SCAFFOLDING PADA PEMBELAJARAN MENULIS TEKS DESKRIPTIF BAHASA INGGRIS DI KELAS V SEKOLAH DASAR.

(1)

SCAFFOLDING PADA PEMBELAJARAN MENULIS

TEKS DESKRIPTIF BAHASA INGGRIS DI KELAS V SEKOLAH DASAR

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar

oleh

Aminah Marifah NIM 1004084

PROGRAM STUDI

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

KAMPUS TASIKMALAYA 2014


(2)

SCAFFOLDING PADA PEMBELAJARAN MENULIS

TEKS DESKRIPTIF BAHASA INGGRIS DI KELAS V SEKOLAH DASAR

Oleh Aminah Marifah

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Aminah Marifah 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

AMINAH MARIFAH

SCAFFOLDING PADA PEMBELAJARAN MENULIS

TEKS DESKRIPTIF BAHASA INGGRIS DI KELAS V SEKOLAH DASAR

disetujui dan disahkan oleh pembimbing :

Pembimbing I

Drs. Rustono W. S., M. Pd. NIP 19520628 198103 1 001

Pembimbing II

Desiani Natalina M., M. Pd. NIP 19600825 198603 1 002

Mengetahui,

Ketua Program Studi S1 PGSD UPI Kampus Tasikmalaya

Drs. Rustono W. S., M. Pd. NIP 19520628 198103 1 001


(4)

ABSTRAK

SCAFFOLDING PADA PEMBELAJARAN MENULIS

TEKS DESKRIPTIF BAHASA INGGRIS DI KELAS V SEKOLAH DASAR

Aminah Marifah

Pada pembelajaran menulis bahasa Inggris di SD, salah satu Standar Kompetensi Lulusan yang harus dicapai siswa adalah menulis teks deskriptif. Teks deskriptif (descriptive text) adalah teks yang bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai orang, benda, dan tempat tertentu (Keir, 2009). Namun pada kenyataannya, siswa sering merasa kesulitan mengungkapkan ide-idenya dalam bentuk tulisan dikarenakan keterbatasan pemahaman struktur kalimat atau struktur teks. Untuk mencapai kompetensi menulis tersebut, guru senantiasa memberikan bantuan kepada siswa untuk menyelesaikan tugas menulisnya seperti pemodelan atau penjelasan. Bantuan yang diberikan guru tersebut dikenal dengan istilah scaffolding. Scaffolding adalah bantuan sementara yang diberikan guru kepada siswa secara bertahap untuk menyelesaikan suatu tugas atau tujuan pembelajaran sampai ia mampu menyelesaikan tugas tersebut secara mandiri (Bruner, 1978, 1983; Wood, Bruner, & Ross, 1976). Pembelajaran menulis teks deskriptif bahasa Inggris dianggap cukup sulit oleh siswa kelas VA SD Al-Muttaqin sehingga scaffolding yang dilakukan guru sering muncul. Namun belum terdeskripsikan jenis scaffolding yang dilakukan guru dan cara guru dalam memberikan scaffolding pada siswa. Maka tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan jenis scaffolding yang digunakan guru dalam membantu siswanya menyelesaikan tugas menulis dan cara guru dalam memberikan scaffolding pada siswa. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Data dikumpulkan melalui observasi dan wawancara dengan menggunakan lembar observasi dan pedoman wawancara untuk mengetahui jenis-jenis scaffolding yang dilakukan guru dan cara guru dalam memberikan scaffolding pada pembelajaran menulis teks deskriptif bahasa Inggris. Hasil penelitian menunjukkan bahwa scaffolding terjadi selama pembelajaran menulis teks deskriptif bahasa Inggris. Jenis-jenis scaffolding yang muncul adalah: bridging, contextualizing, offering explanation, modeling, inviting students’ participation, dan verifying and clarifying students’ understanding. Scaffolding dilakukan guru melalui tahapan-tahapan menulis yaitu: prewriting, drafting, revising, editing, dan publishing. Dengan demikian, guru melakukan bebagai jenis scaffolding pada pembelajaran menulis teks deskriptif bahasa Inggris dan guru memberikan scaffolding dengan cara tahapan-tahapan menulis.


(5)

ABSTRACT

SCAFFOLDING IN WRITING DESCRIPTIVE TEXT AT THE FIFTH GRADE OF ELEMENTARY SCHOOL

Aminah Marifah

Writing descriptive text is a must in elementary school as it is explained in the Standards of Competency. Descriptive text is the text that aims to provide a picture of people, objects, and certain places (Keir, 2009). Unfortunately, the students at the fifth grade of Al-Muttaqin Elementary School considered it difficult to express their ideas in written form. It was due to the lack of understanding in sentence structure and text structure. Thus, the teacher should assist the students to complete their writing tasks such as modeling or explanation. Assistance provided by the teacher was known as scaffolding. Scaffolding is a temporary relief given by the teacher to the student gradually to complete a task or learning objective until he was able to complete the task independently (Bruner, 1978, 1983; Wood, Bruner, & Ross, 1976). However, the types of scaffolding that the teacher does and the way provides scaffolding by the teacher to the students were undescribed. Therefore, the purpose of this study was to describe the types of scaffolding used by the teacher to help students complete their writing task and the way provides scaffolding by the teacher to the students. The method was descriptive with qualitative approach. Data were collected through observation and interviews using observation sheets and interview guides to determine the types of scaffolding that the teacher does and the way provides scaffolding by the teacher in writing descriptive text. The results showed that scaffolding occurs during writing descriptive text. The types of scaffolding that arises were: bridging, contextualizing, offering explanation, modeling, inviting students 'participation, and verifying and clarifying students' understanding. The stages of writing that provides scaffolding were: prewriting, drafting, revising, editing, and publishing.


(6)

i DAFTAR ISI

halaman

PERNYATAAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

ABSTRAK ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR BAGAN ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

E. Struktur Organisasi Skripsi ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 8

A. Pembelajaran Menulis Bahasa Inggris di SD ... 8

1. Pengertian Menulis ... 8

2. Tujuan Menulis ... 9

3. Menulis sebagai Sebuah Proses ... 10

4. Tahapan Menulis ... 11

B. Teks Deskriptif (Descriptive Text) ... 15

1. Pengertian Teks Deskriptif ... 15

2. Struktur Umum Teks Deskriptif ... 16

3. Fitur Bahasa (Linguistic Features) Teks Deskriptif ... 16

C. Scaffolding ... 17

1. Pengertian Scaffolding ... 17

2. Ciri-ciri Scaffolding ... 18

3. Jenis-jenis Scaffolding ... 19


(7)

ii

BAB III METODE PENELITIAN ... 25

A. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 25

B. Desain Penelitian ... 26

C. Metode Penelitian ... 27

D. Definisi Operasional Variabel Penelitian ... 27

E. Instrumen Penelitian ... 28

F. Teknik Pengumpulan Data ... 29

G. Analisis Data ... 30

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 32

A. Hasil Penelitian ... 32

1. Data Observasi ... 32

2. Data Wawancara ... 44

B. Pembahasan ... 47

1. Jenis-jenis Scaffolding yang Dilakukan Guru ... 48

2. Cara Guru dalam Memberikan Scaffolding ... 61

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 70

A. Simpulan ... 70

B. Saran ... 70

DAFTAR PUSTAKA ... 72

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 75 RIWAYAT HIDUP


(8)

iii

DAFTAR TABEL

Tabel halaman

4.1 Bridging 1 pada Pembelajaran Menulis Teks Deskriptif Bahasa

Inggris di Kelas V ... 48 4.2 Bridging 2 pada Pembelajaran Menulis Teks Deskriptif Bahasa

Inggris di Kelas V ... 49 4.3 Contextualizing pada Pembelajaran Menulis Teks Deskriptif

Bahasa Inggris di Kelas V ... 52 4.4 Modeling pada Pembelajaran Menulis Teks Deskriptif Bahasa

Inggris di Kelas V ... 54 4.5 Offering Explanation 1 pada Pembelajaran Menulis Teks Deskriptif

Bahasa Inggris di Kelas V ... 55 4.6 Offering Explanation 2 pada Pembelajaran Menulis Teks Deskriptif

Bahasa Inggris di Kelas V ... 56 4.7 Offering Explanation 3 pada Pembelajaran Menulis Teks Deskriptif

Bahasa Inggris di Kelas V ... 57 4.8 Inviting Students’ Partisipation pada Pembelajaran Menulis Teks

Deskriptif Bahasa Inggris di Kelas V ... 58 4.9 Verifying and Clarifying Students’ Understanding 1 pada

Pembelajaran Menulis Teks Deskriptif Bahasa Inggris di Kelas V ... 59 4.10 Verifying and Clarifying Students’ Understanding 2 pada


(9)

iv

DAFTAR BAGAN

Bagan halaman


(10)

v

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran halaman

A Instrumen Penelitian ... 75

A.1 Lembar Observasi ... 76

A.2 Pedoman Wawancara dengan Guru ... 79

A.3 Pedoman Wawancara dengan Siswa ... 80

B Data Hasil Penelitian ... 81

B.1 Data Observasi ... 82

B.2 Transkrip Wawancara dengan Guru ... 86

B.3 Transkrip Wawancara dengan Siswa 1 ... 98

B.4 Transkrip Wawancara dengan Siswa 2 ... 100

B.5 Transkrip Wawancara dengan Siswa 3 ... 102

B.6 Transkrip Wawancara dengan Siswa 4 ... 104

B.7 Transkrip Wawancara dengan Siswa 5 ... 106

C Dokumentasi Penelitian ... 108

C.1 Pembelajaran Menulis Teks Deskriptif ... 109

C.2 Hasil Tulisan Siswa ... 111


(11)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pengajaran bahasa Inggris di Indonesia sudah dimulai sejak zaman penjajahan Belanda, walaupun pada saat itu hanya orang-orang tertentu saja yang berhak mempelajarinya. Barulah setelah Indonesia merdeka, bahasa Inggris diajarkan di sekolah-sekolah menengah sebagai bahasa asing pertama yang harus dipelajari dengan tujuan memperkenalkan para siswa pada bahasa Inggris. Seiring berjalannya waktu dan perubahan kurikulum pendidikan Indonesia, kini bahasa Inggris diajarkan di setiap jenjang pendidikan, termasuk jenjang Sekolah Dasar (SD). Hal ini tentu sebagai bukti bahwa kedudukan bahasa Inggris sangat penting dan harus dikuasai oleh setiap generasi muda Indonesia sebagai bekal untuk bersaing di kancah internasional. Seperti yang disebutkan dalam Standar Isi Kurikulum 2006 bahwa tujuan mata pelajaran bahasa Inggris SD/MI adalah:

1. Mengembangkan kompetensi berkomunikasi dalam bentuk lisan secara terbatas untuk mengiringi tindakan (language accompanying action) dalam konteks sekolah

2. Memiliki kesadaran tentang hakikat dan pentingnya bahasa Inggris untuk meningkatkan daya saing bangsa dalam masyarakat global (BSNP, 2006, hlm. 142).

Adapun ruang lingkup bahasa Inggris di SD meliputi empat keterampilan berbahasa yaitu: mendengarkan (listening), berbicara (speaking), membaca (reading), dan menulis (writing). Dilihat dari keempat keterampilan tersebut, keterampilan menulis merupakan keterampilan tertinggi yang harus dikuasai siswa. Keterampilan menulis merupakan keterampilan yang kompleks karena keterampilan ini tidak hanya menuntut kemampuan dan pemahaman penulis pada sejumlah aturan, konsep, dan teori penulis, tetapi penulis juga dituntut untuk teliti dalam menggunakan tanda baca, struktur bahasa, pemilihan kata, serta penguasaan format jenis tulisan (Zainurrahman, 2011).

Walaupun keterampilan menulis pada mata pelajaran bahasa Inggris di SD diarahkan untuk menunjang pembelajaran komunikasi lisan, namun keterampilan


(12)

2

ini tidak dapat diajarkan secara terpisah dari ketiga keterampilan lainnya. Kegiatan menulis ini perlu dilatih sejak dini. Jika tidak, maka anak akan merasa kesulitan untuk membuat suatu karya tulis. Seperti yang diungkapkan Tarigan (2006, hlm. 23) bahwa “keterampilan menulis ini tidak akan datang secara otomatis, melainkan harus melalui latihan dan praktik yang banyak dan teratur”.

Pada pembelajaran menulis bahasa Inggris di SD, Standar Kompetensi Lulusan yang harus dicapai siswa adalah menulis kata, ungkapan, dan teks fungsional pendek sangat sederhana dengan ejaan dan tanda baca yang tepat (BSNP, 2006). Dan salah satu teks fungsional pendek yang harus dikuasai siswa adalah teks deskriptif.

Tompkins (dalam Zainurrahman, 2011, hlm. 45) menyebutkan bahwa ‘tulisan deskriptif adalah tulisan yang seolah-olah melukis sebuah gambar dengan menggunakan kata-kata’. Dengan kata lain, teks deskriptif memberikan gambaran pada pembacanya mengenai ide penulis, baik berupa gambaran bentuk, sifat, warna, ataupun karakteristik lainnya dari sebuah objek sehingga pembaca seolah-olah dapat melihat, mengalami, ataupun merasakan apa yang sedang dideskripsikan. Dari hasil wawancara dengan guru bahasa Inggris kelas V SD Al-Muttaqin, teks deskriptif mulai dipelajari di kelas V namun masih bersifat sederhana seperti yang pernah dipelajari pada semester 1 dimana siswa ditugaskan untuk menulis teks deskriptif mengenai anggota keluarga (family member).

Berdasarkan studi pendahuluan terhadap proses pembelajaran menulis di kelas VA SD Al Muttaqin, didapatkan data bahwa siswa sudah mampu menulis teks deskriptif sederhana mengenai tempat tinggalnya walaupun pada pembelajarannya masih terdapat kesulitan, salah satunya adalah kesulitan merangkai kata menjadi kalimat. Hal itu disebabkan oleh terbatasnya penguasaan siswa terhadap struktur kalimat bahasa Inggris yang memang tidak ditekankan pada pembelajaran bahasa Inggris di SD. Namun dilihat dari hasil observasi, guru senantiasa memberikan bantuan kepada siswa baik berupa pemodelan, penjelasan, dan penghubungan materi yang dapat membantu siswa mencapai tujuan pembelajaran dalam menulis. Bantuan yang diberikan oleh guru tersebut dikenal dengan istilah scaffolding.


(13)

3

Istilah scaffolding pada mulanya diperkenalkan oleh Wood, Bruner, dan Ross (1976). Pada dasarnya, scaffolding adalah bantuan sementara yang diberikan guru kepada siswa secara bertahap untuk menyelesaikan suatu tugas atau tujuan pembelajaran sampai ia mampu menyelesaikan tugas tersebut secara mandiri. Bantuan yang diberikan dapat berupa pemodelan atau pemberian penjelasan.

Diungkapkan Dewi (2012) dalam penelitiannya mengenai scaffolding yang dikembangkan guru dalam menulis teks news item menyebutkan bahwa scaffolding sangat membantu siswa salah satu SMA di Bandung dalam menulis teks news item. Pada penelitian yang dilakukan Veerappan (2011) mengenai pengaruh scaffolding dalam menulis jurnal antara pembelajar bahasa kedua menyebutkan bahwa scaffolding meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis jurnal dimana siswa dapat membangun kalimat yang lebih gramatikal, mengurangi pengulangan kosakata yang sama, mengurangi kesalahan dalam tanda baca, dan mengurangi kesalahan ejaan. Hal senada juga diungkapkan oleh Miller (2012) dalam proyek penelitian kelasnya mengenai peningkatan scaffolding dalam instruksi menulis mengungkapkan bahwa scaffolding meningkatkan perilaku dan pembelajaran siswa SD tingkat pertama di Utah dalam menulis teks informasional.

Penelitian-penelitian tersebut mengungkapkan hal sama yaitu scaffolding dapat membantu peningkatan kemampuan siswa dalam pembelajaran menulis. Maka dapat disimpulkan bahwa scaffolding merupakan sebuah pendekatan yang efektif dalam pembelajaran menulis. Oleh karena itu, peneliti tertarik melakukan penelitian untuk mendeskripsikan pelaksanaan scaffolding pada pembelajaran menulis teks deskriptif bahasa Inggris di kelas V SD. Peneliti tidak hanya mencari data mengenai jenis-jenis scaffolding yang dilakukan guru dalam pelaksanaan pembelajaran menulis teks deskriptif, tetapi peneliti juga mencari data mengenai cara guru dalam memberikan scaffolding. Penelitian ini ditujukan untuk guru bahasa Inggris SD dengan tujuan memberikan gambaran tentang pelaksanaan scaffolding pada pembelajaran menulis teks deskriptif. Untuk itu judul penelitian ini adalah Scaffolding pada Pembelajaran Menulis Teks Deskriptif Bahasa Inggris di Kelas V Sekolah Dasar.


(14)

4

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah 1. Identifikasi Masalah

Pembelajaran bahasa Inggris di SD Al-Muttaqin bersifat pengenalan dimana siswa mengenal kosakata bahasa Inggris yang baru mereka pelajari. Namun berdasarkan hasil observasi di kelas VA SD Al-Muttaqin, siswa tidak merasa kesulitan dalam mempelajari kosakata baru yang diberikan guru. Hal ini dikarenakan siswa sudah mengenal kosakata tersebut di luar pembelajaran bahasa Inggris. Oleh karena itu, siswa tidak akan kesulitan dalam mencapai kompetensi pada keterampilan mendengar, berbicara, maupun membaca. Namun lain halnya dengan keterampilan menulis bahasa Inggris. Siswa sering merasa kesulitan mengungkapkan ide-idenya dalam bentuk tulisan dikarenakan keterbatasan pemahaman struktur kalimat atau struktur teks yang memang tidak dipelajari secara khusus pada pembelajaran menulis di SD. Untuk mencapai kompetensi menulis tersebut, guru senantiasa memberikan bantuan kepada siswa untuk menyelesaikan tugas menulisnya seperti pemodelan atau penjelasan. Bantuan yang diberikan guru tersebut dikenal dengan istilah scaffolding. Karena pembelajaran menulis dianggap cukup sulit oleh siswa kelas V SD Al-Muttaqin, sudah tentu scaffolding yang dilakukan guru sering muncul. Namun pada pembelajaran menulis teks deskriptif bahasa Inggris di kelas V SD Al-Muttaqin belum terdeskripsikan jenis scaffolding yang digunakan guru dalam membantu siswanya menyelesaikan tugas menulis dan cara guru dalam memberikan scaffolding pada siswa. Hal ini diidentifikasi sebagai suatu masalah yang akan menjadi fokus penelitian.

2. Rumusan Masalah

a. Rumusan Masalah Umum

Berdasarkan identifikasi masalah, maka dirumuskan masalah secara umum yakni bagaimana pelaksanaan scaffolding pada pembelajaran menulis teks deskriptif bahasa Inggris di kelas V SD Al Muttaqin, Kecamatan Tawang, Kota Tasikmalaya?


(15)

5

b. Rumusan Masalah Khusus

Berdasarkan rumusan masalah umum, maka dirumuskan masalah secara khusus sebagai berikut.

1) Apa saja jenis scaffolding yang digunakan guru pada pembelajaran menulis teks deskriptif bahasa Inggris di kelas V SD Al Muttaqin?

2) Bagaimana cara guru dalam memberikan scaffolding pada pembelajaran menulis teks deskriptif bahasa Inggris di kelas V SD Al Muttaqin?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan identifikasi dan rumusan masalah, maka dirumuskan tujuan dalam penelitian ini sebagai berikut.

1. Tujuan Umum

Mendeskripsikan pelaksanaan scaffolding pada pembelajaran menulis teks deskriptif bahasa Inggris di kelas V SD Al Muttaqin, Kecamatan Tawang, Kota Tasikmalaya.

2. Tujuan Khusus

a. Mendeskripsikan jenis scaffolding yang digunakan guru pada pembelajaran menulis teks deskriptif bahasa Inggris di kelas V SD Al Muttaqin.

b. Mendeskripsikan cara guru dalam memberikan scaffolding pada pembelajaran menulis teks deskriptif bahasa Inggris di kelas V SD Al Muttaqin.

D. Manfaat Penelitian

Suatu penelitian tentu memiliki manfaat baik bagi peneliti itu sendiri maupun bagi orang lain. Begitupun dengan penelitian ini yang diharapkan dapat memberi manfaat bagi siapapun yang membacanya. Adapun hasil penelitian ini terbagi menjadi dua manfaat sebagai berikut.

1. Manfaat Teoritis

Dari segi teori, penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang pelaksanaan pembelajaran menulis teks deskriptif bahasa Inggris di SD khususnya


(16)

6

dengan menggunakan scaffolding, sehingga dapat dijadikan sebagai informasi bagi penelitian selanjutnya.

2. Manfaat Praktis

Dari segi praktis, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi guru dalam mengelola kegiatan pembelajaran menulis di kelas, terutama dalam penggunaan scaffolding pada siswa.

E. Struktur Organisasi Skripsi

Struktur penulisan dalam penelitian ini terbagi menjadi lima bab sebagai berikut.

Bab I Pendahuluan. Pada bab ini terdapat latar belakang penelitian, identifikasi dan perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi skripsi. Latar belakang penelitian mendeskripsikan mengenai alasan-alasan yang membuat peneliti tertarik untuk melakukan penelitian berdasarkan kondisi yang terdapat di lapangan. Identifikasi masalah menentukan batasan permasalahan sehingga terjadi pemfokusan masalah penelitian dan dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya dalam perumusan masalah. Tujuan penelitian menyajikan hasil yang ingin dicapai setelah penelitian selesai dilakukan dan selaras dengan rumusan masalah yang ditentukan. Manfaat penelitian menjelaskan mengenai manfaat yang didapat dari hasil penelitian, baik secara teori maupun praktik. Struktur organisasi skripsi berisi rincian mengenai urutan penulisan skripsi dari bab pertama hingga bab terakhir.

Bab II Kajian Pustaka. Kajian pustaka berisi konsep-konsep dan teori-teori yang berkaitan dengan masalah yang sedang diteliti. Konsep-konsep dan teori-teori digunakan sebagai landasan dalam analisis data hasil penelitian.

Bab III Metode Penelitian. Pada bab ini terdapat lokasi dan subjek penelitian, desain penelitian, metode penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, dan analisis data. Lokasi dan subjek penelitian mendeskripsikan lokasi dan subjek serta alasan pemilihan lokasi dan subjek tersebut. Desain penelitian mendeskripsikan alur penelitian dari mulai


(17)

7

perencanaan hingga pelaporan. Metode penelitian mendeskripsikan metode yang digunakan dalam penelitian dan alasan penggunaan metode tersebut. Definisi operasional mendeskripsikan definisi-definisi dari variabel yang diteliti. Instrumen penelitian mendeskripsikan alat yang digunakan dalam penelitian. Teknik pengumpulan data mendeskripsikan teknik yang dipilih peneliti dalam mengumpulkan data-data penelitian dan alasan pemilihan teknik tersebut. Analisis data mendeskripsikan tahap-tahap analisis dan pengolahan data yang terkumpul dari setiap teknik pengumpulan data.

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan. Bab ini mendeskripsikan analisis data untuk menghasilkan temuan berkaitan dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian. Temuan yang didapat kemudian dikaitkan dengan teori yang dibahas pada bab kajian pustaka.

Bab V Simpulan dan Saran. Bab ini menyajikan penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis temuan penelitian. Saran ditujukan kepada para pengguna hasil penelitian yang bersangkutan, kepada peneliti berikutnya yang berminat melakukan penelitian yang sama, dan kepada pemecahan masalah di lapangan.


(18)

25 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Penelitian

Lokasi yang dipilih dalam penelitian ini adalah SD Al-Muttaqin. Penentuan lokasi penelitian ini didasarkan atas beberapa pertimbangan sebagai berikut. 1. SD Al-Muttaqin merupakan salah satu SD swasta favorit dan unggulan di

Kota Tasikmalaya.

2. SD Al-Muttaqin melaksanakan pembelajaran bahasa Inggris sebagaimana tercantum dalam KTSP 2006.

3. SD Al-Muttaqin memiliki berbagai prestasi dalam kompetisi bahasa Inggris, salah satunya adalah Juara III Lomba Story Telling se-Kecamatan Tawang pada 28 November 2013.

4. SD Al-Muttaqin merupakan sekolah dengan sistem fullday school yang memungkinkan adanya perbedaan dalam sistem pembelajaran yang digunakan.

5. SD Al-Muttaqin tidak pernah dipakai oleh peneliti sebelumnya dengan jenis penelitian yang sama.

Adapun subjek dalam penelitian ini yaitu guru bahasa Inggris kelas V dan siswa kelas VA SD Al-Muttaqin. Penentuan subjek penelitian berdasarkan pertimbangan sebagai berikut.

1. Guru bahasa Inggris kelas V merupakan guru lulusan S1 Pendidikan Bahasa Inggris yang dinilai mempunyai kompetensi yang baik dalam mengajar bahasa Inggris.

2. Jumlah siswa di kelas VA dinilai ideal untuk proses pembelajaran yaitu 31 siswa yang terdiri dari 15 siswa laki-laki dan 16 siswa perempuan.

3. Pembelajaran menulis bahasa Inggris di kelas VA melibatkan tahap-tahap menulis sehingga dapat diprediksi bahwa scaffolding banyak muncul dalam pembelajaran.

4. Pembelajaran menulis teks deskriptif diajarkan di kelas V SD Al-Muttaqin dengan tema yang sederhana.


(19)

26

B. Desain Penelitian

Penelitian ini dimulai dengan memilih masalah yang dipandang penting dalam pembelajaran bahasa Inggris di sekolah dasar dan menarik bagi peneliti. Setelah mendapatkan masalah yang akan diteliti, peneliti melakukan studi pendahuluan berupa wawancara pada enam guru bahasa Inggris SD di Kota Tasikmalaya. Selanjutnya peneliti merumuskan masalah penelitian dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan yang akan dijawab melalui penelitian. Setelah membuat rumusan masalah, peneliti menentukan pendekatan yang sesuai dengan permasalahan yang telah dirumuskan. Kemudian peneliti menyusun instrumen penelitian sebagai media pengumpul data.

Langkah selanjutnya peneliti menentukan lokasi dan subjek penelitian sebagai sumber data untuk penelitian ini. Setelah lokasi dan subjek penelitian dipilih, peneliti melakukan pengumpulan data melalui teknik observasi dan wawancara. Data tersebut kemudian diolah dan dianalisis berdasarkan rumusan masalah. Terakhir, peneliti menarik simpulan dan menyusun laporan penelitian. Berikut bagan langkah-langkah penelitian ini.

Bagan 3.1 Alur Desain Penelitian

Memilih Masalah Studi Pendahuluan

Memilih Pendekatan

Merumuskan Masalah

Menyusun Instrumen Menentukan Lokasi

dan Subjek

Mengumpulkan Data

Observasi

Wawancara

Transkrip Data

Analisis Data Menarik Simpulan


(20)

27

C. Metode Penelitian

Menurut Sugiyono (2013, hlm. 2), “metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”. Oleh karena itu, pemilihan metode penelitian haruslah disesuaikan dengan tujuan peneliti agar penelitiannya berhasil.

Berdasarkan tujuan penelitian yaitu untuk memperoleh gambaran mengenai jenis-jenis scaffolding dan cara guru dalam memberikan scaffolding pada pembelajaran menulis teks deskriptif bahasa Inggris di Kelas V SD Al-Muttaqin, maka jenis metode penelitian yang dipilih adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif.

Nazir (dalam Hatimah, 2007, hlm. 93) menyatakan bahwa ‘metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang’. Sedangkan pendekatan kualitatif menurut Syamsuddin dan Damaianti (2011, hlm. 74) adalah “pendekatan yang penting untuk memahami suatu fenomena sosial dan perspektif individu yang diteliti”.

Berdasarkan pemaparan tersebut, maka penelitian deskriptif kualitatif bertujuan untuk menggambarkan suatu fenomena atau peristiwa yang terjadi pada saat pengambilan data. Gambaran tersebut dideskripsikan dalam sebuah narasi berupa kata-kata maupun gambar. Oleh sebab itu dalam penelitian ini, data yang terkumpul disajikan dalam bentuk kata-kata yang diidentifikasi sebagai bentuk scaffolding guru kepada siswa. Dengan demikian, penelitian ini mendeskripsikan dengan kata-kata kondisi subjek penelitian secara alamiah yaitu pelaksanaan scaffolding yang dilakukan guru kepada siswa pada pembelajaran menulis teks deskriptif bahasa Inggris di kelas V SD Al-Muttaqin.

D. Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan batasan yang memberikan penjelasan mengenai masalah yang dijadikan objek penelitian. Definisi operasional dalam penelitian ini dijelaskan sebagai berikut.


(21)

28

1. Scaffolding

Scaffolding merupakan sebuah proses bantuan sementara yang diberikan guru kepada siswa dalam menyelesaikan tugas pembelajaran menulis teks deskriptif bahasa Inggris di kelas V SD Al-Muttaqin.

2. Jenis Scaffolding

Jenis scaffolding adalah bentuk penggunaan scaffolding yang dilakukan guru kepada siswa pada pembelajaran menulis teks deskriptif bahasa Inggris di kelas V SD Al-Muttaqin.

3. Tahapan Menulis

Tahapan menulis adalah langkah-langkah yang dilakukan guru pada pembelajaran menulis teks deskriptif bahasa Inggris di kelas V SD Al-Muttaqin.

4. Teks Deskriptif

Teks deskriptif (descriptive text) adalah salah satu jenis teks yang dipelajari di kelas V SD Al-Muttaqin yang bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai orang, benda, dan tempat tertentu.

E. Instrumen Penelitian

Dalam hal instrumen penelitian kualitatif, Sugiyono (2013, hlm. 222) menjelaskan bahwa

Penulis adalah instrumen kunci penelitian yang berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data, dan membuat kesimpulan atas temuannya.

Berdasarkan penjelasan tersebut, peneliti merupakan instrumen penelitian utama yang memiliki wawasan luas mengenai variabel penelitian yang ditelitinya. Pada penelitian ini, peneliti mengumpulkan data dengan melakukan observasi terhadap subjek penelitian. Observasi dilakukan melalui perekaman dengan menggunakan handycam selama proses pembelajaran berlangsung. Lembar observasi digunakan setelah proses pengamatan yang berisi aspek-aspek yang


(22)

29

diamati meliputi tahapan-tahapan menulis dan jenis scaffolding yang terjadi dalam setiap tahapan menulis.

Selain observasi, peneliti juga melakukan wawancara terhadap guru dan siswa untuk mengkonfirmasi hal-hal yang ingin peneliti ketahui berdasarkan hasil observasi. Peneliti menggunakan pedoman wawancara yang berisi pertanyaan yang akan ditanyakan kepada informan. Berikut pertanyaan yang diajukan pada saat wawancara terhadap guru.

1. Apakah Bapak dapat menjelaskan tahapan atau kegiatan apa saja yang dilakukan saat pembelajaran menulis teks deskriptif?

2. Mengapa Bapak memilih tahapan atau kegiatan tersebut?

3. Apakah siswa mengalami hambatan atau kesulitan saat menulis teks deskriptif?

4. Hambatan atau kesulitan apa saja yang dialami siswa?

5. Bagaimana bentuk bantuan yang Bapak berikan pada siswa yang mengalami hambatan menulis teks deskriptif?

6. Apakah Bapak menghilangkan bantuan itu jika siswa sudah mampu menulis secara mandiri?

Sedangkan pertanyaan yang diajukan pada siswa sebagai berikut. 1. Apakah kamu mengerti tujuan dari tulisan yang kamu buat? 2. Apakah kamu tahu struktur umum teks deskriptif?

3. Apakah kamu mengalami hambatan atau kesulitan saat menulis teks deskriptif?

4. Hambatan atau kesulitan apa saja yang kamu alami? 5. Bagaimana bentuk bantuan yang diberikan gurumu?

6. Bagaimana perasaan kamu terhadap pembelajaran menulis teks deskriptif dengan bantuan dari guru?

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dipilih pada penelitian ini adalah teknik observasi dan wawancara. Nasution (dalam Sugiyono, 2013, hlm. 226) menyatakan bahwa, ‘observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan’. Melalui


(23)

30

observasi, peneliti dapat melihat secara langsung apa yang ditelitinya. Pada penelitian ini, peneliti memilih observasi partisipatif dengan partisipasi pasif yaitu dimana peneliti datang ke kelas untuk mengamati sumber data, tetapi tidak ikut terlibat dalam kegiatan pembelajaran. Dengan teknik ini, peneliti dapat memperoleh data yang jelas karena peneliti fokus pada apa yang ditelitinya.

Peneliti menggunakan handycam sebagai alat bantu untuk merekam situasi kelas dan memperoleh data secara jelas. Observasi dilaksanakan sebanyak tiga kali yaitu pada tanggal 17 April 2014, 24 April 2014, dan 2 Mei 2014. Observasi dilakukan untuk mendapatkan data mengenai jenis-jenis scaffolding yang dilakukan guru dan cara guru dalam memberikan scaffolding pada pembelajaran menulis teks deskriptif bahasa Inggris. Data yang diperoleh berupa data kasar yang perlu diolah melalui transkrip data kemudian direduksi untuk memperoleh data yang layak sebagai bahan analisis data.

Teknik kedua yang peneliti pilih adalah teknik wawancara semiterstruktur. Menurut Sugiyono (2013, hlm. 233), “jenis wawancara ini sudah termasuk dalam kategori in-dept interview, dimana pelaksanaannya lebih bebas bila dibandingkan dengan wawancara terstruktur”. Oleh sebab itu, peneliti dapat lebih leluasa untuk memperoleh data secara mendalam kepada narasumber. Wawancara dilaksanakan pada tanggal 2 Mei 2014. Wawancara dilakukan untuk mengkonfirmasi data hasil observasi. Peneliti menggunakan sound recorder untuk merekam hasil wawancara dan kemudian hasil rekaman tersebut ditranskrip dan direduksi untuk memperoleh data pelengkap.

G. Analisis Data

Analisis data pada penelitian kualitatif dilakukan selama proses di lapangan bersamaan dengan pengumpulan data, interpretasi, dan pelaporan hasil (Creswell, 2012; Sugiyono, 2013). Pada penelitian ini, data yang diperoleh dari observasi dan wawancara dianalisis menggunakan kerangka tahapan menulis dari Dorn & Soffos. Selain itu, data juga dianalisis berdasarkan teori jenis-jenis scaffolding.

Data observasi dari handycam ditonton dan ditranskrip menjadi bahasa tulis. Selama proses penulisan, peneliti melakukan pengkodean pada data penting yang


(24)

31

berhubungan dengan rumusan masalah penelitian. Pengkodean dilakukan untuk mengetahui jenis scaffolding yang diberikan guru dan cara guru dalam memberikan scaffolding berdasarkan tahapan menulis.

Sedangkan data dari wawancara ditranskrip dan dikategorikan ke dalam beberapa pokok permasalahan berdasarkan rumusan masalah penelitian. Untuk memastikan validitas dan reliabilitas data, data dari hasil observasi dan hasil wawancara kemudian dicrosscheck untuk memastikan kekonsistenan data. Adapun langkah-langkah pengolahan data pada penelitian ini sebagai berikut. 1. Mentranskrip data hasil observasi dari rekaman menjadi bahasa tulis dalam

bentuk kalimat berupa dialog guru dengan siswa.

2. Mereduksi data hasil observasi sesuai dengan tujuan penelitian sebagai bahan analisis data.

3. Mendeskripsikan data hasil reduksi berdasarkan jenis-jenis scaffolding dan cara guru dalam memberikan scaffolding berdasarkan tahapan-tahapan menulis.

4. Memasukkan hasil analisis data ke dalam lembar observasi. 5. Mentranskrip data hasil wawancara menjadi bahasa tulis.

6. Mereduksi data hasil wawancara sesuai dengan tujuan penelitian.

7. Membahas analisis data berdasarkan jenis-jenis scaffolding dan cara guru dalam memberikan scaffolding berdasarkan tahapan-tahapan menulis.

8. Menyimpulkan data berdasarkan hasil analisis dan pembahasan mengenai scaffolding pada pembelajaran menulis teks deskriptif bahasa Inggris di kelas V SD Al-Muttaqin.

9. Melaporkan hasil penelitian dalam bentuk karya tulis ilmiah berupa skripsi dengan judul “Scaffolding pada Pembelajaran Menulis Teks Deskriptif Bahasa Inggris di Kelas V Sekolah Dasar”.

Bab ini menjelaskan metode penelitian yang dipilih oleh peneliti. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif dan bertujuan untuk memperoleh data mengenai jenis-jenis scaffolding yang dilakukan guru dan cara guru dalam memberikan scaffolding pada pembelajaran menulis teks deskriptif bahasa Inggris.


(25)

70 BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab empat, dapat disimpulkan bahwa guru senantiasa memberikan bantuan kepada siswanya dalam pembelajaran menulis teks deskriptif bahasa Inggris di kelas VA SD Al-Muttaqin sehingga scaffolding terjadi selama pembelajaran. Adapun jenis-jenis scaffolding yang terjadi selama pembelajaran adalah: bridging, contextualizing, offering explanation, modeling, inviting students’ participation, dan verifying and clarifying students’ understanding.

Scaffolding dilakukan guru melalui tahapan-tahapan menulis yaitu: prewriting, drafting, revising, editing, dan publishing. Jenis scaffolding yang terjadi pada tiap tahapan berbeda satu sama lain. Scaffolding kemudian dihapus oleh guru saat siswa sudah dapat mengerjakan sendiri tugasnya.

Dengan demikian, scaffolding pada pembelajaran menulis teks deskriptif bahasa Inggris di kelas V SD Al-Muttaqin dilaksanakan oleh guru dengan berbagai jenis scaffolding dan melalui tahapan-tahapan menulis.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang telah dikemukakan di atas, maka saran yang ingin penulis sampaikan sebagai berikut.

1. Guru hendaknya memahami konsep, ciri, dan jenis scaffolding sehingga dapat membangun tangga atau jembatan bantuan bagi siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran yang kompleks.

2. Penelitian ini belum mencapai hasil sempurna dikarenakan oleh keterbatasan kemampuan dan pemahaman peneliti dalam mendeskripsikan dan membahas permasalahan dalam penelitian, maka disarankan untuk dilakukan penelitian lebih lanjut dan mendalam agar informasi yang diperoleh lebih lengkap dan akurat.


(26)

71

Demikian simpulan dan saran yang dapat peneliti kemukakan, semoga bermanfaat bagi perkembangan pembelajaran bahasa Inggris di sekolah dasar dan perkembangan dunia pendidikan di masa yang akan datang.


(27)

72

DAFTAR PUSTAKA

Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). (2006). Standar Isi Untuk Satuan Dasar dan Menengah. Jakarta: BSNP.

Bodrova E. dan Deborah J. Leong. (1998). Scaffolding Emergent Writing in the Zone of Proximal Development. An International Journal of Early Reading and Writing, 3 (2), hlm. 1-18.

Bruner, J. (1978). The Role of Dialogue in Language Acquisition. Dalam A. Sinclair, R. Jarvella, dan W. Levelt (Penyunting), The Child’s Conception of Language (hlm. 241-256). New York: Springer-Verlag.

Bruner, J. (1983). Child’s Talk: Learning to Use Language. Oxford: Oxford University Press.

Creswell, J. W. (2012). Research Design: Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Dewi, M. S. N. (2012). Scaffolding Provided by A Teacher in Teaching Writing News Item Text. (Skripsi). Sekolah Sarjana, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Dorn, Linda J. dan Carla Soffos. (2001). Scaffolding Young Writers: A Writers’ Workshop Approach. Porland: Stenhouse Publishers.

Gibbons, P. (2002). Scaffolding Language, Scaffolding Learning: Teaching Second Language Learners in the Mainstream Classroom. Portsmouth: Heinemann.

Hatimah, I. dkk. (2007). Penelitian Pendidikan. Bandung: UPI Press.

Hyland, Ken. (2003). Second Language Writing. UK: Cambridge University Press.


(28)

73

Keir, June. (2009). Text Types Book 3, Informative Text. Australia: Ready-Ed Publications.

Kusumawardhani, U. (2008). Easy English for Beginners. Surakarta: PT. Era Intermedia.

Laksmi, E. D. (2006). “Scaffolding” Students’ Writing in EFL Class: Implementing Process Approach. TEFLIN Journal, 17 (2), hlm. 144-156.

Lange, V. L. (2002). Instructional Scaffolding. New York: City College of New York

Meyers, A. (2005). Gateways to Academic Writing: Effective Sentences, Paragraphs, dan Essays. New York: Longman.

Miller, K. W. (2012). Scaffolding Improvement in Writing Insruction an Action Research Project. (Tesis). Sekolah Pascasarjana, Utah State University, Utah.

Priyatni, dkk. (2008). Peningkatan Kompetensi Menulis Paragraf dengan Teknik Scaffolding. Bahasa dan Seni, 36 (2), hlm. 206-219.

Siahaan, Juanita. (2013). An Analysis of Students’s Ability and Difficulties in Writing Descriptive Text. (Skripsi). Sekolah Sarjana, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Syamsuddin A. R. dan Damaianti V. S. (2011). Metode Penelitian Pendidikan Bahasa. Bandung: Rosdakarya.

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Tarigan, H. G. (2008). Menulis sebagai Suatu Keterampilan Bahasa. Bandung: Angkasa.


(29)

74

Veerappan, Veeramuthu A/L. (2011). The Effect of Scaffolding Technique in Journal Writing among the Second Language Learners. Journal of Language Teaching and Research, 2 (4), hlm. 934-940.

Vernon, Lisa. (2001). Considerations: The Writing Process A Scaffolding Approach. Williamsburg: The College of William and Mary.

Walqui, A. (2006). Scaffolding Instruction for English Language Learners: A Conceptual Framework. The International Journal of Bilingual Education and Bilingualism, 9 (2), hlm. 159-180.

Wati, Widya. (2010). Makalah Strategi Pembelajaran Metode Pembelajaran.

[Online]. Tersedia di:

http://widya57physicsedu.files.wordpress.com/2010/12/no-29-widya-wati-04-metode-pembelajaran1.pdf. Diakses 21 Mei 2014.

Wong, R. M. F. dan Hew K. F. (2010). The Impact of Blogging and Scaffolding on Primary School Pupils’ Narrative Writing: A Case Study. International Journal of Web-Based Learning and Teaching Technologies, 5 (2), 1-17.

Wood, D., Bruner, J. S., dan Ross G. (1976). The Role of Tutoring in Problem Solving. Journal of Child Psycology and Psychiatry, 17 (2), 89-100.

Zainurrahman. (2011). Menulis: Dari Teori Hingga Praktik (Penawar Racun Plagiarisme). Bandung: Alfabeta.


(1)

31

berhubungan dengan rumusan masalah penelitian. Pengkodean dilakukan untuk mengetahui jenis scaffolding yang diberikan guru dan cara guru dalam memberikan scaffolding berdasarkan tahapan menulis.

Sedangkan data dari wawancara ditranskrip dan dikategorikan ke dalam beberapa pokok permasalahan berdasarkan rumusan masalah penelitian. Untuk memastikan validitas dan reliabilitas data, data dari hasil observasi dan hasil wawancara kemudian dicrosscheck untuk memastikan kekonsistenan data. Adapun langkah-langkah pengolahan data pada penelitian ini sebagai berikut. 1. Mentranskrip data hasil observasi dari rekaman menjadi bahasa tulis dalam

bentuk kalimat berupa dialog guru dengan siswa.

2. Mereduksi data hasil observasi sesuai dengan tujuan penelitian sebagai bahan analisis data.

3. Mendeskripsikan data hasil reduksi berdasarkan jenis-jenis scaffolding dan cara guru dalam memberikan scaffolding berdasarkan tahapan-tahapan menulis.

4. Memasukkan hasil analisis data ke dalam lembar observasi. 5. Mentranskrip data hasil wawancara menjadi bahasa tulis.

6. Mereduksi data hasil wawancara sesuai dengan tujuan penelitian.

7. Membahas analisis data berdasarkan jenis-jenis scaffolding dan cara guru dalam memberikan scaffolding berdasarkan tahapan-tahapan menulis.

8. Menyimpulkan data berdasarkan hasil analisis dan pembahasan mengenai scaffolding pada pembelajaran menulis teks deskriptif bahasa Inggris di kelas V SD Al-Muttaqin.

9. Melaporkan hasil penelitian dalam bentuk karya tulis ilmiah berupa skripsi dengan judul “Scaffolding pada Pembelajaran Menulis Teks Deskriptif Bahasa Inggris di Kelas V Sekolah Dasar”.

Bab ini menjelaskan metode penelitian yang dipilih oleh peneliti. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif dan bertujuan untuk memperoleh data mengenai jenis-jenis scaffolding yang dilakukan guru dan cara guru dalam memberikan scaffolding pada pembelajaran menulis teks deskriptif bahasa Inggris.


(2)

70

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab empat, dapat disimpulkan bahwa guru senantiasa memberikan bantuan kepada siswanya dalam pembelajaran menulis teks deskriptif bahasa Inggris di kelas VA SD Al-Muttaqin sehingga scaffolding terjadi selama pembelajaran. Adapun jenis-jenis scaffolding yang terjadi selama pembelajaran adalah: bridging, contextualizing, offering explanation, modeling, inviting students’ participation, dan verifying and clarifying students’ understanding.

Scaffolding dilakukan guru melalui tahapan-tahapan menulis yaitu: prewriting, drafting, revising, editing, dan publishing. Jenis scaffolding yang terjadi pada tiap tahapan berbeda satu sama lain. Scaffolding kemudian dihapus oleh guru saat siswa sudah dapat mengerjakan sendiri tugasnya.

Dengan demikian, scaffolding pada pembelajaran menulis teks deskriptif bahasa Inggris di kelas V SD Al-Muttaqin dilaksanakan oleh guru dengan berbagai jenis scaffolding dan melalui tahapan-tahapan menulis.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang telah dikemukakan di atas, maka saran yang ingin penulis sampaikan sebagai berikut.

1. Guru hendaknya memahami konsep, ciri, dan jenis scaffolding sehingga dapat membangun tangga atau jembatan bantuan bagi siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran yang kompleks.

2. Penelitian ini belum mencapai hasil sempurna dikarenakan oleh keterbatasan kemampuan dan pemahaman peneliti dalam mendeskripsikan dan membahas permasalahan dalam penelitian, maka disarankan untuk dilakukan penelitian lebih lanjut dan mendalam agar informasi yang diperoleh lebih lengkap dan akurat.


(3)

71

Demikian simpulan dan saran yang dapat peneliti kemukakan, semoga bermanfaat bagi perkembangan pembelajaran bahasa Inggris di sekolah dasar dan perkembangan dunia pendidikan di masa yang akan datang.


(4)

72

Bodrova E. dan Deborah J. Leong. (1998). Scaffolding Emergent Writing in the Zone of Proximal Development. An International Journal of Early Reading and Writing, 3 (2), hlm. 1-18.

Bruner, J. (1978). The Role of Dialogue in Language Acquisition. Dalam A. Sinclair, R. Jarvella, dan W. Levelt (Penyunting), The Child’s Conception of Language (hlm. 241-256). New York: Springer-Verlag.

Bruner, J. (1983). Child’s Talk: Learning to Use Language. Oxford: Oxford University Press.

Creswell, J. W. (2012). Research Design: Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Dewi, M. S. N. (2012). Scaffolding Provided by A Teacher in Teaching Writing News Item Text. (Skripsi). Sekolah Sarjana, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Dorn, Linda J. dan Carla Soffos. (2001). Scaffolding Young Writers: A Writers’ Workshop Approach. Porland: Stenhouse Publishers.

Gibbons, P. (2002). Scaffolding Language, Scaffolding Learning: Teaching Second Language Learners in the Mainstream Classroom. Portsmouth: Heinemann.

Hatimah, I. dkk. (2007). Penelitian Pendidikan. Bandung: UPI Press.

Hyland, Ken. (2003). Second Language Writing. UK: Cambridge University Press.


(5)

73

Keir, June. (2009). Text Types Book 3, Informative Text. Australia: Ready-Ed Publications.

Kusumawardhani, U. (2008). Easy English for Beginners. Surakarta: PT. Era Intermedia.

Laksmi, E. D. (2006). “Scaffolding” Students’ Writing in EFL Class: Implementing Process Approach. TEFLIN Journal, 17 (2), hlm. 144-156.

Lange, V. L. (2002). Instructional Scaffolding. New York: City College of New York

Meyers, A. (2005). Gateways to Academic Writing: Effective Sentences, Paragraphs, dan Essays. New York: Longman.

Miller, K. W. (2012). Scaffolding Improvement in Writing Insruction an Action Research Project. (Tesis). Sekolah Pascasarjana, Utah State University, Utah.

Priyatni, dkk. (2008). Peningkatan Kompetensi Menulis Paragraf dengan Teknik Scaffolding. Bahasa dan Seni, 36 (2), hlm. 206-219.

Siahaan, Juanita. (2013). An Analysis of Students’s Ability and Difficulties in Writing Descriptive Text. (Skripsi). Sekolah Sarjana, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Syamsuddin A. R. dan Damaianti V. S. (2011). Metode Penelitian Pendidikan Bahasa. Bandung: Rosdakarya.

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Tarigan, H. G. (2008). Menulis sebagai Suatu Keterampilan Bahasa. Bandung: Angkasa.


(6)

Veerappan, Veeramuthu A/L. (2011). The Effect of Scaffolding Technique in Journal Writing among the Second Language Learners. Journal of Language Teaching and Research, 2 (4), hlm. 934-940.

Vernon, Lisa. (2001). Considerations: The Writing Process A Scaffolding Approach. Williamsburg: The College of William and Mary.

Walqui, A. (2006). Scaffolding Instruction for English Language Learners: A Conceptual Framework. The International Journal of Bilingual Education and Bilingualism, 9 (2), hlm. 159-180.

Wati, Widya. (2010). Makalah Strategi Pembelajaran Metode Pembelajaran.

[Online]. Tersedia di:

http://widya57physicsedu.files.wordpress.com/2010/12/no-29-widya-wati-04-metode-pembelajaran1.pdf. Diakses 21 Mei 2014.

Wong, R. M. F. dan Hew K. F. (2010). The Impact of Blogging and Scaffolding on Primary School Pupils’ Narrative Writing: A Case Study. International Journal of Web-Based Learning and Teaching Technologies, 5 (2), 1-17.

Wood, D., Bruner, J. S., dan Ross G. (1976). The Role of Tutoring in Problem Solving. Journal of Child Psycology and Psychiatry, 17 (2), 89-100.

Zainurrahman. (2011). Menulis: Dari Teori Hingga Praktik (Penawar Racun Plagiarisme). Bandung: Alfabeta.