10 V
6,9 V

R2

7,2V

6,9 V

R3

3,4V

3,7 V

Rtotal

10,29 V

9,9 V

Arus Pada
Daya pada
Teori
Praktik V.I
0,87 A 0,85mA 7,6×104
watt
0,87 A 0,85mA 7,6×103
watt
0,87 A 0,85mA 3,5×104
watt
0,87
0,85
8,7×103
mA
mA
watt
10mA
10mA
0,1 watt
1mA
1mA
0,01 watt
21,3mA 22mA
0,213 watt
31 mA 33 mA
0,31 watt
7,2mA 7,5 mA 5,2×102
watt
0,72mA 0,6mA 5,2×103
watt
7,2mA 7,5mA 2,4×102
watt
7 mA
7,1 mA
0,0769
watt

I2R
7,6×104
watt
7,6×103
watt
3,5×104
watt
8,7×103
watt
0,1 watt
0,01 watt
0,213 watt
0,29 watt
5,2×102
watt
5,2×103
watt
2,4×102
watt
0,0769
watt

R2 = 10000 Ω
R3 = 470 Ω
V total = 10 V
Rtotal = 11470 Ω
Ditanya = a. Tegangan ?
b. Arus ?
Jawab =
10V
3. Itotal= 11470 V

¿ 0,00087184

V1 = I ×R1
V2 = I × R2
V1 = 0,00087184 × 1000Ω V2 = 0,00087184 ×
V1 = 0,87 V
10000Ω
V2 = 8,7 V

4. Arus
I1=I2=I3
V
I=
Rtotal
10 V
I=
11470 Ω
I= 0,00087184 A
= 0,87 mA
 Paralel
Diketahui :
R1 = 1000Ω
R2 = 10000Ω
R3 = 470Ω
Rtotal = 11470 Ω
V= 10V
Ditanya =

V3 = I × R3
V3 = 0,00087184 ×470Ω
V3 = 0,409 V

a. Tegangan ?
b. Arus ?Jawab :
a. Tegangan
V1=V2=V3 = 10 V
b. Arus
I 1=

V
R1

I 2=

V
R2

I 3=

V
R3

I 1=

10 V
1000 Ω

I 2=

10 V
10000 Ω

I 3=

10 V
470 Ω

=0,01 A =
10m A

= 0,001 A =

= 0,0213A
= 21,3 mA

1mA

 Seri – Paralel
Diketahui :
Diketahui =
R1 = 1000Ω
R2 = 10000Ω
R3 = 470Ω
Rtotal = 1379 Ω
Ditanya :a. Tegangan ?
b.Arus?
Jawab=
a. V1=V2 karena rangkaian paralel
V
I=
R
10V
¿
1379Ω
= 0,0072 A=7,2 mA
V1 dan V2
V=I×R1
=0,0072A×1000Ω
=7,2 V

V3
V=I×R3
= 0,0072A×470Ω
= 3,4 V

Vtotal

b.
R1

R2

R3

R total
Itotal=I3 karena

I 1=
¿

V1
R1

I 1=

7,2 A
1000Ω
= 7,2×10-3A
= 7,2 mA

¿

V2
R2

7,2 A
10000 Ω
= 7,2×10-4A
= 0,72 mA

I 1=
¿

V3
R3

3,4 A
470 Ω
= 7,2×10-3A
= 7,2 mA

dalam rangkaian
seri
Itotal = I3=7,2A

Hasil Pengukuran menggunakan multimeter
1. Pada rangkaian resistor serial
V1 : Cara mengukur tegangan posisi multimeter harus disusun paralel dengan
objek yang akan diukur besar tegangannya. Selektor pada multimeter diatur pada
posisi range 10 DCV. Maka pembacaan dilihat dengan membaca garis ke berapa
jarum penunjuk berada di skala 10. Jarum menunjukkan garis ke-4. Di mana
pada skala 10, setiap garis bernilai 0,2. Sehingga pembacaannya adalah 4 x 0,2 =
0,8V

V2 : Skala yang digunakan adalah skala 10. Maka yang dibaca adalah garis pada
skala 10. Sehingga dapat dilihat bahwa jarum menunjukkan garis yang bernilai 9
kurang 1 garis. Jika setiap garis bernilai 0,2, maka 9 – 0,2 = 8,8 V

V3 : Skala yang digunakan adalah skala 2,5. Maka yang dibaca adalah garis
pada skala 250, nilai 250 dianggap menjadi bernilai 2,5. Untuk skala 2,5
setiap garis bernilai 0,05 sementara jarum menunjukkan garis ke-8. Sehingga
dapat dihitung nilai V3 adalah 8 x 0,05 = 0,4V

I1 = I2 = I3 : Untuk mengukur arus skala diposisikan pada skala DCA 2,5
mA. Maka skala yang dibaca adalah skala 250 dianggap bernilai 2,5. Jarum
menunjukkan posisi nilai 5 lebih 7 garis. Setiap garis bernilai 0,5. Sehingga
0,5 + (7 x 0,05) = 0,5 + ,355 = 0,85 A

2. Pada rangkaian resistor paralel
Pada rangkaian paralel Vtotal = V1 = V2 = V3. Cara membaca hasil pengukuran
menggunakan multimeter analog sama seperti pada rangkaian serial. Dengan
memerhatikan skala DCV.

Pada multimeter tegangan terbaca sebesar 10V

3. Pada rangkaian resistor seri –paralel
V1= 6,9 V

V2=6,9V

V3=3,7V

Analisa: Hasil perhitungan dengan pengukuran bisa terjadi perbedaan, hal ini
disebabkan karena adanya kesalahan pada faktor kualitas resistor, faktor penghitungan,
faktor alat, faktor penghitung, faktor toleransi resistor tersebut. Asalkan perbedaannya
tidak terlalu jauh dan masih dalam range toleransi.
DAYA
 Seri
R1
P=V.I
P=0,87 V × 0,00087
A
P= 7,6 × 10-4 watt
R1
P=I2R
P=(0,00087)21000
P= 7,6 × 10 -7. 103
P=7,6 ×10-4 watt

R2
P=V.I
P= 8,7 V × 0,00087
A
P= 7,6 × 10-3 watt
R2
P=I2R
P=(0,00087)210000
P=7,6 × 10-7. 104
P= 7,6 × 10-3watt

R3
P=V.I
P= 0,409V ×
0,00087 A
P = 3,5 × 10-4
R3
P=I2R
P=(0,00087)2470
P=7,6×10-7.470
P=3,5 × 10-4watt

Rtotal

Rtotal

 Paralel
R1
P=V.I
P=10V × 0,01A
P=0,1 watt

R2
P=V.I
P=10V ×0,001A
P=0,01 watt

R3
P=V.I
P=10 V × 0,0213
A
P=0,213 watt

R1
P=I2R
P= (0,01)21000
P = 10-4 A.103Ω
P=0,1 watt

R2
P=I2R
P= (0,001)210000
P = 10-6 A.104Ω
P=0,01 watt

R3
P=I2R
P= (0,0213)2470
P=4,534×10-4
A.470Ω
P= 0,213 watt

Rtotal

Rtotal

 Seri –Paralel
R1
P=V.I
P=7,2V ×
0,0072A
P=5,2×10-2 watt

R2
P=V.I
P=7,2V
×0,00072A
P=5,2×10-3 watt

R1
P=I2R
P= (0,0072)21000
P = 5,2×10-5
A.103Ω
P=5,2×10-2 watt

R2
P=I2R
P=
(0,00072)210000
P = 5,2×10-7
A.104Ω
P=5,2×10-3 watt

R3
Rtotal
P=V.I
P=3,4 V × 0,0072
A
P=2,4×10-2 watt

R3
P=I2R
P= (0,0072)2470
P=5,2×10-5
A.470Ω
P= 2,4×10-2watt

Rtotal

Membaca Kapasitansi Kapasitor

270 pF

Digit ke-3
menyatakan
banyaknya 0
=27×100
= 27pF

10pF

681pF

=68×101
=68pF

222J

103pF

=10×103
=10000pF

50V
10µF

=22×102pF
=10pF
=2200pF
1.Komponenpasif a d a l a h k o m p o nDengan
en yang pada pengoperasiannya tidak
m e m b u t u h k a n s u m b e r t e n a g a ? dtoleransi±5%
a y a . Komponen pasif dalam percobaan ini
=10pF
1.5
KESIMPULAN

adalah kapasitor dan resistor.
2. Pada pengujian komponen elektronika, seperti resitor nilai yang tertera pada resistor
itu bisatidak sesuai dengan perhitungan teori, hal ini dikarenakan faktor kualitas
resistor, faktor penghitungan, faktor alat, faktor penghitung, faktor tolransi resistor
tersebut.
3. Avometer adalah alat untuk memeriksa atau mengecek tegangan AC atau DC,
hambatan, kondisi komponen elektronika pada rangkaian elektronika, serta arus yang
cukup kecil pada rangkaian elektronika, multimeter akan memperlihatkan ada atau
tidaknya tegangan

1.6 Daftar Pustaka
http://www.academia.edu/11797055/
PENGUKURAN_KOMPONEN_PASIF
https://www.youtube.com/watch?v=GuvcEY7daq0 / Sekolah Online Teknik Otomotif
http://id.wikihow.com/Menggunakan-Sebuah-Multimeter
http://ahmadfahrudintkr3.blogspot.co.id/2013/04/cara-membaca-multimeter-avometeranalog.html
http://kusumandarutp.blogspot.co.id/2015/05/penggunaan-multimeter-avometeranalog.html