Peranan ekaristi dalam meningkatkan hidup rohani bagi para Suster PRR di wilayah Jawa - USD Repository

  

PERANAN EKARISTI

DALAM MENINGKATKAN HIDUP ROHANI BAGI PARA SUSTER PRR

DI WILAYAH JAWA

S K R I P S I

  Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

  Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik Oleh:

  Ermelinda Du’e NIM: 041124029

  0leh: Kristina Koba Malo

  NIM: 041124028 PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN KEKHUSUSAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

  2010

  

PERSEMBAHAN

  Dengan penuh syukur dan pujian skripsi ini kupersembahkan kepada Para Suster Kongregasi Puteri Reinha Rosari.

  

MOTTO

“Segalanya dapat kutanggung dalam Kristus yang menguatkanku”.

  ( Flp. 4:3 )

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

  Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.

  Yogyakarta,12 Desember 2009 Penulis,

  Kristina Koba Malo PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Kristina Koba Malo Nomor Mahasiswa : 041124028 Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah yang berjudul PERANAN EKARISTI DALAM MENINGKATKAN HIDUP ROHANI PARA SUSTER PUTERI REINHA ROSARI DI WILAYAH JAWA. beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dan membentuk media lain, mengolahnya dalam bentuk pangkalan , mendistribusikan secara terbatas dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

  Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta Pada Tanggal 22 Januari. 2010 Yang menyatakan (Kristina Koba Malo)

  

ABSTRAK

  Judul skripsi PERANAN EKARISTI DALAM MENINGKATKAN

  

HIDUP ROHANI BAGI PARA SUSTER PUTERI REINHA ROSARI DI

WILAYAH JAWA. Pemilihan judul bertitik tolak dari pengalaman penulis dalam

  melihat kehidupan para Suster PRR dalam mengikuti perayaan Ekaristi. Penulis merasa tertarik untuk ingin melihat lebih dalam bagaimana penghayatan para Suster dalam ber-Ekaristi, apakah para Suster mengikuti perayaan Ekaristi karena kesadaran yang sungguh mendalam atau karena aturan komunitas sehingga mewajibkan diri untuk mengikuti perayaan Ekaristi.

  Permasalahan pokok dalam penulisan skripsi ini adalah bagaimana para Suster PRR dapat meningkatkan hidup rohani melalui perayaan Ekaristi sebagai seorang religius dalam menghadapi tantangan zaman saat sekarang. Berdasarkan permasalahan di atas, penulis merumuskan sebagai berikut: Bagaimana pemahaman para Suster tentang arti dan makna perayaan Ekaristi selama ini? Langkah-langkah manakah yang perlu diusahakan dalam mencapai kematangan hidup rohani? Seberapa besar usaha yang dilakukan para Suster dalam meningkatkan hidup rohaninya?

  Dalam mengkaji permasalahan di atas, penulis menggunakan metode pendekatan melalui wawancara dengan para Suster PRR di wilayah Jawa yang dipandu dengan pertanyaan penuntun serta penemuan hasil refleksi pribadi dan studi pustaka. Penulisan skripsi ini membahas arti dan makna perayaan Ekaristi sebagai liturgi yang pokok, bagian-bagian pokok dalam perayaan Ekaristi, peningkatan hidup rohani melalui perayaan Ekaristi, hidup doa, hidup berkomunitas, hidup karya serta penghayatan ketiga nasihat Injil. Penulis membahas pula tantangan-tantangan para Suster dalam mengikuti perayaan Ekaristi di tengah perkembangan dunia saat ini serta upaya-upaya meningkatkan hidup rohani.

  Untuk membantu para Suster semakin memahami arti dan makna perayaan Ekaristi sebagai salah satu bentuk peningkatan hidup rohani, penulis menawarkan suatu program pembinaan model sarasehan, sebagai salah satu cara untuk membantu para Suster semakin menghayati peranan Ekaristi untuk meningkatkan hidup rohani sebagai seorang religius PRR. Penulisan ini membahas pula kesimpulan umum dan saran penulis dalam upaya meningkatkan hidup rohani sebagai seorang religius PRR selanjutnya.

  

ABSTRACT

  The title of this thesis is THE ROLE OF EUCHARIST IN IMPROVING SPIRITUAL LIFE OF THE SISTERS OF OUR LADY’S ROSARY (PRR) in the Java Region. This title came up on because of the writer’s experience looking at the attitude of PRR’s sister during the celebration of Eucharist. So the writer was interested to investigate the participation of the sisters in following the celebration of Eucharist, whether the sisters attend the celebration Eucharist with real awareness or on because they follow the schedule of the community.

  The fundamental problem in this thesis is, how do PRR’s sisters can intensify their spiritual life through the celebration of Eucharist as religious in order to face nowadays challenges. Therefore the investigation was formulated as follows: What do sisters know until now about the meaning and the essence of the celebration of Eucharist? Which steps could be done to achieve maturity in spiritual life? Which can be efforts done by the sisters to improve their spiritual life?

  In order to clear up the problems above, the writer choosed the direct approach method through interviews with PRR’s sisters in the Java region, consisting of special questions, deepended by personal reflections and the study of special literature. The thesis contains and explains also the meaning and the essence of celebration of Eucharist as the main liturgy by investigating the different parts of it. Moreover the thesis treads how spiritual life can improved by the celebration of Eucharist, special prayer’s life, community life, work’s life as well as living according to the three vows. The writer also examines the sisters challenges in following the celebration of Eusharist inmidst the development of the world nowadays and offers some efforts how to improve spiritual life.

  To help the sisters in understanding more and more the meaning and the essence of the celebration of Eucharist as one of the spiritual life improvements, the writer proposes a guidance program in form of talkshows, as one kind of approach to help the sisters deepening the role of Eucharist in order to deepen spiritual life religious of PRR. This thesis also submits some general conclusions and the writer’s suggestions to an ongoing improvement of the spiritual life as a religious PRR.

KATA PENGANTAR

  Syukur atas berkat dan rahmat-Nya yang berlimpah dalam hidup selama ini teristimewa dalam penulisan skripsi sehingga penulis dapat menyelesaikan tulisan yang berjudul: PERANAN EKARISTI DALAM MENINGKATKAN HIDUP ROHANI PARA SUSTER PUTERI REINHA ROSARI DI WILAYAH JAWA .

  Penulisan skripsi ini dilatarbelakangi oleh keprihatinan penulis, dalam melihat pengalaman pribadi maupun pengalaman para suster Kongregasi Puteri Reinha Rosari khususnya yang berkarya di Wilayah Jawa terhadap perkembangan zaman yang membawa banyak perubahan dalam hidup sebagai seorang religius PRR.

  Penulisan skripsi ini bertujuan untuk membantu para suster PRR agar semakin mampu mendalami makna Ekaristi sebagai kekuatan hidup rohani dalam upaya meningkatkan kematangan hidup sebagai seorang religius PRR sehingga mampu menghadapi tantangan zaman melalui kesaksian dan teladan hidup bagi orang lain di tengah zaman yang terus berubah.

  Penulisan skripsi ini, banyak pihak yang membantu penulis teristimewa memberikan dukungan, perhatian yang sangat besar kepada penulis. Untuk itu dari hati yang tulus penulis mengucapkan limpah terima kasih dan penghargaan yang mulia kepada:

  1. Rm. Karl-Edmund Prier, SJ Lic. Phil selaku dosen pembimbing utama yang telah meluangkan waktu, penuh kesabaran dan keterbukaan hati memberikan perhatian, mendampingi dan membimbing penulis, memberikan sumbangan pemikiran yang memperdalam penulisan serta kritikan yang membangun

  2. Dra. Y. Supriyati, M.Pd., selaku dosen pembimbing akademik yang dengan penuh kesetiaan mendampingi penulis dari awal studi sampai penyelesaian penulisan skripsi ini.

  3. Banyu Dewa HS.,S.Ag.,M.Si, selaku dosen pembimbing ketiga yang telah mendampingi dan memberikan motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.

  4. Segenap Staf Dosen dan karyawan Prodi IPPAK yang telah mendampingi dan membimbing serta membekali pengetahuan dan ketrampilan bagi penulis selama studi hingga penulisan skripsi ini diselesaikan.

  5. Suster Maria Benedictis, PRR, selaku pimpinan umum Kongregasi Puteri Reinha Rosari dan dewan pimpinan umum yang telah memberikan kepercayaan kepada penulis untuk menimba ilmu di prodi IPPAK, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

  6. Para suster yang berkarya di Wilayah Jawa yang telah mendukung, memberikan usul saran kepada penulis hingga penulisan ini diselesaikan.

  7. Para suster Komunitas Magnificat Yogyakarta yang telah memberi perhatian, dukungan serta doa-doanya, kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan tulisan ini.

  8. Orang tua dan anggota keluarga yang telah mendukung penulis lewat doa dan cinta serta perhatian selama ini.

  9. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan namanya yang selama ini memberikan perhatian dan dukungan bagi penulis.

  Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh perbaikan lebih lanjut. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca khususnya bagi para suster Kongregasi Puteri Reinha Rosari.

  Yogyakarta, 12 Desember 2009 Penulis

  Kristina Koba Malo

  DAFTAR ISI

  JUDUL .................................................................................................................. ...... i PERSETUJUAN PEMBIMBING.......................................................................... ......ii PENGESAHAN ..................................................................................................... .....iii PERSEMBAHAN .................................................................................................. .....iv MOTTO ................................................................................................................ ......v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................................ .....vi PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI .................................................. ....vii ABSTRAK ............................................................................................................ ...viii ABSTRACT........................................................................................................... .... ix KATA PENGANTAR .......................................................................................... ..... x DAFTAR ISI.......................................................................................................... .. xiii DAFTAR SINGKATAN .........................................................................................xviii

  BAB I. PENDAHULUAN ..................................................................................... ......1 A. Latar Belakang Penulisan..................................................................................1 B. Rumusan Masalah..............................................................................................5 C. Tujuan Penulisan...............................................................................................6 D. Manfaat Penulisan.............................................................................................6 E. Metode Penulisan .............................................................................................7 F. Sistematika Penulisan........................................................................................7 BAB II. GAMBARAN UMUM KEADAAN KONGREGASI PRR DALAM MENGIKUTI PERAYAAN EKARISTI ............................................. ......9 A. Sejarah Singkat Berdirinya Kongregasi PRR ................................................11 1.

  ) Tujuan berdirinya Kongregasi PRR….......................................................14 2. ) Visi Kongregasi Putri Reinha Rosari.................................................... ....15 3. ) Misi Kongregasi Putri Reinha Rosari. .................................................. ....15 4. ) Spiritualitas Kongregasi.............................................................................16 B. Tradisi-tradisi Kongregasi sehubungan dengan Perayaan Ekaristi bagi para suster yang berada di Wilayah Jawa... .............................................. ....17

  1. Komunitas Yogyakarta........................................................................... ....18 2.

  1.) Ekaristi Sebagai Sarana kebersamaan...............................................36 2.) Ekaristi Sebagai Sumber dan Puncak kehidupan Gereja..................37 c. Dimensi Eskatologis ..........................................................................38

  Tobat-Kryrie.......................................................................................44 4)

  Tanda salib..........................................................................................43 3)

  Perarakan masuk-nyanyian pembuka.................................................43 2)

  a. Ritus pembuka..........................................................................................42 1)

  6. Bagian-bagian pokok dalam Perayaan Ekaristi...........................................42

  5. Tata Perayaan Ekaristi.................................................................................41

  4. Makna Ekaristi ...........................................................................................40

  3. Ekaristi sebagai Perjamuan.................................................................35 b. Dimensi Eklesiologi................................................................................36

  Komunitas Cimanggis............................................................................. ....20 3. Komunitas Cijantung .............................................................................. ....22 4. Komunitas Pademangan.......................................................................... ....23 5. Komunitas Surabaya ............................................................................... ....25

  2.) Ekaristi sebagai Sakramen.................................................................34

  Dimensi Kristologis ...........................................................................31 1.) Ekaristi sebagai Kurban.....................................................................32

  Ekaristi menurut ajaran Konsili Vatikan II ........................................... ....31 a.

  2. Ekaristi berdasarkan pandangan Bapa-bapa Gereja ............................. ....30 3.

  Perjamuan malam terakhir ................................................................ ....29 c. Perjamuan dengan Yesus yang bangkit............................................. ....30

  Perjamuan makan dengan Yesus sebagai tanda kehadiran Kerajaan Allah .................................................................................. ....28 b.

  1. Ekaristi dalam Kitab Suci ..................................................................... ....28 a.

  BAB III. MAKNA EKARISTI BAGI PERKEMBANGAN HIDUP ROHANI PARA SUSTER PUTRI REINHA ROSARIO............................................27 A. Perayaan Ekaristi Sebagai Liturgi Yang Pokok................................................28

  Kemuliaan...........................................................................................44

  b.

  c) Doa sebelum Konsekrasi/Epiklesis..............................................55

  Ritus penutup.........................................................................................62 1)

  f) Doa sesudah komuni.....................................................................62 d.

  e) Saat hening-madah syukur sesudah komuni.................................61

  d) Penerimaan komuni......................................................................60

  c) Pemecahan roti-Anak domba Allah.............................................59

  b) Doa damai-salam damai...............................................................59

  a) Bapa kami.....................................................................................58

  3). Komuni...............................................................................................58

  g) Doksologi......................................................................................58

  f) Doa sesudah konsekrasi................................................................57

  e) Anamnesis.....................................................................................57

  d) Konsekrasi....................................................................................56

  b) Kudus............................................................................................55

  Liturgi Sabda............................................................................................46 1)

  a) Prefasi..........................................................................................55

  2). Doa Syukur Agung..............................................................................53

  b) Doa persembahan.........................................................................53

  a) Kolekte..........................................................................................53

  1) Persiapan persembahan.......................................................................52

  Doa Umat............................................................................................51 c. Liturgi Ekaristi.........................................................................................52

  Syahadat / Credo.................................................................................51 8)

  Homili.................................................................................................50 7)

  Bacaan Injil.........................................................................................49 6)

  Bait pengantar Injil.............................................................................49 5)

  Bacaan Kedua.....................................................................................48 4)

  Mazmur Tanggapan............................................................................47 3)

  Bacaan pertama...................................................................................46 2)

  Pengumuman................................................................................62

  3). Pengutusan..............................................................................................63 4). Lagu penutup..........................................................................................63

  B. Penelitian tentang peranan Ekaristi dalam meningkatkan hidup rohani para suster putri Reinha Rosari.......................................................................64

  1. Tujuan penelitian.........................................................................................65

  2. Rumusan masalah........................................................................................65

  3. Metode penelitian........................................................................................66

  4. Instrumen Penelitian....................................................................................66

  5. Tempat dan waktu penelitian......................................................................66

  6. Responden Penelitian..................................................................................66

  7. Variabel yang diteliti...................................................................................67

  8. Laporan dan pembahasan hasil penelititan……………………………..…68

  C. Peningkatan Hidup Rohani Melalui Perayaan Ekaristi.....................................75

  1. Hidup doa..... .............................................................................................77

  a. Pengalaman pribadi seseorang...........................................................80

  b. Kitab Suci............................................................................................80

  c. Bacaan Rohani.....................................................................................81

  d. Doa rosario..........................................................................................82

  e. Ibadat Harian/Brevir............................................................................84

  f. Adorasi Ekaristi..................................................................................84

  2. Hidup Berkomunitas.............................................................................. ....85 a.

  Makan bersama.....................................................................................88 b. Pertemuan Komunitas ..........................................................................89 c. Sharing bersama ...................................................................................89 d. Pengakuan dosa.....................................................................................90 e. Meditasi dan refleksi..............................................................................91

  3. Hidup Karya................................................................................................91

  4. Hidup Kaul ............................................................................................ ....93

  D. Tantangan-tantangan dalam mengikuti perayaan Ekaristi.............................. .95 1 .Tantangan dari dalam diri...................................................................... ....95

  2. Tantangan dari luar diri...............................................................................96

  BAB IV. PENUTUP .............................................................................................. ..103 A. Kesimpulan ................................................................................................ ..103 B. Saran........................................................................................................... ..104 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ ..106 LAMPIRAN........................................................................................................... ....

  1. Usulan Program Sarasehan..............................................................................(1) 2.

  Hasil wawancara............................................................................................(11)

DAFTAR SINGKATAN A.

   Singkatan Kitab Suci

  Seluruh singkatan Kitab Suci dalam skripsi ini mengikuti Kitab Suci

  

Perjanjian Baru: dengan Pengantar dan Catatan Singkat. (Dipersembahkan kepada

  Umat Katolik Indonesia oleh Ditjen Bimas Katolik Departemen Agama Republik Indonesia dalam rangka PELITA IV). Ende: Arnoldus, 1984/1985, B.

   Singkatan Dokumen Resmi Gereja

EE : Ecclesia De Eucharistia , Ensiklik Bapa Suci Paus Yohanes Paulus II

  kepada Para Uskup, Imam dan Diakon penyandang Hidup Bakti, Pria dan perempuan dan segenap para beriman tentang Ekaristi dan hubungannya dengan Gereja., 17 april 2003.

  

LG : Lumen Gentium, Konstitusi Dokmatik Konsili Vatikan II tentang

Gereja di dunia dewasa ini, 21 Nopember 1964.

  

PC : Perfectae Caritatis , Dekrit Konsili Vatikan II tentang pembaharuan

penyesuaian hidup religius, 28 Oktober 1965.

  

KHK : Kitab Hukum Kanonik (Codex luris Canonici), diundangkan oleh Paus

Yohanes Paulus II tanggal 25 Januari 1983.

  

VC : Vita Consecrata, Anjuran Apostolik Paus Yohanes Paulus II tentang

hidup bakti bagi para religius, 25 Maret 1996.

  PUMR : Pedoman Umum Misale Romanum

SC : Sacrosanctum Concilium, Konstitusi Konstitusi Konsili Vatikan II tentang Liturgi Suci, 4 Desember 1963

C. Singkatan Lain

  FKIP : Fakultas Keguruan dan Ilmu pendidikan Hal : Halaman

  IPPAK : Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik Konst : Konstitusi.

  KWI : Konferensi Wali Gereja Indonesia Prodi : Program Studi PRR : Puteri Reinha Rosari PU : Pimpinan Umum SP : Satuan Persiapan SSpS : Servae Spiritus Sancti (Suster Abdi Roh Kudus) SVD : Societas Verbi Divini ( Serikat Sabda Allah) Laudes : Ibadat pagi Vesperae : Ibadat sore SD : Sekolah Dasar SLTP : Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama SR : Suster ST : Santo/Santa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penulisan Perayaan Ekaristi sebagai sumber dan puncak seluruh hidup umat kristiani (LG 11), memberi makna terdalam bagi kehidupan rohani seluruh umat beriman. Sejak Gereja perdana merayakan Ekaristi menjadi pusat seluruh kehidupan umat

  beriman Kristiani. Umat perdana tekun merayakan peristiwa keselamatan ini dalam perjamuan makan bersama dan peristiwa pemecahan roti. Perayaan Ekaristi yang bersumber pada perjamuan terakhir Yesus bersama para murid-Nya dirayakan oleh umat katolik di seluruh dunia. Gereja diajak untuk terus-menerus merefleksikan hidup imannya, dan berusaha mendalami makna Ekaristi ini bagi hidup panggilan dan perutusannya di tengah dunia terlebih saat sekarang dimana semakin banyak tawaran hidup yang membuat orang lemah dalam penghayatannya sebagai orang katolik yang hidup di zaman ini. Ekaristi sebagai perayaan iman mengajak seluruh umat untuk ikut berpartisipasi aktif dalam perayaan Ekaristi

  Dalam seluruh sejarah kehidupan umat kristiani, tidak terlepas dari apa yang disebut dengan perayaan Ekaristi atau misa kudus. Dalam perkembangan Gereja selanjutnya, perayaan Ekaristi merupakan sumber dan puncak seluruh kehidupan umat kristiani dan sekaligus puncak seluruh tindakan liturgi dan peribadatan Gereja (Martasudjita 2003: 27).

  Kata Ekaristi ini mau mengungkapkan pujian syukur atas karya penyelamatan Allah yang terlaksana melalui Yesus Kristus sebagaimana berpuncak pada peristiwa sengsara, wafat dan kebangkitan Kristus. Dengan pujian syukur itu, Gereja mengenangkan atau menghadirkan kembali misteri penebusan Kristus di atas kayu salib(Martasudjita, 2003: 28)

  Sebagaimana perayaan Ekaristi merupakan perayaan yang sangat Agung dan luhur, yang sungguh dihayati oleh umat perdana menjadi sebuah keprihatinan bagi Gereja saat sekarang, dunia mengalami banyak perkembangan, Gereja juga turut mengalami itu sehingga apa yang sungguh dihormati, dijunjung tinggi oleh umat kristiani selama ini sejak Gereja perdana akan kesakralan perayaan Ekaristi menjadi semakin berkurang atau boleh dikatakan penghayatannya semakin melemah. Ketekunan umat dalam mengikuti perayaan Ekaristi mulai berkurang, kesibukan pribadi yang banyak menyita waktu membuat orang tidak mampu lagi membuat pembedaan bahkan tidak berkonsentrasi lagi dalam mengikuti perayaan Ekaristi.

  Perkembangan dunia yang semakin modern, dengan segala tuntutannya membawa orang pada sebuah pilihan hidup. Terkadang karena kelemahan pribadi lalu orang tidak mampu membuat suatu keputusan. Dengan Kesibukan kerja yang mempunyai tuntutannya tersendiri, orang menjadi sulit untuk membagi waktu, mana waktu untuk kerja dan waktu untuk Tuhan. Persoalan semacam ini sangat nampak ketika orang ke Gereja menjadi sangat sulit menciptakan keheningan batin untuk berkomunikasi dengan Tuhan yang hadir dalam perayaan Ekaristi. Umat sibuk dengan dirinya sendiri, dengan segala rencana pribadinya sehingga tidak mengherankan ketika ada dalam gereja masih sempat menerima telpon tanpa mempedulikan bahwa saat itu sedang mengikuti perayaan Ekaristi. Apalagi kalau kotbah tidak menarik atau tidak sesuai dengan apa yang saat itu diinginkan, maka semakin banyak kesibukan yang terjadi, penghayatan akan kesakralan perayaan Ekaristi menjadi tidak berarti lagi.

  Bapa Uskup Agung Semarang Mgr. Ignasius Suharyo, PR dalam kunjungan pastoralnya ke Paroki Santo Yusuf Bintaran khususnya di Stasi Santo Paulus Pringgolayan tanggal 12 April 2008, mengungkapkan keprihatinannya yang sama akan keadaan umat Katolik di Indonesia, dimana umat Katolik sangat lemah dalam penghayatannya akan makna perayaan Ekaristi sebagai sumber kekuatan rohani dalam hidupnya. Umat Katolik ke Gereja hanya sebagai suatu kewajiban atau rutinitas. Mengikuti perayaan Ekaristi hanya sekedar karena kebiasaan sebagai orang Katolik dan bukan suatu kesadaran atau kebutuhan yang menggerakkan hidupnya untuk mau bertemu dengan Tuhan sebagai sumber kekuatan dalam hidupnya.

  Keprihatinan yang sama juga dialami atau dirasakan dalam tubuh Kongregasi PRR. Para suster sebagai pribadi yang terpanggil secara khusus merupakan pribadi yang mampu memberi teladan dan kesaksian iman di tengah umat dalam penghayatan akan kesakralan perayaan Ekaristi menjadi berkurang, kehidupan para suster tidak berbeda lagi dengan kehidupan umat biasa. Mengikuti perayaan Ekaristi hanya sebagai rutinitas, tuntutan hidup bersama dalam sebuah komunitas, tuntutan karya yang terlalu berat dan menyita banyak waktu, menjadi alasan untuk membela diri. Kesibukan study dan kecendrungan mengikuti acara televisi membuat para suster menjadi tidak konsentrasi dalam mengikuti perayaan Ekaristi, tidak ada waktu untuk berdoa, bermeditasi, kontemplasi, bacaan rohani dan membuat refleksi pribadi sehingga tidak mengherankan ketika ada dalam kapela menjadi tidak bersemangat bahkan mengantuk. Hati dan pikiran lebih tertuju pada tugas yang mau dijalankan pada hari itu.

  Perkembangan dunia yang semakin modern, telah merasuki kehidupan para kaum religius. Gaya hidup instan inginnya semua serba cepat karena masih ada hal lain yang lebih penting bagi dirinya, juga menjadi gaya hidup kaum religius di zaman ini. Rangkaian kegiatan rohani yang membantu untuk semakin bertumbuh dalam panggilan sebagai seorang religius sudah menjadi sesuatu yang sulit untuk dijalankan, kalau dilihat bahwa dengan banyaknya kegiatan rohani, para suster semakin dewasa dan matang dalam setiap peristiwa hidup namun justru banyak masalah yang ditemukan.

  Kongregasi PRR sebagai Tarekat religius sungguh memberi perhatian khusus akan kebutuhan rohani para anggotanya, apalagi dengan perkembangan dunia yang semakin modern, gaya hidup sebagai seorang religius semakin menurun, sehingga perayaan Ekaristi dalam Kongregasi sungguh mendapat perhatian yang besar. Pendiri Kongregasi Mgr. Gabriel Manek, SVD, sejak mendirikan Kongregasi sudah menanamkan dalam diri para anggota bahwa Perayaan Ekaristi merupakan makanan rohani, kekuatan rohani bagi setiap anggota dalam menjalani hidup sebagai seorang religius. Persatuan dengan Kristus dalam perayaan Ekaristi semakin menjadikan setiap anggota mengalami kehidupan rohani yang kuat dan mendalam. Namun dalam mewujudkan hal ini masih menjadi perjuangan bagi para suster, ada anggota yang sungguh menjadikan Perayaan Ekaristi sebagai kekuatan dalam hidupnya namun di lain pihak ada anggota yang merasa biasa-biasa saja bahkan karena kepentingan pribadi dengan mudah mengabaikan sebuah kegiatan rohani. (Konstitusi PRR, 172).

  Dengan melihat kenyataan di atas maka penulis mencoba untuk mendalami penulisan ini dengan judul: Peranan Ekaristi dalam meningkatkan Hidup

  

Rohani Para Suster Puteri Reinha Rosari di Wilayah Jawa. Penulisan ini

  dimaksud untuk membantu para suster Putri Reinha Rosari agar semakin dewasa dan mampu menghayati makna perayaan Ekaristi dalam kehidupannya setiap hari demi meningkatkan perkembangan hidup rohaninya sebagai religius khususnya sebagai seorang religius PRR.

B. Rumusan Masalah

  Dengan melihat latar belakang “Peranan Ekaristi dalam meningkatkan hidup rohani para suster Puteri Reinha Rosari di Wilayah Jawa” maka permasalahan yang akan dibahas dalam tulisan ini adalah sebagai berikut: 1.

  Bagaimana pemahaman para suster tentang arti dan makna perayaan Ekaristi? 2. Langkah-langkah manakah yang perlu diusahakan dalam mencapai kematangan hidup rohani?

  3. Seberapa besar usaha yang dilakukan para suster dalam meningkatkan hidup rohani?

C. Tujuan penulisan

  Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam proses penulisan ini adalah sebagai berikut:

  1. Membantu para suster agar dapat memahami arti dan makna dari perayaan Ekaristi

  2. Membantu para suster agar mampu meningkatkan kehidupan rohaninya melalui perayaan Ekaristi.

  3. Memberikan sumbangan bagi para anggota dalam meningkatkan mutu kehidupan rohani sebagai seorang religius.

  4. Sebagai satu persyaratan kelulusan Sarjana Strata Satu ( SI ) Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik, Jurusan Ilmu Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

D. Manfaat penulisan

  Adapun manfaat penulisan “Peranan Ekaristi dalam meningkatkan perkembangan hidup rohani para suster Puteri Reinha Rosari di Wilayah Jawa” sebagai berikut: 1.

  Memberikan sumbangan kepada Kongregasi dalam membantu anggotanya untuk lebih memahami arti dan makna perayaan Ekaristi.

2. Membantu Kongregasi PRR dalam usaha meningkatkan kehidupan rohani para anggotanya.

3. Penulis dapat memperoleh pengetahuan atau pemahaman tentang liturgi Ekaristi.

  E. Metode penulisan

  Dalam penulisan ini penulis menggunakan metode deskriptif analisis yakni penulis mengadakan penelitian melalui wawancara bersama para suster dengan panduan pertanyaan penuntun yang bertujuan untuk memperoleh gambaran nyata tentang “Bagaimana Peranan Ekaristi dalam meningkatkan Hidup Rohani para suster Puteri Reinha Rosari di Wilayah Jawa“. Pendekatan deskriptif ini juga dilakukan dengan studi pustaka.

  F. Sistematika penulisan

  Secara keseluruhan penulisan ini terbagi dalam empat bab. Adapun perincian sebagai berikut: BAB I: Diawali dengan pendahuluan yang meliputi latar belakang penulisan, identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode penulisan

  BAB II: Bab ini menguraikan tentang Sejarah singkat berdirinya Kongregasi PRR, Tradisi-tradisi Kongregasi PRR sehubungan dengan perayaan Ekaristi bagi para suster Putri Reinha Rosari yang berada di Wilayah Jawa. BAB III: Bab ini menguraikan tentang Perayaan Ekaristi sebagai Liturgi yang pokok, hasil penelitian, peningkatan Hidup rohani melalui perayaan Ekaristi, Tantangan-tantangan dalam mengikuti perayaan Ekaristi, upaya-upaya mengembangkan makna Ekaristi bagi perkembangan hidup rohani para suster Puteri Reinha Rosari,

  BAB IV: penutup yang mengemukakan kesimpulan dan saran sebagai masukan dalam usaha meningkatkan kehidupan rohani melalui perayaan Ekaristi.

  

BAB II

GAMBARAN UMUM KEADAAN KONGREGASI PRR

DALAM MENGIKUTI PERAYAAN EKARISTI

Pusat hidup bersama sebagai satu Kongregasi bagi para suster PRR ialah Ekaristi. Dimana terjalin persatuan yang akrab dalam Kristus semakin bertumbuh

  secara istimewa. Suasana perayaan Ekaristi, para suster mengalami kekuatan baru dengan mendengarkan sabda Allah dan Roti yang satu itu dipecah- pecahkan, dibagi-bagikan merupakan satu kesatuan dengan Tubuh Kristus (1 Kor 10:16-18). Sambil bersama mengeliling meja Tuhan para suster disatukan dalam satu Roh dengan semua anggota dan dengan semua yang dilayani. Dalam kehidupan bersama ini, Roh Kudus menyiapkan komunitas untuk menerima sabda, berbakti kepada Allah dalam ibadat, khususnya Ekaristi, serta menghayatinya dalam doa dan karya yang sama (Konstitusi PRR, 154: 69). Maka melalui perayaan Ekaristi, para suster semakin disatukan dengan Allah sendiri melalui kehidupan bersama dengan orang lain khususnya bagi sesama dalam komunitas serta mereka yang dilayani. Dengan itu kehidupan rohani para suster di setiap komunitas semakin mendalam.

  Barang siapa bersatu dengan Tuhan, berada dalam satu Roh dengan-Nya (1 Kor 6:17). Di sinilah terletak kekuatan persekutuan Ekaristi, di dalammya para suster menjadi satu Roh dengan Kristus dan Roh yang satu adalah “Roh Kudus”.

  Dengan persatuan itu para suster dimampukan untuk semakin mencintai Kristus dalam kehidupan sebagai seorang religius PRR yang terwujud dalam kebersamaan dengan sesama dalam Komunitas dimana para suster diutus dan juga dalam tugas dan karya pelayanan di tengah umat yang dilayani (Raniero, 1994: 49).

  Santo Thomas(Raniero,1994:51) ketika menyebut Ekaristi sebagai “Sakramen Cinta“ (Sacramentum Caritatis), menjelaskan bahwa hanya cinta yang dapat menciptakan persatuan dengan Kristus yang hidup. Sesungguhnya, cinta merupakan satu kesatuan. Melalui dua makhluk hidup yang berbeda dan mandiri dapat menjadi satu.

  Para suster dapat bersatu secara penuh dan sempurna dengan Kristus hanya bila para suster dengan penuh kesederhanaan serta kerendahan hati seperti Petrus yang memberi diri sepenuhnya kepada Tuhan, “Tuhan Engkau tahu bahwa aku mencintai Dikau” (Yoh.21: 16).

  Pada bab ini penulis membahas tentang gambaran umum keadaan Kongregasi PRR dalam mengikuti perayaan Ekaristi yang didukung melalui data- data yang diperoleh bersama para suster PRR yang berkarya di wilayah Jawa.

  Pembahasan tentang keadaan Kongregasi ini dibagi dalam dua bagian. Bagian pertama menguraikan sejarah berdirinya Kongregasi Puteri Reinha Rosari yang meliputi faktor-faktor yang melatarbelakangi berdirinya Kongregasi PRR, tujuan visi dan misi Kongregasi Puteri Reinha Rosari, spiritualitas Kongregasi. Bagian kedua tentang tradisi-tradisi Kongregasi Putri Reinha Rosari di setiap komunitas yang berada di Wilayah Jawa sehubungan dengan perayaan Ekaristi yang terjadi dalam komunitas maupun bersama umat di Gereja.

A. Sejarah Berdirinya Kongregasi Puteri Reinha Rosari

  Kongregasi Putri Reinha Rosario (PRR) didirikan pada tanggal 15 Agustus 1958, oleh seorang Uskup Pribumi Yaitu Mgr. Gabriel Manek, SVD dibantu oleh Sr Anfrida, SSpS dan Pater Van de Burg, SVD yang pada waktu itu sebagai Vikjen Keuskupan Larantuka. Beliau mempunyai peranan cukup besar dimana sebagai pribadi yang mampu memberi semangat kepada pendiri Kongregasi Mgr Gabriel Manek, SVD untuk tetap mewujudkan niatnya dalam mendirikan Kongregasi, walaupun mengalami banyak tantangan dan kesulitan. Mgr Gabriel Manek, SVD, dalam kesederhanaan sebagai pribadi yang kuat serta selalu berpasrah pada rencana dan kehendak Tuhan melalui perantaraan Bunda Maria dalam seluruh peristiwa hidupnya mampu mendirikan Kongregasi Putri Reinha Rosari (Gabriella, 2008: 87).

  Situasi awal ketika mendirikan Kongregasi para calon berjumlah dua belas orang dengan usia rata-rata tujuh belas tahun, kebanyakan para calon berpendidikan tamatan SD dan SLTP. Dengan keadaan yang demikian pendiri dan para pembantu pendiri cukup berjuang untuk memikirkan cara yang terbaik untuk mendidik para calon yang masih sangat muda. Pada tanggal 15 Agustus 1958 Kongregasi resmi didirikan, saat itu 12 calon resmi diterima sebagai calon suster dalam Kongregasi PRR. Penerimaan ke 12 calon suster dianggap sebagai awal lahirnya Kongregasi PRR. Sejak peresmian saat itu pula para Calon mulai dibina untuk menjadi seorang suster PRR oleh Co pendiri Sr Anfrida, SSpS (Gabriella, 2008: 88). Faktor-faktor yang melatarbelakangi berdirinya Kongregasi Putri Reinha Rosari antara lain:

  Pertama, agama dengan kedatangan bangsa Portugis pada abad ke enambelas dan para misionaris Dominikan memulai misinya di kepulauan Solor, Adonara, Flores Timur dan Timor. Situasi iman umat pada waktu itu mulai berkembang. Agama Katolik diperkenalkan, diimani dan dipertahankan terutama pada masa kritis kehidupan iman umat Katolik diserang di kepulauan ini serta dipaksa untuk meninggalkan imannya. Situasi yang terjadi saat itu menyebabkan para imam meninggalkan Larantuka sebagai pusat kegiatan misi. Kurang lebih dua abad, umat hidup tanpa bimbingan hirarkhi, hingga kedatangan misionaris Belanda pada abad sembilan belas. Kehadiran misionaris Belanda pada masa itu, umat menemukan harapan iman yang kuat akan Yesus Kristus dengan menghayati sengsara, wafat dan kebangkitan-Nya. Keyakinan inilah yang terus- menerus direnungkan dan dikembangkan dalam seluruh perjalanan hidup melalui peristiwa rosario dan doa devosi, khususnya peristiwa jalan Salib selama masa puasa dan perayaan pekan suci. Bagi umat, Bunda Maria menjadi tokoh utama dan pelindung yang senantiasa menyertai dalam seluruh pergulatan iman. (Konstitusi PRR, 1987: 13).

  Kedua, sosial ekonomi yang memprihatinkan, dengan keadaan alam yang kering dan tandus, menyebabkan banyak kaum miskin dan yatim piatu yang mengalami menderita, khususnya penderita kusta kurang mendapat perhatian dan pengobatan bahkan disingkirkan dari lingkungan keluarga dan masyarakat sekitanya (Konstitusi PRR, 1987: 14).

  Ketiga, dukungan para imam dan pembantu pendiri Kongregasi. Gagasan untuk mendirikan Kongregasi Puteri Reinha Rosari ini selalu menjadi topik pembicaraan dalam pertemuan para imam secara khusus bersama dengan Pater Van de Burg, SVD yang pada waktu itu menjabat sebagai Vikaris Jendral Keuskupan Larantuka. Pimpinan Kongregasi SSpS dengan mengutus salah satu anggota kongregasi yaitu Sr. Anfrida, SSpS untuk membantu mendirikan kongregasi pribumi ini (Konstitusi PRR, 1987: 15).

  Kelima, Pendidikan, Pada masa itu kaum perempuan, kurang mendapat tempat untuk menimba ilmu pengetahuan dan mengenyam pendidikan di Sekolah.

  Kaum perempuan dianggap hanya sebagai pengurus rumah tangga sehingga banyak kali mereka dinomorduakan oleh kaum pria (Manek, 2003: 2).

  Keenam, Tenaga hirarki yakni para misionaris yang mulai berkurang di wilayah ini, sebab para misionaris yang berkarya di wilayah ini pada umumnya berasal dari Eropa dan jumlahnya sangat terbatas (Manek, 2003: 3).

  Latar belakang di atas, menggerakkan hati Mgr. Gabriel Manek, SVD yang pada masa itu menjabat Uskup Larantuka dan Sr. Anfrida, SSpS dalam mendirikan Kongregasi religius pribumi untuk menghimpun puteri-puteri yang ingin membaktikan diri bagi kemuliaan Tuhan. Kongregasi Putri Reinha Rosari mengalami perkembangan dari tahun ke tahun sampai dengan akhir 2008 anggota bertambah banyak dengan jumlah 347 Suster berkaul dan 25 calon Suster novis dan postulan yang berada di tiga wilayah yaitu wilayah Flores, Timor Leste, dan Kenya Afrika (Katalog PRR, 2008: 9-69).

1. Tujuan berdirinya Kongregasi Puteri Reinha Rosari

  Perkembangan umat yang semakin pesat tanpa adanya bimbingan hirarki mengakibatkan adanya kekaburan nilai-nilai iman yang dialami oleh umat pada masa itu. Umat berjuang untuk mempertahankan imannya melalui doa dan devosi namun mereka membutuhkan seorang tokoh, seorang gembala, yang bisa menghantar mereka semakin kuat dan teguh dalam penghayatan iman yang murni akan Yesus Kristus. Situasi inilah yang mendorong Mgr. Gabriel Manek, SVD, sebagai pendiri Kongregasi PRR untuk menanggapi kebutuhan umat pada masa itu sehingga tujuan pendirian Kongregasi PRR antara lain:.

  Pertama, Kongregasi Puteri Reinha Rosari didirikan untuk kemuliaaan Tuhan dengan cara hidup sebagai religius PRR dalam mengejar kekudusan seturut teladan Bunda Maria hamba Allah. Suatu persekutuan yang dipanggil Tuhan kepada hidup religius yang khusus membaktikan diri semata-mata demi kemuliaan Allah dan kepentingan pelayanan iman umat (Konstitusi PRR, 1987: 102).

  Kedua, Kongregasi Puteri Reinha Rosari merupakan buah yang dihasilkan dari pertumbuhan iman umat sekaligus merupakan bentuk hidup yang secara penuh berpartisipasi dalam pembentukan umat yang dewasa dan bertanggung jawab. Suatu kemampuan mengaktualkan kharisma dan bakat-bakat bagi pembangunan seluruh tubuh Mistik Kristus (Konstitusi PRR, 1987: 102).

  Ketiga, Kongregasi Putri Reinha Rosari didirikan sebagai tanda syukur atas iman dan kepercayaan yang telah menyelamatkan umat serta menjamin keutuhan hidup beriman. Berkembangnya iman umat dan semangat misioner dalam tugas pembangunan masyarakat dan dunia serta pelayanan kepada kaum miskin turut menjamin keutuhan hidup beriman sehingga iman umat semakin berkembang dan berjiwa misioner dalam tugas pembangunan masyarakat dan dunia (Konstitusi PRR, 1987: 102).

  2. Visi Kongregasi Puteri Reinha Rosari

  Visi merupakan landasan bagi seseorang atau kelompok tertentu atau lembaga-lembaga lain dalam mengejar atau meraih suatu cita-cita atau tujuan yang hendak dicapai. Harapan-harapan ini pun menjadi cita-cita Kongregasi Puteri Reinha Rosari melalui visi tertentu. Cita-cita dan harapan itu mengandung arti dan makna untuk dihayati oleh setiap anggota Kongregasi Puteri Reinha Rosari (Tafaib, 2007: 22). Oleh karena itu visi Kongregasi Puteri Reinha Rosari adalah pembentukan iman umat yang kembali ke akarnya yang murni yakni misteri Salib yang mewarnai seluruh perjuangan hidup mereka sehari-hari. Umat yang dicita-citakan adalah umat yang partisipatif mendayagunakan kharisma dalam membangun Gereja sebagai tubuh Mistik Kristus. Suatu umat yang mampu berfungsi sosial, memasyarakat dan meragi. Umat yang berakar pada kebudayaan setempat, berfungsi kritis dan mampu membuat pembedaan Roh dalam menghadapi tantangan dunia (Konstitusi PRR, 1987: 103).

  3. Misi Kongregasi Puteri Reinha Rosari