PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA TENTANG GAYA MAGNET DI SD.

(1)

(2)

2013

LEMBAR PENGESAHAN

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA

PELAJARAN IPA MATERI GAYA MAGNET DI SD

(Penelitian Tindakan Kelas terhadap Siswa Kelas V SD Negeri Cikidangbayabang IV Kecamatan Mande Kabupaten Cianjur Tahun Ajaran

2012/2013 )

OLEH :

MOCHAMAD GANJAR ARIF SUHAERI 0904115

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH :

PEMBIMBING I

Dr. H.Y Suyitno, M.Pd NIP : 19500908 198101 1 001

PEMBIMBING II

Dr. Wahyu Sopiandi, MA NIP : 19660525 199001 1 001

Mengetahui


(3)

Drs. H. Dede Somarya, M.Pd NIP : 19580305 198403 1 002

Halaman Hak Cipta untuk Mahasiswa S1

==================================================================

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA

PELAJARAN IPA MATERI GAYA MAGNET DI SD

(Penelitian Tindakan Kelas terhadap Siswa Kelas V SD Negeri Cikidangbayabang IV Kecamatan Mande Kabupaten Cianjur Tahun Ajaran

2012/2013)

Oleh :

MOCHAMAD GANJAR ARIF SUHAERI 0904115

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Ilmu Pendidikan

MOCHAMAD GANJAR ARIF SUHAERI 2013

Universitas Pendidikan Indonesia juli 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.


(4)

(5)

ABSTRAK

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA TENTANG

GAYA MAGNET DI SD Oleh :

Mochamad Ganjar Arif Suhaeri

Penelitian ini tentang penerapan metode demontrasi pada pembelajaran IPA tentang gaya magnet untuk meningkatkan Hasil Belajar Siswa di Kelas V SD Negeri Cikidangbayabang IV Kecamatan Mande Kabupaten. Penelitian ini bertujuan untuk : 1. Mendeskripsikan perencanaan pembelajaran IPA dengan penerapan metode demontrasi.2. Mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran dengan penerapan metode demontrasi pada pembelajaran IPA. 3.Mendeskripsikan penerapan metode demontrasi pada pembelajaran IPA dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Metode yang digunakan dalam Penelitian ini adalah Metode Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) dengan menggunakan model Kemmis dan Mc, Taggart. Model ini terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Pada penelitian in, untuk memperoleh data digunakan instrumen penelitian yaitu lembar observasi,lembar wawancara, tes akhir dan dokumentasi. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Perencanaan pembelajaran dengan penerapan metode demontrasi harus betul-betul direncanakan dengan baik agar tujuan yang diharapkan tercapai. Dan perencanaan pembelajaran ini dituangkan ke dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Sehingga dalam pelaksanaan penerapan metode demontrasi dapat menimbulkan minat dan siswa termotivasi dalam belajar. hal ini terbukti dari hasil observasi aktivitas guru dan siswa. Pada siklus I diperoleh aktivitas guru adalah 2,33 atau dikatagorikan sedang dan rata-rata aktivitas siswa yang diperoleh adalah 2,5 atau dikatagorikan sedang. pada siklus 2 diperoleh aktivitas guru adalah 3,8 dengan katagori baik aktivitas siswa adalah 3,6 katagori baik Hal ini terbukti bahwa penerapan metode demontrasi dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran secara signifikan. Penerapan metode demontrasi pada pembelajaran IPA tentang gaya magnet dapat meningkatkan hasil belajar siswa, hal ini dapat dibuktikan dari hasil belajar siswa pada siklus 1 rata-rata yaitu 6,95, siklus 2 rata-rata-rata-rata yaitu 8,2.


(6)

ABSTRACT

APPLICATION METHOD OF LEARNING DEMONSTRATION OF STYLE IPA RESULTS TO IMPROVE STUDENT LEARNING

By:

Mochamad Ganjar Arif Suhaeri

The research on the application of the method demonstration on science learning about magnetic force to enhance Student Learning Outcomes in Grade IV V Cikidangbayabang Elementary School District District Mande. This study aims to: 1. Describe the science lesson plan with the application of the method

demontrasi.2. Getting a picture of student learning activities with the application of the method demonstration on science learning. 3.Mendeskripsikan application demonstrations on science teaching methods to improve student learning

outcomes. The method used in this study is Action Research Methods Class (Classroom Action Research) by using a model of Kemmis and Mc, Taggart. The model consists of four stages: planning, action, observation, and reflection. On in the research, the data used to obtain the research instruments observation sheets, questionnaires, final test and documentation. Based on the results of this study concluded that with the implementation of instructional planning demonstration method should really be well planned in order to achieve the expected goals. And learning plan is poured into a Lesson Plan (RPP). So that the implementation of the demonstration method can generate interest and students' motivation to learn. this is evident from the observation of teacher and student activities. Activity obtained in the first cycle of 2.33 or teacher is being categorized and average student activity obtained was 2.5 or categorized being. In cycle 2 teacher activity obtained was 3.1 or better categorized and student activities are categorized either 3 or 3 cycles and the activity obtained was 3.8 with a teacher either student activity category is the category 3,6 It is well proven that the application of the method demonstration can significantly improve the learning activity. Application of the method demonstration on science learning about magnetic forces can improve student learning outcomes, it is evident from the results of student learning in 1 cycle on average is 6.95, the average cycle 2 is 7.65 and the average cycle 3 namely 8.2.


(7)

Halaman

SURAT PERNYATAAN ………...…..

ABSTRAK ………

i ii

KATA PENGANTAR ………. iii

UCAPAN TERIMA KASIH ………. DAFTAR ISI ... iv vi DAFTAR TABEL ..……….... viii

DAFTAR GRAFIK ... DAFTAR GAMBAR ……….... ix x BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ……… 1

B. Rumusan Masalah ……….. 5

C. Tujuan Penelitian ………... 6

D. Kegunaan penelitian ………... 6

E. Hipotesis ………...…. 7

F. Penjelasan istilah ...………... 7

G. Metode Penelitian ……….. 9

BABII PENERAPAN METODE DISKUSI PADA PEMBELAJARAN IPS TEMA KOPERASI DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR A. Metode Diskusi ...…...… 10

B. MataPelajaran IPS Tema Koperasi ... 17

C. Hasil Belajar ………... 28

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode……….… 33


(8)

C. Subjek Penelitian………. 39 D. Prosedur Penelitian………..……… 39

E. Instrumen Penelitian F. Analisis Data

………. ………..

42 44

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskrifsi Sekolah ... B. Hasil Penelitian ………...………..………

64

C. Pembahasan Penelitian ………..……….……... 64

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan ………. 68

B. Rekomendasi……… 69

DAFTAR PUSTAKA ………... 70

LAMPIRAN-LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP


(9)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini, pendidikan merupakan salah satu aspek dari segi kehidupan yang dirasakan sangat penting bagi perkembangan hidup manusia. Pendidikan sudah merupakan kebutuhan yang mendasar bagi setiap individu. Untuk melaksanakan program pendidikan tersebut pemerintah membangun lembaga-lembaga pendidikan baik di tingkat dasar, menengah, sampai pendidikan tinggi. Sekolah yang merupakan lembaga pendidikan dalam melaksanakan proses kegiatan pembelajaran terdiri dari berbagai komponen yang diantaranya adalah guru sebagai pendidik dan siswa sebagai peserta didik..

Guru merupakan salah satu komponen yang sangat berpengaruh untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah digariskan, untuk itu diperlukan adanya guru yang mampu membina serta mengarahkan potensi yang ada dalam diri peserta didik, sehingga mereka menjadi dewasa dan mampu berdiri sendiri dengan penuh tanggung jawab, baik terhadap dirinya maupun terhadap orang lain. Diantara komponen pendidikan yang terkait dalam sistem pendidikan, guru sebagai komponen pendidikan mempunyai peran yang paling dominan atas keberhasilan proses belajar mengajar. Karenanya guru dituntut harus memiliki sejumlah kemampuan untuk menciptakan situasi yang melahirkan suasana proses belajar dan mengajar yang dapat menarik dan merangsang minat belajar siswa,


(10)

2

agar mencapai tingkat keberhasilan yang optimal. Seperti yang dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto (1996 : 46) yang menyatakan : keberhasilan seorang guru di dalam menyelenggarakan proses belajar mengajar sangat ditentukan oleh keterampilan memilih metoda mengajar sesuai bahan pengajaran yang akan disampaikan. Strategi pengajaran merupakan faktor penunjang dalam menyampaikan pembelajaran.

Keberhasilan proses belajar mengajar tidak terlepas dari cara pendidik mengajar dan siswa belajar sebab baik tidaknya hasil proses belajar mengajar dapat dilihat dan dirasakan oleh pendidik dan siswa sendiri. Mengajar adalah tugas utama seorang guru, oleh karena itu keefektifannya dalam mengajar akan bergantung kepada bagaimana seorang guru mampu melaksanakan aktifitasnya secara baik. Seorang guru harus mengenai berbagai cara atau metode mengajar dan dapat memilihnya secara tepat sesuai dengan kemampuan dirinya yang disesuaikan dengan keadaan lingkungan, meskipun tidak ada satu metode yang paling tepat untuk segala tujuan dan kondisi.

Salah satu strategi atau metode untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan menerapkan metode Demonstrasi. Menurut Sudjana (2009:79) “Metode Demonstrasi adalah tukar-menukar informasi, pendapat dan unsur-unsur pengalaman secara teratur dengan maksud untuk mendapat pengertian bersama yang lebih jelas dan lebih teliti tentang sesuatu atau untuk mempersiapkan dan merampungkan keputusan


(11)

bersama”. Penggunaan metode demonstrasi dalam proses pembelajaran berpengaruh terhadap peningkatan hasil belajar siswa. Salah satu mata pelajaran yang dilaksanakan di sekolah yaitu pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). IPA merupakan bagian dari materi pelajaran yang disajikan di Sekolah Dasar. Dalam pembelajaran IPA disajikan pengetahuan tentang alam semesta dengan segala isinya.

Pengertian IPA adalah : “Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi siswa untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya didalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk inkuiri dan berbuat sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar”. Edi Hendri (2006; 8)

Dalam proses mencari tahu pembelajaran IPA dirancang untuk mengembangkan Kerja Ilmiah dan Sikap Ilmiah siswa. Pengertian tersebut mengandung makna bahwa proses pembelajaran IPA di Sekolah Dasar menuntut guru mampu menyediakan, mengelola pembelajaran IPA dengan suatu metode dan teknik penunjang yang memungkinkan peserta didik dapat mengalami seluruh tahapan pembelajaran yang bermuatan keterampilan proses, sikap ilmiah, dan penguasaan konsep.

Dari hasil studi pendahuluan di Sekolah Dasar, khususnya di SDN Cikidangbayabang IV, para guru menyadari bahwa pelaksanaan pembelajaran IPA


(12)

4

selama ini masih memiliki banyak kelemahan antara lain pembelajaran IPA masih kurang melibatkan siswa pada aktivitas keterampilan proses atau kerja ilmiah IPA. Kegiatan pembelajaran jarang dalam bentuk kegiatan praktikum, karena alat-alat yang diperlukan sangat terbatas. Hal ini berpengaruh terhadap hasil belajar siswa terbukti dari nilai yang diperoleh siswa belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 6,8. Adapun hasil yang dicapai siswa dari 40 siswa hanya 22 orang yang sudah mencapai KKM, sedangkan 18 orang belum mencapai KKM, berarti hampir 50% yang belum mencapai KKM.

B. Rumusan Masalah

Adapun perumusan masalah dalam penelitian tindakan kelas ini adalah :

1. Bagaimana perencanaan pembelajaran dengan menerapkan metode demonstrasi pada pembelajaran IPA materi gaya magnet?

2. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan metode demonstrasi pada pembelajaran IPA materi gaya magnet ?

3. Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA materi gaya magnet dengan menerapkan metode demonstrasi ?

C. Tujuan Penelitian


(13)

1) Mendeskripsikan perencanaan pembelajaran IPA dengan penerapan metode demonstrasi.

2) Mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran dengan penerapan metode demonstrasi pada pembelajaran IPA.

3) Mendeskripsikan peningkatan hasil belajar siswa dengan penerapan metode demonstrasi pada pembelajaran IPA.

D. Manfaat hasil Penelitian

Dilaksanakannya kegiatan Penelitian Tindakan Kelas ini diharapkan dapat memberikan manfaat atau kontribusi sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Melalui kegiatan penelitian ini diperoleh alat dan teknik penunjang yang lebih realistis dan aplikatif untuk keperluan penggunaan metode demonstrasi pada pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Aturan dan model tersebut dapat dijadikan perbandingan dan pertimbangan bagi guru-guru lainnya yang akan menggunakan metode demonstrasi pada kelas dan mata pelajaran yang berbeda.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini memberikan pengalaman langsung kepada guru kelas untuk memecahkan permasalahan secara terencana dan sistematis yang terkait dengan pembelajaran IPA di Sekolah Dasar khususnya dikelas V


(14)

6

3. Manfaat Kelembagaan

Secara kelembagaan adalah mengembangkan fungsi lembaga pendidikan dalam mewujudkan pengelolaan kurikulum berbasis sekolah. Antara lain merintis pelaksanaan pembelajaran yang benar-benar merujuk kepada kondisi dan kompetensi realistic sekolah yang bersangkutan.

E. Hipotesis tindakan

Hipotesis tindakan penelitian ini adalah: Penerapan metode demonstrasi pada pembelajaran IPA materi gaya magnet dapat meningkatkan hasil belajar siswa .

F. Definisi Oprasional

1. Metode Demonstrasi

a. Pengertian Metode Demonstrasi

Metode demonstrasi adalah bagaimana proses terjadinya sesuatu, yang mana dapat membantu siswa untuk mencari jawaban dengan usaha sendiri berdasarkan fakta (data) yang benar”. Dengan kata lain metode Demonstrasi yaitu salah satu cara penyajian pelajaran memperagakan atau menunjukkan kepada siswa proses,


(15)

situasi, atau benda tertentu yang sedang dipelajari baik sebenarnya ataupun benda tiruan yang disertai dengan penjelasan lisan”.

b. Teori Metode Demonstrasi

Metode Demonstrasi menurut Ruslan (1996:12) adalah ”Salah satu cara menyajikan pelajaran dimana siswa-siswa dihadapkan kepada suatu masalah yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan yang bersifat problematis untuk dibahas dan dipecahkan bersama”. Menurut Sudjana (2009:87) ” metode Demonstrasi tukar menukar informasi, pendapat dan unsur-unsur pengalaman secara teratur dengan maksud untuk mendapatkan pengertian bersama yang lebih jelas dan lebih teliti tentang sesuatu atau untuk mempersiapkan dan merampungkan keputusan bersama.”

c. Prinsip-prinsip Metode Demonstrasi

• Memperhatikan taraf atau tingkat kemampuan murid

• Pembagian tugas kepada setiap siswa untuk bergiliran melakukan Demonstrasi

• Petunjuk dan pelaksanaan Demonstrasi harus jelas dipahami siswa • Demonstrasi dapat dilakukan dengan berulang-ulang

d. Langkah-langkah Metode Demonstrasi

Langkah-langkah metode demonstrasi adalah sebagai berikut : 1). Perencanaan Demonstrasi


(16)

8

a. Tujuan Demonstrasi harus jelas

b. Materi pelajaran harus sesuai dengan metode Demonstrasi c. Menyiapkan alat-alat yang diperlukan Demonstrasi d. Membuat garis besar yang akan didemonstrasikan 2). Pelaksanaan Demonstrasi

a. Memeriksa peralatan yang akan digunakan de3montrasi b. Memberi petunjuk pelaksanaan Demonstrasi

c. Pokok-pokok Demonstrasi harus mencapai sasaran

d. Memperhatikan keadaan siswa dalam pelaksanaan Demonstrasi e. Demonstrasi diselingi humor agar tidak tegang

f. Memberikan kesempatan untuk melakukan Demonstrasi berkali-kali 3). Tindak lanjut Demonstrasi

a. Membuat hasil/kesimpulan dari Demonstrasi b. Membuat rangkuman dan tugas kepada siswa

c. Membuat penilaian terhadap pelaksanaan Demonstrasi.

2. Hasil Belajar

Hasil belajar diperoleh setelah proses pembelajaran berlangsung yang tergambar dalam indikator sebagai penjabaran dari Kompetensi Dasar yang diukur dengan tes. Hasil belajar merupakan tingkat keberhasilan siswa setelah mengikuti


(17)

satu kegiatan belajar mengajar yang ditampilkan dalam beberapa bentuk hasil belajar yaitu adanya perubahan perilaku dalam bentuk pengetahuan (kognitif), sikap (apektif) dan keterampilan (psikomotor). Hasil belajar adalah suatu perubahan pada individu yang belajar, tidak hanya mengenai pengetahuan, tetapi membentuk kecakapan dan penghayatan dalam diri pribadi individu yang belajar.” Pengertian lainnya hasil belajar merupakan salah satu unsur yang penting dalam kegiatan pembelajaran yang merupakan kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman-pengalaman belajarnya.

3. Mata Pelajaran IPA

Salah satu mata pelajaran yang ada dalam kurikulum SD adalah mata pelajaran IPA. IPA adalah ilmu yang mempelajari tentang alam dan gejala-gejalanya melalui proses dan menghasilkan suatu produk sains. Dalam mata pelajaran IPA yang menjadi fokus dalam pembelajaran adalah adanya interaksi antara siswa dengan obyek atau alam secara langsung. Oleh karena itu guru sebagai fasilitator perlu menciptakan kondisi dan menyediakan sarana agar siswa dapat mengamati dan memahami obyek IPA. Dengan demikian siswa dapat menenukan konsep dan membangunnya dalam struktur kognitifnya.

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan bagian dari materi pelajaran yang disajikan di Sekolah Dasar. Dalam pembelajaran IPA disajikan pengetahuan tentang


(18)

10

alam semesta dengan segala isinya. Jadi secara singkat IPA adalah pengetahuan yang rasional dan obyektif tentang alam semesta dengan segala isinya.

4. Materi Gaya Magnet

Salah satu materi yang ada dalam mata pelajaran IPA yang diberikandi semester II dikelas V SD adalah Gaya Magnet. Dalam KTSP materi gaya magnet dan merupakan salah satu kompetensi dasar yang harus ditempuh di kelas V SD. Materi gaya magnet meliputi pengertian magnet, jenis-jenis magnet, bentuk magnet, gaya magnet.


(19)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau dikenal dengan Classroom Action Research melalui praktik pembelajaran di kelas. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan mengingat guru sebagai tenaga profesional yang paling mengetahui mengenai segala sesuatu dalam kegiatan pembelajaran.

Penelitian tindakan kelas adalah penelitian dalam bidang pendidikan yang dilaksanakan dalam kawasan kelas dengtan tujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan kualitas pembelajaran. Hal ini menunjukkan bahwa penelitian tindakan kelas dilakukan pada suatu kelas yang bertujuan untuk meningkatkan hasil pembelajaran dan penelitian dapat dilakukan oleh guru kelas secara langsung. PTK bukan hanya sekedar mengajar, melainkan mempunyai makna sadar dan kritis terhadap mengajar dan menggunakan kesadaran dirinya untuk siapa adanya perubahan dan perbaikan pada proses pembelajarannya. PTK mendorong guru bertindak dan berfikir kritis dalam melaksanakan tugasnya secara profesional.

Ebbutt dalam (Hopkins, 1993) mengemukakan penelitian tindakan kelas adalah kajian sistematika dari upaya perbaikan pelaksanaan praktek pendidikan


(20)

25

oleh sekelompok guru dengan melakukan tindakan-tindakan dalam pembelajaran, berdasarkan refleksi mereka mengenai hasil dari tindakan-tindakan tersebut.

Dengan demikian penelitian tindakan kelas adalah salah satu upaya guru dalam memperbaiki dan meningkatkan kegiatan pembelajaran di dalam kelas, di mana dalam proses pelaksanaan penelitian dilakukan dengan tahapan-tahapan proses kegiatan pembelajaran serta instrumen penelitian yang telah dipersiapkan. Penelitian tindakan kelas berubungan dengan tugas guru di lapangan atau di kelas. Penelitian dilakukan oleh guru karena terdapat masalah dalam kegiatan pembelajaran, suatu penelitian harus dilakukan untuk memperbaiki atau menyelesaikan permasalahan yang ada agar terselesaikan. Hasil dari penelitian dapat berguna bagi guru yang melakukan kegiatan permbelajaran.

Adapun tujuan penelitian tindakan kelas, sebagai berikut :

1. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilaksanakan agar guru atau tenaga kependidikan dapat memperbaiki mutu kinerja atau meningkatkan proses pembelajaran secara berkesinambungan, yang pada dasarnya melekat pada terlaksananya misi profesional pendidikan yang diemban oleh guru. Dengan demikian PTK merupakan salah satu cara yang strategis dalam memperbaiki kinerja guru dalam meningkatkan layanan pendidikan atau pembelajaran. 2. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) untuk mengembangkan

kemampuan/keterampilan guru untuk menghadapi permasalahan yang nyata dalam proses pembelajaran di kelasnya dan di sekolahnya sendiri.


(21)

3. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dapat digunakan sebagai alat untuk memasukkan inovasi pembelajaran ke dalam sistem yang ada karena sulit dilakukan oleh upaya pembaharuan yang dilakukan pada umumnya.

Penggunaan Penelitian tindakan kelas selain mempunyai tujuan , pastilah mempunyai manfaat. Manfaat penelitian tindakan kelas bagi guru dan siswa yakni sebagai berikut :

a. Manfaat bagi Guru :

1). Untuk memperbaiki kegiatan belajar mengajar;

2). Guru berkembang secara profesional karena mampu menilai dan memperbaiki pelajaran;

3). Guru lebih percaya diri jika PTK membuat guru berkembang menjadi guru profesional;

4). Dapat berperan aktif dalam mengembangkan pengetahuan dan keterampilan diri.

b. Manfaat bagi siswa :

1) Hasil belajar siswa meningkat;

2) Permasalahan pembelajaran siswa akan cepat diselesaikan; 3) Sesuai dengan kubutuhan belajar siswa.

Penelitian ini dilaksanakan melaui penelitian tindakan kelas berbentuk siklus yang akan berlangsung II siklus 2 tindakan. Adapun prosedur penelitian


(22)

27

yang dipilih yaitu dengan menggunakan model spiral dari Kemmis dan Mc. Taggart (1998). Seperti siklus di bawah ini :

Gambar 3.1

Alur Pelaksanaan Tindakan Dalam Penelitian Tindakan Kelas (Kasbolah, 1998:15)

pelaksanaan

SIKLUS 1 Pengamatan

Perencanaan

Refleksi pelaksanaan

SIKLUS 2 pengamatan Perencanaan

Refleksi

Kesimpulan dan Rekomendasi


(23)

B. Prosedur Penelitian

Langkah-langkah pada model siklus Kemmis dan Taggart di atas yaitu sebagai berikut:

a. Perencanaan Tindakan

Tahap ini mencakup semua perencanaan tindakan seperti pembuatan rencana pelaksanaan pembelajaran, penyiapan tempat sebagai pelaksanaan penelitian dan sumber pembelajaran. Dalam tahap ini penulis menetapkan seluruh rencana tindakan yang akan dilakukan di sekolah, adapun langkah-langkah perencanaannya yaitu :

1) Meminta izin kepada Kepala Sekolah

2) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran 3) Memilih prosedur evaluasi penelitian

4) Melaksanakan pembelajaran

b. Pelaksanaan Tindakan

Dalam tahap ini langkah-langkah pembelajaran dan tindakan mengacu pada perencanaan yang telah dibuat, yaitu pada proses kegiatan pembelajaran.

a. observasi

Pada tahap ini terdiri dari pengumpulan data serta mencatat setiap aktivitas siswa dan kinerja guru pada saat pelaksanaan tindakan berlangsung. Observer bertugas mengamati kinerja guru dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung dengan mengacu pada lembar observasi.


(24)

29

Observasi ini dilakukan oleh peneliti yaitu dengan mengamati aktivitas siswa dan kinerja guru dalam pembelajaran IPS mengenai aktivitas siswa dalam pembelajaran sampai akhir pembelajaran. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah aktivitas siswa dan kinerja guru sudah sesuai dengan apa yang tercantum dalam lembar observasi atau tidak, sehingga hasil observasi dapat diperbaiki pada siklus berikutnya.

b. Refleksi

Refleksi merupakan pengkajian hasil data yang telah diperoleh saat observasi oleh peneliti, praktikan dan pembimbing. Refleksi berguna untuk memberikan makna terhadap proses dan hasil (perubahan) yang telah dilakukan. Hasil refleksi yang ada dijadikan bahan pertimbangan untuk membuat perencanaan tindakan dalam siklus selanjutnya yang berkelanjutan sampai pembelajaran dinyatakan berhasil.

C. Tehnik Penelitian 1. Lokasi Penelitian

SDN Cikidangbayabang IV Kecamatan Mande Kabupaten Cianjur merupakan tempat peneliti bekerja sebagai guru, sehingga peneliti telah


(25)

mengenal situasi, lingkungan sekolah dan mempermudah dalam mendapatkan informasi.

2. Kelas dan Jumlah Siswa

Yang dijadikan subjek penelitian adalah siswa kelas V berjumlah 40 orang yang terdiri dari 18 orang laki-laki dan 22 orang perempuan. mereka dapat diajak bekerjasama karena mereka telah mengenal peneliti sebagai guru kelasnya.

3. Waktu Penelitian

Waktu Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dari tanggal 20 s/d 28 Mei 2013

D. Subjek Penelitian

Yang menjadi subjek penelitian adalah seluruh siswa Kelas V SDN Cikidangbayabang IV Kecamatan Mande Kabupaten Cianjur berjumlah 40 orang yang terdiri dari 18 orang laki-laki dan 22 orang perempuan tahun ajaran 2012 - 2013.

E. Teknik Pengolahan Data

pengolahan data dilakukan selama penelitian dari awal sampai akhir, data diperoleh dari kumpulan instrument dan dideskripsikan untuk diambil kesimpulan. Langkah analisis data sebagai berikut:


(26)

31

1. Penyelesaian data yaitu pemilihan data yang akurat yang dapat menjawab fokus penelitian dan memberikan gambaran tentang hasil penelitian.

2. Pengklasifikasikan dat yaitu pengelompokan data yang telah diseleksi, pengklasifikasian dat bertujuan untuk memudahkan pengelolaan data dan pengambilan keputusan berdasarkan persentase yang dijadikan pegangan. 3. Pengtabulasian dta setelah diklasifikasikan berdasarkan tujuan penelitian

kemudian ditabulasikan dalam bentuk tabel dengan tujuan untuk mengetahui frekuensi masing-masing alternative jawaban yang satu dengan yang lain untuk mempermudah membaca data.

Ketiga komponen tersebut dijadikan pegangan dalam meningkatkan analisis menuju pencapaian dan perbaikan pembelajaran di SD. Dengan demikian dpat memberikan kejelasan terhadap pelaksanaan kegiatan yang dituangkan, sehingga orang lain dapat membaca dengan mudah.

Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam pengumpulan data adalah : 1. Analisis terhadap Hasil Pembelajaran Siswa

Analisis terhadap hasil belajar setelah mengalami pembelajaran IPA untuk mengetahui hasil belajar siswa. Dengan teknik perhitungan sebagai berikut :

R (rata-rata kelas)

= ∑ ( )

∑ ( ) X 100 %

Tabel 3.1 Pedoman Penskoran


(27)

1. 5 1 2 3 4 5 20 20 20 20 20 100

2. 5 1

2 3 4 5 20 20 20 20 20 100

2. Analisis Hasil Observasi Guru dan Siswa

Analisis hasil dari observasi terhadap aktivitas guru dan siswa dilakukan untuk mengetahui aktivitasnya dalam proses pemeblajaran.

Dengan teknik penilaian :

R (rata-rata)

= X 100 %

Tabel 3.2

Kategori Aktivitas Guru dan Siswa

Skor Rata-rata Kategori 4 4,00 – 3,50 Sangat Baik

3 3,49 – 3,00 Baik

2 2,99 – 2,50 Sedang

1 < 2,50 Kurang


(28)

33

Instrumen penelitian merupakan alat perlengkapan yang dapat digunakan oleh peneliti dalam melakukan penelitian. Untuk memperoleh kebenaran yang objektif dalam pengumpulan data, diperlukan adanya instrument yang tepat sehingga masalah yang diteliti akan terefleksi dengan baik.

Teknik pengumpulan data menggunakan instrument penelitian : 1. Lembar Tes

Pemberian tes prestasi belajar berupa tes tertulis berbentuk objektif dan subjektif soal yang diberikan. Pemberian tes dilakukan akhir pokok bahasan. Tujuannya adalah unutk melihat peningkatan hasil belajar siswa antara sebelum dan sesudah pemberian tindakan pada materi pokok Perubahan Lingkungan dan Pengaruhnya

2. Lembar Observasi aktivitas guru dan siswa

Observasi dilakukan untuk mengamati data kelas tempat berlangsungnya pembelajaran yang dilakukan observer untuk mengetahui aktivitas guru maupun aktivitas siswa, yang dimulai dari awal kegiatan pembelajaran sampai dengan akhir pembelajaran.. Kegiatan observasi akan dilakukan dalam setiap kegiatan siklus pembelajaran, data observasi akan berguna untuk pengumpulan data bagaimana keaktivan guru dan siswa .

3. Kuisioner

Kuisioner adalah lembar wawancara yang bertujuan untuk mengumpulkan atau memperkaya informasi dari sumber informasi, yang hasilnya digunakan untuk analisis kualitatif. Kuisioner dilakukan dengan mengemukakan beberapa


(29)

pertanyaan kepada siswa yang dipih secara acak untuk memperoleh informasi tentang pelaksanaan pembelajaran IPA setelah dilaksanakannya tindakan.


(30)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Kesimpulan diambil dari hasil penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan di SD Negeri Cikidangbayabang IV Kecamatan Mande Kabupaten Cianjur pada Siswa kelas V serta dari pembahasan yang terdapat pada Bab IV, maka peneliti dapat menyimpulkan semua hasil penelitian sebagai berikut :

1. Perencanaan pembelajaran IPA tema gaya magnet dengan menggunakan metode demontrasi harus betul-betul dituangkan dalam perencanaan pembelajaran (RPP) sesuai dengan langkah-langkahnya. Perencanaan Pembelajaran (RPP) pada pembelajran IPA tema gaya magnet dengan penerapan metode demonstrasi cukup efektif dan berhasil.

2. Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode demontrasi ternyata membawa dampak yang positip dalam pelaksanaan pembelajaran seperti peningkatan aktifitas kegiatan belajar guru dan siswa terbukti dari tiap siklusnya ada peningkatan Pada siklus I ini yang diperoleh dari aktivitas guru adalah 2,33 atau dikatagorikan sedang dari 9 aspek yang diamati tersebut 66,66% dengan kategori sedang, 33,34 % dengan kategori baik, 8,69% dengan kategori sangat baik sementara skor rata-rata aktivitas siswa yang diperoleh adalah 2,5 atau dikatagorikan sedang dari 6 aspek yang diamati 50% dengan kategori Sedang 50% kategori baik.


(31)

Pada siklus II ini yang diperoleh dari aktivitas guru adalah 3,8 atau dikatagorikan baik dari 9 aspek yang diamati tersebut dengan 11,11% kategori baik, 88,89% dengan kategori sangat baik sementara skor rata-rata aktivitas siswa yang diperoleh adalah 3,6 atau dikatagorikan sedang dari 6 aspek yang diamati 16,6% dengan kategori baik 83,4% kategori sangat baik.

3. Penerapan metode demontrasi pada pembelajaran IPA dapat meningkatkan hasil belajar siswa ini dapat dilihat perbandingannya pada siklus I hasil belajar siswa rata-rata 6,95 dari KKM 6,8 dan yang tuntas baru 24 orang siswa (60%) dengan kategori cukup sedangkan yang belum tuntas berjumlah 16 orang siswa (40%) dengan kategori kurang. Pada siklus II hasil belajar siswa rata-rata 8,2 dari KKM 6,8 dan yang tuntas baru 38 orang siswa (95%) dengan kategori sangat baik sedangkan yang belum tuntas berjumlah 2 orang siswa (5%) dengan kategori kurang. Hal ini membuktikan bahwa hasil belajar tiap siklus mengalami peningkatan yang signifikan.

B. Rekomendasi

Sehubungan dengan kesimpulan di atas, maka berikut ini disajikan saran-saran mudah-mudahan menjadi masukan dan bermanfaat bagi semua pihak yang terlibat dalam peningkatan kualitas pendidikan.


(32)

Siswa hendaknya dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar dengan penerapan metode demontrasi dalam menemukan dan mencari sendiri suatu konsep yang konkrit.

2. Bagi Guru

Dalam memilih metode/strategi pembelajaran, guru sebaiknya terlebih dahulu merancang metode/strategi apa yang akan digunakan, menyiapkan bahan-bahan materi, sumber belajar, perkembangan siswa dan pengunaan alat atau media yang akan disajikan kepada siswa dalam bentuk RPP.

3. Bagi Sekolah

Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai masukan dalam meningkatkan pembelajaran IPA sekaligus pembinaan terhadap guru untuk meningkatkan pembelajaran yang lebih baik terutama dalam penggunaan metode demontrasi atau metode yang sesuai dalam pelaksanaan proses pembelajaran.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini terbatas pada hasil dan aktivitas belajar. Untuk itu, bagi peneliti selanjutnya lebih meningkatkan dan menambah wawasan yang lebih luas dan bermanfaat terutama tentang penerapan metode/strategi dalam pembelajaran bagi peneliti selanjutnya.


(33)

DAFTAR PUSTAKA

Asy’ari, M. (2006). Penerapan Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat

dalam Pembelajaran IPA di SD. Jakarta : Depdiknas.

Agus, S. (2003) Pengertian IPA online. Tersedia HTTP://ipa.unnes.ac.id/ ?p.=71

Bloom, B.S,(1956) Taxonomy Of Educational Objectives: The Classificationm Of

Edicational Goals. London : David McKay Company, Inc

Depdiknas, (2006).Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan: Kerangka Dasar. Jakarta: Pusat Kurikulum.

Depdiknas,(2006). KTSP: Standar Kompetensi Mata Pelajaran IPASekolah

Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah. Jakarta: Pusat Kurikulum.

Hamalik O. (2003). Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta. PT. Bumi Aksara

Hendri, E. (2006). Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Bandung : Naskah Buku Ajar untuk UPI Press

Kasbolah, K,(1999). Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Jakarta: Depdikbud Dirjen Dikti

Kemmis dan Taggart,(1998). Model Adaptasi Dari kemmis dan Taggart,

Universitas Negeri malang . Anak Belajar Membaca Pengajaran

Remedial. Jakarta.

Muhibin, S, (1989), Cara Belajar Siswa Aktiv Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: CV. Sinar baru

………., (1989), Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosda karya

Rusyan, A.T, 1996). Metode Pembelajaran. Jakarta. CV. Sinar Baru. Samatowa, (2006), Bagaimana Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar

Slameto, (2003). Balajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya, Jakarta : Rineka Cipta


(34)

Sudjana, N, (2009). Media Pengajaran. Bandung.. Sinar Baru Algensindo.

…………..,. (2000). Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung. CV. Sinar Baru Algensindo.

Surya , M. (1997). PsikologiPembelajaran dan Pengajaran. Bandung : PPB-IKIP Bandung

………….. (1996). PsikologiPendidikan. Bandung : Alpabeta

Sukmadinata, (2005), Landasan psikologi Proses Pendidikan. Bandung : PT. Rosdakarya.

Suryabrata, (1995), Psikologi Pendidikan, Jakarta : Pustaka Firdaus

Wiriaatmadja, Rochiati. 2007. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Remaja Rosdakarya.


(1)

34

pertanyaan kepada siswa yang dipih secara acak untuk memperoleh informasi tentang pelaksanaan pembelajaran IPA setelah dilaksanakannya tindakan.


(2)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Kesimpulan diambil dari hasil penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan di SD Negeri Cikidangbayabang IV Kecamatan Mande Kabupaten Cianjur pada Siswa kelas V serta dari pembahasan yang terdapat pada Bab IV, maka peneliti dapat menyimpulkan semua hasil penelitian sebagai berikut :

1. Perencanaan pembelajaran IPA tema gaya magnet dengan menggunakan metode demontrasi harus betul-betul dituangkan dalam perencanaan pembelajaran (RPP) sesuai dengan langkah-langkahnya. Perencanaan Pembelajaran (RPP) pada pembelajran IPA tema gaya magnet dengan penerapan metode demonstrasi cukup efektif dan berhasil.

2. Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode demontrasi ternyata membawa dampak yang positip dalam pelaksanaan pembelajaran seperti peningkatan aktifitas kegiatan belajar guru dan siswa terbukti dari tiap siklusnya ada peningkatan Pada siklus I ini yang diperoleh dari aktivitas guru adalah 2,33 atau dikatagorikan sedang dari 9 aspek yang diamati tersebut 66,66% dengan kategori sedang, 33,34 % dengan kategori baik, 8,69% dengan kategori sangat baik sementara skor rata-rata aktivitas siswa yang diperoleh adalah 2,5 atau dikatagorikan sedang dari 6 aspek yang diamati 50% dengan kategori Sedang 50% kategori baik.


(3)

Pada siklus II ini yang diperoleh dari aktivitas guru adalah 3,8 atau dikatagorikan baik dari 9 aspek yang diamati tersebut dengan 11,11% kategori baik, 88,89% dengan kategori sangat baik sementara skor rata-rata aktivitas siswa yang diperoleh adalah 3,6 atau dikatagorikan sedang dari 6 aspek yang diamati 16,6% dengan kategori baik 83,4% kategori sangat baik.

3. Penerapan metode demontrasi pada pembelajaran IPA dapat meningkatkan hasil belajar siswa ini dapat dilihat perbandingannya pada siklus I hasil belajar siswa rata-rata 6,95 dari KKM 6,8 dan yang tuntas baru 24 orang siswa (60%) dengan kategori cukup sedangkan yang belum tuntas berjumlah 16 orang siswa (40%) dengan kategori kurang. Pada siklus II hasil belajar siswa rata-rata 8,2 dari KKM 6,8 dan yang tuntas baru 38 orang siswa (95%) dengan kategori sangat baik sedangkan yang belum tuntas berjumlah 2 orang siswa (5%) dengan kategori kurang. Hal ini membuktikan bahwa hasil belajar tiap siklus mengalami peningkatan yang signifikan.

B. Rekomendasi

Sehubungan dengan kesimpulan di atas, maka berikut ini disajikan saran-saran mudah-mudahan menjadi masukan dan bermanfaat bagi semua pihak yang terlibat dalam peningkatan kualitas pendidikan.


(4)

Siswa hendaknya dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar dengan penerapan metode demontrasi dalam menemukan dan mencari sendiri suatu konsep yang konkrit.

2. Bagi Guru

Dalam memilih metode/strategi pembelajaran, guru sebaiknya terlebih dahulu merancang metode/strategi apa yang akan digunakan, menyiapkan bahan-bahan materi, sumber belajar, perkembangan siswa dan pengunaan alat atau media yang akan disajikan kepada siswa dalam bentuk RPP.

3. Bagi Sekolah

Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai masukan dalam meningkatkan pembelajaran IPA sekaligus pembinaan terhadap guru untuk meningkatkan pembelajaran yang lebih baik terutama dalam penggunaan metode demontrasi atau metode yang sesuai dalam pelaksanaan proses pembelajaran.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini terbatas pada hasil dan aktivitas belajar. Untuk itu, bagi peneliti selanjutnya lebih meningkatkan dan menambah wawasan yang lebih luas dan bermanfaat terutama tentang penerapan metode/strategi dalam pembelajaran bagi peneliti selanjutnya.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Asy’ari, M. (2006). Penerapan Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat dalam Pembelajaran IPA di SD. Jakarta : Depdiknas.

Agus, S. (2003) Pengertian IPA online. Tersedia HTTP://ipa.unnes.ac.id/ ?p.=71

Bloom, B.S,(1956) Taxonomy Of Educational Objectives: The Classificationm Of

Edicational Goals. London : David McKay Company, Inc

Depdiknas, (2006).Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan: Kerangka Dasar. Jakarta: Pusat Kurikulum.

Depdiknas,(2006). KTSP: Standar Kompetensi Mata Pelajaran IPASekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah. Jakarta: Pusat Kurikulum.

Hamalik O. (2003). Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta. PT. Bumi Aksara

Hendri, E. (2006). Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Bandung : Naskah Buku Ajar untuk UPI Press

Kasbolah, K,(1999). Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Jakarta: Depdikbud Dirjen Dikti

Kemmis dan Taggart,(1998). Model Adaptasi Dari kemmis dan Taggart,

Universitas Negeri malang . Anak Belajar Membaca Pengajaran

Remedial. Jakarta.

Muhibin, S, (1989), Cara Belajar Siswa Aktiv Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: CV. Sinar baru

………., (1989), Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosda karya

Rusyan, A.T, 1996). Metode Pembelajaran. Jakarta. CV. Sinar Baru. Samatowa, (2006), Bagaimana Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar

Slameto, (2003). Balajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya, Jakarta : Rineka Cipta


(6)

Sudjana, N, (2009). Media Pengajaran. Bandung.. Sinar Baru Algensindo.

…………..,. (2000). Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung. CV. Sinar Baru Algensindo.

Surya , M. (1997). PsikologiPembelajaran dan Pengajaran. Bandung : PPB-IKIP Bandung

………….. (1996). PsikologiPendidikan. Bandung : Alpabeta

Sukmadinata, (2005), Landasan psikologi Proses Pendidikan. Bandung : PT. Rosdakarya.

Suryabrata, (1995), Psikologi Pendidikan, Jakarta : Pustaka Firdaus

Wiriaatmadja, Rochiati. 2007. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Remaja Rosdakarya.