GAMBARAN UMUM DAN KONDISI WILAYAH KABUPATEN KAUR

LAPORAN AKHIR

Rencana Program Investasi Jangka Menengah [RPIJM]

GAMBARAN UMUM DAN KONDISI WILAYAH
KABUPATEN KAUR
4.1

Profil Fisik Wilayah

4.1.1 Letak Geografis dan Luas Wilayah
Berdasarkan Undang-undang Nomor 3 Tahun 2003 dan surat Mendagri No. 136/205/PUM
tanggal 12 September 2005, luas wilayah Kabupaten Kaur 3.025,59 Km² atau 302.559 Ha.
yang terdiri dari wilayah daratan seluas 2.365 km² atau 236.500 Ha, dan wilayah laut seluas
660,59 Km² atau 66.059 Ha. yang merupakan perhitungan dari garis pantai sepanjang 89,17
km dan sejauh 4 mil dari garis pantai. Wilayah administrasi Kabupaten Kaur terdiri dari 15
kecamatan, 153 desa dan 3 kelurahan. Selengkapnya tentang pembagian wilayah
administrasi Kabupaten Kaur dapat dilihat pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1
Wilayah Administrasi Kabupaten Kaur Tahun 2012
Luas

No

Kecamatan

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15


Nasal
Maje
Kaur Selatan
Tetap
Kaur Tengah
Kinal
Semidang Gumai
Muara Saung
Luas
Tanjung Kemuning
Lungkang Kule
Kaur Utara
Padang Guci Hulu
Padang Guci Hilir
Kelam Tengah
Jumlah

(Km²)
519,92
361,04

92,75
87,92
26,40
154,03
64,91
256,00
124,88
72,91
32,00
49,80
370,64
115,96
35,84
2.365,00

(%)
21,98
15,27
3,92
3,72

1,12
6,51
2,74
10,82
5,28
3,08
1,35
2,11
15,67
4,90
1,52
100,00

Jumlah
Desa/
Kelurahan
12
12
14
11

9
12
11
7
12
12
6
10
9
8
11
156

Ibukota
Kecamatan

Jarak Dari
Ibukota
Kabupaten


Merpas
Linau
Bintuhan
Tetap
Tanjung Iman
Kinal
Mentiring
Ulak Lebar
Benua Ratu
Tanjung Kemuning
Sukananti
Simpang Tiga
Bungin Tembun III
Gunung Kaya
Ringgangan I

25,00
12,00
00,00
7,00

12,00
30,00
20,00
30,00
15,00
35,00
58,00
48,00
54,00
43,00
39,00

Sumber : Kabupaten Kaur Dalam Angka Tahun 2012

Secara geografis Kabupaten Kaur terletak terletak pada 103°4’8,76” - 103°46’50,12” Bujur
Timur dan 04°15’8,21 - 04°55’27,77” Lintang Selatan yang terletak di sebelah barat
Pegunungan Bukit Barisan, termasuk dalam wilayah administrasi paling selatan Provinsi
Bengkulu. Berjarak sekitar 250 km dari ibukota Provinsi Bengkulu memanjang dari
perbatasan Provinsi Lampung ke arah barat dengan batas-batas:
Pemerintah Kabupaten Kaur Tahun Anggaran 2013


4-1

LAPORAN AKHIR

Rencana Program Investasi Jangka Menengah [RPIJM]

Sebelah utara : Kabupaten Bengkulu Selatan dan Kabupaten Lahat, Provinsi Sumatera
Selatan
Sebelah selatan : Kabupaten Pesisir Barat (pemekaran dari Kabupaten Lampung Barat),
Provinsi Lampung
Sebelah barat : Samudera Hindia - Sebelah timur : Kabupaten Ogan Komering Ulu,
Provinsi Sumatera Selatan
Selengkapnya tentang letak geografis wilayah Kabupaten Kaur dapat diperlihatkan seperti
pada Gambar IV.1.
4.1.2 Topografi dan Tekstur Tanah
Topografi wilayah Kabupaten Kaur terdiri dari daerah dataran dan berbukit sampai
bergunung. Berdasarkan atas ketinggian dari permukaan laut, wilayah Kabupaten Kaur dapat
diklasifikasi menjadi 3 (tiga) jalur yaitu :
1.


Jalur Low Land (dataran rendah) dengan ketinggian 0 – 100 m diatas permukaan laut.
Wilayah yang termasuk dalam Jalur Low Land mencapai 9% atau 20.889 hektar.
Kecamatan yang termasuk ke dalam Jalur Low Land adalah Kecamatan Tanjung
Kemuning, Semidang Gumay, Kaur Utara, Tetap, Kaur Selatan, Maje dan Nasal.

2.

Jalur Bukit Range dengan ketinggian 100 – 1.000 m. Wilayah yang termasuk dalam
Jalur Bukit Range mencapai 61% atau 144.026 hektar. Semua kecamatan di Kabupaten
Kaur sebagian wilayahnya ada yang masuk katagori jalur ini.

3.

Jalur Pegunungan dengan ketinggian > 1.000 m. Wilayah yang termasuk dalam Jalur
Pegunungan mencapai 30% atau 71.585 hektar. Di Kabupaten Kaur, yang termasuk ke
dalam jalur ini adalah kawasan Bukit Barisan.

Dalam hal tekstur tanah, wilayah Kabupaten Kaur dapat di klasifikasi menjadi 4 (empat)
kategori; Halus, Cukup Halus, Cukup Kasar dan Kasar. Dari empat klasifikasi tersebut,

kawasan yang paling luas adalah klasifikasi halus, seluas 135.083,00 Ha. Untuk lebih
jelasnya tentang luas wilayah Kabupaten Kaur menurut klasifikasi tekstur tanah ini dapat
dilihat pada Tabel 4.2. Tekstur tanah jenis halus ini mempunyai porositas atau daya resap air
kedalam tanah termasuk kategori rendah. Kondisi ini biasanya wilayah tersebut rentan
terhadap jerjadinya genangan dan pada wilayah yang mempuynyai ketinggian serta
kemiringan lereng tinggi, biasanya rawan terhadap ketersediaan air.

Pemerintah Kabupaten Kaur Tahun Anggaran 2013

4-2

LAPORAN AKHIR

Rencana Program Investasi Jangka Menengah [RPIJM]

Gambar IV.1 : Wilayah Administrasi Kabupaten Kaur

Pemerintah Kabupaten Kaur Tahun Anggaran 2013

4-3


LAPORAN AKHIR

Rencana Program Investasi Jangka Menengah [RPIJM]

Tabel 4.2
Luas Wilayah Kabupaten Kaur Menurut Tekstur Tanah
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Sumber : Kabupaten Kaur Dalam Angka Tahun 2012

4.1.3 Klimatologi
Suhu udara rata-rata di Kabupaten Kaur pada tahun 2012 mencapai 31,22°C, tekanan udara
1.013,00 mb. Jumlah hari hujan rata-rata per bulan 11 kali dengan curah hujan rata-rata
mencapai 188,83 mm. Musim yang terjadi di Kabupaten Kaur sebagaimana wilayah lainnya
di Indonesia dikenal dua musim, yaitu musim hujan (Desember-Maret) dan musim kemarau
(Juni-September) sementara pada bulan April-Mei dan Oktober-November merupakan masa
peralihan/pancaroba.
4.1.4 Hidrologi
Kabupaten Kaur memiliki sungai besar dan kecil, antara lain : Sungai Sulau, Air Padang
Guci, Air Seranjangan, Air Kelam, Air Kinal, Air Hili, Air Cucupan serta masih banyak
sungai lainnya. Nama dan Panjang Sungai yang ada di Wilayah Kabupaten Kaur dapat
dilihat seperti pada Tabel 4.3. Pembagian klaster wilayah menurut Daerah Aliran Sungai
dapat dilihat seperti pada Gambar IV.2.
Pemerintah Kabupaten Kaur Tahun Anggaran 2013

4-4

LAPORAN AKHIR

Rencana Program Investasi Jangka Menengah [RPIJM]

Tabel 4.3.
Nama dan Panjang Sungai di Wilayah Kabupaten Kaur

Sungai-sungai tersebut dapat dimanfaatkan sebagai sumber irigasi dan sumber air minum
dalam rangka memenuhi kebutuhan air di Wilayah Kabupaten Seluma.
4.2

Profil Demografi

4.2.1 Jumlah dan Pertumbuhan Penduduk
Jumlah penduduk pada wilayah Kabupaten Kaur tahun 2012 sebanyak 111.265 jiwa, yang
tersebar pada 15 wilayah kecamatan. Berdasarkan sebarannya, konsentrasi penduduk
tertinggi terdapat di Kecamatan Nasal, yaitu sebanyak 15.625 jiwa dan Kecamatan Kaur
Selatan sebanyak 14.487 jiwa. Sedangkan konsentrasi penduduk terkecil terdapat di
Kecamatan Lungkang Kule, yaitu sebanyak 3.333 jiwa dan Kecamatan Padang Guci Hilir
sebanyak jiwa 3.699 jiwa.

Pemerintah Kabupaten Kaur Tahun Anggaran 2013

4-5

LAPORAN AKHIR

Rencana Program Investasi Jangka Menengah [RPIJM]

Gambar IV.2 : Pembagian Claster Wilayah Aliran Sungai

Pemerintah Kabupaten Kaur Tahun Anggaran 2013

4-6

LAPORAN AKHIR

Rencana Program Investasi Jangka Menengah [RPIJM]

Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP) rata-rata sebesar 1,72 pertahun untuk tahun 2008 sampai
dengan tahun 2012 bila dibandingkan dengan hasil Survey Penduduk (SP) 2000 dengan
menggunakan rumus r={(Pt/P0)(1/t)-1}x100. Sedangkan untuk tahun 2012 sampai dengan
tahun 2016 LPP Kabupaten Kaur rata-rata sebesar 1,67 pertahun. Faktor-faktor yang
mempengaruhi LPP Kabupaten Kaur terbagi menjadi 2 (dua) faktor yang berlawanan, yaitu
faktor pendorong dan faktor penghambat. Faktor pendorong diantaranya angka kelahiran
dan migrasi masuk, sedangkan faktor penghambat diantaranya angka kematian dan migrasi
keluar.
LPP tertinggi pada tahun 2012 terjadi di Kecamatan Nasal yaitu sebesar 3,29% dan pada
tahun 2016 sebesar 2,86%, sedangkan LPP terendah terjadi pada tahun 2012 di Kecamatan
Luas yaitu minus - 0,10% dan pada tahun 2016 sebesar 0,31%. Dilihat dari tahun ke tahun
jumlah penduduk di Kabupaten Kaur cenderung bertambah, namun LPP cenderung
menurun. Untuk lebih jelasnya tentang jumlah dan pertumbuhan penduduk di wilayah
Kabupaten Kaur dapat dilihat pada Tabel 4.4.
TABEL 4.4
JUMLAH DAN PERTUMBUHAN PENDUDUK KABUPATEN KAUR
TAHUN 2009 – 2012

Sumber : Kabupaten Kaur Dalam Angka Tahun 2012

Pemerintah Kabupaten Kaur Tahun Anggaran 2013

4-7

LAPORAN AKHIR

Rencana Program Investasi Jangka Menengah [RPIJM]

4.2.2 Komposisi Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin
Komposisi penduduk menurut kelompok umur diperlukan dalam rangka menganalisis
kelompok umur menurut klasifikasi sebagai berikut:
Usia Balita (0 – 4 Tahun)
Usia Pendidikan Dasar (5 – 19 Tahun)
Usia Angkatan Kerja (20 – 54 Tahun)
Usia Lanjut ( ≥ 55 )
Komposisi penduduk menurut kelompok umur dan jenis kelamin di Wilayah Kabupaten
Kaur pada tahun 2011 - 2012 dapat dilihat pada Tabel 4.5. Dari tabel tersebut terlihat bahwa
penduduk yang termasuk kategori Usia Balita pada tahun 2012 sebesar 11.850 Jiwa
(10,68%). Sedangkan penduduk yang termasuk usia pendidikan dasar sebesar 31.958 Jiwa
(28,81%). Adapun jumlah penduduk yang termasuk Angkatan Kerja sebesar 56.546 Jiwa
(50,98%) dan Usia Lanjut sebesar 10.927 Jiwa (9,85%).
TABEL 4.5
KOMPOSISI PENDUDUK KABUPATEN KAUR
MENURUT KELOMPOK UMUR TAHUN 2012

Pemerintah Kabupaten Kaur Tahun Anggaran 2013

4-8

LAPORAN AKHIR

4.3

Rencana Program Investasi Jangka Menengah [RPIJM]

Profil Sosial Budaya

4.3.1 Kondisi Sosial
Salah satu indikator keberhasilan pelaksanaan otonomi daerah di Kabupaten Kaur adalah
turunnya angka kemiskinan dan angka pengangguran secara drastis. Pada tahun 2005,
Kabupaten Kaur memiliki prosentase penduduk miskin tertinggi di Provinsi Bengkulu,
dimana ada 61 persen penduduk yang termasuk ke dalam kategori keluarga pra-sejahtera
(pra-KS) dan keluarga sejahtera 1 (KS-1). Namun angka kemiskinan tersebut turun sebesar
6,4 persen yakni menjadi 53,60 persen pada tahun 2007, atau turun sebesar 3,2 persen per
tahun. Tren penurunan yang sama juga terjadi pada angka pengangguran. Apabila laju
penurunan angka kemiskinan dan pengangguran tersebut dapat ditingkatkan maka target
nasional bahwa angka kemiskinan kurang dari 15 persen dan angka pengangguran kurang
dari 5 persen dapat segera terwujud di kabupaten Kaur. Untuk lebih jelasnya tentang kondisi
kelurga miskin di wilayah Kabupaten Kaur dapat diperlihatkan seperti pada Tabel 4.6.
Jumlah pengangguran di Kabupaten Kaur diprediksi dengan jumlah pencari kerja yang
mengurus Kartu Kuning di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Kaur. Selama
tiga tahun terakhir, jumlah pencari kerja di Kabupaten Kaur berkurang drastis, yakni dari
5.582 orang pada tahun 2005 menjadi 1.462 pada tahun 2007. Kondisi yang demikian dapat
dijadikan cerminan bahwa jumlah pengangguran di Kabupaten Kaur terus mengalami
penurunan selama penyelenggaraan otonomi daerah. Dalam dua tahun terakhir, jumlah
tersebut diperkirakan semakin turun dengan adanya program-program nasional yang
berbasis pemberdayaan masyarakat. Pada tahun 2009, Program Nasional Pemberdayaan
Masyarakat (PNPM) Mandiri akan mencakup sebagian besar desa-desa yang ada di
Kabupaten Kaur.
Tabel 4.6.
Kondisi keluarga miskin di Kabupaten Kaur pada tahun 2005-2007
2005

2006

2007

Jumlah penduduk (jiwa)

Indikator

103.834

107.473

110.000

Jumlah KK

25.019

-

28.000

Jumlah KK miskin (pra-KS dan KS-1) (%)

61,00

60,00

53,60

Jumlah pencari kerja (kartu kuning)

5.582

1.095

1.462

Kemiskinan dan pengangguran sudah menjadi isu sentral dalam kebijakan nasional sampai
tahun 2009. Oleh sebab itu, momentum ini harus dimanfaatkan oleh Pemerintah Kabupaten
Kaur guna mengurangi angka kemiskinan dan pengangguran. Salah satu upaya yang akan
Pemerintah Kabupaten Kaur Tahun Anggaran 2013

4-9

LAPORAN AKHIR

Rencana Program Investasi Jangka Menengah [RPIJM]

dilakukan adalah dengan mengurangi keterisolasian daerah melalui pembangunan di bidang
keciptakaryaan. Rancangan pengembangan infrastruktur di bidang keciptakaryaan tersebut
perlu disusun selama empat tahun ke depan.
4.3.2 Kodisi Budaya
Kabupaten Kaur memiliki kergaman budaya yang sangat tinggi, yang terdapat di tiga pilar
utama budaya Kaur. Ketiga pilar tersebut adalah budaya eks Kecamatan Kaur Utara, eks
Kecamatan Kaur Tengah dan eks Kecamatan Kaur Selatan. Keragaman budaya tersebut
dapat terlihat dari berbagai aktivitas budaya Kaur seperti adat pernikahan, kesenian, dan
aktivitas-aktivitas lainnya.
Selama masa perjuangan kemerdekaan, wilayah Kabupaten Kaur telah dijadikan basis
perjuangan. Hal ini terlihat dari banyak peninggalan benda bersejarah seperti Rumah AK.
Gani, Gubernur Sumatera Bagian Selatan, dan rumah tahanan pada masa pemerintahan
penjajah.

Basis perjuangan melawan penjajah tersebut terdapat di Kecamatan Muara

Sahung yang berbatasan langsung dengan Provinsi Sumatera Selatan sebagai pusat
pemerintahan pada waktu itu. Bahkan, peninggalan benda bersejarah yang lebih tua juga
ditemukan di Kecamatan Kelam Tengah, Kecamatan Tetap dan Kecamatan Kaur Selatan.
Tabel 4.7
Sebaran situs dan cagar budaya di Kabupaten Kaur
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.

4.4

Nama Situs
Megalitik Pagar Dewa
Megalitik Sukarami
Rumah AK. Gani
Jil / Penjara Desa
Pesanggrahan
Rumah Pangeran Chalifa Balien
Karang Penyabungan
Makam Said Al-Jufri
Masjid Tua Bandar Bintuhan
Makam Keramat Pinang Tawar
Batu Jung

Lokasi
Desa Pagar Dewa, Kec. Kelam Tengah
Desa Sukarami Kec. Kelam Tengah
Desa Muara Sahung Kec. Muara Sahung
Desa Muara Sahung Kec. Muara Sahung
Desa Muara Sahung Kec. Muara Sahung
Desa Benua Ratu, Kec. Luas
Desa Muara Tetap, Kec. Tetap
Desa Suka Banjar Kec. Muara Tetap
Desa Bandar Bintuhan Kec. Kaur Selatan
Desa Pengubaian, Kec. Kaur Selatan
Desa Way Hawang Kec. Maje

Profil Ekonomi Wilayah

Jumlah Pendapatan terdiri dari Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Perimbangan (transfer)
dan lain-lain Pendapatan yang sah. Jumlah Belanja terdiri dari Belanja Tidak Langsung dan
Belanja Langsung. Surplus/Defisit Anggaran adalah selisih Jumlah Pendapatan dengan
Jumlah Belanja. Jumlah Pendapatan dari tahun ke tahun cenderung mengalami peningkatan
Pemerintah Kabupaten Kaur Tahun Anggaran 2013

4-10

LAPORAN AKHIR

Rencana Program Investasi Jangka Menengah [RPIJM]

demikian juga dengan Jumlah Belanja. Berdasarkan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
Kabupaten Kaur, defisit anggaran di Tahun Anggaran 2008, sebesar Rp. (7.183.276.116,88)
dan defisit anggaran meningkat drastis pada Tahun Anggaran 2009, sebesar Rp.
(19.769.281.071,61), namun pada Tahun Anggaran 2010 mengalami surplus anggaran
sebesar Rp. 1.256.219.632,25 dan pada Tahun Anggaran 2011 surplus anggaran mengalami
peningkatan drastis, sebesar Rp. 9.951.818.597,15. Sedangkan pada Tahun Anggaran 2012
berdasarkan Lampiran Perubahan Perda APBD Tahun Anggaran 2012 terjadi defisit
anggaran sebesar Rp. (13.348.613.749,50). Dapat dilihat pada Table 4.6.

Tabel 4.6
Realisasi APBD Kabupaten Kaur Tahun 2008 - 2012

Peranan sektor pertanian dalam perekonomian Kabupaten Kaur hingga tahun 2012 masih
sangat dominan. Kedudukan sektor pertanian sebagai leading sector dalam perekonomian
Kabupaten Kaur masih cukup dominan. Kondisi tersebut terlihat dari kontribusi sektor
pertanian dalam PDRB Kabupaten Kaur atas dasar harga berlaku yang masih cukup besar.
Nilai nominal PDRB sektor pertanian atas dasar harga berlaku pada tahun 2012 sebesar
288,32 milyar rupiah dan peranannya dalam PDRB Kabupaten Kaur sebesar 44,33 persen.
Kemudian diikuti sektor jperdagangan, hotel, dan restoran dengan nilai nominal atas dasar
harga berlaku pada tahun 2012 sebesar 126,95 milyar rupiah dengan peran sebesar 19,52
persen. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.6 – Tabel 4.7.

Pemerintah Kabupaten Kaur Tahun Anggaran 2013

4-11

LAPORAN AKHIR

Rencana Program Investasi Jangka Menengah [RPIJM]

Tabel 4.6
Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Kaur Menurut
Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku (juta rupiah)
Tahun 2009-2012

Pada tahun 2012 nilai nominal pendapatan perkapita pertahun penduduk Kabupaten Kaur
diperkirakan sebesar 5,86 juta rupiah, sementara itu nilai nyata pendapatan perkapita
pertahun penduduk Kabupaten Kaur diperkirakan sebesar
5,60 juta rupiah.
Pemerintah Kabupaten Kaur Tahun Anggaran 2013

4-12

LAPORAN AKHIR

Rencana Program Investasi Jangka Menengah [RPIJM]

Tabel 4.7
Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Kaur Menurut
Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000 (juta rupiah)
Tahun2009-2012

4.5

Profil Penerimaan dan Pengeluaran Daerah

4.5.1 Komponen Penerimaan
Pembiayaan pembangunan berasal dari dua sumber yakni Anggaran Pembangunan dan
Belanja Negara (APBN) dan Anggaran Pembangunan dan Belanja Daerah (APBD).
Anggaran pendapatan pemerintah daerah bersumber dari Pendapatan Asli Daerah (PAD),
dana perimbangan dan pendapatan lain-lain yang sah. Realisasi pendapatan pemerintah
Pemerintah Kabupaten Kaur Tahun Anggaran 2013

4-13

LAPORAN AKHIR

Rencana Program Investasi Jangka Menengah [RPIJM]

Kabupaten Kaur tahun 2012 sebanyak Rp. 430,69 milyar, sebagian besar berasal dari dana
perimbangan 85,31 persen, 1,81 persen yang berasal dari PAD dan 12,88 persen diperoleh
dari pendapatan lain-lain. Untuk lebih jelasnya tentang Realisasi Penerimaan Daerah
Kabupaten Kaur tahun 2009 – 2012 dapat dilihat pada Tabel 4.8.
Tabel 4.8
Realisasi Penerimaan Daerah Menurut Jenis Penerimaan di
Kabupaten Kaur (juta rupiah), 2009-2012

4.5.2

Komponen Pengeluaran Daerah

Belanja Daerah meliputi semua pengeluaran dari Rekening Kas Umum Daerah yang
mengurangi ekuitas dana lancar, yang merupakan kewajiban daerah dalam satu tahun
anggaran yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh Daerah. Belanja Daerah
dipergunakan dalam rangka pelaksanaan urusan pemerintahan daerah yang menjadi
kewenangan kabupaten yang terdiri dari urusan wajib dan urusan pilihan. Belanja dalam
Pemerintah Kabupaten Kaur Tahun Anggaran 2013

4-14

LAPORAN AKHIR

Rencana Program Investasi Jangka Menengah [RPIJM]

rangka pelaksanaan urusan wajib digunakan untuk melindungi dan meningkatkan kualitas
kehidupan masyarakat yang diwujudkan dalam bentuk peningkatan pelayanan dasar,
pendidikan, kesehatan, fasilitas sosial dan fasilitas umum yang layak serta mengembangkan
sistem jaminan sosial. Sedangkan pelaksanaan urusan yang bersifat pilihan meliputi urusan
pemerintahan yang secara nyata ada dan berpotensi untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat sesuai dengan kondisi, kekhasan dan potensi keunggulan daerah, seperti:
perikanan, pertanian, perkebunan, kehutanan dan pariwisata.
Belanja menurut kelompok belanja terdiri dari Belanja Langsung dan Belanja Tidak
Langsung. Belanja Tidak Langsung merupakan belanja yang dianggarkan tidak terkait
secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan, seperti:
a. Belanja Pegawai;
b. Bunga;
c. Subsidi;
d. Hibah;
e. Bantuan Sosial;
f. Belanja Bagi Hasil;
g. Bantuan Keuangan;
h. Bantuan Tidak Terduga.
Sedangkan Belanja Langsung merupakan belanja yang dianggarkan terkait secara langsung
dengan pelaksanaan program dan kegiatan, seperti:
a. Belanja Pegawai;
b. Belanja Barang dan Jasa;
c. Belanja Modal.
Belanja Daerah Pemerintah Kabupaten Kaur selama kurun waktu 2009-2012 secara
kumulatif mengalami peningkatan. Pada tahun 2009 berjumlah pengeluaran sebesar Rp
312.788.080.000 Pada tahun 2012 meningkat menjadi Rp 416.397.340.000. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.9.

Pemerintah Kabupaten Kaur Tahun Anggaran 2013

4-15

LAPORAN AKHIR

Rencana Program Investasi Jangka Menengah [RPIJM]

Tabel 4.9
Realisasi Pengeluaran Daerah Menurut Jenis Pengeluaran di
Kabupaten Kaur (juta rupiah), 2009-2012

4.6

Kondisi Prasarana Bidang Cipta Karya

4.6.1 Sub Bidang Air Minum
Pada umumnya di wilayah kabupaten Kaur hampir sebagian besar mengalami krisis air
minum dimana untuk wilayah yang tinggi sulit mendapatkan air tanah dan diwilayah
pesisir/pantai mudah mendapatkan air akan tetapi kualitas airnya buruk (ada zat kapur dan
agak payau), Sarana dan Prasarana Air Minum di Kabupaten Kaur sudah tersedia akan tetapi
belum beroperasi dengan maksimal dikarenakan biaya operasional yang diperlukan sangat
tinggi karena sistem yang dipakai untuk penyediaan air minum tersebut terutama untuk
memenuhi kebutuhan air minum di kota Bintuhan (Ibu Kota Kabupaten) menggunakan
sistem pompanisasi.
Sedangkan untuk wilayah Padang Guci (kecamatan Padang Guci Hulu dan Kaur Utara),
Sarana dan Prasarana Air Bersih/Air Minum juga belum dapat mencukupi kebutuhan
wilayah tersebut dikarenakan banyaknya kebocoran dan minimnya air baku terutama pada
Pemerintah Kabupaten Kaur Tahun Anggaran 2013

4-16

LAPORAN AKHIR

Rencana Program Investasi Jangka Menengah [RPIJM]

waktu musim kemarau untuk itu perlu mencari alternatif sumber air baku yang baru untuk
dapat memenuhi kebutuahan air minum wilayah tersebut dan wilayah sekitarnya. Sedangkan
Sarana dan Prasarana Air Bersih perdesaan yang selama ini terus diupayahkan
Pembangunannya baik melalui dana DAK maupun dana DAU sangat terasa sekali
manfaatnya bagi masyarakat perdesaan walaupun disana sini masih banyak persoalan
terutama mengenai pengelolaannya.
Agar permasalahan tersebut di atas dapat teratasi semua perlu dibuat Sarana dan Prasarana
Air Bersih/Air Minum dengan Kapasitas yang besar dengan sistem gravitasi yaitu
Pembangunan Sarana dan Prasarana Air Bersih/Air minum dengan sumber air baku Air
Napal Hitam yang berlokasi di Padang Guci Hulu, disamping bermanfaat untuk ketersediaan
air minum di Kabupaten Kaur kemungkinan besar air tersebut dapat dimanfaatkan untuk
keperluan lain seperti, irigasi maupun untuk pembangkit listrik.
4.6.2 Sub Bidang Sampah
Sarana kebersihan di Kabupaten Kaur masih sangat terbatas, terdiri dari fasilitas
pengangkutan (truk, bak sampah, tong sampah, TPS). Jumlah truk sampah sebanyak 2 buah,
Bak Sampah (TPS) sebanyak 5 buah, tong sampah sebanyak 40 buah dan Tempat
Pembuangan Akhir sebanyak 1 buah dengan kapasitas ± 0,3 ha yang berlokasi di Desa Linau
Kecamatan Maje. Fasilitas ini masih difokuskan untuk menangani persampahan di wilayah
Kecamatan Kaur Selatan saja, sehingga belum dapat memenuhi kebutuhan kecamatan lain.
Untuk itu diperlukan sarana dan prasarana persampahan yang lebih banyak dan lebih baik
lagi agar permasalahan sampah di Kabupaten Kaur (15 kecamatan ) dapat diatasi.
4.6.3 Sub Bidang Air Limbah
Hampir semua kecamatan yang ada di Kabupaten Kaur belum memiliki jaringan air limbah
baik untuk industri maupun rumah tangga. Sub bidang air limbah di Kabupaten Kaur
meliputi sistem penyediaan, sistem pelayanan, cakupan area, cakupan pelayanan, aset yang
dimiliki, pendanaan dan pembiayaan, kelembagaan, dan permasalahan yang dihadapi.
Permasalahan air limbah memang belum menjadi persoalan yang signifikan di Kabupaten
Kaur saat ini, mengingat perkembangan aktivitas penghasil limbah seperti industri belum
berkembang pesat. Namun dalam beberapa tahun ke depan, perkembangan industri yang
berpotensi menghasilkan air limbah perlu diantisipasi sedini mungkin. Hal ini telah
dicantumkan dalam Rencana Tata Ruang Ibukota Bintuhan yang disusun pada tahun 2008.
Pemerintah Kabupaten Kaur Tahun Anggaran 2013

4-17

LAPORAN AKHIR

Rencana Program Investasi Jangka Menengah [RPIJM]

4.6.4 Sub Bidang Drainase
Sejak tahun 2003 sampai dengan saat ini (2013) Kabupaten Kaur belum memiliki
masterplan dan data panjang drainase saluran terbuka dan saluran air hujan tertutup,
meskipun pembangunan saluran drainase selalu diprogramkan setiap tahun dalam APBD.
Sedangkan pada kawasan-kawasan tertentu, masih sering tergenang pada saat hujan, seperti
di bebarapa kawasan Kecamatan Kaur Selatan, Kecamatan Tetap dan Kecamatan Kaur
utara. Untuk itu di tiga kecamatan tersebut perlu dibuat sistem drainase yang lebih baik,
karenanya diperlukan suatu rujukan yaitu Master Plan atau Outline Plan Drainase. Melalui
dokumen tersebut, dimensi saluran dapat disesuaikan dengan aliran air permukaan (run off)
yang harus dialirkan.
Pembangunan drainase merupakan usulan yang hampir muncul dari setiap desa pada saat
dilakukan Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang), baik di tingkat desa,
kecamatan maupun kabupaten. Hal ini menunjukkan bahwa drainase merupakan kebutuhan
utama masyarakat dalam menata lingkungan permukiman. Pembangunan saluran drainase
tidak hanya berfungsi untuk mengendalikan genangan pada saat terjadi hujan, melainkan
juga untuk menjaga kesehatan lingkungan agar masyarakat terhindar dari penyakit.
4.6.5 Sub Bidang Tata Bangunan dan Lingkungan
Penerapkan garis sepadan bangunan di Kabupaten Kaur sangat sulit dilaksanakan
dikarenakan rumah-rumah penduduk sudah berdiri dan belum menggunakan garis sepadan
bangunan sebelum pemekaran. Untuk pembangunan kawasan permukiman baru seperti di
daerah perkantoran Padang kempas diharapkan dalam pemberian IMB benar-benar
memperhatikan aspek tersebut di atas disamping mengedepankan keselamatan terutama
masalah kebakaran yang perlu diperhatikan oleh pemerintah Daerah Kabupaten Kaur. Pada
tahun 2008, Pemerintah Kabupaten Kaur telah menyusun Rencana Tata Bangunan dan
Lingkungan (RTBL) di dua lokasi. Pertama adalah Desa Pasar Lama Kecamatan Kaur
Selatan, dan ke dua adalah Desa Linau Kecamatan Maje.
4.6.6 Sub Bidang Pengembangan Permukiman
Di Kota Bintuhan, yang merupakan ibu kota Kabupaten Kaur, masih sangat perlu ditata
permukimannya agar terwujud Kota Bintuhan yang sehat, aman, serasi dan teratur. Daerahdaerah yang rawan banjir dan kumuh perlu ditata sehingga lebih sehat dan nyaman. Untuk

Pemerintah Kabupaten Kaur Tahun Anggaran 2013

4-18

LAPORAN AKHIR

Rencana Program Investasi Jangka Menengah [RPIJM]

itu di daerah-daerah tersebut perlu dibuat jalan-jalan lingkungan untuk memudahkan akses
(aktivitas) dan saluran (drainase) yang dapat mengurangi genangan air ketika hujan.
Pengembangan sub bidang permukiman memiliki lingkup kegiatan yang paling luas
dibandingkan sub bidang lain. Salah satu aspek pengembangan permukiman yang telah ada
di Kabupaten Kaur adalah program pengembangan kawasan Agropolitan dan pengembangan
kawasan Minapolitan. Kedua program tersebut merupakan suatu konsep membangunan
kawasan permukiman berstandar perkotaan di kawasan pertanian (Agropolitan) dan
perikanan (Minapolitan). Kawasan Agropolitan terletak di Kecamatan Maje dan Kecamatan
Kaur Selatan, sedangkan kawasan Minapolitan berlokasi di Kecamatan Nasal, yang
didukung oleh Kecamatan Muara Sahung dan Kecamatan Kelam Tengah sebagai hinterland.

Pemerintah Kabupaten Kaur Tahun Anggaran 2013

4-19