PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK-TALK-WRITE (TTW) DAN MINAT BELAJAR TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS PUISI PADA SISWA KELAS VIII SMP SWASTA DHARMA PANCASILA MEDAN TAHUN AJARAN 2011-2012.

Pengaruh Penerapan Strategi Pembelajaran Think – Talk - Write (TTW)
dan Minat Belajar terhadap Kemampuan Menulis Puisi Pada Siswa Kelas
VIII SMP Swasta Dharma Pancasila Medan
Tahun Ajaran 2011 - 2012
TESIS
Oleh:
ROSDIANA DALIMUNTHE
NIM: 809182031

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan
dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program S tudi Pendidikan Dasar

PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2012

Pengaruh Penerapan Strategi Pembelajaran Think – Talk - Write (TTW)
dan Minat Belajar terhadap Kemampuan Menulis Puisi Pada Siswa Kelas
VIII SMP Swasta Dharma Pancasila Medan

Tahun Ajaran 2011 - 2012
TESIS
Oleh:
ROSDIANA DALIMUNTHE
NIM: 809182031

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan
dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program S tudi Pendidikan Dasar

PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2012

DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1. Nilai Hasil Kemampuan M enulis Puisi Di SMP Swasta Dharma
Pancasila M edan ..................................................................................


4

Tabel 2.1. Sintaks Strategi Pembelajaran Cooperatif.... .......................................

52

Tabel 2.2. Fase – fase Strategi Think Talk Write ……….... ............................…

59

Tabel 2.3. Sintaks Strategi Pembelajaran Ekspositori..............................................

73

Tabel 2.4. Perbedaan Strategi Think Talk Write dengan Strategi Pembelajaran
Ekspositori ...........................................................................................

75

Tabel 3.1. Desain Faktorial 2 x 2 ......................................................................…


91

Tabel 3.2. Kriteria Penilaian M enulis Puisi …………………………………….

99

Tabel 3.3. Kisi – kisi Instrumen M inat Belajar …………………………………

101

Tabel 4.1. Data Kemampuan M enulis Puisi Setelah Diterapkan Strategi Pembelajaran
Think Talk Write ................................................................................. 109
Tabel 4.2. Data Kemampuan M enulis Puisi dengan M inat Belajar Tinggi dan M inat
Belajar Rendah setelah Diterapkan Strategi Pembelajaran ................ 112
Tabel 4.3. Data Kemampuan M enulis Puisi dengan M inat Belajar Tinggi dan M inat
Belajar Rendah setelah Diterapkan Strategi Pembelajaran Think Talk
Write..................................................................................................... 114
Tabel 4.4. Data Kemampuan M enulis Puisi dengan M inat Belajar Tinggi dan Rendah
setelah Diterapkan Strategi Pembelajaran Ekspositori .................... 116

Tabel 4.5. Uji Normalitas Data Kemampuan M enulis Puisi dan Hasil Kemampuan
M enulis Puisi Siswa............................................................................. 118
Tabel 4.6. Hasil Analisis Varians Kemampuan M enulis Puisi Siswa ………….. 118

DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Skenario Pembelajaran M enulis Puisi dengan M enggunakan Strategi
Think Talk Write …………………………………………………... 62
Gambar 2.2. Skenario Pembelajaran M enulis Puisi dengan M enggunakan Strategi
Ekspositori ...................................................................................... 76
Gambar 4.1. Sebaran Data Kemampuan M enulis Puisi setelah Dibelajarkan dengan
Strategi Think Talk Write dan Strategi Ekspositori ........................ 110
..........................................................................................................
Gambar 4.2.Sebaran Kemampuan M enulis Puisi dengan M inat Belajar
Tinggi dan M inat Belajar Rendah setelah Diterapkan Strategi
Pembelajaran ..................................................................................... 113
Gambar

4.3.Sebaran Data Kemampuan M enulis Puisi dengan M inat Belajar
Tinggi dan M inat Belajar Rendah setelah Diterapkan Strategi


Gambar

Think Talk Write …….…………...………………………………. 115
4.4. Sebaran Data Kemampuan M enulis Puisi dengan M inat Belajar
Tinggi dan M inat Belajar Rendah setelah Diterapkan Strategi

Gambar

Ekspositori ...................................................................................... 117
4.5. Pengaruh Penerapan Strategi Pembelajaran terhadap Kemampuan

Gambar

M enulis Puisi pada Siswa SM P Kelas VIII ..................................... 120
4.6. Pengaruh M inat Belajar Tinggi dan M inat Belajar Rendah
terhadap Kemampuan M enulis Puisi ............................................. 121

Gambar


4.7. Pengaruh Interaksi Penerapan Strategi Pembelajaran dan M inat
Belajar terhadap Kemampuan M enulis Puisi ................................. 123

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. RPP Strategi Think Talk Write............................................................137
Lampiran 2. RPP Strategi Ekspositori.....................................................................141
Lampiran 3. Instrumen Tes Kemampuan M enulis Puisi..........................................144
Lampiran 4. Instrumen M inat Belajar .....................................................................145
Lampiran 5. Data Kemampuan M enulis Puisi Siswa ..............................................148
Lampiran 6. Uji Normalitas Data Kemampuan M enulis Puisi................................150
Lampiran 7. Uji Homogenitas Data Kemampuan M enulis Puisi.............................152
Lampiran 8. Hasil Uji Varians Data Kemampuan M enulis Puisi............................153
Lampiran 9. Foto – foto Penelitian ..........................................................................155
Lampiran 10. Hasil Lembar Kegiatan Siswa ...........................................................162
Lampiran 11. Surat Penunjukan Dosen Pembimbing Tesis.....................................176
Lampiran 12. Surat Izin M elakukan Penelitian dari PPs Unimed ...........................178
Lampiran 13. Surat Keterangan Telah M elakukan Penelitian dari SM P Swasta
Dharma Pancasila M edan..................................................................179
Lampiran 14. Riwayat Hidup...................................................................................180


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, budaya, dan
emosional, kompetensi kebahasaan merupakan penunjang keberhasilan belajar untuk mata
pelajaran lain. Pembelajaran bahasa Indonesia diharapkan membantu siswa mengenal dirinya
sendiri, budayanya, lingkungannya, dan budaya orang lain. Selain itu, bahasa merupakan
sarana bagi siswa untuk mengemukakan gagasan, pendapat, perasaan, agar dapat
berpartisipasi dalam lingkungan sosialnya.
Dalam KTSP SM P, pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia diarahkan untuk
meningkatkan kemampuan siswa untuk berkomunikasi dalam Bahasa Indonesia dengan baik
dan benar, baik secara lisan maupun tulis serta menumbuhkan dan mengembangkan apresiasi
terhadap karya kesastraan manusia Indonesia (BSNP, 2004:8). Standar kompetensi mata
pelajaran bahasa Indonesia merupakan kualifikasi kemampuan minimal siswa dapat
menggambarkan penguasaan ilmu pengetahuan, keterampilan berbicara, keterampilan
berbahasa, dan sikap positif terhadap bahasa dan sastra Indonesia. Standar kompetensi ini
merupakan langkah awal atau langkah dasar bagi siswa kelas VIII untuk memahami,
mendengarkan, dan merespon situasi lokal, regional, nasional, dan global.
Di saat proses belajar mengajar guru harus memiliki strategi agar siswa dapat belajar

secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Salah satu langkah untuk
memiliki strategi itu adalah dengan menguasai “strategi belajar”. Jika seorang guru
menguasai model mengajar, siswa akan lebih mudah memahami materi yang akan
disampaikan.

M enurut Kurikulum KTSP bahasa Indonesia 2006 SMP (2006:15) menyatakan bahwa
dengan standar kompetensi mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia ini diharapkan
sebagai berikut : (1) Siswa dapat mengembangkan potensinya sesuai dengan kemampuan,
kebutuhan, dan minatnya, serta dapat menumbuhkan penghargaan terhadap hasil karya
kesastraan dan hasil intelektual bangsa sendiri; (2) Guru dapat memusatkan perhatian kepada
pengembangan kompetensi bahasa Indonesia siswa dengan menyediakan media pembelajaran
berbagai kegiatan berbahasa Indonesia dan sumber belajar Bahasa Indonesia; (3) Guru lebih
mandiri dan leluasa dalam menentukan bahan ajar kebahasaan Indonesia dan kesastraan
Indonesia sesuai dengan kondisi lingkungan sekolah dan kemampuan siswanya; (4) Orangtua
siswa dan masyarakat di lingkungan sekolah dapat secara aktif terlibat dalam pelaksanaan
program pembelajaran kebahasaan Indonesia dan kesastraan Indonesia di sekolah; (5)
Sekolah dapat menyusun program pendidikan tentang kebahasaan Indonesia, kesastraan
Indonesia sesuai dengan keadaan siswa, media pembelajaran, dan sumber belajar yang
tersedia di sekolah; (6) Daerah dapat menentukan bahan ajar, media pembelajaran, dan
sumber belajar kebahasaan Indonesia dan kesastraan Indones ia sesuai dengan kondisi, situasi,

dan kekhasan daerah masing-masing siswa dengan tetap memperhatikan kepentingan
nasional khususnya kebudayaan Indonesia.
Sastra merupakan nilai keindahan sehingga memiliki peranan penting dalam
kehidupan manusia. Hal ini terjadi karena sastra dapat memberikan kesenangan pada
pembacanya. Selain itu, semakin banyak kita membaca karya sastra semakin banyak pula kita
memperoleh pengetahuan tentang pemahaman hidup.
Salah satu bagian sastra adalah puisi yang memiliki nilai – nilai keindahan dalam
setiap untaian kata – katanya dan mampu mengungkapkan suatu hal sesuai keinginan
penciptanya. Pada prinsipnya puisi merupakan ekspresi jiwa seseorang. Artinya, apa yang

tertuang dalam puisi merupakan pengalaman jiwa penulisnya. Jadi, setiap peristiwa dapat
dijadikan puisi jika diolah dengan kata – kata yang tepat.
Puisi merupakan ungkapan pikiran dan perasaan hasil perenungan (refleksi) penulis
dengan menggunakan bahasa yang singkat dan padat, namun indah. Untuk itu di dalam
menulis puisi haruslah banyak berlatih untuk mengasah keterampilan tersebut.
Dalam hal ini guru harus mampu menciptakan sebuah proses belajar mengajar yang
lebih menarik. Oleh karena itu, usaha yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan siswa
dalam menulis adalah dengan menggunakan strategi yang dapat membuat siswa menjadi aktif
menulis. Sesuai dengan penjelasan tersebut, strategi yang dianggap dapat meningkatkan
kemampuan siswa dalam menulis adalah strategi pembelajaran Think – Talk – Write (TTW).

Setiap strategi yang digunakan oleh guru dikelas turut mempengaruhi hasil belajar siswa;
merupakan strategi pembelajaran yang sama-sama menuntut siswa untuk belajar aktif dan
mengembangkan semua potensi yang dimiliki.
Sedangkan strategi pembelajaran Ekspositori merupakan strategi pembelajaran
berbentuk penguraian, baik berupa bahan tertulis maupun penjelasan atau penyajian
verbal.Pengajar mengolah materi secaratuntas sebelum disampaikan di kelas.Strategi
pembelajaran ini menyiasati agar semua aspek dari komponen-komponen pembentuk sistem
instruksional mengarah pada sampainya isi pelajaran kepada peserta didik secara
langsung.Dalam strategi ini pengajar berperan sangat dominan, sedangkan peserta didik
berperan sangat pasif atau menerima saja.
Pembelajaran strategi kooperatif (Cooperatif Learning) merupakan suatu kelompok
kecil siswa yang bekerja sebagai sebuah tim untuk menyelesaikan sebuah masalah,
menyelesaikan suatu tugas, atau mengerjakan sesuatu untuk mencapai tujuan bersama
lainnya.

Strategi Think – Talk – Write (TTW) adalah suatu strategi pembelajaran yang
diharapkan dapat menumbuhkembangkan kemampuan pemahaman dan komunikasi bahasa
siswa adalah strategi Think – Talk – Write (TTW). Strategi yang diperkenalkan oleh Huiker
dan Laughlin ini pada dasarnya dibangun melalui berpikir, berbicara, dan menulis. Dimulai
dari keterlibatan siswa dalam berpikir atau berdialog dengan dirinya sendiri setelah proses

membaca, selanjutnya berbicara dan menulis. Alur kemajuan strategi Think – Talk – Write
(TTW) dimulai dari keterlibatan siswa dalam berpikir atau berdialog dengan dirinya sendiri
setelah proses membaca, selanjutnya berbicara dan membagi ide (sharing) dengan temannya
sebelum menulis. Suasana seperti ini lebih efektif jika dilakukan dalam kelompok heterogen
dengan 5 siswa. Dalam kelompok ini siswa diminta membaca, membuat catatan kecil,
menjelaskan, mendengar dan membagi ide bersama teman kemudian mengungkapkannya
melalui menulis.
Secara khusus, data yang diperoleh dari SM P Swasta Dharma Pancasila M edan dalam
3 tahun terakhir menunjukkan/ bahwa nilai hasil kemampuan menulis puisi masih rendah
dari KKM mata pelajaran Bahasa Indonesia khususnya kelas VIII. Hal ini dapat dilihat pada
Tabel 1.1 berikut ini.

Kelas

Tabel 1.1
Nilai Hasil Kemampuan Bahasa Indonesia Kelas VIII
S MP S wasta Dharma Pancasila Medan
2008/2009
2009/2010
2010/2011
2011-2012
1
2
1
2
1
2
1
2

VIII a
6,80

6,50

6,30

6,80

5,90

6,50

6,75

6,85

6,50

5,70

5,20

6,00

5,40

5,50

6,45

6,55

5,20

6,40

5,00

5,00

5,10

6,70

6,20

6,45

6,20

5,10

6,00

6,25

VIII b

VIII c

VIII d
6,30
5,80
6,50
6,00
Sumber : SM P Swasta Dharma Pancasila M edan.

Data yang terdapat pada Tabel 1.1 menunjukkan nilai hasil belajar bahasa indonesia
dalam 3 tahun terakhir belum menunjukkan hasil belajar. Hal ini dilakukan pembenahanpembenahan sehingga perolehan nilai hasil belajar bahasa Indonesia dapat lebih ditingkatkan.
Kesulitan siswa dalam menulis puisi yaitu : (1) menentukan diksi (pilihan kata) yang
ingin ditulis atau dianalisis, (2) menemukan rima dengan kata-kata sendiri dari puisi yang ada
di buku atau puisi orang, (3) menentukan amanat puisi, (4) menentukan majas puisi.
Kesulitan yang dialami anak seperti di atas biasanya pada kemampuan menulis puisi,
karena menulis puisi memerlukan pengetahuan yang kompleks dan imajinasi. Selain
pengetahuan di atas, penulis hendaknya memiliki pengetahuan tentang amanat puisi, rima
atau irama puisi, diksi (pilihan kata), dan majas puisi (Gaya bahasa). Oleh karena itu, tidak
mengherankan jika pelajaran menulis banyak tidak disukai siswa khususnya menulis puisi.
Survei terhadap guru bahasa Indonesia, umumnya responden menyatakan bahwa aspek
pelajaran yang paling tidak disukai siswa dan gurunya adalah menulis. Demikian juga,
Akhadiah (1997 : 5) mengatakan bahwa menulis adalah aktivitas berbahasa yang tidak
banyak orang menyukainya.
Berdasarkan fakta – fakta yang terjadi di lapangan tersebut dan dikaitkan dengan
kondisi ideal yang mungkin dapat dicapai siswa dalam pembelajaran seperti telah dipaparkan
sebelumnya, maka diperlukan upaya dari guru dan pemerhati proses belajar – mengajar
Bahasa Indonesia untuk mendesain strategi pembelajaran yang dapat meningkatkan
kemampuan menulis khususnya menulis puisi. Salah satunya adalah dengan mengujicobakan
strategi Think Talk Write yang selanjutnya ditulis TTW.
Salah satu alternatif strategi pembelajaran adalah strategi pembelajaran ekspositori
dan strategi pembelajaran Think-Talk-Write (TTW). Dengan strategi pembelajaran ThinkTalk-Write (TTW) siswa diberi kebebasan atau kesempatan untuk menemukan (berpikir),

berikut menerapkan ide-ide mereka sendiri untuk belajar. Namun perlu disadari bahwa tidak
semua strategi pembelajaran cocok digunakan untuk mencapai semua tujuan belajar dan
semua keadaan. Setiap strategi memiliki kekhasan sendiri-sendiri dalam menyelesaikan suatu
pembelajaran kepada siswa khususnya bidang studi Bahasa Indonesia (Sanjaya, 2008: 176).
M enurut Hiebert dan Carpenter (dalam Hudojo, 2002: 427), Goldin (2002: 210), dan
Bruner (dalam Hasanah, 2004: 58) Think merupakan proses representasi internal. Pada tahap
Think ini, siswa menginterpretasikan informasi berupa pernyataan atau pertanyaan yang
dibacanya dari bahan ajar yang diberikan oleh guru khususnya materi pelajaran menulis puisi.
Kemudian, siswa merepresentasikan ide – ide dan konsep secara internal dalam fikirannya
sendiri mengenai puisi. Selanjutnya, siswa menuangkan hasil representasi internalnya dalam
wujud representasi eksternal yang beragam yaitu membuat catatan penting lainnya menjadi
bahan kajian dalam tahap Talk.
Tahap Talk terjadi ketika siswa dalam kelompok kecil mendiskusikan hasil yang
diperolehnya dari tahap Think. Pada tahap Talk ini, siswa-siswa dalam satu kelompok saling
mengobservasi, mengeksplorasi, menginvestigasi, dan mengklarifikasi hal-hal yang berbeda
dari representasi yang dihasilkan temannya tentang puisi. M enurut Huinker dan Laughlin
(1996: 81) dalam tahap ini siswa diberi kesempatan saling mengungkapkan pendapat;
menjelaskan alasan dengan mengemukakan analisis atau sintesis ide tentang puisi,
memodifikasi pemahaman tentang cara menulis puisi, serta mengkonstruksi tentang puisi,
melakukan negosiasi (tawar menawar) tentang puisi, dan menyempurnakan pemaknaan ide
dengan siswa lain agar diperoleh representasi yang tepat dan memadai. Dengan kata lain,
pada tahap Talk inilah terjadinya proses pengetesan (pengujian) hasil representasi internal
yang dibuat siswa dan menjaminnya agar terhindar dari miskonsepsi.

M enurut M anzo (dalam Ansari, 2003: 26) Write atau menulis dapat meningkatkan
taraf berpikir siswa kea rah yang lebih tinggi. Pada tahap write, secara individual siswa
bekerja keras menuliskan hasil diskusi dan menyempurnakan representasi ide dan konsep
secara eksternal berupa unsur – unsur intrinsik puisi yaitu : amanat, rima/ irama, diksi
(pilihan kata), gaya bahasa (majas).
M enurut hasil wawancara dan pengamatan langsung adapun strategi pembelajaran
yang digunakan guru selama ini adalah strategi pembelajaran ekspositori. Strategi
pembelajaran ekspositori ini menekankan kepada proses bertutur. M ateri pelajaran sengaja
diberikan secara langsung.Peran siswa dalam strategi pembelajaran ekspositori ini adalah
menyimak untuk menguasai materi pelajaran yang disampaikan guru ke siswa di dalam kelas.
M enurut Sanjaya (2011:181) dalam strategi pembelajaran ekspositori ini guru
menularkan pengetahuannya kepada siswanya secara lisan, sementara dalam pelaksanaannya
memerlukan keterampilan tertentu agar penyampaiannya tidak membosankan kepada siswa.
Di samping itu dalam strategi pembelajaran ekspositori yang digunakan oleh guru lebih
menekankan aspek kognitif tanpa memperhatikan minat belajar siswa. Dalam situasi
demikian biasanya siswa dituntut untuk menerima apa saja yang dianggap penting bagi guru
terhadap materi pelajaran Bahasa Indonesia.
Strategi pembelajaran ekspositori adalah strategi pembelajaran yang menekankan
kepada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada sekelompok siswa
dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi pelajaran secara optimal khususnya
materi pelajaran puisi. Killen (1998:198) menekankan strategi ekspositori ini dengan istilah
strategi pembelajaran langsung (direct instruction). Karena dalam strategi ini materi pelajaran
disampaikan langsung oleh guru. Siswa tidak dituntut untuk menemukan materi itu. M ateri

pelajaran seakan-akan sudah jadi. Oleh karena strategi ekspositori lebih menekankan kepada
proses bertutur, maka sering juga dinamakan istilah strategi “chalk and talk”.
Terdapat beberapa karakteristik strategi pembelajaran ekspositori. Pertama, strategi
pembelajaran ekspositori dilakukan dengan cara menyampaikan materi pelajaran secara
verbal, artinya bertutur secara lisan tentang puisi merupakan alat utama dalam melakukan
strategi ini, oleh karena itu sering orang mengidentifikasikannya dengan ceramah. Kedua,
biasanya materi pelajaran yang disampaikan adalah materi pelajaran yang sudah jadi, seperti
data atau fakta, konsep-konsep tertentu yang harus dihafal sehingga tidak menuntut siswa
untuk berpikir ulang tentang puisi. Ketiga, tujuan utamanya, setelah proses pembelajaran
adalah penguasaan materi pelajaran itu sendiri. Artinya, setelah proses pembelajaran berakhir
siswa diharapkan dapat memahaminya dengan benar dengan cara dapat mengungkapkan
kembali materi yang telah diuraikan khususnya materi pelajaran puisi.
M inat belajar siswa selama ini kurang mendapat perhatian dari seorang guru, hal ini
dapat dilihat di dalam proses pembelajaran, setelah menyampaikan pendahuluan guru
langsung menyajikan materi pelajaran kepada siswa sehingga terkesan bahwa siswa dituntut
untuk menerima materi pelajaran yang dianggap penting bagi guru ke siswa.
Seharusnya minat belajar siswa harus mendapat perhatian sebelum memulai
pembelajaran agar seorang guru dapat menentukan strategi pembelajaran yang tepat bagi
setiap siswa.Kesesuaian strategi pembelajaran yang digunakan kepada siswa baik yang
berminat belajar tinggi maupun yang berminat belajar rendah diharapkan dapat menciptakan
hasil belajar yang lebih baik.
B.Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasi berbagai
masalah yang muncul, yaitu :

1. Kemampuan menulis puisi masih rendah.
2. Pemilihan strategi pembelajaran yang kurang tepat.
3. Kurangnya minat belajar siswa dalam proses pembelajaran yang masih rendah.
4. Kurangnya interaksi antar siswa dan guru dalam pembelajaran di dalam sekolah.
5. Penyampaian bahan ajar tentang materi pelajaran puisi masih kurang baik.
C.Pembatasan Masalah
Berdasarkan permasalahan yang telah diidentifikasi masalah di atas, perlu dilakukan
pembatasan masalah agar penelitian ini lebih terarah dan terfokus pada masalah yang akan
diteliti. M asalah dalam penelitian ini dibatasi hanya pada pengaruh dua strategi pembelajaran
yaitu “Pengaruh Penerapan Strategi Think Talk Write dan minat belajar terhadap kemampuan
menulis puisi pada siswa SM P swasta Dharma Pancasila M edan Tahun Ajaran 2011-2012.”

D. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini
dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Apakah terdapat perbedaan kemampuan menulis puisi antara kelompok siswa yang
diajar dengan strategi Think – Talk-Write dan kelompok siswa yang diajar dengan
strategi pembelajaran ekspositori?
2. Apakah terdapat perbedaan kemampuan menulis puisi antara kelompok siswa yang
memiliki minat belajar tinggi yang diajar dengan strategi Think-Talk-Write dan
kelompok siswa yang memiliki minat belajar tinggi yang diajar dengan strategi
ekspositori?
3. Apakah terdapat perbedaan kemampuan menulis puisi antara kelompok siswa yang
memiliki minat belajar rendah yang diajar dengan strategi Think-Talk-Write dan

kelompok siswa yang memiliki minat belajar rendah yang diajar dengan strategi
ekspositori?
4. Apakah terdapat interaksi antara strategi pembelajaran dan minat belajar siswa
terhadap kemampuan menulis puisi pada siswa Kelas VIII SM P Swasta Dharma
Pancasila M edan?

E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan tentang pengaruh
strategi pembelajaran dan minat belajar terhadap kemampuan menulis puisi siswa kelas VIII
semester genap tahun ajaran 2011-2012 SM P Swasta Dharma Pancasila M edan.
Secara operasional penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang :
1. Untuk mengetahui perbedaan kemampuan menulis puisi antara kelompok siswa yang
diajar dengan strategi Think – Talk-Write (TTW) dan kelompok siswa yang diajar
dengan strategi ekspositori.
2. Untuk mengetahui perbedaan kemampuan menulis puisi antara kelompok siswa yang
memiliki minat belajar tinggi yang diajar dengan strategi Think-Talk-Write (TTW) dan
kelompok siswa yang memiliki minat belajar tinggi yang diajar dengan strategi
ekspositori.
3. Untuk mengetahui perbedaan kemampuan menulis puisi antara kelompok siswa yang
memiliki minat belajar rendah yang diajar dengan strategi Think-Talk-Write (TTW)
dan kelompok siswa yang memiliki minat belajar rendah yang diajar dengan strategi
ekspositori.
4. Untuk mengetahui interaksi antara strategi pembelajaran dan minat belajar siswa
terhadap peningkatan kemampuan menulis puisi.

F. Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian yang akan dilaksanakan ini, diharapkan dapat memberi manfaat
secara teoretis maupun praktis.
Secara teoretis hasil penelitian

ini diharapkan dapat menambah khazanah

pengetahuan, khususnya tentang strategi pembelajaran, minat belajar siswa, dan kemampuan
menulis, sebagai berikut :
1. Bagi guru: untuk memperluas wawasan pengetahuan mengenai strategi pembelajaran
Think – Talk-Write (TTW) dan strategi pembelajaran ekspositori.
2. Bagi guru: untuk mengetahui pengaruh minat belajar siswa terhadap kemampuan
menulis.
3. Sebagai referensi dalam bidang penelitian yang relevan, bagi penelitian selanjutnya.
4. Bagi siswa: untuk meningkatkan minat belajar.
Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sekaligus bahan masukan
sebagai berikut :
1. Bagi guru mata pelajaran bahasa Indonesia untuk digunakan mengembangkan atau
menerapkan alternatif strategi pembelajaran yang lebih sesuai dengan minat siswa.
2. Bagi guru mata pelajaran bahasa Indonesia digunakan untuk memotivasi siswa agar
bertambah minat belajarnya terhadap mata pelajaran bahasa Indonesia.
3. Bagi Kepala Sekolah dapat digunakan sebagai bahan masukan di dalam menerapkan
strategi pembelajaran khususnya, pada mata pelajaran bahasa Indonesia yang sesuai
dengan minat belajar siswa.

BAB V
KESI MPULAN, IMPLI KASI, DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, maka kesimpulan yang dapat dikemukakan yaitu,
sebagai berikut :
1. Terdapat perbedaan kemampuan menulis puisi antara kelompok siswa yang diajar dengan
strategi Think Talk Write dan kelompok siswa yang diajar dengan strategi ekspositori
dengan nilai

. Dalam hal ini, rata – rata hasil kemampuan

menulis puisi siswa yang diajar dengan strategi Think Talk Write (TTW) sebesar 95, lebih
baik dan rata – rata hasil kemampuan menulis puisi siswa yang diajar dengan strategi
ekspositori yaitu sebesar 86.
2. Terdapat perbedaan hasil kemampuan menulis puisi antara kelompok siswa yang
memiliki minat belajar tinggi yang diajar dengan strategi Think Talk Write (TTW) dan
kelompok siswa yang memiliki minat belajar tinggi yang diajar dengan strategi
pembelajaran ekspositori

. Dalam hal ini rata – rata hasil

kemampuan menulis puisi siswa yang memiliki minat belajar tinggi yang diajar dengan
strategi Think – Talk – Write (TTW) sebesar 95 lebih baik dari rata – rata hasil
kemampuan menulis puisi siswa yang memiliki minat belajar tinggi kelompok siswa yang
diajar dengan strategi ekspositori yaitu 88.
3. Tidak terdapat perbedaan hasil kemampuan menulis puisi antara kelompok siswa yang
memiliki minat belajar rendah yang diajar dengan strategi Think Talk Write (TTW) dan
kelompok siswa yang memiliki minat belajar rendah yang diajar dengan strategi
ekspositori dengan nilai

. Dalam hal ini, rata – rata hasil

kemampuan menulis puisi siswa yang memiliki minat belajar rendah yang diajar dengan
strategi Think Talk Write (TTW) sebesar 65, lebih baik dari rata – rata hasil kemampuan
menulis puisi siswa yang memiliki minat belajar rendah kelompok siswa yang diajar
dengan strategi ekspositori yaitu sebesar 60.
4. Terdapat interaksi antara strategi pembelajaran dengan minat belajar siswa terhadap
.

kemampuan menulis puisi dengan nilai
B. Implikasi

Berdasarkan kesimpulan pertama dari hasil penelitian ini, kemampuan menulis puisi
siswa yang diajarkan dengan strategi Think Talk Write lebih tinggi dibandingkan dengan
kemampuan menulis puisi siswa yang diajarkan dengan strategi ekspositori. Hal ini dapat
dijadikan pertimbangan bagi guru Bahasa Indonesia untuk menggunakan strategi Think Talk
Write (TTW) dalam pembelajaran, khususnya dalam pembelajaran Bahasa Indonesia pada
tingkat SM P khususnya materi pelajaran menulis puisi.
Kegiatan

pembelajaran

dengan

menggunakan

strategi

Think

Talk

Write

menitikberatkan kerja sama antara sesame siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Pada
strategi pembelajaran ini, siswa yang memiliki minat belajar tinggi dapat berbagi informasi
kepada temannya yang belum memahami topik yang sedang dibahas. M elalui kegiatan yang
demikian akan terjadi interaksi yang meliputi penyampaian ide, konsep, gagasan, dan
prosedur kerja dalam memecahkan masalah pembelajaran. Kesempatan ini dapat diperoleh
siswa pada saat pembelajaran dengan strategi Think Talk Write (TTW).
Kemampuan menulis puisi yang diajar dengan strategi Think Talk Write (TTW) terbukti
lebih tinggi dari strategi ekspositori. Hasil temuan penelitian ini perlu disosialisasikan kepada
kepala sekolah dan guru yang mengajar mata pelajaran Bahasa Indonesia. Sosialisasi temuan

penelitian ini dapat dilakukan lewat seminar, lokakarya, atau pendidikan dan pelatihan.
Upaya sosialisasi hasil penelitian ini dilakukan dengan cara menjadikan hasil ini sebagai
makalah pada seminar dan lokakarya tentang strategi Think Talk Write (TTW).
M emperkenalkan strategi Think Talk Write (TTW) melalui pendidikan dan pelatihan kepada
guru – guru bidang studi Bahasa Indonesia dan kepala sekolah sebagai salah satu alternatif
sebagai pembelajaran mata pelajaran Bahasa Indonesia.
Berdasarkan simpulan kedua, bahwa karakteristik siswa berupa minat belajar siswa
terbukti memberi pengaruh dalam mempengaruhi kemampuan menulis puisi siswa.
Kemampuan menulis puisi siswa yang memiliki minat belajar tinggi yang diajar dengan
strategi Think Talk Write (TTW) lebih tinggi dibandingkan dengan kemampuan menulis puisi
siswa yang memiliki minat belajar tinggi yang diajar dengan strategi ekspositori. Para guru
perlu dibekali seperangkat pengetahuan tentang karakteristik siswa yang salah satunya minat
belajar. Dengan dibekalinya guru dengan pengetahuan karakteristik siswa, guru dapat
menyadari dan memahami karakter siswa tersebut. Dengan penggunaan strategi pembelajaran
yang sesuai dengan karakteristik siswa, maka kegiatan pembelajaran akan lebih bermakna
sehingga pembelajaran yang dilaksanakan lebih efektif, efisien, dan memiliki daya tarik.
Penggunaan strategi pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa dan materi
pelajaran memberi pengaruh pada kemampuan menulis siswa. Oleh sebab itu sangat penting
untuk merancang strategi pembelajaran yang disesuaikan dengan kondisi internal siswa
seperti minat belajar siswa.
Dalam merancang pembelajaran dengan strategi Think Talk Write (TTW) diperlukan
penataan yang tepat agar terjadi kerja sama yang efektif, siswa terlibat aktif dan suasana
pembelajaran tenang sehingga kelas yang lain tidak terganggu. Guru sebagai fasilitator

kegiatan pembelajaran di kelas harus dapat menciptakan stimulus agar siswa dapat bekerja
sama dan terlibat aktif dalam setiap langkah pembelajaran yang direncanakan.
C. S aran
Berdasarkan hasil kesimpulan penelitian, maka perlu disarankan beberapa hal sebagai
berikut, yaitu :
1. Dalam kegiatan belajar mengajar hendaknya guru menerapkan strategi pembelajaran
untuk meningkatkan kemampuan menulis puisi khususnya mata pelajaran Bahasa
Indonesia.
2. Guru perlu memperhatikan karakteristik siswa, karena kemampuan menulis siswa bisa
memberikan pengaruh yang besar terhadap kemampuan menulis puisi siswa.
3. Untuk penelitian lanjutan dengan variabel yang relevan hendaknya dapat
memperbaiki kekurangan yang ada pada penelitian ini dengan membuat perencanaan
penelitian yang lebih baik lagi sehingga mendapatkan hasil kemampuan menulis puisi
bebas yang diinginkan.

DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, A. dan Supriyono, W., 1991. Psikologi Belajar. Jakarta : Rineka Cipta.
Ansari, B. I. 2003. Menumbuhkembangkan Kemampuan Pemahaman dan Komunikasi
Matematik melalui Strategi Think – Talk – Write ( Eksperimen di SMAN Kelas X
Bandung). Disertasi Doktor pada FPM IPA UPI Bandung: Tidak Diterbitkan.
Arikunto, S., 2007. Dasar – dasar Evaluasi Pendidikan, Edisi Revisi VII. Penerbit: PT.
Bumi Aksara, Jakarta.
Ary, D. Jacob, L.C & Razavieh, A.1982. Pengantar Penelitian.Terjemahan oleh Arief
Fuchan. Surabaya : Pustaka Pelajar.
Aini, D. N. 2009. Penerapan Teknik Think – Talk - Write ( TTW ) untuk Peningkatan
Keterampilan Menulis Paragraf Persuasi pada Siswa Kelas X MAN 1 Semarang
(Studi Kuasi Eksperimen).
Akhadiah, S. 1997. Menulis 1. Jakarta: Universitas Terbuka.
Badan Standar Nasional Pendidikan. 2006. Standar Isi. Jakarta.
Budiningsih, C. A. 2005. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Burhan, Jazir. 1983. Perkembangan Pengajaran Bahasa Indonesia, Kongres Bahasa
Indonesia III, Editor Amran Halim dan Yayah B. Lumintang. Jakarta : Pusat
Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Depdikbud.
Chear, A. 2006. Tata Bahasa Praktis Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Dimyati, M . 2003. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Dick, W and L. Carey, J. O. Carey. 2005. The systematic Design of Instruction. New York :
Logman.
Daniel. 2005. “Pengaruh Penggunaan Media dan Minat Belajar terhadap Hasil Belajar
Bahasa Indonesia siswa SMA Negeri 5 Medan”. Tesis, M edan : Pascasarjana Unimed.
Djamarah, S. B. 1994. Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru. Surabaya : Usaha Nasional.
Dahlan, M .D. 1984. Model-model Mengajar. Bandung: Diponegoro.
Depdiknas. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Gie. The Liang. 2002. Terampil Mengarang. Yogyakarta: Andi.
Hamalik, Oemar. 2007. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara.
Hurlock, Elizabeth B. 1980. Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang
Rentang Kehidupan, Edisi kelima : Erlangga.

Http: //WWW.Kapasitor.net/community/post/1577. Lima Tahap Proses Menulis Puisi.
27 Agustus 2011.
Johnson, Lou Anne. 2005. Pengajaran yang Kreatif dan Menarik. Jakarta: Indeks.
Kemp, J. E. 1985. Proses Perancangan Pengajaran. Terjemahan : Asril M arjohan.
Bandung : ITB.
Komaidi, Didik. 2007. Aku Bisa Menulis. Jakarta: Sabda.
Kosasih, E. 2004. Kompetensi Kebahasaan dan Kesusasteraan. Bandung: Yarma Widya.
M udjiman, H. 2006. Belajar Mandiri. Surakarta : Lembaga Pengembangan Pendidikan
UNS.
M uktiono. 2002. Menumbuhkan Kegemaran Menulis dalam Diri Siswa. Surabaya:
Rosdiakarya.
Purwanto. (2001). Prinsip – prinsip Teknik Evaluasi Pembelajaran. Bandung : Remaja
Rosdakarya.
Roestiyah. 2001. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta.
Sadiman, A. M . 2003, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta : Raja Grafindo
Persada.
Suyono. 2007. Cerdas Berpikir Bahasa dan Sastra Indonesia. Jakarta: Ganecca.
Siswanto, Wahyudi. 2008. Pengantar Teori Sastra. Jakarta: PT. Grasindo.
Suparno dan M . Yunus. 2003. Keterampilan Dasar Menulis. Jakarta: Pusat Penerbitan
Universitas Terbuka.
Sanjaya, W. 2008. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
Rawamangun Jakarta : Kencana Prenada M edia Group.
Sudjana. 2002. Metoda Statistika. Bandung : Tarsito.
Sukardi. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.
Surapranata, S. 2004. Analisis, Validitas, Reliabilitas, dan Interpretasi Hasil Tes.
Implementasi Kurikulum 2004. Bandung : PT. Remaja Rosda Karya.
Suprayekti. 2003. Interaksi Belajar Mengajar. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Syah, M . 1999. Psikologi Belajar. Jakarta: Logos Wacana Ilmu.
Tarigan. H. G. 1982. Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: FKSS
IKIP
Bandung.
Winkel.S. (1990) Psikologi Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta.

Dokumen yang terkait

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK-TALK-WRITE (TTW) TERHADAP KEMAMPUAN MENGANALISIS CERPEN

3 21 111

“Pengaruh Pembelajaran Think-Talk-Write Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa”.

0 5 247

Meningkatkan hasil belajar IPA melalui pembelajaran kooperatif tipe think talk write (ttw) pada siswa kelas IV Mi Al Ishlahat Jatiuwung Kota Tangerang

0 10 0

Perbedaan hasil belajar ekonomi siswa dengan menggunakan metode pembelajaran TTW (Think Talk Write) dan model pembelajaran terbalik (reciprocal teaching) di SMA Nusa Putra Tangerang

1 6 154

Pengaruh strategi pembelajaran think-talk write (TTW) tehadap hasil belajar fisika siswa : kuasi eksperimen di SMA Negeri 3 Rangkasbitung

2 16 103

Pengaruh Strategi Think Talk Write terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa pada Konsep Pernapasan pada Manusia

0 15 243

Pengaruh Strategi Think-Talk-Write (TTW) Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa : studi ekperimen di MTsN 19 Pondok Labu Jakarta Selatan

0 5 225

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN THINK-TALK-WRITE (TTW) TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA OLEH SISWA KELAS VIII SMP SWASTA SINAR HUSNI MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2015/2016.

0 1 24

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE (TTW) TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS PUISI OLEH SISWA KELAS X SMA NEGERI 14 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2015/2016.

0 4 27

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE DAN MINAT BELAJAR TERHADAP KEMAMPUAN MENYIMAK TEKS BERITA SISWA KELAS VIII SMP SWASTA FREE METHODIST-1 HELVETIA TAHUN PELAJARAN 2013/2014.

0 4 29