PENGARUH PENERAPAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI TERHADAP KINERJA PEMERINTAHAN KABUPATEN SIDOARJO ( Studi pada Kantor Kecamatan Candi Kabupaten Sidoarjo).

(1)

PENGARUH PENERAPAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI TERHADAP KINERJA PEMERINTAHAN KABUPATEN SIDOARJO

( Studi pada Kantor Kecamatan Candi Kabupaten Sidoarjo)

SKRIPSI

Oleh :

AGUNG KURNIAWAN 1013010129/FEB/EA

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR


(2)

PENGARUH PENERAPAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI TERHADAP KINERJA PEMERINTAHAN KABUPATEN SIDOARJO

( Studi pada Kantor Kecamatan Candi Kabupaten Sidoarjo)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi dan Bisnis

Progdi Akuntansi

Oleh :

AGUNG KURNIAWAN 1013010129/FEB/EA

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR


(3)

SKRIPSI

PENGARUH PENERAPAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI TERHADAP KINERJA PEMERINTAHAN KABUPATEN SIDOARJO

( Studi pada Kantor Kecamatan Candi Kabupaten Sidoarjo)

Disusun oleh :

Agung Kurniawan 1013010129/FEB/EA

Telah dipertahankan Dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi Progdi Akuntansi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur

Pada tanggal 17 April 2014

Pembimbing : Tim Penguji :

Pembimbing Utama Ketua

Prof.Dr.H.Soeparlan Pranoto, MM, AK, CA Prof.Dr.H.Soeparlan Pranoto, MM, AK,

CA

Sekertaris

Dra. Ec.Dyah Rahmawati, MM Anggota

Drs.Ec.R.Syarief Hidayat,Msi

Mengetahui

Dekan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”Jawa timur

Dr. H . Dhani Ichsanuddin Nur, MM NIP. 19630924 198903 1001


(4)

KATA PENGANTAR

Syukur Alhmadulillah saya ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

PENGARUH PENERAPAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI (SIA) TERHADAP KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN SIDOARJO (Studi pada Kantor Kecamatan Candi Kabupaten Sidoarjo)”. Skripsi ini disususun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi (S.E).

Dalam pelaksanaan penyusunan skripsi ini saya mendapat banyak bantuan bimbingan dan arahan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu dalam kesempatan ini saya ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sangat tulus kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ir. H. Teguh Soedarto, MP, selaku rektor Universitas Pembangunan

Nasional “Veteran” Jawa Timur.

2. Bapak Dr. H. Dhani ichsanudin N. MM, Selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas

Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

3. Bapak Drs. Ec. Rahman Amrullah Suwaidi, MS, selaku wakil dekan I Fakultas

Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

4. Bapak Dr. Hero Priono,M.Si, AK, Selaku Progdi Akuntansi Dekan Universitas

Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

5. Bapak Prof. DR. H. Soeparlan Pranoto, MM, AK, CA Selaku Dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu dengan sabar memberi pengarahan dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.

6. Para dosen yang telah memberikan banyak bekal ilmu pengetahuan dan suri tauladan kepada penulis selama menjadi mahasiswa di Universitas Pembangunan Nasional


(5)

7. Keluarga tercinta orang tua, yuk iit, yuk uli, kak wawan yang telah memberikan Do’a dan dukungan dalam berbagai hal

8. Teman-teman senasib dan seperjuangan saya jamal, Helmi, suep , yogi, acil, risky kurniawan, risky brianta, budiman, gio, dimas, bram, nova, firda, epol, dewi, tety, Ghana dan lingga yang telah membantu dalam proses penyusunan skripsi sehingga proses pengerjaan lebih mudah.

9. Seluruh pegawai kantor kecamatan Candi di Kabupaten yang telah membantu memperoleh informasi dalam penyusunan skripsi ini

10.Kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam proses pengerjaan skripsi ini sampai selesai

Semoga arahan motivasi dan bantuan yang telah diberikan menjadi amal ibadah bagi keluarga, Dosen Pembimbing, dan teman – teman sehingga memperoleh balasan yang lebih baik dari Allah SWT. Saya menyadari bahwa proposal skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk kesempurnaan proposal atau tulisan saya berikutnya. Semoga proposal ini bermanfaat bagi para pembaca serta dapat dijadikan sebagai sumbangan pikiran untuk perkembangan peneliti selanjutnya.

Surabaya, 16 juli 2014

Agung Kurniawan


(6)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……… i

DAFTAR ISI .... iii

DAFTAR GAMBAR..……… vi

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR LAMPIRAN..……… viii

ABSTRAK ………. ix

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 7

1.3 Tujuan Penelitian ... 7

1.4 Manfaat Penelitian……… 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu ... 9


(7)

2.2.1 Definisi Sistem ... 15

2.2.2 Definisi Informasi………. 16

2.2.3. Definisi Sistem Informasi………. .. 17

2.2.4 Definisi Sistem Informasi Akuntansi………. .. 17

2.2.5 Subsistem Sistem Informasi Akuntansi………. . 19

2.2.6 Manfaat Sistem Informasi Akuntansi………. 20

2.2.7 Komponen Sistem Informasi Akuntansi………. 20

2.2.8 Kinerja Sistem Informasi Akuntansi………. .. 21

2.2.9 Faktor –faktor yang mempengaruhi kinerja SIA………… 22

2.2.10 Sistem Informasi Akuntansi SKPD……… 24

2.2.11 Definisi Kinerja ……… 25

2.2.12 Kinerja Organisasi……… ... 26

2.2.13 Hubungan SIA terhadap Kinerja……… 28

2.2.14 Penilaian Kinerja……… 28

2.3 Kerangka Pemikiran ……… 31

2.4 Hipotesis……… 34


(8)

3.1 Objek Penelitan ... 35

3.2 Operasional Variabel ... 36

3.2.1 Variabel Bebas ……… ... 36

3.2.2 Variabel Terikat……….. ... 37

3.2.3 Pengukuran Variabel……….. .. 38

3.3 Populasi dan Sampel………. ... 41

3.3.1 Populasi………. 41

3.3.2 Sampel……… 41 3.4 Teknik Pengumpulan Data……….. ... 42

3.4.1 Sumber Data………. 42

3.4.2 Jenis Data……… 43

3.4.2 Metode Pengumpulan Data……… 44

3.5 Teknik Analisis……….. ... 44

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... 49

4.1 Deskripsi hasil Penelitan ... 49

4.1.1 Sistem Informasi Akuntansi ……… 49

4.1.2 Variabel Kinerja……….. ... 53


(9)

4.2.1 Evaluasi model pengukuran ……… .... 56

4.2.1.1 Convergen validity……… 56

4.2.1.2 Discriminant validity ... 60

4.2.2 Evaluasi model struktural……….. .. 63

4.2.3 Uji kausalitas………. 64

4.3 Pembahasan hasil penelitian……….. ... 65

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 67

5.1 Deskripsi hasil Penelitan ... 67

5.2 Saran ………. ... 67

5.3 Keterbatasan ... 68


(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran……….. 32


(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Interval Kelas Variabel X dan Y……….. 52

Tabel 4.2 Nilai rata –rata indikator variabel SIA……….. 52

Tabel 4.3 Nilai rata –rata indikator variabel Kinerja ……….. 55

Tabel 4.4 Convergent Validity 1………..………….. 57

Tabel 4.5 Convergent Validity 2…………..……….. 58

Tabel 4.6 Composite Reliability dan Cronbachs Alpha ………..………….. 59

Tabel 4.7 Nilai AVE ……….. 60

Tabel 4.8 Cross Loading ..………...……….. 61

Tabel 4.9 Korelasi Variabel Konstruk ……….……….. 62

Tabel 4.10 Akar AVE ……….…………..…..………….. 62

Tabel 4.11 Nilai R-Square ………...……….. 63


(12)

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Kuesioner

Lampiran 2 Tabulasi Jawaban Responden

Lampiran 3 Output smartpls dan bootstraping (1) Lampiran 4 Output smartpls dan bootstraping (2)


(13)

PENGARUH PENERAPAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI TERHADAP KINERJA PEMERINTAHAN KABUPATEN SIDOARJO

( Studi pada Kantor Kecamatan Candi Kabupaten Sidoarjo)

Oleh : Agung Kurniawan

ABSTRAK

Sistem informasi akuntansi dirancang sedemikian rupa oleh suatu organisasi atau lembaga sehingga dapat memenuhi fungsinya yaitu menghasilkan informasi akuntansi yang releven, andal, dapat dibandingkan, dan dapat dipahami, dengan sistem informasi akuntansi yang layak dapat dihasilkan suatu laporan yang mampu memberikan berbagai informasi yang berguna bagi pihak-pihak pengambil keputusan. Kemampuan untuk mengelola informasi secara efektif di dalam pemerintahan sangat penting karena dapat menjadi dasar untuk memperoleh Good Governance. Atas dasar pemikiran tersebut penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang pengaruh Penerapan Sistem informasi akuntansi terhadap kinerja pemerintahan.

Penelitian ini menggunakan data primer yang diperoleh dari hasil kuisioner di Kantor kecamatan Candi Kabupaten Sidoarjo. Populasi yang digunakan untuk penelitian ini adalah seluruh pegawai di kantor kecamatan Candi sedangkan Sampel dalam penelitian ini menggunakan total sampling yang berjumlah sebanyak 25 orang. Teknik yang digunakan adaah partial least square (PLS).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh antara sistem informasi akuntansi terhadap kinerja baik secara parsial maupun simultan.


(14)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Penelitian

Informasi merupakan data yang telah diolah sedemikian rupa, sehingga dapat dijadikan dasar bagi pengambilan keputusan. Informasi memegang peran yang sangat penting untuk mengetahui kegiatan apa yang telah terjadi, melakukan evaluasi apakah kegiatan yang dilakukan telah sesuai dengan apa yang telah direncanakan dan menjamin agar data tersebut dapat diolah secara efisien menjadi informasi yang akurat, dapat dipercaya, dan tepat waktu maka dalam pengolahan data tersebut diperlukan suatu alat yang dinamakan sistem informasi.

Sistem informasi akuntansi dirancang sedemikian rupa oleh suatu organisasi atau lembaga sehingga dapat memenuhi fungsinya yaitu menghasilkan informasi akuntansi yang releven, andal, dapat dibandingkan, dan dapat dipahami, dengan sistem informasi akuntansi yang layak dapat dihasilkan suatu laporan yang mampu memberikan berbagai informasi yang berguna bagi pihak-pihak pengambil keputusan. Kemampuan untuk mengelola informasi secara efektif di dalam pemerintahan sangat penting karena dapat menjadi dasar untuk memperoleh Good Governance.

Tujuan penyusunan sistem informasi akuntansi sektor publik adalah sama dengan tujuan penyusunan system informasi akuntansi sektor swasta antara lain :

1. Untuk menyediakan informasi bagi pengambil kebijakan.

2. Untuk memperbaiki informasi yang dihasilkan oleh sistem yang sudah ada, baik mengenai mutu, ketepatan penyajian maupun struktur informasi.


(15)

4. Untuk mengurangi biaya klerikal dalam penyelenggaraan catatan akuntansi.

Menurut Karwan dan Markland (2005), organisasi sektor publik tidak jauh berbeda dengan organisasi sektor swasta, salah satu ukuran yang akan membedakan kedua sektor tersebut adalah adanya produktivitas yang dihasilkan, tingkat produktivitas sektor swasta lebih tinggi dibandingkan sektor publik. Sistem informasi merupakan salah satu faktor yang menentukan produktivitas organisasi, pada sektor swasta untuk dapat meningkatkan produktivitas maka organisasi bersedia mengeluarkan biaya yang cukup tinggi untuk mengimplementasikan sistem informasi dalam setiap level oragnisasinya, namun pada organisasi sektor publik yang lebih meminimalkan biaya cenderung menggunakan sistem informasi untuk aktivitas-aktivitas sederhana saja (Kumar (2002) dalam Gupta et al (2007)).

Pemerintah sebagai organisasi sektor publik merupakan pendorong dan fasilitator dalam keberhasilan pembangunan, oleh karena itu keberhasilan pembangunan perlu didukung oleh kecepatan arus informasi dan data antar instansi supaya terjadi keterpaduan sistem antara pemerintah dengan pihak pengguna lainnya, selain itu tujuan utama pemerintah adalah meningkatkan kesejahteraan seluruh rakyat, sehubungan dengan itu pemerintah berupaya mewujudkan pelayanan yang memadai kepada rakyat.

Sektor pemerintah, perubahan lingkungan strategis dan kemajuan sistem informasi akan mendorong aparatur pemeritahan untuk meningkatkan kinerja birokrasi serta perbaikan pelayanan menuju terciptanya pemerintahan yang baik (good governance).

Di Indonesia, penggunaan sistem informasi pada organisasi sektor publik atau lembaga pemerintahan masih sebatas penggunaan komputer untuk pengetikan dan mendukung proses administrasi semata. Fungsi teknik informasi untuk proses pengolahan data dan transaksi yang komplek serta penyediaan informasi publik masih jauh dari harapan, apalagi proses pengambilan keputusan berbasis sistem informasi


(16)

masih belum menjadi fokus perhatian sehingga hal ini akan mempengaruhi kualitas penyediaan informasi publik untuk kepentingan masyarakat.

Upaya penerapan sistem informasi pada organisasi sektor publik masih mengalami beberapa kendala karena belum semua instansi menyelenggarakan- nya, hal ini menunjukkan bahwa sistem informasi pada organisasi sektor publik belum dijalankan dengan efektif. Penggunaan sistem informasi yang kurang efektif tersebut akan berdampak negatif pada kinerja dan mutu pelayanan orgasnisasi sektor publik pada masyarakat.

Mutu pelayanan bagi masyarakat perlu ditingkatkan oleh karena hal ini akan mempengaruhi kepercayaan masyarakat kepada pemerintah sebagai organisasi sektor publik.

Sistem informasi diharapkan dapat meningkatkan kinerja dan mutu pelayanan organisasi sektor publik pada masyarakat, semakin tinggi mutu pelayanan bagi masyarakat maka semakin tinggi kepercayaan masyarakat kepada pemerintah.

Menurut Peraturan Pemerintah No. 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, pengelolaan keuangan daerah adalah keseluruhan kegiatan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, pertanggungjawaban, dan pengawasan keuangan daerah. Keuangan daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah yang dapat dinilai dengan uang, termasuk di dalamnya segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban daerah tersebut (Peraturan Pemerintah No. 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah).

Pengelolaan keuangan daerah oleh pemerintah daerah dilakukan dengan bantuan semua Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang dibawahinya. SKPD adalah perangkat daerah pada pemerintah daerah selaku pengguna anggaran/barang (Peraturan


(17)

Menteri Dalam Negeri No. 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah). Setiap SKPD menggunakan anggaran/ barang melalui pelaksanaan satu atau beberapa kegiatan dari suatu program sesuai dengan bidang tugasnya.

Sistem informasi yang diterapkan pada pemerintah daerah berupa ”Sistem Informasi Pengelolaan SKPD”, yang merupakan sistem informasi akuntansi terkomputerisasi bagi pemerintahan daerah serta semua SKPD yang dibawahinya. Sistem akuntansi pemerintahan daerah merupakan serangkaian prosedur mulai dari proses pengumpulan data, pencatatan, pengikhtisaran,sampai dengan pelaporan keuangan dalam rangka mempertanggungjawabkan pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).

Tersedianya ”Sistem Informasi Pengelolaan SKPD” diharapkan dapat membantu setiap SKPD, untuk melaksanakan pengelolaan penatausahaan keuangan SKPD. ”Sistem Informasi Pengelolaan SKPD” dibuat untuk mempermudah penerapan Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.

Penerapan sistem informasi pada pemerintahan daerah akan mempengaruhi kinerja pemerintahan daerah dan kinerja individu dalam pemerintah daerah tersebut.

Encyclopedia of Public Administration and Public Policy tahun 2003, Kinerja menggambarkan sampai seberapa jauh organisasi tersebut mencapai hasil ketika dibandingkan dengan kinerjanya terdahulu (previous performance) dibandingkan dengan organisasi lain (brenchmarking) dan sampai seberapa jauh pencapaian tujuan dan target

yang telah ditetapkan.” (dalam Keban, 2004 : 193).

Menurut Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia (dalam Pasolong, 2007 : 175) menyatakan bahwa kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan, program, kebijaksanaan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi.


(18)

Kinerja organisasi sendiri didefinisikan sebagai kemampuan melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepada organisasi dengan sebaik-baiknya guna mencapai sasaran yang telah disepakati ( Rara Jongrang, 2013 )

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Fawzi ( 2008 ) diketahui terdapat pengaruh signifikan secara parsial maupun simultan pengawasan intern dan sistem informasi akuntansi terhadap kinerja pemerintahan yang berada di Kota Tasikmalaya (F-hitung = 26,350, sig = 0,000).

Hasil penelitian lain yang dilakukan pada organisasi non pemerintah yakni penelitian yang dilakukan oleh Kristiani (2011) Analisis Pengaruh Efektivitas Teknologi Sistem Informasi Akuntansi Terhadap Kinerja Individual Pegawai PT. Kim Eng Sekuritas Indonesia juga menunjukkan hasil yang sama bahwa Efektivitas Teknologi Sistem Informasi Akuntansi yang diproyeksikan / digambarkan oleh variabel kemampuan menyelesaikan tugas ( X1), ketersediaan Teknologi (X2), Keamanan Sistem (X3),

Pemeliharaan Teknologi (X4), Komplek- sitas (X5), Faktor social (X6) berpengaruh

secara signifikan terhadap kinerja individual (Y).

Adapun besarnya pengaruh serta kemampuan efektivitas teknologi sistem informasi akuntansi menjelaskan hubungannya terhadap kinerja individual adalah sebesar 73,5%.

Mengingat pentingnya peran SIA yang telah diuraikan diatas serta mengacu pada hasil kedua penelitian tersebut maka peneliti mengambil judul penelitian PENGARUH PENERAPAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI TERHADAP KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN SIDOARJO (Studi Pada Kantor Kecamatan Candi Kabupaten Sidoarjo) ”


(19)

1.2 Rumusan masalah

Apakah penerapan Sistem Informasi Akuntansi (SIA) (X) yang terdiri dari keterlibatan Pemakai Sistem (X1), Kemampuan Teknik Personal (X2), Dukungan

Manajemen Puncak (X3), Formalisasi Pengembangan Sistem (X4), Pelatihan dan

Pendidikan (X5 dapat mempengaruhi kinerja Pemerintahan Kabupaten Sidoarjo (Y) ?

1.3 Tujuan Penelitian

Untuk menguji seberapa besar pengaruh penerapan Sistem Informasi Akuntansi (SIA) (X) yang terdiri dari keterlibatan Pemakai Sistem (X1), Kemampuan Teknik Personal

(X2), Dukungan Manajemen Puncak (X3), Formalisasi Pengembangan Sistem (X4),

Pelatihan dan Pendidikan (X5) mempengaruhi kinerja Pemerintah Kabupaten

Sidoarjo?

1.4 Manfaat Penelitian

1. Manfaat Operasional ( Praktis )

Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi bahan pertimbangan dan evaluasi bagi instansi atau lembaga dalam upaya mewujudkan peningkatan kinerja daerah pada tingkat kecamatan yang baik melalui penerapan sistem informasi akuntansi (SIA).

2. Manfaat Akademis

Diharapkan hasil penelitian dapat menjadi sumber referensi bagi para mahasiswa/i dalam penerapan SIA untuk mewujudkan kinerja pemerintah daerah yang baik.


(20)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu

a. Safrida Yuliani ( 2010 )

Penelitian ini dilakukan pada tahun 2010 dengan judul penelitian PENGARUH

PEMAHAMAN AKUNTANSI, PEMANFAATAN SISTEM INFORMASI

AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH DAN PERAN INTERNAL AUDIT TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH (Studi pada Pemerintah Kota Banda Aceh).

Variabel bebas (X) terdiri dari pemahaman akuntansi sebagai (X1), sistem informasi akuntansi keuangan daerah (X2), dan internal audit (X3), sedangkan variabel terikat (Y) pada penelitian ini adalah kualitas laporan keuangan pemerintan daerah.

Adapun rumusan masalah yang diungkapkan dalam penelitian ini adalah : 1. Apakah pemahaman akuntansi, pemanfaatan sistem informasi akuntansi

keuangan daerah dan peran internal audit secara simultan berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan?

2. Apakah pemahaman akuntansi berpengaruh terhadap Kualitas Laporan Keuangan ?

3. Apakah Pemanfaatan Sistem Informasi Akuntansi Keuangan Daerah berpengaruh terhadap Kualitas Laporan Keuangan?


(21)

4. Apakah Peran Internal Audit berpengaruh terhadap Kualitas Laporan Keuangan?

Hasil penelitian menunjukan baik secara simultan maupun partial adalah sebagai berikut:

Untuk pengaruh secara simultan dapat dilakukan dengan melihat nilai R2. Dari hasil pengujian pengaruh pemahaman akuntansi, pemanfaatan sistem informasi akuntansi keuangan daerah dan peran internal audit terhadap kualitas laporan keuangan secara simultan diperoleh nilai koefisien 1 = 0,207, nilai koefisien 2 = 0,050, nilai koefisien 3 = 0,121 dan nilai R2 sebesar 0,281.Sedangkan Pengujian secara Parsial adalah

1. Pengaruh pemahaman akuntansi terhadap kualitas laporan keuangan. HA : yaitu 0,207 > 0. Berdasarkan hasil perhitungan menunjukkan bahwa secara parsial variabel pemahaman akuntansi berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan.

2. Pengaruh pemanfaatan sistem informasi akuntansi keuangan daerah. HA :yaitu 0,050 > 0. Berdasarkan hasil perhitungan menunjukkan bahwa secara parsial variabel pemanfaatan sistem informasi akuntansi keuangan daerah berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan.

3. Pengaruh peran internal audit. HA :yaitu 0,121 > 0. Berdasarkan hasil perhitungan menunjukkan bahwa secara parsial variabel peran internal audit berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan.

Adapun perbedaan penelitian ini dengan penelitian Yuliani adalah pada variabel bebas (X) dan variabel (Y) dimana variabel bebas pada penelitian ini hanya berfokus pada penerapan SIA apakah berpengaruh terhadap kinerja pemerintah sebagai variabel terikat (Y), sedangkan penelitian Yuliani tidak hanya fokus pada


(22)

penerapan SIA, melainkan pemahaman akuntansi, SIA dan internal audit untuk melihat apakah berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan sebagai variabel terikat (Y).

b. Anggi Fawzi (2008)

Penelitian ini dilakukan pada tahun 2008 dengan judul penelitian PENGARUH PENGAWASAN INTERN DAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI TERHADAP KINERJA PEMERINTAHAN (Survei pada Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Pemerintah Kota Tasikmalaya).

Adapun variabel bebas (X) pada penelitian ini terdiri dari pengawasan intern sebagai (X1) dan sistem informasi akuntansi sebagai (X2) serta variabel terikat (Y) kinerja pemerintahan.

Rumusan masalah yang diungkapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana pengawasan intern, sistem informasi akuntansi dan kinerja Pemerintahan pada Dinas yang berada di Kota Tasikamalaya?

2. Bagaimana hubungan antara pengawasan intern dan sistem informasi akuntansi pada Dinas yang berada di Kota Taikmalaya?

3. Bagaimana pengaruh secara parsial maupun simultan pengawasan intern dan sistem informasi akuntansi terhadap kinerja pemerintahan yang berada di Kota Tasikmalaya?


(23)

1. Pengawasan intern pada Dinas Pemerintahan Kota Tasikmalaya berdasarkan tanggapan responden didapat total skor sebesar 725 sehingga dapat dikategorikan sangat baik. Sistem Informasi Akuntansi pada Dinas Pemerintahan Kota Tasikmalaya berdasarkan tanggapan responden didapat total skor sebesar 872 sehingga dapat dikategorikan sangat baik. Kinerja Pemerintahan pada Dinas Pemerintahan Kota Tasikmalaya berdasarkan tanggapan responden didapat total skor sebesar 701 sehingga dapat dikategorikan sangat baik.

2. Pengawasan Intern dan Sistem Informasi Akuntansi pada Dinas yang berada di Kota Tasikmalaya mempunyai tingkat hubungan kuat dengan diperoleh koefisien korelasi sebesar 0,709.

3. Pengawasan Intern berpengaruh secara signifikan terhadap Kinerja Pemerintahan yang berada di Kota Tasikmalaya sebesar 24,8%. Sistem Informasi Akuntansi berpengaruh secara signifikan terhadap Kinerja Pemerintahan yang berada di Kota Tasikmalaya sebesar 26,0%.

4. Pengawasan Intern dan Sistem Informasi Akuntansi secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Pemerintahan yang berada di Kota Tasikmalaya sebesar 86,8% secara langsung dan tidak langsung, dan dipengaruhi faktor lain sebesar 13,2%.

Adapun perbedaan penelitian ini dengan penelitian Fawzi adalah penelitian ini ingin melihat pengaruh penerapan SIA terhadap kinerja, sedangkan Fawzi tidak hanya fokus pada penerapan SIA, melainkan pengawasan intern dan SIA terhadap kinerja.


(24)

c. Maulidah Tri Astuti (2008)

Penelitian ini dilakukan pada tahun 2008 dengan judul penelitian PENGARUH PENERAPAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI TERHADAP KINERJA INDIVIDU (Penelitian pada SKPD di Lingkungan Pemerintah Kota Malang).

Variabel bebas (X) dalam penelitian ini adalah penerapan sistem informasi akuntansi dan variabel terikat (Y) adalah kinerja individu.

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah terdapat pengaruh penerapan sistem informasi akuntansi padaPemerintah Kota Malang terhadap kinerja individu pada Pemerintah KotaMalang?

2. Seberapa besar pengaruh penerapan sistem informasi akuntansi padaPemerintah Kota Malang terhadap kinerja individu pada Pemerintah KotaMalang?

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa :

Hasil analisis yang dilakukan pada penelitian ini menolak 0 H dan mendukung 1

H yang menyatakan bahwa penerapan sistem informasi akuntansi memiliki pengaruh terhadap kinerja individu pada Pemerintah Kota Malang.Hasil penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh yang positif dan signifikan antara sistem informasi akuntansi terhadap kinerja individu.

Perbedaan penelitian ini dan penelitian yang dilakukan Astuti ialah pada objek pengukuran kinerja.Penelitian ini ingin mengukur kinerja pemerintah pada tingkat kecamatan sebagai variabel terikat (Y), sedangkan penelitian yang dilakukan Astuti fokus pada kinerja indvidu sebagai variabel terikat (Y).


(25)

2.2 Kajian Teori

2.2.1 Definisi Sistem

Menurut Hall (2004) “ sistem adalah kelompok dari dua atau lebih

komponen atau subsistem yang saling berhubungan yang berfungsi dengan tujuan yang sama”.

O’Brien (2003) dalam Maulida Tri Astuti (2008 : 17) menyatakan bahwa sistem adalah sebuah kelompok komponen yang saling terhubung dan bekerja secara bersamasama untuk mencapai tujuan dengan menerima input dan memproduksi output dalam sebuah proses informasi yang terorganisasi.

L.JamesHavery sistem adalah prosedur logis dan rasional untuk merancang suatu rangkaian komponen yang berhubungan satu dengan yang lainnya dengan maksud untuk berfungsi sebagai suatu kesatuan dalam usaha mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan.

John Mc Manama sistem adalah sebuah struktur konseptual yang tersusun

dari fungsi-fungsi yang saling berhubungan yang bekerja sebagai suatu kesatuan organik untuk mencapai suatu hasil yang diinginkan secara efektif dan efesien.

Pendapat lain dikemukakan Fatta (2007 : 3) “ Sistem adalah sekumpulan objek – objek yang saling berlasi dan berinteraksi serta hubungan antar objek bias dilihat sebagai satu kesatuan yang dirancang untuk mencapai suatu tujuan”.


(26)

Menurut Gordon B. Davis (2002) dalam Maulida Tri Astuti (2008) menyebut “informasi sebagai data yang telah diolah menjadi bentuk yang berguna bagi penerimanya dan nyata, berupa nilai yang dapat dipahami di dalam keputusan sekarang maupun masa depan”.

Pendapat lain dikemukakan oleh Fatta (2007 : 9) “ Informasi adalah data yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi penerimanya dan bermanfaat dalam pengambilan keputusan saat ini atau mendatang ”.

Leod (1995) dalam Fatta (2007 : 9) berpendapat bahwa “ Informasi adalah

data yang telah diproses, atau data yang memiliki arti“.

ROBERT G. MURDICK Informasi terdiri atas data yang telah didapatkan,

diolah/diproses, atau sebaliknya yang digunakan untuk tujuan penjelasan/penerangan, uraian, atau sebagai sebuah dasar untuk pembuatan ramalan atau pembuatan keputusan

ANTON M. MOELIONO Informasi adalah penerangan, keterangan,

pemberitahuan, kabar atau berita. Informasi juga merupakan keterangan atau bahan nyata yang dapat dijadikan dasar kajian analisis atau kesimpulan

2.2.3 Definisi Sistem Informasi

Astuti (2008) mengungkapkan “Sistem informasi adalah aplikasi komputer untuk mendukung operasi dari suatu organisasi.Sistem informasi adalah sekumpulan hardware, software, brainware, prosedur dan atau aturan yang diorganisasikan secara integral untuk mengolah data menjadi informasi yang bermanfaat guna memecahkan masalah dan pengambilan keputusan.


(27)

Fatta (2007 : 9) menyatakan “ sistem informasi adalah suatu alat utuk menyajikan informasi dengan cara sedemikian rupa sehinggan bermanfaat bagi penerimanya “.

Hall (2004 : 9) bahwa “ sistem informasi adalah serangkaian prosedur formal dimana data dikumpulkan, diproses menjadi informasi dan didistribusikan ke pera pengguna “.

Gordon B. Davis“Secara sederhana sistem dapat diartikan sebagai suatu kumpulan atau himpunan dari unsur, komponen, atau variabel-variabel yang terorganisasi, saling berinteraksi, saling tergantung satu sama lain dan terpadu. Sistem bisa berupa abstraksi atau fisis.”

Tata Sutabri mengemukakan, “Sistem yang abstrak adalah susunan yang

teratur dari gagasan-gagasan atau konsepsi yang saling tergantung. Sedangkan sistem yang bersifat fisis adalah serangkaian unsur yang bekerjasama untuk mencapai suatu tujuan.”

Dari definisi-definisi para ahli di atas, kemudian dapat kita rangkum tentang definisi sistem informasi, merupakan kombinasi dari teknologi informasi dan aktivitas orang yang menggunakan teknologi itu untuk mendukung operasi dan manajemen. Penggunaan teknologi disini merujuk pada istilah yang digunakan Teknik Informasi dan Komunikasi (TIK) pada penggunaan database sebagai basis data.

2.2.4 Definisi Sistem Informasi Akuntansi (SIA)

Sistem informasi akuntansi adalah kumpulan sumber daya, seperti manusia dan peralatan, yang diatur untuk mengubah data menjadi informasi (Bodnar dan Hopwood, 2000).


(28)

Pendapat lain dikemukakan oleh Krismiaji (2005;4) sistem informasi akuntansi menurut adalah sebagai berikut : “Sistem Informasi Akuntansi adalah sebuah sistem yang memproses data dan transaksi guna menghasilkan informasi yang bermanfaat untuk merencanakan, mengendalikan, dan mengoprasikan bisnis. Untuk dapat menghasilkan informasi yang diperlukan oleh para pembuat keputusan”.

Baridwan (2004:4) menyatakan sistem informasi akuntansi adalah: “suatu

komponen yang mengumpulkan, menggolongkan, mengolah, menganalisa, dan mengkombinasikan informasi keuangan yang relevan untuk pengambilan keputusan pihak-pihak luar (seperti pemerintah, masyarakat, investor, dan kreditor) pihak-pihak dalam (terutama manajemen)”.

Sistem Informasi Akuntansi menurut Bodnar dan Hopwood (2006; 3) didalam Amir Abadi Yusuf bahwa : “Sistem Informasi Akuntansi merupakan kumpulan sumber daya, seperti manusia dan peralatan, yang dirancang untuk mengubah data keuangan dan data lainnya ke dalam informasi, informasi tersebut dikomunikasikan kepada para pembuat keputusan”.

2.2.5. Subsistem Sistem Informasi Akuntansi (SIA)

Subsistem SIA memproses berbagai transaksi keuangan dan transaksi nonkeuangan yang secara langsung memengaruhi pemrosesan transaksi keuangan. SIA terdiri dari 3 subsistem:

 Sistem pemrosesan transaksi mendukung proses operasi bisnis harian.  Sistem buku besar/ pelaporan keuangan

 Sistem Penutupan dan pembalikan. Merupakan pembalikan dan penutupan dari laporan yang dibuat dengan jurnal pembalik dan jurnal


(29)

penutupmenghasilkan laporan keuangan, seperti laporan laba/rugi, neraca, arus kas, pengembalian pajak.

2.2.6 Manfaat Sistem Informasi Akuntansi (SIA)

Manfaat sebuah SIA menambah nilai dengan cara:

 Menyediakan informasi yang akurat dan tepat waktu sehingga dapat melakukan aktivitas utama pada value chain secara efektif dan efisien.  Meningkatkan kualitas dan mengurangi biaya produk dan jasa yang

dihasilkan

 Meningkatkan efisiensi

 Meningkatkan kemampuan dalam pengambilan keputusan  Meningkatkan sharing knowledge

 menambah efisiensi kerja pada bagian keuangan

2.2.7 Komponen Sistem Informasi Akuntansi (SIA)

Komponen SIA terdiri dari :

 Manusia adalah pelaku yang menjalankan system

 Transaksi merupakan objek dari sistem informasi akuntansi sebagai masukan, lalu diproses sehingga menghasilkan informasi


(30)

 Prosedur adalah langkah-langkah yang harus ditempuh dalam melakukan transaksi atau kegiatan perusahaan.

 Dokumen yaitu berupa formulir yang digunakan sebagai sarana pencatatan pada saat transaksi

 Peralatan adalah suatu alat atau sarana yang digunakan dalam melakukan pencatatan

2.2.8 Kinerja Sistem Informasi Akuntansi (SIA)

Menurut Mahsun, Sulistiyowati, dan Purwanugraha (2006) mengemukakan kinerja (performance) adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/program/kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi, dan visi organisasi yang terutang dalam strategic planning suatu organisasi.

Soegiharto (2001) dalam Astuti (2008) mengukur kinerja SIA dari sisi pemakai dengan membagi kinerja sistem informasi akuntansi ke dalam dua bagian yaitu kepuasan pemakai informasi dan pemakaian sistem informasi sebagai pengganti variabel kinerja SIA.

Khalil (1997) dalam Fung Jen mengukur efektifitas sistem informasi

akuntansi dengan menggunakan kepuasan pemakai dan pemakaian sistem. Soegiharto (2001) mengukur kinerja sistem informasi akuntansi dari sisi pemakai dengan membagi kinerja sistem informasi akuntansi kedalam dua bagian yaitu kepuasan pemakai informasi dan pemakaian sistem informasi sebagai pengganti variabel kinerja sistem informasi akuntansi.

Hamilton dan Chervany (1981), Ives dan Olson (1984) dalam FungJen

(2002) menunjukkan sistem informasi yang banyak digunakan menunjukkan


(31)

oleh Jahangir (2000) dalam Fung Jen (2002) menunjukkan perbedaan penentuan keberhasilan komputer tidak berdiri sendiri, sehingga pemakaian sistem digunakan untuk melakukan penelitian mengenai sistem informasi.

Conrath dan Mignen (1990) dalam Fung Jen (2002) mengatakan kepuasan pemakai sistem informasi dapat diukur dari kepastian dalam mengembangkan apa yang mereka perlukan.

Delone dan Mclean (1992) dalam Soegiharto (2001) mengemukakan ketika

sebuah sistem informasi diperlukan, penggunaan system akan berkurang dan kesuksesan manajemen dengan sistem informasi dapat menentukan kepuasan pemakai.

2.2.9 Faktor – faktor yang Mempengaruhi Kinerja SIA

Galleta dan Lederer (1989) dalam Putri Astri Lestari (2010), faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja sistem informasi akuntansi adalah:

1. Keterlibatan pemakai dalam proses pengembangan sistem. Fung Jen

(2002) berpendapat bahwa keterlibatan pemakai yang semakin sering

akan meningkatkan kinerja sistem informasi akuntansi dikarenakan adanya hubungan yang positif antara keterlibatan pemakai dalam proses pengembangan sistem informasi dalam kinerja sistem informasi akuntansi. 2. Kemampuan teknik personal dalam sistem informasi. Fung Jen (2002)

berpendapat bahwa semakin tinggi kemampuan teknik personal system informasi akuntansi, akan meningkatkan kinerja sistem informasi akuntansi dikarenakan adanya hubungan yang positif antara kemampuan teknik personal sistem informasi akuntansi dengan kinerja sistem informasi akuntansi.


(32)

3. Ukuran organisasi. Fung Jen (2002) berpendapat bahwa semakin besar ukuran organisasi akan meningkatkan kinerja sistem informasi akuntansi dikarenakan adanya hubungan yang positif antara ukuran organisasi dengan kinerja sistem informasi akuntansi.

4. Dukungan manajemen puncak. Fung Jen (2002) berpendapat, semakin besar dukungan yang diberikan manajemen puncak akan meningkatkan kinerja sistem informasi akuntansi dikarenakan adanya hubungan yang positif antara dukungan manajemen puncak dalam 22 proses pengembangan dan pengoperasian sistem informasi akuntansi dengan kinerja sistem informasi akuntansi.

5. Formalisasi pengembangan sistem informasi. Fung Jen (2002) berpendapat bahwa semakin tinggi tingkat formalisasi pengembangan sistem informasi di perusahaan akan meningkatkan kinerja sistem informasi akuntansi dikarenakan adanya hubungan yang positif antara formalisasi pengembangan sistem dengan kinerja sistem informasi akuntansi.

6. Program pelatihan dan pendidikan pemakai. Fung Jen berpendapat bahwa kinerja sistem informasi akuntansi akan lebih tinggi apabila program program pelatihan dan pendidikan pemakai diperkenalkan.

7. Keberadaan dewan pengarah sistem informasi. Fung Jen (2002) berpendapat bahwa kinerja sistem informasi akuntansi akan lebih tinggi apabila terdapat dewan pengarah.

8. Lokasi dari departemen sistem informasi. Fung Jen (2002) mengemukakan kinerja sistem informasi akuntansi akan lebih tinggi apabila departemen sistem informasi terpisah dan berdiri sendiri.


(33)

2.2.10 Sistem Informasi Pengelolaan SKPD

Sistem Informasi Pengelolaan SKPD merupakan sistem informasi akuntansi bagi pemerintahan daerah. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah menyatakan bahwa sistem akuntansi pemerintahan daerah merupakan serangkaian prosedur mulai dari proses pengumpulan data, pencatatan, pengikhtisaran, sampai dengan pelaporan keuangan dalam rangka mempertanggungjawabkan pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Sistem Informasi Pengelolaan SKPD dibuat untuk mempermudah penerapan Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.Sistem Informasi Pengelolaan SKPD diharapkan dapat mempermudah pelaksanaan pengelolaan penatausahaan keuangan.

2.2.11 Definisi Kinerja

Menurut Mangkunegara (2002), kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.

Keban (2004) kinerja merupakan terjemahan dari performance yang sering diartikan sebagai “penampilan”, “unjuk rasa” atau “prestasi”.

Rivai (2004 : 309), penilaian kinerja mengacu pada suatu sistem formal dan terstruktur yang digunakan untuk mengukur.

Anwar Prabu Mangkunegara (2000 : 67) “Kinerja ( prestasi kerja ) adalah


(34)

seseorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya”.

Ambar Teguh Sulistiyani (2003 : 223)“Kinerja seseorang merupakan kombinasi dari kemampuan, usaha dan kesempatan yang dapat dinilai dari hasil kerjanya”.

Maluyu S.P. Hasibuan (2001:34) mengemukakan “kinerja (prestasi kerja) adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan kesungguhan serta waktu”.

John Whitmore (1997 : 104)“Kinerja adalah pelaksanaan fungsi-fungsi yang dituntut dari seseorang,kinerja adalah suatu perbuatan, suatu prestasi, suatu pameran umum ketrampikan”.

Dapat disimpulkan bahwa Kinerja merupakan suatu kondisi yang harus diketahui dan dikonfirmasikan kepada pihak tertentu untuk mengetahui tingkat pencapaian hasil suatu instansi dihubungkan dengan visi yang diemban suatu organisasi atau perusahaan serta mengetahui dampak positif dan negatif dari suatu kebijakan operasional.

2.2.12 Kinerja Organisasi

Kinerja organisasi oleh Bastian ( 2001:329) sebagai gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan tugas dalam suatu organisasi dalam upaya mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi tersebut.

kinerja organisasi menurut Swanson (dalam Keban, 2004 : 193) adalah : “Kinerja organisasi mempertanyakan apakah tujuan atau misi suatu organisasi telah sesuai dengan kenyataan kondisi atau faktor ekonomi, politik, dan budaya


(35)

yang ada; apakah struktur dan kebijakannya mendukung kinerja yang diinginkan; apakah memiliki kepemimpinan, modal dan infrastuktur dalam mencapai misinya; apakah kebijakan, budaya dan sistem insentifnya mendukung pencapaian kinerja yang diinginkan; dan apakah organisasi tersebut menciptakan dan memelihara kebijakan-kebijakan seleksi dan pelatihan, dan sumber dayanya.”

Pendapat lain dikemukakan oleh Wibawa dan Atmosudirjo (dalam Pasolong, 2007 : 176) bahwa :“Kinerja organisasi adalah sebagai efektivitas organisasi secara menyeluruh untuk kebutuhan yang ditetapkan dari setiap kelompok yang berkenaan melalui usaha-usaha yang sistemik dan meningkatkan kemampuan organisasi secara terus menerus untuk mencapai kebutuhannya secara efektif.” Dari beberapa uraian di atas dapat dikatakan bahwa kinerja organisasi adalah kemampuan melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepada organisasi dengan sebaik-baiknya guna mencapai sasaran yang telah disepakati. Jadi disini bukan hanya menitikberatkan pada pencapaian tujuan belaka melainkan juga pada proses mengelola sub-sub tujuan dan hasil evaluasinya, kondisi intern organisasi pengaruh lingkungan luar dan tenaga kerja atau pihak-pihak yang terlibat.

2.2.13 Hubungan SIA terhadap Kinerja

Penerapan sistem informasi akuntansi pemerintahan pada pemerintah daerah diharapkan akan mengatasi kelemahan sistem akuntansi yang telah ada sebelumnya, yaitu:

1. Proses penyusunan yang lambat karena terdiri dari sub sistem yang terpisahpisah dan tidak terpadu.


(36)

2. Memakai sistem single entry accounting yang tidak lagi memadai untuk menampung kompleksitas transaksi-transaksi keuangan pemerintah daerah. 3. Sulit dilakukan rekonsiliasi antar sub sistem.

4. Tidak dilaksanakan berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan Pemerintah. 5. Tidak dapat menghasilkan laporan keuangan pemerintah daerah yang sesuai

Standar Akuntansi Keuangan Pemerintah

2.2.14 Penilaian Kinerja

Menurut Henry Simamora (2004) dalam Astuti (2008), penilaian kinerja adalah proses yang dipakai oleh organisasi untuk mengevaluasi pelaksanaan kerja individu karyawan. Menurut Andhika (2007) dalam Astuti (2008) terdapat enam indikator yang menjadi alat ukur kinerja individu, yaitu:

1. Kuantitas kerja (quantity)

Kuantitas kerja mengukur kinerja dengan cara menilai tingkat penyelesaian laporan dan jumlah hasil kerja individu.

2. Kualitas kerja (quality)

Kualitas kerja mengukur kinerja dengan cara menilai kualitas laporan dalam hal kesesuaian penyajian dan penyelesaiannya terhadap standar kerja yang berlaku.

3. Ketepatan waktu (timeliness)

Kinerja diukur dengan cara menilai ketepatan waktu individu dalam menyelesaikan tugas-tugasnya.


(37)

Kinerja diukur dengan cara menilai apakah individu dapat bekerja dengan baik tanpa diawasi atau sebaliknya.

5. Efektifitas biaya (cost effectiveness)

Kinerja diukur dengan cara menilai seberapa besar biaya yang dikeluarkan dalam menyelesaikan tugas.

6. Pengaruh rekan kerja (interpersonal impact)

Kinerja diukur dengan cara menilai hasil pekerjaan yang dilakukan dalam tim dengan bekerja sama dengan karyawan lainnya.

Menurut Syafarudin Alwi ( 2001 : 187 ) secara teoritis tujuan penilaian dikategorikan sebagai suatu yang bersifat evaluation dan development yang bersifat efaluation harus menyelesaikan :

1. Hasil penilaian digunakan sebagai dasar pemberian kompensasi 2. Hasil penilaian digunakan sebagai staffing decision

3. Hasil penilaian digunakan sebagai dasar meengevaluasi sistem seleksi. Sedangkan yang bersifat development penilai harus menyelesaikan :

1. Prestasi riil yang dicapai individu

2. Kelemahan- kelemahan individu yang menghambat kinerja

3. Prestasi- pestasi yang dikembangkan.

Kontribusi hasil-hasil penilaian merupakan suatu yang sangat bermanfaat bagi perencanaan kebijakan organisasi adapun secara terperinci penilaian kinerja bagi organisasi adalah :

1. Penyesuaian-penyesuaian kompensasi


(38)

3. Kebutuhan latihan dan pengembangan

4. Pengambilan keputusan dalam hal penempatan promosi, mutasi,

pemecatan, pemberhentian dan perencanaan tenaga kerja.

5. Untuk kepentingan penelitian pegawai 6.Membantu diagnosis terhadap kesalahan desain pegawai

2.3Kerangka Pemikiran

Dengan sistem informasi akuntansi yang layak dapat dihasilkan suatu laporan yang mampu memberikan berbagai informasi yang berguna bagi pihak-pihak pengambil keputusan.

Kemampuan untuk mengelola informasi secara efektif di dalam pemerintahan sangat penting karena dapat menjadi dasar untuk memperoleh Good Government Governance.

Adapun faktor – faktor yang mempengaruhi kinerja sistem informasi akuntansi (SIA) yang akan mempengaruhi kinerja pemerintah dengan disesuaikan dengan objek penelitian antara lain adalah keterlibatan pemakai sistem, kemampuan teknik personal, dukungan manajemen puncak , formalisasi pengembangan sitem informasi, program pelatihan dan pendidikan pemakai.

Berdasarkan uraian diatas maka kerangka pemikiran dalam penelitian ini adalah seperti yang digambarkan pada Gambar 2.1 dibawah ini.


(39)

Gambar 2.1

Kerangka Pemikiran

KETERANGAN

VARIABEL BEBAS ( SIA (X))  X1 : Keterlibatan Pemakai Sistem  X2 : Kemampuan Teknik Personal  X# : Dukungan Manajemen Puncak  X4 : Formalisasi Pengembangan Sistem  X5 : Program Pelatihan dan Pendidikan

SIA (X)

KINERJA

(Y) X1

X2

X3

X4

X5

Y6 Y1

Y2

Y3

Y4


(40)

VARIABEL TERIKAT (KINERJA (Y))  Y1 : Kuantitas Kerja

 Y2 : Kualitas kerja  Y3 : Ketepatan Waktu

 Y4 : Pengawasan supervisor  Y5 : Efektivitas Biaya  Y6 : Pengaruh Rekan Kerja

2.4 Hipotesis

Berdasarkan hasil beberapa penelitian terdahulu yang telah diuraikan sebelumnya dan

uraian mengenai SIA dan Kinerja, maka hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut : H1 : Keterlibatan Pemakai Sistem (X1) berpengaruh tehadap Kinerja Pemerintah Kabupaten Sidoarjo (Y)

H2 : Kemampuan Teknik Personal X2 berpengaruh tehadap Kinerja Pemerintah Kabupaten Sidoarjo (Y)

H3 : Dukungan Manajemen Puncak X3 berpengaruh tehadap Kinerja Pemerintah Kabupaten Sidoarjo (Y)

H4 : Formalisasi Pengembangan Sistem X4 berpengaruh tehadap Kinerja Pemerintah Kabupaten Sidoarjo (Y)


(41)

H5 :Pelatihan dan Pendidikan X5 berpengaruh tehadap Kinerja Pemerintah Kabupaten Sidoarjo (Y)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian

a. Jenis Penelitian

Penelitian yang dilakukan kali ini yakni jenis penelitian korelasional.

Kuncoro (2009:12) menyatakan bahwa penelitian korelasional adalah “penelitian

yang bertujuan untuk menentukan apakah terdapat hubungan (asosiasi) antara dua variabel atau lebih, serta seberapa jauh korelasi yang ada diantara variabel yang

diteliti”.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui dan membuktikan penerapan SIA dengan batas lingkup faktor – faktor mengenai kinerja SIA sebagai variable independen berpengaruh terhadap kinerja SKPD sebagai variabel dependen.

b. Ruang lingkup

Ruang lingkup penelitian ini ialah lembaga pemerintahan kecamatan Candi di Kabupaten Sidoarjo khususnya untuk mengetahui seberapa besar pengaruh penerapan SIA dengan batas lingkup penelitian pada faktor - faktor efektivitas penerepan sistem informasi akuntansi yakni Keterlibatan Pemakai Sistem, Kemampuan teknik personal, Formalisasi Pengembangan Sistem Informasi, dukungan Manajemen Puncak, Pelatihan dan Pendidikan, dan terhadap kinerja SKPD pada Kecamatan Candi di Kabupaten Sidoarjo Jawa Timur.


(42)

c. Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan pada lembaga pemerintahan kecamatan Candi di Kabupaten Sidoarjo provinsi Jawa Timur pada Tahun 2014.

3.2 Operasional Variable 3.2.1. Variabel Bebas (X)

Sistem Informasi Akuntansi (SIA) adalah kumpulan sumber daya, seperti manusia dan peralatan, yang diatur untuk mengubah data menjadi informasi (Bodnar dan Hoowood,2000).

Pendapat lain dikemukakan oleh Krismiaji (2005;4) sistem informasi akuntansi menurut adalah sebagai berikut : “Sistem Informasi Akuntansi adalah sebuah sistem yang memproses data dan transaksi guna menghasilkan informasi yang bermanfaat untuk merencanakan, mengendalikan, dan mengoprasikan bisnis. Untuk dapat menghasilkan informasi yang diperlukan oleh para pembuat keputusan”.

Adapun indikator variabel ini yang kemudian akan dikembangkan dalam bentuk pertanyaan pada kuesioner dilhat dari faktor – faktor yang mempengaruhi kinerja SIA sebagai berikut :

a. Keterlibatan Pemakai Sistem

b. Kemampuan Teknik Personal

c. Dukungan Manajemen Puncak

d. Formalisasi Pengembangan Sistem e. Program Pelatihan dan Pendidikan


(43)

3.2.2 Variabel Terikat (Y)

Kinerja adalah proses yang dipakai oleh organisasi untuk mengevaluasi pelaksanaan kerja individu karyawan.

John Whitmore (1997 : 104)“Kinerja adalah pelaksanaan fungsi-fungsi yang dituntut dari seseorang,kinerja adalah suatu perbuatan, suatu prestasi, suatu pameran umum ketrampikan”.

Dapat disimpulkan bahwa Kinerja merupakan suatu kondisi yang harus diketahui dan dikonfirmasikan kepada pihak tertentu untuk mengetahui tingkat pencapaian hasil suatu instansi dihubungkan dengan visi yang diemban suatu organisasi atau perusahaan serta mengetahui dampak positif dan negatif dari suatu kebijakan operasional.

Adapun indikator variabel ini yang kemudian akan dikembangkan dalam bentuk pertanyaan pada kuesioner adalah sebagai berikut:

2. Kuantitas kerja (quantity) 3. Kualitas kerja (quality) 4. Ketepatan waktu (timeliness)

5. Pengawasan supervisor (need for supervisor) 6. Efektifitas biaya (cost effectiveness)

7. Pengaruh rekan kerja (interpersonal impact)

3.2.3 Pengukuran Variabel

Pengukuran variabel dalam penelitian ini menggunakan skala likert. Skala likert adalah metode skala yang umum digunakan dalam kuesioner yang


(44)

mengukur baik tanggapan positif maupun negative terhadap suatu pernyataan dengan menggunakan lima pilihan dengan pola sebagai berikut

STS TS C S SS

1 2 3 4 5

Skala Terenda Skala Tertinggi

Dalam penelitian ini responden diminta untuk memilih salah satu jawaban dengan skala penilaian 1 sampai 5. Dengan skala terendah bernilai 1 dan skala tertinggi bernilai 5. Dengan pilihan:

1. STS : Sangat tidak setuju 2. TS : Tidak setuju

3. C : Cukup 4. S : Setuju

5. SS : Sangat Setuju

1. Pengukuran penerapan Sistem Informasi Akuntansi (SIA) sebagai variabel bebas (X) yaitu dengan skala O dengan teknik pengukuran likert dengan pola sebagai berikut:

STS TS C S SS

1 2 3 4 5


(45)

Responden diminta untuk memilih salah satu nilai dalam skala satu sampai lima. Skala terendah (nilai 1) menunjukkan penerapan SIA yang rendah dan skala tertinggi (nilai 5) menunjukkan penerapan SIA yang tinggi.

Variabel ini diukur dengan menggunakan instrument berupa kuisioner yang terdiri dari sembilan pertanyaan dengan indikator, sebagai berikut : 1Keterlibatan Pemakai Sistem

2Kemampuan Teknik Personal

3Dukungan Manajemen Puncak

4Formalisasi Pengembangan Sistem 5Pelatihan dan Pendidikan

2. Pengukuran kinerja pemerintahan kabupaten sidoarjo sebagai variabel terikat (Y) yaitu dengan skala interval dengan teknik pengukuran likert dengan pola sebagai berikut:

STS TS C S SS

1 2 3 4 5

Skala Terendah Skala Tertinggi

Responden diminta untuk memilih salah satu nilai dalam skala satu sampai lima. Skala terendah (nilai 1) menunjukkan kinerja


(46)

pemerintahan yang rendah dan skala tertinggi (nilai 5) menunjukkan kinerja pemerintahan daerah yang tinggi.

Variabel ini diukur dengan menggunakan instrument berupa kuisioner yang terdiri dari beberapa pertanyaan dengan indikator, sebagai berikut : 1. Kuantitas kerja

2. Kualitas kerja 3. Ketepatan waktu 4. Pengawasan supervisor 5. Efektivitas biaya 6. Pengaruh rekan kerja

3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi

Populasi menurut Sugiyono (2001: 55) menyatakan bahwa populasi adalah

“wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian

ditarik kesimpulannya”.

Sugiarto (2006 : 9) menyatakan “ Populasi adalah keseluruhan unit atau

individu dalam ruang lingkup yang ingin di teliti ”.

Pendapat lain dikemukakan oleh Gulo (2000 : 76)bahwa “ populasi terdiri atas

sekumpulan obyek yang menjadi pusat perhatian, yang dari padanya terkandung


(47)

Pada penelitian ini yang menjadi populasi adalah instansi atau lembaga Pemerintahan Kecamatan Candi di Kabupaten Sidoarjo.

3.3.2 Sampel

Sugiyono (2001: 56). Juga menyatakan bahwa sampel adalah “sebagian dari

jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi.

Sugiarto (2006 : 9) menyatakan “ sampel adalah seluruh daftar unit atau

individu yang ada dalam populasi dan akan diambil sampelnya untuk menjai unit

analisis “.

Sedangkan pendapat lain dikemukukakan oleh Gulo (2000 : 78) bahwa “

sampel yaitu himpunan bagian (subset) dari suatu populasi “.

Sampel penelitian ini adalah seluruh pegawai kecamatan candi Kabupaten Sidoarjo dengan jumlah keseluruhan sebanyak 25 orang.

Penelitian ini menggunakan total sampling yaitu pengambilan sampel dari seluruh populasi ( Sri rahayu 2010 ). Yaitu sebesar 25 dari populasi yang berjumblah 25 orang.

3.4 Teknik Pengumpulan Data 3.4.1 Sumber Data

Sumber data yang digunakan ialah sumber data primer dan sumber data sekunder. Menurut Arikunto (2006:64),” Data Primer adalah sumber bahan atau


(48)

dokumen yang dikumpulkan atau digunakan sendiri oleh pihak yang hadir pada

waktu kejadian yang digambarkan tersebut berlangsung”, dan “Data Sekunder

adalah sumber bahan atu dokumen yang dikemukaan atau oleh bukan pihak yang hadir pada waktu kejadian yang digambarkan tersebut berlangsung””.

Sugiarto (2006 : 16)berpendapat bahwa “ data primer adalah data yang didapat

dari sumber pertama dari indvidu seperti hasil wawancara atau pengisian kuesioner

“.

Sedangkan pendapat lain dikemukukakan oleh Gulo (2000 : 78)bahwa “ sampel yaitu himpunan bagian (subset) dari suatu populasi “.

Dalam penelitian ini data primer lebih ditekankan pada pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner sedangkan data sekunder ialah dokumentasi instansi / lembaga pemerintahan mengenai jumlah karyawan, dan struktur organisasi.

3.4.2 Jenis Data

Ada dua jenis data yakni data kuantitatif dan data kualitattif. Kuncoro (2009 : 145) bahwa “ data kuantitaitf adalah data yang diukur dalam suatu skala numeric (angka)”, dan “data kualitatif adalah data yang tidak dapat diukur dalam skala numerik”.

Dalam penelitian ini data kualitatif merupakan data statistik yang diperoleh dari hasil kuesioner yang ditabulasikan.


(49)

3.4.3 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini adalah:

1. Dokumentasi, adalah pengumpulan data yang dilakukan dengan mencatat data yang ada dalam lembaga/instansi

2. Kuesioner,adalah pengumpulan data yang utama dilakukan dengan cara menyebarkan daftar pertanyaan tertulis pada responden secara langsung dan sifatnya tertutup dengan pilihan ganda, artinya jawaban sudah ditentukan terlebih dahulu, sehingga responden tidak memberikan jawaban lain.

3. Wawancara, adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian, dengan cara tanya jawab terhadap pihak-pihak yang berkaitan dengan masalah penelitian.

3.5 Teknik Analisis

Dalam penelitian ini analisis data menggunakan pendekatan Partial Least Square (PLS). PLS adalah model persamaan Structural Equation Modeling (SEM) yang berbasis komponen atau varian. Menurut Ghozali (2006), PLS merupakan pendekatan alternatif yang bergeser dari pendekatan SEM berbasis kovarian menjadi berbasis varian.

Model pengukuran atau outer model dengan indikator refleksif dievaluasi dengan composite reliability. Model struktural atau inner model dievaluasi dengan melihat presentase varian yang dijelaskan yaitu dengan melihat R² untuk variabel laten dependen dengan menggunakan ukuran Stone-Geisser Q Square test dan juga melihat besarannya


(50)

koefisien jalur strukturalnya. Stabilitas dari estimasi ini dievaluasi dengan menggunakan uji t-statistik yang didapat lewat prosedur bootstrapping.

1. Convergent Validity

Uji Validitas yang dimaksud adalah pengujian terhadap indikator dalam variabel laten untuk memastikan bahwa indikator yang digunakan dalam penelitian ini benar-benar mampu dipahami dengan baik oleh responden sehingga responden tidak mengalami kesalahpahaman terhadap indikator yang digunakan.

Convergent validity dari model pengukuran dengan model reflektif indicator dinilai berdasarkan korelasi antara item score/component score dengan construct score yang dihitung dengan PLS. Ukuran reflektif dikatakan tinggi jika berkorelasi lebih dari 0,70 dengan konstruk yang ingin diukur.

2. Composite Reliability

Composite reliability adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya untuk diandalkan. Bila suatu alat dipakai dua kali untuk mengukur gejala yang sama dan hasil pengukuran yang diperoleh relatif konsisten maka alat tersebut reliabel.

Dengan kata lain, reliabilitas menunjukkan suatu konsistensi alat pengukur dalam gejala yang sama.

Nilai reliabilitas komposit (pc) dari peubah laten adalah nilai yang mengukur kestabilan dan kekonsistenan dari pengukuran reliabilitas gabungan.


(51)

Dari perhitungan pc nilai yang baik adalah ≥ 0.7 walaupun bukan merupakan standar absolut.

3. Inner Model

Model struktural (Inner model) dievaluasi dengan melihat persentase varians yang dijelaskan yaitu dengan melihat R2 untuk konstruk laten dependen dengan menggunakan ukuran Stone-Geisser Q Square test dan juga melihat besarnya koefisien jalur strukturalnya. Goodness of fit model diukur menggunakan Rsquare variabel laten dependen dengan interpretasi yang sama dengan regresi; Q-square predictive relevance untuk model struktural, mengukur seberapa baik nilai observasi dihasilkan oleh model dan juga estimasi parameternya.

Nilai Q-square > 0 menunjukkan model memiliki predictive relevance; sebaliknya jika nilai Q-square ≤ 0 menunjukkan model kurang memiliki predictiverelevance.

Perhitungan Q-square dilakukan dengan rumus:

Q2 = 1 – ( 1 – R12) ( 1 – R22 ) ... ( 1- Rp2 )

Dengan:

1. R12 , R22 ... Rp2 adalah R-square variabel endogen dalam model.

2. Interpretasi Q2 sama dengan koefisien determinasi total pada analisis jalur (mirip dengan R2 pada regresi).

3. Besaran Q2 memiliki nilai dengan rentang 0 < Q2 < 1, dimana semakin mendekati 1 berarti model semakin baik. Besaran Q2 ini setara dengan koefisien determinasi total.


(52)

4. Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis ( dan ) dilakukan dengan metode resampling bootstrap yang dikembangkan oleh Geisser dan Stone. Statistik uji yang digunakan adalah statistik t atau uji t, dengan hipotesis statistik sebagai

berikut:

1. Hipotesis statistik untuk outer model

i. H0 : λi = 0 lawan ii. H1 : λi ≠ 0

2. Hipotesis statistik untuk inner model: variabel laten eksogen terhadap endogen:

i. H0 : i = 0 lawan ii. H1 : i ≠ 0

3. Penerapan metode resampling, memungkinkan berlakunya data terdistribusi bebas (distribution free), tidak memerlukan asumsi distribusi normal, serta tidak memerlukan sampel yang besar (sampel minimum 30). Pengujian dilakukan dengan t-test, bilamana diperoleh p-value ≤ 0,1 (alpha 10%), maka disimpulkan signifikan, dan sebaliknya. Bilamana hasil pengujian hipotesis pada outermodel signifikan, hal ini menunjukkan bahwa indikator dipandang dapat digunakan sebagai instrumen pengukur variabel laten. Sedangkan bilamana hasil pengujian pada inner model adalah signifikan maka dapat diartikan bahwa terdapat pengaruh yang bermakna variabel laten terhadap variabel laten lainnya.


(53)

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Hasil Penelitian

4.1.1. Sistem Informasi Akuntansi (SIA)

Sistem Informasi Akuntansi (SIA) adalah kumpulan sumber daya, seperti manusia dan perlatan, yang diatur untuk mengubah data menjadi informasi (Bodnar dan Hoowood,2000). Adapun indikator variabel ini yang kemudian akan dikembangkan dalam bentuk pertanyaan pada kuesioner dilhat dari faktor – faktor yang mempengaruhi kinerja SIA sebagai berikut :

a. Keterlibatan Pemakai Sistem

Pertanyaan yang dikembangkan dari indikator ini yaitu :

1. Setiap anggota organisasi terlibat aktif dalam pemanfaatan sistem informasi

2. Pemanfaatan komputer akuntansi dapat mempermudah pelaksanaan

pekerjaan anda dibandingkan sebelum menggunakan komputer.

b. Kemampuan Teknik Personal

3. Penerapan sistem informasi akuntansi pada lembaga anda dapat dipahami dengan mudah,

4. Penerapan sistem informasi akuntansi pada lembaga anda sesuai dengan kebutuhan pekerjaan anda

c. Dukungan Manajemen Puncak

5. Pemimpin anda selalu mengupayakan memberikan fasilitas yang baik untuk mencapai efisiensi dan efektivitas sistem informasi akuntansi pada lembaga anda.


(54)

6. Dalam setiap kesempatan pemimpin selalu memberkan dukungan kepada anggota organisasi dalam memanfaatkan sistem informasi akuntansi.

d. Formalisasi Pengembangan Sistem

7. Setiap kali ada perubahan dan pengembangan sistem informasi akuntansi selalu disosialisasikan kepada seluruh anggotan organisasi.

8. Lembaga selalu berusaha untuk mensosialisasikan bagaimana penerapan sistem informasi akuntansi yang tepat untuk setiap individu maupun tim dalam mencapai pemanfaatan teknologi yang maksimal.

e. Program Pelatihan dan Pendidikan

9. Lembaga memberikan pendidikan atau pelatihan untuk mengoperasikan sistem informasi akuntansi kepada setiap anggota.

10.Pendidikan dan pelatihan yang diberikan dapat mempermudah anda memahami penerapan sistem informasi akuntansi pada lembaga anda. Masing-masing indikator terdiri dari 2 item pernyataan, sehingga jumlah item

pernyataan pada variabel Sistem Informasi Akuntansi (SIA) sebanyak 10 item pernyataan. Analisis diskriptif digunakan untuk mendeskipsikan nilai – nilai dari hasil kuesioner masing – masing variabel, sehingga dalam penentuan nilai ini memerlukan interval kelas yang dicari melalui rumus :

IK =

STt – STr JK

Dimana :

IK = Interval Kelas

STt = Skor Tertinggi yaitu 10 (nilai tertinggi dikalikan 2 item) STr = Skor Terendah yaitu 2 (nilai terendah dikalikan 2 item)


(55)

JK = Jumlah Kelas

Sehingga berdasarkan rumus di atas menjadi :

IK =

10-2 =

8

4 4

IK = 2

Dengan diketahui interval kelas yaitu 2 kemudian disusun kriteria penilaian rata – rata jawaban responden pada tabel 4.1 di bawah ini :

Tabel 4.1

Interval Kelas Variabel X dan Y

Interval Penilaian untuk setiap variabel

2 – 3,99 Sangat tidak baik

4 – 5,99 Tidak baik

6 – 7,99 Baik

8 – 10 Sangat baik

Sumber : Diolah peneliti (Lampiran 2)

Adapun nilai rata-rata dari kelima indikator variabel Sistem Informasi Akuntansi (SIA) adalah sebagai berikut :

Tabel 4.2

Nilai Rata-rata indikator Variabel Sistem Informasi Akuntansi (SIA)

Indikator Nilai rata-rata Keterangan


(56)

Kemampuan Teknik Personal (X2) 7,72 Baik

Dukungan Manajemen Puncak (X3) 7,78 Baik

Formalisasi Pengembangan Sistem (X4) 7,64 Baik

Program Pelatihan dan Pendidikan (X5) 8,16 Sangat baik

Rata-rata 7,99 Baik

Sumber : Lampiran 2

Berdasarkan tabel 4.2 di atas, secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa Sistem Informasi Akuntansi (SIA) SKPD pada Kecamatan Candi di Kabupaten Sidoarjo Jawa Timur, sudah dijalankan dengan baik, dimana pemakai sistem sudah sangat baik keterlibatannya dalam Sistem Informasi Akuntansi (SIA), adanya program dan pendidikan dalam Sistem Informasi Akuntansi (SIA), personal yang memiliki kemampuan yang baik, manajemen puncak memberikan dukungan yang baik dan adanya formalisasi yang baik dalam pengembangan sistem.

4.1.2. Variabel Kinerja (Y)

Kinerja adalah proses yang dipakai oleh organisasi untuk mengevaluasi pelaksanaan kerja individu karyawan. Adapun indikator variabel ini yang kemudian akan dikembangkan dalam bentuk pertanyaan pada kuesioner adalah sebagai berikut: 8. Kuantitas kerja (quantity)

Dari indikator ini dikembangkan menjadi sebuah pertanyaan sebagai berikut 1. Dengan adanya penerapan sistem informasi akuntansi hasil kerja anda

meningkat dibandingkan sebelum menggunakan sistem informasi akuntansi 2. Dengan adanya penerapan sistem informasi akuntansi hasil kerja tim meningkat

dibandingkan sebelum meningkat dibandingkan sebelum menggunakan sistem informasi akuntansi.


(57)

9. Kualitas kerja (quality)

3. Informasi yang dihasilkan laporan keuangan semakin berkualitas dengan adanya penerapan sistem informasi akuntansi.

4. Laporan keuangan lebih mudah dipahami dengan penerapan sistem informasi akuntansi.

10. Ketepatan waktu (timeliness)

5. Pekerjaan anda menjadi lebih cepat terselesaikan karena adanya penggunaan teknologi dan penerapan sistem informasi akuntansi pada lembaga anda.

6. Kerjasama tim menjadi lebih efektif dengan adanya penerapan sistem informasi akuntansi.

11. Pengawasan supervisor (need for supervisor)

7. Dengan adanya sistem informasi akuntansi anda dapat tetap bekerja tanpa diawasi oleh pemimpin.

8. Sistem informasi akuntansi menjadikan kinerja kelompok semakin meningkat tanpa pengawasan pemimpin.

12. Efektifitas biaya (cost effectiveness)

9. Penggunaan sistem informasi akuntansi yang tepat dapat mencegah biaya operasional yang besar untuk mencapai target lembaga.

10..dengan menggunakan sistem informasi akuntansi dapat mencegah biaya operasional yang besar untuk mencapau target lembaga.

13. Pengaruh rekan kerja (interpersonal impact)

11.Rekan kerja anda memberikan dukungan kepada anda dalam

mengoperasionalkan penggunaan sistem informasi akuntansi penggunaan sistem informasi akuntansi di dalam lembaga anda.


(58)

12.Rekan dalam tim anda mendukung penerapan sistem informasi akuntansi pada tim anda untuk mencapai peningkatan kinerja didalam tim.

Masing-masing indikator terdiri dari 2 item pernyataan, sehingga jumlah item pernyataan pada variabel kinerja sebanyak 12 item pernyataan. Adapun nilai rata-rata dari kelima indikator variabel kinerja adalah sebagai berikut :

Tabel 4.3

Nilai Rata-rata indikator Variabel Kinerja

Indikator Nilai rata-rata Keterangan

Kuantitas kerja (quantity) 7,80 baik

Kualitas kerja (quality) 8,12 Sangat Baik

Ketepatan waktu (timeliness) 8,16 Sangat Baik

Pengawasan supervisor (need for

supervisor) 6,52

Baik

Efektifitas biaya (cost effectiveness) 7,24 Baik

Pengaruh rekan kerja (interpersonal

impact) 7,16

baik

Rata-rata 7,50 Baik

Sumber : Lampiran 2

Berdasarkan tabel 4.3 di atas, secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa kinerja SKPD pada Kecamatan Candi di Kabupaten Sidoarjo Jawa Timur, sudah dikatakan baik, karena semua indikator yang meliputi kuantitas kerja (quantity), kualitas kerja (quality), ketepatan waktu (timeliness), pengawasan supervisor (need for supervisor), efektifitas biaya (cost effectiveness) dan pengaruh rekan kerja (interpersonal impact) dalam keadaan baik.

4.2. Pengaruh SIA Terhadap Kinerja

Dalam penelitian ini analisis data menggunakan pendekatan Partial Least Square (PLS). PLS adalah model persamaan Structural Equation Modeling (SEM) yang


(59)

berbasis komponen atau varian. Menurut Ghozali (2006), PLS merupakan pendekatan alternatif yang bergeser dari pendekatan SEM berbasis kovarian menjadi berbasis varian.

4.2.1. Evaluasi Model Pengukuran

Evaluasi model pengukuran ini terdiri dari evaluasi convergent validity dan discriminant validity.

4.2.1.1. Convergent Validity a. Indikator Validity

Uji Validitas yang dimaksud adalah pengujian terhadap indikator dalam variabel laten untuk memastikan bahwa indikator yang digunakan benar-benar mampu dipahami dengan baik oleh responden sehingga responden tidak mengalami kesalahpahaman terhadap indikator yang digunakan. Convergent validity dari model pengukuran dengan model reflektif indicator dinilai berdasarkan korelasi antara item score/component score dengan construct score yang dihitung dengan PLS. Ukuran reflektif dikatakan tinggi jika berkorelasi lebih dari 0,50 dengan konstruk yang ingin diukur.


(60)

Tabel 4.4

Convergent Validity 1

Original Sample (O)

T Statistics (|O/STERR|)

X1 <- SIA 0.596952 2.956.300

X2 <- SIA 0.722111 4.027.279

X3 <- SIA 0.705263 4.797.623

X4 <- SIA 0.360479 1.052.838

X5 <- SIA 0.692758 3.270.859

Y1 <- kinerja 0.807960 4.777.720

Y2 <- kinerja 0.757573 4.297.742

Y3 <- kinerja 0.705144 5.088.260

Y4 <- kinerja 0.390840 1.069.703

Y5 <- kinerja 0.619522 3.312.977

Y6 <- kinerja 0.649138 3.318.645


(61)

Tabel 4.5

Convergent Validity 2

Original Sample (O)

T Statistics (|O/STERR|)

X1 <- SIA 0.610307 2.601.768

X2 <- SIA 0.687628 3.239.629

X3 <- SIA 0.695149 3.470.902

X5 <- SIA 0.747837 3.497.845

Y1 <- kinerja 0.808709 5.254.670

Y2 <- kinerja 0.768573 4.578.691

Y3 <- kinerja 0.723836 4.541.907

Y5 <- kinerja 0.584636 3.579.496

Y6 <- kinerja 0.668533 3.273.083

Sumber: data diolah (Lampiran 4)

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa hasil pengujian validitas konvergen dilakukan melalui 2 kali pengujian dimana hasil uji validitas yang pertama dapat dilihat pada tabel pertama yang menjelaskan bahwa nilai loading dari item X4 dan Y4 bernilai kurang dari 0,50 dengan T-statistik kurang dari 2,00 sehingga kedua item pernyataan tersebut memiliki validitas yang tidak signifikan secara statistic (tidak valid).

Dalam pengujian yang kedua terlihat pada tabel kedua yang menjelaskan bahwa semua item mempunyai nilai loadings melebihi 0,50 dengan T-statistik melebihi 2,00 sehingga semua item pernyataan tersebut memiliki validitas yang signifikan dalam mengukur variabel kinerja dan sistem informasi akuntansi.


(62)

b. Reliabilitas Konstrak

Untuk pengujian selanjutnya adalah uji reliabilitas konstruk. Konstruk dikatakan reliabel apabila nilai composite reliability atau cronbach alpha melebihi 0,70.

Tabel 4.6

Composite Reliability dan Cronbachs Alpha

Variabel Composite Reliability Cronbachs Alpha

SIA Kinerja

0,7805 0,8379

0,6349 0,7567 Sumber : Data diolah (Lampiran 4)

Variabel SIA dan kinerja mempunyai nilai composite reliability melebihi 0,70 artinya variabel SIA dan kinerja memiliki reliabilitas yang baik, walaupun nilai cronbach alpha pada variabel SIA kurang dari 0,70.

c. Nilai Average Variance Extracted (AVE)

Pengujian yang ketiga adalah dengan melihat nilai AVE. Nilai AVE yang melebihi 0,50 menunjukkan convergent validity yang baik.

Tabel 4.7 Nilai AVE

Variabel AVE

SIA Kinerja

0,4719 0,5114 Sumber : Data diolah (Lampiran 4)


(63)

Dari tabel tersebut dapat dijelaskan bahwa variabel SIA dan kinerja mempunyai convergent validity yang baik sebab nilai AVE yang lebih dari 0,50 walaupun nilai AVE pada variabel SIA mendekati 0,50.

4.2.1.2. Discriminant Validity

Discriminant validity dilakukan dengan melihat nilai cross loadings dan membandingkan antara nilai kuadrat korelasi antara konstrak dengan nilai AVE atau korelasi antara konstrak dengan akar AVE.

1. Cross Loadings

Discriminant validity dari model pengukuran dengan reflektif indikator dinilai berdasarkan cross loading dengan konstruknya. Jika korelasi konstruk dengan item pengukuran lebih besar daripada ukuran konstruk lainnya, maka hal ini menunjukkan bahwa variabel laten memprediksi pada blok sendiri lebih baik daripada blok lainnya.


(64)

Tabel 4.8 Cross Loading

SIA kinerja

X1 0.610307 0.307287

X2 0.687628 0.527631

X3 0.695149 0.563271

X5 0.747837 0.555865

Y1 0.529234 0.808709

Y2 0.500199 0.768573

Y3 0.508899 0.723836

Y5 0.445766 0.584636

Y6 0.611077 0.668533

Sumber : Data diolah (Lampiran 4)

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa hasil cross loading pada variabel SIA dan kinerja dengan indikatornya lebih tinggi dibandingkan korelasi indikator dengan variabel lainnya dengan demikian variabel SIA dan kinerja mampu memprediksi indikatornya pada blok sendiri dibandingkan dengan indiktor di blok lainnya.

2. Korelasi Antara Konstrak Dengan Akar AVE

Untuk mengukur nilai diskriminant validity adalah dengan membandingkan nilai AVE setiap konstruk dengan nilai korelasi antar konstruk dengan konstruk lainnya dalam model. Jika nilai akar AVE setiap konstruk lebih besar daripada nilai korelasi antara konstruk dengan kontruk lainnya maka dikatakan memiliki nilai discriminant validity yang baik.


(65)

Tabel 4.9

Korelasi Variabel Konstruk

SIA kinerja

SIA 1,0000

kinerja 0,7359 1,0000

Sumber : Data diolah (Lampiran 4)

Tabel 4.10 Akar AVE

Variabel Akar AVE

SIA Kinerja

0.687 0,715 Sumber : Data diolah (Lampiran 4)

Dari kedua tabel di atas, maka diperoleh penjelasan sebagai berikut:

a. Untuk nilai Akar AVE pada variabel SIA sebesar 0,687 dimana nilai akar AVE akan dibandingkan dengan korelasi antara variabel SIA dengan variabel kinerja, yang hasilnya adalah nilai akar AVE cenderung lebih besar dibandingkan korelasi antara variabel SIA dengan variabel kinerja. Dengan kata lain variabel SIA memiliki nilai discriminant validity yang baik.

b. Untuk nilai Akar AVE pada variabel kinerja sebesar 0,715 dimana nilai akar AVE akan dibandingkan dengan korelasi antara variabel kinerja dengan variabel SIA, yang hasilnya adalah nilai akar AVE cenderung lebih besar dibandingkan korelasi antara variabel kinerja dengan variabel SIA. Dengan kata lain variabel kinerja memiliki nilai discriminant validity yang baik.


(66)

4.2.2. Evaluasi Model Struktural

Evaluasi model struktural ini dilakukan dengan melihat nilai R-square yang merupakan uji goodness-fit model. Adapun nilai R-square dari penelitian adalah: Tabel 4.11

Nilai R-square

R Square SIA

Kinerja

0,5415

Sumber : Data diolah (Lampiran 4)

Nilai R-square yang dihasilkan sebesar 0,5415 hal ini menunjukkan pengaruh variabel SIA terhadap variabel kinerja sebesar 54,15% dan sisanya adalah 45,85% dijelaskan oleh variabel diluar model.

4.2.3. Uji Kausalitas

Pada PLS, koefisien parameter jalur diperoleh melalui bobot inner model dengan terlebih dahulu dicari nilai T-statistik melalui prosedur bootstrap standart error, dengan hasil perhitungan software Smart PLS sebagai berikut


(1)

Outer Loadings (Mean, STDEV, T-Values)

Original

Sample (O)

Sample Mean (M)

Standard Deviation

(STDEV)

Standard Error (STERR)

T Statistics (|O/STERR|) X1 <-

SIA 0.596952 0.545971 0.201925 0.201925 2.956300

X2 <-

SIA 0.722111 0.696789 0.179305 0.179305 4.027279

X3 <-

SIA 0.705263 0.696290 0.147003 0.147003 4.797623

X4 <-

SIA 0.360479 0.295282 0.342388 0.342388 1.052838

X5 <-

SIA 0.692758 0.656361 0.211797 0.211797 3.270859

Y1 <-

kinerja 0.807960 0.755572 0.169110 0.169110 4.777720

Y2 <-

kinerja 0.757573 0.721215 0.176272 0.176272 4.297742

Y3 <-

kinerja 0.705144 0.685894 0.138583 0.138583 5.088260

Y4 <-

kinerja 0.390840 0.363039 0.365372 0.365372 1.069703

Y5 <-

kinerja 0.619522 0.616095 0.186999 0.186999 3.312977

Y6 <-

kinerja 0.649138 0.665485 0.195603 0.195603 3.318645

Path Coefficients (Mean, STDEV, T-Values)

Original

Sample (O)

Sample Mean (M)

Standard Deviation (STDEV)

Standard Error (STERR)

T Statistics (|O/STERR|) SIA ->


(2)

Outer Weights (Mean, STDEV, T-Values)

Original

Sample (O)

Sample Mean (M)

Standard Deviation

(STDEV)

Standard Error (STERR)

T Statistics (|O/STERR|)

X1 <-

SIA 0.215061 0.200113 0.105190 0.105190 2.044504

X2 <-

SIA 0.378184 0.362739 0.107650 0.107650 3.513098

X3 <-

SIA 0.410127 0.380979 0.110777 0.110777 3.702265

X4 <-

SIA 0.122925 0.091562 0.168415 0.168415 0.729894

X5 <-

SIA 0.382484 0.355024 0.115566 0.115566 3.309657

Y1 <-

kinerja 0.271246 0.238229 0.076020 0.076020 3.568092 Y2 <-

kinerja 0.252899 0.227206 0.067923 0.067923 3.723343 Y3 <-

kinerja 0.259305 0.235214 0.063634 0.063634 4.074912 Y4 <-

kinerja 0.124548 0.115284 0.158797 0.158797 0.784323 Y5 <-

kinerja 0.222581 0.208534 0.076996 0.076996 2.890794 Y6 <-


(3)

LAMPIRAN 4

OUTPUT SMARTPLS DAN BOOTSTRAPING

(1)

Overview

AVE Composite Reliability

R Square

Cronbachs

Alpha Communality Redundancy

SIA 0.471950 0.780547 0.634902 0.471949

kinerja 0.511478 0.837976 0.541567 0.756798 0.511478 0.267555

Redundancy

redundancy SIA

kinerja 0.267555

Cronbachs Alpha

Cronbachs Alpha SIA 0.634902

kinerja 0.756798


(4)

R Square

R Square SIA

kinerja 0.541567

Cross Loadings

SIA kinerja X1 0.610307 0.307287

X2 0.687628 0.527631

X3 0.695149 0.563271

X5 0.747837 0.555865

Y1 0.529234 0.808709

Y2 0.500199 0.768573

Y3 0.508899 0.723836

Y5 0.445766 0.584636


(5)

Outer Loadings (Mean, STDEV, T-Values)

Original Sample (O)

Sample Mean (M)

Standard Deviation

(STDEV)

Standard Error (STERR)

T Statistics (|O/STERR|) X1 <-

SIA 0.610307 0.544239 0.234574 0.234574 2.601768

X2 <-

SIA 0.687628 0.681179 0.212255 0.212255 3.239629

X3 <-

SIA 0.695149 0.669890 0.200279 0.200279 3.470902

X5 <-

SIA 0.747837 0.692375 0.213799 0.213799 3.497845

Y1 <-

kinerja 0.808709 0.765633 0.153903 0.153903 5.254670 Y2 <-

kinerja 0.768573 0.719599 0.167859 0.167859 4.578691 Y3 <-

kinerja 0.723836 0.697548 0.159368 0.159368 4.541907 Y5 <-

kinerja 0.584636 0.628893 0.163329 0.163329 3.579496 Y6 <-

kinerja 0.668533 0.651092 0.204252 0.204252 3.273083

Path Coefficients (Mean, STDEV, T-Values)

Original Sample (O)

Sample Mean (M)

Standard Deviation (STDEV)

Standard Error (STERR)

T Statistics (|O/STERR|) SIA ->


(6)

Outer Weights (Mean, STDEV, T-Values)

Original

Sample (O)

Sample Mean (M)

Standard Deviation

(STDEV)

Standard Error (STERR)

T Statistics (|O/STERR|) X1 <-

SIA 0.226345 0.203538 0.116062 0.116062 1.950208

X2 <-

SIA 0.388648 0.394993 0.175342 0.175342 2.216516

X3 <-

SIA 0.414900 0.391147 0.153449 0.153449 2.703837

X5 <-

SIA 0.409445 0.377641 0.127811 0.127811 3.203531

Y1 <-

kinerja 0.286083 0.267064 0.079708 0.079708 3.589153

Y2 <-

kinerja 0.270388 0.242979 0.062705 0.062705 4.312073

Y3 <-

kinerja 0.275091 0.265352 0.095040 0.095040 2.894462

Y5 <-

kinerja 0.240963 0.257564 0.096964 0.096964 2.485093

Y6 <-