Evaluasi implementasi konsep sustainable development dalam program Corporate Social Responsibility (CSR) perusahaan tekstil : studi kasus pada PT. SRITEX Sukoharjo.
EVALUASI IMPLEMENTASI KONSEP SUSTAINABLE DEVELOPMENT DALAM PROGRAM Corporate Social Responsibility (CSR) PERUSAHAAN
TEKSTIL
(Studi Kasus Pada PT. SRITEX Sukoharjo)
S K R I P S I
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh:
Reza Bambang Hermanto 082114091
PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA 2013
(2)
EVALUASI IMPLEMENTASI KONSEP SUSTAINABLE DEVELOPMENT DALAM PROGRAM Corporate Social Responsibility (CSR) PERUSAHAAN
TEKSTIL
(Studi Kasus Pada PT. SRITEX Sukoharjo)
S K R I P S I
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh:
Reza Bambang Hermanto 082114091
PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA 2013
(3)
(4)
(5)
SEBUAH TANTANGAN AKAN SELALU MENJADI BEBAN, JIKA ITU HANYA DIPIKIRKAN.
SEBUAH CITA-CITA JUGA ADALAH BEBAN, JIKA ITU HANYA ANGAN-ANGAN.
SESUATU AKAN MENJADI KEBANGGAAN, JIKA SESUATU ITU DIKERJAKAN, DAN BUKAN HANYA DIPIKIRKAN.
SEBUAH CITA-CITA AKAN MENJADI KESUKSESAN, JIKA KITA AWALI DENGAN BEKERJA UNTUK MENCAPAINYA
BUKAN HANYA MENJADI IMPIAN.
KERJAKANLAH, WUJUDKANLAH, RAIHLAH CITA-CITAMU DENGAN MEMULAINYA
DARI BEKERJA BUKAN HANYA MENJADI BEBAN DIDALAM IMPIANMU
PERSEMBAHAN
Skripsi ini aku persembahkan untuk:
Tuhan Yesus dan Bunda Maria yang selalu membimbingku di sepanjang hidupku
Bapak, Ibu dan adikku, terimakasih atas segala
dorongan, semangat, pengertian dan kasih sayang yang telah diberikan
Teman-teman dan sahabat-sahabatku yang selalu menemani, mendukung dan memberikanku motivasi
(6)
FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN AKUNTANSI – PROGRAM STUDI AKUNTANSI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya menyatakan bahwa Skripsi dengan judul: EVALUASI IMPLEMENTASI KONSEP SUSTAINABLE DEVELOPMENT DALAM PROGRAM Corporate Social Responsibility (CSR)
PERUSAHAAN TEKSTI (Studi Kasus Pada PT. SRITEX Sukoharjo) dan
dimajukan untuk diuji pada tanggal 27 Agustus 2013 adalah hasil karya saya.
Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang saya aku seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri dan atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru, atau saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya.
Apabila saya melakukan hal tersebut di atas, baik sengaja maupun tidak, dengan ini saya menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai hasil tulisan saya sendiri ini. Bila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, berarti gelar dan ijasah yang telah diberikan universitas batal saya terima.
Yogyakarta, 31 Agustus 2013 Yang membuat pernyataan,
(7)
PUBLIKASI KARYA TULIS UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Reza Bambang Hermanto
Nomor Mahasiswa : 082114091
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: EVALUASI
IMPLEMENTASI KONSEP SUSTAINABLE DEVELOPMENT DALAM PROGRAM Corporate Social Responsibility (CSR) PERUSAHAAN TEKSTI
(Studi Kasus Pada PT. SRITEX Sukoharjo) beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencatumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal 6 Agustus 2013 Yang menyatakan
(8)
Puji syukur dan terima kasih ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat, berkat dan kasih-Nya penulis mampu menyelesaikan skripsi ini.
Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh
gelar sarjana pada Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Sanata
Dharma.
Penulis menyadari dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini mendapat
bantuan, bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada
kesempatan kali ini penulis ingin mengucapkan rasa terima kasih tak terhingga
kepada :
1. Tuhan Yesus Kristus dengan segala kasih dan anugerahNya yang setia
menyertai hidupku.
2. Romo Dr. Ir. Paulus Wiryono Priyatamtama, SJ selaku Rektor Universitas
Sanata Dharma yang telah memberikan kesempatan untuk belajar dan
mengembangkan kepribadian kepada penulis.
3. Dr. Fr. Ninik Yudiyanti, M. Acc., QIA sebagai pembimbing yang selalu
berkenan memberikan bimbingan ditengah kesibukan tugasnya, dan selalu
membimbing dan memberikan masukan selama proses penyusunan skripsi.
4. Kedua Orang Tuaku (Eko Warsono, ST dan Fransiska Suwarti) yang selalu
memberikan doa dan semangat di dalam menyelesaikan skripsi.
5. Almarhum simbah kakung Yusuf Pawiji Somo Utomo dan simbah putri Maria
(9)
Jojo, Untung, Ucup, Jefri, Hiro, Cristo, Yunita) yang selalu memberikan
dukungan dan saling memberikan sumbang saran kepada penulis baik saat
kelas MPT maupun saat bimbingan skripsi.
7. Romo Tri yang pernah berkarya di Paroki Nandan, yang selalu memantau
mudika dalam menyelesaikan skripsinya. Romo Gregorius Sulistiyanto, PR
yang sudah membantu dalam izin penelitian di PT. Sritex.
8. Teman-teman Mudika Paroki Nandan (Gerdi, Yonas, Tere, Arip, Pongki, dek
Chica, Galuh, Mita, Nunung, Bayu, Si well, Ganjar, Siska, Candra, dll) yang
selalu berbagi waktu,ilmu dan canda tawa saat billiard dan pingpong di Joglo
Antonio Gereja Nandan.
9. Teman-teman kelompok KKP angkatan XXI: Suster, Dian, Deby, Nyoman
serta tuan rumah Mas Rahno, terima kasih atas kenangan-kenangan luar biasa
saat bersama menjalani masa KKP.
10.Teman-teman satu program studi akuntansi Sanata Dharma angkatan 2008:
Agri, Brian, Ova, Fredi, Dimas, Pandu, Lilik, Diki, Coco,Endi, Bowo, Sita,
Pipin, Aming, Sigit dan teman-teman lainnya yang tidak dapat saya sebutkan
satu-persatu, terima kasih untuk kebersamaan dan juga dukungan doanya.
11. Maria Kurniastuti yang selalu sabar dalam memberikan perhatian dan
meluangkan waktu sehingga penulis selalu bersemangat untuk mengerjakan
(10)
penelitian dan membantu penulis mendapatkan data untuk penelitian.
13.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih banyak kekurangannya, oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran. Semoga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi pembaca.
Yogyakarta, 10 Agustus 2013
(11)
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN PENULISAN ... v
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vi
HALAMAN KATA PENGANTAR ... vii
HALAMAN DAFTAR ISI ... x
HALAMAN DAFTAR TABEL ... xii
ABSTRAK ... xiii
ABSTRACT ... xiv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 5
C. Tujuan Penelitian ... 5
D. Manfaat Penelitian ... 6
E. Sistematika Penulisan ... 6
BAB II LANDASAN TEORI ... 8
A. Corporate Social Responsibility ... 8
B. Konsep Triple Bottom Line ... 12
C. Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development) ... 16
BAB III METODE PENELITIAN ... 27
A. Jenis Penilitian ... 27
B. Populasi dan Sampel ... 27
C. Tempat dan Waktu Penelitian ... 28
D. Jenis dan Sumber Data ... 28
E. Metode Pengumpulan Data ... 29
F. Teknik Analisis Data ... 31
BAB VI GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 34
A. Sejarah Singkat Perusahaan ... 34
B. Visi dan Misi Perusahaan ... 39
C. Tujuan Pendirian Perusahaan ... 39
D. Struktur Organisasi ... 40
E. Tinjauan Sekilas Tentang Perusahaan ... 41
BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN ... 46
A. Deskripsi Data ... 46
B. Analisis Data dan Pembahasan ... 50
(12)
B. Saran ... 64 DAFTAR PUSTAKA ... 66 LAMPIRAN ... 67
(13)
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Jumlah dan Jenis Responden... 30
Tabel 2. Pembagian Waktu Shift ... 40
Tabel 3. Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 45
Tabel 4. Data Responden Berdasarkan Lama Bekerja ... 46
Tabel 5. Data Responden Berdasarkan Pendidikan ... 46
Tabel 6. Data Responden Berkaitan Dengan Manfaat Program CSR PT. Sritex ... 47
Tabel 7. Data Responden Berdasarkan Besar Gaji ... 47
Tabel 8. Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 48
Tabel 9. Data Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan... 48
Tabel 10. Data responden Berdasarkan Pendidikan ... 48
Tabel 11. Data Skor Kuesioner Persepsi Karyawan PT. Sritex terhadap Sustainable Development PT. Sritex ... 55
Tabel 12. Data Skor Koesioner Persepsi Penerima Program CSR terhadap Sustainable Development PT. Sritex ... 58
(14)
ABSTRAK
EVALUASI IMPLEMENTASI KONSEP SUSTAINABLE DEVELOPMENT DALAM PROGRAM Corporate Social Responsibility (CSR) PERUSAHAAN
TEKSTIL
(Studi Kasus Pada PT. SRITEX Sukoharjo)
Reza Bambang Hermanto NIM : 082114091 Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2013
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi apakah implementasi program Corporate Social Responsibility (CSR) di PT. Sritex sudah sesuai dengan konsep sustainable devevelopment. Latar belakang penelitian ini adalah pentingnya perusahaan melaksanakan program CSR yang berkelanjutan.
Jenis penelitian ini adalah studi kasus pada PT. Sritex Sukoharjo. Data diperoleh melalui dokumentasi, wawancara dan kuesioner. Wawancara digunakan untuk memperoleh gambaran umum CSR perusahaan dan jawaban responden mengenai implementasi CSR secara lebih mendalam. Sedangkan kuesioner digunakan untuk mengetahui persepsi penerima program CSR . Teknik analisis data yang digunakan adalah deskriptif kualitatif.
Hasil penelitian ini menunjukkan indeks CSR PT. Sritex sebesar 0,88. Menurut indeks Hackston dan Milne hasil tersebut adalah tinggi. Secara umum program CSR yang dilaksanakan perusahaan sudah sesuai dengan konsep sustainable
development.
(15)
ABSTRACT
EVALUATION OF SUSTAINABLE DEVELOPMENT CONCEPT IN THE CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) PROGRAM
IMPLEMENTED IN A TEXTILE COMPANY
(A Case Study on PT. SRITEX Sukoharjo)
Reza Bambang Hermanto NIM : 082114091 Sanata Dharma University
Yogyakarta 2013
The aim of this research is to evaluate whether the Corporate Social Responsibilty (CSR) program implemented in PT. Sritex in accordance with sustainable development concept. The background of this research is the importance of companies implementing sustainable CSR program.
Type of this research is a case study on PT. Sritex Sukoharjo. The data were collected by documentation, interview, and questionnaire. Overview of the
company’s CSR programs and respondents’ comments regarding implementation of
CSR were collected through interview. The questionnaire was employed to obtain
respondents’ perception of the CSR program. The data analysis technique was
qualitative descriptive method.
The result showed that CSR’s Index at PT. Sritex was 0.88. It means that the index is high. In general, CSR program implemented in this company was in accordance with sustainable development concept.
(16)
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Seiring meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya
lingkungan dan munculnya dampak negatif yang ditimbulkan perusahaan
terhadap lingkungan seperti peningkatan limbah dan berkurangnya sumber
daya alam, maka perusahaan dituntut untuk lebih peduli terhadap lingkungan
dan masalah sosial yang ada di sekitarnya. Awalnya perusahaan bertanggung
jawab pada lingkungannya melalui pemberian lapangan pekerjaan dan
penyediaan barang dan jasa kepada masyarakat. Sekarang perusahaan dituntut
untuk memberikan perhatian yang lebih besar terhadap masalah sosial dan
lingkungan yang ada di sekitarnya dan mengungkapkan informasi tanggung
jawab sosial perusahaan (yang juga bisa disebut sebagai CSR (Corporate
Sosial Responsibility) dalam laporan tahunan perusahaan. Maka akuntansi
yang awalnya bertujuan untuk menyediakan informasi keuangan sekarang
juga bertujuan untuk mengukur dan mengkomunikasikan informasi mengenai
dampak perusahaan terhadap kesejahteraan para pekerja, komunitas dan
lingkungan (Se Tin, 2007)
Sesungguhnya substansi keberadaan CSR adalah dalam rangka
memperkuat keberlanjutan perusahaan itu sendiri di sebuah kawasan, dengan
jalan membangun kerjasama antar stakeholders yang difasilitasi perusahaan
(17)
(community development) di sekitarnya. Atau dalam pengertian kemampuan
perusahaan untuk dapat beradaptasi dengan lingkungannya, komunitas dan
stakeholders yang terkait dengannya, baik lokal, nasional, maupun global.
Karenanya pengembangan CSR ke depan seharusnya mengacu pada konsep
pembangunan yang berkelanjutan (sustainability development). Dalam
gagasan CSR, perusahaan tidak lagi dihadapkan pada tanggung jawab yang
berpijak pada single bottom line, yaitu nilai perusahaan (corporate value)
yang direfleksikan dalam kondisi keuangannya (financial) saja. Tanggung
jawab perusahaan harus berpijak pada triple bottom lines. Di sini bottom lines
lainnya, selain finansial adalah sosial (pemenuhan kesejahteraan masyarakat)
dan lingkungan (kelestarian lingkungan). Kondisi keuangan saja tidak cukup
menjamin nilai perusahaan tumbuh secara berkelanjutan (sustainable).
Keberlanjutan perusahaan hanya akan terjamin apabila perusahaan juga
mempunyai tanggung jawab terhadap sosial dan lingkungannya. Tentu saja
perusahaan swasta harus bekerja sama dengan pihak lain dalam hal ini
pemerintah dan masyarakat (termasuk organisasi masyarakat, partai politik
dan masyarakat luas). Keberlanjutan perusahaan hanya akan terjamin apabila
perusahaan memperhatikan dimensi sosial dan lingkungan hidup. Sudah
menjadi fakta bagaimana resistensi masyarakat sekitar muncul ke permukaan
terhadap perusahaan yang dianggap tidak memperhatikan lingkungan hidup.
Kalau kita telisik lebih jauh, pelaksanaan CSR merupakan bentuk
(18)
Menurut Lesmana (2007), program CSR baru dapat menjadi
berkelanjutan apabila program yang dibuat oleh suatu perusahaan benar-benar
merupakan komitmen bersama dari segenap unsur yang ada di dalam
perusahaan itu sendiri. Tentunya tanpa adanya komitmen dan dukungan
dengan penuh antusias dari karyawan akan menjadikan program-program
tersebut bagaikan program penebusan dosa dari pemegang saham belaka.
Dengan melibatkan karyawan secara intensif, maka nilai dari
program-program tersebut akan memberikan arti tersendiri yang sangat besar bagi
perusahaan.
Upaya membina hubungan dilakukan pada seluruh fase dari kegiatan
proyek. Tujuannya selain untuk membina hubungan baik adalah untuk
menampung keluhan dan concern penduduk lokal sehingga dampak negatif
dapat dikurangi. Berbagai peristiwa negatif yang menimpa sejumlah
perusahaan, terutama setelah reformasi, seharusnya menjadi pelajaran
berharga bagi para pemilik dan manajemen perusahaan untuk memberikan
perhatian dan tanggung jawab yang lebih baik kepada masyarakat, khususnya
di sekitar lokasi perusahaan. Kelangsungan suatu usaha tidak hanya ditentukan
oleh tingkat keuntungan, tapi juga tanggung jawab sosial perusahaan.
Perusahaan yang enggan untuk melaksanakan CSR hanya tinggal menunggu
waktu untuk gulung tikar. Hal ini disebabkan CSR merupakan salah satu
bentuk kegiatan “balas budi” kepada masyarakat atas pengerukan sumber daya
alam dan atau dampak gangguan di wilayah mereka. Jika CSR tidak
(19)
berupa penolakan dari masyarakat. Program CSR yang berkelanjutan
diharapkan akan dapat membentuk atau menciptakan kehidupan masyarakat
yang lebih sejahtera dan mandiri. Setiap kegiatan tersebut akan melibatkan
semangat sinergi dari semua pihak secara terus menerus membangun dan
menciptakan kesejahteraan dan pada akhirnya akan tercipta kemandirian dari
masyarakat yang terlibat dalam program tersebut.
Banyak perusahaan di Indonesia yang kegiatan usahanya memanfaatkan
sumber daya alam serta mempekerjakan banyak karyawan, terutama
perusahaan-perusahaan besar seperti pertambangan dan perusahaan tekstil.
Kegiatan perusahaan-perusahaan besar untuk mamperoleh laba sudah
seharusnya memperhatikan lingkungan perusahaan itu berdiri dan keselamatan
karyawannya. Dengan tanggung jawab perusahaan pada lingkungan (planet),
manusia (people) dan laba (profit) maka akan mendapat tanggapan dari
masyarakat luas sehingga nantinya akan dipercaya untuk mengolah sumber
daya alam yang ada tentunya dengan komitmen dari perusahaan untuk
menggunakan sumber daya saat ini tetapi juga memperhatikan kebutuhan
untuk generasi yang akan datang. Penulis tertarik untuk melakukan penelitian
pada perusahaan tekstil karena dalam kegiatan produksinya perusahaan ini
mengeluarkan limbah yang dapat mencemari lingkungan sekitar dan juga bau
dari pengolahan tekstil juga membahayakan karyawan. Maka penelitian ini
akan berjudul “EVALUASI IMPLEMENTASI KONSEP SUSTAINABLE DEVELOPMENT DALAM PROGRAM CSR (Corporate Social
(20)
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka
masalah dalam penilitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana implementasi konsep sustainable development di program
CSR (Corporate Social Responsibility) PT. Sritex?
2. Apa saja kendala-kendala yang dihadapi PT. Sritex dalam
mengimplementasikan sustainable development program CSRnya?
3. Bagaimana persepsi karyawan dan masyarakat penerima program CSR
terhadap sustainable development program CSR PT. Sritex?
C. TUJUAN PENELITIAN
1. Untuk memperoleh informasi dan bukti implementasi konsep sustainable
development di program CSR PT. Sritex
2. Untuk mengetahui dan mengevaluasi apa saja yang menjadi
kendala-kendala yang dihadapi oleh PT. Sritex dalam implementasi sustainable
development di program CSRnya
3. Untuk memperoleh informasi dari masyarakat yang menerima program
(21)
D. MANFAAT PENELITIAN 1. Bagi Perusahaan
Dapat dipergunakan oleh manajemen PT Sritex untuk mengevaluasi
kebijakan-kebijakannya dalam pelaksanaan program CSR, khususnya
kesesuaian dengan harapan masyarakat.
2. Bagi Universitas
Sebagai tambahan literatur perpustakan Universitas Sanata Dharma dan
bahan masukan bagi peneliti selanjutnya di bidang Corporate Social
Responsibility. 3. Bagi Peneliti
Penyusunan skripsi ini diharapkan dapat memperluas wawasan berfikir
serta pengetahuan penulis dalam mengembangkan ilmu dan pengetahuan
yang sudah diperoleh untuk dilaksanakan di lapangan.
E. SISTEMATIKA PENULISAN
Untuk mempermudah dalam proses penulisan, penulis menggunakan
sistematika penulisan sebagai berikut :
Bab I: Pendahuluan
Uraian tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan
(22)
Bab II: Landasan Teori
Pada bab ini diuraikan tentang teori-teori yang mendukung dengan
topik penelitian yang akan digunakan peneliti dalam membahas
permasalahan yang ada.
Bab III: Metode Penelitian
Pada bab ini menjelaskan tentang metode penelitian yang digunakan
mengenai jenis penelitian, populasi dan sampel, tempat dan waktu
penelitian, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data, teknik
analisis data.
Bab IV: Gambaran Umum Perusahaan
Dalam bab ini penulis akan menggambarkan secara umum
mengenai perusahaan yang diambil sebagai sampel penelitian dan
gambaran umum data yang akan digunakan dalam penelitian.
Bab V: Analisis Data dan Pembahasan
Uraian tentang analisis data dan pembahasannya dengan
menggunakan hasil temuan di lapangan.
Bab VI: Penutup
Pada bab ini berisi kesimpulan dari penelitian, keterbatasan penelitian
(23)
BAB II LANDASAN TEORI
A. Corporate Social Responsibility (CSR)
Setiap perusahaan di seluruh dunia akan melakukan berbagai macam
kegiatan yang terencana untuk dapat meningkatkan eksistensi perusahaan
dan menjadi perusahaan yang Good Bussiness. Salah satu kegiatannya adalah
Corporate Sosial Responsibility (CSR). CSR adalah kegiatan-kegiatan sosial
yang dilakukan perusahaan sebagai bentuk tanggung jawab sosialperusahaan
terhadap masyarakat luas dan lingkungan. Usaha sosial perusahaan telah
dikonsepkan lebih luas sebagai tugas manajerial untuk mengambil tindakan
melindungi dan mengembangkan kesejahteraan masyarakat dan sekaligus
memberikan keuntungan bagi perusahaan. Jadi kegiatan CSR pada dasarnya
merupakan bentuk tanggung jawab perusahaan kepada masyarakat sekaligus
sebagai sarana untuk membangun reputasi dan meningkatkan keunggulan
perusahaan dalam bersaing.
Menurut The World Business Council for Sustainable Development
(WBCSD), dalam publikasinya Making Good Business Sense mendefinisikan
CSR sebagai komitmen dunia untuk terus menerus bertindak secara etis,
beroperasi secara legal dan berkontribusi untuk peningkatan ekonomi,
bersamaan dengan peningkatan kualitas hidup karyawan dan keluarganya
sekaligus juga peningkatan kualitas komunitas lokal dan masyarakat secara
(24)
Menurut Syam (2007), pandangan lain tentang CSR yang lebih
komprehensif, dikemukakan oleh Prince of Wales International Business
Forum yang di Indonesia dipromosikan oleh Indonesia Business Links, CSR
menyangkut lima pilar yaitu :
1. Building Human, adalah menyangkut kemampuan perusahaan untuk
memiliki dukungan sumber daya manusia yang andal (internal) dan
masyarakat (ekternal). Perusahaan dituntut untuk melakukan
pemberdayaan, biasanya melalui community development.
2. Strengthening Economies, adalah memberdayakan ekonomi komunitas.
3. Assesing Social Cohesion, maksudnya perusahaan menjaga
keharmonisan dengan masyarakat sekitar agar tidak menimbulkan
konflik.
4. Encouraging Good Governance, artinya perusahaan dijalankan dalam
tata kelola yang baik.
5. Protecting The Environment, artinya perusahaan harus menjaga
kelestarian lingkungan.
A.1 Tahap-Tahap Penerapan CSR
Menurut Wibisono (2007) dalam Akbar (2008) perusahaan yang telah
berhasil dalam menerapkan CSR menggunakan tahapan sebagai berikut :
1. Tahap Perencanaan
Perencanaan terdiri atas tiga langkah utama yaitu awareness
(25)
Buildingmerupakan langkah awal untuk membangun kesadaran mengenai
arti penting CSR dan komitmen manajemen. Upaya ini dapat dilakukan
antara lain melalui seminar, lokakarya, diskusi kelompok dan lain-lain.
CSR assessement merupakan upaya untuk memetakan kondisi perusahaan
dan mengidentifikasi aspek-aspek yang perlu mendapatkan prioritas
perhatian dan langkah-langkah yang tepat untuk membangun struktur
perusahaan yang kondusif bagi penerapan CSR secara efektif. Langkah
selanjutnya adalah membangun CSR Manual. Hasil penilaian merupakan
dasar penyusunan manual atau pedoman implementasi CSR. Upaya yang
mesti dilakukan antara lain melalui benchmarking, menggali dari referensi
atau bagi perusahaan yang menginginkan langkah praktis, penyusunan
manual ini dapat dilakukan dengan meminta bantuan tenaga ahli
independen dari luar perusahaan. Manual ini merupakan inti dari
perencanaan karena memberikan petunjuk pelaksanaan CSR bagi
komponen perusahaan. Penyusunan manual CSR digunakan sebagai
acuan, pedoman dan panduan dalam pengelolaan kegiatan-kegiatan sosial
kemasyarakatan yang dilakukan oleh perusahaan. Pedoman ini diharapkan
mampu memberikan kejelasan dan keseragaman pola pikir dan pola tindak
seluruh elemen perusahaan guna tercapainya program yang terpadu, efektif
dan efesien.
2. Tahap Implementasi
Perencanaan sebaik apapun tidak akan berarti dan tidak akan
(26)
tujuan CSR secara keseluruhan tidak akan tercapai, masyarakat tidak
merasakan manfaat yang optimal. Padahal, anggaran yang telah
dikeluarkan tidak kecil. Oleh karena itu, perlu disusun strategi untuk
menjalankan rencana yang telah dirancang. Tahap implementasi terdiri
atas tiga langkah utama yakni sosialisasi, pelaksanaan dan internalisasi.
Sosialisasi diperlukan untuk memperkenalkan berbagai aspek yang terkait
dengan implementasi CSR khususnya mengenai pedoman penerapan CSR.
Tujuan utama sosialisasi ini adalah program CSR mendapat dukungan
penuh dari seluruh komponen perusahaan, sehingga dalam pelaksanaannya
dapat berjalan lancar. Pelaksanaan kegiatan yang dilakukan pada dasarnya
harus sejalan dengan pedoman CSR yang ada, berdasar pada roadmap
yang telah disusun. Sedangkan internalisasi adalah tahap jangka panjang.
Internalisasi mencakup upaya-upaya memperkenalkan CSR di dalam
seluruh proses bisnis perusahaan misalnya melalui sistem manajemen
kinerja, prosedur pengadaaan, proses produksi, pemasaran dan proses
bisnis lainnya. Sehingga penerapan CSR menjadi strategi perusahaan
bukan lagi sebagai upaya untuk compliance tapi sudah beyond
compliance.
3. Tahap Evaluasi
Setelah program CSR diimplementasikan, langkah berikutnya
adalah evaluasi program. Tahap evaluasi adalah tahap yang diperlukan
secara konsisten dari waktu ke waktu untuk mengukur sejauh mana
(27)
keputusan. Misalnya keputusan untuk menghentikan, melanjutkan atau
memperbaiki dan mengembangkan aspek-aspek tertentu dari program
yang telah diimplementasikan.
Evaluasi juga bisa dilakukan dengan meminta pihak independen
untuk melakukan audit implementasi atas praktik CSR yang telah
dilakukan. Langkah ini tidak terbatas pada kepatuhan terhadap peraturan
dan prosedur operasi standar tetapi juga mencakup pengendalian risiko
perusahaan. Evaluasi dalam bentuk assessement audit atau scoring juga
dapat dilakukan secara mandatori.
4. Tahap Pelaporan
Pelaporan diperlukan dalam rangka membangun sistem informasi baik
untuk keperluan proses pengambilan keputusan maupun keperluan
keterbukaan informasi material yang relevan mengenai perusahaan. Jadi
selain berfungsi untuk keperluan shareholder juga untuk stakeholder
lainnya yang memerlukan.
B. Konsep Triple Bottom Line
Istilah Triple Bottom Line dipopulerkan oleh John Elkington pada tahun
1997 melalui bukunya “ Cannibals with Forks, the Triple Bottom line of Twentieth Century Business”. Elkington mengembangkan konsep triple bottom line dalam istilah economic prosperity, environmental quality dan social justice. Elkington memberi pandangan bahwa perusahaan yang ingin
(28)
juga harus memperhatikan dan terlibat pada pemenuhan kesejahteraan
masyarakat (people) dan turut berkontribusi aktif dalam menjaga kelestarian
lingkungan (planet) dapat terlihat pada gambar 1.
Dalam gagasan tersebut, perusahaan tidak lagi berpijak pada single
bottom line, yaitu aspek ekonomi yang direfleksikan dalam kondisi
finansialnya saja, namun juga harus memperhatikan aspek sosial dan
lingkungannya.
1.Keuntungan (Profit)
Profit merupakan unsur terpenting dan menjadi tujuan utama dari
setiap kegiatan usaha. Tidak heran apabila fokus utama dari seluruh
kegiatan dalam perusahaan adalah mengejar profit atau mendongkrak harga
saham setinggi-tingginya, baik secara langsung ataupun tidak langsung.
Inilah bentuk tanggung jawab ekonomi yang paling esensial terhadap
pemegang saham. Profit sendiri pada hakikatnya merupakan tambahan
pendapatan yang dapat digunakan untuk menjamin kelangsungan hidup
perusahaan. Sedangkan aktivitas yang dapat ditempuh antara lain dengan
meningkatkan produktivitas dan melakukan efisiensi biaya, sehingga
perusahaan mempunyai keunggulan kompetitif yang dapat memberikan
nilai tambah semaksimal mungkin. Peningkatan produktivitas bisa
diperoleh dengan memperbaiki manajemen kerja melalui penyederhanaan
proses, mengurangi aktivitas yang tidak efisien, menghemat waktu proses
dan pelayanan. Termasuk juga menggunakan material sehemat mungkin
(29)
Hubungan ini kemudian diilustrasikan dalam bentuk segitiga sebagai
berikut:
2. Masyarakat Pemangku Kepentingan (People)
Masyarakat merupakan stakeholder penting bagi perusahaan, karena
dukungan mereka sangat diperlukan bagi keberadaan, kelangsungan hidup
dan perkembangan perusahaan. Sehingga menjadi bagian yang tidak
terpisahkan dengan perusahaan. Untuk itu jika ingin tetap bertahan dan
diterima, perusahaan perlu berkomitmen untuk berupaya memberikan
manfaat sebesar-besarnya kepada masyarakat sekitar. Selain itu juga perlu
disadari bahwa operasi perusahaan berpotensi memberikan dampak kepada
masyarakat.
Sosial (Social)
Lingkungan (Planet) Keuntungan (Profit)
(30)
3. Lingkungan (Planet)
Unsur ketiga yang mesti diperhatikan juga adalah lingkungan.
Lingkungan adalah sesuatu yang terkait dengan seluruh bidang kehidupan
manusia. Semua kegiatan yang manusia lakukan berhubungan dengan
lingkungan. Lingkungan dapat menjadi teman atau musuh manusia
tergantung bagaimana memperlakukannya. Hubungan manusia dengan
lingkungan adalah hubungan sebab akibat, dimana jika manusia merawat
lingkungan, maka lingkungan pun akan memberikan manfaat kepada
manusia. Sebaliknya, jika lingkungan dirusak, maka akan mendapat
akibatnya. Namun sebagian besar dari manusia masih kurang peduli
dengan lingkungan sekitar. Hal ini antara lain disebabkan karena tidak ada
keuntungan langsung di dalamnya. Keuntungan merupakan inti dari dunia
bisnis, namun banyak pelaku industri yang hanya mementingkan
bagaimana menghasilkan laba sebesar-besarnya tanpa melakukan upaya
pelestarian lingkungan. Kurangnya kepedulian terhadap lingkungan
berakibat dengan timbulnya bermacam penyakit, bencana lingkungan atau
kerusakan alam lainnya. Mendongkrak laba dan meningkatkan
pertumbuhan ekonomi memang penting namun tidak kalah pentingnya
juga memperhatikan kelestarian lingkungan. Untuk itu perlu penerapan
(31)
C. Pembangunan Berkelanjutan (Sustainability Development) 1.Pengertian Pembangunan Berkelanjutan
Hasil Konferensi Tingkat Tinggi Bumi (Earth Summit) di Rio de
Janeiro, Brazil, 1992 telah menyepakati perubahan sebuah paradigma
pembangunan yang selama ini dilaksanakan. Dari sebuah paradigma yang
bertumpu pada pertumbuhan ekonomi (economic growth) menjadi
pembangunan berkelanjutan (sustainability development). Menurut
Budimanta, dalam Akbar (2008)Pembangunan berkelanjutan adalah suatu
gagasan paradigma yang berupaya untuk dapat memenuhi kebutuhan masa
kini tanpa mengurangi kemampuan generasi masa depan untuk memenuhi
kebutuhannya.
Salah satu sasaran utama dari pembangunan berkelanjutan adalah
upayanya dalam meningkatkan taraf hidup manusia sehingga kemiskinan
dapat ditekan sedemikian rupa. Kemiskinan memang merupakan masalah
utama yang dihadapi oleh dunia. Kemiskinan tidak hanya akan
mengurangi akses masyarakat untuk mendapatkan sumber-sumber
penghidupannya namun juga akan meningkatkan kerawanan sosial karena
akan selalu memunculkan rasa ketidakpuasan dan kecurigaan antar pihak.
Kemiskinan disini tidak hanya berbicara pada dimensi kesempatan
ekonomi semata tetapi juga kemampuan untuk mengelola diri sendiri dan
pemberdayaannya. Salah satu usulan utama yang berkembang adalah
untuk dapat mempunyai kemampuan berkembang, dengan meningkatkan
(32)
keterbatasan kesempatan ekonomi dan juga tidak melupakan asas-asas
keberlanjutan lainnya seperti sosial dan lingkungan.
Kemudian hasil ini dimatangkan dalam pertemuan Yohanesburg tahun
2002 dengan mengacu pada keberlanjutan dalam sektor manusia, sosial,
lingkungan dan ekonomi. Menurut Lonergan dalam Yakin (1997) untuk
menjamin terlaksananya pembangunan yang berwawasan lingkungan/
berkelanjutan, ada 3 dimensi penting yang harus dipertimbangkan yaitu:
1. Dimensi ekonomi, yang menghubungkan antara pengaruh-pengaruh
unsur makroekonomi dan mikroekonomi pada lingkungan dan
bagaimana sumberdaya alam diperlakukan dalam analisa ekonomi.
2. Dimensi politik, yang mencakup proses politik yang menentukan
penampilan dan sosok pembangunan, pertumbuhan pendidikan dan
degradasi lingkungan pada semua negara. Dimensi ini juga termasuk
peranannya sebagai agen masyarakat dan struktur sosial dan
pengaruhnya terhadap lingkungan.
3. Dimensi sosial dan budaya, yang mengkaitkan antara tradisi atau
sejarah,dominasi ilmu pengetahuan barat serta pola pemikiran dan
tradisi agama. Ketiga dimensi ini berinteraksi satu sama lain untuk
mendorong terciptanya pembangunan berkelanjutan (sustainability
(33)
Menurut Sutamihardja (2004), sasaran pembangunan berkelanjutan
mencakup pada upaya untuk mewujudkan terjadinya:
a. Pemerataan manfaat hasil-hasil pembangunan antar generasi
(intergenaration equity) yang berarti bahwa pemanfaatan sumberdaya
alam untuk kepentingan pertumbuhan perlu memperhatikan batas-batas
yang wajar dalam kendali ekosistem atau sistem lingkungan serta
diarahkan pada sumberdaya alam yang replaceable dan menekankan
serendah mungkin eksploitasi sumber daya alam yang unreplaceable.
b. Safeguarding atau pengamanan terhadap kelestarian sumber daya alam
dan lingkungan hidup yang ada dan pencegahan terjadi gangguan
ekosistem dalam rangka menjamin kualitas kehidupan yang tetap baik
bagi generasi yang akan datang.
c. Pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya alam semata untuk
kepentingan mengejar pertumbuhan ekonomi demi kepentingan
pemerataan pemanfaatan sumberdaya alam yang berkelanjutan antar
generasi.
d. Mempertahankan kesejahteraan rakyat (masyarakat) yang berkelanjutan
baik masa kini maupun masa yang mendatang (inter temporal).
e. Mempertahankan manfaat pembangunan ataupun pengelolaan
sumberdaya alam dan lingkungan yang mempunyai dampak manfaat
jangka panjang ataupun lestari antar generasi.
f. Menjaga mutu ataupun kualitas kehidupan manusia antar generasi sesuai
(34)
2. Prinsip-Prinsip Pembangunan Berkelanjutan
Menurut Haris (2000) melihat bahwa konsep keberlajutan dapat
diperinci menjadi tiga aspek pemahaman, (1) keberlajutan ekonomi yang
diartikan sebagai pembangunan yang mampu menghasilkan barang dan
jasa secara kontinu untuk memelihara keberlajutan pemerintahan dan
menghindari terjadinya ketidakseimbangan sektoral yang dapat merusak
produksi pertanian dan industri. (2) Keberlajutan lingkungan: Sistem
keberlanjutan secara lingkungan harus mampu memelihara sumber daya
yang stabil, menghindari eksploitasi sumber daya alam dan fungsi
penyerapan lingkungan. Konsep ini juga menyangkut pemeliharaan
keanekaraman hayati, stabilitas ruang udara, dan fungsi ekosistem lainnya
yang tidak termasuk kategori sumber-sumber ekonomi. (3). Keberlajutan
sosial, keberlanjutan secara sosial diartikan sebagai sistem yang mampu
mencapai kesetaraan, penyediaan layanan sosial termasuk kesehatan,
pendidikan, gender, dan akuntabilitas politik.
3. Strategi Pembangunan Berkelanjutan
3.1.Pembangunan yang Menjamin Pemerataan dan Keadilan Sosial
Pembangunan yang berorientasi pemerataan dan keadilan sosial
harus dilandasi hal-hal seperti ; meratanya distribusi sumber lahan dan
faktor produksi, meratanya peran dan kesempatan perempuan,
meratanya ekonomi yang dicapai dengan keseimbangan distribusi
(35)
dapat dicapai. Pemerataan adalah konsep yang relatif dan tidak secara
langsung dapat diukur. Dimensi etika pembangunan berkelanjutan
adalah hal yang menyeluruh, kesenjangan pendapatan negara kaya dan
miskin semakin melebar, walaupun pemerataan dibanyak negara
sudah meningkat. Aspek etika lainnya yang perlu menjadi perhatian
pembangunan berkelanjutan adalah prospek generasi masa datang
yang tidak dapat dikompromikan dengan aktivitas generasi masa kini.
Ini berarti pembangunan generasi masa kini perlu mempertimbangkan
generasi masa datang dalam memenuhi kebutuhannya.
3.2.Pembangunan yang Menghargai Keanekaragaman
Pemeliharaan keanekaragaman hayati adalah prasyarat untuk
memastikan bahwa sumber daya alam selalu tersedia secara
berkelanjutan untuk masa kini dan masa datang. Keanekaragaman
hayati juga merupakan dasar bagi keseimbangan ekosistem..
Pemeliharaan keanekaragaman budaya akan mendorong perlakuan
yang merata terhadap setiap orang dan membuat pengetahuan
terhadap tradisi berbagai masyarakat dapat lebih dimengerti.
3.3.Pembangunan yang Menggunakan Pendekatan Integratif
Pembangunan berkelanjutan mengutamakan keterkaitan antara
manusia dengan alam. Manusia mempengaruhi alam dengan cara yang
bermanfaat atau merusak. Hanya dengan memanfaatkan pengertian
tentang konpleknya keterkaitan antara sistem alam dan sistem sosial.
(36)
yang lebih integratif merupakan konsep pelaksanaan pembangunan
yang dapat dimungkinkan. Hal ini merupakan tantangan utama dalam
kelembagaan.
3.4.Pembangunan yang Meminta Perspektif Jangka Panjang
Masyarakat cenderung menilai masa kini lebih dari masa
depan,.implikasi pembangunan berkelanjutan merupakan tantangan
yang melandasi penilaian ini. Pembangunan berkelanjutan
mensyaratkan dilaksanakan penilaian yang berbeda dengan asumsi
normal dalam prosedur discounting. Persepsi jangka panjang adalah
perspektif pembangunan yang berkelanjutan. Hingga saat ini kerangka
jangka pendek mendominasi pemikiran para pengambil keputusan
ekonomi, oleh karena itu perlu dipertimbangkan.
4. Pendekatan Pembangunan Berkelanjutan
Secara ideal keberlanjutan pembangunan membutuhkan
pendekatan pencapaian terhadap keberlanjutan ataupun kesinambungan
berbagai aspek kehidupan yang mencakup; keberlanjutan ekologis,
ekonomi, sosial budaya, politik, serta keberlanjutan pertahanan dan
keamanan.
4.1.Keberlanjutan Ekologis
Keberlanjutan ekologis adalah prasyarat untuk pembangunan dan
(37)
keberlanjutan ekosistem bumi. Untuk menjamin keberlanjutan
ekologis harus diupayakan hal-hal sebagai berikut:
a.Memelihara integritas tatanan lingkungan agar sistem penunjang
kehidupan dibumi tetap terjamin dan sistem produktivitas,
adaptabilitas, dan pemulihan tanah, air, udara dan seluruh
kehidupan berkelanjutan.
b.Tiga aspek yang harus diperhatikan untuk memelihara integritas
tatanan lingkungan yaitu ; daya dukung, daya asimilatif dan
keberlanjutan pemanfaatan sumberdaya terpulihkan. ketiga untuk
melaksanakan kegiatan yang tidak mengganggu integritas tatanan
lingkungan yaitu hindarkan konversi alam dan modifikasi
ekosistem, kurangi konversi lahan subur dan kelola dengan buku
mutu ekologis yang tinggi, dan limbah yang dibuang tidak
melampaui daya asimilatifnya lingkungan.
c.Memelihara keanekaragaman hayati pada keanekaragaman kehidupan yang menentukan keberlanjutan proses ekologis. Proses
yang menjadikan rangkaian jasa pada manusia masa kini dan masa
mendatang. Terdapat tiga aspek keanekaragaman hayati yaitu
keanekaragaman genetika, spesies, dan tatanan lingkungan. Untuk
mengkonversikan keanekaragaman hayati tersebut perlu hal-hal
berikut yaitu “menjaga ekosistem alam dan area yang representatif
tentang kekhasan sumberdaya hayati agar tidak dimodifikasikan,
(38)
untuk keanekaragaman dan keberlanjutan keanekaragaman spesies,
konservatif terhadap konversi lahan pertanian”.
Pengelolaan pembangunan yang berwawasan lingkungan
merupakan hal penting untuk keberlanjutan ekosistem. Hal ini
dapat dilaksanakan melalui : pencegahan pencemaran lingkungan;
rehabilitasi dan pemulihan ekosistem dan sumberdaya alam yang
rusak; meningkatkan kapasitas produksi dari ekosistem alam dan
binaan manusia.
4.2.Keberlanjutan Ekonomi
Keberlanjutan ekonomi dari perspektif pembangunan memiliki
dua hal utama keduanya mempunyai keterkaitan yang erat dengan
tujuan aspek keberlanjutan lainya. Keberlanjutan ekonomi makro
menjamin kemajuan ekonomi secara berkelanjutan dan mendorong
efisiensi ekonomi melalui reformasi struktural dan nasional.
Tiga elemen utama untuk keberlanjutan ekonomi makro yaitu efisiensi
ekonomi, kesejahteraan ekonomi yang berkesinambungan, dan
meningkatkan pemerataan dan distribusi kemakmuran. Hal tersebut
diatas dapat dicapai melalui kebijaksanaan makro ekonomi mencakup
reformasi fiskal, meningkatkan efisiensi sektor publik, mobilisasi
tabungan domestik, pengelolaan nilai tukar, reformasi kelembagaan,
kekuatan pasar yang tepat guna, ukuran sosial untuk pengembangan
(39)
4.3.Keberlanjutan Ekonomi Sektoral
Penyesuaian kebijakan yang meningkatkan keberlanjutan ekonomi
makro secara jangka pendek akan mengakibatkan distorsi sektoral
yang selanjutnya mengabaikan keberlanjutan ekologis. Hal ini harus
diperbaiki melalui kebijaksanaan sektoral yang spesifik dan terarah.
Oleh karena itu penting mengindahkan keberlanjutan aktivitas dan
ekonomi sektoral.
Untuk mencapai keberlanjutan ekonomi sektoral, berbagai kasus
dilakukan terhadap kegiatan ekonomi. Pertama, sumberdaya alam
yang nilai ekonominya dapat dihitung harus diperlakukan sebagai
kapital yang tangibble dalam kerangka akunting ekonomi, kedua,
secara prinsip harga sumberdaya alam harus merefleksi biaya ekstaksi,
ditambah biaya lingkungan dan biaya pemanfaatannya.
Pakar ekonomi harus mengidentifikasi dan memperlakukan sumber
daya sebagai sumber yang terpulih, tidak terpulihkan, dan lingkungan
hidup. Sumber yang terpulihkan seperti hutan dapat memberikan
manfaat secara berkelanjutan bila tidak memperlakukan produktivitas
ekonomi sebagai fungsi yang pasif atau jasa yang mengalir;
menggunakan prinsip pengelolaan yang berkelanjutan, sedangkan
sumber yang tidak terpulihkan mempunyai jumlah absulut dan
berkurang bila dimanfaatkan. Oleh karena itu pada kondisi seperti ini
(40)
Pembangunan berkelanjutan dalam konteks sumberdaya yang tidak
dapat dipulihkan berarti: pemanfaatan secara efisien sehingga dapat
dimanfaatkan oleh generasi masa mendatang dan diupayakan agar
dapat dikembangkan substitusi dengan sumberdaya terpulihkan;
membatasi dampak lingkungan pemanfaatannya sekecil mungkin,
karena sumberdaya lingkungan adalah biosfer, secara menyeluruh
sumberdaya ini tidak menciut akan tetapi berpariasi sesuai dengan
kualitasnya.
4.4.Keberlanjutan Sosial Budaya
Secara menyeluruh keberlanjutan sosial dan budaya dinyatakan
dalam keadilan sosial, harga diri manusia dan peningkatan kualitas
hidup seluruh manusia. Keberlanjutan sosial dan budaya mempunyai
empat sasaran yaitu:
a. Stabilitas penduduk yang pelaksanaannya mensyaratkan komitmen
politik yang kuat, kesadaran dan partisipasi masyarakat,
memperkuat peranan dan status wanita, meningkatkan kualitas,
efektivitas dan lingkungan keluarga.
b. Memenuhi kebutuhan dasar manusia, dengan memerangi
kemiskinan dan mengurangi kemiskinan absolut. Keberlanjutan
pembangunan tidak mungkin tercapai bila terjadi kesenjangan pada
distribusi kemakmuran atau adanya kelas sosial. Halangan terhadap
keberlajutan sosial harus dihilangkan dengan pemenuhan
(41)
dimungkinkannya untuk mendapat akses pendidikan yang merata,
pemerataan pemulihan lahan dan peningkatan peran wanita.
c. Mempertahankan keanekaragaman budaya, dengan mengakui dan
menghargai sistem sosial dan kebudayaan seluruh bangsa, dan
dengan memahami dan menggunakan pengetahuan tradisional demi
manfaat masyarakat dan pembangunan ekonomi.
d. Mendorong pertisipasi masyarakat lokal dalam pengambilan
keputusan. Beberapa persyaratan dibawah ini penting untuk
keberlanjutan sosial yaitu : prioritas harus diberikan pada
pengeluaran sosial dan program diarahkan untuk manfaat bersama,
investasi pada perkembangan sumberdaya misalnya meningkatkan
status wanita, akses pendidikan dan kesehatan, kemajuan ekonomi
harus berkelanjutan melalui investasi dan perubahan teknologi dan
harus selaras dengan distribusi aset produksi yang adil dan efektif,
kesenjangan antar regional dan desa, kota, perlu dihindari melalui
(42)
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan studi kasus yaitu dengan menggunakan
pendekatan penelitian deskriptif kualitatif yang mana data digambarkan secara
objektif berdasarkan fakta yang diperoleh di lokasi penelitian yang berkaitan
dengan tanggung jawab sosial perusahaan dalam hubungannya dengan
implementasi konsep sustainable development di program CSR PT. Sritex,
pengentasan masalah-masalah sosial yang ada di masyarakat, persepsi
masyarakat penerima program CSR, termasuk kendala-kendala yang dihadapi
PT. Sritex dalam mengimplementasikan program CSR.
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat Jetis Sukoharjo dan
karyawan PT. Sri Rejeki Isman (Sritex)
2. Sampel
Metode pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metode
purposive sampling, yaitu metode pengambilan sampel yang dipilih
berdasarkan penilaian atau pandangan dari peneliti berdasarkan maksud
(43)
Adapun kriteria yang ditetapkan untuk sampel adalah :
1. Masyarakat yang telah tinggal di lokasi penelitian dan karyawan yang
lama kerjanya minimal 3 tahun. Kriteria ini diambil karena masalah
penelitian adalah tentang evaluasi implementasi konsep sustainable
development di program CSR berarti harus berkelanjutan agar dapat
dinilai tingkat kepuasannya apakah tiap tahun naik atau cenderung
menurun.
2. Masyarakat dan karyawan dengan usia dewasa (produktif) sehingga
alasan yang dikemukakan diharapkan lebih berbobot. Pada penelitian
ini peneliti menetapkan kuota sampel sebanyak 60 responden yaitu
masyarakat penerima program CSR sebanyak 30 responden dan
karyawan sebanyak 30 responden. Jumlah ini sudah dianggap dapat
mewakili hasil penelitian karena telah memenuhi syarat sebagai sampel
besar. Sampel besar adalah sampel yang berukuran 30 responden atau
lebih.
C. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat penelitian : PT. Sri Rejeki Isman (Sritex)
2. Waktu penelitian : Bulan Oktober
D. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang dipakai dalam penelitian ini adalah data primer.
(44)
dikumpulkan secara khusus dan berhubungan langsung dengan permasalahan
yang diteliti. Data primer diperoleh dengan menggunakan daftar pertanyaan
(kuesioner) tentang evaluasi implementasi konsep sustainabledevelopment di
progam CSR PT. Sritex.
Sumber data dalam penelitian ini adalah responden yaitu
masyarakat Jetis Sukoharjo dan karyawan PT. Sritex serta data sekunder dari
dokumen perusahaan.
E. Metode Pengumpulan Data
1. Dokumentasi
Dokumentasi dilakukan untuk mengumpulkan informasi yang
berkaitan dengan gambaran umum perusahaan, struktur organisasi
perusahaan, dan mengambil data dari catatan dan laporan yang dimiliki
perusahaan.
2. Kuesioner
Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner yang diisi atau
dijawab oleh responden. Kuesioner ini terdiri dari dua bagian, bagian
pertama berisi tentang data diri responden dan bagian kedua berisi
pertanyaan yang berkaitan denganevaluasi implementasi konsep
sustainable development di progam CSR PT. Sritex. Kuesioner diberikan
secara langsung kepada responden dengan cara didampingi hingga selesai
(45)
dan 30 orang masyarakat penerima program CSR PT. Sritex di desa Jetis
Kecamatan Sukoharjo.
3. Wawancara
Wawancara adalah metode pengumpulan data yang digunakan
untuk memperoleh informasi tentang program CSR PT. Sritex langsung
dari sumbernya. Wawancara ini akan dilakukan ke beberapa orang yang
memiliki pemahaman dan pengetahuan mengenai masalah yang akan
diteliti.
a. Pihak internal perusahaan : kepala bagian yang mempunyai tanggung
jawab di bidang implementasi program CSR di daerahSukoharjo.
b. Pihak eksternal perusahaan : pihak yang mengkoordinir masyarakat
setempat dalam menerima program CSR PT. Sritex.
Tabel 1. Jumlah dan Jenis Responden
Tipe Data
Responden Tokoh
Masyarakat Masyarakat LSM
Staf
Kelurahan Karyawan
Kepala Pelaksana
Program CSR
Kuesioner 2 28 0 0 30 0
(46)
F. Teknik Analisis Data
Untuk menganalisis data pada penelitian ini, maka peniliti menggunakan
teknik deskriptif kualitatif untuk mengetahui hasil evaluasi implementasi
konsep sustainable development di program CSR PT. Sritex.
Untuk menjawab masalah yang pertama yaitu “Bagaimana implementasi konsep sustainable development di program CSR (Corporate Social
Responsibility) di PT. Sritex” menggunakan:
1. Checklist kategori CSR (modifikasi dari Hacston dan Milne, 1996)
Indeks CSR =
Mengungkapkan kegiatan CSR yang dilaksanakan PT. Sritex yang
berkaitan dengan tema lingkungan, tema kesehatan dan keselamatan
tenaga kerja, tema energi, tema mutu produk dan keterlibatan perusahaan
dalam masyarakat.
2. Mengungkapkan kesesuaian implementasi pengembangan berkelanjutan
(sustainable development) PT. Sritex dengan perencanaan yang ada
dengan cara melakukan wawancara kepada bagian HRD.
Untuk menjawab masalah kedua yaitu apa saja kendala-kendala yang
dihadapi PT. Sritex dalam mengimplementasikan sustainable development
program CSRnya dilakukan dengan mendeskripsikan kendala-kendala yang
dihadapi dan penyebabnya.
Jumlah item yang diungkapkan perusahaan
(47)
Untuk menjawab masalah yang ketiga yaitu bagaimana persepsi
karyawan dan masyarakat penerima program CSR terhadap sustainable
development program CSR PT. Sritex menggunakan analisis skor bertujuan
untuk mengolah hasil isian kuesioner menjadi informasi dalam bentuk skor
jawaban yang bermanfaat untuk pengambilan keputusan. Kuesioner yang
digunakan dalam penelitian ini seperti yang digunakan oleh Mulyadi (2007)
dalam penelitiannya yang berjudul Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Dalam
Usaha Pengembangan Masyarakat. Pada penelitian ini analisis data skor
dibutuhkan untuk mengetahui berapa banyak skor jawaban pada setiap
pertanyaan yang menjelaskan mengenai karakteristik responden. Selain itu,
analisis data skor juga dibutuhkan untuk mengetahui berapa total skor
jawaban SS (Sangat Setuju), S (Setuju), TS (Tidak Setuju) dan STS (Sangat
Tidak Setuju) pada setiap indikator variabel yang terdapat pada kuesioner
penelitian. Skor untuk setiap jawaban adalah sebagai berikut:
Sangat Setuju : 4
Setuju : 3
Tidak Setuju : 2
Sangat Tidak Setuju : 1
Total skor menunjukkan tinggi rendahnya persepsi karyawan dan persepsi
penerima program CSR berkaitan dengan implementasi konsep sustainable
development di program CSR PT. Sritex. Skor maksimal pada koesioner ini
adalah 120 yaitu 4 (empat) dikalikan dengan responden yang berjumlah 30.
(48)
yang berjumlah 30. Setelah menghitung total skor, peneliti kemudian
menganalisis dan mendeskripsikan persepsi karyawan dan penerima program
CSR yang berkaitan dengan sustainable development dari program CSR PT.
(49)
BAB IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Sejarah Singkat Perusahaan
PT. Sri RejekiIsman Textile (PT. Sritex) Sukoharjo adalah badan yang
berbadan hukum sebagai perseroan terbatas yang bergerak dalambidang
pemintalan, pertenunan, penyempurnaan dan cetak tekstil (Weaving, Dyeing,
Finishing, dan Printing) sehingga menjadi kain dan pakaian jadi. Perusahaan
ini bermula dari usaha dagang yang bernama UD. Sri Rejeki yang
berkedudukan di pasar Klewer Solo, dengan riwayat perusahaan sebagai
berikut:
Pada tahun 1966 sampai dengan tahun 1968 UD. Sri Rejeki didirikan dan
berlokasi di Pasar Klewer dengan kegiatan usaha perdagangan tekstil.
Pada tahun 1968 sampai dengan tahun 1974 sesuai dengan keadaan pasar
serta kemampuan yang ada UD Sri Rejeki selain melaksanakan perdagangan
tekstil juga melakukan Work Order (pasokan) kepada perusahaan industri
sebagi sumber pasaran berupa kain klontong (Bleached Fabric) dan kain
celupan (dyed fabric).
Dengan demikian makin mantap dan berkembangnya pasaran mata
dagangan tersebut maka secara bertahap UD. Sri Rejeki memperluas
kegiatannya dengan bertindak pula sebagai produsen, dimana produsen
investor permesinan yangdiperlukan berlokasi di jalan Baturono No. 81A Solo,
(50)
Pada tahun 1974 untuk mendapatkan kemantapan langkah, pada tanggal
30 Agustus 1974 diupayakan status hukum yang lebih menjamin bagi
kelestarian usaha produksi yang dirintis dan dilakukan secara bertahap dan
berangsur maka perusahaan tersebut didaftarkan pada dinas perindustrian
Provinsi Jawa Tengah.
Pada tahun 1978, sesuai dengan perkembangan badan usaha dengan makin
banyak dan lengkapnya mesin yang terpasang maka status badan hukum
diubah dari bentuk Usaha Dagang (UD) menjadi Perseroan Terbatas (PT) Sri
Rejeki yang pembentukannya dibuat oleh Notaris Ruth Kaerlina, SH dengan
akte No 48 tanggal 22 Mei 1978.
Pada tahun 1982, tepatnya pada tanggal 16 Oktober 1982 status badan
hukum PT. Sri Rejeki Isman mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman
yang dituangkan dalam Surat Keputusan No. 02-1830-HT 01 01 tahun 1982,
setelah nama Sri Rejeki diubah menjadi Sri Rejeki Isman (Sritex) mengingat
telah disahkannya perusahaan lain yang telah lebih dulu menggunakan nama
Sri Rejeki.
Pada tahun 1982 sampai dengan tahun 1984, perkembangannya adalah
sebagai berikut:
a. Di dalam kurun waktu ini, yaitu pada tanggal 17 Maret 1982 PT. Sri
Rejeki Isman (Sritex) di dalam menampung kebutuhan pasar yang ternyata
lebih besar dibandingkan dengan kemampuan produksi yang dapat
dihasilkan, telah mengajukan proyek perluasan pabrik dalam rangka
(51)
industri baru di Kabupaten Sukoharjo yaitu tepatnya di jalan KH
Samanhudi No. 53, Desa Jetis, Kecamatan Sukoharjo, Kabupaten
Sukoharjo. Pemilihan lokasi tersebut juga berdasarkan beberapa
pertimbangan, antara lain:
1. Harga tanah relatif murah dibandingkan dengan kota lain.
2. Tenaga kerja lebih mudah di dapat dengan upah yang relatif murah
3. Dekat dengan jalan raya, sehingga memudahkan transportasi keluar
masuk perusahaan.
4. Terletak diantara kompleks persawahan, sehingga bunyi suara mesin
yang bising tidak menganggu masyarakat sekitarnya.
5. Terjangkau jaringan listrik PLN dan telepon.
6. Tersedia air dengan mudah dan dapat mencukupi kebutuhan.
b. Di lokasi baru tersebut selain untuk perluasan sekaligus juga untuk
menampung permesinan pabrik lama dari jalan Baturono No. 81A yang
telah habis izinnya dan harus dipindahkan ke kota Solo. Dengan
dipindahkannya mesin-mesin dari jalan Baturono No. 81A, maka
bangunan pabrik tersebut sesuai dengan izin yang ada dimanfaatkan untuk
batik dan Hand Print.
c. Sebagian besar dari proyek PMDM sesuai dengan surat keputusan ketua
Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) pusat No.
79/I/PMDM/1982 tanggal 8 Mei 1982 telah direalisasikan dan telah
beroperasi, kecuali untuk satu unit pabrik tenun Heigh Quality Fabric
(52)
d. Untuk lebih menjamin supply kain grey maka unit Heigh Quality yang
ditunda, diganti dengan satu unit pabrik tenun dengan kapasitas 260ATM
yang menghasilkan kain-kain sedang dari cotton, shantung maupun
blanded fabric yang sudah beroperasi.
Pada tahun 1985 dalam rangka mendapatkan nilai jenis produksi serta
memperluas maka peralatan produksi pabrik dilengkapi satu unit Rotary
Machine, danselesainya unit printing tersebut maka jenis komoditi bertambah
dengan printed fabric.
Pada tahun 1987 dengan makin meningkatnya kebutuhan serta
memperbesar peran ekspor, maka PT. Sri Rejeki Isman (Sritex) membuat
tambahan potensi dengan memasang dua unit Heat Setter sehingga kapasitas
produksi makin besar, untuk memperluas jenis produksi maka telah dirintis
perluasan unit pakaian jadi (garment) dengan kapasitas 100 mesin jahit dari
200 mesin jahit.
Pada tahun 1988 sampai dengan sekarang untuk lebih menjamin
kelangsungan hidup perusahaan maka dikandung maksud untuk melengkapi
pabrik dengan menambah unit finishing yaitu menambah dua unit mesin
printing dan mesin pre shringking serta menjadikan PT. Sri Rejeki Isman
(Sritex) menjadi industri textile yang integrated dengan menambah unit
pemintalan dengan kapasitas minimal 30.000 mata pintal.
Pada tahun 1990 diadakan perluasan lokasi menjadi 35 hektare dan juga
melakukan penambahan mesin baru serta departemen baru yaitu garment yang
(53)
tahun 1990 ini pabrik benar-benar integrated yaitu mulai dari pemintalan kapas
sampai menjadi pakaian jadi yaitu:
1. Proses Spinning
2. Proses Weaving
3. Proses Finishing dan printing
4. Proses Garment
Pada tahun 1991 pabrik memproduksi kain dengan jumlah mesin yang
lebih banyak, otomatis kain yang dihasilkan juga lebih banyak serta terjadi
perluasan departemen yaitu:
1. Departemen Spinning terdiri dari 3 unit
2. Departemen Weaving terdiri dari 4 unit
3. Departemen Finishing terdiri dari 3 unit
4. Departemen Garment terdiri dari 2 unit.
Dengan demikian perkembangan tersebut senantiasa diusahakan
semaksimal mungkin untuk dapat mencapai tujuan perusahaan. adapun tujuan
dari PT. Sritex Sukoharjo adalah:
1. Membantu pemerintah dalam membangun sektor non migas khususnya
dalam bidang pertextilan berupa penambahan devisa negara dari hasil ekspor
yang dilakukan.
2. Menjalankan perdagangan umum dalam arti seluas-luasnya termasuk
kegiatan ekspor impor.
3. Menciptakan lapangan kerja khususnya bagi masyarakat di sekitar lokasi
(54)
4. Memenuhi kebutuhan tekstil dan sandang bagi masyarakat, membantu
industri-industri kecil di bidang pertekstilan dengan menjadi bapak angkat.
B. Visi dan Misi Perusahaan
Visi dari PT. Sritex adalah menjadi mitra paling inovatif dalam menyediakan produk dan layanan paling berkualitas untuk keperluan militer
dan swasta.
Misi yang dimiliki oleh PT. Sritex adalah:
1. Menggunakan teknologi moderen yang mampu menghasilkan produk dan
layanan berkualitas tinggi untuk memenuhi berbagai kebutuhan klien.
2. Menjadi sebuah perusahaan yang berorientasi kepada keuntungan dan
pertumbuhan bagi para pemangku kepentingan.
3. Menciptakan lingkungan tenaga kerja yang kondusif dan efektif dengan
cara membangun budaya perusahaan yang selalu berusaha keras dalam
mengembangkan diri dan integritas yang bersinergi.
4. Memberikan kontribusi dalam pengembangan bidang ekonomi dan sosial
bagi masyarakat sekitar.
C. Tujuan Pendirian Perusahaan
Agar suatu perusahaan dapat berkembang, maka setiap pendirian
perusahaan (termasuk PT. Sritex) mempunyai tujuan, yaitu:
(55)
2. Menjalankan perdagangan nasional dan internasional dengan hasil
produksi tersebut
3. Memanfaatkan dan menyerap tenaga kerja yang tersedia
4. Meningkatkan pendapatan per kapita bagi daerah yang bersangkutan
D. Struktur Organisasi
Struktur organisasi merupakan kerangka yang menunjukkan segenap
tugas untuk mencapai tujan organisasi. Guna mencapai tujan yang ditetapkan
perusahaan, diperlukan struktur organisasi, karena hal tersebut dapat
membantu mengatur dan menggerakkan usaha-usaha perusahaan agar dapat
terkoordinasi sesuai dengan tujuan yang direncanakan.
Struktur organisasi dikatakan baik, bila dalam organisasi tersebut telah
melaksanakan pendelegasian wewenang dan kekuasaan, serta pembagian kerja
atau perumusan tugas yang jelas. Sebagai ilustrasi di PT. Sritex dipimpin oleh
Presiden Direktur yang memimpin perusahaan secara keseluruhan dan
bertanggung jawab penuh atas berhasilnya perusahaan dan mengawasi serta
mengkoordinasi semua departemen dalam melaksanakan tugasnya. Dalam
melaksanakan tugasnya, Presiden Direktur dibantu oleh Wakil Presiden
Direktur dan Direktur dari setiap departemen. Direktur tersebut terdiri dari
Direktur Keuangan, Direktur Personalia, Direktur Produksi dan Direktur
(56)
E. Tinjauan Sekilas Tentang Perusahaan
1. Tenaga Kerja
Menurut data jumlah tenaga kerjayang tercatat pada akhir bulan april 2013
diketahui jumlah karyawan total pada PT. Sri Rejeki Isman Textile (PT.
Sritex) Sukoharjo adalah 16.263 orang dengan spesifikasi sebagai berikut:
a. Tenaga kerja wanita 10.004 orang
b. Tenaga kerja pria 6.259 orang
Adapun kesepakatan peraturan kerja antara karyawan dan perusahaan
adalah sebagai berikut:
a. Hari kerja dan Waktu Kerja
1) 7 jam sehari dan 40 jam 1 minggu untuk 6 hari kerja
2) 8 jam sehari atau 48 jam seminggu
Tabel 2. Pembagian Waktu Shift
Waktu shift Jam kerja Waktu istirahat Shift pagi 06.00 – 14.00 Istirahat 1 jam
07.00 – 15.00
Shift siang 14.00 – 22.00 Istirahat 1 jam 15.00 – 23.00
Shift malam 22.00 – 06.00 Istirahat 1 jam 23.00 – 07.00
General shift 08.00 – 16.00 Istirahat 1 jam 07.00 – 15.00
b. Kerja Lembur
1) Bekerja yang dilakukan lebih dari 7 jam sehari atau 40 jam seminggu
(57)
c. Istirahat Mingguan dan Hari Libur
1) Diberikan 1 hari dalam seminggu setelah bekerja 6 hari berturut-turut
2) Untuk pekerja yang masuk pada hari libur/tanggal merah maka
dikenakan upah lembur sesuai ketentuan pemerintah.
d. Istirahat Tahunan
Diberikan kepada pekerja yang telah bekerja 12 bulan dengan lama
cuti selama 12 hari kerja.
e. Cuti Hamil
1) Diberikan untuk karyawati selama 1,5 bulan sebelum melahirkan dan
1,5 bulan setelah melahirkan.
2) Selama cuti hamil dibayar penuh upah bulanan.
f. Ijin Meninggalkan Perusahaan
Diberikan kepada pekerja apabila ada ijin/ tanda tangan dari pimpinan
departemen bersangkutan.
g. Sistem pengupahan
1) Upah berupa uang
2) Komponen upah
a. Upah pokok
b. Tunjangan tetap
c. Tunjangan tidak tetap (berupa tunjangan kehadiran dan
(58)
Tunjangan produksi berupa bonus yang besarnya
disesuaikan dengan jumlah yang disesuaikan dengan
jumlah yang dicapai produksi.
h. Pemutusan Hubungan kerja
Pemutusan hubungan kerja dapat dilakukan oleh pihak perusahaan
maupun pihak karyawan. Pemutusan hubungan kerja terjadi apabila:
1) Pekerja meninggal dunia
2) Karyawan/karyawati mengundurkan diri
3) Karyawan berusian lanjut
4) Pekerja telah habis masa kerjanya
5) Pekerja melanggar tata tertib perusahaan
2. Jaminan Sosial dan Fasilitas
PT. Sri Rejeki Isman Textile (PT. Sritex) Sukoharjo memberikan
jaminan sosial dan fasilitas kepada karyawannya meliputi:
a) Karyawan mendapatkan fasilitas kesehatan dan perawatan.
b) Bus antar jemput gratis.
c) Semua karyawan tetap PT. Sritex Sukoharjo diasuransikan pada
ASTEK/JAMSOSTEK.
d) Setiap tahun sekali PT. Sritex sukoharjo mengadakan rekreasi bersama
karyawannya.
e) Adanya sumbangan untuk pernikahan, khitanan, baptisan, kematian, dan
(59)
f) Jika target perusahaan tercapai karyawan akan mendapatkan bonus dari
perusahaan
3. Proses Produksi
Proses produksi yang terjadi di PT. Sritex Sukoharjo adalah
sebagai berikut:
1. Departemen Spining
Pada dasarnya proses produksi pada departemen spinning adalah
memintal kapas menjadi benang. Bahan bakunya adalah kapas yang di
impor dari Amerika Serikat, Pakistan, China, Afrika, dan Mesir. Hasil
dari departemen spinning adalah:
a) Combed Yarn, yaitu benang yang dibuat berdasarkan campuran
katun dan polyester.
b) Carded Yarn, yaitu benang katun 100% yang dibuat tanpa melalui
mesin combing.
2. Departemen Weaving
Departemen weaving ini terdiri dari empat bagian yaitu weaving I,
weaving II, weaving III, weaving IV. Proses produksi pada departemen weaving adalah menenun benang menjadi bahan dasar pembuatan tekstil,
yaitu kain grey. Sebagai bahan baku pada departemen weaving adalah
(60)
3. Departemen Dyeing
Merupakan departemen yang menghasilkan tekstil berwarna polos.
Sebagai bahan baku dari proses departemen dyeing ini adalah kain grey
yang diproduksi oleh departemen weaving.
4. Departemen Printing
Merupakan departemen yang menghasilkan tekstil berwarna dan
bercorak. Sebagai bahan baku dari departemen printing ini adalah kain
grey yang merupakan produk dari departemen weaving.
5. Departemen Garment
Merupakan departemen yang memproduksi kain menjadi pakaian
(61)
BAB V
ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
1. Karakteristik Responden
a. Karyawan
Responden yang diambil oleh peneliti berjumlah 30 orang, yang
terdiri dari pria dan wanita. Hasil yang diperoleh untuk jenis kelamin ini
dapat dilihat dalam Tabel 3. Pada tabel 3 dapat dilihat bahwa terdapat
12 responden pria dan 18 responden wanita.
Tabel 3. Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Jumlah responden %
Pria 12 40
Wanita 18 60
Total 30 100
Berdasarkan dari perhitungan peneliti terhadap jumlah responden
berdasarkan lama bekerja, dari responden berjumlah 30 orang, 14
orang atau 46,67% responden telah bekerja di PT. Sritex selama 2 tahun
(62)
Tabel 4. Data Responden Berdasarkan Lama Bekerja
Lama Bekerja Jumlah Responden %
< 2 tahun 9 30
2-3 tahun 14 46,67
3-5 tahun 7 23.33
> 5 tahun 0 0
Total 30 100
Sedangkan pengelompokan responden berdasarkan pendidikan,
karyawan PT. Sritex, dari 30 responden ada 16 responden atau 53,33%
yang pendidikan terakhirnya adalah S1. Hasil tersebut dapat dilihat
pada Tabel 5.
Tabel 5.Data Responden Berdasarkan Pendidikan
Pendidikan Jumlah Responden %
SLTA 5 16.67
Diploma 9 30
S1 16 53.33
S2 0 0
Total 30 100
Pada tabel 6 akan ditampilkan responden yang pernah dan belum
pernah mendapatkan manfaat tanggung jawab sosial perusahaan. Dari
30 responden terdapat 18 responden atau 60% pernah mendapatkan
manfaat dari program CSR PT. Sritex dan 12 responden atau 40%
(63)
Tabel 6. Data Responden Berkaitan Dengan Manfaat Program CSR PT. Sritex
Pernyataan Jumlah Responden %
Ya 18 60
Tidak 12 40
Total 30 100
Di bawah ini adalah pengelompokan responden berdasarkan
besar gaji yang diterima. Berdasarkan besar gaji yang diterima oleh
karyawan PT. Sritex, rata-rata gaji yang diterima per bulan antara
Rp1.000.000,00 – Rp1.500.000,00.
Tabel 7. Data Responden Berdasarkan Besar Gaji Besar Gaji Jumla
h Respon
den
%
<Rp1.000.000,00 3 10
Rp1.000.000,00 – Rp1.500.000,00
19 63.33
Rp1.500.000,00 – Rp2.000.000,00
8 26.67
Rp2.000.000,00 – Rp3.000.000,00
0 0
>Rp3.000.000,00 0 0
Total 30 100
b. Penerima program CSR PT. Sritex
Responden yang diambil oleh peneliti berjumlah 30 orang,
yang terdiri dari pria dan wanita. Hasil yang diperoleh untuk jenis
kelamin ini dapat dilihat dalam Tabel 8 bahwa terdapat 8
(64)
Tabel 8. Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Jumlah responden %
Pria 8 26.67
Wanita 22 73.33
Total 30 100
Berdasarkan dari perhitungan peneliti terhadap jumlah responden
berdasarkan jenis pekerjaan, dari responden berjumlah 30 orang 14
orang atau 46,67% adalah bekerja sebagai pegawai swasta. Hasil
tersebut dapat dilihat pada tabel 9.
Tabel 9. Data Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan
Pekerjaan Jumlah Responden %
Pegawai negri 1 3.33
Profesional 0 0
Pelajar 10 33.33
Pegawai swasta 14 46.67
Wiraswasta 5 16.67
Lain-lain 0 0
Total 30 100
Sedangkan pengelompokan responden berdasarkan pendidikan,
karyawan PT. Sritex, dari 30 responden ada 14 responden atau 46.67%
yang pendidikan terakhirnya adalah S1. Hasil tersebut dapat dilihat
pada Tabel 9.
Tabel 10.Data Responden Berdasarkan Pendidikan Pendidikan Jumlah Responden %
SLTA 7 23.33
Diploma 9 30
S1 14 46.67
S2 0 0
(65)
B. Analisa Data dan Pembahasan
1. Untuk menjawab rumusan masalah yang pertama pada penelitian ini,
dilakukan beberapa langkah-langkah yaitu:
a. Melakukan perhitungan secara manual untuk menghitung besarnya
indeks pengungkapan CSR.
Ada 6 tema yang akan diungkapkan penerapan program
CSRnya yaitu: tema lingkungan, tema kesehatan dan keselamatan
kerja, tema lain-lain tentang tenaga kerja, tema energi, tema mutu
produk, tema keterlibatan perusahaan dalam masyarakat dan
mengenai hal-hal umum sesuai dengan checklist dari Hackston,
dan Milne, 1996. Untuk mengetahui indeks CSR PT. Sritex maka
dapat dihitung dengan indeks CSR dengan Checklist dari
Hackston, dan Milne, 1996.
Indeks CSR = Jumlah item yang diungkapkan perusahaan
Total item menurut checlistHacston dan Milne
= 71
80
= 0.88
Hasil perhitungan Indeks CSR dengan mengacu checklist dari
Hackston, dan Milne menunjukkan bahwa secara umum indeks CSR yang
(66)
b. Sustainable development program CSR PT. Sritex yang sudah
direncanakan dan sudah berjalan adalah sebagai berikut
1. Tema Lingkungan
Pada tema lingkungan ini perusahaan selalu berusaha untuk
menjaga ekosistem yang ada dan mendapat hubungan timbal
balik antara perusahaan dengan lingkungan sekitar dengan
kegiatan riil sebagai berikut:
a. Kebersihandan pengerukan kotoran pada drainase saluran
depan dan samping PT. Sritex yang dilakukan secara berkala
yaitu 4 (empat) bulan sekali. Program ini bertujuan untuk
menghindari lingkungan yang tercemar, jentik nyamuk dan
menjaga aliran air supaya tetap lancar.
b. Penghijauan dan penanaman pohon di sekitar pabrik untuk
mempertahankan manfaat pengelolaan sumber daya alam dan
lingkungan yang mempunyai dampak manfaat jangka
panjang ataupun lestari antar generasi.
c. Memberikan penyuluhan tentang “Bagaimana mengelola
lingkungan hidup “ sesuai dengan kondisi yang ada di sekitar
masyarakat tersebut. Kegiatan ini dilakukan secara rutin yaitu
setiap 2 (dua) bulan sekali.
d. Melakukan fogging atau penyemprotan anti nyamuk demam
(1)
Re sp on de n Pernyataan A 1 A 2 A 3 A 4
A5 B 1 B 2 B 3 B 4 B 5 B 6 B 7 B 8 B 9 B 1 0 B 11 B1 2 B 1 3 B 1 4
19 3 3 3 3 A2 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 20 2 3 2 2 A2 3 3 3 4 4 3 3 3 2 2 3 4 4 3 21 2 3 3 3 A3 3 2 3 2 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 22 3 3 3 3 A3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 23 2 3 3 2 A2 3 3 3 3 3 3 4 3 4 2 3 2 3 3 24 3 3 3 3 A1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 25 2 3 3 3 A4 3 2 3 2 3 3 2 3 2 3 2 3 2 3 26 3 3 3 3 A3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 27 2 2 2 2 A2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 28 3 3 3 4 A2 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 29 4 3 4 3 A3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 3 3 30 3 3 3 3 A3 1 2 3 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 3 Tot
al 8 7
91 9 1 8 6 8 2 8 5 8 7 8 4 9 2 8 5 8 4 8 1 8 4 7 9
85 85 8 3
8 6
(2)
Lampiran 5. Tabel Data Skor Kuesioner Persepsi Penerima Program CSR yang dilakukan oleh PT. Sritex
Butir Pernyataan Respo
nden
A1 A2 A3 A4 A5 B1 B2 B3 B4 B5 B6 B7 B8 B9 B10 B1 1
B1 2
1 3 3 3 3 A2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
2 3 3 3 3 A2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 A2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
4 3 3 3 2 A2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
5 3 3 3 2 A2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3
6 3 3 4 2 A2 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3
7 3 3 4 3 A3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3
8 3 3 3 3 A3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3
9 4 3 3 3 A2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3
10 3 3 3 3 A3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3
11 3 3 3 2 A1 2 2 3 2 3 2 3 3 3 2 3 2
12 3 3 3 3 A2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
13 3 3 3 3 A2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3
14 3 3 3 3 A1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
15 3 3 3 3 A1 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2
16 3 3 3 3 A3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
(3)
Respo nden
Pernyataan
A1 A2 A3 A4 A5 B1 B2 B3 B4 B5 B6 B7 B8 B9 B10 B11 B 1 2
18 3 3 2 2 A2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
19 3 3 3 2 A2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
20 3 3 3 3 A3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
21 2 2 3 2 A1 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3
22 3 2 3 2 A3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
23 3 2 3 2 A3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
24 3 3 3 3 A2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
25 3 2 3 2 A3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
26 3 2 3 2 A3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
27 2 2 2 2 A1 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2
28 3 3 3 3 A2 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3
29 2 3 3 2 A3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
30 3 3 2 2 A1 2 3 3 3 3 3 2 3 3 2 2 3
Total 88 84 89 76 87 87 89 88 88 86 87 88 90 84 91 8
(4)
Lampiran 6. PEDOMAN WAWANCARA MENDALAM PIHAK INTERNAL PT.SRITEX
Hari/tanggal wawancara :
Lokasi wawancara :
Nama dan umur responden :
Jabatan :
Pertanyaan penelitian
1. Apa yang menjadi Visi dan Misi perusahaan?
2. Kapan perusahaan ini mulai melaksanakan program CSR? Bagaimana sejarahnya?
3. Bagaimana posisi struktural CSR dalam perusahaan? terdiri dari berapa orang bagian CSR? Mengapa?
4. Bagaimana dan kebijakan perusahaan terhadap CSR?
5. Berapa persen dana yang diaolkasikan perusahaan untuk menjalankan program CSR? Berasal darimana dana untuk melaksanakan program CSR perusahaan? mengapa?
6. Bagaimana mekanisme pelaksanaan program CSR di PT. Sritex?
7. Apa saja yang menjadi pertimbangan perusahaan dalam merencanakan program CSR? Mengapa?
8. Program CSR yang dilakukan oleh perusahaan dititik beratkan pada aspek apa? Mengapa demikian?
9. Apa program CSR yang menjadi prioritas perusahaan? mengapa?
10. Apakah ada pihak yang membantu perusahaan dalam menjalankan program CSR? Siapa? Dalam bentuk apa?
11. Apakah ada manfaat yang dirasakan perusahaan dengan menjalankan program CSR? Jelaskan?
12. Kapan evaluasi program CSR dilakukan? Apa saja yang dibahas dalam evaluasi? 13. Apakah masyarakat dilibatkan dalam evaluasi program CSR perusahaan?
Bagaimana peran masyrakat dalam evaluasi program CSR perusahaan?
14. Apa tolok ukur keberhasilan CSR yang dilakukan oleh perusahaan? Mengapa? 15. Apa saja yang menjadi kendala perusahaan dalam menjalankan program CSR?
Bagaimana mengatasinya?
16. Apa dampak program CSR yang dilakukan bagi masyarakat menurut analisa perusahaan?
17. Apa saja yang menjadi kriteria untuk penerima program CSR perusahaan? 18. Adakah tim khusus yang melaksanakan program CSR? Siapa?
(5)
džiii
ABSTRAK
EVALUASI IMPLEMENTASI KONSEP SUSTAINABLE DEVELOPMENT DALAM PROGRAM Corporate Social Responsibility (CSR) PERUSAHAAN
TEKSTIL
(Studi Kasus Pada PT. SRITEX Sukoharjo) Reza Bambang Hermanto
NIM : 082114091 Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2013
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi apakah implementasi program Corporate Social Responsibility (CSR) di PT. Sritex sudah sesuai dengan konsep sustainable devevelopment. Latar belakang penelitian ini adalah pentingnya perusahaan melaksanakan program CSR yang berkelanjutan.
Jenis penelitian ini adalah studi kasus pada PT. Sritex Sukoharjo. Data diperoleh melalui dokumentasi, wawancara dan kuesioner. Wawancara digunakan untuk memperoleh gambaran umum CSR perusahaan dan jawaban responden mengenai implementasi CSR secara lebih mendalam. Sedangkan kuesioner digunakan untuk mengetahui persepsi penerima program CSR . Teknik analisis data yang digunakan adalah deskriptif kualitatif.
Hasil penelitian ini menunjukkan indeks CSR PT. Sritex sebesar 0,88. Menurut indeks Hackston dan Milne hasil tersebut adalah tinggi. Secara umum program CSR yang dilaksanakan perusahaan sudah sesuai dengan konsep sustainable development.
(6)
xŝǀ
ABSTRACT
EVALUATION OF SUSTAINABLE DEVELOPMENT CONCEPT IN THE CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) PROGRAM
IMPLEMENTED IN A TEXTILE COMPANY (A Case Study on PT. SRITEX Sukoharjo)
Reza Bambang Hermanto NIM : 082114091 Sanata Dharma University
Yogyakarta 2013
The aim of this research is to evaluate whether the Corporate Social Responsibilty (CSR) program implemented in PT. Sritex in accordance with sustainable development concept. The background of this research is the importance of companies implementing sustainable CSR program.
Type of this research is a case study on PT. Sritex Sukoharjo. The data were collected by documentation, interview, and questionnaire. Overview of the
company’s CSR programs and respondents’ comments regarding implementation of
CSR were collected through interview. The questionnaire was employed to obtain
respondents’ perception of the CSR program. The data analysis technique was
qualitative descriptive method.
The result showed that CSR’s Index at PT. Sritex was 0.88. It means that the index is high. In general, CSR program implemented in this company was in accordance with sustainable development concept.