Optimasi formula span 80 dan tween 80 dalam cold cream obat luka ekstrak daun binahong [Anredera cordifolia [Ten.] Steenis.] dengan metode simplex lattice design - USD Repository

  

OPTIMASI FORMULA

SPAN 80 DAN TWEEN 80 DALAM COLD CREAM OBAT LUKA EKSTRAK

DAUN BINAHONG (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis.) dengan METODE

  

SIMPLEX LATTICE DESIGN

SKRIPSI

  Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm)

  Program Studi Ilmu Farmasi Oleh :

  Ayu Paramita NIM : 048114012

  

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2008

  

OPTIMASI FORMULA

SPAN 80 DAN TWEEN 80 DALAM COLD CREAM OBAT LUKA EKSTRAK

DAUN BINAHONG (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis.) dengan METODE

  

SIMPLEX LATTICE DESIGN

SKRIPSI

  Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm)

  Program Studi Ilmu Farmasi Oleh :

  Ayu Paramita NIM : 048114012

  

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2008

HALAMAN PERSEMBAHAN

  Penelitian ini kupersembahkan untuk Tuhan, serta orang-orang yang kukasihi, papa, mama, dan adikku tersayang Tyas, Ditya kekasihku tercinta, Keluarga besar Darmadi dan Fung, Sahabat-sahabatku, Teman-teman farmasi angkatan 2004 dan Almamaterku

  

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPERLUAN AKADEMI

  Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa USD : Nama : Ayu Paramita

  Nomor Mahasiswa : 048114012 Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul : “Optimasi Formula Span 80 dan Tween 80 dalam Cold Cream Obat Luka Ekstrak Daun Binahong (Anredera cordifolia (Ten. ) steenis. ) dengan Metode Simplex Lattice Design” Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, ,mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal : 26 Agustus 2008 Yang menyatakan Ayu Paramita

  

PRAKATA

  Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat yang diberikan sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul ”Optimasi Formula Span 80 dan Tween 80 dalam Cold Cream Obat Luka Ekstrak Daun Binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis.) dengan Metode Simplex Lattice Design”. Laporan skripsi ini dibuat sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Strata Satu Program Studi Farmasi.

  Dalam menyelesaikan laporan akhir ini, penulis banyak mengalami kesulitan dan permasalahan, suka dan duka. Namun dengan adanya bantuan, dukungan, dan semangat dari berbagai pihak, penulis dapat menyelesaikan laporan akhir ini dengan baik. Oleh karena itu dengan kerendahan hati penulis ingin berterima kasih kepada berbagai pihak yang membantu penulis antara lain : 1. Tuhan Yesus atas penyertaan Nya.

  2. Rita Suhadi, M.Si., Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  3. C.M. Ratna Rini Nastiti, S.Si., M. Pharm., Apt., selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan dukungan, perhatian, semangat, bimbingan, dan pengarahan kepada penulis.

  4. Agatha Budi Susiana, M.Si., Apt., selaku Dosen Penguji yang telah menguji sekaligus memberi saran dan kritik yang membangun bagi penulis.

  5. dr. Fenty, M. Kes., Sp.PK. selaku dosen penguji atas kesediaannya menjadi dosen penguji.

  6. Mama dan papaku tercinta yang telah memberikan kasih, dukungan dan bimbingan selama ini.

  7. Lintang Ayuningtyas, adik, sahabat, ”soulmate”ku, untuk cinta, kebersamaan, saran, dan dukungan selama ini.

  8. Raymond Aditya Wahyudi, kekasihku, yang membuat hidupku menjadi lebih berwarna dan bermakna.

  9. Keluarga besar Darmadi dan Fung, atas kasih dan dukungan yang diberikan selama ini.

  10. Sahabat-sahabatku, Rosa, Ika, Rinta, Chandy, Cicil, Lian, Chika, Andri, Tika, Dian, Andini, Sakun, Coco, Adit, Rian ”bunting”, Rudi, Robert, Boris, Budi ”yoyo”, Yudi ”cawas”, Tintus, Rizky ”blangkon”, Ari ”gosonk”, Edot, Felix, Ferry, Probo, atas kebersamaan selama ini, berbagi suka dan duka.

  11. Anak-anak FST 2004 yang memberikan saran dan dukungan untuk skripsi ini.

  12. Anak-anak Fakultas Farmasi angkatan 2004 atas kebersamaan, dukungan selama ini.

  13. Anak-anak Kos Amakusa (Silvia, Desi, Cendani, Heni, Tata, Ita, Dian, Inneke, Nova, Nike, Jenny, Cik Eko, Cik Feli, Cik Monica, Cik Nana, Mira, Uut, Putri, Dewi, Yemi ).

  14. Keluarga Kos Gracia , Mbak Retno, Mas Sur, Mas Ardho, Amanda, Lulu, Veny, Verty, Riris, Vita, Melly, Michel, Riri, Marisa, Handa, Heni, Lia, Wiwin.

  15. Pak Musrifin, Mas Agung, Mas Iswandi, Mas Ottok, Mas Heru, Mas Wagiran, Mas Wajiran, Mas Sigid, serta laboran-laboran yang lain, atas bantuan selama ini, dan Mas Yuwono yang selalu bersedia membantu .

  16. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan laporan akhir ini.

  Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan akhir ini banyak tejadi kesalahan dan kekurangan mengingat keterbatasan kemampuan dan pengetahuan penulis.

  Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari semua pihak. Akhir kata, semoga laporan ini dapat berguna bagi pembaca.

  Penulis

  Intisari

  Ayu Paramita 048114012

  Penelitian yang dilakukan adalah Optimasi Formula Span 80 dan Tween 80 dalam Obat Luka Ekstrak Daun Binahong (Anredera cordifolia (Ten.)Steenis)

  Cold Cream

  dengan Metode Simplex Lattice Design. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan range komposisi optimum Span 80 dan Tween 80 sehingga diperoleh cold

  cream yang memiliki sifat fisis dan stabilitas yang baik.

  Pada penelitian dilakukan ekstraksi dan pembuatan cold cream. Selanjutnya dilakukan pengujian sifat fisis dan stabilitas sediaan, pengujian efikasi cold cream dan analisis data.

  Optimasi formula dalam pembuatan cold cream menggunakan metode Simplex

  

Lattice Design. Setelah pembuatan, cold cream diuji sifat fisisnya berdasarkan kriteria

  yang meliputi viskositas (50-80 d.Pa.s) dan daya sebar (5-7 cm), serta stabilitas cold selama penyimpanan satu bulan (pengamatan koalesen).

  cream

  Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat area optimum yang menghasilkan cold cream yang memenuhi kriteria. Namun, berdasar pada pengujian sifat fisik, cold cream yang memenuhi syarat adalah Formula III,dengan komposisi Span 80 50% dan Tween 80 50%, dilihat juga dari stabilitas fisiknya. Setelah diperoleh formula optimum, dilakukan uji efikasi. Hasil dari pengujian efikasi diperoleh hasil bahwa cold

  

cream ekstrak daun binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) memberikan efek

menyembuhkan luka.

  Kata kunci : span 80, tween 80, ekstrak daun binahong, luka, cold cream, simplex lattice

  design

  

Abstract

  The research was about Formula Optimization of Span 80 and Tween 80 on Extract Binahong leaves cold cream for wound healer with Simplex Lattice Design. The aim of this research was to obtain optimum composition range of Span 80 and Tween 80 to produce wound healer cold cream with appropriate physical characteristics and stability.

  The research involved some process, such as extraction, cold cream manufacturing, physical characteristics evaluation of the cold cream, evaluation of the efficacy, and data analysis.

  Simplex Lattice Design was used to optimize the formula. After manufacturing, cold cream was physical characterisied based on the criteria of their viscosity (50-80 d.Pa.s), spreadability (5-7 cm), and physical stability over a month storage (coalescence).

  The result showed that there was no optimum area which produce cold cream that followed the criteria. However, based on physical characteristic evaluation and physical stability, formula III which the composition of Span 80 50% and Tween 80 50% were appropiate. Then, this formula was tested for its efficacy. The results of the efficacy evaluation revealed that extract Binahong leaves cold cream showed wound healing effect.

  Key words : span 80, tween 80, binahong leaves extract, wound, cold cream, simplex

  lattice design

  DAFTAR ISI

  HALAMAN SAMPUL ................................................................................ i HALAMAN JUDUL ................................................................................... ii HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................... iii HALAMAN PENGESAHAN...................................................................... iv HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................. v PRAKATA................................................................................................... vi PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ...................................................... ix

  INTISARI .................................................................................................... x

  ABSTRACT ................................................................................................... xi

  DAFTAR ISI................................................................................................ xii DAFTAR TABEL........................................................................................ xvi DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xvii DAFTAR LAMPIRAN................................................................................ xviii BAB I PENGANTAR .................................................................................

  1 A. Latar Belakang...............................................................................

  1 B. Perumusan Masalah .......................................................................

  3 C. Keaslian Karya...............................................................................

  3 D. Manfaat Penelitian.........................................................................

  4 E. Tujuan Penelitian ...........................................................................

  4 BAB II PENELAAHAN PUSTAKA .......................................................... 6

  A. Tanaman Binahong (Anredera cordifolia) .................................... 6

  1. Sinonim...................................................................................... 6 2. Klasifikasi tanaman binahong....................................................

  6 3. Morfologi tanaman ....................................................................

  6 B. Asam Oleanolat..............................................................................

  7 C. Ekstrak ...........................................................................................

  7 D. Ekstraksi ........................................................................................

  8 E. Luka ...............................................................................................

  8 F. Krim ...............................................................................................

  9 1. Karateristik Krim .......................................................................

  9

  2. Cold cream ................................................................................. 9 3. Parameter Sifat Fisik dan Stabilitas Krim .................................

  10 4. Formulasi Cold cream ...............................................................

  10

  4.1 Beeswax .............................................................................. 10

  4.2 Lanolin ................................................................................ 11

  4.3 Borax................................................................................... 12

  4.4 α-tocopherol ........................................................................ 12 4.5 Sorbitan monooleat (Span 80) ............................................

  13

  4.6 Tween 80............................................................................. 14 4.7 Virgin Coconut Oil .............................................................

  14 G. Metode Simplex Lattice Design.....................................................

  15 H. Keterangan Empiris .......................................................................

  16 BAB III METODE PENELITIAN ..............................................................

  17 A. Jenis dan Rancangan Penelitian.....................................................

  17

  B. Variabel Penelitian.........................................................................

  17 C. Definisi Operasional ......................................................................

  17 D. Bahan dan Alat Penelitian .............................................................

  18 E. Tata Cara Penelitian .......................................................................

  18 1. Ekstraksi daun binahong............................................................

  19 2. Pembuatan Cold cream ekstrak daun binahong.........................

  19 3. Uji sifat fisik dan stabilitas krim ekstrak daun binahong ..........

  21 3.1 Uji daya sebar .....................................................................

  21

  3.2 Uji viskositas....................................................................... 22

  3.3 Uji stabilitas ........................................................................ 22 4. Uji efektivitas cold cream ekstrak daun binahong ....................

  22 F. Analisis Hasil .................................................................................

  23 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................... 25 A. Determinasi Tanaman....................................................................

  25 B. Pembuatan Ekstrak Daun Binahong ..............................................

  25 C. Pembuatan cold cream ekstrak daun binahong .............................

  26 D. Uji fisik dan stabilitas krim ...........................................................

  30 1. Uji Viskositas.............................................................................

  30 2. Uji Daya Sebar...........................................................................

  31 3. Uji Stabilitas ..............................................................................

  32 E. Penentuan Area Optimum..............................................................

  33 F. Uji efikasi krim ekstrak daun binahong .........................................

  41 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.......................................................

  45

  A. Kesimpulan....................................................................................

  45 B. Saran ..............................................................................................

  45 DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................

  46 LAMPIRAN................................................................................................. 48 BIOGRAFI PENULIS .................................................................................

  92

  

DAFTAR TABEL

Tabel I. Formula Cold Cream......................................................................

  21 Tabel II. Formula Cold Cream Obat Luka...................................................

  29 Tabel III. Viskositas Cold Cream ............................................................... 31 Tabel IV. Daya Sebar Cold Cream ............................................................. 32 Tabel V. Komposisi Span 80 dan Tween 80 untuk tiap formula.................

  37 Tabel VI. Persamaan SLD respon uji ..........................................................

  37 Tabel VII. Perhitungan Regresi persamaan SLD.........................................

  39

  

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Anredera cordifolia....................................................................

  38 Gambar 12. Respon Komposisi Span 80 vs Daya Sebar .............................

  43 Gambar 20. Luka pada punggung kelinci setelah hari VII ..........................

  42 Gambar 19. Luka pada punggung kelinci setelah hari VI ...........................

  42 Gambar 18. Luka pada punggung kelinci setelah hari V.............................

  42 Gambar 17. Luka pada punggung kelinci setelah hari IV ...........................

  42 Gambar 16. Luka pada punggung kelinci setelah hari III............................

  41 Gambar 15. Luka pada punggung kelinci setelah hari II .............................

  40 Gambar 14. Luka pada punggung kelinci setelah hari I ..............................

  38 Gambar 13. Formula Optimum....................................................................

  36 Gambar 11. Respon Komposisi Span 80 vs Viskositas ...............................

  6 Gambar 2. Struktur Asam Oleanolat............................................................

  36 Gambar 10. Grafik Nilai Tengah Diameter Partikel vs % Frekuensi Formula I-V setelah penyimpanan 1 bulan ...................................................

  35 Gambar 9. Grafik Nilai Tengah Diameter Partikel vs % Frekuensi Formula I-V

  34 Gambar 8. Kurva Nilai Tengah Diameter Partikel vs % Frekuensi Formula V

  34 Gambar 7. Kurva Nilai Tengah Diameter Partikel vs % Frekuensi Formula IV

  33 Gambar 6. Kurva Nilai Tengah Diameter Partikel vs % Frekuensi Formula III

  33 Gambar 5. Kurva Nilai Tengah Diameter Partikel vs % Frekuensi Formula II

  28 Gambar 4. Kurva Nilai Tengah Diameter Partikel vs % Frekuensi Formula I

  7 Gambar 3. Cold Cream secara mikroskopik................................................

  43

  

DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran 1. Uji sifat fisis dan stabilitas cold cream ......................... 48 Lampiran 2. Perhitungan Simplex Lattice Design .............................. 52 Lampiran 3. Uji Validitas menggunakan F tabel ..............................

  56 Lampiran 4. Data Pengukuran dan Perhitungan Mikromeritik ..........

  58 Lampiran 5. Dokumentasi ..................................................................

  88

BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Luka merupakan kerusakan pada kulit. Luka dapat diakibatkan cidera secara

  mekanik, terbakar, dan kondisi medis berupa bisul (Winfield, 2004). Pada penderita diabetes, luka dapat menjadi masalah. Luka yang tidak dengan segera ditangani dapat menyebabkan infeksi. Penderita diabetes boleh jadi mendapat infeksi lebih banyak dari teman dan keluarga yang tidak menderita diabetes (Johnson, 1998). Penyembuhan luka yang lambat dan meningkatnya kerentanan terhadap infeksi (Joseph dan Alder, 1990) cenderung terjadi, gangren dapat berkembang, dan terdapat risiko tinggi perlu dilakukannya amputasi tungkai bawah (Morison, 2004).

  Daun binahong berasal dari tumbuhan binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis). Tumbuhan ini berasal dari daerah Amerika Selatan yang beriklim tropis.

  

Anredera diffusa digunakan sebagai obat luka pada pengobatan tradisional masyarakat

  Peru. Asam oleanolat dalam daun binahong memiliki aktivitas sebagai penyembuh luka (Moura-Letts, Villegas, Marcalo, Vaisberg, and Hammond, 2006). Luka ini bisa berupa luka tersayat, luka tergores, maupun luka lecet. Cara penggunaan daun binahong yang tradisional yaitu dengan menghaluskan daun kemudian ditempelkan pada bagian yang luka. Masyarakat menggunakannya terus menerus hingga luka mengering.

  Penulis memilih bentuk sediaan krim sebagai alternatif pemanfaatan daun binahong untuk obat luka. Krim merupakan emulsi. Dalam emulsi, sifat terapetik dan daya sebar baik. Selain itu, absorpsi dan penetrasi dari bahan aktif dalam sediaan emulsi ke dalam kulit lebih terkontrol. Aksi sediaan emulsi pun lebih lama karena konsistensinya yang semi solid menyebabkan sediaan melekat lebih lama pada daerah aplikasi (Gennaro, 2000)

  Pada penelitian ini sediaan krim yang akan dibuat adalah krim dingin (cold

  

cream) . Sediaan cold cream dipilih karena dengan sistem beeswax-boraxnya, krim ini

  memiliki stabilitas yang baik dan tekstur krim yang terbentuk pun baik. Selain itu, tipe dari cold cream adalah tipe A/M di mana fase kontinunya berupa minyak yang bersifat non polar. Senyawa asam oleanolat yang merupakan kandungan dalam daun binahong yang bermanfaat sebagai obat luka memiliki sifat non polar. Oleh karena itu, untuk mempertahankan asam oleanolat tersebut, sediaan krim yang dipilih adalah krim tipe A/M. Penulis melakukan optimasi komposisi Span 80 dan Tween 80 dalam formula cold

  

cream. Span 80 apabila digunakan sebagai emulgator tanpa dicampur bahan lain akan

  membentuk krim tipe A/M. Namun, bila Span 80 dicampur dengan Tween 80, dapat membentuk krim tipe M/A atau A/M. Campuran Span 80 dan Tween 80 memiliki sifat sebagai emulgator yang baik. Emulsi yang terbentuk stabil , tidak toksik, dan tidak terpengaruh pada adanya perubahan elektrolit dan pH (Aulton, 2002) Dengan penelitian ini, diharapkan diperoleh komposisi optimum antara Span 80 dan Tween 80.

  Pada penelitian ini dilakukan penyarian daun Binahong untuk kemudian dibuat sediaan cold cream menggunakan formula yang telah dioptimasi dengan Simplex Lattice

  

Design sehingga diperoleh sediaan cold cream yang manjur dan nyaman dari sisi sifat

fisik, stabilitas dan efektifitas.

B. Perumusan Masalah

  Permasalahan yang diangkat penulis pada penelitian ini adalah :

  1. Adakah range komposisi optimum dalam pembuatan cold cream obat luka ekstrak daun binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis.)?

  2. Berapakah range komposisi Span 80 dan Tween 80 dalam formula cold cream obat luka ekstrak daun binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis.) yang menghasilkan formula optimum?

  3. Bagaimanakah profil sifat fisik dan stabilitas fisik cold cream obat luka ekstrak daun binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis.) ?

  4. Apakah cold cream obat luka ekstrak daun binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis.) memberikan efek dalam penyembuhan luka?

C. Keaslian Karya

  Sejauh pengetahuan penulis, penelitian menggunakan tanaman binahong terutama untuk penyembuhan luka masih jarang dilakukan khususnya di Indonesia.

  Penelitian terkait tanaman binahong yang pernah dilakukan adalah “Formulasi Gel Antiluka ekstrak Daun Binahong (Anredera baselloides (Ten.) Steenis) dengan Basis Carbopol”. (Setyaningretry, 2007)

D. Manfaat Penelitian

  a. Manfaat teoritis

  Penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan formulasi daun binahong sebagai obat tradisional yang berkhasiat sebagai obat luka.

  b. Manfaat praktis

  Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran, informasi, dan masukan kepada masyarakat pada umumnya sehingga daun binahong dapat dikembangkan sebagai obat luka.

E. Tujuan Penelitian

  Tujuan dari penelitian ini adalah :

  1. Untuk mengetahui range komposisi optimum dalam pembuatan cold cream obat luka ekstrak daun binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis.).

  2. Untuk mengetahui range komposisi Span 80 dan Tween 80 dalam formula cold

  cream obat luka ekstrak daun binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis.) yang menghasilkan formula optimum.

  3. Untuk melihat profil sifat fisik dan stabilitas fisik dari cold cream obat luka ekstrak daun binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis.).

  4. Untuk melihat efek penyembuhan luka dari cold cream obat luka ekstrak daun binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis.).

BAB II PENELAAHAN PUSTAKA A. Tanaman Binahong (Anredera cordifolia)

  1. Sinonim

  Menurut Boussingaultia cordifolia Kunth 1825, binahong (Anredera

  cordifolia) memiliki sinonim Boussingaultia gracilis Miers, Boussingaultia cordifolia, Boussingaultia basselloides.

  2. Klasifikasi tanaman binahong

  Berdasarkan Bihrmann’s Taxonomy (2003) klasifikasi tanaman binahong yaitu: Kingdom : Plantae Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Subclass : Caryophyllidae Bangsa : Caryophyllales Suku : Basellaceae Marga : Anredera Jenis : Anredera cordifolia

  3. Morfologi tanaman

  Berdasarkan Bihrmann’s Caudiciform (2003), tanaman binahong termasuk golongan famili Basellaceae yang digambarkan oleh Baill pada tahun 1888.

  Tanaman ini ditemukan di Amerika Selatan sekitar Ekuador. Tanaman ini membutuhkan drainasi tanah yang baik, beberapa air dan banyak cahaya matahari.

  Rhizoma akan tumbuh sampai 4cm dan tingginya mencapai 6m. Bunganya putih dan tanaman ini dapat dikembangbiakan baik dengan dipotong, dengan benih dan umbinya.

  Berdasarkan Swaziland's Alien Plants Database, batangnya merambat, tipis dan sering kemerah-merahan. Daun subsessile atau dengan panjang tangkai daun 1-2 cm, umumnya terdapat akar umbi kecil pada ketiak daun. Helaian daun berukuran 2-11-(13) x 1.75-10-(11) cm, berbentuk oval dan lebar, agak berair sampai berair banyak mengikuti derajat pencahayaan, pangkal daun subcordate atau

  

cordate ; puncaknya tumpul. Racemes sederhana atau 2-4 cabang batang, panjangnya

  sampai 18 cm dan umumnya mengeluarkan ibu tangkai bunga, dengan sejumlah bunga-bunga putih kecil yang wangi. Tangkai bunga penjangnya 2-3 mm; daun pelindung panjangnya 1.5-1.8 mm, lanceolate-subulate. Daun tangkai terendah panjangnya 0.5-1 mm, cupulate; Daun tangkai atas sampai 2-2.5 mm, suborbicular.

  Bunga panjangnya 2-3 mm, membujur elip sampai elips yang melebar. Tangkai sari berbentuk segitiga sempit, dan menyebar. Tangkai kepala putiknyanya satu, lebih pendek dari benang sari; bercabang 1/2-3/4 panjangnya; kepala putik clavate.

B. Asam Oleanolat

  Asam oleanolat merupakan komponen triterpenoid yang banyak terdapat di alam. Senyawa ini diketahui memiliki aktivitas hepatoprotektif, antiinflamasi, dan antihiperlipidemik. Asam oleanolat dapat menyembuhkan luka 43% lebih cepat dibanding luka tanpa pemberian obat apapun. Senyawa ini tidak toksik, dan sudah digunakan dalam kosmetik dan produk kesehatan (Moura-Letts et al, 2006). Struktur asam oleanolat sebagai berikut :

  H CO H 2 H HO H Gambar 2. Struktur Asam Oleanolat

  Asam oleanolat dapat mempercepat penyembuhan luka baik luka berupa luka potong, abrasi sampai bisul. Mekanisme kerja dari asam oleanolat masih misteri (Anonim, 2008).

C. Ekstrak

  Ekstrak adalah sediaan pekat yang diperoleh dengan mengekstraksi zat aktif dari semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang tersisa diperlakukan sedemikian hingga me menuhi baku yang telah ditetapkan (Anonim, 1995).

  Ekstrak cair adalah sediaan cair simplisia nabati yang mengandung etanol sebagai pelarut atau sebagai pengawet atau sebagai pelarut dan pengawet (Anonim, 1995).

D. Ekstraksi

  Ekstraksi adalah kegiatan penarikan kandungan kimia yang dapat larut sehingga terpisah dari bahan yang tidak dapat larut dengan pelarut cair. Simplisia senyawa ekstrak yang diekstrak mengandung senyawa aktif yang dapat larut dan senyawa yang tidak dapat larut seperti serat, karbohidrat, protein, dan lain-lain (Anonim, 1986).

  Maserasi m erupakan cara ekstraksi zat aktif menggunakan cairan pengekstraksi dengan penggojogan atau pengadukan pada suhu ruangan. Maserasi kinetik merupakan metode maserasi yang dilakukan pad a suhu ruangan dan mengalami pengadukan secara konstan. Maserasi merupakan metode yang paling banyak digunakan dalam proses ekstraksi. Metode ini mempunyai keuntungan yaitu reprodusibel (List dan Schimdt, 1989).

E. Luka

  Luka dapat didefinisikan sebagai kerusakan pada kulit secara fisika, dengan terganggunya kontuinitas struktur yang normal ((Winfield, 2004) dan (Anonim, 1995)).

  Luka dapat diakibatkan cidera secara mekanik, terbakar, dan kondisi medis berupa bisul (Winfield, 2004).

  Ada beberapa macam luka, yaitu : contused wound (luka yang kulitnya tidak robek), incised wound (luka yang disebabkan oleh alat pemotong), lacerated wound (luka d i mana jaringannya robek), open wound (luka yang berhubungan dengan udara luar secara langsung), penetrating wound (luka yang disebabkan oleh objek tajam, biasanya ramping, yang berjalan melalui k ulit masuk ke jaringan d i bawahnya), perforating wound (luka tusuk yang berlanjut sampai ke viskus atau rongga badan) (Anonim, 1995).

F. Krim

1. Karakteristik krim

  Krim adalah bentuk sediaan setengah padat mengandung satu atau lebih bahan obat terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai. Istilah ini secara tradisional telah digunakan untuk sediaan setengah padat yang mempunyai konsistensi relatif cair diformulasi sebagai emulsi air dalam minyak atau minyak dalam air. Sekarang i ni batasan te rsebut lebih diarahkan untuk produk yang terdiri dari emulsi minyak dalam air atau dispersi mikrokristal asam-asam lem ak atau alkoho l berantai panjang dalam air, yang dapat dicuci dengan air dan lebih ditujukan untuk penggunaan kosmetika dan estetika. Krim dapat digunakan untuk pemberian obat melalui vaginal (Anonim, 1995).

2. Cold cream

  Cold cream pertama dikembangkan oleh Galen, seorang dokter Yuna ni pada abad

  ke-2 . Komposisi dari cold cream yang dibuat oleh Galen: olive oil, air, beeswax (basis krim), dan rose petals. Beberapa resep untuk cold cream mengandung borax. Borax bertindak sebagai antiseptik dan pengawet. Ketika borax ditambahkan ke dalam krim dengan kandungan beeswax, krim menjadi berwarna putih ( Anonim, 2007).

  Cold cream merupakan emulsi untuk komestik yang memiliki sejarah, yaitu yang

  pertama tercantum pada literatur. Emulsi ini pada prinsipnya merupakan kombinasi antara lilin alami dan minyak sayur (beeswax tradisional dan minyak zaitun). Sesuai d engan perubahan zaman, minyak mineral menggantikan minyak sayur yang kurang stabil dan memunculk an basis yang lebih moderen. Dengan penamb ahan borax ke dalam fo rmul a meningkatkan kestabilan emulsi akibat reaksinya dengan asam lemak dalam lilin alam yang menghasilkan sabun sodium yang merupakan emulgator in situ (Wilkinson, 1982).

3. Parameter sifat fisik dan stabilitas krim

  Daya sebar berhubungan dengan sudut kontak tiap tetes cair an atau preparasi se miso lid yang berhubungan langsung dengan koefisien friksi. Faktor yang mempengaruhi daya sebar adalah formulanya kaku atau tidak, kecepatan dan lama tekanan yang menghasilkan kelengketan, temperatur pada tempat aksi. Kecepatan penyebarannya bergantung pada viskositas formula, kecepatan evaporasi pelarut dan kecepatan peningkatan viskositas karena evaporasi (Garg et al., 2002).

  Viskositas adalah suatu pernyataan tahanan dari suatu cairan untuk mengalir; makin tinggi viskositas maka makin besar tahanannya (Martin et al., 1993). Peningkatan viskositas akan menaikkan waktu retensi pada tempat aksi tetapi akan menurunkan daya sebar (Garg et al., 2002).

  Ada beberapa indikator untuk stabilitas fisik emulsi, yaitu : creaming,

  

coagulation, coalescence, da n Ostwald ripening. Coale scence digambarkan sebagai

  proses agregas i di mana partikel emulsi membentuk lapisan homogen. Apabila proses

  

coalescence terjadi secara baik, emulsi akan terpisah menjadi dua fase, yang merupakan

  tahap paling stabil. Coalescence berbeda dari creaming dan coagulation pada pengertian fisik (Mitsui, 1998).

  

4. Formulasi Cold Cre am

4.

   1 Bee swax Beeswax merupakan lilin natural yang diproduksi dari sarang lebah oleh lebah

  madu dari genus Apis. Komponen utama dari beeswax adalah myricyl palmitate, yang merupakan este r dari alkohol tingkat tinggi. Beeswax bukan merupakan emulgator yang baik namun s enyawa ini berguna sebagai stabilisator dari krim A/M di mana beeswax m emfasi litasi pencampuran dengan air (Collet, 1991).

  Beeswax mengandung (a) sedikit esters dari kolesterol (sterol mengha silkan e mulsi A /M) dan (b) asam serotik bebas (C

  23 H

  51 COOH). Asam ini bereaksi dengan

  borax, menghasilkan sabun yang digunakan sebagai emulgator dalam cold cream ( Gunns, 1975).

  4. 2 Lanolin

  Lanolin merupakan komponen berlemak yang dihasilkan d ari domba Ovies aries Linné. (Bovidae). Bahan ini berbentuk pasta dengan warna kuning (Mitsui, 1998).

  Komponen utama dari lanolin adalah campuran dari asam lem ak tingkat tinggi, sterol, dan e ster dari alkohol tingkat tinggi. Konstituen dari asam lemak tingkat tinggi adalah campuran kompleks dari anteiso fatty acids dan iso fatty acids. Sterol dan alkohol tingkat tinggi, komponennya terdiri dari kolesterol, dan isokolesterol tetapi juga mengandung C

  13 sampai C

33 alkohol tingkat tinggi (Mitsui, 1998).

  Lanolin memiliki afinitas pada kulit dan cukup lengket, memiliki sifat higroskopik, sehingga digunakan pada krim dan lipstik (Mitsui, 1998).

  4. 3 Borax

  Borax disebut juga Natrii tetraboras atau Natrium tetraborat, mengandung sejumlah Na

2 B

  4 O 7 yang setara dengan tidak kurang dari 99,0% dan tidak lebih dari 105,0

  % Na

  2 B

  4 O 7.

  10H

  2 O . Umumnya berupa serbuk putih dari kristal tak berwarna atau putih

  dan tidak berwarna. Mudah larut dalam air mendidih dan dalam gliserin, tidak larut dalam etanol (Anonim, 1995).

  Borax diko mbinasikan dengan beeswax, membentuk emulsi beeswax-borax. Borax digunakan dalam cold cream untuk meningkatkan stabilitas krim dan membentuk tekstur krim yang baik. Ketika larutan borax dicampurkan ke dalam lelehan beeswax, garam sodium dari asam lemak akan terbentuk pada lapisan antara fase minyak dan air. Jumlah borax yang digunakan untuk menetralkan beeswax dalam cold cream berkisar antara 5-16 % (Wilkinson, J.B. dan Moore, R.J., 1982).

  4. 4 α- tocopherol

  Vitamin merupakan antioksidan lipofilik pada kulit, dan umumnya digunakan sebagai antioksidan alami dalam formulasi sediaan topikal. Vitamin ditemukan di seluruh bagian kulit, dermis dan epidermis , sebaik pada stratum corneum,dan dipercaya memegang peranan penting pada pr oteksi biomolekul terhadap tekanan oksidasi (Barel et

  Vitamin E memiliki efek sebagai antioksidan. Antioksidan merupakan substansi yang menunda atau mencegah proses auto-oksidasi lemak dan hasil dari proses auto- oksidasi tersebut. (Anonim, 1939). Vitamin E dipercaya dapat memecah rantai radikal bebas dalam membran (Barel et al, 2001).

4.5 Sorbitan monooleat (Span 80)

  Sorbitan ester merupakan cairan berminyak berwarna kuning kecoklatan dengan

  gugus hidrofobik yang membantu kelarutan minyak dan merupakan emulgator untuk emulsi A/M. Senyawa ini tidak larut dalam air tetapi dapat terdispersi dalam air dingin atau air hangat. Umumnya digunakan dalam pembuatan emulsi, krim, dan salep sebagai emulgator. Bila digunakan tanpa campuran apapun, membentuk emulsi A/M. Namun dikombinasikan dengan polysorbate dengan komposisi tertentu dapat membentuk emulsi A/M maupun M/A. Krim dengan sorbitan memiliki tekstur yang halus dan stabil (Aulton,1991).

  Sorbitan monooleat memiliki pemerian sebagai berikut: warna kuning gading, cairan seperti minyak kental, bau khas tajam, rasa lunak. Span 80 tidak larut tapi terdispersi dalam air, bercampur dengan alkohol, tidak larut dalam propilen glikol, larut d alam hampir semua minyak mineral dan nabati, sedikit larut dalam eter. Penggunaan s enyawa ini sama seperti ester sorbitan, seperti Span 20, berguna untuk membuat krim ti pe A/M, bagian kecil dari Tween 60 dan Tween 80 dapat ditambahkan untuk mengurangi v iskositas dan membantu pembentukan emulsi, sehingga tidak perlu m engg unakan homogenizer atau mill (Anonim, 1988).

  4.6 Tween 80 Polysorbate merupakan polyethylene glycol turunan dari sorbitan esters.

  

Polysorbate dalam bentuk cairan berminyak, berwarna kuning sampai oranye, atau dalam

  bentuk padatan lilin. Zat ini bersifat netral, tidak mudah meguap, dan stabil terhadap suhu. Sebagian besar larut atau terdispersi dalam air. Polysorbate menghasilkan emulsi M/A dengan tekstur yang halus, stabil pada konsentrasi elektrolit yang tinggi dan perubahan pH. Zat ini berguna untuk pembuatan krim dan salep yang larut air dan mudah dicuci air. Umumnya, polysorbate dimodifikasi dengan sorbitan esters dalam penggunaannya untuk pe mbuatan emulsi A/M atau M/A (Aulton, 1991).

  Tween 80 merupakan cairan minyak yang berwarna kuning terang atau kuning kecoklatan dengan bau khas dan rasa agak pahit. Senyawa ini iscibile dalam air, alkohol, kloroform, eter, etil asetat dan metanol. Larut dalam 125 bagian minyak biji kapas; praktis tak larut dalam eter minyak bumi, parafin cair, fixed oil (Anonim, 1988).

  4.7 Virgin Coconut Oil

  Virgin Coconut Oil (VCO) merupakan minyak yang diproses dari buah kelapa tanpa mengalami pemanasan. VCO mempunyai kenampakan bening serta mengandung banyak asam laurat. VCO mengandung asam lemak rantai menengah (Medium Chain MCFA) (Timoti, 2005).

  Fatty Acid/

  Virgin Coconut Oil mengandung asam laurat yang dalam tubuh manusia dir ubah me nja di monolaurin dan yang menjadi paling kuat dalam membunuh virus, bakteri, cendawan dan protozoa. Disamping itu sebagai Asam Lemak Rantai Sedang (MCFA) dapat mengontrol berat badan. Asam lemak ini sangat mudah diserap oleh tubuh, tidak ditimbun dulu sebagai lemak seperti asam lemak berantai panjang (Anonim, 2008).

  Manfaat VCO untuk kesehatan manusia antara lain, mengurangi atau menurun kan resiko kanker dan penyakit degeneratif, mencegah infeksi virus, dan membantu mengontrol diabetes. Dalam bidang kosmetik, VCO biasa digunakan dalam krim perawatan wajah (Surtiningsih, 2006).

G. M etode Simplex Lattice Design

  Metode Simplex Latice Design adalah suatu metode optimasi untuk mengetahui sifat-sifat fisik dari du a campuran atau lebih. Dengan menggunakan metode ini diharapkan faktor trial and er ror dalam mendesain suatu formula dapat dikurangi dan metode ini juga dapat memprediksi sifat-sifat campuran tersebut pada semua perbandingan (Bolton, 1997).

  Persamaan umum untuk Simplex Lattice Design dengan dua variabel bebas adalah sebagai berikut : Y = a(A) + b(B) + ab(A)(B)

  Keterangan : Y = Respon atau hasil penelitian A = Kadar proporsi komponen A B = Kadar proporsi komponen B

  a, b, ab = koefisien yang dihitung dari pengamatan penelitian Koefisien a, b, ab dapat dihitung dari asal percobaannya (Bolton, 1997).

H. Keterangan Empiris

  Penelitian dari Gustavo Moura-Letts, Leon F. Villegas, Ana Marcalo, Abraham J. Vaisberg, dan Gerald B. Hammond (2006) telah membuktikan adanya aktivitas asam oleanolat dalam daun binahong (Anredera cordifolia (Ten.)Steenis) sebagai obat luka.

  Efektivitas asam oleanolat sebagai obat luka diaplikasikan dalam sediaan topikal. Sediaan topikal yang dipilih adalah cold cream. Cold cream dipilih karena stabilitas dan tekstur krim yang terbentuk baik.

  Campu ran Span 80 dan Tween 80 memiliki sifat sebagai emulgator yang baik. Emulsi yang terbentuk stabil , tidak toksik, dan tidak terpengaruh pada adanya perubahan elektrolit dan pH (Aulton, 2002). Oleh karena itu, diperlukan suatu penelitian untuk mengetahui range komposisi optimum dari Span 80 dan Tween 80 yang menghasilkan sifat fisik sediaan cold cream yang baik.

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan termasuk jenis penelitian eksperimental murni. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Farmakognosi-Fitokimia, Laboratorium Teknologi Sediaan Semi Solid, dan Laboratorium Farmakologi dan Toksikologi Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. B. Variabel Penelitian

1. Variabel Utama

  

1.1 Variabel Bebas dalam penelitian ini adalah komposisi surfaktan eksternal yaitu

span 80 dan tween 80.

  1.2 Variabel Tergantung dalam penelitian ini adalah daya sebar, viskositas, stabilitas, dan efikasi.

  2. Variabel Pengacau Terkendali dalam penelitian ini adalah suhu waterbath.

  

3. Variabel Pengacau Tak Terkendali dalam penelitian ini meliputi jenis dan kondisi

patofisiologi kelinci.

C. Definisi Operasional

  1. Cold cream obat luka ekstrak cair daun binahong adalah sediaan setengah padat yang berfungsi sebagai penyembuh luka yang dibuat dari ekstrak cair daun binahong, fase air, dan fase minyak sesuai formula yang ditentukan, dan dibuat sesuai prosedur pembuatan krim pada penelitian ini.

  2. Ekstrak cair daun binahong adalah hasil ekstraksi terhadap fase non polar daun binahong menggunakan etanol 96% yang diuapkan.

  3. Respon adalah besaran yang diamati dalam penelitian ini yaitu, daya sebar, viskositas, stabilitas krim yang digambarkan dari perubahan ukuran partikel yang terjadi setelah satu bulan penyimpanan.

  4. Area optimum adalah area kondisi yang menghasilkan krim dengan daya sebar 5 sampai 7 cm, viskositas 50 sampai 80 d. Pa.s.

D. Bahan dan Alat Penelitian

  Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kelinci jantan albino, daun binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis.), Beeswax, Lanolin, VCO, Borax,

  α-tocopherol, Tween 80, Sorbitan monooleat, aquadest (semuanya kualitas farmasetis), dan parfum.

  Alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu seperangkat alat gelas (pyrex), seperangkat alat ekstrak, neraca (METTLER-TOLEDO), mixer (CUCINA, dengan modifikasi pengatur rpm), waterbath, viskometer seri VT 04 (RION-JAPAN), dan stopwatch.

E. Tata Cara Penelitian

  1. Ekstraksi daun binahong

  Daun segar binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis.) dihaluskan dan dimaserasi dengan etanol 96% pada suhu kamar. Setelah itu, diuapkan untuk mendapatkan ekstrak cair.

  2. Pembuatan cold cream ekstrak daun binahong Formula Cold Cream (Wilkinson, 1982)

  R/ Beeswax

  10 Mineral Oil

  20 Lanolin

  3 Borax

  0.7 Hydrogenated Vegetable Oil

  25 Antioxidant

  0.5 Sorbitan stearate

  5 Polysorbate

  60

  2 Water

  33.8 Perfume, preservative qs Resep di atas dimodifikasi menjadi R/ Beeswax

  18.62 Virgin Coconut Oil

  27.93 Lanolin

  4.66 Borax

  1.21 Antioxidant

  0.93 Sorbitan monooleat

  6.05 Polysorbate

  80

  2.42 Water

  23.28 Parfum

  0.93 Ekstrak daun binahong

  13.97 Modifikasi dilakukan dengan mengganti Hydrogenated Vegetable Oil,

  

Polysorbate 60, dan Sorbitan stearate dengan Virgin Coconut Oil (VCO), Span

Dokumen yang terkait

Pembuatan nanokrim kojic acid dipalmitate dengan kombinasi surfaktan tween 80 dan span 80 menggunakan mixer.

4 50 88

Optimasi komposisi emulgator span 60 dan tween 80 terhadap stabilitas fisik sediaan cold cream ekstrak etanol pelepah pisang Ambon Kuning (Musa paradisiaca .L).

0 3 94

Optimasi tween 80 sebagai emulsifying agent dan carbopol 940 sebagai gelling agent dalam sediaan emulgel sunscreen ekstrak lidah buaya (aloe barbadensis Mill.) dengan metode desain faktorial.

0 11 108

Optimasi formula span 80 dan tween 80 dalam sediaan cold cream ekstrak daun binahong (Anredera cordifolia (ten.) Steenis.) dengan metode desain faktorial.

0 0 104

Optimasi komposisi tween 80 dan span 80 sebagai emulsifying agent dalam formula emulgel anti-aging ekstrak teh hijau [Camelia sinensis [L.]O.K]: Aplikasi desain faktorial.

0 2 132

Ujipotensi antibakteri ekstrak polar daun binahong [Anredera cordifolia [Ten.] Steenis] terhadap baacillus subtilis ATCC 6633 dan pseudomonas aeruginosa ATCC 27853.

0 4 92

Efek hipoglikemik ekstrak daun binahong [Anredera baselliodes Baill.] pada tikus putih jantan terbebani glukosa - USD Repository

0 1 107

Ujipotensi antibakteri ekstrak polar daun binahong [Anredera cordifolia [Ten.] Steenis] terhadap baacillus subtilis ATCC 6633 dan pseudomonas aeruginosa ATCC 27853 - USD Repository

0 0 90

Uji potensi antibakteri ekstrak etanol umbi binahong [Anredera cordifolia [Tenore] steen] terhadap staphylococcus aureus ATCC 25923 dan pseudomonas aeruginos ATCC 27853 - USD Repository

0 1 97

Optimasi komposisi tween 80 dan span 80 sebagai emulsifying agent dalam formula emulgel anti-aging ekstrak teh hijau [Camelia sinensis [L.]O.K]: Aplikasi desain faktorial - USD Repository

0 0 130