Pengaruh Orientasi Belanja dan Gender Differences terhadap Pencarian Informasi Online dan Belanja Online (Studi Kasus pada Mahasiswa/i UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)

(1)

PENGARUH ORIENTASI BELANJA DAN GENDER

DIFFERENCES TERHADAP PENCARIAN INFORMASI

ONLINE DAN BELANJA ONLINE

(Studi Kasus pada Mahasiswa/i UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)

Disusun oleh:

GITA CHAIRUN NISA

107081003297

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Gita Chairun Nisa Tempat/tanggal lahir : Jakarta, 30 April 1989

Agama : Islam

Alamat : Perumahan Bukit Indah Blok J1/11 Sarua, Ciputat E-mail : gitacnisa@gmail.com

Pendidikan Formal

2007-2013 : Strata 1 Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

2004-2007 : SMA Islam Al-Azhar 1 2001-2004 : SLTP Islam Al-Azhar 1 1995-2001 : SD Islam Al-Azhar 4 1993-1995 : TK Islam Al-Azhar 4

1992-1993 : Play Group Cut Mutia, Jakarta Pusat Pendidikan Non Formal

ESQ Training Basic pada tahun 2007

Pelatihan Fasilitator GeMAH 99 pada tahun 2008 ESQ In House Training MCB UIN pada tahun 2009 Pengalaman Organisasi

• Bendahara FOSMA UIN periode 2008-2010 • Bendahara Saman SAFOZE periode tahun 2010 • Bendahara Naml Foundation periode 2012-sekarang


(7)

ABSTRACT

The aim of this research is to to analyze the influence of shopping orientations on online information search and online purchase, and the differences between male and female in their shopping orientations. The samples of this research are students of Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta who have online purchased at least one time. The data collection in this research uses a questionnaire containing 22 statements wich are distributed to 60 respondents. This research uses purposive sampling technique in the form of multiple linear regression analysis by firstly referring to the classic assumption analysis. This research also uses independent sample T test to analyze the differences between male and female students in their shopping orientations. Shopping orientations were indentified into six variables: shopping enjoyment, brand/fashion conscious, convenience/time conscious, price conscious, shopping confidence, and brand/store loyalty. The results show that simultaneously shopping orientations significantly influence on online information search but not significantly influence on online purchase. Partially, only convenience/time conscious and price conscious variable have significant influence on online information search and shopping enjoyment variable has significant influence on online purchase. Convenience/time conscious and price conscious were significantly different between male and female students’ shopping orientations. No significant differences were found in shopping enjoyment, brand/fashion conscious, shopping confidence, andbrand/store loyalty between male and female students.

Key words: shopping orientations, shopping enjoyment, brand/fashion conscious, convenience/time conscious, price conscious, shopping confidence, brand/store loyalty, gender differences, online information searches, online purchase.


(8)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh orientasi belanja terhadap pencarian informasi online dan belanja online, serta menganalisis perbedaan orientasi belanja antara pria dan wanita. Sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa/i UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang pernah melakukan belanja online minimal satu kali. Pengumpulan data dalam penelitian menggunakan kuesioner yang berisi 22 butir pertanyaan yang disebarkan kepada 60 responden. Pengambilan sampel dalam penelitian menggunakan teknik purposive sampling dengan metode analisis menggunakan uji regresi linier berganda dengan terlebih dahulu mengacu pada uji asumsi klasik. Selanjutnya penelitian ini juga menggunakan independent sample T test untuk menganalisis perbedaan orientasi belanja pada mahasiswa pria dan wanita. Orientasi belanja dijelaskan dalam enam variabel, yaitu shopping enjoyment, brand/fashion conscious, convenience/tima conscious, price conscious, shopping confidence, dan brand/store loyalty. Hasil penelitian menunjukan bahwa secara simultan orientasi belanja berpengaruh signifikan terhadap pencarian informasi online tetapi tidak signifikan terhadap belanja online. Secara parsial hanya variabel convenience/time conscious dan price conscious yang berpengaruh signifikan terhadap pencarian informasi online dan variabel shopping enjoyment yang berpengaruh signifikan terhadap belanja online. Terdapat perbedaan orientasi belanja yang signifikan antara pria dan wanita pada variabel convenience/time conscious dan price conscious. Pada variabel shopping enjoyment, brand/fashion conscious, shopping confidence, dan brand/store loyalty tidak terlihat perbedaan yang signifikan antara pria dan wanita.

kata kunci: orientasi belanja, shopping enjoyment, brand/fashion conscious, convenience/time conscious, price conscious, shopping confidence, brand/store loyalty, gender differences, pencarian informasi online, belanja online.


(9)

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan rasa syukur kepada Allah SWT karena dengan rahmat dan kasih sayang-Nya yang tiada terkira kepada hamba-Nya, Shalawat dan salam tercurah kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW, sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Orientasi Belanja dan Gender Differences Terhadap Pencarian Informasi Online dan Belanja Online (Studi Kasus Mahasiswa/i UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)” ini dengan sebaik-baiknya. Skripsi ini bertujuan untuk memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih belum sempurna, dalam arti masih terdapat kekurangan baik dari segi materi bahasan maupun teknik penyajiannya. Untuk itu penulis mengharapkan sekaligus sangat menghargai saran dan kritik dari pembaca, guna mewujudkan karya ilmiah yang lebih berkualitas.

Dalam penyelesaian skripsi ini, penulis tidak lepas dari bantuan, bimbingan, petunjuk dan saran dari semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini. Oleh karena itu penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Ayahanda Sandy Haryanto dan Ibunda Indhrawaty Diah Permata atas kesabarannya yang telah membesarkan, mendidik dan mengasuh penulis dengan penuh rasa kasih sayang yang besar dan tulus, serta senantiasa mendukung dan memanjatkan doa sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

2. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Jakarta

3. Ibu Leis Suzanawati, SE, M.Si selaku Pudek I bidang akademik, Ibu Yulianti, SE, M.Si selaku Pudek II bidang administrasi umum, dan bapak


(10)

Herni Ali HT, SE, MM selaku pudek III bidang kemahasiswaan yang telah memberikan motivasi dan didikan yang baik untuk penulis.

4. Bapak Dr. Ahmad Dumyathi Bashori, MA selaku Ketua Jurusan Manajemen dan Ibu Titi Dewi Warnida, SE, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Jakarta

5. Bapak Dr. Ahmad Dumyathi Bashori, MA selaku Pembimbing I dan Ibu Leis Suzanawati, SE, Msi selaku Pembimbing II yang telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi.

6. Bapak Dr. Suhendra, MM selaku salah satu penguji komprehensif yang telah memberikan motivasi dan ilmu kepada penulis.

7. Seluruh dosen, asisten dosen, karyawan dan staf Fakultas Ekonomi dan Bisnis, khususnya yang berada di jurusan Manajemen yang telah memberikan ilmu pengetahuan yang tak ternilai harganya serta pelayanan akademik selama ini bagi penulis.

8. Teman-teman kuliah jurusan Manajemen angkatan 2007, khususnya kelas C dan kelas pemasaran B yang telah memberikan dukungan, keceriaan, kenangan, serta berbagi pengalaman selama kita kuliah bersama-sama. Teman-teman seperjuangan, Resha, Agi, Isti, Neng, Wandi, terima kasih atas sharing-sharingnya :D

9. Geng rempongers Yolan, Pipit, Wenny dan my PIC Arini yang kadang nyebelin tapi ngangenin, hahaha :D Terima kasih atas kebersamaan, kegilaan, dan dukungannya selama ini. Semoga kebersamaan ini akan terjalin seterusnya.

10. Sahabat terbaik dari SMA, para cewek kece, Zahra, Odi, Fitri, Nadia yang terus saling mendukung dan tentunya ikut mewarnai kehidupanku selama beberapa tahun belakangan ini.

11. Para sepupu Punyun, Pulut, Pumon yang telah berbagi ilmu, semangat, pelukan, canda tawa, kesenangan, kesedihan, keharuan, kegalauan yang tak pernah putus, dan yang terpenting selalu memberikan motivasi yang baik untukku selama ini, terutama ketika selama proses penyelesaian


(11)

skripsi ini. Teruntuk Tecin, terima kasih yang juga tak terkira karena sering diculik kemana-mana untuk menemani mencari referensi atau sekedar jalan-jalan melepas penat hehehe.. Juga dua lagi, untuk para sepupu, Dinda dan Phalen yang juga telah menyemangati penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

12. Sahabat dan saudara baruku di FOSMA UIN dan Naml Foundation, trio Kameta - Kacipa - Kalia, Racil, Nina, Rifa, Hani, Ibnu, Romi, Reza, Kak Oci, Abe, Kak Wildan, Kak Novas, Angga, Dian, Lela, Ulan Bonte, serta yang lainnya yang tak dapat penulis sebutkan satu per satu, atas doa, dukungan dan perhatiannya (yang kadang mengganggu :p) selama ini. Ucapan khusus teruntuk pasangan Kak Isti dan Kak Bhara yang pernah direpotkan masalah statistik, haha terima kasih kakak S.S.T :D

13. Keluarga besarku, Eyang Uti, para om dan tanteku, serta para sepupu, sodara dan sodari yang selalu memberikan dukungan melalui doa sehingga akhirnya skripsi ini bisa terselesaikan dengan baik.

14. Kepada pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu penulis secara langsung maupun tidak langsung dalam menyelesaikan skripsi ini.

Semoga Allah SWT memberikan balasan kebaikan pahala atas semua kebaikan pihak-pihak yang telah membantu dalam masa perkuliahan dan proses penyelesaian skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan dan memberikan masukan bagi penelitian selanjutnya.

Jakarta, 25 Oktober 2013 Penulis,


(12)

vii DAFTAR ISI

Daftar Riwayat Hidup ... i

Abstract ... ii

Abstrak ... iii

Kata Pengantar ... iv

Daftar Isi ... vii

Daftar Tabel ... x

Daftar Gambar ... xiii

Daftar Lampiran ... xiv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah ... 8

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Electronic Commerce ... 12

B. Orientasi Belanja ... 13

1. Shopping Enjoyment ... 15

2. Brand/Fashion Cosncious ... 17

3. Convenience/Time Conscious ... 18

4. Price Conscious ... 20

5. Shopping Confidence ... 22

6. Brand/Store Loyalty ... 22

C. Gender Differences ... 24


(13)

viii

1. Online Information Search ... 27

E. Belanja Online ... 29

F. Penelitian Terdahulu ... 30

G. Kerangka Penelitian ... 32

H. Hipotesis ... 34

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian ... 39

B. Metode Penentuan Sampel ... 39

C. Metode Pengumpulan Data ... 40

D. Metode Analisis Data ... 43

E. Operasional Variabel Penelitian ... 54

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Sekilas dan Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Sejarah Perkembangan E-commerce ... 57

2. Perkembangan E-commerce di Indonesia ... 58

B. Pembahasan Hasil Kuesioner 1. Uji Validitas Data ... 59

2. Uji Realibilitas ... 61

3. Deskriptif Responden ... 62

C. Pembahasan dan Analisis Data 1. Analisis Deskriptif Variabel a. Deskriptif Variabel Shopping enjoyment ... 67

b. Deskriptif Variabel Brand/Fashion Conscious ... 70

c. Deskriptif Variabel Convenience/Time Conscious ... 72

d. Deskriptif Variabel Price Conscious ... 74

e. Deskriptif Variabel Shopping Confidence ... 78

f. Deskriptif Variabel Brand/Store Loyalty ... 80


(14)

ix

h. Deskriptif Variabel Belanja Online ... 83

2. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas Data ... 84

b. Uji Multikolinieritas ... 86

c. Uji Heteroskedastisitas ... 89

d. Uji Autokorelasi ... 92

3. Uji Hipotesis a. Analisis Regresi Berganda ... 94

b. Uji Koefisien Determinasi ... 96

c. Uji t (Parsial) ... 98

d. Uji F ... 117

e. Uji Independent Sample T Test ... 123

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI A. Kesimpulan ... 136

B. Implikasi ... 138

DAFTAR PUSTAKA ... 141


(15)

x

DAFTAR TABEL

No. Keterangan Hal.

3.1 Skala Likert 43

3.2 Operasional Variabel Penelitian 54

4.1 Uji Validitas Item Pertanyaan 60

4.2 Uji Realibilitas 61

4.3 Jenis Kelamin Responden 62

4.4 Fakultas Responden 63

4.5 Semester Responden 64

4.6 Usia responden 65

4.7 Jumlah Pengeluaran Untuk Belanja Online Responden 66 4.8 Berbelanja online membuat saya menjadi gembira 68 4.9 Saya menikmati aktivitas belanja melalui internet 68 4.10 Saya menikmati dalam menghabiskan waktu saya untuk mencari

produk melalui internet

69

4.11 Saya menyukai membeli produk dengan merek yang sudah dikenal 70

4.12 Saya tertarik dengan fashion 71

4.13 Pakaian yang saya pakai selalu up to date sesuai dengan tren fashion saat ini

71

4.14 Saya dapat menghemat waktu dengan berbelanja di toko online 72 4.15 Bagi saya, hal yang paling penting dalam berbelanja adalah

kenyamanan

73

4.16 Saya membeli produk di toko online yang tampilannya sederhana dan mudah digunakan

74

4.17 Sebelum melakukan pembelian, saya memperhatikan harga terlebih dahulu

75

4.18 Saya berbelanja banyak ketika mendapatkan harga promosi 76 4.19 Saya mengunjungi ke berbagai toko online terlebih dahulu sebelum

memutuskan untuk membeli suatu produk


(16)

xi

4.20 Saya dapat menghemat uang ketika berbelanja melalui internet 77 4.21 Saya memutuskan untuk membeli suatu produk secara online tanpa

bertanya pada orang lain

78

4.22 Saya mampu membeli produk yang tepat untuk saya sendiri” 79

4.23 Saya adalah seorang pembelanja yang baik 79

4.24 Saya melakukan pembelian ulang pada toko atau merek yang sama 80 4.25 Saya tidak berpindah toko atau merek ketika terjadi perubahan

harga pada produk yang biasa saya beli

81

4.26 Memperoleh pengetahuan sebanyak mungkin mengenai ukuran, warna dan bahan suatu produk

82

4.27 Saya memperoleh pengetahuan sebanyak mungkin mengenai ukuran, warna dan bahan suatu produk fashion yang akan saya beli

83

4.28 Frekuensi melakukan belanja online dalam satu tahun terakhir 84

4.29 Hasil Uji Normalitas (Y1) 85

4.30 Hasil Uji Normalitas (Y2) 86

4.31 Hasil Uji Multikolinieritas (Y1) 87

4.32 Hasil Uji Multikolinieritas (Y2) 88

4.33 Hasil Uji Heteroskedastisitas (Y1) 90

4.34 Hasil Uji Heteroskedastisitas (Y2) 91

4.35 Hasil Uji Autokorelasi (Y1) 93

4.36 Hasil Uji Autokorelasi (Y2) 93

4.37 Hasil Uji Regresi Berganda (Y1) 95

4.38 Hasil Uji Regresi Berganda (Y2) 96

4.39 Hasil Uji Koefisien Determinasi (Y1) 97

4.40 Hasil Uji Koefisien Determinasi (Y2) 98

4.41 Hasil Uji t Hitung (Y1) 100

4.42 Hasil Uji t Hitung (Y2) 110

4.43 Hasil Uji F Hitung (Y1) 119

4.44 Hasil Uji F Hitung (Y2) 120


(17)

xii

4.46 Hasil Uji Independent Sample T Test (X1) 126 4.47 Hasil Uji Independent Sample T Test (X2) 127 4.48 Hasil Uji Independent Sample T Test (X3) 128 4.49 Hasil Uji Independent Sample T Test (X4) 130 4.50 Hasil Uji Independent Sample T Test (X5) 132 4.51 Hasil Uji Independent Sample T Test (X6) 133


(18)

xiii

DAFTAR GAMBAR

No. Keterangan Hal.

1.1 Persentase Penggunaan Internet oleh Penduduk Indonesia 3

1.2 Item yang Diminati Konsumen Online 6

2.1 Hubungan sikap relatif pada pembelian ulang 23


(19)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

No. Keterangan Hal.

1. Kuesioner Penelitian 145

2. Skor Jawaban Penelitian 149

3. Hasil Uji Validitas dan Realibilitas 151


(20)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seiring perkembangan zaman, persaingan pasar semakin hari terasa semakin ketat. Semakin banyak penjual yang mencoba masuk ke dalam pasar yang baru. Di tengah persaingan yang semakin ketat tersebut, para penjual pun berlomba-lomba untuk mendapatkan pembeli. Berbagai macam cara akan dilakukan para penjual untuk meraih banyak pembeli, dimulai dari menawarkan kualitas super, harga yang miring, hingga menawarkan kemudahan-kemudahan lain seperti layanan pesan antar.

Dengan semakin banyaknya penjual yang menjual barang sejenis, pembeli pun semakin sulit untuk menentukan pilihan. Berbagai alternatif yang ditawarkan penjual menjadi penentu seseorang untuk membeli produknya. Tak jarang para pembeli sering keluar masuk berbagai macam toko hanya untuk mendapatkan sebuah barang yang sesuai dengan keinginannya. Tetapi berbeda dengan mereka yang memiliki sedikit waktu untuk berbelanja. Mereka tidak mau membuang waktunya untuk keluar masuk toko hanya untuk mendapatkan sebuah barang. Mereka menginginkan kemudahan dalam melakukan pembelian barang yang diinginkannya.

Pencarian informasi merupakan tahap penting dalam model pengambilan keputusan konsumen. Internet dapat mempermudah pencarian online dan


(21)

pembelian aktual (Nam, 2003:40). Sebelum konsumen melakukan pembelian, seperti biasa mereka sebelumnya akan mencari informasi mengenai produk yang diinginkannya, atau pun produk yang sedang ditawarkan oleh penjual. Bagi konsumen online, pencarian informasi tersebut bisa didapat melalui search engine di internet, atau dengan berkeliling keluar masuk toko online. Informasi yang dikumpulkan bisa berupa harga, merek, spesifikasi barang, bentuk, bahan material, dan lain-lain yang selanjutkan dijadikan bahan pertimbangan konsumen untuk melakukan pembelian.

Fenomena tersebut menjadikan peluang bagi para penjual untuk memanfaatkan teknologi yang menawarkan kemudahan bagi mereka, yaitu internet. Internet adalah jaringan publik luas dari jaringan komputer yang menghubungkan pengguna di seluruh dunia satu sama lain dan menghubungkan mereka dengan “penyimpanan informasi” yang sangat besar (Kotler dan Armstrong, 2010:237). Jumlah pengguna internet yang besar dan semakin berkembang, telah mewujudkan budaya internet. Berdasarkan survey yang telah dilakukan, diketahui bahwa jumlah pengguna internet di Indonesia semakin meningkat (tabel 1.1). Dimulai dari tahun 2000, prosentase penduduk Indonesia yang menggunakan internet sebesar 1%, kemudian di tahun 2007 menjadi 8,9%, lalu meningkat hingga 10,5% di tahun 2008, dan terus meningkat di tahun 2010, yakni sebesar 12,3%. Penelitian yang dilakukan Yahoo bersama TNS pada tahun 2010 kepada responden pengguna internet menunjukkan bahwa 64% pengguna internet di Indonesia adalah pada kelompok usia 15-29 tahun sedangkan kelompok usia 30-34 tahun sebanyak


(22)

16% (Alfiyah, 2012). Data juga menunjukkan bahwa pemanfaatan internet sebagai media jual-beli saat ini didominasi oleh kalangan anak muda, baik itu sebagai penjual maupun pembeli. Hal tersebut tidaklah mengherankan, karena sebagian besar dari para pengguna internet aktif adalah orang-orang yang berusia 17-40 tahun (http://www.dinomarket.com).

Gambar 1.1

Persentase Penggunaan Internet oleh Penduduk Indonesia

Sumber: www.internetworldstats.com

Internet juga mempunyai pengaruh yang besar atas ilmu dan pandangan dunia. Dengan hanya berpandukan mesin pencari seperti Google, pengguna di seluruh dunia mempunyai akses internet yang mudah atas bermacam-macam informasi. Perkembangan Internet juga telah mempengaruhi perkembangan ekonomi. Teknologi ini dimanfaatkan oleh beberapa penjual yang ingin memasuki pasar baru atau pun melebarkan sayap usahanya. Penggunaan

0 2 4 6 8 10 12 14

2005 2007 2008 2010

Persentase

penggunaan Internet oleh Penduduk Indonesia


(23)

teknologi internet merupakan pilihan yang populer dipilih oleh para penjual beberapa tahun belakangan ini. Berbagai transaksi jual beli yang sebelumnya hanya bisa dilakukan dengan cara tatap muka (dan sebagian sangat kecil melalui pos atau telepon), kini sangat mudah dan sering dilakukan melalui Internet. Proses jual beli yang didukung dengan perangkat elektronik, terutama internet ini dikenal dengan nama e-commerce (Kotler dan Armstrong, 2010).

Dalam usaha untuk mendapatkan banyak pembeli, para pedagang mencoba mempromosikan barang dagangannya melalui internet. Tidak hanya itu, banyak juga para pedagang yang membuat suatu situs tertentu yang disebutnya sebagai ‘toko online’, untuk memenuhi kebutuhan para konsumen yang menginginkan kemudahan dalam berbelanja. Toko online merupakan pilihan mudah bagi orang yang memiliki sedikit waktu untuk berbelanja, namun memiliki banyak kebutuhan untuk dipenuhi. Mereka bisa memilih dan membeli barang yang diinginkan kapanpun tanpa harus pergi ke toko ataupun pusat perbelanjaan. Mereka hanya tinggal duduk santai di rumah atau bisa saja di kantor, kemudian membuka internet lalu mulai melakukan pencarian terhadap barang yang diinginkannya. Cukup dengan beberapa klik, barang yang diinginkannya tersebut akan segera dimiliki. Banyak diantara toko online tersebut yang tidak memiliki toko nyata. Jadi, mereka hanya mengandalkan internet sebagai media pertemuan antara penjual dan pembeli.


(24)

Ada beberapa alternatif media yang digunakan bagi para penjual untuk menawarkan produknya secara online, melalui blog salah satunya. Sebut saja Blogspot, Multiply, blogger.com, dan masih banyak lagi. Blog tersebut dapat dimiliki dengan mudah secara gratis. Penjual bisa menambahkan ornamen-ornamen sendiri yang sesuai dengan barang yang dijualnya ataupun sesuai kepribadian pemilik toko. Selain itu, blog tersebut juga menawarkan template menarik yang dapat digunakan para penjual untuk menarik minat pembeli. Situs jejaring sosial seperti facebook dan twitter pun kini sudah mulai banyak digunakan pagi para penjual untuk mendirikan toko online-nya. Berbeda dengan blog, penampilan toko online di situs jejaring sosial tidak dapat disesuaikan dengan keinginan pribadi pemilik toko. Mereka hanya bisa menampilkan gambar-gambar produk yang akan dijual. Alternatif lain yang dapat dipilih adalah dengan membuat situs web sendiri. Disini penjual lebih bebas dalam menentukan tampilan yang akan digunakan untuk toko online nya tersebut. Situs web bisa didapatkan secara gratis, ataupun dapat juga dengan menggunakan situs web yang berbayar.

Sebuah survei yang dilakukan oleh perusahaan Nielsen, menunjukkan bahwa sekitar 85% dari responden telah melakukan pembelian secara online. Hal ini menunjukkan perbaikan dalam tren belanja online. Klaim lain adalah bahwa sekitar 50% dari orang yang menggunakan internet di seluruh dunia, adalah pembeli online aktif. Sebuah survei yang dilakukan sekitar tahun 2009, tentang jumlah pembeli online, tercatat sekitar 627 juta orang melakukan transaksi online, kemudian telah meningkat sekarang menjadi 875


(25)

juta orang. Orang-orang dari Negara-negara seperti Korea, Jerman, Inggris, Jepang dan Amerika Serikat, adalah mereka yang sangat gemar belanja online (sumberdaya.web.id).

Gambar 1.2

Item yang Diminati Konsumen Online

Sumber:www.viva.co.id

Di Indonesia sendiri, berdasarkan temuan Nielsen bertajuk Global Nielsen Consumer Report 2009, sebanyak 47% masyarakat di Indonesia pernah melakukan transaksi online. Berdasarkan gambar 1.1 diatas, terlihat Item yang paling popular ditransaksikan adalah reservasi tiket pesawat, yakni sebesar 40%. Selain itu, item lain seperti kategori buku diminati konsumen sebesar 37%, kategori baju, aksesoris, dan sepatu sebesar 21%, serta kategori barang elektronik juga sebesar 21% (Chandrataruna, 2010). untuk persentase

reservasi tiket pesawat, 40%

buku, 37% baju, aksesoris

dan sepatu, 21%


(26)

penetrasi penduduk Indonesia yang pernah melakukan belanja online, berdasarkan catatan MarkPlus Insight tahun 2010, baru sebesar 6,3%. Namun, ketika survei kembali dilakukan pada bulan April 2011, penetrasi belanja online meningkat dua kali lipat menjadi 12,7%. Data ini menunjukkan bahwa dari waktu ke waktu belanja melalui internet akan semakin meningkat ke depannya (Hassanuddin, 2011).

Dalam belanja online, gender dapat mempengaruhi kegiatan belanja. Meskipun di jaman globalisasi sekarang ini kesetaraan gender selalu dijunjung tinggi oleh masyarakat, bahkan pria dan wanita dianggap memiliki kemampuan yang sama dalam memutuskan berbelanja online, tapi dalam beberapa penelitian menunjukkan bahwa gender merupakan faktor penting yang dapat mempengaruhi konsumen dalam perilaku belanja secara online (Prabowo dan Suwarsi, 2009:108). Dalam sebuah penelitian, ditemukan bahwa terdapat perbedaan jumlah produk atau jasa yang dibeli secara online antara pembeli pria dan wanita (Leonard dalam Lim et al, 2010:158). Gender dikatakan merupakan faktor yang membedakan frekuensi pembelian online (Wells dan Chen dalam Prabowo dan Suwarsi, 2009:108). Selanjutnya dalam penelitian yang dilakukan Prabowo dan Suwarsi (2008), juga terdapat perbedaan dimensi shopping orientation, online search information, dan online purchase antara pria dan wanita.

Berdasarkan penjelasan yang telah diurai penulis mengenai beberapa literatur yang membahas tentang variabel orientasi belanja, gender difference,


(27)

online information search dan belanja online mendorong penulis untuk meneliti variable-variabel tersebut. Sehingga diperoleh judul penelitian yaitu “Pengaruh Orientasi Belanja dan Gender Differences terhadap Pencarian Informasi Online dan Belanja Online” dengan studi kasus pada Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

B. Perumusan Masalah

Dengan memodifikasi penelitian sebelumnya yang dilakukan olehSeock dan Bailey (2008), peneliti menggunakan enam variabel independen untuk menjelaskan Orientasi Belanja, yaitu variabel Shopping Enjoyment, Brand Conscious, Price Conscious, Shopping Confidence, Convenience/Time Conscious, dan Brand/Store Loyalty. Variabel-variabel tersebut digunakan peneliti untuk mengukur pengaruh Orientasi Belanja terhadap Pencarian Informasi Online dan Belanja Online. Dalam penelitian ini, peneliti juga akan meneliti apakah terdapat perbedaan orientasi belanja antara Pria dan Wanita. Berdasarkan uraian tersebut, maka permusan masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah Shopping Enjoyment berpengaruh secara signifikan terhadap Pencarian Informasi Online?

2. Apakah Brand Conscious berpengaruh secara signifikan terhadap Pencarian Informasi Online?

3. Apakah Convenience/Time Conscious berpengaruh secara signifikan terhadap Pencarian Informasi Online?


(28)

4. Apakah Price Conscious berpengaruh secara signifikan terhadap Pencarian Informasi Online?

5. Apakah Shopping Confidence berpengaruh secara signifikan terhadap Pencarian Informasi Online?

6. Apakah Brand/Store Loyalty berpengaruh secara signifikan terhadap Pencarian Informasi Online?

7. Apakah Shopping Enjoyment, Brand Conscious, Convenience, Price Conscious, Shopping Confidence, dan Brand/Store Loyalty berpengaruh secara simultan terhadap Pencarian Informasi Online?

8. Apakah Shopping Enjoyment berpengaruh secara signifikan terhadap Belanja Online?

9. Apakah Brand Conscious berpengaruh secara signifikan terhadap Belanja Online?

10. Apakah Convenience/Time Conscious berpengaruh secara signifikan terhadap Belanja Online?

11. Apakah Price Conscious berpengaruh secara signifikan terhadap Belanja Online?

12. Apakah Shopping Confidence berpengaruh secara signifikan terhadap Belanja Online?

13. Apakah Brand/Store Loyalty berpengaruh secara signifikan terhadap Belanja Online?


(29)

14. Apakah Shopping Enjoyment, Brand Conscious, Convenience/Time Conscious, Price Conscious, Shopping Confidence, dan Brand/Store Loyalty berpengaruh secara simultan terhadap Belanja Online?

15. Apakah terdapat perbedaan Shopping Enjoyment antara Pria dan Wanita? 16. Apakah terdapat perbedaan Brand Conscious antara Pria dan Wanita? 17. Apakah terdapat perbedaan Convenience/Time Conscious antara Pria dan

Wanita?

18. Apakah terdapat perbedaan Price Conscious antara Pria dan Wanita? 19. Apakah terdapat perbedaan Shopping Confidence antara Pria dan

Wanita?

20. Apakah terdapat perbedaan Brand/Store Loyalty antara Pria dan Wanita?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang diuraikan penulis, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh Shopping enjoyment, brand conscious, price conscious, shopping confidence, convenience/time conscious, dan brand/store loyalty terhadap pencarian informasi online dan belanja online, serta menganalisis perbedaan orientasi belanja antara pria dan wanita dengan mengambil studi kasus pada mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.


(30)

2. Manfaat Penelitian

a. Bagi Peneliti

1) Peneliti dapat menerapkan ilmu Ekonomi khususnya dalam bidang Manajemen Pemasaran yang telah diperoleh selama perkuliahan

2) Sebagai media untuk menambah wawasan pengetahuan mengenai pengaruh orientasi belanja dan gender differences terhadap pencarian informasi online dan belanja online

b. Bagi pihak toko online

Agar pemilik toko online mengetahui seberapa besar pengaruh orientasi belanja dan gender differences terhadap pencarian informasi online dan belanja online dan untuk membantu memutuskan strategi yang akan diambil untuk meningkatkan pembelian konsumen

c. Bagi akademisi

Sebagai referensi untuk mempermudah para akademisi yang ingin melakukan penelitian dengan objek yang sama, sehingga penelitian berikutnya dapat lebih baik lagi


(31)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Electronic Commerce

E-commerce diartikan sebagai kegiatan menjual produk secara online, tapi faktanya jenis bisnis apapun yang dilakukan secara elektronik adalah e-commerce. Kegiatan e-commerce merupakan kegiatan membuat, mengelola, dan meluaskan hubungan komersial secara online (Kienan, 2001).

Terdapat empat kategori dalam istilah e-commerce (Bearden et al., 2001), yaitu:

1. Bussiness to Customer (B2C), pelaku bisnis melakukan penjualan barang dan jasa kepada konsumen akhir.

2. Business to Business (B2B), melibatkan penjualan produk dan layanan antar perusahaan. Pemasar B2B menggunakan situs web B2B, e-mail, catalog produk online, jaringan perdagangan online, dan sumber daya online lainnya untuk menjangkau pelanggan bisnis baru, melayani pelanggan yang ada dengan lebih efektif, dan memperoleh efisiensi pembelian dan harga yang lebih baik.

3. Consumer to Consumer (C2C), konsumen dapat melakukan transaksi jual beli atau pertukaran informasi barang atau jasa secara langsung dengan konsumen lainnya, melibatkan konsumen yang menjual secara langsung


(32)

ke konsumen. Transaksi ini terjadi di dalam naungan sebuah situs web. Contohnya seperti situs web eBay, amazon.com, dan kaskus.co.id yang memungkinkan orang menjual barang mereka ke konsumen lain atau dengan melelangnya kepada penawar tertinggi.

4. Consumer to Business (C2B), konsumen individu menjual produk atau jasa kepada pelaku bisnis.

B. Orientasi Belanja

Orientasi belanja adalah gaya pembeli yang menempatkan penekanan khusus pada aktivitas tertentu (Hawkins, Best, dan Coney dalam Gehrt dan Shim, 1998:35). Orientasi belanja dapat didefinisikan sebagai gaya pembelanja yang memberikan penekanan khusus pada gaya hidup belanja yang mencakup kegiatan belanja, kepentingan dan pendapat, dan mencerminkan pandangan dari belanja sebagai sebuah fenomena sosial, rekreasi dan ekonomi yang kompleks (Visser dan Preez dalam Hassan et al., 2010:176). Orientasi belanja dikonsepkan sebagai bagian tertentu dari gaya hidup dan dijalankan oleh berbagai kegiatan, kepentingan dan pernyataan pendapat yang relevan dengan tindakan belanja (Li et al. dalam Kwek et al.,2010:5).

Orientasi belanja dapat diidentifikasi menjadi sebelas kelompok: pembeli confident, brand conscious, convenience/time conscious, pembeli mall, pembeli toko lokal, pembeli apatis terhadap produk yang dibuat oleh Amerika, pembeli katalog, penampilan manajer, pengguna kartu kredit,


(33)

pembeli ekonomis dan fashion conscious. Pembeli confident yakin akan kemampuannya membuat keputusan dalam melakukan pembelanjaan, sedangkan brand conscious mencari merek-merek yang terkenal. Convenience/time conscious mencari toko yang paling nyaman menurut mereka, sedangkan pembeli mall lebih menyukai berbelanja di pusat perbelanjaan. Pembeli toko lokal lebih menyukai untuk membeli pada toko-toko lokal yang lebih kecil, sedangkan pembeli apatis terhadap produk yang dibuat oleh Amerika tidak peduli di mana produk tersebut dibuat. Pembeli katalog memilih untuk berbelanja melalui katalog. Appearance managers meyakini bahwa pilihan akan suatu produk akan mempengaruhi reputasi mereka di mata orang lain. Pembeli ekonomis lebih memperhatikan produk yang lebih murah, sedangkan fashion conscious membeli produk sesuai musim yang sedang terjadi (Shim dan Kostiopulos dalam Zhang, 2010:11).

Hong et al dalam Prabowo dan Suwarsi (2007) melakukan penelitian pada konsumen Korea yang menggunakan internet untuk pembelian. Dari penelitian tersebut ditemukan bahwa konsumen bervariasi karena adanya perbedaan orientasi belanja. Mereka mengidentifikasi empat tipe dalam orientasi belanja, yaitu: highly-involved, customer service conscious, price conscious dan apathetic shopping orientations. Mereka menemukan bahwa highly-involved shoppers cenderung mencari informasi yang lebih luas mengenai produk atau jasa dan lebih menyukai internet untuk berbelanja.


(34)

Seock dan Bailey (2008) mengakui ada 7 orientasi belanja, yaitu:

1. Shopping enjoyment, pembeli pada segmen ini menikmati transaksi pembelian tidak hanya untuk produk yang dibeli, tetapi demi pengalaman itu sendiri.

2. Brand and fashion conscious shopper, mencari merek-merek terkenal dan lebih trendi

3. Price conscious, adalah pembeli yang mencari harga produk yang lebih rendah

4. Shopping confidence, adalah pembeli yang yakin pada kemampuan mereka untuk menjadi pembeli yang bijaksana

5. Convenience/time conscious, lebih mencari transaksi pembelian yang membuat mereka nyaman

6. In-home shopping, adalah pembeli yang lebih suka berbelanja dari rumah

7. Brand/store loyalty, merupakan segmen yang menujukkan para pembeli yang setia terhadap merek atau toko tertentu.

1. Shopping Enjoyment

Shopping Enjoyment atau kesenangan belanja diartikan sebagai kesenangan yang diperoleh dari proses belanja (Beatty dan Ferrell dalam Kwek et al.,2010:8). Kenikmatan belanja diidentifikasi menjadi tiga jenis konstruk, yang meliputi pelarian, kesenangan, dan gairah. Pelarian tercermin dalam kenikmatan yang berasal dari melakukan


(35)

kegiatan yang menarik, sampai ke titik yang menawarkan pelarian diri dari tuntutan dunia sehari-hari. Kesenangan adalah sejauh mana seorang merasa gembira, bahagia, atau puas dalam belanja online. Sedangkan gairah adalah sejauh mana seorang merasa terangsang, aktif, atau waspada selama melakukan belanja online (Menon dan Khan dalam Kwek et al.,2010:8). Konsumen yang masuk dalam kategori shopping enjoyment, akan mencapai kesenangannya dengan menghabiskan waktu untuk melakukan browsing produk yang diinginkannya (Seock dan Bailey, 2008:118). Seock dan Bailey juga menjadikan suasana hati yang bagus sebagai salah satu alat ukur dari shopping enjoyment. Suasana hati yang bagus atau positif dapat berupa perasaan suka, bagus dan senang (Peter dan Olson, 1999).

Menurut Menon dan Kahn dalam Kwek et al (2010), pengalaman yang menyenangkan atau membangkitkan akan berdampak pada pengalaman berikutnya. Jika pelanggan merasa senang dan membangkitkan rangsangan selama pengalaman belanja online mereka, mereka lebih cenderung terlibat dalam perilaku pembelian berikutnya. Kenikmatan belanja diciptakan dari kesenangan dari pengalaman belanja online, bukan dari penyelesaian aktivitas berbelanja. Dengan demikian kenikmatan belanja mencerminkan persepsi pelanggan mengenai hiburan dalam berbelanja online.


(36)

2. Brand/Fashion Conscious

Brand/Fashion Conscious adalah pembeli yang mencari merek yang sudah dikenal (Shim dan Kotsiopulos dalam Zhang, 2010). Brand/fashion conscious shopper memiliki arti konsumen yang sadar akan merek atau mode. Pembeli yang sadar akan merek dan mode akan mengunjungi situs web untuk memeriksa produk terbaru dari situs tersebut dan mereka akan membelinya jika sesuai dengan selera mereka (Seock dan Bailey, 2008:118). Merek didefinisikan sebagai pembeda nama atau simbol (seperti logo, merek dagang dan desain package) yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang atau jasa penjual atau pengecer, dan membedakan mereka dari pesaingnya (Aaker dalam Tjiptono, 2007). Merek adalah nama, istilah, tanda, simbol, atau rancangan, atau kombinasi dari semuanya, yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang atau jasa penjual atau kelompok penjual dan untuk mendiferensiasikannya dari barang atau jasa pesaing (Kotler, 2009:332). Merek lebih dari sekedar nama dan simbol. Merek adalah elemen penting dalam hubungan perusahaan dengan konsumen. Merek merepresentasikan persepsi konsumen dan perasaan terhadap produk dengan kinerja produk tersebut (Kotler dan Armstrong, 2010:260). Bagi banyak penjual online, nama merek adalah nama perusahaan dalam lingkungan e-commerce. Perusahaan yang terpercaya dan nama merek digunakan untuk menggantikan informasi mengenai suatu produk oleh konsumen yang ingin


(37)

melakukan pembelian online (Ward dan Lee dalam Kwek et al., 2010). Nama merek yang kuat bukan hanya menarik pelanggan yang baru, tapi juga memiliki kemampuan untuk membuat pelanggan merasa nyaman dengan keputusan pembelian mereka (Kwek et al., 2010).

3. Convenience/Time Conscious

Convenience/Time Conscious dapat diartikan sebagai pembeli yang sadar akan waktu dan kenyamanan. Pembeli dengan tipe ini memiliki kecenderungan untuk berbelanja di toko yang dapat menghemat waktu ketika mereka melakukan kegiatan belanja (Seock dan Bailey, 2008:119). Convenience atau kenyamanan dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang berkaitan dengan penghematan dimensi waktu dan usaha dalam melakukan suatu transaksi pembelian. Kenyamanan jasa adalah persepsi konsumen terhadap waktu dan usaha berkaitan dengan pembelian atau pemakaian suatu jasa. Konseptualisasi ini menggunakan dimensi waktu dan usaha sebagai manfaat kenyamanan (penghematan waktu dan atau usaha) atau biaya atau beban ketidaknyamanan (pemborosan waktu dan atau usaha) (Berry et al, dalam Tjiptono, 2007:60). Dilihat dari sisi e-commerce, kenyamanan dapat mengacu pada sejauh mana pelanggan merasa bahwa suatu situs web bersifat sederhana, intuitif, dan mudah digunakan (Srinivasan et al, 2002).


(38)

Beberapa studi menunjukkan bahwa kenyamanan adalah motivator utama bagi pelanggan untuk berbelanja online dan berinteraksi dengan vendor online (Meuter et al dalam Kwek et al, 2010:8). Kemungkinan pembelian online akan meningkat seiring dengan peningkatan persepsi pelanggan terhadap kenyamanan belanja online (Bhatnagar et al dalam Kwek et al, 2010:8). Beberapa jenis kemudahan dapat dianggap sebagai keseluruhan proses berbelanja. Sebagai contoh, produk yang mudah dijangkau memiliki “kemudahan akses”, sedangkan produk-produk yang mudah untuk ditemukan dan dibandingkan menunjukkan “kenyamanan pencarian”. “kenyamanan kepemilikan” terjadi ketika produk mudah diperoleh, sedangkan kemudahan pembelian dan pengembalian memungkinkan pembeli untuk memiliki “kenyamanan transaksi”. Selain itu, belanja yang cepat dan tanpa penundaan mewujudkan “kenyamanan waktu” (Seiders et al dalam Kwek et al, 2010:8).

Kenyamanan sering dikonseptualisasikan sebagai gagasan berorientasi waktu, meskipun ada bukti bahwa kemudahan tidak terdiri dari dimensi ruang dan usaha. Masing-masing mungkin termotivasi oleh satu atau semua dimensi. Misalnya belanja online mengeliminasi waktu berkendara dan memungkinkan pembeli untuk mengakses toko yang jauh (Gehrtet al dalam dalam Kwek et al, 2010:9).


(39)

4. Price Conscious

Price conscious adalah pembeli yang memusatkan perhatian pada harga suatu barang. Mereka mencari dan membandingkan suatu penawaran dengan harga yang lebih rendah. Konsumen akan mengunjungi situs internet untuk mencari tahu tentang penjualan atau penawaran promosi, atau untuk membandingkan harga dari situs perusahaan yang berbeda. Harga yang rendah dapat menjadi faktor yang menyebabkan seorang konsumen memilih salah satu situs web mana yang akan mereka pilih (Seock dan Bailey, 2008:118). Calon pembeli yang sadar akan harga sering juga dikatakan sebagai economic shopper (pembeli ekonomis). Pembeli ekonomis adalah mereka yang berkeliling-keliling sebelum melakukan keputusan pembelian (Vijayasarathy dan Jones dalam Kwek et al, 2010:8). Pendapat lain mengatakan pembeli ekonomis adalah mereka yang menaruh perhatian pada penghematan uang (Shim dan Kotsiopulos dalam Zhang, 2010:12). Pembeli ekonomis juga dideskripsikan sebagai kelompok yang memiliki perhatian utama pada harga berbagai produk sehingga mereka akan berbelanja untuk pilihan harga dan kualitas yang terbaik (Lumpkin dalam Zhang, 2010:11).

Harga adalah sejumlah uang yang dibebankan untuk sebuah produk atau jasa, atau sejumlah nilai yang pelanggan tukarkan atas kepemilikan atau penggunaan manfaat dari sebuah produk atau jasa (Kotler dan Armstrong, 2010: 314). Harga adalah sejumlah nilai tukar


(40)

yang dibebankan untuk mendapatkan suatu produk atau jasa. Pada zaman dahulu, untuk mendapatkan suatu barang atau jasa biasa dilakukan dengan barter. Namun seiring perkembangan zaman, kini masyarakat telah mengenal uang sebagai alat tukar untuk mendapatkan barang atau jasa yang diinginkan.

Harga merupakan aspek penting dalam belanja online. Kekuatan harga terbukti nyata dalam peringkat format toko. Beberapa pembeli sangat sensitif terhadap harga dan karena itu melihat barang yang murah. Individu itu akan secara aktif mencari dan membeli produk dari internet untuk mendapatkan harga yang lebih rendah, karena harga rendah merupakan alasan utama mengapa pembeli berbelanja di toko online (Forrester Research dalam Kim et al, 2000:689). Bakos dalam Korgaonkar dan Silverblatt (2003) menegaskan bahwa internet menurunkan biaya pencarian untuk mendapatkan informasi tentang harga dan penawaran produk, dan mengurangi inefisiensi yang disebabkan oleh pencarian harga dari pembeli. Dalam temuannya tersebut tersirat bahwa internet secara signifikan mengurangi biaya mencari harga bagi konsumen yang sadar akan harga dengan menyediakan akses informasi cepat mengenai produk dan jasa kepada mereka.


(41)

5. Shopping Confidence

Shopping confidence adalah konsumen yang merasa aman dengan kemampuan mereka dalam membuat keputusan pembelian (Shim dan Kotsiopulos dalam Zhang, 2010). Pengertian lain dari shopping confidence ini adalah konsumen yang merasa percaya diri dalam berbelanja. Mereka telah mengetahui apa yang akan mereka beli dan tempat yang akan dikunjungi, dan menganggap bahwa dirinya adalah pembeli yang baik. Beberapa pembeli pakaian (terutama wanita) merasa percaya diri dalam kemampuan mereka untuk memilih pakaian yang tepat untuk diri mereka sendiri, sedangkan yang lainnya lebih memerlukan kepastian dan bimbingan dari orang lain saat berbelanja (Tatzel et al dalam Hansen dan Jensen, 2009:1157).

6. Brand/Store Loyalty

Brand loyalty atau loyalitas merek adalah suatu ukuran keterkaitan pelanggan kepada sebuah merek. Ukuran ini mampu memberikan gambaran tentang mungkin tidaknya seorang pelanggan beralih ke merek lain yang ditawarkan oleh kompetitor, terutama jika pada merek tersebut didapati adanya perubahan, baik menyangkut harga ataupun atribut lainnya (Aaker, 1997). Loyalitas merek merupakan suatu ukuran keterkaitan pelanggan terhadap sebuah merek. Ukuran ini mampu memberikan gambaran tentang mungkin tidaknya seorang pelanggan beralih ke merek produk yang lain, terutama jika dalam merek tersebut didapati adanya perubahan, baik


(42)

menyangkut harga ataupun atribut lain (Durianto dkk, 2004:126). Oliver dalam Tjiptono (2007:387) mengemukakan bahwa loyalitas merek adalah komitmen yang dipegang teguh untuk membeli ulang atau berlangganan dengan produk atau jasa yang disukai secara konsisten di masa datang, sehingga menimbulkan pembelian merek atau rangkaian merek yang sama secara berulang.

Loyalitas pelanggan dipandang sebagai kekuatan hubungan antara sikap relatif (relative attitude) individu dan pembelian ulang (repeat patronage) (Dick dan Basu dalam Tjahyadi, 2006). Dick dan basu mengembangkan suatu kerangka konseptual baru untuk memahami lebih lengkap faktor-faktor yang mempengaruhi hubungan sikap relatif pembelian ulang dan konsekuensinya.

Gambar. 2.1

Hubungan Sikap Relatif Pada Pembelian Ulang

Repeat Patronage

High Low

Relative attitude

High Loyalty Latent Loyalty Low Spurious Loyalty No Loyalty

Sumber: Dick dan Basu dalam Tjiptono (1994)

Berdasarkan gambar di atas, loyalitas terjadi ketika pembelian ulang muncul bersama sikap relatif yang tinggi. Konsumen


(43)

mengetahui perbedaan kualitas merek dibanding pesaing, dan konsumen tersebut memiliki tingkat pembelian yang tinggi. Spurious loyalty terjadi ketika konsumen memiliki sikap relatif yang rendah dan pembelian ulangnya tinggi. Pembelian ulang terjadi karena hanya ada satu merek yang tersedia dan ditawarkan. No loyalty terjadi ketika konsumen memiliki sikap relatif dan pembelian yang rendah. Kondisi ini terjadi ketika konsumen mengetahui tidak adanya perbedaan di antara merek yang ada. Terakhir, latent loyalty terjadi ketika konsumen memiliki sikap yang relatif tinggi, tetapi tingkat pembelian ulangnya rendah. Hal ini terjadi karena keadaan lingkungan atau faktor situasional yang mempengaruhi tingkat pembelian konsumen tersebut.

Dari pengertian tersebut dapat dikatakan bahwa loyalitas merek merupakan suatu ukuran keterkaitan pelanggan kepada sebuah merek melalui preferensi terhadap merek tersebut dibanding merek lain, terutama jika dalam merek tersebut didapati adanya perubahan, baik menyangkut harga ataupun atribut lain dan dapat dilihat dengan melakukan pembelian secara berulang.

C. Gender Difference

Oakley dalam Relawati dan Sukesi (2011) menyatakan gender adalah perbedaan kebiasaan atau tingkah laku antara laki-laki dan perempuan yang


(44)

dikonstruksikan secara sosial, yang dibuat oleh laki-laki dan perempuan itu sendiri.

Dalam penelitian yang dilakukan Slyke et al.dalam Prabowo dan Suwarsi (2009), ditemukan bahwa ada perbedaan antara pria dan wanita dalam persepsi mereka mengenai pembelian online. Lebih lanjut lagi Slyke et al. menemukan bahwa persepsi pria terhadap online shopping lebih baik daripada wanita. Hasil studi lain yang dilakukan oleh Rodger dan Harris (2003) menunjukkan bahwa laki-laki lebih memiliki kepercayaan yang tinggi dalam hal internet shopping dan menerima internet sebagai outlet belanja yang lebih nyaman daripada wanita. Dalam penelitian berbeda yang dilakukan oleh Leonard dan Tweney dalam Lim et al (2010) mengenai perbedaan gender, hasilnya ditemukan bahwa pria meneliti dan membeli lebih banyak produk dan jasa melalui internet dibandingkan dengan wanita. Singkatnya, pria ditemukan cenderung lebih aktif dalam belanja online daripada wanita. Menurut Leonard, pria menyukai pembelian hardware, software, dan perangkat elektronik sedangkan wanita lebih menyukai pembelian produk makanan, minuman dan pakaian. Penelitian lain yang dilakukan oleh Seock dan Bailey (2008) juga mengungkapkan bahwa pria dan wanita memiliki perbedaan dalam orientasi belanja, pencarian informasi online, maupun pembelian online.


(45)

D. Information Search

Pencarian informasi adalah tahap proses keputusan pembelian dimana konsumen terangsang untuk mencari informasi lebih lanjut. Konsumen mungkin hanya menaruh perhatian yang tinggi atau pergi ke satu pencarian informasi yang aktif. Hal ini termasuk yang berasal dari sumber pribadi (keluarga, teman, tetangga, kenalan), sumber komersial (iklan, penjual, situs penjual), sumber publik (media massa, organisasi rating konsumen, pencarian melalui internet), dan sumber berdasarkan pengalaman dalam menangani, memeriksa atau menggunakan sebuah produk (Kotler dan Armstrong, 2010:178).

Ottman dalam Mowen dan Minor (2002:18) memecah kegiatan pencarian informasi dalam dua kategori. Kategori pertama disebut pencarian sebelum pembelian (prepurchase search), yaitu kegiatan mencari informasi dimana para konsumen terlibat untuk memudahkan pengambilan keputusan mengenai pembelian spesial setelah melewati tahap pengenalan masalah. Sedangkan kategori pencarian kedua adalah pencarian secara terus-menerus (ongoing search), yaitu kegiatan pencarian yang independen dari kebutuhan pembelian atau keputusan yang khusus. Orang akan melakukan pencarian kategori ini karena mereka sangat berminat atas kelas produk tersebut. Mereka berusaha untuk membentuk bank informasi yang akan digunakan di masa depan atau hanya karena mereka memperoleh kepuasan yang mendalam dari keterlibatannya dalam kegiatan seperti itu.


(46)

1. Online Information Search

Pencarian informasi online merupakan proses pencarian informasi yang dilakukan konsumen dengan menggunakan media internet. Pencarian informasi dalam pengaturan online terdiri dari dua tahap yang menggabungkan perencanaan dengan tindakan (Payne et al dalam Punj dan Moore, 2009:646). Pada tahap awal melibatkan penyaringan alternatif pilihan dengan melakukan pencarian ulang untuk mengidentifikasi alternatif yang sesuai kebutuhan. Sekali teridentifikasi, alternatif selanjutnya dapat diperiksa dan diteliti untuk informasi lebih lanjut.

Dalam proses pencarian informasi online, Chen (2009) membagi menjadi dua bagian, yaitu pencarian informasi dan evaluasi online, dan proses informasi online/pengalaman yang bermanfaat. Pada bagian pencarian informasi dan evaluasi online, Chen membagi menjadi dua tahap. Tahap pertama adalah untuk mencari tahu fungsi dan spesifikasi dari produk yang dibutuhkan, kemudian beberapa kandidat toko online terpilih akan masuk ke dalam tahap dua, yaitu tahap perbandingan harga. Mengenai produk fashion, pencarian informasi karakteristik produk meliputi harga, ukuran, warna dan bahan (Ha dan Stoel dalam Wynn dalam Chen, 2009: 31).

Selanjutnya pada bagian kedua, yaitu proses informasi online/pengalaman yang bermanfaat, dalam penelitian yang dilakukan


(47)

oleh Chen (2009) ditemukan bahwa lebih dari setengah sampel penelitiannya melakukan pencarian informasi dan evaluasi untuk meningkatkan pengetahuannya mengenai berbagai macam produk dalam rangka untuk mengetahui kebutuhan mereka. Dari penelitian tersebut juga menunjukkan bahwa mereka melakukan perbandingan harga untuk mencegah pembayaran yang berlebih. Berkenaan dengan pengalaman yang bermanfaat dalam pencarian informasi melalui internet, setengah dari sampel penelitian tersebut menyatakan puas dengan pembelian mereka setelah melakukan pencarian informasi dan evaluasi online.

Kegiatan mencari meliputi jumlah website yang dikunjungi oleh konsumen sebelum mereka melakukan pembelian, jenis situs web pencarian, frekuensi browsing online, jumlah pencarian, dan penggunaan istilah pencarian atau kata kunci (Ahuja et al dalam Lim et al, 2010:157). Ahuja meneliti jumlah orang yang mengunjungi situs web sebelum mereka membuat keputusan pembelian. Ia menemukan bahwa baik pelajar maupun non pelajar biasanya mengunjungi antara satu sampai tiga situs sebelum mereka melakukan pembelian. Perencanaan dan penelitian yang baik sebelum konsumen menyelesaikan transaksi pembelian menunjukkan hubungan positif antara aktivitas pencarian dan perilaku pembelian online.

Penelitian yang dilakukan Seock dan Bailey dengan menggunakan sampel mahasiswa perguruan tinggi di USA, menguji hubungan antara


(48)

shopping orientations terhadap intensitas pencarian informasi online dan pembelian online. Dari hasil uji tersebut didapatkan hasil bahwa shopping orientations secara signifikan mempengaruhi tingkat pencarian informasi online dan pembelian online (Prabowo dan Suwarsi, 2009:110).

E. Belanja Online

Online shopping atau biasa juga disebut internet shopping atau internet buying merupakan proses dari pembelian produk atau jasa melalui internet (Prabowo dan Suwarsi, 2009:110). Aktivitas belanja dapat diukur dari jumlah waktu yang dihabiskan selama berbelanja, frekuensi berbelanja, dan jumlah uang yang dikeluarkan dalam berbelanja (Magie, 2008:45). Seperti belanja di toko biasa, sebelum melakukan belanja online, seorang konsumen juga dapat mencari dan membandingkan produk atau jasa yang sesuai dengan keinginan dan kemampuan konsumen tersebut. Namun bedanya, dalam belanja online juga menggunakan fasilitas internet dalam pencarian informasi mengenai produk yang diinginkannya. Untuk sistem pembayarannya, pembeli online dapat menggunakan kartu plastik, transfer antar rekening, ataupun dengan transaksi Cash on Delivery dimana seorang konsumen baru akan membayar setelah produk yang dibeli telah sampai ke tangan konsumen. Berbagai metode pembayaran tersebut dapat dipilih sesuai dengan sistem pembayaran yang ditawarkan masing-masing pihak toko online.


(49)

F. Penelitian Terdahulu

Dalam penelitian ini Peneliti merujuk pada 4 penelitian terdahulu. Penelitian pertama dilakukan oleh Choon Ling Kwek, et al. Pada tahun 2010 dengan judul “Investigating The Shopping Orientations on Online Purchase Intention in The E-Commerce Environment” yang dilakukan di Malaysia dengan objek penelitian Mahasiswa di sebuah Universitas di Klang Valley, Malaysia. Penelitian ini menggunakan alat analisis regresi berganda. Data yang dikelola berjumlah 242 kuesioner dari 250 kuesioner yang disebar peneliti. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dorongan orientasi pembelian berhubungan secara positif terhadap niat pembelian online. Hal ini ditunjukkan dari hasil perhitungan, dorongan orientasi belanja memiliki nilai sig 0,015. ini berarti nilai probabilitas tersebut lebih kecil dari nilai probabilitas 0,05 (0,015<0,05).

Hasil berikutnya diperoleh bahwa orientasi belanja berhubungan secara positif terhadap niat pembelian online. Ditunjukkan dengan nilai probabilitas 0,036 (0,036<0,05). Kemudian hasil lain yang didapat dari penelitian ini adalah shopping enjoyment orientation tidak memiliki hubungan yang positif terhadap niat pembelian online. Hal ini terlihat dari nilai probabilitas sebesar 0,263, dimana nilai tersebut lebih besar dari nilai probabilitas 0,05. Terakhir, penelitian ini menunjukkan bahwa convenience orientation berpengaruh secara positif terhadap niat pembelian online. Ini terlihat dari nilai


(50)

probabilitas yang lebih kecil dari nilai probabilitas 0,05 yaitu 0,007 (0,007<0,05).

Penelitian kedua dilakukan oleh Tulay Girard Pradeep Korgaonkar dan Ronnie Silverblatt (2003) dengan judul “Relationship of Type of Product, Shopping Orientations, and Demographics With Preference for Shopping on The Internet” yang dilakukan pada mahasiswa sebuah universitas di Southeastern United States. Penelitian ini menggunakan alat analisis regresi dengan jumlah sampel sebanyak 120 orang. Korgaonkar dan Silverblatt menemukan hasil bahwa convenience orientation berpengaruh positif terhadap pembelian produk pakaian dan parfum (nilai sig 0,001<0,05). convenience orientation juga perpengaruh secara positif terhadap pembelian produk televisi dan telepon seluler (nilai sig 0,047<0,05) dan berpengaruh secara positif juga terhadap pembelian produk vitamin, dengan nilai probabilitas sebesar 0,03 (0,03<0,05).

Hasil lain yag didapat dari penelitian ini yaitu perbedaan gender berpengaruh dalam pembelian produk online. Pembeli pria lebih banyak melakukan belanja online untuk produk telepon seluler, sedangkan pembeli wanita lebih banyak melakukan pembelian produk pakaian dan parfum.

Penelitian ketiga dengan judul “The Effects of Information Format and Shopping Tasks on Consumers’ Online Shopping Behavior: A Cognitive Fit Perspective” yang dilakukan oleh Hong et al. tahun 2005. Penelitian ini menggunakan 118 orang mahasiswa bisnis sebagai sampel penelitiannya.


(51)

Dalam penelitian ini didapatkan hasil bahwa variabel convenience yang diukur dengan time saving, berpengaruh secara signifikan terhadap variabel pencarian informasi online.

Penelitian keempat yang bertajuk “Effects of Consumer Lifestyles on Purchasing Behavior on The Internet: A Conceptual Framework and Empirical Validation” yang dilakukan oleh Kim et al. pada tahun 2000. Penelitian ini dilakukan terhadap 306 orang responden. Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa gaya hidup yang berorientasi pada waktu memiliki hubungan secara langsung terhadap perilaku pembelian melalui internet.

G. Kerangka Penelitian

Berdasarkan teori yang ditemukan oleh Seock dan Bailey dalam penelitiannya yang berjudul The Influence of College Students’ Shopping Orientations and Gender Differences on Online Information Searches and Purchase Behaviours, peneliti kemudian melakukan modifikasi untuk melakukan penelitian. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan enam variabel bebas yang terkait dalam orientasi belanja. Keenam variabel tersebut adalah shopping enjoyment, brand conscious, price conscious, shopping confidence, convenience/time conscious, dan brand/store loyalty.

Merujuk pada penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Prabowo dan Suwarsi, terdapat tiga tahapan dalam pengujian hipotesis penelitian. Pada tahap pertama dilakukan regresi berganda dengan pencarian informasi online


(52)

sebagai variabel dependen, dan enam variabel independen orientasi belanja. Tahap selanjutnya yaitu melakukan regresi berganda pada variabel independen yang sama dan menggunakan variabel belanja online sebagai variabel dependen. Tahapan terakhir yang dilakukan dalam pengujian hipotesis ini adalah untuk membedakan orientasi belanja terhadap Pria dan Wanita dengan menggunakan uji beda Independent Sample T Test. Berdasarkan uraian tersebut, maka model penelitiannya adalah sebagai berikut:


(53)

Gambar. 2.2 Kerangka Penelitian

H. Hipotesis

Hipotesis adalah dugaan sementara yang perlu dibuktikan kebenarannya. Hipotesis ditolak apabila faktanya menyangkal dan diterima apabila faktanya

Orientasi Belanja (X1) Gender Differences(X2)

Uji Validitas Uji Reliabilitas

Uji Asumsi Klasik Uji Regresi Linear Berganda

Uji t

Uji F

Saran Kesimpulan

Pencarian Informasi (Y1) Belanja Online (Y2)

Uji Beda


(54)

membenarkan. Berdasarkan paradigma penelitian di atas, maka dapat dirumuskan suatu hipotesis, yaitu :

1. Ho β1 = 0 : Diduga bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel shopping enjoyment terhadap pencarian informasi online.

Ha β1 ≠ 0 : Diduga bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara

variabel shopping enjoyment terhadap pencarian informasi online.

2. Ho β2 = 0 : Diduga bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel brand/fashion conscious terhadap pencarian informasi online.

Ha β2 ≠ 0 : Diduga bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara

variabel brand/fashion conscious terhadap pencarian informasi online. 3. Ho β3 = 0 : Diduga bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara

variabel convenience/time conscious terhadap pencarian informasi online.

Ha β3 ≠ 0 : Diduga bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara

variabel convenience/time conscious terhadap pencarian informasi online. 4. Ho β4 = 0 : Diduga bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara

variabel price conscious terhadap pencarian informasi online.

Ha β4≠ 0 : Diduga bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara

variabel price conscious terhadap pencarian informasi online.

5. Ho β5 = 0 : Diduga bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel shopping confidence terhadap pencarian informasi online.

Ha β5 ≠ 0 : Diduga bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara


(55)

6. Ho β6 = 0 : Diduga bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel brand/store loyalty terhadap pencarian informasi online.

Ha β6≠ 0 : Diduga bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara

variabel brand/store loyalty terhadap pencarian informasi online.

7. Ho β7 = 0 : Diduga variabel shopping enjoyment, brand conscious, price conscious, shopping confidence, convenience/time conscious, dan brand loyalty berpengaruh secara simultan terhadap pencarian informasi online. Ha β7 ≠ 0 : Diduga variabel shopping enjoyment, brand conscious, price

conscious, shopping confidence, convenience/time conscious, dan brand loyalty tidak berpengaruh secara simultan terhadap pencarian informasi online.

8. Ho β8 = 0 : Diduga bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel shopping enjoyment terhadap belanja online.

Ha β8 ≠ 0 : Diduga bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara

variabel shopping enjoyment terhadap belanja online.

9. Ho β9 = 0 : Diduga bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel brand/fashion conscious terhadap belanja online.

Ha β9 ≠ 0 : Diduga bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara

variabel brand/fashion conscious terhadap belanja online.

10. Ho β10 = 0 : Diduga bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel convenience/time conscious terhadap belanja online.

Ha β10 ≠ 0 : Diduga bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara


(56)

11. Ho β11 = 0 : Diduga bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel price conscious terhadap belanja online.

Ha β11 ≠ 0 : Diduga bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara

variabel price conscious terhadap belanja online.

12. Ho β12 = 0 : Diduga bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel shopping confidence terhadap belanja online.

Ha β12 ≠ 0 : Diduga bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara

variabel shopping confidence terhadap belanja online.

13. Ho β13 = 0 : Diduga bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel brand/store loyalty terhadap belanja online.

Ha β13 ≠ 0 : Diduga bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara

variabel brand/store loyalty terhadap belanja online.

14. Ho β14 = 0 : Diduga variabel shopping enjoyment, brand/fashion conscious, price conscious, shopping confidence, convenience/time conscious, dan brand loyalty berpengaruh secara simultan terhadap belanja online.

Ha β14 ≠ 0 : Diduga variabel shopping enjoyment, brand/fashion conscious, price conscious, shopping confidence, convenience/time conscious, dan brand loyalty tidak berpengaruh secara simultan terhadap belanja online.

15. Ho µ1 = µ2 : Diduga bahwa tidak terdapat perbedaan shopping enjoyment antara pria dan wanita


(57)

Ha µ1 ≠µ2 : Diduga bahwa terdapat perbedaan shopping enjoyment antara pria dan wanita

16. Ho µ1 = µ2 : Diduga bahwa tidak terdapat perbedaan brand/fashion conscious antara pria dan wanita

Ha µ1 ≠µ2 : Diduga bahwa terdapat perbedaan brand/fashion conscious antara pria dan wanita

17. Ho µ1 = µ2 : Diduga bahwa tidak terdapat perbedaan price conscious antara pria dan wanita

Ha µ1 ≠µ2 : Diduga bahwa terdapat perbedaan price conscious antara pria dan wanita

18. Ho µ1 = µ2 : Diduga bahwa tidak terdapat perbedaan shopping confidence antara pria dan wanita

Ha µ1 ≠µ2 : Diduga bahwa terdapat perbedaan shopping confidence antara pria dan wanita

19. Ho µ1 = µ2 : Diduga bahwa tidak terdapat perbedaan convenience/time conscious antara pria dan wanita

Ha µ1 ≠µ2 : Diduga bahwa terdapat perbedaan convenience/time conscious antara pria dan wanita

20. Ho µ1 = µ2 : Diduga bahwa tidak terdapat perbedaan brand loyalty antara pria dan wanita

Ha µ1 ≠µ2 : Diduga bahwa terdapat perbedaan brand loyalty antara pria dan wanita


(58)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini mengambil penelitian dengan objek penelitiannya adalah mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang pernah melakukan pembelian produk fashion secara online minimal satu kali pada toko online manapun. Lokasi tempat penelitian ini dilakukan adalah di dalam lingkungan kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Adapun waktu yang digunakan untuk melakukan penelitian ini adalah pada bulan Juli 2011 sampai Agustus 2013. Berdasarkan masalah yang diteliti, penulis membatasi ruang lingkup hanya pada pengaruh orientasi belanja dan gender differences terhadap pencarian informasi online dan belanja online pada mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

B. Metode Penentuan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah seluruh unsur atau elemen yang menjadi anggota dalam suatu kesatuan yang akan diteliti. Dalam hal ini yang menjadi populasi adalah mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Sampel

Sampel adalah wakil dari populasi yang diteliti. Jumlah sampel yang di ambil atau digunakan dalam penelitian ini sebanyak 60 responden


(59)

sesuai dengan pendapat Roscoe dalam Sugiyono (2007) yang menyatakan ukuran sampel yang layak dalam penelitian apabila terbagi dalam dua kategori (dalam penelitian ini kategori pria dan wanita), maka jumlah anggota sampel setiap kategori minimal 30. Penelitian ini menggunakan metode sampel non probability sampling yaitu teknik yang tidak memberi peluang atau kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Adapun jenisnya yaitu purposive sampling. Purposive sampling merupakan metode penarikan sampel dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan tersebut didasarkan pada kepentingan dan tujuan penelitian (Suharyadi dan Purwanto, 2004). Sesuai dengan tujuan penelitian, syarat untuk menjadi responden dalam penelitian ini yaitu laki-laki atau perempuan yang pernah melakukan pembelian online, minimal satu kali.

C. Metode Pengumpulan Data

Dalam memperolah data, penulis mengumpulkan data-data primer dan sekunder. Data primer mengacu pada informasi yang diperoleh dari tangan pertama oleh peneliti yang berkaitan dengan variabel minat untuk tujuan spesifik studi. Data Sekunder mengacu pada informasi yang dikumpulkan dari sumber yang telah ada. Beberapa metode yang penulis lakukan dalam memperoleh data yang diperlukan berupa :


(60)

1. Data Primer

Cara mendapatkan data primer yaitu dengan cara memperoleh data dari sumber pertama yang menjadi objek penelitian dan teknik yang digunakan adalah:

a. Kuesioner

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden. Kuesioner berupa seperangkat pertanyaan tertulis untuk responden sehingga diperoleh data yang diinginkan. Kuesioner yang peneliti gunakan yaitu terdiri dari pertanyaan-pertanyaan tertutup, yaitu pertanyaan yang tidak memberikan kebebasan kepada responden karena alternatif jawabannya sudah disediakan oleh peneliti. Pedoman kuesioner yang disusun sesuai dengan jumlah variabel penelitian, yaitu :

1) Shopping Enjoyment 2) Brand/Fashion Conscious 3) Convenience/Time Conscious 4) Price Conscious

5) Shopping Confidence 6) Brand/Store Loyalty 7) Gender differences

8) Pencarian Informasi Online 9) Belanja Online


(61)

Kuesioner ini juga menggunakan sebuah pertanyaan saringan di awal kuesioner yang akan menanyakan apakah calon responden pernah melakukan pembelanjaan melalui internet atau tidak. Jika calon responden menjawab pernah, maka calon responden tersebut baru dapat dikategorikan sebagai responden penelitian dan boleh melanjutkan mengisi kuesioner penelitian.

Untuk mengetahui bagaimana pengaruh shopping enjoyment, brand conscious, price conscious, shopping confidence, convenience/time conscious, brand/store loyalty dan gender differeces terhadap pencarian informasi online dan belanja online dilakukan dengan menggunakan skala likert. Skala Likert membutuhkan responden menunjukkan tingkat persetujuan atau ketidaksetujuan dengan berbagai pernyataan yang berhubungan dengan sikap atau objek. Pada penelitian ini skala likert digunakan untuk menghadapkan responden pada pertanyaan menyangkut tanggapan konsumen toko online mengenai shopping enjoyment, brand/fashion conscious, price conscious, shopping confidence, convenience/time conscious, brand/store loyalty dan gender Differeces terhadap pencarian informasi online dan belanja online. Instrumen pertanyaan ini akan menghasilkan total skor bagi tiap anggota sampel yang diwakili oleh setiap nilai skor seperti yang tercantum pada tabel skala likert di bawah ini:


(62)

Tabel. 3.1 Skala Likert Kategori Bobot Nilai

Sangat Setuju 5

Setuju 4

Ragu 3

Tidak Setuju 2

Sangat Tidak Setuju 1

Sumber: Jogiyanto, 2009

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang telah dikumpulkan untuk maksud selain untuk menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi (Malhotra, 2009). Data sekunder yang digunakan peneliti dalam penyusunan penelitian ini bersumber dari buku-buku dan jurnal ilmiah. Peneliti juga menggunakan media internet untuk memperoleh informasi serta data-data yang diperlukan.

D. Metode Analisis Data

Metode yang digunakan secara umum adalah metode analisis kuantitatif. Analisa kuantitatif adalah analisis yang menggunakan alat analisis yang bersifat kuantitatif atau menggunakan model-model seperti matematika. Untuk menjaga validitas dan reliabilitas butir-butir pertanyaan yang ada pada


(63)

kuesioner dilakukan uji validitas dan reliabilitas terlebih dahulu dengan melakukan try out terhadap beberapa konsumen online store.

1. Uji Kualitas Data a. Uji Validitas Data

Uji Validitas data adalah pengujian yang dilakukan guna untuk mengetahui seberapa cermat suatu instrument dalam mengukur apa yang ingin diukur (Priyatno, 2010). Pengujian validitas dilakukan dengan cara mengkorelasikan jumlah skor faktor dengan skor total. Bila korelasi tiap faktor tersebut positif dan besarnya > 0,3 maka faktor tersebut dinyatakan valid, Sebaliknya jika korelasi tiap faktor tersebut negatif dan besarnya < 0,3 maka faktor tersebut dinyatakan tidak valid (Sugiyono, 2009).

b. Uji Reliabilitas Data

Uji reliabilitas (keandalan) merupakan ukuran suatu kestabilan dan konsistensi responden dalam menjawab hal yang berkaitan dengan konstruk- konstruk pertanyaan yang merupakan dimensi suatu variabel dan disusun dalam bentuk kuesioner. Instrumen dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur bahwa variabel yang digunakan benar-benar bebas dari kesalahan sehingga menghasilkan hasil yang konstan meskipun di uji beberapa kali. Suatu alat ukur dapat dianggap reliabel apabila nilai


(64)

cronbach alpha yang diperoleh ≥ 0,60. Untuk mendapatkan hasil uji tersebut digunakan alat bantu program SPSS.

2. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas Data

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data terdistribusi dengan normal atau tidak. Analisis parametrik seperti regresi linier mensyaratkan bahwa data harus terdistribusi dengan normal. Untuk mendeteksi normalitas dapat dilakukan dengan melihat nilai signifikansi pada tabel Kolmogorov-Smirnov Z. Data dikatakan memiliki distribusi yang normal adalah data yang memiliki nilai signifikansi lebih dari 0,05, sedangkan jika nilai signifikansinya lebih kecil dari 0,05 maka data tersebut dinyatakan tidak berdistribusi dengan normal (Priyatno, 2010).

b. Uji Multikolinieritas

Multikolinearitas adalah keadaan di mana antara dua variabel independen atau lebih pada model regresi terjadi hubungan linier yang sempurna atau mendekati sempurna. Model regresi yang baik mensyaratkan tidak adanya masalah multikolinearitas. Metode pengambilan keputusan yaitu jika semakin kecil nilai tolerance dan semakin besar nilai VIF maka semakin mendekati terjadinya masalah multikolinearitas. Data yang tidak memiliki multikolinearitas adalah


(1)

155

Correlations

y1.1 y1.2 OnlineSearch

y1.1 Pearson Correlation 1 .733** .917**

Sig. (2-tailed) .000 .000

N 30 30 30

y1.2 Pearson Correlation .733** 1 .944**

Sig. (2-tailed) .000 .000

N 30 30 30

OnlineSearch Pearson Correlation .917** .944** 1

Sig. (2-tailed) .000 .000

N 30 30 30

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Hasil Uji Realibilitas

Variabel

Cronbach's

Alpha

N

of Items

Shopping

Enjoyment

0,729

3

Brand/fashion

Conscious

0,874

3

Convenience/time

conscious

0,866

3

Price Conscious

0,786

4

Shopping

Confidence

0,910

3

Brand/store

Loyalty

0,945

2

Pencarian

Informasi

Online

0,837


(2)

156

Lampiran 4: Hasil Uji Regresi dengan SPSS 17.0

Output Hasil Regresi Y1

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 1.097 1.158 .948 .348

ShoppingEnjoyment -.096 .081 -.130 -1.176 .245 .619 1.616

BrandConscious -.095 .091 -.112 -1.045 .301 .652 1.534

Convenience .519 .106 .620 4.906 .000 .473 2.114

PriceConscious .235 .090 .333 2.599 .012 .461 2.170

ShoppingConfidence -.061 .078 -.077 -.779 .439 .770 1.299

BrandLoyalty -.030 .092 -.034 -.326 .746 .684 1.462

a. Dependent Variable: OnlineSearch

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .775a .600 .555 1.133

a. Predictors: (Constant), BrandLoyalty, Convenience, ShoppingConfidence, ShoppingEnjoyment, BrandConscious, PriceConscious

b. Dependent Variable: OnlineSearch

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 102.100 6 17.017 13.247 .000a

Residual 68.083 53 1.285

Total 170.183 59

a. Predictors: (Constant), BrandLoyalty, Convenience, ShoppingConfidence, ShoppingEnjoyment, BrandConscious, PriceConscious


(3)

157

Output Hasil Regresi Y2

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 2.122 .650 3.263 .002

ShoppingEnjoyment .103 .046 .369 2.244 .029 .619 1.616

BrandConscious -.012 .051 -.037 -.232 .817 .652 1.534

Convenience -.004 .059 -.014 -.075 .941 .473 2.114

PriceConscious .010 .051 .037 .195 .846 .461 2.170

ShoppingConfidence -.012 .044 -.041 -.279 .781 .770 1.299

BrandLoyalty -.042 .052 -.127 -.809 .422 .684 1.462

a. Dependent Variable: BelanjaOnline

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .335a .112 .012 .636

a. Predictors: (Constant), BrandLoyalty, Convenience, ShoppingConfidence, ShoppingEnjoyment, BrandConscious, PriceConscious

b. Dependent Variable: BelanjaOnline

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 2.714 6 .452 1.117 .365a

Residual 21.470 53 .405

Total 24.183 59

a. Predictors: (Constant), BrandLoyalty, Convenience, ShoppingConfidence, ShoppingEnjoyment, BrandConscious, PriceConscious


(4)

158

Lampiran 5: Hasil Uji Beda Independent Sample T Test dengan SPSS 17.0

Independent Samples Test

Levene's Test for Equality of

Variances t-test for Equality of Means

95% Confidence Interval of the

Difference

F Sig. t df

Sig. (2-tailed)

Mean Difference

Std. Error

Difference Lower Upper

Shopping Enjoyment

Equal variances assumed

.451 .504 .056 58 .956 .033 .600 -1.167 1.234

Equal variances not assumed

.056 55.533 .956 .033 .600 -1.168 1.235

Independent Samples Test

Levene's Test for Equality of

Variances t-test for Equality of Means

95% Confidence Interval of the

Difference

F Sig. t df

Sig. (2-tailed)

Mean Difference

Std. Error

Difference Lower Upper

Brand Conscious

Equal variances assumed

.706 .404 1.229 58 .224 .633 .515 -.398 1.665

Equal variances not assumed


(5)

159

Independent Samples Test

Levene's Test for Equality of

Variances t-test for Equality of Means

95% Confidence Interval of the

Difference

F Sig. t df

Sig. (2-tailed)

Mean Difference

Std. Error

Difference Lower Upper

Convenience Equal variances assumed

.009 .925 -2.023 58 .048 -1.033 .511 -2.056 -.011

Equal variances not assumed

-2.023 57.839 .048 -1.033 .511 -2.056 -.011

Independent Samples Test

Levene's Test for Equality of

Variances t-test for Equality of Means

95% Confidence Interval of the

Difference

F Sig. t df

Sig. (2-tailed)

Mean Difference

Std. Error

Difference Lower Upper

Price Conscious

Equal variances assumed

2.761 .102 -2.843 58 .006 -1.667 .586 -2.840 -.493

Equal variances not assumed


(6)

160

Independent Samples Test

Levene's Test for Equality of

Variances t-test for Equality of Means

95% Confidence Interval of the

Difference

F Sig. t df

Sig. (2-tailed)

Mean Difference

Std. Error

Difference Lower Upper

Shopping Confidence

Equal variances assumed

5.182 .027 1.828 58 .073 1.000 .547 -.095 2.095

Equal variances not assumed

1.828 50.018 .074 1.000 .547 -.099 2.099

Independent Samples Test

Levene's Test for Equality of

Variances t-test for Equality of Means

95% Confidence Interval of the

Difference

F Sig. t df

Sig. (2-tailed)

Mean Difference

Std. Error

Difference Lower Upper

Brand Loyalty

Equal variances assumed

1.955 .167 -.198 58 .843 -.100 .504 -1.109 .909

Equal variances not assumed


Dokumen yang terkait

Eksplorasi Faktor-Faktor Online Marketing yang memengaruhi Keputusan Konsumen dalam Belanja Online pada Naufal Bag Collection

0 2 118

Analisis Pengaruh Iklan Televisi, Celebrity Endorser, Kualitas Produk dan Citra Merek terhadap Keputusan Pembelian pada Produk Kosmetik Berlabel "Wardah" (Studi Kasus pada Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)

1 19 179

Pengaruh konsep diri dan kepuasan kerja terhadap komitmen organisasi pada pegawai UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

1 7 138

Pengaruh kematangan emosi dan pola asuh orang tua terhadap altruisme pada mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

12 63 115

Pengaruh Orientasi Belanja dan Gender Differences terhadap Pencarian Informasi Online dan Belanja Online (Studi Kasus pada Mahasiswa/i UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)

1 13 180

Pustakawan akademik dan feasilibitas pengembangan insitutional repository (studi kasus di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)

0 16 14

Pustakawan Akademik dan Feasilibitas Pengembangan Insitutional Repository (Studi Kasus di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)

0 11 17

I. PENDAHULUAN - Pengaruh Kegunaan dan Kemudahan Penggunaan Situs Belanja terhadap Sikap Belanja Online yang Dimoderasi oleh Keahlian dan Kebutuhan untuk Berinteraksi bagi Pengguna Internet

0 1 29

Analisis Usability Alur Pencarian Pada Aplikasi Belanja Online Berbasis Android Dengan Model GOMS

0 0 9

Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: Konstruksi Realitas Simbolik Pemberitaan Aborsi Di Republika Online

0 0 77