PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TIPE BERPIKIR BERPASANGAN BERBAGI (THINK PAIR AND SHARE) TERHADAP KEMAMPUAN MENANGGAPI PEMBACAAN PUISI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 PAHAE JULU TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015.

(1)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TIPE BERPIKIR

BERPASANGAN BERBAGI (THINK PAIR AND SHARE)

TERHADAP KEMAMPUAN MENANGGAPI

PEMBACAAN PUISI SISWA KELAS

VII SMP NEGERI 2 PAHAE JULU

TAHUN PEMBELAJARAN

2014/2015

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

DIAN V. SITOMPUL

NIM 2113111021

JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN


(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga Skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Skripsi ini berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Tipe Berpikir Berpasangan Berbagi (Think Pair and Share) Terhadap Kemampuan Menanggapi Pembacaan Puisi Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Pahae Julu Tahun

Pembelajaran 2014/2015.” Penulisan Skripsi ini disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Universitas Negeri Medan.

Pada kesempatan ini dengan rendah hati penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd., Rektor Universitas Negeri Medan. 2. Dr. Isda Pramuniati, M.Hum., Dekan Fakultas Bahasa dan Seni. 3. Drs. Syamsul Arif, M.Pd., Ketua Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia. 4. Syairal Fahmy Dalimunthe, S.Sos., M.I.Kom., Sekretaris Jurusan

Bahasa dan Sastra Indonesia.

5. Fitriani Lubis S.Pd., M.Pd., Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.

6. Dra. Inayah Hanum, M.Pd., Dosen Pembimbing Skripsi yang telah banyak memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis dalam menyelesaikan Skripsi ini.


(3)

iii

8. Dr. Abdurrahman A, M.Hum., sebagai Dosen Pengarah yang telah memberikan saran dan bimbingan terhadap penulis dalam menyelesaikan Skripsi ini.

9. H. Simbolon Kepala Sekolah SMP Negeri 2 Pahae Julu, beserta seluruh Guru dan Staf yang telah membantu penulis mengadakan penelitian dan juga Siswa-Siswi kelas VIIA SMP Negeri 2 Pahae Julu. 10.Teristimewa buat keluarga besar penulis Ayahanda T. Sitompul dan

Ibunda Dra. R. Ginting S.PAK., beserta adik-adik penulis untuk segala cinta kasih, semangat, doa serta materil yang tak pernah berhenti diberikan pada penulis.

11.Keluarga besar Reguler B 2011. Kelompok kecil The Radical Disciple, Kak Sabda, Kak Iko, Rut, Porman, Bintang dan Desy.

12.Pihak-pihak yang secara langsung maupun tidak langsung terkait dan membantu penulis dalam penyelesaian Skripsi ini.

Penulis tidak dapat membalas segala hal yang telah diberikan dalam bentuk apapun. Penulis hanya bisa mengucapkan terimakasih dan semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa menyertai. Semoga Skripsi ini bermanfaat bagi banyak pihak terkhusus bagi pendidikan di masa depan.


(4)

ABSTRAK

Dian V. Sitompul. NIM 2113111021. Pengaruh Model Pembelajaran Tipe Berpikir Berpasangan Berbagi (Think Pair and Share) terhadap Kemampuan Menanggapi Pembacaan Puisi Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Pahae Julu Tahun Pembelajaran 2014/2015. Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia. Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia/S1. Fakultas Bahasa dan Seni. Universitas Negeri Medan.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Tipe Berpikir Berpasangan Berbagi terhadap kemampuan menanggapi pembacaan puisi siswa kelas VII SMP Negeri 2 Pahae Julu tahun pembelajaran 2014/2015. Penelitian ini dilatarbelakangi masih adanya siswa yang mengalami kesulitan dalam menanggapi pembacaan puisi. Siswa kesulitan memberikan pendapat mengenai pelafalan, intonasi, dan ekspresi pembaca ketika membacakan sebuah puisi. Kesulitan tersebut diakibatkan kurangnya minat siswa dalam mengikuti proses pembelajaran dan kurangnya bimbingan serta motivasi yang diberikan oleh guru. Oleh karena itu, peneliti menggunakan model pembelajaran Tipe Berpikir Berpasangan Berbagi.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan one group pre-test-post-test design. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Negeri 2 Pahae Julu yang terdiri dari 3 kelas dengan jumlah siswa 99 siswa. Dari jumlah tersebut ditetapkan sampel sebanyak 32 siswa. Teknik pengambilan sampel menggunakan random sampling. Instrument atau alat pengumpul data yang digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa adalah tes essay menanggapi pembacaan puisi.

Dari pengolahan data, diperoleh hasil pre test dengan rata-rata= 68.75, standard deviasi= 8.48, dengan kategori baik 32.25% dan kategori cukup 40.62%. Sedangkan hasil post test diperoleh rata-rata= 77.34, standard deviasi= 8.75, dengan kategori sangat baik 31.25%, kategori baik 34.37%, dan kategori cukup 34.37%.

Dari uji data hasil pre test dan post test didapat kedua hasil berdistribusi normal. Dari uji homogenitas didapat bahwa sampel penelitian ini berasal dari populasi yang homogen. Setelah uji normalitas dan homogenitas, didapatlah t0

sebesar 3,94. Setelah t0 diketahui, kemudian dikonsultasikan dengan t tabel pada

taraf signifikansi 5% dengan df=N-1=32-1=31.Dari df=31 diperoleh taraf signifikansi 5%= 2.04. karena t0 yang diperoleh lebih besar dari t tabel yaitu 3.94

>2.04, maka hipotesis alternatif (Ha)diterima.

Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Tipe Berpikir Berpasangan Berbagi (Think Pair and Share) berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kemampuan menanggapi pembacaan puisi siswa kelas VII SMP Negeri 2 Pahae Julu tahun pembelajaran 2014/2015.

Kata kunci : model pembelajaran tipe berpikir berpasangan berbagi, kemampuan, menanggapi pembacaan puisi


(5)

iv DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A . Latar Belakang Masalah ... 1

B . Identifikasi Masalah ... 7

C . Pembatasan Masalah ... 8

D . Rumusan Masalah ... 8

E . Tujuan Penelitian ... 9

F . Manfaat Penelitian ... 9

BAB II KERANGKA TEORITIS, KERANGKA KONSEPTUAL, DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 11

A. Kerangka Teoritis ... 11

1. Pengertian Model Pembelajaran ... 11

2. Model Pembelajaran Tipe Berpikir Berpasangan Berbagi (Think-Pair-and Share)... 13

3. Pengertian Kemampuan Menanggapi Pembacaan Puisi ... 16

4. Hal-hal yang diperhatikan dalam menanggapi pembacaan puisi ... 18


(6)

C. Hipotesis Penelitian ... 25

BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 26

A. Lokasi Dan Waktu Penelitian ... 26

B. Populasi Dan Sampel Penelitian27 1. Populasi Penelitian... 27

2. Sampel Penelitian ... 28

C. Defenisi Operasional Variabel Penelitian ... 28

D. Metode Penelitian ... 29

E. Desain Penelitian ... 30

F. Jalannya Eksperimen ... 31

G. Instrumen Penelitian ... 34

H. Organisasi Pengolahan Data... 37

I. Teknik Analisis Data ... 37

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 41

A.Hasil Penelitian ... 41

1. Data Pre-Test ... 41

2. Data Post-Test ... 43

B. Analisis Data ... 45

1. Analisis Data Pre-Test ... 45

2. Analisis Data Post-Test... 47

3. Standar Error variabel X1 dan X2 ... 48

C.Uji Persyaratan Analisis Data ... 49


(7)

vi

2. Uji Normalitas Data Post-Test ... 51

3. Uji Homogenitas ... 53

D.Uji Hipotesis ... 55

E. Pembahasan Hasil Penelitian ... 56

BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 61

B. Saran ... 63


(8)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pengajaran bahasa Indonesia bertujuan agar siswa terampil berbahasa dan mampu berkomunikasi baik secara lisan maupun tulisan. Kemampuan siswa berkomunikasi berkaitan dengan mengekspresikan kepentingannya, mengungkapkan pendapat, mempengaruhi orang lain, maupun untuk memperkenalkan diri.

Dalam pembelajaran di sekolah, ada empat keterampilan berbahasa yang sangat penting untuk diajarkan pada siswa. Keempat keterampilan berbahasa ini haruslah dikuasai siswa secara keseluruhan, sebab memiliki ketergantungan yang sangat erat satu sama lain.

Menurut Tarigan dalam Munthe (2013:1),

Ada empat keterampilan bahasa yang harus diperhatikan, keempat keterampilan tersebut adalah keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Setiap keterampilan mempunyai hubungan yang sangat erat satu dengan yang lainnya.

Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang tertuang di dalam silabus pada KD 13.1 disebutkan, bahwa salah satu kompetensi yang harus dikuasai oleh siswa tingkat SMP kelas VII adalah menanggapi cara pembacaan puisi. Dalam hal ini, kemampuan berbicara siswa sangatlah dituntut untuk mencapai keberhasilan kompetensi itu. Jika siswa ingin menanggapi cara pembacaan puisi, maka siswa tersebut harus menguasai keterampilan berbicara dengan baik. Hal ini dikarenakan siswa menyampaikan pendapatnya pada saat


(9)

2

menanggapi, sesuai dengan unsur-unsur pembacaan puisi misalnya, pelafalan, intonasi, dan ekspresi pembaca puisi. Namun kenyataan di lapangan sangatlah berbeda dengan apa yang diharapkan, masih banyak siswa yang tidak mampu berbicara dengan menggunakan bahasa yang tepat dan gerak tubuh yang tepat. Banyak siswa yang masih gugup ataupun takut ketika disuruh maju ke depan kelas untuk berbicara.

Berbicara sebagai salah satu keterampilan berbahasa perlu mendapat perhatian yang serius dalam pembelajaran di sekolah. Pembelajaran berbicara pun tidak lepas dari keterampilan menyimak dan membaca, semakin banyak informasi yang diterima siswa dan semakin banyak buku yang dibaca oleh siswa maka siswa tersebut akan mahir dalam hal berbicara. Hal ini dikarenakan siswa tersebut akan memiliki wawasan yang luas dan terbiasa dalam menggunakan kata-kata.

Keterampilan berbicara sebagai salah satu komponen keterampilan berbahasa harus terus menerus dikembangkan. Hal ini disebabkan, berbicara merupakan salah satu bentuk komunikasi terpenting dalam kehidupan bermasyarakat. Oleh sebab itu keterampilan berbicara ini harus dilatih dan dikuasai oleh siswa, dengan memiliki keterampilan ini siswa dapat lebih bebas menyampaikan gagasan, ilmu dan pemikirannya sebagai wujud sosialisasi individu dalam kehidupan bermasyarakat, salah satunya yaitu dalam bentuk menanggapi cara pembacaan puisi.

Meskipun telah disadari bahwa keterampilan berbicara mutlak diperlukan dalam kehidupan modern, namun pada kenyataannya pembelajaran berbicara di


(10)

3

sekolah-sekolah masih jauh dari harapan, termasuk pembelajaran menanggapi pembacaan puisi.

Menurut Darsiti dalam jurnalnya yang berjudul Meningkatkan Apresiasi Puisi Dengan Metode Resepsi Sastra Berbasis Kontekstual Siswa Kelas VII SMP 3 Banguntapan Di Sekolah Menengah Pertama (SMP) 3 Banguntapan, ada indikasi bahwa kemampuan apresiasi sastra siswa kelas VII rendah. Tidak hanya itu, bahkan sikapnya terhadap pengajaran sastra khususnya puisi juga tidak memadai. Sementara itu, gaya mengajar guru kurang variatif dan inovatif. Akibatnya, pembelajaran sastra kurang diminati siswa.

Dalam pembelajaran apresiasi puisi, guru lebih banyak memberikan pengetahuan tentang puisi dan seluk-beluk pengarang puisi tersebut, akan tetapi kurang memberikan kesempatan pada siswa untuk mendapatkan pengalaman berapresiasi sastra. Bahkan guru kurang memberikan kesempatan pada siswa untuk mengenali dunia nyata siswa yang sebenarnya dapat memberikan inspirasi bagi siswa untuk menghasilkan karya sastra. Akibatnya pembelajaran kurang menarik tidak membangkitkan gairah siswa untuk berapresiasi sastra bahkan cenderung membosankan.

Pembelajaran menanggapi pembacaan puisi di SMP dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam mengapresiasi karya sastra, mulai dari kemampuan memahami unsur-unsur yang terkandung dalam puisi misalnya tema, amanat, dan apa makna puisi. Pembelajaran ini juga bertujuan agar siswa mengetahui hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan ketika siswa diberikan tugas membaca puisi. Siswa harus mampu menilai cara pembacaan puisi


(11)

4

termasuk menggunakan pelafalan, intonasi serta mimik atau ekspresi yang tepat sehingga pendengar dapat memahami makna yang terkandung dalam puisi.

Jika unsur-unsur pelafalan, intonasi, serta ekspresi tidak sesuai dengan tema puisi maka pendengar akan sulit untuk memahami makna puisi. Namun itulah fungsi kompetensi menanggapi pembacaan puisi ini, sebagai kritik atau perbaikan bagi pembaca puisi itu sendiri. Kompetensi menanggapi pembacaan puisi berkaitan erat dengan latihan mempertajam perasaan, penalaran, konsentrasi serta kemampuan berbicara. Oleh karena itu, anggapan bahwa berbicara adalah aktivitas yang sulit sudah seharusnya dihilangkan. Siswa harus lebih dimotivasi dan dibimbing agar terampil berbicara, sehingga dapat menyampaikan informasi yang tepat dan akurat. Masih banyaknya siswa yang merasa tidak mampu atau takut ketika diberikan tugas berbicara, dikarenakan tidak sesuainya metode pembelajaran yang digunakan guru.

Rendahnya kemampuan siswa dalam berbicara bersumber dari siswanya atau guru yang menyampaikan pelajaran. Siswa terkadang kesulitan dalam menyampaikan pendapat ataupun ide-ide yang ada di dalam pikirannya. Dalam hal ini dikarenakan guru tidak menggunakan teknik yang tepat atau tidak bervariasi dalam penyampaian materi pelajaran. Hal ini mengakibatkan kegiatan belajar mengajar masih bersifat monoton dan terkesan membosankan, sehingga siswa akan sulit untuk menerima pelajaran. Padahal, penggunaan teknik yang tepat sangat berpengaruh terhadap keberhasilan dalam mencapai kompetensi pembelajaran. Seharusnya guru dapat menciptakan suasana yang menyenangkan dan membuat siswa merasa nyaman serta efektif dalam pembelajaran, karena


(12)

5

bagaimanapun teknik pembelajaran sangat berpengaruh terhadap pemahaman siswa dan perkembangan prestasinya.

Hal ini diperkuat dengan jurnal penelitian Tyasititi dkk, yang berjudul Pelaksanaan Pembelajaran Apresiasi Sastra Kelas VII SMP Akselerasi yang dilaksanakan di SMP Negeri 2 Surakarta. Pada jurnal tersebut Tyasititi dkk mengemukakan bahwa hambatan yang dihadapi dan upaya guru ada empat, yaitu (1) keterbatasan waktu; (2) pemahaman siswa yang berbeda; (3) buku yang berkaitan dengan sastra yang tidak memadai; dan (4) siswa kesulitan siswa mendapatkan ide. Dalam jurnal tersebut peneliti mengemukakan bahwa upaya yang dapat dilakukan adalah dengan (1) memberikan motivasi; (2) melakukan pendekatan antara guru dengan siswa. Dengan demikian, berdasarkan penelitian tersebut seorang guru haruslah mampu menggunakan model pembelajaran yang tepat untuk merangsang kemampuan berpikir siswa.

Model pembelajaran merupakan cara guru menyampaikan bahan ajar yang telah disusun. Model pembelajaran yang digunakan oleh guru bergantung pada kemampuan guru tersebut mencari ide agar proses belajar mengajar menjadi menarik dan berjalan dengan lancar. Model pembelajaran yang tepat akan sangat berpengaruh terhadap pemahaman siswa dan perkembangan prestasinya.

Berdasarkan pengalaman saat melakukan Pelaksanaan Program Pengalaman Lapangan di SMP Negeri 1 Berastagi, jelas sekali para guru di sekolah masih menggunakan metode lama, yaitu berceramah. Guru hanya menjelaskan unsur-unsur puisi, kemudian guru membaca sebuah puisi. Namun ketika diminta untuk memberikan tanggapan, tidak ada siswa yang berani


(13)

6

berkomentar. Semua siswa merasa takut dan merasa bahwa pembacaan puisi guru tersebut sudah sangat tepat. Dalam hal ini guru harusnya membimbing siswa, dan memotivasi siswa agar lebih berani memberikan tanggapan. Siswa bukan hanya sebagai pendengar, namun juga sebagai penyampai informasi. Guru dapat menyuruh siswa untuk membacakan puisi agar siswa di kelas lebih berani memberikan tanggapan.

Berdasarkan kenyataan di atas, perlu digunakan sebuah model pembelajaran yang mendukung dan membantu guru agar dapat memotivasi siswa dalam pembelajaran berbicara. Dalam hal ini peneliti menggunakan model pembelajaran tipe berpikir berpasangan berbagi untuk membantu kemampuan berbicara siswa dalam hal menanggapi pembacaan puisi. Model pembelajaran ini dapat merangsang kemampuan berfikir dan konsentrasi peserta didik serta dapat saling berbagi ilmu dengan peserta didik lainnya. Model ini dapat digunakan guru untuk mengukur tingkat pengetahuan peserta didik. Dalam hal ini guru menyajikan materi atau memberikan persoalan kepada siswa, lalu siswa diminta untuk berpasangan. Siswa tersebut akan saling memberikan ide terhadap materi yang disajikan dan kemudian saling berdiskusi mengenai permasalahan tersebut. Setelah itu, guru memberikan kesempatan kepada setiap pasangan untuk menyampaikan hasil diskusinya di depan kelas.

Model pembelajaran tipe berpikir berpasangan berbagi ini juga mengajari siswa bagaimana cara bekerjasama yang baik. Pembelajaran ini akan efektif dengan model ini, karena setiap pasangan dapat menyimak pembahasan, saling memberikan ide dan membuat kesimpulan. Dengan penerapan model


(14)

7

pembelajaran tipe berpikir berpasangan berbagi ini diharapkan mampu membangkitkan minat siswa, sebab model pembelajaran ini berfungsi agar siswa lebih aktif dan terangsang untuk berbagi pengetahuan dengan peserta didik lainnya.

Dari latar belakang masalah di atas telah dijelaskan bahwa untuk membangkitkan minat dan kreatif berpikir siswa tidak dapat dicapai hanya dengan metode biasa saja, tetapi siswa juga harus diberikan tanggung jawab dan kepercayaan untuk melakukannya. Dengan demikian maka siswa akan semakin berani untuk menyampaikan apa yang ada di pikirannya. Dalam kompetensi menanggapi cara pembacaan puisi siswa harus dilatih untuk mengasah konsentrasi dan kemampuan berbicaranya. Melihat kenyataan di atas, maka peneliti merasa

tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Pengaruh Model Pembelajaran Tipe Berpikir Berpasangan Berbagi Terhadap Kemampuan Menanggapi Pembacaan Puisi Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Pahae Julu Tahun Pembelajaran 2014/2015.”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

1. Kemampuan menanggapi pembacaan puisi pada siswa masih rendah. 2. Kurangnya kemampuan guru dalam meningkatkan motivasi dan

bimbingan terhadap kemampuan berbicara dalam hal menanggapi pembacaan puisi pada siswa.


(15)

8

3. Kurangnya kemampuan guru dalam mengembangkan model pembelajaran.

C. Pembatasan Masalah

Agar penelitian ini mencapai sasaran yang tepat dan terarah maka perlu dibatasi permasalahan yang akan diteliti. Pada penelitian ini, permasalahan dibatasi dan difokuskan pada kurangnya kemampuan guru dalam mengembangkan model pembelajaran. Oleh karena itu, peneliti memberikan solusi dengan menggunakan model pembelajaran tipe berpikir berpasangan

berbagi. Sehingga peneliti membuat penelitian yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Tipe Berpikir Berpasangan Berbagi Terhadap Kemampuan Menanggapi Pembacaan Puisi Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Pahae Julu

Tahun Pembelajaran 2014/2015”.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah

1. Bagaimanakah kemampuan menanggapi pembacaan puisi siswa sebelum menggunakan Model Pembelajaran Tipe Berpikir Berpasangan Berbagi?

2. Bagaimanakah kemampuan menanggapi pembacaan puisi siswa setelah menggunakan Model Pembelajaran Tipe Berpikir Berpasangan Berbagi?


(16)

9

3. Bagaimanakah pengaruh penggunaan Model Pembelajaran Tipe Berpikir Berpasangan Berbagi dalam meningkatkan kemampuan menanggapi pembacaan puisi siswa?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian merupakan hal yang sangat penting dalam menyusun rencana penelitian. Tujuan yang jelas akan memudahkan penulis atau pembaca dalam meneliti masalah, sehingga tercapai sesuai dengan apa yang diinginkan oleh peneliti.

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut

1. Untuk mengetahui kemampuan menanggapi pembacaan puisi siswa sebelum menggunakan Model Pembelajaran Tipe Berpikir Berpasangan Berbagi.

2. Untuk mengetahui kemampuan menanggapi pembacaan puisi siswa setelah menggunakan Model Pembelajaran Tipe Berpikir Berpasangan Berbagi.

3. Untuk mengetahui pengaruh penggunaan Model Pembelajaran Tipe Berpikir Berpasangan Berbagi terhadap kemampuan menanggapi pembacaan puisi pada siswa.

F. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut Teoretis: Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat mengembangkan prinsip-prinsip mengenai pengaruh model pembelajaran tipe berpikir


(17)

10

berpasangan berbagi dalam meningkatkan kemampuan menanggapi pembacaan puisi.

Praktis: 1. Meningkatkan mutu pendidikan, khususnya mata pelajaran bahasa Indonesia. Hal ini tidak terlepas dari upaya pembinaan dan pengembangan pengajaran bahasa Indonesia dengan metode yang lebih variatif.

2. Sebagai bahan masukan terhadap guru bahasa Indonesia dalam mengembangkan model pembelajaran tipe berpikir berpasangan berbagi (think pair and share) pada kemampuan menanggapi pembacaan puisi. Dengan demikian, guru dapat menciptakan kegiatan belajar mengajar yang menarik dan tidak membosankan.

3. Sebagai bahan masukan bagi sekolah dan menjadi pegangan bagi peneliti sebagai calon guru.

4. Sebagai referensi bagi penulis lain.

5. Dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam berbicara khususnya menanggapi pembacaan puisi dan dapat meningkatkan kreativitas serta keberanian siswa dalam pembelajaran.


(18)

61

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab IV maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut:

1. Kemampuan siswa kelas VII SMP Negeri 2 Pahae Julu Tahun Pembelajaran 2014/2015 dalam menanggapi pembacaan puisi tanpa menggunakan model pembelajaran Tipe Berpikir Berpasangan Berbagi (Think Pair and Share) dalam kategori cukup dengan nilai rata-rata 68,75. Hal ini disebabkan sebelum diadakan perlakuan menggunakan model pembelajaran tipe berpikir-berpasangan-berbagi, guru menjelaskan materi pembelajaran dan hanya memberikan siswa lembar kerja. Siswa diberikan tugas menyampaikan tanggapan terhadap pembacaan puisi temannya, sehingga siswa cenderung pasif dan tidak melakukan interaksi dengan temannya maupun dengan guru. Dalam hal ini guru kurang kreatif dalam meningkatkan daya pikir siswa dan kurang mampu memberikan motivasi ataupun semangat belajar siswa. Siswa mudah bosan dan tidak menyukai proses pembelajaran yang terkesan monoton.

2. Kemampuan siswa kelas VII SMP Negeri 2 Pahae Julu Tahun Pembelajaran 2014/2015 dalam menanggapi pembacaan puisi dengan menggunakan model pembelajaran Tipe Berpikir Berpasangan Berbagi (Think Pair and Share) dalam kategori baik dengan nilai rata-rata 77,34. Hal ini disebabkan pada saat diadakan perlakuan post-test siswa lebih aktif dan menjalin


(19)

62

kerjasama dengan temannya. Pada saat proses pembelajaran diadakan dengan menggunakan model pembelajaran tipe berpikir-berpasangan-berbagi guru mampu membangkitkan semangat dan daya kreatif siswa. Jika sebelumnya siswa merasa takut tidak mampu memberikan pendapat yang baik, maka pada saat diadakan perlakuan siswa mampu saling berbagi pendapat dan melengkapi tanggapan yang kurang. Seperti yang kita ketahui bahwa daya nalar dan

menyimak setiap siswa berbeda-beda, dengan model pembelajaran ini siswa dapat merasa percaya diri tanpa takut memberikan tanggapan yang salah.

3. Proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Tipe Berpikir Berpasangan Berbagi (Think Pair and Share) sangat efektif untuk meningkatkan kemampuan menanggapi pembacaan puisi siswa kelas VII SMP Negeri 2 Pahae Julu, jika dibandingkan dengan sebelum menggunakan model pembelajaran Tipe Berpikir Berpasangan Berbagi (Think Pair and Share). Model pembelajaran ini mampu merangsang daya pikir siswa sehingga lebih kreatif dan mampu bekerja sama dengan temannya. Siswa juga lebih berani memberikan pendapatnya dalam proses pembelajaran karena dapat saling melengkapi pendapatnya dan tidak merasa bosan selama proses pembelajaran berlangsung. Siswa yang daya nalarnya rendah dapat merasa terbantu dengan adanya teman bekerja sama.


(20)

63

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini, maka penulis memberikan saran sebagai berikut:

Kemampuan menanggapi pembacaan puisi siswa tanpa menggunakan model pembelajaran termasuk dalam kategori cukup dan masih perlu peningkatan. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan suatu model pembelajaran yang mampu merangsang daya pikir siswa untuk lebih kreatif dalam menanggapi pembacaan puisi.Model pembelajaran Tipe Berpikir Berpasangan Berbagi (Think Pair and Share), merupakan model pembelajaran yang mudah dilaksanakan oleh guru dan cepat dimengerti oleh siswa. Model pembelajaran ini akan lebih menarik jika semua siswa lebih aktif dan dibimbing oleh guru. Dengan model pembelajaran ini siswa dapat saling bekerjasama dan saling membantu karena daya nalar setiap siswa berbeda-beda.


(21)

64

DAFTAR PUSTAKA

Ambarita, Biner. 2010. Berbagai Pendekatan dalam Pengajaran Bahasa dan

Sastra Indonesia. Bandung:Alfabeta

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian. Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta

Depdikbud . 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta :Balai Pustaka

Istarani. 2012. 58 Model Pembelajaran Inovatif: Referensi Guru Dalam

Menentukan Model Pembelajaran. Medan:Media Persada

Keraf, Gorys. 2006. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama

Kosasih.2003. Ketatabahasaan dan Kesusastraan Bahasa Indonesia. Bandung: CV. Yrama Widya

Mursini. 2011. Pembelajaran Apresiasi Prosa Fiksi dan Puisi Anak-anak. Medan:Unimed

Siswanto, Wahyudi. 2008. Pengantar Teori Sastra. Jakarta:PT. Grasindo

Sudijono, Anas. 2009. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung: Penerbit Tarsito

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D. Bandung: Penerbit Alfabeta

Sumardjo, Jakob & Saini. 1997. Apresiasi Kesusastraan. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama

Tarigan. 2007. Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Penerbit Angkasa

Trianto. 2011. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group

Darsiti. Jurnal Penelitian Vol. 14, No. 1, November 2010. Meningkatkan Apresiasi Puisi Dengan Metode Resepsi Sastra Berbasis Kontekstual Siswa Kelas VII SMP 3 Banguntapan.


(22)

65

Munthe, Febria. 2013. Skripsi “Pengaruh Model Pembelajaran ‘Berpikir

-Berpasangan-Berbagi’ Terhadap Kemampuan Menemukan Pokok-Pokok

Berita Oleh Siswa Kelas VIII SMP Swasta GBKP Kabanjahe Tahun Pembelajaran 2013/2014. Medan: Unimed

Tyasititi, dkk. BASASTRA Jurnal Penelitian Bahasa, Sastra Indonesia dan

Pengajarannya. Volume I Nomor 3, April 2014, ISSN I2302-6405.

Universitas Sebelas Maret

Yuanita, Erlina. 2011. Jurnal:Peningkatan Kemampuan Menanggapi Pembacaan Puisi Menggunakan Strategi Trial By Jury. Skripsi Prodi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah. Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang


(1)

berpasangan berbagi dalam meningkatkan kemampuan menanggapi pembacaan puisi.

Praktis: 1. Meningkatkan mutu pendidikan, khususnya mata pelajaran bahasa Indonesia. Hal ini tidak terlepas dari upaya pembinaan dan pengembangan pengajaran bahasa Indonesia dengan metode yang lebih variatif.

2. Sebagai bahan masukan terhadap guru bahasa Indonesia dalam mengembangkan model pembelajaran tipe berpikir berpasangan berbagi (think pair and share) pada kemampuan menanggapi pembacaan puisi. Dengan demikian, guru dapat menciptakan kegiatan belajar mengajar yang menarik dan tidak membosankan.

3. Sebagai bahan masukan bagi sekolah dan menjadi pegangan bagi peneliti sebagai calon guru.

4. Sebagai referensi bagi penulis lain.

5. Dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam berbicara khususnya menanggapi pembacaan puisi dan dapat meningkatkan kreativitas serta keberanian siswa dalam pembelajaran.


(2)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab IV maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut:

1. Kemampuan siswa kelas VII SMP Negeri 2 Pahae Julu Tahun Pembelajaran 2014/2015 dalam menanggapi pembacaan puisi tanpa menggunakan model pembelajaran Tipe Berpikir Berpasangan Berbagi (Think Pair and Share) dalam kategori cukup dengan nilai rata-rata 68,75. Hal ini disebabkan sebelum diadakan perlakuan menggunakan model pembelajaran tipe berpikir-berpasangan-berbagi, guru menjelaskan materi pembelajaran dan hanya memberikan siswa lembar kerja. Siswa diberikan tugas menyampaikan tanggapan terhadap pembacaan puisi temannya, sehingga siswa cenderung pasif dan tidak melakukan interaksi dengan temannya maupun dengan guru. Dalam hal ini guru kurang kreatif dalam meningkatkan daya pikir siswa dan kurang mampu memberikan motivasi ataupun semangat belajar siswa. Siswa mudah bosan dan tidak menyukai proses pembelajaran yang terkesan monoton.

2. Kemampuan siswa kelas VII SMP Negeri 2 Pahae Julu Tahun Pembelajaran 2014/2015 dalam menanggapi pembacaan puisi dengan menggunakan model pembelajaran Tipe Berpikir Berpasangan Berbagi (Think Pair and Share) dalam kategori baik dengan nilai rata-rata 77,34. Hal ini disebabkan pada saat diadakan perlakuan post-test siswa lebih aktif dan menjalin


(3)

kerjasama dengan temannya. Pada saat proses pembelajaran diadakan dengan menggunakan model pembelajaran tipe berpikir-berpasangan-berbagi guru mampu membangkitkan semangat dan daya kreatif siswa. Jika sebelumnya siswa merasa takut tidak mampu memberikan pendapat yang baik, maka pada saat diadakan perlakuan siswa mampu saling berbagi pendapat dan melengkapi tanggapan yang kurang. Seperti yang kita ketahui bahwa daya nalar dan menyimak setiap siswa berbeda-beda, dengan model pembelajaran ini siswa dapat merasa percaya diri tanpa takut memberikan tanggapan yang salah.

3. Proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Tipe Berpikir Berpasangan Berbagi (Think Pair and Share) sangat efektif untuk meningkatkan kemampuan menanggapi pembacaan puisi siswa kelas VII SMP Negeri 2 Pahae Julu, jika dibandingkan dengan sebelum menggunakan model pembelajaran Tipe Berpikir Berpasangan Berbagi (Think Pair and Share). Model pembelajaran ini mampu merangsang daya pikir siswa sehingga lebih kreatif dan mampu bekerja sama dengan temannya. Siswa juga lebih berani memberikan pendapatnya dalam proses pembelajaran karena dapat saling melengkapi pendapatnya dan tidak merasa bosan selama proses pembelajaran berlangsung. Siswa yang daya nalarnya rendah dapat merasa terbantu dengan adanya teman bekerja sama.


(4)

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini, maka penulis memberikan saran sebagai berikut:

Kemampuan menanggapi pembacaan puisi siswa tanpa menggunakan model pembelajaran termasuk dalam kategori cukup dan masih perlu peningkatan. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan suatu model pembelajaran yang mampu merangsang daya pikir siswa untuk lebih kreatif dalam menanggapi pembacaan puisi.Model pembelajaran Tipe Berpikir Berpasangan Berbagi (Think Pair and Share), merupakan model pembelajaran yang mudah dilaksanakan oleh guru dan cepat dimengerti oleh siswa. Model pembelajaran ini akan lebih menarik jika semua siswa lebih aktif dan dibimbing oleh guru. Dengan model pembelajaran ini siswa dapat saling bekerjasama dan saling membantu karena daya nalar setiap siswa berbeda-beda.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Ambarita, Biner. 2010. Berbagai Pendekatan dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Bandung:Alfabeta

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian. Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta

Depdikbud . 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta :Balai Pustaka

Istarani. 2012. 58 Model Pembelajaran Inovatif: Referensi Guru Dalam Menentukan Model Pembelajaran. Medan:Media Persada

Keraf, Gorys. 2006. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama

Kosasih.2003. Ketatabahasaan dan Kesusastraan Bahasa Indonesia. Bandung: CV. Yrama Widya

Mursini. 2011. Pembelajaran Apresiasi Prosa Fiksi dan Puisi Anak-anak. Medan:Unimed

Siswanto, Wahyudi. 2008. Pengantar Teori Sastra. Jakarta:PT. Grasindo

Sudijono, Anas. 2009. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung: Penerbit Tarsito

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Penerbit Alfabeta

Sumardjo, Jakob & Saini. 1997. Apresiasi Kesusastraan. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama

Tarigan. 2007. Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Penerbit Angkasa

Trianto. 2011. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group

Darsiti. Jurnal Penelitian Vol. 14, No. 1, November 2010. Meningkatkan Apresiasi Puisi Dengan Metode Resepsi Sastra Berbasis Kontekstual Siswa Kelas VII SMP 3 Banguntapan.


(6)

Munthe, Febria. 2013. Skripsi “Pengaruh Model Pembelajaran ‘Berpikir -Berpasangan-Berbagi’ Terhadap Kemampuan Menemukan Pokok-Pokok Berita Oleh Siswa Kelas VIII SMP Swasta GBKP Kabanjahe Tahun Pembelajaran 2013/2014. Medan: Unimed

Tyasititi, dkk. BASASTRA Jurnal Penelitian Bahasa, Sastra Indonesia dan Pengajarannya. Volume I Nomor 3, April 2014, ISSN I2302-6405. Universitas Sebelas Maret

Yuanita, Erlina. 2011. Jurnal:Peningkatan Kemampuan Menanggapi Pembacaan Puisi Menggunakan Strategi Trial By Jury. Skripsi Prodi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah. Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang


Dokumen yang terkait

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PBL (PROBLEM BASED LEARNING) DAN MODEL PEMBELAJARAN TPS (THINK PAIR SHARE)

8 69 56

PERBEDAAN PENGUASAAN KONSEP HUKUM-HUKUM DASAR KIMIA ANTARA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TPS (THINK PAIR SHARE) DENGAN TIPE TGT (TEAM GAME TOURNAMENT)

0 10 64

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE TPS (THINK PAIR SHARE) PADA PEMBELAJARAN IPA KELAS V SD NEGERI 1 WAYHALOM TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 5 67

PENGARUH KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS TERHADAP HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA SMP MELALUI PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS)

2 35 47

PENGARUH KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS TERHADAP PENGUASAAN KONSEP SISWA SMP MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD

0 2 49

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA

1 25 62

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERPASANGAN DAN BERKELOMPOK TERHADAP KETERAMPILAN GERAK DASAR KAYANG PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 SUKADANA LAMPUNG TIMUR TAHUN PELAJARAN 2013/2014

4 15 130

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TPS (THINK PAIR SHARE) DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VII Semester Ganjil SMP Negeri 20 Bandar Lampung T.P. 2013/2014)

1 12 51

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 22 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

3 21 95

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 4 RAMBAH

0 2 5