EFEKTIVITAS STRATEGI PROBLEM FOCUSED COPING DALAM MEREDUKSI STRES AKADEMIK: Penelitian Ekperimen kuasi terhadap siswa kelas VIII di SMP N 2 Tanjungsing kecamatan Tanjungsiang kabupaten Subang Tahun ajaran 2014/2015.

(1)

Aprilia Pratiwi, 2015

EFEKTIVITAS PROBLEM FOCUSED COPING DALAM MEREDUKSI STRES AKADEMIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Manusia tidak pernah statis, tetapi cenderung mengalami berbagai perubahan dalam dirinya. Dengan berbagai perubahan itu manusia rentan terkena stres. Begitupun halnya pada remaja khususnya remaja SMP cenderung rentan terkena stres karena pada masa SMP remaja mengalami ketidakstabilan dalam dirinya. Bila ketidakstabilan tersebut berjangka panjang dan berkelanjutan maka akan mengakibatkan timbulnya stres pada remaja yang akan menghabat perkembangan dan pertumbuhannya. Oleh karena itu stres tersebut harus dikelola, sehingga stres yang dialami bermanfaat dan tidak menjadi stresor.

Remaja pada umumnya ingin bebas dan dapat melakukan apapun yang ia inginkan dan cenderung mengakibatkan stres. Di sekolah siswa dituntut untuk mengerjakan serangkaian tugas sekolah, sehingga hal itu menjadi tekanan dalam dirinya maka timbullah stres akademik. Perwujudan dari stres akademik ini nampak pada perilaku siswa seperti enggan dan malas ketika harus mengerjakan PR, sering mencontek ketika mengerjakan tugas dan sering bolos pada jam-jam pelajaran tertentu dengan berbagai alasan.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Nurmalasari (2011) mengenai stres akademik menjelaskan bahwa siswa di SMPN 1 Lembang menunjukan bahwa berdasarkan penelitian diketahui sebanyak 20,93% siswa RSBI mengalami stres akademik kategori tinggi. Siswa yang termasuk pada kategori tinggi memiliki intensitas tertinggi pada gejala stres akademik yang meliputi aspek fisik, aspek perilaku, aspek pikiran dan aspek emosi. Sebanyak 58,14% siswa RSBI mengalami stres akademik. Pada kataegori sedang sebagian besar siswa kelas VII memiliki intensitas gejala stres akademik yang meliputi aspek fisik, aspek perilaku, aspek pikiran dan aspek emosi pada kategori menengah atau mendekati tinggi. Sebanyak 20.90% mengalami stres akademik pada kategori rendah. Intensitas stres akademik


(2)

2

Aprilia Pratiwi, 2015

EFEKTIVITAS PROBLEM FOCUSED COPING DALAM MEREDUKSI STRES AKADEMIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang dialami siswa pada kategori rendah memiliki skor gejala stres akademik yang paling kecil jika dibandingkan dengan kategori lainnya yaitu tinggi dan sedang.

Selain penelitian di atas terdapat fenomena yang dilakukan oleh penelitian Gusniati (Desmita, 2010, hlm 290) mengemukakan bahwa penelitian yang dilakukan pada salah satu sekolah unggulan di Jakarta menemukan adanya fenomena stres yang dialami siswa di sekolah. Siswa merasa terbebani dengan keharusan mempertahankan peringkat sekolah 62,96%, siswa merasa cemas menghadapi ujian semster, 82,72% siswa merasa takut mendapat nilai ulangan jelek, 80,25% merasa bingung menyelesaikan PR yang terlalu banyak dan 50,62% siswa merasa letih mengikuti perpanjangan waktu belajar disekolah.

Fenomena yang terjadi di SMPN 2 Tanjungsiang sendiri banyak siswa kelas VIII yang tidak mengerjakan PR dan mengerjakan PR di sekolah. karena adanya tekanan dengan semua tugas yang harus dipenuhi, sedangkan kelas VIII merupakan masa SMP merupakan awal masa remaja (usia 12-15 th ).

Stres adalah pandangan individu terhadap suatu masalah atau kondisi individu. Pandangan individu terhadap stres mempengaruhi cara individu menyelesaikan masalah bila individu memandang stres menjadi positif maka stresor yang ada akan menjadi pemicu individu untuk mempelajarai keterampilan-keterampilan serta membuat individu menilai diri sendiri sehingga individu dapat melanjutkan hidup dengan baik. Sedangkan stres dipandang negatif hal tersebut akan membuat individu memandang setiap permasalahan menjadi tekanan-tekanan dan membebani dirinya. Hal tersebut diperkuat oleh pernyataan dalam ABKIN (2007, hlm 25) Stres akdemik merupakan salah satu masalah belajar yang sudah banyak yang ditemukan di setiap sekolah stres akademik merupakan sumber stres utama pada siswa di sekolah. Stres dapat dikelola dengan menggunakan coping stress yaitu coping ini adalah pengelolan stres yanng disebut dengan pengalihan stres dengan cara mengelola stres dengan menggunakan salah satu teknik dalam coping stress . Lazurus dan Folkman (dalam Taylor, 2003 hlm. 219) coping adalah proses mengelola tuntutan (internal dan eksternal) yang ditaksir sebagai kemampuan di luar individu.


(3)

3

Aprilia Pratiwi, 2015

EFEKTIVITAS PROBLEM FOCUSED COPING DALAM MEREDUKSI STRES AKADEMIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Menurut Lazarus (dalam Sarafino, 2012, hlm 83) menyatakan bahwa coping yang digunakan untuk mengelola stres yaitu problem focused coping yakni strategi kognitif yang digunakan individu dalam menyelesaikan masalahnya. Penelitian menggunakan problem focused coping karena strategi ini dapat digunakan untuk mengontrol masalah langsung sehingga dengan demikian siswa dapat memiliki keterampilan untuk mengelola stres. Lazarus (dalam Sarafino, 2012, hlm. 83) menyatakan individu memiliki kecenderungan menggunakan problem focused coping ketika individu percaya bahwa sumber daya dan tuntutan dapat diubahnya.

Penelitian ini dilakukan untuk mengungkap stres akademik pada siswa kelas VIII di SMPN 2 Tanjungsiang Tahun Ajaran 2014/2015. Strategi problem focused coping digunakan untuk melatih keterampilan siswa dalam mengelola stres akademik.

1.2Rumusan Masalah Penelitian

Sebagaimana identifikasi masalah di atas siswa belum dapat mengelola stres akademik artinya siswa perlu memiliki keterampilan dalam mengelola stres akademik sehingga dengan menggunakan strategi problem focused coping diharapkan siswa dapat memiliki keterampilan dalam mengelola stres akademik. Oleh sebab itu yang dikaji lebih jauh rumusan masalah dijabarkan sebagai berikut: 1. Bagaimana gambaran intensitas stres akademik di SMPN 2 Tanjungsiang tahun

ajaran 2014/2015?

2. Bagaimana layanan bimbingan kelompok strategi problem focused coping dalam mengelola stres akademik?

3. Bagaimana keefektivan strategi problem focused coping dalam mengelola stres akademik?

1.3 Tujuan Penelitian

Secara umum tujuan penelitian ini dilakukan agar memperoleh gambaran empirik efektivitas problem focused coping untuk mereduksi stres akademik siswa. Secara khusus tujuan penelitian secara khusus dijabarkan sebagai berikut:


(4)

4

Aprilia Pratiwi, 2015

EFEKTIVITAS PROBLEM FOCUSED COPING DALAM MEREDUKSI STRES AKADEMIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Memperoleh gambaran intensitas stres akademik pada siswa kelas VIII SMPN 2 Tanjungsiang Tahun Ajaran 2014/2015.

2. Merumuskan layanan bimbingan dan kelompok yang berbasis strategi problem focused coping untuk mengelola stres akademik.

3. Efektivitas penggunaan problem focused coping dalam meningkatkan pengelolaan stres akademik siswa kelas VIII SMPN 2 Tanjungsiang, Subang Tahun Ajaran 2014/2015.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat pnelitian, sebagai berikut: 1.4.1 Manfaat teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan yang berarti pada perkembangan ilmu psikologi, terutama pada psikologi pendidikan khususnya mengenai bimbingan konseling pada siswa di sekolah.

1.4.2 Manfaat praktis

1. Bagi konselor

Hasil penelitian ini idharapkan dapat memberikan masukan kepada pihak sekolah mengenai strategi problem focused coping dan stres akademik yang dimiliki siswa di kelas SMPN 2 Tanjungsiang, sehingga diharapkan dapat bermanfaat dama pembinaan siswa terutama dalam meningkatkan strategi problem focused coping dan menurunkan stres akademik yag dapat mengganggu prestasi belajarnya.

2. Bagi siswa

Hasil penelitian diharapkan dapat memberi masukan kepada para siswa megenai strategi problem focused coping dan stres yang dimiliki, sehingga diharapkan dapat digunakan dalam menurunkan stres akademik yang diperkirakan dapat mengganngu prestasi belajarnya.

3. Bagi peneliti selanjutnya

Hasil penelitian yang diharapkan dapat memberi masukan dan rujukan bagi para peneliti selanjutnya yang akan meneliti strategi problem focused coping dan stres akademik siswa.


(5)

5

Aprilia Pratiwi, 2015

EFEKTIVITAS PROBLEM FOCUSED COPING DALAM MEREDUKSI STRES AKADEMIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1.5 Asumsi

Adapun asumsi yang menjadi titik tolak penelitan sebagai berikut:

1. Menurut Lazarus dan Folkman (1984) mengemukakan strees adalah “a particular relationship between the person and environment that apraised by the person a taxing or axceding his or her resources and andangering his or her

well-being”. Stres adalah hubungan spesifik antara individu dengan

lingkungannya yang dinilai oleh individu sebagai tuntutan melebihi sumber dayanya dan membahayakan kesejahteraannya.

2. Menurut Lazarus dan Folkman (1984) Problem focused coping ditujukan dengan mengurangi tuntututan dari situasi yang menekan atau memperluas sumber daya untuk mengatasinya. Seseorang cenderung menggunakan metode problem focused coping apabila mereka percaya bahwa sumber daya atau tuntutan dari situasinya dapat diubah.

3. Menurut Nova Ekapuri N (2011, hlm) dalam penelitiannya megungkapkan bahwa problem focused coping efektif dalam mereduski stres akademik.

1.6 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan pada pemaparan diatas maka hipotesis penelitian ini adalah strategi problem focused coping efektif dalam mereduksi stres akademik siswa kelas VIII SMPN 2 Tanjungsiang tahun ajaran 2014/2015.

1.7 Sistematika Penelitian 1. BAB I : Pendahuluan

Pendahuluan berisi penejelasan mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan pendidikan, tujuan penelitian, manfaat penelitian, asumsi dan sistematika penelitian.


(6)

6

Aprilia Pratiwi, 2015

EFEKTIVITAS PROBLEM FOCUSED COPING DALAM MEREDUKSI STRES AKADEMIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Bab II : Landasan Teori

Landasan teori berisi teori-teori yang berkaitan dengan variabel yang diteliti, adapun teori yang menjadi landasan penelitian yakni stres akademik dan strategi problem focused coping.

3. Bab III : Metode Penelitian

Berisi pendekatan penelitian,metode penelitian, definisi operasional, populasi, sampel, metode pengambilan sampel penelitian atau alat ukur yang akan digunakan, prosedu pelaksanaan dan metode analisis data yang digunakan.

4. Bab IV : Hasil Penelitian dan Pembahasan

Berisi mengenai gambaran umum penelitian, layanan bimbingan kelompok yang menggunakan strtaegi problem focused coping dan pembahasan.

5. Bab V : Kesimpulan dan Rekomendasi

Berisi kesimpulan dan rekomondasi dari penelitian dan saran-saran pengembangan penelitian bagi peneliti dan saran praktis yang ditujukan kepada sekolah, konselor dan peneliti selanjutnya.


(7)

Aprilia Pratiwi, 2015

EFEKTIVITAS PROBLEM FOCUSED COPING DALAM MEREDUKSI STRES AKADEMIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu


(8)

Aprilia Pratiwi, 2015

EFEKTIVITAS PROBLEM FOCUSED COPING DALAM MEREDUKSI STRES AKADEMIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan yaitu pendekataan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif sebagai metode ilmiah atau scientific karena telah memenuhi kaidah-kaidah ilmiah seperti konkret atau empiris, objektif, terukur, rasional dan sistematis. Metode ini juga disebut metode discovery, karena data penelitian yang dihasilkan berupa angka-angka dan anlisis menggunakan statistik. (Sugiyono, 2008, hlm. 13). Pendekatan kuantitatif ini dilakukan untuk mendapatkan hasil angka secara sistematis untuk mengetahui stres akademik di SMPN 2 Tanjungsiang.

3.2Metode Penelitian

Metode Penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian eksperimen kuasi Sugiyono (2008, hlm. 72) menyetakan eksperimen kuasi sebuah penelitian yang digunakan mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendali.

Metode penelitian ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen.

3.3 Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Nonequivalent control Group Design dengan pretest dan posttest. Menurut Sugiyono (2008, hlm. 116), desain ini hampir sama dengan Pretest-Posttest control group design, hanya pada desain ini kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara random.


(9)

21

Aprilia Pratiwi, 2015

EFEKTIVITAS PROBLEM FOCUSED COPING DALAM MEREDUKSI STRES AKADEMIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.1 Desain Penelitian

Kelompok Eksperimen O1 X O2

Kelmpok Kontrol O3 O4

(Sugiyono 2008:116)

Keterangan :

O1 O2 : Pretest

X : Strategi Problem Focused Coping O3 O4 : Posttest

Skema desain non-eqivalent control grup design ini dengan menggunakan dua kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, pada kelompok eksperimen diberikan strategi untuk problem focused coping dan pada kelompok kontrol tidak diberikan perlakuan. Kelompok eksperimen dan kelompok kontrol diberiakan prettest setelah itu diberikan perlakuan dengan kelompok eksperimen diberikan strategi problem focused coping sedangkan pada kelompok kontrol tidak diberikan perlakuan, setelah diberikan perlakuan dilakukan posttest, hasilnya kemudian dibandingkan antara hasil prettest dan posttest sehingga diperoleh gain yaitu selisih antara pretest dan posttest.

3.4 Definisi Operasional Variabel

1. Definisi Operasional Stres Akademik

Stres akademik yang ditampilkan oleh siswa SMPN 2 Tanjungsiang tahun ajaran 2014/2015 respon dari dalam individu ketika adanya hal yang membuat individu merasa tidak nyaman dalam proses belajar baik dari dirinya maupun lingkungannya. Hal tersebut akan mengakibatkan adanya respon yang negatif atau positif sebagaimana individu dapat mereduksi nya menjadi hal positif atau negatif. Begitupun dengan stres akademik adalah reaksi dari dalam diri individu ketika individu mengalami tekanan akademik seperti siswa yang beruasaha untuk mendapatkan prestasi namun tidak dapat mencapainya. stres adalah sesuatu yang penting dalam akademik stres menjadi hal yang penting karena stres dapat memicu individu berkembang secara mental akademik. Stres akademik akan menjadi hal yang


(10)

22

Aprilia Pratiwi, 2015

EFEKTIVITAS PROBLEM FOCUSED COPING DALAM MEREDUKSI STRES AKADEMIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

positif karenanya individu harus memiliki keterampilan dalam mengelola stres tersebut menjadi hal yang dapat membuat dirirnya berkembang. Stres akademik dapat dikelola dengan pengelolaan stres (management) disebut juga dengan istilah coping. Definisi Operasional Problem Focused Coping

Strategi coping adalah perubahan-perubahan perilaku secara konsisten dan upaya-upaya untuk mengelola tuntutan dan beban sebagai pengalihan diri seseorang terhadap suatau permasalahn khususnnya stres yaitu stres akademik, hal tersebut dapat dikatakan sebagai proses dalam melindungi dirinya daris situasi yang menekan, menantang atau mengancam pada permasalahan yang dia sedang hadapi. Pernyataan sebelumnya menyebutkan bahwa stres akademik merupakan tekanan-tekanan yang dialami oleh individu dalam hal akademik , tekanan dari orang tua yang berharp mendapatkan prestasi yang gemilang sementara siswa atau individu tidak dapat mencapainya karena siswa tidak dapat menyesuaikan dengan lingkungannya atau mengontrol dirinya agar dapat mencapai prestasi namun hal tersebut menjadi hal yang positif agar individu dapat memiliki pencapaian yang gemilang dalam hal akademik dengan adanya coping ini membantu individu untuk mereduksi stres akademik yang dialami oleh individu sehingga individu dapat mengelolanya.

Strategi untuk mengelola stres adalah problem focused coping strategi ini dapat digunakan untuk mengontrol masalah langsung. Strategi dengan cara menyelesaikan masalah yang dihadapi, sehingga individu segera terbebas dari masalahnya tersebut. Dengan kata lain individu secara aktif mencari penyelsaian dari masalah untuk menghilangkan kondisi atau situasi yang menimbulkan stres. Pernyataan tersebut menguatkan bahwa stres akademik dapat direduksi dengan menggunakan focused problem coping. Strategi problem focused coping adalah menyelesaikan masalah yang dihadapinya, sehingga individu dapat secara aktif mencari penyelesaian dari masalah untuk menghilangkan kondisi atau situasi yang menimbulkasn stres. Adapun teknik strategi problem focused coping sebagai berikut:

1) Informasi seeking, individu mencari informasi dari orang lain yang dapat


(11)

23

Aprilia Pratiwi, 2015

EFEKTIVITAS PROBLEM FOCUSED COPING DALAM MEREDUKSI STRES AKADEMIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2) Asistance seeking, individu mencari dukungan dan menggunakan bantuan dari

orang lain berupa nasihat maupun tindakan di dalam menghadapi masalahnya.

3) Direct action, meliputi tindakan yang ditujukan untuk menyelesaikan masalah

secara langsung serta menyusun secara lengkap apa yang diperlukan.

4) Planfull problem solving, individu memikirkan dan mempertimbangkan secara

matang beberapa alternatif pemecahan masalah yang mungkin dilakukan, meminta pendapat dan pandangan orang lain tentang masalah yang dihadapi, bersikap hati-hati sebelum memutuskan sesuatu dan mengevaluasi strtegi yang pernah dilakukan.

3.5Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Penelitian

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi (Sugiyono, 2008, hlm. 173) Mengingat luasnya populasi maka peneliti membatasi populasi dalam penelitian ini untuk membantu memperoleh sampel. Populasi dalam penelitian ini seluruh siswa kelas VIII SMPN 2 Tanjungsiang, Subang tahun ajaran 2014/2015. Sedangkan populasi terjangkaunya adalah seluruh angkatan kelas VIII SMPN 2 Tanjungsiang Tahun ajaran 2014/2015.

2. Sampel Penelitian

Sampel penelitian yang digunakan yaitu nonprobability sampling dengan melakukan sampling purposive karena sampel ini adalah sampel yang bertujuan, dilakukan dengan mangambil bukan dengan random tetapi didasarkan atas dasar tujuan tertentu. (Arikunto, 2010, hlm.183). Sampel penelitian ini berjumalah 32 orang dengan dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol masing-masing 16 Orang.

Adapun ketentuan sampel yang diambil sebagai berikut:

1) Seluruh angkatan kelas VIII yang terdaftar sebagai siswa di SMPN 2 Tanjungsiang.


(12)

24

Aprilia Pratiwi, 2015

EFEKTIVITAS PROBLEM FOCUSED COPING DALAM MEREDUKSI STRES AKADEMIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2) Teridintifakasi memiliki gejala stres akademik yang tinggi.

3.6 Teknik Pengmpulan Data

Teknik pegeumpulan data ini dilakukan dengan cara memberikan pretest dan postest untuk mengungkapkan gejala stres tinggi. Angket diberikan kepada siswa sebelum dilakukan treatment, dan setelah dilakukan tretament, yang dibutuhkan oleh peneliti adalah selisih nilai antara pretest dan posttest antara kelas eksperimen dan kelas kontrol sebelum melakukan posttest peneliti memberikan terlebih dahulu perlakuan (treatment) pada siswa. Hasil penelitian ini maka akan dijadikan tolak ukur mengenai keefektivan Strategi problem focused coping untuk mengelola gejala stres akademik siswa.

3.7 Pengembangan Instrumen

Instrumen penelitian merupakan alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatan pengumpulan data (Arikunto, 2005, hlm. 24). Instrumen yang digunakan dalam mengembangkan penelitian sebagai dasar untuk mencari imformasi mengenai stres akademik yang dialami siswa dengan menggunakan instrumen angket. 1. Jenis Instrumen

Jenis instrumen yang digunakan adalah dengan skala ya-tidak, skala pengukuran tipe ini akan didapat jawaban tegas yaitu “ya-tidak”. Pada skala ini penelitiaan menggunakan skala ya-tidak karena ingin mendapatkan jawaban yang tegas terhadap suatu permasalahan yang ditanyakan. (Sugiyono, 2008, hlm. 139). Angket yang diberikan merupakan daftar cek. Cara menjawab pertanyaan tersebut adalah dengan cara memberi tanda ceklis (√) pada kolom yang telah disediakan.

2. Penyususnan Kisi-Kisi

Penyususnan kisi-kisi digunakan rujukan mengadaptasi pada intrument Nova Rina Ekapuri (2011) ada empat macam reaksi stres, yaitu reaksi fisik, perilaku, pikiran dan emosi.. Adapun kisi-kisisnya sebagai berikut:


(13)

25

Aprilia Pratiwi, 2015

EFEKTIVITAS PROBLEM FOCUSED COPING DALAM MEREDUKSI STRES AKADEMIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.2

Kisi-kisi Instrumen gejala stres akademik siswa (Setelah validasi)

Aspek Indikator

Fisik

1. Sering buang air kecil 2. Kelelahan Fisik

3. Tangan terasa lembab dan dingin 4. Kepala terasa pusing atau sakit

5.Tubuh tidak mampu istirahat dengan maksimal

Perilaku

1. Menggerutu

2. kesulitan tidur atau insomnia 3. Berbohong

4. Ketidakmampuan menolong diri sendiri 5. Mabal atau membolos

Pikaran

1. Mudah Lupa

2. Tidak memiliki tujuan dan makna hidup 3. Tidak bisa menentukan prioritas dalam hidup 4. Merasa Bingung

5. Prestasi Menurun

6. Merasa menghadapi jalan buntu 7. Kehilangan Harapan

Emosi

1. Gelisah 2. Marah

3. Mudah Menangis 4. Merasa diabaikan 5. mudah tersinggung 6. Cemas

7. Tidak merasakan kepuasaan 8. Merasa tidak bahagia 9. Mudah panik

3. Pedoman Skoring

Instrumen penelitian ini di buat dengan menggunakan pernyataan positif dan negatif untuk mengetahui tingkat stres akademik siswa. Item pernyataan dibuat dengan alternatif subjek yaitu ya dan tidak. Jika siswa menjawab “ya” diberi skor 1


(14)

26

Aprilia Pratiwi, 2015

EFEKTIVITAS PROBLEM FOCUSED COPING DALAM MEREDUKSI STRES AKADEMIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dan “tidak” diberi skor 0. Ketentuan pemberian skor stres akademik dapat dilihat ditabel berikut.

Tabel 3.3

Kategori Pemberian Skor Alternatif Jawaban

Alternatif Jawaban Skor

Ya 1

Tidak 0

4. Kategorisasi Data

Kategorisasi data diperuntukan untuk mnegetahui gambaran umum gejala stres akademik pada siswa kelas VIII SMPN 2 Tanjungsiang. Adapun penjabarannya sebagai berikut:

Tabel 3.4 Kategorisasi Data

No Skor Kategori Frekuensi Persentase

1 X>29 Tinggi 30 14,29%

2 29>X>16 Sedang 150 72,38%

3 X<16 Rendah 27 13,33%

Kategorisasi data dijabarkan sebagai berikut:

1) Kategori skor tinggi : Pada kategori tinggi siswa berarti belum dapat mereduksi stres dalam aspek fisik yakni sering buang air kecil, kelelahan fisik, tangan terasa lembab dan dingin, kepala terasa pusing atau sakit, tubuh tidak mampu istirahat dengan maksimal. Aspek perilaku yakni menggerutu, kesulitan tidur atau insomnia, ketidakmampuan menolong diri sendiri, mabal atau membolos. Aspek pikiran yakni mudah lupa, tidak memiliki tujuan dan makna hidup, tidak bisa menentukan prioritas dalam hidup, merasa bingung, prestasi menurun, merasa menghadapi jalan buntu dan kehilangan harapan. Aspek emosi yakni gelisah, marah, mudah menangis, cemas, tidak merasakan kepuasaan, merasa tidak bahagia dan mudah panik.


(15)

27

Aprilia Pratiwi, 2015

EFEKTIVITAS PROBLEM FOCUSED COPING DALAM MEREDUKSI STRES AKADEMIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2) Kategori skor sedang : Pada kategori tinggi siswa berarti cukup dapat mereduksi stres dalam aspek fisik yakni sering buang air kecil, kelelahan fisik, tangan terasa lembab dan dingin, kepala terasa pusing atau sakit, tubuh tidak mampu istirahat dengan maksimal. Aspek perilaku yakni menggerutu, kesulitan tidur atau insomnia, ketidakmampuan menolong diri sendiri, mabal atau membolos. Aspek pikiran yakni mudah lupa, tidak memiliki tujuan dan makna hidup, tidak bisa menentukan prioritas dalam hidup, merasa bingung, prestasi menurun, merasa menghadapi jalan buntu dan kehilangan harapan. Aspek emosi yakni gelisah, marah, mudah menangis, cemas, tidak meraskan kepuasaan, merasa tidak bahagia dan mudah panik.

3) Kategori skor rendah : Pada kategori tinggi siswa berarti sudah dapat mereduksi stres dalam aspek fisik yakni sering buang air kecil, kelelahan fisik, tangan terasa lembab dan dingin, kepala terasa pusing atau sakit, tubuh tidak mampu istirahat dengan maksimal. Aspek perilaku yakni menggerutu, kesulitan tidur atau insomnia, ketidakmampuan menolong diri sendiri, mabal atau membolos. Aspek pikiran yakni mudah lupa, tidak memiliki tujuan dan makna hidup, tidak bisa menentukan prioritas dalam hidup, merasa bingung, prestasi menurun, merasa menghadapi jalan buntu dan kehilangan harapan. Aspek emosi yakni gelisah, marah, mudah menangis, cemas, tidak meraskan kepuasaan, merasa tidak bahagia dan mudah panik.

3.8Uji Coba Instrumen

1. Pengujian Validitas Rasional

Uji validitas rasional bertujuan untuk mengetahui tingkat kelayakan instrumen dari segi isi atau konstruk, konten dan bahasa. Pengujian ini dilakukan oleh tiga dosen ahli yaitu, Dr. Amin Budiamin M.Pd., Dra. Tati Kustiawati, M.Pd., dan Dra. SA. Lili Nurillah, M.Pd. Uji validitas ini meminta dosen ahli untuk memberikan penelitian pada setiap item dengan kualifikasi Memadai (M) dan Tidak Memadai (TM). Item yang digunakan adalah item yang memadai (M) dan item Tidak Memadai


(16)

28

Aprilia Pratiwi, 2015

EFEKTIVITAS PROBLEM FOCUSED COPING DALAM MEREDUKSI STRES AKADEMIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ada dua kemungkinan untuk tidak digunakan atau direvisi. Hasil pengujian kontruks ini sebagian besar soal harus diperbaiki dan sebagin harus di revisi dari soal awal yaitu sebanyak 118 soal menjadi 70 soal yang digunakan.

Berdasarkan hasil penimbangan oleh dosen ahli, dilakukan uji keterbacaan pada lima orang siswa kelas VIII dari sekolah yang sama dengan sampel penelitian. Uji keterbacaan ini bertujuan untuk mengetahui keterbacaan intrument dari responden sebelum digunakan untuk penelitian. Hasil keterbacaan dari 70 soal setelah diakukan menghasilkan 63 soal yang dapat digunakan untuk penelitian dengan kata lain ada 7 item yang dibuang.

2. Pengujian Validitas Butir Item

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan suatu instrumen (Arikunto, 2010, hlm. 78). Pengujian validitas butir item yang dilakukan dalam penelitian adalah seluruh butur item penelitian pada angket stres akademik.

Korelasi biserial titik merupakan salah satu bentuk korelasi dari Pearson yang digunakan dalam situasi khusus, yaitu untuk mngkorelasikan satu peubah prediktor yang bersifat dikhotomus (biner atau binomial) dengan satu peubah kriteria yang berskala interval atau rasio (Furqon, 2099:107). Untuk menguji validitas instrumen digunakan rumus dari validitas sebagai berikut.

Keterangan: r pbis = koefisien korelasi biserial titik

Yp = rata-rata kelompok p (kelompok kesatu) Yt = rata-rata seluruh subjek

St = simpangan baku

P = proporsi subjek kelompok kesatu Q = proporsi subjek kelompok kedua

(Furqon, 2009, hlm. 108)

Semakin tinggi nilai validitas soal menunjukkan semakin valid instrumen tersebut. Berikut rumus untuk memperoleh signifikansi validitas soal.


(17)

29

Aprilia Pratiwi, 2015

EFEKTIVITAS PROBLEM FOCUSED COPING DALAM MEREDUKSI STRES AKADEMIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

t =

Keterangan :

rxy = koefisien korelasi sampel yang diperoleh n = jumlah sampel

(Furqon, 2009, hlm. 223)

Pada penelitian item dinyatakan valid jika memiliki koefisien validitas signifikan pada total aspek maupun total perangkat instrumen, dengan nilai probabilitas (p-value) lebih kecil 0.05 (p-value < 0.05).

Hasil pengujian validitas instrumen stres akademik siswa dengan menggunakan biserial titik dari jumlah pernyataan 63 item menjadi 40 item pernyataan yang valid dengan tingat kepercayaan 95%.

3. Revisi Akhir dan Pengemasan Instrumen Final

Berikut ini instrumen yang siap digunakan setelah uji coba sesuai kebutuhan, sehingga dihasilkan seperangkat instrumen yang siap untuk digunakan dalam pengumpulan data.

Tabel 3.4

Kisi-kisi instrumen dan Indikator stres akademik (setelah uji coba)

No Aspek Indikator Sebelum Sesudah

validasi validasi 1 Fisik 1. Sering buang air kecil No Item No Item

2. Kelelahan Fisik 1,2,3,4 1,2,3,4

3. Tangan terasa lembab dan dingin 6,7,8,9 5,6,7 4. Kepala terasa pusing atau sakit 10,11,12

5.Tubuh tidak mampu beristirahat dengan

maksimal

2 Perilaku 1. Menggerutu 13,14,15, 8,9,10,11 2. Kesulitan tidur atau insomnia 16,17,18 12,13,14

3. Berbohong 19,20,21

4. Ketidakmampuan menolong diri sendiri 22,23,24


(18)

30

Aprilia Pratiwi, 2015

EFEKTIVITAS PROBLEM FOCUSED COPING DALAM MEREDUKSI STRES AKADEMIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

28,29

3 Pikiran 1. Mudah Lupa 30,31,32 15,16,17

2. Tidak memiliki tujuan dan makna

hiduo 33,34,35 18,19,20

3. Tidak bisa menentukan prioritas dalam

hidup 36.37.38 21,22,23

4. Merasa Bingung 39,40,41 24,25

5. Prestasi Menurun 42,43,44

6. Merasa menghadapi jalan buntu 45,46

7. Kehilangan harapan

8. Merasa tidak dapat menikmati hidup

9. Mudah panik

4 Emosi 1. Gelisah 47,48,49 26,27,28

2. Marah 50,51,52 29,30,31

3. Mudah Menangis 53,54,55 32,33,34

4. Merasa diabaikan 56,57,58 35,36,37

5. mudah tersinggung 59,60,61 38,39,40

6. Cemas 62,63,64

7. Tidak meraskan kepuasaan 65,66

8. Merasa tidak bahagia

9. Mudah panik

4. Uji Reliabilitas

Pengujian reliabilitas berkenaan dengan ketetapan alat ukur. Reliabilitas adalah ketetapan atau keajekan alat tersebu untuk menilai apa yang dinilainya Sudjana (2001, hlm.16). Suatu instrumen dapat dikatakan memiliki tingkat reliabilitas yang memadai, bila instrumen tersebut digunakan untuk mengukur berkali-kali menghasilkan data yang sama (konsisten).

Uji reliabilitas menggunakan rumus K-R20 sebagai berikut. =

Keterangan:

r11 = reliabilitas instrumen k = banyaknya butir pernyataan


(19)

31

Aprilia Pratiwi, 2015

EFEKTIVITAS PROBLEM FOCUSED COPING DALAM MEREDUKSI STRES AKADEMIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Vt = varians total

P = proporsi subjek kelompok p q = proporsi kelompok q

(Arikunto, 2010, hlm.231)

Nilai r kemudian dikonsultasikan dengan rtabel (rkritis). Bila rhitung dari rumus di atas lebih besar dari rtabel maka butir tersebut valid, dan sebaliknya. Dapat juga dilihat dari kriteria korelasi sebagai berikut (Sugiyono, 2012, hlm.257).

Antara 0,800 – 1,00 : sangat tinggi Antara 0,600 – 0,799 : tinggi Antara 0,400 – 0,599 : cukup Antara 0,200 – 0,399 : rendah Antara 0,00 – 0,199 : sangat rendah

Proses uji reliabilitas ini dilakukan dengan menggunakan bantuan program Microsoft Excel 2007. Hasil uji realibilitas terhadap instrumen stres akademik siswa menunjukan realibilitas sebesar 1,012. Berdasarkan derajat keterladanan instrumen stres akademik siswa setelah diuji realibilitas adalah sangat tinggi sehingga instrumen stres akademik mampu menghasilkan skor secara konsisten.

5. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh berditribusi normal atau tidak. Pengujian normalitas data menggunakan bantuan sofware SPSS 18.0 for windows dengan uji statistik Kolmogorov-Smirnov atau Shapiro-Wilk. Menggunakan taraf signifikansi 5%. Hipotesis yang digunakan pada uji normalitas adalah sebagi berikut:

H0 : Data pretest atau posttest kelas kontrol dan kelas ekperimen berdistribusi normal

H1 : Data pretest atau posttest kelas kontrol dan kelas ekperimen berdistribusi tidak normal.

Kriteria pengujiannya yakni sebagai berikut : Jika Sig > 0,05 maka H0 diterima.


(20)

32

Aprilia Pratiwi, 2015

EFEKTIVITAS PROBLEM FOCUSED COPING DALAM MEREDUKSI STRES AKADEMIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Jika Sig < 0,05 maka H0 ditolak.

Jika kedua data berditribusi normal maka dilanjutkan dengan uji homogenitas varians. Jika salah satu atau kedua data yang dianalisi berdistribusi tidak normal maka tidak dilakukan uji homogenitas varians melainkan dilakukan uji statistik non parametrik yaitu uji Mann Whitney-U.

1. Uji Homogenitas

Uji homogenitas memiliki yakni jika kedua kelompok berdistribusi normal maka pengujian dilanjutkan dengan menguji homogenitas varians kelompok menggunakan uji levena’s test dengan taraf signifikan 5%. Hipotesis yang digunakan pada uji homogenitas adalah sebagai berikut.

H0 : Data pretest atau posttest kelas kontrol dan kelas ekperimen berdistribusi homogen.

H1 : Data pretest atau posttest Data pretest kelas kontrol dan kelas ekperimen berdistribusi tidak homogen.

2. Uji Pembeda dua rata-rata

Setelah uji normalitas dan homogenitas maka dilakukan uji pembeda dua rata-rata karena data yang dimiliki berskala ordinal dan data tersebut terbatas hanya memiliki sampel 16 orang, oleh karena nya dilakukan uji Mann Whitney-U. Adapun hipotesisnya sebagai berikut:

H0: Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok eksperimen yang memperoleh treatment problem focused coping dengan kelompok kontrol.

H1: Terdapat perbedaan yang signifikan antara antara kelompok eksperimen yang memperoleh treatment problem focused coping dengan kelompok kontrol.

3.8 Langkah-Langkah Penelitian

Langkah-langkah penelitian yang dilakukan dalam penelitian eksperimen kuasi adalah sebagai berikut.


(21)

33

Aprilia Pratiwi, 2015

EFEKTIVITAS PROBLEM FOCUSED COPING DALAM MEREDUKSI STRES AKADEMIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Penyebaran angket dilakukan di kelas VIII SMPN 2 Tanjungsiang . Kegiatan dilakukan sebagai tes awal (pretest) dan untuk mendapatkan data tentang gambaran umum stres akademik siswa.

3.8.2 Treatment (Perlakuan)

Pemberian perlakuan (treatment) teknik stres akademik siswa terhadap siswa yang memiliki stres akademik tinggi, data tersebut diperoleh dari hasil Pre-test. Rancangan intervensi teknik coping stress dalam mengelola stres akademik siswa dari hasil data Pretest. Adapun rancangan programnya sebagai berikut:

1) Rasional

Rasional berisi tentang rumusan dasar pemikiran tentang karakteristik siswa fakta-fakta teoritik dan empirik mengenai stres akademik. Rasional diperlukan sebagai pedoman yang jelas untuk membuat program bimbingan problem focused coping dan pertimbangan yang memperkuat program.

2) Deskripsi Kebutuhan

Analisis kebutuhan program yang dikembangkan dilakukan melalui pengisian instrumen gejala stres akademik yang disusun berdasarkan kisi-kisi dan aspek gejala stres akademik. Bentuk pernyataan dengan dua alternatif jawaban yaitu ya dan tidak. Data hasil pengumpulan instrumen gejala stres akademik kemudian diolah dan dianalisis sebagai dasar dalam pembuatan program layanan bimbingan untuk menurunkan stres akademik.

3) Tujuan Intervensi

Tujuan pengembangan program secara umum adalah agar siswa dapat memiliki keterampilan dalam mengelola stres akademik, dan tujuan khususnya adalah pencapaian perilaku yang dikuasai siswa sesuai dengan tema dan topik layanan. Adapun penelitian ini ditujukan untuk siswa kelas VIII SMPN 2 Tanjungsiang.

4) Prosedur Strategi Coping stress

Prosedur problem focused coping ini tentang teknik-teknik yang digunkan untuk mengelola stres akademi terdiri dari planful problem focused coping,


(22)

34

Aprilia Pratiwi, 2015

EFEKTIVITAS PROBLEM FOCUSED COPING DALAM MEREDUKSI STRES AKADEMIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

asistance seeking, direct action, dan information seeking. Teknik tersebut diharapkan dapat melatih siswa untuk memiliki keterampilan mengelola stres akademik.

5) Sasaran Intervensi

Sasaran dari kegiatan layanan bimbingan ini adalah siswa kelas VIII SMPN 2 Tanjungsiang tahun ajaran 2014/2015. Sasaran program bimbingan agar siswa mampu memiliki keterampilan untuk mengelola stres akademik. Penelitian ini dimaksudkan untuk menghasilkan program bimbingan problem focused coping yang efektif dalam menurunkan tingkat gejala stres akademik siswa. Sampel penelitian yang dipilih berjumalah 32 orang siswa pada 30 orang kategori tinggi dan 2 orang pada kategori sedang.

6) Rancangan Operasioanal Program

Rencana kegiatan (action plans) diperlukan untuk menjamin peluncuran program bimbingan dan konseling secara efektif dan efisien. Rencana kegiatan adalah uraian detail dari program yang menggambarkan struktur isi program, baik kegiatan di Sekolah atau Madrasah maupun luar Sekolah atau Madrasah, untuk menfasilitasi peserta siswa agar mencapai tugas perkembangan atau kompetensi tertentu.

7) Intervensi Kelompok Eksperimen

Intervensi kelompok eksperimen terdiri dari tiga langkah yaitu pretest pengisian angket untuk mengidentifikasi siswa yang mengalami gejala stres akademik, kemudian yang merupakan treatement adalah layanan bimbingan kelompok yang digunaan untuk melatih siswa agar siswa dapat memiliki keterampilan dalam mengelola stres akademik dan posttest adalah hasil akhir untuk mengetahui adanya penurunan terhadap hasil dari pretest yang berimplikasi pada keefektifan strategi problem focused coping dalam mereduksi stres akademik.


(23)

35

Aprilia Pratiwi, 2015

EFEKTIVITAS PROBLEM FOCUSED COPING DALAM MEREDUKSI STRES AKADEMIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling di fokuskan pada siswa kelompok eksperimen dengan melakukan delapan sesi bimbingan kelompok dan dua tambahan sesi yaitu pretest dan posttest.

9) Indikator keberhasilan dan Mekanisme penilaian

Indikator keberhasilan yaitu strategi problem focused coping yang efektif dalam mereduksi stres akademik. Hal itu dilihat dari siswa setelah diberikan layanan bimbingan diharapkan mampu memiliki keterampilan dalam mengelola stres akademik. Penilaian siswa memiliki keterampilan untuk mengelola stres dapat dilihat dengan adanya penurunan skor pada saat pelaksanaan posttest.

3.8.3 Post Test (Tes Akhir)

Penyebaran angket dilkukan di kelas VIII SMPN 2 Tanjungsing kegiatan ini dilakukan untuk langkah akhir (posttest) untuk mendapatan data akhir setelah dilakukannya treatment.


(24)

Aprilia Pratiwi, 2015

EFEKTIVITAS PROBLEM FOCUSED COPING DALAM MEREDUKSI STRES AKADEMIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu


(25)

Aprilia Pratiwi, 2015

EFEKTIVITAS PROBLEM FOCUSED COPING DALAM MEREDUKSI STRES AKADEMIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dilapangan dan pembahasan yang telah dilakukan dapat ditarik simpulan sebagai berikut.

5.1.1 Gambaran umum stres akademik siswa kelas VIII di SMPN 2 Tanjungsiang Subang tahun ajaran 2014/2015 mengalami stres akademik pada kategori sedang. Artinya sebagian besar siswa cukup mampu dalam mereduksi stres akademik.

5.1.2 Layanan bimbingan kelompok yang menggunakan strategi problem focused coping yang secara hipotetik dapat mereduksi stres akademik siswa terdiri atas teknik 1) information seeking; (2) assistance seeking; (3) direct action ;(4) planfull problem solving.

5.1.3 Hasil penelitian menunjukan bahwa strategi problem focused coping efektif dalam mereduksi stres akademik. Oleh sebab itu siswa di rekomendasikan untuk menjalankan langkah-langkah strategi problem focused coping yang mencakup 1) information seeking; (2) assistance seeking; (3) direct action ;(4) planfull problem solving.

5.1 Rekomendasi

Peneliti memberikan rekomendasi kepada berbagai pihak , yaitu 1. Bagi pihak sekolah

Mengingatkan kembali bahwa masih banyak siswa yang mengalami stres oleh karenanya diharapkan lembaga pendidikan dapat menfasilitasi siswa dalam melanjutkan untuk mengembangkan strategi problem focused coping., karena lingkungan sekolah yang didalamnya memilki berbagai kegiatan dan tuntutan untuk siswa dapat menjadi stresor untuk siswa.

2. Bagi Konselor.

Konselor sekolah hendaknya untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam mengelola stres dengan membuat program layanan bimbingan dan konseling yang berbasis strategi problem focused coping sehingga dapat


(26)

68

Aprilia Pratiwi, 2015

EFEKTIVITAS PROBLEM FOCUSED COPING DALAM MEREDUKSI STRES AKADEMIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

digunakan untuk diterapkan pada layanan bimbingan kelompok di sekolah SMPN 2 Tanjungsiang.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini terbatas dengan Efektivitas coping stress (problem foused coping) untuk mereduksi stres akademik, adapun yang belum dapat dikaji oleh penelit sebagai berikut

1) Penelitian yang dilakukan adalah pada siswa yang memiliki budaya sama, bila peneliti selanjutnya ingin meneliti diharapkan agar menerapkan pada siswa yang multibudaya.

2) Peneliti selanjutnya agar membuat program bimbingan dan konseling disekolah yang berbasis problem focused coping dalam meningkatkan pengelolaan stres siswa.

3) Peneliti selanjutnya diharpakan agar dapat mengembangkan model pelatihan megenai strategi problem focused coping.


(27)

Aprilia Pratiwi, 2015

EFEKTIVITAS PROBLEM FOCUSED COPING DALAM MEREDUKSI STRES AKADEMIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu


(1)

34

Aprilia Pratiwi, 2015

EFEKTIVITAS PROBLEM FOCUSED COPING DALAM MEREDUKSI STRES AKADEMIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

asistance seeking, direct action, dan information seeking. Teknik tersebut diharapkan dapat melatih siswa untuk memiliki keterampilan mengelola stres akademik.

5) Sasaran Intervensi

Sasaran dari kegiatan layanan bimbingan ini adalah siswa kelas VIII SMPN 2 Tanjungsiang tahun ajaran 2014/2015. Sasaran program bimbingan agar siswa mampu memiliki keterampilan untuk mengelola stres akademik. Penelitian ini dimaksudkan untuk menghasilkan program bimbingan problem focused coping yang efektif dalam menurunkan tingkat gejala stres akademik siswa. Sampel penelitian yang dipilih berjumalah 32 orang siswa pada 30 orang kategori tinggi dan 2 orang pada kategori sedang.

6) Rancangan Operasioanal Program

Rencana kegiatan (action plans) diperlukan untuk menjamin peluncuran program bimbingan dan konseling secara efektif dan efisien. Rencana kegiatan adalah uraian detail dari program yang menggambarkan struktur isi program, baik kegiatan di Sekolah atau Madrasah maupun luar Sekolah atau Madrasah, untuk menfasilitasi peserta siswa agar mencapai tugas perkembangan atau kompetensi tertentu.

7) Intervensi Kelompok Eksperimen

Intervensi kelompok eksperimen terdiri dari tiga langkah yaitu pretest pengisian angket untuk mengidentifikasi siswa yang mengalami gejala stres akademik, kemudian yang merupakan treatement adalah layanan bimbingan kelompok yang digunaan untuk melatih siswa agar siswa dapat memiliki keterampilan dalam mengelola stres akademik dan posttest adalah hasil akhir untuk mengetahui adanya penurunan terhadap hasil dari pretest yang berimplikasi pada keefektifan strategi problem focused coping dalam mereduksi stres akademik.


(2)

35

Aprilia Pratiwi, 2015

EFEKTIVITAS PROBLEM FOCUSED COPING DALAM MEREDUKSI STRES AKADEMIK

Pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling di fokuskan pada siswa kelompok eksperimen dengan melakukan delapan sesi bimbingan kelompok dan dua tambahan sesi yaitu pretest dan posttest.

9) Indikator keberhasilan dan Mekanisme penilaian

Indikator keberhasilan yaitu strategi problem focused coping yang efektif dalam mereduksi stres akademik. Hal itu dilihat dari siswa setelah diberikan layanan bimbingan diharapkan mampu memiliki keterampilan dalam mengelola stres akademik. Penilaian siswa memiliki keterampilan untuk mengelola stres dapat dilihat dengan adanya penurunan skor pada saat pelaksanaan posttest.

3.8.3 Post Test (Tes Akhir)

Penyebaran angket dilkukan di kelas VIII SMPN 2 Tanjungsing kegiatan ini dilakukan untuk langkah akhir (posttest) untuk mendapatan data akhir setelah dilakukannya treatment.


(3)

Aprilia Pratiwi, 2015

EFEKTIVITAS PROBLEM FOCUSED COPING DALAM MEREDUKSI STRES AKADEMIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu


(4)

Aprilia Pratiwi, 2015

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

5.1Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dilapangan dan pembahasan yang telah dilakukan dapat ditarik simpulan sebagai berikut.

5.1.1 Gambaran umum stres akademik siswa kelas VIII di SMPN 2 Tanjungsiang Subang tahun ajaran 2014/2015 mengalami stres akademik pada kategori sedang. Artinya sebagian besar siswa cukup mampu dalam mereduksi stres akademik.

5.1.2 Layanan bimbingan kelompok yang menggunakan strategi problem focused coping yang secara hipotetik dapat mereduksi stres akademik siswa terdiri atas teknik 1) information seeking; (2) assistance seeking; (3) direct action ;(4) planfull problem solving.

5.1.3 Hasil penelitian menunjukan bahwa strategi problem focused coping efektif dalam mereduksi stres akademik. Oleh sebab itu siswa di rekomendasikan untuk menjalankan langkah-langkah strategi problem focused coping yang mencakup 1) information seeking; (2) assistance seeking; (3) direct action ;(4) planfull problem solving.

5.1 Rekomendasi

Peneliti memberikan rekomendasi kepada berbagai pihak , yaitu

1. Bagi pihak sekolah

Mengingatkan kembali bahwa masih banyak siswa yang mengalami stres oleh karenanya diharapkan lembaga pendidikan dapat menfasilitasi siswa dalam melanjutkan untuk mengembangkan strategi problem focused coping., karena lingkungan sekolah yang didalamnya memilki berbagai kegiatan dan tuntutan untuk siswa dapat menjadi stresor untuk siswa.

2. Bagi Konselor.

Konselor sekolah hendaknya untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam mengelola stres dengan membuat program layanan bimbingan dan konseling yang berbasis strategi problem focused coping sehingga dapat


(5)

68

Aprilia Pratiwi, 2015

EFEKTIVITAS PROBLEM FOCUSED COPING DALAM MEREDUKSI STRES AKADEMIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

digunakan untuk diterapkan pada layanan bimbingan kelompok di sekolah SMPN 2 Tanjungsiang.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini terbatas dengan Efektivitas coping stress (problem foused coping) untuk mereduksi stres akademik, adapun yang belum dapat dikaji oleh penelit sebagai berikut

1) Penelitian yang dilakukan adalah pada siswa yang memiliki budaya sama, bila peneliti selanjutnya ingin meneliti diharapkan agar menerapkan pada siswa yang multibudaya.

2) Peneliti selanjutnya agar membuat program bimbingan dan konseling disekolah yang berbasis problem focused coping dalam meningkatkan pengelolaan stres siswa.

3) Peneliti selanjutnya diharpakan agar dapat mengembangkan model pelatihan megenai strategi problem focused coping.


(6)