UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FIQIH MATERI SHALAT FARDLU MELALUI METODE CRITICAL VIDEO PADA SISWA KELAS II MI GATAK SUGIHAN KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2009/2010 - Test Repository

  

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FIQIH

MATERI SHALAT FARDLU MELALUI METODE CRITICAL VIDEO

PADA SISW A KELAS II MI GATAK SUGIHAN

KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN SEMARANG

TAHUN PELAJARAN 2 0 0 9 /2 0 1 0

  

S K R I P S I

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam

  

Oleh:

NUR ARIFAH

  

NIM: 11408236

JURUSAN TARBIYAH

PERSETUJUAN PEMBIMBING

  Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi Saudara: Nama : Nur Arifah

  NIM :

  11408236

  Jurusan / Progdi : TARBIYAH / PAI Judul : Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Fiqih Materi

  Sholat Fardlu Melalui Metode Critical Video pada Siswa Kelas II MI Gatak Kec. TENGARAN, Kab.

  Semamng tahun Pelajaran 2009/2010 Telah kami setujui untuk dimunaqosahkan

  Salatiga, 15 Agustus 2010 Pembimbing, Suwardi, M.Pd N IP .19670121199903 1 002

  KEMENTERIAN AGAIvm SEK O LA H T IN G G I A G A M A ISLAM N EG ER I (S T A I N ) SALATIG A Jl. Tentara Pelajar 02 Telp. (0298) 323706 Faks. 323433 Salatiga 50721

  PENGESAHAN KELULUSAN

  Skripsi saudari: Nur Arifah dengan Nomor Induk Mahasiswa: 11108236 yang berjudul Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Fiqih Materi Shalat Fardlu

  Melalui Metode Critical video Pada Siswa Kelas II MI Gatak kec.Tengaran Kab. Semarang telah dimunaqosyahkan pada sidang panitia Ujian, Jurusan

  Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga, pada hari sabtu yang bertepatan pada tanggal 25 September 2010 dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh Gelar Saijana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

  Salatiga, 28 September 2010

  Panitia Ujian

  retari^Sidang, Ketiu Sidang,

  r Dr/Imam Sutomo, M. Ag Dr. Ral marttflariyd'tli, M.Pd

  >. 195808271198303 1 002 NIP. 1^670112199202 1 005 enguji II,

  P en g u ji I Ilwa/Muhsin, M.Si

  NIP. 1961/1024398903 1 002 NIP. 19790930200313 1 001

  Pembimbing

  

Suwardi, M.Pd

  NIP. 196701211999 03 1 002

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

  Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : NUR ARIFAH NIM : 11408236 Jurusan : Tarbiyah Program Studi : Pendidikan Agama Islam

  Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

  Salatiga, 19 Agustus 2009 Yang menyatakan, NUR ARIFAH

  

MOTTO

  “Yakinlah bahwa cobaan itu kecil dibandingkan besarnya karunia-Nya” “Janganlah menyerah pada suatu kegagalan, karena kegagalan merupakan cermin dari peijuangan”

VI PERSEMBAHAN

  Skripsi ini penulis persembahkan untuk: 1. kedua orang tuaku yang selalu membimbing dan mendidikku dari kecil yang senantiasa tulus ikhlas merangkaikan kasih sayang. Do’a dan pengharapan. Dan pengorbanan tanpa batas demi kebahagiaan penulis. 2. suamiku yang telah memberi dukungan dan motivasi dalam menyelesaikan skripsi ini.

  3. untuk anakku Farkhan Akbar Fadillah, engkaulah anugerah yang terindah yang pernah ku punyai.

  4. untuk kakak-kakak ku dan adik-adikku.

  5. keluarga MI Gatak.

  Vll

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi dan Penyayang.

  Segala puji bagi Allah Tuhan semesta Alam atas limpahan rahmat, hidayah, taufiq dan inayah-Nya skripsi ini dapat terselesaikan. e> Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan pada Panutan Umat Islam

  Nabi Muhammad SAW, sanak kerabatnya dan para sahabat yang telah menunjukkan jalan yang benar dengan perantara agama Islam.

  Penulisan skripsi ini tidak lepas dari bantuan serta bimbingan dari berbagai pihak, maka dengan segala kerendahan liati penulis menyampaikan terimakasih keada;

  1. Dr. Imam Sutomo, M.Ag. selaku ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Salatiga

  2. Suwardi, S.Pd. M.Pd, selaku dosen pembimbing yang dengan penuh kesabaran telah meluangkan waktunya untuk memberikan pengarahan serta bimbingan dalam penulisan skripsi ini. 3. keluarga besar MI Gatak, Sugihan Kecamatan Tengaran yang telah memberikan ijin serta bantuan kepada penulis dalam mengumpulkan data sehingga akripsi ini dapat terselesaikan.

  4. Ayah, Ibu, Suami, kakak-kakak ku, adik-adikku dan semua familiku yang selalu memberikan motivasi dan do’a restunya.

  5 . Semua pihak yang telah ikut membantu dalam m e n y e le s a ik a n sk rip si ini.

  X DAFTAR ISI

  

  

  BAB I PENDAHULUAN

  XI BAB II KAJIAN PUSTAKA

  

  

  

  

  

  

  

  BAB III PELAKSANAAN TINDAKAN

  

  

  

  BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

  

  

  

  

BABI

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

  Fiqih adalah salah satu bagian dari mata pelajaran agama Islam yang diarahkan untuk menyiapkan anak didik untuk mengenal, memahami, menghayati dan mengamalkan hukum Islam yang kemudian menjadi dasar pandangan hidupnya (way o f life) melalui kegiatan bimbingan, Pengajaran, latihan, pengalaman dan pembiasaan (Departemen Agama RI, 2004:48).

  Pendidikan fiqih disini khususnya pada pendidikan shalat merupakan tiang dari segala amal ibadah. Dan shalat tidak hanya terbatas pada konteks fi'liyah, melainkan menanamkan nilai-nilai dibalik ibadah shalat. Sehingga mampu tampil sebagai pelopor amal m a'ruf nahi munkar serta jiwan(yateruji menjadi orang yang sabar (Ismail SM, 2008:40).

  Fiqih adalah satu bagian dari ilmu pengetahuan agama Islam, oleh karena itu sungguh tidak dapat dianggap bahwa fiqih itu sebagai ilmu yang tersendiri atau terpisah dari ilmu pengetahuan agama ilmu yang tersendiri atau Terpisah dari ilmu pengetahuan agama Islam. Mata pelajaran fiqih sudah diajarkan mulai kelas I Ibtidaiyah sampai perguruan tinggi. Hal ini pelajaran fiqih memiliki firngsi edukatif dan tungsi keilmuan. Fiqih di Madrasah Ibtidaiyah (MI) bertujuan untuk membekali peserta didik agar mengetahui dan memahami pokok-pokok hukum Islam secara terperinci dari menyeluruh serta dapat melaksanakan dan mengamalkan ketentuan hukum Islam secara benar. Pengalaman tersebut diharapkan dapat menunaikan tanggung jawab daiam kehidupan pribadi maupun sosialnya, Mata pelajaran fiqih di madrasah juga mempunyai fungsi diantaranya untuk: a) menanamkan nilai dan kesadaran beribadah peserta didik kepada

  Allah SWT sebagai pedoman mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat, b) membentuk kedisiplinan dan rasa tanggung jawab sosial di madrasah dan masyarakat, c) membiasakan pengalaman terhadap hukum Islam pada peserta didik dengan ikhlas dan perilaku yang sesuai dengan peraturan yang berlaku di masyarakat dan madrasah, d) membekali peserta didik dalam bidang fiqih/hukum Islam untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

  Dari uraian di atas maka mata pelajaran fiqih sangat penting untuk dikaji dan dipelajari Untuk itu agar pelajaran fiqih ini berjalan dengan efektif artinya berjalan dengan lancar, terarah dan sesuai dengan tujuan pembelajaran maka guru harus dapat menerapkan strategi belajar yang sesuai dengan Materi pembelajaran fiqih dan penggunaan metode pembelajaran yang tepat.

  Guru merupakan komponen penting dan utama karena keberhasilan, proses belajar mengajar sangat ditentukan oleh faktor guru. Tugas guru adalah menyampaikan materi pelajaran kepada siswa melalui interaksi komunikasi dalam proses belajar mengajar yang uiiakukan. Keberhasilan guru dalam menyampaikan materi sangat tergantung pada kelancaran interaksi komunikasi guru kepada siswanya.

  3 Untuk mencapai maksud dan tujuan agar pembelajaran tercapai maka

  guru didalam menyampaikan materi pembelajaran perlu menggunakan metode atau alat agar siswa bisa menerima pelajaran dengan efektif dan efisien. Agar tujuan pembelajaran ini tercapai dengan maksimal guru menggunakan berbagai media pendidikan. Menurut Oemar Hamalik, media pendidikan adalah alat, metode, teknik yang digunakan dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi dan interaksi animu guru dan siswa dalam proses pendidikan dan pengajaran di. sekolah (Oemar Hamalik, 1986:12).

  Dalam proses pembelajaran Fiqili, salah sarunya adalah tentang Materi tata cara shalat fardlu, apabila gum memperhatikan dalam penggunaan metode, media dan alat peraga maka pelajaran Fiqih khususnya untuk bab shalat fardlu akan terlaksana dengan baik maka dari latar belakang tersebut penulis tertarik melainkan penelitian tindakan kelas yang diberi judul “UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FIQIH MATERI SHALAT FARDLU MELALUI METODE CRITICAL VIDEO PADA SISWA KELAS

  II MI GATAK KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN SEMARANIG TAHUN PELAJARA 2009/2010”.

  B. Rumusan Masalah Sebagai pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah :

  Apakah metode critical video dapat meningkatkan hasil belajar Fiqili Materi shalat fardlu pada siswa kelas 11 MI Gaiak Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang ?

  4 C. Tujuan Penelitian

  Tujuan yang diharapkan dapat tercapai dalam kegiatan penelitian ini adalatr sebagai berikut: Untuk mengetahui apakah dengan menggunakan metode critical video dapat meningkatkan hasil belajar Fiqih materi shalat fardlu pada siswa kelas II

  MI Gatak Kecamatan Ten gar an Kabupaten Semarang.

D. Manfaat Penelitian

  Dari hasil penelitian ini, diharapkan dapat memberikan manfaat bagi siswa, guru, sekolah dan orang tua.

  1. Bagi siswa Penelitian ini bermanfaat bagi siswa untuk meningkatkan motivasi siswa agar belajar dengan baik serta untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

  2. Bagi guru Penelitian tindakan kelas ini diharapkan guru dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa dalam proses pembelajaran serta sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan metode pembelajaran yang memberikan manfaat bagi siswa.

  3. Bagi sekolah Penelitian ini berfungsi sebagai bahan evaluasi untuk kebijakan sekolah untuk mengembangkan kualitas pembeiajaran yang dilahrkan guru. Dengan demikian diharapkan dapat meningkatkan prestasi

  5 E. Definisi Istilah

  Agar mendapatkan pengertian yang jelas mengenai penelitian ini maka perlu penulis jelaskan beberapa pengertian dan maksud dari:

  1. Hasil belajar Hasil adalah sesuatu yang diadakan (dibuat, dijadikan, dsb) oleh usaha (DEPDIKNAS, 2003:391). Belajar merupakan usaha menggunakan setiap sarana atau sumber baik dalam maupun di luar pranata pendidikan guna perkembangan dan pertumbuhan pribadi (YB.

  Sudarmanto, 1992:2).

  Jadi hasil belajar adalah merupakan hasil yang dicapai oleh siswa setelah menerima pembelajaran dari seorang guru baik itu yang bersifat tertulis maupun yang tidak tertulis. Untuk mengetahui baik buruknya hasil belajar siswa maka diperlukan sebuan penilaian.

  Penilaian adalah proses pngumpulan dan penggunaan informasi oleh guru untuk memberikan nilai terhadap hasil belajar siswa didasarkan tahapan kemajuan belajarnya sehingga di dapat profil kemampuan siswa.

  2. Metode critical video

  Metode critical video adalah penyampaian dalam proses

  pembelajaran dimana video atau film sebagai sarana dalam proses pembelajaran dan siswa bersikap aktif menanggapi video atau film

  6 Metode Critical Video hasil belajar siswa akan meningkat terutama pada mata pelajaran fiqih pada Materi shalat fardlu.

  F. Kerangka Berfildr Shalat fardlu adalah kewajiban yang harus dilaksanakan oleh umat

  Islam. Dalam shalat kita harus mengetahui bagaimana gerakan- gerakannya, syarat, rukun, bacaan dan hal-hal yang membatalkan shalat.

  Dengan melalui metode Critical Video ini diharapkan siswa mengetahui bagaimana gerakan-gerakan shalat yang benar, rukun, syarat shalat, bacaan-bacaan shalat, mengetahui hal-hal yang membatalkan shalat, sehingga akan dapat membantu siswa dalam memahami, mengamalkan, memotivasi dan meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran fiqih.

  G. Hipotesis Tindakan Metode Critical Video dapat meningkatkan hasil belajar fiqih

  Materi shalat fardlu pada siswa kelas II MI Gatak Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang.

H. Metode Penelitian

  1. Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yaitu penelitian yang didasarkan pada permasalahan yang muncul dalam pembelajaran fiqih di MI Gatak Sugihan Kecamatan Tengaran. Prosedur penelitian tindakan kelas ini terdiri dari 3 siklus. Tiap-tiap

  7

  siklus dilaksanakan sesuai dengan pembahan yang dicapai seperti yang telah didesain dalam faktor-faktor yang diselidiki. Pada awalnya peneliti melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang selama ini dilakukan mengidentifikasi permasalahan, mendiskusikan dengan teman sejawat serta mengkaji teori ataupun metode pembelaj aran yang relevan.

  Berdasarkan refleksi awal serta diskusi dengan rekan tersebut maka langkah yang dianggap paling tepat untuk meningkatkan pembelajaran fiqih dengan meningkatkan minat dan peran sertia siswadalam kegiatan pembelajaran tersebut sehubungan dengan hal tersebut, maka tindakan yang paling tepat adalah pembelajaran dengan menggunakan metode critical video.

  Dengan berpedoman pada refleksi awal tersebut maka prosedur pelaksanaan tindakan kelas ini meliputi: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi dan (4) refleksi setiap siklus.

  Secara rinci prosedur tindakan ini dapat dijabarkan dalam urutan berikut: a. Siklus I

  1) Perencanaan Dalam perencanaan ini guru menjelaskan tentang

  Materi yang akan diberikan, guru menggunakan metode critical video dalam pembelajaran, guru mengarahkan siswa

  8

  menyuruh siswa mengkritisi tayangan video. Setelah itu guru mengajak siswa untuk bersama-sama melafalkan bacaan shalat fardlu serta mempraktekkan gerakan shalat fardlu, guru memberikan soal materi shalat fardlu dan guru memberikan nilai. Bagi siswa dalam ,perencanaan ini adalah siswa mendengarkan penjelasan Materi shalat fardlu dari guru, siswa melafalkan bacaan shalat fardlu serta mempraktekkan gerakan shalat fardlu dan siswa menjawab soal yang diberikan guru.

  2) Pelaksanaan Guru menjelaskan materi shalat fardlu kemudian memutarkan video materi shalat dan menyuruh siswa mengkritisi tayangan video kemudian menyuruh siswa bersama-sama untuk melafalkan bacaan serta mempraktekkan gerakan shalat fardlu dan guru memberi soal. 3) Pengamatan

  Guru mencatat tanda-tanda tercapainya pembelajaran yaitu peningkatan perhatian siswa selama proses pembelajaran, peningkatan keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan menggunakan metode critical video pendidikan fiqih pada materi ibadah shalat fardlu dan menjawab soal yang diberikan.

4) Refleksi

  9 Hasil belajar pada siklus I ini belum menunjukkan perubahan

  dalam perhatian terhadap penjelasan guru, gerakan dan bacaan shalat belum menguasai sehingga prestasi belajar siswa masih rendah karena siswa masih sibuk dengan kepentingan sendiri.

  Oleh karena itu, perlu dilakukan tindakan kelas pada siklus II dalam materi ibadah shalat fardlu dengan menggunakan metode yang sama yaitu metode critical video,

  b. Siklus II 1) Perencaaan

  Dalam perencaan ini guru mengajak siswa untuk merefleksi kembali penjelasan yang telah lalu, guru menggunakan metode critical video dalam pembelajaran, guru menyiapkan seperangkat alat critical video,guru mengarahkan siswa agar memperhatikan isi video, guru meminta agar siswa mengkritisi setelah menyaksikan video dan siswa menjawab soal yang diberikan guru. Bagi siswa dalam perencanaan ini adalah berperan aktif dalam proses pembelajaran, memperhatikan isi video kemudian mengkritisi dan medawab soal yang guru berikan

  2) Pelaksanaan Guru melakukan refleksi terhadap pelajaran yang telah lalu dengan diikuti keaktifan siswa guru menyiapkan seperangkat alat dalam penggunuuul metode critical

  10 video,guru memutarkan video kemudian siswa di minta untuk mengkritisi setelah melihat video dan memberikan soal kepada siswa.

  3) Pengamatan Guru mencatat tanda-tanda akan tercapainya pembelajaran yaitu peningkatan perhatian siswa selama proses pembelajaran dengan menggunakan metode critical video dan peningkatan keaktifan siswa, peningkatan hasil belajar fiqih pada materi ibadah shalat fardlu dan soal yang diberikan. 4) Refleksi

  Hasil bilajar pada siklus II telah menunjukkan pembahan lebih baik daripada siklus I. Pembahan tersebut diketahui dari peningkatan perhatian siswa terhadap pelajaran, keaktifan siswa peningkatan penguasaan gerakan dan bacaan shalat fardlu dan peningkatan prestasi belajar. Namun dalam siklus II ini hasil dalam pembelajaran kurang maksimal karena masih terdapat beberapa siswa yang belum aktif dan berkonsentrasi penuh terhadap pelajaran, c. Siklus III

  1) Perencanaan Dalam perencanaan ini guru mengajak siswa untuk merefleksi kembali penjelasan yang telah lalu,

  11 menggunakan metode critical video dalam pembelajaran, guru menyiapkan seperangkat alat critical video, guru mengarahkan siswa agar memperhatikan isi video, guru meminta agar siswa mengkritisi setelah menyaksikan video dan siswa menjawab soal yang diberikan guru. Bagi siswa dalam perencanaan ini adalah berperan aktif dalam proses pembelajaran, memperhatikan isi video kemudian mengkritisi dan menjawab soal yang guru berikan. 2) Pelaksanaan

  Guru memutarkan kembali video yang sama yaitu berupa bacaan dan geiakan shalat fardlu agar siswa lebih faham terhadap pelajaran Pendidikan Agama Islam pada materi ibadah shalat fardlu kemudian siswa menjawab soal yang diberikan guru. 3) Pengamatan

  Guru mencatat tanda-tanda akan tercapainya pembelajaran yaitu peningkatan perhatian siswa selama proses pembelajaran dengan menggunakan metode critical video, peningkatan keaktifan siswa, peningkatan penguasffin pada gerakan serta bacaan shalat, peningkatan prestasi belajar fiqih pada materi ibadah shalat fardlu dan soal yang diberikan.

4) Refleksi

  12 Hasil belajar siklus III telah menunjukkan hasil yang diinginkan karena pada siklus ini kemampuan siswa telah mencapai hasil yang baik.

  2. Subj ek Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di MI Gatak, Sugihan, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang.

  a. Peserta adalah siswa kelas II beijumlah 14 siswa yang terdiri dari 4 siswa laki-laki dan I siswa perempuan.

  b. Mata pelajaran: fiqih 1) Standar kompetensi: mampu melakukan shalat dengan menserasikan bacaan, gerakan, mengerti syarat sah shalat dan yang membatalkannya. 2) Kompetensi dasar: 1. Menjelaskan tata cara pelaksanaan shalat fardlu.

  2. Menyebutkan ketentuan shalat fardlu 3) Materi pokok: shalat fardlu

  3. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian untuk metode crritical video,meliputi:

  1) Silabus fiqih kelas II 2) Rencana pembelajaran

  3) Lembar observasi 4) Lembar tes

  13

  4. Pengumpulan data Dalam pengumpulan data yang berhubungan dengan penelitian ini, peneliti menggunakan lembar observasi dan studi dokumen.

  a. Lembar pengamatan Peneliti mengamati proses pembelajaran didaiam kelas untuk memperoleh informasi dari kegiatan belajar mengajar khususnya kelas II di MI Gatak.

  Pengamatan ini yang dilakukan yaitu untuk mengetahui minat dan aktivitas siswa dalam pembelajaran fiqih melalui metode Critical Video.

  Lembar pengamatan ini berisi tentang sikap siswa, keaktifan melaksanakan tugas, keaktifan dalam mengkritisi video dan pemahaman materi. Data dari hasil pengamatan ini dijadikan rujukan keberhasilan atau kegagalan dalam setiap siklus.

  b. Hasil tes evaluasi Hasil evaluasi tes pembelajaran dari berbagai siklus dikumpulkan dan dibahas pada tiap-tiap siklus.

  5. Analisis data Setelah data terkumpul langkah selanjutnya adalah analisis data. Dalam menganalisis data penulis melakukan dua langkah yaitu: a. Analisis pertama

  Analisis pertama ini penulis lahirkan dengan mengetahui tingkat penggunaan metode Critical Video.

  b. Analisis kedua

  14 Analisis kedua penulis lakukan untuk mengetahui tingkat

  kemampuan rata-rata siswa dalam mengkritisi memahami materi dan menjawab soal-soal yang diberikan guru pada materi fiqih kelas II MI Gatak, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang.

I. Sistematika Penulisan

  Untuk mempermudah pembahasan dalam skripsi ini maka disusun sistematika penulisan, sebagai berikut:

  BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis tindakan, kegunaan penelitian, definisi istilah/operasional, metode penelitian, dan sistematika penulisan.

  BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Tentang Proses Belajar Mengajar Fiqih B. Tinjauan Tentang Metode Critical Video BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus III BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Tiap Siklus B. Pembahasan BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hasil Belajar Sholat Fardhu

  1. Pengertian Belaj ar Menurut W. J. S. Poerwadarminta (2006:121), belajar adalah berusaha (berlatih) supaya mendapat suatu kepandaian. Sedangkan menurut Slameto pengertian belajar secara psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu dalam tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungan dalam memenuhi kebutuhan (Slameto, 1991:2).

  Tabrani Rusyan menjelaskan pengertian belajar adalah:

  a. B elajar adalah m em odifikasi atau m em perteguh kelakuan m e la lu i pengalam an. D alam rum usan terseb u t terkandung bahw a belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan, dan bukan hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, melainkan lebih luas dari itu, yakni m engalam i hasil belajar bukan hanya penguasaan hasil latihan, melainkan perubahan kelakuan.

  b. Belajar itu selalu menunjukkan suatu proses perubahan perilaku atau pribadi seseorang berdasarkan praktek atau pengalam an tertentu (Tabrani Rusyan, 1989:7-9).

  Muhibbin Syah menyatakan bahwa, belajar adalah tahapan

  16

  kognitif (Muhibbin Syah, 1995:91). Munjahid menambahkan pengertian belajar antara lain: a. Belajar itu berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang dalam situasi itu. Perubahan tingkah laku tersebut tidak dapat dijelaskan atas dasar kecenderungan respon pembawaan, kematangan, atau keadaan sesaat seseorang (Munjahid, 2007: 3-4).

  Dari beberapa pendapat tentang pengertian belajar di atas tujuan sebenarnya adalah sama yaitu, siswa dikatakan belajar apabila telah ada perubahan tingkah laku dalam diri individu tersebut yang disebabkan adanya pengalaman dan latihan. Munjahid kembali menambahkan bahwa, setiap p erb u atan b e la ja r itu sela lu te rd a p a t dua aspek y aitu aspek jasm aniah (struktur) dan aspek rohaniah (fungsi). Otak adalah strukturnya dan berpikir adalah fungsinya. Keduanya saling pengaruh mempengaruhi. Misalnya kalau otak luka, maka fungsi berpikirnya akan terganggu. Begitu pula sebaliknya jika fungsi berpikir itu tidak normal, maka struktur otak itu akan berubah bentuknya.

  2. Hasil Belajar

  a. Pengertian Hasil Belajar Menurut Agus Suprijono (2010: 5) hasil belajar adalah pola-

  17

  1) Informasi verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan pemgetahuan dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis. Kemampuan merespon rangsangan secara spesifik, kemampuan tersebut tidak memerlukan manipulasi simbol, pemecahan masalah maupun penerapan aturan

  2) Keterampilan intelektual kemampuan mempresentasikan konsep dan lambang. Keterampilan tersebut merupakan kemampuan melakukan aktivitas kognitif bersifat khas

  3) Strategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan aktivitas kognitifnya sendiri, kemampuan ini meliputi penggunaan konsep dan kaidah dalam memecahkan masalah

  4) KemampUan motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi, sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani

  b. Cakupan hasil belajar 1) Domain kognitif yang meliputi:

  a) Knowledge (pengetahuan, ingatan)

  b) Comprehension (fiemahaman, menjelaskan)

  c) Application (menerapkan)

  d) Analysis (menguraikan, menentukan hubungan)

  e) Synthesis (mengorganisasikan, merencanakan)

  18

  2) Domain efektif yang meliputi

  a) Receiving (sikap menerima)

  b) Responding (memberikan respon)

  c) Valuing (nilai)

  d) Organization (organisasi)

  e) Characterization (karakterisasi) 3) Domain psikomotor yang meliputi

  a) Keterampilan produktif

  b) Teknik

  c) Fisik

  d) Sosial

  e) Manajerial

  f) intelektual

  c. Indikator keberhasilan dalam belaj ar Indikator keberhasilan dalam belajar Usman Setiawati (1993:

  8), mereka mengungkapkan bahwa indikator yang dijadikan sebagai tolak ukur dalam menyatakan bahwa suatu proses belajar mengajar dapat dikatakan berhasil betdasarkan ketentuan kurikulum adalah:

  1) Daya serap terhadap bahan pelajaran yang diajarkan mencapai prestasi tinggi baik secara individu maupun kelompok 2) Perilaku yang digariskan dalam tujuan pengajaran telah dicapai

  19 Namun yang banyak dijadikan sebagai tolak ukur keberhasilan

  dari keduanya ialah daya serap siswa terhadap pelajaran

  d. Tingkat keberhasilan Untuk mengetahui sampai dimana tingkat

  keberhasilan

  belajar siswa terhadap proses belajar yang telah dilakukannya sekaligus juga untuk mengetahui tingkat keberhasilan mengajar guru, kita dapat menggunakan acuan tingkat keberhasilan tersebut sejalan dengan kurikulum yang berlaku saat ini adalah sebagai berikut:

  1) Istimewa/ maksimal Apabila seluruh bahan pelajaran yang diajarkan dapat dikuasai siswa

  2) Baik sekali/optimal Bila sebagian besar (85% s/d 94 %) bahan pelajaran yang diajarkan dapat dikuasai siswa

  3) Baik/minimal Apabila bahan yang diajarkan hanya 75 % s/d 84% dikuasai siswa

  4) Kurang Apabila bahan pelajaran yang diajarkan kurang dari 75% dikuasai siswa, dengan melihat data yang terdapat dalam format daya serap siswa dalam pelajaran dan presentasi keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran tersebut. Dapatlah diketahui tingkat

  20

  3. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar A da berbagai m acam faktor-faktor yang dapat m em pengaruhi dalam belajar, diantaranya adalah: a. Faktor Internal

  Faktor ini terjadi pada kondisi diri atau faktor dalam sisw^ itu sendiri, yaitu: 1) Faktor Jasm aniah

  Menurut Slameto faktor jasm aniah terdiri dari:

  a) Faktor kesehatan Sehat berarti dalam keadaan baik segenap badan beserta bagian-bagiannya bebas dari penyakit. K esehatan adalah keadaan atau hal sehat. K esehatan seseorang berpengaruh terhadap belajarnya.

  b) Cacat tubuh Keadaan cacat tubuh juga mempengaruhi belajar.

  Siswa yang cacat belajarnya ju g a terganggu. Jika hal ini terjadi, hendaknya is belajar pada lembaga pendidikan khusus atau diusahakan alat bantu agar dapat menghindari atau pengaruh kecacatannya itu. Lilik Sriyati menambahkan bahwa, faktor jasm aniah yang mempengaruhi dalam belajar adalah gangguan panca indera dan kelelahan (Lilik Sriyati,

  21 2) Faktor Psikologis

  Sekurang-kurangnya ada tujuh faktor yang tergolong dalam faktor psikologis yang mempengaruhi belajar. Faktor-faktor itu adalah: intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan kelelahan. U raian b erik u t ini akan m em bahas fa k to r-fa k to r tersebut.

  a) In teleg en si M enurut J.P C hop m erum uskan intelegensi adalah kecakapan yang terdiri dari t ig a j e n i s y a itu k e c a k a p a n u n tu k m e n g h a d a p i d a n m enyesuaikan ke dalam situasi yang baru dengan cepat dan efektif, m engetahui atau m enggunakan teori-teori abstrak secara efektif, mengetahui relasi dan mempelajarinya dengan cepat.

  b) Perhatian Perhatian menurut Gazali adalah keaktifan jiw a yang dipertinggi, jiw a itupun sem ata-m ata tertuju kepada suatu obyek (b en d a/ hal) atau sekum pulan obyek. U ntuk dapat m e n ja m in b asil b e la ja r y a n g b a ik , m ak a sisw a h a ru s mempunyai perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya, jika bahan pelajaran tidak menjadi perhatian siswa, maka timbullah kebosanan, sehingga ia tidak lagi suka belajar.

  22 c ) M inat Hilgard memberi rum usan tentang minat a d alah k e c e n d e ru n g a n y an g te ta p u n tu k memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. K egiatan yang dim inati seseorang, diperhatikan terus-m enerus yang disertai dengan rasa senang. Jadi berbeda dengan perhatian, karena perhatian sifatnya sementara tidak dalam waktu yang lam a dan b elum te n tu d iik u ti d e n g an p e ra sa a n sen a n g , sedangkan m inat selalu diikuti dengan perasaan senang dan dari situ diperoleh kepuasan.

  d) Bakat Bakat atau aptitude m enurut H ilgard adalah: "the

  ca p a city it le a rn ."

  D engan p erk ataan lain bakat adalah kemampuan untuk belajar. Kemampuan itu bam akan terealisasi menjadi kecakapan yang nyata sesudah belajar atau berlatih. O rang yang berbakat m engetik, m isalnya akan lebih cepat dapat mengetik dengan lancar dibandingkan dengan orang lain yang kurang atau tidak berbakat di bidang itu.

  e) M o tif M otif erat sekali hubungannya dengan tujuan yang

  23

  berbuat, sedangkan yang menjadi penyebab berbuat adalah m otif itu sendiri sebagai daya penggerak atau pendorongnya.

  f) Kem atangan K em atangan adalah suatu tin g k a t atau fase dalam pertumbuhan seseorang, di mana alat-alat tubuhnya sudah siap untuk melaksanakan kecakapan baru. M isalnya anak dengan kakinya sudah siap untuk berjalan, tangan dengan jari-jarinya sudah siap untuk m enulis dan lain-lain. Kematangan belum b e ra rti anak d ap at m e lak san ak an k eg ia tan sec a ra te ru s m enerus, untuk itu diperlukan latihan-latihan dan pelajaran.

  g) K esiapan Kesiapan atau readness menurut James Drever adalah: preparedness to respond or react.

  K esediaan untuk m em beri response atau bereaksi. K esediaan itu tim bul dari dalam d iri seseorang dan ju g a berhubungan dengan kematangan, karena kem atangan berarti kesiapan untuk m elakukan kecakapan. K esiapan ini perlu diperhatikan dalam proses belajar, karena jika siswa belajar dan padanya sudah ada kesiapan, maka hasil belajarnya akan lebih baik.

  24

  3) Faktor K elelahan Kelelahan pada seseorang walaupun sulit untuk dipisahkan tetapi dapat dibedakan m enjadi dua m acam , yaitu kelelahan jasm ani dan kelelahan rohani (bersifat psikis).

  K elelahan baik secara jasm an i m aupun rohani dapat dihilangkan dengan cara-cara sebagai berikut: a ) tid u r,

  b) is tira h a t,

  c) m e n g u sa h a k an v a ria si dalam b e la ja r,

  d) m enggunakan o b at-o b atan yang b e rsifa t m elan cark an peredaran darah, misalnya obat gosok, e) rekreasi yang teratur,

  f) olahraga secara teratur, dan

  g) m engim bangi m akan dengan m akanan yang m em enuhi syarat-syarat kesehatan, m isalnya m em enuhi em pat sehat lima sempurna,

  h) jik a kelelahan serius cepat-cepat menghubungi seorang ahli, misalnya dokter, psikiater, konselor dan lain-lain (Slameto,

  1991: 56-62).

  b. Faktor Ekstern M enurut Lilik Sriyanti bahwa faktor ekstern ini

  25

  1) K eadaan K elu arg a K eadaan k e lu a rg a yang tu ru t b e rp e n g a ru h te rh a d a p keberhasilan belajar antara lain kondisi ekonomi, status anak dalam keluarga (anak angkat, anak tiri, anak bungsu dan sebagainya), pendidikan orang tua, hubungan antar anggota keluarga (tidak harm onis, saling berm usuhan), jum lah anggota keluarga, dan sebagainya. Kondisi ekonomi keluarga yang m emadai, jalinan hubungan antar anggota keluarga yang harm onis dan suasana kondusif di rumah sangat membantu keberhasilan belajar anak.

  2) F a k to r sek o la h S e b a g ia n b e s a r aktivitas a n a k b e ra d a di s e k o la h .

  Pengem bangan kepribadian anak sebagai to ta lita s banyak di tanamkan dan di upayakan dalam lingkungan pendidikan sekolah. Anak didik berinteraksi dengan guru, teman, dan personil sekolah termasuk dengan nuansa yang diciptakan oleh sekolah tempat anak didik belajar. 3) f a k to r L ing k u n g an m asyarakat

  Anak sebagai makhluk sosial tidak akan lepas dari interaksi dengan orang lain beserta lingkungan. Lingkungan bagi anak adalah segala sesuatu yang berada di luar diri anak, baik yang b e rs ifa t in sa n i m aupun non in sa n i. L in g k u n g an

  26

  adat/kebiasaan m asyarakatnya, kondisi alam tempat tinggalnya, serta tata tertib yang berlaku di m asyarakat.

  K egiatan tersebut bisa dim otori oleh m ass media seperti radio setempat, organisasi pemuda/kemasyarakatan, organisasi keagamaan, atau oleh perusahaan-perusahaan, PT dan sejenisnya, berupa lomba karya ilmiah, lomba pidato bahasa acing, lomba merancang busana, membaca/mengarang puisi/prosa, olah raga dan berbagai kegiatan lain. K egiatan tersebut tidak saja sebagai m edia untuk m enggali bakat dan potensi dari anggota m asyarakat khususnya p e la jar terhadap aktivitas n e g a tif yang destruktif, m erupakan m edia mengisi waktu luang yang p o sitif (Lilik Sriyanti, 2009:11-13).

  Dari penjelasan di atas, jelas bahwa faktor yang berasal dari intern maupun ekstern siswa sangat mempengaruhi dalam proses belajar.

  4. Fiqih

  a. Pengertian Fiqih Secara bahasa fiqih adalah bentuk masdar dari fi’il yang artinya

  faham , mengetahui, cerdas, mahir, cakap”. Dan pengertian-pengertian

  lain yang sejenis dengan pengertian tersebut. Kata fiqih berpengertian ’’faham” dipergunakan dalam lafads hadits Nabi SAW.

  27 A rtin y a : ” Barang siapa dikendaki Allah suatu kebaikan, niscaya Allah akan menjadikannya faham tentang ajaran agama ”.

  (Modul Fiqih I, 1995: 4)

  Dalam kurikulum Madrasah Ibtidaiyah, fiqih adalah salah satu bagian dari mata pelajaran pendidikan agama Islam. Pelajaran ini meliputi fiqih ibadah dan fiqih muamalah yang menggambarkan bahwa ruang lingkup fiqih mencakup perwujudan keserasian, keselarasan, dan kesinambungan hubungan manusia dan Allah SWT, sesama manusia, makhluk lainnya maupun lingkungannya (hablum minallah wa hablum minannas). (Departemen Agama RI, 2008: 3)

  b. Fiqih sebagai mata Pelajaran Pelajaran fiqih dalam kurikulum Madrasah Ibtidaiyah adalah salah satu bagian mata pelajaran agama Islam yang diarahkan untuk menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, dan mengamalkan hukum Islam.

  1. Tujuan dan fungsi pelajaran fiqih Pelajaran fiqih di Madrasah Ibtidaiyah bertujuan untuk membekali peserta didik agar d a p at: a) Mengetahui dna memahami pokok-pokok terperinci dan menyeluruh baik berupa dalil naqli dan aqli

  28 Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

  Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) Pasal 30 Ayat 1 yang berbunyi : Pendidikan keagamaan berfungsi mempersiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memahami dan mengamalkan nilai-nilai ajaran agamanya dan menjadi ilmu agama.

  c. Ukuran Penguasaan Pelajam Fiqih Kata ’’penguasaan” dalam Kamus Bahasa Indonesia diartikan pemahaman/kesanggupan untuk menggunakan pengetahuan

  /kepandaian. Sedangkan pelajaran fiqih dalam kurikulum Madrasah Ibtidaiyah merupakan bagian dari kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia.

  Setiap kegiatan itu selalu mempunyai tujuan juga kegiatan pembelajaran mempunyai tujuan pula. Secara deskriptif mengajar diartikan sebagai proses penyampaian informasi atau pengetahuan dari guru kepada siswa untuk proses mengajar sebagai proses penyampaian pengetahuan. Sebagaimana pendapat Smith yang dikutip Dr. Wina Sanjaya bahwa mengajar adalah menanamkan pengetahuan atau ketrampilan (Dr. Wina Sanjaya, 2006: 74).

  Dari beberapa pengertian di atas maka penulis simpulkan bahwa ukuran penguasaan pelajaran fiqih adalah kemampuan atau

  29

  kognitif, afektif maupun psikomotorik dengan ditandai adanya perubahan kepribadian yang meliputi aspek fisik maupun psikis. Maka dengan demikian siswa memperoleh kecakapan-kecakapan dan tingkah laku yang baru, termasuk didalamnya perubahan-perubahan dalam pengetahuan, minat dan perhatiannya yang dibentuk oleh fungsi psikis manusia.

  5. Ibadah Shalat Fardhu

  a. Pengertian Shalat Fardhu Menurut Syaikh Kamil Muhammad 'U w aidah bahwa pengertian shalat secara etim ologis, shalat berarti do'a, sebagaim ana difirm ankan Allah Subhanahu wa Ta 'ala:

  "Berdo'alah untuk mereka, karena sesungguhnya do'a kalian itu menjadikan ketentram an bagi jiw a m ereka." (At-Taubah: 103) (Al-Quran dan Terjemahnya, 2004:203).

  Sedangkan Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda:

  "A pabila sa la h seorang d i a n ta ra ka lia n d iundang, m aka hendaklah is memenuhinya. Jika sedang tidak berpuasa, maka hendaklah is makan (makanan ya n g disuguhkan) dan apabila berpuasa, maka hendaknya is mendo 'akan. "

  30

  terdapat perintah dan petunjuk shalat, maka hal itu berarti secara lahiriyah kembali kepada shalat dalam pengertian syari'at. Shalat m erupakan kew ajiban yang d ite ta p k a n m elalui A I-Q u r'an , Al- H adits dan Ijm a'(S y aik h K am il M uhammad Uwaidah, 2004:112-

  113) Ketetapan dalam A l-Q ur'an disebutkan m elalui firman-Nya

  (QS Al-Bayyinah: 5) % \ y j \ Z j

  ulii- 3 a iU'Sj 8jSjJ I I 5 ^l2=jT Ij-Lljj ijjlj

  "Dan mereka tidak diperintahkan kecuali agar menyembah Allah dengan memurnikan keta a ta n kepada-Nya dalam menjalankan agama dengan lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat. Yang dem ikian itulah agamam ya n g lurus." (Al-Quran dan Terjemahnya, 204:598).

  Shalat fardhu sebagaimana yang dinyatakan oleh Abu Bakar Jabir Al-Jazairi adalah shalat lim a waktu, yaitu Dhuhur, Asar, M aghrib, Isya' dan Subuh (A bu B akar Jabir A l-Jazairi, 2004:300). Sehingga dapat dikatakan bahwa ibadah shalat fardhu adalah kewajiban setiap umat Islam untuk berdo'a memohon kepada

  Allah, yang dilaksanakan lima kali dalam sehari semalam dengan waktu yang telah ditentukan sebagai wujud bukti dari ketaatan dan

  31 Abu Bakr Jabir Al-Jazairi menjelaskan bahwa syarat-syarat

  wajib dan syarat sahnya shalat adalah sebagai berikut: 1) Syarat-syarat waj ibnya shalat:

  a) Muslim. Jadi, shalat tidak diwajibkan kepada orang kafir, karena didahulukannya dua kalimat syahadat adalah syarat dalam perintah shalat, berdasarkan dalil-dalil berikut: Sabda Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam,

  "Aku perintahkan m em erangi m anusia hingga mereka bersaksi bahwa tidak ada than y a n g berhak disem bah kecuali Allah, Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan shalat, dan memhayar zakat. " (Muttafaq Alaih).

  Sabda Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam kepada Muaz bin Jabal Radhiyallahu anhu,

  "Matra ajaklah mereka agar mereka bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain ya n g berhak disembah kecuali Allah dan bersaksi bahwa M uham m ad adalah utusan Allah. Jika mereka tact kepadamu dalam hal tersebut, maka katakana kepada m ereka bahw a A lla h m ew ajibkan lim a sh a la t kepada mereka dalam sehari dan semalam." (Diriwayatkan Al-Bukhari).

  b) Berakal. Jadi shalat tidak diwajibkan kepada orang gila, karena Rasulullah Shallallahu Alaihi w a Sallam bersabda yang artinya,

  "Pena diangkat dan tiga orang: D ari orang ya n g tidur hingga ia bangun, dari anak kecil hingga is bermimpi, dan dart orang gila hingga ia berakal. "(Diriwayatkan Abu Daud dan

  32

  c) Baligh. Jadi shalat tidak diwajibkan kepada anak kecil hingga ia baligh, karena Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda sebagaimana sabdanya di atas.

  H anya saja anak kecil tetap harus diperintahkan shalat agar ia menyukainya, karena Rasulullah Shallallahu

  Alaihi wa Sallam

  bersabda yang artinya:

  "Suruhlah anak-anak kalian m engerjakan sh a la t jik a mereka mencapai usia tujuh tahun, pukullah mereka jik a tidak m engerjakannya p a d a usia sepuluh tahun, dan pisahkan mereka di kamar tidurnya. "(Diriwayatkan A t Tirmidzi dan ia meng-hasan-kannya).

  d) Waktunya te la h tib a . Jad i sh ala t tid a k d iw a jib k a n sebelum waktunya tiba, karena dalil-dalil berikut:

  "Maka dirikanlah shalat, sesungguhnya shalat adalah kuwajiban ya n g ditentukan waktunya atas orang-orang

y a n g b e r i m a n ." ( A n - N is a ': 1 0 3 ) ( A l- Q u r a n d a n

Terjemahnya, 2004:95).

  Malaikat Jibril turun kemudian mengajari Rasulullah

  Shallallahu A la ih i wa Sallam w aktu-w aktu shalat.

  M alikat Jibril berkata kepada beliau, "Berdirilah, dan

  33

  dari tengah-tengah langit. Pada w aktu A shar, M alaikat Jibril datang lagi kepada Rasulullah Shallallahu A laihi wa

  Sallam

  dan berkata, "Berdirilah, dan shalatlah!" Rasulullah

  

Shallallahu Alaihi wa Sallam pun mengeijakan shalat Ashar

ketika bayangan segala sesuatu persis seperti aslinya.

  Pada waktu shalat Maghrib, M alikat Jibril datang lagi kepada Rasulullah Shallallahu A laihi wa Sallam dan berkata kepada beliau, "B erdirilah, dan s h a la tla h !" R a s u lu lla h S h a lla lla h u A la ih i w a S a lla m pun m engerjakan shalat M aghrib k etika m atahari telah terbenam . Ketika waktu Isya' telah tiba, M alaikat Jibril datang lagi kepada R asulullah S h allallahu A la ih i w a

  

Sallam dan berkata kepada beliau, "Berdirilah, dan

  shalatlah!" Rasulullah Shallallahu A laihi w a S allam pun m engerjakan sh alat Isya' k etik a sinar m erah m atahari telah hilang.

  K etika fajar telah terbit M alaikat Jibril datang lagi kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam dan berkata kepada beliau, "B erdirilah, dan shalatlah!" R asulullah

Dokumen yang terkait

UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN SISWA DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH SISWA KELAS 3 SD NEGERI TENGARAN KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN SEMARANG SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2014 2015

0 0 15

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR FIQIH MATERI SHALAT IDAIN MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS IV DI MI NURUL HIDAYAH TRENTEN KECAMATAN CANDIMULYO KABUPATEN MAGELANG TAHUN PELAJARAN 20152016 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendi

0 0 102

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR FIQIH MATERI HARAM BERPUASA MELALUI METODE DISKUSI PADA SISWA KELAS IV SEMESTER II MI KENTENGSARI 02 CANDIROTO TEMANGGUNG TAHUN 2008 - Test Repository

0 1 87

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FIQIH KELAS III MELALUI METODE PEMBELAJARAN AKTIF (STUDI DI MI MANBAUL ULUM KARANGLANGU KECAMATAN KEDUNGJATI KABUPATEN GROBOGAN TAHUN 20082009)

0 0 98

MENINGKATKAN KETERAMPILAN SHALAT FARDHU MELALUI JAMAAH SHALAT DZUHUR PADA SISWA KELAS VI SD KALIBEJITUNTANG SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2007/2008 - Test Repository

0 0 87

UPAYA PENINGKATAN PEMAHAMAN BELAJAR FIQIH MELALUI METODE TANYA JAWAB PADA SISWA KELAS V MI SEMEN CANDIMULYO MAGELANG TAHUN 2008 - Test Repository

0 0 97

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR BAHASA ARAB MELALUI METODE INDEX CARD MATCH PADA SISWA KELAS IV MI MIFTAKHUL ULUM KALIBANGER KECAMATAN SUMOWONO KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2010 - Test Repository

0 0 116

PENERAPAN METODE DRILL DALAM UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR FIQIH PADA SISWA KELAS III MI BANSARI KECAMATAN BANSARI KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN PELAJARAN 2007/2008 - Test Repository

0 3 80

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR FIQIH MELALUI METODE TANYA JAWAB PADA SISWA KELAS IV MI MONOKERTO KECAMATAN TEGALREJO KABUPATEN MAGELANG - Test Repository

0 0 102

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR ANAK PADA PELAJARAN FIQH MATERI SHOLAT FARDHU MELALUI MEDIA PEMBELAJARAN AUDIO VISUAL SISWA KELAS II MI MA’ARIF SRATEN KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN SEMARANG TAHUN 20082009 SKRIPSI

0 0 110