GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG PORNOGRAFI PADA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5 LEMBANG.

(1)

Aditya Kresnawan Aminudin,2013

GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG PORNOGRAFI PADA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5 LEMBANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG PORNOGRAFI PADA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5 LEMBANG

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari

Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya Keperawatan Program Studi D3 Keperawatan

Oleh

Aditya Kresnawan Aminudin 1009100

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN

FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

Aditya Kresnawan Aminudin,2013

GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG PORNOGRAFI PADA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5 LEMBANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2013

Gambaran Pengetahuan Remaja

tentang Pornografi pada Siswa Kelas

VIII di SMPN 5 Lembang

Oleh

Aditya Kresnawan Aminudin

Sebuah karya tulis ilmiah yang diajukan untuk memenuhi salah satu Syarat memperoleh gelar Ahli Madya Keperawatan pada Fakultas Pendidikan

Olahraga dan Kesehatan

© Aditya Kresnawan Aminudin 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Karya Tulis Ilmiah ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto copy, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

Aditya Kresnawan Aminudin,2013

GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG PORNOGRAFI PADA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5 LEMBANG


(4)

Aditya Kresnawan Aminudin,2013

GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG PORNOGRAFI PADA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5 LEMBANG


(5)

Aditya Kresnawan Aminudin,2013

GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG PORNOGRAFI PADA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5 LEMBANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu v

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN

FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

KARYA TULIS ILMIAH, JUNI 2013 Aditya Kresnawan Aminudin

NIM. 1009100

Gambaran Pengetahuan Remaja Tentang Pornografi Pada Siswa Kelas VIII Di SMPN 5 Lembang

XI + 44 Halaman, V BAB, 9 Tabel, 2 Gambar, 4 Lampiran

ABSTRAK

Pada masa perkembangan remaja memberikan informasi mengenai sex education

sudah seharusnya diberikan agar remaja tidak mencari informasi yang tidak jelas dan negatif. Kurangnya pengetahuan remaja menjadi salah satu faktor utama kasus timbulnya pornografi,pengaruh adanya pornografi menyebabkan penyimpangan seksual yang marak terjadi pada remaja di negara kita. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tentang tingkat pengetahuan remaja berdasarkan karakteristik di SMPN 5 Lembang.Penelitian ini menggunakan desain deskriptifpada 98 sampel melalui teknik Total sampling. Instrumen yang digunakan berupa tes kuesionerdan diolah secara univariat. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat 3 orang atau 3% memiliki pengetahuan baik, 32 orang atau 33% responden memiliki pengetahuan cukup dan 63 orang atau 64% responden memiliki pengetahuan kurang. Diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua instansi yang terkait untuk meningkatkan perkembangan pengetahuan remaja dalam pornografidan dapat memberikan kontribusi dalam mengevaluasi program keperawatan komunitas.

Kata kunci : Gambaran, pengetahuan remaja, pornografi .


(6)

Aditya Kresnawan Aminudin,2013

GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG PORNOGRAFI PADA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5 LEMBANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu v


(7)

Aditya Kresnawan Aminudin,2013

GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG PORNOGRAFI PADA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5 LEMBANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu vi

DAFTAR ISI

PERNYATAAN i

KATA PENGANTAR ii

UCAPAN TERIMA KASIH iii

ABSTRAK v

DAFTAR ISI vi

DAFTAR TABEL ix

DAFTAR GAMBAR x

DAFTAR LAMPIRAN xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian 1

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah. 4

C. Tujuan Penelitian 5

D. Manfaat Penelitian. 6

E. Struktur Organisasi Karya Tulis Ilmiah 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN A. Konsep Pengetahuan 7

1. Definisi Pengetahuan 7

2. Proses Pengetahuan. 7

3. Tingkat Pengetahuan 8

4. Macam-macam Pengetahuan 9

5. Pengukur Pengetahuan 10

6. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan 11

B. Keonsep Remaja 12

1. Definisi Remaja 12

2. Tahapan Perkembangan Remaja 13


(8)

Aditya Kresnawan Aminudin,2013

GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG PORNOGRAFI PADA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5 LEMBANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu vii

C. Konsep Pornografi

1. Definisi Pornografi 15

2. Jenis-Jenis Pornografi 16

3. Faktor-Faktor Penyebab Anak Mengakses Pornografi 16 4. Dampak Pornografi 17

5. Pencegahan Pornografi 20

D. Konsep Karakteristik 20

1. Sumber Informasi 21

2. Jenis Kelamin 23

3. Usia 23

E. Kerangka Pemikiran 24

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Penelitian 25

1. Populasi 25

2. Sampel 25

B. Desain Penelitian 25

C. Metode Penelitian 27

D. Definisi Operasional 27

E. Instrumen Penelitian 28

F. Proses Pengembangan Instrumen 29

G. Teknik Pengumpulan Data 31

H. Analisis Data 31

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Profil Objek Penelitian 34

B. Hasil Penelitian 36

C. Pembahasan 40

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan 43

B. Saran 43


(9)

Aditya Kresnawan Aminudin,2013

GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG PORNOGRAFI PADA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5 LEMBANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu viii

RIWAYAT HIDUP PENULIS LAMPIRAN-LAMPIRAN


(10)

Aditya Kresnawan Aminudin,2013

GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG PORNOGRAFI PADA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5 LEMBANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Masa depan bangsa dan negara terletak dipundak dan tanggung jawab remaja.Jika mereka berkembang dengan peningkatan kualitas yang semakin membaik, besar harapan kebaikan dan kebahagiaan kehidupan bangsa dapat diharapkan,namun jika terjadi sebaliknya maka keadaan bangsa jauh dari yang diharapkan, bahkan bisa menjadi kehancuran suatu bangsa.Perubahan-perubahan sosial yang serba cepat akibat dari proses modernisasi dan globalisasi telah mengakibatkan perubahan pola kehidupan,etika dan nilai-nilai moral khususnya hubungan perilaku seksual. Berbagai efek samping dari media elektronik seperti film,VCD dan lain-lain atau media cetak seperti buku-buku,majalah dan bacaan lainnya sangat mudah diamati dan bahkan dilihat atau dibaca oleh remaja dan anak.Berbagai obat-obatan, ganja, minuman keras, pornografi beredar demikian mudah dikalangan remaja,bahkan amat mudah pula dilihat dan diketahui oleh anak yang menginjak dewasa (Loekmono, 1998).

Di Indonesia,pornografi telah menjadi hal yang sangat umum karena sangat mudah diakses oleh setiap kalangan usia.Aliansi Selamatkan Anak (ASA) indonesia (2006) menyatakan bahwa indonesia selain menjadi negara tanpa aturan yang jelas tentang pornografi, juga mencatat rekor sebagai negara kedua setelah rusia yang palig rentan penetrasi pornografi terhadap anak-anak (BKKBN, 2004).

Data Survei Kesehatan Reproduksi Remaja Indonesia terakhir Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menyebutkan sebanyak 5.912 wanita di umur 15-19 tahun secara nasional pernah melakukan hubungan seksual.Sedangkan pria di usia yang sama berjumlah 6.578 atau 3,7 persen pernah melakukan hubungan seks.Namun yang mengejukan kasus hubungan seks pranikah ini justru terjadi di pedesaan. Jika dilihat persentasi tempat antara di perkotaan dan di desa, ternyata di


(11)

2

Aditya Kresnawan Aminudin,2013

GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG PORNOGRAFI PADA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5 LEMBANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

desa jumlahnya lebih besar dibanding perkotaan.perkotaan 0,9 persen, kalau di perdesaan 1,7 persen.Alasannya,tingkat pendidikan warga desa yang rendah berpengaruh terhadap hubungan seks.Data BKKBN tidak berbeda jauh dengan data Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA).Sebagaimana diketahui, pada bulan Juni 2010 dilakukan terhadap 2.488 responden menemukan bahwa sebanyak 85 persen remaja berusia 13-15 tahun mengaku telah berhubungan seks dengan pacar mereka, 52 persen yang memahami bagaimana kehamilan bisa terjadi, 50 persen dari remaja itu mengaku menonton media pornografi, dan setelah dilakukan penelitian mengenai pornografi bahwa responden yang terangsang setelah menonton tayangan porno sebesar 84,4% dan sebanyak 2,2% berakhir dengan melakukan hubungan seksual dan 31,5 % melakukan onani/masturbasi. Dari 92 responden yang terangsang oleh pornografi sebesar 90,2 % terangsang karena adegan seks dalam film. Pornografi menyebabkan dorogan seksual tinggi pada responden remaja laki-laki sebesar 50,9% dan pada perempuan sebesar 5,1%.Bahkan, dalam survei di sebuah sekolah Islam di Jakarta, diperoleh hasil yang mencengangkan, separuh lebih anak usia 9-14 tahun yang disurvei telah mengenal pornografi dalam segala bentuknya.

Pengetahuan remaja tentang situs-situs pornografi membuat anak mudah untuk mengakses situs- situs porno di internet.Hal ini membuat kasus pemerkosaan dibawah umur yang dilakukan oleh para remaja meningkat.Menurut KOMNAS PA,kasus pemerkosaan yang dilakukan oleh anak di bawah umur meningkat sebesar 20%.Yayasan Kita dan Buah Hati pernah melakukan survei sepanjang tahun 2005 di antara kalangan anak-anak SD, usia 9-12 tahun. Respondennya 1.705 anak di Jabodetabek. Ditemukan, ternyata 80 persen dari anak-anak itu sudah mengakses materi pornografi dari bermacam-macam sumber: komik-komik, VCD/DVD, dan situs-situs porno (Replubika,21/05/2006).

Perkembangan dan kebebasan media massa adalah tolak ukur kemajuan teknologi informasi dan komunikasi. Demikian pula yang terjadi


(12)

3

Aditya Kresnawan Aminudin,2013

GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG PORNOGRAFI PADA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5 LEMBANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sekarang ini, media cetak dan elektronik berkembang cukup pesat.Secara kuantitas media seperti koran, tabloid, televisi, VCD, dan internet sangat jauh meningkat dibandingkan masa sebelumnya.Namun hal yang perlu disayangkan adalah peningkatan ini tidak dibarengi dengan peningkatan kualitas.Bila kita mencermati isinya, banyak media yang tidak berbobot dan terkesan hanya berorientasi terhadap komersialisme, atau dengan kata lain sesuai selera pasar. Namun pihak-pihak yang bersangkutan lupa untuk memikirkan aspek edukasi dan nilai-nilai yang sesuai dengan budaya masyarakat.

Menurut bahasa, pornografi berasal dari kata Yunani “porne” yang

berarti perempuan jalang dan graphein berarti menulis.Sedangkan menurut Undang-undang RI Nomor 44 Tahun 2008, tentang Pornografi didefinisikan bahwa pornografi adalah gambar, sketsa, ilustrasi, foto, tulisan, suara, bunyi, gambar bergerak, animasi, kartun, percakapan, gerak tubuh, atau bentuk pesan lainnya melalui berbagai bentuk media komunikasi dan/atau pertunjukan di muka umum, yang memuat kecabulan atau eksploitasi seksual yang melanggar norma kesusilaan dalam masyarakat.

Dampak dari pornografi itu sendiri sangat merugikan remaja itu sendiri.Psikologi Ike R.Sugianto mengatakan efek psikologis pornografi dari internet bagi anak sangat memicu kelainan seksual kesehatan mereka, dan anak yang mengenal pornografi sejak dini akan cenderung menjadi anti sosial,tidak setia,kekerasan dalam rumah tangga,tidak sensitif, memicu kelainan seksual dan menimbulkan kecanduan mengakses internet pada situs game dan porno.Selain itu juga pengaruh adanya pornografi dapat menyebabkan penyimpangan seksual diantaranya: Gangguan

identitas jenis kelamin,pemerkosaan,inces,homoseksualitas, fetihism, nekrofilia, sadime dan machocism.Pengaruh pornografi terhadap penyimpangan seksual juga menyebabkan banyaknya hubungan seks pra nikah.


(13)

4

Aditya Kresnawan Aminudin,2013

GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG PORNOGRAFI PADA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5 LEMBANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan dari studi pendahuluan yang dilakukan di kelas VIII SMPN 5 lembang pada tanggal 10 April 2013 oleh peneliti di dapatkan data bahwa dari 10 siswa yang diwawancara 8 orang mengatakan bahwa pornografi merupakan masalah tetapi kurang mengetahui tentang dampak dan cara pencegahanya sedangkan 2 siswa mengatakan bahwa pornografi bukan masalah dan sesuatu hal yang lazim di masyarakat.

RUU Anti Pornografi dan Pornoaksi adalah satu cara pemerintah indonesia untuk memberantasnya, selain itu juga pengetahuan remaja mengenai beragam bentuk pornografi dan dampak negatifnya harus diketahui oleh para remaja,di bantu peran serta orang tua untuk lebih mengawasi anaknya dan pendekatan terhadap agama.Berdasarkan uraian di atas bisa disimpulkan bahwa pornografi membawa dampak negatif terhadap kehidupan manusia khususnya bagi remaja.Oleh sebab itu melihat beragam bentuk pornografi baik secara muatan atau mediumnya ,membuat kita menyadari bahwa perjuangan untuk memberantasnya perlu dilakukan secara serius.

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah

Pornografi membawa dampak buruk bagi kehidupan manusia terutama bagi remaja sebagai penerus bangsa yang terus diracuni ,mudahnya remaja mendapatkan materi pornografi menjadi penyebab utama penyimpangan seksual. Banyaknya penyimpangan seksual yg dilakukan remaja adalah akibat dari prilaku pornografi yang tinggi di kalangan remaja.Maka berdasarkan latar belakang masalah di atas rumusan masalah yang akan diteliti adalah “Bagaimana Gambaran Pengetahuan Remaja Tentang Pornografi Pada Siswa Kelas VIII Di SMPN 5 LEMBANG”.


(14)

5

Aditya Kresnawan Aminudin,2013

GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG PORNOGRAFI PADA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5 LEMBANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran pengetahuan remaja tentang pornografi pada siswa kelas VIII Di SMPN 5 Lembang.

D. Manfaat Penelitian a. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian dapat dimanfaatkan sebagai sumber informasi dan tambahan pengetahuan dalam pengembangan ilmu pengetahuan khusunya ilmu keperawatan tentang pornografi dan diharapkan hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi penelitian lain yang ada kaitanya dengan gambaran pengetahuan remaja tentang pornografi berdasarkan karakteristik.

b. Manfaat Praktis

Hasil penelitian dapat dimanfaatkan sebagai acuan bagi pihak sekolah untuk mengurangi angka pornografi di kalangan anak sekolah dan diharapkan bagi pihak sekolah pengetahuan tentang pornografi menjadi acuan untuk diselenggarakanya program anti pornografi.

E. Struktur Organisasi Karya Tulis Ilmiah

Untuk mempermudah dalam penyusunan selanjutnya, maka penulis memberikan rancangan isi dan materi yang akan dibahas, yaitu sebagai berikut:

BAB I Pendahuluan.Merupakan uraian tentang latar belakang penelitian, identifikasi dan perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.

BAB IIKajian Pustaka dan Kerangka Pemikiran.Merupakan landasan teori yang digunakan dalam analisis temuan dilapangan dan uraian mengenai kerangka pemikiran penelitian.


(15)

6

Aditya Kresnawan Aminudin,2013

GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG PORNOGRAFI PADA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5 LEMBANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III Metode Penelitian.Dalam bab ini akan diuraikan lokasi dan subjek penelitian, desain penelitian, metode penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data dan analisa data serta prosedur dan tahap-tahap penelitian mulai dari persiapan sampai penyusunan laporan akhir.

BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan. Pada bab ini membahas mengenai pengolahan atau analisis data serta pembahasan temuan.

BAB V Kesimpulan dan Saran. Bab ini membahas mengenai hasil analisis temuan. Selain itu, pada bab ini juga dibahas mengenai rekomendasi bagi pihak-pihak yang berkaitan dengan penelitian ini.


(16)

Aditya Kresnawan Aminudin,2013

GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG PORNOGRAFI PADA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5 LEMBANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu25

BAB III

METODE PENELITIAN

Dalam bab ini akan di dibahas tentang metode penelitian meliputi : A. Lokasi dan Populasi penelitian

Lokasi penelitian yang akan diambil adalah siswa-siswikelas VIII SMPN 5 Lembang, terletak di Kp. Cicalung 1A RW 02 RT 08 Desa Wangun Harja Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat.

1. Populasi

Populasi penelitian adalah keseluruhan sampel penelitian atau objek yang akan diteliti (Notoadmojo, 2005), populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa-siswi kelas VIII di SMPN 5 Lembang berjumlah 98orang. 2. Sampel

Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmojo, 2005). Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah total sampling. Total sampling adalah teknik pengambilan sampel dimana jumlah sampel sama dengan populasi (Sugiyono, 2007). Alasan mengambil total sampling karena menurut Sugiyono (2007) jumlah populasi yang kurang dari 100 seluruh populasi dijadikan sampel penelitian semuanya.Sampel yang diambil dari penelitian ini adalah 98 orang.

B.Desain penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adlah desain penelitian deskriptif. Desain penelitian deskriptif adalah Suatu Penelitian yangdilakukan dengan tujuan utama untuk memberikan gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaansecara Objektif (Notoadmojo, 2005).Desain penelitian ini digunakan untuk Memecahkanatau Menjawab Permasalahan yang sedangdihadapi pada situasi sekarang.Penelitian


(17)

26

Aditya Kresnawan Aminudin,2013

GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG PORNOGRAFI PADA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5 LEMBANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Deskriptif juga berarti penelitian yangdimaksudkan untuk menjelaskan fenomena ataukarakteristik individual, situasi atau kelompok tertentu secara akurat.Dengan kata lain : Penelitian deskriptif dilakukanuntuk mendeskripsikan seperangkat peristiwa ataukondisi populasi saat ini.Penelitian deskriptif merupakan cara untukmenemukan makna baru,menjelaskan sebuahkondisi keberadaan, frekuensikemunculan sesuatu, dan mengkategorikaninformasi.Penelitian Deskriptif dilakukan dengan memusatkan perhatian kepada aspek-aspek tertentu dan seringmenunjukkan hubungan atara berbagai variabel.

Adapun langkah-langkah desain penelitian yang disusun oleh peneliti adalah sebagai berikut:

Populasi

Sampel (Total Sampling)

Analisa Data

Pengolahan Data

Hasil Pengolahan Data


(18)

27

Aditya Kresnawan Aminudin,2013

GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG PORNOGRAFI PADA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5 LEMBANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Bagan 3.1 Langkah-langkah Penelitian

C.Metode penelitian

Metode penelitian adalah suatu cara untuk memecahkan masalah ataupun cara mengembangkan ilmu pengetahuan dengan menggunakan metode ilmiah dalam penelitian ini metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif.

Metode kuantitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivism, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu. Pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan(Sugiono, 2012).

D. Definisi Oprasional

Definisi oprasional adalah mendefinisikan variabel secara oprasional berdasarkan karakteristik yang diamati, memingkinkan peneliti untuk melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau fenomena (Notoatmojo, 2005).

Tabel 3.1 Definisi Opersional

no variabel Definisi Oprasional Alat ukur Hasil ukur 1. Pengetahuan Segala sesuatu yang

diketahui oleh remaja mengenai pornografi  Pengertian  Jenis-jenis  Faktor penyebab  Dampak  Pencegahan

kuesioner Baik :

Jika presentase jawaban responden 76-100%. Cukup : Jika presentasi jawaban responden 56-75%.


(19)

28

Aditya Kresnawan Aminudin,2013

GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG PORNOGRAFI PADA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5 LEMBANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu E. I

nstrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat-alat yang akan digunakan untuk pengumpulan data. Pada penelitian ini instrumen penelitian yang digunakan adalah kuisioner, dimana peneliti mengumpulkan data secara formal kepada subjek dan subjek menjawab secara bebas tentang sejumlah pertanyaan yang diajukan oleh peneliti (Notoadmojo, 2005). Kuisioner yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk pertanyaan pilihan ganda (a, b, c, d) sebanyak 21 pertanyaan responden memilih jawaban yang telah disiapkan yang dianggap benar dengan diberi tanda silang.Jika jawaban benar diberi nilai 1 dan jika jawaban salah diberi nilai 0(Arikunto, 2006).

F. Proses Pengembangan instrumen 1. Validitas

Validitas adalah Suatu indeks yang menunjukan alat ukur itu benar-benar mengukur apa yang diukur. Suatu instrumen atau alat pengukur dikatakan valid, jika alat ukur itu mengukur apa yang harus diukur oleh alat itu. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi sebaiknya instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah.(Notoadmojo, 2006).

Untuk mengetahui apakah kuesioner yang kita susun mampu mengukur apa yang hendak kita ukur,uji coba instrumen dilakukan di SMPN 6 Lembang karna mempunya karkteristik dan ciri yang sama,dilakukan pada 20 orang responden.

Kurang : Jika presentase jawaban

responden < 55% .


(20)

29

Aditya Kresnawan Aminudin,2013

GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG PORNOGRAFI PADA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5 LEMBANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Data dihitung dengan rumus sebagai berikut :

��

=

(

�� − �

)

��

Keterangan

r

bis

i

: koefisien biseral soal no i

X1 : rata-rata skor total yang dijawab benar soal nomor i Xt : rata-rata skor total semua responden

P1 : proporsi jawaban yang benar untuk butir soak nomor i Q1 : proporsi jawaban yang salah untuk butir soak nomor i St : standar deviasi skor total semua responden, dengan rumus

St =

∑(�−�²

Keputusan uji :

Bila, hitung (r pearson) ≥ ᵣ tabel : artinya pertanyaan tersebut valid Bila, hitung (rpearson) ≤ ᵣ tabel: artinya pertanyaan tersebut tidak valid

Berdasarkan hasil uji validitas yang dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :

a. Menyebarkan angket kepada 20 responden remaja putri di SMPN 6 Lembang sebanyak 25 pertanyaan.

b. Setelah penyebaran angket dan mendapatkan hasil pengisian angket tersebut, lalu angket tersebut diproses dengan sistem komputer untuk dilakukan uji validitas. Item pertanyaan untuk variabel gambaran pengetahuan remaja tentang pornografi di SMPN 6 Lembang memiliki nilai koefisien validitas dengan titik kritis corrected item total correlation ≥ 0,444 dapat dinyatakan


(21)

30

Aditya Kresnawan Aminudin,2013

GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG PORNOGRAFI PADA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5 LEMBANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

valid dan untuk item pertanyaan yang memiliki nilai koefisien validitas dengan titik kritis corrected item total correlation < 0,444 dinyatakan tidak valid. (Arikunto,2006).

c. Hasil yang dinyatakan valid dari 25 pertanyaan yaitu sebanyak 21 pertanyaan diantaranya nomor item 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,12,13,15, 16,18,19,20,21,22,23,24,25.

d. Hasil yang dinyatakan tidak valid sebanyak empat pertanyaan yaitu pada nomor item 5,8,24, dan 25.

e. Hasil akhir, item pertanyaan yang digunakan pada kuisioner untuk penelitian sebanyak 21 pertanyaan. Terdiri atas 21 pertanyaan yang valid dan untuk pertanyaan tidak valid dibuang soal nomor 5,8, 24, dan 25.

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah indeks yang menunjukan sejauhmana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan.Hal ini berarti menunjukan sejauh mana hasil pengukuran itu tetap konsisten bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama, dengan menggunakan alat ukur yang sama (Notoadmojo, 2005).Ada cara atau alat pengukuran yang dipakai untuk melihat reliabilitas dalam mengumpulkan data yaitu stabilitas: mempunyai kesamaan bila dilakukan berulang-ulang dalam waktu yang berbeda, ekuivalen: pengukuran andalkan kesamaan) : instrumen yang dipergunakan harus mempunyai isi yang sama (Nursalam, 2003).Untuk mengetahui reliabilitrtas caranya adalah membandingkan nilai r tabel. Dalam uji reliabilitas sebagai nilai r hasil adalah ‘Alpha’. Bila r Alpha lebih besar dari konstanya (0,6), maka pertanyaan tersebut reliabel ( riyanto,2009).

Teknik yang digunakan adalah dengan menggunakan rumus koefisien reabilitas yaitu :

��= �−1

1

1 1

��

²

Keterangan :


(22)

31

Aditya Kresnawan Aminudin,2013

GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG PORNOGRAFI PADA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5 LEMBANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

�� : koefisien reabilitas tes

� : cacah butir

1 1:varietas skonskor butir

1 : proporsi jawaban yang benar untuk butir nomor i

1: proporsi jawaban yang salah untuk butir nomor i St² : varian skor total

Keputusan uji :

Bila nilai Crombah’s alpha lebih e konstanta (0,6) maka pertanyaan reliabel

Bila nilai Crombah’s Alpha< (0,6) maka pertanyaan tidak reliabel. Menurut hasil uji reliabilitas yang dilakukan kepada 20 responden yang bertempat di SMPN 6 Lembang, didapatkan r= 0,939 sehingga diperoleh kesimpulan bahwa item pertanyaan tentang pengetahuan remaja tentang pornografi reliabel.

G. Teknik pengumpulan data

Data ini bersifat data primer, data primer merupakan data yang diambil langsung dari responden. Penyebaran kuesioner dilakukan dengan mendatangi langsung ke SMPN 5 Lembang,yang terlebih dahulu mendapatkan ijin kepada kepala sekolah.Pelaksanaan penelitian, peserta dikumpulkan semua pada satu ruangan,peneliti terlebih dahulu memperkenalkan diri, menyampaikan maksud dan tujuan penyebaran kuesioner dan memotivasi responden agar mengisi jawaban dengan jujur,cermat dan teliti,kemudian dibagikan lembaran kuisioner atau angket, dalam bentuk pertanyaan pilihan ganda, menjelaskan teknik pengisian kuisioner, mengawasi secara langsung pengisian kuisioner dan mengambil kembali kuisioner yang telah diisi oleh respon pada hari itu juga.

H. Analisa data

Analisa deskriptif adalah suatu prosedur pengolahan data dengan mengambarkan dan meringkas data dengan cara ilmiah dalam bentuk tabel


(23)

32

Aditya Kresnawan Aminudin,2013

GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG PORNOGRAFI PADA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5 LEMBANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dan grafis (Nursalam, 2003), salah satu pengamatan yang dilakukan pada tahap analisa deskriptif adalah pengamatan terhadap tabel frekuensi terdiri dari kolom-kolom yang memuat frekuensi dan presentasi untuk setiap kategori.

Adapun data di analisa secara univariat.Anilisa univariat yang dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil penelitian.Pada umumnya dalam analisis ini hanya menghasilkan distribusi dan presentasi dari tiap variabel (Notoatmojo,2005) data diubah dalam bentuk presentase kemudian data tersebut diubah ke data kualitatif berupa kategori pengetahuan baik, cukup, dan kurang. Menurut Nursalam (2003) adalah 1. Kategori baik yaitu menjawab benar 76%-100%.

2. Kategori cukup yaitu menjawab benar 56%-75%. 3. Kategori kurang, yaitu jika menjawab benar <55%.

Setelah masing-masing responden mendapatkan kategorinya kemudian dihitung jumlah responden pada masing-masing kategori tingkat pengetahuan dan kemudiaan dipresentasikan dengan rumus sebagai berikut:`

P = F/N x 100%

Keterangan :

P : presentasi F : jawaban N : nilai maksimal

Setelah diperhitungkan melalui item diatas, maka peneliti melakukan interpretasi dari hasil tes dengan cara membuat kategori untuk setiap kriteria berdasarkan tabel aturan Koentjaraningrat (1990) dalam Suhartini (2007). Adapun interpretasi datanya adalah sebagai berikut:


(24)

33

Aditya Kresnawan Aminudin,2013

GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG PORNOGRAFI PADA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5 LEMBANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.2 Intrepretasi Data dengan kategori aturan Koentjaraningrat

Presentase Kategori

0% Tidak ada

1 % - 25 % Sebagian kecil

26 % - 49 % Hampir separuhnya

50 % Separuhnya

51 % - 75 % Sebagian besar 76 % - 99 % Hampir seluruhnya

100 % Seluruhnya


(25)

Aditya Kresnawan Aminudin,2013

GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG PORNOGRAFI PADA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5 LEMBANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu43

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data tentang “Gambaran Pengetahuan Tentang Pornografi Pada Siswa Kelas VIII Di SMPN 5 Lembang”, maka penulis menarik kesimpulan bahwa :

1. Gambaran pengetahuan remaja tentang pornografi pada siswa kelas VIII di SMPN 5 Lembang diperoleh bahwa sebagian besar mempunyai pengetahuan kurang sebanyak 64%, hampir separuhnya mempunyai pengetahuan cukup sebanyak 33% dan sebgian kecil mempunyai pengetahuan baik sebanyak 3%.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data tentang

“Gambaran pengetahuan tentang pornografi pada siswa kelas VIII di SMPN 5 Lembang”, maka saran yang diberikan adalah sebagai berikut, yaitu:

1. Bagi Institusi Pendidikan ( SMPN 5 Lembang )

Hasil penelitian ini dapat dijadikan kajian untuk mengurangi angka pornografi pada anak sekolah dan dapat melakukan kegiatan penyuluhan oleh petugas kesehatan mengenai sex education yang di dalamnya mempelajari kesehatan reproduksi.

2. Bagi Remaja

Agar para remaja lebih berhati-hati terhadap pergaulan bebas serta lebih mengoptimalkan dan meningkatkan kepada kegiatan yang lebih positif seperti aktivitas olahraga dan keagamaan.

3. Bagi Pendidikan Keperawatan

Agar calon perawat komunitas dan perawat anak dapat megetahui tentang bahaya dan dampak pornografi bagi remaja dalam masa perkembanganya sehingga dapat memberikan penyuluhan nantinya kepada masyarakat serta memberikan informasi tambahan bagi ilmu pengetahuan khususnya ilmu


(26)

44

Aditya Kresnawan Aminudin,2013

GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG PORNOGRAFI PADA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5 LEMBANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

keperawatan tentang pornografi sehingga dapat menemukan teori-teori terbaru yang berhubungan dengan pornografi di kalangan remaja.


(27)

Aditya Kresnawan Aminudin,2013

GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG PORNOGRAFI PADA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5 LEMBANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu45

DAFTAR PUSTAKA

Agus.(2006). Jenis-jenis pornografi. [Online]. Tersedia:http://webmaster.org/pornografi [12 April 2013]

Arikunto.S. (2003). Metode Penelitian dan Praktik klinik keperawatan. Jakarta: -Rineka Cipta

__________ (2006).Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Bowo.(2007). Peran Sumber Informasi.[Online].

Tersedia:http://eprints.Undip.Ac.Id/4389/1/20/_BOWO-SANTOSO.pDF. [14 April 2013]

Cangara,H. (2006).Pengantar Ilmu Komunikasi.Jakarta: Raja Grafindo Persada Heri.(2006). Bahaya Pornografi. [Online]. Tersedia: http://www.bkkbn.go.id. [22

April 2013]

Hendra.(2006). Pornografi. [Online]. Tersedia: http://www.sbda.org/pornografi [ 15 April 2013]

Lesmana, T. (1995).Pornografi dalam media massa. Jakarta : Puspa Swara. Notoatmojo,S. (2005). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta ___________ (2003). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. ___________ (2007). Promosi kesehatan dan Ilmu Perilaku Cetakan I. Jakarta :

Rineka Cipta.

___________ (2003). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta Nursalam. (2003).Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu

Keperawatan. Jakarta : Medika Salemba

Rakhmat, J. (1995). Psikologi komunikasi. Bandung:Remaja Rosdakarya

Sudrajat, Ahmad. Faktoryang Menyebabkan Anak-anak Mengakses Pornografi.

[Online]. Tersedia:http://www.ubb.ac.id. [12 April 2013]

Suganda. (2006). Penyebab penyimpangan seksual. [Online]. Tersedia:http://www.bkkbn.go.id. [8 April 2011]


(28)

46

Soebagijo, Azimah. (2008). Pornografi: dilarang tapi dicari. Jakarta : Gema Insani.

Soetjaningsih,M. (2004). Seksualitas dan Permasalahanya. Jakarta : Dir. Bina Kesehatan Keluarga.

Sarwono, S Wirawan. (2000). Psikologi Remaja. Jakarta. Raja Grafindo Persada. Wiknjsastro, H. dkk. (1999). Ilmu Kandungan. Jakarta:Yayasan Bina Pustaka. Wibowo, A. (2004). Permasalahan reproduksi remaja dan alternatif jalan


(1)

Aditya Kresnawan Aminudin,2013

GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG PORNOGRAFI PADA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5 LEMBANG

tahap analisa deskriptif adalah pengamatan terhadap tabel frekuensi terdiri dari kolom-kolom yang memuat frekuensi dan presentasi untuk setiap kategori.

Adapun data di analisa secara univariat.Anilisa univariat yang dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil penelitian.Pada umumnya dalam analisis ini hanya menghasilkan distribusi dan presentasi dari tiap variabel (Notoatmojo,2005) data diubah dalam bentuk presentase kemudian data tersebut diubah ke data kualitatif berupa kategori pengetahuan baik, cukup, dan kurang. Menurut Nursalam (2003) adalah 1. Kategori baik yaitu menjawab benar 76%-100%.

2. Kategori cukup yaitu menjawab benar 56%-75%. 3. Kategori kurang, yaitu jika menjawab benar <55%.

Setelah masing-masing responden mendapatkan kategorinya kemudian dihitung jumlah responden pada masing-masing kategori tingkat pengetahuan dan kemudiaan dipresentasikan dengan rumus sebagai berikut:`

P = F/N x 100%

Keterangan :

P : presentasi F : jawaban N : nilai maksimal

Setelah diperhitungkan melalui item diatas, maka peneliti melakukan interpretasi dari hasil tes dengan cara membuat kategori untuk setiap kriteria berdasarkan tabel aturan Koentjaraningrat (1990) dalam Suhartini (2007). Adapun interpretasi datanya adalah sebagai berikut:


(2)

33

Tabel 3.2 Intrepretasi Data dengan kategori aturan

Koentjaraningrat

Presentase Kategori

0% Tidak ada

1 % - 25 % Sebagian kecil

26 % - 49 % Hampir separuhnya

50 % Separuhnya

51 % - 75 % Sebagian besar

76 % - 99 % Hampir seluruhnya

100 % Seluruhnya


(3)

Aditya Kresnawan Aminudin,2013

GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG PORNOGRAFI PADA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5 LEMBANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu43 KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data tentang “Gambaran Pengetahuan Tentang Pornografi Pada Siswa Kelas VIII Di SMPN 5 Lembang”, maka penulis menarik kesimpulan bahwa :

1. Gambaran pengetahuan remaja tentang pornografi pada siswa kelas VIII di SMPN 5 Lembang diperoleh bahwa sebagian besar mempunyai pengetahuan kurang sebanyak 64%, hampir separuhnya mempunyai pengetahuan cukup sebanyak 33% dan sebgian kecil mempunyai pengetahuan baik sebanyak 3%.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data tentang

“Gambaran pengetahuan tentang pornografi pada siswa kelas VIII di SMPN 5 Lembang”, maka saran yang diberikan adalah sebagai berikut, yaitu:

1. Bagi Institusi Pendidikan ( SMPN 5 Lembang )

Hasil penelitian ini dapat dijadikan kajian untuk mengurangi angka pornografi pada anak sekolah dan dapat melakukan kegiatan penyuluhan oleh petugas kesehatan mengenai sex education yang di dalamnya mempelajari kesehatan reproduksi.

2. Bagi Remaja

Agar para remaja lebih berhati-hati terhadap pergaulan bebas serta lebih mengoptimalkan dan meningkatkan kepada kegiatan yang lebih positif seperti aktivitas olahraga dan keagamaan.

3. Bagi Pendidikan Keperawatan

Agar calon perawat komunitas dan perawat anak dapat megetahui tentang bahaya dan dampak pornografi bagi remaja dalam masa perkembanganya sehingga dapat memberikan penyuluhan nantinya kepada masyarakat serta memberikan informasi tambahan bagi ilmu pengetahuan khususnya ilmu


(4)

44

keperawatan tentang pornografi sehingga dapat menemukan teori-teori terbaru yang berhubungan dengan pornografi di kalangan remaja.


(5)

Aditya Kresnawan Aminudin,2013

GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG PORNOGRAFI PADA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5 LEMBANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu45

Agus.(2006). Jenis-jenis pornografi. [Online].

Tersedia:http://webmaster.org/pornografi [12 April 2013]

Arikunto.S. (2003). Metode Penelitian dan Praktik klinik keperawatan. Jakarta: -Rineka Cipta

__________ (2006).Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Bowo.(2007). Peran Sumber Informasi.[Online].

Tersedia:http://eprints.Undip.Ac.Id/4389/1/20/_BOWO-SANTOSO.pDF. [14 April 2013]

Cangara,H. (2006).Pengantar Ilmu Komunikasi.Jakarta: Raja Grafindo Persada Heri.(2006). Bahaya Pornografi. [Online]. Tersedia: http://www.bkkbn.go.id. [22

April 2013]

Hendra.(2006). Pornografi. [Online]. Tersedia: http://www.sbda.org/pornografi [ 15 April 2013]

Lesmana, T. (1995).Pornografi dalam media massa. Jakarta : Puspa Swara. Notoatmojo,S. (2005). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta ___________ (2003). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. ___________ (2007). Promosi kesehatan dan Ilmu Perilaku Cetakan I. Jakarta :

Rineka Cipta.

___________ (2003). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta Nursalam. (2003).Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu

Keperawatan. Jakarta : Medika Salemba

Rakhmat, J. (1995). Psikologi komunikasi. Bandung:Remaja Rosdakarya

Sudrajat, Ahmad. Faktoryang Menyebabkan Anak-anak Mengakses Pornografi. [Online]. Tersedia:http://www.ubb.ac.id. [12 April 2013]

Suganda. (2006). Penyebab penyimpangan seksual. [Online]. Tersedia:http://www.bkkbn.go.id. [8 April 2011]


(6)

46

Soebagijo, Azimah. (2008). Pornografi: dilarang tapi dicari. Jakarta : Gema Insani.

Soetjaningsih,M. (2004). Seksualitas dan Permasalahanya. Jakarta : Dir. Bina Kesehatan Keluarga.

Sarwono, S Wirawan. (2000). Psikologi Remaja. Jakarta. Raja Grafindo Persada. Wiknjsastro, H. dkk. (1999). Ilmu Kandungan. Jakarta:Yayasan Bina Pustaka. Wibowo, A. (2004). Permasalahan reproduksi remaja dan alternatif jalan