Analisis hubungan gaya kepemimpinan dan komunikasi pemimpin dengan kinerja karyawan studi kasus pada karyawan Perum Bulog Divisi Regional D.I. Yogyakarta

(1)

i

ANALISIS HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DAN KOMUNIKASI PEMIMPIN DENGAN KINERJA KARYAWAN

Studi Kasus Pada Karyawan Perum Bulog Divisi Regional D. I. Yogyakarta SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Manajemen

Universitas Sanata Dharma

Oleh:

Dhonny Chandra Kurniawan NIM: 072214089

PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA


(2)

(3)

(4)

iv MOTTO

“Ia membuat segala sesuatu indah pada

waktunya

Pengkhotbah 3 : 11

“Bersukacitalah dalam pengharapan, bersa

barlah

dalam kesesakan dan bertekunlah dalam doa

Roma 12 : 12

Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia

yang memberi kekuatan kepadaku

Filipi 4 : 13

“Demikianlah tinggal ketiga hal ini,

yaitu

iman, pengharapan dan kasih, dan yang paling

besar di antaranya ialah kasih

1 Korintus 13 : 13

“Hiduplah sebagai anak

-anak yang taat dan

jangan turuti hawa nafsu yang menguasai kamu

pada waktu kebodohamu


(5)

v

PERSEMBAHAN

Dengan segala kerendahan hati kupersembahkan skripsi ini kepada:

1. Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan karunia dan penyertaan-Nya di

sepanjang hidupku.

2. Ayahku tersayang “Tugimin” yang kini bahagia kekal di surga, ibuku tercinta

“Sulasih” terima kasih atas semua pengorbaan dan curahan kasih sayang selama ini.

3. Istriku Estu Asmo Aji dan anakku Elleonora Eusebia Chandra, terima kasih

atas semangat dan cinta kasih yang terus mengalir kepadaku.

4. Simbah kakung Harjo Suwiryo dan Simbah Putri, terima kasih telah atas

tenaga dan usaha dalam merawatku selama ini.

5. Prodi Manajemen Fakultas Ekonomi, terima kasih telah memberikan


(6)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini memuat

karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan

dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 28 Februari 2013


(7)

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Dhonny Chandra Kurniawan

Nomor Mahasiswa : 072214089

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberukan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

“Analisis Hubugan Gaya Kepemimpinan dan Komunikasi Pemimpin dengan

Kinerja Karyawan” Studi Kasus pada Karyawan Perum Bulog Divisi Regional D. I. Yogyakarta.

Beserta perangakat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, megalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkal data, mendistribusikan secara terbatas dan mempublikasikanya d internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya atau memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikanah pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Yogyakarta, 28 Februari 2013

Yang Menyatakan


(8)

viii

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha

Esa, karena berkat limpahan kasih dan karunia-Nya sehingga skripsi dengan judul

“Analisis Hubungan Gaya Kepemimpnan dan Komunikasi Pemimpin dengan Kinerja Karyawan” Studi Kasus pada Karyawan Perum Bulog Divisi Regional D.I. Yogyakarta dapat diselesaikan dengan baik. Penulisan skripsi ini diajukan

untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa tanpa adanya bantuan, dukungan, dan

bimbingan dari berbagai pihak, skripsi ini tidak akan terselesaikan dengan baik.

Untuk itu penulis ingin secara khusus menyampaikan ucapan terimakasih dengan

tulus kepada:

1. Dr. Ir. P. Wiryono P, S.J. selaku Rektor Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta.

2. Dr. H. Herry Maridjo, M. Si, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas

Sanata Dharma.

3. Dr. Lukas Purwoto, S. E., M. Si, selaku Ketua Program Studi Manajemen

Universitas Sanata Dharma.

4. Drs. Marianus Mokhtar Modesir, M. M., selaku Dosen Pembimbing I yang


(9)

ix

bimbingan, saran, kritik yang sangat berharga, dan motivasi sehingga skripsi

ini dapat terselesaikan dengan baik.

5. Drs. P. Rubiyatno, M. M., selaku Dosen Pembimbing II yang telah bersedia

meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan bimbingan, saran,

kritik yang sangat berharga, dan motivasi sehingga skripsi ini dapat

terselesaikan.

6. Dra. Diah Utari Bertha Rivieda, M. Si, selaku dosen Penguji yang banyak

memberikan masukan, kritikan, serta saran yang berguna bagi kesempurnaan

skripsi ini.

7. Seluruh dosen dan Staf Sekre F.E. yang telah membagi ilmu yang dimiliki

dan membimbing mahasiswa agar memiliki keunggulan akademik &

humanistik.

8. Perum Bulog Divre D. I. Yogyakarta yang bersedia memberikan ijin kepada

saya untuk melaksanakan penelitian dalam penyusunan skripsi ini.

9. Bapak Yuri selaku Kepala Staff SDM Bulog Divre Yogyakarta yang bersedia

menerima saya dengan tangan terbuka.

10. Seluruh karyawan Perum Bulog Divre D.I. Yogyakarta yang telah

meluangkan waktu dan memberikan bantuan selama penelitian berlangsung.

11. Ayahku tersayang yang kini hidup kekal bahagia di surga, Ibuku tercinta yang

telah banyak berkorban untuk merawat, mendidik dan menjagai anakmu ini.

12. Istriku yang sangat kucinta Estu Asmo Aji serta putri kecilku Elleonora

Eusebia Chandra, kalian adalah sumber inspirasi, motivasi serta tenaga


(10)

x

13. Simbah Kakung dan Simbah Putri Harjo Suwiryo, terima kasih untuk do’a dan dukungan pada cucumu ini.

14. Seluruh Om dan Bulik-ku yang ada di Karawang dan Tangerang, terima kasih

atas doa dan dukunganya.

15. Para Oikodomers yang ada diseluruh nusantara, tetap semangat dan setia

dalam melayani “Big Boss” Tuhan Yesus Kristus.

16. Keluarga Bapak H. Suparman, yang selama enam tahun ini bersedia

memberikan tempat untuk melepas lelah.

17. Teman-teman Brojomusti 10, baik yang sudah alumni maupun yang masih

menempuh pedidikan, terima kasih guys atas perhatian kalian semua selama

ini.

18. Teman-temanku satu angkatan 2007 di Jurusan Manajeman yang banyak

memberi ide, saran, dukungan serta kritikan yang membangun.

19. Special thanks to my greatest inspiration JESUS CHRIST.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh

karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi

kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Yogyakarta, 28 Februari 2013


(11)

xi DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN MOTTO ... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ... v

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... vi

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI... vii

HALAMAN KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR GAMBAR ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

ABSTRAK ... xix

ABSTRACT ... xx

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Pembatasan Masalah ... 3

D. Tujuan Penelitian ... 4


(12)

xii

F. Sistematika Penulisan ... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 7

A. Landasan Teori ... 7

1. Manajemen ... 7

a. Pengertian Manajemen ... 7

b. Fungsi-fungsi Manajemen ... 8

2. Manajemen Sumber Daya Manusia ... 9

a. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia ... 9

b. Pentingnya MSDM bagi Organisasi ... 9

3. Kepemimpinan ... 10

a. Pengertian Kepemimpinan ... 10

b. Ciri-ciri Kepemimpinan ... 10

c. Fungsi Kepemimpinan ... 11

4. Gaya Kepemimpinan ... 12

a. Otrokasi ... 12

b. Demokrasi/ Partisipatif... 13

c. Laissez Faire ... 13

5. Komunikasi ... 14

a. Pengertian Komunikasi ... 14

b. Komponen Dasar Komunikasi ... 16

c. Bentuk Komunikasi ... 19

d. Komunikasi dalam Organisasi ... 22


(13)

xiii

f. Keuntungan Komunikasi yang Efektif ... 24

6. Kinerja Karyawan ... 26

a. Pengertian Kinerja Karyawan ... 26

B. Penelitian Sebelumnya ... 29

C. Kerangka Konseptual Penelitian ... 32

D. Hipotesis ... 32

BAB III METODE PENELITIAN ... 34

A. Jenis Penelitian ... 34

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 34

C. Subjek dan Objek Penelitian ... 34

D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 35

E. Pengukuran Variabel ... 36

F. Populasi dan Sampel ... 36

G. Teknik Pengambilan Sampel... 37

H. Sumber Data ... 37

1. Data Primer ... 37

2. Data Sekunder ... 37

I. Teknik Pengumpulan Data ... 38

J. Teknik Pengujian Instrumen ... 38

1. Validitas ... 38

2. Reliabilitas ... 39

K. Teknik Analisis Data ... 40


(14)

xiv

2. Korelasi Parsial ... 41

3. Korelasi Berganda ... 44

BAB IV GAMBARAN UMUM SUBYEK PENELITIAN ... 47

A. Sejarah Perusahaan ... 47

B. Alasan Berdirinya Perum Bulog Divre Yogyakarta ... 51

C. Struktur Organisasi Perum Bolog Divre Yogyakarta ... 51

1. Kepala Divisi Regional ... 51

2. Bidang Pelayanan Publik ... 52

3. Bidang Perencanaan dan Pengembangan Usaha ... 54

4. Bidang Administrasi dan Keuangan ... 55

5. UPT-PGB ... 58

6. Gudang ... 58

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 60

A. Gambaran Umum Penelitian ... 60

B. Uji Instrumen Penelitian... 60

1. Uji Validitas ... 60

2. Uji Reliabilitas... 62

C. Data Karakteristik Responden ... 63

D. Tipe Gaya Kepemimpinan Yang Dipakai ... 66

E. Uji Hipotesis ... 69

1. Uji Hipotesis 1 ... 70

2. Uji Hipotesis 2 ... 72


(15)

xv

BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN ... 78

A. Kesimpulan... 78

B. Keterbatasan dalam Penelitian ... 81

C. Saran ... 82

DAFTAR PUSTAKA ... 84


(16)

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel Judul Halaman

Tabel V.1 Uji Validitas Data Penelitian ... 61

Tabel V.2 Uji Reliabilitas Instrumen ... 63

Tabel V.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 63

Tabel V.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia... 64

Tabel V.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan ... 65

Tabel V.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja ... 65

Tabel V.7 Nilai Total kuesioner Kelompok I ... 68

Tabel V8 Uji Hipotesis 1 ... 70

Tabel V.9 Uji Hipotesis 2 ... 73


(17)

xvii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar II.1 Komponen yang Mendukung Kinerja Individual ... 28

Gambar II.2 Kerangka Konseptual Penelitian ... 32

Gambar II.1 Struktur Organisasi Perum Bulog Divre D. I. Yogyakarta ... 59


(18)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Tabel Judul Halaman

Lampiran 1 Kuesioner ... 86

Lampiran 2 Hasil Tabulasi Data Responden ... 97

Lampiran 3 Output Validitas dan Reliabilitas ... 109

Lampiran 4 Output Karakteristik Responden ... 129

Lampiran 5 Output Uji Hipotesis ... 132


(19)

xix ABSTRAK

ANALISIS HUBUNGAN ANTARA GAYA KEPEMIMPINAN DAN KOMUNIKASI PEMIMPIN DENGAN KINERJA KARYAWAN Studi Kasus pada Karyawan Perum Bulog Divisi Regional D. I. Yogyakarta

Dhonny Chandra Kurniawan Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2013

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan secara parsial dan simultan gaya kepemimpinan dan komunikasi pemimpin dengan kinerja karyawan.

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober sampai November 2012 di Perum Bulog Divisi Regional D. I. Yogyakarta. Pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner, wawancara dan dokumentasi. Dalam penelitian ini ditentukan sampel sebanyak 64 responden dengan teknik purposive sampling. Teknik analisis data yang digunakan adalah korelasi parsial dan korelasi ganda.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan secara parsial antara gaya kepemimpinan dengan kinerja karyawan, tidak ada hubungan yang signifikan secara parsial antara komunikasi pemimpin dengan kinerja karyawan, ada hubungan yang signifikan secara simultan antara gaya kepemimpinan dan komunikasi pemimpin dengan kinerja karyawan.


(20)

xx ABSTRACT

ANALYSIS OF RELATIONSHIP BETWEEN LEADERSHIP STYLES, LEADER STYLE OF COMMUNICATION AND EMPLOYEE

PERFORMANCE

Case Study on The Employee Bulog Regional Division D. I. Yogyakarta

Dhonny Chandra Kurniawan Sanata Dharma University

Yogyakarta 2013

This study aimed to determine the partial and simultaneous relationship between leadership style, leader style of communication and employee performance.

This research was conducted in October and November 2012 in the Bulog Regional Division in Yogyakarta. Data was collected through questionnaires, interviews and documentations. This study used a sample of 64 respondents determined by purposive sampling technique. The data analysis technique used a partial correlation and multiple correlations.

The results showed that there was a significant relationship between styles of leadership partially and employee performance. There was no significant partial association between leader style of communications and employee performance. There was a significant simultaneous relationship between leadership styles, leader style of communications and employee performance.


(21)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kepemimpinan yang efektif sangat dipengaruhi oleh kepribadian

pemimpin. Setiap pemimpin perlu memiliki aspek-aspek kepribadian yang

dapat menunjang usahanya dalam mewujudkan hubungan manusia yang

efektif dengan anggota organisasinya. Kesuksesan atau kegagalan suatu

organisasi ditentukan oleh banyak hal, yang salah satunya adalah

kepemimpinan yang berjalan dalam organisasi tersebut. Pemimpin yang

sukses adalah apabila pemimpin tersebut mampu menjadi pencipta dan

pendorong bagi bawahannya dengan menciptakan suasana dan budaya kerja

yang dapat memacu pertumbuhan dan perkembangan kinerja karyawannya.

Pemimpin tersebut memiliki kemampuan untuk memberikan pengaruh positif

bagi karyawanya untuk melakukan pekerjaan sesuai dengan arahan dalam

rangka mencapai tujuan yang ditetapkan.

Pemimpin harus berupaya agar para karyawan mau dan mampu

bekerja secara optimal ke arah produktivitas kerja. Oleh karena itu gaya

kepemimpinan perlu diperhatikan oleh seorang manajer ketika menjalankan

fungsinya sebagai seorang pemimpin.

Gaya kepemimpinan adalah pola perilaku yang digunakan seseorang

pada saat orang tersebut mencoba untuk mempengaruhi perilaku orang lain


(22)

memilih dan menerapkan gaya kepemimpinan, apa yang terbaik yang harus

diterapkan. Sehingga ia dapat mengetahui tindakan apa yang sebaiknya

dilakukan dan mengerti akan kebutuhan para karyawannya. Supaya

berdampak pada cara kerja karyawan terhadap tugas yang diberikan dan pada

produktivitas kerja yang diharapkan dapat tercapai.

Suatu organisasi tidak dapat melaksanakan fungsinya tanpa adanya

komunikasi. Komunikasi mengikat bersama bagian-bagian dari suatu

organisasi dan mendorong orang untuk bertindak agar terjadi hubungan yang

serasi antar personil didalam perusahaan. Melalui komunikasi orang dapat

mempengaruhi dan merubah sikap orang lain. Komunikasi memungkinkan

suatu ide baru atau lama tersebar dan dihayati orang. Di Indonesia,

komunikasi adalah alat pembangunan, alat kekuasaan yang tergantung pada

penggunaannya.

Dengan penguasaan komunikasi yang baik pemimpin organisasi dapat

mempunyai nilai tambah, baik dalam kehidupannya secara umum, maupun

dalam mengkontribusikan dirinya di tempat kerja, sehingga lebih produktif.

Komunikasi yang efektif terjadi apabila individu mencapai pemahaman

bersama, merangsang pihak lain melakukan tindakan, dan mendorong orang

untuk berfikir dengan cara baru. Kemampuan untuk berkomunikasi secara

efektif akan meningkatkan kinerja, baik individu yang bersangkutan maupun

organisasinya, sehingga dapat mengantisipati masalah, membuat keputusan

secara efektif, mengkoordinasikan arus kerja, mensupervisi orang lain,


(23)

jasa organisasi. Kemampuan berkomunikasi secara efektif pada

dasarnya akan menentukan keberhasilan seseorang, dimanapun ia berada,

bukan hanya dalam dunia organisasi.

Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik melakukan penelitian ilmiah

dengan judul : Analisis Hubungan Gaya Kepemimpinan dan Komunikasi

Pemimpin dengan Kinerja Karyawan. Studi Kasus pada Karyawan Perum

Bulog Divisi Regional Daerah Istimewa Yogyakarta.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, peneliti mengajukan pokok

permasalahan sebagai berikut :

1. Apakah ada hubungan gaya kepemimpinan dengan kinerja karyawan?

2. Apakah ada hubungan komunikasi pemimpin dengan kinerja karyawan?

3. Apakah ada hubungan secara simultan gaya kepemimpinan, komunikasi

pemimpin dengan kinerja karyawan?

C. Pembatasan Masalah

Agar penelitian lebih terarah, maka perlu adanya pembatasan masalah

dalam ruang lingkup terhadap masalah yang diteliti. Adapun pembatasan

masalah dari penelitian ini adalah :

1. Gaya kepemimpinan dan komunikasi pemimpin yang dimaksud adalah

gaya kepemimpinan dan komunikasi pemimpin pada Perum Bulog Divisi


(24)

2. Gaya kepemimpinan yang diteliti dalam penelitian ini yaitu gaya

kepemimpinan Otokratis, Demokratis/Partisipatif, dan Laissez Faire.

3. Variabel komunikasi yang digunakan adalah komunikasi ke atas dan

komunikasi ke bawah.

D. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui hubungan antara gaya kepeminpinan dengan tingkat

kinerja karyawan.

2. Untuk mengetahui hubungan antara komunikasi pemimpin dengan tingkat

kinerja karyawan.

E. Manfaat penelitian

1. Bagi Perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan

berkaitan dengan masalah gaya kepemimpinan dan komunikasi, yang

dapat di gunakan sebagai pertimbangan dalam proses pengambilan

kebijakan.

2. Bagi Universitas

Dengan adanya penelitian ini, diharapkan dapat digunakan sebagai

bahan referensi tambahan untuk penelitian lebih lanjut dan kepustakaan

Univesitas Sanata Dharma. Serta bermanfaat untuk sumber referensi


(25)

3. Bagi Penulis

Hasil penelitian ini dapat menabah pengalaman pengetahuan dalam

melakukan penelitian ilmiah, serta dapat menerapkan teori-teori dalam

ilmu manajemen personalia.

4. Bagi Pihak lain

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan

sumber bacaan yang berhubungan dengan manajemen personalia.

F. Sistematika Penelitian Bab I : Pendahuluan

Dalam bab ini berisi tentang latar belakang masalah, rumusan

masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,

dan sistematika penulisan.

Bab II : Landasan Teori

Dalam bab ini berisi tentang tori-teori yang berhubungan dengan

subyek penelitian sebagai landasan dalam menganalisis data yang

ada.

Bab III : Metodelogi Penelitian

Dalam bab ini berisi penjelasan mengenai metode yang akan

digunakan penulis untuk mengolah data yang telah diperoleh. Bab

ini berisi jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, subyek

dan obyek penelitian, variable penelitian, definisi operasi, jenis


(26)

pengujian validitas dan reliaibitas, dan teknik analisis data.

Bab IV : Gambaran umum perusahaan

Dalam bab ini berisi tentang gambaran umum perusahaan yang

berfungsi untuk memberikan penjelasan mengenai gambaran

perusahaan secara menyeluruh, dalam penelitian ini perusahaan

yang dimaksud adalah Perum Bulog Divisi Regional D.I.

Yogyakarta. Bab ini berisi sejarah perusahaan, falsafah, visi, misi,

nilai dan tujuan perusahaan, fasilitas pelayanan perusahaan,

struktur organisasi, kegiatan operasional, dan personalia.

Bab V : Analisis data dan pembahasan

Dalam bab ini berisi tentang pengujian instrument, deskripsi

variabel penelitian, analisis data, dan pembahasan.

Bab VI : Kesimpulan dan saran

Dalam bab ini berisi tentang kesimpulan dari penelitian dan

pengolahan data, serta saran yang perlu diberikan bagi


(27)

7 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori 1. Manajemen

a. Pengertian Manajemen

Kata manajemen berasal dari bahasa latin yaitu dari asal kata

manus” yang berarti tangan dan “agree” yang berarti melakukan. Kata-kata tersebut digabung menjadi managere yang berarti

menangani. Managere diterjemahkan kedalam bahasa inggris dalam

bentuk katakerja to manage, degan kata benda management, dan

manager untuk orang yang melakukan. Kemudian management

diterjemahkan ke bahasa Indonesia yaitu pengelolaan. Marry Parker

Follet (dalam Handoko, 2003:8) mendifinisikan manajemen sebagai

seni dalam menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Sedangkan

definisi dari Stoner (dalam Handoko, 2003:8) mendifinisikan

manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian,

pengarahan, pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan

penggunaan sumber daya-sumber daya organisasi lainnya agar

mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Lain halnya

dengan definisi dari Luther Gulick (dalam Handoko, 2003:11),

manajemen sebagai suatu bidang ilmu pengetahuan (science) yang


(28)

manusia bekerja bersama untuk mencapai tujuan dan membuat sistem

kerja sama ini lebih bermanfaat bagi kemanusiaan.

b. Fungsi-fungsi Manajemen (Terry dan Leslie, 2005:9-10)

Manajemen adalah sebuah bentuk kerja. Dalam melakukan

pekerjaannya, manajer harus melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu

yang disebut fungsi-fungsi manajemen. Fungsi utama manajemen

adalah :

1) Planning: menentukan tujuan-tujuan yang hendak dicapai selama

suatu masa yang akan dating dan apa yang harus diperbuat agar

mencapai tujuan-tujuan itu.

2) Organizing: mengelompokan dan menentukan berbagai kegiatan

penting dan memberikan kekuasaan untuk melaksanakan

kegiatan-kegiatan itu.

3) Staffing: menentukan sumber daya manusia, pengarahan,

penyaringan, pelatihan dan pengembangan tenaga kerja.

4) Motivating: mengarahkan atau menyalurkan perilaku manusia

kearah tujuan-tujuan.

5) Controling: mengukur pelaksanaan dengan tujuan-tujuan,

menentukan sebab-sebab penyimpangan dan mengambil tindakan


(29)

2. Manajemen Sumber Daya Manusia

a. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

Manajemen sumber daya manusia adalah pendayagunaan,

pengembangan, penilaian, pemberian balas jasa, dan pengelolaan

individu anggota organisasi atau kelompok karyawan (Simamora,

2004:4). Manajemen sumber daya manusia terdiri atas serangkaian

keputusan yang terintegrasi tentang hubungan ketenagakerjaan yang

mempengaruhi efektivitas karyawan dan organisasi.

b. Pentingnya manajemen sumber daya manusia bagi organisasi

Manajemen sumber daya manusia penting bagi organisasi,

menyangkut ketersediaan tenaga berbakat dalam rangka menunjang

rencana pertumbuhan bisnis, kualitas tenaga kerja manajerial, serta

pengadaan biaya yang sangat besar. Manajemen sumber daya manusia

kini dimaknai sebagai pengelolaan sejumlah besar tenaga kerja yang

sangat berbakat. Praktik manajemen sumber daya manusia yang baik

akan membuahkan peningkatan kemampuan sebuah organisasi untuk

mempertahankan orang-orang terbaik. Perencanaan perusahaan yang

tepat terhadap tipe orang-orang yang dibutuhkan dalam jangka

pendek, menengah dan panjang. Praktik sumber daya manusia yang

sehat juga dapat memotivasi para anggota organisasi untuk melakukan


(30)

3. Kepemimpinan

a. Pengertian Kepemimpinan

Kepemimpinan adalah keseluruhan aktivitas dalam rangka

mempengaruhi orang-orang agar mau bekerja sama untuk mencapai

suatu tujuan yang memang diinginkan bersama (Martoyo, 2000:176).

Kepemimpinan mempunyai peranan penting dalam kerangkan

manajemen yaitu sebagai motor penting bagi sumber dan alat-alat

suatu organisasi. Kepemimpinan adalah suatu pertumbuhan alami dari

orang-orang yang berserikat untuk suatu tujuan dalam suatu

kelompok. (Terry dan Leslie, 2005:192). Kepemimpinan merupakan

kemampuan yang dipunyai seseorang untuk mempengaruhi orang lain

agar bekerja mencapai tujuan dan sasaran (Handoko, 2003:294).

Sedangkan definisi lain dari kepemimpinan adalah proses dalam

mengarahkan dan mempengaruhi para anggota dalam hal berbagai

aktivitas yang harus dilakukan (Sule dan Kurniawan, 2005:255).

b. Ciri-ciri Kepemimpinan

Ciri-ciri kepemimpinan menurut Sondang Siagian (dalam

Martoyo, 2000: 176-179) yaitu:

1) Pendidikan umum yang luas.

2) Kemampuan berkembang secara mental.

3) Ingin tahu.


(31)

5) Memiliki daya ingat yang kuat.

6) Kapabilitas integrative.

7) Ketrampilan berkomunikasi.

8) Ketrampilan mendidik.

9) Rasionalitas dan obyektivitas.

10) Pragmatis.

11) Sense of timing. 12) Sense of cohesiveness. 13) Sense of relevance.

14) Kesederhanaan.

15) Keberanian.

16) Kemampuan mendengar.

17) Adaptabilitas dan Fleksibilitas.

18) Ketegasan.

c. Fungsi Kepemimpinan (Handoko, 2008:299)

Semua anggota kelompok/organisasi baik pemimpin maupun

bawahan berharap agar apa yang dilakukan dalam organisasi tersebut

berjalan dengan efektif. Dalam hal ini pemimpin mempunyai dua

fungsi utama yaitu 1) Fungsi-fungsi yang berhubungan dengan tugas

(work-related) atau pemecahan masalah menyangkut pemberian saran

penyelessaian, informasi dan pendapat, dan 2) Fungsi-fungsi


(32)

segala sesuatu yang dapat membantu kelompok berjalan lebih lancar,

persetujuan dengan kelompok lain, pencegahan perbedaan pendapat,

dsb.

4. Gaya Kepemimpinan

Gaya kepemimpinan seorang manajer akan sangat berpengaruh

terhadap efektivitas seorang pemimpin. Gaya kepemimpinan adalah pola

perilaku konsisten yang diterapkan pemimpin dengan melalui orang lain,

yaitu pola perilaku yang diperlihatkan pimpinan pada saat mempengaruhi

orang lain (Noor dkk, 2003:326). Gaya kepemimpinan adalah suatu cara

pemimpin untuk mempengaruhi bawahannya (Supardi dan Syaiful,

2002:75). Jadi gaya kepemimpinan merupakan suatu sikap dimana

seorang pemimpin sedang mempengaruhi orang lain misalnya dalam

mengarahkan karyawan ataupun memerintahkan sesuatu kepada

karyawan. Tipe gaya kepemimpinan (Supardi dan Syaiful, 2002:26):

a. Otokratis

1) Semua penentuan kebijaksanaan dilakukan oleh pemimpin.

2) Teknik dan langkah kegiatan didikte oleh atasan setiap waktu

sehingga langkah-langkah yang akan dating selalu tidak pasti

untuk tingkat yang luas.

3) Pemimpin biasanya mendikte tugas kerja bagian dan kerja sama


(33)

4) Pemimpin cenderung menjadi pribadi dalam pujian dan

kecamannya terhadap kerja setiap anggota; mengambil jarak

dari partisipasi kelompok aktif kecuali bila menunjukkan

keahliannya.

b. Demokratis/ Partisipatif

1) Semua kebijakan terjadi pada kelompok diskusi dan keputusan,

dengan dorongan dan bantuan dari pemimpin.

2) Kegiatan-kegiatan didiskusikan, langkah-langkah umum untuk

tujuan kelompok dibuat, dan bila dibutuhkan petunjuk-petunjuk

teknis pemimpin menyarankan dua atau lebih prosedur yang

dapat dipilih.

3) Para anggota bebas bekerja dengan siapa yang mereka pilih dan

pembagian tugas ditentukan oleh kelompok.

4) Pemimpin adalah obyek atau “fact-minded” dalam pujian dan kecaman dan mencoba menjadi seseorang anggota kelompok

biasa dalam jiwa dan semangat tanpa melakukan banyak

pekerjaan.

c. Laissez-Faire

1) .Kebebasan penuh bagi keputusan kelompok atau individu,


(34)

2) Bahan-bahan yang bermacam-macam disediakan oleh pemimpin

yang membuat selalu siap bila dia akan memberikan informasi

pada saat ditanya. Pimpinan tidak mengambil bagian dalam

diskusi kerja.

3) Sama sekali tidak ada partisipasi dari pimpinan dalam penentuan

tugas.

4) Kadang-kadang memberi komentar spontan terhadap kegiatan

anggota atau pertanyaan dan tidak bermaksud menilai atau

mengatur suatu kejadian.

5.Komunikasi

a. Pengertian komunikasi

Istilah komunikasi dalam bahasa Inggris “communication”

berasal dari kata bahasa Latin, yaitu kata “communicare”, yang berarti sama. Sama disini maksudnya adalah terjadi kesamaan makna atau

pengertian. Jika kita mengkomunikasikan suatu ide, atau gagasan,

maka kita harus terlebih dahulu menetapkan suatu dasar titik temu

yang sama dalam mencapai suatu pemahaman atau pengertian.

Komunikasi minimal harus memiliki kesamaan makna antara dua

belah pihak yang terlibat. Dikatakan minimal karena kegiatan

komunikasi tidak hanya bersifat informatif (agar orang lain mengerti

dan tahu), tetapi juga harus persuasif (orang lain bersedia menerima


(35)

Bermacam-macam definisi yang dikemukakan oleh para ahli

untuk memberikan batasan terhadap apa yang dimaksud dengan

Komunikasi adalah sebagai berikut :

Komunikasi dapat didefinisikan sebagai proses dimana

informasi ditukar dan dipahami oleh dua orang atau lebih, biasanya

dengan maksud untuk memotivasi atau mempengaruhi perilaku, dan

komunikasi tidak sekedar mengirimkan informasi (Daft, 2006:414).

Menurut Tisnawati dan Saefullah (2005:295) komunikasi

adalah proses dimana seseorang berusaha untuk memberikan

pengertian atau pesan kepada orang lain melalui pesan simbolis.

Komunikasi adalah suatu proses penyampaian dan penerimaan

berita atau informasi dari seseorang ke orang lain (Thoha, 2005:167).

Menurut Griffin (2002:105) komunikasi adalah proses

penyampaian informasi dari satu orang ke orang lain.

Dari berbagai perngertian tentang komunikasi di atas dapat

disimpulkan bahwa :

1) Komunikasi selalu menyangkut usaha mentransmisikan

informasi/gagasan dari seseorang kepada oaring lain sehingga

penerima (receiver) mengerti akan informasi yang dikirim oleh


(36)

2) Komunikasi selalu menyangkut dua pihak yaitu pengirim (sender)

dan penerima (receiver).

3) Komunikasi merupakan suatu usaha untuk menciptakan

pengertian diantara penerima (receiver) dan pengirim (sender).

4) Komunikasi menekankan juga pada tujuan untuk merubah

tingkah laku orang lain yang meliputi perubahan pengetahuan,

sikap dan tindakan penerima (receiver).

b. Komponen Dasar Komunikasi

Komunikasi adalah proses memberikan dan menerima pesan

verbal dan non-verbal, dengan harapan muncul umpan balik atau

feedback dari si penerima pesan. Komunikasi dapat dikatakan efektif

apabila pesan yang diberikan dapat dimengerti sepenuhnya oleh

penerimanya dan si penerima memberikan reaksi atau tanaggapan

seperti yang diharapkan si pemberi pesan.

Proses komunikasi antar orang perorangan atau perusahaan

melibatkan lima elemen pokok, yaitu:

1) Pemberi Pesan

Pemberi pesan adalah orang atau individu yang mengirim

pesan. Salah satu tanggung jawab pemberi pesan adalah

memformulasikan pesan akan diberikan sedemikian rupa sehingga

dapat dimengerti sepenuhnya oleh penerima pesan. Apabila pesan


(37)

resiko terjadi kesalahan pengertian atau mis-komunikasi.

Akibatnya si pemberi pesan tidak akan menerima tangapan yang

sesuai.

2) Pesan

Pesan adalah informasi yang diberikan kepada penerima

pesan. Pesan yang diberikan terdiri dari simbol-simbol yang

menggambarkan informasi, pendapat, introduksi, petunjuk,

penjelasan, perintah, usul, pertanayaan dan larangan yang ingain

disampaikan. Simbol-simbol tersebut dapat berbentuk verbal

(menggunakan kata-kata secara lisan maupun tulisan) atau

non-verbal (tanpa kata-kata, misalnya dengan gerakan tubuh atau

isyarat).

3) Jalur dan Media

Pesan yang ingin diberikan pemberi pesan dapat

disampaikan melalui dua jalur utama, yaitu: jalur tulisan dan jalur

lisan. Dengan demikian komunikasi dapat dikelompokan menjadi

dua golongan utama, yaitu komunikasi lisan dan komunikasi

tertulis.

Jalur komunikasi manajemen yang akan digunakan

tergantung dari kebutuhan atau kondisi yang sedang dihadapi

pemberi pesan. Apabila pesan yang akan diberikan cukup penting,


(38)

penerima pesan, jalur lisan lebih cocok untuk digunakan. Adapun

media yang dapat dipergunakan antara lain: percakapan tatap

muka, rapat, pertemuan formal lainnya, pesawat telpon, dan

teleconference.

Sedangkan apabila pesan yang ingin disampaikan cukup

rumit, panjang lebar, sangat teknis, tidak membutuhkan tanggapan

cepat dan membutuhkan laporan tertulis untuk arsip, jalur tulisan

lebih cocok untuk digunakan. Adapun media lain yang dapat

dipergunakan antara lain: memorandum, surat, telefax letter,

e-mail, laporan singkat tertulis atau laporan panjang tertulis, dan

sebagainya.

4) Penerima Pesan

Penerima pesan adalah mereka yang menerima pesan secara

tertulis maupun lisan. Mereka menerima pesan melalui

pendengaran atau penglihatan, terkadang juga melalui sentuhan.

Bagaiman penerima pesan mengartikan atau memberikan

reaksi terhadap pesan-pesan yang mereka terima dapat

dipengaruhi oleh persepsi dan sikap mereka terhadap isi pesan dan

terhadap pembawa pesan. Pengalaman dan lingkungan hidup juga

dapat membentuk persepsi dan sikap seseorang terhadap suatu

pesan. Dan faktor lain yang mempengaruhi persepsi dan sikap

penerima pesan antara lain latar belakang pendidikan, tingkat


(39)

5) Tanggapan

Tanggapan adalah respon atau umpan balik si penerina

pesan terhadap pesan yang diterima dari si pemberi pesan.

Tanggapan atau reaksi penerima pesan dipengaruhi oleh

kemampuan penerima untuk dapat memahami dan mengartikan

pesan yang diberikan. Bentuk dari tanggapan dapat berupa lisan,

tulisan, tindakan atau kombinasi dari dua atau ketiga-tiganya.

Tanggapan dapat berupa persetujuan, penolakan, permintaan,

penjelasan lebih lanjut, keputusan yang diharapkan atau tidak

diharapkan oleh pembawa pesan. Efektivitas komunikasi juga

ditentukan oleh tanggapan yang diberikan penerima pesan.

c. Bentuk Komunikasi

Bentuk-bentuk komunikasi dalam suatu organisasi atau

perusahaan dapat dikelompokan menjadi berapa jenis, yaitu:

1) Ditinjau dari unsur formalitas, komunikasi dapat dibagi menjadi

dua, yaitu:

a) Komunikasi Formal

Komunikasi faormal merupakan penyebaran informasi yang

dilakukan secara resmi dalam suatu perusahaan atau


(40)

b) Komunikasi Non-formal

Komunikasi non-formal lebih bersifat pribadi, dan komunikasi

nonformal tidak mengarah kepada kepentingan organisasi atau

perusahaan.

2) Dilihat dari tingkatan, komunikasi dapat dibagi menjadi dua,

yaitu:

a) Komunikasi Vertikal

Komunikasi vertikal menggabarkan penyebaran informasi

yang dilakukan antar karyawan dari tingkatan yang berbeda,

baik dari

atasan ke bawahan (downward communication) maupun dari

bawahan ke atasan (upward communication).

i. Komunikasi ke Bawah (Downward Comunication)

Komunikasi ke bawah adalah pesan yang mengalir dari

atasan kepada bawahannya yang berkenaan dengan

tugas-tugas (A. Mulyono dan H. Indriyo, 1998:170). Pesan

tersebut berhubungan dengan pengarahan, tujuan, disiplin,

perintah, pertanyaan dan kebijakan umum.

ii. Komunikasi ke Atas (Upward Communication)

Menurut A. Mulyono dan H. Indriyo (1998:170)

komunikasi ke atas adalah pesan yang mengalir dari


(41)

tingkat yang lebih tinggi. Tujuan komunikasi ini adalah

untuk memberikan umpan balik, saran dan mengajukan

pertanyaan

b). Komunikasi Horisontal

Komunikasi horisontal merupakan komunikasi antar

karyawan pada tingkatan yang sama dalam perusahaan atau

organisasi. Komunikasi horisontal yang efektif membantu

individu yang menjadi bagian dari organisasi atau perusahaan

dapat memecahkan problem yang dihadapi bersama dan

sarana untuk menyamamakan persepsi, pendapat dan pola

pikir antar bagian. Dengan demikian ia mendapat sarana

untuk membangun keharmonisan hubungan kerjasama antar

bagian dan perusahaan.

3) Ditinjau dari sifat, komunikasi dapat dibagi menjadi dua yaitu:

a)Komunikasi Personal

Komunikasi personal merupakan komunikasi individu-individu

didalam perusahaan. Percakapan individu merupakan salah

satu contoh bentuk komunikasi personal.

b)Komunikasi Non-Personal

Komunikasi non-personal merupakan komunikasi yang tidak

terjadi antara individu di dalam perusahaan dengan media


(42)

d. Komunikasi dalam Organisasi

Untuk menjalankan tugas-tugasnya dengan baik, para

pemimpin eksekutif, dan karyawan perusahaan perlu beraksi, bereaksi

dan berkomunikasi. Komunikasi tersebut baik dilakukan antara

mereka sendiri (komunikasi intern) Maupun dengan orang-orang

diluar organisasi perusahaan (komunikasi ekstern). Komunikasi intern

dan ekstern tersebut wajib dilakukan secara efektif. Komunikasi

intern dilakukan oleh atasan dengan bawahan, oleh bawahan dengan

atasan dan di antara rekan kerja yang setingkat.

S. Sutojo dan M. Setiawan (2003:2) mengemukakan bahwa

komunikasi yang efektif mempunyai dua tujuan utama yaitu:

1) Mendapatkan pemahaman penuh tentang makna yang diberikan

kepada pihak lain baik didalam maupun diluar perusahaan.

2) Mendapat tanggapan, tindakan atau persetujuan dari si penerima

pesan seperti yang diharapkan si pemberi pesan. Pesan itu sendiri

dapat berbentuk berita, introduksi tentang suatu hal baru,

penyampaian pendapat, informasi, penjelasan, rekomendasi,

perintah, pernyataan atau himbauan untuk berbuat sesuatu.

e. Efektivitas Komunikasi

American Manajemen Associations (AMA) telah menyusun sejumlah

prinsip-prinsip komunikasi yang disebut “The Ten Commandments of


(43)

Pedoman ini disusun secara ringkas untuk meningkatkan efektivitas,

komunikasi organisasi, yang secara ringkas adalah sebagai berikut:

1) Cari kejelasan gagasan-gagasan terlebih dahulu sebelum

dikomunikasikan.

2) Teliti tujuan sebenarnya setiap komunikasi.

3) Pertimbangkan keadaan fisik dan psikis manusia keseluruhan

kapan saja komunikasi dilakukan.

4) Konsultasi dengan pihak-pihak lain bila perlu, dalam perencanaan

komunikasi.

5) Perhatikan tekanan nada dan ekspresi lainnya sesuai isi dasar

berita selama berkomunikasi.

6) Ambil kesempatan, bila timbul untuk mendapatkan segala sesuatu

yang membantu atau umpan balik.

7) Ikuti lebih lanjut komunikasi yang telah dilaksanakan

8) Perhatikan konsistensi komunikasi.

9) Tindakan atau perbuatan harus mendorong komunikasi.

10)Jadilah pendengar yang baik, berkomunikasi tidak hanya untuk


(44)

f. Keuntungan Komunikasi yang Efektif

Komunikasi yang efektif membawa manfaat bagi pemimpin,

eksekutif dan karyawan maupun untuk perusahaan. S. Sutojo dan M.

Setiawan (2003:4-5) menjelaskan manfaat komunikasi organisasi

yang efektif sebagai berikut:

1) Manfaat Komunikasi Intern yang Efektif:

a) Komunikasi dari atas ke bawah

Komunikasi dari atas ke bawah yang efektif akan

menciptakan suasana kerja yang kondusif serta kepuasan

kerja bagi bawahan. Suasana kerja yang kondusif tersebut

dapat meningkatkan moral, motivasi dan efisiensi

perusahaan.

b) Komunikasi dari bawah ke atas

Komunikasi dari bawah ke atas yang efektif mempunyai

banyak manfaat bagi atasan yang professional. Disamping

laporan tertulis yang disampaikan bawahan secara periodik,

atasan yang profesional ingin mendengar komentar,

pendapat, usul, keinginan, kesan bahkan keluhan tentang

berbagai macam hal secara jujur dan terbuka dari

bawahannya. Sebagai kelanjutannya mereka dapat


(45)

c) Komunikasi Horisontal

Komunikasi horizontal yang efektif membantu individu dan

bagian perusahaan dalam bekerjasama memecahkan

problem yang dihadapi bersama. Ia juga merupakan sarana

untuk menyamakan persepsi, pendapat dan pola berpikir

antar bagian. Dengan demikian ia dapat menjadi sarana

untuk membangun keharmonisan hubungan dan antar

kerjasama antar bagian dalam perusahaan.

2) Manfaat Komunikasi Ekstern yang Efektif

Komunikasi bisnis dengan pihak ketiga yang efektif membawa

dampak positif dalam keberhasilan usaha bisnis dan upaya

membangun citra perusahaan di masyarakat.

3) Manfaat Bagi Staff dan Eksekutif

Kemampuan berkomunikasi secara efektif dapat menunjang

perkembangan karier pekerjaan mereka. Kita mampu

melaksanakan komunikasi dengan baik maka kita akan dapat

mengambil manfaat tertentu seperti:

a) Kelancaran tugas-tugas lebih terjamin

Berkomunikasi dengan baik dan memudahkan orang lain


(46)

demikian kita tidak perlu mengadakan pengulangan

berkali-kali terhadap pesan yang kita sampaikan.

b) Biaya-biaya dapat ditekan

Selain membantu kelancaran tugas-tugas, komunikasi yang

baik akan membentu menekan pembengkakan biaya-biaya

yang diakibatkan oleh komunikasi yang kurang baik.

c) Dapat meningkatkan pertisipasi

Komunikasi timbal balik antara atasan dan bawahan atau

antara karyawan dengan pihak perusahaan akan

menimbulkan partisipasi yang baik dari perusahaan.

d) Pengawasan dapat dilakukan dengan baik

Dengan adanya komunikasi dengan baik berarti hubungan

antara atasan dengan bawahan dapat terjalin dengan baik.

Ini berarti pengawasan dari pimpinan terhadap tugas-tugas

yang diberikan dapat dilaksanakan dengan baik.

6. Kinerja Karyawan

a. Pengertian Kinerja Karyawan

Menurut Bernadin dan Russell (dalam Sulistyani dkk, 2003:223)

kinerja merupakan catatan out come yang dihasilkan dari fungsi

pegawai tertentu atau kegiatan yang dilakukan selama periode waktu

tertentu. Pengertian kinerja disini tidak bermaksud menilai


(47)

diperoleh selama periode waktu tertentu.

Simamora (2004:339) mengatakan bahwa kinerja karyawan

mengacu kepada kadar pencapaian tugas-tugas yang membentuk

sebuah pekerjaan karyawan. Kinerja merefleksikan seberapa baik

karyawan memenuhi persyaratan sebuah pekerjaan.

Menurut Prawirosentono (1999:2), kinerja adalah hasil kerja

yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu

organisasi sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab

masing-masing dalam rangka upaya mencapai tujuan organisasi yang

bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan

moral maupun etika.

Sedangkan Simamora (2001:500) mendefinisikan kinerja

sebagai tingkat dimana para karyawan mencapai

persyaratan-persyaratan pekerjaan.

Menurut Daft (2006:13), kinerja adalah kemampuan organisasi

untuk mempertahankan tujuannya dengan mempergunakan sumber

daya secara efektif dan efisien.

Menurut Mathis dan Jackson (2006:113), ada 3 faktor yang

mempengaruhi kinerja individual kayawan antara lain kemampuan

individual untuk melakukan pekerjaan tersebut, tingkat usaha yang

dicurahkan dan yang terakhir yaitu dukungan organisasi. Hubungan


(48)

Kinerja (P erformance: P) = Kemampuan (Ability : A) x Usaha (Effort

: E) x Dukungan (Support : S).

Komponen yang mendukung kinerja individual dapat dilihat dalam gambar di

bawah:

Gambar II. 1 Komponen yang Mendukung Kinerja Individual Usaha yang dicurahkan:

1. Motivasi 2. Etika kerja 3. Kehadiran 4. Rancangan tugas

Kinerja Individual

Kemampuan Individual:

1. Bakat 2. Minat

3. Faktor kepribadian

Dukungan Organisasional:

1. Pelatihan dan pengembangan 2. Peralatan dan

teknologi 3. Standar kinerja 4. Manajemen dan


(49)

Kinerja individual ditingkatkan sampai tingkat dimana ketiga komponen tersebut

ada dalam diri karyawan. Akan tetapi, kinerja akan berkurang apabila salah satu

faktor tersebut dikurangi atau tidak ada.

B. Penelitian Sebelumnya

1. Noor dkk, 2003. Analsis Pengaruh Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja

Karyawan.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh gaya

kepemimpinan situasional (mengarahkan, membimbing, mendukung dan

pendelegasian) baik secara parsial maupun simultan, serta mengetahui

variabel lain yang mempengaruhi gaya kepemimpinan situasional.

Kerangka pemikiran yang mendasari penelitian ini adalah bahwa

kinerja karyawan Kapet Sabang secara individu merupakan sesuatu yang

dianggap penting baik bagi karyawan itu sendiri maupun organisasi/

lembaga yang bersangkutan.

Sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 50 karyawan. Sampel

ditetapkan dengan teknik stratified random sampling dengan rumus Slovin

dari populasi sebanyak 70 orang. Berdasarkan hasil analisis regresi pada

hipotesis 1 diperoleh kesimpulan bahwa gaya kepemimpinan

mengarahkan, membimbing, mendukung dan pendelegasian berpengaruh

terhadap kinerja karyawan. Dari hipotesis 2 diperoleh kesimpulan bahwa

dalam penelitian ini ditemukan adanya variabel lain yang mempengaruhi


(50)

2. Yohanes Chrismanto Hartoyo. Hubungan antara Kondisi kerja, Hubungan

Kerja, Dukungan Manajemen dan Kontrol dengan Kinerja Karyawan.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui : Ada hubungan

kondisi kerja, hubungan kerja, dukungan manajemen dengan kinerja

karyawan, dan kontrol dengan kinerja karyawan baik secara simultan

maupun parsial. Penelitian ini dilakukan dengan cara studi kasus pada

Tenaga Administrasi Rumah Sakit Panti rapih Yogyakarta.

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara kepada kuisioner

kepada responden. Populasi dari penelitian ini adalah tenaga administrasi

panti rapih Yogyakarta. Sampel yang diteliti sebanyak 111 responden.

Teknik sampling yang digunakan adalah Simple Random Sampling. Uji

validitas menggunakan uji korelasi Peorsen’s Product Moment dan uji Reilabilitas menggunakan rumus Cronbach Alpha. Teknik analisis data

yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik koefisien product

moment dari Pearson, koefisien korelasi berganda Uji t dan Uji F pada

taraf signifikan 5%.

Berdasarkan hasil analisis data dapat diketahui bahwa:

a. Tidak ada hubungan yang positif dan signifikan antara kondisi kerja

dengan kinerja karyawan.

b. Ada hubungan yang positif dan signifikan antara hubungan kerja

dengan kinerja karyawan.

c . Ada hubungan yang positif dan signifikan antara dukungan menejemen


(51)

d. Tidak ada hubungan positif dan signifikan antara kontrol dengan kinerja

karyawan.

e. Ada hubungan antara kondisi kerja, hubungan kerja, dengan manejemen

dan kontrol dengan kinerja karyawan.

3. Nurini Retno Hartati dan Tri Gunarsih. Analisis Pengaruh Pendidikan,

Kompensasi, Promosi dan konflik Organisasi terhadap Motivasi kerja.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh

Pendidikan, Kompensasi, Promosi dan Konflik Organisasi terhadap

Motivasi Kerja. Penelitian ini mengambil sampel yang jumlahnya sama

dengan besarnya populasi yaitu 95 orang. Sampel ditentukan dengan

metode sensus. Berdasarkan analisis regresi linear berganda menunjukan

bahwa jika variabel pendidikan, kompensasi, promosi, dan konflik dalam

organisasi dianggap bernilai nol, maka motivasi kerja sebesar 23,33.


(52)

Kerangka Konseptual Penelitian

Agar mempermudah memahami skripsi ini, maka penulis merumuskan

kerangka konseptual sebagai berikut:

`

Gambar II. 2 Kerangka Konseptual Penelitian

Keterangan :

Hubungan parsial

Hubugan simultan

D.Hipotesis

Hipotesis merupakan suatu pernyataan atau dugaan sementara yang

digunakan sebagai pedoman dalam pelaksanaan penelitian. Pada suatu

perusahaan, gaya kepemimpinan dan komunikasi pemimpin diduga

berhubungan dengan kinerja karyawan. Keterkaitan tersebut akan menentukan

tercapai tidaknya tujuan perusahaan. Bagaimana gaya kepemimpinan yang Komunikasi

Pemimpin Gaya

kepemimpinan

Tingkat Kinerja


(53)

dilakukan oleh seorang pemimpin, dan bagaimana komunikasi dari pemimpin

perusahaan. Semua hal tersebut saling berhubungan dalam suatu perusahaan.

Karyawan dapat termotivasi untuk meningkatkan kinerjanya jika aspek-aspek

tersebut dijalankan dengan baik.

Pada hakikatnya karyawan memiliki kemauan dan kemampuan untuk

melakukan suatu pekerjaan dalam mencapai tujuan. Ini akan memberikan

pilihan situasi bagi pemimpin dalam berkomunikasi dengan bawahan,

menerima pendapat bawahan, memberikan wewenang, dan sebagainya. Dalam

hal ini gaya kepemimpinan, dan komunikasi pemimpin diduga berhubungan

dengan kinerja karyawan. Maka penulis merumuskan hipotesis sebagai berikut:

H1 : Apakah ada hubungan gaya kepemimpinan dengan kinerja

karyawan?

H2 : Apakah ada hubungan komunikasi pemimpin dengan kinerja

karyawan?

H3 : Apakah ada hubungan secara simultan gaya kepemimpinan,


(54)

34 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah penelitian studi kasus,

yaitu penelitian mengenai status subjek penelitian yang berkenaan dengan

suatu fase spesifik atau khas dari keseluruhan personalitas.

B. Tempat dan Waktu penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober sampai November

2012, sedangkan lokasi dalam penelitian ini adalah Perum Bulog Divisi

Regional Daerah Istimewa Yogyakarta. Jalan Suroto No.6 Kota Baru,

Yogyakarta.

C. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah karyawan Perum Bulog Divisi

Regional Daerah Istimewa Yogyakarta, sedangkan objek dalam penelitian

ini adalah gaya kepemimpinan, komunikasi pemimpin, dan kinerja


(55)

D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

Variabel dalam penelitian ini adalah:

1. Gaya kepemimpinan

Gaya Kepemimpinan merupakan pola perilaku konsisten yang

diterapkan pemimpin dengan melalui orang lain, yaitu pola perilaku

yang diperlihatkan pimpinan pada saat mempengaruhi orang lain,

seperti dipersepsikan orang lain.

2. Komunikasi pemimpin

Didefinisikan sebagai proses dimana pesan dialirkan dari atasan

kepada bawahanya, ditukar dan dipahami oleh dua orang atau lebih,

biasanya dengan maksud untuk memotivasi atau mempengaruhi

perilaku, dan komunikasi pemimpin tidak sekedar mengirimkan

informasi tetapi juga dalam pendelegasian tugas dan wewenang.

3. Kinerja karyawan

Kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau

sekelompok orang dalam suatu organisasi sesuai dengan wewenang

dan tanggung jawab masing-masing dalam rangka upaya mencapai

tujuan organisasi yang bersangkutan secara legal, tidak melanggar


(56)

E. Pengukuran Variabel

Pengukuran variabel

Skala pengukuran yang digunakan pada kuesioner adalah skala

likert. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan

persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena social

(Sugiyono, 2009:132). Dalam penelitian fenomena sosial initelah

ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai

variabel. Kuesioner dalam penelitian terdiri dari lima jawaban yaitu sangat

setuju, setuju, ragu-ragu, tidak setuju, dan sangat tidak setuju. Skala

pengukuran untuk variabel gaya kepemimpinan, komunikasi pemimpin,

dan kinerja karyawan yaitu:

Sangat setuju (SS) = 5

Setuju (S) = 4

Ragu-ragu (R) = 3

Tidak setuju (TS) = 2

Sangat tidak setuju (STS) = 1

F. Populasi dan Sampel

1. Populasi mengacu pada keseluruhan kelompok orang, kejadian atau hal

minat yang ingin peneliti investigasi (Sekaran, 2006:121). Dalam

penelitian ini yang dimaksud populasi adalah seluruh karyawan dalam

seksi-seksi dan bidang pada Perum Bulog Divisi Regional D.I.


(57)

2. Sampel adalah bagian dari populasi yang diambil melalui tata cara

tertentu, jelas dan lengkap yang dianggap bisa mewakili populasi

(Iqbal, 2002:58). Sampel dari penelitian ini adalah karyawan dari

seluruh seksi dan bagian sebanyak 64 responden.

G. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah non-random

dengan purposive sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan

pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2009:122).

H. Sumber Data

Dalam penelitian ini sumber data berasal dari dua sumber data

sebagai berikut:

1. Data primer

Data primer adalah data yang berasal dari sumber asli dan

dikumpulkan secara khusus untuk menjawab pertanyaan penelitian

(Cooper dan William, 1996:256).

2. Data sekunder

Data sekunder adalah studi yang dilakukan oleh pihak lain untuk


(58)

I. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Dokumentasi

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan kategorisasi

dan klasifikasi bahan-bahan tertulis yang tersedia di perusahaan.

2. Kuesioner

Teknik pengumpulan data dengan memberikan

pertanyaan-pertanyaan tertulis yang kemudian diisi oleh responden.

3. Wawancara

Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan

penelitian dengan cara tanya jawab secara bertatap muka antara

pewawancara dengan narasumber atau responden dan menggunakan

panduan wawancara (interview guide).

J. Teknik Pengujian Instrumen

1. Validitas

Validitas adalah ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam

melakukan fungsi ukuru. Pengujian ini digunakan untuk mengetahui

apakah instrumen yang digunakan valid atau tidak valid untuk

mengukur apa yang akan diukur. Pengujian validitas menggunakan

teknik korelasi product momen, dengan rumus sebagai berikut (Umar,


(59)

∑ ∑ ∑

√ ∑

Keterangan:

r xy : Koefisien korelasi tiap item (r hitung)

∑xy : Jumlah hasil kali antara x dan y

∑x : Jumlah skor x

∑y : jumlah skor y

n : Banyaknya responden

2. Reliabilitas

Reliabilitas adalah instrumen yang akan menghasilkan, hasil

yang lebih kurang sama untuk beberapa kali pengukuran. Untuk

menguji koefisien reliabilitas butir kuesioner dalam penelitian ini

digunakan rumus reliabilitas menurut Arikunto (2002) (dalam Priyatno

2009: 25) dengan metode Alpha sebagai berikut:

[

] [

]

Keterangan:

= reliabilitas instrument

= banyaknya butir pertanyaan

∑ = jumlah varian butir = varian total


(60)

K. Teknik Analisis Data

Supaya mendapatkan hasil penelitian yang rasional dan dapat

dipertanggungjawabkan maka dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Tipe Gaya Kepemimpinan

Untuk mengetahui gaya kepemimpinan yang dipakai Kepala Perum

Bulog Divisi Regional Yogyakarta digunakan skala likert untuk

pembobotan setiap nomor pertanyaan dalam kuesioner tentang gaya

kepemimpinan. Pembobotan skor sebagai berikut:

Sangat setuju skor 5

Setuju skor 4

Ragu-ragu skor 3

Tidak setuju skor 2

Sangat tidak setuju skor 1

Karena terdapat tiga gaya kepemimpinan, maka dicari interval kelas dari

ketiga gaya kepemimpian tersebut dengan menggunakan rumus struges :

Keterangan:

Ci : Interval kelas.

Range : Selisih batas atas dan batas bawah.


(61)

2. Korelasi Parsial

Korelasi Parsial adalah mengukur hubungan atau asosiasi antara

salah satu variabel bebas (X1, X2, X3,….., Xn) dengan variabel terikat Y (Sunyoto, 2007:65). Korelasi parsial merupakan angka yang

menunjukkan arah dan kekuatannya hubungan antara dua variabel

yang diduga dapat mempengaruhi hubungan variabel tersebut

tatap/dikendalikan (Sugiyono, 2008:235). Untuk menguji apakah gaya

kepemimpinan dan komunikasi pemimpin secara parsial berhubungan

dengan kinerja karyawan maka digunakan analisis korelasi parsial

(Sunyoto, 2007:65):

∑ ∑ ∑

√ ∑ ∑ ∑

Keterangan:

r xy= koefisien kolerasi antara X dan Y.

x = nilai dari suatu variabel independen.

y = nilai dari suatu variabel dependen.

n = banyaknya obyek yang diuji coba.


(62)

Uji signifikansi analisis kolerasi parsial.

Langkah-langkah uji t adalah sebagai berikut (Atmaja, 1997:339):

b. Gaya Kepemimpinan

1) Menentukan Ho dan Ha

Ho: ρ1 = 0, artinya tidak ada hubungan antara gaya kepemimpinan dengan kinerja karyawan.

Ha: ρ1 ≠ 0, artinya ada hubungan antara gaya kepemimpinan dengan kinerja karyawan.

2) Menentukan nilai t dengan menggunakan rumus:

Keterangan:

r : koefisien relasi

n : jumlah anggota sampel

3) Membandingkan nilai thitung dengan ttabel

Ho diterima bila: -tα /2tabel < thitung <α/2tabel ; p > 0,05

Ho diterima, keadaan ini menunjukkan bahwa tidak ada

hubungan antara gaya kepemimpinan dengan kinerja


(63)

Ho ditolak bila: thitung≤ -tα/2tabel atau thitung≥ tα/2tabel; p ≤ 0,05.

Ho ditolak, keadaan ini menunjukkan bahwa ada hubungan

antara gaya kepemimpinan dengan kinerja karyawan.

c. Komunikasi pemimpin

1) Menentukan Ho dan Ha

Ho: ρ2 = 0, artinya tidak ada hubungan antara komunikasi

pemimpin dengan kinerja karyawan.

Ha: ρ2 ≠ 0, artinya ada hubungan antara komunikasi

pemimpin dengan kinerja karyawan.

2) Menghitung nilai t dengan menggunakan rumus :

√ √

Keterangan:

r : koefisien relasi.

n : jumlah anggota sampel.

3) Membandingkan nilai thitung dengan ttabel

Ho diterima bila: -tα /2tabel < thitung < α/2tabel; ρ > 0,05

Ho diterima, keadaan ini menunjukkan bahwa tidak ada

hubungan antara komunikasi pemimpin dengan kinerja


(64)

Ho ditolak bila: thitung≤ -tα/2tabel atau thitung≥ tα/2tabel; p ≤ 0,05

Ho ditolak, keadaan ini menunjukkan bahwa ada hubungan

antara komunikasi pemimpin dengan kinerja karyawan.

3. Korelasi Berganda

Korelasi berganda merupakan alat untuk mengukur hubungan

atau tingkat asosiasi antara variabel-variabel bebas (X1, X2, X3,…, Xn) terhadap variabel terikat (Y) secara simultan (Sunyoto, 2007:69).

Untuk menguji apakah gaya kepemimpinan, kondisi kerja dan

kompensasi secara simultan berhubungan dengan motivasi kerja

karyawan maka digunakan analisis kolerasi berganda. Rumus analisis

kolerasi berganda yang digunakan adalah sebagai berikut (Sunyoto,

2007:69):

∑ ∑

Keterangan:

R = Korelasi ganda.

X1Y = Koefisien korelasi antara X1 dengan Y.

X2Y = Koefisien korelasi antara X2 dengan Y.

XnY = Koefisien antara Xn dengan Y.

Y = Nilai dari suatu variabel dependen.


(65)

Uji signifikan analisis kolerasi berganda

Langkah-langkah uji F adalah sebagai berikut (Atmaja, 1997:347):

a) Menentukan Ho dan Ha

Ho: ρy, x1 x2 ...xN = 0, artinya tidak ada hubungan antara gaya

kepemimpinan, dan komunikasi pemimpin secara simultan

dengan kinerja karyawan.

Ha: ρy, x1, x2,...xN ≠ 0 , artinya ada hubungan antara gaya

kepemimpinan, dan Komunikasi pemimpin secara simultan

dengan kinerja karyawan karyawan.

b) Menghitung nilai Fhitung dengan menggunakan rumus :

Keterangan:

r2 = koefisien korelasi ganda

k = jumlah variabel independen

n = jumlah sampel

c) Membandingkan nilai Fhitung dengan Ftabel

Ho diterima bila Fhitung <Ftabel; probabilitas (p) > 0,05.


(66)

d) Kesimpulan

Ho diterima, keadaan ini menunjukkan bahwa tidak ada

hubungan secara simultan antara gaya kepemimpinan, dan

komunikasi pemimpin dengan kinerja karyawan.

Ho ditolak, keadaan ini menunjukkan bahwa ada hubungan

secara simultan antara gaya kepemimpinan, dan komunikasi


(67)

47 BAB IV

GAMBARAN UMUM SUBYEK PENELITIAN

A. Sejarah Perusahaan

Selama lebih dari 30 tahun bulog telah melaksanakan penugasan dari

pemerintah untuk menangani bahan pangan pokok khususnya beras dalam

rangka memperkuat ketahanan pangan nasional. Manajemen Bulog tidak

banyak berubah dari waktu ke waktu, meskipun ada perbedaan tugas dan

fungsi dalam berbagai periode. Dalam rangka melaksanakan tugas dan

fungsinya, status hukum bulog adalah sebagai Lembaga Pemerintah Non

Departemen (LPND) berdasarkan Keppres RI No. 39 tahun 1978. Namun,

sejak krisis ekonomi yang melanda Indonesia pada tahun 1997 timbul tekanan

yang sangat kuat agar peran pemerintah dipangkas secara drastis sehingga

semua kepentingan nasional termasuk pangan harus diserahkan sepenuhnya

kepada mekanisme pasar. Tekanan tersebut terutama mucul dari

negara-negara maju pemberi pinjaman khususnya Amerika Serikat dan lembaga

keuangan internasional seperti IMF dan World Ba nk.

Konsekuensi logis yang harus diterima dari tekanan tersebut adalah

bulog harus berubah secara total. Dorongan untuk melakukan perubahan

datangnya tidak hanya dari luar negeri, namun juga dari dalam negeri.

Pertama, perubahan kebijakan pangan pemerintah dan pemangkasan tugas


(68)

penghapusan monopoli impor seperti yang tertuang dalam beberapa Keppres

dan SK Menperindag sejak tahun 1998. Keppres RI terakhir tentang bulog,

yakni Keppres RI No. 103 tahun 2001 menegaskan bahwa bulog harus beralih

status menjadi BUMN selambat-lambatnya Mei 2003. Kedua, berlakunya

beberapa UU baru, khususnya UU No. 5 Tahun 1999 tentang larangan

praktek monopoli, dan UU No. 22 Tahun 2000 tentang otonomi daerah yang

membatasi kewenangan pemerintah pusat dan dihapusnya instansi vertikal.

Ketiga, masyarakat luas menghendaki agar bulog terbebas dari unsur-unsur

yang bertentangan dengan tuntutan reformasi, bebas dari KKN dan bebas dari

pengaruh partai politik tertentu, sehingga bulog mampu menjadi lembaga

yang efisien, efektif, transparan dan mampu melayani kepentingan publik

secara memuaskan. Keempat, perubahan ekonomi global yang mengarah

pada kebebasan pasar, khususnya dengan adanya WTO yang mengharuskan

penghapusan non-tarif barrier seperti monopoli menjadi tarif barrier serta

pembukaan pasar dalam negeri. Dalam LoI yang ditandatangani oleh

pemerintah Indonesia dan IMF pada tahun 1998, secara khusus ditekankan

perlunya perubahan status hukum bulog agar menjadi lembaga yang lebih

efisien, transparan dan akuntabel.

Sehubungan dengan adanya tuntutan untuk melakukan perubahan,

Bulog telah melakukan berbagai kajian-kajian baik oleh intern bulog maupun

pihak ekstern. Pertama, tim intern bulog pada tahun 1998 telah mengkaji


(69)

Hal ini dilanjutkan dengan kegiatan sarasehan pada bulan Januari 2000

yang melibatkan Bulog dan Dolog selindo dalam rangka menetapkan arahan

untuk penyesuaian tugas dan fungsi yang kemudian disebut sebagai

"paradigma baru bulog". Kedua , kajian ahli dari Universitas Indonesia (UI)

pada tahun 1999 yang menganalisa berbagai bentuk badan hukum yang dapat

dipilih oleh bulog, yakni LPND seperti sekarang, atau berubah menjadi

Persero, Badan Hukum Milik Negara (BHMN), Perjan atau Perum. Hasil

kajian tersebut menyarankan agar bulog memilih perum sebagai bentuk badan

hukum untuk menjalankan dua fungsi bersamaan, yaitu fungsi publik dan

komersial. Ketiga , kajian auditor internasional Arthur Andersen pada tahun

1999 yang telah mengaudit tingkat efisiensi operasional bulog. Secara khusus,

bulog disarankan agar menyempurnakan struktur organisasi, dan

memperbaiki kebijakan internal, sistim, proses dan pengawasan sehingga

dapat memperbaiki efisiensi dan memperkecil terjadinya KKN di masa

mendatang. Keempat, kajian bersama dengan Bernas Malaysia pada tahun

2000 untuk melihat berbagai perubahan yang dilakukan oleh Malaysia dan

merancang kemungkinan penerapannya di Indonesia. Kelima, kajian

konsultan internasional Price Waterhouse Coopers (PWC) pada tahun 2001

yang telah menyusun perencanaan korporasi termasuk perumusan visi dan

misi serta strategi bulog, menganalisa core business dan tahapan transformasi

lembaga bulog untuk berubah menjadi lembaga perum. Keenam, dukungan


(70)

berbagai hearing antara bulog dengan Komisi III DPR RI selama periode

2000-2002.

Berdasarkan hasil kajian, ketentuan dan dukungan politik DPR RI,

disimpulkan bahwa status hukum yang paling sesuai bagi bulog adalah

perum. Dengan bentuk perum, bulog tetap dapat melaksanakan tugas publik

yang dibebankan oleh pemerintah terutama dalam pengamanan harga dasar

pembelian gabah, pendistribusian beras untuk masyarakat miskin yang rawan

pangan, pemupukan stok nasional untuk berbagai keperluan publik

menghadapi keadaan darurat dan kepentingan publik lainnya dalam upaya

mengendalikan gejolak harga. Disamping itu, bulog dapat memberikan

kontribusi operasionalnya kepada masyarakat sebagai salah satu pelaku

ekonomi dengan melaksanakan fungsi usaha yang tidak bertentangan dengan

hukum dan kaidah transparansi. Dengan kondisi ini gerak lembaga bulog

akan lebih fleksibel dan hasil dari aktivitas usahanya sebagian dapat

digunakan untuk mendukung tugas publik, mengingat semakin terbatasnya

dana pemerintah di masa mendatang. Dengan kondisi tersebut diharapkan

perubahan status bulog menjadi perum dapat lebih menambah manfaat

kepada masyarakat luas.

Dan pada akhirnya era baru itu datang juga, sejak tanggal 20 Januari

2003 LPND Bulog secara resmi berubah menjadi Perum Bulog berdasarkan

Peraturan Pemerintah RI No. 7 Tahun 2003 yang kemudian direvisi menjadi

PP RI No. 61 Tahun 2003. Peluncuran Perum Bulog ini dilakukan di Gedung


(71)

B. Alasan Berdirinya Perum Bulog Divisi Regional Yogyakarta

Perum Bulog Divisi Regional Yogyakarta didirikan agar dapat berperan

sebagai pengendali harga supaya harga beras di Indonesia tidak terlalu rendah

juga tidak terlalu tinggi dan peranan Bulog juga mengelola usaha logistik

pangan pokok secara nasional baik yang bersifat pelayanan masyarakat

maupun bersifat komersial khususnya di Daerah Istimewa Yogyakarta.

C. Struktur Organisasi Perum Bulog Divisi Regional Yogyakarta

Adapun tugas masing-masing bagian adalah sebagai berikut :

1. Kepala Divisi Regional

Kepala divisi regional mempunyai tugas antara lain:

a. Memimpin divisi regional sesuai dengan tugas yang telah ditetapkan

berdasarkan ketentuan yang berlaku.

b. Membina sumber daya Perum Bulog di lingkungan Divisi Regional.

c. Melaksanakan kebijakan teknis di bidang Pelayanan Publik,

Perencanaan dan Pengembangan Usaha, Administrasi dan Keuangan.

Melaksanakan kerjasama dengan badan usaha lain atau instansi


(72)

2. Bidang Pelayanan Publik

Bidang pelayanan publik mempunyai tugas merencanakan,

mengkoordinasikan, mengendalikan, dan mengevaluasi serta

melaksanakan kegiatan pengadaaan gabah / beras, analisa harga dan pasar,

persediaan dan angkutan, perawatan kualitas dan penyaluran.

Fungsi Pelayanan Publik antara lain:

a. Merencanakan dan mengkoordinasikan kegiatan pengadaan gabah /

beras.

b. Merencanakan dan mengkoordinasikan kegiatan pemantauan dan

analisa harga dan pasar.

c. Merencanakan dan mengkoordinasikan kegiatan pengelolaan

persrediaan dan angkutan.

d. Merencanakan dan mengkoordinasikan kegiatan perawatan kualitas dan

pemberantasan hama serta pengolahan komoditi pangan.

e. Merencanakan dan mengkoordinasikan kegiatan pelayanan penyaluran

beras kepada kelembagaan pemerintah serta masyarakat umum dan

khusus.

Bidang Pelayanan Publik terdiri atas:

1) Seksi Pengadaan

Seksi pengadaan mempunyai tugas merencanakan,

mengkoordinasikan, memonitor dan mengevaluasi serta melakukan

kegiatan penghitungan prakiraan jumlah dan biaya pengadaan gabah /


(73)

satuan tugas (satgas) atau mitra kerja, penyiapan perjanjian atau

kontrak, penyiapan dokumen taihan, pengajuan dan pendistribusian

serta pengecekan L/C pengadaan, serta pembinaan teknis.

2) Seksi Analisa Harga dan Pasar

Seksi analisa harga dan pasar mempunyai tugas merencanakan,

mengkoordinasikan, memonitor dan mengevaluasi serta melakukan

kegiatan monitoring dan analisa serta pengamatan perkembangan

harga pasar di tingkat produsen dan konsumen serta penyususnan data

statistik seluruh komoditi.

3) Seksi Persediaan dan Angkutan

Seksi persediaan dan angkutan mempunyai tugas merencanakan,

mengkoordinasikan, memonitor dan mengevaluasi serta melakukan

kegiatan pengolahan laporan posisi persediaan dan penyebaran

persediaan, penghitungan kebutuhan biaya penyimpangan / sewa

gudang, penyusunan prognosa pelayana publikonal pengadaan,

persediaan dan penyaluran serta angkutan pembongkaran dan

pemuatan barang serta administrasinya.

4) Seksi Perawatan Kualitas

Seksi perawatan kualitas mempunyai tugas merencanakan,

mengkoordinasikan, memonitor dan mengevaluasi serta melakukan

kegiatan inspeksi kualitas, penghitungan kebutuhan biaya perawatan

dan obat-obatan, pengendalian aplikasi teknis penyimpangan, sanitasi


(74)

gudang terpadu serta pengolahan gabah sdan pengolahan hasil

pemeriksaan kualitas.

5) Seksi Penyaluran

Seksi penyaluran mempunyai tugas merencanakan,

mengkoordinasikan, memonitor dan mengevaluasi serta melakukan

kegiatan pelayanan penyaluran beras kepada kelembagaan

pemerintahan serta masyarakat umum dan khusus meliputi penyiapan

surat perintah setor, delivery order, nota tagihan, berita acara

penyerahan, daftar penyimpulan, perjanjian jual beli dan konsinyasi.

3. Bidang Perencanaan dan Pengembangan Usaha

Bidang perencanaan dan pengembangan usaha mempunyai tugas

merencanakan, mengkoordinasikan, mengendalikan dan mengevaluasi

serta melaksanakan kegiatan industri dan perdagangan, usaha jasa dan

teknologi informasi.

Fungsi bidang perencanaan dan pengembangan usaha antara lain:

a. Merencanakan dan mengkoordinasikan kegiatan pengelolaan

perencanaan dan pengembangan industri dan pengolahan serta

perdagangan komoditi pangan dan non pangan.

b. Merencanakan dan mengkoordinasikan kegiatan perencanaan dan

pengembangan usaha jasa pergudangan, angkutan dan pembongkaran,


(75)

c. Merencanakan dan mengkoordinasikan kegiatan perencanaan dan

pengembangan pemeliharaan sarana dan dukungan teknologi

informasi.

Bidang Perencanaan dan Pengembangan Usaha terdiri dari:

1) Seksi Industri dan Perdagangan

Seksi industri dan perdagangan mempunyai tugas merencanakan,

mengkoordinasikan, memonitor dan mengevaluasi serta melakukan

kegiatan pengelolaan industri dan pengolahan serta perdagangan

komoditi pangan dan non pangan.

2) Seksi Jasa

Seksi jasa mempunyai tugas merencanakan, mengkoordinasikan,

memonitor dan mengevaluasi serta melakukan keiatan pengelolaan

usah jasa pergudangan, angkutan dan pembongkaran, survey dan

perawatan serta usaha jasa lainnya.

3) Seksi Teknologi Informasi

Seksi teknologi informasi mempunyai tugas merencanakan,

mengkoordinasikan, memonitor dan mengevaluasi serta melakukan

kegiatan pemeliharaan dan perawatan sarana dan dukungan teknologi


(76)

4. Bidang Administrasi dan Keuangan

Bidang administrasi dan keuangan mempunyai tugas

merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasi dan mengendalikan

kegiatan pengeloalaan sumber daya manusia dan hukum, ketatausahaan

dan kerumahtanggaan serta umum, kehumasan, pengelolaan anggaran dan

pembiayaan serta membuat laporan pertanggungjawaban keuangan divisi

regional.

Bidang administrasi dan keuangan mempunyai fungsi:

a. Merencanakan dan mengkoordinasikan kegiatan pengelolaan

administrasi sumber daya manusia, urusan hukum dan klaim.

b. Merencanakan dan mengkoordinasikan kegiatan pengelolaan surat

menyurat, arsip, ekspedisi, hubungan masyarakat, kerumahtanggaan

dan pengelolaan pengadaan, pemeliharaan perlengkapan sarana kantor,

rumah dinas jabatan, mess, pergudangan dan inventaris serta

penghapusan.

c. Merencanakan dan mengkoordinasikan kegiatan kehumasan.

d. Merencanakan dan mengkoordinasikan kegiatan pengelolaan anggaran,

administrasi pembiayaan dan verifikasi.

e. Merencanakan dan mengkoordinasikan kegiatan administrasi

pembukuan, neraca, laporan pertanggungjawaban keuangan dan


(77)

Bagian administrasi dan keuangan terdiri dari:

1) Seksi SDM dan hukum

Seksi SDM dan hukum mempunyai tugas merencanakan, melakukan

dan mengkoordinasikan kegiatan pengelolaan administrasi sumber daya

manusia dan urusan hukum serta klaim dan tuntutan ganti rugi.

2) Seksi Tata Usaha dan Umum

Seksi tata usaha dan umum mempunyai tugas merencanakan,

melakukan dan mengkoordinasikan kegiatan pengelolaan surat

menyurat, arsip, ekspedisi, keprotokolan, kerumahtanggaan dan

pengelolaan pengadaan, pemeliharaan perlengkapan sarana kantor,

rumah dinas jabatan, mess, pergudangan, inventaris serta penghapusan.

3) Seksi Hubungan Masyarakat

Seksi hubungan masyarakat mempunyai tugas merencanakan,

melakukan dan mengkoordinasikan kegiatan pengolahan berita dan

informasi yang berasal dari eksternal maupun internal, menjalin

koordinasi dan komunikasi dengan media masa dalam upaya

peningkatan citra dan pelayanan pada konsumen serta menganalisa dan

menyajikan berita dan informasi bagi pimpinan.

4) Seksi Keuangan

Seksi keuangan mempunyai tugas merencanakan, melakukan dan

mengkoordinasikan kegiatan pengelolaan administrasi pembiayaan

meliputi penerimaan, penyimpanan, pengeluaran dan pembayaran uang


(78)

penerimaan, pencocokkan dokumen pendukung dan penyususnan serta

penyediaan dan pengalokasian anggaran serta analisa kebutuhan

anggaran.

5) Seksi Akuntansi

Seksi akuntansi memepunyai tugas merencanakan, malakukan dan

mengkoordinasikan kegiatan administrasi pembukuan, neraca, laporan

pertanggungjawaban keuangan dan hubungan rekening antar kantor.

5. Unit Pelaksana Teknis Pengolahan Gabah / Beras (UPT-PGB)

UPT-PGB mempunyai tugas merencanakan, mengkoordinasikan,

mengendalikan dan melaksanakan kegiatan unit pabrikasi mulai dari

pembelian bahan baku, pengolahan dan pengawasan mutu sampai dengan

menghasilkan produk utama maupun hasil samping yang siap untuk

dipasarkan sesuai dengan permintaan pasar ataupun industri lainnya.

6. Gudang

Gudang mempunyai tugas melakukan urusan pemasukan,

penyimpanan, perawatan dan pengeluaran barang komoditi Perum Bulog


(79)

Gambar IV.1. Struktur Organisasi Perum Bulog Divisi Regional D. I. Yogyakarta Keterangan:

GBB : Gudang Beras Bulog

UPT-PGB : Unit Pelaksana Teknis Pengolahan Gabah / Beras Kepala

Bidang Administrasi dan Keuangan

Bidang Pelayanan Publik

Seksi Sumber Daya Manusia dan Hukum Seksi Pengadaan dan

Gasar

Seksi Tata Usaha dan Umum

Seksi Keuangan Seksi Persediaan dan

Perawatan

Seksi Angkutan dan

Penyaluran Seksi Akuntansi

Seksi Perencanaan dan

Pengembangan Usaha Seksi Teknologi dan Informasi

Gudang UPT-PGB

GBB Kalasan GBB Playen GBB Wates GBB Pajangan


(1)

Karakteristik Responden Berdasarkan Lama.Kerja

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid 0-5 14 21.9 21.9 21.9

6-10 5 7.8 7.8 29.7 11-15 13 20.3 20.3 50.0 16-20 19 29.7 29.7 79.7 21-25 3 4.7 4.7 84.4 21-30 8 12.5 12.5 96.9 31-35 2 3.1 3.1 100.0 Total 64 100.0 100.0


(2)

132

LAMPIRAN

5


(3)

Output Hipotesis 1

total_X1 total_Y total_X1 1 .440**

Sig. (2-tailed) .000

N 64 64

total_Y .440** 1 Sig. (2-tailed) .000

N 64 64

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Ouput Hipotesis 2

total_X2 total_Y total_X2 Pearson Correlation .123 1

Sig. (2-tailed) .334

N 64 64

total_Y Pearson Correlation 1 .123 Sig. (2-tailed) .334

N 64 64

Output hipotesis 3

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate 1 .513a .263 .239 6.449 a. Predictors: (Constant), total_X1, total_X2


(4)

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 905.689 2 452.844 10.887 .000a

Residual 2537.249 61 41.594 Total 3442.938 63

a. Predictors: (Constant), total_X1, total_X2 b. Dependent Variable: total_Y


(5)

135

LAMPIRAN

6


(6)

44

3.21

1.68

45

3.20

1.68

46

3.02

1.65

47

3.20

1.68

48

3.19

1.68

49

3.19

1.68

50

3.18

1.68

51

3.18

1.68

52

3.18

1.67

53

3.17

1.67

54

3.17

1.67

55

3.16

1.67

56

3.16

1.67

57

3.16

1.67

58

3.16

1.67

59

3.15

1.67

60

3.15

1.67

61

3.15

1.67

62

3.15

1.67

63

3.14

1.67

64

3.14

1.67

F-tabel dan T-tabel diolah menggunakan SPSS

Statics 17.0 for windows.

df f-tabel t-tabel

1 199.50 6.31

2 19.00 2.92

3 9.55 2.35

4 6.94 2.13

5 5.79 2.02

6 5.14 1.94

7 4.74 1.89

8 4.46 1.86

9 4.26 1.83

10 4.10 1.81

11 3.98 1.80

12 3.89 1.78

13 3.81 1.77

14 3.74 1.76

15 3.68 1.75

16 3.63 1.75

17 3.59 1.74

18 3.55 1.73

19 3.52 1.73

20 3.49 1.72

21 3.47 1.72

22 3.44 1.72

23 3.42 1.71

24 3.40 1.71

25 3.39 1.71

26 3.37 1.71

27 3.35 1.70

28 3.34 1.70

29 3.33 1.70

30 3.32 1.70

31 3.30 1.70

32 3.29 1.69

33 3.28 1.69

34 3.28 1.69

35 3.27 1.69

36 3.26 1.69

37 3.25 1.69

38 3.24 1.69

39 3.24 1.68

40 3.23 1.68

41 3.23 1.68

42 3.22 1.68