Analisis Hukum Mengenai Transformasi Lembaga Keuangan Mikro menjadi Bank Perkreditan Rakyat ditinjau dari Undang-undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan dan Peraturan Perbankan.
ANALISIS HUKUM MENGENAI TRANSFORMASI LEMBAGA
KEUANGAN MIKRO MENJADI BANK PERKREDITAN RAKYAT
DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2011
TENTANG OTORITAS JASA KEUANGAN DAN PERATURAN
PERBANKAN
ABSTRAK
Irena Pangesti
110110100230
Badan Kredit Kecamatan dianggap sebagai badan hukum bank
(BPR) hasil pengukuhan berdasarkan ketentuan perbankan tahun 1992.
Masalah muncul ketika terjadi pengalihan pengaturan dan pengawasan
perbankan dari Bank Indonesia ke Otoritas Jasa Keuangan berdasarkan
Undang-undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang OJK dan amanat bagi
BKK sebagai LKM untuk bertransformasi bentuk badan hukum
berdasarkan Undang-undang Nomor 1 Tahun 2013 tentang Lembaga
Keuangan Mikro sehingga mewajibkannya bertransformasi badan hukum
menjadi bank (BPR). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui status
bentuk badan hukum LKM apabila tidak dapat memenuhi persyaratan
transformasi menjadi BPR serta perlindungan nasabah LKM yang
bersangkutan.
Penulisan skripsi ini berdasarkan spesifikasi penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini bersifat deskriptif analitis dengan metode
pendekatan yuridis normatif yaitu yang mengutamakan data sekunder
dengan didukung data primer, kemudian dianalisa berdasarkan ketentuan
dalam perundang-undangan Perbankan dan Lembaga Keuangan Bukan
Bank di Indonesia. Literatur serta bahan lain yang berhubungan dengan
penelitian dan studi lapangan untuk memperoleh data primer, selanjutnya
data dianalisis secara yuridis kualitatif.
Berdasarkan penelitian tersebut diperoleh hasil: Pertama, Status
BKK yang tidak dapat memenuhi persyaratan transformasi badan hukum
menjadi Bank (BPR) sesuai ketentuan Undang-undang Nomor 21 Tahun
2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan bukan merupakan sebagai lembaga
keuangan bank yang tunduk pada peraturan ini. Kedua, Perlindungan
nasabah BKK apabila mengalami kerugian akibat tidak dapat
bertransformasinya BKK menjadi BPR sehingga ditutup dan berhenti
beroperasi tidak dapat menganut perlindungan nasabah perbankan
sebagaimana diberikan oleh Lembaga Penjaminan Simpanan (LPS)
karena status badan hukum BKK bukan merupakan bank. LPS khusus
bagi LKM saat ini belum berlaku sehingga perlindungan nasabah BKK
hanya dapat dikaitkan dengan perlindungan nasabah secara tidak
langsung yaitu melalui ketentuan mengikat dan memaksa suatu perjanjian
dalam ketentuan Pasal 1338 dan Pasal 1239 Kitab Undang-undang
Hukum Perdata.
iv
KEUANGAN MIKRO MENJADI BANK PERKREDITAN RAKYAT
DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2011
TENTANG OTORITAS JASA KEUANGAN DAN PERATURAN
PERBANKAN
ABSTRAK
Irena Pangesti
110110100230
Badan Kredit Kecamatan dianggap sebagai badan hukum bank
(BPR) hasil pengukuhan berdasarkan ketentuan perbankan tahun 1992.
Masalah muncul ketika terjadi pengalihan pengaturan dan pengawasan
perbankan dari Bank Indonesia ke Otoritas Jasa Keuangan berdasarkan
Undang-undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang OJK dan amanat bagi
BKK sebagai LKM untuk bertransformasi bentuk badan hukum
berdasarkan Undang-undang Nomor 1 Tahun 2013 tentang Lembaga
Keuangan Mikro sehingga mewajibkannya bertransformasi badan hukum
menjadi bank (BPR). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui status
bentuk badan hukum LKM apabila tidak dapat memenuhi persyaratan
transformasi menjadi BPR serta perlindungan nasabah LKM yang
bersangkutan.
Penulisan skripsi ini berdasarkan spesifikasi penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini bersifat deskriptif analitis dengan metode
pendekatan yuridis normatif yaitu yang mengutamakan data sekunder
dengan didukung data primer, kemudian dianalisa berdasarkan ketentuan
dalam perundang-undangan Perbankan dan Lembaga Keuangan Bukan
Bank di Indonesia. Literatur serta bahan lain yang berhubungan dengan
penelitian dan studi lapangan untuk memperoleh data primer, selanjutnya
data dianalisis secara yuridis kualitatif.
Berdasarkan penelitian tersebut diperoleh hasil: Pertama, Status
BKK yang tidak dapat memenuhi persyaratan transformasi badan hukum
menjadi Bank (BPR) sesuai ketentuan Undang-undang Nomor 21 Tahun
2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan bukan merupakan sebagai lembaga
keuangan bank yang tunduk pada peraturan ini. Kedua, Perlindungan
nasabah BKK apabila mengalami kerugian akibat tidak dapat
bertransformasinya BKK menjadi BPR sehingga ditutup dan berhenti
beroperasi tidak dapat menganut perlindungan nasabah perbankan
sebagaimana diberikan oleh Lembaga Penjaminan Simpanan (LPS)
karena status badan hukum BKK bukan merupakan bank. LPS khusus
bagi LKM saat ini belum berlaku sehingga perlindungan nasabah BKK
hanya dapat dikaitkan dengan perlindungan nasabah secara tidak
langsung yaitu melalui ketentuan mengikat dan memaksa suatu perjanjian
dalam ketentuan Pasal 1338 dan Pasal 1239 Kitab Undang-undang
Hukum Perdata.
iv