Pengaruh Penerapan Pajak Progresif Kendaraan Bermotor Roda Empat terhadap Penerimaan Pajak Daerah Provinsi Jawa Barat (Studi Kasus pada Kantor Dinas Pendapatan Provinsi Jawa Barat dan SAMSAT CPDP Kota Bandung III Soekarno Hatta).

(1)

viii

ABSTRACT

This research is aimed to find out the application of progressive tax rates on motor vehicles tax at West Java Province and the effect of applying the progressive rates of four wheeled motor vehicle tax on the regional tax revenue of West Java Province at the revenue office of West Java Province and Samsat Branch office of Revenue Office at Bandung City III Soekarno Hatta. This research using associative method with quantitative data. The data is analyzed by using the simple linear regression analysis. The research results show that with a significance level of 5% and using two samples t test, then obtained the result that thitung < ttabel so Null Hypothesis was rejected (H0) and Alternative Hypothesis (H1) can be accepted. It means the application of progressive rates on four wheeled motor vehicle tax has effect on the regional tax revenue of West Java Province.


(2)

ix

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan tarif progresif pajak kendaraan bermotor di Provinsi Jawa Barat dan pengaruh dari penerapan tarif progresif pajak kendaraan bermotor roda empat terhadap penerimaan pajak daerah Provinsi Jawa Barat di Kantor Dinas Pendapatan Provinsi Jawa Barat dan Samsat Cabang Pelayanan Dinas Pendapatan Kota Bandung III Soekarno Hatta. Penelitian ini menggunakan metode asosiatif dengan menggunakan data kuantitatif. Data-data dianalisis menggunakan analisis regresi sederhana. Hasil penelitian dinyatakan dengan tingkat signifikansi 5% dan menggunakan uji t dua arah sehingga didapatkan hasil thitung < ttabel maka maka Hipotesis Nol (H0) diterima dan Hipotesis alternatif

ditolak (H1), artinya pengenaan pajak progresif kendaraan bermotor roda empat

memiliki pengaruh terhadap penerimaan pajak daerah Provinsi Jawa Barat.

Keywords: tarif progresif, pajak kendaraan bermotor, dan penerimaan pajak daerah.


(3)

x

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ··· i

HALAMAN PENGESAHAN ··· ii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ··· iii

SURAT PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN ··· iv

KATA PENGANTAR ··· v

ABSTRACT ··· viii

ABSTRAK ··· ix

DAFTAR ISI ··· x

DAFTAR GAMBAR ··· xiv

DAFTAR TABEL ··· xv

DAFTAR LAMPIRAN ··· xvi

BAB I PENDAHULUAN ··· 1

1.1. Latar Belakang ··· 1

1.2. Identifikasi Masalah ··· 5

1.3. Tujuan Penelitian ··· 5

1.4. Manfaat Penelitian ··· 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS ··· 7

2.1.Pengertian Pajak ··· 7

2.1.1.Fungsi Pajak ··· 9

2.1.2.SyaratPemungutan pajak ··· 10

2.1.3.Teori-teori yang Mendukung Pemungutan Pajak ··· 11

2.1.4.Kedudukan Hukum Pajak ··· 12

2.1.5.Pembagian Hukum Pajak ··· 13

2.1.6.Jenis Pajak ··· 14


(4)

xi

2.1.8.Tarif Pajak ··· 17

2.2.Pajak Kendaraan Bermotor ... 18

2.2.1 Dasar Hukum Pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor ... 19

2.2.2 Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) ... 21

2.2.3 Objek Pajak Kendaraan Bermotor ... 21

2.2.4 Subjek Pajak dan Wajib Pajak Pajak Kendaraan Bermotor ... 23

2.2.5 Dasar Pengenaan Pajak Kendaraan Bermotor ... 24

2.2.6 Tarif Pajak Kendaraan Bermotor ... 26

2.2.7 Perhitungan Pajak Kendaraan Bermotor ... 27

2.2.8 Saat Terutang, Masa Pajak, dan Wilayah Pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor ... 28

2.2.9 Pendaftaran dan Pemberitahuan Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD) Pajak Kendaraan Bermotor ... 28

2.2.10 Penetapan dan Ketetapan Pajak ... 29

2.2.11 Pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor ... 31

2.2.12 Penagihan Pajak Kendaraan Bermotor ... 32

2.2.13 Bagi Hasil Pajak ... 33

2.2.14 Biaya Pemungutan Pajak ... 34

2.3.Pajak Daerah ... 35

2.4.Kerangka Pemikiran ... 40

2.5.Pengembangan Hipotesis ... 41

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN ··· 43

3.1. Objek Penelitian ··· 43

3.1.1 Sejarah Singkat Dinas Pendapatan Provinsi Jawa Barat ··· 43

3.1.2 Dasar Hukum ··· 46

3.1.3 Tugas Pokok dan Fungsi ··· 50

3.1.4 Struktur Organisasi ··· 50 3.1.5 Visi dan Misi Dinas Pendapatan Provinsi Jawa Barat dan


(5)

xii

Samsat CPDP Wilayah Kota Bandung III Soekarno Hatta ··· 52

3.1.6 Tugas Pokok dan Tata Kerja CPDP Wilayah Kota Bandung III Soekarno Hatta ··· 52

3.1.7 Program Kerja CPDP Wilayah Kota Bandung III Soekarno Hatta ··· 53

3.1.8 Kebijakan CPDP Wilayah Kota Bandung III Soekarno Hatta... 53

3.1.9 Struktur Organisasi CPDP Wilayah Kota Bandung III Soekarno Hatta ··· 54

3.2. Metode Penelitian ··· 55

3.3. Operasionalisasi Variabel ··· 55

3.4. Operasional Variabel ··· 56

3.5. Jenis dan Sumber Data··· 58

3.6. Metode Pengumpulan data ··· 58

3.7. Populasi ··· 60

3.8. Teknik Pengambilan Sampel ··· 60

3.9. Rancangan Pengujian Hipotesis ··· 62

3.10.Penetapan Hipotesis Penelitian ··· 62

3.11.Metode Analisis ··· 63

3.11.1.Uji Normalitas ··· 63

3.11.2.Analisis Regresi Linear Sederhana ··· 64

3.11.3.Koefisien Korelasi ··· 65

3.11.4.Uji Signifikansi ··· 67

3.11.5.Koefisien Determinasi ··· 68

3.11.6.PenentuanTingkat Signifikansi ··· 69

3.11.7.Penarikan Kesimpulan ··· 69

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ··· 70

4.1. Penerapan Pajak Progresif Kendaraan Bermotor Roda Empat Provinsi Jawa Barat ··· 70

4.2. Pengaruh Pengenaan Tarif Progresif Kendaraan Bermotor Roda Empat Terhadap Penerimaan Pajak Daerah Provinsi Jawa Barat ···· 72


(6)

xiii

4.3. Deskriptif Data Penelitian ··· 74

4.4. Uji Normalitas ··· 75

4.5. Regresi Linier Sederhana :Pengaruh Penerimaan Pajak Progresif Kendaraan Bermotor Roda Empat (X) Terhadap Penerimaan Pajak Daerah Provinsi Jawa Barat (Y) ··· 76

4.5.1. Analisis Koefisien Korelasi Product Moment ··· 77

4.5.2. Analisis Persamaan regresi Linier Sederhana ··· 78

4.5.3. Analisis Koefisien Determinasi ··· 79

4.5.4. Pengujian Hipotesis (Uji-t) ··· 80

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ··· 83

5.1.Simpulan ··· 83

5.2.Saran ··· 84

DAFTAR PUSTAKA ··· 85 LAMPIRAN


(7)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Model Kerangka Pemikiran ... 41 Gambar 3.1 Struktur Organisasi CPDP Kota Bandung III Soekarno Hatta... 54 Gambar 4.1 Kurva Uji-t Dua Pihak ... 82


(8)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel ... 57

Tabel 3.2 Tabel Interpretasi Nilai Koefisien Korelasi ... 67

Tabel 4.1 Descriptive Statistics ... 75

Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas ... 76

Tabel 4.3 Hasil Uji Koefisien Korelasi Product Moment ... 77

Tabel 4.4 Hasil Perhitungan Nilai Koefisien Persamaan Regresi ... 78

Tabel 4.5 Hasil Uji Koefisien Determinasi ... 80


(9)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A Uji Deskriptif Lampiran B Uji Asumsi Dasar

Lampiran C Regresi Linear Sederhana

Lampiran D Data Penerimaan Pajak Progresif untuk 100 Kendaraan Roda Empat

Lampiran E Penerimaan Pajak Daerah Tingkat I Provinsi Jawa Barat Tahun 2013

Lampiran F Formulir Pengesahan 1 (satu) Tahun Lampiran G Formulir Pengesahan 5 (lima) Tahun Lampiran H Formulir Blokir Kendaraan Bermotor Lampiran I Surat Persetujuan Penelitian


(10)

1

Universitas Kristen Maranatha

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada masa kini, kita tidak bisa bebas dari yang namanya pajak. Bahkan barang dan jasa yang kita konsumsi sehari-haripun dikenai pajak. Hal tersebut dikarenakan Indonesia sebagai Negara berkembang tentunya pajak menjadi sumber utama pendapatan Negara. Karena hal itu, kita sebagai warga Negara Indonesia sepatutnya untuk membayar pajak dengan benar, lengkap dan tepat waktu.

Pengertian pajak sendiri menurut Undang-Undang No 28 tahun 2009 adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

Secara umum, pajak yang berlaku di Indonesia dapat dibedakan menjadi pajak pusat dan pajak daerah. Pajak pusat adalah pajak-pajak yang dikelola oleh pemerintah pusat yang dalam hal ini sebagian dikelola oleh direktorat jenderal pajak - departemen keuangan. Sedangkan pajak daerah adalah pajak-pajak yang dikelola oleh pemerintah daerah baik di tingkat propinsi maupun kabupaten/kota.

Adapun pajak-pajak pusat yang dikelola oleh direktorat jenderal pajak meliputi Pajak Penghasilan (PPh), Pajak Pertambahan Nilai (PPN), Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPn BM), Bea Meterai, Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB).


(11)

2

Pendahuluan

Universitas Kristen Maranatha Sedangkan pajak-pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah baik propinsi maupun kabupaten/kota meliputi Pajak Propinsi dan Pajak Kabupaten/Kota. Pajak propinsi terdiri dari 4 jenis pajak yaitu Pajak Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di Atas Air, Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di Atas Air, Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bemotor, Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan Air Permukaan.

Sedangkan Pajak Kabupaten/Kota terdiri dari 7 jenis yaitu Pajak Hotel, Pajak Restoran, Pajak Hiburan, Pajak Reklame, Pajak Penerangan Jalan, Pajak Pengambilan Bahan Galian Golongan C, Pajak Parkir.

Di Propinsi Jawa Barat khususnya kota Bandung, merupakan salah satu propinsi terbesar di Indonesia yang memiliki jumlah kendaraan bermotor yang cukup besar. Perkembangan kendaraan seperti ini tentu saja dapat dimanfaatkan oleh pemerintah daerah Jawa Barat khususnya kota Bandung untuk menarik pajak kepada pemilik dan/atau penguasa kendaraan bermotor tersebut demi meningkatkan sumber pendapatan asli daerah Jawa Barat khususnya kota Bandung.

Selain itu, pengenaan pajak progresif kendaraan bermotor dapat juga digunakan untuk menghambat pembelian kendaraan bermotor di daerah Jawa Barat khususnya di kota Bandung. Berkaitan dengan adanya kebijakan tarif yang ditetapkan secara progresif bagi kendaraan bermotor yang ditetapkan pemerintah memunculkan sebuah isu yang menarik dimana kebijakan tarif pajak progresif yang pada awalnya ditujukan dalam mengurangi volume kendaraan juga dimaksudkan untuk meningkatkan pendapatan asli daerah dalam pemungutan pajak kendaraan bermotor, sehingga beberapa


(12)

3

Pendahuluan

Universitas Kristen Maranatha propinsi di Indonesia pun akhirnya menetapkan tarif progresif bagi kendaraan bermotor.

Setiap propinsi di Indonesia yang menerapkan tarif progresif bagi kendaraan bermotor memiliki kriteria yang berbeda-beda dalam menerapkan tarif tergantung atas kewenangan daerah tersebut, namun tetap mengacu pada undang-undang..

Berkaitan dengan pemberian kewenangan dalam penetapan tarif untuk menghindari penetapan tarif pajak yang tinggi yang dapat menambah beban bagi masyarakat secara berlebihan, daerah hanya diberi kewenangan untuk menetapkan tarif pajak dalam batas maksimum yang ditetapkan dalam undang-undang ini. Selain itu, untuk menghindari perang tarif pajak antar daerah untuk objek pajak yang mudah bergerak, seperti kendaraan bermotor, dalam undang-undang ini ditetapkan juga tarif minimum untuk pajak kendaraan bermotor.

Namun, sejalan dengan tuntutan masyarakat terhadap pelayanan yang lebih baik sesuai dengan beban pajak yang ditanggungnya dan pertimbangan tertentu, menteri dalam negeri dapat menyerahkan kewenangan penetapan nilai jual kendaraan bermotor kepada daerah. Selain itu, kebijakan tarif pajak kendaraan bermotor juga diarahkan untuk mengurangi tingkat kemacetan di daerah perkotaan dengan memberikan kewenangan daerah untuk menerapkan tarif pajak progresif untuk kepemilikan kendaraan kedua dan seterusnya sesuai dengan amanah Undang-Undang No. 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.

Seperti yang diketahui, selama ini pungutan daerah yang berupa pajak dan retribusi diatur dengan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang pajak daerah dan retribusi daerah sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 34


(13)

4

Pendahuluan

Universitas Kristen Maranatha Tahun 2000, dan saat ini undang- undang tentang pajak daerah dan retribusi daerah diubah lagi menjadi Undang-Undang No 28 Tahun 2009 dimana alasan dari penggantian undang-undang tersebut adalah untuk memperbaiki sistem pemungutan pajak daerah dan retribusi daerah, sepanjang memenuhi kriteria yang ditetapkan dalam undang-undang dimana kabupaten/kota boleh menambah jenis pajak daerah dan retribusi daerah, sepanjang memenuhi kriteria yang ditetapkan dalam undang-undang.

Dalam UU PDRD yang baru juga ditetapkan bahwa daerah tidak boleh memungut retribusi daerah selain yang tercantum dalam undang-undang. Selain memperbaiki sistem pemungutan pajak daerah, tujuan undang-undang ini juga sebagai penguatan perpajakan daerah yang artinya dengan perluasan obyek pajak daerah seperti dalam pajak kendaraan bermotor dimana dalam PDRD yang baru termasuk golongan kendaraan bermotor adalah kendaraan pemerintah (pusat dan daerah), tidak hanya itu perluasan obyek pun juga diperluas pada pajak kabupaten/kota.

Selanjutnya, untuk meningkatkan efektivitas pengawasan pungutan daerah, mekanisme pengawasan diubah dari represif menjadi preventif. Setiap peraturan daerah tentang pajak dan retribusi sebelum dilaksanakan harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari pemerintah. Selain itu, terhadap daerah yang menetapkan kebijakan di bidang pajak daerah dan retribusi daerah yang melanggar ketentuan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi akan dikenakan sanksi berupa penundaan dan/atau pemotongan dana alokasi umum dan/atau dana bagi hasil atau restitusi.


(14)

5

Pendahuluan

Universitas Kristen Maranatha Pengenaan tarif progresif atas kendaraan bermotor diharapkan mampu meningkatkan penerimaan di sektor pajak daerah. Pajak sebagai salah satu sumber penerimaan terbesar negara, telah banyak memberi manfaat. Beberapa pengeluaran pemerintah menggunakan dana pajak di antaranya belanja pegawai dan pembiayaan pembangunan sarana umum seperti jalan, jembatan, rumah sakit, hingga kantor polisi.

Berdasarkan uraian diatas, mendorong penulis untuk melakukan penelitian mengenai “Pengaruh Penerapan Pajak Progresif Kendaraan Bermotor Roda Empat Terhadap Penerimaaan Pajak Daerah Provinsi Jawa Barat (Studi Kasus Pada Kantor Dinas Pendapatan Provinsi Jawa Barat dan Samsat CPDP Kota Bandung III Soekarno Hatta)”

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka adapun masalah yang akan dibahas yaitu:

1. Bagaimanakah penerapan tarif pajak progresif kendaraan bermotor roda empat Provinsi Jawa Barat.

2. Sejauh mana pengaruh penerapan tarif pajak progresif kendaraan bermotor roda empat terhadap penerimaan pajak daerah provinsi Jawa Barat.

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh data-data yang akan dijadikan bahan penulisan skripsi. Berdasarkan latar belakang masalah dan perumusan masalah, maka penulis merumuskan tujuan penelitiannya, yaitu:


(15)

6

Pendahuluan

Universitas Kristen Maranatha 1. Untuk mengetahui bagaimana penerapan tarif pajak progresif kendaraan

bermotor roda empat Provinsi Jawa Barat

2. Untuk mengetahui sejauh mana pengaruh penerapan tarif pajak progresif kendaraan bermotor roda empat terhadap Penerimaan Pajak Daerah Provinsi Jawa Barat.

1.4 Manfaat Penelitian a. Bagi Diri Sendiri

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan peneliti mengenai penerapan tarif progresif kendaraan bermotor roda empat beserta pengaruhnya terhadap Penerimaan Pajak Daerah Provinsi Jawa Barat.

b. Bagi Akademisi

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan ilmu pengetahuan di bidang perpajakan, khususnya berkenaan dengan pemungutan tarif progresif Pajak Kendaraan Bermotor roda empat dan Penerimaan Pajak Daerah Provinsi Jawa Barat.

c. Bagi Praktisi Bisnis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan yang bermanfaat bagi Dinas Pendapatan Provinsi Jawa Barat dalam upaya meningkatkan Penerimaan Pajak Daerah Provinsi Jawa Barat serta bagi kalangan bisnis dalam merencanakan kewajiban perpajakannya terhadap penerapan tarif progresif Pajak Kendaraan Bermotor roda empat Provinsi Jawa Barat.


(16)

83

Universitas Kristen Maranatha

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil perhitungan dan analisis yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan :

1. Jumlah penerimaan pajak kendaraan bermotor roda empat paling tinggi sebesar Rp. 4.340.000,00; Jumlah penerimaan pajak kendaraan bermotor roda empat paling rendah sebesar Rp. 55.000,00; rata-rata jumlah penerimaan pajak kendaraan bermotor roda empat sebesar Rp. 663.127,21 dan penerimaan pajak daerah provinsi Jawa Barat paling tinggi sebesar Rp. 1.151.663.197.008,00; penerimaan pajak daerah provinsi Jawa Barat paling rendah sebesar Rp. 800.192.647.626,00; rata-rata penerimaan pajak daerah provinsi Jawa Barat sebesar Rp. 936.346.255.798,42.

2. Jumlah penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor Roda Empat tidak berpengaruh signifikan terhadap Penerimaan Pajak Daerah Provinsi Jawa Barat, dengan persentase pengaruh hanya sebesar 1,0%, sedangkan sisanya sebesar 99,0% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diamati.


(17)

84 Kesimpulan dan Saran

Universitas Kristen Maranatha 5.2 Saran

Dari penelitian mengenai “Pengaruh Pengenaan Pajak Progresif Kendaraan

Bermotor Roda Empat Terhadap Penerimaan Pajak Daerah Provinsi Jawa Barat (Studi Kasus Pada Dinas Pendapatan Provinisi Jawa Barat dan Samsat CPDP Kota Bandung III Soekarno Hatta),” peneliti memiliki beberapa saran untuk pembangan penelitian ke depannya, antara lain:

1. Penelitian dapat dikembangkan dengan menambah sampel yang diambil bukan hanya kendaraan roda 4 (empat) dengan kepemilikan lebih dari satu namun juga kendaraan roda 2 (dua) dengan kepemilikan lebih dari satu 2. Ruang lingkup area penelitian dapat diperluas bukan hanya terbatas pada 100

kendaraan bermotor yang terdaftar di Samsat CPDP Kota Bandung III Soekarno Hatta saja namun dapat juga mengambil sampel di wilayah lain. 3. Variabel penelitian dapat ditambah seperti halnya tingkat Kesadaran Wajib

Pajak, Tingkat Kepatuhan Wajib, Upaya Penghindaran Pajak; ataupun meneliti sumber-sumber penerimaan Pajak Daerah Provinsi Jawa Barat lainnya seperti Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor, Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor, Pajak Air Permukaan, dan Pajak Rokok.


(18)

85

DAFTAR PUSTAKA

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah

Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 13 Tahun 2011 Tentang Pajak Daerah Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 33 Tahun 2013 Tentang Petunjuk Pelaksanaan

Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 13 Tahun 2011 Tentang Pajak Daerah Untuk Jenis Pungutan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB)

Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 44 Tahun 2014 Tentang Penghitungan Dasar Pengenaan Pajak Kendaraan Bermotor dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor Tahun 2014

Resmi, Siti. 2011. Perpajakan: Teori dan Kasus. Buku 1. Ed 6. Salemba Empat: Jakarta.

Mardiasmo. 2011. Perpajakan. Ed. XI. Andi: Yogyakarta

Siahaan, Marihot P. 2013. Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Cetakan 3. Ed Revisi. Rajawali Pers: Jakarta

Irianto, Edi Slamet. 2009. Pajak Negara Demokrasi dan Konsep dan Implementasinya

Di Indonesia. Cetakan 1. Ed 1. LaksBang Mediatama: Yogyakarta.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi (Mixed

Methods). Cetakan ke-2. Alfabeta: Bandung.

Suliyanto. 2009. Metode Riset Bisnis. Ed II. ANDI: Yogyakarta

Ghozali, I. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 19. Universitas Diponegoro: Semarang.


(1)

4 Pendahuluan

Tahun 2000, dan saat ini undang- undang tentang pajak daerah dan retribusi daerah diubah lagi menjadi Undang-Undang No 28 Tahun 2009 dimana alasan dari penggantian undang-undang tersebut adalah untuk memperbaiki sistem pemungutan pajak daerah dan retribusi daerah, sepanjang memenuhi kriteria yang ditetapkan dalam undang-undang dimana kabupaten/kota boleh menambah jenis pajak daerah dan retribusi daerah, sepanjang memenuhi kriteria yang ditetapkan dalam undang-undang.

Dalam UU PDRD yang baru juga ditetapkan bahwa daerah tidak boleh memungut retribusi daerah selain yang tercantum dalam undang-undang. Selain memperbaiki sistem pemungutan pajak daerah, tujuan undang-undang ini juga sebagai penguatan perpajakan daerah yang artinya dengan perluasan obyek pajak daerah seperti dalam pajak kendaraan bermotor dimana dalam PDRD yang baru termasuk golongan kendaraan bermotor adalah kendaraan pemerintah (pusat dan daerah), tidak hanya itu perluasan obyek pun juga diperluas pada pajak kabupaten/kota.

Selanjutnya, untuk meningkatkan efektivitas pengawasan pungutan daerah, mekanisme pengawasan diubah dari represif menjadi preventif. Setiap peraturan daerah tentang pajak dan retribusi sebelum dilaksanakan harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari pemerintah. Selain itu, terhadap daerah yang menetapkan kebijakan di bidang pajak daerah dan retribusi daerah yang melanggar ketentuan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi akan dikenakan sanksi berupa penundaan dan/atau pemotongan dana alokasi umum dan/atau dana bagi hasil atau restitusi.


(2)

Pendahuluan

Universitas Kristen Maranatha Pengenaan tarif progresif atas kendaraan bermotor diharapkan mampu meningkatkan penerimaan di sektor pajak daerah. Pajak sebagai salah satu sumber penerimaan terbesar negara, telah banyak memberi manfaat. Beberapa pengeluaran pemerintah menggunakan dana pajak di antaranya belanja pegawai dan pembiayaan pembangunan sarana umum seperti jalan, jembatan, rumah sakit, hingga kantor polisi.

Berdasarkan uraian diatas, mendorong penulis untuk melakukan penelitian mengenai “Pengaruh Penerapan Pajak Progresif Kendaraan Bermotor Roda Empat Terhadap Penerimaaan Pajak Daerah Provinsi Jawa Barat (Studi Kasus Pada Kantor Dinas Pendapatan Provinsi Jawa Barat dan Samsat CPDP Kota Bandung III Soekarno Hatta)”

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka adapun masalah yang akan dibahas yaitu:

1. Bagaimanakah penerapan tarif pajak progresif kendaraan bermotor roda empat Provinsi Jawa Barat.

2. Sejauh mana pengaruh penerapan tarif pajak progresif kendaraan bermotor roda empat terhadap penerimaan pajak daerah provinsi Jawa Barat.

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh data-data yang akan dijadikan bahan penulisan skripsi. Berdasarkan latar belakang masalah dan perumusan masalah, maka penulis merumuskan tujuan penelitiannya, yaitu:


(3)

6 Pendahuluan

1. Untuk mengetahui bagaimana penerapan tarif pajak progresif kendaraan bermotor roda empat Provinsi Jawa Barat

2. Untuk mengetahui sejauh mana pengaruh penerapan tarif pajak progresif kendaraan bermotor roda empat terhadap Penerimaan Pajak Daerah Provinsi Jawa Barat.

1.4 Manfaat Penelitian a. Bagi Diri Sendiri

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan peneliti mengenai penerapan tarif progresif kendaraan bermotor roda empat beserta pengaruhnya terhadap Penerimaan Pajak Daerah Provinsi Jawa Barat.

b. Bagi Akademisi

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan ilmu pengetahuan di bidang perpajakan, khususnya berkenaan dengan pemungutan tarif progresif Pajak Kendaraan Bermotor roda empat dan Penerimaan Pajak Daerah Provinsi Jawa Barat.

c. Bagi Praktisi Bisnis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan yang bermanfaat bagi Dinas Pendapatan Provinsi Jawa Barat dalam upaya meningkatkan Penerimaan Pajak Daerah Provinsi Jawa Barat serta bagi kalangan bisnis dalam merencanakan kewajiban perpajakannya terhadap penerapan tarif progresif Pajak Kendaraan Bermotor roda empat Provinsi Jawa Barat.


(4)

83

Universitas Kristen Maranatha

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil perhitungan dan analisis yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan :

1. Jumlah penerimaan pajak kendaraan bermotor roda empat paling tinggi sebesar Rp. 4.340.000,00; Jumlah penerimaan pajak kendaraan bermotor roda empat paling rendah sebesar Rp. 55.000,00; rata-rata jumlah penerimaan pajak kendaraan bermotor roda empat sebesar Rp. 663.127,21 dan penerimaan pajak daerah provinsi Jawa Barat paling tinggi sebesar Rp. 1.151.663.197.008,00; penerimaan pajak daerah provinsi Jawa Barat paling rendah sebesar Rp. 800.192.647.626,00; rata-rata penerimaan pajak daerah provinsi Jawa Barat sebesar Rp. 936.346.255.798,42.

2. Jumlah penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor Roda Empat tidak berpengaruh signifikan terhadap Penerimaan Pajak Daerah Provinsi Jawa Barat, dengan persentase pengaruh hanya sebesar 1,0%, sedangkan sisanya sebesar 99,0% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diamati.


(5)

84 Kesimpulan dan Saran

5.2 Saran

Dari penelitian mengenai “Pengaruh Pengenaan Pajak Progresif Kendaraan Bermotor Roda Empat Terhadap Penerimaan Pajak Daerah Provinsi Jawa Barat (Studi Kasus Pada Dinas Pendapatan Provinisi Jawa Barat dan Samsat CPDP Kota Bandung III Soekarno Hatta),” peneliti memiliki beberapa saran untuk pembangan penelitian ke depannya, antara lain:

1. Penelitian dapat dikembangkan dengan menambah sampel yang diambil bukan hanya kendaraan roda 4 (empat) dengan kepemilikan lebih dari satu namun juga kendaraan roda 2 (dua) dengan kepemilikan lebih dari satu 2. Ruang lingkup area penelitian dapat diperluas bukan hanya terbatas pada 100

kendaraan bermotor yang terdaftar di Samsat CPDP Kota Bandung III Soekarno Hatta saja namun dapat juga mengambil sampel di wilayah lain. 3. Variabel penelitian dapat ditambah seperti halnya tingkat Kesadaran Wajib

Pajak, Tingkat Kepatuhan Wajib, Upaya Penghindaran Pajak; ataupun meneliti sumber-sumber penerimaan Pajak Daerah Provinsi Jawa Barat lainnya seperti Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor, Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor, Pajak Air Permukaan, dan Pajak Rokok.


(6)

85

DAFTAR PUSTAKA

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah

Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 13 Tahun 2011 Tentang Pajak Daerah Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 33 Tahun 2013 Tentang Petunjuk Pelaksanaan

Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 13 Tahun 2011 Tentang Pajak Daerah Untuk Jenis Pungutan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB)

Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 44 Tahun 2014 Tentang Penghitungan Dasar Pengenaan Pajak Kendaraan Bermotor dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor Tahun 2014

Resmi, Siti. 2011. Perpajakan: Teori dan Kasus. Buku 1. Ed 6. Salemba Empat: Jakarta.

Mardiasmo. 2011. Perpajakan. Ed. XI. Andi: Yogyakarta

Siahaan, Marihot P. 2013. Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Cetakan 3. Ed Revisi. Rajawali Pers: Jakarta

Irianto, Edi Slamet. 2009. Pajak Negara Demokrasi dan Konsep dan Implementasinya Di Indonesia. Cetakan 1. Ed 1. LaksBang Mediatama: Yogyakarta.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi (Mixed Methods). Cetakan ke-2. Alfabeta: Bandung.

Suliyanto. 2009. Metode Riset Bisnis. Ed II. ANDI: Yogyakarta

Ghozali, I. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 19. Universitas Diponegoro: Semarang.


Dokumen yang terkait

Perancangan Model Aplikasi Pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor Berbasis Virtual Private Network Pada Unit Pelayanan Teknis Samsat Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara

22 153 43

Upaya Peningkatan Penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor Sebagai Sumber Pendapatan Asli Daerah Pada Kantor Sistem Administrasi Manunggal Di Bawah Satu Atap (SAMSAT) Pematang Siantar

19 128 57

Analisis Penerimaan Denda Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) melalui Layanan SAMSAT Gerai Tembung Terhadap Pendapatan Denda PKB Kantor UPT SAMSAT Medan Utara Putri Hijau Medan

34 203 55

Pengaruh Penerapan Tarif Pajak Progresif terhadap Penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor Roda Dua (Studi Kasus pada Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Bandung Barat).

0 0 19

Pengaruh Tarif Pajak Progresif Pajak Kendaraan Bermotor terhadap Penerimaan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor Roda Dua (Studi Kasus pada Dinas Pendapatan Daerah Kota Bandung Barat).

0 0 17

Pengaruh Diberlakukannya Pajak Progresif dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor Roda Empat Terhadap Penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor di Kota Bandung.

2 9 19

Pengaruh Pajak Kendaraan Bermotor Kota Bandung terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Provinsi Jawa Barat.

5 19 16

Pengaruh Penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor, BEA Balik Nama Kendaraan Bermotor dan Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor terhadap Pendapatan Asli Daerah Provinsi Jawa Barat (Studi Kasus Pada Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Jawa Barat).

1 6 25

Pengaruh Kontribusi Pajak Kendaraan Bermotor dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor terhadap Pendapatan Asli Daerah Provinsi Jawa Barat: Studi Empirik pada Dinas Pendapatan Provinsi Jawa Barat.

2 14 22

Pengaruh Pajak Kendaraan Bermotor terhadap Penerimaan Pajak Daerah: Studi Kasus pada Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Jawa Barat.

0 0 18