Aspek Kelembagaan Kabupaten Lampung Selatan

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
Bidang Cipta Karya (RPI2-JM)

Bab 10
Aspek Kelembagaan
Kabupaten Lampung Selatan

Dalam menghadapi persaingan pasar bebas ASEAN diperlukan perencanaan pembangunan
yang terpadu dan peningkatan SDM guna meningkatkan daya saing Kabupaten Lampung
Selatan di kawasan Asia.
Aspek kelembagaan adalah salah satu aspek penting dalam perencanaan dan penyelenggaraan
pembangunan investasi infrastruktur jangka menengah dalam mengorganisasikan sumber
daya manusia di dalam struktur pemerintahan

agar terjalin koordinasi yang baik antar

lembaga terkait tugas pokok dan fungsi masing – masing dan

mengatur siapa yang

melakukan dan apa yang dilakukan, sesuai dengan azas pengorganisasian yang dianut oleh

sistem pemerintahan kita yaitu azas pembagian tugas dan azas fungsionalisasi.
Kabupaten Lampung Selatan merupakan kawasan yang cukup strategis, dimana lampung
selatan merupakan pintu gerbang utama lalu lintas manusia, barang dan jasa antara pulau
Sumatera dan pulau Jawa. Kedekatan geografis dan heterogenitas masyarakat, sosial dan
budaya yang ada merupakan potensi sekaligus tantangan bagi Pemerintah Kabupaten
Lampung Selatan dalam menyelenggarakan pembangunan di segala bidang, khususnya sektor
pembangunan infrastruktur yang dapat meningkatkan perekonomian dan

hajat hidup

masyarakat.

Aspek Kelembagaan Kabupaten Lampung Selatan

Bab X - 1

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
Bidang Cipta Karya (RPI2-JM)

Titik berat pembangunan di Kabupaten Lampung Selatan adalah upaya pengurangan

kemiskinan, pembangunan ekonomi lokal dan peningkatan kapasitas pelayanan publik.
Sebagai salah satu kabupaten di Provinsi Lampung, Kabupaten Lampung Selatan masih
belum optimal dalam penataan ruang dan wilayah pembangunan sarana dan prasarana
maupun pelayanan publik yang diberikan kepada masyarakat. Untuk itu diperlukan upaya
keras yang terarah dan terencana oleh semua pihak, khususnya pihak eksekutif dalam
meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Lampung Selatan.
Salah satu upaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Lampung
Selatan, khususnya dalam rangka penataan dan pembangunan sarana dan prasarana
infrastruktur adalah dengan menyusun Rencana Program Investasi Jangka Menengah
(RPI2JM) bidang PU/Cipta Karya.

Dengan adanya RPI2JM, maka pelaksanaan

pembangunan infrastruktur yang terencana dan terpadu sesuai dengan kaidah pembangunan
berkelanjutan dapat terlaksana.
Satgas RPI2JM Kabupaten Lampung Selatan telah terbentuk berdasarkan Surat Keputusan
Bupati No.258/Bappeda/HK-LS/2008 tanggal 13 Oktober 2008.
Struktur satgas terdiri dari sebagai berikut :
-


Tim Pengarah : Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris

-

Tim Pelaksana : Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris, Anggota

-

Tim Sekretariat : Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris
(struktur terlampir).

Tugas dan tanggung jawab masing-masing Tim sebagai berikut :
1. Tim Pengarah


Memberikan arahan kebijaksanaan untuk kegiatan pendampingan penyusunan
RPI2JM bidang Cipta Karya




Menetapkan program yang menjadi tanggung jawab Pemerintah Daerah Kabupaten
Lampung Selatan.

2. Tim Pelaksana


Melaksanakan tugas penyusunan RPI2JM bidang Cipta Karya daerah Kabupaten
Lampung Selatan.

Aspek Kelembagaan Kabupaten Lampung Selatan

Bab X - 2

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
Bidang Cipta Karya (RPI2-JM)



Melaksanakan tugas pembangunan kelembagaan dan sumber daya manusia di tingkat
Kabupaten Lampung Selatan.




Melaksanakan usulan RPI2JM daerah Kabupaten Lampung Selatan.



Melaksanakan perbaikan dan penyempurnaan terus menerus atas pendampingan
penyusunan RPI2JM daerah Kabupaten Lampung Selatan.

3. Tim Sekretariat


Memberikan dukungan teknis, administrasi, dan logistik pada Tim Pengarah dan Tim
Pelaksana.



Menyelenggarakan sistim informasi manajemen untuk pengendalian dan evaluasi
pelaksanaan RPI2JM daerah Kabupaten Lampung Selatan.




Melaksanakan tugas lain yang diinstruksikan oleh Tim Pengarah dan Tim Pelaksana.

10.1 KELEMBAGAAN

BIDANG

CIPTA

KARYA

KABUPATEN

LAMPUNG

SELATAN
10.1.1 KEORGANISASIAN BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN LAMPUNG
SELATAN

Penatan dan penguatan organisasi merupakan Program Reformasi Birokrasi, penataan
keorganisasian antara lain struktur, tugas, dan fungsi pemerintah daerah yang menangani
Cipta Karya.
1. Dinas Pekerjaan Umum.
Dasar hukum tentang pembentukan Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Lampung Selatan
adalah Perda No.06 tahun 2008 tanggal 25 September 2008, tentang Pembentukan Organisasi
dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten L:ampung Selatan dan Perda No.04 tahun 2008
tanggal 25 September 2008 tentang Urusan Pemerintahan Daerah Kabupaten Lampung
Selatan, untuk bidang Cipta Karya di Kabupaten Lampung Selatan dipimpin oleh seorang
Kepala Bidang di bawah Kepala Dinas Pekerjaan Umum berada dibawah dan bertanggung
jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.
Dinas PU bidang Cipta Karya mempunyai tugas melaksanakan sebagian urusan pemerintahan
daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan, serta tugas lain sesuai dengan

Aspek Kelembagaan Kabupaten Lampung Selatan

Bab X - 3

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
Bidang Cipta Karya (RPI2-JM)


kebijakan yang ditetapkan oleh Bupati berdasarkan peraturan Perundang-undangan yang
berlaku.
Sesuai dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 14/PRT/M/2010 Tentang Standar
Pelayanan Minimum, dimana Peraturan Menteri PU ini menekankan tentang target pelayanan
dasar bidang PU yang menjadi tanggungjawab pemerintah kabupaten/kota. Target pelayanan
dasar yang ditetapkan dalam Permen ini yaitu pada Pasal 5 ayat 2, dapat dilihat sebagai
bagian dari beban dan tanggungjawab kelembagaan yang menangani bidang ke- PU-an,
khususnya untuk sub bidang Cipta Karya yang dituangkan di dalam dokumen RPI2-JM.
Dalam Permen ini juga disebutkan bahwa Gubernur bertanggung jawab dalam koordinasi
penyelenggaraan pelayanan dasar bidang PU, sedangkan Bupati/Walikota bertanggung jawab
dalam penyelenggaraan pelayanan dasar bidang PU. Koordinasi dan penyelenggaraan
pelayanan dasar Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang dilaksanakan oleh instansi
yang bertanggung jawab di Bidang PU dan Penataan Ruang baik provinsi maupun
kabupaten/kota.
Dinas PU mempunyai fungsi sebagai perumusan kebijakan teknis dibidang Perencanaan, Bina
Marga, Cipta Karya, dan Pengairan, penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan
umum,

pembinaan


dan

pelayanan

tugas,

penyelenggaraan

kesekretariatan

dinas,

penyelenggaraan pembinaan,pengawasan, pengelolaan Unit Pelaksana Teknis (UPTD) Dinas
dan pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Susunan organisasi dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Lampung Selatan terdiri dari :
a. Kepala Dinas
b. Sekretariat
c. Bidang Bina Marga
d. Bidang Cipta Karya

e. Bidang Pengairan
f. Bidang Alat Berat
g. Cabang Dinas
h. UPT Dinas
i. Kelompok Jabatan Fungsional

Aspek Kelembagaan Kabupaten Lampung Selatan

Bab X - 4

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
Bidang Cipta Karya (RPI2-JM)

KEPALA DINAS

KELMPOK
JABATAN
FUNGSIONAL

BAGIAN TATA USAHA


SUBAG
UMUM

SUBDIN
BINA
MARGA

SUBDIN
CIPTA
KARYA

SUBAG EVALUASI
DAN PELAPORAN

SUBDIN
PENGAIRAN

SUBDIN
ALAT BERAT

SEKSI
PENGENDALIAN
OPERASIONAL

SEKSI
KONSTRUKSI
CIPTA KARYA

SEKSI
KONSTRUKSI
PENGAIRAN

SEKSI
PERALATAN

SEKSI
KONSTRUKSI
BINA MARGA

SEKSI
PERUMAHAN

SEKSI
PEMELIHARAAN

SEKSI
PERBEKALAN

SEKSI
PEMELIHARAAN

SEKSI
LINGKUNGAN
PERUMAHAN

SEKSI
BINA MANFAAT

SEKSI
PERBEKALAN

SEKSI
PERENCANAAN
TEKNIS

SEKSI
PERENCANAAN
TEKNIS

CABANG DINAS

SUBAG
PELAPORAN

SEKSI
PERENCANAAN
TEKNIS

UPTD

`
Gambar 10.1 Struktur Organisasi Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Lampung Selatan

Aspek Kelembagaan Kabupaten Lampung Selatan

Bab X - 5

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
Bidang Cipta Karya (RPI2-JM)

2. Dinas Pasar dan Kebersihan Kabupaten Lampung Selatan.
Dasar Hukum PERDA No.06 tahun 2008 25 September 2008 tentang Pembentukan,
Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Lampong Selatan dan PERDA No.04
tahun 2008 tanggal 25 September 2008 tentang Urusan Pemerintahan Daerah Kabupaten
Lampung Selatan.
Dinas berkedudukan yaitu unsur pelaksana otonomi daerah Pemerintah Daerah dibidang pasar
dan kebersihan yang dipimpin oleh seorang Kepala Dinas, berada dibawah dan bertanggung
jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.
Bertugas pokok melaksanakan urusan pemerintahan daerah dibidang pasar dan kebersihan
berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan, serta tugas lain sesuai dengan kebijakan
yang ditetapkan oleh Bupati berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Adapun untuk melaksanakan tugas tersebut Dinas Pasar dan Kebersihan memiliki susunan
organisasi terdiri dari sebagai berikut :
a. Kepala Dinas
b. Sekretariat
c. Bidang Kebersihan
d. Bidang Penerangan Jalan dan Taman
e. Bidang Pertamanan dan Pemakaman
f. Unit Pelasana Teknis (UPT) Daerah
g. Kelompok Jabatan Fungsional
3. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Lampung
Selatan.
Sama seperti organisasi dan tata kerja perangkat daerah Kabupaten Lampung Selatan lainnya
Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Lampung Selatan
terbentuk berdasarkan PERDA No. 06 Tahun 2008 tanggal 25 September 2008.
Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah merupakan unsur perencana penyelenggaraan
Pemerintah Daerah. Yang mempunyai tugas pokok melaksanakan penyusunan dan
pelaksanaan kebijakan daerah dibidang perencanaan pembangunan daerah, statistik,penelitian
dan pengembangan. Dan berfungsi sebagai perumus kebijakan teknis perencanaan,
Aspek Kelembagaan Kabupaten Lampung Selatan

Bab X - 6

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
Bidang Cipta Karya (RPI2-JM)

mengkordinasikan perencanaan pembangunan daerah dan melaksanakan tugas lain yang
diberikan oleh Kepala Daerah sesuai dengan fungsinya.
Susunan organisasi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Lampung Selatan
terdiri dari :
a. Kepala Badan
b. Sekretaris
c. Bidang Ekonomi
d. Bidang Sarana dan Prasarana Wilayah
e. Bidang Litbang dan P2D
f. Bidang Pemerintahan dan Sosial Budaya
g. Kelompok Jabatan Fungsional
4. PDAM Tirta Jasa Kabupaten Lampung Selatan.
Kondisi kelembagaan non pemerintah di Kabupaten Lampung Selatan Provinsi Lampung
seperti sistim pengelolaan air minum di laksanakan oleh PDAM Tirta Jasa yang pada awalnya
bernama BPAM dibawah naungan Departemen PU Ditjen Cipta Karya, berdasarkan SK
No.063/KPTS/CK/1982, kemudian melalui SK Gubernur No.G/103/G/IV/HK/1990 mengenai
pengesahan daerah tingkat II Lampung SK No.G/105/G/HK/1991 tentang penyerahan
pengelolaan sarana air bersih di daerah tingkat II Lampung Selatan dari BPAM ke PDAM
yang terakhir dengan PERDA No.44 tahun 2000.
Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Jasa Kabupaten Lampung Selatan masuk dalam
klasifikasi PDAM type A dengan jumlah pelanggan saat ini sebanyak 5.1000 sambungan
pelanggan. Wilayah pelayanan PDAM Tirta Jasa terdiri dari 1 (satu) cabang dan 5 (lima) unit
ditambah dengan 1 (unit) tangki, yaitu sebagai berikut :
a. PDAM Cabang Kalianda
b. PDAM unit Bakauheni
c. PDAM unit Penengahan
d. PDAM unit Way Kandis dan Hajimena
e. PDAM unit Branti
f. PDAM unit Tarahan
g. Unit Tangki

Aspek Kelembagaan Kabupaten Lampung Selatan

Bab X - 7

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
Bidang Cipta Karya (RPI2-JM)

Gambar 10.2 Struktur Organisasi PDAM Tirta Jasa Kabupaten Lampung Selatan

Aspek Kelembagaan Kabupaten Lampung Selatan

Bab X - 8

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
Bidang Cipta Karya (RPI2-JM)

10.1.2 KETATALAKSANAAN BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN LAMPUNG
SELATAN
Penataan tata laksana merupakan salah satu prioritas program di Kabupaten Lampung Selatan
untuk peningkatan kapasitas kelembagaan. Tata laksana organisasi yang perlu dikembangkan
adalah menciptakan hubungan kerja antar perangkat daerah dengan menumbuhkembangkan
rasa kebersamaan dan kemitraan dalam melaksanakan beban kerja dan tanggung jawab bagi
peningkatan produktifitas dan kinerja.
Secara internal di lingkungan Cipta Karya Kabupaten Lampung Selatan, keorganisasian
urusan pemerintah bidang Cipta Karya perlu mengembangkan hubungan fungsional sesuai
dengan kompetensi dan kemandirian dalam melaksanakan tugas, fungsi dan wewenang untuk
masing-masing bidang/seksi. Selanjutnya juga perlu dikembangkan hubungan kerja yang
koordinatif baik antar bidang/seksi di dalam keorganisasian urusan Cipta Karya, maupun
untuk hubungan kerja lintas dinas/bidang dalam rangka menghindari tumpang tindih atau
duplikasi program dan kegiatan secara substansial dan menjamin keselarasan program dan
kegiatan antar perangkat daerah.
Prinsip-prinsip hubungan kerja yang diuraikan di atas akan dituangkan di dalam Peraturan
Daerah tentang keorganisasian Pemerintah Kabupaten/kota, khususnya menyangkut tupoksi
dari masing-masing instansi pemerintah bidang Cipta Karya di Kabupaten Lampung Selatan.
Selain itu, guna memperjelas pelaksanaan tugas pada setiap satuan kerja, perlu dilengkapi
dengan tatalaksana dan tata hubungan kerja antar satuan kerja, serta Standar Operasional
Prosedur (SOP) untuk setiap pelaksanaan tugas, yang dapat dijadikan pedoman bagi pegawai
dalam melakukan tugasnya.
10.1.3 SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN
LAMPUNG SELATAN
Dalam kaitannya dengan Reformasi Birokrasi, penataan sistem manajemen SDM aparatur
merupakan program Sembilan Program Reformasi Birokrasi, yang perlu ditingkatkan tidak
hanya dari segi kuantitas tetapi juga kualitas. Kondisi SDM di keorganisasian instansi yang
menangani bidang Cipta Karya dapat dilihat pada komposisi pegawai dalam unit kerja bidang
Cipta Karya.

Aspek Kelembagaan Kabupaten Lampung Selatan

Bab X - 9

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
Bidang Cipta Karya (RPI2-JM)

1.

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA)
Sumber daya manusia yang ada di BAPPEDA Kabupaten Lampung Selatan berjumlah
61 orang, dan sebagian besar memiliki tingkat pendidikan sarjana S1, yang terdiri dari
38 orang pria dan 23 orang wanita, dengan status kepegawaian 48 PNS dan sisanya
Honorer.

2.

Dinas Pasar dan Kebersihan
Jumlah pegawai atau sumber daya manusia (SDM) pada Dinas Pasar dan Kebersihan
Kabupaten Lampung Selatan sebanyak 109 orang dengan sebagian besar pegawai
berada di bidang Kebersihan dan Pertamanan.

Dan sebagian besar pegawai

berpendidikan SLTA dan sarjana S1, dengan status kepegawaian 44 orang PNS dan
sisanya honorer.
3.

PDAM Tirta Jasa.
PDAM Jasa Tirta di kepalai oleh seorang Direktur yang dibantu oleh 2 (dua) orang
Kepala Bagian yaitu Kabag, Administrasi dan Keuangan serta Kabag. Teknik serta 6
(enam) orang Kepala Cabang/Unit PDAM, di dalam pelaksanaan tugasnya setiap kepala
bagian akan dibantu oleh beberapa Kepala Sub Bagian. Sedangkan jumlah pegawai
yang ada saat ini berjumlah 100 (seratus) orang termasuk pegawai tetap, calon pegawai
dan pegawai honor.

10.2 ANALISIS

KELEMBAGAAN

BIDANG

CIPTA

KARYA

KABUPATEN

LAMPUNG SELATAN
10.2.1 ANALISIS KEORGANISASIAN BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN
LAMPUNG SELATAN
Dasar utama penyusunan perangkat daerah dalam bentuk suatu organisasi adalah adanya
urusan pemerintahan harus dibentuk ke dalam organisasi tersendiri. Besaran organisasi
perangkat daerah sekurang-kurangnya mempertimbangkan faktor kemampuan keuangan,
kebutuhan daerah, cakupan tugas yang meliputi sasaran tugas yang harus diwujudkan, jenis
dan banyaknya tugas, luas wilayah kerja dan kondisi geografis, jumlah dan kepadatan
penduduk, potensi daerah yang bertalian dengan urusan yang akan ditangani, dan sarana dan
prasarana penunjang tugas. Oleh karena itu, kebutuhan akan organisasi perangkat daerah bagi
masing-masing daerah tidak senantiasa sama atau seragam.

Aspek Kelembagaan Kabupaten Lampung Selatan

Bab X - 10

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
Bidang Cipta Karya (RPI2-JM)

Belum optimalnya pelaksanaan fungsi organisasi yang meliputi tugas dan wewenang serta
tanggung jawab Dinas penyelenggara RPI2JM. Hal ini berakibat belum terselenggaranya
pelaksanaan pembangunan infrastruktur dibidang PU/Cipta Karya dengan optimal.
10.2.2 ANALISIS KETATALAKSANAAN BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN
LAMPUNG SELATAN
Untuk mendukung penataan kelembagaan di Kabupaten Lampung Selatan, secara beriringan
telah ditempuh upaya untuk memperkuat aspek ketatalaksanaan di lingkungan instansi
pemerintah, seperti perbaikan standar operasi dan prosedur (SOP) dan penerapan egovernment di berbagai instansi dan akan secara bertahap memperbaiki sistem
ketatalaksanaan dengan menyiapkan perangkat SOP, mekanisme kerja yang lebih efisien dan
efektif, dan mendukung upaya peningkatan akuntabilitas kinerja.
Hubungan antar instansi dalam Penyelenggaraan RPI2JM di lingkungan Bidang Cipta Karya
Kabupaten Lampung Selatan adalah berkaitan erat dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain.
Adapun diagram hubungan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :
Perencanaan
(Bappeda dibantu
oleh
Instansi terkait)

Pelaksanaan dan Pemeliharaan :
- Dinas PU
- Dinas Pasar dan Kebersihan
- Badan LH Daerah
- PDAM Tirta Jasa
- Bagian Organisasi
- BKD
- Bagian Keuangan

Monitoring dan Evaluasi :
(Bappeda dan Instansi
Terkait)

Gambar 10.3 Diagram Hubungan antar Instansi Kabupaten Lampung Selatan

Saat ini kondisi ketatalaksanaan Bidang Cipta Karya di lingkungan instansi pemerintah
lampung selatan sedikit terkendala dimana Belum optimalnya instansi yang terkait dalam
proses perencanaan / penyusunan Dokumen RPI2JM dan rendahnya koordinasi, integrasi dan
simplikasi diantara Dinas penyelenggara RPI2JM.

Sebagai contoh adalah penyusunan

RPI2JM, masih mengandalakan unit kerja tertentu. Sementara keterlibatan Dinas yang terkait
belum optimal untuk bekerja sama dalam penyusunan RPI2JM.

Aspek Kelembagaan Kabupaten Lampung Selatan

Bab X - 11

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
Bidang Cipta Karya (RPI2-JM)

10.2.3 ANALISIS SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) BIDANG CIPTA KARYA
KABUPATEN LAMPUNG SELATAN
untuk meningkatkan kapasitas dan akuntabilitas kinerja birokrasi diperlukan adanya upaya
peningkatan kualitas sumber daya manusia aparatur, pemanfaatan teknologi informasi dan
komunikasi, penyempurnaan sistem perencanaan dan penganggaran, serta pengembangan
sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah dan aparaturnya.
Kualitas sumber daya manusia yang kurang memadai. Apabila dilihat dari pendidikan formal,
rata-rata SDM penyelenggara RPI2JM berpendidikan S1, namun dari segi pendidikan
informal masih banyak yang belum mengikuti pelatihan teknis sesuai dengan bidangnya.
1.

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA)
Sumber daya manusia yang ada di BAPPEDA Kabupaten Lampung Selatan berjumlah
61 orang, dan sebagian besar memiliki tingkat pendidikan sarjana S1, yang terdiri dari
38 orang pria dan 23 orang wanita, dengan status kepegawaian 48 PNS dan sisanya
Honorer.
Sedangkan untuk tahun mendatang masih dibutuhkan tambahan karyawan +/- 510 orang
dari Sarjana S2, 11 orang dari S1, 39 orang dari D3, 4 orang dari SLTA, 3 orang Beserta
alat pendukung kerja lainnya.

2.

Dinas Pasar dan Kebersihan
Jumlah pegawai atau sumber daya manusia (SDM) pada Dinas Pasar dan Kebersihan
Kabupaten Lampung Selatan sebanyak 109 orang dengan sebagian besar pegawai
berada di bidang Kebersihan dan Pertamanan.

Dan sebagian besar pegawai

berpendidikan SLTA dan sarjana S1, dengan status kepegawaian 44 orang PNS dan
sisanya honorer.
3.

PDAM Tirta Jasa.
PDAM Jasa Tirta di kepalai oleh seorang Direktur yang dibantu oleh 2 (dua) orang
Kepala Bagian yaitu Kabag, Administrasi dan Keuangan serta Kabag. Teknik serta 6
(enam) orang Kepala Cabang/Unit PDAM, di dalam pelaksanaan tugasnya setiap kepala
bagian akan dibantu oleh beberapa Kepala Sub Bagian. Sedangkan jumlah pegawai
yang ada saat ini berjumlah 100 (seratus) orang termasuk pegawai tetap, calon pegawai
dan pegawai honor. Bila dibanding dengan rasio jumlah sambungan maka rasionya
adalah 1 (satu) pegawai : 510 sambungan, artinya masih terlalu besar seharusnya 1
(satu) pegawai : 100 sambungan.
Aspek Kelembagaan Kabupaten Lampung Selatan

Bab X - 12

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
Bidang Cipta Karya (RPI2-JM)

10.2.4 ANALISIS SWOT KELEMBAGAAN BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN
LAMPUNG SELATAN
Analisis SWOT Kelembagaan merupakan suatu metode perencanaan strategis yang digunakan
untuk mengevaluasi kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities),
dan ancaman (threats) di bidang kelembagaan. Analisis SWOT dapat diterapkan dengan cara
menganalisis dan memilah berbagai hal yang mempengaruhi keempat faktornya, kemudian
menerapkannya dalam matriks SWOT. Berdasarkan penjabaran dari kondisi eksisting
kelembagaan, serta pertanyaan-pertanyaan yang perlu dijawab dalam analisis kelembagaan,
maka diperlukan melakukan analisis SWOT kelembagaan bidang CK di yang meliputi aspek
organisasi, tata laksana dan sumber daya manusia.
Strategi yang digunakan adalah bagaimana kekuatan mampu mengambil keuntungan dari
peluang yang ada (strategi S-O); bagaimana cara mengatasi kelemahan yang mencegah
keuntungan dari peluang yang ada (strategi W-O); bagaimana kekuatan mampu menghadapi
ancaman yang ada (strategi S-T); dan terakhir adalah bagaimana cara mengatasi kelemahan
yang mampu membuat ancaman menjadi nyata atau menciptakan sebuah ancaman baru
(strategi W-T).

Tabel 10.1 Matriks Analisis SWOT Kelembagaan

FAKTOR
EKSTERNAL

PELUANG (O)

ANCAMAN (T)

a. Kondisi geografis yang

a. Tingkat kejahatan masih cukup

berdekatan dengan pulau Jawa
(sebagai gerbang Pulau
Sumatera)
b. Keinginan masyarakat untuk
hidup lebih baik

tinggi
b. Budaya masyarakat yang masih
feodal
c. Pendapatan masyarakat yang
rendah

c. Adanya bantuan dari pusat

d. Perlunya modal yang besar

FAKTOR

(APBN)

e. Budaya kerja aparatur yang

INTERNAL

d. Adanya pendidikan dan

belum optimal

pelatihan Bidang Cipta Karya
Kementerian PU

KEKUATAN (S)

Strategi SO (Kuadran 1)

Strategi ST (Kuadran 2)

a. Perangkat daerah (Satgas

Adanya SDM dan Satgas

Dengan SDM yang baik dan SDA

Aspek Kelembagaan Kabupaten Lampung Selatan

Bab X - 13

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
Bidang Cipta Karya (RPI2-JM)

RPI2JM)
b. Dana APBD
c. SDM
d. SDA
e. Sarana dan Prasarana Kerja

RPI2JM dapat membuat sebuah

yang cukup banyak didukung

perencanaan dan penganggaran

perangkat daerah melalui kegiatan

yang baik dalam pembangunan

Pemberdayaan Masyarakat yang

infrastruktur Bidang Cipta Karya

didanai APBN dan APBD dapat

yang bersumber dari APBD

melibatkan masyakat menjadi

ataupun Bantuan dari Pusat

pelaku pembangunan dan

(APBN) dalam mewujudkan

membuka lapangan pekerjaan

kehidupan masyarakat yang lebih

sehingga dapat meningkatkan

baik

pendapatan masyarakat dan akan
mengurangi tingkat kejahatan di
kabupaten Lampung Selatan

KELEMAHAN W)

Strategi WO (Kuadran 3)

Strategi WT (Kuadran 4)

a. Belum tersusunnya rincian tugas

Perlu adanya peningkatan

Perlu melakukan percepatan

kualitas SDM melalui pendidikan

percepatan peningkatan kualitas

dan pelatihan yan diadakan

SDM dalam pengelolaan daerah

dibidang pembangunan

Kementerian PU agar lebih

dalam menciptakan good

infrastruktur

tersusunnya tupoksi jabatan,

government.

jabatan
b. Kurangnya PERDA / PERBUP

c. Kuantitas dan kualitas SDM
yang kurang memadai

meningkatkan kulitas SDM
dalam melakukan pendekatan

d. Kurangnya minat investor

kepada investor dengan

e. Sarana dan Prasarana kerja

memberikan gambaran/ profil
kabupaten lampung selatan yang

belum memadai

memiliki SDA dan geografis
yang sangat strategis sebagai
gerbang sumatera

10.3 RENCANA PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN BIDANG CIPTA KARYA
KABUPATEN LAMPUNG SELATAN
10.3.1 RENCANA

PENGEMBANGAN

KEORGANISASIAN

BIDANG

CIPTA

KARYA KABUPATEN LAMPUNG SELATAN
Untuk merumuskan rencana pengembangan keorganisasian, dengan mengacu pada analisis
SWOT, dilandaskan pada efektifitas dan efisiensi yang akan tercipta dari penataan struktur
organisasi dan tupoksinya.

Aspek Kelembagaan Kabupaten Lampung Selatan

Bab X - 14

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
Bidang Cipta Karya (RPI2-JM)

Agar penyelenggaraan RPI2JM di Kabupaten Lampung Selatan dapat optimal, perlu adanya
optimalisasi pelaksanaan fungsi organisasi dari masing-masing Dinas penyelenggara RPI2JM.
Hendaknya Dinas penyelenggara RPI2JM serius dan fokus dalam pembangunan infrastruktur
di bidang PU/Cipta Karya, sesuai dengan bidang tuganya.
Rencana pengembangan keorganisasian dilakukan dengan mengacu pada analisis dan evaluasi
tugas dan fungsi satuan organisasi termasuk perumusan dan pengembangan jabatan struktural
dan fungsional di lingkungan Pemda, serta menyusun analisis jabatan dan beban kerja dalam
rangka mendayagunakan dan meningkatkan kapasitas kelembagaan satuan organisasi di
masing-masing unit kerja di lingkungan Pemerintah Daerah, khususnya bidang Cipta Karya.
10.3.2 RENCANA PENGEMBANGAN TATA LAKSANA BIDANG CIPTA KARYA
KABUPATEN LAMPUNG SELATAN
Untuk merumuskan rencana pengembangan tata laksana, dengan mengacu pada analisis
SWOT sebelumnya, antara lain diperlukan evaluasi tata laksana, pengembangan standar dan
operasi prosedur, serta pembagian kerja dan program yang jelas antar unit dalam instansi
ataupun lintas instansi di lingkungan Pemerintah Daerah, khususnya di bidang Cipta Karya.
Sampai saat ini rincian tugas jabatan Perangkat Daerah Kabupaten Lampung Selatan
berdasarkan Perda No.06 tahun 2008. Disamping itu perlu adanya pembentukan Perda baru
untuk mendukung penyelenggaraan program pembangunan prasarana di Kabupaten Lampung
Selatan.
10.3.3 RENCANA PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) BIDANG
CIPTA KARYA KABUPATEN LAMPUNG SELATAN
Untuk merumuskan rencana pengembangan Sumber Daya Manusia, dengan mengacu pada
analisis SWOT, antara lain diperlukan perencanaan karier setiap pegawai sesuai dengan
kompetensi individu dan kebutuhan organisasi. Guna meningkatkan pelayanan kepegawaian,
maka perencanaan pegawai hendaknya mengacu pada analisis jabatan yang terintegrasi sesuai
dengan kebutuhan organisasi.

Aspek Kelembagaan Kabupaten Lampung Selatan

Bab X - 15

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
Bidang Cipta Karya (RPI2-JM)

Dari segi SDM sebenarnya cukup memadai, namun perlu adanya beberapa langkah untuk
peningkatan SDM yang ada seperti :
a.

Peningkatan pendidikan formal dan informal, khususnya spsifikasi bidang
PU/Cipta Karya

b.

Pengangkatan tenaga honorer

c.

Penambahan kebutuhan pelatihan

Rencana pengembangan SDM dengan peningkatan jenjang pendidikan serta mendukung
pembinaan kapasitas pegawai melalui pelatihan. Sesuai dengan lingkup kegiatan bidang Cipta
Karya, dalam rangka peningkatan kualitas SDM terdapat beberapa pelatihan yang diadakan
oleh Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian PU yang dapat menjadi referensi
dipaparkan pada tabel berikut.

Tabel 10.2 Pelatihan Bidang Cipta Karya
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17

Jenis Pelatihan
Bimbingan Teknis Pengelolaan Bangunan Gedung dan Rumah Negara Pusat, Barat dan Timur
serta sertifikasi Pengelola Teknis
Bimbingan Teknis Penyelenggaraan Bangunan Gedung Negara
Bimbingan Teknis Pengelolaan Rumah Negara Golongan III
Training of Trainers (TOT) Bidang Penyelenggaraan Penataan Bangunan dan Lingkungan
Training of Trainers (TOT) Sosialisasi Peraturan Perundangan-Perundangan Bangunan Gedung
dan Lingkungan
Pelatihan Pengadaan Barang dan Jasa Dit. PBL
Peningkatan Kapasitas SDM Dit. PBL bekerjasama dengan Pusat Pembinaan Kompetensi dan
Pelatihan Kontruksi
Pembinaan Teknis Peningkatan Kemampuan dalam Bidang Keprotokolan
Pembinaan Teknis Peningkatan Kemampuan dalam Bidang Tata Persuruan
Pembinaan Teknis Peningkatan Kemampuan Pemeliharaan dan Pengamanan Infrastruktur Publik
Bidang Keciptakaryaan
Pembinaan teknis Peningkatan Kemampuan Aparatur Negara dalam Tanggap Darurat Bencana
Pembinaan Teknis Percepatan Proses Hibah/Alih Status Barang Milik Negara
Pembinaan Teknis Penerapan Aplikasi SIMAK BMN
Pembinaan Teknis Pengembangan Kompetensi Pegawai
Pembinaan Teknis Pemetaan Kompetensi Pegawai
Diklat Pejabat Inti Satker (PIS)
Diklat Jabatan Fungsional

Aspek Kelembagaan Kabupaten Lampung Selatan

Bab X - 16