SIKAP MASYARAKAT SURABAYA TERHADAP PEMBERITAAN KASUS IBU RUMAH TANGGA PENGIDAP HIV/AIDS DI JAWA POS (Sikap Suami Di Surabaya Terhadap Pemberitaan Kasus Ibu Rumah Tangga Pengidap HIV/AIDS Di Jawa Pos).

SIKAP MASYARAKAT SURABAYA TERHADAP
PEMBERITAAN KASUS IBU RUMAH TANGGA PENGIDAP
HIV/AIDS DI J AWA POS

(Sikap Suami Di Surabaya Terhadap Pemberitaan Kasus Ibu Rumah Tangga
Pengidap HIV/AIDS Di J awa Pos)

Oleh:
DICKY DARMAWAN
NPM: 0843010190

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
J AWA TIMUR
2012

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

J UDUL PENELETIAN


:

SIKAP MASYARAKAT SURABAYA TERHADAP
PEMBERITAAN KASUS IBU RUMAH TANGGA
PENGIDAP HIV/AIDS DI J AWA POS (Sikap Suami
Di Sur abaya Terhadap Pemberitaan Kasus Ibu
Rumah Tangga Pengidap HIV/AIDS Di J awa Pos)

Nama Mahasiswa

:

Dicky Darmawan

NPM

:

0843010190


Pr ogram Studi

:

Ilmu Komunikasi

Fakultas

:

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Menyutujui,

Pembimbing Utama

Tim Penguji:
1.

Drs. Kusnar to,Msi.

NIP. 1958081 198402 1 001

Ir . H. Didiek Tranggono, Msi
NIP. 19581225 199001 1001

2. Sekertar is

Dr. Catur Sur atnoaji, Msi
NIP. 368049400281

3. Anggota

Drs. Kusnar to,Msi.
NIP. 1958081 198402 1 001
Mengetahui,
DEKAN

Dra. Ec. Hj. Suparwati, Msi
NIP. 19550718 198302 2001


ii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa Allah
SWT, yang telah melimpahkan kemurahan, kebaikan dan karunianya-Nya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Penyusunan skripsi
ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana program studi
Ilmu Komunikasi, pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan bisa
terselesaikan dengan baik tanpa adanya bantuan dari beberapa pihak. Pada
kesempatan ini, perkenankan penulis untuk menyampaikan ucapan terima kasih
kepada seluruh pihak yang telah membantu guna mendukung kelancaran
penyusunan skripsi ini.
Penulis dengan rasa hormat yang mendalam mengucapkan terima kasih
kepada :
1.


Allah SWT, yang telah memberikan limpahan rahmat dan Rizky-Nya kepada
seluruh alam semesta.

2.

Nabi besar Muhammad SAW, yang telah memberikan tuntunan bagi seluruh
umat islam dan pemberi syafa’at di akhir nanti.

3.

Prof. Dr. Ir. H. Teguh Soedarto, MP, Rektor Universitas Pembangunan
Nasional “Veteran” Jawa Timur.

4.

Dra. Ec. Hj. Suparwati, M.Si, Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
i


Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

5.

Juwito, S. Sos., M.Si, Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu
Sosial dan Politik Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

6.

Drs. Kusnarto, M.Si, dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu
membimbing penulis dalam penyusunan skripsi ini.

7.

Semua dosen dan staff dosen Universitas Pembangunan Nasioanal ”Veteran”
Jawa Timur.

8.


Orang tua, adik dan kakak tercinta serta gorbina kartika dewi, yang telah
memberikan bantuan baik materil maupun moril serta doa.

9.

Semua orang yang telah banyak membantu dan memberikan saran dan kritik
kepada penulis namun tidak tersebutkan, penulis ucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh

karena itu, kritik dan saran sangat penulis harapkan guna meningkatkan mutu dari
penulisan skripsi ini. Penulis juga berharap, penulisan skripsi ini dapat bermanfaat
dan menjadi acuan bagi peneliti lain yang tertarik untuk mendalaminya di masa
yang akan datang.

Surabaya, 18 November 2012

Penulis

ii


Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN J UDUL
HALAMAN PENGESAHAN
KATA PENGANTAR ................................................................................ i
DAFTAR ISI .............................................................................................. iii
BAB 1 PENDAHULUAN........................................................................ ..... 1
1.1. Latar Belakang Masalah ........................................................ 1
1.2. Perumusan Masalah .............................................................. 10
1.3. Tujuan Penelitian .................................................................. 10
1.4. Manfaat Penelitian ................................................................ 10
BAB 2 KAJ IAN PUSTAKA ...................................................................... 11
2.1. Landasan Teori ..................................................................... 11
2.1.1.Media Cetak ................................................................... 11
2.1.2. Karakteristik Media Cetak ............................................ 14

2.1.3. Pengertian Berita .......................................................... 15
2.1.4. Unsur Berita ................................................................. 17
2.1.5. Nilai Berita ................................................................. 17
2.1.6. Jenis Berita ................................................................. 18
2.1.7. Syarat Berita ............................................................... 19
2.1.8. Pengertian Sikap ......................................................... 20
2.1.8.1. Komponen Sikap ................................................... 23
iii

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.1.9. HIV/AIDS .................................................................. 27
2.1.10. Teori S-O-R ............................................................... 29
2.2. Kerangka berpikir ................................................................. 31
BAB 3 METODE PENELITIAN ............................................................... 33
3.1. Metode Penelitian ................................................................. 33
3.1.1.Definisi Opersional ...................................................... 33
3.1.2. Pengukuran Variabel ................................................... 36
3.2. Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel ................... 39

3.2.1. Populasi ...................................................................... 39
3.2.2. Sampel Dan Teknik Penarikan Sampel ........................ 40
3.2.3. Teknik Penarikan Sampel ............................................ 41
3.2.4. Teknik Pengumpulan Data .......................................... 41
3.2.5. Teknik Analisis Data ................................................... 42

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................ 44
4.1. Gambaran Umum Obyek Penelitian ........................................ 44
4.1.1. Gambaran Umum Masyarakat Surabaya ........................ 44
4.1.2. Gambaran Umum Jawa Pos ........................................... 45
4.2. Analisis Data .......................................................................... 46
4.2.1. Usia Responden ............................................................ 46
4.2.2. Pendidikan Terakhir Responden .................................... 47
4.3. Sikap Kognitif Afektif Dan Konatif Masyarakat ..................... 48
4.3.1. Aspek Kognitif .............................................................. 48
iv

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.


4.3.1.1. Diketahui Banyak Ditemukan Ibu RT ................ 48
4.3.1.2. Diketahui Ibu RT Pengidap HIV/AIDS .............. 49
4.3.1.3. Suami Merupakan Faktor Utama ....................... 50
4.3.1.4. Banyak Ibu RT Yang Tidak Menyadari ............. 51
4.3.1.5. Sikap Dari Aspek Kognitif ................................. 52
4.3.2. Aspek Afektif ................................................................ 53
4.3.2.1. Penularan HIV/AIDS Di Surabaya ..................... 53
4.3.2.2. Hubungan Seks Mendominasi ............................ 54
4.3.2.3. Pemerintah Surabaya Mengadakan Konseling..... 55
4.3.2.4. Akan Berperan Aktif Dalam Pencegahan ........... 56
4.3.2.5. Sikap Dari Aspek Afektif ................................... 56
4.3.3. Aspek Konatif ............................................................... 57
4.3.3.1. Menginformasikan Pada Masyarakat Lain ......... 57
4.3.3.2. Akan Mengikuti Konseling Tentang HIV ........... 58
4.3.3.3. Menggencarkan Sosialisasi Di Masyarakat ........ 59
4.3.3.4. Rutin Melakukan Medical Check ....................... 60
4.3.3.5. Sikap Dari Aspek Konatif .................................. 61
4.4. Sikap Masyarakat Di Surabaya Terhadap Pemberitaan ............ 61

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................... 64
5.1. Kesimpulan ............................................................................. 64
5.2. Saran ....................................................................................... 64

v

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 65
LAMPIRAN ............................................................................................... 67

vi

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

ABSTRAKSI
Dicky Dar mawan, 0843010190, Sikap Masyarakat Surabaya Terhadap
Pemberitaan Kasus Ibu Rumah Tangga Pengidap HIV/AIDS Di J awa Pos
(Sikap Suami Di Surabaya Terhadap Pemberitaan Kasus Ibu Rumah
Tangga Pengidap HIV/AIDS di J awa Pos)
Media Massa dibagi menjadi dua kategori, media cetak dan media
elektronik. Media cetak memiliki karakteristik yaitu media cetak biasanya lebih
bersifat fleksibel, mudah dibawa kemanpun, bisa disimpan, dibaca ulang, dan
tidak terikat waktu. Permasalahan yang terjadi saat ini adalah banyaknya ibu
rumah tangga di Surabaya yang terjangkit virus HIV/AIDS dan jumlah ibu rumah
tangga pengidap HIV/AIDS semakin meningkat tiap tahunnya. Dalam
pemberitaan ini memberitakan tentang ibu baik-baik terancam suami nakal.
Banyaknya ibu rumah tangga di Surabaya terjangkit virus HIV/AIDS dikarenakan
penyakit tersebut berasal dari suami. Peneliti berusaha melihat sikap masyarakat
khususnya suami di Surabaya terhadap pemberitaan ibu baik-baik terancam suami
nakal di Jawa Pos. Tujuannya untuk mengetahui bagaimana sikap masyarakat
Surabaya terhadap pemberitaan ibu rumah tangga pengidap HIV/AIDS yang
disebabkan oleh suami.
Teori yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan teori S-O-R.
Stimulus dalam hal ini yaitu pemberitaan kasus HIV/AIDS di Surabaya.
Organisme yaitu masyarakat khususnya suami di Surabaya. Selanjutnya respon
yaitu sikap yang ditimbulkan oleh masyarakat surabaya setelah membaca
pemberitaan tersebut.
Metode yang digunakan adalah metode kuantitaf serta Teknik pengambilan
sampel dalam penelitian ini adalah metode Random Sampling. Metode analisis
data dalam penelitian ini menggunakan tabel frekuensi.
Dari hasil data analisis didapatkan hasil sikap para responden terhadap
pemberitaan ibu baik-baik terancam suami nakal di Jawa Pos adalah positif.
Banyaknya responden yang berada pada kategori positif hal disini menunjukan
bahwa masyarakat khususnya suami di Surabaya mengetahui, menerima dan
memahami isi pemberitaan tersebut.
Dari hasil pengujian, sikap masyarakat Surabaya secara keseluruhan adalah
positif. Karena mereka memang mengetahui, menerima dan memahami
pemberitaan tersebut dan mereka akan melaksanakan himbauan-himbauan yang
ada pada pemberitaan tersebut. Serta disaranakan bagi suami-istri agar lebih
waspada dan tidak berganti pasangan.
Keyword : Sikap, HIV/AIDS

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

ABSTRACT
Dicky Dar mawan, 0843010171, Surabaya Public Attitudes Towards The
News About Cases Housewife Living With HIV/AIDS In J awa Post
(Attitudes Of Husband In Surabaya Towards The News About Cases
Housewives Living With HIV/AIDS In J awa Post)
Mass media is divided into two categories, print and electronic media.
Print media has the characteristics of the print media are usually more flexible,
easy to carry everywhere, can be stored, re-read, and not bound by time. Problems
that occur at this time is a lot of housewives in Surabaya are infected with
HIV/AIDS and the number of housewives infected with HIV/AIDS has increased
each year. Researchers try to look at the attitude of the public, especially to the
husband in Surabaya reporting about good mother threatened naughty husband in
Jawa Post. The point is to determine how people's attitudes toward the news
Surabaya housewife with HIV / AIDS caused by the husband.
The theory in this study using the theory of SOR. The stimulus in this case
the reporting of cases of HIV / AIDS in Surabaya. Organisms that people
specially husband in Surabaya. Furthermore, the attitude of the response generated
by the Surabaya after reading the reports.
The method used is quantitative method and sampling technique in this
study is the method of random sampling. The method of data analysis in this study
using a frequency table.
Results obtained from the test results of the respondents attitudes toward
the news about good mother threatned naughty husband in Jawa Post. The number
of respondents who are in the category of positive things here shows Surabaya
people receive and understand the news in Jawa Post.
From the test results, the attitude of society as a whole is positive
Surabaya. Because they did receive and understand the reports and they will carry
out an appeals is in the news. As well as advisable for spouses to be more vigilant
and not change partners.
Keyword: Attitude, HIV/AIDS

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang Masalah
Media massa merupakan salah satu sarana pemenuhan kebutuhan akan informasi

bagi masyarakat. Sedangkan definisi media massa itu sendiri terbagi dalam dua macam,
yaitu pers dalam arti sempit dan pers dalam arti luas. Pers dalam arti sempit meliputi
media cetak, sedangkan pers dalam arti luas mencakup media cetak serta media
elektronik. (Rachmadi dalam Eryanto, 2002: 35). Pers itu sendiri memiliki empat fungsi
khusus, yaitu fungsi memberikan informasi, mendidik, menghibur dan mempengaruhi,
untuk fungsi yang terakhir ini media massa juga berfungsi sebagai alat untuk control
social. Dari sini bisa kita lihat bahwa media massa memiliki peranan yang penting dalam
kehidupan masyarakat, baik dari segi moral, social dan pengetahuan yang dimiliki
masyarakat.
Masyarakat mengharapkan bahwa media massa dapat menjadi sumber informasi
yang dapat dipercaya dan dapat menjadi salah satu sarana untuk mendapatkan ilmu
pengetahuan baik yang bersifat moral, politik dan social. Maka tidak salah lagi jika ada
pernyataan yang menyebutkan bahwa media telah menjadi sumber dominan bukan saja
individu untuk memperoleh gambaran dan citra realitas social, tetapi juga bagi
masyarakat dan kelompok secara kolektif media menyuguhkan nilai-nilai dan penilaian
normative yang dibaurkan dengan berita dan hiburan (Mcquail, 1994 : 3).

1
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2

Djafar H. Assegaf mengatakan bahwa media massa memiliki lima ciri,
yaituPertama, komunikasi yang terjadi dalam media massa bersifat searah di mana
komunikan tidak dapat memberikan tanggapan secara langsung kepada komunikatornya
yang biasa disebut dengan tanggapan yang tertunda (delay feedback). Kedua, media
massa menyajikan rangkaian atau aneka pilihan materi yang luas, bervariasi. Ini
menunjukka bahwa pesan yang ada dalam media massa berisi rangkaian dan aneka
pilihan materi yang luas bagi khalayak atau para komunikannya. Ketiga, media massa
dapat menjangkau sejumlah besar khalayak. Komunikan dalam media massa berjumlah
besar dan menyebar di mana-mana, serta tidak pernah bertemu dan berhubungan secara
personal. Keempat, media massa menyajikan materi yang dapat mencapai tingkat intelek
rata-rata. Pesan yang disajikan dengan bahasa yang umum sehingga dapat dipahami
oleh seluruh lapisan intelektual baik komunikan dari kalangan bawah sampai kalangan
atas.Kelima, media massa diselenggrakan oleh lembaga masyarakat atau organisasi yang
terstruktur.

Penyelenggara

atau

pengelola

media

massa

adalah

lembaga

masyarakat/organisasi yang teratur dan peka terhadap permasalahan kemasyarakatan.
(ht t p:/ / devitadartias.blogspot .com/ 2010/ 11/ media-massa.ht m l)
Dalam perkembangan ilmu komunikasi media

sangat diperlukan untuk

menjembatani atau menjadikan media sebagai alat saluran agar komunikator bisa
menyampaikan pesan yang akan disampaikan oleh komunikator. Sehingga dengan
memilih

media

yang tepat

komunikator tepat ke

dan

cermat

agar pesan

komunikannya. Efek yang

yang disampaikan

oleh

disampaikan berbeda-beda

tergantung pesan yang disampaikan oleh komunikator Karena itu perbedaan pesan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3

dipengaruhi oleh banyak faktor bisa itu komunikator, komunikan, media atau
saluran ataupun sebaliknya noise atau gangguan.
Tidak

setiap

peristiwa

dapat

dijadikan

berita,

hanya

berita

yang

mempunyai ukuran-ukuran tertentu saja yang layak dan bisa disebut sebagai berita.
Sebuah peristiwa yang tidak mempunyai unsur berita atau setidaknya nilai
beritanya tidak besar akan dibuang. Berita adalah hasil dari proses kompleks yang
menyotir (memilah-milah) dan menentukan peristiwa dan tematema tertentu dalam
kategori tertentu. Peristiwa harus dinilai terlebih dahulu apakah peristiwa apa saja
yang akan diberitakan, melainkan juga bagaimana peristiwa tersebut dikemas.
Berita

merupakan

hasil

akhir

dari

proses

kompleks

dari penulisan,

pemilahan dan menentukan peristiwa dan tema-tema tertentu dalam satu kategori
tertentu. Peristiwa yang diangkat harus benar-benar dilihat dulu layak tidaknya
menjadi sebuah nilai berita. Media massa cenderung mengutamakan berita yang
berbau sensasional. Ini didasarkan pada subyektifitas pada semua karya jurnalistik
yang dihasilkan oleh pers. Mulai pencarian berita, peliputan, penulisan, sampai
penyusunan berita. Tetapi juga ada kalanya nilai-nilai obyektifitas dipakai, ini
memungkinkan untuk membatasi subyektifitas wartawan maupun redaktur. (Siahaan,
2001:60-61).
Menurut Rachmadi media massa dibedakan menjadi dua macam, yaitu
sebagai pers dalam arti sempit dan pers dalam arti yang luas. Pers dalam arti
sempit yaitu meliputi media cetak. Sementara pers dalam arti yang luasmeliputi
semua media komunikasi baik elektronik maupun cetak. (Eriyanto, 2002 : 35)

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4

Media cetak adalah suatu media yang statis dan megutamakan pesan – pesan
visual. Contohnya seperti majalah mingguan, surat kabar harian, majalah dwi
mingguan. Begitupun juga media online adalah suatu media elektronik yang
mudah dijangkau oleh masyarakat karena kita cukup mengaksesnya saja didepan
komputer. Kita juga apabila ingin melihat berita masa lalu yang kita inginkan
tinggal dicari dengan search atau di cari melalui indeks berita.
Dalam menyajikan berita yang akan disampaikan pada khalayak tentunya
ada kebijakan – kebijakan yang ditentukan oleh keredaksian yang dapat membatasi
kebebasan wartawan dalam menuliskan dan menyampaikan berita. Kebijaksanaan
redaksional

tersebut menjadi pedoman dan ukuran dalam

menentukan kejadian

macam apa yang oleh surat kabar itu patut diangkat serta dipilih untuk menjadi
berita maupun bahan komentar.
Berita pada dasarnya dibentuk lewat proses aktif dari pembuat berita. Oleh
karena itu semua produksi berita sepenuhnya hasil karya wartawan menciptakan
sebuah peristiwa atau fakta yang akan diliput. Jadi pada dasarnya semua kinerja
wartawan dalam menulis berita selalu dipilih dalam kantor redaksi. Berita – berita
yang mempunyai nilai berita yang tinggi dan mempunyai nilai layak jual akan
ditempatkan oleh redaksi di headline dengan cetakan huruf besar. Karena pembaca
berita ingin membaca situs berita ataupun surat kabar secara tidak langsung
halaman depan yang dilihat terlebih dahulu, kalau halaman depan ada berita
menarik dan yang

baru atau hangat pasti pembaca akan penasaran dan ingin

membaca beritanya.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

5

Adapun beberapa jenis

berita yaitu, Pertama, Straight News yaitu berita

langsung apa adanya, ditulis secara singkat dan lugas. Sebagian besar halaman depan
surat kabar atau yang menjadi berita utama (headline) merupakan berita jenis ini. Kedua,
Depth News yaitu berita mendalam dikembangkan dengan pendalaman hal-hal yang ada
di bawah suatu permukaan. Ketiga, Investigation News yaitu berita yang dikembangkan
berdasarkan penelitian atau penyelidikan dari berbagai sumber. Keempat, Interpretative
News yaitu berita yang dikembangkan dengan pendapat atau penilaian wartawan
berdasarkan fakta yang ditemukan. Kelima, Opinion News yaitu berita mengenai
pendapat seseorang, biasanya pendapat para cendekiawan, sarjana, ahli atau pejabat
mengenai suatu hal peristiwa.
Adanya kepentingan dari media massa turut mempengaruhi berita yang
disampaikan kepada khalayak. Dan dari sini maka munculah sebuah anggapan bahwa
fakta yang disampaikan bukanlah

fakta yang objektif, melainkan fakta yang telah

dikonstruksi oleh media atau penulisnya yaitu, wartawan dengan latar belakang
kepentingan tertentu. Dengan kata lain, berita yang kita konsumsi adalah hasil
rekonstruksi atas peristiwa menurut perspektif wartawan.
Salah satu berita yang diberitakan oleh media massa, khususnya media cetak
adalah berita tentang kasus Ibu rumah tangga pengidap HIV/AIDS.
Ibu rumah tangga menurut

Kamus Besar Bahasa Indonesia dapat diartikan

sebagai seorang wanita yang mengatur penyelenggaraan berbagai macam pekerjaan
rumah tangga. Sedangkan HIV (Human Immuno Virus) merupakan famili retrovirus

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

6

yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia terutama limfosit (sel darah putih),
dan penyakit AIDS (Aquired immunodefisiency Syndrome) adalah penyakit yang
merupakan kumpulan gejala akibat menurunnya sistem kekebalan tubuh yang terjadi
karena seseorang terinfeksi virus HIV (Nugroho, 2010, p.94).
HIV/AIDS merupakan salah satu penyakit menular seksual yang kemunculannya
seperti fenomena gunung es

(iceberg phenomena)

yaitu jumlah penderita yang

dilaporkan jauh lebih kecil dari pada jumlah penderita yang sebenarnya. Hal ini berarti
bahwa jumlah pengidap infeksi HIV/AIDS yang sebenarnya masih sangat tinggi dan
menimbulkan banyak masalah kesehatan (Nugroho, 2010, p.94).
Penyebab AIDS adalah Human Immunodeficiency Virus (HIV) yakni sejenis
virus RNA yang tergolong retrovirus. Dasar utama penyakit infeksi HIV ialah
berkurangnya jenis sel darah putih (Limfosit T helper) yang mengandung marker CD4
(Sel T4). Limfosit T4 mempunyai pusat dan sel utama yang terlibat secara langsung
maupun tidak langsung dalam menginduksi kebanyakan fungsi-fungsi kekebalan,
sehingga kelainan-kelainan fungsional pada sel T4 akan menimbulkan tanda-tanda
gangguan respon kekebalan tubuh. Setelah HIV memasuki tubuh seseorang, HIV dapat
diperoleh dari limfosit terutama limfosit T4, monosit, sel glia, makrofag dan cairan otak
penderita AIDS.
(http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/118/jtptunimus-gdl-salimahgbabi.pdf)
Penyebaran HIV/AIDS setiap tahunnya mengalami perkembangan yang sangat
pesat, menurut WHO (World Health Organitation) jumlah perempuan penderita AIDS
di dunia terus bertambah, khususnya pada usia reproduksi (Sarwono, 2007, p.556). Data

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

7

laporan Badan AIDS PBB tahun 2011 telah menyebutkan lebih dari 1,7 juta perempuan
di Asia hidup dengan HIV, dan sekitar 90% perempuan tertular HIV dari
suami/pasangan seksual tersebut yaitu pada saat melakukan hubungan seksual dalam
jangka panjang (Badan AIDS PBB, 2011). Indonesia merupakan salah satu negara
berkembang di Asia Tenggara yang hampir setiap tahunnya mengalami peningkatan
jumlah kasus HIV/AIDS. Total jumlah kasus AIDS dari 1 April s.d 30 Desember 2011
adalah 24.131, pada laki-laki 17.626 orang dan 6.416 orang pada perempuan, dengan
jumlah yang meninggal sebanyak 4.539 orang (Ditjen PPM & PL Depkes RI, 2011).
Proporsi kasus AIDS di Indonesia tertinggi dilaporkan pada kelompok umur 2029 tahun yaitu 11.438 orang, 30-39 tahun 7.553 orang, 40-49 tahun 2.268 orang, 50-59
tahun 628 orang dan yang berumur lebih dari 60 tahun sebanyak 49 orang. Cara
penularan yang terbanyak adalah melalui hubungan heteroseksual yaitu 12.717 orang,
jarum suntik 9.242 orang dan 661 diantaranya adalah perempuan, penularan melalui
homoseksual sebanyak 724 orang, perinatal 628 orang, tranfusi darah 48 orang dan tidak
diketahui sebanyak 772 orang. Dengan infeksi oportunistik yang menyertai yaitu TBC
11.836 orang dan diare sebanyak 7.277 orang. Berdasarkan

data statistik kasus

HIV/AIDS di Indonesia yang dilaporkan, Provinsi Jawa Timur menduduki peringkat
kedua kasus HIV/AIDS dengan jumlah 4.663 kasus.
(http://resources.unpad.ac.id/unpad content/uploads/publikasi_dosen.pdf)
Pada Sabtu, 1 Desember 2012, Jawa Pos merilis berita tentang Ibu Baik-Baik
Terancam Suami Nakal. Berita itu dirilis bertepatan dalam rangka hari AIDS sedunia.
Surabaya sebagai ibu kota provinsi juga tak lepas dari kasus HIV/AIDS. Jumlah

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

8

penderita HIV/AIDS di Surabaya terus meningkat. Temuan ibu rumah tangga yang
dinyatakan positif mengidap HIV/AIDS mulai merangkak naik sejak tahun 2010 dan
kian hari, jumlah kasusnya kian bertambah. Berdasar data Dinas Kesehatan Kota
Surabaya, pada 2010 ditemukan (hanya) 93 ibu rumah tangga yang positif HIV/AIDS.
Setahun kemudian, angkanya naik menjadi 122 orang. Hingga Agustus tahun 2012, telah
ditemukan 65 orang ibu rumah tangga mengidap HIV/AIDS.

Menurut data Unit

Perawatan Intermediet Penyakit Infeksi (UPIPI) RSUD dr soetomo, pada 2004 hingga
Oktober 2012, tenaga medis di sana merawat 87 ibu hamil. Tiap bulan rata-rata ada
empat ibu hamil baru yang menjalani pengobatan di tempat perawatan ODHA (Orang
Dengan HIV/AIDS) tersebut.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya dr Esty Martiana Rachnie menjelaskan,
keberadaan ibu rumah tangga itu diketahui ketika suaminya dinyatakan positif
HIV/AIDS lebih dulu. Prosedurnya, ketika suami dinyatakan positif HIV, keluarga
terdekat, terutama istri dan anak, dimotivasi untuk menjalani VCT (Voluntary Conseling
And Testing). Itu adalah konseling dan tes sukarela untuk mengetahui, apakah seseorang
mengidap atau tertular HIV/AIDS atau tidak.
Lebih dari 60 persen penyebaran HIV/AIDS disebabkan oleh faktor seksual.
Terutama seks bebas dengan PSK. Sekitar 62 persen penderitanya berasal dari usia
produktif antara 20-39 tahun. Artinya, ketika berusia 15-20 tahun, mereka sudah
melakukan seks bebas atau menjadi pecandu narkoba sehingga akhirnya mengidap
HIV/AIDS. Terjadi perubahan tren, dua tahun lalu faktor narkoba masih mendominasi.
Saat ini, faktor itu digantikan dengan hubungan seksual.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

9

Masalah muncul ketika suami ternyata merupakan pelanggan PSK, hal tersebut
seperti

lingkaran setan,

karena tidak menggunakan pengaman/kondom saaat

bertransaksi, PSK tertular penyakit dari pelanggannya. Penyakit itu akhirnya ditularkan
PSK ke pelanggan-pelanggan lainnya. Bila pelanggan PSK tersebut sudah menikah,
penyakit yang ada di suami, karena tertular dari PSK, akan pindah ke istrinya. Itu yang
membuat para ibu rumah tangga akhirnya juga mengidap virus HIV/AIDS. Ketika punya
anak, ada kemungkinan besar buah hatinya tertular juga.
Peneliti HIV/AIDS, Dr dr Prijono Satyabhakti MS MPH menjelaskan, 90 persen
ibu rumah tangga tidak tahu bahwa dirinya mengidap HIV/AIDS dan suaminya rutin
berkunjung ke PSK. Itu yang membuat ibu-ibu merasa menjadi korban ketika tiba-tiba
diidentifikasi mengidap HIV/AIDS.
Wakil Walikota Surabaya Bambang DH mengatakan, fakta tersebut harus bisa
dijadikan pelajaran semua pihak. Tidak hanya pria atau wanita yang suka berganti-ganti
pasangan, tapi ibu rumah tangga memiliki risiko yang sama terkena penularan penyakit
mematikan tersebut.
Tingginya kasus HIV/AIDS pada ibu rumah tangga ini, karena secara biologis
perempuan mempunyai resiko lebih besar terkena HIV dari laki-laki (suami) yang sering
jajan di luar tanpa pengaman kondom. Rendahnya pengetahuan mengenai cara
pencegahan

HIV yang benar merupakan salah satu penyebab meningkatnya kasus

HIV/AIDS pada suami yang ditularkan kepada istrinya atau sebaliknya. Subyek dari
penelitian ini adalah harian/Koran Jawa Pos dan obyek penelitian ini adalah suami yang
berdomisili di Surabaya.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

10

1.2.

Per umusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka yang
menjadi permasalahan dari penelitian ini adalah “Bagaimana sikap suami di Surabaya
tentang pemberitaan kasus HIV/AIDS”.

1.3.

Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui bagaimana sikap suami di Surabaya tentang pemberitaan kasus HIV/AIDS
yang pada dasarnya penyakit ini bersumber dari suami.

1.4.

Manfaat Penelitian
1. Secara Teoritis
Untuk menambah kajian dalam bidang ilmu komunikasi terutama yang

menggunakan metode kuantitatif pada umumnya. Dengan melakukan penelitian
ini, diharapkan dapat memperoleh pengetahuan tentang sikap yang dilakukan
suami di Surabaya terhadap pemberitaan kasus HIV/AIDS.
2. Secara Praktis
Dapat digunakan sebagai referensi untuk peneliti selanjutnya, khususnya
yang mengambil topik sejenis dan sebagai masukan kepada suami-istri agar lebih
waspada.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB II
KAJ IAN PUSTAKA

2.1.

Landasan Teor i

2.1.1. Media Cetak
Media massa adalah sarana untuk menyampaikan

isi pesan atau

informasi yang bersifat umum, kepada sejumlah orang yang jumlahnya relatif
besar perhatiannya terpusat pada isi pesan yang sama, yaitu pesan dari Media
Massa yang sama, dan tidak dapat memberikan arus balik secara langsung pada
saat itu juga. Media Massa harus diterbitkan atau disiarkan secara periodik, isi
pesan harus bersifat umum menyangkut semua permasalahanny, mengutamakan
aktualitas, dan disajikan secara berkesinambungan. Termasuk dalam golongan
ini adalah Surat Kabar, Majalah, Radio, Televisi dan Film (Wahyudi, 1995:35).
Media massa diyakini punya kekuatan yang maha dahsyat untuk
memengaruhi sikap dan perilaku masyarakat. Bahkan media massa bisa
menentukan perkembangan masyarakat seperti apa yang akan dibentuk di masa
yang akan datang. Media massa mampu mengarahkan, membimbing, dan
memengaruhi kehidupan di masa kini dan masa datang.
Djafar H. Assegaf mengatakan bahwa media massa memiliki lima ciri,
yaituPertama, komunikasi yang terjadi dalam media massa bersifat searah di
mana komunikan tidak dapat memberikan tanggapan secara langsung kepada
komunikatornya yang biasa disebut dengan tanggapan yang tertunda (delay

11
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

12

feedback). Kedua, media massa menyajikan rangkaian atau aneka pilihan materi
yang luas, bervariasi. Ini menunjukka bahwa pesan yang ada dalam media massa
berisi rangkaian dan aneka pilihan materi yang luas bagi khalayak atau para
komunikannya. Ketiga, media massa dapat menjangkau sejumlah besar khalayak.
Komunikan dalam media massa berjumlah besar dan menyebar di mana-mana,
serta tidak pernah bertemu dan berhubungan secara personal. Keempat, media
massa menyajikan materi yang dapat mencapai tingkat intelek rata-rata. Pesan
yang disajikan dengan bahasa yang umum sehingga dapat dipahami oleh seluruh
lapisan intelektual baik komunikan dari kalangan bawah sampai kalangan
atas.Kelima, media massa diselenggrakan oleh lembaga masyarakat atau
organisasi yang terstruktur. Penyelenggara atau pengelola media massa adalah
lembaga masyarakat/organisasi yang teratur dan peka terhadap permasalahan
kemasyarakatan.
Media massa dapat diklasifikasikan kepada dua kategori yaitu media
cetak dan media elektronik. Media cetak terdiri dari sumber bertulis
seperti koran, majalah, majalah, buku, newsletter, iklan, memo, formulir bisnis,
dll, sedangkan media elektronik terdiri daripada televisi, radio dan juga internet.
Belakangan, perkembangan internet yang pesat bahkan telah menjadi pendorong
lahirnya beragam bentuk media online. Melalui blog atau situs bahkan telah
menjadi media alternative dalam menyebarkan informasi secara lebih cepat tanpa
tergantung atau terbatas masalah waktu dan tempat.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

13

Media cetak merupakan salah satu jenis media massa yang dicetak dalam
lembaran kertas. Media cetak juga dapat di didefinisikan sebagai kegiatan yang
berkaitan dengan proses produksi teks menggunakan tinta, huruf dan kertas, atau
bahan cetak lainnya. Media cetak ini dapat dikelompokkan ke dalam beberapa
jenis yakni surat kabar, majalah berita, majalah khusus, newsletter, dll. Masingmasing jenis itu berbeda satu sama lain dalam penyajian tulisan dan rubriknya.
Media cetak memiliki karakteristik, di antaranya media cetak biasanya
lebih bersifat fleksibel, mudah dibawa ke mana-mana bisa disimpan (dikliping),
bisa dibaca kapan saja, tidak terikat waktu. Dalam hal penyajian iklan, walaupun
media cetak dalam banyak hal kalah menarik dan atraktif dibanding media
elektronik namun di segi lain bisa disampaikan secara lebih informatif, lengkap
dan spesifik untuk memenuhi kebutuhan masyarakat konsumen. Selain itu dalam
hal penyampaian kritik sosial melalui media cetak akan lebih berbobot atau lebih
efektif karena diulas secara lebih mendalam dan bisa menampung sebanyak
mungkin opini pengamat serta aspirasi masyarakat pada umumnya.
Fungsi/peranan media cetak diantaranya, Pertama, sebagai media
informasi yang mencerahkan. Kedua, Sebagai media pendidikan yang
mencerdaskan. Ketiga, Meningkatkan intelektual kehidupan masyarakat.
Keempat, membantu memperkuat kesatuan nasional.
Jenis-jenis media cetak yaitu, Pertama, Surat kabar harian yaitu jenis
media cetak yang terbit setiap hari. Jenis media cetak ini masih dibagi menjadi
surat kabar harian nasional, surat kabar harian daerah, dan surat kabar harian

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

14

local. Berita yang disampaikan adalah jenis berita news atau informasi terkini
dan disampaikan dengan sistem straight news atau apa adanya. Kedua, Surat
kabar mingguan yaitu jenis media cetak yang lebih banyak dikenal dengan
sebutan tabloid. Biasanya berita yang diangkat adalah berita hiburan atau juga in
depth news. Tulisan dalam media ini banyak bergaya feature atau deskriptif.
Ketiga, Majalah mingguan, jenis majalah ini terbit setiap seminggu sekali.
Keempat, Majalah tengah bulanan. Kelima, Majalah bulanan. Keenam, majalah
dwibulanan. Ketujuh, majalah tribulanan. Kedelapan, Bulletin, media cetak ini
biasanya dibuat untuk kalangan tertentu atau intern saja. Dan media ini biasanya
hanya terdiri dari beberapa halaman, serta dibuat konsep sederhana. Bulletin juga
tidak dibuat untuk kepentingan komersial. Jenis media cetak yang disebut diatas
mempunyai berbagai macam bidang.

2.1.2. Karakteristik Media Cetak
Media cetak memiliki beberapa karakteristik yaitu,

1. Membaca merangsang orang untuk berinteraksi dengan aktif berfikir
dan mencerna secara reflektif dan kreatif, sehingga lebih berpeluang
membuka dialog dengan pembaca/masyarakat konsumennya di
samping memungkinkan untuk mengulas permasalahan secara lebih
mendalam dan lebih spesifik.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

15

2. Media cetak, baik Koran atau majalah relative lebih jelas siapa
masyarakat konsumennya. Sementara media elektronik seringkali
sulit mengukur dan mengetahui siapa konsumen mereka. Dengan
demikian Koran atau majalah lebih mewakili opini kelompok
masyarakat tertentu.
3. Kritik social yang disampaikan melalui media cetak akan lebih
berbobot atau lebih efektif karena diulas secara lebih mendalam dan
bisa menampung sebanyak mungkin opini pengamat serta aspirasi
masyarakat pada umumnya.
4. Media cetak lebih bersifat fleksibel, mudah dibawa ke mana-mana,
bisa disimpan(dikliping), bisa dibaca kapan saja, tidak terikat waktu.
5. Dalam hal penyajian iklan, walaupun media cetak dalam banyak hal
kalah menarik dan atraktif disbanding media elektronik namun di segi
lain bisa disampaikan secara informative, lengkap dan spesifik untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat konsumen.

2.1.3. Penger tian Ber ita
Berita adalah informasi baru atau informasi mengenai sesuatu yang
sedang terjadi, disajikan dalam bentuk cetak, siaran, internet, atau dari mulut ke
mulut kepada orang ketiga atau orang banyak. Laporan berita merupakan tugas
profesi wartawan, saat berita dilaporkan oleh wartawan laporan tersebut maka
akan menjadi fakta/ide terkini yang dipilih secara sengaja oleh redaksi

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

16

pemberitaan atau media untuk disiarkan dengan anggapan bahwa berita yang
terpilih dapat menarik khalayak banyak karena mengandung unsur-unsur berita.
Stasiun televisi biasanya memiliki acara berita atau menayangkan berita
sepanjang waktu. Kebutuhan akan berita ada dalam masyarakat, baik yang melek
huruf maupun yang buta huruf (http://id.wikipedia.org/wiki/Berita).
Banyak orang mendefinisikan berita sesuai dengan sudut pandangnya
masing-masing. Dengan kata lain, dapat dikatakan bahwa belum ada definisi
berita secara universal. Untuk memperkuat penyajian atas peristiwa apa yang
sedang kita pantau dan bagaimana menyajikannya, reporter pencari berita harus
mempunyai definisi sendiri mengenai lingkup pekerjaannya.
Dalam buku Here’s the News yang dihimpun oleh Paul De Maeseneer,
berita didefinisikan sebagai informasi baru tentang kejadian yang baru, penting,
dan bermakna (significant), yang berpengaruh pada para pendengarnya serta
relevan dan layak dinikmati oleh mereka. Defenisi berita tersebut mengandung
unsur-unsur yang :
a. baru dan penting,
b. bermakna dan berpengaruh,
c. menyangkut hidup orang banyak,
d. relevan dan menarik.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

17

2.1.4. Unsur Ber ita
Dalam menulis berita, seorang watawan harus memperhatikan unsure
sebuah berita yang dikenal dengan istilah 5W + 1H diantaranya :

1.

What

: apa yang terjadi

2.

Where

: dimana hal itu terjadi

3.

When

: kapan peristiwa itu terjadi

4.

Who

: Siapa yang terlibat dalam kejadian itu

5.

Why

: Kenapa hal itu terjadi

6.

How

: bagaimana peristiwa itu terjadi

2.1.5. Nilai Berita
Nilai berita (news value) merupakan acuan yang dapat digunakan oleh
para jurnalis, yakni para reporter dan editor, untuk memutuskan fakta yang
pantas dijadikan berita dan memilih mana yang lebih baik. Kriteria mengenai
nilai berita merupakan patokan berarti bagi reporter. Dengan kriteria tersebut,
seorang reporter dapat dengan mudah mendeteksi mana peristiwa yang harus
diliput dan dilaporkan, dan mana peristiwa yang tak perlu diliput dan harus
dilupakan. Ada sejumlah faktor yang membuat sebuah kejadian memiliki nilai
berita, di antaranya adalah :

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

18

1. Keluarbiasaan (unusualness)
2. Kebaruan (newness)
3. Akibat (impact)
4. Aktual (timeliness)
5. Kedekatan (proximity)
6. Informasi (information)
7. Konflik (conflict)
8. Orang Penting (prominence)
9. Ketertarikan Manusiawi (human interest)
10. Kejutan (surprising)

11. Seks (sex)

2.1.6. J enis Berita

Jenis – jenis berita antara lain :

1. Straight News : berita langsung, apa adanya, ditulis secara singkat dan lugas.
Sebagian besar halaman depan surat kabar atau yang menjadi berita utama
(headline) merupakan berita jenis ini.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

19

2. Depth News : berita mendalam dikembangkan dengan pendalaman hal-hal
yang ada di bawah suatu permukaan.

3. Investigation News : berita yang dikembangkan berdasarkan penelitian atau
penyelidikan dari berbagai sumber.

4. Interpretative News

: berita yang dikembangkan dengan pendapat atau

penilaian wartawan berdasarkan fakta yang ditemukan.

5. Opinion News : berita mengenai pendapat seseorang, biasanya pendapat para
cendekiawan, sarjana, ahli, atau pejabat, mengenai suatu hal, peristiwa, kondisi
poleksosbudhankam, dan sebagainya (Romli, 2005 : 11-12).

2.1.7. Syar at Berita
Wartawan atau reporter tugasnya sama, mencari informasi yang menarik
dan akhirnya dapat ditulis menjadi sebuah berita. Tidak mungkin bagus tulisan
seorang wartawan atau sebuah reportase yang disampaikan reporter bila dia tidak
mengerti sama sekali tentang persoalan yang diinformasikannya. Ada beberapa
prinsip dasar yang harus diketahui oleh wartawan atau reporter dalam menulis
berita, salah satunya adalah syarat berita. Dapat diketahui bahwa syarat berita
harus :
a. Fakta
b. Obyektif

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

20

c. Berimbang
d. Lengkap

e. Akurat

2.1.8. Penger tian Sikap

Sikap ialah suatu hal yang menentukan sifat, hakikat, baik perbuatan
sekarang maupun perbuatan yang akan datang, sedangkan batasan sikap sebagai
suatu kesadaran individu yang menentukan perbuatan-perbuatan yang nyata
ataupun yang mungkin akan terjadi di dalam kegiatan-kegiatan sosial.
(Ahmadi,2007:148-149).

Menurut Jalaluddin Rakhmat (1992:39) mengemukakan pengertian sikap
yaitu sikap adalah kecenderungan bertindak, berpersepsi, berpikir dan merasa
dalam menghadapi objek, ide, situasi, atau nilai. Sikap bukan perilaku tetapi
merupakan kecenderungan untuk berperilaku dengan cara-cara tertentu terhadap
objek sikap. Objek sikap boleh berupa benda, orang, termpat, gagasan atau
situasi, atau kelompok.

Sikap terbentuk dengan adanya pengalaman dan melalui proses belajar.
Dengan adanya pendapat seperti ini maka mempunyai terpaan, yaitu bahwa
berdasarkan pendapat tersebut bisa disusun berbagai upaya (pendidikan,
komunikasi dan lain sebagainya) untuk sikap seseorang (Rahkmat,2001:42).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

21

Sikap merupakan respon yang akan timbul bila individu dihadapkan pada
suatu stimulus yang menghendaki timbulnya reaksi individu. Respon yang terjadi
sangat evaluatif berarti bentuk respon yang dinyatakan sebagai sikap itu: disadari
oleh proses evaluasi dalam diri individu yang memberi kesimpulan nilai terhadap
stimulus dalam bentuk positif, negatif, menyenangkan atau tidak menyenangkan,
suka atau tidak suka, yang kemudian mengkristal sebagai potensi reaksi terhadap
obyek sikap (Rakhmat,2001:40).

Teori sikap yang dikonseptualkan oleh Hartsock dalam Turner dan West
(2008 : 181), berpijak pada lima asumsi khusus mengenai sifat kehidupan sosial :
a. Kehidupan material (atau posisi kelas) menyusun dan membatasi pemahaman
akan berhubungan sosial.
b. Ketika kehidupan material distrukturkan dalam dua cara yang berlawanan
untuk dua kelompok yang berbeda, pemahaman yang satu akan menjadi
kebalikan dari yang satunya. Ketika terdapat kelompok dominan kelompok
bawahan, dan pemahaman dari kelompok yang dominan akan bersifat parsial
dan merugikan.
c. Visi dari kelompok yang berkuasa menyusun hubungan material dimana
sekelompok dipaksa berpartisipasi.
d. Visi yang ada bagi kelompok yang tertindas mempresentasikan pergulatan
dan prestasi.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

22

e. Potensi pemahaman dari mereka yang tertindas (sikap) membuat dapat
dilihatnya ketidak manusiawian dari hubungan yang ada di antara kelompok
dan menggerakkan menuju dunia yang lebih baik dan lebih adil.

Tiap asumsi ini akan dibahas dengan singkat. Asumsi-asumsi ini
dibingkai di dalam perspektif marxis yang didukung oleh Hartsock dalam Turner
dan West (2008 : 182).

Asumsi yang pertama mengemukakan pemikiran bahwa lokasi individu
dalam struktur kelas membentuk dan membatasi pemahaman mereka akan
hubungan sosial. Asumsi kedua, Feminis Teori Sikap berasumsi bahwa semua
sikap parsial, tetapi sikap dari kelompok yang berkuasa dapat merugikan mereka
yang berada didalam kelompok bawah. Poin ini menuntun pada asumsi yang
ketiga yang menyatakan bahwa kelompok yang bekuasa menyusun kehidupan
sedemikian sehingga untuk menyingkirkan beberapa pilihan dari kelompok
bawah, sedangkan asumsi yang keempat menyatakan bahwa kelompok bawahan
harus berjuang bagi visi mereka mengenai kehidupan sosial. Hal ini menuntun
pada asumsi yang terakhir, yang menyatakan bahwa perjuangan ini
menghasilkan visi yang lebih jelas dan akurat bagi kelompok bawah
dibandingkan dengan yang dimiliki kelompok yang berkuasa.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

23

2.1.8.1. Komponen Sikap

Sikap mempunyai daya pendorong atau motivasi. Sikap bukn sekedar
rekaman masa lalu, tetapi juga menentukan apakah orang harus pro atau kontra
terhadap sesuatu, menentukan apa yang disukai, diharapkan, dan diinginkan,
mengesampingkan apa yang tidak diinginkan, apa yang harus dihindari (Sherif,
1956 dalam Rakhmat, 2002:40).

Sikap terbentuk terutama atas dasar kebutuhan-kebutuhan yang kita
miliki dan informasi yang kita terima mengenai hal-hal tertentu (Polhaupessy,
2006:104). Sikap dapat dikatakan sebagai fungsi dari manusia, seperti persepsi,
motivasi dan berpikir yang seperti itu menunjukkan hubungan-hubungan, bahwa
sampai batas-batas tertentu perilakunya dapat diramalkan. (Polhauspessy,
2006:1110).

Sikap manusia dapat terbentuk dari karena ada beberapa faktor yang
mempengaruhinya. Menurut Azwar (1997:30-37), ada 6 faktor yang dapat
mempengaruhi pembentukkan sikap yaitu:
a. Pengalaman pribadi apa yang telah kita alami akan ikut membentuk
dan mempengaruhi penghayatan kita terhadap stimulus sosial.
Tanggapan dapat menjadi salah satu dasar terbentuknya sikap, untuk
menjadi dasar pembentukkan sikap pengalaman pribadi harus
meninggalkan kesan yang kuat.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

24

b. Orang lain yang dianggap penting : orang lain disekitar kita
merupakan salah satu diantara komponen sosial yang ikut
mempengaruhi sikap kita. Seseorang yang kita anggap penting,
seseorang yang kita harapkan persetujuannya bagi setiap gerak
tingkah laku dan pendapat kita, seseorang tidak ingin kita kecewakan
atau seseorang yang berarti khusus bagi kita akan banyak
mempengaruhi pembentukkan sikap kita.
c. Kebudayaan : kebudayaan dimana kita hidup dan dibesarkan
mempunyai pengaruh yang besar terhadap pembentukkan sikap kita.
d. Media massa : adanya infomasi baru dari media massa mengenai
suatu hal memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya sikap
terhadap hal tersebut. Pesan-pesan sugestif yng dibawa oleh informasi
tersebut apabila cukup kuat akan memberikan dasar afektif dalam
menilai sesuatu hal sehingga terbentuklah arah sikap.
e. Lembaga pendidikan dan kembaga agama: lembaga pendidikan dan
lembaga agama sebagai suatu system mempunyai pengaruh dalam
pembentukkan sikap dikarenakan keduanya meletakkan dasar
pengertian dan konsep moral dalam diri individu.

Faktor emosional dalam diri individu : sikap kadang-kadang terbentuk
karena didasari emosi yang berfungsi semacam penyaluran frustasi atau
pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

25

Menurut Travers (1977), Gagne (1977) dan Cronbach (1997) dalam
Ahmadi (2007:151) sependapat bahwa sikap melibatkan 3 (tiga) komponen yang
saling berhubungan d