PENERAPAN PEER ASSESSMENT PADA TES FORMATIF HIDROKARBON UNTUK FEEDBACK SISWA SMA KELAS X.

(1)

v DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang... 1

B. Rumusan Masalah... 4

C. Tujuan Penelitian... 4

D. Manfaat Penelitian... 5

E. Penjelasan Istilah... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7

A. Peer Assessment... 7

1. Peer Assessment sebagai Inovasi Kegiatan Evaluasi... 7

2. Pengertian, Tujuan, dan Manfaat Peer Assessment... 9

3. Keunggulan dan Kelemahan Peer Assessment... 10

B. Tes Formatif... 11

C. Feedback... 13


(2)

vi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 23

A. Metode Penelitian... 23

B. Subjek Penelitian... 23

C. Alur Penelitian... 23

D. Instrumen Penelitian... 25

1. Tes Tertulis... 25

2. Lembar Peer Assessment... 26

3. Angket... 26

4. Pedoman Wawancara... 27

5. Lembar Observasi... 27

E. Uji coba dan Analisis Instrumen... 27

F. Prosedur Penelitian... 28

1. Tahap Persiapan... 28

2. Tahap Pelaksanaan... 28

3. Tahap Penyelesaian... 29

G. Teknik Pengolahan Data... 30

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 33

A. Hasil Penelitian... 33

1. Pelaksanaan Peer Assessment dalam Menilai Pemahaman Siswa ... 33

2. Kemampuan Siswa dalam melakukan Peer Assessment... 40


(3)

vii

4. Kendala-kendala yang ditemukan pada Penerapan Peer

Assessment... 43

B. Pembahasan... 45

1. Pelaksanaan Peer Assessment untuk Menilai Pemahaman Siswa... 45

2. Kemampuan Siswa dalam Melakukan Peer Assessment... 51

3. Peer Assessment sebagai Feedback untuk Siswa... 51

4. Kendala-kendala yang ditemukan pada Penerapan Peer Assessment . ... 53

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 55

A. Kesimpulan... 55

B. Saran... 56

DAFTAR PUSTAKA ... 57

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 59 RIWAYAT HIDUP


(4)

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Deret Homolog Senyawa Alkana ... 19 Tabel 2.2 Sifat Fisik dan Sifat Kimia Senyawa Alkana ... 21 Tabel 3.1 Skala Kategori Kemampuan Siswa dalam Menyelesaikan Tes ... 31 Tabel 3.2 Skala Kategori Kemampuan Siswa

dalam Melakukan Peer Assessment ... 32 Table 3.3 Skala Kategori Jawaban Angket Siswa ... 32 Tabel 4.1 Kendala-kendala pada pelaksanaan Peer Assessment ... 44


(5)

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Struktur Lewis Atom Karbon ... 16

Gambar 2.2 Struktur Etana, Etena, dan Etuna ... 17

Gambar 3.1 Bagan Alur penelitian ... 24

Gambar 4.1 Hasil Angket untuk Tahap Pemotivasian Siswa ... 34

Gambar 4.2 Hasil Angket untuk Tahap Pelatihan Peer Assessment ... 35

Gambar 4.3 Hasil Angket untuk Tahap Pelaksanaan Tes Formatif dengan Petunjuk Feedback ... 36

Gambar 4.4 Hasil Angket untuk Tahap Pelaksanaan Peer Assessment sebagai Feedback untuk Siswa ... 37

Gambar 4.5 Tanggapan Siswa terhadap Peer Assessment ... 39

Gambar 4.6 Kategori Kemampuan Peer Assessment Siswa ... 40

Gambar 4.7 Perbandingan Nilai Tes Formatif Siswa dengan Observer... 42

Gambar 4.8 Perbandingan Kemampuan Siswa dalam Melakukan Peer Assessment ... 43


(6)

x DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A

A. 1 Silabus Mata Pelajaran Kimia Semester 2 ... 59

A. 2 RPP Hidrokarbon ... 60

Lampiran B B. 1 Kisi-kisi Soal Tes Formatif ... 92

B. 2 Lembar Validasi Soal Tes Formatif ... 96

B. 3 Lembar Validasi Soal Tes Formatif Hidrokarbon untuk Feedback ... 100

B. 4 Lembar Soal Tes Formatif ... 106

B. 5 Lembar Jawaban Tes Formatif ... 109

B. 6 Lembar Observasi ... 111

B.7 Lembar Peer Assessment ... 115

B. 8 Kisi-kisi Soal Pretes-Postes ... 118

B. 9 Validasi Soal Pretes-Postes ... 128

B. 10 Lembar Soal Pretes-Postes ... 137

B. 11 Lembar Jawaban Soal Pretes-Postes ... 143

B. 12 Angket Siswa ... 144

B. 13 Pedoman Wawancara Siswa ... 146

Lampiran C C.1 Rekap Nilai Siswa ... 148


(7)

xi

C. 3 Kategori Kemampuan Siswa ... 151

C. 4 Rekapitulasi Nilai Tes Formatif ... 152

C. 5 Kemampuan Peer Assessment Siswa ... 154


(8)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kondisi pendidikan di Indonesia masih sangat minim dalam hal inovasi pembelajaran terutama dalam penilaian pembelajaran. Pada sebagian besar penilaian, siswa tidak diberi kebebasan untuk mengungkapkan apa yang menjadi kesulitan ataupun kelemahan dalam dirinya sehingga penilaian menjadi berpusat pada guru.

Penilaian pembelajaran bertujuan untuk mengetahui bagaimana cara untuk menginformasikan dan mengikutsertakan diri siswa dalam proses penilaian. Guru melakukannya dengan cara memberikan pertanyaan pada siswa untuk melihat bagaimana siswa menggunakan penilaian tersebut, tidak hanya untuk mengukur pembelajaran yang telah diperoleh tetapi untuk memungkinkan siswa belajar lebih efektif setelah proses pembelajaran.

Pada hakekatnya assessment merupakan salah satu bagian yang tidak terpisah dari proses pembelajaran, tetapi kegiatan assessment ini seolah terpisah dari prinsip student center (Suhendar, 2009). Dengan demikian, suatu bentuk penilaian alternatif yang melibatkan siswa dirasakan perlu untuk dikembangkan.

Dalam penilaian pembelajaran terdapat teknik penilaian yang melibatkan siswa dalam proses penilaian salah satunya adalah peer assessment. Peer assessment merupakan suatu bentuk penilaian yang dilakukan seorang siswa


(9)

2

terhadap siswa lainnya (Centre of Educational Development, 2002). Berdasarkan penelitian Gibbs (Bedford, 2007) menyatakan bahwa melalui peer assesment ini ditemukan bahwa rata-rata nilai siswa meningkat.

Tidak hanya itu, dengan menilai hasil pekerjaan rekannya, siswa dapat mengembangkan keterampilan untuk menilai karya orang lain, mengetahui kesalahan mereka sendiri, dan membimbing mereka untuk memecahkan masalah. Hal ini juga mendorong siswa belajar secara aktif dan belajar melakukan self assesment. Selain itu juga peer assessment ini melatih siswa untuk menanamkan sifat objektif.

Hal yang sama diungkapkan dalam penelitian Jordan (Bedford, 2007) dimana tercatat bahwa penialaian siswa dan feedback memfasilitasi kerja kelompok sehingga siswa yang pasif dapat ambil bagian dalam kerja kelompok tersebut. Race (2001) mengungkapkan bahwa peer assessment dapat digunakan sebagai bentuk penilaian untuk menilai tes tertulis, laporan dan performance siswa.

Hal senada diungkapkan pula oleh Zulharman (2007), yang menyatakan bahwa peer assessment dapat digunakan sebagai bentuk penilaian terutama penilaian formatif baik itu menilai kemampuan kognitif maupun kemampuan non-kognitif. Untuk itu, peer assessment bisa digunakan untuk penilaian formatif siswa.

Sebelumnya penelitian mengenai peer assessment ini telah dilakukan oleh Nanat Ma’ruf, penerapan peer assessment ini dilakukan untuk menilai kinerja siswa SMK dalam titrasi asam basa. Dewasa ini, peer assessment


(10)

3

digunakan pada tes formatif sebagai feedback. Hal ini didasari oleh ketidakpuasan yang dialami siswa atas ketentuan penilaian dan feedback yang mereka terima yang diketahui melalui survey di Inggris (Bedford dan Serena, 2007).

Untuk itu, penulis merasa perlu untuk mengembangkan bagaimana peer assessment ini jika diterapkan untuk menilai tes formatif siswa yang digunakan sebagai feedback. Adapun topik yang dipilih yaitu hidrokarbon. Sesuai dengan standar kompetensi yang ingin dicapai, hidrokarbon merupakan salah satu materi yang membutuhkan penguasaan konsep yang tinggi. Materi hidrokarbon merupakan salah satu materi kimia yang konsep-konsepnya dipandang sukar untuk dipahami. Sebagian besar siswa tidak mampu menghubungkan apa yang mereka pelajari dengan bagaimana pengetahuan itu diterapkan untuk menyelesaikan masalah dalam situasi yang berbeda, baik untuk mengerjakan soal-soal ataupun menerapkan konsep dalam kehidupan sehari-hari.

Irfansyah (2011) mengatakan bahwa banyak hal yang menyebabkan materi hidrokarbon menjadi sulit. Kesulitan ini timbul karena siswa hanya menghafal istilah dan tidak memahami maksud dari istilah yang sering dipergunakan dalam pengajaran kimia. Kebanyakan konsep-konsep dalam ilmu kimia maupun materi kimia secara keseluruhan merupakan konsep atau materi yang bersifat abstrak dan kompleks, sehingga siswa dituntut memahami konsep tersebut secara benar dan mendalam. Salah satunya yaitu kurangnya pemahaman mengenai konsep hidrokarbon, yaitu golongan senyawa yang


(11)

4

hanya terdiri atas unsur hidrogen dan karbon yang penggolongannya didasarkan dari bentuk rantai karbon dan bentuk ikatannya.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang penelitian di atas, rumusan masalah untuk penelitian ini adalah:

“Bagaimana penerapan peer assesment pada tes formatif hidrokarbon untuk feedback siswa SMA kelas X?”

Dari rumusan masalah pokok di atas, dapat dikembangkan menjadi beberapa sub masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana pelaksanaan peer assessment dalam menilai pemahaman siswa pada materi hidrokarbon?

2. Bagaimana kemampuan siswa dalam melakukan peer assessment?

3. Apakah peer assessment pada tes formatif hidrokarbon bisa digunakan untuk feedback kepada siswa?

4. Apa saja kendala yang dihadapi pada pelaksanaan peer assessment?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang penerapan peer assessment pada tes formatif hidrokarbon untuk feedback siswa dalam menilai pemahaman konsep siswa pada materi hidrokarbon.


(12)

5

1. Mengetahui bagaimana pelaksanaan p e e r assessment dalam menilai pemahaman siswa pada materi hidrokarbon.

2. Mengetahui bagaimana kemampuan siswa dalam melakukan peer assessment.

3. Mengetahui apakah peer assessment pada tes formatif hidrokarbon bisa digunakan untuk feedback kepada siswa.

4. Mengetahui apa saja kendala yang dihadapi pada pelaksanaan peer assessment.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan harapan dapat memberikan manfaat dalam dunia pendidikan, seperti diantaranya:

1. Bagi Siswa

a. Melaksanakan kegiatan evaluasi dengan memusatkan pada siswa (student center)

b. Melatih siswa untuk menilai secara objektif

c. Melatih kepercayaan diri siswa dalam menilai orang lain khususnya temannya.

2. Bagi Guru

a. Mengetahui tahapan pelaksanaan penerapan peer assessment pada tes formatif hidrokarbon.


(13)

6

c. Menjadi bahan evaluasi agar mampu memberikan feedback yang lebih terarah agar bisa memperbaiki pembelajaran selanjutnya.

3. Bagi Peneliti

a. Memberikan gambaran mengenai peer assessment pada tes formatif hidrokarbon.

b. Menyediakan pola tes yang berbeda untuk dikembangkan dan diteliti penerapannya pada materi lain atau pada mata pelajaran lain.

c. Manjadi bahan rujukan untuk penelitian selanjutnya.

E. Penjelasan Istilah

1. Penerapan berarti proses, cara, perbuatan menerapkan. (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2008)

2. Peer assessment merupakan suatu bentuk penilaian yang dilakukan seorang siswa terhadap siswa lainnya (Centre of Educational Development, 2002).

3. Tes formatif adalah kegiatan penilaian yang bertujuan untuk mancari umpan balik (feedback), yang selanjutnya hasil penilaian tersebut dapat digunakan untuk memperbaiki proses belajar mengajar yang sedang atau yang akan dilaksanakan. (Purwanto, 2009).

4. Feedback atau umpan balik atau balikan adalah segala informasi baik yang menyangkut output maupun transformasi. (Arikunto, 2010)

5. Hidrokarbon merupakan salah satu senyawa karbon yang paling sederhana yang hanya tersusun atas unsur karbon dan hidrogen. (Purba, 2007)


(14)

23 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif. Penelitian deskriptif ini memaparkan suatu fenomena dalam pembelajaran dengan ukuran-ukuran statistik, seperti frekuensi, persentase, rata-rata, variabilitas (rentang dan simpangan baku), serta citra visual dari data misalnya dalam bentuk grafik (Firman, 2007). Menurut Arikunto (2010) dalam penelitian deskriptif, peneliti tidak melakukan apa-apa terhadap objek atau wilayah yang diteliti. Peneliti hanya meneliti apa yang terjadi pada objek atau wilayah yang diteliti, kemudian memaparkannya. Metode ini berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberikan gambaran mengenai penerapan peer assessment pada tes formatif hidrokarbon untuk feedback siswa SMA kelas X.

B. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Puragabaya Bandung yang berjumlah 20 orang.

C. Alur Penelitian

Adapun alur penelitian dalam penelitian ini adalah sebagai berikut tertuang dalam Gambar 3.1.


(15)

24

Gambar 3.1 Alur penelitian Analisis materi hidrokarbon pada

standar isi kimia dalam KTSP

Studi kepustakaan peer assessment dan feedback

Pembuatan RPP

Pembuatan Instrumen dan Validasi

Tes Tertulis

Lembar Peer Assessment

Angket Pedoman

Wawancara

Uji Coba Instrumen Penelititan Pelaksanaan Penelitian

Analisis Data Data Hasil Penelitian

Kesimpulan Penentuan Kriteria Ideal

dalam Peer Assessment

Pemotivasian dan Pelatihan Peer Assessment

Pemberian Masukan Kriteria oleh Siswa

Pelaksanaan Tes Formatif dengan petunjuk feedback

Pengkomunikasian Hasil

Pemberian Angket dan Wawancara Pelaksanaan Peer Assessment untuk feedback


(16)

25

D. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Tes Tertulis

Perangkat tes yang digunakan dalam penelitian ini soal pretes-postes berupa pilihan ganda dan soal tes formatif berupa esai. Tes tulis ini digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa pada pemahaman konsep hidrokarbon.

Sebelum soal-soal yang disusun digunakan dalam penelitian, maka perlu dilakukan analisis soal yang berkaitan dengan tingkat kesukaran, daya pembeda, validitas dan reliabilitas.

a. Tingkat Kesukaran

Analisis tingkat kesukaran dimaksudkan untuk mengetahui apakah soal tersebut tergolong mudah atau sukar. Tingkat kesukaran adalah bilangan yang menunjukkan sukar atau mudahnya suatu soal (Arikunto, 2009).

b. Daya Pembeda

Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah (Arikunto, 2009).

c. Validitas

Menurut Anderson (Arikunto, 2009) validitas merupakan ukuran kemampuan suatu instrumen untuk mengukur apa yang hendak diukur. Untuk mengetahui validitas instrumen yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan dengan validitas isi, sebuah tes memiliki validitas isi apabila mengukur tujuan


(17)

26

khusus tertentu yang sejajar dengan materi atau isi pelajaran yang diberikan. Validitas isi ini dilakukan oleh validator yang terdiri dari beberapa orang ahli dalam bidang yang akan diukur dengan melihat kesesuaian butir soal dengan indikator.

d. Reliabilitas

Reliabilitas menunjukkan ukuran sejauh mana suatu alat ukur memberikan gambaran yang benar-benar dapat dipercaya tentang kemampuan seseorang (Firman, 2000). Arikunto (2009) menyatakan bahwa reliabilitas itu sama dengan konsistensi atau keajekan.

Suatu tes dikatakan memiliki nilai reliabilitas yang tinggi apabila tes yang dibuat mempunyai hasil yang konsisten dalam mengukur yang hendak diukur. Ini berarti semakin reliabel suatu tes maka semakin yakin bahwa dalam hasil tesnya mempunyai hasil yang sama ketika dilakukan tes kembali.

2. Lembar Peer Assessment

Lembar peer assessment ini merupakan lembar penilaian yang digunakan siswa untuk menilai pekerjaan siswa lain. Lembar peer assessment ini digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam melakukan peer assesment.

3. Angket

Angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang diketahui (Arikunto, 2009). Angket ini digunakan untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap pelaksanaan dan keefektifan instrumen yang digunakan


(18)

27

dalam peer assessment. Validitas isi dan kejelasan bahasa yang dipergunakan dalam angket dilakukan berdasarkan pertimbangan dosen pembimbing.

4. Pedoman Wawancara

Pedoman wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara (interviewer) untuk memperoleh informasi dari terwawancara (Arikunto, 2009). Wawancara ini digunakan untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap pelaksanaan peer assessment.

5. Lembar Observasi

Lembar observasi merupakan salah satu sumber data yang diperoleh pada saat pelaksanaan peer assessment berlangsung. Lembar observasi peer assessment memuat isi yang sama dengan lembar peer assessment untuk menilai pemahaman siswa. Namun, lembar observasi digunakan oleh observer untuk menilai pemahaman siswa dan sebagai pembanding dari hasil lembar peer assessment.

E. Uji Coba dan Analisis Instrumen Tes

Sebelum instrumen digunakan dalam pelaksanaan penelitian, terlebih dahulu dilakukan uji coba instrumen. Hal ini bertujuan untuk mengetahui apakah instrumen yang digunakan sudah baik. Soal tes formatif berbenttuk esai, skor hasil tes ditetapkan berdasarkan jumlah jawaban benar dari 10 item soal. Tes yang digunakan harus memenuhi kriteria tes yang baik antara lain memiliki validitas yang baik, reliabilitas yang baik, daya pembeda yang baik sekali, baik, dan sedang, serta tingkat kesukaran yang mudah, sedang, dan sukar atau sedang semua.


(19)

28

F. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian dibagi ke dalam beberapa tahap, yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap penyelesaian.

1. Tahap persiapan

a. Analisis silabus kimia SMA kelas X

b. Analisis materi hidrokarbon pada buku pegangan siswa c. Analisis peer assessment

d. Pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) e. Penyusunan instrumen penelitian

f. Validasi instrumen penelitian. g. Perizinan penelitian

h. Uji coba instrumen 2. Tahap pelaksanaan

a. Pemotivasian siswa dan pelatihan peer assessment

Untuk lebih memotivasi siswa dalam pelaksanaan pembelajaran, dipaparkan penjelasan mengenai pengertian peer assessment, tujuan penerapan peer assessment, manfaat yang akan didapat dengan mengikuti peer assessment, dan keunggulan peer assessment. Untuk selanjutnya diadakan pelatihan peer assessment supaya siswa paham apa yang harus dilakukan saat pelaksanaan peer assessment pada kegiatan penilaian pembelajaran.


(20)

29

b. Pelaksanaan tes

1) Siswa melaksanakan pretes

2) Siswa melaksanakan tes formatif dengan menggunakan petunjuk lembar feedback biru (tuntunan jawaban) dan lembar feedback merah (jawaban ideal)

3) Siswa melaksanakan peer assessment sesuai dengan tes formatif yang telah dilakukan.

4) Pengumpulan lembar peer assessment.

Lembar peer assessment yang diisi oleh siswa dikumpulkan di akhir pembelajaran.

5) Pelaksanaan postes

Postes dilaksanakan pada jadwal kimia berikutnya. 6) Pengkomunikasian hasil penilaian.

Pengkomunikasian hasil penilaian dilakukan pada jadwal pelajaran kimia berikutnya. Pengkumunikasian ini dimaksudkan untuk memperoleh feedback dari siswa.

7) Pengumpulan data melalui angket siswa.

Pengisian angket oleh siswa dilakukan setelah pelaksanaan postes. 8) Wawancara siswa

Wawancara terhadap beberapa siswa dilakukan setelah siswa mengisi angket dan mengetahui hasil penilaian terhadap tes formatifnya.

c. Tahap penyelesaian


(21)

30

2) Analisis dan pembahasan data penelitian 3) Pembuatan kesimpulan

G. Teknik Pengolahan data 1. Data hasil tes tertulis

a. Mengorganisasi data yang diperoleh tersebut sesuai dengan informasi yang diinginkan.

b. Masing-masing data tersebut dianalisis dan dihubungkan dengan informasi lain yang relevan.

2. Data yang diperoleh dari lembar peer assessment siswa.

a. Membandingkan hasil penilaian pada lembar peer assessment yang dilakukan oleh siswa dengan hasil penilaian pada lembar peer assessment yang dilakukan oleh observer.

b. Penjumlahan skor yang diperoleh siswa.

c. Pengubahan skor mentah siswa ke dalam skala 1 – 100 menggunakan rumus berikut:

Keterangan:

S = nilai yang dicari

R = jumlah skor dari item atau soal yang dijawab benar


(22)

31

3. Hasil perhitungan yang diperoleh kemudian digunakan untuk menentukan kategori kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal berdasarkan skala kategori kemampuan pada tabel di bawah ini.

Tabel 3.1 Skala Kategori Kemampuan Menyelesaikan Soal dalam Tes

Skala Kategori Kemampuan

8,1 – 10 Baik sekali

6,6 – 8,0 Baik

5,6 – 6,5 Cukup

4,1 – 5,5 Kurang

< 4,0 Kurang sekali

(Arikunto, 2009) 4. Data yang diperoleh dari angket

a. Persentase jumlah siswa yang menjawab tiap pertanyaan dalam angket ditentukan dengan menggunakan rumus berikut:

Keterangan:

NP = persentase modus jawaban siswa

f = frekuensi jawaban siswa pada suatu pertanyaan angket N = total siswa

b. Persentase yang telah diketahui digunakan untuk mengklasifikasikan kemampuan siswa dalam melakukan peer assessment berdasarkan skala kategori kemampuan seperti yang tertera pada Tabel 3.2.


(23)

32

Tabel 3.2 Skala Kategori Kemampuan Siswa dalam Melakukan Peer Assessment

Skala Kategori Kemampuan

8,1 – 10 Baik sekali

6,6 – 8,0 Baik

5,6 – 6,5 Cukup

4,1 – 5,5 Kurang

< 4,0 Kurang sekali

(Arikunto, 2009)

c. Melakukan interpretasi terhadap jawaban angket dengan cara membuat penafsiran sebagai berikut:

Tabel 3.3 Skala Kategori Jawaban Angket Siswa No. Persentase Siswa Menjawab “YA” Kategori

1 0 % Tidak Satupun

2 1%-30% Sebagian Kecil

3 31%-49% Hampir Separuhnya

4 50% Separuhnya

5 51%-80% Sebagian Besar

6 81%-99% Hampir Seluruhnya

7 100% Seluruhnya


(24)

55 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengolahan data dapat disimpulkan:

1. Penerapan peer assessment dilaksanakan melalui enam tahapan yaitu tahap pemotivasian siswa, pelatihan peer ssessment, pelaksanaan tes formatif dengan petunjuk feedback, pelaksanaan peer assessment sebagai feedback untuk siswa, pengkomunikasian hasil, dan pemanfaatan hasil. Keseluruhan tahapan peer assessment dapat terlaksana dengan baik walaupun masih terdapat kendala pada tahap pelaksanaan peer assessment sebagai feedback untuk siswa.

2. Kemampuan siswa dalam melakukan peer assessment untuk menilai pemahaman, sebagian kecil siswa (10%) mampu melakukan peer assessment dengan baik, sebagian kecil (20%) lagi dapat melakukan peer assessment dengan cukup baik, dan hampir separuh siswa (35%) berkategori kurang sekali dalam melakukan peer assessment.

3. Penerapan peer assessment pada tes formatif hidrokarbon dapat digunakan sebagai feedback untuk siswa. Hal ini terlihat pada peningkatan nilai postes siswa yang dibandingkan dengan nilai pretes sebelumnya. Hasil wawancara yang dilakukan terhadap beberapa responden yang setuju dengan peer assessment mengaku bahwa penerapan peer assessment bisa untuk menggantikan feedback yang jarang dilakukan oleh guru setelah pembelajaran selesai.


(25)

56

4. Kendala dalam pelaksanaan peer assessment tersebut adalah masih ada siswa yang tidak mengetahui tujuan dan manfaat peer assessment, sebagian kecil siswa tidak memberikan respon positif, dan diskusi hasil penilaian kurang intensif. Secara umum siswa memberikan tanggapan yang baik terhadap penerapan peer assessment untuk menilai pemahaman.

B. Saran

Untuk perbaikan pelaksanaan peer assessment dalam menilai pemahaman konsep siswa pada hidrokarbon, beberapa hal yang harus diperhatikan adalah: 1. Bagi guru

a. Tahap pemotivasian harus dilakukan lebih intensif agar siswa benar-benar memahami tujuan dan manfaat peer assessment.

b. Tahap pelatihan harus lebih maksimal agar pada saat pelaksanaan peer assessment tidak mengalami kendala yang berarti

2. Bagi peneliti lain

Untuk penelitian selanjutnya penerapan peer assessment dapat digabungkan dengan self assessment.


(26)

57

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2008). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara . (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik Edisi Revisi.

Jakarta: Asdi Mahasatya

Arnold, L. (1981). Use of Peer Evaluation in the Assessment of Medical Student. Journal of Medical Education, 56, 35-42. [Online]. Tersedia: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/7463433 [18 November 2010]. Bedford, S. (2007). Formative peer and self feedback as a catalyst for change

within science teaching. The Royal Society of Chemistry Vol 8 (1), 80-92

Bostock, S. (2000). Student peer asssessment. [Online]. Tersedia: http://www.cob.niu.edu/ [18 november 2010]

. (2004). Peer Assessment. [Online]. Tersedia: http://www.iml.uts.edu.au/assessment/students/peer.html [18 november 2010]

Brady, J. E. (2009). Kimia Universitas: Asas dan Struktur Jilid 2. Tangerang: Binarupa Aksara

Centre of Educational Development. (2002). Peer and Self Assessment. [Online]. Tersedia: http://www62.gu.edu.au [18 November 2011].

Chang, R. (2010). Kimia Dasar: Konsep-konsep Inti Jilid 1. Jakarta: Erlangga Dahar, R.W. (1996). Teori-teori Belajar. Jakarta: Erlangga

Firman, H. (2000). Penilaian Hasil Belajar dalam Pengajaran Kimia. Bandung: Jurusan Penididikan Kimia FPMIPA UPI.

. (2007). Penelitian Pendidikan Kimia. Bandung: Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI

Irfansyah. (2011). Analisis Tingkat Kesulitan Pokok Bahasab Hidrokarbon Pada Kelas X di SMA Negeri 2 Dompu Tahun Ajaran 2008. [ Online]. Tersedia: http://stkiphamjanwadi.blogspot.com/2011/05/analisis-tingkat-kesulitan-pokok_04.html [ 10 September 2011]

Koentjaraningrat. (1990). Metode-Metode Penelitian Kemasyarakatan. Jakarta: Gramedia Pustaka.


(27)

58

Ma’ruf, N. (2010). Penerapan Peer Assessment untuk Menilai Kinerja Siswa SMK Kelas XI dalam Praktikum Titrasi Asam-Basa.Skripsi Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI: Tidak diterbitkan.

Muthe, B. (2010). Desain Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani Ngalim, P. (2009). Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung:

PT. Remaja Rosda Karya

Orsmond, P. (2004). Self and Peer-Assessment: Guidance on Practice in the

Biosciences. [Online]. Tersedia:

http://www.bioscience.heacademy.ac.uk/Teachingguides/fulltext.pdf [21 Juni 2011]

Purba, M. (2007). KIMIA Jilid 2 untuk SMA kelas X. Jakarta: Erlangga

Race, P. (2001). A Briefing on Self, Peer, And Group Assessment. [Online]. Tersedia: www.palatine.ac.uk/files/970.pdf [18 November 2010]

Suhendar, E. (2009). Self Assesment dalam Pembelajaran Fisika SMA. [Online]. Tersedia: http://fisikasma-online.blogspot.com/2010/02/self-assessment.html [13 Februari 2011]

Zulharman. (2007). Self dan Peer Assessment sebagai penilaian formatif dan

sumatif. [Online]. Tersedia:

http://zulharman79.wordpress.com/2007/05/29/self-dan-peerassessment-sebagai-penilaian-formatif-dan-sumatif/ [18 november 2010]


(1)

3. Hasil perhitungan yang diperoleh kemudian digunakan untuk menentukan kategori kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal berdasarkan skala kategori kemampuan pada tabel di bawah ini.

Tabel 3.1 Skala Kategori Kemampuan Menyelesaikan Soal dalam Tes

Skala Kategori Kemampuan

8,1 – 10 Baik sekali

6,6 – 8,0 Baik

5,6 – 6,5 Cukup

4,1 – 5,5 Kurang

< 4,0 Kurang sekali (Arikunto, 2009) 4. Data yang diperoleh dari angket

a. Persentase jumlah siswa yang menjawab tiap pertanyaan dalam angket ditentukan dengan menggunakan rumus berikut:

Keterangan:

NP = persentase modus jawaban siswa

f = frekuensi jawaban siswa pada suatu pertanyaan angket N = total siswa

b. Persentase yang telah diketahui digunakan untuk mengklasifikasikan kemampuan siswa dalam melakukan peer assessment berdasarkan skala kategori kemampuan seperti yang tertera pada Tabel 3.2.


(2)

32

Tabel 3.2 Skala Kategori Kemampuan Siswa dalam Melakukan Peer Assessment

Skala Kategori Kemampuan

8,1 – 10 Baik sekali

6,6 – 8,0 Baik

5,6 – 6,5 Cukup

4,1 – 5,5 Kurang

< 4,0 Kurang sekali (Arikunto, 2009)

c. Melakukan interpretasi terhadap jawaban angket dengan cara membuat penafsiran sebagai berikut:

Tabel 3.3 Skala Kategori Jawaban Angket Siswa No. Persentase Siswa Menjawab “YA” Kategori

1 0 % Tidak Satupun

2 1%-30% Sebagian Kecil

3 31%-49% Hampir Separuhnya

4 50% Separuhnya

5 51%-80% Sebagian Besar

6 81%-99% Hampir Seluruhnya

7 100% Seluruhnya


(3)

55 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengolahan data dapat disimpulkan:

1. Penerapan peer assessment dilaksanakan melalui enam tahapan yaitu tahap pemotivasian siswa, pelatihan peer ssessment, pelaksanaan tes formatif dengan petunjuk feedback, pelaksanaan peer assessment sebagai feedback untuk siswa, pengkomunikasian hasil, dan pemanfaatan hasil. Keseluruhan tahapan peer assessment dapat terlaksana dengan baik walaupun masih terdapat kendala pada tahap pelaksanaan peer assessment sebagai feedback untuk siswa.

2. Kemampuan siswa dalam melakukan peer assessment untuk menilai pemahaman, sebagian kecil siswa (10%) mampu melakukan peer assessment dengan baik, sebagian kecil (20%) lagi dapat melakukan peer assessment dengan cukup baik, dan hampir separuh siswa (35%) berkategori kurang sekali dalam melakukan peer assessment.

3. Penerapan peer assessment pada tes formatif hidrokarbon dapat digunakan sebagai feedback untuk siswa. Hal ini terlihat pada peningkatan nilai postes siswa yang dibandingkan dengan nilai pretes sebelumnya. Hasil wawancara yang dilakukan terhadap beberapa responden yang setuju dengan peer assessment mengaku bahwa penerapan peer assessment bisa untuk menggantikan feedback yang jarang dilakukan oleh guru setelah pembelajaran selesai.


(4)

56

4. Kendala dalam pelaksanaan peer assessment tersebut adalah masih ada siswa yang tidak mengetahui tujuan dan manfaat peer assessment, sebagian kecil siswa tidak memberikan respon positif, dan diskusi hasil penilaian kurang intensif. Secara umum siswa memberikan tanggapan yang baik terhadap penerapan peer assessment untuk menilai pemahaman.

B. Saran

Untuk perbaikan pelaksanaan peer assessment dalam menilai pemahaman konsep siswa pada hidrokarbon, beberapa hal yang harus diperhatikan adalah: 1. Bagi guru

a.Tahap pemotivasian harus dilakukan lebih intensif agar siswa benar-benar memahami tujuan dan manfaat peer assessment.

b.Tahap pelatihan harus lebih maksimal agar pada saat pelaksanaan peer assessment tidak mengalami kendala yang berarti

2. Bagi peneliti lain

Untuk penelitian selanjutnya penerapan peer assessment dapat digabungkan dengan self assessment.


(5)

57

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2008). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara . (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik Edisi Revisi.

Jakarta: Asdi Mahasatya

Arnold, L. (1981). Use of Peer Evaluation in the Assessment of Medical Student. Journal of Medical Education, 56, 35-42. [Online]. Tersedia: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/7463433 [18 November 2010]. Bedford, S. (2007). Formative peer and self feedback as a catalyst for change

within science teaching. The Royal Society of Chemistry Vol 8 (1), 80-92

Bostock, S. (2000). Student peer asssessment. [Online]. Tersedia: http://www.cob.niu.edu/ [18 november 2010]

. (2004). Peer Assessment. [Online]. Tersedia: http://www.iml.uts.edu.au/assessment/students/peer.html [18 november 2010]

Brady, J. E. (2009). Kimia Universitas: Asas dan Struktur Jilid 2. Tangerang: Binarupa Aksara

Centre of Educational Development. (2002). Peer and Self Assessment. [Online]. Tersedia: http://www62.gu.edu.au [18 November 2011].

Chang, R. (2010). Kimia Dasar: Konsep-konsep Inti Jilid 1. Jakarta: Erlangga Dahar, R.W. (1996). Teori-teori Belajar. Jakarta: Erlangga

Firman, H. (2000). Penilaian Hasil Belajar dalam Pengajaran Kimia. Bandung: Jurusan Penididikan Kimia FPMIPA UPI.

. (2007). Penelitian Pendidikan Kimia. Bandung: Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI

Irfansyah. (2011). Analisis Tingkat Kesulitan Pokok Bahasab Hidrokarbon Pada Kelas X di SMA Negeri 2 Dompu Tahun Ajaran 2008. [ Online]. Tersedia: http://stkiphamjanwadi.blogspot.com/2011/05/analisis-tingkat-kesulitan-pokok_04.html [ 10 September 2011]

Koentjaraningrat. (1990). Metode-Metode Penelitian Kemasyarakatan. Jakarta: Gramedia Pustaka.


(6)

58

Ma’ruf, N. (2010). Penerapan Peer Assessment untuk Menilai Kinerja Siswa SMK Kelas XI dalam Praktikum Titrasi Asam-Basa.Skripsi Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI: Tidak diterbitkan.

Muthe, B. (2010). Desain Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani Ngalim, P. (2009). Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung:

PT. Remaja Rosda Karya

Orsmond, P. (2004). Self and Peer-Assessment: Guidance on Practice in the

Biosciences. [Online]. Tersedia:

http://www.bioscience.heacademy.ac.uk/Teachingguides/fulltext.pdf [21 Juni 2011]

Purba, M. (2007). KIMIA Jilid 2 untuk SMA kelas X. Jakarta: Erlangga

Race, P. (2001). A Briefing on Self, Peer, And Group Assessment. [Online]. Tersedia: www.palatine.ac.uk/files/970.pdf [18 November 2010]

Suhendar, E. (2009). Self Assesment dalam Pembelajaran Fisika SMA. [Online]. Tersedia: http://fisikasma-online.blogspot.com/2010/02/self-assessment.html [13 Februari 2011]

Zulharman. (2007). Self dan Peer Assessment sebagai penilaian formatif dan

sumatif. [Online]. Tersedia:

http://zulharman79.wordpress.com/2007/05/29/self-dan-peerassessment-sebagai-penilaian-formatif-dan-sumatif/ [18 november 2010]