ANALISIS KELAYAKAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) UNTUK KELAS XII SMA PADA POKOK BAHASAN SIFAT KOLIGATIF LARUTAN SESUAI DENGAN TUNTUTAN KTSP.

(1)

ANALISIS PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA PADA BUKU LEMBAR KERJA SISWA (LKS) UNTUK KELAS XII SMA POKOK

BAHASAN SIFAT KOLIGATIF LARUTAN SESUAI DENGAN TUNTUTAN KTSP

Oleh : Dasmuliani Purba

NIM 409331007

Program Studi Pendidikan Kimia

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

2014


(2)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya, skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik sesuai dengan waktu yang direncanakan. Skripsi berjudul ”Analisis Penuntun Praktikum Kimia Pada Buku Lembar Kerja Siswa (LKS) Untuk Kelas XI SMA Pokok Bahasan Sifat Koligatif Larutan Sesuai Dengan Tuntutan KTSP.” disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Negeri Medan.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada Bapak Agus Kembaren, S.Si, M.Si, selaku dosen pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan dan masukan sehingga skripsi ini selesai dengan baik. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Albinus Silalahi, M.S, Bapak Prof. Dr. Ramlan Silaban, M.Si, dan Ibu Dra. Gulmah Sugiharti, M.Pd yang telah memberikan masukan dan saran-saran dalam penyusunan skripsi ini. Penulis juga menyampaikan terima kasih kepada Ibu Dr. Retno Dwi Suyanti, M.Pd Siselaku dosen PA, serta seluruh dosen dan staf pegawai di Jurusan Kimia FMIPA UNIMED. Terima kasih juga disampaikan kepada Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Galang dan SMA Nusantara Lubuk Pakam yang telah memberikan izin penelitian, serta Bapak dan Ibu Guru di SMA Negeri 1 Galang dan SMA Nusantara Lubuk Pakam yang telah banyak membantu penulis selama penelitian.

Teristimewa penulis sampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ayahanda dan Ibunda, serta kakak dan adik penulis yaitu Irnawati Purba S.St, Susmawati Purba, S.Ag, Ir. Habibi Purba dan Apriliani Purba yang sudah berdoa, memberi dorongan dan dana kepada penulis dalam menyelesaikan studi di UNIMED. Terima kasih juga disampaikan kepada teman-teman semua khususnya kepada Emma Syari Hasibuan, Nurhidayah Daulay, Masitah Lubis, Mia Andryani Lubis, Nurbaiti Harahap, Khuswatun Hasanah, Khairani Bahar, Juandi Ikhwan, Reza Alkhazali, Nurhamidah dan Diky serta teman- teman Pendidikan Kimia stambuk 2009 semua. Juga kepada teman-teman istimewa SMA “COMEL”


(3)

Bripda Riko Surya, Karen, Briptu Josef, Dani Iskandar, Desi Irfani, Vina, Damri, Juwita, juliarni dan Julyetha.

serta teman-teman special PPLT Yayasan Prg. Panca Jaya Galang “Posko Gotik Merana” Mhd. Ikhsan (KDPL), Irfansyah (kejam), Nieyo Naga, Yusra, Feby (baim), yang telah mengalirkan do’anya kepada penulis untuk kelancaran pendidikan penulis, serta dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi ini, namun penulis sadar masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca demi penyempurnaan skripsi ini. Kiranya skripsi ini dapat bermanfaat dalam pengembangan ilmu pendidikan.

Medan, Januari 2014 Penulis

Dasmuliani Purba NIM. 409331007


(4)

iii

Analisis Kelayakan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) Untuk Kelas XII SMA Pada Pokok Bahasan Sifat Koligatif Larutan Sesuai Dengan Tuntutan KTSP

DASMULIANI PURBA ( 409331007) ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh kelayakan lembar kegiatan siswa untuk kelas XI SMA pada pokok bahasan sifat koligatif larutan yang sesuai dengan tuntutan KTSP. Sampel pada penelitian ini yaitu lembar kegiatan siswa SMA Negeri 1 Galang dan SMA Nusantara Lubuk Pakam. Tahapan penelitian ini yaitu : penyusunan penuntun praktikum, uji coba penuntun praktikum di laboratorium kimia UNIMED, uji kelayakan penuntun praktikum oleh validator, observasi ketersediaan alat dan bahan di sekolah, dan uji tingkat pemahaman siswa terhadap penuntun praktikum. Data-data yang diperoleh dianalisis dengan analisis deskriptif-kualitatif. Dari hasil uji kelayakan penuntun praktikum oleh 4 validator diperoleh 86,17% yang menunjukkan penuntun praktikum sangat layak digunakan. Hasil uji coba di Laboratorium Kimia FMIPA UNIMED menunjukkan bahwa dari 3 percobaan yang telah diuji di laboratorium hanya 2 percobaan yang baik dan layak dijadikan sebagai penuntun praktikum. Hasil observasi terhadap ketersediaan alat dan bahan praktikum terdapat 100% alat dan 100% bahan di SMA Negeri 1 Galang dan 75% alat dan 100% bahan di SMA Nusantara Lubuk Pakam adalah tersedia sesuai penuntun praktikum. Hasil uji tingkat pemahaman siswa terhadap penuntun praktikum menunjukkan 82,70% siswa SMA Negeri 1 Galang dan 81,31% siswa SMA Nusantara Lubuk Pakam paham terhadap penuntun praktikum tersebut. Sedangkan hasil dari test siswa menunjukkan peningkatan hasil belajar siswa sebesar 46% di SMA Negeri 1 Galang dan 66 % di SMA Nusantara Lubuk Pakam.


(5)

vi

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii Kata Pengantar iv Daftar Isi v

Daftar Tabel viii Daftar Gambar ix Daftar Lampiran x

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LatarBelakangMasalah 1

1.2.Identifikasi Masalah 3

1.3. Batasan Masalah 4

1.4. RumusanMasalah 4

1.5. TujuanPenelitian 5

1.6. ManfaatPenelitian 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teoritis 6

2.1.1. Hakikat Belajar Kimia 6

2.1.2. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 9

2.1.3. Kimia dan Hubungannya dengan keterampilan Proses IPA 11

2.1.4. Laboratorium 13

2.1.5. Kegiatan Laboratorium Praktikum 14

2.1.5.1. Pengertian Kegiatan Laboratorium/Praktikum 15

2.1.5.2. Manfaat Kegiatan Laboratorium/Praktikum 16

2.1.5.3. Penuntun Praktikum 16

2.1.5.4. Efektivitas Praktikum dalam Pembelajaran 19

2.1.6. Penuntun Praktikum Kimia SMA 20

2.1.7. Materi pokok Lembar Kerja Siswa (LKS) 22

2.1.7.1 Sifat Koligatif Larutan 23

2.1.7.2 Tekanan Uap jenuh Larutan 24

2.1.7.3 Penurunan Titik beku larutan 25

2.1.7.4 Kenaikan titik didih 25

2.1.7.5 Tekanan Osmotik 26

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian 27

3.2. Sampel Penelitian 27

3.3. Instrumen Penelitian 27

3.4. Prosedur Penelitian 29


(6)

vii

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. UjiKelayakan (Judgment) PenuntunPraktikum 34

4.1.1. Hasil Uji Kelayakan Penuntun Praktikum Oleh Validator 34

4.1.2. Pembahasan 35

4.2. Uji Coba Penuntun Praktikum Kimia di Laboratorium 38

4.2.1. Perbaikan 38

4.2.2. Pembahasan 39

4.3. Observasi Ketersediaan Alat dan Bahan 42

4.4. Uji Tingkat Pemahaman Siswa 44

4.5. Peningkatan Hasil Belajar Siswa 46

4.5.1 Hasil Penelitian 46

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan 49

5.2. Saran 49


(7)

viii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Tingkat Kelayakan Penuntun Praktikum 28

Tabel 3.2 Tingkat Pemahaman Siswa Terhadap Penuntun Praktikum 28

Tabel 4.1 Saran/Komenter Validator 34

Tabel 4.2 Persentase Kelayakan Penuntun Praktikum oleh Validator 36

Tabel 4.3 Hasil Uji Coba Penuntun Praktikum di Laboratorium 38

Tabel 4.4 Hasil Pengamatan Tekanan Uap Jenuh Larutan 39

Tabel 4.5 Hasil Pengamatan Mengukur Titik beku larutan 40

Tabel 4.6 Hasil Pengamatan Kenaikan Titik didih 42

Tabel 4.7 Ketersedian Alat dan Bahan 43

Tabel 4.8 Persentase Tingkat Pemahaman Siswa 44

Tabel 4.9 Peningkatan Hasil Belajar 47

Tabel 6.1 Pokok Bahasan yang ditetapkan dengan Metode Eksperimen 52

Tabel 6.2 Lembar Validitas Perangkat Instrumen 65

Tabel 6.3 Lembar Validitas Perangkat Instrumen 68

Tabel 6.4 Daftar Alat dan Bahan yang Sesuai Penuntun Praktikum 74

Tabel 6.5 Analisis Ketersediaan Alat dan Bahan 75

Tabel 6.6 Analisis Ketersediaan Alat dan Bahan 67

Tabel 6.7 Hasil Perhitungan Kelayakan Penuntun Praktikum 83

Tabel 6.8 Persentase Perhitungan Alat dan Bahan Penuntun Praktikum 92 Tabel 6.9 Hasil Angket Uji Pemahaman Siswa Penuntun Praktikum 95


(8)

ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Laboratorium Kimia untuk SMA 14

Gambar 3.1. Skema Prosedur Penelitian 33

Gambar 4.1 Grafik Kelayakan Penuntun Praktikum 37

Gambar 4.2 Grafik Persentase ketersediaan Alat dan bahan 43

Gambar 4.3 Grafik Persentase Tingkat Pemehaman Siswa 45


(9)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1 Pokok Bahasan Kimia dengan Metode Eksperimen 52

Lampiran 2 Penuntun Praktikum Pada Buku LKS 55

Lampiran 3 Kisi-Kisi Analisis Penuntun Praktikum 65

Lampiran 4 Daftar Alat dan Bahan yang digunakan dalam Praktikum 74 Lampiran 5 Analisis Ketersediaan Alat dan Bahan di Laboratorium SMA 75

Lampiran 6 Angket Penilaian Peningkatan Pemahaman Siswa 78

Lampiran 7 Soal Pretest dan Postest 80

Lampiran 8 Kunci Jawaban 81

Lampiran 9 Perhitungan Kelayakan Penuntun Praktikum oleh Validator 82 Lampiran 10 Hasil Uji Coba Penuntun Praktikum di Laboratorium 90 Lampiran 11 Data Ketersediaan Alat dan Bahan di Laboratorium SMA 92

Lampiran 12 Hasil Uji Pemahaman Siswa Terhadap Penuntun 95

Lampiran 13 Perhitungan Tingkat Pemahaman Siswa 99

Lampiran 14 Hasil Belajar Siswa 103

Lampiran 15 Uji Normalitas 105

Lampiran 16 Uji Homogenitas 107

Lampiran 17 Data Gain 109

Lampiran 18 Peningkatan Hasil Belajar 114

Lampiran 19 Penuntun Praktikum yang Telah Sesuai dengan Standar KTSP 115


(10)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Ilmu kimia merupakan salah satu cabang dari ilmu pengetahuan alam (sains) yang berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga sains bukan hanya sebagai penguasa kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Oleh karena itu, dalam pembelajaran kimia kita tidak boleh mengesampingkan proses ditemukannya konsep. Sebagian besar pokok bahasan dalam bidang studi kimia memerlukan penguatan pemahaman dan pengembangan wawasan melalui penerapan metode praktikum (Jahro, 2008).

Disamping itu, saat ini pendidikan sains memiliki potensi dan peranan strategis dalam usaha mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas dalam menghadapi tuntutan globalisasi dan industrialisasi. Potensi ini dapat terwujud jika pendidikan sains mampu melahirkan siswa yang cakap serta kompeten dibidangnya. Kecakapan dan kompetensi ini tercermin dalam suatu sikap ilmiah yang diimplementasikan ke dalam pembelajaran sains, termasuk didalamnya pembelajaran kimia sebagai bagian dari pendidikan sains (Mulyati, 2012).

Pengajaran kimia di SMA diharapkan dapat menjadi wahana bagi siswa untuk mengembangkan kemampuan dan sikap ilmiah. Mempelajari alam dan fenomena alam sekitarnya yang berdampak terhadap pengembangan lebih lanjut dalam penerapan dikehidupan sehari-hari maupun industri (Jahro, 2008).

Salah satu metode yang paling penting dalam menumbuhkan sikap ilmiah dalam proses pembelajaran kimia adalah melakukan kegiatan belajar di laboratorium, yang lazim disebut praktikum. Praktikum merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa yang sangat berperan penting dalam menunjang keberhasilan proses mengajar IPA. Serta keberadaan penuntun praktikum atau LKS yang sesuai tuntutan KTSP juga berperan utuk mengetahui hasil belajar siswa dilaboratorium (Abidin, 2011).


(11)

2

Keberhasilan penggunaan metode praktikum tersebut didukung oleh ketersediaan alat dan bahan kimia di laboratorium serta keterampilan guru dalam pelaksanaan praktikum. Namun, dipelosok bahkan diperkotaan jarang menggunakan metode praktikum. Alasannya klasik, karena: tidak tersedianya laboratorium, tidak tersedianya alat-alat praktikum, tidak tersedianya bahan kimia yang diperlukan, tidak adanya guru kimia, tidak adanya LKS atau penuntun praktikum yang sesuai standart dan guru kimia yang ada tidak mau membimbing praktikum (Anonim, 2008).

Pedoman Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menunjukkan pelajaran kimia sebagai bagian ilmu sains di SMA yang bertujuan agar siswa memiliki kemampuan dalam memupuk sikap ilmiah. Sikap ilmiah seperti jujur dan objektif terhadap data, ulet dan tidak cepat putus asa, kritis terhadap pernyataan ilmiah, dapat bekerjasama dengan orang lain, serta memperoleh pengalaman dalam menerapkan metode ilmiah melalui percobaan atau eksperimen (Depdiknas, 2003).

Namun pada kenyataannya pembelajaran praktikum disekolah-sekolah banyak memiliki kendala-kendala dalam pelaksanaannya, seperti :

1. Keterbatasan waktu, khususnya waktu belajar dikelas.

2. Kurangnya perhatian Depdiknas terhadap kesesuaian isi silabus praktikum yang tidak laksanakan disekolah.

3. Penggunaan bahan-bahan praktikum yang tidak optimal dilaboratorium. 4. Tidak tersedianya laboratorium dan fasilitas laboratorium yang memadai. 5. Guru kurang paham membimbing dalam praktikum.

6. Ditambah lagi kurangnya ketersediaan Lembar Kegiatan Kerja (LKS) atau penuntun praktikum kimia yang sesuai dengan yang dibutuhkan merupakan salah satu faktor terhambatnya pelaksanaan praktikum.

Terhambatnya pelaksanaan praktikum disekolah berdampak proses pembelajaran menjadi tidak optimal, karena LKS atau penuntun praktikum merupakan suatu pedoman dalam melaksanakan praktikum dan juga sebagai alat evaluasi dari studi pendidikan kimia tepatnya. bahwa kendala yang dialami guru kimia dalam pelaksanaan praktikum antara lain tidak adanya laboratorium


(12)

3

13,665%, tidak ada bahan atau zat 29,814%, tidak adanya penuntun praktikum 14,1865, dan lain-lain 27,32% (Wirna : 2012)

Penelitian dengan topik yang sama juga pernah diterapkan dalam penelitian Savitri (2013) yang berjudul pengembangan lembar kegiatan siswa (LKS) inkuiri berbasis berpikir kritis pada materi daur biogeokimia kelas x dimana hasil yang diperoleh adalah rata-rata kelayakan LKS secara keseluruhan mendapatkan skor 93,75% pada LKS 1 dan 94,00% pada LKS 2. Skor ini dikategorikan sangat layak berdasarkan kriteria interpretasi yang ditentukan. Penelitian kedua yaitu pengembangan lembar kerja siswa (LKS) mata pelajaran sains kimia untuk SMP oleh Eli (2013) dimana hasil yang diperoleh adalah Kelayakan LKS Praktikum secara teoritis melalui hasil validasi dari ahli yaitu 3 dosen biologi dan 2 guru biologi dengan nilai validasi sebesar 3,39 dapat dikategorikan “Baik” sehingga LKS ini layak untuk diimplementasikan dalam kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan.

Dengan adanya suatu Lembar kerja siswa yang disusun dengan baik dan mudah dimengerti siswa yang sesuai dengan KTSP maka pelaksanaan praktikum akan lebih dapat berjalan secara optimal. LKS tersebut diupayakan dapat terlaksanakan dilingkungan sekolah menengah atas /SMA sesuai dengan tuntutan KTSP.

Berdasarkan permasalahan diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul : “Analisis Penuntun Praktikum Kimia Pada Buku Lembar Kerja Siswa (LKS) Untuk Kelas XII SMA Pokok Bahasan Sifat Koligatif Larutan Sesuai Dengan Tuntutan KTSP”.

1.2 Identifikasi Masalah

Sesuai dengan latar belakang yang telah diuraikan maka dapat diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut :

1. Kurang lengkapnya alat dan bahan praktikum di laboratorium sekolah.

2. Ketidaksesuaian penuntun praktikum dengan kebutuhan siswa dan


(13)

4

1.3 Batasan Masalah

Agar peneliti memberikan arah yang tepat, maka masalah perlu dibatasi sebagai berikut :

1. Penuntun praktikum kimia pada buku LKS untuk kelas XII SMA Nusantara dan SMA Negeri 1 Galang pada pokok bahasan sifat koligatif larutan.

2. Penuntun praktikum merupakan suatu pedoman dalam melaksanakan

praktikum yang terdiri atas tujuan praktikum, daftar alat dan bahan, serta prosedur pelaksanaan praktikum.

3. Uji pemahaman siswa terhadap penuntun praktikum pada pokok bahasan yang akan diuji Mengukur Titik Beku Larutan

1.4 Rumusan Masalah

Untuk memberikan arahan yang dapat digunakan sebagai acuan dalam penelitian, maka diberikan perumusan masalah sebagai berikut :

1. Apakah penuntun praktikum kimia pada buku LKS untuk kelas XII SMA Negeri 1 Galang dan SMA Nusantara Lubuk Pakam sudah sesuai dengan tuntutan KTSP pokok bahasan sifat koligatif larutan ?

2. Apakah Penyusunan penuntun praktikum kimia pada buku LKS sudah sesuai dengan tuntutan KTSP dan telah memiliki kelayakan sebagai penuntun praktikum menurut penilaian 2 validator dosen kimia dan 2 Guru kimia ?

3. Bagaimana observasi ketersediaan alat dan bahan praktikum kimia pada buku LKS untuk kelas XII SMA pokok bahasan sifat koligatif larutan sesuai KTSP yang telah diuji coba dilaboratorium Kimia FMIPA UNIMED setelah dilakukan pendataan di SMA Negeri 1 Galang dan SMA Nusantara ?

4. Bagaimana Evaluasi kognitif tingkat pemahaman siswa terhadap penuntun praktikum kimia pada buku LKS untuk kelas XII SMA pokok bahasan sifat koligatif larutan sesuai KTSP ?


(14)

5

1.5 Tujuan penelitian

Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah :

1. Memperoleh penuntun praktikum kimia pada buku LKS untuk kelas XII SMA pokok bahasan sifat koligatif larutan yang sesuai tuntutan KTSP, telah memiliki kelayakan penuntun praktikum menurut penilaian validator, dan penuntun praktikum layak dipraktikumkan disekolah.

2. Mengetahui kelayakan penuntun praktikum kimia untuk kelas XII SMA Negeri 1 Galang dan SMA Nusantara Lubuk Pakam sudah sesuai tuntutan KTSP pada pokok bahasan Sifat koligatif larutan.

3. Melakukan pendataan terhadap ketersediaan alat dan bahan praktikum kimia untuk kelas XI SMA yang sesuai dengan tuntutan KTSP pada pokok bahasan sifat koligatif larutan terhadap penuntun praktikum pada buku LKS yang telah diuji coba di laboratorium kimia FMIPA UNIMED pada SMA Negeri 1 Galang dan SMA Nusantara Lubuk Pakam.

4. Mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap penuntun praktikum kimia pada buku LKS yang telah diuji coba di laboratorium kimia FMIPA UNIMED.

1.6 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah :

1. Memberikan sumbangan pemikiran bagi para guru kimia tingkat SMA dalam menyusun penuntun praktikum kimia.

2. Dapat memberikan pedoman bagi guru sains terutama guru bidang studi kimia untuk melaksanakan praktikum di sekolah.

3. Memberikan informasi pada guru-guru SMA tentang pentingnya pedoman penuntun praktikum dalam pembelajaran kimia untuk meningkatkan motivasi belajar siswa.

4. Dapat memberikan masukan pada guru bidang studi kimia untuk


(15)

49 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan dalam penelitian ini , maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Buku penuntun praktikum pada LKS SMA yang diteliti telah memenuhi standar sebagaimana tuntutan KTSP.

2. Uji kelayakan penuntun praktikum oleh validator baik dari dosen maupun guru kimia diperoleh 3 judul penuntun praktikum yang layak digunakan, yaitu : Tekanan Uap jenuh Larutan (83,95%) , Mengukur Titik Beku Larutan (88,76%) dan Kenaikan Titik Didih (85,80%). 3. Alat dan bahan yang diperlukan untuk kegiatan praktikum di SMA

Negeri 1 Galang tersedia dengan lengkap 100%, sedangkan alat dan bahan di SMA Swasta josua Medan 75% tersedia dengan lengkap. 4. Telah diperoleh buku penuntun praktikum yang standar sesuai KTSP

untuk kelas XII SMA pada pokok bahasan Sifat Koligatif Larutan. Berdasarkan hasil uji tingkat pemahaman siswa dan dapat dikatakan siswa paham terhadap penuntun praktikum.

5.2 Saran

1. Melalui penelitian ini, peneliti merekomendasikan penuntun praktikum yang telah disusun dan telah diuji coba di laboratorium untuk dilaksanakan dalam kegiatan praktikum disekolah menengah atas.

2. Untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam mempelajari bidang kajian kimia, diharapkan para guru maupun calon guru kimia untuk mampu melaksanakan praktikum di sekolah.

3. Untuk penelitian selanjutnya, diharapkan bisa melihat bagaimana keinginan / kemauan siswa dan guru untuk melaksanakan praktikum di sekolah.


(1)

1

Ilmu kimia merupakan salah satu cabang dari ilmu pengetahuan alam (sains) yang berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga sains bukan hanya sebagai penguasa kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Oleh karena itu, dalam pembelajaran kimia kita tidak boleh mengesampingkan proses ditemukannya konsep. Sebagian besar pokok bahasan dalam bidang studi kimia memerlukan penguatan pemahaman dan pengembangan wawasan melalui penerapan metode praktikum (Jahro, 2008).

Disamping itu, saat ini pendidikan sains memiliki potensi dan peranan strategis dalam usaha mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas dalam menghadapi tuntutan globalisasi dan industrialisasi. Potensi ini dapat terwujud jika pendidikan sains mampu melahirkan siswa yang cakap serta kompeten dibidangnya. Kecakapan dan kompetensi ini tercermin dalam suatu sikap ilmiah yang diimplementasikan ke dalam pembelajaran sains, termasuk didalamnya pembelajaran kimia sebagai bagian dari pendidikan sains (Mulyati, 2012).

Pengajaran kimia di SMA diharapkan dapat menjadi wahana bagi siswa untuk mengembangkan kemampuan dan sikap ilmiah. Mempelajari alam dan fenomena alam sekitarnya yang berdampak terhadap pengembangan lebih lanjut dalam penerapan dikehidupan sehari-hari maupun industri (Jahro, 2008).

Salah satu metode yang paling penting dalam menumbuhkan sikap ilmiah dalam proses pembelajaran kimia adalah melakukan kegiatan belajar di laboratorium, yang lazim disebut praktikum. Praktikum merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa yang sangat berperan penting dalam menunjang keberhasilan proses mengajar IPA. Serta keberadaan penuntun praktikum atau LKS yang sesuai tuntutan KTSP juga berperan utuk mengetahui hasil belajar siswa dilaboratorium (Abidin, 2011).


(2)

Keberhasilan penggunaan metode praktikum tersebut didukung oleh ketersediaan alat dan bahan kimia di laboratorium serta keterampilan guru dalam pelaksanaan praktikum. Namun, dipelosok bahkan diperkotaan jarang menggunakan metode praktikum. Alasannya klasik, karena: tidak tersedianya laboratorium, tidak tersedianya alat-alat praktikum, tidak tersedianya bahan kimia yang diperlukan, tidak adanya guru kimia, tidak adanya LKS atau penuntun praktikum yang sesuai standart dan guru kimia yang ada tidak mau membimbing praktikum (Anonim, 2008).

Pedoman Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menunjukkan pelajaran kimia sebagai bagian ilmu sains di SMA yang bertujuan agar siswa memiliki kemampuan dalam memupuk sikap ilmiah. Sikap ilmiah seperti jujur dan objektif terhadap data, ulet dan tidak cepat putus asa, kritis terhadap pernyataan ilmiah, dapat bekerjasama dengan orang lain, serta memperoleh pengalaman dalam menerapkan metode ilmiah melalui percobaan atau eksperimen (Depdiknas, 2003).

Namun pada kenyataannya pembelajaran praktikum disekolah-sekolah banyak memiliki kendala-kendala dalam pelaksanaannya, seperti :

1. Keterbatasan waktu, khususnya waktu belajar dikelas.

2. Kurangnya perhatian Depdiknas terhadap kesesuaian isi silabus praktikum yang tidak laksanakan disekolah.

3. Penggunaan bahan-bahan praktikum yang tidak optimal dilaboratorium. 4. Tidak tersedianya laboratorium dan fasilitas laboratorium yang memadai. 5. Guru kurang paham membimbing dalam praktikum.

6. Ditambah lagi kurangnya ketersediaan Lembar Kegiatan Kerja (LKS) atau penuntun praktikum kimia yang sesuai dengan yang dibutuhkan merupakan salah satu faktor terhambatnya pelaksanaan praktikum.

Terhambatnya pelaksanaan praktikum disekolah berdampak proses pembelajaran menjadi tidak optimal, karena LKS atau penuntun praktikum merupakan suatu pedoman dalam melaksanakan praktikum dan juga sebagai alat evaluasi dari studi pendidikan kimia tepatnya. bahwa kendala yang dialami guru kimia dalam pelaksanaan praktikum antara lain tidak adanya laboratorium


(3)

13,665%, tidak ada bahan atau zat 29,814%, tidak adanya penuntun praktikum 14,1865, dan lain-lain 27,32% (Wirna : 2012)

Penelitian dengan topik yang sama juga pernah diterapkan dalam penelitian Savitri (2013) yang berjudul pengembangan lembar kegiatan siswa (LKS) inkuiri berbasis berpikir kritis pada materi daur biogeokimia kelas x dimana hasil yang diperoleh adalah rata-rata kelayakan LKS secara keseluruhan mendapatkan skor 93,75% pada LKS 1 dan 94,00% pada LKS 2. Skor ini dikategorikan sangat layak berdasarkan kriteria interpretasi yang ditentukan. Penelitian kedua yaitu pengembangan lembar kerja siswa (LKS) mata pelajaran sains kimia untuk SMP oleh Eli (2013) dimana hasil yang diperoleh adalah Kelayakan LKS Praktikum secara teoritis melalui hasil validasi dari ahli yaitu 3 dosen biologi dan 2 guru biologi dengan nilai validasi sebesar 3,39 dapat dikategorikan “Baik” sehingga LKS ini layak untuk diimplementasikan dalam kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan.

Dengan adanya suatu Lembar kerja siswa yang disusun dengan baik dan mudah dimengerti siswa yang sesuai dengan KTSP maka pelaksanaan praktikum akan lebih dapat berjalan secara optimal. LKS tersebut diupayakan dapat terlaksanakan dilingkungan sekolah menengah atas /SMA sesuai dengan tuntutan KTSP.

Berdasarkan permasalahan diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul : “Analisis Penuntun Praktikum Kimia Pada Buku Lembar Kerja Siswa (LKS) Untuk Kelas XII SMA Pokok Bahasan Sifat Koligatif Larutan Sesuai Dengan Tuntutan KTSP”.

1.2 Identifikasi Masalah

Sesuai dengan latar belakang yang telah diuraikan maka dapat diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut :

1. Kurang lengkapnya alat dan bahan praktikum di laboratorium sekolah.

2. Ketidaksesuaian penuntun praktikum dengan kebutuhan siswa dan keberadan laboratorium disekolah.


(4)

1.3 Batasan Masalah

Agar peneliti memberikan arah yang tepat, maka masalah perlu dibatasi sebagai berikut :

1. Penuntun praktikum kimia pada buku LKS untuk kelas XII SMA Nusantara dan SMA Negeri 1 Galang pada pokok bahasan sifat koligatif larutan.

2. Penuntun praktikum merupakan suatu pedoman dalam melaksanakan praktikum yang terdiri atas tujuan praktikum, daftar alat dan bahan, serta prosedur pelaksanaan praktikum.

3. Uji pemahaman siswa terhadap penuntun praktikum pada pokok bahasan yang akan diuji Mengukur Titik Beku Larutan

1.4 Rumusan Masalah

Untuk memberikan arahan yang dapat digunakan sebagai acuan dalam penelitian, maka diberikan perumusan masalah sebagai berikut :

1. Apakah penuntun praktikum kimia pada buku LKS untuk kelas XII SMA Negeri 1 Galang dan SMA Nusantara Lubuk Pakam sudah sesuai dengan tuntutan KTSP pokok bahasan sifat koligatif larutan ?

2. Apakah Penyusunan penuntun praktikum kimia pada buku LKS sudah sesuai dengan tuntutan KTSP dan telah memiliki kelayakan sebagai penuntun praktikum menurut penilaian 2 validator dosen kimia dan 2 Guru kimia ?

3. Bagaimana observasi ketersediaan alat dan bahan praktikum kimia pada buku LKS untuk kelas XII SMA pokok bahasan sifat koligatif larutan sesuai KTSP yang telah diuji coba dilaboratorium Kimia FMIPA UNIMED setelah dilakukan pendataan di SMA Negeri 1 Galang dan SMA Nusantara ?

4. Bagaimana Evaluasi kognitif tingkat pemahaman siswa terhadap penuntun praktikum kimia pada buku LKS untuk kelas XII SMA pokok bahasan sifat koligatif larutan sesuai KTSP ?


(5)

1.5 Tujuan penelitian

Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah :

1. Memperoleh penuntun praktikum kimia pada buku LKS untuk kelas XII SMA pokok bahasan sifat koligatif larutan yang sesuai tuntutan KTSP, telah memiliki kelayakan penuntun praktikum menurut penilaian validator, dan penuntun praktikum layak dipraktikumkan disekolah.

2. Mengetahui kelayakan penuntun praktikum kimia untuk kelas XII SMA Negeri 1 Galang dan SMA Nusantara Lubuk Pakam sudah sesuai tuntutan KTSP pada pokok bahasan Sifat koligatif larutan.

3. Melakukan pendataan terhadap ketersediaan alat dan bahan praktikum kimia untuk kelas XI SMA yang sesuai dengan tuntutan KTSP pada pokok bahasan sifat koligatif larutan terhadap penuntun praktikum pada buku LKS yang telah diuji coba di laboratorium kimia FMIPA UNIMED pada SMA Negeri 1 Galang dan SMA Nusantara Lubuk Pakam.

4. Mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap penuntun praktikum kimia pada buku LKS yang telah diuji coba di laboratorium kimia FMIPA UNIMED.

1.6 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah :

1. Memberikan sumbangan pemikiran bagi para guru kimia tingkat SMA dalam menyusun penuntun praktikum kimia.

2. Dapat memberikan pedoman bagi guru sains terutama guru bidang studi kimia untuk melaksanakan praktikum di sekolah.

3. Memberikan informasi pada guru-guru SMA tentang pentingnya pedoman penuntun praktikum dalam pembelajaran kimia untuk meningkatkan motivasi belajar siswa.

4. Dapat memberikan masukan pada guru bidang studi kimia untuk melaksanakan praktikum disekolah.


(6)

49 maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Buku penuntun praktikum pada LKS SMA yang diteliti telah memenuhi standar sebagaimana tuntutan KTSP.

2. Uji kelayakan penuntun praktikum oleh validator baik dari dosen maupun guru kimia diperoleh 3 judul penuntun praktikum yang layak digunakan, yaitu : Tekanan Uap jenuh Larutan (83,95%) , Mengukur Titik Beku Larutan (88,76%) dan Kenaikan Titik Didih (85,80%). 3. Alat dan bahan yang diperlukan untuk kegiatan praktikum di SMA

Negeri 1 Galang tersedia dengan lengkap 100%, sedangkan alat dan bahan di SMA Swasta josua Medan 75% tersedia dengan lengkap. 4. Telah diperoleh buku penuntun praktikum yang standar sesuai KTSP

untuk kelas XII SMA pada pokok bahasan Sifat Koligatif Larutan. Berdasarkan hasil uji tingkat pemahaman siswa dan dapat dikatakan siswa paham terhadap penuntun praktikum.

5.2 Saran

1. Melalui penelitian ini, peneliti merekomendasikan penuntun praktikum yang telah disusun dan telah diuji coba di laboratorium untuk dilaksanakan dalam kegiatan praktikum disekolah menengah atas.

2. Untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam mempelajari bidang kajian kimia, diharapkan para guru maupun calon guru kimia untuk mampu melaksanakan praktikum di sekolah.

3. Untuk penelitian selanjutnya, diharapkan bisa melihat bagaimana keinginan / kemauan siswa dan guru untuk melaksanakan praktikum di sekolah.