Perbedaan persepsi ibu terhadap kelekatan aman anak berdasarkan marital role orangtua - USD Repository

  

PERBEDAAN PERSEPSI IBU TERHADAP KELEKATAN AMAN ANAK

BERDASARKAN MARITAL ROLE ORANGTUA

  Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

  Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi

  Oleh : Grace Adelaide Putri Liey

  079114017

  

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI

  

SKRIPSI

PERBEDAAN PERSEPSI IBU TERHADAP KELEKATAN AMAN ANAK

BERDASARKAN MARITAL ROLE ORANGTUA

  Dipersiapkan dan disusun oleh :

  

Grace Adelaide Putri Liey

079114017

  Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji pada tanggal 12 September 2012 dan dinyatakan telah memenuhi syarat

  Susunan Panitia Penguji Nama Lengkap Tanda Tangan 1. Sylvia Carolina M. Y. M., S. Psi., M. Si. ...........................................

  2. Ratri Sunar Astuti, S. Psi., M. Si. ...........................................

  3. Agnes Indar Etikawati, S.Psi., Psi., M.Si ...........................................

  Yogyakarta, Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Dekan, Al l A h BA pAk u Ber k At A ... “J angan takut, sebab A ku menyertai engkau, J angan bimbang, sebab A ku ini A llahmu;

  A ku akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau; A ku akan memegang engkau dengan tangan kananK u yang membawa kemenangan.”

  ( Yes. 41:10 ) Unt Uk it U, Ak U per cA y A ...

  S egala perkara dapat kutanggung di dalam D ia yang memberi kekuatan kepadaku.”

  ( Fi l . 4:13 )

  

KARYA INI KUPERSEMBA HKA N KEPA DA :

T uhan Y esus K ristus M ami M artha U f ik R osida & P api F erry Y onatan L iey

A nci M arice R uth L iey & O m R uddy

  

Y ustinus Editya & A nabel

S ahabat-S ahabatku

C icikku

  

PERBEDAAN PERSEPSI IBU TERHADAP KELEKATAN AMAN ANAK

BERDASARKAN MARITAL ROLE ORANGTUA

Grace Adelaide Putri Liey

  

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan persepsi ibu terhadap kelekatan

aman anak berdasarkan marital role orangtua. Marital role adalah pembagian peran dan tugas

suami istri dalam pernikahan yang dilakukan oleh pasangan suami istri demi kepentingan keluarga.

  Marital role dalam penelitian ini dibedakan menjadi dua tipe yaitu traditional marital role dan egalitarian marital role

  . Persepsi kelekatan aman anak adalah proses mengindera,

menginterpretasikan, dan memberikan penilaian kepada anak berdasarkan ikatan emosional yang

kuat dan penuh kasih sayang antara anak dan ibu, di mana anak merasa senang ketika berinteraksi

dengan ibu dan anak menjadi nyaman ketika berada dekat dengan ibu karena anak percaya bahwa

ibu selalu ada, memahami dan tanggap terhadap kebutuhan anak. Hipotesis dalam penelitian ini

adalah terdapat perbedaan persepsi ibu terhadap kelekatan aman anak berdasarkan marital role

orangtua. Subjek dalam penelitian ini adalah ibu yang memiliki anak berusia 1-5 tahun dan

berdomisili di provinsi DI. Yogyakarta. Subjek penelitian berjumlah 100 orang yang

dikelompokkan ke dalam dua kelompok berdasarkan tipe marital role yang diterapkan ibu dalam

pernikahannya, yaitu 50 orang ibu menerapkan traditional marital role dan 50 orang ibu

menerapkan egalitarian marital role. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini

menggunakan skala Likert. Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah Skala Marital Role

dan Skala Kelekatan Aman. Uji reliabilitas skala menggunakan teknik Alpha Cronbach dengan

hasil Skala Marital Role memiliki reliabilitas 0,974 dan Skala Kelekatan Aman memiliki

reliabilitas 0,934. Analisis data dilakukan dengan menggunakan teknik statistik Independent

sample t-Test

  . Analisis data menghasilkan nilai t sebesar 1,187 dengan nilai p = 0,238 (p > 0,05)

yang berarti tidak ada perbedaan yang signifikan pada persepsi ibu terhadap kelekatan aman anak

berdasarkan marital role orangtua. Berdasarkan hal tersebut, hipotesis penelitian ini ditolak. Kata kunci : marital role, persepsi kelekatan aman anak

  

THE DIFFERENCE MOTHER’S PERCEPTION

OF CHILD’S SECURE ATTACHMENT

AS VIEWED FROM THE PARENTS MARITAL ROLE

  

Grace Adelaide Putri Liey

ABSTRACT

  This study aimed to know the difference mother’s percepcion of child’s secure attachment

as viewed from the parents marital role. Marital role is the division of role and task between

husband and wife in their marriage for family benefit. In this study, marital role was classified in

two types that is traditional marital role and egalitarian marital role. Perception of child’s secure

attachment are processes of sensing, interpreting, and making meaning the strong emotional bond

and full of love between mother and her child within reflects the child’s happy and confidence

when interact with mother because the child belief mother’s availability, understanding, and

responsiveness. The hypothesis in this research there was a difference mother’s perception of

child’s secure attachment as viewed from the parents marital role. Subjects were mother who have

children 1-5 years old and live in DI. Yogyakarta. Subjects in this study were 100 mothers and was

classified into two group based on her marital role, that is 50 mothers in traditional marital role

and 50 mothers in egalitarian marital role. Data in this study was collected by Likert Scale. The

Likert Scale were used to measure the secure attachment level and type of marital role. Scale

reliability was tested by Alpha Cronbach technique, that the reliability coefficient of Marital Role

Scale 0,974 and reliability coefficient of Secure Attachment Scale 0,934. Data analyzed by

Independent Sample t-Test. The result of the study showed that t value 1,187 with p significant =

0,238 (p > 0,05). This result showed that there was no significant difference mother’s perception

of child’s secure attachment as viewed from parents marital role. Hypothesis of this study was

rejected.

  Key words : marital role, perception of child’s secure attachment

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

  Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

  Yogyakarta, 30 Oktober 2012 Penulis

  Grace Adelaide Putri Liey

  

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

  Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma Nama : Grace Adelaide Putri Liey Nomor Mahasiswa : 079114017

  Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan Kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

  

Perbedaan Persepsi Ibu Terhadap Kelekatan Aman Anak

Berdasarkan Marital Role Orangtua

  beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan Demikian saya memberikan Kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam Bentuk media lain, mengelolanya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti Kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

  Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal 30 Oktober 2012 Yang menyatakan, Grace Adelaide Putri Liey

KATA PENGANTAR

  Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus karena karunia, berkat, dan tuntunanNya sehingga penulis dapat mengerjakan dan menyelesaikan Skripsi ini. Terima kasih Tuhan, Engkau telah menggandeng saya agar dapat mencapai tujuanku menyelesaikan Skripsi berjudul Perbedaan Persepsi Ibu

  Terhadap Kelekatan Aman Anak Berdasarkan Marital Role Orangtua.

  Penulis menyadari penyusunan Skripsi ini tidak akan berhasil tanpa adanya dukungan, bimbingan, dan bantuan berbagai pihak yang terlibat baik secara langsung maupun tidak langsung. Dalam kesempatan ini dengan segala kerendahan hati ucapan terima kasih penulis ungkapkan kepada :

  1. Ibu Dr. Ch. Siwi Handayani, M.Si. selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan izin penelitian.

  2. Ibu Titik Kristiani, S. Psi., M. Psi, selaku Kepala Program Studi Psikologi Universitas Sanata Dharma yang telah membantu menentukan dosen pembimbing.

  3. Bapak Victorius Didik S.H., S. Psi, M.Si selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah membantu dan tak henti-hentinya memberikan semangat dalam pembuatan skripsi ini.

  4. Ibu Sylvia Carolina M.Y.M., S. Psi, M. Si, selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang dengan sabar dan setia memberikan ilmunya dalam bentuk pengarahan

  5. Seluruh Dosen Psikologi Universitas Sanata Dharma yang telah mendampingi selama perkuliahan, memberikan ilmu-ilmu, dan mengajari tentang nilai-nilai kehidupan.

  6. Bu Nanik, Mas Gandung, Mas Muji, Mas Doni, dan Pak Gie selaku karyawan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma yang telah membantu penulis selama perkuliahan.

  7. Seluruh karyawan BAA dan AUK yang telah membantu penulis dalam kelancaran urusan administrasi perkuliahan.

  8. Yustinus Editya Prihantoro, pendamping hidup yang selalu memberikan cintanya dalam bentuk doa, semangat, dan bantuan selama perkuliahan dan pembuatan Skripsi ini. Skripsi ini dipersembahkan untukmu...

  9. Maria Anabel Evangelina, malaikat kecilku yang menjadi motivasi di saat penulis jatuh, lelah, dan ingin menyerah. I Love U, ABEL....

  10. Papi, Mami, Anci, Om Rudi, Bapak, Ibu, Alm. Opa, dan Oma selaku orangtua yang tak henti-hentinya memberikan dukungan dan doanya bagi penulis sehingga dapat menjalani perkuliahan dan menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan lancar.

  11. Cicik Inneke Stasia Putri Liey, S. E., Akt. kakak tercinta yang selalu mendoakan dan memberikan contoh akan arti ketekunan sehingga membuat penulis termotivasi untuk tekun dalam mengerjakan Skripsi.

  12. Para Ibu di KB/TK Mutiara Persada, TK Among Siwi, dan Happy Bee Day

  13. Teman-teman angkatan 2008 : Dian, Selly, Valle, Beni, Devi, Bora, Sari, Hesty, Anggita, Anggito, Dita, Sita, Riana, Nina, Valen, Vivi, Fla, Chike, Stanley, Dila, Vincent, Jose, Plentonk, Anna, Martha dan Fani yang telah semakin mewarnai kehidupan perkuliahanku, terima kasih telah menerima penulis dalam angkatan kalian...

  14. Teman-teman angkatan 2007 : Nandra, Putu, Ulin, Rani, Santa, De’a, Fanoy, Visca, Nina, Dodi, Eek, Anton, Nindya, Ayu, Devi Mentel, Anggun, Ditra, Ateng, Vivi, Wulan, Susan, Odil, Manda, Ayu, Adel, Bra, Oik, Papenk, dan Ira yang selalu memberikan semangat untuk bangkit dan percaya bahwa penulis pasti bisa menjalani perkuliahan dan pembuatan Skripsi sehingga bisa seperti mereka yang sudah lulus dan bekerja.

  15. Terakhir untuk semua pihak yang memiliki andil besar dalam pembuatan Skripsi ini sehingga dapat berjalan dengan lancar dan baik.

  Tidak cukup kata terima kasih yang terucap dan hanya Tuhan yang dapat membalas kebaikan semua pihak yang terlibat. Semoga melalui berkatNya segala pihak yang telah membantu penulis diberikan kelimpahan karunia dalam hidup.

  Akhir kata, semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi yang membacanya.

  Yogyakarta, 30 Oktober 2012

  DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL……………………………………………… i HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING...….…... ii HALAMAN PENGESAHAN……….…………………………… iii HALAMAN MOTTO….....................…………………………….. iv HALAMAN PERSEMBAHAN...................................................... v HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA………….... vi ABSTRAK………………………………………………………… vii

  

ABSTRACT ……………………………………………………….. viii

  HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH... ix KATA PENGANTAR…………………………………………….. x DAFTAR ISI……………………………………………………… xiii DAFTAR TABEL………………………………………………… xvii DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………… xviii

  BAB I PENDAHULUAN…………………………………………

  1 A. Latar Belakang Masalah…………………………………….....

  1 B. Rumusan Masalah……………………….…………………......

  13 C. Tujuan Penelitian…………….…………………………….......

  13 D. Manfaat Penelitian………………...……………………….......

  14

  1. Manfaat Teoritis……………………………………………

  14

  BAB II LANDASAN TEORI……………………………………..

  15 A. Kelekatan Aman…………………………………………….....

  15 1. Definisi Kelekatan.....………………………………..........

  15 2. Pola-pola Kelekatan………………………………............

  16 3. Fase-fase Kelekatan……………………………................

  19 4. Persepsi Kelekatan Aman.................………………...........

  22 5. Aspek Kelekatan Aman.......................................................

  26 6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kelekatan Aman.........

  28 B. Wanita Dewasa Awal......................………………………..…...

  30 1. Perkembangan Fisik................................................................

  30 2. Perkembangan Kognitif..........................................................

  30 3. Perkembangan Sosioemosi......................................................

  31 C. Marital Role..................................................................................

  32 1. Definisi Pernikahan.................................................................

  32 2. Definisi Peran Gender (Gender Role) ....................................

  32 3. Definisi Marital Role..............................................................

  34 4. Tipe-tipe Marital Role............................................................

  35 5. Wanita dalam Traditional Marital Role..................................

  36 6. Wanita dalam Egalitarian Marital Role.................................

  37 7. Aspek Marital Role.................................................................

  39 D. Perbedaan Persepsi Ibu terhadap Kelekatan Aman Anak

  F. Skema Perbedaan Persepsi Ibu terhadap Kelekatan Aman Anak berdasarkan Marital Role Orangtua.............................................

  49 BAB III METODOLOGI PENELITIAN…………………………..

  50 A. Jenis Penelitian…………………………………………………..

  50 B. Variabel Penelitian………………………………………………

  50 C. Definisi Operasional……………………………………………..

  50

  1. Variabel Tergantung : Marital Role Orangtua………………

  50 2. Variabel Bebas : Persepsi Kelekatan Aman Anak…………..

  51 D. Subjek Penelitian………………………………………………...

  52 E. Metode dan Alat Pengumpulan Data.....………………………..

  55 1. Skala Marital Role…………………………………………..

  55

  2. Skala Kelekatan Aman………………………………………

  59 F. Kredibilitas Alat Ukur…………………………………………..

  62 1. Estimasi Validitas…………………………………………....

  62 2. Uji Daya Diskriminasi Item.....................................................

  64 3. Estimasi Reliabilitas………………………………………….

  69 G. Metode Analisis Data…………………………………………...

  70 1. Uji Asumsi…………………………………………………...

  70 2. Uji Hipotesis............................................................................

  71

  BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………….. .

  72 A. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian.…………………………..

  72 1. Persiapan Penelitian………………………………………….

  72 2. Pelaksanaan Penelitian…………………………………….....

  73 3. Data Demografis Subjek Penelitian………………………….

  74 B. Hasil Penelitian………………………………………………….

  79 1. Uji Asumsi…………………………………………………...

  79 2. Uji Hipotesis………………………………………………....

  80 3. Uji Per Aspek...........................................................................

  81 C. Pembahasan……………………………………………………...

  83 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.............................................

  88 A. Kesimpulan………………......………………………………….

  88 B. Saran……………………………….....…………………………

  88 1. Bagi Orangtua……………………………………………....

  88

  2. Bagi Peneliti Selanjutnya……………………………………

  89 DAFTAR PUSTAKA……………………………………………….

  90 LAMPIRAN-LAMPIRAN.…………………………………………

  94

  DAFTAR TABEL Tabel 1. Distribusi Item Skala Marital Role Sebelum Uji Coba...........

  76 Tabel 11. Deskripsi Subjek Penelitian Berdasarkan Status Pernikahan, Keterangan Tinggal Bersama Suami, dan Kepemilikan Pembantu Rumah Tangga........................................................

  81 Tabel 17. Rangkuman Uji Per Aspek.......................................................

  80 Tabel 16. Rangkuman Hasil Uji Hipotesis...............................................

  79 Tabel 15. Rangkuman Hasil Uji Homogenitas.........................................

  78 Tabel 14. Rangkuman Hasil Uji Normalitas............................................

  77 Tabel 13. Deskripsi Subjek Penelitian Berdasarkan Usia Anak..............

  77 Tabel 12. Deskripsi Subjek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin Anak

  76 Tabel 10. Deskripsi Subjek Penelitian Berdasarkan Jumlah Anak..........

  58 Tabel 2. Distribusi Item Skala Kelekatan Aman Sebelum Uji Coba.....

  75 Tabel 9. Deskripsi Subjek Penelitian Berdasarkan Jenis Pekerjaan.......

  74 Tabel 8. Deskripsi Subjek Penelitian Berdasarkan Pendidikan.............

  68 Tabel 7. Deskripsi Subjek Penelitian Berdasarkan Usia........................

  67 Tabel 6. Distribusi Item Skala Kelekatan Aman Penelitian..................

  66 Tabel 5. Distribusi Item Skala Kelekatan Aman Setelah Uji Coba........

  65 Tabel 4. Distribusi Item Skala Marital Role Penelitian..........................

  61 Tabel 3. Distribusi Item Skala Marital Role Setelah Uji Coba..............

  82

  DAFTAR LAMPIRAN LAMPIRAN.............................................................................................

  94 Lampiran 1. Skala Marital Role dan Skala Kelekatan Aman Sebelum Uji Coba Penelitian................................................................ 95

  Lampiran 2. Skala Marital Role dan Skala Kelekatan Aman Setelah Uji Coba Penelitian................................................................ 105

  Lampiran 3. Hasil Uji Daya Diskriminasi Item dan Reliabilitas Skala..... 114 Lampiran 4. Hasil Uji Asumsi Dan Hipotesis........................................... 118 Lampiran 5. Hasil Uji Per Aspek.............................................................. 121

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Orangtua memiliki peran penting dalam kehidupan anak. Peran

  penting tersebut antara lain sebagai pengasuh, pembimbing, pemelihara, dan sebagai pendidik anak. Melalui tata sikap dan perilaku orangtua kepada anaknya, orangtua membina kelangsungan hidup anak, pertumbuhan dan perkembangan anak, serta memberikan perlindungan bagi anak secara menyeluruh baik fisik, sosial, maupun spiritual untuk menghasilkan anak yang berkepribadian (Silalahi & Meinanrno, 2010).

  Pentingnya peran orangtua dalam kehidupan anak dibutuhkan sejak masa awal kehidupan anak. Diknas (dalam Silalahi & Meinarno, 2010) mengungkapkan bahwa masa awal kanak-kanak merupakan masa untuk meletakkan dasar pertama dalam mengembangkan kemampuan fisik, kognitif, konsep diri, disiplin, kemandirian, seni, moral, dan nilai-nilai agama, serta sosial dan emosional. Banyaknya kebutuhan anak yang harus dipenuhi tersebut menyebabkan anak menjadi sangat bergantung pada pengasuhan orangtua karena anak belum mampu memenuhi segala kebutuhannya tersebut.

  Orangtua memiliki tanggung jawab yang besar untuk memberikan tokoh yang penting dalam proses pengasuhan anak. Bowlby (dalam Mönks et. al., 2001) mengatakan bahwa dalam sebuah keluarga seringkali yang dipersepsikan keluarga oleh anak-anak adalah tokoh ibu. Hal tersebut dipertegas oleh rangkaian penelitian terhadap keluarga di 30 negara yang membuktikan bahwa mayoritas anak menempatkan ibu sebagai pusat keluarga (Geogas, Berry, van de Vijver, Kagitcbasi, dan Poortiga, dalam Silalahi & Meinarno, 2010). Peran ibu dirasa amatlah penting terlebih karena fungsi alamiahnya yang menyusui anak. Ibu juga memiliki lebih banyak peranan dan kesempatan dalam mengembangkan anak-anaknya, karena lebih banyak waktu yang digunakan bersama anak-anaknya (Gunarsa & Gunarsa, 2003).

  Interaksi antara ibu dan anak dalam proses pengasuhan akan menciptakan suatu ikatan emosional di antara keduanya. Ikatan emosional yang kuat antara anak dan pengasuhnya (ibu) disebut dengan kelekatan (attachment) (Santrock, 2002). Sebagian besar anak telah membentuk kelekatan dengan pengasuh utama (primary caregiver) pada usia sekitar delapan bulan dengan proporsi 50% pada ibu, 33% pada ayah dan 17% pada orang lain (Sutcliffe, 2002).

  Kelekatan yang tercipta antara anak dan ibu bervariasi tergantung pada keunikan karakteristik interaksi antara anak dan ibu (Posada, dkk, 1995). Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan secara mendalam pada Berk, 2006) mengemukakan tiga kategori pola kelekatan, yaitu kelekatan aman (secure attachment) dan dua kategori kelekatan tidak aman (insecure

  attachment ). Ainsworth membagi kelekatan tidak aman ke dalam dua

  kelompok, yaitu kelekatan cemas-menghindar (insecure-avoidant

  attachment ) dan kelekatan cemas-menolak (insecure-ambivalent attachment ) . Selanjutnya Main & Solomon (dalam Papalia, et al., 2008)

  mengemukakan kategori pola kelekatan yang keempat, yaitu kelekatan tidak teratur-tidak terarah (disorganized-disoriented attachment).

  Ainsworth (dalam Papalia et. al., 2008) menghasilkan temuan bahwa pola kelekatan aman (secure attachment) dalam tahun pertama kehidupan dapat menjadi suatu landasan yang penting bagi perkembangan psikologis yang baik bagi anak di masa kehidupan anak selanjutnya. Suatu investigasi yang dilakukan oleh Matas, Arend, dan Sourfe (dalam Santrock, 2002) bayi yang merasakan keterikatan yang aman dengan ibunya kurang mengalami frustrasi dan lebih gembira pada usia dua tahun dibandingkan dengan bayi yang tidak merasakannya. Selain itu, penelitian Arend dan Sroufe (dalam Papalia et. al., 2008) membuktikan bahwa anak usia tiga hingga lima tahun dengan kelekatan aman tumbuh lebih ingin tahu, kompeten, empati, ulet, dan percaya diri, lebih akur dengan anak lain, dan menjalin persahabatan yang erat daripada anak dengan kelekatan tidak aman. Ainsworth (dalam Santrock, 2002) menambahkan pula bahwa

  Bayi dengan kelekatan aman, telah belajar untuk menaruh rasa percaya bukan saja pada pengasuh mereka, tapi juga pada kemampuan mereka sendiri dalam mendapatkan yang mereka butuhkan (Papalia, et. al., 2008). Egeland (dalam Santrock, 2002) menemukan pula bahwa bayi dengan kelekatan aman lebih mampu berinteraksi dengan lingkungannya dan memiliki nilai yang lebih bagus pada kelas tiga. Hasil-hasil penelitian yang banyak menunjukkan perkembangan positif pada anak dengan kelekatan aman semakin menekankan bahwa kelekatan aman antara ibu dan anak penting untuk dialami anak sejak tahun pertama kehidupan anak.

  Kelekatan aman tidak selalu dapat terbentuk dalam interaksi antara ibu dan anak. Maraknya kasus-kasus kekerasan pada anak di tahun-tahun terakhir ini dapat menjadi tanda bahwa masih banyak anak yang memiliki kecenderungan untuk membentuk pola kelekatan tidak aman dengan ibu.

  Pola kelekatan tidak aman dapat muncul pada anak ketika ibu tidak sensitif pada anak, memberikan stimulus yang mengganggu, dan cenderung menyakiti sehingga anak menunjukkan tingkah laku tidak terarah, bingung, dan takut (Papalia, et. al., 2008). Di Indonesia, hal tersebut tercermin dalam fenomena semakin meningkatnya anak yang mendapatkan kekerasan dari ibu. Data yang terkumpul pada Komnas Perlindungan Anak mencatat pada 2008, terdapat 1.726 laporan yang masuk ke Komnas Perlindungan Anak. Tahun 2009 meningkat menjadi

  68% adalah kekerasan pada anak. Pada sekian banyak kasus kekerasan terhadap anak, sebagian besar pelaku kekerasan adalah orang terdekat dan dikenal anak. Tercatat pula sepanjang tahun 2009, sekitar 70% pelaku

  child abuse ini adalah orang dekat yang dikenal korban seperti ibu, ayah, dan paman (http:/kompas.com/, 2011).

  Investigasi yang dilakukan oleh Egeland (dalam Santrock, 2002) menemukan bahwa anak yang mengalami kelekatan tidak aman dengan ibu akan menghindari ibu karena merasa tidak percaya pada ibunya, anak juga takut pada orang asing dan terganggu oleh hal-hal kecil seperti perpisahan sehari-hari, karena anak menganggap tidak ada figur yang dapat dijadikan landasan yang aman dan dipercaya untuk mengeksplorasi lingkungan. Fenomena ini ditemukan pula di Indonesia yakni pada kasus artis Ayu Azhari dan anaknya yang terungkap pada tahun 2010 lalu.

  Ketidaknyamanan Ayu dalam mengasuh anaknya menyebabkan anaknya tidak percaya pada ibu mereka dan kabur dari rumah. Selain itu, anak Ayu Azhari kini menjadi trauma, mengalami gangguan tidur dan memicu perilaku mencuri pada anaknya. Untuk itu, kini anak sulung Ayu memilih untuk tinggal di kantor pengacaranya hingga kesepakatan antara Ayu Azhari dan anaknya terwujud (http://kompas.com/, 2010). Kasus tersebut semakin mengindikasikan bahwa ketidaknyamanan hubungan antara anak dan ibu dapat menyebabkan terbentuknya pola kelekatan yang tidak aman

  Berdasarkan fenomena di atas, tidak semua anak telah merasakan pola kelekatan aman dengan ibu. Untuk itu, peneliti menjadi tertarik untuk meneliti mengenai pola kelekatan aman pada anak. Ibu dapat menjadi informan atau observer yang baik, sebab melalui ibu dapat dikumpulkan informasi mengenai perilaku anak (Posada et. al., 1995). Dalam penelitian ini peneliti memiliki ketertarikan untuk melihat pola kelekatan aman pada anak dari persepsi ibu. Persepsi adalah seperangkat proses yang dengannya kita mengenali, mengorganisasikan, dan memahami cerapan-cerapan indrawi yang kita terima dari stimuli lingkungan (Stenberg, 2008). Anak menunjukkan pola kelekatan tertentu dengan ibu, maka melalui seperangkat proses mental yakni mengenali, mengorganisasikan, dan memahami stimuli dari anak, ibu dapat mempersepsi pola kelekatan aman anak.

  Pola kelekatan aman pada anak dipengaruhi oleh banyak faktor. Ibu merupakan sosok yang memiliki kontribusi terhadap kualitas kelekatan antara ibu dan anak (Papalia et. al., 2008). Kualitas dan kuantitas pengasuhan yang diberikan ibu kepada anak merupakan faktor yang dapat berpengaruh terhadap kelekatan aman yang terbentuk pada anak (Berk, 2006). Kualitas pengasuhan yang baik tampak dari gaya ibu dalam berinterikasi dengan anak dan responsivitas ibu terhadap anak. Menurut Ainsworth, Bell, dan Stayton (dalam Bukatko, 2008) gaya ibu dalam terbentuk antara ibu dan anak. Ibu yang lebih sensitif kepada kebutuhan anak yakni dapat membaca sinyal-sinyal yang disampaikan anak secara tepat, meresponnya dengan cepat serta sesuai kebutuhan anak, dan penuh kasih sayang dapat membangun hubungan kelekatan yang aman dengan anak (Wenar & Kerig, 2000).

  Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Isabella dan Belsky (1991) ditemukan pula bahwa kuantitas kebersamaan ibu dan anak juga berpengaruh terhadap kelekatan aman pada anak. Berdasarkan penelitian Isabella dan Belsky (1991) diketahui bahwa kuantitas kebersamaan antara ibu dan anak atau banyaknya jumlah waktu yang dihabiskan ibu bersama anak berhubungan dengan kelekatan yang terbentuk antara ibu dan anak. Ibu yang lebih banyak menghabiskan waktu bersama anak dapat lebih memiliki peluang untuk membangun pola kelekatan aman pada anak daripada ibu yang memiliki sedikit waktu bersama anak.

  Terkait dengan ibu, kini terdapat fenomena semakin meningkatnya peran wanita di segala bidang, bukan hanya bagi wanita yang belum menikah, wanita yang telah berkeluarga dan memiliki anak pun kini semakin menunjukkan peran pentingnya di segala bidang. Peran wanita yang semakin meningkat tercermin dalam semakin banyak wanita yang bekerja saat ini. Dalam Badan Pusat Statistik (2007) diketahui bahwa partisipasi perempuan dalam lapangan kerja meningkat dari tahun ke pertanian dan perdagangan. Data Badan Pemberdayaan Perempuan dan Masyarakat Provinsi DI Yogyakarta (2009) menyatakan pula bahwa pada jumlah tenaga kerja perempuan yang ditempatkan antar lokal, daerah, maupun luar negeri pada tahun 2006 hingga 2008 lebih banyak perempuan daripada laki-laki. Hal ini menandakan bahwa tenaga kerja perempuan lebih disukai oleh pasar daripada laki-laki.

  Pergerakan kemajuan peran wanita membawa pada pergeseran peran wanita dalam perilaku peran gender khususnya di dalam keluarga.

  Hal tersebut menyebabkan munculnya perubahan harapan pada pria dan wanita mengenai dirinya dan sesama pasangan dalam peran mereka di hubungan pernikahan (Mickelson, Claffey, & Williams, 2006). Perubahan ini tentu akan membentuk suatu karakteristik hubungan tertentu antara suami dan istri di dalam keluarga.

  Posada dan Pratt (2008) mengungkapkan bahwa karakteristik dari hubungan orangtua sebagai pasangan suami-istri dapat berpengaruh terhadap interaksi orangtua dan anaknya. Belsky (dalam Santrock, 2002) juga menambahkan bahwa dalam keluarga, relasi perkawinan, pengasuhan, dan perilaku bayi dapat saling memiliki pengaruh secara langsung dan tidak langsung.

  Belsky (dalam Posada & Pratt, 2008) mengatakan kualitas dari pengasuhan yang diberikan orangtua dapat tidak memberikan kenyamanan yang jelas antara masing-masing anggota keluarga, maka fungsi keluarga akan terganggu dan akan mempengaruhi sistem dalam keluarga.

  Pembagian peran dan tugas pasangan suami-istri dalam perkawinan disebut marital role (Lemme, 1995). Pembagian tugas dalam perkawinan ditentukan oleh bagaimana pasangan suami-istri menentukan tugas dan fungsi masing-masing pihak dalam perkawinan mereka (Silalahi & Meinarno, 2010). Dua tipe utama marital role adalah traditional marital role dan egalitarian marital role.

  Karakteristik dari traditional marital role ialah suami memiliki peran yang dominan dan merupakan kepala rumah tangga yang tak terbantahkan. Pekerjaan dalam rumah tangga dibagi berdasarkan stereotipe yang ada, di mana istri merawat hal-hal di dalam rumah dan pengasuhan anak, sedangkan suami bekerja di luar rumah (Lemme, 1995).

  Tipe kedua adalah egalitarian marital role yakni hubungan perkawinan yang lebih demokratis dan setara, di mana kekuatan dan otoritas dibagi bersama (Lemme, 1995). Suami-istri cenderung melakukan jenis pekerjaan yang sama berdasarkan siapa yang tersedia untuk menyelesaikan pekerjaan rumah tangga tersebut (Cheal, 2000). Adanya perbedaan karakteristik peran dan tugas ibu pada masing-masing tipe

  marital role memicu pertanyaan apakah terdapat perbedaan yang

  ditimbulkan oleh marital role tersebut terhadap pengasuhan ibu kepada

  Traditional marital role dan egalitarian marital role akan

  membawa konsekuensi yang berbeda bagi ibu yang menjalaninya. Dari konsekuensi yang diterima ibu pada masing-masing marital role tersebut akan membawa perbedaan pada kuantitas dan kualitas pengasuhan yang diberikan ibu pada anak. Dampak konsekuensi ibu pada masing-masing

  marital role tersebut dapat bersifat positif maupun negatif pada pengasuhan anak.

  Terdapat konsekuensi dari traditional marital role yang dapat membawa dampak positif dan negatif bagi kualitas dan kuantitas pengasuhan ibu kepada anak. Konsekuensi yang berdampak positif bagi pengasuhan adalah pada traditional marital role fokus ibu pada pekerjaan rumah tangga dan pengasuhan anak menyebabkan ibu dapat lebih mencurahkan energi dan perhatiannya pada keluarga dan pemenuhan kebutuhan anak (Roeters, Lippe, & Kluwer, 2010). Selain itu, fokus pekerjaan wanita pun jelas, yakni hanya berorientasi pada tugas-tugas domestik tanpa harus memikirkan pekerjaan di luar rumah. Keadaan tersebut menyebabkan wanita dalam traditional marital role tidak mengalami konflik peran sebagai ibu rumah tangga dan sebagai pekerja. Di samping itu, jumlah waktu ibu dalam traditional marital role yang banyak bersama anak dapat berpengaruh terhadap interaksi langsung ibu dengan anak, ketersediaan ibu bagi anak, dan tanggung jawab ibu pada Pada traditional marital role, tidak adanya dukungan suami pada pekerjaan dalam rumah tangga dapat berasosiasi dengan kecenderungan pada ibu untuk mempersepsi negatif kegiatan pengasuhan anak sehingga akan muncul tindakan pemeliharaan anak yang lebih negatif dan tidak responsif (Ehrenberg et. al., 2001). Kekurangan lainnya pada traditional

  marital role adalah adanya tuntutan bagi istri untuk taat pada keputusan

  yang diambil oleh suaminya tanpa ada kompromi. Hal ini menyebabkan meskipun istri bertanggung jawab penuh terhadap pekerjaan rumah tangga dan pengasuhan anak, istri tidak memiliki kekuatan dan otoritas terhadap pengambilan keputusan-keputusan penting tentang hal tersebut. Tidak adanya kombinasi kekuatan antara suami dan istri dalam hal perkembangan anak dapat menghambat perkembangan anak yang lebih sempurna (Ehrenberg et. al., 2001).

  Konsekuensi yang diterima ibu dalam egalitarian marital role juga dapat menimbulkan dampak positif dan negatif terhadap kualitas dan kuantitas pengasuhan ibu pada anak. Pada egalitarian marital role, fokus pekerjaan ibu yang terbagi-bagi dapat menimbulkan terbaginya energi dan perhatian ibu. Pada ibu yang bekerja, konflik peran dapat terjadi pula ketika wanita berusaha untuk secara sempurna menjalankan peran gandanya menjadi seorang ibu dan sebagai pekerja (Santrock, 2002). Selain itu, jumlah waktu ibu yang terbatas bersama anak dapat negatif bagi kualitas dan kuantitas pengasuhan ibu pada anak. Di sisi lain, konsekuensi dari egalitarian marital role yang membawa dampak positif bagi pengasuhan anak adalah dalam egalitarian marital role terdapat dukungan dan kontribusi suami dalam pekerjaan rumah tangga dan pengasuhan anak, hal ini menyebabkan orangtua menjadi lebih terbuka pada anak dan pasangan suami istri mempersepsi lebih positif pada kegiatan pengasuhan anak (Ehrenberg et. al., 2001). Selain itu, dalam pernikahan egalitarian marital role, istri memiliki kesetaraan dalam pengambilan keputusan yang penting dalam keluarga sehingga istri merasa mendapatkan keadilan karena memiliki kesetaraan kekuatan dan otoritas dengan suami. Saling melengkapi dan kombinasi antara kekuatan suami dan istri dalam keluarga dapat mendorong perkembangan anak yang lebih sempurna (Ehrenberg et. al., 2001).

  Berdasarkan uraian di atas, peneliti memiliki dugaan bahwa konsekuensi yang diterima oleh ibu pada masing-masing marital role dapat membawa dampak positif dan negatif terhadap kualitas dan kuantitas pengasuhan ibu kepada anaknya dan hal tersebut berpengaruh terhadap terbentuknya kelekatan aman anak dengan ibu. Pola kelekatan aman yang ditunjukkan anak dapat dipersepsi oleh ibu yang merupakan sosok yang berkontribusi pula dalam pola kelekatan anak. Dugaan inilah yang membuat peneliti tertarik untuk melihat lebih dalam apakah terdapat

  Penelitian ini akan dilakukan di DI. Yogyakarta. Di DI. Yogyakarta, peran ibu dalam rumah tangga masih banyak dipengaruhi oleh konsep paternalistik kebudayaan Jawa. Untuk itu, nilai-nilai paternalistik yang kental ini akan membawa kepada suatu perbedaan yang lebih mencolok pada orangtua yang menerapkan traditional marital role dan orangtua yang menerapkan egalitarian marital role. Dari hal tersebut diharapkan dapat semakin menggambarkan perbedaan persepsi ibu terhadap kelekatan aman anak. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, karena peneliti ingin meneliti fenomena ini secara umum tanpa melihat keunikan masing-masing responden secara khusus.

  B. Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Apakah terdapat perbedaan persepsi ibu terhadap kelekatan aman anak berdasarkan marital role orangtua ?

  C. Tujuan Penelitian

  Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan data secara empirik yang digunakan sebagai dasar untuk memperoleh jawaban atas permasalahan utama dalam penelitian ini, yaitu untuk mengetahui

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

  a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan informasi bagi perkembangan ilmu psikologi, khususnya Psikologi Perkembangan Anak dalam rangka memperkaya pemahaman mengenai kelekatan aman anak dan bagi Psikologi Keluarga dalam rangka mempertajam pengetahuan mengenai konsep marital role dalam perkawinan.

  b. Penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi referensi untuk penelitian selanjutnya yang relevan.