PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN METODE SOSIODRAMA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS V DI SDN TEGALREJO 02 KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2013 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Gelar Sarjana Pendidikan Islam

  

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA

DENGAN METODE SOSIODRAMA PADA MATA

PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS V DI SDN

TEGALREJO 02 KECAMATAN TENGARAN

KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2013

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Gelar

Sarjana Pendidikan Islam

  

Oleh

DENNIS OSSY JANUARY

NIM 11509009

  

JURUSAN TARBIYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH

  

IBTIDAIYAH

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)

SALATIGA

2013

  

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA

DENGAN METODE SOSIODRAMA PADA MATA

PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS V DI SDN

TEGALREJO 02 KECAMATAN TENGARAN

KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2013

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Gelar

Sarjana Pendidikan Islam

  

Oleh

DENNIS OSSY JANUARY

NIM 11509009

  

JURUSAN TARBIYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH

  

IBTIDAIYAH

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)

SALATIGA

2013

  

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

  “Urip iku urup”

  PERSEMBAHAN

  Skripsi ini saya persembahkan untuk kanjeng mami, para guru dan dosen yang senantiasa membantu dalam penulisan, dan para sahabat yang senantiasa mendukungku

  KATA PENGANTAR Assalaamu'alaikum Wr. Wb.

  Dengan rasa ikhlas setulus hati penulis mengucapkan puji dan syukur ke

hadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan begitu banyak rahmat, hidayah , inayah serta

ridloNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan lancar.

Sholawat serta salam senantiasa penulis curahkan untuk beliau Rosul tercinta Nabi

Muhammad SAW, keluarga, sahabat serta para pengikutnya yang telah membawa kita

semua dari zaman kejahiliahan menuju zaman yang penuh barokah ini, semoga kita

termasuk umat yang mendapat syafa‘atnya. Amin

  Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk melengkapi salah satu syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam STAIN Salatiga.

  Dalam penyusunan skipsi ini, penulis banyak mendapatkan bantuan,

bimbingan serta arahan baik secara langsung ataupun tidak langsung. Oleh karenanya,

dalam kesempatan ini penulis akan menyampaikan ucapan terima kasih yang setulus-

tulusnya kepada:

  1. Bapak Dr. Imam Sutomo, M.Ag. sebagai ketua STAIN Salatiga.

  2. Bapak Suwardi, M.Pd. sebagai ketua Jurusan Tarbiyah STAIN Salatiga.

  3. Bapak Drs.Sumarno Widjadipa, M.Pd. sebagai ketua Progam Studi S1 PGMI STAIN Salatiga.

  4. Bapak Drs. Bahroni, M.Pd sebagai dosen pembimbing yang senantiasa meluangkan waktunya untuk memberi bimbingan dan arahan dalam penyusunan skripsi ini.

  5. Seluruh dosen STAIN Salatiga yang telah memberikan begitu banyak ilmunya.

  6. Bapak Sarsono, S.Pd. sebagai kepala Sekolah Dasar Negeri Tegalrejo 02 Kecamatan

  Tengaran Kabupaten Semarang yang telah memberikan izin untuk mengadakan penelitian di sekolah yang beliau pimpin.

  7. Para guru Sekolah Dasar Negeri Tegalrejo 02 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang, yang telah banyak membantu dalam proses penelitian.

  8. Siswa-siswi kelas V Sekolah Dasar negeri Tegalrejo 02 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang yang sangat antusias dan menyenangkan.

  9. Ibuku tercinta dan adikku yang senantiasa menyayangi dan mendukungku.

  10. Para sahabat-sahabatku PGMI angkatan 2009 yang sangat saya cintai.

  11. Teman-teman pekerja seni Teater Getar yang sangat saya banggakan, yang telah memberikan begitu banyak sumbangsih ide-ide dalam penyusunan skripsi ini.

  12. Orang-orang yang telah membantu dan memberikan fasilitas kepada saya sehingga skripsi ini dapat selesai.

  Penulis menyadari bahwa skripsi ini belum begitu sempurna baik isi

maupun penyajiannya. Oleh karena itu penulis berharap akan kritikan dan saran demi

kebaikan skripsi ini. Semoga saja skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi para

pembaca.

  Wassalaamu'alaikum Wr. Wb.

  Salatiga, 13 September 2013 Penulis, Dennis Ossy January

  ABSTRAK Ossy January, Dennis. 2013.Peningkatan Keterampilan Berbicara Dengan Metode

  Sosiodrama Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas V di SDN Tegalrejo 02 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang. Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Drs. Bahroni, M.Pd.

Kata Kunci: Peningkatan, Keterampilan Berbicara, dan Metode Sosiodrama.

  Penelitian ini merupakan upaya untuk meningkatkan keterampilan berbicara dengan menggunakan metode sosiodrama pada mata pelajaran bahasa Indonesia bagi siswa kelas V di SDN Tegalrejo 02. Pertanyaan utama yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah apakah metode sosiodrama dapat meningkatkan keterampilan berbicara pada mata pelajaran bahasa Indonesia kelas V di SDN Tegalrejo 02 kecamatan Tengaran kabupaten Semarang? Untuk menjawab pertanyaan tersebut maka penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam dua siklus dan pada tiap siklus terdiri atas empat langkah kegiatan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.

  Hasil penelitian menunjukkan, dengan menggunakan metode sosiodrama dalam pelajaran Bahasa Indonesia mampu meningkatkan penggunaan pilihan kata, intonasi, pelafalan, ekspresi, dan kelancaran dalam keterampilan berbicara siswa. Hasil keterampilan berbicara yang diperoleh sebelum menggunakan metode sosiodrama hanya 5 siswa yang tuntas atau 35,71%, dan setelah menggunakan metode sosiodrama dalam pembelajaran Bahasa Indonesia pada siklus I meningkat 21,43% atau 8 siswa dari kondisi awal, dan pada siklus II meningkat 28,57% atau 12 siswa. Pada pilihan kata dalam keterampilan berbicara pada siklus II meningkat 28,57% dari siklus I. Pada intonasi dalam keterampilan berbicara di siklus II meningkat 21,43% dari siklus I. Pada pelafalan dalam keterampilan berbicara, di siklus II stabil dengan siklus I. Pada ekspresi dalam keterampilan berbicara, di siklus I meningkat 14,29% dari kondisi awal, dan pada siklus

  II stabil dengan siklus I. Pada kelancaran dalam keterampilan berbicara, pada siklus I meningkat 14,29% dari kondisi awal, dan pada siklus II meningkat 7,14% dari siklus I. Penulis menyimpulkan bahwa metode sosiodrama dapat digunakan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia karena dapat meningkatkan pengunaan pilihan kata, intonasi, pelafalan, ekspresi, dan kelancaran dalam keterampilan berbicara.

  DAFTAR ISI

  SAMPUL LOGO ............................................................................................. i LEMBAR LOGO ............................................................................................. ii JUDUL ............................................................................................................ iii PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................... iv LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. v PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN....................................................... vi MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................. vii KATA PENGANTAR .................................................................................. viii ABSTRAK ...................................................................................................... xi DAFTAR ISI .................................................................................................. xii DAFTAR TABEL .......................................................................................... xv DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xvii DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xviii

  BAB 1. PENDAHULUAN .............................................................................. 1 A. Latar Belakang Masalah ............................................................................. 1 B. Rumusan Masalah ...................................................................................... 4 C. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 4 D. Hipotesis ..................................................................................................... 4 E. Manfaaat Penelitian .................................................................................... 5 F. Definisi Operasional................................................................................... 6 G. Metode Penelitian....................................................................................... 8

  H.

  Sistematika Penulisan............................................................................... 13

  BAB 2. KAJIAN PUSTAKA ......................................................................... 16 A. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia............................................................. 16 1. Pengertian Mata Pelajaran Bahasa Indonesia .................................... 16 2. Fungsi Mata Pelajaran Bahasa Indonesia ........................................... 17 3. Tujuan Mata Pelajaran Bahasa Indonesia .......................................... 18 4. Ruang Lingkup Mata Pelajaran Bahasa Indonesia............................. 21 5. Keterampilan dalam Mata Pelajaran Bahasa Indonesia ..................... 23 6. Hubungan Antar Keterampilan Berbahasa......................................... 29 B. Pengembangan Keterampilan Berbicara .................................................. 33 1. Cara Meningkatkan Keterampilan Berbicara ..................................... 33 2. Kriteria Metode Pembelajaran Berbicara ........................................... 37 3. Ragam Tes Kemampuan Berbicara .................................................... 38 4. Faktor Penunjang dan Faktor Penghambat Keterampilan Berbicara . 40 C. Metode Sosiodrama .................................................................................. 42 1. Pengertian Metode Sosiodrama.......................................................... 42 2. Langkah-Langkah Metode Sosiodrama ............................................. 43 3. Manfaat Metode Sosiodrama ............................................................. 46 4. Kelebihan Metode Sosiodrama .......................................................... 47 5. Kelemahan Metode Sosiodrama ........................................................ 48

  D.

  Kaitan Keterampilan Berbicara dalam Pelajaran Bahasa Indonesia Dengan Metode Sosiodrama .................................................................................. 48

  BAB 3. PELAKSANAAN PENELITIAN ..................................................... 51 A. Setting (Tempat dan Waktu) Penelitian ................................................... 51 1. Tempat Penelitian............................................................................... 51 2. Waktu Penelitian ................................................................................ 55 B. Data Siswa Kelas V SDN Tegalrejo 02 ................................................... 55 C. Deskripsi Penelitian Tindakan ................................................................. 56 1. Deskripsi Pelaksanaan Siklus 1 .......................................................... 56 2. Deskripsi Pelaksanaan Siklus 2 .......................................................... 59 BAB 4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................ 60 A. Hasil Penelitian ........................................................................................ 60 1. Kondisi Awal ..................................................................................... 60 2. Siklus 1 ............................................................................................... 64 3. Siklus 2 ............................................................................................... 69 B. Pembahasan .............................................................................................. 73 BAB V. PENUTUP ........................................................................................ 78 A. Kesimpulan .............................................................................................. 78 B. Saran ......................................................................................................... 79 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 89 LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................. 91

  

DAFTAR TABEL

  3.1 Data Jumlah Siswa SDN Tegalrejo 02 .............................................. 52

  3.2 Data Tenaga Pendidik SDN Tegalrejo 02 ......................................... 52

  3.3 Data Siswa Kelas V SDN Tegalrejo 02 ............................................ 56

  4.1 Hasil Keterampilan Berbicara Siswa pada Kondisi Awal................. 61

  4.2 Persentase Pilihan Kata dalam Keterampilan Berbicara ................... 62

  4.3 Persentase Intonasi dalam Keterampilan Berbicara .......................... 63

  4.4 Persentase Pelafalan dalam Keterampilan Berbicara ........................ 63

  4.5 Persentase Ekspresi dalam Keterampilan Berbicara ......................... 63

  4.6 Persentase Kelancaran dalam Keterampilan Berbicara..................... 63

  4.7 Hasil Keterampilan Berbicara Siswa pada Siklus 1 .......................... 66

  4.8 Hasil Penilaian Keterampilan Berbicara Siswa................................. 67

  4.9 Persentase Pilihan Kata Keterampilan Berbicara .............................. 67

  4.10 Persentase Intonasi dalam Keterampilan Berbicara .......................... 68

  4.11 Persentase Pelafalan dalam Keterampilan Berbicara ........................ 68

  4.12 Persentase Ekspresi dalam Keterampilan Berbicara ......................... 68

  4.13 Persentase Kelancaran dalam Keterampilan Berbicara..................... 68

  4.14 Hasil Keterampilan Berbicara Siswa pada Siklus II ......................... 70

  4.15 Persentase Pilihan Kata dalam Keterampilan Berbicara ................... 71

  4.16 Persentase Intonasi dalam Keterampilan Berbicara .......................... 71

  4.17 Persentase Pelafalan dalam Keterampilan Berbicara ........................ 72

  4.18 Persentase Ekspresi dalam Keterampilan Berbicara ......................... 72

  4.19 Persentase Kelancaran dalam Keteranpilan Berbicara ...................... 72

  4.20 Perbandingan Hasil Keterampilan Berbicara Siswa ......................... 74

  4.21 Perbandingan Pilihan Kata Keterampilan Berbicara......................... 74

  4.22 Perbandingan Intonasi Keterampilan Berbicara................................ 75

  4.23 Perbandingan Pelafalan Keterampilan Berbicara.............................. 75

  4.24 Perbandingan Ekspresi Keterampilan Berbicara ............................... 76

  4.25 Perbandingan Kelancaran Keterampilan Berbicara .......................... 76

  DAFTAR GAMBAR 1.

  Kondisi Awal – Membuat Kerangka Karangan Untuk Bercerita 2. Gambar Siklus I 3. Gambar Siklus II 4. Siswa Kelas V SDN Tegalrejo 02

  Lampiran 1

  DAFTAR LAMPIRAN

  • – Tabel Data Siswa SDN Tegalrejo 02 .................................... 82 Lampiran 2
  • – Tabel Data Tenaga Pendidik SDN Tegalrejo 02 ................... 83 Lampiran 3
  • – Tabel Data Siswa Kelas V SDN Tegalrejo 02 ....................... 84 Lampiran 4
  • – Hasil Keterampilan Berbicara Siswa pada Kondisi Awal ..... 85 Lampiran 5
  • – Lembar Penilaian Kondisi Awal............................................ 86 Lampiran 6
  • – Hasil Keterampilan Berbicara Siswa pada Siklus 1 .............. 87 Lampiran 7
  • – Lembar Penilaian Siklus 1 ..................................................... 88 Lampiran 8
  • – Hasil Keterampilan Berbicara Siswa pada Siklus 2 .............. 89 Lampiran 9
  • – Lembar Penilaian Siklus 2 ..................................................... 90 Lampiran 10
  • – Dokumentasi Foto.................................................................. 93 Lampiran 11
  • – Naskah Sosiodrama Kelompok 1 .......................................... 95 Lampiran 12
  • – Naskah Sosiodrama Kelompok 2 ........................................ 104 Lampiran 13
  • – Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kondisi Awal............. 112 Lampiran 14
  • – Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus 1 ...................... 116 Lampiran 15
  • – Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus 2 ...................... 120 Lampiran 16
  • – Surat Keterangan Penelitian ................................................ 124 Lampiran 17
  • – Daftar Riwayat Hidup .......................................................... 125

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan berdasarkan Permendiknas RI Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi,

  pembelajaran Bahasa Indonesia menekankan tentang pentingnya penguasaan empat macam keterampilan berbahasa oleh subjek didik yang meliputi: keterampilan berbicara, keterampilan menyimak atau mendengarkan (dengan pemahaman), keterampilan membaca, dan keterampilan menulis. Keempat macam keterampilan dasar berbahasa tersebut memiliki keterkaitan fungsional satu sama lain.

  Idealnya pembelajaran berbahasa yang baik tanpa mengabaikan keterampilan berbahasa lain adalah menitikberatkan pada keterampilan berbicara. Keterampilan berbicara dipandang memiliki peranan sentral dalam tujuan pembelajaran bahasa karena hakikat belajar bahasa adalah belajar komunikasi, terutama komunikasi lisan. Demikian pula dengan hakikat pembelajaran Bahasa Indonesia.

  Untuk menunjang tercapainya pembelajaran tersebut juga diperlukan keterampilan guru memilih metode yang sesuai dengan tujuan pembelajaran. Guru memegang peranan penting dalam mengontrol kegiatan pengajaran di kelas dengan didukung oleh sumber belajar lain. Sumber belajar lain dalam bentuk pengajaran melalui media, metode, maupun pendekatan dalam pembelajaran (Sudjana, 2007:113).

  Kenyataan yang terjadi pada pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah pada umumnya belum semua guru bahasa menyadari bahwa keterampilan juga penting dicapai dalam pembelajaran tersebut. Belum semua guru menyadari bahwa tujuan pembelajaran Bahasa Indonesia adalah mampu menggunakan bahasa untuk berkomunikasi secara lisan ataupun tulisan.

  Guru juga belum memberikan ruang kepada peserta didik untuk mengembangkan keterampilan tersebut. Guru dalam mengajarkan Bahasa Indonesia ataupun bahasa asing lainnya lebih sering mengutamakan hal formal seperti struktur dan tatanan bahasa, sehingga siswa tidak bisa secara leluasa belajar tentang keterampilan berbicara yang baik dan benar. Siswa juga lebih sering dibebani materi-materi tentang gramatikal.

  Kenyataan yang terjadi di SDN Tegalrejo 2 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang, keterampilan berbicara siswa kelas V masih kurang. Cara penyampaian pelajaran Bahasa Indonesia oleh guru menjadi faktor penyebabnya. Guru cenderung menggunakan metode ceramah. Selain menyebabkan siswa menjadi bosan, siswa juga tidak menunjukkan keaktifan saat kegiatan belajar berlangsung, motivasi siswa juga terlihat rendah.

  Dengan keadaan tersebut, penulis merasa perlu melakukan sebuah penelitian yang menggunakan metode sosiodrama untuk memecahkan permasalahan pembelajaran di atas, yakni untuk mengembangkan potensi keterampilan berbicara.

  Penulis akan menerapkan metode sosiodrama untuk peningkatan keterampilan berbicara berdasarkan pendapat ahli dan pertimbangan- pertimbangan.

  Pembelajaran sosiodrama mempunyai implikasi terhadap penggunaan metode dan penyajian materi pembelajaran, indikasi kemampuan dan keterampilan siswa yang dapat dikembangkan dalam penerapan pembelajaran sosiodrama, antara lain siswa dapat melatih dan memiliki kemampuan kerjasama, komunikatif, dan menginterpretasikan suatu kejadian.

  Selama pembelajaran berlangsung, setiap pemeran dapat melatih sikap simpati, rasa benci, marah, senang, dan peran lainnya. Karakter tokoh tertentu, dibawa dalam peran yang dimainkannya, sedangkan penngamat (guru) melibatkan dirinya secara emosional dan berusaha mengidentifikasikan penguasaan siswa atas peran yang dimainkan.

  Pada pembelajaran sosiodrama, pemeranan tidak dilakukan secara tuntas sampai masalah dipecahkan. Hal ini dimaksudkan untuk mengundang rasa penasaran siswa yang menjadi pengamat agar turut aktif mendiskusikan dan mencari jalan keluar. Dengan demikian, diskusi setelah bermain peran akan berlangsung hidup dan menggairahkan siswa.

  Berdasarkan uraian di atas, maka penulis akan melakukan penelitian de ngan judul, ―Peningkatan Keterampilan Berbicara Dengan

  Metode Sosiodrama Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas V di SDN Tegalrejo 02 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang Tahun 2013‖ B.

   Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah penelitian ini adalah: apakah metode sosiodrama dapat meningkatkan keterampilan berbicara pada mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas V di SDN Tegalrejo 02 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang? C.

   Tujuan Penelitian

  Adapun tujuan penelitian ini adalah: untuk meningkatkan keterampilan berbicara pada mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas V di SDN Tegalrejo 02 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang atau tidak.

D. Hipotesis

  Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang empirik (Sugiyono, 2011:64).

  Dalam penelitian ini, rumusan hipotesisnya adalah: metode sosiodrama dapat meningkatkan keterampilan berbicara pada mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas V di SDN Tegalrejo 02 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang.

E. Manfaat Penelitian

  Hasil penelitian ini diharapkan bisa memberikan informasi yang jelas tentang ada tidaknya pengaruh peggunaan metode sosiodrama terhadap keterampilan berbicara siswa dalam pelajaran Bahasa Indonesia pada kelas V di SDN 02 Tegalrejo Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang.

  Dan dari informasi tersebut diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritik maupuk praktis.

1. Secara Teoritik a.

  Diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi perkembangan pendidikan, yaitu mengetahui bahwa metode sosiodrama dapat meningkatkan keterampilan siswa. b.

  Mengetahui manfaat metode sosiodrama dalam sebuah pembelajaran bahasa Indonesia.

2. Secara Praktis a.

  Untuk Siswa 1)

  Meningkatnya kemampuan kerjasama dan kemampuan komunikasi.

  2) Siswa terlibat aktif dan mempunyai peran penting dalam pembelajaran.

  b.

  Untuk Guru 1)

  Sebagai bahan masukan yang bersifat konstruktif untuk melaksanakan pembelajaran secara lebih bervariatif.

2) Sebagai bahan informasi tentang kemajuan belajar siswa.

  c.

  Untuk Sekolah Sebagai bahan informasi penting dan telaah pustaka dalam rangka pembinaan dan pengelolaan tenaga guru professional dalam menjalankan tugas dan fungsinya terkait dengan proses pembelajaran yang dilaksanakan di kelas.

  d.

  Untuk Peneliti Sebagai bahan informasi, telaah pustaka, dan bahan perbandingan bagi pelaksanaan penelitian sejenis dan relevan.

F. Definisi Operasional

  Untuk menghindari penafsiran yang salah dan pemahaman yang berbeda pada judul di atas, maka penulis perlu menjelaskan berbagai istilah yang sekaligus sebagai batasan penelitian. Adapun istilah-istilah tersebut adalah:

  1. Keterampilan Berbicara Yang termasuk dalam keterampilan berbicara: seperti mengungkapkan gagasan dan perasaan, menyampaikan sambutan, dialog, pengalaman, suatu proses, menceritakan diri sendiri, teman, keluarga, masyarakat, benda, tanaman, binatang, gambar tunggal, gambar seri, kegiatan sehari hari, peristiwa, tokoh, kesukaan atau ketidaksukaan, kegememaran, peraturan, tata tertib, petunjuk, dan laporan serta mengapresiasi dan berekspresi sastra melalui kegiatan melisankan hasil sastra berupa dongeng, cerita anak anak, cerita rakyat, cerita binatang, puisi anak, syair lagu, pantun dan drama anak (Departemen Agama, 2004:104).

  2. Metode Sosiodrama Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, metode adalah cara yang telah teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai suatu maksud.

  Martinis Yamin, menyatakan bahwa metode sosiodrama atau bermain peran adalah metode yang melibatkan dua siswa atau lebih tentang suatu topik atau situasi siswa melakukan peran masing- masing sesuai dengan tokoh yang ia lakoni, mereka berinteraksi sesama mereka melakukan peran terbuka.

3. Pelajaran Bahasa Indonesia

  Bahasa merupakan sarana untuk saling berkomunikasi, saling berbagi pengalaman, saling belajar dari yang lain, serta untuk meningkatkan kemampuan intelektual dan kesusasteraan, merupakan salah satu sarana untuk menuju pemahaman tersebut.

  Standar kompetensi pelajaran Bahasa Indonesia adalah program untuk mengembangkan pengetahun, keterampilan bahasa, dan sikap positif terhadap Bahasa Indonesia, serta menghargai manusia dan nilai nilai kemanusiaan (Departemen Agama, 2004:103).

  Indikator yang dapat dilihat dari peningkatan keterampilan berbicara antara lain sebagai berikut: a.

  Aktifnya siswa dalam bertanya.

  b.

  Siswa mampu menanggapi persoalan atau pernyataan.

  c.

  Siswa mampu mengeluarkan ide atau pendapat.

  d.

  Siswa mampu mengungkapkan gagasan yang ada di pikirannya.

G. Metode Penelitian 1.

  Pendekatan Penelitian Berdasarkan fenomena diatas penulis mengadakan penelitian tindakan kelas. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dalam Bahasa

  Inggris disebut Classroom Action Research yaitu suatu action research yang dilakukan di kelas.

  Dalam penelitian ini, pihak yang melakukan tindakan adalah peneliti, yang sekaligus melakukan pengamatan terhadap berlangsungnya proses tindakan. Dalam proses ini, peneliti betindak sebagai guru.

  Beberapa alasan peneliti memilih Penelitian Tindakan Kelas, yaitu: a.

  Melalui PTK, guru akan menjadi peka dan tanggap terhadap segala sesuatu yang terjadi dalam pembelajaran dikelasnya.

  b.

  Dalam melaksanakan tahapan-tahapan PTK, guru akan mampu memperbaiki proses pembelajaran melalui suatu rangakaian kegiatan untuk mengkaji secara cermat apa yang terjadi di kelasnya.

  2. Subjek Penelitian Subjek di dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SDN 02

  Tegalrejo Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang yang berjumlah 14 siswa.

  3. Langkah-Langkah Penelitian Langkah-langkah Penelitian Tindakan Kelas menurut Arikunto dkk (2010:16), terdapat 4 tahapan yang lazim dilalui yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, (4) refleksi.

Gambar 1.1 Tahap Penelitian Tindakan Kelas

  Dalam tahap ini peneliti membuat perencanaan tentang apa yang akan ditindaklanjuti.

  a.

  Tahap rencana (planning) Merupakan bagian awal yang harus dilakukan peneliti sebelum seluruh rangkaian kegiatan dilakukan. Kegiatan yang dilakukan adalah: 1)

  Membuat skenario pembelajaran (Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran).

  3) Menyusun lembar pengamatan untuk guru dan siswa b.

  Pelaksanaan (action) Dalam tahap ini peneliti menerapkan isi rancangan yaitu peneliti menerapkan metode sosiodrama dalam pelajaran

  Bahasa Indonesia.

  Perencanaan Refleksi SIKLUS I Pelaksanaan Pengamatan Perencanaan

  Refleksi SIKLUS II Pelaksanaan Pengamatan

2) Menyusun soal pre test dan post test.

  c.

  Pengamatan (observing) Pengamatan ini dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan.

  d.

  Refleksi (reflection) Tahap ini peneliti mengemukakan kembali atas apa yang sudah dilakukan (tindakan yang sudah diterapkan). Tahap ini meliputi: 1) Mencatat hasil observasi dan pelaksanaan pembelajaran. 2) Evaluasi hasil observasi. 3)

  Analisis hasil pembelajaran, memperbaiki kelemahan siklus I dan seterusnya.

4. Instrument Penelitian

  Beberapa Instrument yang digunakan dalam penelitian yaitu: a. Pedoman Pengamatan

  Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pedoman pengamatan untuk mengamati peningkatan keterampilan berbicara siswa yang berupa catatan anekdotal. Diambil dengan pre test dan post test.

  b.

  Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

5. Teknik Pengumpulan Data

  Untuk mempermudah menggambarkan perubahan yang terjadi dalam PTK, maka dalam penelitian ini peneliti menggunakan beberapa diantaranya: a.

  Observasi Dalam setiap siklus peneliti melakukan pengamatan kepada siswa untuk mengetahui peningkatan pembelajaran.

  b.

  Catatan Anekdotal Merupakan catatan pengamatan informal, yang menggambarkan perkembangan bahasa maupun perkembangan sosial, kebutuhan, kelebihan, kekurangan, gaya belajar, keterampilan dan strategi yang digunakan oleh pembelajar atau apa yang tampak bermakna ketika dilakukan pengamatan (Slamet, 2007:195).

  c.

  Wawancara Wawancara secara personal, guru dapat memancing tanggapan dan memperoleh informasi yang mencerminkan sikap, strategi, kesenangan, dan tingkat kepercayaan diri anak dalam waktu yang singkat (Slamet, 2007:196). d.

  Dokumentasi Dokumentasi digunakan untuk memperoleh gambaran umum selama kegiatan penelitian.

6. Analisis Data

  Penulis menganalisis data dengan menyusun dan mengolah data yang terkumpul melalui catatan anekdotal dan catatan observasi. Pelaksanaan analisis dilakukan secara terus menerus pada saat penelitian sehingga pembuatan laporan penelitian akan menghasilkan suatu kesimpulan. Data kegiatan dianalisis dengan menggunakan rumus persentase sebagai berikut (Sudjiono, 2010:43):

  f

P= x 100%

  N

  Keterangan: P = Persentase f = Poin yang diperoleh

  = Jumlah Siswa

  N H.

   Sistematika Penulisan Untuk memudahkan penjelasan, pemahaman, dan penelaahan terhadap pokok-pokok permasalahan yang akan dikaji, maka perlu adanya sistematika penulisan sehingga pembahasan akan lebih sistematis dan runtut.

  1. BAB I, PENDAHULUAN Berisi tentang latar belakang masalah; rumusan masalah; tujuan penelitian; hipotesis; manfaat penelitian; definisi operasional; metode penelitian, yang meliputi rancangan penellitian, langkah-langkah penelitian, instrument penelitian, teknik pengumpulan data, analisis data; dan sistematika penulisan.

  2. BAB II, KAJIAN PUSTAKA Mencakup konsep-konsep dan teori tentang: a) Mata pelajaran bahasa Indonesia, yang meliputi: pengertian mata pelajaran bahasa Indonesia, fungsi mata pelajaran bahasa Indonesia, tujuan mata pelajaran Bahasa Indonesia, ruang lingkup mata pelajaran bahasa Indonesia, keterampilan dalam mata pelajaran

bahasa Indonesia, dan hubungan antar keterampilan berbahasa.

  b) Pengembangan keterampilan berbahasa, yang meliputi: cara meningkatkan kemampuan berbicara, metode pembelajaran berbicara, ragam tes kemampuan berbicara, dan faktor penunjang dan faktor penghambat keterampilan berbicara.

  c) Metode sosiodrama, yang meliputi: pengertian metode sosodrama, langkah-langkah metode sosiodrama, manfaat metode sosiodrama, kelebihan-kelebihan metode sosiodrama, dan kelemahan-kelemahan metode sosiodrama.

  d) Kaitan keterampilan berbicara dalam Bahasa Indonesia dengan metode sosiodrama.

3. BAB III, PELAKSANAAN PENELITIAN

  Berisi tentang setting (tempat dan waktu penelitian), data siswa kelas

  V SDN Tegalrejo 02 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang, dan deskripsi penelitian tindakan.

  4. BAB IV, HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berisi pemaparan mengenai hasil penelitian dan pembahasan.

  5. BAB V, PENUTUP Berisi tentang kesimpulan dan saran.

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia 1. Pengertian Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Bahasa merupakan sarana untuk saling berkomunikasi, saling

  berbagi pengalaman, saling belajar dari yang lain, serta untuk meningkatkan kemampuan intelektual dan kesusastraan yang merupakan salah satu sarana untuk menuju pemahaman tersebut (Departemen Agama RI, 2004:103).

  Pembelajaran kebahasaan dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan pemahaman dan penggunaan bahasa. Di samping itu, juga untuk mempertajam kepekaan perasaan siswa dan meningkatkan kemampuan berpikir dan bernalar serta kemampuan memperluas wawasan. Siswa tidak hanya dihadapkan mampu memahami informasi yang disampaikan secara lugas atau langsung, melainkan juga informasi yang dilakukan secara berselubung atau tidak secara langsung (Slamet, 2007:80).

  Di dalam pengajaran Bahasa Indonesia, terdapat keterampilan- keterampilan berbahasa yang perlu ditekankan, yaitu keterampilan reseptif (keterampilan mendengarkan dan membaca) dan keterampilan produktif (keterampilan menulis dan berbicara). Pengajaran bahasa diawali dengan pengajaran keterampilan reseptif, sedangkan keterampilan produktif dapat turut tertingkatkan pada tahap-tahap selanjutnya. Seterusnya, peningkatan keduanya itu menyatu sebagai kegiatan berbahasa yang terpadu (Slamet, 2007:6).

2. Fungsi Mata Pelajaran Bahasa Indonesia

  Bahasa Indonesia mempunyai kedudukan sebagai bahasa nasional dan bahasa negara. Kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa negara berfungsi sebagai bahasa pengantar di lembaga- lembaga pendidikan, sebagai pengembang kebudayaan, sebagai pengembang ilmu pengetahuan dan teknologi, serta sebagai alat perhubungan dalam kepentingan pemerintahan dan kenegaraan.

  Selanjutnya, fungsi bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional yaitu sebagai lambang kebanggaan nasional, sebagai alat pemersatu berbagai suku bangsa dengan latar belakang sosial budaya dan bahasa, sebagai pengembang kebudayaan, sebagai pengembang ilmu pengetahuan dan teknologi, serta sebagai alat perhubungan dalam kepentingan pemerintahan dan kenegaraan (Slamet, 2007:5).

  Menurut Keraf, bahasa (Indonesia), memiliki fungsi-fungsi tertentu yang digunakan berdasarkan kebutuhan pemakainya, yakni: a.

  Sebagai alat untuk mengekspresikan diri b. Sebagai alat untuk berkomunikasi c.

  Sebagai alat untuk mengadakan integrasi dan beradaptasi sosial dalam lingkungan atau situasi tertentu d.

  Sebagai alat untuk melakukan kontrol sosial (Cahyani, 2009:36).

  Fungsi mata pelajaran Bahasa Indonesia adalah sebagai berikut: a.

  Sarana pembinaan persatuan dan kesatuan bangsa b. Sarana peningkatan pengetahuan dan keterampilan dalam rangka pelestarian dan pengembangan budaya c.

  Sarana peningkatan pengetahuan dan keterampilan untuk meraih dan mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni d. Sarana penyebarluasan pemakaian bahasa Indonesia yang baik untuk berbagai keperluan menyangkut berbagai masalah e.

  Sarana pengembangan penalaran f. Sarana pemahaman beragam budaya Indonesia melalui khasanah kesusastraan Indonesia (Departemen Agama RI,

  2004:103).

3. Tujuan Mata Pelajaran Bahasa Indonesia

  Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi. Pembelajaran bahasa diharapkan membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya dan budaya orang lain, mengemukakan gagasan dan perasaan, berpartisipasi dalam masyarakat yang menggunakan bahasa tersebut, dan menemukan serta menggunakan kemampuan analitis dan imaginatif yang ada dalam dirinya.

  Bahasa Indonesia adalah sarana komunikasi, untuk saling berbagi pengalaman, saling belajar dari yang lain, serta untuk meningkatkan kemampuan intelektual dan kesusastraan Indonesia. Adapun harapan pelajaran Bahasa Indonesia agar para siswa mampu mengembangkan pengetahuan, keterampilan berbahasa, dan bersikap positif terhadap bahasa Indonesia, serta menghargai manusia dan nilai-nilai kemanusiaan.

  Pembelajaran Bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia.

  Standar kompetensi mata pelajaran Bahasa Indonesia merupakan kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang menggambarkan penguasaan pengetahuan, keterampilan berbahasa, dan sikap positif terhadap bahasa dan sastra Indonesia. Standar kompetensi ini merupakan dasar bagi peserta didik untuk memahami dan merespon situasi lokal, regional, nasional, dan global.

  Dengan standar kompetensi mata pelajaran bahasa Indonesia ini bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut: a.

  Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik secara lisan maupun tulis b.

  Menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara c.

  Memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan d.

  Menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual serta kematangan emosional dan sosial e.

  Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan, memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa f. Menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khasanah budaya dan intelektual manusia Indonesia (Cahyani,

  2009:42).

  Secara umum tujuan pelajaran Bahasa Indonesia adalah sebagai berikut: a.

  Peserta didik menghargai dan membanggakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan (nasional) dan bahasa negara b.

  Peserta didik memahami bahasa Indonesia dari segi bentuk, makna, dan fungsi serta menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk bermacam-macam keperluan, tujuan, dan keadaan c. Peserta didik memiliki kemampuan menggunakan bahasa

  Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual, kematangan sosial, dan kematangan emosional d.

  Peserta didik memiliki disiplin dalam berpikir dan berbahasa (berbicara dan menulis) e. Peserta didik mampu menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk mengembangkan kepribadian, memperluas wawasan kehidupan, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa f.

  Peserta didik menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khasanah budaya dan intelektual manusia Indonesia (Departemen Agama RI, 2004:104).

4. Ruang Lingkup Mata Pelajaran Bahasa Indonesia

  Ruang lingkup mata pelajaran Bahasa Indonesia mencakup komponen kemampuan berbahasa dan kemampuan bersastra yang meliputi aspek-aspek sebagai berikut: a.

  Mendengarkan; seperti mendengarkan berita, petunjuk, pengumuman, perintah, bunyi atau suara, bunyi bahasa, lagu, kaset, pesan, penjelasan, laporan, ceramah, khotbah, pidato, pembicaraan narasumber, dialog/percakapan, pengumuman serta perintah yang didengar dengan memberikan respon secara tepat serta mengapresiasi dan mengekspresikan sastra melalui kegiatan mendengarkan hasil sastra berupa dongeng, cerita rakyat, cerita anak-anak, cerita binatang, puisi anak, syair lagu, pantun, dan menonton drama anak.

  b.

  Berbicara; seperti mengungkapkan gagasan dan perasaan, menyampaikan sambutan, dialog, pesan, pengalaman, sesuatu proses, menceritakan diri sendiri, teman, keluarga, masyarakat, benda, tanaman, binatang, pengalaman, gambar tunggal, gambar seri, kegiatan sehari-hari, peristiwa, tokoh, kesukaan/ketidaksukaan, kegemaran, peraturan, tata tertib, petunjuk, dan laporan serta mengapresiasi dan berekspresi sastra melalui kegiatan melisankan hasil sastra berupa dongeng, cerita anak, cerita rakyat, cerita binatang, puisi anak, syair lagu, pantun, dan menonton drama anak.

  c.

  Membaca; seperti membaca huruf, suku kata, kata, kalimat, paragraf, berbagai teks bacaan, denah, petunjuk, tata tertib, pengumuman, kamus, ensiklopedia, serta mengapresiasi dan berekspresi sastra melalui kegiatan membaca hasil sastra berupa dongeng, cerita rakyat, cerita binatang, puisi anak, syair lagu, dan pantun. Kompetensi membaca juga diarahkan menumbuhkan budaya membaca. d.

  Menulis; seperti menulis karangan naratif dan non-naratif dengan tulisan rapi dan jelas dengan memperhatikan tujuan dan ragam pembaca, pemakaian ejaan dan tanda baca, dan kosakata yang tepat dengan menggunakan kalimat tunggal dan kalimat majemuk serta mengapresiasi dan berekspresi sastra melalui kegiatan menulis hasil sastra berupa cerita dan puisi.

  Kompetensi menulis juga diarahkan menumbuhkan kebiasaan menulis (Departemen Agama RI, 2004:104).

5. Keterampilan dalam Mata Pelajaran Bahasa Indonesia

  Menurut Slamet (2007:6), keterampilan-keterampilan berbahasa yang perlu ditekankan dalam pengajaran Bahasa Indonesia adalah keterampilan reseptif (keterampilan mendengarkan dan membaca) dan keterampilan produktif (keterampilan menulis dan berbicara).

  a.

  Keterampilan menyimak/mendengarkan Menyimak merupakan kegiatan mendengarkan bunyi bahasa, menginterpretasi, mengidentifikasi, menilai dan mereaksi terhadap makna yang terkandung di dalam simakan. Kegiatan menyimak sangat fungsional dalam kehiduan sehari- hari. Menyimak berperan sebagai landasan bahasa, penunjang keterampilan berbahasa yang lain, seperti keterampilan berbicara, membaca dan menulis, memperlancar komunikasi lisan, menambah informasi.

  Sebagai suatu kegiatan bahasa yang reseptif, menyimak merupakan suatu proses yang bertahapan. Tahapan-tahapan tersebut meliputi: mendengar, memahami, menginterpretasi, mengevaluasi, dan menanggapi. Untuk dapat menyimak dengan baik diperlukan sejumlah kemampuan penunjang. Kemampuan-kemampuan penunjang tersebut antara lain kemampuan memusatkan perhatian, kemampuan linguistik dan non-linguistik, kemampuan menilai dan kemampuan menanggapi.

  Pada umumnya, menyimak dilakukan manusia dengan tujuan untuk memperoleh informasi, fakta, dan inspirasi; membedakan bunyi bahasa dengan tepat; menikmati dan menghargai pembicaraan; menilai hasil simakan; dan meningkatkan keterampilan berbicara (Slamet, 2007:11-12).

  Menurut Broto (1980:102), kegiatan mendengar adalah kegiatan yang pertama dan utama bagi orang belajar bahasa.

  Anak sejak semula belajar bahasa dari orang tuanya dari cara mendengar. Dengan kegiatan mendengar, maka siswa dapat melakukan kegiatan meniru, menangkap, menuliskan, dan melakukan yang didengarnya.

  b.

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERDISKUSI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROJECT CITIZEN PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA SISWA KELAS V SDN 3 JEPUN TULUNGAGUNG

3 15 21

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI STRATEGI LEARNING JOURNALS DENGAN METODE RESITASI PADA KELAS V SEMESTER II SDN 02 PENDEM BATU

2 11 18

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI METODE BERMAIN PERAN DENGAN MEDIA BONEKA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA SISWA KELAS VIII A DAN B DI SMP NEGERI I NATAR LAMPUNG SELATAN

0 9 23

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA DENGAN METODE DEMONSTRASI KELAS V SDN 02 SUNGAI BETUNG

0 0 7

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAT MATA PELAJARAN AKHLAK MELALUI METODE SOSIODRAMA PADA SISWA KELAS II SEKOLAH DASAR NEGERI KALIKAYEN 02 KECAMATAN UNGARAN TIMUR KABUPATEN SEMARANG - Test Repository

0 0 77

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN MELALUI METODE QIRO’ATI PADA SISWA KELAS V SD NEGERI BUTUH 2 KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2 0 0 9 SKRIPSI

0 0 129

HUBUNGAN PERILAKU KEAGAMAAN ORANG TUA DENGAN AKHLAK SISWA DI MADRASAH IBTIDAIYAH DARUSSALAM BANCAK KECAMATAN BANCAK KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2009 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 0 111

PENGARUH KEAKTIFAN SHALAT BERJAMA’AH TERHADAP PERILAKU SOSIAL PADA JAMAAH MASJID AL-ISTIKBAR DESA TEGALREJO KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2 0 0 9 Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 1 81

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR FIQHMELALUI METODE DISKUSI DI MI SRUWEN IV KELAS 4 SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2008 2009 SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 0 105

PADA KELAS V SDN SUSUKAN 03 KECAMATAN UNGARAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 20092010 SKRIPSI

0 0 108