ANALISIS PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA PADA BUKU LEMBAR KERJA SISWA (LKS) UNTUK KELAS XI SMA PADA SUB POKOK BAHASAN PEMBUATAN KOLOID SESUAI DENGAN TUNTUTAN KTSP DI SMA NEGERI 8 MEDAN.
ANALISIS PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA PADA BUKU LEMBAR KERJA SISWA (LKS) UNTUK KELAS XI SMA PADA SUB POKOK
BAHASANPEMBUATAN KOLOID SESUAI DENGAN TUNTUTAN KTSP DI SMA NEGERI 8 MEDAN
Oleh : Rini Syahfitri NIM 409331050
Program Studi Pendidikan Kimia
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2013
(2)
(3)
RIWAYAT HIDUP
Rini Syahfitri dilahirkan di Binjai, pada tanggal 2 April 1991. Ayah bernama Ramidi dan Ibu bernama Ramlah, dan merupakan anak ketiga dari empat bersaudara. Pada tahun 1997, penulis masuk SDN 020258 Binjai dan lulus pada tahun 2003. Pada tahun 2003, penulis melanjutkan sekolah di SMP Negeri 1 Binjai, dan lulus pada tahun 2006. Pada tahun 2006, penulis melanjutkan sekolah di SMA Negeri 1 Binjai dan lulus pada tahun 2009. Pada tahun 2009, penulis diterima di Program Studi Pendidikan Kimia, Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.
(4)
(5)
Analisis Penuntun Praktikum Kimia Pada Buku Lembar Kerja Siswa (LKS) Untuk Kelas XI SMA Pada Sub Pokok Bahasan Pembuatan Koloid Sesuai
Dengan Tuntutan KTSP di SMA Negeri 8 Medan
Rini Syahfitri (409331050) Abstrak
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kelayakan penuntun praktikum pada buku LKS pada sub pokok bahasan pembuatan koloid dan untuk memperoleh penuntun praktikum kimia yang sesuai dengan standart KTSP. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penuntun praktikum dalam penelitian ini adalah penuntun praktikum pada buku LKS yang beredar disekolah SMA. Sampel penelitian ini diambil dari siswa kelas XI SMA Negeri 8 Medan. Berdasarkan uji kelayakan penuntun praktikum yang bersumber dari buku LKS diperoleh 77,31% untuk buku penuntun praktikum 1 dan 73,08% untuk penuntun praktikum 2. Dari hasil kelayakan penuntun tersebut maka dilakukan perbaikan penuntun praktikum sesuai dengan standart KTSP dan ketersediaan alat dan bahan di sekolah SMA. Setelah dilakukan perbaikan dengan saran-saran dari expert judgment rata-rata ketersedian alat mencapai 91,92% dan bahan mencapai 100%. Rata-rata uji pemahaman siswa terhadap angket mengenai kedua penuntun yang telah diperbaiki mencapai 76,71%. Hal ini juga terjadi pada hasil belajar siswa yang mengalami peningkatan sebesar 62% untuk penuntun praktikum 1 dan 64% untuk penuntun praktikum 2. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa penuntun praktikum yang telah diperbaiki sudah sesuai dengan standart KTSP dan layak untuk digunakan di sekolah SMA Negeri 8 Medan sebagai penuntun praktikum untuk sub pokok bahasan pembuatan koloid.
(6)
(7)
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan i
Riwayat Hidup ii
Abstrak iii
Kata Pengantar iv
Daftar Isi vi
Daftar Gambar viii
Daftar Tabel ix
DaftarLampiran x
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang Masalah 1
1.2. Identifikasi Masalah 3
1.3. Batasan Masalah 3
1.4. Rumusan Masalah 4
1.5. Tujuan Penelitian 4
1.6. Manfaat Penelitian 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5
2.1. Landasan Teoritis 5
2.1.1. Pendekatan Keterampilan Proses 5
2.1.2. Kimia dan Hubungannya dengan keterampilan Proses IPA 8 2.1.3. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 9
2.1.4. Laboratorium 9
2.1.5. Kegiatan Laboratorium / Praktikum 10
2.1.5.1. Pengertian Kegiatan Laboratorium/Praktikum 11 2.1.5.2. Manfaat Kegiatan Laboratorium/Praktikum 11 2.1.5.3. Pelaksanaan Kegiatan Laboratorium 12
2.1.5.4. Penuntun Praktikum 12
2.1.6. Materi Pokok Bahasan Penuntun Praktikum 13
2.1.6.1 Koloid 13
BAB III METODE PENELITIAN 19
3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian 19
3.2. Sampel Penelitian 19
3.3. Instrumen Penelitian 19
3.4. Prosedur Penelitian 21
(8)
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 27 4.1. Uji Kelayakan (Judgment) Penuntun Praktikum 27 4.1.1. Hasil Uji Kelayakan Penuntun Praktikum Oleh Validator 27
4.1.2. Pembahasan 30
4.2. Uji Coba Penuntun Praktikum Kimia di Laboratorium 32
4.2.1. Hasil Penelitian 32
4.2.2. Pembahasan 33
4.3. Observasi Ketersediaan Alat dan Bahan 39
4.3.1 Hasil Observasi 39
4.3.2 Pembahasan 40
4.4. Uji Tingkat Pemahaman Siswa 41
4.4.1 Hasil Penelitian 41
4.4.2 Pembahasan 41
4.5. Peningkatan Hasil Belajar Siswa 42
4.5.1 Hasil Penelitian 42
4.5.2 Pembahasan 44
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 45
5.1. Kesimpulan 45
5.2. Saran 45
(9)
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Pengelompokkan Sistem Koloid 14
Tabel 3.1 Tingkat Kelayakan Penuntun Praktikum 20 Tabel 3.2 Tingkat Pemahaman Siswa Terhadap Penuntun Praktikum 20
Tabel 4.1 Saran/Komenter Validator 27
Tabel 4.2 Persentase Kelayakan Penuntun Praktikum oleh Validator 31 Tabel 4.3 Hasil Uji Coba Penuntun Praktikum di Laboratorium 32
Tabel 4.4 Hasil Pengamatan sol Belerang 34
Tabel 4.5 Hasil Pengamatan Pembuatan Sol Agar-Agar 35 Tabel 4.6 Hasil Pengamatan Pembuatan Sol Fe(OH)3 36 Tabel 4.7 Hasil Pengamatan Pembuatan Emulsi Minyak-Air 38 Tabel 4.8 Persentase Tingkat Pemahaman Siswa 41
Tabel 4.9 Hasil Uji Normalitas 42
Tabel 4.10 Hasil Uji Homogenitas 43
Tabel 6.1 Pokok Bahasan yang ditetapkan dengan Metode Eksperimen 48 Tabel 6.2 Lembar Validitas Perangkat Instrumen 58 Tabel 6.3 Lembar Validitas Perangkat Instrumen 61 Tabel 6.4 Daftar Alat dan Bahan yang Sesuai Penuntun Praktikum 64 Tabel 6.5 Analisis Ketersediaan Alat dan Bahan 65 Tabel 6.6 Analisis Ketersediaan Alat dan Bahan 67
Tabel 6.7 Angket Tingkat Pemahaman 68
Tabel 6.8 Hasil Perhitungan Kelayakan Penuntun Praktikum 1 73 Tabel 6.9 Hasil Perhitungan Kelayakan Penuntun Praktikum 2 76 Tabel 6.10 Persentase Perhitungan Alat dan Bahan Penuntun Praktikum 1 82 Tabel 6.11 Persentase Perhitungan Alat dan Bahan Penuntun Praktikum 2 84 Tabel 6.12 Hasil Angket Uji Pemahaman Siswa Penuntun Praktikum 1 86 Tabel 6.13 Hasil Angket Uji Pemahaman Siswa Penuntun Praktikum 2 88
(10)
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 3.1 Skema Prosedur Penelitian 26
Gambar 4.1 Grafik Kelayakan Penuntun Praktikum 31 Gambar 4.2 Grafik Ketersediaan Alat dan Bahan 40
(11)
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman Lampiran 1 Pokok Bahasan Kimia dengan Metode Eksperimen 48
Lampiran 2 Penuntun Praktikum Pada Buku LKS 50
Lampiran 3 Kisi-Kisi Analisis Penuntun Praktikum 58 Lampiran 4 Daftar Alat dan Bahan yang digunakan dalam Praktikum 64 Lampiran 5 Analisis Ketersediaan Alat dan Bahan di Laboratorium SMA 65 Lampiran 6 Angket Penilaian Peningkatan Pemahaman Siswa 68
Lampiran 7 Soal Pretest dan Postest 69
Lampiran 8 Kunci Jawaban 70
Lampiran 9 Perhitungan Kelayakan Penuntun Praktikum oleh Validator 72 Lampiran 10 Hasil Uji Coba Penuntun Praktikum di Laboratorium 79 Lampiran 11 Data Ketersediaan Alat dan Bahan di Laboratorium SMA 84 Lampiran 12 Hasil Uji Pemahaman Siswa Terhadap Penuntun 86 Lampiran 13 Perhitungan Tingkat Pemahaman Siswa 90
Lampiran 14 Hasil Belajar Siswa 94
Lampiran 15 Uji Normalitas 96
Lampiran 16 Uji Homogenitas 114
Lampiran 17 Data Gain 117
Lampiran 18 Peningkatan Hasil Belajar 120
Lampiran 19 Penuntun Praktikum yang Telah Sesuai dengan Standar KTSP 121
Lampiran 20 Tabel Chi Kuadrat 129
Lampiran 21 Tabel Distribusi F 130
(12)
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
Ilmu kimia merupakan salah satu cabang dari ilmu pengetahuan alam (sains) yang berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga sains bukan hanya sebagai penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Sebagai bagian dari ilmu pengetahuan alam (sains), ilmu kimia pada hakikatnya dipandang sebagai produk ilmuwan (pengetahuan kimia yang berupa fakta, konsep, prinsip, hukum) dan proses (kerja ilmiah). Maka dalam pembelajaran kimia tidak boleh mengesampingkan proses ditemukannya konsep. Sebagian besar pokok bahasan dalam bidang studi kimia memerlukan penguatan pemahaman dan pengembangan wawasan melalui penerapan metode praktikum (Jahro, 2012).
Selain itu, saat ini pendidikan sains memiliki potensi dan peranan strategis dalam usaha mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas dalam menghadapi tuntutan globalisasi dan industrialisasi. Potensi ini dapat terwujud jika pendidikan sains mampu melahirkan siswa yang cakap serta kompeten dibidangnya. Kecakapan dan kompetensi ini tercermin dalam suatu sikap ilmiah yang diimplementasikan kedalam pembelajaran sains, termasuk didalamnya pembelajaran kimia sebagai bagian dari pendidikan sains (Mulyati, 2012).
Salah satu metode yang paling penting dalam menumbuhkan sikap ilmiah dalam proses pembelajaran kimia adalah melakukan kegiatan belajar di laboratorium, yang lazim disebut dengan praktikum. Praktikum merupakan salah satu dari faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa yang sangat berperan penting dalam menunjang keberhasilan proses belajar mengajar IPA (Abidin, 2011).
Keberhasilan penggunaan metode praktikum tersebut didukung oleh ketersediaan alat dan bahan kimia di laboratorium serta keterampilan guru dalam pelaksanaan praktikum (Anonim, 2008). Tetapi, pada kenyataannya pembelajaran
(13)
praktikum di sekolah-sekolah banyak memiliki kendala-kendala dalam melaksanakannya, seperti :
• Keterbatasan waktu, khususnya waktu belajar di kelas
• Penggunaan bahan-bahan praktikum yang tidak optimal di laboratorium sekolah
• Tidak tersedianya fasilitas laboratorium yang memadai • Guru kurang paham membimbing dalam praktikum
• Penuntun praktikum yang diadopsi dari luar kadangkala kurang sesuai dengan keberadaan laboratorium sekolah
Salah satu sumber belajar dan media pembelajaran yang dirasa dapat membantu siswa maupun guru dalam melakukan metode praktikum di laboratorium dalam proses pembelajaran adalah penuntun praktikum atau lembar kegiatan siswa yang ada pada buku Lembar Kerja Siswa atau yang lebih sering disebut dengan buku LKS. LKS termasuk media cetak hasil pengembangan teknologi cetak yang berupa buku dan berisi materi visual (Rohaeti, 2009). LKS merupakan sarana kegiatan pembelajaran yang dapat membantu mempermudah pemahaman terhadap materi yang dipelajari. LKS diharapkan dapat membantu siswa lebih aktif dan mandiri sehingga dapat meningkatkan mutu belajar serta mutu pendidikan kimia (Fahrucah, 2012).
Keberadaan LKS memberi pengaruh yang cukup besar dalam proses belajar mengajar sehingga penyusunan LKS harus memenuhi berbagai persyaratan misalnya secara didaktik, konstruksi, dan teknik. Kualitas LKS yang beredar pun masih beragam, belum semua berkualitas baik. Oleh karena itu, sumber belajar ini perlu diteliti sesuai dengan tuntutan KTSP agar proses pembelajaran menjadi optimal.
KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan/sekolah. Pedoman KTSP menunjukkan pelajaran kimia sebagai bagian ilmu sains di SMA yang bertujuan agar siswa memiliki kemampuan dalam memupuk sikap ilmiah, seperti jujur dan objektif terhadap data, ulet dan tidak cepat putus asa, kritis terhadap pernyataan ilmiah, dapat bekerjasama dengan
(14)
orang lain, serta memperoleh pengalaman dalam menerapkan metode ilmiah melalui percobaan atau eksperimen (Depdiknas, 2003).
Salah satu pokok bahasan pada mata pelajaran kimia yang memerlukan bantuan berupa praktikum di laboratorium untuk lebih memahaminya adalah sistem koloid. Sistem koloid adalah materi yang diarahkan untuk “mencari tahu” dan “berbuat” sehingga dapat membantu siswa untuk menerapkan konsep yang dipahami melalui kerja ilmiah (percobaan) maka diperlukan suatu media pelajaran yang menekankan siswa secara aktif. Berdasarkan permasalahan diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul : “Analisis Penuntun Praktikum Kimia Pada Buku Lembar Kerja Siswa (LKS) Untuk Kelas XI SMA Pada Sub Pokok Bahasan Pembuatan Koloid Sesuai Dengan Tuntutan KTSP di SMA Negeri 8 Medan”.
1.2. Identifikasi Masalah
Sesuai dengan latar belakang yang telah diuraikan maka dapat diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut :
1. Apakah karena banyaknya konsep-konsep dalam ilmu kimia mengakibatkan kecenderungan sulit dipahami ?
2. Bagaimanakah ketersediaan alat dan bahan praktikum di laboratorium sekolah ?
3. Apakah karena ketidaksesuaian penuntun praktikum dengan kebutuhan siswa dan keberadan laboratorium di sekolah mengakibatkan tidak terlaksananya praktikum di sekolah ?
1.3. Batasan Masalah
Batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Penyusunan penuntun praktikum kimia pada buku LKS untuk kelas XI SMA pada sub pokok bahasan pembuatan koloid.
2. Penuntun praktikum merupakan suatu pedoman dalam melaksanakan praktikum yang terdiri atas tujuan praktikum, daftar alat dan bahan, serta prosedur pelaksanaan praktikum.
(15)
3. Uji pemahaman siswa terhadap penuntun praktikum dilaksanakan di laboratorium kimia sekolah yang sudah ditentukan.
1.4. Rumusan Masalah
Dalam penelitian ini yang menjadi rumusan masalah adalah sebagai berikut :
1. Apakah penuntun praktikum kimia pada buku LKS untuk kelas XI SMA yang sesuai dengan tuntutan KTSP pada sub pokok bahasan pembuatan koloid yang telah disusun telah memiliki kelayakan sebagai penuntun praktikum menurut penilaian para Dosen kimia dan Guru Kimia SMA ? 2. Bagaimana hasil uji coba penuntun praktikum kimia pada buku LKS untuk
kelas XI SMA yang sesuai dengan tuntutan KTSP pada sub pokok bahasan pembuatan koloid di laboratorium kimia FMIPA UNIMED ?
3. Bagaimana tingkat pemahaman siswa terhadap penuntun praktikum kimia yang telah diuji coba di laboratorium kimia FMIPA UNIMED ?
1.5. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah :
1. Memperoleh data persepsi penilaian para ahli (expert judgment) terhadap penuntun praktikum yang ada pada buku LKS
2. Memperoleh penuntun praktikum yang sesuai dengan standart KTSP 3. Mengetahui efektif atau tidaknya penuntun praktikum
1.6. Manfaat Penelitian
1. Memberikan sumbangan pemikiran bagi para guru kimia tingkat SMA dalam menyusun penuntun praktikum kimia.
2. Dapat memberikan pedoman bagi guru sains terutama guru bidang studi kimia untuk melaksanakan praktikum di sekolah.
(16)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan dalam penelitian ini, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikurt :
1. Hasil uji kelayakan persentase praktikum oleh validator baik dari Dosen maupun Guru kimia diperoleh 77,31% untuk penuntun praktikum 1 dan 73,08% untuk penuntun praktikum 2 pada buku LKS.
2. Hasil uji tingkat pemahaman siswa di laboratorium kimia SMA Negeri 8 Medan terhadap penuntun praktikum kimia yang telah diperbaiki sesuai dengan standart KTSP diperoleh 76,71% siswa paham tentang penuntun praktikum tersebut.
3. Hasil uji coba penuntun praktikum yang telah di perbaiki sesuai dengan saran dan komentar validator di laboratorium menunjukkan bahwa kedua penuntun praktikum layak untuk dipraktikumnkan di sekolah.
5.2. Saran
Adapun saran yang diberikan peniliti dalam hal ini adalah :
1. Melalui penelitian ini peneliti merekomendasikan penuntun praktikum yang telah disusun dan telah diuji coba di laboratorium untuk dilaksanakan dalam kegiatan praktikum disekolah menengah atas.
2. Untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam mempelajari bidang kajian kimia, para guru maupun calon guru kimia untuk mampu melaksanakan praktikum disekolah.
3. Untuk penelitian selanjutnya, diharapkan dapat melihat bagaimana keinginan/kemauan siswa dan guru untuk melaksanakan praktikum di sekolah.
(17)
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, (2011), Contoh Proposal Skripsi Pendidikan Matematika Pendekatan Keterampilan Proses, http://www.masbied.com/2011/02/20/contoh-proposal-skripsi-pendidikan-matematika-pendekatan-keterampilan-proses/
Anonim, (2008), Penelitian “Penerapan Metode Praktikum dalam Meningkatkan
Hasil Belajar Kimia Siswa dalam Pokok Bahasan Asam dan Basa di SMP”,
http://pascaidaddy512.wordpress.com/2008/12/07/penelitian:%E2%80%9C- penerapan-metode-praktikum-dalam-meningkatkan-hasil-belajar-kimia-siswa-dalam-pokok-bahasan-asam-dan-basa-di-smp%E2%80%9C/
Darmojo, H., dan Kaligis, J.R.E., (1992), Pendidikan IPA, Depdikbud, Proyek Pembinaan Tenaga Kerja Kependidikan, Jakarta
Depdiknas, (2003), Kurikulum 2004 Standar Kompetensi Mata pelajaran Kimia SMA dan MA, Jakarta: Puskur, Balitbang Depdiknas
Fahrucah, E., Sugiarto, B., (2012), “Pengembangan Lembar kerja Siswa Pada Pembelajaran Kimia SMA Kelas XI Pokok Bahasan Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Laju Reaksi Melalui Pendekatan Scaffolding”, Unesa
Journalof Chemical Education, vol. 1, No. 1
Furchan, A., (1982), Pengantar Penelitian Pendidikan, Usaha Nasional, Surabaya Hamalik, O., (1990), Belajar dan Mengajar, CV. Mundur Maju, Bandung
Helgeduelbek, (2007), Mengajar/Belajar Kimia Tanpa Eksperimen,
http://www.urip.wordpress.com/2007/01/20
Jahro, I. S., Susilawati, (2012), “Analisis Penerapan Metode Praktikum pada
Pembelajaran Ilmu Kimia di Sekolah Menengah Atas”. Jurusan Kimia,
FMIPA Unimed. 20-26, http://digilib.unimed.ac.id/public/UNIMED-Journal-22012-Iis%20Siti%20Jahro.pdf
Meltzer, David E., (2002), The Relationship Between Preparation and Conceptual Learning Gain in Physics: a Possible “Hidden Variable in Diagnostic Pretest score, American Journal Physics, 70(12): 1259-1268.
Mulyati, S, (2012), “Pengembangan Prosedur Praktikum Kimia Pada Topik Indikator Asam Basa Alami yang Layak Diterapkan di SMA
http://repository.upi.edu/skripsiview.php?export=html&no_skripsi=10452
Muslich. M., (2009), KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual, Bumi Aksara, Jakarta
Nugraha, A. W., (2006), Penerapan Model Praktikum Semi Riset Pada Praktikum Semi Riset Kimia Fisika II, Laporan Hasil Penelitian, FMIPA Universitas Negeri Medan
(18)
Nuraini, Y., (2003), Strategi Pembelajaran, Universitas terbuka, Jakarta
Prihatini, D.R., (2008), Pengembangan Praktikum Kimia Kelas XI SMA Sesuai Dengan Tuntutan KTSP di Laboratorium Kimia FMIPA UNIMED., Skripsi, FMIPA, Universitas Negeri Medan, Medan
Purba, Michael, (2007), Kimia Untuk SMA Kelas XI, Erlangga, Jakarta
Rohaeti, E., Widjajanti, E., Padmaningrum, R. T., (2009), “Pengembangan Lembar kerja Siswa (LKS) Mata Pelajaran Sains Kimia Untuk SMP, Jurnal Inovasi Pendidikan, Jilid 10 Nomor 1 halaman 1-11
Sudjana, M.A., (2002), Metode Statistika, Tarsito, Bandung.
Tim Edukatif HTS, Modul Kimia Untuk Semster genap, CV. Hayati Tumbuh Subur, Surakarta
Tim Sinar Mandiri, Kimia Untuk SMA/MA, Sinar Mandiri, Klaten
Usman, M.U., dan Setiawati, L., (2006), Menjadi Guru Profesional, Edisi Kedua, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung
Wirna, (2012), Analisis Penuntun Praktikum Kimia untuk Kelas X SMA Pokok Bahasan Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit Sesuai dengan Tuntutan KTSP di SMA 2 Percut Seituan dan SMA Negeri 11 Medan, Skripsi, FMIPA, Unimed
(1)
praktikum di sekolah-sekolah banyak memiliki kendala-kendala dalam melaksanakannya, seperti :
• Keterbatasan waktu, khususnya waktu belajar di kelas
• Penggunaan bahan-bahan praktikum yang tidak optimal di laboratorium sekolah
• Tidak tersedianya fasilitas laboratorium yang memadai • Guru kurang paham membimbing dalam praktikum
• Penuntun praktikum yang diadopsi dari luar kadangkala kurang sesuai dengan keberadaan laboratorium sekolah
Salah satu sumber belajar dan media pembelajaran yang dirasa dapat membantu siswa maupun guru dalam melakukan metode praktikum di laboratorium dalam proses pembelajaran adalah penuntun praktikum atau lembar kegiatan siswa yang ada pada buku Lembar Kerja Siswa atau yang lebih sering disebut dengan buku LKS. LKS termasuk media cetak hasil pengembangan teknologi cetak yang berupa buku dan berisi materi visual (Rohaeti, 2009). LKS merupakan sarana kegiatan pembelajaran yang dapat membantu mempermudah pemahaman terhadap materi yang dipelajari. LKS diharapkan dapat membantu siswa lebih aktif dan mandiri sehingga dapat meningkatkan mutu belajar serta mutu pendidikan kimia (Fahrucah, 2012).
Keberadaan LKS memberi pengaruh yang cukup besar dalam proses belajar mengajar sehingga penyusunan LKS harus memenuhi berbagai persyaratan misalnya secara didaktik, konstruksi, dan teknik. Kualitas LKS yang beredar pun masih beragam, belum semua berkualitas baik. Oleh karena itu, sumber belajar ini perlu diteliti sesuai dengan tuntutan KTSP agar proses pembelajaran menjadi optimal.
KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan/sekolah. Pedoman KTSP menunjukkan pelajaran kimia sebagai bagian ilmu sains di SMA yang bertujuan agar siswa memiliki kemampuan dalam memupuk sikap ilmiah, seperti jujur dan objektif terhadap data, ulet dan tidak cepat putus asa, kritis terhadap pernyataan ilmiah, dapat bekerjasama dengan
(2)
orang lain, serta memperoleh pengalaman dalam menerapkan metode ilmiah melalui percobaan atau eksperimen (Depdiknas, 2003).
Salah satu pokok bahasan pada mata pelajaran kimia yang memerlukan bantuan berupa praktikum di laboratorium untuk lebih memahaminya adalah sistem koloid. Sistem koloid adalah materi yang diarahkan untuk “mencari tahu” dan “berbuat” sehingga dapat membantu siswa untuk menerapkan konsep yang dipahami melalui kerja ilmiah (percobaan) maka diperlukan suatu media pelajaran yang menekankan siswa secara aktif. Berdasarkan permasalahan diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul : “Analisis Penuntun Praktikum Kimia Pada Buku Lembar Kerja Siswa (LKS) Untuk Kelas XI SMA Pada Sub Pokok Bahasan Pembuatan Koloid Sesuai Dengan Tuntutan KTSP di SMA Negeri 8 Medan”.
1.2. Identifikasi Masalah
Sesuai dengan latar belakang yang telah diuraikan maka dapat diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut :
1. Apakah karena banyaknya konsep-konsep dalam ilmu kimia mengakibatkan kecenderungan sulit dipahami ?
2. Bagaimanakah ketersediaan alat dan bahan praktikum di laboratorium sekolah ?
3. Apakah karena ketidaksesuaian penuntun praktikum dengan kebutuhan siswa dan keberadan laboratorium di sekolah mengakibatkan tidak terlaksananya praktikum di sekolah ?
1.3. Batasan Masalah
Batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Penyusunan penuntun praktikum kimia pada buku LKS untuk kelas XI SMA pada sub pokok bahasan pembuatan koloid.
2. Penuntun praktikum merupakan suatu pedoman dalam melaksanakan praktikum yang terdiri atas tujuan praktikum, daftar alat dan bahan, serta prosedur pelaksanaan praktikum.
(3)
3. Uji pemahaman siswa terhadap penuntun praktikum dilaksanakan di laboratorium kimia sekolah yang sudah ditentukan.
1.4. Rumusan Masalah
Dalam penelitian ini yang menjadi rumusan masalah adalah sebagai berikut :
1. Apakah penuntun praktikum kimia pada buku LKS untuk kelas XI SMA yang sesuai dengan tuntutan KTSP pada sub pokok bahasan pembuatan koloid yang telah disusun telah memiliki kelayakan sebagai penuntun praktikum menurut penilaian para Dosen kimia dan Guru Kimia SMA ? 2. Bagaimana hasil uji coba penuntun praktikum kimia pada buku LKS untuk
kelas XI SMA yang sesuai dengan tuntutan KTSP pada sub pokok bahasan pembuatan koloid di laboratorium kimia FMIPA UNIMED ?
3. Bagaimana tingkat pemahaman siswa terhadap penuntun praktikum kimia yang telah diuji coba di laboratorium kimia FMIPA UNIMED ?
1.5. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah :
1. Memperoleh data persepsi penilaian para ahli (expert judgment) terhadap penuntun praktikum yang ada pada buku LKS
2. Memperoleh penuntun praktikum yang sesuai dengan standart KTSP 3. Mengetahui efektif atau tidaknya penuntun praktikum
1.6. Manfaat Penelitian
1. Memberikan sumbangan pemikiran bagi para guru kimia tingkat SMA dalam menyusun penuntun praktikum kimia.
2. Dapat memberikan pedoman bagi guru sains terutama guru bidang studi kimia untuk melaksanakan praktikum di sekolah.
(4)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan dalam penelitian ini, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikurt :
1. Hasil uji kelayakan persentase praktikum oleh validator baik dari Dosen maupun Guru kimia diperoleh 77,31% untuk penuntun praktikum 1 dan 73,08% untuk penuntun praktikum 2 pada buku LKS.
2. Hasil uji tingkat pemahaman siswa di laboratorium kimia SMA Negeri 8 Medan terhadap penuntun praktikum kimia yang telah diperbaiki sesuai dengan standart KTSP diperoleh 76,71% siswa paham tentang penuntun praktikum tersebut.
3. Hasil uji coba penuntun praktikum yang telah di perbaiki sesuai dengan saran dan komentar validator di laboratorium menunjukkan bahwa kedua penuntun praktikum layak untuk dipraktikumnkan di sekolah.
5.2. Saran
Adapun saran yang diberikan peniliti dalam hal ini adalah :
1. Melalui penelitian ini peneliti merekomendasikan penuntun praktikum yang telah disusun dan telah diuji coba di laboratorium untuk dilaksanakan dalam kegiatan praktikum disekolah menengah atas.
2. Untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam mempelajari bidang kajian kimia, para guru maupun calon guru kimia untuk mampu melaksanakan praktikum disekolah.
3. Untuk penelitian selanjutnya, diharapkan dapat melihat bagaimana keinginan/kemauan siswa dan guru untuk melaksanakan praktikum di sekolah.
(5)
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, (2011), Contoh Proposal Skripsi Pendidikan Matematika Pendekatan Keterampilan Proses, http://www.masbied.com/2011/02/20/contoh-proposal-skripsi-pendidikan-matematika-pendekatan-keterampilan-proses/ Anonim, (2008), Penelitian “Penerapan Metode Praktikum dalam Meningkatkan
Hasil Belajar Kimia Siswa dalam Pokok Bahasan Asam dan Basa di SMP”, http://pascaidaddy512.wordpress.com/2008/12/07/penelitian:%E2%80%9C- penerapan-metode-praktikum-dalam-meningkatkan-hasil-belajar-kimia-siswa-dalam-pokok-bahasan-asam-dan-basa-di-smp%E2%80%9C/
Darmojo, H., dan Kaligis, J.R.E., (1992), Pendidikan IPA, Depdikbud, Proyek Pembinaan Tenaga Kerja Kependidikan, Jakarta
Depdiknas, (2003), Kurikulum 2004 Standar Kompetensi Mata pelajaran Kimia
SMA dan MA, Jakarta: Puskur, Balitbang Depdiknas
Fahrucah, E., Sugiarto, B., (2012), “Pengembangan Lembar kerja Siswa Pada Pembelajaran Kimia SMA Kelas XI Pokok Bahasan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Laju Reaksi Melalui Pendekatan Scaffolding”, Unesa
Journalof Chemical Education, vol. 1, No. 1
Furchan, A., (1982), Pengantar Penelitian Pendidikan, Usaha Nasional, Surabaya Hamalik, O., (1990), Belajar dan Mengajar, CV. Mundur Maju, Bandung
Helgeduelbek, (2007), Mengajar/Belajar Kimia Tanpa Eksperimen, http://www.urip.wordpress.com/2007/01/20
Jahro, I. S., Susilawati, (2012), “Analisis Penerapan Metode Praktikum pada Pembelajaran Ilmu Kimia di Sekolah Menengah Atas”. Jurusan Kimia,
FMIPA Unimed. 20-26,
http://digilib.unimed.ac.id/public/UNIMED-Journal-22012-Iis%20Siti%20Jahro.pdf
Meltzer, David E., (2002), The Relationship Between Preparation and Conceptual Learning Gain in Physics: a Possible “Hidden Variable in Diagnostic
Pretest score, American Journal Physics, 70(12): 1259-1268.
Mulyati, S, (2012), “Pengembangan Prosedur Praktikum Kimia Pada Topik Indikator Asam Basa Alami yang Layak Diterapkan di SMA http://repository.upi.edu/skripsiview.php?export=html&no_skripsi=10452 Muslich. M., (2009), KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual,
Bumi Aksara, Jakarta
Nugraha, A. W., (2006), Penerapan Model Praktikum Semi Riset Pada Praktikum
Semi Riset Kimia Fisika II, Laporan Hasil Penelitian, FMIPA Universitas
(6)
Nuraini, Y., (2003), Strategi Pembelajaran, Universitas terbuka, Jakarta
Prihatini, D.R., (2008), Pengembangan Praktikum Kimia Kelas XI SMA Sesuai
Dengan Tuntutan KTSP di Laboratorium Kimia FMIPA UNIMED., Skripsi,
FMIPA, Universitas Negeri Medan, Medan
Purba, Michael, (2007), Kimia Untuk SMA Kelas XI, Erlangga, Jakarta
Rohaeti, E., Widjajanti, E., Padmaningrum, R. T., (2009), “Pengembangan Lembar kerja Siswa (LKS) Mata Pelajaran Sains Kimia Untuk SMP, Jurnal
Inovasi Pendidikan, Jilid 10 Nomor 1 halaman 1-11
Sudjana, M.A., (2002), Metode Statistika, Tarsito, Bandung.
Tim Edukatif HTS, Modul Kimia Untuk Semster genap, CV. Hayati Tumbuh Subur, Surakarta
Tim Sinar Mandiri, Kimia Untuk SMA/MA, Sinar Mandiri, Klaten
Usman, M.U., dan Setiawati, L., (2006), Menjadi Guru Profesional, Edisi Kedua, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung
Wirna, (2012), Analisis Penuntun Praktikum Kimia untuk Kelas X SMA Pokok Bahasan Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit Sesuai dengan Tuntutan
KTSP di SMA 2 Percut Seituan dan SMA Negeri 11 Medan, Skripsi,