Kecenderungan perilaku membeli kompulsif (compulsive buying) pada wanita dewasa muda yang bekerja dan belum menikah: sebuah studi deskriftif - USD Repository

KECENDERUNGAN PERILAKU MEMBELI KOMPULSIF

  

(COMPULSIVE BUYING) PADA WANITA DEWASA MUDA YANG

BEKERJA DAN BELUM MENIKAH: SEBUAH STUDI DESKRIPTIF

  S k r i p s i Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

  Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi

  

Oleh:

Roland Yehoshua

NIM: 049114066

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI

  

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2009 ii

  

SKRIPSI

KECENDERUNGAN PERILAKU MEMBELI KOMPULSIF

(COMPULSIVE BUYING) PADA WANITA DEWASA MUDA YANG

BEKERJA DAN BELUM MENIKAH: SEBUAH STUDI DESKRIPTIF

  Disusun Oleh: Roland Yehoshua NIM : 049114066

  Skripsi Ini Telah Disetujui Oleh: Dosen Pembimbing Tanggal: 21 Agustus 2009 (Minta Istono, S.Psi., M.Si)

KECENDERUNGAN PERILAKU MEMBELI KOMPULSIF

BEKERJA DAN BELUM MENIKAH: SEBUAH STUDI DESKRIPTIF

  iii SKRIPSI

  

(COMPULSIVE BUYING) PADA WANITA DEWASA MUDA YANG

  Dipersiapkan dan ditulis oleh Roland Yehoshua NIM : 049114066

  Telah Dipertahankan di depan Panitia Penguji Pada tanggal 31 Juli 2009

  Dan dinyatakan memenuhi syarat Susunan Panitia Penguji

  Nama Lengkap Tanda Tangan Ketua : Minta Istono, S.Psi., M.Si. ___________ Sekretaris : Kristiani Dewayani, S.Psi., M.Si. ___________ Anggota : P. Henrietta Puji Dwi Astuti D.S., S.Psi ___________

  Yogyakarta, 21 Agustus 2009 Fakultas Psikologi

  Universitas Sanata Dharma Dekan,

  (P. Eddy Suhartanto, S.Psi., M.Si.) iv

  H A L A M A N M O T T O & P E R S E M B A H A N “Karena Tuhanlah yang memberikan hikmat,

dari mulut-Nya datang pengetahuan dan kepandaian. . .” (Amsal 2:6)

  “Everything that happens once can never happen again. But everything that happens twice will surely happen a third time”

  (Paulo Coelho) Skripsi ini dipersembahkan untuk:

  Tuhan Yesus Kristus, Papa & Mama | Emon & Rika, Teman – teman psikologi angkatan 2004

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

  Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.

  Yogyakarta, 23 Juni 2009 (Roland Yehoshua) v

  

ABSTRAK

KECENDERUNGAN PERILAKU MEMBELI KOMPULSIF

(COMPULSIVE BUYING) PADA WANITA DEWASA MUDA YANG

BEKERJA DAN BELUM MENIKAH: SEBUAH STUDI DESKRIPTIF

  Roland Yehoshua 049114066

  Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma

  Yogyakarta Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kecenderungan perilaku membeli kompulsif (compulsive buying) pada wanita dewasa muda yang bekerja dan belum menikah. Pada masa perkembangan dewasa muda, individu dipenuhi dengan berbagai tugas perkembangan. Selain tugas perkembangan, wanita dewasa muda juga dipenuhi tuntutan dalam kehidupan pribadi, keluarga dan pekerjaan. Wanita dewasa muda yang bekerja dan belum menikah memiliki kecenderungan yang tinggi akan perilaku membeli kompulsif apabila tidak mampu menyesuaikan diri dengan tuntutan dalam pribadi dan pekerjaan.

  Subjek dalam penelitian ini adalah wanita dewasa muda yang bekerja dan belum menikah sebanyak 87 orang. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala Compulsive Buying. Skala ini dimodifikasi dari skala yang telah disusun oleh Elizabeth Edwards. Skala ini terdiri dari lima aspek compulsive

  buying

  , yaitu: kecenderungan untuk mengeluarkan uang, dorongan dalam mengeluarkan uang, perasaan bahagia ketika berbelanja, pengeluaran yang tidak berfungsi semestinya dan perasaan menyesal setelah berbelanja. Skala Compulsive

  buying

  di uji cobakan langsung pada subjek dan menghasilkan reliabilitas sebesar 0,901.

  Hasil analisa data menunjukkan bahwa sebaran data normal. Data penelitian dianalisa dengan statistik deskriptif dan menunjukkan bahwa subjek penelitian memiliki kecenderungan compulsive buying yang rendah karena mean empiriknya lebih rendah dari mean teoritiknya (62,47 < 67,5). Selain itu, tidak ada perbedaan kecenderungan compulsive buying yang signifikan pada subjek dengan pendidikan terakhir.

  Kata kunci: kecenderungan compulsive buying, wanita dewasa muda, wanita bekerja, wanita belum menikah, studi deskriptif. vi

  

ABSTRACT

COMPULSIVE BUYING TENDENCY OF THE WORKING AND SINGLE

YOUNG ADULTHOOD WOMEN: A DESCRIPTIVE STUDY

  

Roland Yehoshua

049114066

Psychology Faculty

Sanata Dharma University

  

Yogyakarta

Current research was aimed to investigate the description of the

compulsive buying tendency of the working and single young adulthood women.

In that life-span development, women get many developmental tasks. Beside that,

they also get many demands of their personal life, family pressure and job

problems. The working and single young adulthood women have a high tendency

to compulsive buying if they were not able to adapt or coping with the demands of

personal life and job.

  The subjects of current research were 87 working and single young

adulthood women. The instrument that has been used in this research was the

Compulsive buying scale. This scale modified from the scale that developed by

Elizabeth Edwards. This scale consists of five compulsive buying aspects:

tendency to spend, compulsion/drive to spend, feelings (joy) about shopping and

spending, dysfunctional spending and post-purchase guilt. The compulsive buying

scale was tested used scores from the working and single young adulthood women

and resulted in the reliability about 0,901.

  The results of the data analysis showed that the data distribution was

normal. The research data was analyzed with descriptive statistic and showed that

the subjects of this research have low compulsive buying tendency because the

empirical mean is lower than its theoretical mean (62,47 < 67,5). Besides that,

there are no differences from subject with any educations to compulsive buying

tendency.

  

Key words: compulsive buying tendency, young adulthood women, working

women, single women, descriptive study.

  vii

  

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

  Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Roland Yehoshua NIM : 049114066

  Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

  “ Kecenderungan Perilaku Membeli Kompulsif (Compulsive Buying)

  

Pada Wanita Dewasa Muda Yang Bekerja Dan Belum Menikah:

Sebuah Studi Deskriptif”

  beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas dan mempublikasikannya di internet atau media cetak lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

  Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal: 24 Agustus 2009 Yang menyatakan, (Roland Yehoshua) viii

KATA PENGANTAR

  Puji sembah syukur kepada Yesus Kristus atas segala berkat, rahmat, lindungan dan bimbingan yang melimpah kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Kecenderungan Perilaku Membeli Kompulsif (Compulsive Buying) Pada Wanita Dewasa Muda Yang Bekerja Dan Belum Menikah: Sebuah Studi Deskriptif.”

  Karya sederhana ini tak lepas dari dukungan, bimbingan dan bantuan moriil maupun materiil yang sangat besar artinya bagi penulis. Pada kesempatan yang istimewa ini, penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih dengan tulus kepada:

  1. Bapak Eddy Suhartanto, S.Psi, M.Si., selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  2. Ibu Sylvia Carolina MYM, S.Psi., M.Si., selaku Kaprodi Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  3. Bapak Minta Istono, S.Psi., M.Si., selaku dosen pembimbing skripsi yang dengan sabar membimbing dan memberikan saran kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini sehingga dapat selesai dengan baik. Terima kasih banyak pak....

  4. Ibu Henrietta PDADS, S.Psi., selaku dosen pembimbing akademik yang telah membimbing penulis selama menempuh studi di Fakultas Psikologi merangkap sebagai dosen penguji. Terima kasih yah mbak Etta. . .

  5. Ibu Kristiani Dewayani, S.Psi., M.Si, selaku dosen penguji ujian skripsi untuk masukan dan sarannya untuk kemajuan skripsi penulis. Terima kasih bu Dewa!

  6. Semua Dosen di Fakultas Psikologi USD yang telah mendedikasikan waktu dan membagi ilmunya demi kemajuan psikologi USD.

  7. Semua karyawan di Fakultas Psikologi USD, yaitu mbak Nanik, mas Gandung dan Pak Gik (sekretariat), mas Muji “Rooney” (laboratorium) dan mas Doni (ruang baca) atas segala bantuan dan kesabaran dalam membantu penulis selama proses administrasi, kuliah dan skripsi. Merci beaucoup!. ix

  8. Semua penjaga parkir dan karyawan kampus III Paingan USD. Senyum kalian di depan pintu gerbang membuat penulis nyaman dan betah berada di kampus. Hehe. Grazie!

  9. Seluruh subjek penelitian yang telah meluangkan waktunya untuk mengisi skala penelitian. Tanpa kalian semua, skripsi ini takkan pernah terselesaikan dengan baik. Gracias! 10.

   Teman-teman psikologi angkatan 2004 yang sudah lebih dahulu lulus.

  Tantangan ke depan masih banyak bos! Untuk Mietha (akhirnya nyusul kamu nih!), Nipeng, Sronggot, Anung, Nice, Raniy, Vembri, Mumun, Nana, Franky, Astin, Dora, Yoyok dan Nyoenz. Dukungan dan dorongan kalian ibarat darah yang dapat menambah tenaga bagi penulis. Semoga sukses yah! Jadi teringat pepatah kuno: Old wine best to drink, old woods

  best to burn & old friends best to keep!

  11. Spesial untuk Yumil (Semangat Mbu!), Wisnu (Semangat Bos!), Felix (Semangat Mate!), Japhar (Semangat With the Love!), Blegux (Semangat Gyuuuk!), Simien (Semangat Mien!), Benzo (Semangat Benz!), Baka (Ayo Bak!), Krisna (Ayo Kris!), Pakde Dul (Ayo Pédédé!), Thatat (Ayo That!), Bli Made Boy (Ayo Bli!), Ronald (Ayo Koh!), Dhita (Ayo Dhit!), Wulan ‘the Wonosari Club’, Pandu Mietha, Anang, Diah, Dito, Niko, Kike, Vonny, Panjul, Kadek, Wilis, Sisri, Alit dan Patje yang sedang berjuang untuk skripsi mereka! Semangat dong! Pasti bisa!

  12. Teman’s komunitas bawah tetangga (kbt) yang melegenda selain angkatan 2004, dari angkatan 2000 sampai 2008. Dari yang tertua: Kang Keindra, Diksu, Windra, Danang (kapan tour de campus?) mas Y, Topig & Wiwid, Cookie & Galuh, Misil (R.I.P.), Ubhe, Conrad, Sikun, Fera, mas Acong, Vigor, Ajay, Lucky, Keset, Paymoon, Wandan, Mantow, Endy, Wulan, Guntur, Arya, Tino, Big Dody dan semua yang sering nongkrong di kbt.

  13. Kakak dan adik angkatan seantero Psikologi USD. Dikarenakan keterbatasan halaman, mohon maaf apabila entah itu sengaja maupun tidak sengaja tidak disebutkan nama satu per satu. Kak Ohaq ‘Tropica’ dan jeng Marin yang telah mendorong penulis untuk segera merampungkan skripsi. x

  Adik angkatan yang lucu-lucu seperti Hairani, Sanjul, Alitta, Nenis, Anggi, Tiya, Mega, Nina, Ikem, De’a, Kika Mantaf, Made Tan dan kak Hellen. Terima kasih semangat tingkat tingginya yah!

  14. Teman – teman lama tak jumpa: dr.Sigit, Bung Tomo, Charis & Deasy, Tony, Kiki, Bang Baskoro, Omega, Krisyu dan Gidion a.k.a. Ucok (akhirnya.....hehehe). Danke buat pengalaman tak terlupakan.

  15. Teman - teman ‘dunia maya’ baik di friendster dan facebook. Hehe. Jauh di mata, dekat di monitor deh... Keep in Touch! Sekalian juga buat google.com, wikipedia.org dan proquest.com untuk semua referensi dan ilmu tanpa batas!

  16. Teman-teman KKN Alternatif Serut 2008. Ines, Rosye, Yuan, Rita dan mbak Anna. Sukses di bidangnya masing – masing yah..Hehe.

  17. Orang-orang penting di balik layar: Mucho Obrigado buat Marisa dan Marko, Novianto, oom Abeng dan keluarga.

  18. Keluarga besar di Jakarta. Untuk Astri, kak Nona dan kak Hendrik yang telah memberi dukungan penuh kepada penulis.

  19. Untuk papa, mama yang cantik, Emon dan Rika. Terima kasih atas semua kasih sayang, cinta, dukungan, semangat, doa dan kepercayaan yang tak ada batasnya kepada penulis. Love you all!

  At least but not least

  20. ...Yang Dipertuhan Agung, Yesus Kristus beserta keluarga besarnya.

  Yogyakarta, Juni 2009 Roland Yehoshua xi

  

DAFTAR ISI

  Halaman Judul ................................................................................................. i Halaman Persetujuan ....................................................................................... ii Halaman Pengesahan ....................................................................................... iii Halaman Motto dan Persembahan ................................................................... iv Halaman Pernyataan Keaslian Karya ............................................................... v Abstrak ............................................................................................................. vi Abstract ............................................................................................................ vii Lembar Pernyataan Persetujuan Publikasi ...................................................... viii Kata Pengantar ................................................................................................. ix Daftar Isi .......................................................................................................... xii Daftar Tabel ..................................................................................................... xv Daftar Lampiran ............................................................................................... xvi BAB I PENDAHULUAN .........................................................................

  1 A. Latar Belakang ..........................................................................

  1 B. Rumusan Masalah .....................................................................

  6 C. Tujuan Penelitian .......................................................................

  6 D. Manfaat Penelitian .....................................................................

  6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................

  8 A. Compulsive Buying ....................................................................

  8 1. Pengertian Compulsive Buying .............................................

  8 2. Ciri-ciri Compulsive Buying .................................................

  9

  3. Kriteria Diagnostik Compulsive Buying ................................. 11

  4. Dampak Compulsive Buying ................................................... 12

  5. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Compulsive Buying ...... 13

  B. Wanita Dewasa Muda ................................................................. 19

  1. Pengertian dan Batasan Usia Wanita Dewasa Muda ............. 19

  2. Ciri-Ciri Dewasa Muda ......................................................... 21

  3. Tugas Perkembangan Masa Dewasa Muda ........................... 26 xii

  C. Wanita dan Pekerjaan .................................................................. 27 1. Pengertian Wanita Yang Bekerja .........................................

  27 2. Motif Wanita Yang Bekerja .................................................

  28 3. Konflik Wanita Yang Bekerja .............................................

  29 4. Status Lajang Wanita Yang Bekerja ....................................

  32 D. Kecenderungan Compulsive Buying Pada Wanita Dewasa Muda Yang Bekerja dan Belum Menikah .................................. 35

  BAB III METODOLOGI PENELITIAN ...................................................... 39 A. Jenis Penelitian ............................................................................ 39 B. Subjek Penelitian .......................................................................... 39 C. Identifikasi Variabel .................................................................... 40 D. Definisi Operasional .................................................................... 41 E. Metode Pengumpulan Data .......................................................... 43 F. Prosedur Penelitian ....................................................................... 46 G. Validitas dan Reliabilitas ............................................................ 47

  1. Validitas ................................................................................ 47

  2. Seleksi Aitem ........................................................................ 48

  3. Reliabilitas ............................................................................. 50

  H. Metode Analisis Data ................................................................. 51

  BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................ 53 A. Persiapan Penelitian ..................................................................... 53 B. Pelaksanaan Penelitian ................................................................. 53 C. Hasil Penelitian ........................................................................... 54 1. Data Karakteristik Subjek ..............................................

  55

  2. Uji Normalitas ....................................................................... 57 3. Deskripsi Data Penelitian Secara Umum .............................

  59 4. Deskripsi Aspek Compulsive Buying....................................

  60 5. Analisa Tambahan ................................................................

  62 D. Pembahasan ................................................................................ 63 xiii

  xiv

  BAB V PENUTUP ....................................................................................... 68 A. Kesimpulan ................................................................................. 68 B. Saran ........................................................................................... 68 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 70 LAMPIRAN ....................................................................................................... 74

  xv

  

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Blue print kuesioner ......................................................................

  46 Tabel 2. Distribusi Aitem-aitem baru Skala Compulsive Buying................

  50 Tabel 3. Deskripsi Usia Subjek ..................................................................

  55 Tabel 5. Deskripsi Pekerjaan Subjek .........................................................

  57 Tabel 6. Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov .........................................

  58 Tabel 7. Deskripsi Data Penelitian Secara Umum .....................................

  59 Tabel 8. Uji Statistik One Sample t-test .....................................................

  60 Tabel 9. Deskripsi Aspek Compulsive Buying.............................................

  61 Tabel 10. Deskripsi Data Penelitian Berdasarkan Pendidikan Terakhir........

  62

  xvi

  

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A. Skala Penelitian ....................................................................

  74 Lampiran B. Tabulasi Data Penelitian ......................................................

  79 Lampiran C. Hasil Seleksi Aitem dan Reliabilitas ...................................

  86 Lampiran D. Hasil Uji Normalitas ............................................................

  88 Lampiran E. Hasil Olah Data ...................................................................

  90

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

  untuk membeli sesuatu yang akhirnya mengakibatkan penyesalan yang mendalam. Compulsive buying adalah suatu fenomena yang muncul di masyarakat, khususnya masyarakat perkotaan. Untuk beberapa orang, perilaku ini hampir-hampir mirip dengan perilaku bermasalah lainnya seperti alkoholisme, kecanduan narkoba, kleptomania dan gangguan makan (Faber, 2004). Compulsive buying merupakan salah satu perilaku konsumen menyimpang, yang bisa mengakibatkan berbagai masalah mulai dari masalah keuangan, hubungan dengan orang-orang terdekat, hukum dan juga psikologi.

  Untuk masalah keuangan, sudah jelas bahwa compulsive buyer akan mengalami pengeluaran yang banyak sekali hingga tidak terkontrol dan terlilit banyak hutang. Misalnya saja beberapa compulsive buyer dalam sekali kegiatan berbelanja dapat memborong banyak jenis pakaian. Masalah hutang yang menumpuk disebabkan melalui penggunaan kartu kredit. Dengan kartu kredit, uang yang dikeluarkan tidak terasa karena posisi uang tunai digantikan kartu kredit yang penggunaannya hanya digesekkan saja.

  Saat membayar tagihan kartu kredit di akhir bulan, barulah sadar bahwa jumlah hutang yang harus dibayarkan ternyata banyak sekali.

  2 Dari masalah keuangan tersebut, dapat menyebabkan konsekuensi negatif lainnya, yaitu terganggunya hubungan dengan orang-orang terdekat.

  Jika compulsive buyer orang yang telah menikah, akan terjadi perpecahan sehingga menyebabkan perceraian. Hal ini dikarenakan pihak suami maupun barang yang tidak diperlukan. Disamping itu, compulsive buyer yang belum menikah dapat terkena dampaknya juga. Perselisihan dengan orangtua, kakak, adik, teman maupun pacar akibat dari perilaku membeli yang tak terkontrol.

  Masalah hukum tak luput dari dampak negatif compulsive buying. Seseorang compulsive buyer tentu akan diproses secara hukum apabila tidak mampu melunasi hutang-hutangnya pada bank akibat dari penggunaan kartu kredit ketika berbelanja. Selain itu, penipuan dalam bentuk penulisan cek kosong dapat menyebabkan seseorang diseret ke meja hijau.

  Dampak negatif compulsive buying pada aspek psikologi sangat beragam. Mulai dari perasaan cemas dan depresi hingga percobaan bunuh diri. Faber (2004) mengungkapkan bahwa cemas dan depresi disebabkan karena umumnya compulsive buyer adalah orang yang mempunyai kepercayaan diri yang rendah. Kepercayaan diri yang rendah itu adalah ketidakmampuan mereka ketika masih kanak-kanak dalam menyenangkan orangtua mereka dan kegagalan mereka dalam memperoleh pengakuan dari orangtuanya. Ketidakpercayaan diri mengenai masalah fisik juga ditemukan pada beberapa kasus. Ada seorang compulsive buyer yang tidak percaya diri

  3 karena berjerawat, badannya gemuk, pendek sedangkan kakak perempuan kandungnya sangat cantik. Percobaan bunuh diri merupakan efek negatif

  compulsive buying

  jika ternyata masalah-masalah yang ada menumpuk dan begitu rumitnya, sehingga orang mengambil jalan keluar untuk mengakhiri Dalam suatu penelitian yang dilakukan oleh Koran et al.,(2006) di

  Amerika Serikat ditemukan hasil bahwa konsumen dengan pendapatan kurang dari US$ 50.000 ternyata lebih menunjukkan kecenderungan berperilaku compulsive buying ketimbang konsumen dengan pendapatan lebih dari US$ 50.000. Perbandingan persentasenya 54,7% dan 39,3%.

  Adapun penjelasannya adalah konsumen dengan penghasilan pas-pasan ketika mempunyai uang ternyata merasa mampu membeli banyak barang, padahal konsumen seperti itu membeli barang yang tidak terlalu diperlukan dan mereka lupa kalau penghasilannya sebenarnya masih sangat terbatas.

  Hal lain yang semakin menguatkan dugaan tersebut adalah sekarang ini kartu kredit tidak hanya dimiliki oleh orang berpenghasilan tinggi saja.

  Masyarakat yang kemampuan ekonomi menengah sekarang juga sudah bisa memiliki kartu kredit.

  Wanita modern sekarang ini banyak yang telah terjun ke dunia kerja. Mereka telah mandiri secara finansial sehingga mereka leluasa dalam pengeluaran. Hal ini dikarenakan mereka ingin menikmati hasil jerih payah selama bekerja untuk memenuhi kebutuhannya. Menurut pandangan Sudarto (dalam Fransisca & Suyasa, 2005), wanita bekerja dan masih lajang lebih

  4 banyak mengkonsumsi lebih banyak dalam hal penampilan (seperti kosmetik, parfum, perawatan tubuh dan wajah, pakaian, pernak-pernik berupa kalung, gelang, anting-anting, sepatu dan tas. Selain hal itu, mereka juga leluasa sekali menggunakan penghasilannya dikarenakan mereka belum pengeluaran dapat dipergunakan untuk dirinya sendiri.

  Karena penelitian ini melibatkan wanita bekerja dan belum menikah yang masih berada pada tahap perkembangan dewasa muda, maka akan dijelaskan apa dan bagaimana wanita pada masa dewasa muda berperilaku. Masa dewasa muda adalah masa awal seseorang dalam menyesuaikan diri terhadap pola-pola kehidupan baru dan harapan-harapan sosial baru. Pada masa ini, seseorang dituntut untuk memulai kehidupannya memerankan peran ganda seperti peran sebagai istri dan peran dalam dunia kerja (berkarir). Selain itu, masa dewasa dewasa muda dikatakan sebagai masa sulit bagi individu karena pada masa ini seseorang dituntut untuk melepaskan ketergantungannya terhadap orangtua dan berusaha untuk bisa mandiri. Disamping itu, masa dewasa muda merupakan masa yang penuh ketegangan emosional. Individu dewasa muda yang usianya mencapai akhir usia duapuluhan, kondisi emosionalnya tidak terkendali. Ia cenderung labil, resah, dan mudah memberontak. Pada masa ini juga emosi seseorang sangat bergelora dan mudah tegang. Ia juga khawatir dengan status dalam pekerjaan yang belum tinggi. Maka kebanyakan akan tidak terkendali dan

  5 berakhir pada stres bahkan bunuh diri. Kondisi ini akan berangsur-angsur berubah ketika seseorang akan memasuki usia 30an.

  Compulsive buying

  pada wanita dewasa muda yang telah bekerja dan belum menikah banyak dipengaruhi oleh beberapa faktor yang saling menawarkan suatu kerangka mengenai asal muasal compulsive buying. Faktor-faktor itu antara lain faktor keturunan, lingkungan keluarga, disfungsi biologis dan variabel-variabel yang situasional sehingga muncul kecemasan.

  Variabel situasional misalnya stress di lingkungan kerja, hubungan interpersonal yang kurang harmonis, dan konflik peran. Keadaan ini diperkuat oleh dominannya media massa, khususnya tayangan acara di televisi beserta iklan produk yang bertubi-tubi, dan maraknya pusat-pusat perbelanjaan (mall, department stores, butik). Individu membeli sesuatu bukan saja atas nilai kegunaannya, tapi juga nilai prestise, sekadar mengikuti tren yang sedang in, hanya mencoba-coba dan terpengaruh iklan maupun teman-teman.

  Kombinasi dari wanita dewasa muda yang telah bekerja dan belum menikah sama-sama melekat dalam perilaku compulsive buying, sehingga peneliti akan melihat pula apakah kombinasi ini dapat menimbulkan perbedaan kecenderungan perilaku compulsive buying.

  Kenyataan dan uraian tersebut mendorong penulis untuk meneliti mengenai “Kecenderungan Perilaku Membeli Kompulsif (Compulsive

  Buying) Pada Wanita Dewasa Muda Yang Bekerja dan Belum Menikah”.

  6

B. RUMUSAN MASALAH

  Dari berbagai ulasan sebelumnya maka dapat dirumuskan sebuah masalah yaitu “Bagaimanakah tingkat kecenderungan berperilaku membeli kompulsif (compulsive buying) pada wanita dewasa muda yang sudah

  C. TUJUAN PENELITIAN

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kecenderungan perilaku membeli kompulsif (compulsive buying) pada wanita dewasa muda yang telah bekerja dan belum menikah.

  D. MANFAAT PENELITIAN

1. Manfaat teoritis

  Penelitian ini diharapkan dapat membuka wawasan baru di bidang psikologi konsumen, perkembangan dan klinis, khusunya dalam topik pembicaraan mengenai perilaku konsumen, lebih khusus lagi mengenai perilaku membeli kompulsif (compulsive buying) pada wanita dewasa dini yang bekerja dan belum menikah. Penelititan di Indonesia mengenai perilaku konsumen masih banyak yang mengulas mengenai perilaku konsumtif, sehingga penelitian ini diharapkan bisa menambah pengetahuan mengenai perilaku membeli kompulsif di Indonesia.

  7

2. Manfaat praktis

a. Bagi wanita, memberikan gambaran tentang kecenderungan

  compulsive buying

  pada wanita dewasa muda yang telah bekerja dan belum menikah sebagai suatu perilaku menyimpang yang penelitian ini secara umum dapat bermanfaat bagi setiap wanita yang sudah bekerja untuk lebih menghargai diri apa adanya secara positif tanpa harus mengeluarkan pendapatannya untuk membelanjakan uang demi barang-barang yang sebenarnya tidak terlalu dibutuhkan.

  b. Bagi masyarakat luas, dapat menambah wawasan masyarakat untuk memahami keadaan wanita, khususnya wanita yang sudah bekerja namun belum menikah dengan kecenderungan

  compulsive buying

  . Masyarakat diharapkan tidak memandang sebelah mata wanita dengan compulsive buying karena mereka membutuhkan motivasi bagi mereka untuk lebih menghargai dirinya sendiri sebagai wanita karir yang sukses menuju ke tingkat perkembangan yang lebih positif.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Compulsive Buying

1. Pengertian Compulsive Buying

  Definisi compulsive buying (membeli kompulsif) menurut O’Guinn dan Faber (1989) adalah perilaku membeli kronis dan berulang-ulang sebagai respon dari perasaan atau peristiwa negatif.

  Pengurangan perasaan negatif inilah yang menjadi pemicu utama perilaku ini. Perilaku membeli (buying) tersebut menyediakan positive

  rewards

  dalam jangka waktu singkat namun dapat mengakibatkan efek negatif setelahnya.

  Elizabeth Edwards (1993) menawarkan definisi compulsive

  buying sebagai perilaku abnormal dalam hal berbelanja dan

  pengeluaran uang yang menyebabkan konsumen menjadi terjebak

  (overpowering) , tidak terkontrol, kronis dan hasrat yang berulang-

  ulang untuk berbelanja dan mengeluarkan uang. Perilaku ini berfungsi sebagai pengurang perasaan negatif dari stres maupun kecemasan.

  Sedangkan Black et al. (1998) mendefinisikan compulsive buying sebagai perilaku berbelanja dan pengeluaran uang yang tidak wajar yang dapat mengakibatkan gangguan atau bahkan kerusakan karena termanifestasi dari stress atau tekanan hidup; disfungsi pada

  9 kehidupan sosial, keluarga atau pekerjaan; atau masalah keuangan dan hukum.

  Dapat disimpulkan bahwa compulsive buying merupakan perilaku abnormal dalam kegiatan berbelanja dan pengeluaran uang kecemasan atau stres yang dihinggapi seseorang. Perilaku ini terjadi berulang-ulang dan tidak terkontrol sehingga menyebabkan beberapa akibat negatif seperti penyesalan yang mendalam hingga yang paling parah, terganggunya kehidupan pribadi, pasangan, keluarga, pekerjaan dan keuangan.

  Kecenderungan compulsive buying menurut Schiffman dan Kanuk (2004) merupakan kecenderungan seseorang untuk berperilaku kompulsif, mereka menjadi kecanduan; dalam beberapa hal tidak dapat mengendalikan diri, dan tindakan mereka dapat berakibat merusak diri sendiri dan orang-orang di sekitarnya. Dapat disimpulkan bahwa kecenderungan compulsive buying adalah kecenderungan seseorang untuk berperilaku kompulsif, tidak terkontrol dan terjebak dalam berbelanja dimana belanja berfungsi sebagai pengurang perasaan – perasaan negatif dan diakhiri dengan penyesalan (Edwards, 1993).

2. Ciri-ciri Compulsive Buying

  Valence et al (1988) menyatakan ciri-ciri utama yang saling berhubungan dari compulsive buying ada tiga, yaitu: aktivasi emosi

  10 yang kuat, kontrol kognitip yang tinggi dan reaktivitas yang tinggi. Sedangkan O’Guinn dan Faber (dalam Edwards, 1993) berpendapat bahwa tiga ciri utama compulsive buying adalah keinginan subjek melakukan pembelanjaan (object attachment), perasaan positif yang mendalam (remorse). Penelitian yang dilakukan Edwards (1993) membuat elaborasi dari penelitian yang dilakukan Valence et al (1988) dan O’Guinn dan Faber (1989). Elaborasi tersebut menghasilkan lima karakteristik, yaitu: a. Kecenderungan untuk mengeluarkan uang (tendency to spend).

  Keadaan dimana individu mempunyai kecenderungan- kecenderungan untuk mengeluarkan uang dalam “episode- episode belanja”. Maksud episode belanja disini ialah kecenderungan untuk selalu berbelanja, selalu membeli barang atau produk yang tidak dibutuhkan, serta membeli produk yang diluar jangkauan kemampuan finansial seseorang.

b. Kompulsif/Dorongan untuk mengeluarkan uang

  (compulsion/drive to spend)

  . Keadaan dimana adanya dorongan, kompulsif dan impulsif dalam berbelanja dan mengeluarkan uang. Jadi dapat disimpulkan berbelanja bukan untuk kepemilikan barang atau sebuah produk, melainkan kegiatan otomatis/reaktif untuk mengurangi tekanan psikologis. Sebuah respon terhadap perasaan atau kejadian negatif.

  11 c. Perasaan-perasaan bahagia ketika melakukan aktivitas berbelanja

  (feelings joy about shopping and spending)

  . Keadaan dimana emosi-emosi yang dirasakan individu ketika mereka melakukan aktivitas berbelanja.

  spending)

  . Merupakan konsekuensi yang disebabkan oleh perilaku berbelanja yang berlebihan. Konsekuensi negatif yang dirasakan mulai dari diri sendiri, keluarga, teman dekat, pekerjaan dan masalah keuangan.

  e. Perasaan menyesal setelah berbelanja (post-purchase guilt).

  Keadaan dimana individu merasakan penyesalan, rasa malu dan rasa bersalah yang mendalam setelah mengetahui telah membelanjakan banyak barang dan mengeluarkan banyak uang.

3. Kriteria Diagnostik Compulsive Buying

  Sebuah kriteria diagnostik digagas oleh sebuah penelitian yang dilakukan oleh McElroy, Keck, Pope, Smith dan Strakowski (dalam Sadock dan Kaplan, 2007). Berikut adalah kriterianya:

  a. Perilaku atau dorongan maladaptif yang berkaitan dengan membeli barang atau berbelanja, seperti misalnya membeli barang-barang yang tidak mampu dibeli dan membeli barang yang sesungguhnya tidak dibutuhkan sama sekali.

  12 b. Perilaku Membeli, baik itu dorongan maupun perilaku yang disebabkan oleh stres, menghabiskan banyak waktu, tidak berfungsinya hubungan sosial dan pekerjaan, atau menghasilkan masalah-masalah keuangan. selama periode hypomania atau mania.

4. Dampak Compulsive Buying

  Dampak dari compulsive buying meliputi dampak negatif dan dampak positif. Akibat negatif dari compulsive buying antara lain (Koran et al., 2006) meliputi penyesalan yang mendalam, pengeluaran uang yang berlebihan, bangkrut, terlilit banyak hutang, kecemasan jika tidak membeli barang dan berbelanja, rasa tidak aman karena individu tersebut merasa selalu kekurangan, konflik keluarga, perceraian, penipuan dan penggelapan sertia percobaan bunuh diri.

  Dari sekian banyak literatur, penulis hanya mendapatkan sedikit sekali akibat positif dari perilaku ini. Misalnya pada pembeli kompulsif yang tergolong ‘lunak’ dan belum parah, perilaku mereka ditunjukkan dalam berbelanja ketika ada diskon besar untuk barang yang dipajang di pusat perbelanjaan dan bisa dikumpulkan atau digunakan di masa depan (Shith, Mittal & Newman,1999).

  13

5. Faktor-faktor yang mempengaruhi Compulsive Buying

  Secara umum, faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku membeli kompulsif ini dapat juga dimasukkan sebagai faktor pencetus/penyebab. Roberts (1998) mengemukakan beberapa faktor

a. Pengaruh Keluarga

  Hal yang mempengaruhi compulsive buying pada keluarga misalnya kecenderungan dari orangtua atau anggota keluarga lain yang suka berbelanja dan mempunyai kecenderungan compulsive

  buying

  . Perilaku ini dipelajari melalui modelling dan dijadikan kebiasaan untuk beradaptasi terhadap kecemasan seseorang.

  Adapun kebiasaan dari keluarga dalam hal memberi kado berupa uang maupun barang-barang dalam hari besar keagamaan dan ulang tahun bisa mempengaruhi anggota keluarga untuk berperilaku konsumtif.

b. Pengaruh Psikologis

1) Self-esteem

  Orang-orang dengan kebiasaan yang sulit dihilangkan (adiktif) biasanya mempunyai kecenderungan harga diri yang rendah pada masa awal anak-anak hingga remaja. Penelitian oleh O’Guinn dan Faber (1989) menguatkan dugaan ini. Individu yang merasakan penyesalan mendalam dan rasa takut setelah melakukan pembelian barang merupakan

  14 konsekuensi dari ketidakmampuan mereka mengontrol keinginan membeli.

  2) Personal Value Nilai-nilai yang dianut seseorang bisa mempengaruhi membeli dan penguasaan (acquisition) atas suatu barang bisa menaikkan harga diri dan status sosial mereka di mata lingkungan sekitar. Dittmar (2005b) meneliti bahwa nilai materialistik seseorang menjadi prediktor dalam perilaku

  compulsive buying

  ini. Nilai materialistik tersebut dimaksudkan untuk mencari status identitas individu.

  3) Fantasizing dan Keyakinan yang Irasional Orang-orang berfantasi sebagai salah satu strategi mereka untuk meredakan dan sejenak melupakan berbagai afeksi negatif dan rasa rendah diri mereka. O’Guinn dan Faber (1989) menemukan bahwa fantasi mengenai kesuksesan pribadi, dihormati, berkuasa dan penerimaan sosial banyak ditemukan pada individu dengan kecenderungan compulsive buying.

  4) Self-control Dalam tulisannya, Ronald Faber (2004) menyatakan bahwa elemen kunci dalam compulsive buying adalah kontrol diri, dimana orang dengan kecenderungan compulsive buying

  15 tidak mempunyai kemampuan untuk menahan dorongan- dorongan membeli barang yang tidak begitu dibutuhkan.

  Lebih lanjut, kontrol inilah yang membedakan antara pembeli kompulsif dengan orang-orang yang benar-benar menikmati 5) Self-awareness

  Self-awareness

  yang negatif dapat membuat individu menjadi depresi dan kecemasan. Self-awareness ini berkaitan

  self-esteem

  erat dengan rendahnya dan tingginya perfeksionisme di antara pembeli kompulsif (Faber, 2004).

  6) Perasaan Negatif Beberapa peneliti menyatakan bahwa compulsive

  buying

  merupakan respon utama dalam menghadapi berbagai perasaan-perasaan negatif. Penelitian Koran et al. (2006) menyebutkan bahwa pembeli kompulsif adalah orang yang menderita depresi dan kecemasan yang relatif tinggi. Hal ini menyebabkan para penderita compulsive buying sudah selayaknya mendapatkan perawatan klinis.

  7) Penyempitan Kognitif (Cognitive Narrowing) Maksud penyempitan kognitif disini adalah ketika pembeli kompulsif sedang melakukan aktivitas berbelanja, mereka tidak mau diganggu bahkan ditemani oleh teman atau anggota keluarga, apalagi dengan adanya salesman dan

  16

  salesman mereka menganggap sebagai pengganggu.

  Akhirnya mereka lebih memilih bersendiri ketika berbelanja. Tingkat ekstrim dari penyempitan kognitif ini adalah para pembeli kompulsif merasakan puas, ‘tinggi’, ‘lebih hidup’ Christenson, 1996; Faber et al., 1987; Scherhorn et al., 1990 dalam Faber, 2004).

c. Pengaruh Sosial

1) Tayangan Televisi

  Sering menonton acara di televisi dapat meningkatkan keinginan yang tak terkontrol untuk membeli. Banyak faktor dari televisi yang mempengaruhi compulsive buying, contohnya penonton berat televisi menganggap situasi yang ada di televisi sama dengan kondisi yang sebenarnya. Acara televisi penuh dengan gaya hidup glamor dan menonjolkan kemakmuran.

  Penonton memperhatikan gaya berpakaian dan aksesoris yang dikenakan si artis, setting rumah dan produk dari merk tertentu yang digunakan artis. Faktor lainnya adalah sebuah anggapan bahwa iklan-iklan produk di televisi memberi pesan bahwa semua permasalahan hidup bisa dipecahkan dengan produk barang yang diiklankan di televisi (Faber dan O’Guinn dalam Roberts, 1998).

  17 2) Tekanan Kelompok

  Tekanan kelompok sangat berpengaruh pada tahap remaja dan dewasa awal. Bagi individu yang masih berada pada tahap tersebut, teman-teman memang memainkan peran yang cukup Roberts, 1998). Alasan untuk berbuat sedemikian rupa karena mereka takut dianggap berbeda dengan teman sepermainan dan sekedar ikut-ikut saja. Penelitian oleh Zebua dan Nurdjayadi (2001) menemukan bahwa ada hubungan yang signifikan antara konformitas dengan perilaku konsumtif pada remaja putri.

  3) Frekuensi Belanja Frekuensi belanja bisa menyebabkan dan memperkuat perilaku compulsive buying. Bagi individu yang sering meluangkan waktu ke pusat perbelanjaan dan menghabiskan banyak waktu di sana memperkuat asumsi bahwa frekuensi belanja mempunyai efek yang positif terhadap perilaku konsumtif (Roberts, 1998).

  4) Penggunaan Kartu Kredit Menurut Fransisca dan Suyasa (2005), penggunaan metode pembayaran dengan kartu kredit dapat menunjang wanita dewasa muda berperilaku konsumtif. Kaum wanita tersebut cenderung menggunakan kartu kredit untuk berbelanja karena alasan keamanan, pembayaran tagihan yang bisa dicicil,

  18 mendapatkan poin, bisa dipakai di hampir semua pusat perbelanjaan dan praktis. Praktis disini maksudnya adalah individu bisa berbelanja secara mendadak dan bisa memenuhi keinginan untuk membeli barang yang diinginkan dalam segera,

5) Iklan

  Iklan yang menampilkan desain yang menarik dapat menjadi stimulus yang mengasyikan bagi wanita yang gemar berbelanja. Baik iklan dari televisi, surat kabar, majalah dan baliho di pinggir jalan. Iklan sebuah produk menampilkan suatu produk dengan ajakan-ajakan agar setiap individu tertarik dan segera mencoba serta membeli produk yang diiklankan tersebut.

d. Pengaruh Demografi