EKSPLORASI PEMBELAJARAN KETERAMPILAN OTOMOTIF DI SLBN B PEMBINA SUMEDANG.

(1)

EKSPLORASI PEMBELAJARAN KETERAMPILAN OTOMOTIF DI SLBN B PEMBINA SUMEDANG

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Teknik Mesin

Oleh

AHMAD IRVANDI E.0551. 0606057

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI KEJURUAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG


(2)

EKSPLORASI PEMBELAJARAN KETERAMPILAN OTOMOTIF DI SLBN B PEMBINA SUMEDANG

Oleh Ahmad Irvandi

Sebuah Skripsi yang diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Teknik Mesin

© Ahmad Irvandi 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

Ahmad Irvandi E.0551.0606057

EKSPLORASI PEMBELAJARAN KETERAMPILAN OTOMOTIF DI SLBN B PEMBINA SUMEDANG

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING : Pembimbing I,

Dr. Wowo Sunaryo K., M.Pd. NIP. 19570304 199302 1 001

Pembimbing II,

Sriyono, S.Pd.

NIP. 19690830 199802 1 001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Teknik Mesin Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan

Universitas Pendidikan Indonesia

Dr. H. Wahid Munawar, M.Pd. NIP. 19630520 198901 1 001


(4)

ABSTRAK

Ahmad Irvandi. E.0551.0606057. (2013). “Eksplorasi Pembelajaran

Keterampilan Otomotif Di SLBN B Pembina Sumedang”. JPTM FPTK UPI Bandung.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mencari gambaran kurikulum yang diterapkan di SLBN B Pembina Sumedang, gambaran aktivitas peserta didik, aktivitas guru dan sarana prasarana. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Untuk memperoleh data, dilakukan pengunpulan data dengan menggunakan observasi dan dokumentasi. Tempat dan waktu penelitian ini dilakukan di SLBN B Pembina Sumedang Jln. Margamukti Desa Licin Kec. Cimalaka Kabupaten Sumedang 45353, pada bulan Mei-Juni 2013. Berdasarkan hasil penelitian di lapangan, dapat diambil kesimpulan 1) kurikulum di SLBN B Pembina Sumedang memiliki kurikulum pendidikan khusus yang lebih difokuskan pada Keterampilan vokasional (66%), Mata Pelajaran (27%), Muatan Lokal (5,5%), dan Pengembangan Diri (1,5%). Keterampilan vokasional yang ada diantaranya adalah keterampilan Otomotif, Tata Busana, Tata Boga, Kriya Kayu, Kriya Keramik, Komputer, Musik, Melukis, Akuplesur, Kecantikan. Keterampilan vokasional tersebut akan dipilih oleh peserta didik berdasarkan hal yang disenanginya. 2) Aktivitas peserta didik di SLBN B Pembina Sumedang, tidak jauh berbeda dengan peserta didik lainnya. Peserta didik difabel sangat aktif disaat proses pembelajaran, dikarenakan peserta didik ini termasuk kelas B yang memiliki kekurangan pendengaran dan berbicara.3) Aktivitas guru pada proses pembelajaran pada pertemuan awal, hanya memberikan modul atau catatan untuk peseta didik. Peserta didik yang telah diberikan modul atau catatan supaya dipelajari terlebih dahulu dirumah, sehingga pada pertemuan selanjutnya guru memberikan penjelasan yang berhubungan dengan materi yang telah diberikan.4) Sarana dan prasarana di SLBN B Pembina Sumedang, telah memiliki peralatan yang lengkap tetapi kurang maksimal dipergunakan oleh peserta didik, dikarenakan peserta didik yang sangat terbatas.


(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Allah SWT, atas kudrot dan iradat-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya dan semoga sampai kepada kita sebagai pengikut ajaran agamanya. Amiin.

Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu persyaratan untuk menyelesaikan program studi strata satu (S1) di Jurusan Pendidikan Teknik Mesin FPTK UPI. Adapun judul skripsi yang disusun ini adalah “Eksplorasi Pembelajaran Keterampilan Otomotif di SLBN B Pembina Sumedang”.

Segala daya dan upaya telah penulis lakukan untuk menyelesaikan skripsi ini, guna perbaikan skripsi ini mohon kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya serta bagi pembaca pada umumnya.

Bandung, Agustus 2013 Penulis

AHMAD IRVANDI E. 0551. 0606057


(6)

UCAPAN TERIMA KASIH

Proses penyusunan dan penyelesaian skripsi ini, banyak pihak yang turut membantu baik secara materi maupun moril. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Bapak Dr. H. Wahid Munawar, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan

Teknik Mesin Universitas Pendidikan Indonesia.

2. Bapak Dr. Wowo Sunaryo K, M.Pd., selaku pembimbing I yang telah memberikan arahan, bimbingan, dan dorongannya dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.

3. Bapak Sriyono, S.Pd., selaku pembimbing II yang telah memberikan arahan, bimbingan, dan dorongannya dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.

4. Bapak Ridwan Adam M.N, S.Pd., M.Pd.,yang telah banyak memberikan arahan, bimbingan, dan dorongannya dalam penyelesaian Tugas Akhir ini. 5. Dosen otomotif beserta staf toolman yang selalu memberikan arahan dan

bimbingannya.

6. Almarhumah Ibunda tercinta Zaenab yang berada di surga, yang selalu memberikan banyak bantuan baik materi ataupun moril serta do‟a dan dorongan kepada penulis.

7. Kepada kaka penulis tercinta Azuwir Anas dan Yuliana Saputra yang selalu memberikan do‟a dan dorongannya.

8. Kepada Levi Anzany, A.Md, yang selalu memberikan semangat, do‟a dan dorongan kepada penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.

9. Kepada sahabat dan teman-teman Jurusan Pendidikan Teknik Mesin angkatan 2006, khususnya teman-teman Otocrew „06 yang selama ini banyak membantu penulis serta teman-teman semua yang tidak mungkin penulis sebutkan satu persatu.

10.Kepada semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu, yang senantiasa mendoakan penulis, terimalah ucapan terima kasih penulis.


(7)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

UCAPAN TERIMA KASIH ... ii

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR GAMBAR ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... vii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Pembatasan Masalah ... 5

D. Perumusan Masalah ... 5

E. Tujuan Penelitian ... 5

F. Manfaat Penelitian ... 6

G. Struktur Organisasi ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Anak Berkebutuhan Khusus ... 8

B. Jenis dan Karakteristik Anak Berkebutuhan Khusus ... 9

C. Anak Tunarungu ... 17

D. Pengajaran Keterampilan ... 20

E. Aktivitas Peserta Didik ... 22

F. Aktivitas Guru ... 24

G. Sarana dan Prasarana Pembelajaran ... 24

H. Tinjauan Pembelajaran Teknik Otomotif ... 25

BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 28

B. Metode Penelitian ... 30

C. Penentuan Subjek Penelitian ... 30

D. Alur Penelitian ... 31

E. Teknik Pengumpulan Data ... 31

F. Skala Pengukuran ... 33

G. Instrumen Penelitian ... 33


(8)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ... 35

B. Pembahasan Penelitian ... 37

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 39

B. Saran ... 40

DAFTAR PUSTAKA ... 41

LAMPIRAN ... 44

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... 84


(9)

DAFTAR TABEL

Tabel Hal

2.1 Klasifikasi Tunarungu Menurut Samuel A Kirk ... 18

2.2 Standar Sarana Menurut PERMENDIKNAS No. 40 Tahun 2008 ... 25

2.3 Struktur Kurikulum SMALB Tunarungu ... 25


(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Hal 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian …………...…...………..….…….. 28 3.2 Alur Penelitian………... 31


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Hal

Kisi-kisi Instrumen Penelitian ...45

Pedoman Observasi ...47

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ...56

Materi Pembelajaran ...59

Biodata Peserta Didik ...67

Data Inventaris Ruang Otomotif ...68

Foto Kegiatan ...74


(12)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Kehadiran teknologi informasi dan teknologi komunikasi mempercepat proses globalisasi. Globalisasi adalah suatu fenomena baru dalam peradaban manusia yang bergerak terus dalam masyarakat global. Era globalisasi ini akan hadir berbagai tantangan, persaingan dan permasalahan baru yang harus dijawab, dipecahkan dan dikendalikan dengan kemampuan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berani mandiri, kompetitif, handal, serta berkualitas.

Peningkatan SDM dapat diupayakan dengan meningkatkan mutu pendidikan. Pendidikan yang berkualitas akan menghasilkan SDM yang berkualitas pula, yaitu SDM yang siap untuk mengisi lowongan pekerjaan yang tersedia ataupun menciptakan peluang kerja untuk orang lain. Pemerintahan kita sedang berupaya keras untuk meningkatan SDM yang berkualitas yakni dengan meningkatkan mutu pendidikan. Sesuai fungsi dari pendidikan nasional yang tercantum dalam UU RI No. 20 tahun 2003 menyatakan bahwa:

Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta tanggung jawab.

Berdasarkan fungsi pendidikan nasional yang tercantum dalam UU RI No. 20 tahun 2003, Sekolah Luar Biasa Negeri B Pembina Sumedang telah melaksanakan fungsi pendidikan nasional tersebut. SLBN B Pembina Sumedang mampu mengembangkan kemampuan dan membentuk watak peserta didik, meskipun peserta didik memiliki kekurangan fisik atau mental. Peserta didik di SLBN B Pembina Sumedang setelah lulus sekolah memiliki keahlian, sehingga peserta didik ini bisa hidup mandiri yang tidak bergantung pada orang lain.


(13)

2

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan, dalam hal ini mengenai Penyelenggaraan Pendidikan Khusus dan Pendidikan Layanan Khusus. Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, dalam hal ini mengenai standar proses yang merupakan standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satuan pendidikan untuk mencapai kompetensi lulusan. Standar proses berisi kriteria minimal proses pembelajaran pada satuan pendidikan dasar dan menengah di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Pendidikan tidak hanya milik peserta didik yang normal, namun pendidikan terhadap peserta didik dengan kemampuan fisik atau mental yang mengalami kekurangan, mereka memerlukan pendidikan khusus untuk dapat hidup wajar dan mendapatkan hak-haknya dalam berbagai bidang kehidupan dan penghidupan (Permen Diknas Nomor 1 tahun 2008 : 4-5). Semua peserta didik dalam pendidikan memiliki kedudukan yang sama, tidak ada perbedaan yang normal dan yang memiliki kekurangan fisik atau mental.

Pendidikan khusus adalah pendidikan bagi peserta didik yang memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena kelainan fisik, emosional, intelektual, sosial, dan/atau memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa. Standar proses pendidikan khusus ini berlaku untuk peserta didik seperti: tunanetra, tunarungu, tunagrahita ringan, tunadaksa ringan, tunalaras pada Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB), Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa (SMPLB) dan Sekolah Menengah Atas Luar Biasa (SMALB) (Permen Diknas Nomor 1 tahun 2008 : 5). Difabel (people with different ability), secara harfiah berarti orang dengan kemampuan berbeda. Difabel secara istilah ialah seseorang yang mengalami kekurangan pada fisik dan/ atau mentalnya, sehingga dia menjadi terdiskriminasi atau diperlakukan secara berbeda oleh masyarakat. Jelaslah bahwa difabel bukanlah orang yang cacat, melainkan mereka yang selama ini didiskriminasi oleh lingkungan


(14)

3

masyarakat, sehingga mereka tidak mendapatkan hak-haknya untuk mendapatkan akses dalam berbagai bidang kehidupan dan penghidupan.

SMALB merupakan jenjang pendidikan yang menentukan terciptanya SDM yang siap memasuki dunia kerja, kemasyarakatan, serta melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. SMALB di SLBN B Pembina Tingkat Provinsi Jawa Barat memiliki kurikulum pendidikan khusus yang lebih difokuskan pada Keterampilan vokasional (66%), Mata Pelajaran (27%), Muatan Lokal (5,5%), dan Pengembangan Diri (1,5%). Keterampilan vokasional yang ada diantaranya adalah keterampilan Otomotif, Tata Busana, Tata Boga, Kriya Kayu, Kriya Keramik, Komputer, Musik, Melukis, Akupresur, Kecantikan. Keterampilan vokasional tersebut akan dipilih oleh peserta didik berdasarkan hal yang disenanginya.

Sistem paket merupakan sistem penyelenggaraan program pendidikan yang peserta didiknya diwajibkan mengikuti seluruh program pembelajaran dan beban belajar yang sudah ditetapkan untuk setiap kelas sesuai dengan struktur kurikulum yang berlaku pada satuan pendidikan. Beban belajar yang diatur pada ketentuan ini ialah beban belajar sistem paket pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Pencapaian standar kompetensi lulusan harus memperhatikan tingkat perkembangan peserta didik, maka proses pembelajaran pada setiap keterampilan dilakukan melalui sistem tatap muka, penugasan terstruktur, dan kegiatan mandiri tidak terstruktur.

Keterampilan otomotif merupakan salah satu program keterampilan pilihan yang ada di SLBN B Pembina Tingkat Provinsi Jawa Barat. Peserta didik difabel yang ada di lingkungan SLBN B Pembina Tingkat Provinsi Jawa Barat khususnya yang memilih paket keterampilan otomotif pada tahun pelajaran 2012/2013, yaitu: peserta didik B (Tunarungu) untuk kelas XI dan kelas X, serta peserta didik B (Tunarungu) untuk kelas XI.

Proses pembelajaran otomotif peserta didik di SLBN B Pembina Sumedang, diawali guru memberikan catatan terlebih dahulu kepada peserta didik sebelum menjelaskan materi yang akan dijelaskan. Peserta didik B ini memiliki kekurangan


(15)

4

dalam pendengaran, sehingga dalam proses pembelajaran otomotif guru menyampaikannya banyak menggunakan praktek/demonstrasi.

Berdasarkan hasil observasi di lapangan kemampuan peserta didik khususnya peserta didik tunarungu dalam keterampilan otomotif belum optimal, dikarenakan guru kurang memberikan latihan keterampilan otomotif dan kurang memberikan contoh yang diaplikasikan langsung dengan otomotif, sehingga peserta didik yang telah menyelesaikan pendidikan SMALB banyak yang masih bergantung hidupnya pada orang tua. Sarana prasarana di SLBN B Pembina Sumedang memadai dalam menunjang kegiatan belajar mengajar, dikarenakan peserta didik disana terbatas sehingga pemanfaatan sarana prasarana kurang optimal. Penulis juga ingin mengetahui dan menggali pembelajaran keterampilan otomotif di SLBN B Pembina Sumedang.

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis menggali lebih dalam lagi tentang proses pembelajaran teknik otomotif dalam sebuah penelitian dengan judul “EKSPLORASI PEMBELAJARAN KETERAMPILAN OTOMOTIF DI SLBN

B PEMBINA SUMEDANG”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, dapat diidentifikasi permasalahan sebagai berikut:

1. Masih kurang efektif kurikulum yang diterapkan di SLBN B Pembina Sumedang.

2. Kurang aktifnya peserta didik dalam proses pembelajaran keterampilan otomotif di SLBN B Pembina Sumedang.

3. Guru masih menggunakan bahasa tubuh dalam proses pembelajaran otomotif di SLBN B Pembina Sumedang.

4. Adanya sarana dan prasarana yang kurang menunjang proses pembelajaran keterampilan otomotif di SLBN B Pembina Sumedang.


(16)

5

C. Pembatasan Masalah

Agar permasalahan yang ditinjau tidak terlalu luas dan sesuai dengan maksud dan tujuan, serta dapat menjawab perumusan masalah, maka perlu adanya pembatasan masalah yang menjadi ruang lingkup penelitian. Dalam penelitian ini penulis membatasi permasalahan sebagai berikut:

1. Penelitian ini dilakukan dilingkungan SLBN B Pembina Sumedang. 2. Eksplorasi ini dilakukan pada peserta didik kelas XI B (tunarungu).

3. Pelaksanaan kurikulum keterampilan otomotif pada standar kompetensi Tune-Up karburator.

D. Perumusan Masalah

Penulis memandang perlu untuk merumuskan masalah penelitian agar tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini lebih terarah. Dalam penelitian ini masalah yang akan diteliti dirumuskan sebagai berikut: “Bagaimanakah proses pembelajaran keterampilan otomotif pada standar kompetensi Tune-Up karburator di SLBN B Pembina Sumedang?”.

E. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian pendidikan ini adalah untuk mengetahui:

1. Gambaran kurikulum yang diterapkan di SLBN B Pembina Sumedang.

2. Gambaran aktivitas peserta didik dalam proses pembelajaran keterampilan otomotif di SLBN B Pembina Sumedang.

3. Gambaran aktivitas guru dalam memfasilitasi proses pembelajaran keterampilan otomotif di SLBN B Pembina Sumedang.

4. Gambaran sarana dan prasarana dalam menunjang proses pembelajaran keterampilan otomotif di SLBN B Pembina Sumedang


(17)

6

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk beberapa pihak yang terkait, baik secara langsung maupun tidak langsung. Diantaranya manfaat-manfaat tersebut adalah:

1. Bagi pihak guru dapat untuk memacu lebih kreatif mengembangkan metode yang tepat dalam proses pembelajaran keterampilan otomotif pada peserta didik tunarungu di SLBN B Pembina Sumedang.

2. Bagi sekolah dapat memberikan masukkan dalam meningkatkan proses pembelajaran keterampilan otomotif di SLBN B Pembina Sumedang.

G. Struktur Organisasi

Struktur Organisasi berperan sebagai pedoman penulis agar dalam penulisan skripsi ini lebih terarah, maka perlu dilakukan pembagian penulisan kedalam beberapa bab, sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Berisi mengenai latar belakang penelitian, identifikasi masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan struktur organisasi.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Bab ini mencakup teori-teori yang mendukung pada pembelajaran keterampilan otomotif.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini mencakup lokasi penelitian, waktu penelitian, pendekatan penelitian, subjek penelitian, alur penelitian, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, data dan sumber data.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini membahas hasil yang didapat dari pelaksanaan penelitian dan pembahasan.


(18)

7

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini mencakup kesimpulan yang diperoleh selama penelitian dan saran untuk pertimbangan penelitian dimasa yang akan datang.


(19)

28

Ahmad Irvandi, 2013

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Gambar 3.1 Lokasi Penelitian

Tempat penelitian ini dilaksanakan di SLBN B Pembina Sumedang Jln. Margamukti Desa Licin Kec. Cimalaka Kabupaten Sumedang 45353. SLBN B Pembina Sumedang Tingkat Provinsi Jawa Barat di Cimalaka Sumedang didirikan pada tahun 1984 diatas tanah seluas 2500 m2, dilingkungan yang masih asri, nyaman, aman, dan jauh dari polusi serta didukung oleh prasarana yang cukup memungkinkan bagi peserta didik belajar dan berlatih mandiri serta dilengkapi dengan alat-alat permainan yang membawa mereka berpuas diri dilingkungannya. SLBN B Pembina Tingkat Provinsi di Cimalaka Sumedang menyelenggarakan pendidikan untuk anak tunarungu diantaranya, TKLB (Taman Kanak-Kanak Luar Biasa) selama 2 tahun, SDLB (Sekolah Dasar Luar Biasa) selama 6 tahun, SMPLB (Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa) selama 3 tahun dan SMALB (Sekolah Menengah Atas Luar Biasa) selama 3 tahun.

Sistem pelayanan pendidikan kepada peserta didik dilakukan dengan cara klasikal dan individual. Bahasa pengantar yang digunakan adalah bahasa Indonesia, yang ditunjang dengan bahasa isyarat bahasa Indonesia (ISYANDO). Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dilaksanakan jam 07.30 sampai dengan 12.40, ditambah dengan kegiatan ekstrakulikuler yaitu: pramuka, keterampilan, kesenian


(20)

29

Ahmad Irvandi, 2013

dan olahraga yang diselenggarakan pada sore hari. Seluruh kegiatan pendidikan di SLBN B Pembina Tingkat Provinsi ditangani oleh tenaga guru sebanyak 27 orang dan tenaga administrasi sebanyak 8 orang.

Pendidikan Luar Biasa dari waktu ke waktu membawa peserta didik ke arah lebih dewasa baik sikap, pengetahuan, keterampilan, dan meningkatnya hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial serta dapat mengembangkan kemampuannya dalam dunia kerja. Salah satu implementasi dari pendidikan keterampilan yang diharapkan dapat memenuhi harapan kurikulum PLB 1994 yaitu dengan dibangunnya Bengkel Kerja Pendidikan Luar Biasa. Bengkel Kerja PLB SLBN B Pembina Tingkat Provinsi di Cimalaka Kabupaten Sumedang merupakan suatu tempat terlindung untuk melakukan suatu latihan kerja bagi guru/instruktur sebagai bekal untuk mengajar, dan bagi peserta didik SMPLB dan SMALB, tamatan dan anak luar biasa yang putus sekolah sebagai persiapan sebelum mereka terjun ke dunia kerja.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian akan dilaksanakan selama satu bulan pada bulan Akhir Mei - Juni 2013.

Tabel 3.1 Waktu Penelitian

No. Tahap Kegiatan Waktu Pelaksanaan

Ming. ke 4 Ming. ke 1 Ming. ke 2 Ming. ke 3 1 Persiapan

2 Observasi 3 Wawancara 4 Pengolahan Data 5 Konsultasi


(21)

30

Ahmad Irvandi, 2013

B. Metode Penelitian

Metode penelitian adalah sebuah metode yang digunakan dalam penelitian dengan teratur dan menggunakan alat atau teknik tertentu untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kepentingan suatu penelitian. Menurut Sugiyono (2008:3)

mengemukakan bahwa “Metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk

mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”. Metode penelitian

sangat dibutuhkan dalam sebuah penelitian, karena dalam metode penelitian ditemukan cara-cara bagaimana objek penelitian hendak diketahui dan diamati sehingga menghasilkan data-data yang tepat sesuai dengan tujuan penelitian. Seorang peneliti harus menggunakan metode yang tepat, karena tepat atau tidaknya metode penelitian akan menentukan valid atau tidaknya penelitian.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, yang bertujuan untuk menggambarkan suatu kondisi apa adanya pada saat penelitian dilakukan. Metode desktiptif merupakan metode yang digunakan untuk memperoleh jawaban tentang permasalahan yang terjadi pada masa sekarang secara aktual tanpa menghiraukan kejadian pada waktu sebelum dan sesudahnya dengan cara mengolah, menafsirkan dan menyimpulkan data hasil penelitian.

Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif, yaitu pendekatan yang memungkinkan dilakukan pencatatan dan analisis data hasil penelitian secara matematis menggunakan perhitungan statistik. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui instrument non test berupa observasi.

C. Penentuan Subjek Penelitian

Subjek penelitian merupakan bahasan utama dari suatu penelitian atau yang akan dijadikan sumber data dari penelitian yang akan dilaksanakan. Menurut

Nasution, S. (1996:106) mengungkapkan bahwa:“subjek penelitian adalah sorotan

utama semua nilai yang mungkin, hasil menghitung atau pengukuran, kuantitatif maupun kualitatif mengenai karakteristik tertentudari semua anggota kumpulan yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifat-sifatnya”.

Subjek penelitian ini dilaksanakan di SLBN B Pembina Sumedang pada peserta didik kelas XI B (Tunarungu) tahun ajaran 2012/2013. Penulis ingin


(22)

31

Ahmad Irvandi, 2013

mengetahui proses pembelajaran keterampilan otomotif pada standar kompetensi Tune-Up karburator.

D. Alur Penelitian

Gambar 3.2 Alur Penelitian E. Teknik Pengumpulan Data

Dalam setiap penelitian diperlukan data atau informasi dari sumber data yang dapat dipercaya dengan tujuan agar data atau informasi tersebut dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Menurut Sugiyono (2010:308)

mengemukakan bahwa “Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah

mendapatkan data”.

Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah:

Ide awal saran dari peneliti sebeleumnya

Observasi lokasi

Menentukan objek penelitian

Bahan acauan

Observasi penelitian

Mengumpulkan data

Analisis data


(23)

32

Ahmad Irvandi, 2013

1. Observasi

Observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai cirri yang spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain. Sutrisno Hadi (Sugiyono 2008:203)

menyatakan bahwa “Observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu

proses yang tersusun dari pelbagai proses biologis dan psikologis. Sejalan dengan Arikunto, S. (2006:222) menjelaskan bahwa “metode observasi adalah suatu usaha sadar untuk mengumpulkan data yang dilakukan secara sistematis, dengan

prosedur yang standar”.

Objek penelitian dalam penelitian kualitatif yang diobservasi menurut Spradley (Sugiyono, 2010: 314) dinamakan situasi social, yang terdiri atas tiga komponen yaitu place (tempat), actor (pelaku),dan activities (aktivitas). Observasi dalam penelitian ini dimaksudkan untuk mendapatkan data berupa dokumentasi kurikulum, aktivitas peserta didik, aktivitas guru dan kondisi sarana-prasarana di SLBN B Pembina Sumedang pada pembelajaran keterampilan otomotif.

2. Studi Dokumentasi

Dokumentasi dilakukan untuk mengumpulkan data yang bersumber dari arsip dan dokumen baik yang berada di sekolah, yang ada hubungannya dengan penelitian tersebut. Menurut Arikunto (2006:231), dan didukung pendapat Nasution (1996:105) “Studi dokumentasi adalah cara untuk memperoleh data dari sumber informasi yang berhubungan dengan dokumen, baik resmi maaupun tidak resmi dalam bentuk laporan, statistik, surat-surat resmi, buku harian dan macamnya, baik yang diterbitkan maupun yang tidak diterbitkan”. Dalam penelitian ini, peneliti mengambil data tertulis tentang objek yang akan diteliti secara akurat, dalam hal ini dokumentasi yang diambil adalah segala dokumen yang dapat mendeskripsikan tentang kurikulum, sarana dan prasarana yang terdapat di sekolah tersebut.


(24)

33

Ahmad Irvandi, 2013

F. Skala Pengukuran

Menurut Sugiyono (Pratama, 2010:47) menyatakan bahwa:

Skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur, sehingga alat ukur tersebut bila digunakan dalam pengukuran akan menghasilkan data kuantitatif.

Penelitian ini menggunakan skala pengukuran dengan menggunakan

skala Guttman. Menurut Sugiyono (2010:139) berpendapat bahwa “Skala

pengukuran dengan skala Guttman akan didapat jawaban yang tegas, yaitu

“ya-tidak’; “benar-salah”; “pernah-tidak pernah”; “positif-negatif’ dan lain-lain. Penelitian menggunakan skala Guttman dilakukan bila ingin mendapatkan jawaban yang tegas terhadap suatu permasalahan yang ditanyakan.

G. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian sangat berpengaruh pada kualitas penelitian yang akan dilakukan, Menurut Sugiyono (2010:305) mengemukakan “Dalam penelitian kuantitatif, kualitas instrumen penelitian berkenaan dengan validitas dan reliabilitas instrumen dan kualitas pengumpulan data berkenaan ketepatan cara-cara yang digunakan untuk mengumpulkan”. Demi mendapatkan data yang akurat peneliti membutuhkan alat bantu yang bisa menujang pada proses pengumpulan data. Menurut Lincoln dan Guba (Sugiyono 2008:306) menyatakan bahwa:

“The instrument of choice in naturalistic inquiry is the human. We shall see that other forms of instrumentation may be used in later phases of the inquiry, but the human is the initial and continuing mainstay. But if the human instrument has been used extensively in ealier stages of inquiry, so that an instrument can be constructed that is grounded in the data that the human

instrument has product”.

Berdasarkan observasi peneliti membutuhkan beberapa alat bantu untuk mencerminkan keadaan yang sebenarnya yang terjadi pada proses penelitian diantaranya;

1. Format rekaman observasi. 2. Kamera foto.


(25)

34

Ahmad Irvandi, 2013

3. Alat tulis menulis.

Khusus untuk format rekaman observasi akan disesuaikan dengan pokok pembahasan yang akan diteliti, lebih khusus kisi-kisi akan diambil dari sekolah sebagai acuan yang digunakan dalam proses penelitian. Adapun kegunaan instrumen penelitian antara lain sebagai berikut:

a. Sebagai alat pencatat informasi yang disampaikan oleh responden b. Sebagai alat untuk mengorganisasi proses observasi

c. Sebagai alat evaluasi performa pekerjaan peneliti

H. Teknik Analisis Data

Analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu: dengan statistik deskriptif. Menurut Sugiyono (2010: 207) menjelaskan bahwa:

Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi.

Statistik deskriptif tidak ada uji signifikasi dan taraf kesalahan, karena peneliti tidak bermaksud generalisasi, sehingga tidak ada kesalahan generalisasi (Sugiyono, 2010:209). Analisis data yang digunakan adalah skala persentase. Menurut Sugiyono (Pratama, 2010: 53) skala persentase yaitu:

Perhitungan dalam analisis data yang akan menghasilkan persentase yang selanjutnya dilakukan interprestasi pada nilai yang diperoleh. Proses perhitungan dilakukan dengan cara mengalikan hasil bagi skor riil dengan skor ideal dengan seratus persen.


(26)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Kurikulum di SLBN B Pembina Sumedang

Kurikulum di SLBN B Pembina Sumedang memiliki kurikulum pendidikan khusus yang lebih difokuskan pada Keterampilan vokasional (66%), Mata Pelajaran (27%), Muatan Lokal (5,5%), dan Pengembangan Diri (1,5%). Keterampilan vokasional yang ada diantaranya adalah keterampilan Otomotif, Tata Busana, Tata Boga, Kriya Kayu, Kriya Keramik, Komputer, Musik, Melukis, Akuplesur, Kecantikan. Keterampilan vokasional tersebut akan dipilih oleh peserta didik berdasarkan hal yang disenanginya.

2. Aktivitas Peserta Didik

Aktivitas peserta didik di SLBN B Pembina Sumedang, tidak jauh berbeda dengan peserta didik lainnya. Peserta didik difabel sangat aktif disaat proses pembelajaran, dikarenakan peserta didik ini termasuk kelas B yang memiliki kekurangan pendengaran dan berbicara. Peserta didik di SLBN B Pembina Sumedang, terkadang pada proses pembelajaran sering malas dan jenuh, guru sebagai pendidik tidak boleh memaksakan agar peserta didik tersebut mengikuti pembelajaran. Peserta didik difabel sangat bersemangat ketika mengikuti pembelajaran di dalam kelas, maka guru harus mendampingi peserta didik tersebut.

3. Aktivitas Guru

Aktivitas guru pada proses pembelajaran pada pertemuan awal, hanya memberikan modul atau catatan untuk peseta didik. Peserta didik yang telah diberikan modul atau catatan supaya dipelajari terlebih dahulu dirumah, sehingga pada pertemuan selanjutnya guru memberikan penjelasan yang berhubungan dengan materi yang telah diberikan. Guru di SLBN B Pembina Sumedang tidak menggunakan metode ceramah pada proses pembelajaran, dikarenakan peserta


(27)

40

didiknya memiliki kekurangan pendengaran. Metode yang digunakan guru banyak menggunakan metode demonstrasi, metode demonstrasi sangat cocok untuk peserta didik kelas B.

4. Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana di SLBN B Pembina Sumedang, telah memiliki peralatan yang lengkap tetapi kurang maksimal dipergunakan oleh peserta didik, dikarenakan peserta didik yang sangat terbatas.

B. Saran

1. Bagi guru, haru memberikan pelayanan yang maksimal serta dapat memenuhi kebutuhan peserta didik, dan agar kelak peserta didik dapat hidup mandiri tidak bergantung pada orang lain. Guru dapat menemukan metode yang lebih modern untuk proses pembelajaran keterampilan otomotif di SLBN B Pembina Sumedang.

2. Bagi pihak sekolah

a. Karena peserta didik tiap tahun berbeda-beda kelainan serta kebutuhannya tidak sama, maka KTSP sekolah supaya dibuat/diperbaiki setiap1 tahun sekali agar tepat sasaran kurikulum yang buat, karena sesuai kebutuhan peserta didik.

b. Peserta didik yang tinggsl di asrama sebaiknya memanfaatkan bengkel/workshop untuk kegiatan tambahan setelah jam KBM. Minimal peserta didik membuka jasa cuci mobil/motor. Peserta didik memiliki kegiatan yang sangat bermanfaat dan dapat menambah pengalaman, sehingga setelah lulus dari SLBN B Pembina Sumedang peserta didik tersebut dapat mandiri dan bisa hidup bermasyarakat.


(28)

41

Ahmad Irvandi, 2013

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Edisi Revisi V). Jakarta: Penerbit Rineka Cipta.

Arikunto, S (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Edisi Revisi VI). Jakarta: Rineka Cipta.

Arifin dan Sirojudin. (1988). Pengajaran Keterampilan. Bandung: Alfabeta.

Anton M. Mulyono. (2001). Aktivitas Siswa. [Online]. Tersedia: http://wordpress.com/aktivitas-siswa [2 April 2013].

Batshaw & Perret. (1986). Anak Berkebutuhan Khusus. [Online]. Tersedia: http://bintangbangsaku.com/artikel/tag/anak-berkebutuhan-khusus [5 februari 2013].

Depdiknas, (2004). Anak Berkebutuhan Khusus. Jakarta: Direktorat Pendidikan Luar Biasa.

Delay & Deinaker. (1952). Anak Berkebutuhan Khusus. [Online]. Tersedia: http://bintangbangsaku.com/artikel/tag/anak-berkebutuhan-khusus [5 Februari 2013].

Eli M. Bower. (1981). Emotional or Behavioral disorder. [Online]. Tersedia: http://bintangbangsaku.com/artikel/tag/anak-berkebutuhan-khusus [5 Februari 2013].

Fauzi, F.N. (2011). Eksplorasi Pembelajaran Keterampilan Otomotif Menggunakan Metode Demontrasi Bagi Peserta Didik Difabel Di SLBN B Pembina Sumedang. Skripsi: Tidak Diterbitkan.

Kauffman & Hallahan. (2005). Anak Berkebutuhan Khusus. [Online]. Tersedia: http://bintangbangsaku.com/artikel/tag/anak-berkebutuhan-khusus [5 Februari 2013].


(29)

42

Ahmad Irvandi, 2013

Kuswana, W.S. (2012). Taksonomi Kognitif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Milgram R.M. (1991). Anak Berkebutuhan Khusus. [Online]. Tersedia: http://bintangbangsaku.com/artikel/tag/anak-berkebutuhan-khusus [5 Februari 2013].

Nasution, S. (1996). Metode Penelitian Naturalistik Kualifikasi. Bandung: Bumi Aksara.

Paul, R. (1982). Teaching Critical Thinkingin the Strong Sense: A Focus on Self Deception, World Views, and a Dialetical Mode of Analysis: Informal Logic Newsletter.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 1 Tahun 2008 Tanggal 4 Januari 2008. Standar Proses Pendidikan Khusus Tunanetra, Tunagrahita, Tunarungu, Tunadaksa, dan Tunalaras. Jakarta.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 Tanggal 4 Februari 2006. Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 40 Tahun 2008 Tanggal 5 Maret

2008. Standar Sarana. Jakarta.

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005. Standar Isi. Jakarta: BNSP. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010. Standar Isi. Jakarta: BNSP.

Permanarian & Hernawati, (1996). Ortopedagogik Anak Tunarungu. Jakarta: Depdiknas.

Sudjana dan Ibrahim, (2010). Penelitian dan Penilian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Sugiyono, (2008) Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D Jakarta: Alfabeta.

Sugiyono, (2009) Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D Jakarta: Alfabeta.


(30)

43

Ahmad Irvandi, 2013

Sugiyono, (2010) Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D Jakarta: Alfabeta.

Sutjihati, (2006). Psikologi Anak Luar Biasa. Bandung: PT. Refika Aditama.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003. (2006). Sistem Pendidikan Nasional. Bandung : Citra Umbara.

Universitas Pendidikan Indonesia. 2011. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Depdiknas UPI.

Walker. (1975). Anak Berkebutuhan Khusus. [Online]. Tersedia: http://bintangbangsaku.com/artikel/tag/anak-berkebutuhan-khusus [5 Februari 2013].

Wina Sanjaya. (2006). Aktivitas Guru. [Online]. Tersedia: http://wordpress.com/aktivitas-guru [2 April 2013].

_______. (2013). Anak Berkebutuhan Khusus. [Online]. Tersedia: http://bintangbangsaku.com/artikel/tag/anak-berkebutuhan-khusus [5 Februari 2013].

_______. (2013). Klasifikasi Tunarungu. [Online]. Tersedia: http://id.wikipedia.org/wiki/Tuli [30 Januari 2013].


(1)

34

Ahmad Irvandi, 2013

Eksplorasi Pembelajaran Keterampilan Otomotif Di SLBN B Pembina Sumedang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Alat tulis menulis.

Khusus untuk format rekaman observasi akan disesuaikan dengan pokok pembahasan yang akan diteliti, lebih khusus kisi-kisi akan diambil dari sekolah sebagai acuan yang digunakan dalam proses penelitian. Adapun kegunaan instrumen penelitian antara lain sebagai berikut:

a. Sebagai alat pencatat informasi yang disampaikan oleh responden b. Sebagai alat untuk mengorganisasi proses observasi

c. Sebagai alat evaluasi performa pekerjaan peneliti

H. Teknik Analisis Data

Analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu: dengan statistik deskriptif. Menurut Sugiyono (2010: 207) menjelaskan bahwa:

Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi.

Statistik deskriptif tidak ada uji signifikasi dan taraf kesalahan, karena peneliti tidak bermaksud generalisasi, sehingga tidak ada kesalahan generalisasi (Sugiyono, 2010:209). Analisis data yang digunakan adalah skala persentase. Menurut Sugiyono (Pratama, 2010: 53) skala persentase yaitu:

Perhitungan dalam analisis data yang akan menghasilkan persentase yang selanjutnya dilakukan interprestasi pada nilai yang diperoleh. Proses perhitungan dilakukan dengan cara mengalikan hasil bagi skor riil dengan skor ideal dengan seratus persen.


(2)

39 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Kurikulum di SLBN B Pembina Sumedang

Kurikulum di SLBN B Pembina Sumedang memiliki kurikulum pendidikan khusus yang lebih difokuskan pada Keterampilan vokasional (66%), Mata Pelajaran (27%), Muatan Lokal (5,5%), dan Pengembangan Diri (1,5%). Keterampilan vokasional yang ada diantaranya adalah keterampilan Otomotif, Tata Busana, Tata Boga, Kriya Kayu, Kriya Keramik, Komputer, Musik, Melukis, Akuplesur, Kecantikan. Keterampilan vokasional tersebut akan dipilih oleh peserta didik berdasarkan hal yang disenanginya.

2. Aktivitas Peserta Didik

Aktivitas peserta didik di SLBN B Pembina Sumedang, tidak jauh berbeda dengan peserta didik lainnya. Peserta didik difabel sangat aktif disaat proses pembelajaran, dikarenakan peserta didik ini termasuk kelas B yang memiliki kekurangan pendengaran dan berbicara. Peserta didik di SLBN B Pembina Sumedang, terkadang pada proses pembelajaran sering malas dan jenuh, guru sebagai pendidik tidak boleh memaksakan agar peserta didik tersebut mengikuti pembelajaran. Peserta didik difabel sangat bersemangat ketika mengikuti pembelajaran di dalam kelas, maka guru harus mendampingi peserta didik tersebut.

3. Aktivitas Guru

Aktivitas guru pada proses pembelajaran pada pertemuan awal, hanya memberikan modul atau catatan untuk peseta didik. Peserta didik yang telah diberikan modul atau catatan supaya dipelajari terlebih dahulu dirumah, sehingga pada pertemuan selanjutnya guru memberikan penjelasan yang berhubungan dengan materi yang telah diberikan. Guru di SLBN B Pembina Sumedang tidak menggunakan metode ceramah pada proses pembelajaran, dikarenakan peserta


(3)

40

Ahmad Irvandi, 2013

Eksplorasi Pembelajaran Keterampilan Otomotif Di SLBN B Pembina Sumedang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

didiknya memiliki kekurangan pendengaran. Metode yang digunakan guru banyak menggunakan metode demonstrasi, metode demonstrasi sangat cocok untuk peserta didik kelas B.

4. Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana di SLBN B Pembina Sumedang, telah memiliki peralatan yang lengkap tetapi kurang maksimal dipergunakan oleh peserta didik, dikarenakan peserta didik yang sangat terbatas.

B. Saran

1. Bagi guru, haru memberikan pelayanan yang maksimal serta dapat memenuhi kebutuhan peserta didik, dan agar kelak peserta didik dapat hidup mandiri tidak bergantung pada orang lain. Guru dapat menemukan metode yang lebih modern untuk proses pembelajaran keterampilan otomotif di SLBN B Pembina Sumedang.

2. Bagi pihak sekolah

a. Karena peserta didik tiap tahun berbeda-beda kelainan serta kebutuhannya tidak sama, maka KTSP sekolah supaya dibuat/diperbaiki setiap1 tahun sekali agar tepat sasaran kurikulum yang buat, karena sesuai kebutuhan peserta didik.

b. Peserta didik yang tinggsl di asrama sebaiknya memanfaatkan bengkel/workshop untuk kegiatan tambahan setelah jam KBM. Minimal peserta didik membuka jasa cuci mobil/motor. Peserta didik memiliki kegiatan yang sangat bermanfaat dan dapat menambah pengalaman, sehingga setelah lulus dari SLBN B Pembina Sumedang peserta didik tersebut dapat mandiri dan bisa hidup bermasyarakat.


(4)

41 Ahmad Irvandi, 2013

Eksplorasi Pembelajaran Keterampilan Otomotif Di SLBN B Pembina Sumedang DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Edisi Revisi V). Jakarta: Penerbit Rineka Cipta.

Arikunto, S (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Edisi Revisi VI). Jakarta: Rineka Cipta.

Arifin dan Sirojudin. (1988). Pengajaran Keterampilan. Bandung: Alfabeta.

Anton M. Mulyono. (2001). Aktivitas Siswa. [Online]. Tersedia: http://wordpress.com/aktivitas-siswa [2 April 2013].

Batshaw & Perret. (1986). Anak Berkebutuhan Khusus. [Online]. Tersedia: http://bintangbangsaku.com/artikel/tag/anak-berkebutuhan-khusus [5 februari 2013].

Depdiknas, (2004). Anak Berkebutuhan Khusus. Jakarta: Direktorat Pendidikan Luar Biasa.

Delay & Deinaker. (1952). Anak Berkebutuhan Khusus. [Online]. Tersedia: http://bintangbangsaku.com/artikel/tag/anak-berkebutuhan-khusus [5 Februari 2013].

Eli M. Bower. (1981). Emotional or Behavioral disorder. [Online]. Tersedia: http://bintangbangsaku.com/artikel/tag/anak-berkebutuhan-khusus [5 Februari 2013].

Fauzi, F.N. (2011). Eksplorasi Pembelajaran Keterampilan Otomotif Menggunakan Metode Demontrasi Bagi Peserta Didik Difabel Di SLBN B Pembina Sumedang. Skripsi: Tidak Diterbitkan.

Kauffman & Hallahan. (2005). Anak Berkebutuhan Khusus. [Online]. Tersedia: http://bintangbangsaku.com/artikel/tag/anak-berkebutuhan-khusus [5 Februari 2013].


(5)

42

Ahmad Irvandi, 2013

Eksplorasi Pembelajaran Keterampilan Otomotif Di SLBN B Pembina Sumedang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kuswana, W.S. (2012). Taksonomi Kognitif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Milgram R.M. (1991). Anak Berkebutuhan Khusus. [Online]. Tersedia: http://bintangbangsaku.com/artikel/tag/anak-berkebutuhan-khusus [5 Februari 2013].

Nasution, S. (1996). Metode Penelitian Naturalistik Kualifikasi. Bandung: Bumi Aksara.

Paul, R. (1982). Teaching Critical Thinkingin the Strong Sense: A Focus on Self Deception, World Views, and a Dialetical Mode of Analysis: Informal Logic Newsletter.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 1 Tahun 2008 Tanggal 4 Januari 2008. Standar Proses Pendidikan Khusus Tunanetra, Tunagrahita, Tunarungu, Tunadaksa, dan Tunalaras. Jakarta.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 Tanggal 4 Februari 2006. Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 40 Tahun 2008 Tanggal 5 Maret

2008. Standar Sarana. Jakarta.

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005. Standar Isi. Jakarta: BNSP. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010. Standar Isi. Jakarta: BNSP.

Permanarian & Hernawati, (1996). Ortopedagogik Anak Tunarungu. Jakarta: Depdiknas.

Sudjana dan Ibrahim, (2010). Penelitian dan Penilian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Sugiyono, (2008) Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D Jakarta: Alfabeta.

Sugiyono, (2009) Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D Jakarta: Alfabeta.


(6)

Ahmad Irvandi, 2013

Eksplorasi Pembelajaran Keterampilan Otomotif Di SLBN B Pembina Sumedang

Sugiyono, (2010) Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D Jakarta: Alfabeta.

Sutjihati, (2006). Psikologi Anak Luar Biasa. Bandung: PT. Refika Aditama.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003. (2006). Sistem Pendidikan Nasional. Bandung : Citra Umbara.

Universitas Pendidikan Indonesia. 2011. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Depdiknas UPI.

Walker. (1975). Anak Berkebutuhan Khusus. [Online]. Tersedia: http://bintangbangsaku.com/artikel/tag/anak-berkebutuhan-khusus [5 Februari 2013].

Wina Sanjaya. (2006). Aktivitas Guru. [Online]. Tersedia: http://wordpress.com/aktivitas-guru [2 April 2013].

_______. (2013). Anak Berkebutuhan Khusus. [Online]. Tersedia: http://bintangbangsaku.com/artikel/tag/anak-berkebutuhan-khusus [5 Februari 2013].

_______. (2013). Klasifikasi Tunarungu. [Online]. Tersedia: http://id.wikipedia.org/wiki/Tuli [30 Januari 2013].