PENGGUNAAN SELF-ASSESSMENT UNTUK MENGUNGKAP PEMAHAMAN SISWA YANG BERORIENTASI PADA TEORI MARZANO DALAM KONSEP USAHA DAN ENERGI.

(1)

PEMAHAMAN SISWA YANG BERORIENTASI PADA TEORI MARZANO

DALAM KONSEP USAHA DAN ENERGI

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

Pendidikan Fisika

Oleh :

Muhammad Mabrudy (0807572)

JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PENDIDIAKAN INDONESIA


(2)

PENGGUNAAN SELF-ASSESSMENT UNTUK MENGUNGKAP

PEMAHAMAN SISWA YANG BERORIENTASI PADA TEORI MARZANO

DALAM KONSEP USAHA DAN ENERGI

Oleh

Muhammad Mabrudy

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Fisika

© Muhammad Mabrudy 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

PENGGUNAAN SELF-ASSESSMENT UNTUK MENGUNGKAP PEMAHAMAN SISWA YANG BERORIENTASI PADA TEORI MARZANO DALAM KONSEP

USAHA DAN ENERGI Oleh

Muhammad Mabrudy NIM 0807572

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH Pembimbing 1,

Asep Sutiadi, S.Pd., M.Si. NIP 197009081997021001

Pembimbing 2,

Dr. Selly Feranie, M.Si. NIP 197411081999032004

Mengetahui

Ketua Jurusan Pendidikan Fisika

Dr. Ida Kaniawati, M.Si. NIP 196807031992032001


(4)

Ii

ABSTRAK

Salah satu bentuk dari penilaian yang menuntut keterlibatan siswa secara aktif dalam penilaian adalah self-assessment. Penilitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimanakah rancangan dan penggunaan self-assessment yang dapat mengungkap pemahaman siswa yang berorientasi pada teori marzano dalam konsep usaha dan energi.

Penelitian ini dilakukan di salah satu sekolah menengah atas di Kota Bandung pada materi usaha dan energi dengan menggunakan metode deskriptif eksploratif yang bertujuan untuk menggambarkan penggunaan self-assessment untuk mengungkap pemahaman siswa terhadap materi usaha dan energi, mulai dari rancangan, karakteristik, hambatan dan hal-hal lain yang muncul dalam penggunaan self-assessment. Penelitian ini dilakukan dengan cara melakukan pembelajaran kepada siswa di kelas kemudian melakukan penilaian kepada mereka dengan self-assessment dan tes pemahaman konsep. Lembar observasi pada penelitian ini digunakan untuk melihat sejauh mana keterlaksanaan self-assessment dan wawancara juga dilakukan kepada beberapa orang siswa yang menunjukan gejala yang berbeda pada hasil

self-assessment dan tes pemahaman konsep. Hasil self-self-assessment dan tes pemahaman siswa

dipresentasikan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap konsep usaha dan energi. Dalam pelaksanaannya, self-assessment yang digunakan memiliki empat tahapan yang harus dilakukan yaitu persiapan, implementasi, evaluasi dan tindak lanjut serta replikasi. Masing-masing tahapan ini memiliki bagian-bagian yang harus dilaksanakan. Dari hasil penelitian ditemukan bahwa self-assessment dengan karakteristik seperti yang disebutkan di atas dapat mengungkap pemahaman siswa lebih dalam jika dibandingkan dengan tes pemahman konsep serta self-assessment juga dapat menampilkan profil pemahaman siswa dengan lebih rinci untuk setiap indikatornya. Namun sesuai dengan karakteristiknya, penggunaan self-assessment di kelas tetap harus diiringi dengan bentuk penilaian lainnya. Dari hasil penelitian juga ditemukan beberapa kekurangan dan kelebihan self-assessment ketika mengungkap pemahaman siswa yanng berorientasi pada Teori Marzano dalam konsep usaha dan energi serta dukungan dan hambatan self-assessment ketika mengungkap pemahaman siswa yanng berorientasi pada Teori Marzano dalam konsep usaha dan energi.


(5)

Ii

One form of assessment that require active student involvement in the assessment is self-assessment. This research aims to determine how the design and use of self-assessment to reveal students' comprehension oriented theory Marzano in the concept of effort and energy

The research was conducted in one of the high schools in Bandung on concept of effort and energy by using descriptive exploratory method that aims to describe the use of self-assessment to uncover students' comprehension in the concept of effort and energy from the design, characteristics, constraints and another thing that appears in the use of self-assessment. The research was conducted in the process of learning to students in the classroom and to assess them with self-assessment and test understanding of concepts. Observation sheet used in this study to see how far the feasibility of self-assessment and interviews are also conducted to some students who show different indication on the results of self-assessment and test understanding of concepts. Results of self-assessment and test students 'understanding presented to determine the level of students' comprehension in the concept of effort and energy

In practice, self-assessment has four stages that used to do the preparation, implementation, evaluation and follow-up and replication. Each stage has parts that must be implemented. From the results of the study found that the self-assessment with characteristics such as those mentioned above can reveal a deeper comprehension of students when compared to the test understanding of concepts. Self-assessment can also view profiles of students with a more detailed understanding of each indicator. But according to their characteristics, the use of self-assessment in the classroom remains to be accompanied by other forms of assessment. From the results of the study also found some advantages and disadvantages of self-assessment when they revealed that weighs students 'understanding Marzano oriented theory in the concept of operations and energy as well as support and resistance when self-assessment revealed that weighs students' comprehension oriented theory Marzano in the concept of effort and energy.


(6)

iv DAFTAR ISI

PERNYATAAN ………... i

ABSTRAK ………... ii

KATA PENGANTAR ………... iii

DAFTAR ISI ………... iv

DAFTAR TABEL ………... vi

DAFTAR GAMBAR ………... vii

DAFTAR LAMPIRAN ………...… viii

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang ………... 1

B. Rumusan Masalah ………... 4

C. Batasan Masalah ………... 5

D. Tujuan Penelitian ………... 6

E. Manfa’at Penelitian ………... 6

F. Definisi Operasional ………... 8

BAB II SELF ASSESSMENT DAN PEMAHAMAN MARZANO A. Self-Assessment ………... 9

B. Pemahaman Marzano ………... 21

C. Analisis Materi Penelitian ………... 32

BAB III METODE PENELITIAN A.Desain Penelitian ………... 34

B. Subjek Penelitian ………... 34

C.Prosedur Penlitian ………... 35

D.Teknik Pengambilan Data 1. Observasi ……… 41

2. Self-Assessment ……… 41

3. Tes Pemahaman Konsep ………... 44

4. Wawancara ………. 46

E. Teknik Pengolahan Data ………... 48

F. Hasil Uji Coba Tes ………... 55

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Keterlaksanaan Self-Assessment ………... 61

2. Hasil Self-Assessment ………... 67

3. Hasil Tes Pemahaman Konsep ………... 69

4. Perbandingan Hasil Self-Assessment dengan Capaian Tes Pemahaman Konsep ………. 71


(7)

B. Pembahasan ………... 74

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ………... 107

B. Saran ………... 109

Daftar Pustaka ………... 111


(8)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam melaksanakan penilaian hasil belajar, seorang guru seharusnya mengacu kepada peraturan menteri pendidikan nasional nomor 20 tahun 2007 tentang penilaian oleh guru yaitu: “Penilaian hasil belajar yang dilakukan oleh guru harus dilakukan secara berkesinambungan, dengan tujuan untuk memantau proses dan kemajuan belajar siswa serta untuk meningkatkan efektivitas kegiatan pembelajaran”

Berdasarkan peraturan di atas maka penilaian yang dilakukan seorang guru harus dilakukan secara terus menerus, mulai dari kegiatan belajar mengajar berlangsung, pertengahan proses pembelajaran, akhir pembelajaran, tengah semester sampai dengan akhir semester. Penilaian tersebut bertujuan untuk memenuhi tiga hal yaitu: memantau proses belajar siswa, memantau kemajuan belajar siswa dan meningkatkan efektivitas kegiatan pembelajaran

Ketiga tujuan tersebut dapat dilaksanakan dengan cara melakukan sebuah penilaian baik berupa tes maupun non tes sehingga seorang guru mampu memantau proses dan kemajuan belajar siswa. Dengan hasil pantauan tersebut maka seorang guru akan mendapatkan masukan untuk meningkatkan efektivitas kegiatan pembelajarannya. Namun berdasarkan hasil studi pendahuluan yang pernah dilakukan di salah satu madrasah aliyah di Kota Bandung, guru fisika lebih banyak menggunakan penilaian berbentuk tes daripada penilaian bentuk lain. Sedangkan Arikunto (2006) menyatakan


(9)

bahwa tes merupakan alat pengumpul informasi tetapi jika dibandingkan dengan alat-alat yang lain, tes masih bersifat resmi karena penuh dengan batasan-batasan salah satunya hanya mengukur keberhasilan siswa dan program pengajaran. Begitu juga Hasanah (2006) menyatakan bahwa tes hanya akan memberi masukan kepada guru dan kurang memberi feedback kepada siswa secara langsung, karena tes kurang melibatkan peran siswa dalam penilaian.

Dengan kondisi seperti ini, maka proses penilaian akan yang dilakukan di kelas tidak akan bisa mencapai semua tujuan yang diharapkan. Salah satu tujuan yang akan sulit tercapai adalah meningkatkan efektivitas pembelajaran karena untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran sekurang-kurangnya dua pihak yang terlibat dalam pembelajaran secara langsung yaitu guru dan siswa harus mendapatkan masukan dan feedback dari sebuah penilain secara langsung. Jika hal ini terus dibiarkan maka penilaian yang dilakukan di kelas hanya akan menjadi sebuah rutinitas dan kewajiban yang harus dilakukan oleh seorang siswa untuk mendapatkan nilai tanpa merasakan feedback ataupun manfa’at secara langsung.

Seiring dengan perubahan zaman dan perubahan paradigma terhadap pembelajaran, yang awalnya berpusat pada guru (teacher centered) menjadi pembelajaran yang berpusat kepada siswa (student centered), maka seorang guru dituntut untuk melibatkan siswa dalam setiap proses pembelajaran (Zulharman, 2007). Dengan tuntutan tersebut dan permasalahan yang ada dalam penilaian maka salah satu bentuk keterlibatan siswa dalam pembelajaran yang harus diupayakan oleh seorang guru adalah keterlibatan siswa dalam proses penilaian.

Keterlibatan siswa dalam proses penilaian merupakan bagian dari penilaian berbasis kelas yang merupakan salah satu bentuk penilaian yang


(10)

3

banyak dikembangkan oleh para ahli dalam menghadapi berbagai macam problematika yang muncul dalam pendidikan, penilaian berbasis kelas berkembang seiring diberlakukannya kurikulum satuan tingkat pendidikan karena penilain berbasis kelas merupakan salah satu pilar keterlaksanaan kurikulum tingkat satuan pendidikan.

Penilaian berbasis kelas merupakan proses pengumpulan dan penggunaan informasi oleh guru untuk memberikan keputusan, dalam hal ini nilai terhadap hasil belajar siswa berdasarkan tahapan belajarnya, dari penilaian kelas maka akan diperoleh profil kemampuan siswa dalam mencapai sejumlah standar kompetensi dan kompetensi dasar yang yang tercantum dalam kurikulum (Sudaryono, 2012).

Salah satu bentuk dari penilaian berbasis kelas yang menuntut keterlibatan siswa secara aktif dalam penilaian adalah self-assessment (penilaian diri). Self-assessment adalah suatu teknik penilaian yang siswanya diminta untuk menilai dirinya sendiri berkaitan dengan status, proses dan tingkat pencapaian kompetensi yang dipelajarinya dalam mata pelajaran tertentu (Sudaryono, 2012). Self-assessment merupakan salah satu bentuk penilaian yang membantu guru untuk membuat siswanya lebih aktif lagi dalam proses penilaian dan pembelajaran, self-assessment juga memberikan banyak perbedaan dibandingkan penilaian lain yang sering digunakan oleh guru.

Dalam mata pelajaran fisika yang menjadi dasar dari perkembangan teknologi dan dasar dalam memahami fenomena alam, self-assessment juga dapat digunakan untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap konsep fisika yang telah dipelajari karena berdasarkan penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh Septiani (2011) dan Komara (2011) menyebutkan bahwa self-assessment dapat mengungkap pemahaman konsep siswa.


(11)

Melalui proses self-assessment yang dilakukan di kelas seorang siswa akan memiliki kemampuan yang lebih dalam memahami konsep fisika, serta perkembangan ilmu pengetahuan akan terhindar dari berbagai macam penyalahgunaan termasuk penyalahgunaan untuk kepentingan pribadi saja. Hal ini disebabkan oleh karena tahapan-tahapan pelaksanaan self-assessment menuntut sikap siswa untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran fisika dan juga menuntut siswa untuk terus memperbaiki kesalahan-kesalahan yang diperbuat pada proses pembelajaran fisika sebelumnya. Dengan karakteristik self-assessment yang disebutkan di atas maka penggunaan self-assessment akan memudahkan siswa untuk mencapai hasil akhir yang lebih baik sehingga pembelajaran fisika pun bisa menjadi hal yang menyenangkan dan memberikan kualitas yang lebih memuaskan.

Sesuai dengan karakteristik fisika yang bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa pemahaman fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan sehingga baik proses pengetahuan maupun proses pemikiran harus dapat dinilai secara langsung. Oleh karena itu maka pemahaman yang berorientasi pada Teori Marzano merupakan pemahaman yang bisa digunakan untuk mengembangkan mata pelajaran tersebut. Karena pada Taksonomi Marzano bisa digunakan untuk mengembangkan dan memberikan penilaian dengan rentang yang lebih luas (Marzano, 2007)

Berdasarkan pemaparan di atas, penulis tertarik untuk mengetahui bagaimana self-assessment mengungkap pemahaman siswa terhadap suatu konsep sehingga penulis memilih judul “Penggunaan Self-Assessment untuk

Mengungkap Pemahaman Siswa yang Berorientasi pada Teori Marzano dalam Konsep Usaha dan Energi”.


(12)

5

A. Rumusan Masalah

Berdasarkan pemaparan latar belakang, maka rumusan permasalahan pada penelitian ini yaitu “Bagaimanakah rancangan dan penggunaan

self-assessment yang dapat mengungkap pemahaman siswa yang berorientasi pada

Teori Marzano dalam konsep usaha dan energi?” Rumusan masalah tersebut dijabarkan dalam pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana karakteristik rancangan self-assessment yang dapat mengungkap pemahaman siswa yang berorientasi pada Teori Marzano dalam konsep usaha dan energi?

2. Bagaimana profil self-assessment dalam mengungkap pemahaman siswa yang berorientasi pada Teori Marzano dalam konsep usaha dan energi? 3. Sejauh mana self-assessment dapat mengungkap pemahaman siswa yang

berorientasi pada Teori Marzano dalam konsep usaha dan energi?

4. Apa kelebihan dan kekurangan self-assessment dalam mengungkap pemahaman siswa yang berorientasi pada Teori Marzano dalam konsep usaha dan energi?

5. Apa dukungan dan hambatan self-assessment dalam mengungkap pemahaman siswa yang berorientasi pada Teori Marzano dalam konsep usaha dan energi?

B. Batasan Masalah

1. Self-assessment yang dimaksud dalam penelitian ini adalah penilaian


(13)

status, proses dan tingkat pencapaian kompetensi yang dipelajarinya dalam mata pelajaran fisika pada bab usaha dan energi yang disampaikan melalui metode demonstrasi.

2. Pemahaman siswa yang berorientasi pada Teori Marzano dalam penelitian ini adalah pemahaman siswa berdasarkan Taksonomi Marzano pada bab usaha dan energi yang mengandung dua aspek yaitu aspek integrasi dan penyajian.

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pemaparan rumusan masalah yang telah dipaparkan, tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui bagaimanakah rancangan dan penggunaan self-assessment yang dapat mengungkap pemahaman siswa yang berorientasi pada Teori Marzano dalam konsep usaha dan energi.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, diantaranya adalah: 1. Bagi siswa

- Siswa dapat mengetahui perkembangan kemampuan belajarnya secara langsung baik saat proses pembelajaran berlangsung ataupun setelah proses pembelajaran secara langsung.

- Siswa dapat memperbaiki kekurangannya dalam proses pembelajaran sehingga diharapkan siswa dapat memperbaiki kekurangannya sebelum menghadapi ujian akhir.


(14)

7

- Membantu siswa untuk berperan aktif dalam proses pembelajaran. - Membuat siswa untuk bertanggung jawab terhadap pembelajaran dan

sikap mereka dalam pembelajaran.

- Merasakan sebuah penilaian yang terintegrasi dengan proses pembelajaran.

- Memberikan pengalaman belajar yang baru bagi siswa.

2. Bagi guru

- Dapat menjadi assessment alternatif dalam pembelajaran untuk menilai kemampuan siswa.

- Guru dapat mendiagnosisi kekurangan guru dalam mengajar sehingga dapat diperbaiki pada pertemuan selanjutnya sebelum menghadapi penilaian selamjutnya.

- Mengungkap kesulitan siswa dalam memahami materi pembelajaran sehingga dapat diperbaiki pada pertemuan selanjutnya.

- Memberikan informasi tentang kebutuhan siswa dalam pembelajaran. - Dapat mengungkap pemahaman siswa terhadap sebuah konsep. - Dapat mengevaluasi program pembelajaran guru.

3. Bagi Peneliti sendiri

- Memberikan pengalaman langsung untuk meningkatkan dan menambah wawasan tentang pelaksanaan penilian pada pembelajaran.


(15)

- Mengungkapkan kesulitan-kesulitan dalam self-assessment sehingga dapat menjadi masukan ketika kelak menjadi pengajar.

4. Bagi peneliti lain

- Memberikan referensi penelitian selanjutnya untuk pengembangan

self-assessment.

- Memberikan wawasan yang baru bagi pengembangan ilmu keguruan.

E. Definisi Operasional

1. Self-Assessment dalam penelitian ini adalah teknik penilaian yang

menuntut siswa untuk menilai dirinya sendiri terkait hasil dan proses yang telah dilalui pada mata pelajaran tertentu, pada penelitian ini

self-assessment dilakukan dengan memberikan lembar self-self-assessment berupa cheklist yang diberikan kepada siswa di setiap akhir pertemuan dari

sebuah proses pembelajaran.

2. Pemahaman siswa dalam penelitian ini adalah pemahaman yang berorientasi pada Teori Marzano yang mencakup domaian penyajian dan integrasi dari sebuah konsep yang dipelajari, pada penelitian ini pemahaman konsep siswa yang diukur dengan tes pilihan ganda yang diberikan kepada siswa pada pertemuan terakhir setelah mendapatkan materi usaha dan energi dan lembar self-assessment

3. Wawancara dalam penelitian ini adalah wawancara semi terstruktur yang dilakukan kepada sejumlah siswa untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap proses pelaksanaan self-assessment.


(16)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif eksploratif. Penelitian deskriptif melakukan analisis hanya sampai taraf deskripsi yaitu menganalisis dan menyajikan data secara sistemik, sehingga dapat lebih mudah dipahami dan disimpulkan sedangkan penelitian eksploratif adalah jenis penelitian yang bertujuan untuk menemukan sesuatu yang baru berupa pengelompokan suatu gejala, fakta dan penyakit tertentu. Penelitian deskriptif eksploratif bertujuan untuk menggambarkan keadaan suatu fenomena, dalam penelitian ini tidak dimaksudkan untuk menguji hipotesis tertentu tetapi hanya menggambarkan apa adanya suatu variabel, gejala atau keadaan (Arikunto, 2002).

Fenomena yang digambarkan pada penelitian ini adalah penggunaan self-assessment untuk mengungkap pemahaman siswa terhadap materi usaha dan energi, mulai dari rancangan, karakteristik, hambatan dan hal-hal lain yang muncul dalam penggunaan

self-assessment.

B. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa pada salah satu sekolah di Kota Bandung, yaitu Madrasah Aliyah Negeri I Kota Bandung (MAN 1 Kota Bandung) kelas XI dalam konsep usaha dan energi.


(17)

C. Prosedur Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan melalui 3 tahapan yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap analisis dengan rincian sebagai berkut : 1. Tahap Perencanaan

Tahapan ini merupakan tahapan awal penelitian untuk menyusun langkah-langkah yang harus dilakukan sebelum penelitaian, saat penelitian dan sesudah penelitian. Adapun hal-hal yang dilakukan dalam tahap perencanaan ini adalah sebagai berikut:

a) Studi Pendahulan, merumuskan masalah dan menentukan tujuan. Proses ini merupakan tahapan awal dalam merancang penelitian, pada tahap ini dikaji secara mendalam tentang apa yang akan dijadikan masalah awal dari berbagai macam sumber mulai dari buku, jurnal, dan sumber-sumber lainnya. Kemudian hasil kajian tersebut dijadikan landasan dalam menentukan rumusan masalah dan tujuan penelitian untuk dilanjutkan kepada penyusunan proposal penelitian.

b) Menyusun proposal penelitian

Dalam tahap ini hasil studi pendahuluan disusun kembali untuk kemudian dipaparkan secara utuh tentang rancangan penelitian yang dituangkan dalam sebuah proposal penelitian.

c) Kajian literatur dan diskusi dengan dosen ahli

Kajian ini dilakukan untuk mematangkan konsep-konsep yang akan digunakan dalam penelitian mulai dari self-assessment,


(18)

36

pemahaman konsep Teori Marzano, konsep usaha dan energi serta hal-hal lain yang mendukung penelitian dari berbagai macam sumber baik secara langsung maupun tidak langsung. Pada tahap ini juga peneliti meminta masukan tentang rancangan penelitian sehingga penelitian dapat dilaksanakan dengan efektif dan efisien.

d) Merancang silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajara (RPP) Rencana pelaksanaan pembelajaran yang disusun adalah rencana pelaksanaan pembelajara untuk bab usaha dan energi kelas XI yaitu kompetensi dasar 1.5 yaitu “menganalisis hubungan antara usaha, perubahan energi dengan hukum kekekalan energi mekanik”. Silabus dan RPP lengkap dapat dilihat di lampiran C.1 dan C.2.

e) Menyusun instrumen penelitian

Pada tahapan ini dirancang instrumen yang digunakan dalam penelitian yaitu lembar self-assessment dan lembar tes pemahaman konsep, instrumen tersebut kemudian dikonsultasikan kepada dosen pembimbing, dosen ahli dan guru di sekolah sebelum pada akhirnya diuji coba dan direvisi. Sehingga dengan melakukan tahapan ini instrumen telah siap untuk digunakan dalam penelitaian. Adapun tahap penyusunan instrumen adalah pertama membuat kisi-kisi instrumen, kedua menyusun instrumen penelitian berdasarkan kisi-kisi yang telah dibuat, kemudian melakukan judgement terhadap instrumen penelitian yang telah dibuat dan terakhir melakukan uji coba instrumen penelitian terhadap siswa. Lembar self-assessment dan lembar tes


(19)

pemahaman konsep yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat di lampiran C.3 dan C.4.

f) Melakukan perizinan penelitian kepada pihak-pihak terkait. g) Menentukan sampel penelitian.

2. Tahap Pelaksanaan

Tahapan ini merupakan tahap inti dari penelitan yaitu melaksanakan segala apa yang sudah direncanakan, dari tahapan ini akan diperoleh data-data penelitan yang akan menentukan hasil penelitan. Hal-hal yang dilakukan dalam tahap pelaksanaan ini adalah sebagai berikut:

a) Memberikan motivasi serta penjelasan tentang self-assessment mulai dari tujuan pelaksanaan self-assessment, prosedur pelaksanaannya dan manfaat serta keuntungannya. Hal ini berguna agar siswa memiliki dasar yang kuat dalam melakukan self-assessment serta bisa lebih terarah dalam melakukan self-assessment pada proses pembelajarannya. Setelah tahap ini dilaksanakan, harapannya semua siswa memiliki pemahman yang

mendasar tentang self-assessment dan mengetahui bagaimana cara

melaksanakannya.

b) Melatih siswa untuk melakukan self-assessment, Pada tahapan ini siswa dibimbing dan dilatih untuk melakukan self-assessment supaya pada tahapan selanjutnya siswa sudah terbiasa melakukan


(20)

38

c) Melibatkan siswa untuk menentukan kriteria penilaian, bagian ini dilaksanakan bersamaan dengan dua kegiatan sebelumnya. Pelibatan siswa yang dimaksud dilakukan dengan cara memberikan kesempatan kepada siswa untuk berkomentar, menanggapi atau bahkan menambahkan terhadap hal-hal yang telah disediakan oleh peneliti sebelumnya.

d) Melibatkan siswa untuk menentukan tujuan pembelajaran dan cara pencapaian tujuan pembelajaran. Tahapan ini dilakukan pada awal pertemuan pertama sebelum kegiatan belajar mengajar dimulai seperti biasanya. Pelibatan siswa yang dimaksud dilakukan dengan cara memberikan kesempatan kepada siswa untuk berkomentar, menanggapi atau bahkan menambahkan terhadap hal-hal yang telah disediakan oleh peneliti sebelumnya.

e) Melakukan kegiatan pembelajaran pada bab usaha dan energi. f) Mengimplementasikan self-assessment pada bab usaha dan energi

di pertemuan pertama.

g) Melakukan evaluasi dan tindak lanjut terhadap hasil

self-assessment pertemuan pertama sebelum melakukan kegiatan

pembelajaran untuk pertemuan kedua. Pada tahapan ini siswa diharapkan mampu mendapatkan manfaat secara langsung dari self-assessment, tahapan ini dilakukan dengan cara berdiskusi bersama siswa tentang hasil self-assessment pada pertemuan pertama.

h) Melakukan replikasi yaitu mengulang kembali tahapan-tahapan

self-assessment pada kegiatan pembelajaran di pertemuan


(21)

i) Memberikan soal tes pemahaman konsep tentang usaha dan energi. Hasil tes pemahaman konsep ini akan digunakan peneliti sebagai pembanding dari hasil lembar self-assessment untuk mengetahui sejauh mana self-assessment dapat mengungkap pemahaman konsep siswa khususnya pemahaman yang berorientasi pada Teori Marzano pada konsep usaha dan energi.

3.Tahap Analisis

Tahapan in merupakan tahapan akhir penelitian, pada tahap ini peneliti mengolah data yang sudah ada untuk kemudian dikonsultasikan dengan pembimbing, setelah itu data dianalisis sehingga menghasilkan kesimpulan yang diinginkan. Adapun tahapannya adalah sebagai berikut:

a) Mengolah data hasil penelitian dengan berdiskusi bersama para observer.

b) Mengkonsultasikan data hasil penelitian kepada dosen pembimbing.

c) Menarik kesimpulan.

d) Menyusun laporan hasil penelitian.

Tahapan-tahapan penelitain yang telah diuraikan di atas kemudian disusun dalam bentuk bagan penelitian sebagai berikut:


(22)

40

Pengolahan dan Analisi Data Pembelajaran Usaha dan Energi

Replikasi (Pertemuan 2) Persiapan SA

(pertemuan 1)

Evaluasi & Tindak Lanjut (Pertemuan 2) Implementasi SA

(Pertemuan 1)

Studi Pendahuluan

Menyusun Proposal

Merumuskan Masalah dan Tujuan Penelitian

Kajian Literatur & Diskusi dengan Dosen Ahli

Menyusun Instrumen

Judgement Instrumen

Menyusun rpp

Uji Coba Instrumen

Izin Penelitian

Menentukan Sampel Penelitian

Memberikan motivasi & penjelasan

self assessment kepada siswa

Pelatihan self-assessment

Membuat Kesimpulan & Melaporkan Hasil Penelitian Tes Pemahaman Konsep


(23)

D. Teknik Pengambilan Data 1. Observasi

Observasi dilakukan pada pelaksanaan pembelajaran. Observasi ini dilakukan untuk mengamati keterlaksanaan

self-assessment dalam pembelajaran lembar observasi dapat dilihat pada

lampiran C.5.

2. Self-Aassessment

Lembar self-assessment yang dimaksud berupa cheklist yang kemudian diisi oleh siswa yang berisi kriteria pernyataan-pernyataan yang berkaitan dengan materi usaha dan energi. Lembar ini diberikan kepada siswa di setiap akhir pertemuan untuk mengetahui pemahman siswa terhadap materi yang sudah disampaikan. Adapun kisi-kisi lembar self-assessment ditunjukan oleh tabel 3.1. berikut:

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Self-Assessment No Indikator Dimensi Materi No Item/

Pertemuan Pernyataan Self-Assessment

1 Menje laska n hubunga n antar a usah a, da ya , ga ya , da n p erpinda ha n. Pe maha man ( Int egr asi: I nf or masi) Usa ha D aya

1/1 Saya pikir saya bisa menjelaskan hubungan antara usaha dengan arah gaya (+)

13/1 Saya pikir saya paham hubungan antara usaha dengan gaya (+)

14/1 Saya pikir saya mengerti hubungan antara usaha dengan perpindahan (+)

2/1 Saya pikir saya bisa menerangkan hubungan antara usaha dengan daya (+)

18/1 Saya pikir saya tidak paham hubungan antara usaha dengan arah gaya (-) 7/1 Saya pikir saya tidak bisa menjelaskan

hubungan antara usaha dengan gaya (-) 8/1

Saya pikir saya tidak paham terhadap hubungan antara usaha dengan perpindahan (-)

19/1 Saya pikir saya tidak mengerti hubungan antara usaha dengan daya (-)


(24)

42

No Indikator Dimensi Materi No Item/

Pertemuan Pernyataan Self-Assessment

2 Meny im pulkan hukum keke ka lan ene rgi m ek ani k Pe maha man ( Int egr asi: I nf or masi) Ke ke ka la n Ene rgi Me k an ik 1/2

Jika saya melihat data energi potensial dan energi kinetik dari sebuah benda maka saya pikir saya bisa mengetahui apakah pada benda tersebut berlaku hukum kekekalan energi mekanik atau tidak (+)

2/2

Jika hukum kekekalan energi mekanik berlaku pada sebuah benda saya pikir saya dapat menjelaskan jumlah energi di setiap titik. (+)

9/2

Jika saya melihat data energi potensial pada sebuah benda yang hukum kekekalan energi mekanik berlaku padanya saya pikir saya dapat menjelaskan posisi benda (+)

10/2

Jika saya melihat data energi kinetik pada sebuah benda yang hukum kekekalan energi mekanik berlaku padanya saya pikir saya dapat menjelaskan posisi benda (+)

13/2

Jika saya melihat data energi potensial dan energi kinetik dari sebuah benda maka saya pikir saya tidak tahu apakah pada benda tersebut berlaku hukum kekekalan energi mekanik atau tidak (-)

14/2

Jika hukum kekekalan energi mekanik berlaku pada sebuah benda saya pikir saya tidak tahu jumlah energi di setiap titik. (-)

7/2

Jika saya melihat data energi potensial pada sebuah benda yang hukum kekekalan energi mekanik berlaku padanya saya pikir saya tidak bisa menjelaskan posisi benda(-)

5/2

Jika saya melihat data energi kinetik pada sebuah benda yang hukum kekekalan energi mekanik berlaku padanya saya pikir saya tidak bisa menjelaskan posisi benda(-)


(25)

No Indikator Dimensi Materi No Item/

Pertemuan Pernyataan Self-Assessment

3 Meng hit ung usa ha da lam be rba ga i m as alah pa d a ke hidupan se ha ri -ha ri P emaha man ( Int egr asi: P rose dur m ental da n pr osedu r ope ra sional) Usa ha

3/1 Saya pikir saya mampu menghitung usaha dari sebuah grafik (+)

4/1

Saya pikir saya mampu menghitung usaha dari gaya yang membentuk sudut tertentu (+)

15/1 Saya pikir saya dapat menghitung usaha dari perubahan energi potensial (+)

16/1 Saya pikir saya dapat menghitung usaha dari perubahan energi kinetik (+)

21/1 Saya pikir saya tidak dapat menghitung usaha dari sebuah grafik (-)

22/1

Saya pikir saya tidak dapat menghitung usaha dari gaya yang membentuk sudut tertentu (-)

10/1 Saya pikir saya tidak mampu menghitung usaha dari perubahan energi potensial (-) 9/1 Saya pikir saya tidak mampu menghitung

usaha dari perubahan energi kinetik (-)

4 Meng ga mbar k an konse p usaha de nga n be rb aga i m ac am be ntuk P emaha man ( P enya ji an: Inf or masi) Usa ha P eruba ha n En ergi

5/1 Saya pikir saya bisa menggambarkan usaha dalam bentuk grafik (+)

6/1 Saya pikir saya dapat menggambarkan usaha dalam bentuk sketsa (+)

17/1 Saya pikir saya mampu menggambarkan usaha dalam bentuk bagan (+)

20/1

Saya pikir saya tidak tahu bagaimana menggambarkan usaha dalam bentuk grafik (-)

12/1 Saya pikir saya tidak bisa menggambarkan usaha dalam bentuk sketsa (-)

11/1 Saya pikir saya tidak bisa menggambarkan usaha dalam bentuk bagan (-)


(26)

44

No Indikator Dimensi Materi No Item

/Pertemuan Item

5 M enga na li sis hubunga n a ntar a usah a de nga n p erub aha n e n ergi Ana li si s (Me ngge ne ra li sa si: I nf or masi) Usa ha P eruba ha n En ergi 3/2

Jika terjadi perubahan energi potensial pada sebuah benda, maka saya pikir saya dapat menganalisis nilai besaran-besaran apa saja yang akan berubah (+)

4/2

Jika terjadi perubahan energi kinetik pada sebuah benda, maka saya pikir saya dapat menganalisis nilai besaran-besaran apa saja yang akan berubah (+)

12/2

Jika pada benda berlaku hukum kekekalan energi mekanik, maka saya pikir saya mampu menganalisis perubahan nilai besaran-besaran yang mempengaruhi energi tersebut (+)

11/2

Jika terjadi perubahan energi potensial pada sebuah benda, maka saya saya pikir saya bingung untuk menganalisis nilai besaran-besaran apa saja yang akan berubah (-)

8/2

Jika terjadi perubahan energi kinetik pada sebuah benda, maka saya saya pikir saya tidak mampu menganalisis nilai besaran-besaran apa saja yang akan berubah (-)

6/2

Jika pada benda berlaku hukum kekekalan energi mekanik, maka saya pikir saya tidak bisa menganalisis perubahan nilai besaran-besaran yang mempengaruhi energi tersebut (-)

3. Tes Pemahaman Konsep

Tes Pemahaman konsep berupa soal pilihan ganda pada bab usaha dan energi yang diberikan kepada siswa setelah siswa mendapatkan seluruh pembelajaran tentang usaha dan energi. Adapun kisi-kisi tes pemahaman konsep adalah sebagai berikut:


(27)

Tabel 3.2 Kisi-kisi Tes Pemahaman Konsep

No Indikator Dimensi Materi No

Soal

1

Menjelaskan hubungan antara usaha, daya, gaya, dan perpindahan.

Pemahaman (Integrasi: Informasi) Usaha Daya 1 6 2 5 4 3 2 Menggambarkan konsep usaha dengan berbagai

macam bentuk Pemahaman (Penyajian: Informasi) Usaha Perubahan Energi 7 8 12 13 9 18 3 Menghitung usaha dalam berbagai bentuk pada kehidupan

sehari-hari Pemahaman (Integrasi: Prosedur Menta dan prosedur Operasionall) Usaha Perubahan Energi 10 11 14 16 15 17 4 Menganalisis hubungan antara usaha dengan

perubahan energi Analisis (Menggeneralisasi : Informasi) Usaha 21 23 19 28 24 26 5 Menyimpulkan hukum kekekalan energi mekanik Pemahaman (Integrasi: Informasi) Hukum Kekekalan Energi Mekanik 25 30 29 22 20 27


(28)

46

4. Wawancara

Wawancara pada penelitian ini adalah wawancara semi terstruktur yang dilakukan kepada siswa setelah proses pembelajaran, lembar wawancara dapat dilihat pada lampiran C.6. Wawancara ini dilakukan untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap pembelajaran khususnya pada pelaksanaan self-assessment. Wawancara dilakukan kepada perwakilan beberapa siswa yang menunjukan gejala sejenis pada hasil self-assessment dan tes pemahaman konsep. Pelaksanaan wawancara dilakukan untuk mengetahui beberapa hal, hal yang ingin diketahui dalam proses wawancara ditunjukan oleh tabel berikut:

Tabel 3.3 Kisi-kisi Pelaksanaan Wawancara

No Tujuan Pertanyaan

1

Mengetahui kesesuaian apa yang diisi dalam lembar

self-assessment

dengan apa yang dirasakan

Apakah anda merasa bisa menjelaskan hubungan antara usaha dengan arah gaya?

Apakah anda paham hubungan antara usaha dengan gaya? Apakah anda merasa mengerti hubungan antara usaha dengan perpindahan?

Apakah anda merasa bisa menerangkan hubungan antara usaha dengan daya?

Jika anda melihata data energi potensial dan energi kinetik dari sebuah benda, apakah anda merasa bisa mengetahui bahwa pada benda tersebut berlaku hukum kekekalan energi mekanik atau tidak?

Jika hukum kekekalan energi mekanik berlaku pada sebuah benda, apakah anda dapat menjelaskan jumlah energi di setiap titik?

Jika anda melihat data energi potensial pada sebuah benda yang hukum kekekalan energi mekanik berlaku padanya apakah anda dapat

menjelaskan posisi benda?

Jika anda melihat data energi kinetik pada sebuah benda yang hukum kekekalan energi mekanik berlaku padanya, apakah anda dapat menjelaskan posisi benda?

Apakah anda merasa mampu menghitung usaha dari sebuah grafik? Apakah anda mampu menghitung usaha dari gaya yang membentuk sudut tertentu?

Apakah anda merasa dapat menghitung usaha dari perubahan energi potensial ?


(29)

No Tujuan Pertanyaan

1

Mengetahui kesesuaian apa yang diisi dalam lembar self-assessment dengan apa yang dirasakan

Apakah anda merasa dapat menghitung usaha dari perubahan energi kinetik?

Apakah anda merasa bisa menggambarkan usaha dalam bentuk grafik? Apakah anda merasa dapat menggambarkan usaha dalam bentuk sketsa? Apakah anda merasa mampu menggambarkan usaha dalam bentuk bagan?

Jika terjadi perubahan energi potensial pada sebuah benda, apakah anda merasa dapat menganalisis nilai besaran-besaran apa saja yang akan berubah?

Jika terjadi perubahan energi kinetik pada sebuah benda, apakah anda merasa dapat menganalisis nilai besaran-besaran apa saja yang akan berubah?

Jika pada benda berlaku hukum kekekalan energi mekanik, apakah anda merasa mampu menganalisis perubahan nilai besaran-besaran yang mempengaruhi energi tersebut?

Konsep apa saja yang sudah anda pelajari pada kedua pertemuan fisika selain yang sudah disebutkan sebelumnya?

2 Mengetahui hambatan dan kesulitan siswa dalam proses pembelajaran dan mengisi lembar self-assessment

Apakah anda mengalami kesulitan dalam proses pembelajaran dan mengisi lembar self-assessment?

Jika ya, bentuk kesulitan apa yang dihadapi dan bagaimana cara anda mengatasinya?

Jika tidak, mengapa?

3 Mengetahui tanggapan siswa terhadap proses pembelajaran dan pelaksanaan self-assessment

Apakah dua pertemuan terakhir pelajaran fisika membosankan? Jika ya, apa alasannya dan bagaimana cara anda mengatasinya? Jika tidak, apa alasannya?

4 Mengetahui pemahaman siswa tentang self-assessment

Apakah anda mengetahui pengertian singkat self-assessment? Apakah anda mengetahui tujuan pelaksanaan self-assessment? Apakah anda mengetahui manfaat pelaksanaan self-assessment? Apakah anda mengetahui prosedur pelaksanaan self-assessment? Apakah anda mengetahui kriteria penilaian self-assessment?


(30)

48

E. Teknik Pengolahan Data

Sebelum melakukan penelitian hal yang harus dilakukan terhadap instrumen adalah melakukan uji coba untuk melihat validitas dan reliabilitas instrumen sehingga ketika instrumen itu diberikan pada kelas eksperimen, instrumen tersebut telah sahih (benar) dan akan menghasilkan ukuran yang konstan bila dilakukan berulang-ulang. Analisis lain yang harus dilakukan juga terhadap sebuah instrument yang akan dilakukan untuk penelitian adalah: uji validits, uji realibitas, uji daya pembeda dan uji tingkat kesukaran. Adapun penjelasan setiap bagiannya adalah sebagai berikut:

1. Validitas

“Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen” (Arikunto, 2002:144). Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang validitas yang dimaksud. Nilai validitas dapat ditentukan dengan menentukan koefisien produk momen dengan rumus :

  

 

2 2

2

 

2

Y Y

N X X

N

Y X XY

N rxy

   

 

……… (Pers 3.1)

Keterangan :

rxy = koefisien korelasi antara variabel X dan Y,


(31)

Keterangan :

Y = Skor total yang diperoleh siswa

N = Jumlah siswa

Nilai rxy yang diperoleh dapat diinterpretasikan untuk

menentukan validitas butir soal dengan menggunakan kriteria pada tabel 3.4. di bawah ini:

Tabel 3.4. Klasifikasi Validitas Butir Soal

Nilai rxy Kriteria

0,81 <rxy 1,00 Sangat Tinggi

0,61 <rxy 0,80 Tinggi

0,410 <rxy 0,60 Cukup

0,21 <rxy 0,40 Rendah

0,00 <rxy 0,20 Sangat Rendah

(Arikunto, 2002)

2. Reliabilitas

Reliabilitas adalah ketepatan atau keajegan alat dalam mengukur apa yang diukurnya, artinya kapanpun alat ukur tersebut digunakan akan memberikan hasil ukur yang sama (Nana Sudjana dan Ibrahim, 2001). Pengujian reliabilitas ini dimaksudkan untuk menentukan suatu instrumen apakah sudah dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data atau belum.


(32)

50

Untuk pengujian reliabilitas instrumen dari satu kali pengukuran, digunakan metode belah dua (split–half method). Pada saat pemberian skor, tes dibelah menjadi dua sehingga tiap siswa memperoleh dua macam skor yaitu: skor awal, skor yang diperoleh dari setengah soal awal dan skor akhir, skor yang diperoleh dari setengah soal akhir. Selanjutnya kedua skor dikorelasikan sehingga hasilnya adalah koefesien korelasi rxy. Koefisien tersebut dikoreksi sehingga menjadi koefesien reliabilitas tes, dengan menggunakan rumus Spearman-Brown (Munaf, 2001 : 60):

……… (Pers 3.2)

Keterangan :

tt

r koefisien reliabilitas tes

rxy = koefisien korelasi x dan y

Untuk menentukan koefisien korelasi x dan y digunakan teknik korelasi “Pearson’s Product Moment” yang dikemukakan oleh Pearson, yaitu:

  

 

2 2

2

 

2

Y Y

N X X

N

Y X XY

N rxy

   

 

……… (Pers 3.3)

Keterangan :

rxy = koefesien korelasi


(33)

Keterangan :

X= Skor siswa yang menjawab benar setengah soal bagian awal

Y = Skor siswa yang menjawab benar setengah soal bagian akhir

Tolak ukur untuk menginterpretasikan derajat reliabilitas instrumen digunakan kriteria seperti pada tabel 3.5. berikut ini.

Tabel 3.5. Interpretasi Koefisien Korelasi Reliabilitas 11

r Interpretasi

0,80 < r11

1,00 Sangat tinggi 0,60 < r11

0,80 Tinggi 0,40 < r11

0,60 Sedang 0,20 < r11

0,40 Rendah 0,00 < r11

0,02 Sangat rendah

(Arikunto, 2002) 3. Daya Pembeda

Daya pembeda butir soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang tidak berkemampuan rendah (Arikunto, 2007). Daya pembeda butir soal dihitung dengan menggunakan perumusan:

A B

A B

A B

B B

DP P P

J J

   

………(Pers 3.4)

Keterangan :

DP = Daya pembeda butir soal

A


(34)

52

Keterangan :

B

J = Banyaknya peserta kelompok bawah

A

B = Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar

B

B = Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar

A

P = Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar

B

P = Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar

Nilai DP yang diperoleh dapat diinterpretasikan untuk menentukan daya pembeda butir soal dengan menggunakan kriteria pada tabel 3.6 berikut:

Tabel 3.6. Interpretasi Daya Pembeda Butir Soal

Nilai DP Kriteria

Negatif Soal Dibuang

0,00 – 0,20 Jelek

0,21 – 0,40 Cukup

0,41 – 0,70 Baik

0,71 – 1,00 Baik Sekali

(Arikunto, 2007) 4. Tingkat Kesukaran

Tingkat kesukaran suatu butir soal adalah proporsi dari keseluruhan siswayang menjawab benar pada butir soal tersebut (Syambasri Munaf, 2001). Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar. Tingkat kesukaran dihitung dengan menggunakan perumusan :


(35)

B P

JS

………(Pers 3.5)

Keterangan :

P = Indeks Kesukaran

B = Banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan benar

JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes

Nilai P yang diperoleh dapat diinterpretasikan untuk menentukan tingkat kesukaran butir soal dengan menggunakan kriteria pada tabel 3.6. berikut:

Tabel 3.7. Interpretasi Tingkat Kesukaran Butir Soal

Nilai P Kriteria

0,00 Terlalu Sukar

0,00 <P 0,30 Sukar

0,31 P 0,70 Sedang

0,71 P< 1,00 Mudah

1,00 Terlalu Mudah

(Arikunto, 2007)

Soal-soal yang memenuhi kriteria kemudian digunakan dalam penelitian untuk mengetahui sejauh pemahaman siswa terhadapa konsep usaha dan energi.

Sedangkan untuk pengolahan data pada lembar self-assessment dan tingkat pemahman siswa berdasarkan hasil tes pemahaman konsep dilakukan dengan cara memasukan hal yang ingin dipresentasekan yaitu tingkat pemahaman siswa berdasarkan kedua instrumen ke dalam persamaan berikut :


(36)

54

……… (Pers 3.6)

Keterangan :

% X = Nilai persen yang dicari

R = Jumlah nilai yang didapatkan siswa

SM = Jumlah kriteria penilaian

Nilai % X yang diperoleh dapat diinterpretasikan untuk menentukan pemahaman konsep siswa dengan menggunakan lembar

self-assessment dan tes pemahaman konsep dengan menggunakan kriteria

pada tabel 3.8 berikut:

Tabel 3.8. Skala Katagori Pemahaman Siswa Skala Katagori Kemampuan

Self-Assessment Kriteria

86% - 100% Sangat Baik

76% - 85% Baik

60% - 75% Cukup

46% - 59% Kurang

≤ 45% Kurang Sekali

(Purwanto, 1987)

Adapun data yang berasal dari hasil wawancara dan observasi diolah dengan menggunakan analisis interaktif Miles & Huberman. Analisis interaktif Miles & Huberman ini terdiri dari tiga tahapan yaitu (Pawito, 2008):


(37)

1. Reduksi Data

Reduksi data yang dimaksud adalah mengelompokan dan merangkum data berdasarkan dengan apa yang ingin diketahui ke dalam beberapa kelempok. Hal ini diikuti dengan menambahakan beberapa catatan penelitian yang merupakan sebuah temuan dalam penelitian dan digunakan sebagai data tambahan.

2. Penyajian Data

Penyajian data dilakukan dengan menampilkan data-data yang telah dikelompokan satu sama lain berdasarkan hal yang ingin diketahui sehingga menjadi sebuah kesatuan yang mudah untuk dipahami.

3. Penarikan dan Pengujian Kesimpulan

Penarikan kesimpulan merupakan inti dari data yang talah ditampilkan sedangkan pengujian kesimpulan dilakukan dengan menghubungkan data yang ditampilkan dengan data-data lain yang ada untuk mencapai kesimpulan akhir dari sebuah proses penelitian

F. Hasil Uji Coba Tes

Sebelum instrumen tes pemahaman konsep dijadikan alat ukur penelitian, instrumen ini diujikan di salah satu Sekolah di Kota Bandung yaitu Madrasah Aliyah Negeri I Kota Bandung (MAN I Kota Bandung) yang telah mempelajarai bab Usaha dan Energi pada standar kompetensi 1 pada kelas XI yaitu: “Menganalisis gejala alam dan keteraturannya dalam cakupan mekanika benda titik” dan kompetensi dasarnya adalah


(38)

56

kompetensi dasar 1.5 yaitu “Menganalisis hubungan antara usaha, perubahan energi dengan hukum kekekalan energi mekanik”. Harapannya setelah dilakukan uji instrumen, soal-soal yang kurang bagus dapat diperbaiki, diganti ataupun dibuang.

Dari hasil uji instrumen diperoleh reliabilitas alat ukur secara keseluruhuan, validitas butir soal, daya pembeda butir soal dan tingkat kesukaran soal. Perhitungan lengkap hasil uji instrumen (reliabilitas alat ukur secara keseluruhuan, validitas butir soal, daya pembeda butir soal dan tingkat kesukaran soal) dapat dilihat pada lampiran C.7. Adapun rekapitulasi hasil analisis uji coba instrumen ditunjukan oleh tabel 3.9. berikut :

Tabel 3.9. Rekapitulasi Hasil Uji Coba Instrumen Tes Pemahaman Konsep

No Soal

Klasifikasi Validitas Soal

Klasifikasi Daya Pembeda Soal

Klasifikasi Tingkat Kesukaran Soal

1 Sangat Rendah Soal Dibuang Sedang

2 Rendah Cukup Sedang

3 Cukup Cukup Sedang

4 Sangat Rendah Jelek Sedang

5 Cukup Baik Mudah

6 Cukup Cukup Sedang

7 Sangat Rendah Jelek Mudah

8 Sangat Rendah Jelek Sedang

9 Sangat Rendah Jelek Sedang

10 Sangat Rendah Jelek Sukar

11 Rendah Cukup Mudah

12 Cukup Cukup Mudah

13 Sangat Rendah Jelek Sedang

14 Tidak Valid Soal Dibuang Sukar

15 Rendah Cukup Mudah

16 Rendah Jelek Mudah

17 Tidak Valid Jelek Terlalu Sukar


(39)

No Soal

Klasifikasi Validitas Soal

Klasifikasi Daya Pembeda Soal

Klasifikasi Tingkat Kesukaran Soal

19 Tidak Valid Jelek Sukar

20 Rendah Jelek Sukar

21 Sangat Rendah Jelek Sukar

22 Tidak Valid Soal Dibuang Sukar

23 Cukup Cukup Sukar

24 Sangat Rendah Jelek Sedang

25 Rendah Baik Sedang

26 Sangat Rendah Soal Dibuang Sukar

27 Sangat Rendah Cukup Sedang

28 Cukup Cukup Sukar

29 Rendah Jelek Sedang

30 Cukup Jelek Sukar

Reliabilitas Tes : Sedang

Setelah melakukan analisis terhadap hasil uji instrumen, keterwakilan soal untuk setiap indikator ketercapaian kompetensi, maka soal-soal yang dipakai dalam penelitian jumlahnya adalah 20 soal dari 30 soal yang diujikan. Sepuluh soal yang kemudian tidak dipakai dalam penelitian adalah soal no 1, 4, 8, 9, 14, 17, 19, 21, 22 dan 27. Sedangkan 20 soal yang lain mengalami perbaikan baik dari segi konten, no urut ataupun penulisan bahasa. Soal-soal ini yang kemudian akan dijadikan sebagai alat ukur pemahaman siswa berdasarkan Teori Marzano pada konsep usaha dan energi. Adapun soal-soal yang dipakai dalam penelitian disususn kembali dalam kisi-kisi yang ditunjukan oleh tabel berikut:


(40)

58

Tabel 3.10. Kisi-kisi Tes Pemahaman Konsep (2)

No Indikator Dimensi Materi No

Soal

1

Menjelaskan hubungan antara usaha, daya, gaya, dan perpindahan

Pemahaman (Integrasi: Informasi) Usaha Daya 3 1 5 4 2 Menggambarkan konsep usaha dengan berbagai

macam bentuk Pemahaman (Penyajian: Informasi) Usaha Perubahan Energi 6 7 11 10 3 Menghitung usaha dalam berbagai bentuk pada kehidupan

sehari-hari

Pemahaman (Integrasi: Prosedur Menta dan prosedur

Operasionall) Usaha Perubahan Energi 8 12 9 2 4 Menganalisis hubungan antara usaha dengan

perubahan energi Analisis (Menggeneralisasi: Informasi) Usaha 14 15 17 18 5 Menyimpulkan hukum kekekalan energi mekanik Pemahaman (Integrasi: Informasi) Hukum Kekekalan Energi Mekanik 16 13 19 20

Sedangkan untuk lembar self-assesssment setelah melewati tahap bimbingan dari dosen pembimbing dan konsultasi dari dosen ahli program studi psikologi, maka dilakukan uji coba kepada sejumlah siswa sehingga diperoleh hasil rekapitulasi lembar self-assesssment sebagai mana ditunjukan oleh tabel berikut:


(41)

Tabel 3.11. Rekapitulasi Hasil Uji Coba Instrumen Lembar Self-Assesssment

No Indikator No Soal/

Pertemuan Klasifikasi Validitas Klasifikasi Reliabilitas 1 Menjelaskan hubungan antara usaha, daya, gaya, dan perpindahan

1/1 Cukup

Sedang

13/1 Tinggi

14/1 Tinggi

2/1 Rendah

18/1 Cukup

7/1 Cukup

8/1 Cukup

19/1 Tinggi

2

Menggambarkan konsep usaha dengan berbagai macam bentuk

3/1 Cukup

Sedang

4/1 Cukup

15/1 Cukup

16/1 Cukup

21/1 Tinggi

22/1 Tinggi

10/1 Rendah

9/1 Cukup

3

Menghitung usaha dalam berbagai bentuk pada

kehidupan sehari-hari

5/1 Cukup

Sedang

6/1 Cukup

17/1 Sangat Tinggi

20/1 Cukup

12/1 Tinggi

11/1 Cukup

4

Menganalisis hubungan antara usaha dengan perubahan energi

1/2 Tinggi

Sedang

2/2 Tinggi

9/2 Sangat Tinggi 10/2 Sangat Tinggi

13/2 Tinggi

14/2 Cukup

7/2 Cukup

5/2 Cukup

5

Menyimpulkan hukum kekekalan energi mekanik

3/2 Tinggi

Rendah

4/2 Tinggi

12/2 Cukup

11/2 Cukup

8/2 Cukup


(42)

60

Setelah melalui proses konsultasi dan uji coba lembar self-assesssment tidak mengalami perubahan yang berarti hanya mengalami perbaikan kata-kata dan tata bahasa sehingga lembar self-assesssment yang digunakan adalah lembar self-assesssment dengan kisis-kisi seperti yang ditunjukan pada tabel 3.1.

Adapun bagian yang akan dianalisis pada penelitian ini adalah hasil dari lembar self-assesssment dan tes pemahaman konsep yang dikerjakan siswa untuk indikator yang memenuhi kriteria pemahman yang berorientasi pada Teori Marzano. Sedangkan indikator yang lain tetap dibuat dan dilaksanakan untuk memenuhi kompetensi dasar dan kegiatan pembelajaran di dalam kelas.


(43)

107 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa rancangan self-assessment yang dapat mengungkap pemahaman siswa yang berorientasi pada Teori Marzano dalam konsep usaha dan energi terdiri dari 4 fase utama yaitu persiapan, implementasi, evaluasi dan tindak lanjut serta replikasi. Keempat fase self-assessment tersebut harus digunakan pada siswa yang telah terbiasa melaksanakan self-assessment. Selain itu dapat juga disimpulkan hal-hal berikut:

1. Rancangan self-assessment yang dapat mengungkap pemahaman siswa yang berorintasi pada Teori Marzao pada konsep usaha dan energi terdiri dari tahapan-tahapan yang mengacu kepada empat fase pelaksanaan

self-assessment, tahapan-tahapan ini harus dilakukan secara berkesinambungan dan disesuaikan dengan kebutuhan siswa.

2. Dengan menggunakan self-assessment dalam pembelajaran maka seorang guru juga dapat menampilkan profil pemahaman siswa terhadap satu pelajaran tertentu dengan rinci berdasarkan indikator ketercapaian kompetensi.

3. Dengan menggunakan assessment dalam pembelajaran maka

self-assessment dapat mengungkap pemahaman siswa lebih dalam daripada


(44)

108

self-assessment harus memperhatikan karakteristiknya sebagai bagian dari

tes formatif yang lebih berfungsi untuk pembelajaran lebih lanjut daripada memberikan grade atau nilai terhadap capaian siswa.

4. Beberapa kelebihan dalam penggunaan self-assessment dalam mengungkap pemahaman siswa yang berorientasi pada Teori Marzano dalam konsep usaha dan energi adalah pertama, pelaksanaan

self-assessment dalam proses pembelajaran di kelas memberikan banyak

dampak positif terutama dalam meningkatkan kebermaknaan dan kesadaran khususnya terhadap proses penilaian. Kedua, pelaksanaan

self-assessment meningkatkan aktivitas pembelajaran siswa di kelas khusunya

penilaian. Ketiga, pelaksanaan self-assessment merupakan penilaian siswa sendiri terhadap hasil dan proses pembelajarannya sehingga mengembangkan sikap-sikap positif seperti sikap jujur, tanggung jawab, percaya diri dan sikap-sikap positif lainnya. Keempat hasil

self-assessment yang dilakukan oleh siswa dapat menunjukan pemahaman

siswa yang berorientasi pada Teori Marzano dan pemahaman ini dapat diamati setiap indikatornya atau bahkan setiap bagian dari indikatornya. Sedangkan kekurangan pelaksanaan self-assessment dalam mengungkap pemahaman siswa yang berorientasi pada Teori Marzano dalam konsep usaha dan energi yaitu pertama karena hasil self-assessment memberikan tingkat subjektivitas yang tinggi. Kedua pelaksanaan self-assessment membutuhkan persiapan yang sangat matang sehingga akan menguras banyak waktu dan tenaga baik tenaga siswa maupun tenaga guru itu sendiri.

5. Dukungan pelaksanaan self-assessment dalam mengungkap pemahaman siswa yang berorientasi pada Teori Marzano dalam konsep usaha dan energi. Pertama suasana dan proses pembelajaran yang baru bagi siswa


(45)

membuat siswa bersemangat terhadap proses pembelajaran. Kedua pelibatan siswa yang lebih dari biasanya dalam proses pembelajaran dan pelaksanaan self-assessment menjadikan siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran sedangkan hambatan yang muncul dalam pelaksanaan

self-assessment untuk mengungkap pemahaman siswa yang berorientasi pada

Teori Marzano dalam konsep usaha dan energi. Hambatan pertama adalah kesiapan siswa dan guru dalam pelaksanaan self-assessment yang masih kurang. Kedua masih dapat ditemukan beberapa pernyataan

self-assessment yang masih kurang dipahami oleh siswa.

B. Saran

Setelah mengalamai kajian mendalam terhadap hasil penelitian dan guna memperbaiki pelaksanaan self-assessment selanjutnya atau sebagai masukan untuk penelitian self-assessment lebih lanjut maka dirumuskanlah beberapa saran yang harus dilakukan. Adapun saran-saran yang harus dilakukan untuk pelaksanaan self-assessment adalah sebagai berikut:

1. Fase persiapan dari pelaksanaan self-assessment harus dilakukan dengan lebih optimal terutama pertemuan yang digunakan untuk memberikan pemahaman tentang assessment dan latihan penggunaan

self-assessment. Dari sudut pandang pelaksana, pelaksana harus mempersiapkan, memeriksa dan mengkonsultasikan terlebih dahulu terkait apa yang akan diberikan kepada siswa. Sedangkan dari sudut pandang siswa dilakukan dengan optimalisasi pertemuan pertama sebagai pondasi awal pelaksanaan self-assessment.

2. Seorang guru atau peneliti harus memiliki waktu yang terjadwal baik dalam proses pembelajaran di kelas ataupun di luar pembelajaran untuk


(46)

110

melakukan hal-hal yang mendukung proses pelaksanaan self-assessment yang baik.

3. Sekelompok siswa tidak bisa secara instan mendapatkan hasil dari proses pelaksanaan self-assessment secara langsung tapi dibutuhkan waktu yang panjang untuk memetik hasil proses pelaksanaan self-assessment baik di dalam kelas maupun di luar kelas sehingga pelaksanaan self-assessment tidak bisa dilakukan sekali tapi harus dilakukan berkali-kali.

4. Semua tahapan dalam penelitian harus terdokumentasi secara lengkap dan utuh dan proses wawancara sebaiknya tidak dilakukan oleh peneliti langsung untuk menghindari subjektivitas dari peneliti.


(47)

111

Ako, Wahanga Wakapari. (2009). Assessment Matters: Self-Assessment and Peer Assessment. Teaching Development Unit. Hamilton

Andrade, H. & Du, Y. (2007). Student responses to criteria-referenced self-Assessment.

Assessment and Evaluation in Higher Education, 32 (2), 159-181

Arifin, Zaenal. (2009). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Arikunto, Suharsimi. (2008). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta

Baharudin dkk. (2006). Kamus Pintar Plus Fisika untuk SMA. Bandung. Epsilon Grup

Falchikov. (2003). Involving Students in Assessment. Pshyichology Learning and Teaching. 102-108

Gieone. (2011). Perlunya Self Assessment dalam Penilaian Belajar [online]. Tersedia: http://gieonedhana.blogspot.com/2011/03/self-assessment.html . [15 Agustus 2012]

Goode, Kevin., Kingston, Teresa., Grant, Janet Millar., Munson, Lorellie. (2010). Assessment for Learning: Etfo Voice

Hasanah, E.W. (2006). Penggunaan Self-Assessment untuk Mengungkap Penguasaan Konsep Siswa pada Konsep Reproduksi. Skripsi Jurusan Pendidikan Biologi: tidak diterbitkan Kuswana, Wowo Sunaryo. (2012). Taksonomi Kognitif. Bandung: PT Remaja Rosdarakya.


(48)

112

Komara, Desri As’adi. (2011). Penggunaan Self Assessment dalam Mengungkap Pemahaman Siswa Sma Pada Konsep Pencemaran Lingkungan. Skripsi Jurusan pendidiakn Biologi. Tidak diterbitkan

Marhaeni, A.A Istri N. (2007). Asesmen Otentik dalam Rangka KTSP Suatu Upaya Pemberdayaan Guru dan Siswa. Tidak diterbitkan.

Marzano dkk. (1994). Assessing Student Outcomes : Performence Assessment Using the Dimensions of Learning Model. Alexandria: Association for Supervision and Curriculum Development. Lucas Heights Community School

Marzano dkk. (2007). Designing & Assessing Educational Objectives : Applying the New Taxonomy. California: Corwin Press

McCrae, Janeta. (1993). Self-Assessment: An Essential Learning Key. Leeds. The Higher Education Academy

Orsmond, Paul. (2004). Slf- and Peer- Assessment Guidence on Practice in the Biosciences. Great Britain: Centre for Bioscince, The Higher Education Academy.

Pawito (2008). Penelitian Komunikasi Kualitatif. Yogyakarta : LKiS Yogyakarta.

Purnama, Yaktiva Dwi. (2012). Penerapan Self Assessment Pada Tes Formatif Hidrokarbon Untuk Feedback Siswa Sma Kelas X. Skripsi Jurusan Pendidikan Kimia. Tidak Diterbitkan.

Purwanto, N. (1984). Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Rolheiser, Carol., Ross, John A. (2003). Student Self-Evaluation: What Research Says and What

Practice Shows. [online]. Tersedia: http://www.cdl.org/resource-library/articles/self_eval.php. [4 Mei 2013]


(49)

Aksara

Schools Assessment and Reporting Unit. (2000). Assessment and Reporting Issues 7-12, Bulletin 3 Student self and peer assessment. New South Wales : Deptartement of Education and Training

Septiani, Reni. (2011). Penerapan Self Assessment dalam Mengungkap Penguasaan Konsep Siswa SMP pada Materi IPBA. Skripsi Jurusan Pendidikan Fisika. Tidak Diterbitkan Sluijsmans, D., Dochy, F., Moerkerke., G. (1999). Creating A Learning Environment by using

self-, peer- and co- assessment. Learning Environment Reserch 1: 293-319

Sluijsmans, D., Dochy, F., Moerkerke., G. (1998). The use of self-, peer- and co- assessment in higher education Areview of literature. Educational Technology Expertise Centre Open University of Netherland

Sudaryono. (2012). Dasar-dasar Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Suhendar. (2012). Fisika SMA Online [Online]. Tersedia: http://fisikasma-online.blogspot.com/2010/02/self-assessment.html. [15 Agustus 2012]

The Literacy and Numeracy Secretariat Capacity Building Series (2007). Student Self-Assessment.[online].Tersedia:http://www.edu.gov.on.ca/eng/literacynumeracy/inspire/res earch/capacityBuilding.html. [4 Mei 2013]

Uno, Hamzah D., Koni, Satria. (2012). Assessment Pembelajaran. Jakarta. PT Bumi Aksara. Zulharman. (2007). Self dan Peer Assessment sebagai Penilaian Formatif dan Sumatif. Tersedia;

http://zulharman79.wordpress.com/2007/05/29/self-assessment-sebagai-penilaian-formatif-dan-sumatif/. [15 Agustus 2012]


(1)

108

Muhammad Mabrudy, 2013

Penggunaan Self-Assessment Untuk Mengungkap Pemahaman Siswa Yang Berorientasi Pada Teori Marzano Dalam Konsep Usaha Dan Energi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

self-assessment harus memperhatikan karakteristiknya sebagai bagian dari tes formatif yang lebih berfungsi untuk pembelajaran lebih lanjut daripada memberikan grade atau nilai terhadap capaian siswa.

4. Beberapa kelebihan dalam penggunaan self-assessment dalam mengungkap pemahaman siswa yang berorientasi pada Teori Marzano dalam konsep usaha dan energi adalah pertama, pelaksanaan self-assessment dalam proses pembelajaran di kelas memberikan banyak dampak positif terutama dalam meningkatkan kebermaknaan dan kesadaran khususnya terhadap proses penilaian. Kedua, pelaksanaan self-assessment meningkatkan aktivitas pembelajaran siswa di kelas khusunya penilaian. Ketiga, pelaksanaan self-assessment merupakan penilaian siswa sendiri terhadap hasil dan proses pembelajarannya sehingga mengembangkan sikap-sikap positif seperti sikap jujur, tanggung jawab, percaya diri dan sikap-sikap positif lainnya. Keempat hasil self-assessment yang dilakukan oleh siswa dapat menunjukan pemahaman siswa yang berorientasi pada Teori Marzano dan pemahaman ini dapat diamati setiap indikatornya atau bahkan setiap bagian dari indikatornya. Sedangkan kekurangan pelaksanaan self-assessment dalam mengungkap pemahaman siswa yang berorientasi pada Teori Marzano dalam konsep usaha dan energi yaitu pertama karena hasil self-assessment memberikan tingkat subjektivitas yang tinggi. Kedua pelaksanaan self-assessment membutuhkan persiapan yang sangat matang sehingga akan menguras banyak waktu dan tenaga baik tenaga siswa maupun tenaga guru itu sendiri.

5. Dukungan pelaksanaan self-assessment dalam mengungkap pemahaman siswa yang berorientasi pada Teori Marzano dalam konsep usaha dan energi. Pertama suasana dan proses pembelajaran yang baru bagi siswa


(2)

Muhammad Mabrudy, 2013

Penggunaan Self-Assessment Untuk Mengungkap Pemahaman Siswa Yang Berorientasi Pada Teori Marzano Dalam Konsep Usaha Dan Energi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

membuat siswa bersemangat terhadap proses pembelajaran. Kedua pelibatan siswa yang lebih dari biasanya dalam proses pembelajaran dan pelaksanaan self-assessment menjadikan siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran sedangkan hambatan yang muncul dalam pelaksanaan self-assessment untuk mengungkap pemahaman siswa yang berorientasi pada Teori Marzano dalam konsep usaha dan energi. Hambatan pertama adalah kesiapan siswa dan guru dalam pelaksanaan self-assessment yang masih kurang. Kedua masih dapat ditemukan beberapa pernyataan self-assessment yang masih kurang dipahami oleh siswa.

B. Saran

Setelah mengalamai kajian mendalam terhadap hasil penelitian dan guna memperbaiki pelaksanaan self-assessment selanjutnya atau sebagai masukan untuk penelitian self-assessment lebih lanjut maka dirumuskanlah beberapa saran yang harus dilakukan. Adapun saran-saran yang harus dilakukan untuk pelaksanaan self-assessment adalah sebagai berikut:

1. Fase persiapan dari pelaksanaan self-assessment harus dilakukan dengan lebih optimal terutama pertemuan yang digunakan untuk memberikan pemahaman tentang assessment dan latihan penggunaan self-assessment. Dari sudut pandang pelaksana, pelaksana harus mempersiapkan, memeriksa dan mengkonsultasikan terlebih dahulu terkait apa yang akan diberikan kepada siswa. Sedangkan dari sudut pandang siswa dilakukan dengan optimalisasi pertemuan pertama sebagai pondasi awal pelaksanaan self-assessment.

2. Seorang guru atau peneliti harus memiliki waktu yang terjadwal baik dalam proses pembelajaran di kelas ataupun di luar pembelajaran untuk


(3)

110

Muhammad Mabrudy, 2013

Penggunaan Self-Assessment Untuk Mengungkap Pemahaman Siswa Yang Berorientasi Pada Teori Marzano Dalam Konsep Usaha Dan Energi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

melakukan hal-hal yang mendukung proses pelaksanaan self-assessment yang baik.

3. Sekelompok siswa tidak bisa secara instan mendapatkan hasil dari proses pelaksanaan self-assessment secara langsung tapi dibutuhkan waktu yang panjang untuk memetik hasil proses pelaksanaan self-assessment baik di dalam kelas maupun di luar kelas sehingga pelaksanaan self-assessment tidak bisa dilakukan sekali tapi harus dilakukan berkali-kali.

4. Semua tahapan dalam penelitian harus terdokumentasi secara lengkap dan utuh dan proses wawancara sebaiknya tidak dilakukan oleh peneliti langsung untuk menghindari subjektivitas dari peneliti.


(4)

111

Muhammad Mabrudy, 2013

Penggunaan Self-Assessment Untuk Mengungkap Pemahaman Siswa Yang Berorientasi Pada Teori Marzano Dalam Konsep Usaha Dan Energi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Ako, Wahanga Wakapari. (2009). Assessment Matters: Self-Assessment and Peer Assessment. Teaching Development Unit. Hamilton

Andrade, H. & Du, Y. (2007). Student responses to criteria-referenced self-Assessment. Assessment and Evaluation in Higher Education, 32 (2), 159-181

Arifin, Zaenal. (2009). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Arikunto, Suharsimi. (2008). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta

Baharudin dkk. (2006). Kamus Pintar Plus Fisika untuk SMA. Bandung. Epsilon Grup

Falchikov. (2003). Involving Students in Assessment. Pshyichology Learning and Teaching. 102-108

Gieone. (2011). Perlunya Self Assessment dalam Penilaian Belajar [online]. Tersedia: http://gieonedhana.blogspot.com/2011/03/self-assessment.html . [15 Agustus 2012]

Goode, Kevin., Kingston, Teresa., Grant, Janet Millar., Munson, Lorellie. (2010). Assessment for Learning: Etfo Voice

Hasanah, E.W. (2006). Penggunaan Self-Assessment untuk Mengungkap Penguasaan Konsep Siswa pada Konsep Reproduksi. Skripsi Jurusan Pendidikan Biologi: tidak diterbitkan


(5)

112

Muhammad Mabrudy, 2013

Penggunaan Self-Assessment Untuk Mengungkap Pemahaman Siswa Yang Berorientasi Pada Teori Marzano Dalam Konsep Usaha Dan Energi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Komara, Desri As’adi. (2011). Penggunaan Self Assessment dalam Mengungkap Pemahaman Siswa Sma Pada Konsep Pencemaran Lingkungan. Skripsi Jurusan pendidiakn Biologi. Tidak diterbitkan

Marhaeni, A.A Istri N. (2007). Asesmen Otentik dalam Rangka KTSP Suatu Upaya Pemberdayaan Guru dan Siswa. Tidak diterbitkan.

Marzano dkk. (1994). Assessing Student Outcomes : Performence Assessment Using the Dimensions of Learning Model. Alexandria: Association for Supervision and Curriculum Development. Lucas Heights Community School

Marzano dkk. (2007). Designing & Assessing Educational Objectives : Applying the New Taxonomy. California: Corwin Press

McCrae, Janeta. (1993). Self-Assessment: An Essential Learning Key. Leeds. The Higher Education Academy

Orsmond, Paul. (2004). Slf- and Peer- Assessment Guidence on Practice in the Biosciences. Great Britain: Centre for Bioscince, The Higher Education Academy.

Pawito (2008). Penelitian Komunikasi Kualitatif. Yogyakarta : LKiS Yogyakarta.

Purnama, Yaktiva Dwi. (2012). Penerapan Self Assessment Pada Tes Formatif Hidrokarbon Untuk Feedback Siswa Sma Kelas X. Skripsi Jurusan Pendidikan Kimia. Tidak Diterbitkan.

Purwanto, N. (1984). Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Rolheiser, Carol., Ross, John A. (2003). Student Self-Evaluation: What Research Says and What Practice Shows. [online]. Tersedia: http://www.cdl.org/resource-library/articles/self_eval.php. [4 Mei 2013]


(6)

Muhammad Mabrudy, 2013

Penggunaan Self-Assessment Untuk Mengungkap Pemahaman Siswa Yang Berorientasi Pada Teori Marzano Dalam Konsep Usaha Dan Energi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Sairin, Weinata. (2012). Himpunan Peraturan di Bidang Pendidikan. Jakarta. Jala Permata Aksara

Schools Assessment and Reporting Unit. (2000). Assessment and Reporting Issues 7-12, Bulletin 3 Student self and peer assessment. New South Wales : Deptartement of Education and Training

Septiani, Reni. (2011). Penerapan Self Assessment dalam Mengungkap Penguasaan Konsep Siswa SMP pada Materi IPBA. Skripsi Jurusan Pendidikan Fisika. Tidak Diterbitkan

Sluijsmans, D., Dochy, F., Moerkerke., G. (1999). Creating A Learning Environment by using self-, peer- and co- assessment. Learning Environment Reserch 1: 293-319

Sluijsmans, D., Dochy, F., Moerkerke., G. (1998). The use of self-, peer- and co- assessment in higher education Areview of literature. Educational Technology Expertise Centre Open University of Netherland

Sudaryono. (2012). Dasar-dasar Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Suhendar. (2012). Fisika SMA Online [Online]. Tersedia: http://fisikasma-online.blogspot.com/2010/02/self-assessment.html. [15 Agustus 2012]

The Literacy and Numeracy Secretariat Capacity Building Series (2007). Student Self-Assessment.[online].Tersedia:http://www.edu.gov.on.ca/eng/literacynumeracy/inspire/res earch/capacityBuilding.html. [4 Mei 2013]

Uno, Hamzah D., Koni, Satria. (2012). Assessment Pembelajaran. Jakarta. PT Bumi Aksara.

Zulharman. (2007). Self dan Peer Assessment sebagai Penilaian Formatif dan Sumatif. Tersedia;