Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Pengguna Software Pengelolaan Keuangan Daerah Dengan Manfaat Sistem Sebagai Variabel Intervening di Pemerintah Kota Tebing Tinggi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Landasan Teori
2.1.1.
Teori Pemanfaatan Teknologi Informasi
Sistem informasi yang digunakan di dalam suatu organisasi akan menjadi
bagian/komponen dari organisasi bersama-sama dengan manusia sebagai
penggunanya. Manusia akan berinteraksi dengan sistem teknologi informasi untuk
mencapai
tujuannya.
Interaksi
ini
menimbulkan
masalah
keperilakuan
(behavioral), perilaku yang timbul adalah manusia akan menerima atau menolak
untuk menggunakan. Jogiyanto (2007) menyatakan, untuk memahami penentupenentu perilaku tersebut menggunakan teori keperilakuan (behavioral theory).
Theory of Reasoned Action (TRA) atau Teori Tindakan Beralasan yang
dikembangkan oleh Fishbein dan Azjen’s (1975) adalah suatu teori yang
berhubungan dengan sikap dan perilaku individu dalam melaksanakan kegiatan
atau tindakan. Teori tindakan yang beralasan dengan suatu kesimpulan bahwa
reaksi dan persepsi seseorang terhadap sesuatu hal, akan menentukan sikap dan
perilaku orang tersebut.
Dalam konteks teknologi informasi, seseorang akan menerima untuk
menggunakan teknologi informasi atau sistem informasi dengan alasan bahwa
teknologi informasi tersebut akan memberikan manfaat-manfaat yang positif bagi
dirinya. Menerima untuk menggunakan teknologi informasi atau sistem informasi
tersebut merupakan suatu perilaku yang timbul sebagai akibat adanya kepercayaan
terhadap teknologi informasi atau sistem informasi yang dibangun melalui
11
Universitas Sumatera Utara
12
persepsi-persepsi pengguna. Istianingsih dan Wijanto (2008) menyatakan
bahwa
dalam
mengukur
kesuksesan
sistem
informasi
bila
dikaitkan
dengan teori sikap dari Fisbein dan Ajzen (1975), kepuasan pengguna akhir
menunjukkan sikap individu, sedangkan penggunaan sistem menunjukkan perilaku
pemakai sistem informasi.
Nasution (2004) menyimpulkan bahwa interaksi antara pengguna dengan
perangkat komputer yang digunakan sangat dipengaruhi oleh persepsi, sikap, afeksi
sebagai aspek keprilakuan yang melekat pada diri manusia sebagai pengguna
(user). Dengan demikian, penerapan suatu sistem informasi tidak terlepas dari
aspek prilaku karena pengembangan sistem terkait dengan masalah individu dan
organisasional sebagai pengguna sistem tersebut, sehingga sistem yang
dikembangkan harus berorientasi kepada penggunanya.
2.1.2.
Model Kesuksesan Sistem Informasi
Penerapan sistem informasi dalam suatu organisasi dihadapkan kepada
dua hal, apakah organisasi mendapatkan keberhasilan penerapan sistem atau
kegagalan sistem. Kesuksesan suatu sistem informasi merupakan harapan dari
semua pihak yang menginginkan hasil dari sistem dapat bermanfaat untuk
organisasi. Menguji kesuksesan suatu sistem informasi menjadi hal yang penting
bagi sebuah organisasi yang sedang mengimplementasi sistem infomasi yang baru.
DeLone & McLean (1992) menyampaikan sebuah model untuk mengukur
kesuksesan implementasi sistem informasi di tingkat organisasi.
Universitas Sumatera Utara
13
Jogiyanto (2007) mengemukakan bahwa model kesuksesan yang
dibangun oleh DeLone dan McLean (1992) baik digunakan karena langsung
mengukur suatu perilaku penggunaan nyata teknologi informasi dan dampak dari
perilaku tersebut terhadap organisasi. Model kesuksesan DeLone dan McLean
(1992) seperti pada gambar 2.1.
Kualitas
Informasi
Penggunaan
Dampak
Individual
Kualitas
Sistem
Dampak
Organisasional
Kepuasan
Pemakai
Gambar 2.1 Model Kesuksesan Sistem informasi DeLone & McLean (1992)
DeLone dan McLean (1992) mengemukakan bahwa kesuksesan sistem
informasi dapat diukur dengan enam variabel yang terdiri dari kualitas dari sistem
informasi (system quality), kualitas informasi (information quality), penggunaan
(use), kepuasan pemakai (user satisfaction), dampak individual (individual impact)
dan
dampak
organisasi
(organisasional
impact).
Model
kesuksesan
DeLone dan McLean (1992) didasarkan pada proses dan hubungan kausal dari
variabel-variabel didalam model, yaitu kualitas sistem dan kualitas informasi
secara mandiri dan bersama-sama mempengaruhi baik penggunaan maupun
kepuasan pemakai, besarnya penggunaan dapat mempengaruhi kepuasan pemakai
secara positif ataupun negatif. Penggunaan dan kepuasan pemakai mempengaruhi
dampak individu dan selanjutnya mempengaruhi dampak organisasional.
Universitas Sumatera Utara
14
Seddon (1997) melakukan respesifikasi terhadap model DeLone dan
McLean (1992), model yang direspesifikasi ini tetap mempertahankan variabelvariabel yang digunakan oleh DeLone dan McLean. Seddon (1997) menyatakan
bahwa model yang dibangun DeLone dan McLean terlalu luas dan
membingungkan karena tidak memisahkan antara proses yang mendasari
keberhasilan sistem informasi dengan faktor yang menyebabkan keberhasilan
sistem informasi tersebut. Seddon (1997) menggabungkan dua model varian
menjadi sebuah model baru yang digunakan untuk mengklarifikasi model
DeLone dan McLean, kedua model varian tersebut yaitu :
a.
Model varian yang pertama adalah model perilaku parsial dari pemakaian
sistem informasi. Variabel penggunaan sistem ditempatkan sebagai variabel
dependen karena variabel penggunaan sistem dianggap sebagai perilaku yang
muncul akibat adanya keuntungan atas penggunaan sistem informasi. Perilaku
yang ditimbulkan dari penggunaan sistem informasi ini, dalam proses
selanjutnya
akan
memberi
dampak
terhadap
kinerja
individu
yang menggunakannya.
b.
Model varian kedua adalah model kesuksesan sistem informasi. Variabel
pemakaian sistem (use) diubah sebagai suatu variabel yang memproksikan
manfaat-manfaat dari penggunaan sistem. Dengan demikian kesuksesan
sistem informasi sebagai model varian, variabel independen adalah kualitas
sistem dan kualitas informasi dan variabel dependennya adalah pemakaian
(use) yang arti sebenarnya adalah manfaat-manfaat (usefulness) dari
pemakaian dan kepuasan pemakai.
Universitas Sumatera Utara
15
Model kesuksesan sistem informasi yang diusulkan oleh Seddon (1997)
yang menggabungkan dua buah model varian seperti gambar 2.2.
Model Keperilakuan Parsial dari Penggunaan SI
Ekspektasi-ekspektasi
manfaat –manfaat bersih
dari penggunaan SI masa
depan
Umpan balik
1.
Konsekuensi-Konsekuensi individual,
organisasional,dan masyarakat dari
penggunaan SI (tidak dievaluasi sebagai
baik atau buruk)
Penggunaan SI
(Suatu perilaku, bukan
suatu pengukur
kesuksesan)
Pengukur-Pengukur kualitas
informasi dan sistem
Observasi, pengalaman
pribadi, dan laporanlaporan orang lain
2. Pengukur-Pengukur persepsual
umum dari manfaat-manfaat
bersih dan penggunaan SI
3.
Pengukur-Pengukuran
lain
dari manfaat-manfaat bersih
penggunaan SI
Manfaat-manfaat bersih ke :
IndividualIndividual
Kegunaan
Persepsian
Kualitas
Informasi
OrganisasiOrganisasi
Kepuasan
Pengguna
Kualitas
Sistem
Masyarakat
Model Kesuksesan SI
Gambar 2.2. Model Kesuksesan Sistem informasi Seddon (1997)
2.1.3.
Kepuasan Pengguna
Sistem informasi mempunyai potensi untuk memperbaiki kinerja individu
dan organisasi. Suatu sistem informasi dapat diandalkan apabila mampu
memberikan kepuasan pada penggunanya. Kotler (2000), mendefinisikan kepuasan
adalah seseorang merasakan kekecewaan atau kesenangan sebagai hasil
membandingkan satu capaian yang dirasa dari produk (atau hasil) dalam hubungan
dengan
harapannya.
Dalam
konteks
penggunaan
teknologi
informasi,
DeLone dan McLean, (1992) menyatakan bahwa kepuasan pengguna merupakan
Universitas Sumatera Utara
16
respon dari penerima (user) terhadap penggunaan output dari sistem informasi.
Jogiyanto (2007) juga mengemukakan pengertian yang sama, bahwa kepuasan
pemakai
(user
satisfaction)
adalah
respon
pemakai
terhadap
penggunaan keluaran informasi.
Kepuasan pengguna (user satisfaction) menjadi salah satu indikator dari
keberhasilan pengembangan teknologi informasi yang ada. DeLone dan McLean
(1992) menyatakan bahwa ketika manfaat sebuah sistem informasi diperlukan,
kesuksesan interaksi antara manajemen dengan sistem informasi dapat diukur
dengan kepuasan pengguna. Kepuasan pengguna menunjukkan seberapa jauh
pemakai puas dan percaya pada sistem informasi yang disediakan untuk memenuhi
kebutuhan mereka, (Ives, et al., 1983) dalam Komara (2005). Seddon (1997)
menyatakan bahwa dengan mengatasi kelemahan pengukuran menjadi lebih baik,
kepuasan pengguna akhir dapat digunakan untuk mengukur keuntungan atau
keberhasilan software yang digunakan perusahaan.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kepuasan pengguna sistem
menyangkut penilaian apakah kinerja suatu sistem informasi itu bagus atau buruk,
informasi yang disajikan cocok atau tidak cocok dengan tujuan pemakainya,
pengguna akan merasa puas apabila harapan mereka terpenuhi. Kepuasan atas sifatsifat sistem informasi akan membawa pada keberhasilan implementasi sistem
dengan memberikan dorongan pemakai untuk secara terus menggunakan sistem.
Pemakai yang puas atas sifat-sifat sistem informasi akan termotivasi untuk
menggunakan sistem informasi, dimana pengggunaan ini membawa pada
keberhasilan implementasi sistem informasi.
Universitas Sumatera Utara
17
2.1.4.
Manfaat Sistem
Organisasi yang menerapkan teknologi informasi perlu memperhatikan
sejauh mana keberhasilan sistem tersebut membawa dampak positif dalam
peningkatan kinerja baik individu maupun organisasi secara keseluruhan.
Menurut Davis (1989) dalam Seddon dan Kiew (1996), manfaat dari sebuah sistem
informasi adalah sejauh mana seseorang percaya bahwa dengan menggunakan
suatu
sistem
akan
meningkatkan
kinerjanya.
Pengertian
yang
sama
dikemukakan oleh Jogiyanto (2007), kegunaan persepsian (perceived usefulness)
sebagai ukuran sejauh mana seseorang percaya bahwa menggunakan suatu
teknologi akan meningkatkan pekerjaannya. Seddon (1997) menyatakan bahwa
persepsi kegunaan adalah indikator untuk mengukur sejauh mana pengguna
percaya bahwa dengan menggunakan sistem dapat merubah kinerjanya, atau
kinerja kelompok atau kinerja organisasi.
Berdasarkan defenisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa manfaat sistem
dinilai secara subyektif oleh pemakai, dengan demikian manfaat sistem
merupakan sebuah persepsi pengguna terhadap manfaat yang dirasakan atas
penggunaan sistem informasi dalam meningkatkan produktivitas kinerjanya.
Gondodiyoto (2007) menyebutkan bahwa dalam sebuah organisasi non-profit
kegunaan atau peran strategis sistem informasi dalam suatu organisasi adalah
meningkatkan efesiensi dalam pelaksanaan pekerjaan dan meningkatkan kinerja
mereka dalam melakukan aktivitas pelayanan.
Manfaat
sistem
membentuk
suatu
kepercayaan
dalam
proses
pengambilan keputusan, apabila seseorang merasa percaya bahwa sistem
informasi bermanfaat maka dia akan menggunakannya, sebaliknya jika seseorang
Universitas Sumatera Utara
18
merasa percaya bahwa sistem informasi kurang bermanfaat maka dia enggan atau
tidak akan menggunakannya. Nasution (2004) menyimpulkan bahwa kemanfaatan
penggunaan teknologi informasi dapat diketahui dari kepercayaan pengguna
teknologi informasi dalam memutuskan penerimaan teknologi informasi, dengan
satu kepercayaan bahwa penggunaan teknologi informasi tersebut memberikan
kontribusi positif bagi penggunanya. Seseorang mempercayai dan merasakan
dengan menggunakan komputer sangat membantu dan mempertinggi prestasi kerja
yang akan dicapainya, atau dengan kata lain orang tersebut mempercayai
penggunaan teknologi informasi telah memberikan manfaat terhadap pekerjaan
dan pencapaian prestasi kerjanya.
2.1.5.
Kualitas Sistem
Kualitas sistem merupakan karakteristik dari informasi yang melekat
mengenai sistem itu sendiri, DeLone dan McLean (1992). Demikian juga
Jogiyantio (2007) menyatakan bahwa kualitas sistem digunakan untuk mengukur
kualitas sistem informasi itu sendiri. Hal ini berarti kualitas sistem berkaitan
dengan kemampuan teknis sistem informasi yang digunakan dalam memenuhi
kebutuhan pengguna (user). Istianingsih dan Wijanto (2008) menyebutkan
kualitas sistem sebagai persepsi kemudahan penggunaan, merupakan karakteristik
informasi yang melekat dalam sistem informasi serta merupakan persepsi pemakai
atas rasa kemudahan dalam memahami sistem informasi yang digunakan.
Menurut Seddon (1997), kualitas sistem menyangkut ada atau tidaknya
“kerusakan” pada sistem, kualitas user-interface yang baik, mudah digunakan,
dilengkapi
dengan
dokumentasi
yang
berkualitas
dan
mudah dirawat.
Dengan demikian, kualitas sistem berarti kualitas dari kombinasi hardware dan
Universitas Sumatera Utara
19
software dalam sistem informasi, menyangkut performa dari sistem itu sendiri,
yang merujuk pada seberapa baik kemampuan perangkat keras, perangkat lunak,
dan prosedur dari sistem informasi dapat menyediakan informasi kebutuhan
pengguna. Istianingsih dan Wijanto (2008) mengemukakan bahwa kesulitan teknis
yang mengganggu dalam software, masalah interfacing dalam sistem, dan kesulitan
dalam hardware dapat membuat pemakai frustrasi dan menurunkan tingkat
kepuasan pemakai. Vladimir Zwass (1998) dalam Gondodiyoto (2007)
mengungkapkan permasalahan kualitas sistem antara lain meliputi kegunaan yang
rendah, kualitas data rendah, penyediaan informasi yang berkualitas rendah, biaya
operasi sangat tinggi dan problem operasional yaitu sistem yang sering macet dan
membutuhkan banyak waktu untuk perbaikannya.
Radityo dan Zulaikha (2007) mengemukakan bahwa semakin baik
kualitas sistem dan kualitas output sistem yang diberikan, misalnya dengan
cepatnya waktu untuk mengakses dan kegunaan dari output sistem, akan
menyebabkan pengguna tidak merasa enggan untuk melakukan pemakaian
kembali (reuse), dengan demikian intensitas pemakaian sistem akan meningkat.
Intensitas pemakaian sistem yang meningkat dapat dimaknai bahwa pemakaian
yang dilakukan karena bermanfaat bagi pemakai. Besarnya manfaat yang
diperoleh mengakibatkan pemakai akan lebih puas. Tjakrawala dan Cahyo (2010)
menyimpulkan bahwa penekanan atas aspek kualitas sistem di dalam suatu
pengimplementasian
software
akuntansi
akan
meningkatkan
antusiasme
penggunanya yang tercermin lewat meningkatnya nilai persepsi atas kualitas
sistem, sehingga pada akhirnya memberikan kontribusi terhadap keberhasilan
implementasi dari software akuntansi.
Universitas Sumatera Utara
20
2.1.6.
Kualitas Informasi
Tujuan dari sistem informasi adalah menghasilkan informasi, informasi
(information) merupakan data yang diolah menjadi bentuk yang berguna bagi para
pemakainya, baik menyangkut pengelolaan dan keputusan rutin maupun bersifat
strategi. DeLone dan McLean (1992) menyatakan bahwa kualitas informasi
mengukur kualitas keluaran dari sistem informasi. Dengan demikian dapat
diartikan bahwa kualitas informasi mengacu pada karakteristik informasi yang
dihasilkan oleh suatu sistem informasi. Informasi yang berkualitas menunjukkan
bahwa informasi yang disajikan sesuai dengan harapan dan kebutuhan pengguna
(user) berdasarkan dimensi kualitas informasi. Gondodiyito (2007) menyebutkan
bahwa kualitas informasi yang dihasilkan sistem merupakan salah satu
ukuran
keberhasilan
implementasi,
sekaligus
merupakan
faktor
yang
mempengaruhi kepuasan pengguna.
Informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi harus bermanfaat bagi
kebutuhan organisasi dan keputusan yang diambil untuk masing-masing tingkat
(level) manajemen. Menurut Jogiyanto (2003), karakteristik suatu informasi dapat
berguna, maka informasi tersebut harus didukung oleh 3 pilar yakni, tepat kepada
orangnya atau relevan (relevance), tepat waktu (timeliness) dan tepat nilainya atau
akurat (accurate). Vladimir Zwass (1998) dalam Gondodiyoto menyebutkan
bahwa ada 7 atribut-atribut kualitas informasi secara umum yaitu tepat waktu,
meliputi semua keperluan, tidak meliputi elemen yang tidak diperlukan,
berhubungan langsung dengan situasi, sesuai dengan realita dan bebas dari
kesalahan, bersifat kuantitatif dengan tingkat kepastian tertentu serta tingkatan
perincian dan tampilan dipilih sesuai dengan situasi.
Universitas Sumatera Utara
21
Seddon (2007), menyatakan bahwa kualitas informasi menyangkut
relevansi dari informasi, ketepatan waktu dan akurasi dari informasi yang
dihasilkan oleh sistem informasi. Tjakrawala dan Cahyo (2010) menyimpulkan
bahwa
penekanan
pengimplementasian
atas
aspek
kualitas
akuntansi
software
informasi
akan
di
dalam
meningkatkan
suatu
kepuasan
penggunanya yang tercermin lewat meningkatnya nilai kepuasan pengguna akhir,
sehingga
pada
akhirnya
memberikan
kontribusi
terhadap
keberhasilan
implementasi dari software akuntansi.
2.1.7.
Pelatihan
Pelatihan
(training)
bagi
pengguna
(user)
merupakan
aktivitas
implementasi yang vital dalam suatu organisasi yang akan menggunakan sebuah
sistem informasi. Pelatihan dilaksanakan dalam upaya peningkatan kemampuan
dan pengetahuan pengguna mengenai sistem informasi yang akan digunakan.
Pelatihan menurut Mangkuprawira (2004) adalah sebuah proses mengajarkan
pengetahuan dan keahlian tertentu serta sikap agar karyawan semakin terampil dan
mampu melaksanakan tanggung jawab dengan semakin baik, sesuai dengan
standar. Menurut Choe (1996) dalam Komara (2005), pelatihan dan pendidikan
pengguna merupakan usaha secara formal untuk tujuan transfer pengetahuan
sistem informasi yang disyaratkan yang meliputi konsep-konsep sistem informasi,
kemampuan teknis, kemampuan organisasi, dan pengetahuan mengenai produkproduk sistem informasi spesifik.
Sebagai bagian dari suatu pengembangan atau pembaharuan sebuah sistem
informasi, pemberian pelatihan kepada pengguna atau calon pengguna perlu
dilakukan agar yang bersangkutan dapat menyesuaikan diri dengan baik
Universitas Sumatera Utara
22
pada waktu pengoperasiannya nanti. Sering terdapat user yang enggan untuk
menghadapi kebiasaan baru, termasuk mengoperasikan software baru atau hasil
pembaharuan yang tidak seperti biasanya mereka gunakan. Keengganan tersebut
pada mumnya karena takut melakukan kesalahan ketika menjalankannya yang
akan mengakibatkan kehilangan data atau bahkan merusak sistem. Oleh karena itu
harus dipersiapkan suatu bentuk pelatihan kepada pengguna dengan tujuan
memberikan
tata
cara
penanganan
terhadap
aplikasi
baru
tersebut,
serta memahami bagaimana cara kerja program disetiap langkah yang
akan mereka kerjakan. Selain itu, dengan adanya pelatihan dapat membangun rasa
percaya diri dari pengguna sehingga mengantisipasi timbulnya kecemasan dan
penolakan dari pengguna (user) terhadap sistem informasi tersebut. Oleh karena
itu, harus dipastikan bahwa para pengguna akhir terlatih untuk menjalankan
sistem informasi yang baru atau implementasinya akan gagal.
Shield (1995) dalam Latifah dan Sabeni (2007) berpendapat bahwa
pelatihan dalam desain, implementasi dan penggunaan suatu inovasi seperti
adanya sistem baru memberikan kesempatan bagi organisasi untuk dapat
mengartikulasi hubungan antara implementasi sistem baru tersebut dengan tujuan
organisasi serta menyediakan suatu sarana bagi pengguna untuk dapat mengerti,
menerima dan merasa nyaman dari perasaan tertekan atau perasaan khawatir
dalam proses implementasi. Menurut Kendall (2003), dalam memberikan
pelatihan, ada beberapa indikator pelatihan yang sebaiknya dipenuhi, diantaranya
yaitu menetapkan sasaran yang jelas dan terukur, menggunakan metode pelatihan
yang tepat, mempersiapkan materi pelatihan yang mudah dimengerti, pelatihan
Universitas Sumatera Utara
23
memberikan keuntungan, pelatihan diberikan oleh ahli, materi yang diberikan
sesuai dengan kebutuhan pemakai dan materi pelatihan disiapkan dengan baik.
2.2.
Review Peneliti Terdahulu
Dalam penelitian ini peneliti menjadikan penelitian terdahulu sebagai
bahan referensi yang akan memberikan tambahan pengetahuan dan membuka
wawasan peneliti terhadap penelitian yang akan dilakukan.
Kurniati (2012) meneliti pengaruh faktor-faktor kesuksesan sistem
informasi dan computer self-efficacy terhadap kepuasan pengguna SIMDA di
Sulawesi Tengah. Variabel yang digunakan terdiri 3 variabel bebas yaitu kualitas
sistem, kualitas informasi dan computerself-efficacy, kemudian variabel terikat
yaitu kepuasan pengguna sistem informasi dan variabel intervening yaitu
perceived usefulness. Populasi dalam penelitiannya adalah SKPD yang telah
menggunakan SIMDA lebih dari 3 tahun di Provinsi Sulawesi Tengah.
Metode pengumpulan data dilakukan dengan metode survei melalui kuesioner.
Data yang telah dikumpulkan diuji dengan mengggunakan analisis jalur.
Hasil penelitiannya menunjukkan kualitas informasi, kualitas sistem, dan
computer self-efficacy berpengaruh signifikan positif terhadap perceived
usefulness. Kualitas informasi berpengaruh signifikan positif terhadap kepuasan
pengguna sistem informasi. Kualitas sistem dan computer self-efficacy tidak
berpengaruh terhadap kepuasan pengguna sistem informasi. Perceived usefulness
berpengaruh positif terhadap kepuasan pengguna sistem informasi.
Rukmiyatil dan Budiartha (2016) meneliti pengaruh kualitas sistem
informasi, kualitas informasi dan perceived usefulness pada kepuasan pengguna
akhir software akuntansi pada hotel berbintang di Provinsi Bali. Variabel yang
Universitas Sumatera Utara
24
digunakan terdiri 3 variabel bebas yaitu kualitas sistem informasi, kualitas
informasi, dan perceived usefulness kemudian variabel terikat yaitu kepuasan
pengguna. Populasi dalam penelitian adalah karyawan pada divisi akuntansi
di hotel berbintang di Provinsi Bali yang terlibat langsung dalam penggunaan
software akuntansi yaitu Financial Controller, Chief Accounting, Credit
Manager, Account Receivable, Income Audit, Accounting Payable,General
Cashier,Cost Control, Night Audit, Book Keeper. Teknik analisis data yang
digunakan dalam penelitian adalah analisis regresi linear berganda. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa kualitas sistem informasi, kualitas informasi, dan
perceived
usefulness
berpengaruh
positif
pada
kepuasan
pengguna
akhir sistem informasi.
Supada (2013) meneliti faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kepuasan
pemakai
sistem
informasi
pada
Unit
Akuntansi
Dinas
Pendapatan
Daerah Kota Depok. Variabel yang digunakan terdiri 4 variabel bebas yaitu
keterlibatan pemakai, faktor sosial, pelatihan dan dukungan manajemen,
kemudian variabel terikat yaitu kepuasan pemakai SIA dan loyalitas pengguna
SIA. Metode penelitian yang digunakan adalah metode riset lapangan, dimana
penulis terlibat secara langsung dalam proses implementasi SIA, menyusun
instrumen berupa kuesioner dan wawancara untuk mengetahui faktor-faktor
yangdapat berpengaruh terhadap loyalitas penggunaan sistem informasi (SIA).
Hasil dari penelitiannya menunjukkkan bahwa variabel pelatihan, faktor sosial
dan dukungan manajemen puncak secara signifikan mempunyai hubungan dengan
faktor dependen, yaitu kepuasan pemakai sistem informasi, sedangkan
keterlibatan pemakai dalam pengembangan sistem informasi berhubungan
Universitas Sumatera Utara
25
lemah/tidak signifikan berhubungan dengan kepuasan pemakai, hal ini terutama
disebabkan responden tidak dilibatkan/berperan dalam pengembangan sistem.
Variabel kepuasan pemakai secara signifikan mempunyai hubungan dengan faktor
dependen, yaitu loyalitas pemakai sistem informasi.
Darmawan (2010) meneliti pengaruh pentingnya sistem, kualitas sistem
dan kualitas informasi terhadap kegunaan dan kepuasan pengguna dalam
pengembangan sistem informasi manajemen keuangan daerah di Kabupaten
Sragen. Variabel yang digunakan dalam penelitiannya terdiri tiga variabel bebas
yaitu kualitas sistem, kualitas informasi dan pentingnya sistem, kemudian variabel
terikat yakni kegunaan sistem dan kepuasan pengguna. Populasi dalam penelitian
adalah
seluruh
Aparat
Pemerintah
Daerah
Kabupaten
Sragen.
Metode pengumpulan data dilakukan dengan metode survei melalui kuesioner.
Data yang telah dikumpulkan diuji dengan mengggunakan analisis jalur.
Hasil penelitian yang diperoleh yakni pentingnya sistem dan kualitas informasi
tidak berpengaruh terhadap kepuasan pengguna, sementara kualitas sistem secara
signifikan berpengaruh terhadap kepuasan pengguna. Kemudian, kualitas sistem
dan pentingnya sistem secara signifikan berpengaruh positif terhadap kegunaan
sistem, sementara kualitas informasi tidak berpengaruh terhadap kegunaan sstem,
dan kegunaan sistem berpengaruh secara signifikan terhadap kepuasan pengguna.
Istianingsih dan Utami (2009) meneliti pengaruh kepuasan pengguna
sistem informasi terhadap kinerja individu. Keberhasilan sistem informasi diuji
dengan modifikasi keberhasilan sistem informasi dari DeLone dan McLean
(1992) dan Model Myers (1997). Variabel yang digunakan dalam penelitian terdiri
atas
lima
variabel
yaitu
kualitas
layanan,
kualitas
sistem,
kualitas
Universitas Sumatera Utara
26
informasi, kepuasan pengguna, dan kinerja individu. Populasi dalam penelitian ini
adalah pengguna paket program aplikasi sistem informasi akuntansi di indonesia.
Metode pengumpulan data dilakukan dengan metode survei melalui kuesioner.
Data yang telah dikumpulkan diuji dengan mengggunakan bentuk Struktural
Equation Model (SEM). Hasil penelitian yang diperoleh yakni kualitas layanan,
kualitas sistem, kualitas informasi secara signifikan berpengaruh positif terhadap
kepuasan pengguna, dan kepuasan pengguna secara signifikan berpengaruh
positif terhadap kinerja individu.
Istianingsih dan Wijanto (2008) meneliti pengaruh kualitas sistem
informasi, perceived usefulness, dan kualitas informasi terhadap kepuasan
pengguna akhir software akuntansi. Keberhasilan sistem informasi diuji dengan
memodifikasi keberhasilan sistem informasi dari DeLone dan McLean (1992) dan
Model Seddon (1997). Variabel yang digunakan dalam penelitian terdiri dari
kualitas sistem, kualitas informasi, perceived usefulness, dan kepuasan pengguna
sistem informasi. Populasi dalam penelitian ini adalah para pengguna software
akuntansi pada berbagai perusahaan di Indonesia. Metode pengumpulan data
dilakukan dengan metode survei melalui kuesioner. Data yang telah dikumpulkan
diuji dengan mengggunakan bentuk Struktural Equation Model (SEM). Hasil
penelitian yang diperoleh yakni kualitas sistem informasi dan kualitas informasi
berpengaruh positif signifikan terhadap perceived usefulness, kualitas sistem
informasi dan kualitas informasi berpengaruh positif signifikan terhadap kepuasan
pengguna sistem informasi, kemudian perceived usefulness berpengaruh positif
signifikan terhadap kepuasan pengguna sistem informasi.
Universitas Sumatera Utara
27
Istianingsih dan Wijanto (2008) meneliti keberhasilan penggunaan
perangkat lunak akuntansi ditinjau dari persepsi pemakai. Keberhasilan sistem
informasi
diuji
dengan
modifikasi
keberhasilan
sistem
informasi
dari
Seddon (1997). Variabel yang digunakan dalam penelitian terdiri atas lima
variabel yaitu kualitas sistem, kualitas informasi, persepsi manfaat, kepuasan
pengguna akhir dan penggunaan sistem. Populasi dalam penelitian ini adalah para
pengguna
software
akuntansi
pada
berbagai
perusahaan
di
Indonesia.
Metode pengumpulan data dilakukan dengan metode survei melalui kuesioner.
Data yang telah dikumpulkan diuji dengan mengggunakan bentuk Struktural
Equation Model (SEM). Hasil penelitian yang diperoleh yakni kualitas sistem
informasi dan kualitas informasi berpengaruh positif signifikan terhadap persepsi
manfaat, kualitas sistem informasi dan kualitas informasi berpengaruh positif
signifikan terhadap kepuasan pengguna akhir, kemudian persepsi manfaat
berpengaruh positif signifikan terhadap kepuasan pengguna akhir, namun
kepuasan pengguna akhir tidak mempengaruhi penggunaan sistem.
Puspitasari (2007) meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja
sistem informasi akuntansi Pasar Swalayan ADA di Semarang. Variabel yang
digunakan terdiri 3 variabel bebas yaitu, partisipasi user, program pelatihan dan
dukungan manajemen puncak, kemudian variabel terikat yaitu kinerja sistem
informasi akuntansi yang diukur melalui kepuasan user dan pemakaian sistem.
Populasi dalam penelitiannya adalah seluruh karyawan Pasar Swalayan ADA
yang merupakan pengguna sistem dengan difokuskan kepada karyawan dari
Bagian Marketing, Gudang, Pembelian, Keuangan, Akuntansi dan Pajak.
Penelitiannya menggunakan data primer yang diperoleh melalui kuesioner yang
Universitas Sumatera Utara
28
dibagikan kepada responden. Berdasarkan hasil analisis ditemukan bahwa faktor
partisipasi user, program pelatihan dan dukungan manajemen puncak berpengaruh
secara simultan dan parsial terhadap kinerja sistem informasi akuntansi yang
diukur melalui kepuasan user dan pemakaian sistem.
Livari (2005) melakukan penelitian dengan menggunakan model
kesuksesan Delone dan McLean untuk menguji kesuksesan sistem informasi
keuangan dan akuntansi Kota Oulu, Finlandia. Penelitian Livari (2005) menguji
data longitudinal dari studi lapangan yang didapatkan dari sebuah organisasi kota
praja. Hasil penelitian Livari (2005) menunjukkan kualitas sistem persepsian
berpengaruh positif terhadap kepuasan pemakai, kualitas informasi persepsian
berpengaruh positif terhadap kepuasan pemakai, kualitas sistem persepsian
berpengaruh positif terhadap pengguna nyata, kepuasan pemakai berpengaruh
positif terhadap dampak individual, dan penggunaan nyata berpengaruh positif
terhadap dampak individual. Sedangkan kualitas informasi persepsian tidak
berpengaruh
terhadap
pengguna
nyata.
Kepuasan
pemakai
juga
tidak
berpengaruh terhadap pengguna nyata, dan pengguna nyata tidak berpengaruh
terhadap kepuasan pemakai.
Seddon dan Kiew (1996) melakukan penelitian pada pengguna
Departmental Accounting System (DAS) dengan menggunakan dua metode
analisis, yakni ordinary least squares (OLS) linear regressions dan structural
equation method (SEM). Variabel yang digunakan dalam penelitiannya terdiri dari
kualitas sistem, kualitas informasi, kegunaan, dan kepuasan pengguna.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas informasi dan kualitas sistem
informasi berpengaruh terhadap kepuasan pengguna dan kegunaan sistem,
Universitas Sumatera Utara
29
kegunaan sistem berpengaruh positif terhadap kepuasan pengguna, pentingnya
sistem berpengaruh terhadap kegunaan sistem, dan pentingnya sistem tidak
berpengaruh terhadap kepuasan pengguna.
Adapun nama peneliti, topik, variabel yang digunakan dan hasil penelitian
yang
diperoleh
penelitian
terdahulu
yang
dijadikan
sebagai
referensi
dapat dilihat pada tabel 2.1.
Nama Peneliti
Kurniati
(2012)
Ni Made Sri
Rukmiyati1dan
I Ketut
Budiartha
(2016)
Tabel 2.1 Review Penelitian Terdahulu
Judul Penelitian
Pengaruh FaktorFaktor Kesuksesan
Sistem Informasi
dan Computer SelfEfficacy Terhadap
Kepuasan
Pengguna SIMDA
di Sulawesi
Tengah
Variabel
Variabel Bebas
1. Kualitas Sistem
2. Kualitas Informasi
3. ComputerSelf
Efficacy
Pengaruh Kualitas
Sistem Informasi,
Kualitas Informasi
dan Perceived
Usefulness pada
Kepuasan
Pengguna Akhir
Software Akuntansi
(Studi Empiris
Pada Hotel
Berbintang di
Provinsi Bali)
Variabel Bebas :
1. Kualitas
Sistem
Informasi
2. Kualitas Informasi
3. Perceived
usefulness
Variabel Intervening
Perceived Usefulness
Variabel Terikat
Kepuasan Pengguna
Sistem Informasi
Variabel Terikat :
Kepuasan Pengguna
Hasil Penelitian
1. Kualitas informasi,
kualitas sistem, dan
computer selfefficacy
berpengaruh signifikan
positif terhadap
perceived usefulness.
1. Kualitas informasi
berpengaruh signifikan
positif terhadap kepuasan
pengguna sistem
informasi.
2. Kualitas sistem dan
computer self-efficacy
tidak berpengaruh
terhadap kepuasan
pengguna sistem
informasi.
3. Perceived usefulness
berpengaruh positif
terhadap kepuasan
pengguna sistem
informasi.
Kualitas sistem informasi,
kualitas
informasi,
dan
perceived
usefulness
berpengaruh positif pada
kepuasan pengguna akhir
sistem informasi, baik secara
simultan maupun secara
parsial.
Universitas Sumatera Utara
30
Hari Supada
(2013)
Darmawan
(2010)
Istianingsih dan
Wiwik Utami
(2009)
1. Pelatihan, faktor sosial
dan dukungan manajemen
puncak secara signifikan
mempengaruhi kepuasan
pemakai sistem informasi.
2. Keterlibatan pemakai
dalam pengembangan
sistem informasi tidak
mempengaruhi kepuasan
pemakai
3. Kepuasan pemakai
berpengaruh secara
signifikan terhadap
loyalitas pemakai sistem
informasi.
Analisis FaktorFaktor Yang
Berpengaruh
Terhadap
Kepuasan Pemakai
Sistem Informasi
Pada Unit
Akuntansi Dinas
Pendapatan Daerah
Kota Depok
Variabel Bebas
1. Keterlibatan
pemakai
2. Faktor sosial,
3. Pelatihan
4. Dukungan
manajemen
Pengaruh
Pentingnya Sistem,
Kualitas Sistem
dan Kualitas
Informasi
Terhadap
Kegunaan dan
Kepuasan
Pengguna dalam
Pengembangan
Sistem Informasi
Manajemen
Keuangan Daerah
Kabupaten Sragen
Variabel Bebas :
1. Kualitas Sistem
2. Kualitas Informasi
3. Pentingnya Sistem
Pengaruh
Kepuasan
Pengguna Sistem
Informasi terhadap
Kinerja Individu
(Studi Empiris
Pada Pengguna
Paket Program
Aplikasi Sistem
Informasi
Akuntansi di
Indonesia)
Variabel Bebas
1. Kualitas Layanan
2. Kualitas Sistem
Informasi
3. Kualitas Informasi
1. Kualitas layanan,
kualitas sistem, dan
kualitas informasi secara
signifikan berpengaruh
positif terhadap kepuasan
pengguna.
Variabel Terikat
Kinerja Individu
2. Kepuasan pengguna
informasi secara
signifikan berpengaruh
positif terhadap kinerja
individu
Variabel Terikat
1. Kepuasan pemakai
SIA
2. Loyalitas pemakai
SIA
Variabel Terikat :
1. Kegunaan Sistem
2. Kepuasan
Pengguna
Variabel Intervening
Kepuasan Pengguna
1. Kualitas informasi tidak
berpengaruh terhadap
kepuasan pengguna
2. Kualitas sistem secara
signifikan berpengaruh
terhadap kepuasan
pengguna
3. Kualitas sistem secara
signifikan berpengaruh
positif terhadap kegunaan
sistem
4. Kualitas informasi tidak
berpengaruh terhadap
kegunaan system
5. Kegunaan sistem
berpengaruh secara
signifikan terhadap
kepuasan pengguna
6. Pentingnya sistem
berpengaruh secara
signifikan terhadap
kegunaan sistem
7. Pentingnya sistem tidak
berpengaruh terhadap
kepuasan pengguna.
Universitas Sumatera Utara
31
Istianingsih dan
Setyo
Hari
Wijanto
(2008)
Pengaruh Kualitas
Sistem Informasi,
Perceived
Usefulness, dan
Kualitas Informasi
terhadap Kepuasan
Pengguna Akhir
Software Akuntansi
1. Kualitas sistem informasi
Variabel Bebas
dan kualitas informasi
1. Kualitas
Sistem
secara signifikan
Informasi
berpengaruh positif
2. Kualitas Informasi
terhadap perceived
usefulness.
Variabel Terikat
2. Kualitas sistem informasi
Kepuasan Pengguna
dan kualitas informasi
Sistem Informasi
secara signifikan
berpengaruh positif
Variabel Intervening
terhadap kepuasan
Perceived usefulness
pengguna sistem
informasi.
3. Perceived usefulness
secara signifikan
berpengaruh positif
terhadap kepuasan
pengguna sistem
informasi.
Istianingsih dan
Setyo Hari
Wijanto
(2008)
Analisis
Keberhasilan
Penggunaan
Perangkat Lunak
Akuntansi Ditinjau
dari Persepsi
Pemakai (Studi
Implementasi
Model
Keberhasilan
Sistem Informasi)
Variabel Bebas
1. Kualitas Sistem
2. Kualitas Informasi
Analisis FaktorFaktor Yang
Mempengaruhi
Kinerja Sistem
Informasi
Akuntansi Pasar
Swalayan ADASemarang
Variabel Bebas
1. Partisipasi user
2. Program pelatihan
3. Dukungan
manajemen puncak
An Empirical Test
of the DeLone and
McLean Model of
Information System
Success.
Variabel eksogen
1. System quality;
2. Information
quality
Iin Puspitasari
(2007)
Juhani Livari
(2005)
Variabel Terikat
Penggunaan Sistem
Variabel Intervening
1. Persepsi Manfaat
2. Kepuasan
Pengguna Akhir
Variabel Terikat
1. Kepuasan User
2. Pemakaian Sistem
Variabel endogen:
1. Kualitas sistem dan
kualitas informasi secara
signifikan berpengaruh
positif terhadap persepsi
manfaat.
2. Kualitas sistem dan
kualitas informasi secara
signifikan berpengaruh
positif terhadap kepuasan
pengguna akhir.
3. Persepsi manfaat secara
signifikan berpengaruh
positif terhadap kepuasan
pengguna khir
4. Kepuasan pengguna akhir
tidak berpengaruh
terhadap penggunaan
sistem
Partisipasi user, program
pelatihan dan dukungan
manajemen puncak
berpengaruh secara
signifikan secara simultan
dan parsial terhadap kinerja
sistem informasi akuntansi
yang diukur melalui
kepuasan user dan
pemakaian sistem
1. System quality dan
Information quality
berpengaruh signifikan
terhadap user satisfaction.
2. System quality
berpengaruh signifikan
terhadap actual use.
Universitas Sumatera Utara
32
Peter B. Seddon
dan Min-Yen
Kiew
(1996)
A Partial test and
Development
of
DeLone
and
McLean’s Model of
IS Succes
1. Actual use;
2. User satisfaction;
3. Individual impact
3. Information quality tidak
berpengaruh terhadap
actual use.
4. User satisfaction
berpengaruh signifikan
rethadap individual
impact.
5. User satisfaction tidak
berpengaruh terhadap
actual use.
6. Actual use tidak
berpengaruh terhadap user
satisfaction.
7. Actual use tidak
berpengaruh terhadap
individual impact.
Variabel Bebas
1. Pentingnya Sistem
2. Kualitas Sistem
3. Kualitas Informasi
1. Kualitas informasi dan
Kualitas sistem
berpengaruh terhadap
kepuasan pengguna
sistem,
2. Kualitas informasi dan
Kualitas sistem
berpengaruh terhadap
kegunaan sistem.
3. Kegunaan sistem
berpengaruh positif
terhadap kepuasan
pengguna.
4. Pentingnya sistem
berpengaruh terhadap
kegunaan sistem.
5. Pentingnya sistem tidak
berpengaruh terhadap
kepuasan pengguna.
Variabel Intervening
Kegunaan
Variabel Terikat
Kepuasan Pengguna
Universitas Sumatera Utara
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Landasan Teori
2.1.1.
Teori Pemanfaatan Teknologi Informasi
Sistem informasi yang digunakan di dalam suatu organisasi akan menjadi
bagian/komponen dari organisasi bersama-sama dengan manusia sebagai
penggunanya. Manusia akan berinteraksi dengan sistem teknologi informasi untuk
mencapai
tujuannya.
Interaksi
ini
menimbulkan
masalah
keperilakuan
(behavioral), perilaku yang timbul adalah manusia akan menerima atau menolak
untuk menggunakan. Jogiyanto (2007) menyatakan, untuk memahami penentupenentu perilaku tersebut menggunakan teori keperilakuan (behavioral theory).
Theory of Reasoned Action (TRA) atau Teori Tindakan Beralasan yang
dikembangkan oleh Fishbein dan Azjen’s (1975) adalah suatu teori yang
berhubungan dengan sikap dan perilaku individu dalam melaksanakan kegiatan
atau tindakan. Teori tindakan yang beralasan dengan suatu kesimpulan bahwa
reaksi dan persepsi seseorang terhadap sesuatu hal, akan menentukan sikap dan
perilaku orang tersebut.
Dalam konteks teknologi informasi, seseorang akan menerima untuk
menggunakan teknologi informasi atau sistem informasi dengan alasan bahwa
teknologi informasi tersebut akan memberikan manfaat-manfaat yang positif bagi
dirinya. Menerima untuk menggunakan teknologi informasi atau sistem informasi
tersebut merupakan suatu perilaku yang timbul sebagai akibat adanya kepercayaan
terhadap teknologi informasi atau sistem informasi yang dibangun melalui
11
Universitas Sumatera Utara
12
persepsi-persepsi pengguna. Istianingsih dan Wijanto (2008) menyatakan
bahwa
dalam
mengukur
kesuksesan
sistem
informasi
bila
dikaitkan
dengan teori sikap dari Fisbein dan Ajzen (1975), kepuasan pengguna akhir
menunjukkan sikap individu, sedangkan penggunaan sistem menunjukkan perilaku
pemakai sistem informasi.
Nasution (2004) menyimpulkan bahwa interaksi antara pengguna dengan
perangkat komputer yang digunakan sangat dipengaruhi oleh persepsi, sikap, afeksi
sebagai aspek keprilakuan yang melekat pada diri manusia sebagai pengguna
(user). Dengan demikian, penerapan suatu sistem informasi tidak terlepas dari
aspek prilaku karena pengembangan sistem terkait dengan masalah individu dan
organisasional sebagai pengguna sistem tersebut, sehingga sistem yang
dikembangkan harus berorientasi kepada penggunanya.
2.1.2.
Model Kesuksesan Sistem Informasi
Penerapan sistem informasi dalam suatu organisasi dihadapkan kepada
dua hal, apakah organisasi mendapatkan keberhasilan penerapan sistem atau
kegagalan sistem. Kesuksesan suatu sistem informasi merupakan harapan dari
semua pihak yang menginginkan hasil dari sistem dapat bermanfaat untuk
organisasi. Menguji kesuksesan suatu sistem informasi menjadi hal yang penting
bagi sebuah organisasi yang sedang mengimplementasi sistem infomasi yang baru.
DeLone & McLean (1992) menyampaikan sebuah model untuk mengukur
kesuksesan implementasi sistem informasi di tingkat organisasi.
Universitas Sumatera Utara
13
Jogiyanto (2007) mengemukakan bahwa model kesuksesan yang
dibangun oleh DeLone dan McLean (1992) baik digunakan karena langsung
mengukur suatu perilaku penggunaan nyata teknologi informasi dan dampak dari
perilaku tersebut terhadap organisasi. Model kesuksesan DeLone dan McLean
(1992) seperti pada gambar 2.1.
Kualitas
Informasi
Penggunaan
Dampak
Individual
Kualitas
Sistem
Dampak
Organisasional
Kepuasan
Pemakai
Gambar 2.1 Model Kesuksesan Sistem informasi DeLone & McLean (1992)
DeLone dan McLean (1992) mengemukakan bahwa kesuksesan sistem
informasi dapat diukur dengan enam variabel yang terdiri dari kualitas dari sistem
informasi (system quality), kualitas informasi (information quality), penggunaan
(use), kepuasan pemakai (user satisfaction), dampak individual (individual impact)
dan
dampak
organisasi
(organisasional
impact).
Model
kesuksesan
DeLone dan McLean (1992) didasarkan pada proses dan hubungan kausal dari
variabel-variabel didalam model, yaitu kualitas sistem dan kualitas informasi
secara mandiri dan bersama-sama mempengaruhi baik penggunaan maupun
kepuasan pemakai, besarnya penggunaan dapat mempengaruhi kepuasan pemakai
secara positif ataupun negatif. Penggunaan dan kepuasan pemakai mempengaruhi
dampak individu dan selanjutnya mempengaruhi dampak organisasional.
Universitas Sumatera Utara
14
Seddon (1997) melakukan respesifikasi terhadap model DeLone dan
McLean (1992), model yang direspesifikasi ini tetap mempertahankan variabelvariabel yang digunakan oleh DeLone dan McLean. Seddon (1997) menyatakan
bahwa model yang dibangun DeLone dan McLean terlalu luas dan
membingungkan karena tidak memisahkan antara proses yang mendasari
keberhasilan sistem informasi dengan faktor yang menyebabkan keberhasilan
sistem informasi tersebut. Seddon (1997) menggabungkan dua model varian
menjadi sebuah model baru yang digunakan untuk mengklarifikasi model
DeLone dan McLean, kedua model varian tersebut yaitu :
a.
Model varian yang pertama adalah model perilaku parsial dari pemakaian
sistem informasi. Variabel penggunaan sistem ditempatkan sebagai variabel
dependen karena variabel penggunaan sistem dianggap sebagai perilaku yang
muncul akibat adanya keuntungan atas penggunaan sistem informasi. Perilaku
yang ditimbulkan dari penggunaan sistem informasi ini, dalam proses
selanjutnya
akan
memberi
dampak
terhadap
kinerja
individu
yang menggunakannya.
b.
Model varian kedua adalah model kesuksesan sistem informasi. Variabel
pemakaian sistem (use) diubah sebagai suatu variabel yang memproksikan
manfaat-manfaat dari penggunaan sistem. Dengan demikian kesuksesan
sistem informasi sebagai model varian, variabel independen adalah kualitas
sistem dan kualitas informasi dan variabel dependennya adalah pemakaian
(use) yang arti sebenarnya adalah manfaat-manfaat (usefulness) dari
pemakaian dan kepuasan pemakai.
Universitas Sumatera Utara
15
Model kesuksesan sistem informasi yang diusulkan oleh Seddon (1997)
yang menggabungkan dua buah model varian seperti gambar 2.2.
Model Keperilakuan Parsial dari Penggunaan SI
Ekspektasi-ekspektasi
manfaat –manfaat bersih
dari penggunaan SI masa
depan
Umpan balik
1.
Konsekuensi-Konsekuensi individual,
organisasional,dan masyarakat dari
penggunaan SI (tidak dievaluasi sebagai
baik atau buruk)
Penggunaan SI
(Suatu perilaku, bukan
suatu pengukur
kesuksesan)
Pengukur-Pengukur kualitas
informasi dan sistem
Observasi, pengalaman
pribadi, dan laporanlaporan orang lain
2. Pengukur-Pengukur persepsual
umum dari manfaat-manfaat
bersih dan penggunaan SI
3.
Pengukur-Pengukuran
lain
dari manfaat-manfaat bersih
penggunaan SI
Manfaat-manfaat bersih ke :
IndividualIndividual
Kegunaan
Persepsian
Kualitas
Informasi
OrganisasiOrganisasi
Kepuasan
Pengguna
Kualitas
Sistem
Masyarakat
Model Kesuksesan SI
Gambar 2.2. Model Kesuksesan Sistem informasi Seddon (1997)
2.1.3.
Kepuasan Pengguna
Sistem informasi mempunyai potensi untuk memperbaiki kinerja individu
dan organisasi. Suatu sistem informasi dapat diandalkan apabila mampu
memberikan kepuasan pada penggunanya. Kotler (2000), mendefinisikan kepuasan
adalah seseorang merasakan kekecewaan atau kesenangan sebagai hasil
membandingkan satu capaian yang dirasa dari produk (atau hasil) dalam hubungan
dengan
harapannya.
Dalam
konteks
penggunaan
teknologi
informasi,
DeLone dan McLean, (1992) menyatakan bahwa kepuasan pengguna merupakan
Universitas Sumatera Utara
16
respon dari penerima (user) terhadap penggunaan output dari sistem informasi.
Jogiyanto (2007) juga mengemukakan pengertian yang sama, bahwa kepuasan
pemakai
(user
satisfaction)
adalah
respon
pemakai
terhadap
penggunaan keluaran informasi.
Kepuasan pengguna (user satisfaction) menjadi salah satu indikator dari
keberhasilan pengembangan teknologi informasi yang ada. DeLone dan McLean
(1992) menyatakan bahwa ketika manfaat sebuah sistem informasi diperlukan,
kesuksesan interaksi antara manajemen dengan sistem informasi dapat diukur
dengan kepuasan pengguna. Kepuasan pengguna menunjukkan seberapa jauh
pemakai puas dan percaya pada sistem informasi yang disediakan untuk memenuhi
kebutuhan mereka, (Ives, et al., 1983) dalam Komara (2005). Seddon (1997)
menyatakan bahwa dengan mengatasi kelemahan pengukuran menjadi lebih baik,
kepuasan pengguna akhir dapat digunakan untuk mengukur keuntungan atau
keberhasilan software yang digunakan perusahaan.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kepuasan pengguna sistem
menyangkut penilaian apakah kinerja suatu sistem informasi itu bagus atau buruk,
informasi yang disajikan cocok atau tidak cocok dengan tujuan pemakainya,
pengguna akan merasa puas apabila harapan mereka terpenuhi. Kepuasan atas sifatsifat sistem informasi akan membawa pada keberhasilan implementasi sistem
dengan memberikan dorongan pemakai untuk secara terus menggunakan sistem.
Pemakai yang puas atas sifat-sifat sistem informasi akan termotivasi untuk
menggunakan sistem informasi, dimana pengggunaan ini membawa pada
keberhasilan implementasi sistem informasi.
Universitas Sumatera Utara
17
2.1.4.
Manfaat Sistem
Organisasi yang menerapkan teknologi informasi perlu memperhatikan
sejauh mana keberhasilan sistem tersebut membawa dampak positif dalam
peningkatan kinerja baik individu maupun organisasi secara keseluruhan.
Menurut Davis (1989) dalam Seddon dan Kiew (1996), manfaat dari sebuah sistem
informasi adalah sejauh mana seseorang percaya bahwa dengan menggunakan
suatu
sistem
akan
meningkatkan
kinerjanya.
Pengertian
yang
sama
dikemukakan oleh Jogiyanto (2007), kegunaan persepsian (perceived usefulness)
sebagai ukuran sejauh mana seseorang percaya bahwa menggunakan suatu
teknologi akan meningkatkan pekerjaannya. Seddon (1997) menyatakan bahwa
persepsi kegunaan adalah indikator untuk mengukur sejauh mana pengguna
percaya bahwa dengan menggunakan sistem dapat merubah kinerjanya, atau
kinerja kelompok atau kinerja organisasi.
Berdasarkan defenisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa manfaat sistem
dinilai secara subyektif oleh pemakai, dengan demikian manfaat sistem
merupakan sebuah persepsi pengguna terhadap manfaat yang dirasakan atas
penggunaan sistem informasi dalam meningkatkan produktivitas kinerjanya.
Gondodiyoto (2007) menyebutkan bahwa dalam sebuah organisasi non-profit
kegunaan atau peran strategis sistem informasi dalam suatu organisasi adalah
meningkatkan efesiensi dalam pelaksanaan pekerjaan dan meningkatkan kinerja
mereka dalam melakukan aktivitas pelayanan.
Manfaat
sistem
membentuk
suatu
kepercayaan
dalam
proses
pengambilan keputusan, apabila seseorang merasa percaya bahwa sistem
informasi bermanfaat maka dia akan menggunakannya, sebaliknya jika seseorang
Universitas Sumatera Utara
18
merasa percaya bahwa sistem informasi kurang bermanfaat maka dia enggan atau
tidak akan menggunakannya. Nasution (2004) menyimpulkan bahwa kemanfaatan
penggunaan teknologi informasi dapat diketahui dari kepercayaan pengguna
teknologi informasi dalam memutuskan penerimaan teknologi informasi, dengan
satu kepercayaan bahwa penggunaan teknologi informasi tersebut memberikan
kontribusi positif bagi penggunanya. Seseorang mempercayai dan merasakan
dengan menggunakan komputer sangat membantu dan mempertinggi prestasi kerja
yang akan dicapainya, atau dengan kata lain orang tersebut mempercayai
penggunaan teknologi informasi telah memberikan manfaat terhadap pekerjaan
dan pencapaian prestasi kerjanya.
2.1.5.
Kualitas Sistem
Kualitas sistem merupakan karakteristik dari informasi yang melekat
mengenai sistem itu sendiri, DeLone dan McLean (1992). Demikian juga
Jogiyantio (2007) menyatakan bahwa kualitas sistem digunakan untuk mengukur
kualitas sistem informasi itu sendiri. Hal ini berarti kualitas sistem berkaitan
dengan kemampuan teknis sistem informasi yang digunakan dalam memenuhi
kebutuhan pengguna (user). Istianingsih dan Wijanto (2008) menyebutkan
kualitas sistem sebagai persepsi kemudahan penggunaan, merupakan karakteristik
informasi yang melekat dalam sistem informasi serta merupakan persepsi pemakai
atas rasa kemudahan dalam memahami sistem informasi yang digunakan.
Menurut Seddon (1997), kualitas sistem menyangkut ada atau tidaknya
“kerusakan” pada sistem, kualitas user-interface yang baik, mudah digunakan,
dilengkapi
dengan
dokumentasi
yang
berkualitas
dan
mudah dirawat.
Dengan demikian, kualitas sistem berarti kualitas dari kombinasi hardware dan
Universitas Sumatera Utara
19
software dalam sistem informasi, menyangkut performa dari sistem itu sendiri,
yang merujuk pada seberapa baik kemampuan perangkat keras, perangkat lunak,
dan prosedur dari sistem informasi dapat menyediakan informasi kebutuhan
pengguna. Istianingsih dan Wijanto (2008) mengemukakan bahwa kesulitan teknis
yang mengganggu dalam software, masalah interfacing dalam sistem, dan kesulitan
dalam hardware dapat membuat pemakai frustrasi dan menurunkan tingkat
kepuasan pemakai. Vladimir Zwass (1998) dalam Gondodiyoto (2007)
mengungkapkan permasalahan kualitas sistem antara lain meliputi kegunaan yang
rendah, kualitas data rendah, penyediaan informasi yang berkualitas rendah, biaya
operasi sangat tinggi dan problem operasional yaitu sistem yang sering macet dan
membutuhkan banyak waktu untuk perbaikannya.
Radityo dan Zulaikha (2007) mengemukakan bahwa semakin baik
kualitas sistem dan kualitas output sistem yang diberikan, misalnya dengan
cepatnya waktu untuk mengakses dan kegunaan dari output sistem, akan
menyebabkan pengguna tidak merasa enggan untuk melakukan pemakaian
kembali (reuse), dengan demikian intensitas pemakaian sistem akan meningkat.
Intensitas pemakaian sistem yang meningkat dapat dimaknai bahwa pemakaian
yang dilakukan karena bermanfaat bagi pemakai. Besarnya manfaat yang
diperoleh mengakibatkan pemakai akan lebih puas. Tjakrawala dan Cahyo (2010)
menyimpulkan bahwa penekanan atas aspek kualitas sistem di dalam suatu
pengimplementasian
software
akuntansi
akan
meningkatkan
antusiasme
penggunanya yang tercermin lewat meningkatnya nilai persepsi atas kualitas
sistem, sehingga pada akhirnya memberikan kontribusi terhadap keberhasilan
implementasi dari software akuntansi.
Universitas Sumatera Utara
20
2.1.6.
Kualitas Informasi
Tujuan dari sistem informasi adalah menghasilkan informasi, informasi
(information) merupakan data yang diolah menjadi bentuk yang berguna bagi para
pemakainya, baik menyangkut pengelolaan dan keputusan rutin maupun bersifat
strategi. DeLone dan McLean (1992) menyatakan bahwa kualitas informasi
mengukur kualitas keluaran dari sistem informasi. Dengan demikian dapat
diartikan bahwa kualitas informasi mengacu pada karakteristik informasi yang
dihasilkan oleh suatu sistem informasi. Informasi yang berkualitas menunjukkan
bahwa informasi yang disajikan sesuai dengan harapan dan kebutuhan pengguna
(user) berdasarkan dimensi kualitas informasi. Gondodiyito (2007) menyebutkan
bahwa kualitas informasi yang dihasilkan sistem merupakan salah satu
ukuran
keberhasilan
implementasi,
sekaligus
merupakan
faktor
yang
mempengaruhi kepuasan pengguna.
Informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi harus bermanfaat bagi
kebutuhan organisasi dan keputusan yang diambil untuk masing-masing tingkat
(level) manajemen. Menurut Jogiyanto (2003), karakteristik suatu informasi dapat
berguna, maka informasi tersebut harus didukung oleh 3 pilar yakni, tepat kepada
orangnya atau relevan (relevance), tepat waktu (timeliness) dan tepat nilainya atau
akurat (accurate). Vladimir Zwass (1998) dalam Gondodiyoto menyebutkan
bahwa ada 7 atribut-atribut kualitas informasi secara umum yaitu tepat waktu,
meliputi semua keperluan, tidak meliputi elemen yang tidak diperlukan,
berhubungan langsung dengan situasi, sesuai dengan realita dan bebas dari
kesalahan, bersifat kuantitatif dengan tingkat kepastian tertentu serta tingkatan
perincian dan tampilan dipilih sesuai dengan situasi.
Universitas Sumatera Utara
21
Seddon (2007), menyatakan bahwa kualitas informasi menyangkut
relevansi dari informasi, ketepatan waktu dan akurasi dari informasi yang
dihasilkan oleh sistem informasi. Tjakrawala dan Cahyo (2010) menyimpulkan
bahwa
penekanan
pengimplementasian
atas
aspek
kualitas
akuntansi
software
informasi
akan
di
dalam
meningkatkan
suatu
kepuasan
penggunanya yang tercermin lewat meningkatnya nilai kepuasan pengguna akhir,
sehingga
pada
akhirnya
memberikan
kontribusi
terhadap
keberhasilan
implementasi dari software akuntansi.
2.1.7.
Pelatihan
Pelatihan
(training)
bagi
pengguna
(user)
merupakan
aktivitas
implementasi yang vital dalam suatu organisasi yang akan menggunakan sebuah
sistem informasi. Pelatihan dilaksanakan dalam upaya peningkatan kemampuan
dan pengetahuan pengguna mengenai sistem informasi yang akan digunakan.
Pelatihan menurut Mangkuprawira (2004) adalah sebuah proses mengajarkan
pengetahuan dan keahlian tertentu serta sikap agar karyawan semakin terampil dan
mampu melaksanakan tanggung jawab dengan semakin baik, sesuai dengan
standar. Menurut Choe (1996) dalam Komara (2005), pelatihan dan pendidikan
pengguna merupakan usaha secara formal untuk tujuan transfer pengetahuan
sistem informasi yang disyaratkan yang meliputi konsep-konsep sistem informasi,
kemampuan teknis, kemampuan organisasi, dan pengetahuan mengenai produkproduk sistem informasi spesifik.
Sebagai bagian dari suatu pengembangan atau pembaharuan sebuah sistem
informasi, pemberian pelatihan kepada pengguna atau calon pengguna perlu
dilakukan agar yang bersangkutan dapat menyesuaikan diri dengan baik
Universitas Sumatera Utara
22
pada waktu pengoperasiannya nanti. Sering terdapat user yang enggan untuk
menghadapi kebiasaan baru, termasuk mengoperasikan software baru atau hasil
pembaharuan yang tidak seperti biasanya mereka gunakan. Keengganan tersebut
pada mumnya karena takut melakukan kesalahan ketika menjalankannya yang
akan mengakibatkan kehilangan data atau bahkan merusak sistem. Oleh karena itu
harus dipersiapkan suatu bentuk pelatihan kepada pengguna dengan tujuan
memberikan
tata
cara
penanganan
terhadap
aplikasi
baru
tersebut,
serta memahami bagaimana cara kerja program disetiap langkah yang
akan mereka kerjakan. Selain itu, dengan adanya pelatihan dapat membangun rasa
percaya diri dari pengguna sehingga mengantisipasi timbulnya kecemasan dan
penolakan dari pengguna (user) terhadap sistem informasi tersebut. Oleh karena
itu, harus dipastikan bahwa para pengguna akhir terlatih untuk menjalankan
sistem informasi yang baru atau implementasinya akan gagal.
Shield (1995) dalam Latifah dan Sabeni (2007) berpendapat bahwa
pelatihan dalam desain, implementasi dan penggunaan suatu inovasi seperti
adanya sistem baru memberikan kesempatan bagi organisasi untuk dapat
mengartikulasi hubungan antara implementasi sistem baru tersebut dengan tujuan
organisasi serta menyediakan suatu sarana bagi pengguna untuk dapat mengerti,
menerima dan merasa nyaman dari perasaan tertekan atau perasaan khawatir
dalam proses implementasi. Menurut Kendall (2003), dalam memberikan
pelatihan, ada beberapa indikator pelatihan yang sebaiknya dipenuhi, diantaranya
yaitu menetapkan sasaran yang jelas dan terukur, menggunakan metode pelatihan
yang tepat, mempersiapkan materi pelatihan yang mudah dimengerti, pelatihan
Universitas Sumatera Utara
23
memberikan keuntungan, pelatihan diberikan oleh ahli, materi yang diberikan
sesuai dengan kebutuhan pemakai dan materi pelatihan disiapkan dengan baik.
2.2.
Review Peneliti Terdahulu
Dalam penelitian ini peneliti menjadikan penelitian terdahulu sebagai
bahan referensi yang akan memberikan tambahan pengetahuan dan membuka
wawasan peneliti terhadap penelitian yang akan dilakukan.
Kurniati (2012) meneliti pengaruh faktor-faktor kesuksesan sistem
informasi dan computer self-efficacy terhadap kepuasan pengguna SIMDA di
Sulawesi Tengah. Variabel yang digunakan terdiri 3 variabel bebas yaitu kualitas
sistem, kualitas informasi dan computerself-efficacy, kemudian variabel terikat
yaitu kepuasan pengguna sistem informasi dan variabel intervening yaitu
perceived usefulness. Populasi dalam penelitiannya adalah SKPD yang telah
menggunakan SIMDA lebih dari 3 tahun di Provinsi Sulawesi Tengah.
Metode pengumpulan data dilakukan dengan metode survei melalui kuesioner.
Data yang telah dikumpulkan diuji dengan mengggunakan analisis jalur.
Hasil penelitiannya menunjukkan kualitas informasi, kualitas sistem, dan
computer self-efficacy berpengaruh signifikan positif terhadap perceived
usefulness. Kualitas informasi berpengaruh signifikan positif terhadap kepuasan
pengguna sistem informasi. Kualitas sistem dan computer self-efficacy tidak
berpengaruh terhadap kepuasan pengguna sistem informasi. Perceived usefulness
berpengaruh positif terhadap kepuasan pengguna sistem informasi.
Rukmiyatil dan Budiartha (2016) meneliti pengaruh kualitas sistem
informasi, kualitas informasi dan perceived usefulness pada kepuasan pengguna
akhir software akuntansi pada hotel berbintang di Provinsi Bali. Variabel yang
Universitas Sumatera Utara
24
digunakan terdiri 3 variabel bebas yaitu kualitas sistem informasi, kualitas
informasi, dan perceived usefulness kemudian variabel terikat yaitu kepuasan
pengguna. Populasi dalam penelitian adalah karyawan pada divisi akuntansi
di hotel berbintang di Provinsi Bali yang terlibat langsung dalam penggunaan
software akuntansi yaitu Financial Controller, Chief Accounting, Credit
Manager, Account Receivable, Income Audit, Accounting Payable,General
Cashier,Cost Control, Night Audit, Book Keeper. Teknik analisis data yang
digunakan dalam penelitian adalah analisis regresi linear berganda. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa kualitas sistem informasi, kualitas informasi, dan
perceived
usefulness
berpengaruh
positif
pada
kepuasan
pengguna
akhir sistem informasi.
Supada (2013) meneliti faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kepuasan
pemakai
sistem
informasi
pada
Unit
Akuntansi
Dinas
Pendapatan
Daerah Kota Depok. Variabel yang digunakan terdiri 4 variabel bebas yaitu
keterlibatan pemakai, faktor sosial, pelatihan dan dukungan manajemen,
kemudian variabel terikat yaitu kepuasan pemakai SIA dan loyalitas pengguna
SIA. Metode penelitian yang digunakan adalah metode riset lapangan, dimana
penulis terlibat secara langsung dalam proses implementasi SIA, menyusun
instrumen berupa kuesioner dan wawancara untuk mengetahui faktor-faktor
yangdapat berpengaruh terhadap loyalitas penggunaan sistem informasi (SIA).
Hasil dari penelitiannya menunjukkkan bahwa variabel pelatihan, faktor sosial
dan dukungan manajemen puncak secara signifikan mempunyai hubungan dengan
faktor dependen, yaitu kepuasan pemakai sistem informasi, sedangkan
keterlibatan pemakai dalam pengembangan sistem informasi berhubungan
Universitas Sumatera Utara
25
lemah/tidak signifikan berhubungan dengan kepuasan pemakai, hal ini terutama
disebabkan responden tidak dilibatkan/berperan dalam pengembangan sistem.
Variabel kepuasan pemakai secara signifikan mempunyai hubungan dengan faktor
dependen, yaitu loyalitas pemakai sistem informasi.
Darmawan (2010) meneliti pengaruh pentingnya sistem, kualitas sistem
dan kualitas informasi terhadap kegunaan dan kepuasan pengguna dalam
pengembangan sistem informasi manajemen keuangan daerah di Kabupaten
Sragen. Variabel yang digunakan dalam penelitiannya terdiri tiga variabel bebas
yaitu kualitas sistem, kualitas informasi dan pentingnya sistem, kemudian variabel
terikat yakni kegunaan sistem dan kepuasan pengguna. Populasi dalam penelitian
adalah
seluruh
Aparat
Pemerintah
Daerah
Kabupaten
Sragen.
Metode pengumpulan data dilakukan dengan metode survei melalui kuesioner.
Data yang telah dikumpulkan diuji dengan mengggunakan analisis jalur.
Hasil penelitian yang diperoleh yakni pentingnya sistem dan kualitas informasi
tidak berpengaruh terhadap kepuasan pengguna, sementara kualitas sistem secara
signifikan berpengaruh terhadap kepuasan pengguna. Kemudian, kualitas sistem
dan pentingnya sistem secara signifikan berpengaruh positif terhadap kegunaan
sistem, sementara kualitas informasi tidak berpengaruh terhadap kegunaan sstem,
dan kegunaan sistem berpengaruh secara signifikan terhadap kepuasan pengguna.
Istianingsih dan Utami (2009) meneliti pengaruh kepuasan pengguna
sistem informasi terhadap kinerja individu. Keberhasilan sistem informasi diuji
dengan modifikasi keberhasilan sistem informasi dari DeLone dan McLean
(1992) dan Model Myers (1997). Variabel yang digunakan dalam penelitian terdiri
atas
lima
variabel
yaitu
kualitas
layanan,
kualitas
sistem,
kualitas
Universitas Sumatera Utara
26
informasi, kepuasan pengguna, dan kinerja individu. Populasi dalam penelitian ini
adalah pengguna paket program aplikasi sistem informasi akuntansi di indonesia.
Metode pengumpulan data dilakukan dengan metode survei melalui kuesioner.
Data yang telah dikumpulkan diuji dengan mengggunakan bentuk Struktural
Equation Model (SEM). Hasil penelitian yang diperoleh yakni kualitas layanan,
kualitas sistem, kualitas informasi secara signifikan berpengaruh positif terhadap
kepuasan pengguna, dan kepuasan pengguna secara signifikan berpengaruh
positif terhadap kinerja individu.
Istianingsih dan Wijanto (2008) meneliti pengaruh kualitas sistem
informasi, perceived usefulness, dan kualitas informasi terhadap kepuasan
pengguna akhir software akuntansi. Keberhasilan sistem informasi diuji dengan
memodifikasi keberhasilan sistem informasi dari DeLone dan McLean (1992) dan
Model Seddon (1997). Variabel yang digunakan dalam penelitian terdiri dari
kualitas sistem, kualitas informasi, perceived usefulness, dan kepuasan pengguna
sistem informasi. Populasi dalam penelitian ini adalah para pengguna software
akuntansi pada berbagai perusahaan di Indonesia. Metode pengumpulan data
dilakukan dengan metode survei melalui kuesioner. Data yang telah dikumpulkan
diuji dengan mengggunakan bentuk Struktural Equation Model (SEM). Hasil
penelitian yang diperoleh yakni kualitas sistem informasi dan kualitas informasi
berpengaruh positif signifikan terhadap perceived usefulness, kualitas sistem
informasi dan kualitas informasi berpengaruh positif signifikan terhadap kepuasan
pengguna sistem informasi, kemudian perceived usefulness berpengaruh positif
signifikan terhadap kepuasan pengguna sistem informasi.
Universitas Sumatera Utara
27
Istianingsih dan Wijanto (2008) meneliti keberhasilan penggunaan
perangkat lunak akuntansi ditinjau dari persepsi pemakai. Keberhasilan sistem
informasi
diuji
dengan
modifikasi
keberhasilan
sistem
informasi
dari
Seddon (1997). Variabel yang digunakan dalam penelitian terdiri atas lima
variabel yaitu kualitas sistem, kualitas informasi, persepsi manfaat, kepuasan
pengguna akhir dan penggunaan sistem. Populasi dalam penelitian ini adalah para
pengguna
software
akuntansi
pada
berbagai
perusahaan
di
Indonesia.
Metode pengumpulan data dilakukan dengan metode survei melalui kuesioner.
Data yang telah dikumpulkan diuji dengan mengggunakan bentuk Struktural
Equation Model (SEM). Hasil penelitian yang diperoleh yakni kualitas sistem
informasi dan kualitas informasi berpengaruh positif signifikan terhadap persepsi
manfaat, kualitas sistem informasi dan kualitas informasi berpengaruh positif
signifikan terhadap kepuasan pengguna akhir, kemudian persepsi manfaat
berpengaruh positif signifikan terhadap kepuasan pengguna akhir, namun
kepuasan pengguna akhir tidak mempengaruhi penggunaan sistem.
Puspitasari (2007) meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja
sistem informasi akuntansi Pasar Swalayan ADA di Semarang. Variabel yang
digunakan terdiri 3 variabel bebas yaitu, partisipasi user, program pelatihan dan
dukungan manajemen puncak, kemudian variabel terikat yaitu kinerja sistem
informasi akuntansi yang diukur melalui kepuasan user dan pemakaian sistem.
Populasi dalam penelitiannya adalah seluruh karyawan Pasar Swalayan ADA
yang merupakan pengguna sistem dengan difokuskan kepada karyawan dari
Bagian Marketing, Gudang, Pembelian, Keuangan, Akuntansi dan Pajak.
Penelitiannya menggunakan data primer yang diperoleh melalui kuesioner yang
Universitas Sumatera Utara
28
dibagikan kepada responden. Berdasarkan hasil analisis ditemukan bahwa faktor
partisipasi user, program pelatihan dan dukungan manajemen puncak berpengaruh
secara simultan dan parsial terhadap kinerja sistem informasi akuntansi yang
diukur melalui kepuasan user dan pemakaian sistem.
Livari (2005) melakukan penelitian dengan menggunakan model
kesuksesan Delone dan McLean untuk menguji kesuksesan sistem informasi
keuangan dan akuntansi Kota Oulu, Finlandia. Penelitian Livari (2005) menguji
data longitudinal dari studi lapangan yang didapatkan dari sebuah organisasi kota
praja. Hasil penelitian Livari (2005) menunjukkan kualitas sistem persepsian
berpengaruh positif terhadap kepuasan pemakai, kualitas informasi persepsian
berpengaruh positif terhadap kepuasan pemakai, kualitas sistem persepsian
berpengaruh positif terhadap pengguna nyata, kepuasan pemakai berpengaruh
positif terhadap dampak individual, dan penggunaan nyata berpengaruh positif
terhadap dampak individual. Sedangkan kualitas informasi persepsian tidak
berpengaruh
terhadap
pengguna
nyata.
Kepuasan
pemakai
juga
tidak
berpengaruh terhadap pengguna nyata, dan pengguna nyata tidak berpengaruh
terhadap kepuasan pemakai.
Seddon dan Kiew (1996) melakukan penelitian pada pengguna
Departmental Accounting System (DAS) dengan menggunakan dua metode
analisis, yakni ordinary least squares (OLS) linear regressions dan structural
equation method (SEM). Variabel yang digunakan dalam penelitiannya terdiri dari
kualitas sistem, kualitas informasi, kegunaan, dan kepuasan pengguna.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas informasi dan kualitas sistem
informasi berpengaruh terhadap kepuasan pengguna dan kegunaan sistem,
Universitas Sumatera Utara
29
kegunaan sistem berpengaruh positif terhadap kepuasan pengguna, pentingnya
sistem berpengaruh terhadap kegunaan sistem, dan pentingnya sistem tidak
berpengaruh terhadap kepuasan pengguna.
Adapun nama peneliti, topik, variabel yang digunakan dan hasil penelitian
yang
diperoleh
penelitian
terdahulu
yang
dijadikan
sebagai
referensi
dapat dilihat pada tabel 2.1.
Nama Peneliti
Kurniati
(2012)
Ni Made Sri
Rukmiyati1dan
I Ketut
Budiartha
(2016)
Tabel 2.1 Review Penelitian Terdahulu
Judul Penelitian
Pengaruh FaktorFaktor Kesuksesan
Sistem Informasi
dan Computer SelfEfficacy Terhadap
Kepuasan
Pengguna SIMDA
di Sulawesi
Tengah
Variabel
Variabel Bebas
1. Kualitas Sistem
2. Kualitas Informasi
3. ComputerSelf
Efficacy
Pengaruh Kualitas
Sistem Informasi,
Kualitas Informasi
dan Perceived
Usefulness pada
Kepuasan
Pengguna Akhir
Software Akuntansi
(Studi Empiris
Pada Hotel
Berbintang di
Provinsi Bali)
Variabel Bebas :
1. Kualitas
Sistem
Informasi
2. Kualitas Informasi
3. Perceived
usefulness
Variabel Intervening
Perceived Usefulness
Variabel Terikat
Kepuasan Pengguna
Sistem Informasi
Variabel Terikat :
Kepuasan Pengguna
Hasil Penelitian
1. Kualitas informasi,
kualitas sistem, dan
computer selfefficacy
berpengaruh signifikan
positif terhadap
perceived usefulness.
1. Kualitas informasi
berpengaruh signifikan
positif terhadap kepuasan
pengguna sistem
informasi.
2. Kualitas sistem dan
computer self-efficacy
tidak berpengaruh
terhadap kepuasan
pengguna sistem
informasi.
3. Perceived usefulness
berpengaruh positif
terhadap kepuasan
pengguna sistem
informasi.
Kualitas sistem informasi,
kualitas
informasi,
dan
perceived
usefulness
berpengaruh positif pada
kepuasan pengguna akhir
sistem informasi, baik secara
simultan maupun secara
parsial.
Universitas Sumatera Utara
30
Hari Supada
(2013)
Darmawan
(2010)
Istianingsih dan
Wiwik Utami
(2009)
1. Pelatihan, faktor sosial
dan dukungan manajemen
puncak secara signifikan
mempengaruhi kepuasan
pemakai sistem informasi.
2. Keterlibatan pemakai
dalam pengembangan
sistem informasi tidak
mempengaruhi kepuasan
pemakai
3. Kepuasan pemakai
berpengaruh secara
signifikan terhadap
loyalitas pemakai sistem
informasi.
Analisis FaktorFaktor Yang
Berpengaruh
Terhadap
Kepuasan Pemakai
Sistem Informasi
Pada Unit
Akuntansi Dinas
Pendapatan Daerah
Kota Depok
Variabel Bebas
1. Keterlibatan
pemakai
2. Faktor sosial,
3. Pelatihan
4. Dukungan
manajemen
Pengaruh
Pentingnya Sistem,
Kualitas Sistem
dan Kualitas
Informasi
Terhadap
Kegunaan dan
Kepuasan
Pengguna dalam
Pengembangan
Sistem Informasi
Manajemen
Keuangan Daerah
Kabupaten Sragen
Variabel Bebas :
1. Kualitas Sistem
2. Kualitas Informasi
3. Pentingnya Sistem
Pengaruh
Kepuasan
Pengguna Sistem
Informasi terhadap
Kinerja Individu
(Studi Empiris
Pada Pengguna
Paket Program
Aplikasi Sistem
Informasi
Akuntansi di
Indonesia)
Variabel Bebas
1. Kualitas Layanan
2. Kualitas Sistem
Informasi
3. Kualitas Informasi
1. Kualitas layanan,
kualitas sistem, dan
kualitas informasi secara
signifikan berpengaruh
positif terhadap kepuasan
pengguna.
Variabel Terikat
Kinerja Individu
2. Kepuasan pengguna
informasi secara
signifikan berpengaruh
positif terhadap kinerja
individu
Variabel Terikat
1. Kepuasan pemakai
SIA
2. Loyalitas pemakai
SIA
Variabel Terikat :
1. Kegunaan Sistem
2. Kepuasan
Pengguna
Variabel Intervening
Kepuasan Pengguna
1. Kualitas informasi tidak
berpengaruh terhadap
kepuasan pengguna
2. Kualitas sistem secara
signifikan berpengaruh
terhadap kepuasan
pengguna
3. Kualitas sistem secara
signifikan berpengaruh
positif terhadap kegunaan
sistem
4. Kualitas informasi tidak
berpengaruh terhadap
kegunaan system
5. Kegunaan sistem
berpengaruh secara
signifikan terhadap
kepuasan pengguna
6. Pentingnya sistem
berpengaruh secara
signifikan terhadap
kegunaan sistem
7. Pentingnya sistem tidak
berpengaruh terhadap
kepuasan pengguna.
Universitas Sumatera Utara
31
Istianingsih dan
Setyo
Hari
Wijanto
(2008)
Pengaruh Kualitas
Sistem Informasi,
Perceived
Usefulness, dan
Kualitas Informasi
terhadap Kepuasan
Pengguna Akhir
Software Akuntansi
1. Kualitas sistem informasi
Variabel Bebas
dan kualitas informasi
1. Kualitas
Sistem
secara signifikan
Informasi
berpengaruh positif
2. Kualitas Informasi
terhadap perceived
usefulness.
Variabel Terikat
2. Kualitas sistem informasi
Kepuasan Pengguna
dan kualitas informasi
Sistem Informasi
secara signifikan
berpengaruh positif
Variabel Intervening
terhadap kepuasan
Perceived usefulness
pengguna sistem
informasi.
3. Perceived usefulness
secara signifikan
berpengaruh positif
terhadap kepuasan
pengguna sistem
informasi.
Istianingsih dan
Setyo Hari
Wijanto
(2008)
Analisis
Keberhasilan
Penggunaan
Perangkat Lunak
Akuntansi Ditinjau
dari Persepsi
Pemakai (Studi
Implementasi
Model
Keberhasilan
Sistem Informasi)
Variabel Bebas
1. Kualitas Sistem
2. Kualitas Informasi
Analisis FaktorFaktor Yang
Mempengaruhi
Kinerja Sistem
Informasi
Akuntansi Pasar
Swalayan ADASemarang
Variabel Bebas
1. Partisipasi user
2. Program pelatihan
3. Dukungan
manajemen puncak
An Empirical Test
of the DeLone and
McLean Model of
Information System
Success.
Variabel eksogen
1. System quality;
2. Information
quality
Iin Puspitasari
(2007)
Juhani Livari
(2005)
Variabel Terikat
Penggunaan Sistem
Variabel Intervening
1. Persepsi Manfaat
2. Kepuasan
Pengguna Akhir
Variabel Terikat
1. Kepuasan User
2. Pemakaian Sistem
Variabel endogen:
1. Kualitas sistem dan
kualitas informasi secara
signifikan berpengaruh
positif terhadap persepsi
manfaat.
2. Kualitas sistem dan
kualitas informasi secara
signifikan berpengaruh
positif terhadap kepuasan
pengguna akhir.
3. Persepsi manfaat secara
signifikan berpengaruh
positif terhadap kepuasan
pengguna khir
4. Kepuasan pengguna akhir
tidak berpengaruh
terhadap penggunaan
sistem
Partisipasi user, program
pelatihan dan dukungan
manajemen puncak
berpengaruh secara
signifikan secara simultan
dan parsial terhadap kinerja
sistem informasi akuntansi
yang diukur melalui
kepuasan user dan
pemakaian sistem
1. System quality dan
Information quality
berpengaruh signifikan
terhadap user satisfaction.
2. System quality
berpengaruh signifikan
terhadap actual use.
Universitas Sumatera Utara
32
Peter B. Seddon
dan Min-Yen
Kiew
(1996)
A Partial test and
Development
of
DeLone
and
McLean’s Model of
IS Succes
1. Actual use;
2. User satisfaction;
3. Individual impact
3. Information quality tidak
berpengaruh terhadap
actual use.
4. User satisfaction
berpengaruh signifikan
rethadap individual
impact.
5. User satisfaction tidak
berpengaruh terhadap
actual use.
6. Actual use tidak
berpengaruh terhadap user
satisfaction.
7. Actual use tidak
berpengaruh terhadap
individual impact.
Variabel Bebas
1. Pentingnya Sistem
2. Kualitas Sistem
3. Kualitas Informasi
1. Kualitas informasi dan
Kualitas sistem
berpengaruh terhadap
kepuasan pengguna
sistem,
2. Kualitas informasi dan
Kualitas sistem
berpengaruh terhadap
kegunaan sistem.
3. Kegunaan sistem
berpengaruh positif
terhadap kepuasan
pengguna.
4. Pentingnya sistem
berpengaruh terhadap
kegunaan sistem.
5. Pentingnya sistem tidak
berpengaruh terhadap
kepuasan pengguna.
Variabel Intervening
Kegunaan
Variabel Terikat
Kepuasan Pengguna
Universitas Sumatera Utara