Pengaruh Pelaksanaan Bauran Eceran Mal Paris Van Java Terhadap Motif Belanja (Studi Kasus Pada Mahasiswa/i Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Maranatha.
ABSTRAK
Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang telah membuat gerai gerai tradisional sebagai tempat berbelanja yang paling cocok. Tapi beberapa tahun terakhir ini kehadiran gerai modern juga telah mendapat perhatian masyarakat Indonesia, khususnya mal yang memberi nilai tambah lain yaitu berupa hiburan dan kenyamanan berbelanja. Salah satunya adalah Mal Paris Van Java yang memiliki konsep one stop shopping sehingga pengunjung akan mendapat kemudahan dengan tersedianya beraneka ragam gerai. Pihak manajemen telah mengelola bauran eceran Mal Paris Van Java sedemikian rupa sehingga diharapkan dapat menarik kedatangan pengunjung dalam jumlah besar. Bauran eceran yang dilaksanakan oleh Mal Paris Van Java terdiri dari lokasi keberadaan mal, keragaman produk yang ditawarkan, penetapan harga, pelaksanaan program promosi, perancangan desain gedung, dan fasilitas pelayanan. Mal Paris Van Java yang terletak di Jalan Sukajadi tidak terlalu jauh dengan Universitas Kristen Maranatha yang terletak di Jalan Prof. Drg. Suria Sumantri, dengan tersedianya banyak sarana transportasi menuju Mal Paris Van Java memungkinkan para mahasiswa/i Universitas Kristen Maranatha untuk menjadikan Mal Paris Van Java sebagai salah satu alternatif tempat untuk berbelanja atau sekedar berjalan – jalan.
Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif. Pengumpulan data diperoleh dari data primer dan sekunder. Data primer berupa hasil kuesioner yang disebarkan kepada 100 orang mahasiswa/i Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Maranatha, sedangkan data sekunder diperoleh melalui Tata Usaha Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Maranatha, internet, majalah, dan buku mengenai ritel. Metode yang digunakan untuk mengolah data adalah analisis uji validitas dan reliabilitas, analisis regresi berganda, dan analisis korelasi Pearson.
Dari enam karakteristik yang dimiliki oleh bauran eceran maka didapatkan dua karakteristik yang memiliki pengaruh kuat terhadap motif belanja yaitu karakteristik harga dan promosi. Berdasarkan datadata yang telah diolah, maka didapatkan suatu persamaan regresi yaitu Y = 0,471+0,167X1+0,313X2 0,028X3+0,241X4+0,158X50,039X6.
Secara keseluruhan bauran eceran mempengaruhi motif belanja sebesar 32,8%, sedangkan sisanya sebesar 67,2% dipengaruhi oleh faktorfaktor lain. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh antara pelaksanaan bauran eceran Mal Paris Van Java terhadap motif belanja konsumen, khususnya mahasiswa/i Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Maranatha.
(2)
DAFTAR ISI
ABSTRAK...i
KATA PENGANTAR...ii
DAFTAR ISI ...iv
DAFTAR TABEL...vii
DAFTAR GAMBAR...viii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian….………...1
1.2 Identifikasi Masalah…....………..…...2
1.3 Tujuan Penelitian………...2
1.4 Kegunaan Penelitian………...2
1.5 Kerangka Pemikiran………...2
1.6 Metode Penelitian. ……….……...……..7
1.6.1 Metode yang Digunakan...7
1.6.2 Jenis dan Sumber Data...8
1.6.3 Variabel Operasional...8
1.6.4 Metode Pengambilan Sampel...11
1.6.5 Metode Pengumpulan Data...11
1.6.6 Teknik Pengolahan Data...12
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Eceran ...………...15
(3)
2.1.1 Pengertian Pengecer...………...16
2.1.2 Bauran Eceran………...………...17
2.1.3 Jenis Usaha Eceran ... …………...19
2.2 Pusat Perbelanjaan…...………...20
2.3 Perilaku Konsumen...23
2.3.1 Pengertian Perilaku Konsumen...23
2.3.2 Proses Belanja Pelanggan...23
2.3.3 Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Belanja...25
2.4 Motif Belanja...27
BAB III OBJEK PENELITIAN 3.1 Berdirinya Perusahaan...28
3.2 Lokasi...29
3.3 Desain Bangunan...29
3.4 Keragaman Produk...29
3.5 Harga...32
3.6 Layanan Konsumen...32
3.7 Promosi...32
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil Responden...33
4.2 Analisis Validitas dan Reliabilitas...35
4.2.1 Analisis Validitas...36
(4)
4.3 Tanggapan Responden Terhadap Pelaksanaan Bauran Eceran Mal PVJ...38 4.4 Perhitungan Pengaruh Bauran Eceran Terhadap Motif
Belanja...45
4.5 Pembahasan………..…..48
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan………..….……...50
5.2 Saran………...………....50
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
(5)
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Variabel Operasional 9
Tabel 1.2 Pemberian Bobot Menurut Likert 12
Tabel 4.1 Jenis Kelamin Responden 33
Tabel 4.2 Usia Responden 34
Tabel 4.3 Pendapatan/Uang saku per bulan 34
Tabel 4.4 Jurusan Responden 35
Tabel 4.5 Frekuensi Kunjungan Responden 35
Tabel 4.6 Hasil Uji Validitas 36
Tabel 4.7 Tanggapan Responden Mengenai Variabel Lokasi 38 Tabel 4.8 Tanggapan Responden Mengenai Variabel Promosi 39 Tabel 4.9 Tanggapan Responden Mengenai Variabel Keragaman Produk 40 Tabel 4.10 Tanggapan Responden Mengenai Variabel Harga 41 Tabel 4.11 Tanggapan Responden Mengenai Variabel Atmosfer 42 Tabel 4.12 Tanggapan Responden Mengenai Variabel Pelayanan 43
Tabel 4.13 Tanggapan Responden Mengenai Motif Belanja 44
Tabel 4.14 Analisis Regresi Berganda 45
Tabel 4.15 Anova 46
Tabel 4.16 Analisis Koefisien Korelasi 47
(6)
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 ElemenElemen dalam Bauran Eceran ...4 Gambar 1.2 Model Perilaku Pembeli...5 Gambar 2.1 ElemenElemen dalam Bauran Eceran...17
(7)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Aktivitas pemasaran bermula dari pengamatan kebutuhan konsumen. Sebuah cara menganalisis kebutuhan mereka adalah dengan mencari tahu mengapa orang membeli barang dan jasa. Kebutuhan mereka amat bervariasi dari yang sederhana seperti makan, minum, pakaian, tempat tinggal, transportasi, telekomunikasi, dan lain – lain, termasuk hiburan. Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang telah membuat gerai gerai tradisional sebagai tempat berbelanja yang paling cocok. Tapi beberapa tahun terakhir ini kehadiran gerai modern juga telah mendapat perhatian masyarakat Indonesia, khususnya mal yang memberi nilai tambah lain yaitu berupa hiburan dan kenyamanan berbelanja. Hal ini ditandai dengan gerai bermain, restoran yang beragam, bank atau anjungan tunai mandiri (ATM), ruang publik indoor yang lebih luas dan menyenangkan, serta area parkir yang luas. Data dari AC Nielsen menunjukkan informasi bahwa di Indonesia sudah terdapat 5.079 gerai modern, sedangkan gerai tradisional sebanyak 1.745.589 gerai (Bisnis Indonesia, 20 Agustus 2004).
Paris Van Java (PVJ) merupakan mal di kota Bandung yang keberadaannya tergolong baru dibandingkan mal yang sudah ada sebelumnya seperti Bandung Indah Plaza (BIP), Istana Plaza (IP) dan Cihampelas Walk (Ciwalk). Masing masing mal sama – sama berada di lokasi yang strategis dan padat arus lalu lintas kendaraan maupun orang, tetapi tetap saja mal tersebut harus bersaing satu sama lain untuk mendapatkan perhatian pengunjung yang banyak. Mal Paris Van Java yang terletak di Jalan Sukajadi tidak terlalu jauh dengan Universitas Kristen Maranatha yang terletak di Jalan Prof. Drg. Suria Sumantri, dengan tersedianya banyak sarana transportasi menuju Mal Paris Van Java memungkinkan para mahasiswa/i Universitas Kristen Maranatha untuk menjadikan Mal Paris Van Java sebagai salah satu alternatif tempat untuk berbelanja atau sekedar berjalan – jalan.
(8)
Atas dasar tersebut, penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian dan mengangkat topik ”Pengaruh Pelaksanaan Bauran Eceran Mal Paris Van Java Terhadap Motif Belanja (Studi Kasus Pada Mahasiswa/i Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Maranatha)”.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis mengidentifikasi masalah yang akan diteliti, sebagai berikut :
1. Seberapa besar pengaruh pelaksanaan bauran eceran Mal Paris Van Java terhadap motif belanja konsumen, khususnya pada mahasiswa/i Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Maranatha.
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah :
1. Untuk menguji besar pengaruh pelaksanaan bauran eceran Mal Paris Van Java terhadap motif belanja konsumen.
1.4 Kegunaan Penelitian
Dengan melakukan penelitian ini, penulis mengharapkan agar hasil penelitian ini dapat berguna bagi :
1. Mal Paris Van Java serta mal lainnya sebagai bahan masukan dalam menetapkan strategi bauran ecerannya.
2. Pihak – pihak lain, sebagai informasi tambahan untuk penelitian lebih lanjut.
1.5 Kerangka Pemikiran
Perdagangan eceran didefinisikan oleh Hendri Ma’ruf (2005:5) sebagai kegiatan usaha menjual barang atau jasa kepada perorangan untuk keperluan diri sendiri, keluarga, atau rumah tangga. Mal merupakan salah satu bentuk usaha eceran yang modern. Arti modern di sini adalah penataan barang menurut keperluan yang sama dikelompokkan di bagian yang sama yang dapat dilihat dan diambil langsung oleh pembeli, penggunaan alat pendingin udara, dan adanya
(9)
pramuniaga profesional (Hendri Ma’ruf, 2005:73). Mal merupakan suatu tempat berkumpulnya para peritel yang menjual aneka barang dan jasa yang dibutuhkan pribadi dan rumah tangga. Mal sebagai pusat belanja merupakan salah satu bentuk dari usaha eceran yang didefinisikan oleh Dunne dan Lusch (2005:217) ”A shopping center, or mall, is a centrally owned and / or managed shopping district that is planned, has balanced tenancy (the stores complement each other in merchandise offerings), and is surrounded by parking facilities”.
Untuk mendapatkan tingkat kunjungan yang tinggi, mal harus mengelola komposisi yang tepat dari bauran pemasaran ritelnya. Bauran eceran (retail mix) menurut Levy dan Weitz (2004:23) “The retail mix is the combination of factors retailers use to satisfy customer needs and influence their purchase decisions”.
Elemen – elemen tersebut terdiri dari (Levy dan Weitz, 2004:23) :
1. Costumer service yang merupakan tingkat pelayanan yang diberikan oleh pengecer kepada konsumen.
2. Store design and display yang berkaitan dengan tata letak dan desain bangunan.
3. Advertising and promotion yang mencakup desain iklan dan promosi produk – produk yang disediakan oleh perusahaan.
4. Location yang merupakan tempat di mana pengecer menjalankan usahanya. 5. Merchandise pricing yang merupakan kebijakan harga yang ditetapkan
pengecer kepada konsumennya.
6. Merchandise assortment merupakan ragam produk yang ditawarkan oleh pengecer .
(10)
Gambar 1.1
Elemen – Elemen dalam Bauran Eceran
Sumber : Michael Levy and Barton A. Weitz, Retailing Management, Fifth edition, New York:McGrawHill, 2004, p23.
Kombinasi faktor – faktor ini digunakan oleh pengecer tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen, tetapi juga sebagai alat untuk mempengaruhi perilaku konsumen dalam memilih tempat berbelanja. Menurut Roger, Paul dan James Engel (2001:6) ”Consumer behavior is defined as activities people undertake when obtaining, consuming, and disposing of products and services”. Menurut Schiffman dan Kanuk (2004:8) “Consumer behavior is defined as the behavior that consumers display in searching for, purchasing, using, evaluating and disposing of products and services that they expect will satisfy their needs”. Berdasarkan kedua definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa perilaku konsumen merupakan suatu interaksi antara pengaruh dan perilaku konsumen dalam proses pencarian, pembelian dan pengevaluasian dari barang dan jasa yang mereka perkirakan dapat memuaskan kebutuhan mereka.
RETAIL STRATEGY
Customer Service Store Design
and Display
Pricing Advertising
&Promotion
Merchandise Assortment
(11)
Perilaku konsumen dipengaruhi oleh berbagai hal seperti di gambar 1.2 Model Perilaku Pembeli. Product, price, place, dan promotion dapat dibuat dan dikendalikan sedemikian rupa oleh pemasar, sedangkan economic, technological, political, dan cultural berada di luar kendali pemasar, tetapi kedua bagian tersebut samasama dapat mempengaruhi perilaku pembeli.
Gambar 1.2 Model Perilaku Pembeli
Sumber : Phillip Kotler and Gary Armstrong, Principles of Marketing, Prentice Hall, 2001, p112.
Sebelum konsumen sampai pada tahap menentukan keputusannya untuk memilih tempat berbelanja, ada beberapa tahap yang dilalui. Menurut Roger, Paul dan James Engel (2001:71) tahap tersebut terdiri dari:
1. Need recognition.
Setiap individu seringkali memiliki kebutuhan yang tidak disadari, untuk memunculkannya dibutuhkan faktor – faktor baik dari dalam diri seseorang maupun dari lingkungan luar seseorang. Setelah konsumen termotivasi oleh stimulus tertentu, konsumen menyadari adanya suatu masalah.
2. Search for information.
Setelah konsumen mengidentifikasi adanya masalah, mereka memulai proses pencarian informasi yang dibutuhkan mengenai tempat belanja yang dapat mengatasi masalahnya. Marketing&other stimuli Marketing Other Product Price Place Promotion Economic Technological Political Cultural Buyer’s Black box Buyer
Characteristic Decision Buyer Process Buyer responses Product choice Brand choice Dealer choice Purchase timing Purchase amount
(12)
3. Prepurchase evaluation of alternatives.
Pada tahap ini, konsumen menbandingkan pilihan – pilihan yang tersedia untuk menyelesaikan masalah yang ada.
4. Purchase.
Pada tahap evaluasi, konsumen membentuk preferensi diantara berbagai alternatif produk yang ada, lalu memilih dan membeli sebuah alternatif produk.
5. Consumption.
Konsumen menggunakan, memakai, mengkonsumsi produk untuk memuaskan atau memenuhi kebutuhannya.
6. Postconsumption evaluation.
Mengevaluasi atau menilai kinerja produk yang telah dikonsumsi untuk diketahui apakah produk sudah berhasil mengatasi masalah ataukah perlu dipilih alternatif yang lain.
Konsumen seringkali mengunjungi tempat belanja tanpa disertai rencana mengenai produk yang akan dibeli. Setiap konsumen memiliki alasan yang berbedabeda dalam mengunjungi tempat belanja. Pihak toko berusaha untuk mengetahui motif dari konsumen untuk berbelanja. Menurut Jagdish N. Sheth dan Banwari Mittal (2004:G9) ”Shopping motives is the reason customers have for visiting stores”.
Beberapa motif belanja yang dikemukakan oleh Jagdish N. Sheth dan Banwari Mittal (2004:414415) terdiri atas:
1. Recreation.
Mengunjungi pusat perbelanjaan bisa menjadi acara yang menyenangkan. Banyak pertokoan yang mendesain ruangannya sedemikian rupa untuk memberikan pengalaman berbelanja tak terlupakan. Banyak konsumen mengunjungi pusat perbelanjaan sebagai rekreasi ketika tidak ada yang dapat mereka lakukan di rumah.
(13)
Mengunjungi pusat perbelanjaan juga mendapat kesempatan untuk berinteraksi dengan banyak orang, baik orang yang sudah dikenal maupun yang belum dikenal.
3. Seeking status.
Karyawan toko memperlakukan konsumen dengan sopan, ramah, dan memberikan bantuan yang diperlukan.
4. Self gratification.
Dalam motif ini, konsumen harus melakukan tindakan pembelian karena tujuannya adalah untuk memuaskan kebutuhan konsumen yang bersangkutan.
5. Information.
Dengan mengunjungi pusat perbelanjaan, konsumen dapat memperoleh informasi mengenai perkembangan gaya hidup terbaru.
Motif – motif belanja tersebut dapat dijadikan sebagai pedoman bagi Mal Paris Van Java untuk menentukan elemen bauran ecerannya sehingga dapat mempengaruhi konsumen dalam mengambil keputusan untuk memilih mal sebagai tempat mereka berbelanja.
1.6 Metode Penelitian
Metode penelitian berisi penjelasan mengenai penelitian yang dilakukan, mulai dari pengumpulan data hingga pengolahan data.
1.6.1 Metode yang Digunakan
Dalam melaksanakan penelitian ini, penulis menggunakan metode deskriptif. Menurut Gay (1976), metode deskriptif bertujuan untuk menjawab pertanyaan yang menyangkut sesuatu pada saat proses riset sedang berlangsung.
Adapun penelitian deskriptif ini dilakukan melalui pendekatan survey, untuk mengukur gejala – gejala yang ada tanpa melakukan penyelidikan dan mengetahui mengapa gejala – gejala tersebut muncul.
(14)
1.6.2 Jenis dan Sumber Data
Menurut Husein Umar (1999:43), data primer merupakan data yang didapat dari sumber pertama, baik individu atau perorangan seperti hasil dari wawancara atau hasil pengisian kuesioner yang biasa dilakukan oleh peneliti. Data primer diperoleh penulis melalui penyebaran kuesioner kepada mahasiswa/i Fakultas Ekonomi Maranatha.
Menurut Uma Sekaran (2006:60), data sekunder merupakan data yang mengacu pada informasi yang dikumpulkan dari sumber yang telah ada. Data sekunder ini diperoleh penulis melalui Tata Usaha Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Maranatha, internet, majalah, dan bukubuku mengenai ritel.
1.6.3 Variabel Operasional
Variabel independen (X) dalam penelitian ini adalah bauran eceran yang dalam pelaksanakannya meliputi enam sub variabel, yaitu location, pricing, merchandise assortment, advertising&promotion, atmosphere, dan customer service. Variabel dependen (Y) dalam penelitian ini adalah motif belanja.
(15)
Tabel 1.1 Variabel Operasional
Variabel Definisi Variabel
Sub
Variabel Indikator Ukuran Skala
Variabel Independen : Bauran Eceran Kombinasi berbagai faktor yang digunakan pengecer untuk me menuhi kebutuhan konsumen dan mem pengaruhi keputusan pembelian konsumen
Lokasi 1. Lokasi mudah dijangkau Kesetujuan Ordinal 2. Tempat parkir luas Kesetujuan Ordinal 3. Tempat parkir aman Kesetujuan Ordinal 4. Lalu lintas di sekitar lokasi
tidak macet Kesetujuan Ordinal 5. Banyak sarana transportasi
menuju lokasi Kesetujuan Ordinal Keragaman 1. Ragam produk yang di
sediakan lengkap
Kesetujuan Ordinal Produk
2. Produk berkualitas baik Kesetujuan Ordinal 3. Produk yang dibutuhkan Kesetujuan Ordinal
tersedia
Harga 1. Harga produk relatif stabil Kesetujuan Ordinal
2.Harga sesuai dengan kualitas
produk Kesetujuan Ordinal 3. Harga produk terjangkau Kesetujuan Ordinal Promosi 1. Pemasangan papan nama Kesetujuan Ordinal
diatas gedung mudah dilihat dan dibaca
2. Menyelenggarakan event Kesetujuan Ordinal 3. Bekerjasama dengan Bank
tertentu untuk membuat program diskon
Atmosfer 1.Jumlah eskalator cukup Kesetujuan Ordinal 2. Lokasi tempat parkir
nyaman Kesetujuan Ordinal 3. Interior mal menarik Kesetujuan Ordinal 4. Papan petunjuk menolong
(16)
kebutuhan Anda
5. Eksterior mal menarik Kesetujuan Ordinal 6. Kebersihan area
perbelanjaan Kesetujuan Ordinal
Pelayanan
1. Petugas keamanan ramah
dan mudah ditemukan Kesetujuan Ordinal 2. Toilet bersih dan mudah
ditemukan Kesetujuan Ordinal 3. Karyawan sopan dan ramah
dalam melayani Kesetujuan Ordinal 4. Petugas parkir ramah dan
mudah ditemukan Kesetujuan Ordinal 5. Tersedia ATM Kesetujuan Ordinal Variabel Dependen : Motif Belanja Alasan seorang konsumen melakukan aktivitas belanja 1. Tidak ada kegiatan di
rumah Kesetujuan Ordinal 2. Mendapat pengalaman
belanja yang tak terlupakan Kesetujuan Ordinal 3. Sebagai tempat berkumpul
dengan teman Kesetujuan Ordinal 4. Sebagai tempat mendapat
kenalan baru Kesetujuan Ordinal 5. Ingin mengetahui model
busana terbaru. Kesetujuan Ordinal 6. Ingin mengetahui barang
baru yang dijual Kesetujuan Ordinal 7. Ingin mencari dan memilih
produk yang dibutuhkan Kesetujuan Ordinal 8. Ingin membeli produk yang
dibutuhkan Kesetujuan Ordinal 9. Ingin dilayani oleh
pramuniaga dalam proses belanja
Kesetujuan Ordinal
10.Ingin mendapatkan
(17)
1.6.4 Metode Pengambilan Sampel
Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik simple random sampling, yaitu pengambilan sampel yang secara acak dengan sampel penelitian yang meliputi sejumlah elemen (responden), dan untuk menentukan ukuran sampel dari suatu populasi dapat digunakan rumusSlovin :
2 ) ( 1 N e
N n
+
= ………..(1)
dimana:
n = ukuran sampel
N = Ukuran populasi (jumlah populasi Mahasiswa/i Fakultas Ekonomi Maranatha yang berjumlah 4110 orang).
e = Persen kelonggaran ketidaktelitian (error), karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir atau digunakan. Maka : 2 ) 1 , 0 ( 4110 1 4110 + = n 6247 , 97 = n
Berdasarkan perhitungan di atas, dengan tingkat error 10%, maka sampel minimal yang harus diambil adalah 98 orang, dan penulis mengambil sampel sebanyak 100 orang.
1.6.5 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan adalah :
1 Studi kepustakaan, yaitu membaca dan mempelajari buku – buku yang berhubungan dengan masalah yang dibahas dalam penulisan skripsi.
2 Studi lapangan, yaitu dengan cara :
(18)
a) Kuesioner
Mengajukan pertanyaan yang sudah dipersiapkan terlebih dahulu kepada mahasiswa/i Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Maranatha.
b) Observasi
Melakukan pengamatan secara langsung di Mal Paris Van Java.
1.6.6 Teknik Pengolahan Data
Menurut sifatnya, data yang diperoleh dapat dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu :
1. Data kualitatif, adalah data yang dinyatakan dalam bentuk kata, kalimat dan gambar.
2. Data kuantitatif, adalah data yang berbentuk angka atau data kualitatif yang diangkakan.
Data yang telah terkumpul kemudian diproses dan dianalisis. Analisis data dilakukan secara kuantitatif menggunakan statistik. Penulis mengumpulkan data dan mengolah data yang diperoleh dari kuesioner dengan cara memberikan bobot penilaian dari setiap pernyataan berdasarkan skala Likert, setiap alternatif jawaban diberi bobot antara 1 sampai dengan 5.
Tabel 1.2
Pemberian Bobot Menurut Likert
Jawaban Pernyataan Positif Pernyataan Negatif
Sangat Setuju 5 1
Setuju 4 2
Ragu ragu 3 3
Tidak Setuju 2 4
Sangat Tidak
Setuju 1 5
(19)
1. Analisis Regresi Berganda (Multiple Regretion).
Analisis Regresi Berganda digunakan untuk mengukur tingkat hubungan diantara dua atau lebih variabel. Terdapat dua variabel utama didalamnya yaitu Y yang adalah variabel terikat (dependen) dan X yang adalah variabel bebas (independent). Dalam variabel bebas terdapat sub variabel yang merupakan bagian yang mempengaruhi variabel tersebut. Rumus dari regresi berganda adalah:
Y= a + b1X1 + b2X2 +………..b6X6 ………(2)
Dimana: Y = Motif Belanja a =Intercept
b = Koefisien regresi X = Bauran eceran X1 = Lokasi
X2 = Keragaman Produk
X3 = Harga
X4 = Promosi
X5 = Atmosfer
X6 = Pelayanan
Statistik Uji: (Uji Distribusi Student t)
Dalam penelitian ini, N>10, dengan demikian sampel termasuk dalam sampel besar, sehingga nilai t dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
2 1
2
r N r t
- -
= ………(3)
Untuk mengetahui apakah Ho ditolak atau diterima yaitu dengan
membandingkan t hitung dengan t tabel, atau dengan menghitung p value. Hipotesis : Terdapat pengaruh antara pelaksanaan bauran eceran dengan
(20)
Ho : Tidak terdapat pengaruh antara pelaksanaan bauran eceran dengan
motif belanja konsumen.
H1 : Terdapat pengaruh antara pelaksanaan bauran eceran dengan motif
belanja konsumen.
Hipotesis Statistik: Ho : rs = 0
H1 :rs ≠ 0
Kriteria:
Ho ditolak, H1 diterima apabila α < 0,05
(21)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil perhitungan analisis regresi berganda terlihat bahwa pelaksanaan bauran eceran Mal Paris Van Java mempengaruhi motif belanja mahasiswa/i Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Maranatha sebesar 32,8% sedangkan sisanya sebesar 67,2% dipengaruhi oleh faktor lain seperti pengaruh tren dan lainlain. Yang berpengaruh secara signifikan adalah karakteristik promosi dan karakteristik harga, sedangkan karakteristik lokasi, keragaman produk, atmosfer, dan pelayanan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap motif belanja.
5.2 Saran
Dari hasil penelitian dan pembahasan, serta kesimpulan yang telah dikemukakan, maka penulis hendak memberikan beberapa saran yang diharapkan dapat menjadi masukan yang berguna bagi perusahaan yaitu :
1. Karakteristik lokasi.
Pihak manajemen Mal Paris Van Java dapat memperbaiki aturan sistem parkir yang telah diberlakukan agar dapat lebih memuaskan pengunjung, baik dalam hal keamanan dan kenyamanan parkir maupun kemudahan untuk menemukan tempat parkir, khususnya di akhir minggu atau di hari libur.
2. Karakteristik promosi.
Pihak manajemen Mal Paris Van Java dapat memasang iklan di surat kabar atau majalah, mensponsori acaraacara, atau bila memungkinkan beriklan melalui televisi baik lokal maupun nasional sehingga dapat menjaring lebih banyak pengunjung. 3. Karakteristik keragaman dan kelengkapan produk.
(22)
Secara umum Mal Paris Van Java sudah menyediakan produk secara lengkap dan beragam sehingga keadaan ini tinggal dipertahankan saja.
4. Karakteristik harga.
Secara umum Mal Paris Van Java menetapkan harga yang relatif lebih tinggi daripada mal yang sejenis yaitu Mal Ciwalk, maka sebaiknya kualitas produk ditingkatkan agar sesuai dengan harapan pembeli.
5. Karakteristik atmosfer.
Bagian dalam gedung masih harus dibenahi, salah satunya seperti keadaan atap yang menimbulkan kesan kotor dan tidak rapi sehingga tidak sesuai dengan penampilan bagian luar gedung. Pihak manajemen juga dapat mempertimbangkan untuk memutar musik di beberapa bagian dalam gedung, mengecat kembali dindingdinding yang warnanya sudah pudar, atau memperbaiki lantai yang kayunya sudah retak agar tidak membahayakan keselamatan pengunjung.
6. Karakteristik pelayanan.
Fasilitas pelayanan seperti toilet, ruang menyusui dan ATM letaknya tersembunyi sehingga harus dibuat papan petunjuk yang ditempatkan di area yang ramai dilalui pengunjung, seperti di daerah sekitar eskalator.
(23)
DAFTAR PUSTAKA
Blackwell, Roger, Paul Miniard, James Ebgel. 2001. Consumer Behaviour. South Western. Ohio.
Dajan, Anto. 1986. Pengantar Metode Statistik II. LP3ES. Jakarta. Dunne, Patrick&Robert Lusch. 2005. Retailing. South Western. Ohio.
Kotler, Phillip&Gary Armstrong. 2004. Principles of Marketing. Pearson Prentice Hall. New Jersey.
Levy, Michael&Barton Weitz. 2004. Retailing Management. McGraw Hill. New York.
Ma’ruf Hendri. 2005. Pemasaran Ritel. PT Gramedia Pustaka. Jakarta.
Shiffman, Leon&Leslie Lazar Kanuk. 2004. Consumer Behaviour. Pearson Prentice Hall. New Jersey.
Sekaran, Uma. 2006. Metodologi Penelitian untuk Bisnis. PT Gramedia Pustaka. Jakarta.
Sheth, Jagdish&Banwari Mittal. 2004. Customer Behaviour. South Western. Ohio.
Umar, Husein. 1999. Metodologi Penelitian. PT Gramedia Pustaka. Jakarta. Utami, Christina Whidya. 2006. Manajemen Ritel. Salemba Empat. Jakarta. Wee Keng Neo&Tong Kok Wing. 2005. 4 Rs of ASIAN Shopping Centre
Management. PT. Bhuana Ilmu Populer. Jakarta.
SWA. 2007. Desain Seharga Rp 3,5 Milyar. 27 September7 Oktober 2007. Halaman 140143.
(24)
http://www.kompas.com/kompascetak/0703/24/Jabar/11567.htm
http://www.bplhdjabar.go.id/kategori/amdal/kilas_amdal.cfm?doc_id=590
http://202.155.15.208/koran_detail.asp?id=283094&kat_id=382&kat_id1=& kat_id2
http://www.pikiranrakyat.co.id/cetak/2007/092007/08/1001.htm http://www.pikiranrakyat.com/cetak/2006/082006/07/99kolom.htm
(1)
13 Universitas Kristen Maranatha 1. Analisis Regresi Berganda (Multiple Regretion).
Analisis Regresi Berganda digunakan untuk mengukur tingkat hubungan diantara dua atau lebih variabel. Terdapat dua variabel utama didalamnya yaitu Y yang adalah variabel terikat (dependen) dan X yang adalah variabel bebas (independent). Dalam variabel bebas terdapat sub variabel yang merupakan bagian yang mempengaruhi variabel tersebut. Rumus dari regresi berganda adalah:
Y= a + b1X1 + b2X2 +………..b6X6 ………(2) Dimana: Y = Motif Belanja
a =Intercept
b = Koefisien regresi X = Bauran eceran X1 = Lokasi
X2 = Keragaman Produk X3 = Harga
X4 = Promosi X5 = Atmosfer X6 = Pelayanan Statistik Uji: (Uji Distribusi Student t)
Dalam penelitian ini, N>10, dengan demikian sampel termasuk dalam sampel besar, sehingga nilai t dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut : 2 1 2 r N r t - -
= ………(3)
Untuk mengetahui apakah Ho ditolak atau diterima yaitu dengan membandingkan t hitung dengan t tabel, atau dengan menghitung p value. Hipotesis : Terdapat pengaruh antara pelaksanaan bauran eceran dengan
(2)
Ho : Tidak terdapat pengaruh antara pelaksanaan bauran eceran dengan motif belanja konsumen.
H1 : Terdapat pengaruh antara pelaksanaan bauran eceran dengan motif belanja konsumen.
Hipotesis Statistik: Ho : rs = 0
H1 :rs ≠ 0
Kriteria:
Ho ditolak, H1 diterima apabila α < 0,05 Ho diterima, H1ditolak apabila α > 0,05
(3)
51 Universitas Kristen Maranatha
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil perhitungan analisis regresi berganda terlihat bahwa pelaksanaan bauran eceran Mal Paris Van Java mempengaruhi motif belanja mahasiswa/i Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Maranatha sebesar 32,8% sedangkan sisanya sebesar 67,2% dipengaruhi oleh faktor lain seperti pengaruh tren dan lainlain. Yang berpengaruh secara signifikan adalah karakteristik promosi dan karakteristik harga, sedangkan karakteristik lokasi, keragaman produk, atmosfer, dan pelayanan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap motif belanja.
5.2 Saran
Dari hasil penelitian dan pembahasan, serta kesimpulan yang telah dikemukakan, maka penulis hendak memberikan beberapa saran yang diharapkan dapat menjadi masukan yang berguna bagi perusahaan yaitu :
1. Karakteristik lokasi.
Pihak manajemen Mal Paris Van Java dapat memperbaiki aturan sistem parkir yang telah diberlakukan agar dapat lebih memuaskan pengunjung, baik dalam hal keamanan dan kenyamanan parkir maupun kemudahan untuk menemukan tempat parkir, khususnya di akhir minggu atau di hari libur.
2. Karakteristik promosi.
Pihak manajemen Mal Paris Van Java dapat memasang iklan di surat kabar atau majalah, mensponsori acaraacara, atau bila memungkinkan beriklan melalui televisi baik lokal maupun nasional sehingga dapat menjaring lebih banyak pengunjung. 3. Karakteristik keragaman dan kelengkapan produk.
(4)
Secara umum Mal Paris Van Java sudah menyediakan produk secara lengkap dan beragam sehingga keadaan ini tinggal dipertahankan saja.
4. Karakteristik harga.
Secara umum Mal Paris Van Java menetapkan harga yang relatif lebih tinggi daripada mal yang sejenis yaitu Mal Ciwalk, maka sebaiknya kualitas produk ditingkatkan agar sesuai dengan harapan pembeli.
5. Karakteristik atmosfer.
Bagian dalam gedung masih harus dibenahi, salah satunya seperti keadaan atap yang menimbulkan kesan kotor dan tidak rapi sehingga tidak sesuai dengan penampilan bagian luar gedung. Pihak manajemen juga dapat mempertimbangkan untuk memutar musik di beberapa bagian dalam gedung, mengecat kembali dindingdinding yang warnanya sudah pudar, atau memperbaiki lantai yang kayunya sudah retak agar tidak membahayakan keselamatan pengunjung.
6. Karakteristik pelayanan.
Fasilitas pelayanan seperti toilet, ruang menyusui dan ATM letaknya tersembunyi sehingga harus dibuat papan petunjuk yang ditempatkan di area yang ramai dilalui pengunjung, seperti di daerah sekitar eskalator.
(5)
Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR PUSTAKA
Blackwell, Roger, Paul Miniard, James Ebgel. 2001. Consumer Behaviour. South
Western. Ohio.
Dajan, Anto. 1986. Pengantar Metode Statistik II. LP3ES. Jakarta.
Dunne, Patrick&Robert Lusch. 2005. Retailing. South Western. Ohio.
Kotler, Phillip&Gary Armstrong. 2004. Principles of Marketing. Pearson Prentice
Hall. New Jersey.
Levy, Michael&Barton Weitz. 2004. Retailing Management. McGraw Hill. New
York.
Ma’ruf Hendri. 2005. Pemasaran Ritel. PT Gramedia Pustaka. Jakarta.
Shiffman, Leon&Leslie Lazar Kanuk. 2004. Consumer Behaviour. Pearson
Prentice Hall. New Jersey.
Sekaran, Uma. 2006. Metodologi Penelitian untuk Bisnis. PT Gramedia Pustaka.
Jakarta.
Sheth, Jagdish&Banwari Mittal. 2004. Customer Behaviour. South Western.
Ohio.
Umar, Husein. 1999. Metodologi Penelitian. PT Gramedia Pustaka. Jakarta.
Utami, Christina Whidya. 2006. Manajemen Ritel. Salemba Empat. Jakarta.
Wee Keng Neo&Tong Kok Wing. 2005. 4 Rs of ASIAN Shopping Centre
Management. PT. Bhuana Ilmu Populer. Jakarta.
SWA. 2007. Desain Seharga Rp 3,5 Milyar. 27 September7 Oktober 2007.
Halaman 140143.
(6)
http://www.kompas.com/kompascetak/0703/24/Jabar/11567.htm
http://www.bplhdjabar.go.id/kategori/amdal/kilas_amdal.cfm?doc_id=590
http://202.155.15.208/koran_detail.asp?id=283094&kat_id=382&kat_id1=& kat_id2
http://www.pikiranrakyat.co.id/cetak/2007/092007/08/1001.htm http://www.pikiranrakyat.com/cetak/2006/082006/07/99kolom.htm