PENERAPAN METODE DEMONSTRASI PADA MATA PELAJARAN IPA DENGAN MATERI SISTEM PERNAFASAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V.

(1)

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI PADA MATA PELAJARAN IPA DENGAN MATERI SISTEM PERNAFASAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL

BELAJAR SISWA KELAS V

(Penelitian Tindakan Kelas di Sekolah Dasar Negeri Mekarsari 3 Kecamatan Cimanggis Kota Depok Propinsi Jawa Barat)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh

ASTRI OKTINA BUDIANTI 1007889

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN PEDAGOGIK

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

2013


(2)

DENGAN MATERI SISTEM PERNAFASAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V

Oleh

Astri Oktina Budianti

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar

© Astri Oktina Budianti 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Februari 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

(4)

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI PADA MATA PELAJARAN

IPA DENGAN MATERI SISTEM PERNAFASAN UNTUK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V

(Penelitian Tindakan Kelas di Sekolah Dasar Negeri Mekarsari 3 Kecamatan Cimanggis Kota Depok Propinsi Jawa Barat)

ASTRI OKTINA BUDIANTI NIM 1007889

ABSTRAK

Penelitian dilatarbelakangi berdasarkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA belum mencapai KKM. Disebabkan proses pembelajaran masih menggunakan metode pembelajaran konvensional. Akibatnya, siswa menjadi lebih pasif, sehingga hasil belajar rendah. Salah satu upaya untuk memperbaiki dan meningkatkan hasil belajar dalam pembelajaran IPA tentang sistem pernafasan dengan menerapkan metode demonstrasi.

Berdasarkan latar belakang, ditemukan permasalahan bagaimanakah penerapan metode demonstrasi pada pembelajaran IPA tentang sistem pernapasan di SDN Mekarsari 3 Cimanggis Depok. Tujuan penelitian untuk memperbaiki dan meningkatkan hasil belajar siswa kelas V melalui metode demonstrasi. Metode penelitian digunakan adalah penelitian tindakan kelas terdiri dari dua siklus, dalam setiap siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Hasil penelitian, menunjukkan ada peningkatan baik hasil belajar siswa, pengalaman berdemonstrasi maupun prilaku sosial. Kesimpulan yang diambil dari penelitian ini adalah penerapan metode demonstrasi pada mata pelajaran IPA di kelas V SDN Mekarsari 3 terbukti efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa dan dapat menanamkan sikap sosial dalam proses pembelajaran. Hasil belajar siswa pada siklus I rata-rata 68,53% dengan prosentase yang mencapai KKM 63,33% sedangkan pada siklus II nilai rata-rata 80,08 dengan presentase siswa yang mencapai KKM 86,7%. Hal tersebut memberi simpulan bahwa penerapan metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Rekomendasi sebaiknya guru menguasai dan menggunakan berbagai metode pembelajaran yang sesuai dengan pembelajaran.


(5)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... i

PERNYATAAN ... ii

ABSTRAK ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ……… x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR DIAGRAM ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Hipotesis Tindakan ... 6

D. Tujuan Penelitian ... 6

E. Manfaat Penelitian ... 6

F. Definisi Operasional ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 10

A. Metode Demonstrasi ... 10


(6)

2. Jenis – jenis Metode ... 10

a. Pengertian Metode Demonstrasi ... 12

b. Prinsip Metode Demonstrasi ... 13

c. Tujuan dan Fungsi Metode Demonstrasi ... 14

d. Kelebihan Metode Demonstrasi... 15

e. Kelemahan Metode Demonstrasi ... 15

f. Langkah-langkah Metode Demonstrasi ... 16

B. Hasil Belajar ... 18

1. Pengertian Hasil Belajar ... 18

2. Ciri – ciri Hasil Belajar ... 19

3. Faktor – faktor Mempengaruhi Hasil Belajar ... 21

4. Hasil Belajar IPA ... 21

C. Pembelajaran IPA ... 22

1. Tujuan IPA ... 22

2. Ruang Lingkup IPA ... 23

D. Sistem Pernapasan Manusia ... 24

1. Proses Pernapasan ... 24

2. Gangguan Alat Pernapasan ... 25

BAB III METODE PENELITIAN ... 27

A. Metode Model dan Alur Penelitian ... 27

1. Metode Penelitian ... 27


(7)

3. Alur Penelitian ... 32

B. Subjek, Lokasi dan Waktu Penelitian ... 36

1. Subjek Penelitian ... 36

2. Lokasi Penelitian ... 36

3. Waktu Penelitian ... 36

C. Teknik Pengumpulan dan Alat Pengumpulan Data ... 37

1. Teknik Pengumpul Data ... 37

2. Alat Pengumpul Data ... 38

D. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ... 40

1. Teknik Pengolahan Data ... 40

2. Analisis ... 41

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 44

A. Deskripsi Data PraTindakan ... 44

B. Deskripsi Hasil Penelitian ... 45

1. Hasil Penelitian Tindakan Siklus I ... 45

a. Perencanaan ... 45

b. Pelaksanaan ... 46

c. Hasil Pembelajaran ... 50

d. Observasi dan Refleksi ... 51

2. Hasil Tindakan Siklus II ... 53

a. Perencanaan ... 53


(8)

c. Hasil Pembelajaran ... 57

d. Observasi dan Refleksi ... 59

C. Pembahasan Penelitian ... 60

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 67

A. Simpulan ... 67

1. Perencanaan ... 67

2. Pelaksanaan ... 68

3. Hasil Belajar ... 68

B. Rekomendasi ... 69

1. Bagi Guru ... 69

2. Bagi Siswa ... 69

3. Bagi Kepala Sekolah ... 70

4. Bagi Peneliti ... 70


(9)

LAMPIRAN

A. Instrumen Penelitian ... 1

B. Hasil Penelitian ... 2

C. Dokumentasi ... 3

D. Surat – surat ... 4


(10)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Tanpa banyak yang menyadari bahwa sistem pendidikan di Indonesia sebenarnya hanya mempersiapkan para siswa untuk masuk ke jenjang perguruan tinggi, atau menginginkan siswa yang memiliki potensi hanya di bidang akademik saja. Hal ini terlihat pada kualitas hasil belajar yang pada umumnya dimiliki siswa dimana siswa diarahkan kepada pengembangan secara menghafal atau standar ukuran intelegensi atau IQ.

Dalam hal ini peneliti tidak bermaksud untuk melihat keburukan dari sistem pendidikan di negara kita sendiri, namun demikian agar hal ini dapat dijadikan tolak ukur bagi upaya pengembangan kualitas pembelajaran di Indonesia

Hal yang menjadi perhatian bahwa guru sebaiknya perlu mendapatkan pengetahuan tentang metode dan media pengajaran yang digunakan dalam pembelajaran. Misalnya keikutsertaan guru dalam mengikuti berbagai jenis pelatihan-pelatihan yang diselenggarakan baik dari dinas terkait ataupun dari instansi pemerhati pendidikan. Dengan adanya kegiatan tersebut, guru dapat membangun pengetahuan secara aktif, pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, serta dapat memotivasi siswa sehingga dapat memperoleh kompetensi yang diharapkan.


(11)

2

Hasil belajar siswa sekolah dasar Negeri Mekarsari 3 pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) selama ini masih dirasakan kurang memuaskan oleh beberapa kalangan, baik siswa orang tua siswa maupun oleh kalangan guru. Hal itu diperkuat oleh hasil observasi awal peneliti di lapangan ketika melakukan kegiatan program latihan profesi yang diketahui hasil belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) selama ini masih lebih rendah dibandingkan dengan hasil belajar siswa pada mata pelajaran yang lain. Salah satu upaya yang bisa dilakukan adalah memilih dan menerapkan model pembelajaran yang tepat untuk menyampaikan suatu materi pelajaran sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).

Model dan metode pembelajaran sangat berguna bagi guru untuk menentukan apa yang harus dilakukannya dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran, salah satunya dengan metode demonstrasi.

Dalam hal ini, metode demonstrasi perlu dilakukan agar siswa perlu melihat secara terperinci dan dapat memperagakan suatu model sederhana dari suatu pembelajaran agar pada akhirnya mereka dapat mempresentasikan model tersebut dari demonstrasi yang sebelumnya telah diperagakan oleh guru mereka. Jjika dikaitkan dengan penelitian ini, maka siswa akan membuat suatu model sederhana dari alat pernafasan manusia.

Dari hasil pengamatan awal ketika peneliti melakukan program PLP proses pembelajaran di Sekolah Dasar Negeri Mekarsari 3, Kecamatan Cimanggis, ternyata belum sepenuhnya melibatkan fisik dan mental siswa


(12)

artinya jika dikaitkan dengan penelitian ini maka guru di sekolah tersebut, hampir tidak pernah melakukan pembelajaran IPA dengan menggunakan demonstrasi. Sehingga dalam proses pembelajaran terkesan siswa kurang aktif dan guru-guru, dalam proses pembelajaran kurang memantapkan penggunaan metode yang telah dipelajari dan jarang sekali menggunakan media, walaupun ketersediaan media yang berada di SDN Mekarsari 3 sudah terbilang cukup, dikarenakan mendapatkan bantuan berupa alat-alat peraga dari berbagai pihak. Disisi lain, jarangnya penggunaan media, disebabkan guru kurang kreatif dan masih awam dalam menggunakannya. Sehingga hasil belajar yang di peroleh siswa sangat rendah. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata ulangan yang telah dilaksanakan di kelas V semester I. Namun demikian, Sekolah Dasar Negeri Mekarsari 3 telah menetapkan standar ketuntasan minimal yaitu 70, dari hasil tersebut menandakan siswa kurang memahami materi pelajaran yang diberikan oleh guru.

Berdasarkan hasil observasi awal diperoleh data bahwa rendahnya hasil belajar siswa kelas V tersebut dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam disebabkan oleh beberapa faktor yaitu :

1. Kurangnya aktifnya siswa dalam pembelajaran di kelas. Komunikasi antara guru dan siswa masih bersifat satu arah (one-way communication). Dimana guru masih dominan dalam pembelajaran, sedangkan siswa hanya cukup mendengarkan apa yang diperintahkan oleh guru. Artinya kurang adanya interaksi yang terjadi dalam proses pembelajaran.


(13)

4

2. Dalam pembelajaran, guru masih menggunakan metode konvensional yaitu metode ceramah. Siswa hanya mendengarkan apa yang diucapkan guru tanpa adanya aksi atau reaksi dari siswa selama proses pembelajaran berlangsung.

3. Dengan masih menggunakan metode ceramah tersebut, maka keaktifan siswa masih sangat kurang.

Dengan demikian jika guru menerapkan metode demonstrasi, maka upaya peningkatan pembelajaran yang aktif dan menyenangkan bagi siswa khususnya di SDN Mekarsari 3 dapat meningkat khususnya dalam pembelajaran IPA.

Berdasarkan hal tersebut diatas, maka dalam penelitian ini peneliti tertarik untuk meneliti penerapan metode demonstrasi sebagai salah satu alternatif dalam pembelajaran IPA yang membawa siswa belajar dalam suasana yang lebih nyaman dan menyenangkan. Dengan menetapkan judul Penerapan metode demonstrasi pada mata pelajaran IPA dengan materi sistem pernapasan untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas V”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah,

1. Bagaimana rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) mata pelajaran IPA pada materi sistem pernafasan dengan menerapkan metode demonstrasi


(14)

agar dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V di SDN Mekarsari 3 Kota Depok?

2. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran IPA pada materi sistem pernafasan dengan menerapkan metode demonstrasi untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas V di SDN Mekarsari 3 Kota Depok?

3. Berapa besar peningkatan hasil belajar setelah diterapkan metode demonstrasi dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam siswa kelas V semester I Sekolah Dasar Negeri Mekarsari 3, Kota Depok?

C. Hipotesis Tindakan

Melalui Metode Demonstrasi pada mata pelajaran IPA dengan materi sistem pernafasan dapat meningkatkan hasil pembelajaran siswa kelas V SDN Mekarsari 3 Kota Depok

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka tujuan penelitian tindakan kelas ini, adalah :

1. Untuk mengetahui bagaimana perencanaan dalam menerapkan metode demonstrasi dalam mata pelajaran IPA agar meningkatkan hasil belajar siswa kelas V di SDN Mekarsari 3?

2. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan dalam menerapkan metode demonstrasi dalam mata pelajaran IPA untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas V di SD Negeri Mekarsari 3 tahun pelajaran 2012-2013.


(15)

6

3. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa kelas V di SDN Mekarsari 3 setelah diterapkan metode demonstrasi dalam mata pelajaran IPA

E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Secara teori hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan berharga dalam upaya mengembangkan konsep pembelajaran atau strategi belajar mengajar dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.

2. Manfaat Praktis

Bagi siswa kelas V di Sekolah Dasar Negeri Mekarsari 3, Kecamatan Cimanggis, akan terdorong untuk meningkatkan hasil belajar siswa tentang sistem pernapasan pada manusia pada mata pelajaran IPA dengan menerapkan metode demonstrasi.

Bagi guru pengajar IPA kelas V dapat meningkatkan keprofesionalannya dalam pengelolaan proses pembelajaran.

Bagi sekolah, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi berharga bagi kepala sekolah, untuk mengambil kebijakan yang tepat dalam kegiatan pembelajaran dengan memanfaatkan model pembelajaran, guna menciptakan kondisi pembelajaran yang kondusif, efektif dan efesien bagi para guru-guru di Sekolah Dasar.


(16)

Bagi Peneliti, hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan referensi untuk menambah wawasannya agar dapat mengembangkan kompetensi yang dimiliki.

F. Definisi Operasional 1. Metode demonstrasi

Metode demonstrasi adalah proses penunjukkan akan terjadinya sesuatu, agar siswa dapat memahami dengan mudah pada pelajaran, sehingga lebih berkesan dengan demikian dapat membentuk suatu pengertian yang baik dan sempurna. Dalam demonstrasi siswa mengamati apa yang diperlihatkan guru selama proses pembelajaran.

Dengan metode demonstrasi kita mengkomunikasikan sesuatu dari komunikator dalam hal ini bertindak yaitu guru kepada muridnya sebagai komunikan, dengan bantuan media sehingga pesan atau informasi yang ingin disampaikan dapat dipahami. Untuk itu diperlukan prinsip-prinsip :

1) Menciptakan hubungan yang baik sehingga menarik perhatian siswa.

2) Usahakan lebih jelas bagi orang yang sebelumnya tidak memahaminya.

3) Pikirkan pokok-pokok inti dari demonstrasi itu agar anak-anak benar-benar memahaminya.

4) Demonstrasi dilaksanakan pada waktu yang tepat. Untuk melaksanakan demonstrasi, guru perlu memperhitungkan


(17)

8

/menentukan waktu yang tepat agar demonstrasi benar-benar berjalan lancar tanpa ada hambatan.

5) Guru dan siswa memiliki kesempatan yang luas untuk melaksanakan demonstrasi tanpa terdesak oleh sesuatu hal.

Dalam penelitian ini, prinsip-prinsip dalam metode demonstrasi harus dilakukan agar guru sebagai penyampai pesan dapat memperoleh umpan balik (feedback) dari siswanya, agar tujuan belajar dapat tercapai. 2. Hasil belajar

Hasil belajar dapat berupa pengetahuan kognitif yang diperoleh siswa dalam proses pembelajaran. Dapat pula dikatakan bahwa hasil belajar merupakan perolehan seseorang dari suatu perbuatan belajar, atau hasil belajar merupakan kecakapan nyata yang dicapai siswa dalam waktu tertentu.

3. Sistem pernafasan

Sistem pernapasan adalah yakni keseluruhan kegiatan dalam sub-sub sistem yaitu menghirup udara dan mengeluarkan udara. Udara mengandung berbagai komponen gas, salah satunya adalah oksigen (O2). Oksigen inilah yang diperlukan oleh tubuh. Dalam penelitian ini peneliti akan mengajarkan bagaimana konsep proses pernafasan itu berlangsung dan hal-hal apa yang dapat menjadi penyebab gangguan dari pernafasan manusia.


(18)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode, Model dan Alur Penelitian 1. Metode Penelitian

Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas (PTK) atau Classroom Action Research.

Penelitian tindakan merupakan suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif yang dilakukan oleh peneliti dalam masyarakat sosial dan bertujuan untuk memperbaiki pekerjaannya, memahami pekerjaan ini serta sesuai dimana pekerjaan ini dilakukan. (Kemmis &Taggart dalam Arikunto 1998/1990:13).

Peneliti dapat menyimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas bersifat reflektif, artinya guru dalam hal ini bertindak untuk menemukan berbagai alternatif dalam memperbaiki pembelajaran, sehingga tujuan belajar dapat tercapai.

Penelitian ini bersifat kolaboratif, artinya peneliti bersama dengan observer bersama-sama dalam melihat aktivitas kegiatan pembelajaran dan sekaligus melihat peningkatan hasil belajar siswa kelas V di SDN Mekarsari 3 dengan menggunakan metode demonstrasi.

Tujuan melakukan PTK yaitu untuk meningkatkan dan memperbaiki praktek yang seharusnya dilakukan oleh guru, sehingga guru akan lebih banyak berlatih mengaplikasikan berbagai tindakan alternative sebagai upaya untuk meningkatkan layanan pembelajaran daripada


(19)

28

perolehan pengetahuan umum dalam bidang pendidikan yang dapat digeneralisasikan.

Penelitian Tindakan Kelas diambil dari istilah bahasa Inggris

Classroom Action Research (CAR). Dalam Suharsimi (2006:97)

menyatakan bahwa siklus yang direncanakan terdiri dari empat tahap yaitu; 1) perencanaan tindakan, 2) pelaksanaan tindakan, 3) observasi 4) refleksi. Karena penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas, maka pelaksanaannya dilakukan dengan cara bersiklus. Tiap siklusnya dilakukan perubahan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.

2. Model Penelitian

Model penelitian yang dikembangkan dalam Penelitian Tindakan Kelas ini mengacu pada pedoman PTK dari Stephen Kemmis dan Mc. Taggart. Model ini dianggap sesuai dengan penelitian ini dikarenakan model Kemmis dan Mc. Taggart ini menggunakan sistem spiral refleksi diri yang dimulai dengan perencanaan (planning), tindakan (action), pengamatan (observing), refleksi (reflecting), dan perencanaan kembali. Metode penelitian yang dilakukan ini diharapkan dapat memperbaiki dan meningkatkan pembelajaran agar lebih baik lagi karena walaupun guru-guru sudah mengupayakan dengan melakukan remedial secara berkelanjutan, namun harus ada upaya penelitian yang harus dikaji agar dapat menemukan metode belajar siswa yang tepat. Selain itu metode ini,


(20)

dapat meningkatkan keprofesionalan guru dalam menangani proses pembelajaran.

Langkah yang dilaksanakan oleh peneliti sesuai siklus adalah seperti gambar desain berikut ini:

SIKLUS I

SIKLUS II

Gambar 3.1

Perencanaan

Tindakan

Observasi

Refleksi

Perencanaan

Tindakan

Observasi

Refleksi

Hasil

Observasi


(21)

30

Penelitian tindakan kelas ini direncanakan akan dilaksanakan dalam dua siklus, dimana masing-masing siklus terdiri dari empat tahap, meliputi; 1) tahap perencanaan, 2) tahap tindakan atau pelaksanaan, 3) tahap evaluasi/observasi, dan 4) tahap refleksi. Masing-masing tahapan ini secara umum dapat dijelaskan sebagai berikut:

a) Tahap Perencanaan

Tiap siklus dalam penelitian ini dilaksanakan suatu tindakan sesuai dengan perbaikan yang ingin dicapai selama pembelajaran. Pada tahap perencanaan ini, peneliti menyiapkan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran), alat dan bahan pembelajaran untuk kegiatan demonstrasi serta instrumen penelitian.

b) Tahap Tindakan

Kegiatan yang dilakukan pada setiap tindakan peneliti melaksanakan tindakan dari persiapan pembelajaran yang telah direncanakan sebelumnya. Sebelumnya peneliti memberikan gambaran tentang pelaksanaan tindakan, mungkin dalam tahap pelaksanaan ada hal-hal yang belum terpikirkan atau tidak sesuai dengan apa yang direncanakan. Oleh karena itu peneliti memberi tindakan yang tidak tercantum dalam perencanaan sebelumnya, upaya untuk meningkatkan keberhasilan dalam setiap siklus, maka selama kegiatan tindakan dilakukan observasi dan evaluasi.


(22)

c) Tahap Observasi

Pada tahap ini secara lebih operasional adalah untuk mengenal siswa lebih dalam dan mendokumentasikan setiap indikator dari proses dan hasil yang dicapai (perubahan yang terjadi) baik yang timbul dari tindakan terencana atau hasil proses pelaksanaan tindakan. Fungsi dari observasi adalah guru dapat mengetahui apakah tindakan yang dilakukan sudah berpengaruh pada terjadinya perubahan kearah positif dalam kegiatan pembelajaran.

d) Tahap Refleksi

Data yang diperoleh untuk dianalisis kemudian direfleksi sebagai alat evaluasi untuk memperbaiki siklus berikutnya, serta untuk menentukan kesimpulan dari hasil penelitian. Pada tahap refleksi guru bersama observer mendiskusikan hasil tindakan pada setiap akhir pelaksanaan tindakan, kemudian hasil tindakan pada setiap akhir pelaksanaan tindakan, kemudian hasilnya direfleksi. Peneliti juga bisa merefleksikan diri dengan melihat data observasi. Apakah kegiatan yang telah dilakukan sudah tercapai atau belum. Temuan yang diperoleh sebagai acuan bagi perumusan rencana pembelajaran untuk dilaksanakan pada kegiatan selanjutnya.

Jika dikaitkan dengan penelitian ini maka, setiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai. Untuk mengukur hasil belajar siswa dalam memahami sistem pernapasan manusia secara optimal maka diberikanlah tes. Sedangkan observer


(23)

32

awal dilakukan untuk mengetahui tindakan yang tepat dalam pelaksanaan pembelajaran. Dengan demikian akan diketahui optimalisasi kemampuan siswa dalam memahami sistem pernapasan manusia.

3. Alur Penelitian

Alur penelitian yang akan dilaksanakan pada penelitian tindakan kelas disesuaikan dengan model yang dikemukakan oleh Kemmis dan Mc Taggart dalm Kasbolah, 1988:113). Dalam melaksanakan penelitian ini dibuat beberapa siklus untuk mempermudah langkah penelitian. Dimulai dari tahap analisis kurikulum yang telah dibuat di sekolah, melakukan studi pustaka, observasi awal, menemukan masalah dan mengidentifikasikannya, melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana tindakan pertama kemudian merefleksikannya kembali setelah selesai satu siklus yang diakhiri dengan refleksi maka diperbaiki pada siklus berikutnya hingga ditemukan jawaban sebagai kumpulan akhir dalam penelitian tindakan kelas yang dilakukan, alur desain dalam penelitian tindakan kelas dapat dilihat pada gambar sebagai berikut :


(24)

Gambar 3.2

Analisis KTSP Studi Pustaka

Observasi awal 1. Situasi dan kondisi kelas 2. Apersepsi dan motivasi

- Rencana tindakan dalam menyusun model pembelajaran

- Demonstrasi yang meliput rencana pembelajaran, media dan sumber pembelajaran

Rencana Tindakan II Menyusun model pembelajaran penggunaan metode demonstrasi yang meliputi rencana pembelajaran, media dan sumber pembelajaran.

Melaksanakan Tindakan 1. Melakukan pembelajaran

melalui penerapan metode demonstrasi

2. Melaksanakan postest dengan instrumen

Refleksi I

1. Mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan

2. Analisis hasil postest II

Pelaksanaan Tindakan II

1. Melaksanakan Pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi

2. Melakukan postest dengan instrumen II

Refleksi II

1. Mengidentifikasi kelebihan dan kekurangannya.

2. Analisis hasil post test II

Rekomendasi

Mengidentifikasikan kelebihan dan kekurangan PTK dari semua siklus yang telah dilaksanakan

Observasi I

Melakukan pengamatan melalui metode demonstrasi selama kegiatan pembelajaran berlangsung dalam siklus I

Observasi II

Melakukan pengamatan melalui metode demonstrasi selama kegiatan pembelajaran dalam siklus II


(25)

34

Dari gambar tersebut diatas, maka penelitian tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :

1. Tahap Perencanaan

a. Pengkajian standar di kelas tahun 2006 dan KTSP SDN Mekarsari 3 dimana telaah konsep yang terdapat dalam mata pelajaran IPA Kelas V atau analisis KTSP.

b. Menyusun rencana pembelajaran tindakan I dengan pendekatan metode demonstrasiuntuk 2 x pertemuan menyusun langkah-langkah kegiatan untuk melatih penerapan metode demonstrasi yang sudah disesuaikan dengan tujuan pembelajaran LKPD.

c. Peneliti menerapkan rancangan pembelajaran yang telah menggunakan penerapan metode demonstrasi.

2. Tahap Pelaksanaan a. Siklus 1

Tahap Pelaksanaan Siklus 1 dalam penelitian ini berupa :

1) Setelah mendapat gambaran keadaan kelas perhatian dan aktivitas siswa, memotivasi belajar, sarana belajar, maka dilakukan tindakan kelas pertama, yaitu mendesain kegiatan belajar untuk satu kompetensi dasar.

2) Peneliti melaksanakan kegiatan pembelajaran, yang dibantu teman sejawat untuk memamntau atau mengobservasi pelaksanaan kegiatan siswa, kegiatan guru dan efektivitas penggunaan metode demonstrasi.


(26)

3) Melakukan evaluasi untuk mengetahui keberhasilan dan hambatan dari pembelajaran dengan metode demonstrasi. 4) Melakukan perbaikan desain pembelajaran, berdasarkan

evaluasi hasil pemantauan.

5) Peneliti bersama teman sejawat menganalisis dan merefleksi pelaksanaan dan hasil kegiatan pembelajaran siklus I yang dilanjutkan pada siklus II.

b. Siklus 2

Tahap Pelaksanaan Siklus 2 dalam penelitian ini berupa :

1) Setelah memperoleh gambaran pada desain pembelajaran kegiatan pertama (siklus I) peneliti mendesain kembali kegiatan pembelajaran dengan menambahkan aspek-aspek yang belum optimal pada tindakan siklus I.

2) Melakukan pemantauan (observasi) terhadap pelaksanaan pembelajaran yang sedang dilakukan sasaran pemantauan adalah kegiatan siswa dalam merespon pelajaran. Sikap guru dalam mengelola pembelajaran dan efektivitas pembelajaran dengan metode demonstrasi.

3) Melakukan evaluasi hasil kegiatan yang sudah dilakukan untuk mengetahui efektivitas keberhasilan, dari penggunaan strategi baru pembelajaran yang sudah dilaksanakan.

4) Melakukan perbaikan desain pembelajaran berdasarkan hasil peragaan demonstrasi.


(27)

36

5) Personel yang akan dilibatkan Penelitian tindakan kelas ini melibatkan seorang guru yang menjadi observer adalah orang yang sama dengan observer di siklus 1 karena agar mengetahui perkembangan atau perbedaan yang terjadi di siklus 1 dan siklus ke II. Hasil analisis dan refleksi terhadap tindakan II ini menjadi bahan acuan kesimpulan dari penelitian yang sudah dilakukan.

B.Subjek, Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Subyek Penelitian

Subjek dalam Penelitian ini adalah siswa kelas V SDN Mekarsari 3. Siswa ini berjumlah 30 orang, yang terdiri dari siswa laki-laki dan siswa perempuan.

2. Lokasi Penelitian

Lokasi Penelitian yang dilakukan adalah di SDN Mekarsari 3 Kelurahan Mekarsari Kecamatan Cimanggis, Kota Depok.

3. Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilakukan lebih dari satu bulan yaitu dimulai saat bulan Oktober untuk tahap persiapan sampai dengan bulan Desember 2012 untuk tahap pelaksanaan sampai dengan perolehan hasil penelitian.


(28)

C.Teknik Pengumpulan Data dan Alat Pengumpulan Data 1. Teknik Pengumpul Data

Untuk memperoleh kebenaran yang obyektif dalam pengumpulan data yang diperlukan yaitu instrumen yang tepat sehingga masalah yang diteliti akan dapat direfleksi dengan baik. Instrumen yang akan digunakan yaitu:

a. Instrumen Pembelajaran

Instrumen pembelajaran terdiri dari rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan lembar kerja peserta didik (LKPD). Kedua hal tersebut diatas digunakan sebagai perencanaan dalam mencapai tujuan belajar, yang berisi tahap-tahap atau alur kegiatan pembelajaran. Selain itu juga dapat digunakan sebagai alat pengukuran tingkat keberhasilan guru dalam pembelajaran, apakah sudah sesuai dengan perencanaan awal atau berbeda dengan yang terjadi pada kegiatan pembelajaran berlangsung.

b. Instrumen Tes

Usman dan setiawati (1993: 136) menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan penilaian hasil belajar “suatu proses pemberian atau penentuan nilai terhadap sesuatu dengan kriteria tertentu atau mengambil beberapa keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran atau norma tertentu, apakah baik atau buruk.

Instrumen tes dapat dilakukan dengan teknik tes yaitu pelaksanaan penilaian dengan menyajikan serangkaian pertanyaan yang


(29)

38

harus dijawab dengan benar oleh siswa dengan cara tertulis dengan bentuk soal-soal isian, dan pilihan ganda. Jika dikaitkan dengan penelitian ini, alasan menggunakan tes uraian adalah untuk melihat proses berfikir IPA siswa dalam mengerjakan LKPD secara kelompok dan evaluasi secara individu serta untuk mengetahui sejauhmana peningkatan kemampuan berfikir siswa dalam memahami materi tentang sistem pernapasan pada manusia.

c. Instrumen non-tes

Lembar observasi dalam peneliti ini digunakan sebagai panduan dalam mengamati dan memperoleh data tentang perilaku siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Jika dikaitkan dengan penelitian ini maka kegiatan pembelajaran yang akan diobservasi adalah aktivitas guru dan siswa selama pembelajaran berlangsung dengan menggunakan metode demonstrasi.

2. Alat Pengumpul Data a. Pedoman Observasi

Observasi atau pengamatan suatu teknik atau cara pengumpulan data dengan jalan mengadakan program atau terhadap kegiatan yang sedang berlangsung (Saodih Sukmadinata, 2006 : 220). Dalam melaksanakan observasi cara yang paling tepat atau fektif adalah dengan menggunakan lembar observasi (pengamatan), agar dalam pelaksanaan observasi dapat terarah dan menghasilkan data


(30)

sesuai dengan yang dihasilkan dan sesuai dengan data yang diperlukan.

Dalam penelitian ini kegiatan yang akan diobservasi adalah aktivitas guru dan siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung dengan menggunakan penerapan metode demonstrasi, baik secara klasikal maupun dengan secara kelompok.

Observasi adalah rekan sejawat yang dianggap dapat memberikan masukan yang diperlukan oleh peneliti selama kegiatan penelitian.

b. Soal

Tes tertulis untuk memperoleh data mengenai hasil belajar siswa secara individu dalam penguasaan materi pokok sistem pernapasan. Soal tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah soal tes dalam bentuk uraian singkat, jumlah soal yang diberikan pada siklus I adalah 2 lembar kerja masing-masing terdiri dari 5 soal. Sedangkan pada siklus II diberikan 5 soal uraian singkat. Test adalah sekumpulan pertanyaan yang diberikan kepada siswa atau orang tua yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki individu atau kelompok (Arikunto, 1992).

Tujuannya adalah untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa terhadap materi pelajaran baik materi yang akan dipelajari maupun materi yang sudah dipelajari.


(31)

40

E. Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data 1. Teknik Pengolahan Data

Dalam penelitian ini teknik yang dilakukan untuk mengolah data adalah sebagai berikut :

a. Reduksi Data

Data yang digunakan dalam pembelajaran harus dipersiapkan terlebih dahulu sesuai dengan materi yang diajarkan. Guru harus menyiapkan silabus, RPP, Data Observasi, LKPD, Penilaian, Soal Tes, Alat Peraga, atau media yang akan digunakan untuk penelitian.

b. Klasifikasi Data

Untuk meningkatkan hasil belajar pada penelitian ini, maka dibuat gambar yang menunjukkan efektivitas belajar sebagai hasil penelitian sehingga tampak lebih jelas perubahan dan perbandingan dari hasil setiap siklus.

c. Display Data

Menganalisa aktivitas siswa dalam pembelajaran dengan mengacu pada RPP, aktivitas siswa dapat dilihat dari lembar observasi siswa.

d. Interpretasi Data

Menganalisis aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran. Dengan mengacu pada RPP, tujuannya untuk mengetahui aktivitas guru dan siswa yang diharapkan terjadi atau tidak diharapkan terjadi. Menafsirkan data-data yang sudah display baik data dalam bentuk tabel dan grafik. Dalam penelitian ini, lembar observasi guru dan siswa diisi oleh dua


(32)

observer yang sama baik pada siklus 1 dan siklus 2. Hal ini bertujuan, agar observer dapat mengetahui hal-hal apa yang terjadi dalam setiap pembelajaran.

e. Refleksi

Meninjau kembali perencanaan dan pelaksanaan yang telah dilakukan dilihat dari kekurangan dan kelebihan dari hasil observasi selama kegiatan pembelajaran, kemudian melakukan revisi atau perbaikan untuk menyusun rencana pembelajaran.

2. Analisis Data

Analisis data merupakan bagian yang sangat penting dalam penelitian tindakan kelas yang akan dilakukan oleh peneliti. Analisis dalam penelitian ini berupa identifikasi yang digunakan untuk menjelaskan apa saja yang terjadi dalam penelitian tersebut. Selain itu analisis dapat juga menunjukkan perbaikan yang terjadi. Analisis data dalam penelitian tindakan kelas ini dilakukan pada setiap kegiatan refleksi. Dengan melakukan analisis, maka peneliti dapat menyimpulkan apa yang terjadi dalam setiap siklusnya, sehingga revisi-revisi

Peneliti melakukan analisis terhadap data pemantauan tindakan dan data penelitian. Berikut adalah analisis yang dilakukan oleh peneliti;


(33)

42

a. Scoring (penskoran)

Hasil tes yang dilakukan siswa sesudah melakukan evaluasi score posttest soal yang digunakan. Pada penelitian ini berupa pilihan ganda 10 soal. Setiap score mempunyai bobot nilai atau skor sepuluh apabila dapat menjawab dengan benar keseluruhan, maka skor maksimum yang dapat diperoleh adalah 100.

Perhitungan dalam mengolah penskoran tersebut dilakukan dengan cara sebagai berikut:

Nilai Hasil Belajar = jumlah jawaban yang benar X 100% 10

Tabel 3.1 Kriteria Nilai Hasil Belajar

SKOR PRESENTASE KRITERIA

90 - 100 75 % - 100% Sangat Baik

80 - 89 50% - 75% Baik

70 – 79 25% - 50% Cukup Baik

0 – 69 0% - 25% Kurang

b. Nilai rata-rata

Rata-rata hitung hasil postest dari skor setiap siswa ditentukan dengan menghitung jumlah skor yang diperoleh siswa untuk setiap jawaban benar dengan rumus sebagai berikut :

Rata – rata = jumlah nilai keseluruhan yang diperoleh siswa X 100% Jumlah banyaknya siswa

Untuk mengetahui presentase siswa yang telah mencapai KKM maka selanjutnya data nilai hasil belajar siswa dibandingkan dengan nilai KKM IPA kelas V yaitu 70.


(34)

Adapun proses penghitungan presentase siswa yang sudah mencapai KKM adalah sebagai berikut :

TB = S = 70 X 100 % N

Keterangan :

TB : Ketuntasan Belajar

S : Jumlah siswa yang mendapat nilai lebih besar dari 70 N : Jumlah seluruh siswa

Tabel 3.2 Kriteria Ketuntasan

PRESENTASE KRITERIA

75 % - 100% Sangat Tinggi

50% - 75% Tinggi

25% - 50% Sedang

0% - 25% Rendah

Dengan melihat table tersebut diatas, peneliti dapat melihat seberapa besar prosentase ketuntasan siswa dalam pembelajaran. Hal ini dapat dilihat dalam pembahasan, seberapa tuntas atau tidaknya siswa dalam melaksanakan pembelajaran.


(35)

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A.Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas sebagaimana yang telah diulas di pembahasan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Perencanaan

Sistematika perencanaan pembelajaran IPA materi pokok sistem pernapasan dengan metode demonstrasi pada dasarnya sama dengan sistematika RPP yang biasa disusun oleh guru. Hanya ada sedikit perbedaan yakni dengan menuangkan langkah – langkah pembelajaran berdasarkan dengan langkah-langkah yang ada di metode demonstrasi. RPP yang disusun berdasarkan metode demonstrasi adalah sebagai berikut :

a. Kegiatan pembelajaran dimulai dengan guru memberikan dan menyajikan masalah.

b. Guru mengaitkan dengan pembelajaran sebelumnya yakni sistem pernafasan hewan.

c. Siswa dapat merancang atau menentukan langkah-langkah percobaan dengan metode demonstrasi.

d. Siswa melakukan percobaan atau peragaan untuk memperoleh pengalaman

e. Siswa membuat kesimpulan dan mempresentasikan kembali hasil karya mereka.


(36)

f. Kegiatan evaluasi (post test) dilaksanakan pada setiap akhir pembelajaran.

2. Pelaksanaan Pembelajaran

Setelah melaksanakan proses pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi dalam materi sistem pernapasan pada mata pelajaran IPA di kelas 5 SDN Mekarsari 3. Dengan melakukan demonstrasi yaitu menarik perhatian siswa, mengingat pokok-pokok materi yang akan di demonstrasikan agar mencapai sasaran, memperhatikan kedaan siswa, apakah semuanya mengikuti demonstrasi dengan baik, memberikan kesempatan pada siswa untuk aktif, menghindari ketegangan dan evaluasi yang dapat berupa pemberian tugas, seperti membuat laporan, menjawab pertanyaan, mengadakan latihan lebih lanjut, baik di sekolah ataupun di rumah. Pelaksanaan pembelajaran dilakukan berdasarkan tahap-tahap pada langkah metode demonstrasi.

Dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar siswa meningkat sedangkan guru hanya sebagai fasilitator yang memberikan kemudahan-kemudahan kepada siswa dalam proses pembelajaran.

3. Hasil Belajar

Hasil penelitian menunjukkan data peningkatan hasil belajar siswa pada prasiklus memperoleh nilai rata-rata 64,83 dan pada siklus pertama memperoleh nilai rata-rata 68,53 sedangkan pada tindakan pembelajaran


(37)

siklus II mengalami peningkatan dengan memperoleh rata-rata nilai 80,08.Pelaksanaan siklus I baru mencapai ketuntasan sebanyak 19 siswa atau 63,33%. Jumlah siswa yang telah memenuhi KKM pada siklus II ada 26 siswa, atau 86,7%, sementara yang belum memenuhi KKM ada 4 siswa atau 13,3%. Ini berarti pelaksanaan tindakan pembelajaran sudah berhasil, karena 86,7% siswa sudah berada di atas nilai KKM. Adapun Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditentukan yaitu 70.

Melihat hasil penelitian diatas, maka proses pembelajaran IPA materi sistem pernapasan di kelas 5 dengan metode demonstrasi dapat meningkatkan proses dan hasil pembelajaran siswa.

B.Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian dilakukan ada beberapa rekomendasi yang penulis ajukan demi peningkatan hasil pembelajaran IPA di sekolah Dasar Mekarsari 3, diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Bagi Guru

Guru disarankan untuk menerapkan berbagai macam metode pembelajaran yang sesuai dalam pembelajaran. Tetapi untuk ini guru hendaknya menguasai konsep langkah-langkah metode pembelajaran dan menyiapkan RPP dengan baik, selain itu perlu didukung dengan media pembelajaran. Guru sebaiknya sudah menguasai berbagai jenis model dan metode pembelajaran, dan guru harus dapat memilih dan menggunakan metode yang sesuai dengan pembelajaran yang akan digunakan.


(38)

2. Bagi Siswa

Siswa dalam mengikuti pembelajaran IPA dengan menggunakan berbagai metode pembelajaran, siswa diharapkan lebih aktif, kreatif, mendapat pengalaman yang berharga setelah melakukan peragaan dalam proses pembelajaran.

3. Bagi Kepala Sekolah

Hendaknya kepala sekolah memotivasi guru dalam pembelajaran IPA dengan menggunakan berbaagai macam metode yang sesuai dengan pembelajaran. Kepala sekolah juga diharapkan menyediakan fasilitas pembelajaran IPA. Selain itu, kepala sekolah bekerjasama dengan pihak-pihak dinas yang terkait dengan mengadakan pelatihan-pelatihan, seminar-seminar demi pengembangan profesional guru.

4. Bagi Peneliti

Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan melakukan penelitian-penelitian yang berikutnya dengan lingkup mata pelajaran dan materi yang lebih luas lagi nantinya.


(39)

71

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi, dkk. Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta : Bumi Aksara. 2006

Hamalik, Oemar. Proses Belajar Mengajar. Bandung : Bumi Aksara, 2003

http:// penerapan metode demonstrasi.www.google.com

Depdiknas 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.

Ismail, 2003. Media Pembelajaran (Model-Model Pembelajaran). Jakarta Direktorat Pendidikan Nasional

Mustaqim Burhan , Ayo Belajar IPA Untuk SD Kelas V Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Suciati. Irawan Prasetya. Teori Belajar dan Motivasi. Jakarta : pau-ppai, Universitas Terbuka. 2001

Sudjana, Nana. Penilaian Hasil Proses Belajar mengajar. Bandung : Remaja Rosda Karya. 2001

Sukadi, Arief. Sudjarwo. Pengembangan sumber belajar. Jakarta : PT. Mediyatama sarana perkasa. 1989

Sumarna. Sudarmana. Bimbingan Pembelajaran Sains 5 Untuk Sekolah

Dasar, Surakarta : CV. Mediatama. 2005

Universitas Pendidikan Indonesia. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung 2012

Waluyo, HY dkk. Penilaian Pencapaian hasil Belajar Jakarta : Universitas terbuka. 1987

Witherington, H.C, dalam Burton. Teknik-teknik Belajar dan Mengajar. Bandung : Jemmars. 1986


(1)

43

Adapun proses penghitungan presentase siswa yang sudah mencapai KKM adalah sebagai berikut :

TB = S = 70 X 100 % N

Keterangan :

TB : Ketuntasan Belajar

S : Jumlah siswa yang mendapat nilai lebih besar dari 70 N : Jumlah seluruh siswa

Tabel 3.2 Kriteria Ketuntasan

PRESENTASE KRITERIA

75 % - 100% Sangat Tinggi

50% - 75% Tinggi

25% - 50% Sedang

0% - 25% Rendah

Dengan melihat table tersebut diatas, peneliti dapat melihat seberapa besar prosentase ketuntasan siswa dalam pembelajaran. Hal ini dapat dilihat dalam pembahasan, seberapa tuntas atau tidaknya siswa dalam melaksanakan pembelajaran.


(2)

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A.Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas sebagaimana yang telah diulas di pembahasan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Perencanaan

Sistematika perencanaan pembelajaran IPA materi pokok sistem pernapasan dengan metode demonstrasi pada dasarnya sama dengan sistematika RPP yang biasa disusun oleh guru. Hanya ada sedikit perbedaan yakni dengan menuangkan langkah – langkah pembelajaran berdasarkan dengan langkah-langkah yang ada di metode demonstrasi. RPP yang disusun berdasarkan metode demonstrasi adalah sebagai berikut :

a. Kegiatan pembelajaran dimulai dengan guru memberikan dan menyajikan masalah.

b. Guru mengaitkan dengan pembelajaran sebelumnya yakni sistem pernafasan hewan.

c. Siswa dapat merancang atau menentukan langkah-langkah percobaan dengan metode demonstrasi.

d. Siswa melakukan percobaan atau peragaan untuk memperoleh pengalaman

e. Siswa membuat kesimpulan dan mempresentasikan kembali hasil karya mereka.


(3)

f. Kegiatan evaluasi (post test) dilaksanakan pada setiap akhir pembelajaran.

2. Pelaksanaan Pembelajaran

Setelah melaksanakan proses pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi dalam materi sistem pernapasan pada mata pelajaran IPA di kelas 5 SDN Mekarsari 3. Dengan melakukan demonstrasi yaitu menarik perhatian siswa, mengingat pokok-pokok materi yang akan di demonstrasikan agar mencapai sasaran, memperhatikan kedaan siswa, apakah semuanya mengikuti demonstrasi dengan baik, memberikan kesempatan pada siswa untuk aktif, menghindari ketegangan dan evaluasi

yang dapat berupa pemberian tugas, seperti membuat

laporan, menjawab pertanyaan, mengadakan latihan lebih lanjut, baik di sekolah ataupun di rumah. Pelaksanaan pembelajaran dilakukan berdasarkan tahap-tahap pada langkah metode demonstrasi.

Dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar siswa meningkat sedangkan guru hanya sebagai fasilitator yang memberikan kemudahan-kemudahan kepada siswa dalam proses pembelajaran.

3. Hasil Belajar

Hasil penelitian menunjukkan data peningkatan hasil belajar siswa pada prasiklus memperoleh nilai rata-rata 64,83 dan pada siklus pertama memperoleh nilai rata-rata 68,53 sedangkan pada tindakan pembelajaran


(4)

siklus II mengalami peningkatan dengan memperoleh rata-rata nilai 80,08.Pelaksanaan siklus I baru mencapai ketuntasan sebanyak 19 siswa atau 63,33%. Jumlah siswa yang telah memenuhi KKM pada siklus II ada 26 siswa, atau 86,7%, sementara yang belum memenuhi KKM ada 4 siswa atau 13,3%. Ini berarti pelaksanaan tindakan pembelajaran sudah berhasil, karena 86,7% siswa sudah berada di atas nilai KKM. Adapun Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditentukan yaitu 70.

Melihat hasil penelitian diatas, maka proses pembelajaran IPA materi sistem pernapasan di kelas 5 dengan metode demonstrasi dapat meningkatkan proses dan hasil pembelajaran siswa.

B.Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian dilakukan ada beberapa rekomendasi yang penulis ajukan demi peningkatan hasil pembelajaran IPA di sekolah Dasar Mekarsari 3, diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Bagi Guru

Guru disarankan untuk menerapkan berbagai macam metode pembelajaran yang sesuai dalam pembelajaran. Tetapi untuk ini guru hendaknya menguasai konsep langkah-langkah metode pembelajaran dan menyiapkan RPP dengan baik, selain itu perlu didukung dengan media pembelajaran. Guru sebaiknya sudah menguasai berbagai jenis model dan metode pembelajaran, dan guru harus dapat memilih dan menggunakan metode yang sesuai dengan pembelajaran yang akan digunakan.


(5)

2. Bagi Siswa

Siswa dalam mengikuti pembelajaran IPA dengan menggunakan berbagai metode pembelajaran, siswa diharapkan lebih aktif, kreatif, mendapat pengalaman yang berharga setelah melakukan peragaan dalam proses pembelajaran.

3. Bagi Kepala Sekolah

Hendaknya kepala sekolah memotivasi guru dalam pembelajaran IPA dengan menggunakan berbaagai macam metode yang sesuai dengan pembelajaran. Kepala sekolah juga diharapkan menyediakan fasilitas pembelajaran IPA. Selain itu, kepala sekolah bekerjasama dengan pihak-pihak dinas yang terkait dengan mengadakan pelatihan-pelatihan, seminar-seminar demi pengembangan profesional guru.

4. Bagi Peneliti

Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan melakukan penelitian-penelitian yang berikutnya dengan lingkup mata pelajaran dan materi yang lebih luas lagi nantinya.


(6)

71

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi, dkk. Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta : Bumi Aksara. 2006

Hamalik, Oemar. Proses Belajar Mengajar. Bandung : Bumi Aksara, 2003

http:// penerapan metode demonstrasi.www.google.com

Depdiknas 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.

Ismail, 2003. Media Pembelajaran (Model-Model Pembelajaran). Jakarta Direktorat Pendidikan Nasional

Mustaqim Burhan , Ayo Belajar IPA Untuk SD Kelas V Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Suciati. Irawan Prasetya. Teori Belajar dan Motivasi. Jakarta : pau-ppai, Universitas Terbuka. 2001

Sudjana, Nana. Penilaian Hasil Proses Belajar mengajar. Bandung : Remaja Rosda Karya. 2001

Sukadi, Arief. Sudjarwo. Pengembangan sumber belajar. Jakarta : PT. Mediyatama sarana perkasa. 1989

Sumarna. Sudarmana. Bimbingan Pembelajaran Sains 5 Untuk Sekolah

Dasar, Surakarta : CV. Mediatama. 2005

Universitas Pendidikan Indonesia. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung 2012

Waluyo, HY dkk. Penilaian Pencapaian hasil Belajar Jakarta : Universitas terbuka. 1987

Witherington, H.C, dalam Burton. Teknik-teknik Belajar dan Mengajar. Bandung : Jemmars. 1986


Dokumen yang terkait

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD SWASTA GKPS MEDAN.

0 2 20

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI DAN METODE PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI DAN METODE INDEX CARD MATCH PADA SISWA KELAS V SDIT NUR HIDAYAH SURAKARTA

0 0 17

PENERAPAN METODE QUIZ TEAM UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA MATA PELAJARAN IPA Penerapan Metode Quiz Team Untuk Meningkatkan Keaktifan Dan Hasil Belajar Siswa Kelas V Pada Mata Pelajaran Ipa Sd Negeri Ii Tekaran Tahun Aj

0 0 15

PENERAPAN METODE THINK PAIR SHARE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN IPA PADA SISWA Penerapan Metode Think Pair Share Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Mata Pelajaran Ipa Pada Siswa Kelas V Sdn 3 Gabus Kabupaten Grobogan Tahun Aja

0 1 13

PENERAPAN METODE THINK PAIR SHARE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN IPA PADA SISWA Penerapan Metode Think Pair Share Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Mata Pelajaran Ipa Pada Siswa Kelas V Sdn 3 Gabus Kabupaten Grobogan Tahun Aj

0 0 19

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA TENTANG GAYA MAGNET DI SD.

0 2 34

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI PADA MATA PELAJARAN IPA MATERI DAUR AIR DAN PENGARUHNYA BAGI MANUSIA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA.

0 0 35

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS V SD TEUPIN PANAH

0 0 11

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN SISTEM KELISTRIKAN

0 0 10

Penerapan Metode Demonstrasi Pada Mata Pelajaran IPA untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa di Kelas IV SDN Inpres Malanggong

0 0 12