PENGARUH TEKNOLOGI INFORMASI, SALING KETERGANTUNGAN DAN KARAKTERISTIK SISTEM AKUNTANSI MANAJEMEN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PADA PDAM “DELTA TIRTA” KABUPATEN SIDOARJO.

(1)

DAN KARAKTERISTIK SISTEM AKUNTANSI MANAJEMEN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL

PADA PDAM “DELTA TIRTA” KABUPATEN SIDOARJO

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Jurusan Akuntansi

Oleh :

Masruroh 0413010080/FE/AK

KEPADA

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

JAWA TIMUR


(2)

SWT dan Rasulnya Nabi Muhammad SAW, karena atas segala rahmat dan hidayah-Nya peneliti dapat menyelesaikan tugas penyusunan skripsi dengan judul “Pengaruh Teknologi Informasi, Saling Ketergantungan Dan Karakteristik Sistem Akuntansi Manajemen Terhadap Kinerja Manajerial Pada PDAM ”DELTA TIRTA” Sidoarjo”.

Maksud penyusunan skripsi ini adalah untuk memenuhi sebagian persyaratan agar memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi pada Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur di Surabaya.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi ini, karena keterbatasan kemampuan dan pengalaman. Oleh karena itu penulis sadar bahwa keberhasilan dalam penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, sehingga pada kesempatan ini perkenankanlah penulis menyampaikan penghargaan serta terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ir Teguh Soedarto, MP selaku Rektor Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

2. Bapak Dr. Dhani Ichsanuddin Nur, SE, MM selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.


(3)

Pembimbing yang telah banyak membantu dan meluangkan waktu serta dengan kesabarannya membimbing peneliti sampai selesainya skripsi ini. 4. Bapak Drs. Ec. Saiful Anwar, MSi selaku Pembantu Dekan I Fakultas

Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur. 5. Ibu Dr. Sri Trisnaningsih, MSi selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas

Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur. 6. Seluruh Dosen dan Staff Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan

Nasional “Veteran” Jawa Timur yang telah banyak memberikan bekal ilmu pengetahuan.

7. Seluruh Manajer, Staff dan Karyawan PDAM ”DELTA TIRTA” Kabupaten Sidoarjo yang telah mengijinkan dan membantu proses pelaksanaan penelitian ini.

8. Bapak H. Husen (Alm.) dan Ibu Hj. Tarikah selaku orang tuaku, tiada kata yang bisa ananda ucapkan, selain kata terima kasih yang sebesar-besarnya, atas dorongan dan semangat baik material maupun spiritual serta memberikan curahan kasih sayangnya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini.

Semoga Allah SWT selalu memberikan rahmat-Nya atas semua bantuan yang telah diberikan selama penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa dengan terbatasnya pengalaman serta kemampuan itu maka memungkinkan sekali bahwa bentuk maupun isi skripsi ini


(4)

sumbangan kecil yang berguna bagi masyarakat, almamater, dan ilmu pengetahuan.

Surabaya, Mei 2009

Peneliti


(5)

Halaman

KATA PENGANTAR... i

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL... viii

DAFTAR GAMBAR... x

DAFTAR LAMPIRAN... xi

ABSTRAKSI ... xii

BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 8

1.3. Tujuan Penelitian ... 9

1.4. Manfaat Penelitian ... 9

BAB II. KAJIAN TEORI DAN EMPIRIK 2.1. Hasil Penelitian Terdahulu ... 11

2.2. Kajian Teori ... 22

2.2.1. Teknologi Informasi ... 22

2.2.2. Saling Ketergantungan ... 24

2.2.2.1. Bentuk Saling Ketergantungan 26

2.2.3. Sistem Akuntansi Manajemen ... 28

2.2.3.1 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi Manajemen ... 29

2.2.3.2 Karakteristik Sistem Akuntansi Manajemen ... 30

2.2.4. Teori-Teori yang Mendasari ... 33

2.2.4.1. Teori Kontijency ... 33

2.2.4.2. Teori Sikap dan Perilaku ... 33


(6)

2.2.5.3. Tugas Manajer ... 36

2.2.5.4. Penilaian Kinerja Manajerial ... 38

2.2.5.5. Manfaat Penilaian Kinerja Manajerial ... 40

2.2.5.6. Tingkatan Manajemen ... 41

2.2.6. Kerangka Pikir ... 46

2.2.6.1. Teori yang Mendasari Pengaruh Teknologi Informasi Terhadap Kinerja Manajerial ... 46

2.2.6.2. Teori yang Mendasari Pengaruh Saling Ketergantungan Terhadap Kinerja Manajerial ... 48

2.2.6.3. Teori yang Mendasari Pengaruh Karakteristik Sistem Akuntansi Manajemen Terhadap Kinerja Manajerial ... 49

2.3. Hipotesis ... 52

BAB III. METODE PENELITIAN 3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel .... 53

3.1.1. Definisi Operasional ... 53

3.1.2. Teknik Pengukuran Variabel ... 55

3.2. Teknik Penentuan Sampel ... 57

3.2.1. Populasi ... 57

3.2.2. Sampel ... 59

3.3. Teknik Pengumpulan Data ... 61

3.3.1. Jenis Data ... 61 v


(7)

3.3.3. Pengumpulan Data ... 62

3.4. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis ... 62

3.4.1. Uji Analisis Data ... 62

3.4.1.1. Uji Validitas ... 62

3.4.1.2. Uji Reliabilitas ... 63

3.4.1.3. Uji Normalitas ... 64

3.4.2. Teknik Analisis ... 65

3.4.3. Uji Asumsi Klasik ... 66

3.4.4. Uji Hipotesis ... 68

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Obyek Penelitian ... 71

4.1.1 Sejarah Singkat ... 71

4.1.2 Visi dan Misi ... 71

4.1.3 Tugas Pokok dan Fungsi ... 72

4.1.4 Struktur dan Susunan Organisasi ... 73

4.2 Deskripsi Hasil Penelitian ... 81

4.2.1 Uji Validitas ... 81

4.2.1.1 Uji Validitas Variabel Teknologi Informasi (X1) ... 82

4.2.1.2 Uji Validitas Variabel Saling Ketergantungan (X2) ... 82

4.2.1.3 Uji Validitas Variabel Karakteristik Sistem Akuntansi Manajemen (X3) . 84 4.2.1.4 Uji Validitas Variabel Kinerja Manajerial (Y)... 86

4.2.2 Uji Reliabilitas ... 89

4.2.3 Distribusi Frekuensi ... 91

4.2.3.1 Variabel Teknologi Informasi (X1) ... 91 4.2.3.2 Variabel Saling Ketergantungan (X2) 92


(8)

4.3.1 Asumsi Klasik ... 96

4.3.2 Analisis Regresi Linier Berganda ... 99

4.3.3 Uji Kesesuaian Model ... 100

4.3.4 Uji Hipotesis (Uji t) ... 102

4.3.5 Koefisien Beta ... 103

4.4 Pembahasan Hasil Penelitian ... 104

4.5 Implikasi Penelitian ... 105

4.6 Perbedaan Penelitian Terdahulu dengan Sekarang ... 107

4.7 Konfirmasi Penelitian dengan Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 109

4.8 Keterbatasan Penelitian ... 110

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 111

5.2 Saran ... 112

DAFTAR PUSTAKA


(9)

Halaman Tabel 1.1 : Data Mengenai Anggaran dan Realisasi Laba Rugi PDAM

“DELTA TIRTA” Sidoarjo ... 6 Tabel 2.1 : Data Mengenai Kategori Pemrosesan Informasi dan Alat

Teknologi Informasi ... 23 Tabel 2.2 : Data Mengenai Perbedaan Penelitian Terdahulu

(Maping Jurnal dan Penelitian) ... 42 Tabel 4.1 : Hasil Uji Validitas Variabel Teknologi Informasi (X1)... 82 Tabel 4.2 : Hasil Uji Validitas Variabel Saling Ketergantungan (X2)

Putaran ke -1 ... 82 Tabel 4.3 : Hasil Uji Validitas Variabel Saling Ketergantungan (X2)

Putaran ke -2 ... 83 Tabel 4.4 : Hasil Uji Validitas Variabel Saling Ketergantungan (X2)

Putaran ke -3 ... 83 Tabel 4.5 : Hasil Uji Validitas Variabel Karakteristik Sistem Akuntansi Manajemen (X3) Putaran ke -1 ... 84 Tabel 4.6 : Hasil Uji Validitas Variabel Karakteristik Sistem Akuntansi Manajemen (X3) Putaran ke -2 ... 85 Tabel 4.7 : Hasil Uji Validitas Variabel Karakteristik Sistem Akuntansi Manajemen (X3) Putaran ke -3 ... 86 Tabel 4.8 : Hasil Uji Validitas Variabel Kinerja Manajerial (Y)

Putaran ke -1 ... 87 Tabel 4.9 : Hasil Uji Validitas Variabel Kinerja Manajerial (Y)

Putaran ke -2 ... 87 Tabel 4.10 : Hasil Uji Validitas Variabel Kinerja Manajerial (Y)

Putaran ke -3 ... 88 Tabel 4.11 : Hasil Uji Validitas Variabel Kinerja Manajerial (Y)

Putaran ke -4 ... 88


(10)

Tabel 4.14 : Hasil Uji Reliabilitas ... 90

Tabel 4.15 : Distribusi Frekuensi Variabel Teknologi Informasi (X1) .. 91

Tabel 4.16 : Distribusi Frekuensi Variabel Saling Ketergantungan (X2) 92 Tabel 4.17 : Distribusi Frekuensi Variabel Karakteristik Sistem Akuntansi Manajemen (X3) ... 94

Tabel 4.18 : Distribusi Frekuensi Variabel Kinerja Manajerial (Y) ... 95

Tabel 4.19 : VIF (Variance Inflation Factor) ... 97

Tabel 4.20 : Hasil Korelasi Rank Spearman ... 97

Tabel 4.21 : Hasil Uji Normalitas ... 98

Tabel 4.22 : Persamaan Regresi Linier Berganda ... 99

Tabel 4.23 : Hasil Uji F ... 101

Tabel 4.24 : Nilai Koefisien Determinasi ... 101

Tabel 4.25 : Hasil Uji t ... 102

Tabel 4.26 : Nilai Koefisien Beta ... 103

Tabel 4.27 : Rangkuman Beberapa Perbedaan Dengan Penelitian Terdahulu ... 107


(11)

Halaman Gambar 2.1 : Tipe Saling Ketergantungan ... 27 Gambar 2.2 : Model Operasional Sistem Informasi Akuntasi

Manajemen ... 30 Gambar 2.3 : Kerangka Pikir ... 52 Gambar 4.1 : Struktur Organisasi PDAM “DELTA TIRTA” Sidoarjo 74


(12)

xi

Lampiran 2 : Tabulasi Jawaban Responden Variabel Saling

Ketergantungan (X2)

Lampiran 3 : Tabulasi Jawaban Responden Variabel Karakteristik Sistem Akuntansi Manajemen (X3)

Lampiran 4 : Tabulasi Jawaban Responden Variabel Kinerja Manajerial (Y) Lampiran 5 : Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Teknologi Informasi (X1) Lampiran 6.A : Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Saling Ketergantungan (X2) Putaran ke-1

Lampiran 6.B : Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Saling Ketergantungan (X2) Putaran ke-2 dan ke-3

Lampiran 7.A : Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Karakteristik Sistem Akuntansi Manajemen (X3) Putaran ke-1

Lampiran 7.B : Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Karakteristik Sistem Akuntansi Manajemen (X3) Putaran ke-2

Lampiran 7.C : Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Karakteristik Sistem Akuntansi Manajemen (X3) Putaran ke-3

Lampiran 8.A : Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Kinerja Manajerial (Y)

Putaran ke-1

Lampiran 8.B : Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Kinerja Manajerial (Y) Putaran ke-2 dan ke-3

Lampiran 8.C : Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Kinerja Manajerial (Y) Putaran ke-4 dan ke-5

Lampiran 8.D : Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Kinerja Manajerial (Y)

Putaran ke-6

Lampiran 9.A : Hasil Uji Regresi Linier Berganda


(13)

1

KARAKTERISTIK SISTEM AKUNTANSI MANAJEMEN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PADA PDAM “DELTA TIRTA”

KABUPATEN SIDOARJO

Oleh : Masruroh ABSTRAK

Perekonomian saat ini semakin berkembang pesat seiring dengan perkembangan teknologi informasi, kondisi ini menuntut agar perusahaan lebih meningkatkan efektifitas dan efisiensi kerja perusahaan khususnya kinerja manajerial sehingga dapat mencapai tujuan badan usaha. Dalam rangka meningkatkan kinerja manajerial tersebut seorang manajer membutuhkan teknologi informasi, saling ketergantungan dan karakteristik sistem akuntansi manajemen yang terdiri dari broad scope, agregasi, integrasi dan timeliness yang diharapkan dapat meningkatkan kinerja manajerial. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memberikan bukti empiris bahwa ada pengaruh antara teknologi informasi, saling ketergantungan dan karakteristik sistem akuntansi manajemen terhadap kinerja manajerial dan untuk menguji manakah diantara variabel teknologi informasi, saling ketergantungan dan karakteristik sistem akuntansi manajemen yang berpengaruh dominan terhadap kinerja manajerial.

Penelitian ini menggunakan data primer dengan menyebarkan kuesioner. Obyek yang digunakan dalam penelitian ini adalah PDAM “DELTA TIRTA” Kabupaten Sidoarjo. Populasi yang digunakan adalah manajer tingkat atas, manajer tingkat menengah dan manajer tingkat bawah yang berjumlah 76 orang. Teknik penarikan sampel yang digunakan adalah simple random sampling, dimana jumlah sampel sebanyak 43 orang. Untuk menguji hipotesis digunakan analisis Regresi Linier Berganda.

Kesimpulan yang dapat diambil adalah teknologi informasi, saling ketergantungan dan karakteristik sistem akuntansi manajemen berpengaruh terhadap kinerja manajerial, hal ini terbukti dari hasil uji kecocokan model dengan nilai koefisien determinasi sebesar 0,486 yang menyatakan bahwa teknologi informasi, saling ketergantungan dan karakteristik sistem akuntansi manajemen berpengaruh terhadap kinerja manajerial sebesar 48,6%. Koefisien beta tertinggi adalah koefisien beta variabel saling ketergantungan maka dapat disimpulkan saling ketergantungan berpengaruh lebih dominan terhadap kinerja manajerial, sehingga kedua hipotesis penelitian ini teruji kebenarannya.

Kata Kunci : Teknologi Informasi, Saling Ketergantungan, Karakteristik Sistem Akuntansi Manajemen dan Kinerja Manajerial.


(14)

THE INFLUENCES OF INFORMATION TECHNOLOGY, INTERDEPENDENCE, AND MANAGEMENT ACCOUNTING SYSTEM CHARACTERISTICS

TOWARD MANAGERIAL WORKING AT DRINKING WATE LOCAL COMPANY OF DELTA TIRTA

IN SIDOARJO By: Masruroh ABSTRACT

The present economy has been developing more rapidly in accordance with the information technology development. This condition demands that the company increases more about job effectiveness and efficiency, specially managerial working so that it can reach the goals of corporate body. In increasing the managerial working, a manager needs information technology, interdependence, and management accounting system characteristic consisting of broad scope, aggregation, integration and timeliness expected to be able to increase the managerial working. The purpose of this research is to provide the empirical evidence that there are influences between information technology, interdependence and management accounting system characteristic toward the managerial working and to test whether which one of these three areas is influential dominantly toward the managerial working.

This research uses the prime data by spreading questionnaires. The object applied in this research is Drinking Water Local Company of DELTA TIRTA in Sidoarjo. The applied population is top level managers, middle level managers and low level managers numbering in 76 people. The applied sample pulling technique is simple random sampling, that the sample numbers 43 people. To test the hypothesis, it uses Double Linier Regression Analyses.

The conclusion that can be taken is information technology, interdependence and management accounting system characteristic are influential toward the managerial working. It proves from the result of model compatibility test with determination coefficient mark 0.486 stating that information technology, interdependence and management accounting system characteristic are influential toward the managerial working 48.6%. The highest beta coefficient is variable beta coefficient which is mutually dependent, thus it can be concluded interdependence is influential more dominant toward the managerial working, so that the truth of the two research hypothesis can be tested.

Key Words : Information Technology, Interdependence, Management


(15)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Kondisi perekonomian yang mengglobal saat ini ditentukan oleh perkembangan bisnis yang menerapkan berbagai keahlian dari berbagai disiplin ilmu, hal tersebut menunjukkan adanya tingkat persaingan yang ketat antar perusahaan.

Kondisi ini menuntut agar perusahaan-perusahaan lebih meningkatkan efektivitas dan efisiensi kerja perusahaannya. Manusia adalah salah satu faktor produksi yang mempunyai andil cukup besar dan merupakan modal terpenting bagi perusahaan, karena manusia mempunyai kemampuan berinteraksi, mempunyai kecerdasan dan kepribadian yang dapat mendukung keinginan untuk mencapai tujuan.

Manusia mengenal teknologi sejak lama, sebagian besar masyarakat semakin merasakan informasi sebagai salah satu kebutuhan pokok disamping kebutuhan akan sandang, pangan dan papan, seiring dengan hal itu, informasi telah berubah bentuk menjadi suatu komoditi yang dapat diperdagangkan, keadaan ini terbukti dengan semakin berkembangnya bisnis pelayanan informasi, seperti stasiun televisi, surat kabar, radio dan internet yang telah memasuki sendi-sendi kehidupan manusia (Maharsi, 2000).

Komputer dapat digunakan dalam bidang pekerjaan apapun dan dalam waktu apapun, komputer berfungsi untuk memberikan jawaban-jawaban atas


(16)

pertanyaan-pertanyaan yang diberikan dengan terlebih dahulu memasukkan data-data yang diperlukan kemudian data-data-data-data tersebut diproses sehingga menjadi sebuah hasil yang diinginkan oleh pemakainya. Hasil pemrosesan data tersebut menjadi sebuah informasi yang sangat berguna bagi para pemakainya.

Pengembangan program komputer dengan adanya penggabungan teknologi komputer dan teknologi jaringan melahirkan sesuatu yang dinamakan teknologi informasi. Ketersediaan komputer personal (PC) yang menggunakan berbagai macam perangkat lunak yang mudah pengoperasiannya memungkinkan manajer dapat mengakses informasi dengan cepat dan menyiapkan lebih banyak laporan (Laksmana dan Muslichah, 2002: 106-125).

Teknologi informasi berguna dalam menangkap informasi, menyampaikan informasi, menciptakan informasi, menyimpan informasi, dan mengkomunikasikan informasi (Haag dan Cummings, 1998: 18) seperti yang dikutip oleh Laksmana dan Muslichah (2002: 106-125), jadi teknologi informasi dapat membantu manajer dalam membuat perencanaan, pengkoordinasian, pengawasan, investigasi, evaluasi yang pada akhirnya dapat meningkatkan kinerja manajerial.

Saling ketergantungan juga berpengaruh terhadap kinerja manajerial.

Interdependensi menggambarkan input sub-unit akan mempengaruhi outcome

organisasi, tergantung pada sifat dari interdependensi dimana perubahan dalam tingkat output sub-unit besar atau kecil akan mempunyai dampak terhadap kinerja organisasi (Fisher, 1994 dalam Anggraini, 2003). Interdependensi dikategorikan


(17)

sebagai kontrol hubungan kerja antara manajer dan bawahan, diantara tingkat manajer yang berbeda.

Peningkatan kinerja suatu badan usaha khususnya manajerial membutuhkan informasi akuntansi manajemen. Salah satu peran penting sistem informasi akuntansi manajemen adalah menyediakan informasi bagi orang yang tepat dengan cara yang tepat dan pada saat yang tepat. Informasi berperan meningkatkan kemampuan manajemen untuk memahami keadaan lingkungan sekitarnya dan mengidentifikasikan aktivitas yang relevan (Nazarrudin, 1998: 142) seperti yang dikutip oleh Juniarti dan Evelyn (2003: 110-122).

Informasi akuntansi manajemen sebagai salah satu produk akuntansi manajemen berperan dalam membantu memprediksi konsekuensi yang mungkin terjadi atas berbagai aktivitas seperti perencanaan, pengendalian, dan pengambilan keputusan.

Perencanaan sistem akuntansi manajemen yang merupakan bagian dari sistem pengendalian organisasi perlu mendapat perhatian, hingga dapat diharapkan akan memberikan kontribusi positif dalam mendukung keberhasilan sistem pengendalian manajemen (Juniarti dan Evelyn, 2003: 110-122).

Sistem akuntansi manajemen dapat membantu manajer dalam pengendalian aktivitas dan pengurangan ketidakpastian sehingga diharapkan dapat membantu perusahaan dalam pencapaian tujuan (Gordon dan Miller, 1976; Kaplan, 1984; Anthony et al. 1998; Atkinson et al. 1995) seperti yang dikutip oleh Laksmana dan Muslichah (2002: 106-125).


(18)

Karakteristik informasi akuntansi manajemen yang bermanfaat berdasarkan persepsi para manajerial sebagai pengambilan keputusan dikategorikan dalam empat sifat yaitu scope (lingkup), timeliness (tepat waktu),

aggregation (agregasi), integration (integrasi). Scope berkaitan dengan penyediaan informasi yang fokus pada internal dan eksternal perusahaan,

timeliness berkaitan dengan kecepatan pelaporan, aggregation menyediakan ringkasan informasi sesuai dengan area fungsional, waktu periode atau melalui model keputusan, dan integration terdiri dari informasi tentang aktivitas departemen lain dalam perusahaan dan bagaimana keputusan yang dibuat di satu departemen mempengaruhi kinerja di departemen lainnya (Chenhall dan Morris, 1986) seperti yang dikutip oleh Laksmana dan Muslichah (2002: 106-125).

Secara keseluruhan menunjukkan bahwa kinerja manajerial yang merupakan kemampuan manajer dalam membuat perencanaan, kemampuan manajer mencapai target, dan kiprah manajer diluar perusahaan, sebenarnya berhubungan dengan keempat karakteristik informasi yang terdiri dari broad scope, agregation, integration dan timeliness, hanya saja besarnya hubungan bervariasi tergantung pada fungsi yang harus dilakukan oleh manajer (Juniarti dan Evelyn, 2003: 110-122)

Kunci kinerja perusahaan adalah proses yang terjadi baik didalam perusahaan maupun yang langsung bersinggungan dengan pelanggan, dengan memusatkan diri pada penciptaan proses yang efisien, selektif dan terkontrol dengan baik maka suatu perusahaan diharapkan akan memiliki kinerja yang baik.


(19)

Perusahaan Daerah Air Minum “DELTA TIRTA” atau PDAM ”DELTA TIRTA” Sidoarjo merupakan perusahaan daerah yang bergerak dalam bidang jasa pelayanan dan instalasi penyedia air bersih di wilayah Kabupaten Sidoarjo, dalam peranannya menyediakan air bersih untuk wilayah sidoarjo dan sekitarnya secara terus menerus berupaya meningkatkan kinerja karyawan guna membangun dan mengembangkan fasilitas pelayanan di setiap wilayah yang dinilai potensial serta memerlukan pelayanan air bersih.

PDAM “DELTA TIRTA” Sidoarjo sebagai organisasi sektor publik mempunyai dualisme tujuan, disatu sisi mempunyai tujuan sosial yaitu mencapai kesejahteraan masyarakat melalui pelayanannya, dan di sisi lain mempunyai tujuan ekonomi dengan motif surplus laba dalam rangka memberikan kontribusi pada Pendapatan Asli Daerah (PAD).

Penyebab buruknya kinerja perusahaan di Indonesia salah satunya disebabkan oleh ketidakmampuan perusahaan dalam memperoleh pendapatannya, dalam hal peningkatan pendapatan tersebut, PDAM “DELTA TIRTA” Sidoarjo melakukannya dengan cara menyesuaikan tarif pelayanan dengan biaya operasional.

Sesuai dengan misi PDAM “DELTA TIRTA” Sidoarjo yaitu “menjadikan PDAM Sehat dan Pelayanan Prima”, perusahaan yang sehat dapat dilihat dari kemampuan untuk berkembang melayani masyarakat dengan baik, memperoleh keuntungan, pendapatan mampu menutupi biaya operasional dan mampu memenuhi kewajiban membayar hutang, sebagai upaya mewujudkan hal tesebut PDAM “DELTA TIRTA” Sidoarjo menaikkan tarif pelayanan setiap tahunnya


(20)

sesuai dengan Peraturan Bupati Sidoarjo Nomor 17 tanggal 1 Juni 2007 dan sesuai Surat Keputusan Direksi PDAM “DELTA TIRTA” Kabupaten Sidoarjo Nomor 16 tanggal 31 Mei 2007.

Penyesuaian tarif pelayanan PDAM “DELTA TIRTA” Sidoarjo setiap tahunnya diharapkan mampu menutupi biaya operasional sehingga tidak terjadi defisit dan mampu memperoleh laba sebagai kontribusi pada Pendapatan Asli Daerah (PAD), berikut disajikan data mengenai anggaran dan realisasi laba rugi PDAM “DELTA TIRTA” Sidoarjo periode tahun 2004 sampai dengan 2008 pada tabel 1.1 sebagai gambaran untuk mengkaji kinerja manajerial.

Tabel 1.1: Data Mengenai Anggaran dan Realisasi Laba Rugi PDAM “DELTA TIRTA” Sidoarjo.

No. Tahun

Anggaran Laba Rugi

(Rp.)

Realisasi Laba Rugi

(Rp.)

Selisih 1 2004 3.675.491.200 3.412.803.019 (262.688.181) 2 2005 3.815.750.525 4.068.930.602 253.180.077 3 2006 4.150.103.284 3.152.659.056 (997.444.228) 4 2007 5.385.903.140 5.763.597.284 377.694.144 5 2008 6.521.978.471 9.308.519.486 2.786.541.015 Sumber: Biro Keuangan PDAM “DELTA TIRTA” Sidoarjo.

Kinerja PDAM “DELTA TIRTA” Sidoarjo secara keseluruhan masih menunjukkan komponen-komponen yang belum mencerminkan pencapaian kinerja diatas rata-rata, hal ini dapat dilihat dari masih banyaknya keluhan pelanggan yang diterima oleh PDAM “DELTA TIRTA” Sidoarjo, tentang kualitas pelayanan yang diberikan misalnya penanganan keluhan pelanggan, kontinuitas dan kuantitas air yang disalurkan, dan ketepatan petugas dalam pencatatan meter.

PDAM “DELTA TIRTA” Sidoarjo juga masih mengalami masalah yang sama dari tahun ketahun yang hingga saat ini masih berlanjut, yaitu masalah


(21)

Tingkat Kehilangan Air (TKA) yang mencapai 38 persen hingga 39 persen. Tingkat Kehilangan Air (TKA) ini dimungkinkan terjadi karena adanya kebocoran pada jaringan perpipahan, instalasi produksi, kurang akuratnya water meter induk maupun water meter dipelanggan, adanya kesalahan pembacaan water meter di pelanggan oleh petugas pembaca meter, kesalahan perhitungan (administrasi) atau karena adanya sambungan liar.

Berdasarkan hasil wawancara dengan pegawai PDAM “DELTA TIRTA” Sidoarjo, pada sistem pembayaran tagihan belum dapat terakses kesemua cabang PDAM “DELTA TIRTA” Sidoarjo, jadi pelanggan hanya bisa melakukan pembayaran pada cabang-cabang dimana mereka melakukan penyambungan, hal ini dimungkinkan dapat menyebabkan pelanggan enggan melakukan pembayaran tepat waktu karena adanya antrian yang panjang atau jarak yang lebih jauh dari daerah tempat tinggal mereka yang mana ketidaktepatan pelanggan melakukan pembayaran akan berdampak pada kinerja manajerial.

Berdasarkan paparan diatas dapat disimpulkan bahwa kinerja PDAM “DELTA TIRTA” Sidoarjo belum menunjukkan hasil yang maksimal, hal ini dimungkinkan karena kurangnya teknologi yang digunakan baik dalam pembacaan meter air ke pelanggan, sistem pembayaran, sistem pengaduan, maupun informasi-informasi lingkup luas yang menyangkut keadaan dimasa yang akan datang, kurangnya teknologi ini menyebabkan adanya saling ketergantungan antara departemen misalnya pada sub bagian hubungan langganan yang menerima keluhan pelanggan dengan bagian pembaca meter dalam mengatasi kesalahan tagihan.


(22)

PDAM “DELTA TIRTA” Sidoarjo menetapkan standar atau aturan tantang waktu penanganan keluhan pelanggan yaitu dengan penanganan keluhan pelanggan satu kali dua belas jam dari waktu pengaduan, namun berdasarkan hasil wawancara penanganan keluhan pelanggan baru bisa ditangani lebih dari standar tersebut (mencapai kurang lebih 2 sampai 3 hari) tergantung koordinasi antar departemen dan petugas yang bersangkutan dengan keluhan pelanggan serta bergantung pada jenis keluhan pelanggan.

Informasi keluhan pelanggan yang disampaikan ke PDAM “DELTA TIRTA” Sidoarjo dan kecepatan dalam memperoleh informasi mengenai keluhan pelanggan tersebut dimungkinkan dapat mempengaruhi kinerja manajerial di PDAM “DELTA TIRTA” Sidoarjo.

Berdasarkan uraian yang ada diatas, maka peneliti ingin melaksanakan penelitian yang berjudul “ Pengaruh Teknologi Informasi, Saling Ketergantungan dan Karakteristik Sistem Akuntansi Manajemen Terhadap Kinerja Manajerial Pada PDAM “DELTA TIRTA” Kabupaten Sidoarjo “.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dalam penelitian ini dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :

1. Apakah ada pengaruh antara teknologi informasi, saling ketergantungan dan karakteristik sistem akuntansi manajemen terhadap kinerja manajerial ?


(23)

2. Manakah diantara variabel teknologi informasi, saling ketergantungan dan karakteristik sistem akuntansi manajemen yang berpengaruh lebih dominan terhadap kinerja manajerial ?

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk memberikan bukti empiris bahwa ada pengaruh antara teknologi informasi, saling ketergantungan dan karakteristik sistem akuntansi manajemen terhadap kinerja manajerial.

2. Untuk menguji manakah diantara variabel teknologi informasi, saling ketergantungan dan karakteristik sistem akuntansi manajemen yang berpengruh lebih dominan terhadap kinerja manajerial.

1.4. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat diantaranya : 1. Bagi Perusahaan

Hasil Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan yang bermanfaat bagi perusahaan dalam memahami faktor–faktor yang berpengaruh terhadap kinerja manajerial sehingga memungkinkan manajer untuk mengambil keputusan secara tepat, cepat dan akurat yang pada akhirnya dapat meningkatkan kinerja manajerial, selain itu juga memungkinkan para manajer untuk memahami masalah yang terjadi secara lebih baik


(24)

2. Bagi Peneliti

Diharapkan dapat mengembangkan wawasan dan dapat memecahkan masalah yang ada dalam perusahaan dengan berpedoman pada teori yang telah diterima dibangku kuliah.

3. Bagi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”

Penelitian ini bermanfaat sebagai referensi bagi peneliti lain dengan materi yang berhubungan dengan penelitian ini dalam rangka penggalian dan pengembangan ilmu pengetahuan, serta sebagai dharma bakti kepada Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Surabaya Jawa Timur dan Fakultas Ekonomi pada khususnya.


(25)

11

KAJIAN TEORI DAN EMPIRIK

2.1. Hasil Penelitian Terdahulu

Untuk menunjang penelitian ini, maka didukung oleh penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini yaitu :

1. Arsono Laksmana dan Muslichah (2002)

a. Judul

“Pengaruh Teknologi Informasi, Saling Ketergantungan dan Karakteristik Sistem Akuntansi Manajemen Terhadap Kinerja Manajerial”.

b. Perumusan Masalah :

“Apakah ada pengaruh antara teknologi informasi, saling ketergantungan dan karakteristik sistem akuntansi manajemen terhadap kinerja manajerial“

c. Hipotesis

1. Teknologi informasi berpengaruh positif tidak langsung

terhadap kinerja manajerial melalui karakteristik SAM scope

2. Saling ketergantungan berpengaruh positif tidak langsung terhadap kinerja manajerial melalui karakteristik SAM scope

d. Teknik Analisis

Teknik analisis data yang digunakan adalah Structural Equation


(26)

e. Kesimpulan

Bahwa karakteristik SAM scope bertindak sebagai variable antara (intervening variable) dalam hubungannya antara (1) teknologi informasi dan kinerja manajerial, (2) saling ketergantungan dan kinerja manajerial.

2. Juniarti dan Evelyne (2003)

a. Judul

“Hubungan Karakteristik Informasi yang Dihasilkan oleh Sistem Akuntansi Manajemen Terhadap Kinerja Manajerial pada Perusahaan - Perusahaan Manufaktur di Jawa Timur“

b. Perumusan Masalah

“Apakah ada hubungan antara karakteristik informasi yang dihasilkan oleh sistem akuntansi manajemen terhadap kinerja manajerial pada perusahaan-perusahaan manufaktur di jawa timur”

c. Hipotesis

1. Broad scope berhubungan dengan kemampuan manajer membuat perencanaan

2. Aggregation berhubungan dengan kemampuan manajer membuat perencanaan

3. Integration berhubungan dengan kemampuan manajer membuat perencanaan

4. Timeliness berhubungan dengan kemampuan manajer membuat perencanaan


(27)

5. Broad scope berhubungan dengan kemampuan manajer mencapai target

6. Agregation berhubungan dengan kemampuan manajer mencapai target

7. Integration berhubungan dengan kemampuan manajer mencapai target

8. Timeliness berhubungan dengan kemampuan manajer mencapai target

9. Broad scope berhubungan dengan kiprah manajer di luar perusahaan

10.Agregation berhubungan dengan kiprah manajer di luar perusahaan

11.Integration berhubungan dengan kiprah manajer di luar perusahaan

12.Timeliness berhubungan dengan kiprah manajer di luar perusahaan.

d. Teknik Analisis

Teknik analisis data yang digunakan adalah korelasi

e. Kesimpulan

1. Terdapat hubungan antara karakteristik informasi yang berupa

integration dan timeliness terhadap kinerja manajerial yang diukur dengan kemampuan manajer dalam membuat perencanaan (Terbukti signifikan secara statistik), sedangkan karakteristik


(28)

informasi berupa broadscope dan agregation tidak terbukti berhubungan dengan kinerja manajerial berupa kemampuan manajer dalam membuat perencanaan.

2. Terdapat hubungan antara karakteristik informasi yang terdiri dari

broadscope, agregation, integration dan timeliness terhadap kinerja manajerial yang berupa kemampuan manajer dalam mencapai target (Terbukti signifikan secara statistik).

3. Terdapat hubungan antara karakteristik informasi berupa

broadscope dengan kinerja manajerial yang diukur dengan kiprah manajer di luar perusahaan. Sedangkan ketiga karakteristik informasi lainnya berupa agregasi, integrasi, dan timeliness tidak terbukti mempunyai hubungan dengan kinerja manajerial yang diukur dengan kiprah manajer di luar perusahaan.

3. Fivi Anggraini (2003)

a. Judul

“Pengaruh Customization dan Interdependensi terhadap Karakteristik

Informasi Sistem Akuntansi Manajemen Broad Scope dan

Aggregation

b. Perumusan Masalah

“Apakah ada pengaruh antara customization dan interdependensi

terhadap karakteristik informasi sistem akuntansi manajemen broad scope dan aggregation


(29)

c. Hipotesis

1. Pengaruh customization yang tinggi dalam organisasi akan

berhubungan positif dengan interdependensi antar departemen

2. Pengaruh interdependensi dan karakteristik informasi system

akuntansi manajemen broad scope mempunyai hubungan

yang positif

3. Pengaruh interdependensi dan karakteristik informasi system

akuntansi manajemen aggregation mempunyai hubungan

yang positif

4. Pengaruh customization dan karakteristik informasi system

akuntansi manajemen broad scope mempunyai hubungan

yang positif

5. Pengaruh customization dan karakteristik informasi system

akuntansi manajemen aggregation mempunyai hubungan

yang positif

6. Pengaruh customization terhadap karakteristik informasi

system akuntansi manajemen broad scope dimediasi melalui

interdependensi

7. Pengaruh customization terhadap karakteristik informasi

system akuntansi manajemen aggregation dimediasi melalui


(30)

d. Teknik Analisis

Teknik analisis data yang digunakan adalah Structural Equation

Modeling (SEM)

e. Kesimpulan

1. Pengaruh customization yang tinggi dalam organisasi tidak

berhubungan dengan interdependensi antar departemen.

Organisasi yang ingin mengadopsi strategi customization

membutuhkan pertimbangan tingginya kerjasama yang timbul antar departemen.

2. Tingginya tingkat interdependensi tidak ditentukan oleh

penggunaan karakteristik informasi SAM broad scope.

Penelitian ini menyatakan bahwa tipe interdepensi lebih mempengruhi penggunaan karakteristik SAM aggregation.

3. Informasi broad scope secara positif berhubungan dengan

strategi, hal ini mengindikasikan bahwa informasi broad scope

dapat memberikan ide-ide untuk membuat keputusan operasional dan menimbulkan ide-ide baru dalam memproduksi produk. Sedangkan informasi aggregation tidak berhubungan dengan customization, hal ini mengimplikasikan bahwa manajer produksi dan pemasaran tidak dapat

menggunakan pentingnya informasi aggregation untuk

membuat keputusan dalam departemen dan penemuan ini


(31)

pengambilan keputusan dalam departemen, membutuhkan informasi aggregation yang lebih detail.

4. Pengaruh utama customization terhadap karakteristik informasi SAM broad scope dan aggregation adalah tidak melalui interdependensi, hasil penelitian ini berbeda dengan penelitain sebelumnya hal ini terbukti bahwa manajer kurang mengenali arti penting dalam menerima informasi yang lebih canggih dalam mengelola interdependensi yang berakar dari pelaksanaan customization.

4. Muslichah (2003)

a. Judul

The Effect of Contextual Variable on Management Accounting System Characteristic and Management Performance

b. Perumusan Masalah

“Apakah ada pengaruh variabel kontekstual terhadap karakteristik sistem akuntansi manajemen dan kinerja manajerial”.

c. Hipotesis

1. Terdapat hubungan positif tidak langsung antara teknologi

informasi dan kinerja manajerial melalui karakteristik SAM (a)

scope, (b) timeliness, (c) aggregation, (d) integration.

2. Terdapat hubungan positif tidak langsung antara teknologi

informasi dan karakteristik SAM (a) scope, (b) timeliness, (c)


(32)

3. Terdapat hubungan positif tidak langsung antara strategi dan kinerja manajerial melalui karakteristik SAM (a) scope, (b)

timeliness.

4. Terdapat hubungan positif tidak langsung antara strategi dan

karakteristik SAM (a) scope, (b) timeliness melalui

desentralisasi

5. Terdapat hubungan positif tidak langsung antara ketidakpastian lingkungan dan kinerja manajerial melalui karakteristik SAM (a) scope, (b) timeliness, (c) aggregation.

6. Terdapat hubungan positif tidak langsung antara ketidakpastian lingkungan dan karakteristik SAM (a) scope, (b) timeliness, (c)

aggregation melalui desentralisasi

7. Terdapat hubungan positif tidak langsung antara interdependensi dan kinerja manajerial, melalui karakteristik SAM (a) scope, (b) integration.

8. Terdapat hubungan positif tidak langsung antara

interdependensi dan karakteristik SAM (a) scope, (b)

integration melalui desentralisasi.

d. Teknik Analisis

Teknik analisis data yang digunakan adalah Structural Equation


(33)

e. Kesimpulan

1. Desentralisasi sebagai mediator antara hubungan teknologi

informasi, saling ketergantungan dan karakteristik sistem akuntansi manajemen.

2. Karakteristik akuntansi manajemen sebagai mediator antara

hubungan teknologi informasi, ketidakpastian lingkungan, saling ketergantungan dan kinerja manajerial.

3. Hubungan antara ketidakpastian lingkungan dan karakteristik

SAM melalui desentralisasi tidak signifikan.

5. Sri Maharsi (2000)

a. Judul

“Pengaruh Perkembangan Teknologi Informasi Terhadap Bidang Akuntansi Manajemen”.

b. Perumusan Masalah

“Apakah faktor-faktor teknologi informasi Electronic Data

Processing System, Data Processing System (DPS), Decision Support System (DSS), Management Informastion System (MIS), Executive Information System (EIS), Expert System (ES), Accounting Information System (AIS) berpengaruh dalam bidang akuntansi manajemen”

c. Kesimpulan

Bahwa berkembangnya teknologi informasi mengakibatkan perubahan-perubahan dalam bidang akuntansi manajemen dan


(34)

akuntansi manajemen akan menyesuaikan dengan perkembangan kegiatan perusahaan.

6. Arum Maharani (2006)

a. Judul

“Pengaruh Teknologi Informasi, Saling Ketergantungan dan Karakteristik Sistem Akuntansi Manajemen Terhadap Kinerja Manajerial pada PT. TELKOM Drive V Jawa Timur”.

b. Perumusan Masalah

“Apakah terdapat pengaruh antara teknologi informasi, saling ketergantungan dan karakteristik sistem akuntansi manajemen terhadap kinerja manajerial”

c. Hipotesis

“Terdapat pengaruh antara teknologi informasi, saling ketergantungan dan karakteristik sistem akuntansi manajemen terhadap kinerja manajerial”.

d. Teknik Analisis

Teknik analisis data yang digunakan adalah Regresi Linier Berganda. e. Kesimpulan

Pengaruh teknologi informasi, saling ketergantungan dan karakteristik sistem akuntansi manajemen terhadap kinerja manajerial telah dapat terbukti kebenarannya.


(35)

Hubungan dengan penelitian terdahulu

Persamaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu terletak pada variabel yang digunakan baik variabel bebas maupun variabel terikat. Variabel bebas terdiri dari teknologi informasi, saling ketergantungan dan karakteristik sistem akuntansi manajemen sedangkan variabel terikat yaitu kinerja manajerial. Persamaan penelitian ini juga terletak pada teknik pengumpulan data yaitu dengan menggunakan kuisioner.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu terletak pada waktu penelitian, obyek penelitian, sampel penelitian, teknik analisis dan uji hipotesis. Penelitian terdahulu dilaksanakan pada tahun 2002 sedangkan penelitian sekarang dilaksanakan pada tahun 2009. Penelitian terdahulu menggunakan perusahaan manufaktur yang memproduksi produk konsumen yang berlokasi di Jawa Timur sebagai obyek penelitian sedangkan penelitian sekarang dilaksanakan di PDAM “DELTA TIRTA” Kabupaten Sidoarjo sebagai perusahaan jasa.

Sampel penelitian terdahulu hanya menggunakan manajer tingkat menengah sedangkan pada penelitian sekarang menggunakan manajer tingkat

atas, menengah, dan bawah dengan teknik pengambilan sampel “simple random

sampling”. Teknik analisis yang digunakan pada penelitian terdahulu

menggunakan analisis multivariat dengan structural equation modeling (SEM)

sedangkan penelitian sekarang menggunakan analisis regresi linier berganda. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu juga terletak pada variabel yang digunakan oleh beberapa peneliti terdahulu seperti customization, desentralisasi, kooperasi, dan ketidakpastian lingkungan.


(36)

2.2. Kajian Teori 2.2.1. Teknologi Informasi

Informasi adalah salah satu sumber daya terpenting bagi suatu badan usaha, karena informasi menggambarkan data signifikan yang telah diolah menjadi suatu bentuk yang lebih mempunyai arti bagi pihak yang menerima (bagi pihak pimpinan atau pihak manajemen) untuk melakukan perencanaan, pengawasan dan memudahkan dalam pengambilan keputusan yang tepat, akurat dan relevan sesuai dengan kebutuhan informasi yang diperlukan oleh perusahaan untuk masa sekarang dan yang akan datang.

Informasi sangat penting dalam fungsi manajerial, para manajer sekarang ini dituntut untuk dapat memanfaatkan informasi secara optimal dan membuat keputusan berdasarkan informasi-informasi tersebut.

Teknologi informasi merupakan salah satu aspek yang penting dalam perkembangan dan kinerja badan usaha dalam menghadapi globalisasi, terutama dengan adanya perkembangan teknologi informasi yang semakin pesat dewasa ini, untuk itu perlu diketahui terlebih dahulu apa sebenarnya yang dimaksud dengan teknologi informasi tersebut.

Teknologi informasi sering diartikan sebagai usaha pengumpulan, penyimpanan, pengolahan, penyebaran dan pemanfaatan informasi, teknologi informasi dapat didefinisikan sebagai perpaduan antara teknologi komputer dan telekomunikasi dengan teknologi lainnya seperti perangkat keras, perangkat

lunak, database, teknologi jaringan, dan peralatan telekomunikasi lainnya,


(37)

menyediakan informasi bagi para pemakai dalam rangka pengambilan keputusan (Maharsi, 2000: 127-137).

Teknologi informasi juga meliputi bidang ilmu pengetahuan, teknologi dan perekayasaan serta teknik-teknik pengelolaan yang digunakan dalam penyimpanan dan pengolahan informasi. Selain itu juga terdapat lima kategori tugas pemrosesan informasi yang mencakup menangkap, menyampaikan, menciptakan, menyimpan dan mengkomunikasikan (Haag and Cummings, 1998 dalam Laksmana dan Muslichah, 2002: 106-125).

Tiap tugas pemrosesan informasi tersebut dapat digunakan secara individu atau dapat juga digabungkan untuk menciptakan suatu sistem yang menangani semua tugas seperti yang tampak dalam tabel 2.1 :

Tabel. 2.1

Kategori Pemrosesan Informasi dan Alat Teknologi Informasi Tugas pemrosesan

informasi

Keterangan Alat teknologi

informasi Menangkap

informasi

Memperoleh informasi pada titik asalnya.

Teknologi input, misalnya; Mouse, keyboard, barcode reader.

Menyampaikan informasi

Menyajikan informasi dalam bentuk yang paling berguna.

Teknologi output, misalnya ; Scanner, printer, speaker.

Menciptakan informasi

Menciptakan informasi untuk penggunaan waktu yang akan datang ataupun sekarang.

Teknologi software misalnya ; Word, Excel, Power Point, Office Processing, Expert System.

Menyimpan informasi

Menyimpan informasi untuk penggunaan waktu yang akan datang.

Teknologi penyimpanan, misalnya ; Harddisk, CD Room.

Mengkomunikasikan informasi

Menyampaikan informasi ke orang lain atau ke lokasi lain.

Teknologi komunikasi, misalnya ; modem, satelit Sumber : Haag and Cummings (1998: 18)


(38)

Adapun indikator dari Teknologi informasi yang telah dikembangkan oleh Haag dan cummings (1998) dalam Laksmana dan Muslichah (2002: 106-125) adalah sebgai berikut:

1. Menangkap informasi dengan tepat dan akurat

2. Menyampaikan informasi bagi penggunanya.

3. Menciptakan informasi

4. Menyimpan informasi dengan cepat dan aman.

5. Mengkomunikasikan informasi bagi pengguna yang membutuhkannya.

2.2.2. Saling Ketergantungan

Organisasi hidup berkembang dalam lingkungan tertentu dan sebagai suatu sistem, dewasa ini lingkungan dunia usaha sedang berada dalam masa transisi dari era revolusi industri menuju ke era revolusi informasi dan komunikasi. Arus informasi yang menjadi semakin cepat dan makin bermutu, sebagai akibat dari revolusi tersebut membuat manusia menjadi semakin berwawasan, untuk mengimbangi para konsumen yang cenderung makin berwawasan sebagai akibat arus informasi yang semakin canggih, kemajuan teknologi informasi, baik teknologi produk maupun proses dimanfaatkan oleh perusahaan yang inovatif sehingga lingkungan industri menjadi semakin kompetitif (Prakarsa, 1995) dalam Laksmana (2002: 1-16).

Setiap sistem mempunyai saling katergantungan, selain memiliki subsistem - subsistem yang erat berkaitan, suatu sistem pada dasarnya merupakan bagian integral dari sistem lain yang lebih besar (Joseph W. Wilkinson, 1993: 35).


(39)

Pendekatan sistem memaksa manajer untuk mengakui bahwa organisasi adalah sistem dari beberapa bagian yang saling tergantung dan bahwa perubahan pada satu bagian akan mempengaruhi bagian lain. Sistem ini mencoba untuk mengidentifikasi karakteristik dari pekerjaan, orang dan organisasi, membolehkan para manajer untuk melihat saling ketergantungan antara berbagai bagian dari sebuah organisasi (Gibson, et al, 1996).

Saling ketergantungan organisasional adalah pertukaran aktivitas yang terjadi antar segmen yang ada dalam suatu organisasi, semakin tinggi tingkat saling ketergantungan akan menyebabkan semakin kompleksnya tugas yang dihadapi manajer, sebagai akibatnya manajer membutuhkan informasi yang lebih banyak, baik itu informasi yang berkaitan dengan departemennya sendiri maupun informasi yang terkait dengan departemen lain (Laksmana dan Muslichah, 2002: 106-125).

Pengukuran kinerja terhadap unit yang mempunyai tingkat saling ketergantungan tinggi akan sangat bermanfaat apabila pengukuran tersebut tidak hanya mencakup penilaian pencapaian target, tetapi juga mencakup penilaian reliabilitas, kerja sama, dan fleksibilitas para manajer divisi.

Interdependensi menggambarkan input sub-unit akan mempengaruhi

outcome organisasi, tergantung pada sifat dari Interdependensi dimana perubahan dalam tingkat output sub-unit besar atau kecil akan mempunyai dampak terhadap kinerja organisasi (Fisher, 1994) dalam Anggraini (2003).


(40)

2.2.2.1.Bentuk Saling Ketergantungan

Saling ketergantungan dibagi menjadi dua, menurut Euske & Riccaboni, 1999 dan Filgstein & Freeland, 1995 dalam (Anggraini, 2003: 28) yaitu internal dan eksternal yang merupakan elemen penting. Saling ketergantungan internal dikategorikan sebagai kontrol hubungan kerja antara manajer dan bawahan, diantara tingkat manajer yang berbeda sedangkan saling ketergantungan eksternal merupakan hubungan kerja yang lebih luas yaitu hubungan kustomer dan supplier, penelitian ini memfokuskan pada saling ketergantungan inter - departemental yaitu hubungan yang terjadi antara subunit - subunit dalam suatu perusahaan.

(Robbins, 2001) seperti yang dikutip oleh (Laksmana dan Muslichah, 2002: 106-125) mengidentifikasikan 3 bentuk saling ketergantungan, yaitu :

1. Sequential Interdependence: satu kelompok tergantung pada suatu kelompok lain untuk masukannya, tetapi ketergantungan itu hanya satu arah, misalnya departemen pembelian dan departemen suku cadang. Dalam hal ini perakitan suku cadang bergantung pada pembelian untuk masukannya. Dalam kesaling ketergantungan berurutan, jika kelompok yang memberikan masukan tidak menjalankan tugasnya dengan benar, kelompok yang bergantung pada kelompok yang pertama akan sangat terkena dampaknya (gambar 2.1 bagian b).

2. Pooled interdependence: dua atau lebih unit menyumbang output secara terpisah ke unit yang lebih basar, misalnya departemen pengembangan produk dan departemen pengiriman. Kedua departemen ini pada


(41)

hakekatnya terpisah dan jelas terbedakan satu sama lain. Hal ini tampil dalam (gambar 2.1 bagian a).

3. Reciprocal interdependence: dimana kelompok-kelompok bertukar masukan dan keluaran, misalnya kelompok penjualan dan pengembangan produk saling bergantung secara timbal balik. Kelompok pengembangan produk memerlukan kelompok penjualan untuk informasi tentang kebutuhan pelanggan, sehingga mereka dapat menciptakan produk yang dapat dijual dengan sukses (gambar 2.1 bagian c).

a. Pooled Interdepence :

b. Sequential Interdependence : c. Reciprocal interdependence :

Gambar 2.1 : Tipe Saling Ketergantungan

(Sumber : Robins, S.P, Organization Theory 1990: 191).

Saling ketergantungan diukur dengan menggunakan instrumen yang

dikembangkan oleh (Van de ven et al. 1976). Pengukuran ini menggunakan

diagram yang menggambarkan tiga tipe saling ketergantungan (pooled

interdependence, sequential interdependence dan reciprocal interdependence).

B A

B

B A


(42)

2.2.3. Sistem Akuntansi Manajemen

Sistem akuntansi manajemen dapat didefinisikan sebagai suatu perangkat manusia dan sumber-sumber modal dalam suatu organisasi yang bertanggungjawab untuk menghasilkan dan menyebarkan informasi yang dipertimbangkan relevan di dalam pembuatan keputusan. Sistem itu sendiri menunjukkan dua atau lebih komponen interaksi atau sub-sistem yang bertujuan untuk mencapai tujuan tertentu (Supriyono, 1987: 72).

Akuntansi manajemen biasanya merupakan suatu sub-sistem sistem informasi manajemen, sedangkan sistem informasi akuntansi itu sendiri adalah sub-sistem dari total sistem informasi manajemen di dalam suatu organisasi. Interaksi sistem akuntansi manajemen dengan semua sistem yang lain di dalam suatu organisasi adalah penting dalam rangka memfungsikan organisasi secara efisien, tetapi perlu diperhatikan bahwa pengintegrasian semua sistem yang ada dalam suatu organisasi adalah masalah komleks yang harus diatasi manajemen.

Menurut (Hansen dan Mowen, 2004: 4), sistem akuntansi manajemen mempunyai tiga tujuan utama, yaitu :

1. Untuk menyediakan informasi yang digunakan dalam penghitungan biaya

jasa, produk dan tujuan lain yang diinginkan manajemen.

2. Untuk menyediakan informasi yang digunakan dalam perencanaan,

pengendalian dan pengevalusian.

3. Untuk menyediakan informasi yang berguna dalam pengambilan


(43)

2.2.3.1.Pengertian Sistem Informasi Akuntansi Manajemen

Kebutuhan informasi yang mendukung pengambilan keputusan manajemen diperlukan dalam lingkungan operasional yang semakin kompleks, seringkali laporan keuangan tidak dapat memenuhi berbagai kebutuhan informasi manajerial karena keterbatasannya, dengan demikian, informasi akuntansi manajemen menjadi penting bagi manajer dalam pengambilan keputusan.

Hansen dan Mowen (2004: 4) mendefinisikan sistem informasi akuntansi

manajemen (management accounting information system) sebagai sistem

informasi yang menghasilkan keluaran (output) dengan menggunakan masukan

(input) dan memprosesnya untuk mencapai tujuan khusus manajemen.

Proses pengolahan adalah inti dari suatu sistem informasi akuntansi manajemen dan digunakan untuk mengubah masukan menjadi keluaran yang memenuhi tujuan suatu sistem. Suatu proses dapat dijelaskan oleh aktivitas seperti pengumpulan (collecting), pengukuran (measuring), penyimpanan (storing), analisis (analysis), pelaporan (reporting), dan pengolahan (managing) informasi.


(44)

Keluaran dapat berupa laporan khusus, biaya produksi, biaya pelanggan, anggaran, laporan kinerja, dan bahkan komunikasi personal. Model operasional dari sistem informasi akuntansi manajemen diilustrasikan pada gambar 2.2 seperti berikut :

Pengumpulan Laporan khusus

Pengukuran Biaya produk

Penyimpanan Biaya pelanggan

Analisis Anggaran

Peristiwa Pelaporan Laporan kinerja

Ekonomi Pengelolaan Komunikasi Personal

Gambar 2.2 : Model Operasional Sistem informasi Akuntansi Manajemen Sumber : Hansen dan Mowen (2004: 4)

Sistem informasi akuntansi manajemen tidak terikat oleh suatu kriteria formal yang menjelaskan sifat dari masukan atau proses bahkan keluarannya. Kriteria tersebut fleksibel dan berdasarkan pada tujuan yang hendak dicapai manajemen.

2.2.3.2.Karakteristik Sistem Akuntansi Manajemen

Akuntansi manajemen menghasilkan informasi yang berguna untuk membantu para pekerja, manajer dan eksekutif untuk membuat keputusan yang lebih baik, secara konvensional, rancangan sistem akuntansi manajemen terbatas

Masukan Proses Keluaran


(45)

pada informasi keuangan internal yang berorientasi histories, tetapi meningkatnya peran sistem akuntansi manajemen untuk membantu manajer dalam pengarahan dan pemecahan masalah telah mengakibatkan perubahan sistem akuntansi manajemen untuk memasukkan data eksternal dan non-keuangan kepada informasi yang berorientasi masa datang.

(Chenhall dan Morris, 1986) seperti yang dikutip oleh (Laksamana dan Muslichah, 2002: 106-125) mengidentifikasikan empat karakteristik informasi sistem akuntansi manajemen yaitu sebagai berikut :

1. Broad Scope

Didalam sistem informasi, broad scope mengacu kepada dimensi

fokus, kuantifikasi dan horizon waktu. Lingkup sistem akuntansi manajemen yang luas memberikan informasi yang berhubungan dengan

lingkungan eksternal yang mungkin bersifat ekonomi seperti gross

national product, total penjualan pasar dan pangsa pasar suatu industri, atau mungkin juga bersifat non-ekonomi seperti faktor demografi, cita rasa konsumen, tindakan para pesaing dan perkembangan teknologi.

Lingkup sistem akuntansi manajemen yang luas mencakup ukuran non-moneter terhadap karakteristik lingkungan ekstern, Gordon dan Miller (Laksmana dan Muslichah, 2002: 106-125). Disamping itu, lingkup sistem akuntansi manajemen yang luas mencakup ukuran yang luas akan memberikan estimasi tentang kemungkinan terjadinya peristiwa dimasa yang akan datang dalam ukuran probabilitas.


(46)

2. Timeliness

Kemampuan manajer untuk merespon secara cepat atas suatu

peristiwa kemungkinan dipengaruhi oleh timeliness sistem akuntansi

manajemen. Informasi yang timeliness meningkatkan fasilitas sistem

akuntansi manajemen untuk melaporkan peristiwa paling akhir dan untuk memberikan umpan balik secara cepat terhadap keputusan yang telah dibuat, jadi timeliness harus mencakup frekuensi pelaporan. (Laksmana dan Muslichah, 2002: 106-125) menyatakan bahwa timing informasi menunjukkan jarak waktu antara permintaan dan tersedianya informasi dari sistem akuntansi manajemen kepihak yang meminta.

3. Aggregation

Informasi aggregation memiliki tiga dimensi yaitu tingkat

organisasional atau model analitikal informasi hasil akhir yang didasarkan pada area fungsional (laporan aktivitas departemen), model keputusan yang memperhatikan penerapan bentuk kebijakan formal dan didasarkan pada jangka waktu panjang (bulanan, tahunan).

4. Integration

Aspek pengendalian suatu organisasi yang terpenting adalah koordinasi berbagai segmen dalam sub-unit organisasi. Informasi yang terintegrasi dari sistem akuntansi manajemen dapat digunakan sebagai alat koordinasi antar segmen dari sub-unit dan antar sub-unit. Karakteristik sistem akuntansi manajemen yang membantu koordinasi mencakup spesifikasi target yang menunjukkan pengaruh interaksi segmen dan


(47)

informasi mengenai pengaruh keputusan pada operasi seluruh sub-unit organisasi.

2.2.4. Teori-teori Yang Mendasari

2.2.4.1.Teori Kontijency (Contigency Theory)

Pendekatan contigency yang digunakan dalam akuntansi manajemen

didasarkan pada premis bahwa tidak ada sistem akuntansi manajemen yang sesuai untuk semua organisasi dalam semua situasi (Otley, 1980). Pendekatan kontijency ini digunakan untuk mengetahui tingkat keandalan sistem akuntansi manajemen pada berbagai kondisi, maka dengan mendasarkan pada teori kontijensi tersebut ada beberapa faktor situasional yang akan berinteraksi didalam mempengaruhi suatu kondisi tertentu. Berawal dari pendekatan ini dapat dikemukakan bahwa dengan adanya perbedaan individual yang melekat pada pemakai sistem akuntansi manajemen didalam memandang lingkungannya, akan menyebabkan perbedaan pada kebutuhan informasi akuntansi manajemen.

2.2.4.2.Teori Sikap dan Perilaku

Teori sikap dan perilaku dari Triandis (1980) menyatakan bahwa pemanfaatan komputer personal atau PC oleh pemakai yang memiliki

pengetahuan di lingkungan yang dapat memilih (optional) dipengaruhi oleh

perasaan individual (affect) terhadap pemanfaatan PC, norma sosial dalam tempat kerja yang memanfaatkan PC, kebiasaan sehubungan dengan pemanfaatan komputer, konsekuensi individual yang diharapkan dari pemanfaatan PC dan


(48)

kondisi yang memfasilitasi dalam lingkungan yang kondusif dalam penggunaan komputer personal atau PC.

Sikap pemakai dan faktor-faktor tersebut berpengaruh pada keinginan untuk menggunakan sistem yang kemudian akan meningkatkan pemanfaatan teknologi informasi.

2.2.4.3.Teori Sinergi

Teori yang mendasari pengaruh saling ketergantungan terhadap kinerja manajerial adalah teori sinergi yang dikemukakan oleh Cattell (1948, 1951) seperti yang dikutup oleh Ariyanto (2008) yang menyatakan bahwa jumlah seluruh energi ditimbulkan oleh semua individu dalam kelompok, dengan perkataan lain sinergi adalah jumlah sumber daya yang dimiliki oleh semua anggota kelompok terhadap eksistensi (kelangsungan hidup) kelompoknya.

Organisasi sering kali dipaksa oleh lingkungan untuk menjadi tergantung satu sama lain karena keterbatasan sumber daya dalam kondisi yang kompetitif (Hodge dan Anthony, 1988) dalam Laksmana (2002: 1-16).

Perbedaan fungsi dan spesialisasi dalam organisasi memungkinkan terjadi saling ketergantungan. Semakin tinggi saling ketergantungan maka akan semakin kompleks informasi yang dibutuhkan.


(49)

2.2.5. Kinerja Manajerial 2.2.5.1.Pengertian Kinerja

Kinerja berasal dari kata job performance atau performance (prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang). Kinerja (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya (Mangkunegara, 2000: 67).

2.2.5.2.Pengertian Kinerja Manajerial

Kinerja manajerial adalah ukuran seberapa efektif dan efisien manajer telah bekerja untuk mancapai tujuan organisasi (Stoner, 1992) seperti yang dikutip oleh (Juniarti dan Evelyn, 2003: 110-122).

Prestasi seorang manajer dapat diukur dalam bentuk dua konsep yang efisien dan efektif. Efisien merupakan kemampuan untuk melakukan pekerjaan

dengan benar. Manajer menghasilkan output (hasil) dengan menggunakan input

(karyawan, bahan dan waktu), manajer yang berhasil menekan biaya sumber daya yang digunakan untuk mencapai tujuan tanpa mengurangi kualitas output berarti manajer tersebut melakukan pekerjaan secara efisien, sedangkan efektivitas berarti kemampuan untuk memilih dengan tepat, manajer yang efektif adalah manajer yang dapat memilih dan menempatkan pekerjaan dengan benar untuk dilaksanakan.


(50)

2.2.5.3.Tugas Manajer

Tugas-tugas penting manajer menurut (Handoko, 1999: 29) dapat diuraikan secara rinci sebagai berikut :

1. Manajer bekerja dengan orang lain. Istilah “orang” mencakup tidak hanya bawahan atau atasan, tetapi juga manajer lainnya dalam organisasi. Disamping itu “orang” juga termasuk individu dari luar organisasi, seperti pelanggan, pemasok, pemerintah dan sebagainya.

2. Manajer memadukan dan menyeimbangkan tujuan-tujuan yang saling bertentangan dan menetapkan prioritas-prioritas. Setiap manajer akan menghadapi sejumlah tujuan, masalah dan kebutuhan organisasional yang semuanya ini bersaing untuk memperebutkan sumber daya-sumber daya organisasi (manusia, material atau bahkan waktu manajer), karena berbagai sumber daya tersebut selalu terbatas, manajer harus menjaga keseimbangan diantara berbagai tujuan dan kebutuhan organisasional. 3. Manajer bertanggungjawab dan mempertanggungjawabkan. Para manajer

ditugaskan untuk mengelola pekerjaan - pekerjaan tertentu secara sukses. Mereka biasanya dievaluasi atas dasar seberapa baik mengatur tugas-tugas yang harus diselesaikan. Lebih lanjut manajer juga bertanggungjawab atas kegiatan - kegiatan para bawahannya. Kesuksesan atau kegagalan bawahan adalah cermin langsung kesuksesan atau kegagalan manajer.

4. Manajer harus berpikir secara analitis dan konseptual. Untuk menjadi pemikir yang analitis, manajer harus mampu merinci dan memisah-misahkan suatu masalah menjadi komponen-komponen masalah.


(51)

Menganalisanya dan kemudian mencari penyelesaian yang layak (feassible) dengan akurat, dan yang lebih penting bagi manajer adalah menjadi pemikir konseptual yang mampu memandang keseluruhan tugas dan mengkaitkan suatu tugas dengan tugas-tugas yang lainnya.

5. Manajer adalah suatu mediator. Organisasi terdiri dari orang-orang dan kadang-kadang mereka tidak saling setuju satu sama lain, bila hal ini terjadi maka akan merusak suasana kerja sehingga mengakibatkan konflik atau bahkan mungkin karyawan-karyawan yang cakap akan meninggalkan perusahaan. Kejadian-kejadian seperti ini menuntut manajer sebagai mediator (penengah).

6. Manajer adalah politisi yang mengkampenyekan program, mengembangkan hubungan untuk mendapatkan dukungan atas kegiatan-kegiatan, usulan-usulan dan keputusan-keputusan.

7. Manajer adalah diplomat, manajer mampu menjadi wakil (representatif) pada pertemuan organisasional ataupun dengan pihak lain.

8. Manajer mengambil keputusan-keputusan yang sulit. Organisasi selalu menghadapi banyak masalah (misalnya kesulitan finansial, masalah personalia, masalah dengan pihak eksternal perusahaan, dan sebagainya). Manajer adalah orang yang diharapkan dapat menentukan pemecahan berbagai masalah sulit dan mengambil keputusan yang akurat.


(52)

2.2.5.4.Penilaian Kinerja Manajerial

Penilaian kinerja menurut (Mulyadi, 2007: 359) adalah penentuan secara periodik efektivitas operasional suatu organisasi, bagian organisasi dan personelnya berdasarkan sasaran, standar, dan kinerja yang telah ditetapkan sebelumnya, oleh karena pada dasarnya organisasi dioperasikan oleh sumber daya manusia, maka penilaian kinerja sesungguhnya adalah penilaian atas perilaku manusia dalam melaksanakan peran yang mereka mainkan didalam organisasi.

Informasi akuntansi digunakan sebagai salah satu dasar penilaian kinerja, maka informasi akuntansi yang memenuhi kebutuhan tersebut adalah informasi akuntansi manajemen yang dihubungkan dengan individu yang memiliki peranan tertentu dalam organisasi. Tipe informasi akuntansi manajemen yang memiliki karakteristik semacam itu disebut dengan informasi akuntansi pertanggungjawaban.

Evaluasi atas kinerja yang dilakukan oleh manajer beragam tergantung pada budaya yang dikembangkan masing - masing perusahaan (Ivancevich, 1999: 187) seperti yang dikutip oleh (Juniarti dan Evelyn, 2003: 110-122), berikut ini beberapa ukuran yang digunakan untuk mengevaluasi kinerja manajemen, berdasarkan perspektif non keuangan :

1. Kemampuan manajer untuk membuat perencanaan (Schermerhorn, 1999: 138) seperti yang dikutip oleh (Juniarti dan Evelyn, 2003: 110-122).

Perencanaan yang baik dapat meningkatkan fokus dan fleksibilitas manajer dalam menangani pekerjaannya. Masalah fokus dan fleksibilitas merupakan dua hal penting dalam lingkungan persaingan yang tinggi dan


(53)

dinamis. Kemampuan manajer dalam membuat perencanaan dapat menjadi salah satu indikator untuk mengukur kinerja manajer (Nazaruddin, 1998: 149) seperti yang dikutip oleh (Juniarti dan Evelyn, 2003: 110-122).

2. Kemampuan untuk mencapai target

Kinerja manajer dapat diukur dari kemampuan mereka untuk mencapai apa yang telah direncanakan (Mulyadi, 2001: 302) seperti yang dikutip oleh (Juniarti dan Evelyn, 2003: 110-122). Target harus cukup spesifik, melibatkan partisipan, realistik dan menantang serta memiliki rentang waktu yang jelas (Hess, 1996: 83) seperti yang dikutip oleh (Juniarti dan Evelyn, 2003: 110-122).

3. Kiprah manajer di luar perusahaan

Intensitas manajer dalam mewakili perusahaan untuk berhubungan dengan pihak luar menunjukkan kepercayaan perusahaan kepada manajer tersebut. Kepercayaan ini dapat timbul karena beberapa hal, salah satunya adalah kinerja yang baik dari manajer (Waner, 1995: 50) seperti yang dikutip oleh (Juniarti dan Evelyn, 2003: 110-122) juga mengungkapkan bahwa peranan manajer dalam mewakili perusahaan menunjukkan tingkat kinerjanya. Organisasi pada dasarnya dioperasikan oleh sumberdaya manusia maka penilaian kinerja sesungguhnya merupakan penilaian terhadap perilaku manusia dalam melaksankan peran yang mereka mainkan di dalam organisasi. Variabel kinerja ini diukur dengan menggunakan instrumen yang dikembangkan oleh Mahoney et al. (1963).


(54)

Pengukuran ini terdiri dari satu dimensi keseluruhan kinerja ditambah delapan sub-dimensi yaitu perencanaan (planning), investigasi (investigating),

pengkoordinasian (coordinating), evaluasi (evaluating), pengawasan

(supervising), pemilihan staff (staffing), negisiasi (negotiating), dan perwakilan (representing).

2.2.5.5.Manfaat Penilaian Kinerja Manajerial

Manfaat penialaian kinerja manajerial menurut (Mulyadi, 2007: 360) adalah :

1. Mengelola operasi organisasi secara efektif dan efisien melalui pemotivasian personel secara maksimum.

2. Membantu pengambilan keputusan yang berkaitan dengan penghargaan

personel seperti promosi, transfer dan pemberhentian.

3. Menyediakan suatu dasar untuk mendistribusikan penghargaan.

4. Mengidentifikasi kebutuhan latihan dan pengembangan personel dan untuk menyediakan kriteria seleksi dan evaluasi program pelatihan personel.

Menurut (Mulyadi, 2007: 360), tujuan utama penilaian kinerja adalah untuk memotivasi personel dalam pencapaian sasaran organisasi dan dalam mematuhi standar perilaku yang telah ditetapkan sebelumnya, agar membuahkan tindakan dan hasil yang diinginkan organsisasi. Standar perilaku dapat berupa kebijakan manajemen atau rencana formal yang dituangkan dalam anggaran organisasi.


(55)

Menurut (Mulyadi, 2007: 361), seseorang yang memegang posisi manajerial diharapkan mampu menghasilkan suatu kinerja manajerial. Berbeda dengan kinerja karyawan yang bersifat kongkrit, kinerja manajerial bersifat abstrak dan kompleks. Manajer menghasilkan kinerja dengan mengarahkan bakat dan kemampuan serta usaha beberapa orang lainnya yang berada didaerah wewenangnya.

2.2.5.6.Tingkatan Manajemen

Tingkatan manajemen dalam organisasi menurut (Handoko, 1999: 17) yaitu :

1. Manajer Lini Pertama

Adalah tingkatan paling rendah dalam suatu organisasi yang memimpin dan mengawasi tenaga-tenaga operasional, para manajer ini sering disebut dengan kepala atau pimpinan (leader), mandor (foremen), dan penyelia (supervisor).

2. Manajer Menengah

Manajemen menengah dapat meliputi beberapa tingkatan dalam suatu operasi, para manajer menengah membawahi dan mengarahkan kegiatan-kegiatan para manajer lainnya dan kadang-kadang juga karyawan operasional, sebutan lain bagi manajer menengah adalah manajer departemen, kepala pengawas dan sebagainya.


(56)

3. Manajer Puncak

Manajemen puncak bertanggung jawab atas keseluruhan manajemen organisasi, sebutan khas bagi manajemen puncak adalah direktur, presiden, kepala divisi, wakil presiden senior dan sebagainya.

Tabel 2.2: Maping Jurnal dan Penelitian

No. Nama

Peneliti Judul Penelitian

Perumusan

Masalah Alat Uji Kesimpulan

1 Steven E. Kaplan and James T. Mackey (1992)

An examination of the association between organizational design factors and the use of accounting information for managerial performance evaluation Apakah ada hubungan antara penggunaan informasi akuntansi untuk evakuasi kinerja manajerial dan faktor desain organisasi? Probit Regretion Analisys

Penggunaan informasi akuntansi untuk evaluasi kinerja manajerial berhubungan dengan faktor desain organisasi yang terdiri dari : (1). Tipe proses produksi, (2). Frekuensi proses pengerjaan saat persediaan diperbaiki, (3). Tipe prosedur akuntansi untuk menghitung biaya-biaya.

2 Yew Ming

Chia (1995)

Decentralization, management accounting System ( MAS ) information characteristics and their interaction effects on managerial performance: a singapore study Apakah ada pengaruh antara desentralisasi dan karakteristik SAM terhadap kinerja manajerial? Analisis regresi linier berganda

1)Variabel karakteristik informasi SAM yang dimoderasi

desentralisasi dan tingkat yang dibuat berpengaruh terhadap kinerja manajer

2)Hubungan antara tingkat yang dibuat dari karakteristik informasi SAM dengan kinerja manajerial tidak monoton yang tidak melalui derajat desentralisasi yang tinggi. 3 Arsono Laksmana dan Muslichah (2002) Pengaruh teknologi informasi, saling ketergantungan, karakteristik sistem akuntansi manajemen terhadap kinerja manajerial Apakah ada pengaruh antara teknologi informasi, saling ketergantungan dan karakteristik SAM terhadap kinerja manajerial? Structural Equation Modeling (SEM)

Bahwa karakteristik SAM scope

bertindak sebagai variable antara (intervening variable) dalam hubungannya antara (1)teknologi informasi dan kinerja manajerial, (2) saling ketergantungan dan kinerja manajerial.


(57)

Lanjutan Tabel 2.2: Maping Jurnal dan Penelitian

No. Nama

Peneliti Judul Penelitian

Perumusan

Masalah Alat Uji Kesimpulan

4 Arsono Laksmana (2002) Pengaruh saling ketergantungan, kepercayaan, dan keselarasan tujuan terhadap kooperasi dan kinerja perusahaan manufaktur pada hubungan kontraktual dengan pemasoknya 1)Apakah ada hubungan yang signifikan antara saling ketergantungan dengan kooperasi? 2)Apakah ada hubungan yang signifikan antara kepercayaan dengan kooperasi? 3. Apakah ada hubungan signifikan antara keselarasan tujuan dengan kooperasi? 4. Apakah ada hubungan yang signifikan antara kooperasi dan kinerja? analisis jalur (path analysis) dan regresi linier dengan bantuan paket program AMOS 4

1)Terdapat pengaruh signifikan variabel saling ketergantungan terhadap variabel

kooperasi.

2)Terdapat pengaruh signifikan variabel kepercayaan terhadap kooperasi.

3)Tidak terdapat pengaruh signifikan variabel keselarasan tujuan terhadap kooperasi. 4)Terdapat pengaruh signifikan variabel kooperasi terhadap kinerja perusahaan.

5)Terdapat pengaruh signifikan variabel ketergantungan pada kinerja perusahaan.

5 Fivi Anggraini (2003)

Pengaruh

customization dan interdependensi terhadap karakteristik informasi sistem akuntansi manajemen

Broad scope dan

aggregation Apakah ada pengaruh antara Customozation dan interdependensi terhadap karakteristik SAM broad scope dan

aggregation?

Structural equation modeling (SEM)

1)Pengaruh customization yang tinggi dalam organisasi tidak berhubungan dengan

interdependensi antar departemen. 2)Tingginya tingkat

interdependensi tidak ditentukan oleh penggunaan karakteristik informasi SAM broad scope.

3)interdepensi lebih mempengruhi penggunaan karakteristik SAM

aggregation, informasi broad scope secara positif.


(58)

Lanjutan Tabel 2.2: Maping Jurnal dan Penelitian

No. Nama

Peneliti Judul Penelitian

Perumusan

Masalah Alat Uji Kesimpulan

6 Juniarti dan Evelyne (2003) Hubungan karakteristik informasi yang dihasilkan oleh sistem akuntansi manajemen terhadap kinerja manajerial pada perusahaan-perusahaan

Manufaktur di Jawa Timur Apakah ada hubungan antara karakteristik informasi yang dihasilkan oleh sistem akuntansi manajemen terhadap kinerja manajerial pada perusahaan-perusahaan manufaktur di jawa timur?

korelasi 1)Terdapat hubungan antara karakteristik informasi yang berupa

integration dan timeliness terhadap kinerja manajerial yang diukur dengan kemampuan manajer dalam membuat perencanaan. (terbukti signifikan secara statistik). 2)Terdapat hubungan antara karakteristik informasi yang terdiri dari broad scope, agregasi, integrasi dan timeliness terhadap kinerja manajerial yang berupa kemampuan manajer dalam mencapai target. (terbukti signifikan secara signifikan). 3)Terdapat hubungan antara karakteristik informasi berupa

broadscope dengan kinerja manajerial yang diukur dengan kiprah manajer di luar perusahaan. 7 Muslichah

(2003)

The effect of contextual variable on management accounting system characteristic and Managerial performance Apakah ada pengaruh variabel kontekstual terhadap kinerja manajerial? Structural Equation Modeling (SEM).

Desentralisasi sebagai mediator antara hubungan teknologi informasi, saling ketergantungan dan karakteristik sistem akuntansi manajemen.

Karakteristik akuntansi manajemen sebagai mediator antara hubungan teknologi informasi, ketidakpastian lingkungan, saling ketergantungan dan kinerja manajerial.

Hubungan antara ketidakpastian lingkungan dan karakteristik sam melalui desentralisasi tidak signifikan.

8 Fazli Syam

dan Lilis Maryasih (2006) Sistem akuntansi manajemen, persepsi ketidakpastian lingkungan, desentralisasi, dan kinerja organisasi Apakah ada pengaruh antara sistem akuntansi manajemen, persepsi ketidakpastian lingkungan, desentralisasi, dan kinerja organisasi? Regresi Linier Berganda

1)Sistem akuntansi manajemen berhubungan positif dan signifikan dengan kinerja organisasi yang dimediasi oleh persepsi ketidakpastian lingkungan dan desentralisasi.

1)SAM broad scope dan

aggregation harus mendapat perhatian lebih serius dibandingkan faktor kontijensi lainnya karena kedua faktor ini sangat

mempengaruhi kinerja organisasi kaitannya dengan ketidakpastian lingkungan dan desentralisasi.


(59)

Lanjutan Tabel 2.2: Maping Jurnal dan Penelitian

No. Nama

Peneliti Judul Penelitian

Perumusan

Masalah Alat Uji Kesimpulan

9 Noor Azizi

Ismail (2007)

The impact of information technology on performance: the mediating role of management accounting system

1) Apakah ada hubungan antara teknologi informasi dan kinerja yang dimediasi oleh karakteristik SAM? 2) Apakah ada hubungan antara teknologi informasi dan karakteristik SAM? Teknik analisis path

1)Bahwa teknologi informasi berhubungan dengan karakteristis SAM

2)Karakteristik SAM berhubungan dengan kinerja manajerial.

10 Arum Maharani (2006) Pengaruh Teknologi Informasi, Saling Ketergantungan dan Karakteristik Sistem Akuntansi Manajemen Terhadap Kinerja Manajerial pada PT. TELKOM Drive V Jawa Timur.

Apakah ada pengaruh antara teknologi informasi, saling ketergantungan dan karakteristik sistem akuntansi manajemen terhadap kinerja manajerial? Regresi Linier Berganda

Pengaruh teknologi informasi, saling ketergantungan dan karakteristik sistem akuntansi manajemen terhadap kinerja manajerial telah dapat terbukti kebenarannya. 11 Masruroh (2009) Pengaruh Teknologi Informasi, Saling Ketergantungan dan Karakteristik Sistem Akuntansi Manajemen Terhadap Kinerja Manajerial pada PDAM “DELTA TIRTA” Kabupaten Sidoarjo. Apakah ada pengaruh antara teknologi informasi, saling ketergantungan dan karakteristik sistem akuntansi manajemen terhadap kinerja manajerial? Regresi Linier Berganda

Variabel teknologi informasi, saling ketergantungan dan karakteristik sistem akuntansi manajemen berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja manajerial, dan variabel saling ketergantungan yang berpengaruh lebih dominan terhadap kinerja manajerial


(60)

2.2.6. Kerangka Pikir

2.2.6.1.Teori Yang Mendasari Pengaruh Teknologi Informasi Terhadap Kinerja Manajerial

Teknologi komputer merupakan salah satu teknologi informasi yang banyak berpengaruh terhadap sistem informasi organisasi karena dengan sistem informasi berbasis komputer, informasi dapat disajikan tepat waktu dan akurat, dengan penggunaan komputer sejumlah informasi yang berguna dapat dikumpulkan dan dilaporkan kepada manajer dengan segera (Hansen dan Mowen, 1997). Apa yang terjadi di berbagai bagian dapat diketahui dalam sekejap, ini memungkinkan manajemen dapat mengambil keputusan secara lebih cepat (Laksamana dan Muslicah, 2002: 106-125).

Teknologi Informasi juga dapat digunakan untuk integrasi kerja baik itu integrasi vertikal maupun horizontal (Martin et al. 1994), teknologi Informasi dapat membantu perusahaan dalam memperoleh informasi yang kompetitif. Teknologi Informasi dapat menyajikan informasi dalam bentuk yang berguna serta dapat digunakan untuk mengirim informasi ke orang lain atau ke lokasi lain (Haag dan Cummings, 1998).

Teknologi Informasi mengintegrasikan data dari berbagai bagian, mengurangi pekerjaan klerikal, dan mempercepat penyajian data yang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan. (Christiansen dan Mouritsen, 1995) menyatakan bahwa teknologi informasi merupakan tantangan bagi akuntan manajemen. Pertama, teknologi informasi digunakan untuk mekanisasi tugas–tugas departemen akuntansi, seperti pelaporan, pengumpulan data.


(1)

112

ketergantungan dan karakteristik sistem akuntansi manajemen terhadap kinerja

manajerial, (2) bahwa variabel saling ketergantungan memiliki pengaruh lebih

dominan terhadap kinerja manajerial” teruji kebenarannya.

5.2. Saran

Berdasarkan uraian di atas dapat dikemukakan beberapa saran yang dapat

dijadikan bahan pertimbangan:

1. Bagi perusahaan, hendaknya :

a. Meningkatkan pengaruh karakteristik informasi sistem akuntansi

manajemen terhadap kinerja manajerial, dengan langkah-langkah : (i)

menganalisis, mendiagnosis perubahan lingkungan dan

mengestimasi kejadian yang mungkin akan terjadi dimasa yang akan

datang. (ii) meningkatkan kemampuan merespon setiap kejadian,

sehingga informasi yang dihasilkan up to date dan tepat waktu. (iii)

memberi kewenangan yang tinggi kepada manajer guna mengurangi

konflik dan mendukung manajer untuk membatasi informasi yang

overload. (iv) mengkoordinasi kebijakan organisasi yang memiliki tingkat desentralisasi dan tingkat ketidakpastian yang tinggi agar

terjadi keselarasan dalam mencapai tujuan utama perusahaan.

(Chenhall dan Morris, 1986)

b. Penerapan teknologi yang digunakan hendaknya bermanfaat bagi

semua jenis pekerjaan, membuat pekerjaan lebih menantang dan


(2)

113

pekerjaan, sehingga pegawai termotivasi untuk meningkatkan

kinerja.

2. Bagi penelitian yang akan datang

a. Hendaknya mempertimbangkan faktor lainnya seperti :

ketidakpastian lingkungan serta perlu obyek penelitian yang berbeda.

b. Hendaknya menggunakan uji Structural Equation Modeling untuk

mengetahui pengaruh tidak langsung teknologi informasi terhadap


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Buku Teks

Azwar, Saifiddin, 200, Penyusunan Skala Psikologi, Edisi Pertama, Penerbit Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Azwar, Saifuddin, 2003, Reliabilitas dan Validitas, Edisi Ketiga, Penerbit Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Anonim, 2003, Pedoman Penyusunan Usulan Penelitian dan Skripsi Jurusan Akuntansi, Penerbit Fakultas Ekonomi, Universitas Pembanguna Nasional “Veteran” Jawa Timur.

Gaspersz, Vincent, 1991, Ekonometrika Terapan 1, Penerbit “Tarsito”, Bandung.

Ghozali, Imam, 2002, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Edisi Kedua, Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

Gibson, James L., 1996, Donnelly, James H., dan Ivancevich, John M.,

Manajemen, Jilid I, Edisi Kesembilan, Terjemahan Zuhad Ichyanudin, S.E., MBA, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Gujarati, Damodar, 1995, Ekonometrika Dasar, Edisi Pertama, Terjemahan oleh Sumarno Zain, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Hansen, Don. R. dan Maryanne M. Mowen, 2004, Akuntansi Manajemen, Jilid I, Edisi Ketujuh, Terjemah Dewi Fitriasari, M.Si. dan Deny Arnos Kwary, M. Hum, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Handoko, T. Hani, 1999, Teori Akuntansi Manajemen, Edisi Kedua, Penerbit BPFE, Yogyakarta.

Mangkunegara, Prabu, 2005, MAnajemen Sumber daya Mnusia Perusahaan, Edisi keenam, Penerbit PT. Remaja Rosdakarya, Bandung.

Mulyadi, 2001, Akuntansi Manajemen : Konsep Manfaat dan Rekayasa, Edisi Ketiga, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.


(4)

Mulyadi, 2007, Sistem Perencanaan dan Pengendalian Manajemen, Edisi Ketiga, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Nazir, Mohammad, 2005, Metode Penelitian, Edisi Keenam, Penerbit Ghalia Indonesia, Jakarta.

Santoso, Singgih, 2002, Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik, Penerbit PT. Elex Media Komputindo, Kelompok Gramedia, Anggota IKAPI, Jakarta.

Sumarsono, 2002, Metode Penelitian Akuntansi, Penerbit UPN “Veteran” Jawa Timur, Surabaya.

Supriyono, R.A, 1987, Akuntansi Manjemen I : Konsep Dasar Akuntansi Manajemen dan Proses Perencanaan, Edisi Pertama, Penerbit BPFE, Yogyakarta.

Triandis, H.C.,1980, Values, Attitudes, and Interpersonal Behavioral, University of Nebraska Press, Lincoln, NE, pp. 195-259.

Umar, Husein, 2002, Metode Riset, Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Wilkinson, Joseph W., 1993, Accounting and Information Systems, Jilid 1, Edisi Ketiga, Terjemehan Agus Maulana, MSM, Penerbit Bimarupa Aksara, Jakarta.

Jurnal Penelitian dan Skripsi

Ariyanto, Andhi, 2008, Pengaruh Teknologi Informasi, Saling Ketergantungan, dan Karakteristik Sistem Akuntansi Manajemen Terhadap Kinerja Manajerial, UPN Veteran Jawa Timur.

Anggraini, Fivi, 2003, Pengaruh Customization dan Interdependensi Terhadap Karakteristik Informasi Sistem Akuntansi Manajemen, Broade Scope dan Aggregation, Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol.6, No.1, Hal. 23-40.


(5)

Chia, Yew Ming, 1995, Decentralizion, Management Accounting System (MAS) Information Characteristics and Their Interaction Effects on Managerial Performance, Jurnal of Business Finance and Accounting, pp. 811-830.

Ismail, Azizi Noor, 2007, The Impact Of Information Technologies On Performance : The Mediating Role Of Management Accounting System, Jurnal Teknologi, 46(E), Hal 27-44.

Jin, Tjhai Fung, 2003, Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Pengaruh Pemanfaatan Teknologi Informasi Terhadap Kinerja Akuntan Publik, Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 5, No. 1, Hal. 1-26.

Juniarti, dan Evelyne, 2003, Hubungan Karakteristik Informasi Yang Dihasilkan Oleh Sistem Informasi Akuntansi Manajemen Terhadap Kinerja Manajerial Pada Perusahaan-Perusahaan Manufaktur di Jawa Timur, Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol.5, No.2, Hal 110-122.

Laksaman, Arsono, 2002, Pengaruh Saling Ketergantungan, Kepercayaan, dan Keselarasan Tujuan Terhadap Kooperasi Dan Kinerja Perusahaan Manufaktur Pada HubunganKontraktual Dengan Pemasoknya, Jurnal Akuntansi dan keuangan, Vol.4, No.1, Hal 1-16.

Laksmana, Arsono dan Muslichah, 2002, Pengaruh Teknologi Informasi, Saling Ketergantungan, Karakteristik Sistem Akuntansi Manajemen Terhadap Kinerja Manajerial, Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol.4, No.2, Hal 106-125.

Mackey, James and Steven Kaplan, 1992, An Examination of the Association between Organizational Design Factors and the Use Accounting Information for Managerial Performance Evaluation, Journal of Management Accounting Research, Vol.4.

Maharsi, Sri, 2000, Pengaruh Perkembangan Teknologi Informasi Terhadap Bidang Akuntansi Manajemen, Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol.2, No.2, Hal 127-137.

Maryasih, Lilis dan Fazli Syam, 2006, Sitem Akuntansi Manajemen, Persepsi Ketidakpastian LIngkungan, Desentraslisasi dan Kinerja Organisasi, Simposium Nasional Akuntansi 9.


(6)

Muslicah, 2003, The Effect of Contextual Variables on Management Accounting System Characteristic and Managerial Performance, Simposium Nasional Akuntansi IV.

Otley, David. T. (1980), The Contingency Theory of Management Accounting: Achievement and Prognosis, Accounting Organizations and Society, Vol.5, pp.413-428.


Dokumen yang terkait

PENGARUH TEKNOLOGI INFORMASI, SALING KETERGANTUNGAN, KARAKTERISTIK SISTEM AKUNTANSI MANAJEMEN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL (Studi Kasus: Perusahaan Manufaktur di Semarang)

0 7 10

KINERJA PDAM “DELTA TIRTA” SIDOARJO.

1 8 88

PENGARUH TEKNOLOGI INFORMASI, SALING KETERGANTUNGAN TERHADAP KARAKTERISTIK INFORMASI SISTEM AKUNTANSI MANAJEMEN DAN KINERJA MANAJERIAL PADA ADIRA MULTI FINANCE CABANG PATI

0 0 16

PENGARUH TEKNOLOGI INFORMASI, SALING KETERGANTUNGAN DAN KARAKTERISTIK SISTEM AKUNTANSI MANAJEMEN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PADA PDAM “DELTA TIRTA” KABUPATEN SIDOARJO SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Eko

0 0 24

PENGARUH TEKNOLOGI INFORMASI DAN SALING KETERGANTUNGAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL: KARAKTERISTIK SISTEM AKUNTANSI MANAJEMEN TIMELINESS SEBAGAI VARIABEL INTERVENING - Unika Repository

0 0 14

PENGARUH TEKNOLOGI INFORMASI, SALING KETERGANTUNGAN, KARAKTERISTIK SISTEM AKUNTANSI MANAJEMEN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL

0 0 15

PENGARUH TEKNOLOGI INFORMASI,SALING KETERGANTUNGAN,KARAKTERISTIK SISTEM AKUNTANSI MANAJEMEN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL (Studi Empiris Pada Perusahaan Jasa Asuransi di Semarang) - Unika Repository

0 1 5

Skripsi Pengaruh Teknologi Informasi, Saling Ketergantungan, Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial dengan Sistem Akuntansi Manajemen sebagai Variabel Intervening

0 0 17

PENGARUH TEKNOLOGI INFORMASI, SALING KETERGANTUNGAN, KARAKTERISTIK SISTEM AKUNTANSI MANAJEMEN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL (Studi Kasus di BRI Wilayah Semarang) - Unika Repository

0 0 18

KUESIONER PENELITIAN PENGARUH TEKNOLOGI INFORMASI , SALING KETERGANTUNGAN, KARAKTERISTIK SISTEM AKUNTANSI MANAJEMEN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL Data Demografi Responden

0 0 8