DOCRPIJM 1478843212Bab 7 KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN

  

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)

Bidang keCiptaKaryaan

Kota Palopo Tahun 2016-2020

Bab VII Keterpaduan Strategi Pengembangan Kota Palopo

7.1 Arahan Rencana Rencana Tata Ruang Kota Palopo

  Untuk mewujudkan tujuan penataan ruang, maka disusun kebijakan penataan ruang. Kebijakan Penataan Ruang Kota Palopo, meliputi :  Sinkronisasi antar produk tata ruang/antar program pembangunan dan menjaga konsistensi dan kesinambungan antar kebijaksanaan/program pembangunan;  Menyiapkan perwujudan dengan melaksanakan dan mengakomodasi program-program pembangunan;  Mewujudkan ruang wilayah yang aman, nyaman, produktip dan berkelanjutan.  Menciptakan keharmonisan keserasian antara lingkungan alam dan buatan  Terjaganya fungsi lindung dalam upaya mendukung keseimbangan ekosistem wilayah Strategi penataan ruang wilayah kabupaten merupakan penjabaran kebijakan penataan ruang wilayah kabupaten ke dalam langkah-langkah operasional untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Adapun strategi penataan ruang wilayah Kota Palopo meliputi :

  Strategi perwujudan pusat kegiatan yang memperkuat kegiatan agroindustri, perdagangan dan jasa, serta pariwisata dan kegiatan kota lainnya secara optimal, yaitu:

  Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang keCiptaKaryaan Kota Palopo Tahun 2016-2020

   Mengembangkan pusat kegiatan pergudangan dan pusat layanan transportasi (pelabuhan laut, stasiun kereta, termional angkutan penumpang regional dan terminal angkutan barang) untuk mendukung kegiatan industri yang berbasis agroindustri dan mewujudkan Kota Palopo sebagai Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) bagian utara Provinsi Sulawesi Seatan dan sebagai pusat pelayanan Kawasan Andalan Palopo dan sekitarnya.

   Mengembangkan kegiatan komersial (perdagangan dan jasa) skala regional dan jasa transportasi (terminal regional dan pelabuhan laut serta station KA) yang mendukung fungsi Kota Palopo sebagai PKW dan sebagai pusat pelayanan Kawasan Andalan Palopo serta kegiatan pariwisata dan mudah dijangkau  Membagi wilayah kota menjadi 1 PPK dan 5 Sub PPK , masing-masing dilayani oleh pusat-pusat pelayanan dan menetapkan peran, fungsi dan struktur kegiatan utama secara spesifik;  Mengembangkan dan menetapkan pusat-pusat pelayanan kota secara khirarki yang terdiri dari Pusat Pelayanan Kota (Pusat Kota), Sub Pusat Pelayanan Kota (SPPk) dan sub Sub Pusat Pelayanan Kota (Pusat Lingkungan) sebagai bagian sub pusat pelayanan kota secara proporsional dan merata;  Melengkapi pengembangan fasilitas sosial ekonomi skala lingkungan;  Membentuk pusat kegiatan kawasan perdagangan dan jasa , pusat kegiatan pariwisata, dan pusat kegiatan pelayanan umum secara berhirarki, menata koridornya, merevitalisasi pasar yang tidak tertata dan menurun kualitasnya sekaligus mengembangkan menjadi pasar modern, dan meningkatkan sarana dan prasarana penunjang perdagangan dan jasa.

   Menyediakan ruang untuk kegiatan perdagangan dengan cara mengarahkan secara spesifik pusat perdagangan hasil budidaya tanaman

  

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)

Bidang keCiptaKaryaan

Kota Palopo Tahun 2016-2020

  pertanian dan holtkultura (pusat agrobisnis/pasar komuditas) , serta pasar higienis (pasar ikan).  Mengembangkan dan menetapkan kawasan-kawasan wisata terpadu yang mendukung terwujudnya pusat-pusat kegiatan wisata budaya, sejarah, pendidikan, peneilitian, lingkungan, pantai, kuliner dan belanja;  Mengendalikan wilayah yang produktif sebagai kawasan pertanian untuk mendukung pengembangan pertanian berkelanjutan pada Sub Wilayah Kota (SWK) (wilayah kecamatan) yang memiliki lahan pertanian irigasi teknis; dan  Mengembangkan RTH publik skala kota, Sub Wilayah Kota (SWK) dan lingkungan.

  Strategi peningkatan aksesbilitas dan transportasi yang dapat mengarahkan peningkatan fungsi dan keterkaitan antar pusat kegiatan dan sistem sirkulasi kota yang optimal. Menentukan hierarki pusat kegiatan pelayanan skala regional dan lokal meliputi pusat kegiatan pelayanan dan komersial dan pusat kegiatan wisata meliputi :

   Mengembangkan prasarana jaringan jalan lingkar timur yang menghubungkan langsung kawasan industry dengan sengtra-sentar produksi pertanian kawasan andalan Palopo dan sekitarnya, kawasan pergudangan, pelabuhan laut Tanjung Ringgit, Terminal Regional Tipe A dan stasiun KA, untuk mendukung proses aliran barang dan jasa dari dan ke kaswasan industri  Meningkatkan kapasitas jaringan jalan yang mendorong interaksi kegiatan antar Sub Wilayah Kota (SWK) dan pusat-pusat pelayanan kota, serta memudahkan pergerakan dan distribusi barang dan jasa, serta hasil produksi pertanian, holtikultura dan perikanan, baik antar kawasan dalam wilayah kota maupun antar sub kawasan dalam system Kawasan Andalan Palopo dan sekitarnya .

   Mengembangkan dan meningkatkan aksesibilitas dan transportasi Kota Palopo sebagai upaya peningkatan optimalisasi fungsi pusat pelayanan

  

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)

Bidang keCiptaKaryaan

Kota Palopo Tahun 2016-2020

  dan keterkaitan antar pusat-pusat kegiatan kota, optimalisasi sistem sirkulasi kota dan optimalisasi fungsi pelayanan Kota Palopo sebagai PKW dengan daerah sekitarnya sebagi sentra produksi pertanian.  Menyempurnakan dan meningkatkan tingkat pelayanan jaringan transportasi yang mendukung tumbuh dan berkembangnya pusat

  • – pusat pelayanan dan kegiatan perdagangan dan jasa serta pariwisata skala kota dan regional, serta pusat pelayanan lokal dan kegiatan lainnya,

   Mengembangkan jalan lingkar timur dan barat untuk mendukung arus barang dan jasa dari dan ke Pelabuhan Laut Tanjung Ringgit Palopo , Kawasan Industri dan Pergudangan Palopo serta mendukung percepatan pertumbuhan pusat-pusat pelayanan kota baru pada daerah pengembangan baru;  Mengembangkan terminal angkutan umum regional, dan terminal angkutan umum dalam kota, serta halte yang fungsi kota sekaligus sebagai terminal pergerakan rute wisata;  Mengembangkan terminal barang secara tepat dan bersinergi dengan pusat kegiatan industri dan agribisnis serta peternakan;  Mengembangkan pelabuhan Laut Tanjung Ringgit untuk mendukung fungsi Kota Palopo sebagai PKW.

  Strategi peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan sarana dan prasarana yang dapat mendorong perkembangan kegiatan dan terwujudnya lingkungan permukiman kota yang nyaman dan aman meliputi :

   Mendistribusikan fasilitas sosial dan ekonomi secara merata di setiap pusat kegiatan sesuai fungsi kawasan dan hirarki pelayanan;  Mengembangkan prasarana wilayah dengan peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan dan sumber daya air;  Mengembangkan infrastruktur perkotaan yang terpadu dan merata di seluruh wilayah kota;  Meningkatkan kapasitas jaringan jalan melalui pembangunan dan pelebaran jalan, serta pengelolaan lalu lintas;

  

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)

Bidang keCiptaKaryaan

Kota Palopo Tahun 2016-2020

   Menyediakan fasilitas parkir yang memadai dan terintegrasi dengan pusat- pusat kegiatan;  Mengembangkan sistem jaringan telekomunikasi dan informasi pada wilayah yang memiliki potensi tumbuhnya kegiatan ekonomi baru;  Pengembangan prasarana wilayah dengan peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan energi;  Meningkatakan pemerataan pelayanan air minum di wilayah kota;  Mengembangkan parasana pengolahan air bersih untuk dapat dikonsumsi secara langsung (langsung diminum) dari jaringan (kran);  Mengurangi volume sampah yang akan dibuang ke tempat pemrosesan akhir (TPA) dengan cara pengolahan setempat per-wilayah melalui teknik- teknik yang berwawasan lingkungan;  Meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan prasarana air limbah;  Menata jaringan drainase yang terpadu dan saling terkoneksi  Mengembangkan jalur pejalan kaki dengan dilengkapi jalur berjalan bagi penyandang cacat;  Mengembangkan jalur evakuasi bencana sebagai bagian upaya mitigasi bencana di Kota Palopo; dan  Menyediakan jalur evakuasi bencana serta menyediakan lapangan terbuka untuk zona penyangga dan gedung-gedung pemerintah sebagai titik evakuasi/pengumpulan pengungsi

7.1.1 Rencana Struktur Ruang Wilayah Kota Palopo

7.1.1.1 Rencana Sistem Perkotaan Wilayah Kota Palopo

1. Rencana Pengembangan Sistem Perkotaan

a. Pusat Kegiatan Wilayah (PKW)

  Pusat-pusat pelayanan di dalam wilayah Kota palopo terdiri dari pusat pelayanan sosial, ekonomi dan administrasi pemerintahan untuk pelayanan

  

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)

Bidang keCiptaKaryaan

Kota Palopo Tahun 2016-2020

  masyarakat, melayani wilayah kota dan regional bahkan nasional. Dalam pembagian pusat-pusat kegiatan perkotaan dalam sistem tata ruang nasional (RTRW Nasional) dan propinsi Sulawesi Selatan (RTRW Propinsi Sulawsei Selatan), Kota Palopo ditetapkan sebagai Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) bersama Kota Watampone Parepare, Barru, Pangkajene, jeneponto dan Bulukumba. Selain itu, Kota Palopo juga ditetapkan sebagai pusat utama pengembangan Kawasan Andalan Palopo dan sekitarnya. Dalam hal ini sebagai Pusat Pengembangan Ekonomi bagian utara Propinsi Sulawesi Selatan.

b. Sub Wilayah Kota (SWK)

  Dalam RTRW Kota Palopo terdapat pembagian wilayah Kota Palopo ini dalam sub-sub wilayah kota disebut sebagai Sub Wilayah Kota (SWK) sesuai penamaan dalam Permen PU Nomor 17 Tahun 2009 tentang Pedoman Penyusunan RTRW Kota.

  Untuk mewujudkan struktur ruang kota wilayah Kota Palopo, dibagi dalam 5 (lima) Sub Wilayah Kota (SWK) yang masing-masing dilayanioleh satu sub pusat pelayanan kota serta sesuai dengan karakteristik dan fungsi pengembangannya masing-masing. Pembagian SWK tersebut diharapkan dapat mewujudkan pelayanan sarana prasarana yang efektif dan efisien, yang persebarannya disesuaikan dengan jenis dan tingkat kebutuhan yang ada. Pembagian wilayah kota ini adalah sebagai berikut:

  • SWK I, mencakup seluruh Wilayah Kecamatan Wara dan Wara Timur, terdiri dari Kelurahan Amassangeng, Boting, Tompotikka, Lagaligo, Dabgerakko, Pajelesang, Benteng, Malatunrung, Surutanga, SalekoE, Salotellue, Pontap dan Ponjalae  SWK II, mencakup seluruh Wilayah Kecamatan Wara Selatan dan Sendana, meliputi Kelurahan Sampoddo, Songka, Takkalalla , Binturu,Kelurahan Peta, Mawa, Purangi dan Sendana  SWK III, mencakup seluruh Wilayah Kecamatan Wara Utara dan Bara, meliputi Kelurahan Palopopasi, Penggoli, Sabbamparu, Luminda, Salobulo , Pattene Tammalebba, balandai, Rampoang, To’Bulung dan Buntu Datu

  

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)

Bidang keCiptaKaryaan

Kota Palopo Tahun 2016-2020

c. Pusat Pelayanan Wilayah (PPW)

  3. Pusat Lingkungan (PL)

   Pusat-pusat pelayanan di dalam wilayah Kota palopo terdiri dari pusat pelayanan sosial, ekonomi dan administrasi pemerintahan

  6. Pusat Lingkunganadalah pusat pelayanan ekonomi, sosial dan/atau adminsitarsi lingkungan kota.

  5. Sub Pusat Pelayanan Kota (SPPk) adalah pusat pelayanan ekonomi dan sosial dan/atau administrasi yang melayani seluruh Sub Wilayah kota (SWK).

  4. Pusat Pelayanan kota (Pusat Kota)adalah pusat pelayanan ekonomi dan sosial dan/atau administrasi yang melayani seluruh wialayah kota dan/atau regional.

  2. Sub Pusat Pelayanan Kota (SPPk)

   SWK IV, mencakup seluruh Wilayah Kecamatan Mungkajang dan sebagian Kecamatan Wara Barat, terdiri dari Kelurahan Mungkajang, Murante, Latuppa, Kambo, Tomarunndung. Lebang, Battang, dan Battang Barat.

  1. Pusat Pelayanan Kota (Pusat Kota)

  c. pusat lingkungan, melayani skala lingkungan wilayah kota

  b. sub pusat pelayanan kota, melayani Sub-wilayah kota

  a. pusat pelayanan kota, melayani seluruh wilayah kota dan/atau regional

  Merupakan pusat pelayanan sosial, budaya,ekonomi, dan/atau administrasi masyarakat yang melayani wilayah kota dan regional, yang meliputi:

   SWK V, mencakup seluruh Wilayah Kecamatan Telluwanua dan sebagian Kecamatan Wara Barat, terdiri dari Kelurahan Mancani, Palopo Walenrang, Maroangin, Pentojangan, Jaya, Salubattang, Sumarambu dan Padang Lambe.

2. Kriteria-kriteria Sistem Perkotaan

a. Pusat Kegiatan Wilayah (PKW)

  

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)

Bidang keCiptaKaryaan

Kota Palopo Tahun 2016-2020

  untuk pelayanan masyarakat, melayani wilayah kota dan regional bahkan nasional.

b. Sub Wilayah Kota (SWK)

   Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai pusat kegiatan perdagangan dan jasa yang melayani skala kawasan yang meliputi beberapa kecamatan.

c. Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL)

  Merupakan pusat pelayanan sosial, budaya,ekonomi, dan/atau administrasi masyarakat yang melayani wilayah kota dan regional, yang meliputi:  pusat pelayanan kota, melayani seluruh wilayah kota dan/atau regional  sub pusat pelayanan kota, melayani Sub-wilayah kota  pusat lingkungan, melayani skala lingkungan wilayah kota

7.2 Arahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

  Ditetapkannya Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, mengamanatkan bahwa setiap daerah harus menyusun rencana pembangunan daerah secara sistematis, terarah, terpadu, dan tanggap terhadap perubahan (Pasal 2 Ayat 2), dengan jenjang perencanaan jangka panjang (25 tahun), jangka menengah (5 tahun), dan jangka pendek atau tahunan (1 tahun). Selain itu, Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, Bab VII Pasal 150 bahwa daerah wajib memiliki dokumen Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD), Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD).

  Dengan melihat perkembangan lingkungan strategis dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), maka issu-issu yang sangat

  

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)

Bidang keCiptaKaryaan

Kota Palopo Tahun 2016-2020

  mendasar untuk dijadikan landasan dalam perumusan program untuk mendukung keberadaan agenda utama pembangunan lima tahun yang akan datang adalah :

  • Program pembangunan jalan dan jembatan;
  • Program pembangunan saluran drainase/plat duicker;
  • Program rehabilitasi/pemeliharaan jalan dan jembatan;
  • Program tanggap darurat jalan dan jembatan;
  • Program pembangunan sistem informasi/data base jalan dan jembatan;
  • Program peningkatan sarana dan prasarana kebinamargaan;
  • Program perencanaan pembangunan jaringan irigasi dan pintu-pintu air;
  • Program normalisasi saluran;
  • Program rehabilitasi/pemeliharaan jaringan irigasi, pintu-pintu air dan normalisasi saluran;
  • Program optimalisasi fungsi jaringan irigasi yang telah dibangun;
  • Program pemberdayaan petani pemakai air;
  • Program pembangunan prasarana pengambilan dan saluran pembuang;
  • Program pembangunan sumur-sumur air tanah;
  • Program peningkatan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan air dan distribusi air baku;
  • Program penyediaan sarana dan prasarana air minum bagi masyarakat berpenghasilan rendah;
  • Program penyediaan sarana dan prasarana air limbah;
  • Program pengembangan teknologi pengelolaan air minum dan air limbah;
  • Program pengembangan sistem distribusi air minum;
  • Program rehabilitasi sarana dan prasarana pengelolaan air minum dan air limbah;
  • Program pembangunan saluran drainase/gorong-gorong;
  • Program pengembangan kinerja pengelolaan air minum dan air limbah;
  • Program pembangunan infrastruktur pedesaan;

  

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)

Bidang keCiptaKaryaan

Kota Palopo Tahun 2016-2020

  • Program pengembangan perumahan;
  • Program lingkungan sehat perumahan;
  • Program pemberdayaan komunitas perumahan;
  • Program perbaikan perumahan akibat bencana alam/sosial;
  • Program perencanaan tata ruang;
  • Program pemanfaatan ruang;
  • Program pengendalian pemanfaatan ruang;
  • Program peningkatan kinerja pengelolaan sampah; - Program pengelolaan ruang terbuka hijau (RTH).

  Peningkatan kualitas pembangunan yang dilakukan berdasarkan rencana tata ruang agar pemanfaatan ruang dapat sinergis, serasi dan berkelanjutan dengan program-program sebagai berikut :

  • Program perencanaan tata ruang;
  • Program pemanfaatan ruang;
  • Program pengendalian pemanfaatan ruang;
  • Program kerjasama pemanfaatan ruang;

  Pembangunan infrastruktur lebih difokuskan pada pembangunan dan peningkatan kualitas serta kuantitas infrastruktur jalan dan jembatan, perumahan dan pemukiman serta sumber daya air.

  Adapun program yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut :

  • Program pembangunan jalan dan jembatan;
  • Program pembangunan saluran drainase/plat duicker;
  • Program rehabilitasi/pemeliharaan jalan dan jembatan;
  • Program tanggap darurat jalan dan jembatan;
  • Program pembangunan sistem informasi/data base jalan dan jembatan;
  • Program peningkatan sarana dan prasarana kebinamargaan;
  • Program perencanaan pembangunan jaringan irigasi dan pintu-pintu air;
  • Program normalisasi saluran;

  Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang keCiptaKaryaan Kota Palopo Tahun 2016-2020

  • Program rehabilitasi/pemeliharaan jaringan irigasi, pintu-pintu air dan normalisasi saluran;
  • Program optimalisasi fungsi jaringan irigasi yang telah dibangun;
  • Program pemberdyaan petani pemakai air;
  • Program pembangunan prasarana pengambilan dan saluran pembuang;
  • Program pembangunan sumur-sumur air tanah;
  • Program peningkatan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan air dan distribusi air baku;
  • Program penyediaan sarana dan prasarana air minum bagi masyarakat berpenghasilan rendah;
  • Program penyediaan sarana dan prasarana air limbah;
  • Program pengembangan teknologi pengelolaan air minum dan air limbah;
  • Program pengembangan sistem distribusi air minum;
  • Program rehabilitasi sarana dan prasarana pengelolaan air minum dan air limbah;
  • Program pembangunan saluran drainase/gorong-gorong;
  • Program pengembangan kinerja pengelolaan air minum dan air limbah;
  • Program pembangunan infrastruktur pedesaan;
  • Program pengembangan perumahan;
  • Program lingkungan sehat perumahan;
  • Program pemberdayaan komunitas perumahan;
  • Program perbaikan perumahan akibat bencana alam/sosial;
  • Program perencanaan tata ruang;
  • Program pemanfaatan ruang;
  • Program pengendalian pemanfaatan ruang;
  • Program peningkatan kinerja pengelolaan sampah; - Program pengelolaan ruang terbuka hijau (RTH).

  

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)

Bidang keCiptaKaryaan

Kota Palopo Tahun 2016-2020

  Peningkatan kualitas pembangunan yang dilakukan berdasarkan rencana tata ruang agar pemanfaatan ruang dapat sinergis, serasi dan berkelanjutan dengan program-program sebagai berikut:

  • Program perencanaan tata ruang;
  • Program pemanfaatan ruang;
  • Program pengendalian pemanfaatan ruang; - Program kerjasama pemanfaatan ruang.

7.3 Arahan Peraturan Daerah tentang Bangunan Gedung

  Penyusunan Perda Bangunan Gedung diamanatkan pada Peraturan Pemerintah No. 36 tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan UU 28 tahun 2002 tentang Bangunan Gedung, yang menyatakan bahwa pengaturan dilakukan oleh pemerintah daerah dengan penyusunan Peraturan Daerah tentang Bangunan Gedung berdasarkan pada peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi dengan memperhatikan kondisi kabupaten/kota setempat serta penyebarluasan peraturan perundang-undangan, pedoman, petunjuk, dan standar teknis bangunan gedung dan operasionalisasinya di masyarakat.

  Perda Bangunan Gedung mengatur tentang persyaratan administrasi dan teknis bangunan gedung. Salah satunya mengatur persyaratan keandalan gedung, seperti keselamatan, kesehatan, kenyamanan dan kemudahan. Persyaratan ini wajib dipenuhi untuk memberikan perlindungan rasa aman bagi pengguna bangunan gedung dalam melakukan aktifitas di dalamnya dan sebagai landasan operasionalisasi penyelenggaraan bangunan gedung di daerah. Utamanya untuk daerah rawan bencana, Perda Bangunan Gedung sangat penting sebagai payung hukum di daerah dalam menjamin keamanan dan keselamatan bagi pengguna.Ketersediaan Perda BG bagi kabupaten/kota merupakan salah satu prasyarat dalam prioritas pembangunan bidangCipta Karya di kabupaten/kota.

  

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)

Bidang keCiptaKaryaan

Kota Palopo Tahun 2016-2020

  

7.4 Arahan Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kota

Palopo

  Sejalan dengan peran Pemerintah Pusat sebagai fasilitator dalam era otonomi daerah dan dalam kaitan dengan diterbitkannya Undang-Undang Nomor

  7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air, Pemerintah telah menerbitkan produk pengaturan setingkat peraturan pemerintah yang memberikan pedoman, baik kepada pemerintah kabupaten/kota dan pihak lainnya yang terkait dengan penyelenggaraan pelayanan air minum maupun kepada masyarakat sebagai pengguna layanan air minum, yaitu Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM). Adapun wewenang dan tanggung jawab pemerintah dalam penyelenggaraan SPAM adalah meliputi: (i) menetapkan kebijakan dan strategi nasional; (ii) menetapkan norma, standar, pedoman, dan manual (NSPM); (iii) memfasilitasi pemenuhan kebutuhan air baku.

  Penyediaan air minum merupakan salah satu kebutuhan dasar dan hak sosial ekonomi masyarakat yang hares dipenuhi oleh Pemerintah, baik itu Pemerintah Daerah maupun Pemerintah Pusat. Ketersediaan air minum merupakan salah satu penentu peningkatan kesejahteraan masyarakat, yang masih diharapkan dengan ketersediaan air minum dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, dan dapat mendorong peningkatan produktivitas masyarakat, sehingga dapat terjadi peningkatan pertumbuhan ekonomi masyarakat. Oleh karena itu, penyediaan sarana dan prasarana air minum menjadi salah satu kunci dalam pengembangan ekonomi wilayah.

  Menilik dari permasalahan tumpang tindihnya program pengembangan sarana dan prasarana air minum yang terjadi di masa lampau, memberi suatu pemikiran untuk menyelesaikan permasalahan tersebut secara sistemik. Di sisi lain, kondisi geografis, topografis dan geologis dan juga aspek sumber daya manusia yang berbeda di setiap wilayah di Indonesia, menyebabkan ketersediaan air baku dan kondisi pelayanan air minum yang berbeda dapat memberikan implikasi penyelenggaraan SPAM yang berbeda untuk masing-

  

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)

Bidang keCiptaKaryaan

Kota Palopo Tahun 2016-2020

  masing wilayah. Untuk itu dibutuhkan suatu konsep dasar yang kuat guna menjamin ketersediaan air minum bagi masyarakat sesuai dengan tipologi dan kondisi di daerah tersebut. Rencana Induk Air Minum merupakan jawaban bagi dasar pengembangan air minum suatu wilayah. Diharapkan, dengan adanya Rencana Induk Air Minum, dapat menjadi dasar tersusunnya suatu program pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum wilayah yang berkelanjutan

  (sustainable) dan terarah.

7.5 Arahan Strategi Sanitasi Kota (SSK) Kota Palopo

  Sanitasi sebagai salah satu aspek pembangunan memiliki fungsi penting dalam menunjang tingkat kesejahteraan masyarakat, karena berkaitan dengan kesehatan, pola hidup sehat, kondisi lingkungan permukiman serta kenyamanan dalam kehidupan sehari-hari. Sanitasi seringkali dianggap sebagai urusan “sekunder”, sehingga sering terpinggirkan dari urusan-urusan yang lain, namun seiring dengan tuntutan peningkatan standart kualitas hidup masyarakat, semakin tingginya tingkat pencemaran lingkungan dan keterbatasan daya dukung lingkungan itu sendiri menjadikan sanitasi menjadi salah satu aspek pembangunan yang harus diperhatikan.

  Di sisi lain, masih terdapat pelaksanaan pembangunan sanitasi yang berjalan secara parsial dan belum terintegrasi dalam suatu “grand design” yang sifatnya integratif dan memiliki sasaran secara menyeluruh serta jangka waktu yang lebih panjang. Hal tersebut dapat dilihat dari aspek jenis kegiatannya maupun dari aspek kewilayahan. Untuk itu perlu disusun suatu perencanaan sanitasi secara lebih integratif, aspiratif, inovatif dan sesuai dengan kebutuhan real masyarakat.

  Selanjutnya program dan kegiatan Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman diharapkan dapat memberikan pengaruh terhadap kesehatan, meningkatkan produktifitas dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dalam pelaksanaan Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP), kabupaten/kota wajib menyiapkan dokumen Buku Putih Sanitasi (BPS). Buku

  

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)

Bidang keCiptaKaryaan

Kota Palopo Tahun 2016-2020

Putih Sanitasi merupakan dokumen yang berisi kondisi (existing) sanitasi saat ini.

  Dokumen Buku Putih Sanitasi berfungsi sebagai data dasar (baseline data) kondisi sanitasi kabupaten/kota dalam penyusunan Strategi Sanitasi Kota (SSK), monitoring dan evaluasi sanitasi.

  Kegiatan Buku Putih Sanitasi merupakan kegiatan yang tidak terpisahkan dari semangat kegiatan nasional seiring saat sekarang bangsa Indonesia sedang berpacu dengan waktu untuk mencapai target yang disepakati bersama yaitu meratifikasi Milenium Development Goals (MDGs) yang dihasilkan pada Johanesburg Summit pada tahun 2002, dengan salah satu kesepakatannya adalah mengurangi separuh penduduk pada tahun 2015 yang tidak mendapatkan akses air minum yang sehat serta penanganan sanitasi dasar. Ruang lingkup sanitasi dapat dilihat dalam beberapa tinjauan sebagai berikut :

   Air limbah domestik, dibagi dalam 2 jenis :

  • Black water : air buangan jamban (urin, tinja, dan air gelontoran)

  Jamban adalah suatu ruangan yang mempunyai fasilitas pembuangan tinja (kotoran) manusia yang tediri atas tempat jongkok atau tempat duduk dengan leher angsa atau tanpa leher angsa (jamban cemplung) yang dilengkapi dengan unti penompang kotoran dan air untuk membersihkannya. Kementerian kesehatan telah menetapkan syarat dalam bentuk jamban sehat, yaitu : Tidak mencemari air, tidak mencemari tanah permukaan, bebas dari serangga, tidak menimbulkan baud an nyaman digunakan, aman digunakan oleh pemakainya, mudah dibersihkan dan menimbulkan pandangan kurang sopan. Jamban merupakan sanitasi dasar penting yang harus dimiliki setiap masyarakat. Sebenarnya masyarakat sadar dan mengerti arti pentingnya mempunyai jamban, namun nilai kesadaran masih rendah dalam hal penerapan pola hidup sehat (PHBS).

  • Grey Water : air buangan mandi dan cuci

  Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang keCiptaKaryaan Kota Palopo Tahun 2016-2020

  Jadi, cakupan air limbah domestik (rumah tangga) juga mencakup pembuangan air mandi dan cuci. Beberapa faktor yang mempengaruhi kualitas limbah adalah volume limbah, kandungan bahan pencemar, dan frekuensi pembuangan limbah. Untuk mengatasi hal ini diperlukan pengolahan dan penanganan limbah menurut tingkat perlakuan dan karakteristik limbah.

   Pengelolaan persampahan yaitu kegiatan sistematis, menyeluruh, dan berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah. Termasuk dalam sanitasi berupa sampah rumah tangga dan sampah sejenis rumah tangga. Layanan persampahan. Layanan ini diawali dengan pewadahan sampah dan pengumpulan sampah. Pengumpulan dilakukan dengan menggunakan gerobak atau truk sampah. Layanan sampah juga harus dilengkapi dengan (TPA), atau fasilitas pengolahan sampah lainnya.

   Drainase lingkungan/tersier merupakan sistem saluran awal yang melayani kawasan kota tertentu, seperti kompleks perumahan, area pasar, areal industry, dan perkantoran. Layanan drainase lingkungan adalah penanganan limpasan air hujan menggunakan saluran drainase yang akan menampung limpasan air tersebut dan mengalirkannya ke badan air penerima.

   PHBS adalah aspek non-teknis dari sanitasi yang meliputi promosi kesehatan, perubahan, perilaku, dan sanitasi rumah tangga. Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) adalah upaya untuk memberikan pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat, dengan membuka jalur komunikasi, memberikan informasi dan melakukan edukasi, untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku, melalui Pendampingan (Advokasi), bina suasana (Social Support) dan pemberdayaan masyarakat (Empowerment). Dengan demikian masyarakat dapat mengenali dan mengatasi masalahnya sendiri,

  

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)

Bidang keCiptaKaryaan

Kota Palopo Tahun 2016-2020

  terutama dalam tatanan masing-masing, dan masyarakat dapat menerapkan cara - cara hidup sehat dengan menjaga, memelihara dan meningkatkan kesehatannya.

  Sektor sanitasi merupakan salah satu pelayanan publik yang mempunyai kaitan erat dengan kemiskinan. Pembangunan sektor sanitasi di beberapa daerah di Indonesia, seringkali kurang menjadi prioritas dibanding sektor lainnya. Tidak memadainya pembangunan sektor sanitasi akan berdampak pada penurunan kualitas kesehatan masyarakat dan kualitas lingkungan pada umumnya.

  Sanitasi di Indonesia didefinisikan sebagai upaya membuang limbah cair domestik dan sampah untuk menjamin kebersihan dan lingkungan hidup sehat, baik di tingkat rumah tangga maupun di lingkungan perumahan (TTPS, 2010). Pengertian yang lebih teknis dari sanitasi adalah upaya pencegahan terjangkitnya dan penularan penyakit melalui penyediaan sarana sanitasi dasar (jamban), pengelolaan air limbah rumah tangga (termasuk sistem jaringan perpipaan air limbah), drainase dan sampah (Bappenas, 2003).

  Wilayah kajian penyusunan buku putih (BPS) dan penyusunan Strategi Sanitasi Kota (SSK) mencakup wilayah yang termasuk kategori kawasan perkotaan berdasarkan Rencana Tata Ruang dan Wilayah Daerah (RTRW).

  Kebijakan ini telah dicermati dan diskusikan dengan mensejajarkan sejumlah kebijakan daerah RPJPD, RP4D, RPJMD, RTBL dan RPI2JM Bidang Keciptakaryaan Kota Palopo yang memberi referensi kawasan resiko sanitasi tinggi dan sangat tinggi di Kota Palopo.

  Kota Palopo telah menyetujui program PPSP. Pemerintah Kota Palopo sebelumnya telah melakukan kegiatan untuk mempromosikan hidup sehat dengan sanitasi yang baik. Berikut adalah data ringkasan indikasi kebutuhan biaya dan pembiayaan pengembangan sanitasi untuk 5 tahun di Kota Palopo :

  

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)

Bidang keCiptaKaryaan

Kota Palopo Tahun 2016-2020

Tabel 7.1 Tahapan ringkasan indikasi kebutuhan biaya dan pembiayaan pengembangan sanitasi untuk 5 tahun Kota Palopo

  Indikasi Biaya (juta rupiah) Sumber Pendanaan/Pembiayaan (juta rupiah) No Komponen Sanitasi SWAS/ 2015 2016 2017 2018 2019 Jumlah KAB. PROV. APBN MASY B. Persampahan 1.665 6.355 7.795 6.120 2.470 24.405 10.300 1.600 9.100 3.350

A. Air Limbah Domestik 6.870 2.070 6.030 6.705 6.655 28.330 7.185 2.400 17.650 865 230

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 CSR 12 55 13 D. 335 460 530 580 585 2.490 1.340 150 1.000

  

C. Drainase Perkotaan 5.155 6.155 10.810 5.820 10.720 38.660 22.970 5.000 10.500 190

PHBS Terkait Sanitasi

JUMLAH TOTAL 14.025 15.040 25.165 19.225 20.430 93.885 41.795 9.150 38.250 4.215 475

  Sumber : SSK Kota Palopo

  Tabel di atas memberikan gambaran kebutuhan dan pembiayaan pengembangan sanitasi untuk lima tahun kedepan yang ada di Kota Palopo.

B. KOMPONEN PERSAMPAHAN 2015 2019 Jumlah KOTA PROV. APBN SWAS/CSR MASY

A. PERENCANAAN UMUM

Tabel 7.2 Pengembangan Persampahan Kota Palopo

  1. Penyusunan Masterplan Persampahan Skala Kawasan B. PENGELOLAAN SAMPAH DARI SUMBERNYA 2. Kampanye pengurangan sampah dari sumbernya 100 100 300 3. 4. 1. Pengadaan Perahu Karet untuk mengangkut Sampah Kampanye tatacara dan gerakan pemilihan sampah dari kelompok masyarakat disungai sumbernya Penyuluhan tentang persampahan kepada masyarakat dan 150 150 150 400 100 100 100 50 50 100 100 50 5 6. 8. Pelatihan 3R bagi aparat pengelola persampahan 7. 700 700 700

  4. Penyusunan Rencana Usaha (Business Plan) Persampahan 3. Studi Manajemen Pengelolaan Persampahan 2. Studi tentang kualitas dan kuantitas sampah

  5. Pengadaan Tempat Sampah terpilah ditempat umum/jalan 150 150 150 300 Pembentukan Pokmas baru ditingkat RT/RW tentang kelurahan Pembentukan kader warga peduli lingkungan di setiap pengolahan sampah 75 50 75 50 75 150 50 10. Pengadaan Gerobag Sampah 100 100 200 200 200 11. Pengadaan Gerobag Sampah bermotor 150 150 300 300 250 12. Pengadaan Mobil Pick Up Sampah 200 200 C.

  9. Pengadaan keranjang sampah komposter 100 100 100 200 PENGELOLAAN SAMPAH DARI STASIUN ANTARA 2.1. 1.1. Pembangunan TPS 200 200 200 250 2. Landasan Kontainer 1. TPS Biasa TPS 3R Pembebasan Lahan Landasan Kontainer,Bank Sampah dan SAMPAI TPA 50 50 50 50

2.2. Penyusunan DED Landasan Kontainer

  

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)

Bidang keCiptaKaryaan

2.4. Pembangunan Unit Landasan Kontainer 125 125 125 2.5. Pengadaan Kontainer 200 200 200 2.3. Supervisi Pembangunan Unit Landasan Kontainer

Kota Palopo Tahun 2016-2020

20 20 20 3.1. Penyusunan DED TPS 3R 3.2. Pembentukan dan Pelatihan bagi pengelola TPS 3R

  2.6. Pemeliharaan Unit Landasan Kontainer 2.7. Pembuatan Bank Sampah 200 200 200 3. TPS 3R 20 30 50 50 4.1. Pengadaan Dump Truck 3.4. Operasi dan Pemeliharaan TPS 3R 4.2. Pengadaan Kontainer 300 300 600 600 500 400

  3.3. Supervisi dan Pembangunan TPS 3R 4. Alat Angkut Stasiun antara dan TPA 50 50 50 900 2.000

  4.3. Pengadaan Amroll Truck 4.4. Operasi dan Pemeliharaan Alat Angkut 1.1. Pembangunan Fisik Zona 4 TPA 1. Pembangunan Zona 4 TPA D. TEMPAT PEMROSESAN AKHIR (TPA) 70 75 145 145 600 zona 4TPA 1.1.4. Supervisi dan Pelaksanaan Pekerjaan pembangunan 1.1.3. Perencanaan Detail (DED) pembangunan zona 4 TPA 100 100 100 1.1.2. Penyusunan AMDAL pembangunan zona 4 TPA masyarakat sekitarnya

  1.1.1. Sosialisasi Rencana pembangunan zona 4 TPA kepada 50 50 50 2.000 1.4. 1.3. Operasi dan Pemeliharaan TPA dan fasilitasnya

  1.2. Pengadaan Fasilitas Operasional TPA (Alat Berat) 1.2.1. Pengadaan Bulldozer Pelatihan dan Pengembangan Kelembagaan Pengelolaan 1.2.2. Pengadaan Excavator 50 150 200 200 2.500 2.000 1.5. Penyuluhan dan Bimbingan kepada masyarakat disekitar TPA 1.6. Pemantauan dan Evaluasi TPA pada kondisi/tahap Operasi E. PENGATURAN DAN KELEMBAGAAN 1. Penyusunan Perda Pengelolaan Persampahan TPA/Unit Kerja TPA 75 30 35 75 30 35 75 30 35 3. Fasilitasi Kerjasama dengan Dunia Usaha/Lembaga

  2. Penyusunan Perda Pengelolaan TPA Jumlah Pembiayaan / Pendanaan Komponen Persampahan Domestik 1.665 2.470 4.135 4.135 1.600 8.500 3.350 30 30 30 55 Sumber : SSK Kota Palopo

  Tabel diatas memberikan gambaran tentang pengelolaan sampah di Kota Palopo.

  7.6 Arahan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL)

  Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) Kota Palopo semestinya disusun dengan memperhatikan Pedoman Penataan Bangunan dan Lingkungan serta berbagai Peraturan Pemerintah atau dokumen perencanaan lain yang relevan. Sesuai dengan konsep dan proses penyusunan maka dokumen ini ditulis berdasarkan pedoman penyusunan RTBL dan merupakan

  

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)

Bidang keCiptaKaryaan

Kota Palopo Tahun 2016-2020

  Laporan Antara. Secara garis besar Buku Laporan ini berisi Antara, struktur dan sistematika dokumen, kondisi wilayah perencanaan dan arsitektur kawasan, serta arahan pengembangan menurut rencana tata ruang yang sudah ada. RTBL ini digunakan lebih lanjut sebagai pedoman dalam penataan bangunan dan lingkungan di Kota Palopo.

  Berdasarkan hal tersebut yang menjadi tolok ukur dalam pembangunan dan pengembangan perkotaan yang di dalamnya adalah peningkatan kualitas kawasan permukiman sehingga akan terwujud harmonisasi dan sinkronisasi kawasan perkantoran dengan lingkungan sekitarnya yang merupakan kawasan dengan kegiatan perdagangan dan permukiman. Tujuannya agar pelayanan terhadap masyarakat lebih efisien dan efektif.

  Dalam rangka perwujudan strategi tersebut, maka program kegiatan terkait pembangunan kawasan dan permukiman yang dimaksud dapat diwujudkan melalui :

  a. Pembangunan dan peningkatan jalan-jalan lokal dan lingkungan permukiman b. Pemasangan sheet pile dan bronjong pada tepian kawasan Reklamasi

  c. Pembuatan pertamanan dan pedestrian

  d. Pembuatan ruang terbuka non-hijau dan elemen pelengkapnya

  e. Pembangunan kawasan kuliner Perkembangan ruang kota di Kota Palopo tidak akan terlepas dari permasalahan perkotaan pada umumnya. Berbagai permasalahan yang mungkin timbul perlu diantisipasi dan ditata dalam sebuah Rencana Ketataruangan.

  Provinsi Sulawesi Selatan merupakan salah satu provinsi yang telah mengalami kemajuan yang pesat seiring dengan berkembangnya potensi-potensi yang dimilikinya. Potensi sumber daya alam yang melimpah dan didukung oleh posisi yang strategis mengakibatkan kegiatan perekonomian diprovinsi ini semakin berkembang. Kondisi Provinsi Sulawesi Selatan yang berkembang pesat hendaknya diimbangi dengan penyelenggaraan pemerintahan yang lebih

  

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)

Bidang keCiptaKaryaan

Kota Palopo Tahun 2016-2020

  baik, pelayanan kepada masyarakat yang lebih profesional, dan pelaksanaan pembangunan yang transparan dan merata dengan tujuan terciptanya kesejahteraan masyarakat yang seutuhnya dan menyeluruh. Sehingga potensi- potensi daerah baik potensi sumber daya manusia, sumber daya alam, dan sebagainya, bisa lebih dioptimalkan untuk peningkatan kualitas hidup masyarakat.

  Dari gambaran selintas mengenai lokasi dan kondisi geografis Kota Palopo, memberi penjelasan bahwa secara geografis, Kota Palopo memang sangat strategis dilihat dari sisi kepentingan ekonomi maupun politik. Dari sisi ekonomi, Kota Palopo menjadi simpul jasa distribusi ke daerah utara yang tentunya akan lebih efisien dibandingkan daerah lain.

  Berbagai permasalahan yang mungkin timbul perlu diantisipasi dan ditata dalam sebuah Rencana Ketataruangan. Apabila berbagai kegiatan ini dibiarkan tanpa kendali akan memberikan dampak pembangunan yang kurang terarah, termasuk juga faktor kelestarian dan kenyamanan lingkungan. Kerangka pengembangan (urban guidelines) amatlah diperlukan di Kota Palopo untuk mengantisipasi pembangunan yang kurang tertib, munculnya ketidakselarasan lingkungan, serta perangkat pengendali perkembangan kota. Diharapkan melalui melalui upaya penataan dengan disiapkannya kerangka pengembangan dalam bentuk dokumen Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) dapat mencapai kualitas lingkungun yang lebih baik, serta memberi arahan terhadap pemanfaatan lahan sesuai Tata Ruang yang berlaku. RTBL tersebut juga merupakan arahan arsitektur lingkungan setempat yang melengkapi peraturan bangunan yang ada.

  Mengingat potensi serta kecenderungan pertumbuhan fisik secara cepat sering terjadi diruang yang dialokasikan sebagai kawasan pengembangan pembangunan, maka prioritas penanganan penataan terutama dilakukan pada kawasan yang padat, kawasan tumbuh cepat, daerah pusat perdagangan, kawasan dengan fungsi campuran, atau pada kawasan dengan kondisi geografis memerlukan perhatian khusus atas pertimbangan keamanan serta keserasian

  

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)

Bidang keCiptaKaryaan

Kota Palopo Tahun 2016-2020

  terhadap lokasi setempat misal daerah tepian air atau waterfront, perbukitan dan sebagainya.

  Gagasan ideal ruang perkotaan merupakan satu kesatuan sistem organisasi yang mampu mengakomodasi kegiatan sosial ekonomi, budaya, memiliki citra fisik maupun non fisik yang kuat, keindahan visual serta terencana dan terancang secara terpadu seimbang dengan upaya pelestarian lingkungan. Untuk meningkatkan pemanfaatan ruang kota disatu sisi dan sekaligus sebagai pengendalian, tata ruang kota harus dilengkapi dengan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL). Hal tersebut sebagai bagian dari pemenuhan terhadap persyaratan Tata Bangunan seperti tercantum dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 06/PRT/N/2007.

  Dalam peraturan tersebut tercantum pengertian RTBL yaitu panduan rancang bangun suatu lingkungan/kawasan yang dimaksudkan untuk mengendalikan pemanfaatan ruang, penataan bangunan dan lingkungan, serta memuat materi pokok ketentuan program bangunan dan lingkungan, rencana umum dan panduan rancangan, rencana investasi, ketentuan pengendalian rencana dan pedoman pengendalian pelaksanaan pengembangan lingkungan/kawasan.

  RTBL diperlukan sebagai kerangka pengendali pertumbuhan serta memberi panduan terhadap wujud bangunan dan lingkungan pada suatu kawasan. RTBL disusun setelah suatu produk perencanaan tata ruang kota di sah kan oleh Pemerintah Daerah setempat sebagai Peraturan Daerah (Perda). Dalam lingkup kawasan yang lebih terinci Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan merupakan hasil dari proses identifikasi, perencanaan dan perancangan suatu lingkungan/kawasan. Termasuk didalamnya adalah identifikasi dan apresiasi kontek lingkungan, program peran masyarakat dan pengelolaan serta pemanfaatan aset properti kawasan.