MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA PADA OPERASI PENJUMLAHAN PECAHAN MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL (Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 2 Bangbayang, Desa Bangbayang, Kecamatan Cipaku, Kabupaten Ciamis Tahun Pelajaran 2013/2014).

(1)

MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA

PADA OPERASI PENJUMLAHAN PECAHAN

MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL

(Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 2 Bangbayang, Desa Bangbayang, Kecamatan Cipaku, Kabupaten Ciamis

Tahun Pelajaran 2013/2014) SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperolah Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh,

NIA KURNIASIH NIM. 1007853

PROGRAM S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

KAMPUS TASIKMALAYA

2014


(2)

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI NIA KURNIASIH

MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA PADA OPERASI PENJUMLAHAN PECAHAN

MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL

(Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 2 Bangbayang, Desa Bangbayang, Kecamatan Cipaku, Kabupaten Ciamis

Tahun Pelajaran 2013/2014)

Disetujui dan Disahkan oleh Pembimbing:

Pembimbing I

Drs. H. Oyon Haki Pranata, M.Pd NIP. 19560606 198603 1 002

Pembimbing II

Dra. Hj. Ade Rokhayati, M.Pd NIP. 1952010 1198211 2 001

Diketahui

Ketua Program Studi PGSD UPI Kampus Tasikmalaya

Drs. Rustono WS, M.Pd NIP. 19520628 198103 1 001


(3)

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “ Meningkatkan Kemampuan Siswa Pada Operasi Penjumlahan Pecahan Melalui Pendekatan Kontekstual”

Ini adalah benar-benar karya saya sendiri, dan tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara keilmuan yang tidak sama dengan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, sya siap menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada sya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada kontra dari pihak lain terhadap karya saya ini.

Ciamis, … Juni 2014 Yang Membuat Pernyataan

NIA KURNIASIH NIM. 1007853


(4)

i ABSTRAK

MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA PADA OPERASI PENJUMLAHAN PECAHAN

MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL Oleh: Nia Kurniasih

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya kemampuan siswa dalam operasi penjumlahan pecahan yang berpengaruh pada nilai hasil belajar matematika. Dari hasil ulangan formatip menunjukan 31 orang siswa kelas VI hanya 58,50% sudah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), sedangkan target KKM mata pelajaran matematika kelas VI di SDN 2 Bangbayang,adalah 70.

Upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa, salah satu pendekatan yang dianggap dapat meningkatkan kemampuan operasi penjumlahan pecahan adalah pendekatan kontekstual. Dengan menggunakan pendekatan kontekstual, untuk penerapannya, memiliki tujuh komponen utama, yaitu konstruktivisme

(constructivism), menemukan (Inquiry), bertanya (Questioning),

masyarakat-belajar (Learning Community), pemodelan (Modeling), refleksi (Reflection), dan penilaian yang sebenarnya (Authentic). Melalui pendekatan Kontekstual diharapkan siswa mampu memahami sepenuhnya pembelajaran yang dilaksanakan khususnya pelajaran matematika di Sekolah Dasar. Siswa dapat lebih aktif dalam proses pembelajaran dan hasil belajar siswa meningkat.

Masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan secara umum yaitu : Apakah Penggunaan Pendekatan Konstektual Dapat Meningkatkan Kemampuan Siswa Pada Operasi Penjumlahan Pecahan?” Secara rinci masalah penelitian adalah: Bagaimanakah perencanaan, pelaksanaan dan kemampuan menghitung siswa pada operasi penjumlahan pecahan dengan penggunaan pedekatan kontekstual?

Tujuan penelitian adalah untuk mengoptimalkan penerapan pembelajaran Kontekstual dan untuk meningkatkan kemampuan menghitung operasi penjumlahan pecahan, baik yang berpenyebut sama maupun yang berbeda penyebut di kelas IV SDN 2 Bangbayang Tahun Pelajaran 2013/2014.

Penelitian ini dilakukan melalui Penelitian Tindakan Kelas dengan subjek penelitian adalah 31 orang siswa kelas IV SDN 2 Bangbayang Tahun Pelajaran 2013/2014. Tindakan penelitian dilakukan sebanyak dua siklus, setiap siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Perencanaan siklus I dibuat berdasarkan hasil refleksi serta orientasi dan perencanaan, sedangkan pelaksanaan siklus II berdasarkan refleksi siklus I. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi dan tes. Untuk pengolahan data menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada siklus I rata-rata perencanaan pembelajaran 70,5%, pada siklus II 81,6%. Untuk pelaksanaan pembelajaran siklus I mencapai 75% dan pada siklus II 86%. Nilai kemampuan menghitung operasi penjumlahan pecahan pada siklus I sebesar 72,7%, pada siklus II mencapai 90%. Dengan demikian pembelajaran menggunakan pendekatan Kontekstual mengenai operasi penjumlahan pecahan dapat dikatakan berhasil.


(5)

ii

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan Rahmat dan Hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan dan menyelesaikan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang berjudul “Meningkatkan Kemampuan Siswa Pada Operasi Penjumlahan Pecahan Melalui Pendekatan Kontekstual.” (Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 2 Bangbayang, Desa Bangbayang, Kecamatan Cipaku, Kabupaten Ciamis Tahun Pelajaran 2013/2014).

Tujuan dari penyusunan skripsi ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat menempuh ujian sidang Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar pada Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Tasikmalaya tahun 2014.

Mudah-mudahan skripsi ini menjadi motivasi kerja bagi penulis dan rekan Guru. Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk kesempurnaan skripsi ini.

Akhirnya dengan terselesaikannya penulisan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini, semoga bermanfaat bagi semua pihak. Amin Yaa Robbal A’lamin.

Ciamis, … Juni 2014


(6)

iii

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT, atas segala nikmat dan karunia-Nya kepada penulis. Karena Dialah yang memberi kekuatan, kelancaran pikiran dalam menyusun skripsi ini. Dialah yang menggerakan orang-orang yang menjadi jalan kelancaran skripsi ini.

Dalam proses persiapan, penyusunan, dan penyelesain skripsi ini, penulis telah banyak menerima bimbingan dan bantuan dari semua pihak. Maka dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Prof. Dr. H. Cece Rakhmat, M.Pd, selaku Direktur PGSD UPI Kampus Tasikmalaya.

2. Drs. Yusuf Suryana, M.Pd, selaku Sekertaris Direktur PGSD UPI Kampus Tasikmalaya.

3. Drs. Rustono WS, M.Pd., Ketua Program S1 PGSD UPI Kampus Tasikmalaya.

4. Drs. H. Oyon Haki Pranata, M.Pd, selaku Dosen Pembimbing I yang telah memberikan pengarahan dan bimbingannya dalam penulisan skripsi ini. 5. Dra. Hj. Ade Rokhayati, M.Pd selaku Dosen Pembimbing II yang telah

memberikan pengarahan dan bimbingannya dalam penulisan skripsi ini. 6. Staf Pengajar/Dosen S1 PGSD UPI Kampus Tasikmalaya yang telah

memberikan bimbingan dan dorongan serta wawasan kepada penulis. 7. Kepala SD Negeri 2 Bangbayang, Kecamatan Cipaku, Kabupaten Ciamis

yang telah memberikan ijin untuk melaksanakan penelitian kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.

8. Rekan-rekan Guru SD Negeri 2 Bangbayang, Kecamatan Cipaku, Kabupaten Ciamis yang telah memberikan bantuan, dorongan dalam penyusunan skripsi ini.

9. Kedua orang tuaku, suamiku, anak tercintaku dan semua keluarga besar yang telah memberikan bantuan baik moril maupun materil serta do’a restu


(7)

iv

sehingga penulis dapat menyelesaikan studi dalam menempuh dan mewujudkan cita-cita.

10. Rekan-rekan seperjuangan kelas matematika dual modes yang telah setia menjadi teman bagi penulis selama berada di PGSD Kampus Tasikmalaya tercinta.

11. Semua pihak yang telah banyak berperan selama penyusunan skripsi yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Semoga Allah SWT membalas segala kebaikan yang penulis terima selama penyusunan skripsi ini. Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan bagi penulis pada khususnya, Amin.

Ciamis, Juni 2014


(8)

v DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN LEMABAR PERNYATAAN

ABSTRAK ... KATA PENGANTAR ... UCAPAN TERIMA KASIH ... DAFTAR ISI ... DAFTAR TABEL ... DAFTAR GAMBAR ... DAFTAR LAMPIRAN ... BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ... B. Perumusan Masalah ...

1. Identifikasi Masalah ... 2. Rumusan Masalah ... C. Tujuan Penelitian ... D. Manfaat Hasil Penelitian ... E. Susunan Organisasi Skripsi ... BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

A. Hakikat Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar ... 1. Pengertian Pembelajaran Matematika di SD ... 2. Fungsi Pembelajaran Matematika ... 3. Tujuan Pembelajaran Matematika ... B. Hakikat Pendekatan Kontekstual ... 1. Pengertian Pendekatan Kontekstual ... 2. Prinsip Pendekatan Kontesktual ...

i ii iii v viii ix x 1 4 4 5 5 6 8 10 10 11 11 12 12 14


(9)

vi

3. Ciri-ciri Pendekatan Kontekstual ... 4. Langkah-langkah Pendekatan Kontekstual ... 5. Peran Guru dalam Pendekatan Kontekstual ... 6. Pendekatan Kontekstual dalam Pelajaran Matematika ... C. Kajian Tentang Operasi Penjumlahan Pecahan ... 1. Pengertian Pecahan ... 2. Pengertian Bilangan Pecahan ... 3. Macam – macam Pecahan ... 4. Materi Penjumlahan Bilangan pecahan ... D. Kerangka Berfikir ... E. Anggapan Dasar ... F. Penelitian yang Relevan ... G. Hipotesis ... BAB III METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian ... B. Subjek Penelitian ... C. Variabel Penelitian ... 1. Variabel Input ... 2. Variabel Proses... 3. Variabel Output ... D. Definisi Operasional ... 1. Pembelajaran Matematika di SD ... 2. Pembelajaran Kontekstual ... 3. Pengertian Bilangan Pecahan ... 4. Materi Penjumlahan Pecahan ... E. Instrumen Penelitian ... 1. Instrumen Pembelajaran ... 2. Instrumen Pengumpulan Data ... F. Teknik Pengumpulan dan Pengolahan Data ... 1. Teknik Pengumpulan Data ... 2. Teknik Pengolahan Data...

16 16 17 17 18 18 18 19 19 23 24 25 25 27 30 30 30 30 30 31 31 31 31 31 32 33 33 34 34 34


(10)

vii

G. Prosedur Penelitian... 1. Pembelajaran Siklus 1 ... 2. Pembelajaran Siklus 2 ... H. Teknik Analisi Data ... I. Kriteria Keberhasilan ... BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Analisis Orientasi, Obsevasi, dan Identifikasi Masalah ... 1. Keadaan Siswa Kelas IV SD Negeri 2 Bangbayang ... 2. Pelaksanaan Pembelajaran Matematika di Kelas IV ... B. Hasil Tindakan dan Proses Pembelajaran ... 1. Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ... 2. Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ... C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 1. Pembahasan Siklus I ... a. Perencanaan Pembelajaran Siklus I ... b. Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ... c. Hasil Belajar Siswa pada Operasi Penjumlahan Pecahan

Siklus I ... 2. Pembahasan Siklus II ... a. Perencanaan Pembelajaran Siklus II ... b. Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ... c. Hasil Belajar Siswa pada Operasi Penjumlahan Pecahan

Siklus II ... 3. Pembahasan Perbandingan Peningkatan Siklus I&Siklus II ... BAB V SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan ... B. Saran ... DAFTAR PUSTAKA ... LAMPIRAN-LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP PENULIS

35 36 37 38 38 40 40 41 43 43 52 57 57 57 58 58 59 59 59 59 60 64 65 67


(11)

viii

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 4.1 Nilai Pretes Hasil Belajar Siswa... Tabel 4.2 Analisis Nilai Hasil Belajar Pada Siklus I ... Tabel 4.3 Refleksi Pembelajaran Siklus I ………... Tabel 4.4 Analisis Nilai Hasil Belajar Pada Siklus II ... Tabel 4.5 Peningkatan Nilai Hasil Belajar Siswa ...

46 49 51 55 62


(12)

ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1 Lambang Pecahan ... Gambar 2.2 Materi Penjumlahan Pecahan ... Gambar 2.3 Penjumlahan Pecahan ... Gambar 2.4 Penjumlahan Pecahan Sama Penyebut ... Gambar 2.5 Hasil Penjumlahan Pecahan Sama Penyebut ... Gambar 2.6 Penjumlahan Pecahan Beda Penyebut... Gambar 2.7 Pecahan Yang Hasil Penyebutnya Sudah Sama ... Gambar 2.8 Hasil Pecahan Beda Penyebut ... Gambar 2.9 Alur Kerangka Berfikir ... Gambar 3.1 Alur PTK Desain Kemmis dan Tagart ...

19 20 21 22 22 22 23 23 24 29


(13)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1 : Surat Keputusan Dari Lembaga ... Lampiran 2 : Surat Permohonan Ijin Penelitian ... Lampiran 3 : Surat Ijin Penelitian ... Lampiran 4 : Surat Keterangan Kepala Sekolah SDN 2 Bangbayang ... Lampiran 5 : Rencana Pembelajaran Siklus I dan Siklus II ... Lampiran 6 : Instrumen Observasi 1,2,3 Siklus I dan Siklus II ... Lampiran 7 : Nilai Hasil Pretes, Siklus I, Siklus II ... Lampiran 8 : Dokumentasi Kegiatan Pembelajaran... Lampiran 9 : Data Guru, Siswa dan Denah Sekolah ...

69 70 71 72 73 88 104 107 114


(14)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan memiliki peranan yang sangat penting untuk kemajuan bangsa dan negara, dengan majunya pendidikan suatu negara dapat dijadikan tolok ukur bahwa negara tersebut memiliki kemajuan teknologi sehingga dapat memunculkan tenaga-tenaga kreatif dan produktif yang dibutuhkan, sedangkan untuk pembelajaran akan diwujudkan melalui proses pendidikan.

Menurut Arikunto, (2003:132-133).

Guru sebagai orang yang bertanggung jawab dalam merumuskan tujuan instruksional yaitu tujuan yang menggambarkan pengetahuan, kemampuan, keterampilan dan sikap yang harus dimiliki oleh siswa sebagai akibat dari hasil pembelajaran yang dinyatakan dalam bentuk tingkah laku (behavior) yang dapat diamati dan diukur.

Guru dalam proses pembelajaran sedapat mungkin menciptakan keadaan yang dapat menjadikan siswa sebagai subjek belajar berkembang kearah positif. Penciptaan keadaan ini dapat menunjang terselenggaranya proses pembelajaran yang efektif.

Matematika adalah salah satu dari kelompok mata pelajaran Ilmu Pengetahuan dan teknologi (BSNP, 2008: 42). Mata pelajaran ini mempunyai peran penting dalam kehidupan sehari-hari terutama menghadapi kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, maka dari itu mata pelajaran matematika dipelajari diberbagai jenjang pendidikan yaitu mulai dari SD, SMP, SMA bahkan Perguruan Tinggi. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) matematika adalah ilmu tentang bilangan, hubungan antara bilangan, dan prosedur operasional yang digunakan dalam penyelesaian masalah bilangan.

Pembelajaran matematika di Sekolah Dasar (SD) merupakan salah satu mata pelajaran yang mendasar karena akan terus berkesinambungan ke jenjang yang lebih tinggi. Belajar matematika amatlah erat dengan rumus-rumus serta konsep-konsep yang saling terkait. Mungkin karena hal inilah


(15)

2 yang telah mengakibatkan orang beranggapan jika pelajaran matematika itu sulit bagi siswa. Untuk menghapus kesan tersebut, tugas bagi guru adalah harus dapat menentukan strategi pembelajaran yang tepat sehingga proses pembelajaran dapat berhasil sesuai yang diharapkan. Strategi pembelajaran yang dimaksud meliputi pemilihan metode, teknik penggunaannya, langkah-langkah pembelajaran yang disusun, serta media atau alat peraga pembelajaran yang akan digunakan.

Berdasarkan pengalaman penulis di lapangan, yang terjadi di SD Negeri 2 Bangbayang, siswa menganggap mata pelajaran matematika sebagai pelajaran yang sulit dan ditakuti sehingga sebagian besar siswa kurang tertarik pada mata pelajaran ini. Hal ini yang menyebabkan nilai yang dicapai siwa rata-rata kurang. Ini terbukti dengan penetapan KKM yang telah ditentukan yaitu 70.

Hal itu antara lain terjadi karena beberapa faktor, salah satunya adalah cara pembelajaran yang dilakukan sekarang ini didasarkan pada anggapan bahwa pengetahuan itu bisa ditransfer dari pikiran seseorang ke pikiran orang lain. Selama pembelajaran berlangsung metode yang digunakan oleh guru adalah metode konvensional dan siswa tidak pernah mengajukan protes atau bertanya. Diskusi kelas jarang dilaksanakan secara interaktif dan alat peraga jarang digunakan. Padahal alat peraga dapat membantu siswa memahami materi matematika umumnya bersifat abstrak. Sehingga diperlukan suatu pemahaman terhadap pembelajaran dalam pendidikan matematika dimana siswa ikut aktif dalam pembelajaran.

Berkaitan dengan masalah-masalah di atas pada pembelajaran yang terjadi di SD Negeri 2 Bangbayang, tempat melakukan observasi awal ditemukan beberapa permasalahan antara lain :

1. Masih dominannya guru dalam pembelajaran,

2. Siswa jarang atau hanya sebagian kecil yang mengajukan pertanyaan, 3. Guru masih kurang menerapkan model pembelajaran sehingga siswa

kurang termotivasi untuk belajar,


(16)

3 Masalah lain ialah siswa tidak mampu mengerjakan soal yang berbeda dari contoh yang diberikan guru terutama pada soal operasi penjumlahan pecahan, baik yang sama penyebut maupun yang berbeda penyebut. Hal ini menyebabkan skor siswa rendah pada materi operasi penjumlahan pecahan baik yang sama penyebut maupun yang berbeda penyebut dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dengan rata-rata skor 58,50.

Dari gambaran di atas menunjukkan bahwa pembelajaran matematika perlu diperbaiki guna meningkatkan hasil belajar khususnya meningkatkan kemampuan siswa pada operasi penjumlahan pecahan. Mengingat pentingnya matematika dalam menghitung dari sulitnya permasalahan dalam matematika. Idealnya usaha ini dimulai dari pembenahan proses pembelajaran yang dilakukan guru dengan menawarkan suatu pendekatan pembelajaran yang dapat lebih membuat siswa aktif dan terampil dalam pembelajaran pada khususnya dan meningkatkan prestasi pada umumnya. Salah satu cara menerapkan pendekatan pembelajaran yang mengembangkan potensi secara maksimal. Selain itu mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dan penerapannya dalam kehidupan mereka sendiri-sendiri.

Sehubungan dengan hal itu maka diperlukan upaya-upaya yang efektif dan efisien baik dari guru maupun dari orang tua untuk mengubah pandangan bahwa matematika sulit menjadi pelajaran yang menarik dan menyenangkan bagi siswa. Pemilihan pendekatan mengajar pada pembelajaran matematika adalah penting dengan salah satu pendekatan yang digunakan untuk meningkatkan keterampilan menghitung adalah pendekatan Kontekstual

(Contextual Teaching and Learning).

Pendekatan Kontekstual atau Contextual Teaching and Learning (CTL) merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga masyarakat. (http//ipotes.wordpress.com/pendekatankontekstual).


(17)

4 Hal ini senada dengan Mulyasa (2006:188) “Siswa memiliki rasa ingin tahu dan memiliki potensi untuk memenuhi rasa ingin tahunya.” Oleh karena itu tugas guru yang paling utama adalah mengkondisikan lingkungan belajar yang menyenangkan agar dapat membangkitkan rasa ingin tahu semua siswa sehingga tumbuh minat atau siswa termotivasi untuk belajar.

Dengan demikian terkait dengan operasi penjumlahan pecahan dirasakan tepat menggunakan pendekatan Kontekstual. Karena pendekatan Kontekstual memiliki tujuh prinsip pembelajaran, seperti dijelaskan oleh Nurhadi, (2004 : 31-51) adalah sebagi berikut :

Untuk penerapannya, pendekatan Kontekstual Contextual Teaching and

Learning (CTL) memiliki tujuh komponen utama, yaitu konstruktivisme (constructivism), menemukan (Inquiry), bertanya (Questioning),

masyarakat-belajar (Learning Community), pemodelan (Modeling), refleksi (Reflection), dan penilaian yang sebenarnya (Authentic).

Berdasarkan uraian di atas peneliti sangat tertarik untuk melakukan Penelitian Tindakan Kelas. Judul Penelitian Tindakan Kelas yang digunakan adalah “Meningkatkan Kemampuan Siswa Pada Operasi Penjumlahan Pecahan Melalui Pendekatan Kontekstual ” (Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 2 Bangbayang, Desa Bangbayang, Kecamatan Cipaku, Kabupaten Ciamis Tahun Pelajaran 2013/2014).

B. Perumusan Masalah 1. Identifikasi Masalah

Deskripsi keadaan proses pembelajaran yang seperti di atas, maka peneliti meminta bantuan dari teman sejawat untuk membantu mengidentifikasi kekurangan dan penyebab terjadinya permasalah yang peneliti hadapi, dari hasil diskusi dengan teman sejawat diperoleh hal-hal sebagai berikut :

a. Rendahnya prestasi belajar matematika,

b. Kurangnya sosialisasi tentang pembelajaran matematika dengan pendekatan kontekstual,


(18)

5 c. Terbatasnya tingkat keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar

matematika.

Agar penelitian ini lebih efektif, efisien dan terarah dan dapat dikaji. Maka dalam penelitian ini difokuskan pada penerapan pendekatan Kontekstual untuk meningkatkan kemampuan siswa pada operasi penjumlahan bilangan pecahan.

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan sebelumnya, maka rumusan masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut: “Apakah Penerapan Pendekatan Kontekstual Dapat Meningkatkan Kemampuan Siswa Pada Operasi Penjumlahan Pecahan?”

Agar dalam proses pembelajaran menjadi lebih terarah maka rumusan masalah dapat diperinci sebagai berikut :

1) Bagaimana perencanaan pembelajaran matematika untuk meningkatkan kemampuan siswa pada operasi penjumlahan pecahan melalui pendekatan kontekstual pada siswa kelas IV SD Negeri 2 Bangbayang? 2) Bagaimana pelaksanaan pembelajaran matematika untuk meningkatkan

kemampuan siswa pada operasi penjumlahan pecahan melalui pendekatan kontekstual pada siswa kelas IV SD Negeri 2 Bangbayang? 3) Bagaimana peningkatan kemampuan siswa pada operasi penjumlahan

pecahan melalui pendekatan kontekstual pada siswa kelas IV SD Negeri 2 Bangbayang?

C. Tujuan Penelitian

Secara umum tujuan penelitian ini adalah Untuk meningkatkan kemampuan siswa pada operasi penjumlahan bilangan pecahan dengan penerapan pendekatan Kontekstual dalam pembelajaran matematika, pada siswa Kelas IV SD Negeri 2 Bangbayang Tahun Pelajaran 2013/2014.


(19)

6 Secarakhusustujuanpenelitianadalahsebagaiberikut:

1. Mengetahui perencanaan pembelajaran matematika untuk meningkatkan kemampuan siswa pada operasi penjumlahan pecahan melalui pendekatan kontekstual pada siswa kelas IV SD Negeri 2 Bangbayang,

2. Mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran matematika untuk meningkatkan kemampuan siswa pada operasi penjumlahan pecahan melalui pendekatan kontekstual pada siswa kelas IV SD Negeri 2 Bangbayang,

3. Mengukur peningkatan kemampuan siswa pada operasi penjumlahan pecahan melalui pendekatan kontekstual.

D. Manfaat Hasil Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan bermanfaat guna meningkatkan kualitas pembelajaran matematika khususnya di Sekolah Dasar (SD). Penulis berharap penelitian ini bermanfaat baik secara teoretis maupun secara praktis. 1. Secara teoretis

a. Memberikan masukan dalam meningkatkan kualitas pembelajaran matematika khsusunya pada operasi penjumlahan bilangan pecahan. b. Memberikan kontribusi pada strategi pembelajaran berupa perubahan

dari paradigma mengajar menuju kepribadian belajar yang mementingkan proses untuk mencapai hasil.

2. Secara praktis

Secara praktis penelitian ini diharapkan menjadi strategi yang tepat, berguna dan bermanfaat bagi pendidik. Konsep pembelajaran ini dapat dijadikan sebagai pedoman dalam mengajar yang benar, yang diharapkan mampu membentuk generasi bangsa (siswa) yang berkualitas, mempunyai karakter yang baik untuk membangun Keluarga, Bangsa, Agama dan Negara.


(20)

7 Adapun sasaran manfaat penelitian ini antara lain :

1. Bagi siswa

a. Meningkatkan kemampuan siswa pada operasi penjumlahan pecahan dalam pelajaran matematika selanjutnya,

b. Meningkatkan pemahaman konsep pada materi operasi penjumlahan pecahan.

2. Bagi Peneliti

a. Memperoleh wawasan mengenai penerapan pendekatan Kontekstual untuk meningkatkan kemampuan siswa pada operasi penjumlahan pecahan,

b. Hasil penelitian menjadi bekal yang sangat berharga sebagai pengajar di lingkungan Sekolah Dasar.

3. Bagi guru,

a. Memberikan solusi terhadap masalah-masalah yang dihadapi dalam pembelajaran matematika,

b. Meningkatnya pengetahuan guru dalam pembelajaran matematika khususnya dalam operasi penjumlahan pecahan dengan pendekatan kontekstual, sehingga tercipta suatu proses pembelajaran yang kondusif dan menyenangkan untuk membantu perkembangan siswa yang optimal.

4. Bagi sekolah

Meningkatnya kualitas pembelajaran untuk menjadi pendorong agar selalu mengadakan pembaharuan proses pembelajaran ke arah yang lebih baik. 5. Bagi Lembaga Pendidikan

Sebagai masukan berharga dan bahan kajian pendidikan akademis untuk meningkatkan kualitas penyelengaraan kurikulum di lembaga Pendidikan Tingggi yang menangani kependidikan (LPTK) khususnya PGSD UPI Kampus Tasikmalaya.


(21)

8 E. Struktur Organisasi Skripsi

1. Bab I, Berupa pendahuluan yang berisikan mengenai: (1) Latar belakang penelitian dan temuan masalah di lapangan, serta studi literatur mengenai masalah dan temuan penelitian sebelumnya untuk menentukan solusi dari masalah; (2) Identifikasi, penjabaran dan perumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian; (3) Tujuan penelitian mengenai apa yang ingin dicapai dari hasil penelitian; (4) Manfaat penelitian mengenai manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian; (5) Struktur organisasi skripsi berupa penjelasan singkat mengenai isi skripsi.

2. Bab II, Berupa tinjauan pustaka yang berisikan mengenai: (1) Kajian teori mengenai hakikat pembelajaran matematika di SD, Hakikat pendekatan kontekstual, kajian operasi penjumlahan pecahan; (2) Kerangka pemikiran berupa alur berfikir dan dasar pemikiran yang digunakan dalam merumuskan hipotesis, berisikan mengenai hakikat pembelajaran matematika di SD, hubungan pendekatan kontekstual dengan kemampuan operasi penjumlahan pecahan dan penelitian terdahulu yang relevan; (3) Hipotesis penelitian berupa jawaban sementara terhadap rumusan masalah yang akan diteliti.

3. Bab III, Berupa penjelasan mengenai metode penelitian yang digunakan yang mencakup: (1) Desain penelitian yang digunakan,; (2) Subjek penelitian; (3) Variabel penelitian, (4) Definisi operasional berupa pengertian-pengertian beberapa variabel yang digunakan dalam penelitian untuk menyamakan persepsi antara penulis dengan pembaca, (5) Instrumen penelitian berupa instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data; (6) Teknik pengolahan data; (7) Prosedur penelitian berupa langkah yang ditempuh dalam melaksanakan penelitian; (8) Analisis data berupa langkah-langkah dalam menarik kesimpulan berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian, (9) Kriteria keberhasilan.


(22)

9 4. Bab IV, Berupa hasil penelitian dan pembahasan yang berisikan mengenai: (1) Hasil penelitian berupa data-data yang diperoleh dari penelitian dan kemudian dianalisis; (2) Pembahasan berupa pemaparan langkah dan hasil dari analisis data yang kemudian dibahas untuk menentukan jawaban dari perumusan masalah sebelumnya.

5. Bab V, Simpulan dan saran berupa penjelasan mengenai hasil dari penarikan kesimpulan berdasarkan analisis data yang didapatkan berupa penjelasan jawaban yang didapat dari hasil penelitian dan saran yang berkenaan dengan tujuan dan manfaat yang dikemukakan sebelumnya.


(23)

27 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Menurut Arikunto,(2002:45) “Desain penelitian adalah rencana atau rancangan yang dibuat oleh peneliti sebagai ancar-ancar kegiatan yang akan dilaksanakan.”

Desain penelitian ini adalah menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) model Kemmis dan Mc Taggart. Pertimbangan yang mendasari penelitian metode ini, karena langkah-langkah penelitian cukup sederhana, sehingga mudah dipahami dan dilaksanakan oleh peneliti. Dengan kata lain, model dan teknik PTK tidak bersifat kaku, sehingga sesuai dengan kemampuan peneliti dan alokasi yang tersedia.

Menurut IGAK Wardhani, (2007 : 14):

Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat.

Begitu pula dengan Kasbuloh (1998/1999:15) mengatakan tentang Penelitian Tindakan Kelas sebagai berikut : “Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian tindakan dalam bidang pendidikan yang dilaksanakan dalam kawasan kelas dengan tujuan untuk memperbaiki dan atau meningkatkan kualitas pembelajaran”.

Menurut (Depdikbud, 1999 : 9-10) Salah satu tujuan dari PTK adalah : PTK dilaksanakan demi perbaikan dan/atau peningkatan praktek pembelajaran secara berkesinambungan, yang pada dasarnya melekat pada terlaksananya misi profesional pendidikan yang diemban guru. Oleh karena itu, PTK merupakan salah satu cara strategis dalam memperbaiki dan meningkatkan layanan pendidikan yang harus diselenggarakan dalam konteks, dan/atau dalam peningkatan kualitas program sekolah secara keseluruhan, dalam masyarakat yang cepat berubah.


(24)

28 Selanjutnya salah satu prinsip PTK, seperti dijelaskan oleh Kasbuloh E.S (1998/1999:27) bahwa “guru melakukan PTK untuk memperbaiki belajar mengajar. Jadi bukan untuk mengganggu kelancaran pembelajaran di kelas.” Dengan mempertimbangkan pengertian, karakteristik, prinsip dan tujuan dari PTK yang dijelaskan para ahli, dihubungkan dengan tujuan dari penelitian ini, maka PTK dipandang sejalan dengan hal tersebut. Sedangkan bentuk PTK yang dilaksanakan adalah PTK kolaboratif, yang menghadirkan suatu kerjasama yang baik dengan pihak-pihak lain seperti Kepala Sekolah, sesama guru dan sebagainya. Kesemuanya diharapkan dapat dijadikan sumber data, karena Penelitian Tindakan Kelas merupakan bagian dari situasi dan kondisi dari suatu latar yang ditelitinya.

Menurut Kasbolah, (1998 : 123) bahwa :

Guru tidak hanya sebagai pengamat, tetapi juga terlibat langsung dalam proses situasi dan kondisi. Bentuk kerjasama atau kolaborasi diantara para anggota, situasi dan kondisi itulah yang menyebabkan suatu proses penelitian itu dapat berlangsung dengan baik.

Dari definisi di atas dapat disimpulkan, Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian tindakan yang dilaksanakan oleh guru di dalam kelas dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya dan meningkatkan hasil belajar siswa.

Berdasarkan pernyataan di atas, metode penelitian yang sesuai dengan kondisi dan situasi pembelajaran adalah metode tindakan kelas. Penelitian Tindakan Kelas merupakan salah satu penelitian yang menekankan pada pelaksanaan pembelajaran.

Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif sedangkan jenis penelitian termasuk Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Model PTK yang akan digunakan adalah model Kemmis & Taggart, dengan mengacu pada pertimbangan berikut :

1. PTK meningkatkan mutu isi, masukan, proses, serta hasil pendidikan dan pembelajaran di sekolah. PTK menumbuhkembangkan budaya akademik di lingkungan sekolah,


(25)

29 2. PTK membantu guru dan tenaga kependidikan dalam mengatasi masalah pembelajaran dan pendidikan di dalam dan di luar kelas. PTK meningkatkan sikap professional pendidik dan tenaga kependidikan.

Berdasarkan pernyataan di atas, Penelitian Tindakan Kelas terdiri dari beberapa siklus. Dalam satu siklus meliputi tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap observasi, dan tahap refleksi. Dalam desain Kemmis & Taggart terdapat beberapa siklus, sehingga dalam satu materi pelajaran tidak selesai dalam satu kali tindakan.

Begitu pun penelitian yang akan penulis lakukan. Jika dalam satu siklus tidak berhasil atau tidak terselesaikan maka penulis akan melanjutkan ke siklus berikutnya. Jadi siklus penelitian yang akan penulis laksanakan bergantung pada perolehan hasil belajar siswa. Siklus penelitian ini akan penulis terapkan dalam kegiatan pembelajaran dengan pendekatan Kontekstual. Secara lebih konkret, berikut ini langkah-langkah penelitian tindakan desain model Kemmis & Taggart. (Kasbolah,1998:124) :

Gambar 3. 1

Alur Penelitian Tindakan Kelas Desain Kemmis & Mc.Tagart Siklus 1

Siklus 2

Perencanaan

Refleksi

Tindakan Observasi

Refleksi

Tindakan Observasi

Rencana Perbaikan

Rencana Perbaikan


(26)

30 B. Subjek Penelitian

Subjek penelitian yang diambil adalah guru dan siswa kelas IV semester 2 tahun pelajaran 2013/2014, SD Negeri 2 Bangbayang, Desa Bangbayang, Kecamatan Cipaku, Kabupaten Ciamis Dengan jumlah siswa 31 orang yang terdiri dari 17 orang siswa perempuan dan 14 orang siswa laki-laki.

C. Variabel Penelitian

Arikunto, (2006:118) mengemukakan “Variabel penelitian adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian.” Selanjutnya Tim pelatih PGSM, (1955: 65), mengemukakan bahwa “Variabel penelitian dalam PTK terdiri dari variabel input, variabel proses dan variabel output.” Variabel-variabel tersebut dirumuskan dalam definisi operasional sebagai berikut :

Berdasarkan pernyataan di atas, ada tiga variabel yang terdapat dalam penelitian ini, yaitu :

1. Variabel Input

Kemampuan awal guru dan siswa dengan pendekatan pembelajaran kontekstual sebagai strategi belajar siswa sebelum dilakukan Penelitian Tindakan Kelas.

2. Variabel Proses

Kinerja guru dalam mengelola pembelajaran matematika mulai dari perencanaan pembelajaran, proses pembelajaran, serta evaluasi pembelajaran dengan penerapan pembelajaran kontekstual sebagai strategi belajar siswa pada pembelajaran matematika tentang materi operasi penjumlahan pecahan, termasuk di dalamnya upaya-upaya bimbingan guru dalam meningkatkan keterampilan menghitung siswa.

3. Variabel Output

Kemampuan guru menerapkan pembelajaran kontekstual sebagai strategi pembelajaran siswa setelah Penelitian Tindakan Kelas dan keterampilan menghitung sebagai hasil balajar siswa setelah Penelitian Tindakan Kelas, yaitu kemampuan peningkatan kemampuan guru dalam merencanakan dan


(27)

31 mengelola proses pembelajaran matematika pada materi operasi penjumlahan pecahan dengan penerapan pembelajaran kontekstual serta peningkatan kemampuan siswa pada operasi penjumlahan pecahan.

D. Definisi Operasional

1. Pembelajaran Matematika di SD

Pembelajaran matematika adalah pemberian bantuan kepada siswa untuk membangun konsep-konsep dan prinsip-prinsip matematika dengan kemampuan sendiri melalui proses internalisasi (arahan terbimbing) sehingga konsep atau prinsip itu terbangun. Pendapat tersebut menandakan bahwa guru dituntut untuk dapat mengaktifkan siswanya selama pembelajaran berlangsung. Proses pembelajaran tidak lagi berpusat pada guru melainkan pada siswa. Guru bukan mentransfer pengetahuan pada siswa tetapi membantu agar siswa membentuk sendiri pengetahuannya. 2. Pembelajaran Kontekstual

Pembelajaran kontekstual adalah pengajaran yang memungkinkan siswa memperkuat, memperluas dan menerapkan pengetahuan dan keterampilan akademisnya dalam berbagai latar sekolah dan di luar sekolah untuk memecahkan seluruh persoalan yang ada dalam dunia nyata. 3. Pengertian Bilangan Pecahan

Bilangan pecahan terdiri atas dua bagian yaitu bilangan sebagai pembilang sebagai penyebut, pembilang adalah bilangan yang berada di bagian atas suatu pecahan, yang menunjukkan berapa besar bagian yang digunakan. Penyebut adalah bilangan yang berada di bagian bawah suatu pecahan.

4. Materi Penjumlahan Pecahan

Penjumlahan pecahan dapat dilakukan pada pecahan yang mempunyai penyebut sama dan pecahan yang mempunyai penyebut tidak sama. Penjumlahan pecahan dengan penyebut sama dapat dilakukan dengan menjumlahkan bilangan pada pembilang, namun penyebutnya tidak ikut dijumlah.


(28)

32 Contoh : + = ….

Cara penyelesaian : =

Sedangkan pejumlahan yang berpenyebut tidak sama, supaya dapat memperoleh hasil maka penyebutnya harus disamakan terlebih dahulu dengan cara mencari pecahan yang senilai.

Contoh soal : + = ….. Cara penyelesaian :

Samakan dahulu penyebutnya dengan mencari pecahan yang lain yang senilai denganpecahan 1 dan 1, yaitu :

2 3 1 = 2 = 3 = 4 2 4 6 8 1 = 2 = 3 = 4 3 6 9 12

Setelah mengetahui pecahan yang senilai dengan 1 dan 1, yaitu 2 3

3 dan 2 = = 6 6

Jadi dapat diambil jawaban bahwa hasil penjumlahan pecahan 1 + 1 adalah 5.

2 3 6

Menurut Soerojo (2000: 51) cara menanamkan konsep pecahan menggunakan beberapa alat peraga, misalnya dengan benda-benda atau makanan yang kita potong-potong menjadi beberapa bagian.

E. Instrumen Penelitian

Arikunto, ( 2002:136), mengatakan bahwa:

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah.

Instrumen penelitian yang digunakan penulis dalam penelitian ini harus sesuai dengan metode yang dipilih. Mengingat penelitian ini menggunakan

1 2 2 3 1+ 2 5 1 5 2 5 3 5 3+ 2 6 5 6


(29)

33 metode tindakan kelas, maka instrumen penelitian ini terdiri dari intrumen pembelajaran dan instrumen pengumpulan data.

1. Instrumen Pembelajaran

a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

RPP merupakan pedoman dan langkah-langkah yang akan dilaksanakan dalam setiap kali pertemuan di kelas. RPP merupakan persiapan mengajar yang di dalamnya mengandung program yang terperinci sehingga tujuan yang diinginkan untuk menentukan keberhasilan kegiatan pembelajaran sudah terumuskan dengan jelas. Penyususnan RPP disesuaikan dengan pendekatan kontekstual dan indikatornya disesuaikan dengan kemampuan siswa.

b. Lembar Kerja Siswa (LKS)

Lembar kerja siswa digunakan selama pembelajaran berlangsung dengan menerapkan pendekatan pembelajaran kontekstual untuk membentuk pemahaman siswa terhadap materi. Lembar kerja siswa memberi pengalaman pembelajaran berupa langkah-langkah dalam melakukan percobaan yang menarik untuk diikuti siswa.

2. Instrumen Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data dalam penelitian ini digunakan dua buah instrumen penelitian yaitu:

a. Tes Hasil Belajar

Tes untuk mengukur hasil belajar kognitif ini terdiri dari 10 soal berbentuk uraian terbatas. Tes uraian terbatas berupa butir soal yang berjumlah 10 item digunakan pada pretest dan posttest untuk mengetahui pemahaman konsep dan kemampuan penerapan konsep siswa.

b. Lembar Observasi

Observasi ialah metode atau cara-cara menganalisis dan mengadakan pencatatan secara sistematis mengenai tingkah laku dengan mengamati individu atau kelompok secara langsung (Purwanto, 2010:149).


(30)

34 Lembar observasi disusun dalam bentuk daftar cocok dengan kriteria penilaian rentang 1 – 4, digunakan untuk mengobservasi kegiatan pembelajaran yang berlangsung. Hal ini dilakukan untuk mengukur apakah proses pembelajaran yang berlangsung sesuai dengan tahapan-tahapan pada pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Kontekstual. Lembar Observasi ini terdiri dari 3 penilaian, yaitu APKG I untuk perencanaan pembelajaran, APKG II untuk pelaksanaan pembelajaran, APKG III untuk aktifitas kegiatan belajar mengajar siswa.

F. Teknik Pengumpulan dan Pengolahan Data 1. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi kegiatan pencatatan hal- hal yang ditemui observer atau peneliti selama proses pembelajaran, adalah sebagai berikut :

a. Observasi

Penilaian yang dilakukan observer selama kegiatan pelaksaan pembelajaran yang menerapkan pendekatan Kontekstual. Hasil penilaian tersebut dijadikan data kualitatif yang hasilnya akan dideskripsikan berupa kata- kata atau kalimat.

b. Tes

Penilain terhadap hasil pembelajaran yang menerapkan pendekatan pembelajaran kontekstual sebagai data kuantitatif dimana dari tes tersebut dapat diperoleh rata-rata nilai siswa pada materi operasi penjumlahan pecahan di kelas IV SD Negeri 2 Bangbayang.

2. Teknik Pengolahan Data

a. Pengolahan data kuantitatif (tes formatif)

Tes formatif dilakukan setiap siklus untuk mengetahui rata-rata hasil belajar dengan cara menjumlahkan semua nilai anak kemudian membaginya dengan jumlah siswa yang ada. Rumus yang digunakan untuk menghitung rata-rata nilai siswa adalah:


(31)

35 Nilai Rata-rata =

b. Pegolahan data kualitatif (observasi lapangan)

Data hasil observasi diolah secara deskriptif yang dijabarkan melalui kata-kata atau kalimat berupa paparan dan penjelasan mengenai kondisi pembelajaran di kelas yang dilakukan guru dan siswa.

G. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian ialah langkah-langkah yang dilaksanakan dalam penelitian secara rinci, konkret dan operasional. Sejalan dengan model yang dikembangkan oleh Kemmis dan Taggart, Penelitian Tindakan Kelas terdiri dari empat komponen pokok yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Empat komponen ini menunjukkan langkah-langkah yang akan ditempuh oleh peneliti dalam setiap siklus. Peneliti merancang penelitian ini dalam dua siklus. Siklus pertama, peneliti akan melaksanakan penelitian pada materi penjumlahan pecahan sama penyebut dan beda penyebut , siklus kedua perbaikan pembelajaran dari siklus kesatu.

Setiap siklus dilaksanakan dengan penerapan pendekatan kontekstual dengan instrumen pembelajaran dan penilaian yang berbasis keterampilan berhitung siswa.

Sebelum melakukan siklus I, peneliti melakukan observasi dan refleksi awal. Tahap ini dilakukan untuk mengetahui gambaran umum pelaksanaan pembelajaran di sekolah yang menjadi subyek penelitian dan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam materi operasi penjumlahan pecahan. Dalam tahap ini dilakukan praktik mengajar oleh peneliti secara langsung kepada siswa, wawancara secara bebas dengan guru kelas IV SD Negeri 2 Bangbayang dan beberapa siswa untuk mengetahui permasalahan-permasalahan yang dihadapi ketika belajar operasi penjumlahan pecahan. Setelah mengetahui permasalahan yang ada, peneliti menetapkan pendekatan yang tepat untuk menyelesaikan masalah tersebut. Hasil dari tahapan ini akan ditindaklanjuti pada tahapan penyusunan rancangan tindakan untuk kemudian


(32)

36 dilanjutkan ke tahap pelaksanaan tindakan. Prosedur penelitian dari setiap siklus dirancang seperti berikut:

1. Pembelajaran Siklus I a. Perencanaan

Tahap perencanaan meliputi kegiatan:

1) Analisis kurikulum untuk mengetahui kompetensi dasar yang akan disampaikan kepada siswa.

2) Mengidentifikasi masalah,

3) Menganalisis dan merumuskan masalah,

4) Merancang pembelajaran dengan penerapan pendekatan pembelajaran kontekstual.

5) Menyiapkan instrumen (RPP, pedoman observasi, media pembelajaran, tes akhir).

b. Pelaksanaan Tindakan

Langkah-langkah yang ditempuh dalam pelaksanaan penelitian adalah sebagai berikut:

1) Melaksanakan pembelajaran operasi penjumlahan pecahan sesuai dengan RPP yang telah dirancang,

2) Di akhir pembelajaran dilakukan tes. Melakukan diskusi dengan observer (teman sejawat) untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran. c. Observasi

Pengamatan atau observasi berlangsung ketika pelaksanaan tindakan berlangsung, Kegiatan ini antara lain:

1) Melakukan pengamatan terhadap penerapan pendekatan kontekstual 2) Mencatat setiap kegiatan dan perubahan yang terjadi saat penerapan

pendekatan kontekstual.

3) Melakukan evaluasi terhadap penerapan pendekatan kontekstual guna perbaikan untuk pembelajaran berikutnya.


(33)

37 d. Refleksi

Kegiatan refleksi dilaksanakan secara kolaboratif dengan guru kelas sebagai mitra peneliti. Kegiatan ini terdiri dari:

1) Melihat kembali aktivitas yang telah dilakukan berdasarkan lembar observasi guru selama pembelajaran kontekstual,

2) Menentukan solusi masalah yang muncul berdasarkan hasil observasi dan temuan di kelas pada saat pembelajaran berlangsung, 3) Merencanakan perbaikan di pertemuan selanjutnya.

2. Pembelajaran Siklus II

Tahapan siklus II memiliki kegiatan observasi dan refleksi sama seperti pada siklus I, karena itu dijelaskan tahap perencanaan dan pelaksanaannya sebagai berikut.:

a. Perencanaan

Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran kembali melalui pendekatan kontekstual dengan indikator yang sama dengan siklus pertama. Sebagai tindak lanjut untuk lebih meningkatkan hasil belajar siswa melalui pendekatan kontekstual. Serta meningkatkan dan mempertahankan pencapaian penguasaan materi yang ditujukan untuk memantapkan dan memperluas pengetahuan siswa tentang konsep pecahan.

b. Pelaksanaan Tindakan

Langkah-langkah yang ditempuh dalam pelaksanaan penelitian adalah sebagai berikut:

1) Melaksanakan pembelajaran operasi penjumlahan pecahan sesuai dengan RPP yang telah dirancang,

2) Di akhir pembelajaran dilakukan tes. Melakukan diskusi dengan observer (teman sejawat) untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran.


(34)

38 c. Observasi

Pengamatan atau observasi berlangsung ketika pelaksanaan tindakan berlangsung, Kegiatan ini antara lain:

1) Melakukan pengamatan terhadap penerapan pendekatan kontekstual, 2) Mencatat setiap kegiatan dan perubahan yang terjadi saat penerapan

pendekatan kontekstual,

3) Melakukan evaluasi terhadap penerapan pendekatan kontekstual guna perbaikan untuk pembelajaran berikutnya.

d. Refleksi

Kegiatan refleksi dilaksanakan secara kolaboratif dengan guru kelas sebagai mitra peneliti. Kegiatan ini terdiri dari:

1) Melihat kembali aktivitas yang telah dilakukan berdasarkan lembar observasi guru selama pembelajaran kontekstual,

2) Menentukan solusi masalah yang muncul berdasarkan hasil observasi dan temuan di kelas pada saat pembelajaran berlangsung.

H. Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh pada setiap siklus dilakukan analisis melalui cara sebagai berikut:

Data yang diperoleh dibagi menjadi dua kelompok, yaitu:

1. Data kualitatif adalah data yang berkenaan dengan aktivitas siswa di kelas yang meliputi sikap, perilaku dan motivasi siswa ketika pembelajaran berlangsung.

2. Data kuantitatif adalah data yang berhubungan dengan hasil belajar siswa yang diukur melali tes formatif.

I. Kriteria Keberhasilan 1. Bagi Guru

a. Guru mengalami peningkatan kemampuan merancang pembelajaran operasi penjumlahan pecahan dengan menggunakan pendekatan


(35)

39 kontekstual sekurang-kurangnya memperoleh hasil 75% dari standar yang telah ditetapkan.

b. Guru mengalami peningkatan kemampuan mengelola pembelajaran operasi penjumlahan pecahan dengan menggunakan pendekatan kontekstual sekurang-kurangnya memperoleh hasil 75% dari standar yang telah ditetapkan.

2. Bagi Siswa

c. Siswa mengalami peningkatan hasil belajar melalui pendekatan kontekstual sekurang-kurangnya mencapai rerata nilai 70 diatas KKM yang telah ditentukan sebagai tolok ukur untuk mengukur keberhasilan siswa dalam pembelajaran.


(36)

64 BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Simpulan yang diperoleh berdasarkan pembahasan hasil penelitian tentang meningkatkan kemampuan operasi penjumlahan pecahan melalui pendekatan kontekstual yang telah dilaksanakan di kelas IV Semester II Tahun Pelajaran 2013/2014 di SD Negeri 2 Bangbayang Kecamatan Cipaku, Kabupaten Ciamis adalah sebagai berikut :

1. Rencana pembelajaran dengan pendekatan kontekstual untuk meningkatkan kemampuan operasi penjumlahan pecahan di Kelas IV SD Negeri 2 Bangbayang Kecamatan Cipaku, Kabupaten Ciamis, memperoleh hasil sebagai berikut : analisis data Rencana Pelaksanaan Pembelajaran matematika siklus I memperoleh skor rata-rata 2,8 atau 70,5%. Sedangkan Rencana Pembelajaran Siklus II memperoleh skor rata-rata 3,6 atau 81,6%. Hal ini berarti terdapat peningkatan kinerja guru dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran matematika berpengaruh terhadap peningkatan kemampuan guru dalam meningkatkan kemampuan operasi penjumlahan pecahan melalui pendekatan kontekstual

2. Proses pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan kontekstual untuk meningkatkan kemampuan operasi penjumlahan pecahan di Kelas IV SDN 2 Bangbayang Kecamatan Cipaku, Kabupaten Ciamis, memperoleh hasil sebagai berikut : Skor rata-rata aktivitas guru pada siklus I adalah 3,0 atau 75%. Siklus II mendapat skor rata-rata 3,5 atau 86%. Hal ini berarti bahwa dengan penerapan pembelajaran kontekstual meningkatkan kinerja guru dalam proses pembelajaran.

3. Hasil belajar siswa dengan pendekatan kontekstual dalam kemampuan operasi penjumlahan pecahan pada pembelajaran matematika di Kelas IV SD Negeri 2 Bangbayang Kecamatan Cipaku, Kabupaten Ciamis. Pada siklus I memperoleh nilai rata-rata 72,74 atau 72,7%, pada siklus II memperoleh nilai rata-rata 90,00 atau 90%. Hal ini dapat diartikan bahwa


(37)

65 pembelajaran matematika materi operasi penjumlahan pecahan dengan pendekatan kontekstual, selain berpengaruh terhadap rencana pelaksanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan meningkatkan hasil belajar siswa.

B. Saran

Berdasarkan hasil temuan dalam pelaksanaan penelitian di atas, saran yang dapat dijadikan rambu-rambu dalam melaksanakan dan mengembangkan pembelajaran matematika yaitu sebagai berikut :

1. Bagi Kepala Sekolah, hasil-hasil penelitian melalui pendekatan kontekstual untuk meningkatkan kemampuan operasi penjumlahan pecahan pada pembelajaran matematika di Kelas IV SD Negeri 2 Bangbayang Kecamatan Cipaku, Kabupaten Ciamis, diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan untuk memberikan keleluasaan pada guru dalam rangka merancang tahapan-tahapan pembelajaran yang telah direncanakan perlu dilaksanakan sesuai dengan urutan yang telah ditentukan dengan tepat dan logis, yakni mulai dari yang mudah menuju yang sukar sesuai dengan tahapan kemampuan dalam memahami dan menguasai materi pelajaran, serta didukung dengan kondisi kesiapan belajar siswa yang memadai.

2. Bagi guru, sebelum mengajar harus menguasai materi dan media yang dijadikan bahan pembelajaran untuk memudahkan memberikan penjelasan, harus menguasai unsur-unsur teknik pelaksanaan pembelajaraan metode yang akan diberikan sehingga siswa tidak kebingungan dalam pelaksanan pembelajaran.

3. Bagi Siswa, melalui penerapan pembelajaran Kontekstual pada pembelajaran matematika diharapkan dapat memberikan motivasi dan meningkatkan aktivitas siswa dalam mengikuti proses pembelajaran, serta meningkatkan hasil belajar khususnya pembelajaran matematika, dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.


(38)

66 4. Bagi Lembaga, melalui penerapan pembelajaran Kontekstual pada pembelajaran matematika diharapkan dapat memberikan masukan dan bahan kajian pendidikan akademis untuk meningkatkan kualitas penyelengaraan kurikulum di lembaga Pendidikan Tingggi yang menangani kependidikan (LPTK) khususnya PGSD UPI Kampus Tasikmalaya.


(39)

67

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi_Suhardjono_Supardi. (2007). Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Bumi Aksara.

Depdiknas. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta : Depdiknas. Erman Suherman Ar, dkk. 2003. Strategi Pembelajaran Matematika

Kontemporer. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia

Http://Gozalionline.Blogspot.Com.Html

Http://Malhikdua.Sch.Id/Komunitas-Dan-Kegiatn/Pkl.Html

Http://www.teknologipendidikan.net/wpcontent/uploads/2008/08/prayekti pengembangan_model_pembelajaran_konstruktivis1.pdf

Http://Ipotes.Wordpress.Com/Pendekatankontekstual

Http://Nucleussmart.Blogspot.Com

Heryadi, Dedi. (2008). Penguasaan PTK Mahir Menulis Karya Ilmiah Sebagai

Penunjang Keberhasilan Guru. Tasikmalaya : Tidak Diterbitkan

Hoetomo. (2005). Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Surabaya: Mitra Pelajar. Kasbolah. 1988. PTK. Jakarta : Depdikbud.

Kemmis dan Taggart. (1982). Model.ptk-3-model –spiral dari kemmis (Online) tersedia:http://bugishg .blogspot.com/2010/12.(28 Desember 2013)

Mulyasa. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Muhibbin Syah. 2004. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT Remaja Rosda Karya

Nana Sudjana. (2002). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Nurhadi, dkk. 2004. Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya dalam KBK. Jakarta: Dirjendikdasmen


(40)

68

Puskur Balitbang Depdiknas. (2003). Model-model Pembelajaran Efektif. (www.puskur_balitbang_depdiknas.com).

Sugiono. 2006. Statistik Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Alfabeta.

Supardi, Suharsimi Arikunto, Suhardjono. (2006). Penelitian Tindakan

Kelas.Jakarta: Bumi Aksara

Tim MKPBM. (2001). Strategi Pendidikan Matematika Kontemporer. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.


(1)

kontekstual sekurang-kurangnya memperoleh hasil 75% dari standar yang telah ditetapkan.

b. Guru mengalami peningkatan kemampuan mengelola pembelajaran operasi penjumlahan pecahan dengan menggunakan pendekatan kontekstual sekurang-kurangnya memperoleh hasil 75% dari standar yang telah ditetapkan.

2. Bagi Siswa

c. Siswa mengalami peningkatan hasil belajar melalui pendekatan kontekstual sekurang-kurangnya mencapai rerata nilai 70 diatas KKM yang telah ditentukan sebagai tolok ukur untuk mengukur keberhasilan siswa dalam pembelajaran.


(2)

64 BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Simpulan yang diperoleh berdasarkan pembahasan hasil penelitian tentang meningkatkan kemampuan operasi penjumlahan pecahan melalui pendekatan kontekstual yang telah dilaksanakan di kelas IV Semester II Tahun Pelajaran 2013/2014 di SD Negeri 2 Bangbayang Kecamatan Cipaku, Kabupaten Ciamis adalah sebagai berikut :

1. Rencana pembelajaran dengan pendekatan kontekstual untuk meningkatkan kemampuan operasi penjumlahan pecahan di Kelas IV SD Negeri 2 Bangbayang Kecamatan Cipaku, Kabupaten Ciamis, memperoleh hasil sebagai berikut : analisis data Rencana Pelaksanaan Pembelajaran matematika siklus I memperoleh skor rata-rata 2,8 atau 70,5%. Sedangkan Rencana Pembelajaran Siklus II memperoleh skor rata-rata 3,6 atau 81,6%. Hal ini berarti terdapat peningkatan kinerja guru dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran matematika berpengaruh terhadap peningkatan kemampuan guru dalam meningkatkan kemampuan operasi penjumlahan pecahan melalui pendekatan kontekstual

2. Proses pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan kontekstual untuk meningkatkan kemampuan operasi penjumlahan pecahan di Kelas IV SDN 2 Bangbayang Kecamatan Cipaku, Kabupaten Ciamis, memperoleh hasil sebagai berikut : Skor rata-rata aktivitas guru pada siklus I adalah 3,0 atau 75%. Siklus II mendapat skor rata-rata 3,5 atau 86%. Hal ini berarti bahwa dengan penerapan pembelajaran kontekstual meningkatkan kinerja guru dalam proses pembelajaran.

3. Hasil belajar siswa dengan pendekatan kontekstual dalam kemampuan operasi penjumlahan pecahan pada pembelajaran matematika di Kelas IV SD Negeri 2 Bangbayang Kecamatan Cipaku, Kabupaten Ciamis. Pada siklus I memperoleh nilai rata-rata 72,74 atau 72,7%, pada siklus II memperoleh nilai rata-rata 90,00 atau 90%. Hal ini dapat diartikan bahwa


(3)

pembelajaran matematika materi operasi penjumlahan pecahan dengan pendekatan kontekstual, selain berpengaruh terhadap rencana pelaksanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan meningkatkan hasil belajar siswa.

B. Saran

Berdasarkan hasil temuan dalam pelaksanaan penelitian di atas, saran yang dapat dijadikan rambu-rambu dalam melaksanakan dan mengembangkan pembelajaran matematika yaitu sebagai berikut :

1. Bagi Kepala Sekolah, hasil-hasil penelitian melalui pendekatan kontekstual untuk meningkatkan kemampuan operasi penjumlahan pecahan pada pembelajaran matematika di Kelas IV SD Negeri 2 Bangbayang Kecamatan Cipaku, Kabupaten Ciamis, diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan untuk memberikan keleluasaan pada guru dalam rangka merancang tahapan-tahapan pembelajaran yang telah direncanakan perlu dilaksanakan sesuai dengan urutan yang telah ditentukan dengan tepat dan logis, yakni mulai dari yang mudah menuju yang sukar sesuai dengan tahapan kemampuan dalam memahami dan menguasai materi pelajaran, serta didukung dengan kondisi kesiapan belajar siswa yang memadai.

2. Bagi guru, sebelum mengajar harus menguasai materi dan media yang dijadikan bahan pembelajaran untuk memudahkan memberikan penjelasan, harus menguasai unsur-unsur teknik pelaksanaan pembelajaraan metode yang akan diberikan sehingga siswa tidak kebingungan dalam pelaksanan pembelajaran.

3. Bagi Siswa, melalui penerapan pembelajaran Kontekstual pada pembelajaran matematika diharapkan dapat memberikan motivasi dan meningkatkan aktivitas siswa dalam mengikuti proses pembelajaran, serta meningkatkan hasil belajar khususnya pembelajaran matematika, dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.


(4)

66 4. Bagi Lembaga, melalui penerapan pembelajaran Kontekstual pada pembelajaran matematika diharapkan dapat memberikan masukan dan bahan kajian pendidikan akademis untuk meningkatkan kualitas penyelengaraan kurikulum di lembaga Pendidikan Tingggi yang menangani kependidikan (LPTK) khususnya PGSD UPI Kampus Tasikmalaya.


(5)

67

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi_Suhardjono_Supardi. (2007). Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Bumi Aksara.

Depdiknas. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta : Depdiknas. Erman Suherman Ar, dkk. 2003. Strategi Pembelajaran Matematika

Kontemporer. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia Http://Gozalionline.Blogspot.Com.Html

Http://Malhikdua.Sch.Id/Komunitas-Dan-Kegiatn/Pkl.Html

Http://www.teknologipendidikan.net/wpcontent/uploads/2008/08/prayekti pengembangan_model_pembelajaran_konstruktivis1.pdf

Http://Ipotes.Wordpress.Com/Pendekatankontekstual

Http://Nucleussmart.Blogspot.Com

Heryadi, Dedi. (2008). Penguasaan PTK Mahir Menulis Karya Ilmiah Sebagai Penunjang Keberhasilan Guru. Tasikmalaya : Tidak Diterbitkan

Hoetomo. (2005). Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Surabaya: Mitra Pelajar. Kasbolah. 1988. PTK. Jakarta : Depdikbud.

Kemmis dan Taggart. (1982). Model.ptk-3-model –spiral dari kemmis (Online) tersedia:http://bugishg .blogspot.com/2010/12.(28 Desember 2013)

Mulyasa. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Muhibbin Syah. 2004. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT Remaja Rosda Karya

Nana Sudjana. (2002). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Nurhadi, dkk. 2004. Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya dalam KBK. Jakarta: Dirjendikdasmen


(6)

68

Puskur Balitbang Depdiknas. (2003). Model-model Pembelajaran Efektif. (www.puskur_balitbang_depdiknas.com).

Sugiono. 2006. Statistik Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Alfabeta.

Supardi, Suharsimi Arikunto, Suhardjono. (2006). Penelitian Tindakan Kelas.Jakarta: Bumi Aksara

Tim MKPBM. (2001). Strategi Pendidikan Matematika Kontemporer. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.


Dokumen yang terkait

PENERAPAN PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK INDONESIA (PMRI) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN BILANGAN PECAHAN DI KELAS IV MI GHIDAUL ATHFAL KOTA SUKABUMI TAHUN PELAJARAN 2012/2013 (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV M

1 40 213

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL (Studi pada Siswa Kelas VIII B SMP Buana Kecamatan Bandar Sribhawono Tahun Pelajaran 2010/2011 )

0 2 6

EFEKTIVITAS PENDEKATAN KONTEKSTUAL DITINJAU DARI SIKAP DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA (Studi Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 5 Terbanggi Besar Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 18 60

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL (Studi pada Siswa Kelas VIII B SMP Buana Kecamatan Bandar Sribhawono Tahun Pelajaran 2010/2011 )

0 6 7

PENERAPAN PEMBELAJARAN SOCRATES DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL TERHADAP PROSES BELAJAR DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA (Penelitian Deskriptif Kualitatif Pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 10 Bandar Lampung Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2012/2013)

0 7 57

PENERAPAN METODE SOCRATES PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DITINJAU DARI PROSES BELAJAR DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS (Penelitian Deskriptif Kualitatif pada Siswa Kelas X SMA Negeri 15 Bandarlampung Semester Genap Tahun Pelajaran

8 52 122

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN SOCRATES KONTEKSTUAL DITINJAU DARI KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA (Penelitian Kuantitatif pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 22 Bandarlampung Tahun Pelajaran 2014/2015)

0 10 75

DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN SOCRATES KONTEKSTUAL (Penelitian Kualitatif pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 19 Bandarlampung Tahun Pelajaran 2014/2015)

3 19 81

APLIKASI PEMBELAJARAN MODEL BERMAIN UNTUK MENINGKATKAN KESEGARAN JASMANI (Penelitian Quasi pada Siswa Kelas V SD Negeri Plumbungan 1 Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 20092010)

0 1 90

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI PENJUMLAHAN PECAHAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS IV SD 2 JURANG

0 1 24