Pengaruh Likuiditas Profitabilitas Struk .
PENGARUH LIKUIDITAS, PROFITABILITAS, STRUKTUR AKTIVA DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Strata Satu (S1) Pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tadulako
Oleh: RAHMAT HIDAYAT
C 201 11 061
FAKULTAS EKONOMI JURUSAN MANAJEMEN UNIVERSITAS TADULAKO PALU 2015
PENGARUH LIKUIDITAS, PROFITABILITAS, STRUKTUR AKTIVA DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Strata Satu (S1) Pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tadulako
Oleh: RAHMAT HIDAYAT
C 201 11 061
FAKULTAS EKONOMI JURUSAN MANAJEMEN UNIVERSITAS TADULAKO PALU 2015 HALAMAN PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
: Rahmat Hidayat
N.I.M
Judul Skripsi : Pengaruh Likuiditas, Profitabilitas, Struktur Aktiva
dan Ukuran Perusahaan terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Makanan dan Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.
Dengan ini menyatakan bahwa hasil penulisan Skripsi yang telah saya buat ini merupakan hasil karya sendiri dan benar keasliannya. Apabila ternyata dikemudian hari penulisan Skripsi ini merupakan plagiat atau penjiplakan terhadap karya orang lain, maka saya bersedia mempertanggung jawabkan serta bersedia menerima sanksi berdasarkan aturan tata tertib di Universitas Tadulako.
Demikian pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar dan tidak dipaksakan.
Palu, November 2015 Penulis
Rahmat Hidayat
HALAMAN PENGESAHAN
PENGARUH LIKUIDITAS, PROFITABILITAS, STRUKTUR AKTIVA DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
Di Ajukan Oleh:
RAHMAT HIDAYAT
C 201 11 061
Diterima Oleh Panitia Ujian Sarjana Fakultas Ekonomi Universitas Tadulako Sebagai Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen
Pada Hari/Tanggal:
Disahkan Oleh: DEKAN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS TADULAKO
Prof. Dr. Muslimin, S.E., M.M.
NIP. 19660915 199303 1 002
Panitia Ujian :
1. Ketua : Prof. Dr. H. Djayani Nurdin, SE. M.Si ( )
2. Sekretaris : Munawarah, SE, M.M
3. Anggota : Dr. Vitayanti Fattah, SE.M.Si
Dr. Husnah, SE, M.Si
Fatlina Z, SE, M.Bus
HALAMAN PERSETUJUAN
PENGARUH LIKUIDITAS, PROFITABILITAS, STRUKTUR AKTIVA DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
Diajukan Oleh: RAHMAT HIDAYAT
C 201 11 061
Disetujui Oleh:
Pembimbing I Pembimbing II
Dr. Husnah, SE. M.Si Fatlina Z. SE M.Bus NIP. 197505112003122004
NIP. 197511102000032001
Pengaruh Likuiditas, Profitabilitas, Struktur Aktiva dan Ukuran Perusahaan terhadap Struktur Modal pada Perusahaan Manufaktur Sektor Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Rahmat Hidayat, C 201 11 061, dibimbing oleh Ibu Husnah Selaku Pembimbing I dan Ibu Fatlina Z Selaku Pembimbing II.
ABSTRAKSI
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh secara simultan dan parsial dari Likuiditas, Profitabilitas, Struktur Aktiva dan Ukuran Perusahaan terhadap Struktur Modal pada Perusahaan Manufaktur Sektor Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009- 2013. Jenis penelitian ini adalah penelitian kausal komparatif. Berdasarkan teknik purposive sampling dari 15 perusahaan makanan dan minuman yang menjadi populasi, terdapat 10 perusahaan yang memenuhi syarat sebagai sampel. Pengumpulan data menggunakan metode dokumentasi dan kemudian diolah menggunakan alat analisis regresi linear berganda dengan program statistical product and service solution (SPSS 16,0).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa likuiditas, profitabilitas, struktur aktiva dan ukuran perusahaan secara simultan berpengaruh terhadap struktur modal pada perusahaan industri makanan dan minuman yang terdaftar di bursa efek Indonesia. Hal ini diperoleh dari nilai Adjust R Square sebesar 14,1% dan dengan ditunjukkan nilai signifikansi sebesar 0.028 yang < 0.05. Selanjutnya variabel Likuiditas dengan nilai signifikansi sebesar 0,002, dan Struktur Aktiva 0,030 memiliki nilai signifikansi yang < 0.05 yang berarti kedua variabel tersebut secara parsial berpengaruh signifikan terhadap struktur modal, sedangkan variabel profitabilitas dan ukuran perusahaan masing-masing memiliki nilai signifikansi sebesar 0.946 dan 0.504 yaitu > 0.05 yang menunjukan bahwa secara parsial tidak ada pengaruh signifikan dari kedua variabel tersebut terhadap struktur modal.
Kata Kunci: Likuiditas, Profitabilitas, Struktur Aktiva, Ukuran Perusahaan, Struktur Modal.
KATA PENGANTAR
Segala puji dan rasa syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah - Nya, sehingga penulis akhirnya dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu tugas akhir dan syarat untuk memperoleh gelar sarjana strata satu pada jurusan Manajemen di Fakultas Ekonomi Universitas Tadulako. Shalawat serta salam tak lupa juga penulis haturkan kepada nabi besar Muhammad S.A.W, para sahabat serta pengikutnya sampai akhir zaman.
Skripsi ini dengan penuh kerendahan hati, penulis persembahkan kepada Ayah dan Ibu tercinta, Alm. Bapak Burhanuddin dan Ibu Niati, yang tiada hentinya mencurahkan cinta dan kasih sayang dalam merawat, mendidik serta senantiasa memanjatkan doa bagi kesuksesan penulis. Tak lupa pula kepada Moh.Ikbal, Moh.Abduh dan Moh.Syafi’i yang telah menjadi saudara yang luar biasa dan selalu memberikan motivasi bagi penulis.
Ucapan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada Ibu Dr. Husnah, SE, M.Si selaku pembimbing I dan Ibu Fatlina Z, SE, M.Bus selaku pembimbing II yang dengan sabar dan ikhlas telah meluangkan waktunya untuk selalu mengajar, membimbing, memotivasi penulis dalam penulisan dan penyelesaian skripsi ini.
Pada kesempatan ini pula, secara tulus dan Ikhlas saya haturkan terima kasih yang tak terhingga kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan partisipasinya baik langsung maupun tidak langsung sejak awal sampai pada proses pembuatan laporan, antara lain kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Muh. Basyir, S.E., MS selaku Rektor Universitas Tadulako.
2. Bapak Prof. Dr. Muslimin, S.E., MM selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Tadulako.
3. Ibu Wahyuningsih, SE., M.Sc., Ph.D dan Ibu Dr. Husnah, SE., M.Si selaku Ketua dan Sekretaris Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tadulako.
4. Bapak Prof. Dr. Syamsul Bachri, M.Si selaku Dosen Wali yang telah
membimbing selama penulis menempuh pendidikan di bangku kuliah.
5. Tim Penguji Skripsi yaitu Bapak Prof. Dr. H. Djayani Nurdin, SE. M.Si,
Ibu Munawarah, SE, M.M, Ibu Dr. Vitayanti Fattah, SE.M.Si, Ibu Dr. Husnah, SE, M.Si dan Ibu Fatlina Z, SE, M.Bus.
6. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Tadulako yang dengan ikhlas mengajar, membimbing dan memberikan bekal ilmu pengetahuan selama penulis menempuh pendidikan.
7. Seluruh staf Tata Usaha Fakultas Ekonomi yang telah banyak membantu khususnya dalam bidang administrasi akademik.
8. Sahabat-sahabatku Bayu Fadli, Nurmad, Ibrahim Djayani, Moh.Jhalu, Moh.Yhamin, Hasrul Harahap, Dedi Septiadi, Ilhamdi, Fahril Irawan, Putra, Toufin, Khairul Imam, Danny Januar Galuanta, Fuad Hasan, Riswandi, dan juga Eko Hermawan. “Saat kita menjadi manusia yang lebih baik, saat kita sukses nanti, bahkan jika kita berada di tempat yang berbeda, bagiku kalian tetaplah sahabat ”.
9. Seluruh Teman-teman Manajemen Angkatan 2011 Fakultas Ekonomi Universitas Tadulako, khuususnya Konsentrasi Keuangan yang bersama berjuang, memotivasi dan saling membantu.
10. Perusahaan Industri Makanan dan Minuman Di Bursa Efek Indonesia yang Laporan Keuangannya dianalisis dalam penelitian ini.
11. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu, semoga Allah SWT membalas semua budi baik dan amal ibadah kita sekalian. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan
sehingga saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat diharapkan demi kesempurnannya. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan di masa yang akan datang.
Palu, November 2015 Penulis, Rahmat Hidayat
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Kerangka Pemikiran ............................................................................... 33
5.1 Hasil Uji Heterokedastisitas .................................................................... 72
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
I Tabulasi Data Perusahaan Industri Makanan dan Minuman
II Hasil Uji SPSS
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Setiap perusahaan pasti membutuhkan dana untuk menjalankan usahanya. Dana diperoleh dari pemilik perusahaan maupun dari utang. Dana yang diterima perusahaan digunakan untuk membeli aktiva tetap, yang nantinya digunakan untuk memproduksi barang atau jasa, membeli bahan-bahan untuk kepentingan produksi dan penjualan, untuk piutang dagang, untuk mengadakan persediaan kas, dan membeli surat berharga yang sering disebut efek atau sekuritas untuk kepentingan transakasi maupun untuk menjaga likuiditas perusahaan. Brigham dan Houston (2013:153) menyatakan jika ingin tumbuh, perusahaan membutuhkan modal, dan modal tersebut datang dalam bentuk utang atau ekuitas.
Keputusan pendanaan keuangan perusahaan akan sangat menentukan kemampuan perusahaan dalam dalam melakukan kegiatan operasinya, dan juga akan sangat berpengaruh terhadap resiko perusahaan itu sendiri. Jika perusahaan meningkatkan porsi hutangnya, akan meningkatkan resiko keuangan dan konsekuensinya. Sebaliknya, perusahaan juga harus memperhatikan masalah pajak. Pajak yang tinggi akan mengurangi pendapatan bagi kreditur dan pemegang saham yang dapat mengurangi nilai dari suatu perusahaan. Untuk itu, sebagian manajer tidak sepenuhnya mendanai perusahaan dengan modal sendiri, tetapi juga disertai penggunaan hutang karenan pertimbangan atas manfaat pengurangan pajak.
Salah satu masalah dalam kebijakan keuangan dalam perusahaan adalah masalah struktur modal. Riyanto (2013:296) menyatakan masalah struktur modal Salah satu masalah dalam kebijakan keuangan dalam perusahaan adalah masalah struktur modal. Riyanto (2013:296) menyatakan masalah struktur modal
Keown dalam Dwi Putri (2012) perusahaan harus memahami komponen- komponen utama struktur modal. Struktur modal yang optimal adalah struktur modal perusahaan yang akan memaksimalkan harga sahamnya. Terlalu banyak penggunaan utang, akan dapat menghambat perkembangan perusahaan yang juga akan membuat pemegang saham berfikir dua kali untuk tetap menanamkan modalnya.
Struktur modal yang merupakan perbandingan antara modal sendiri dengan modal yang berasal dari eksternal dapat dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi struktur modal antara lain: likuiditas perusahaan, profitabilitas, struktur aktiva, ukuran perusahaan, pertumbuhan perusahaan, tingkat pajak, resiko bisnis, leverage operasi, sikap manajemen, fleksibilitas keuangan dan lain sebagainya (Hadianto, 2008).
Likuiditas memiliki pengaruh terhadap struktur modal. Akan tetapi, ada dua pandangan yang berlawanan terkait hubungan antara likuiditas dan struktur modal. Berdasarkan Trade Off Theory (Teori Pertukaran), perusahaan yang lebih likuid akan menggunakan pendanaan eksternal karena kemampuan mereka membayar kembali kewajiban dan untuk mendapatkan manfaat dari perlindungan pajak ( tax-shields ), sehingga terjadi hubungan positif antara likuiditas dan Struktur modal. Pecking Order Theory mengasumsikan bahwa perusahaan lebih Likuiditas memiliki pengaruh terhadap struktur modal. Akan tetapi, ada dua pandangan yang berlawanan terkait hubungan antara likuiditas dan struktur modal. Berdasarkan Trade Off Theory (Teori Pertukaran), perusahaan yang lebih likuid akan menggunakan pendanaan eksternal karena kemampuan mereka membayar kembali kewajiban dan untuk mendapatkan manfaat dari perlindungan pajak ( tax-shields ), sehingga terjadi hubungan positif antara likuiditas dan Struktur modal. Pecking Order Theory mengasumsikan bahwa perusahaan lebih
Penelitian yang dilakukan oleh Alamsyah (2013) membuktikan terdapat pengaruh positif antara likuiditas terhadap struktur modal. Akan tetapi, hasil ini berbeda dengan beberapa hasil penelitian lainnya, antara lain oleh Masnoon and Saeed (2014), Verena Sari dan Haryanto (2013), Md-Yusuf et al (2013), Putra dan Kesuma (2014), Ahmad et al (2011) dan Sheikh and Wang (2011) yang menemukan hasil bahwa terdapat pengaruh negatif dan signifikan antara likuiditas terhadap struktur modal.
Brigham dan Houston (2013: 189) menyebutkan profitabilitas memiliki pengaruh terhadap struktur modal. Hal ini disebabkan, melalui tingkat pengembalian yang tinggi, memungkinkan perusahaan melakukan sebagian besar pendanaannya melalui dana yang dihasilkan secara internal.
Penelitian Masnoon and Saeed (2014) membuktikan bahwa profitabilitas berpengaruh negatif dan signifikan terhadap struktur modal. Hasil yang sama juga ditemukan oleh Verena Sari dan Haryanto (2013), Ba-Abbad and Ahmad Zaluki (2012), Indrajaya, dkk (2011) dan juga Wardani (2012). Namun, hasil ini berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Alamsyah (2013) dan Sri Utami (2009) yang membuktikan bahwa profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal.
Struktur aktiva dianggap berpengaruh terhadap struktur modal. Hal ini dikarenakan perusahaan yang asetnya memadai untuk digunakan sebagai jaminan pinjaman, cenderung akan cukup banyak menggunakan hutang (Brigham dan
Houston 2013: 189). Beberapa penelitian yang menunjukan adanya hubungan positif antara struktur aktiva terdap struktur modal antara lain; Md-Yusuf et al (2013), Dwi Putri (2012) Ahmad et al (2012), Indrajaya dkk (2011), Joni dan Lina (2010) serta Hadianto (2008).
Riyanto (2013:299) menyebutkan ukuran perusahaan berpengaruh terhadap struktur modal. Penelitian yang dilakukan oleh Dwi putri (2012) membuktikan bahwa terdapat pengaruh positif antara ukuran perusahaan terhadap struktur modal, yang berarti semakin besar perusahaan maka kecenderungan penggunaan dana eksternal juga akan semakin besar. Hasil yang sama juga dtemukan oleh Md-Yusuf e t al. (2013), Verena sari dan Haryanto (2013), Ba- Abbad and Ahmad Zaluki (2012), dan Indrajaya dkk. (2011).
Besarnya rata-rata struktur modal, likuiditas, profitabilitas, struktur aktiva, dan ukuran perusahaan perusahaan manufaktur makanan dan minuman yang terdaftar di BEI selama periode 2009-2013 dapat dilihat pada tabel 1.1 berikut:
Tabel 1.1 Rata-rata tingkat struktur modal, likuiditas, profitabilitas, struktur aktiva dan ukuran perusahaan pada Perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI periode 2009-2013
Struktur
Struktur Ukuran
Aktiva Perusahaan NO
Aktiva tetap / Log natural
Total aktiva (%)
total aktiva
1 PT Akasha Wira International Tbk
10.5 56.7 26.478 2 PT Wilmar Cahya Indonesia Tbk
7.1 29.9 27.466 3 PT Davomas Abadi Tbk
73.3 28.607 4 PT Delta Djakarta Tbk
23.6 17.1 27.348 5 PT Indofood Sukses Makmur Tbk
6.6 58.8 31.626 6 PT Mayora Indah Tbk
9.9 38.6 29.418 7 PT Multi Bintang Indonesia Tbk
83.1 36.9 51.5 27.839 8 PT Nippon Indosari Corpindo Tbk
14.1 71.9 27.409 9 PT Prashida Aneka Niaga Tbk
4.0 30.1 20.994 11 PT Sekar Laut Tbk
10 PT Sekar Bumi Tbk 87.8 123.7
3.7 51.4 26.158 12 PT Siantar Top Tbk
4.9 59.3 28.672 14 PT Tri Banyan Tirta Tbk
13 PT Tiga Pilar sejahtera food Tbk 132.1
0.0 0.0 0.0 0.0 0.000 15 PT Ultrajaya Milk Industry and Trading Company Tbk
Sumber: idx.co.id 2009-2013, diolah Dari tabel 1.1 dapat dilihat bahwa rata-rata dari variabel independen menunjukan hasil yang fluktuatif. Fenomena empiris dalam penelitian ini didasarkan pada inkonsistensi data. Misalnya, pada PT. Akasha Wira Internasional Tbk dengan tingkat likuditas 189,1%, tingkat rata-rata penggunaan hutang atas ekuitasnya adalah sebesar 138%. Ketika dibandingkan dengan PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk dengan tingkat rata-rata likuditas yang lebih tinggi yaitu sebesar 218,3%, memiliki rata-rata tingkat penggunaan hutang yang lebih rendah yaitu 118,3%. Hal ini berarti, semakin tinggi likuiditas akan semakin rendah penggunaan hutangnya ataupun sebaliknya. Hasil ini akan berbeda, jika PT Akasha Wira Internasional Tbk dibandingkan dengan PT Davomas Abadi Tbk. PT Davomas Abadi Tbk memiliki tingkat rata-rata likuiditas jauh lebih besar yaitu sebesar 44.224%, dengan rata-rata tingkat penggunaan hutang atas ekuitas yaitu
156,9%, yang juga lebih besar jika dibandingkan dengan PT Akasha Wira Internasional Tbk. Hasil dari kedua perusahaan ini menunjukan bahwa semakin tinggi tingkat likuiditas, maka akan semakin tinggi tingkat penggunaan hutang. Fenomena serupa terjadi pada perusahaan lainnya dan juga faktor lain yang diduga berpengaruh terhadap struktur modal. Berdasarkan data pada tabel 1.1, tidak terlihat kejelasan tentang pengaruh likuiditas, profitabilitas, struktur aktiva dan ukuran perusahaan terhadap struktur modal.
Peneliti menggunakan perusahaan yang tergabung dalam industri makanan dan minuman dikarenakan perusahaan tersebut memiliki karakteristik produk yang sering digunakan oleh banyak orang, serta memiliki ketahanan dalam menghadapi berbagai kebijakan sehingga hampir dipastikan bahwa produk perusahaan tetap dibeli serta diminati oleh masyarakat.
Oleh sebab itu, maka penelitian ini mengambil judul “Pengaruh Likuiditas, Profitabilitas, Struktur Aktiva dan Ukuran Perusahaan terhadap Struktur Modal Perusahaan Manufaktur Sektor Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang, maka disusun rumusan masalah penelitian sebagai berikut:
1. Apakah likuiditas, profitabilitas, struktur aktiva, dan ukuran perusahaan secara simultan berpengaruh signifikan terhadap struktur modal perusahaan manufaktur sektor industri konsumsi sub sektor makanan & minuman di Bursa Efek Indonesia?
2. Apakah likuiditas berpengaruh signifikan terhadap struktur modal perusahaan manufaktur sektor industri konsumsi sub sektor makanan & minuman di Bursa Efek Indonesia?
3. Apakah profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap struktur modal perusahaan manufaktur sektor industri konsumsi sub sektor makanan & minuman di Bursa Efek Indonesia?
4. Apakah stuktur aktiva berpengaruh signifikan terhadap struktur modal perusahaan manufaktur sektor industri konsumsi sub sektor makanan & minuman di Bursa Efek Indonesia?
5. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap struktur modal perusahaan manufaktur sektor industri konsumsi sub sektor makanan & minuman di Bursa Efek Indonesia?
1.3.Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1.3.1. Tujuan Penelitian
Tujuan Penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui apakah likuiditas, profitabilitas, struktur aktiva, dan ukuran perusahaan secara simultan berpengaruh signifikan terhadap struktur modal perusahaan manufaktur sektor industri konsumsi sub sektor makanan & minuman di Bursa Efek Indonesia.
2. Untuk mengetahui apakah likuiditas berpengaruh signifikan terhadap struktur modal perusahaan manufaktur sektor industri konsumsi sub sektor makanan & minuman di Bursa Efek Indonesia.
3. Untuk mengetahui apakah profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap struktur modal perusahaan manufaktur sektor industri konsumsi sub sektor makanan & minuman di Bursa Efek Indonesia.
4. Untuk mengetahui apakah stuktur aktiva berpengaruh signifikan terhadap struktur modal perusahaan manufaktur sektor industri konsumsi sub sektor makanan & minuman di Bursa Efek Indonesia.
5. Untuk mengetahui apakah ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap struktur modal perusahaan manufaktur sektor industri konsumsi sub sektor makanan & minuman di Bursa Efek Indonesia.
1.3.2. Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan, antara lain:
1.3.2.1. Bagi Investor Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai sumber informasi tentang struktur modal perusahaan, sehingga dapat menjadi pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi di perusahaan.
1.3.2.2. Bagi Perusahaan Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan bagi perusahaan tentang struktur modal, sehingga dapat meminimumkan biaya penggunaan modal rata-rata sehingga dapat meningkatkan laba di masa mendatang dalam perencanaan pengelolaan dana.
1.3.2.3. Bagi Akademisi Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan ilmu
pengetahuan, serta menjadi penndukung penelitian selanjutnya dalam melakukan penelitian yang berkaitan dengan struktur modal suatu perusahaan.
1.4. Sistematika Penulisan
Untuk lebih mengarahkan pada sasaran yang diharapkan maka penulisan penelitian akan dibagi menjadi 3 bab, dimana sistematika penulisan adalah sebagai berikut :
Bab Pertama, merupakan pendahuluan yang mencakup tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian serta sistematika penulisan.
Bab Kedua, merupakan tinjauan pustaka yang mencakup tentang penelitian terdahulu, landasan teori tentang Manajemen Keuangan, pengertian struktur modal, sasaran struktur modal, faktor-faktor yang mempengaruhi sturktur modal, Bab Kedua, merupakan tinjauan pustaka yang mencakup tentang penelitian terdahulu, landasan teori tentang Manajemen Keuangan, pengertian struktur modal, sasaran struktur modal, faktor-faktor yang mempengaruhi sturktur modal,
Bab Ketiga, yang merupakan metode penelitian yang mencakup tentang tipe penelitian, objek penelitian, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data, populasi dan sampel, metode penarikan sampel definisi operasional variabel, serta alat analisis yang digunakan dalam penelitian.
Bab Keempat merupakan Objek Penelitian yang berisi tentang gambaran umum dari objek penelitian.
Bab Kelima merupakan hasil penelitian dan pembahasan yang berisi hasil analisis yang diperoleh secara rinci di sertai dengan langkah-langkah analisis data yang dilakukan.
Bab Keenam merupakan pentup yang berisi kesimpulan dan saran dari hasil peneltian.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Penelitian Terdahulu
Terdapat beberapa penelititan terdahulu yang berkaitan dengan variabel struktur modal (DER), antara lain:
1. Samuel Ndauti Kariuki dan Charles Guandaru Kamau (2014) dengan judul penelitian “Determinants of Corporate Capital Structure among Private
Manufacturing Firm in Kenya: A Survey of Food and Beverage Manufacturing Firm”. Sampel penelitiannya berjumlah 36 perusahaan pada periode 2013, dengan alat analisis yang digunakan adalah analisis regresi berganda. Hasil penelitiaannya menunjukan pertumbuhan perusahaan dan ukuran perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal, sedangkan profitabilitas dan struktur aktiva memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap struktur modal.
2. Agus Rahman Alamsyah (2013) dengan penelitian yang berjudul “Analisis Pengaruh Likuiditas Dan Profitabilitas Terhadap Struktur Modal pada Perusahaan Food and Beverage di Bursa Efek Indonesia”. Sampel yang digunakan sebanyak 15 Perusahaan selama periode 2006-2010, dengan menggunakan analisis regresi berganda, hasil penelitiaanya menunjukan bahwa likuiditas dan profitabilitas berpengaruh signifikan tehadap struktur modal.
3. Mazila Md-Yusuf, Fauziah Muhammad Yunus and Nur Zahraatul Lail Md Supaat (2013) dengan judul penelitian “ Determinants of Capital Structure In
Malaysia Elctrical and Electronic Sector ”. Variabel independen yang diguanakan adalah Ukuran perusahaan, Profitabilitas, Struktur aktiva, Likuditas, dan Pertumbuhan perusahaan. Penelitian dilakukan terhadap 11 perusahaan yang terdaftar dalam E&E Companies Bursa Malaysia tahun 1997-2011. Hasilnya, Ukuran perusahaan, Likuiditas, dan Struktur Aktiva berpengaruh terhadap Struktur Modal.
4. Meidera Elsa Dwi Putri (2012) yang meneliti tentang “Pengaruh Profitabilitas , Struktur Aktiva dan Ukuran Perusahaan terhadap Struktur Modal pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. Jumlah sampel penelitian adalah 12 perusahaan selama periode penelitian 2005-2010, dengan menggunakan analisis regresi berganda. Hasil penelitiannya menunjukan variabel profibilitas berpengaruh positif dan tidak signifikan, sedangkan struktur aktiva dan ukuran perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal perusahaan.
5. Fawad Ahmad, Juniad-Ul-Haq, Rao Umer Nasir, Mohsin Ali, Wasim Ullah. (2011) dengan judul penelitian “Extension of determinants of capital structure: evidence from pakistani non-financial firms ” dengan jumlah sampel sebanyak 336 perusahaan periode 2005-2009. Hasilnya, 5 variabel dependen (size, liquidity, tangibility of assets, non-debt tax shields and payout) berpengaruh signfikan terhadap struktur modal.
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
No Peneliti & Judul
Hasil Penelitian 1. Samuel Ndauti Kariuki dan Charles Variabel
Relevansi
Perbedaan
pertumbuhan perusahaan Guandaru Kamau
berpengaruh positif dan signifikan
terhadap struktur modal, ukuran (2014)
tiga dari variabel Jumlah Sampel
Independen
Periode
perusahaan berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap struktur modal, Determinants of Corporate Capital
penelitian
sedangkan profitabilitas dan struktur Structure among Private
Objek
aktiva memiliki pengaruh yang tidak Manufacturing Firm in Kenya: A signifikan terhadap struktur modal. Survey of Food and Beverage
Penelitian
Manufacturing Firm
2. Agus Rahman Alamsyah
Variabel
Jumlah Sampel
Dependen
variabel
(2013) Dua dari variabel Likuiditas dan Profitabilitas
berpengaruh signifikan tehadap “Analisis Pengaruh Likuiditas Dan independen
independen
Periode
struktur modal. Profitabilitas Terhadap Struktur
Alat Analisis
peneltian
Modal pada Perusahaan Food and
Beverage di Bursa Efek Indonesia”. 3 Mazila Md-Yusuf, Fauziah
Variabel
Objek
Ukuran perusahaan dan Struktur Muhammad Yunus and Nur
Aktiva berpengaruh positif terhadap Zahraatul Lail Md Supaat
Penelitian
Penelitian
Alat analisis
Jumlah sampel
Struktur Modal. Likuiditas
Periode
berpengaruh negatif terhadap (2013)
struktur modal. sedangkan Determinants of Capital Structure In
peneltian
Jumlah variabel
profitabilitas dan pertumbuhan
Malaysia Elctrical and Electronic perusahaan berpengaruh positif dan Sector ”.
independen
tidak signifikan. 4 Meidera Elsa Dwi Putri
Variabel
Jumlah sampel
dependen
Jumlah variabel
profibilitas berpengaruh positif dan
Variabel
Periode
tidak signifikan, sedangkan struktur
Pengaruh Profitabilitas , Struktur
aktiva dan ukuran perusahaan Aktiva dan Ukuran Perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap Struktur Modal pada
independen
Penelitian
terhadap struktur modal perusahaan. Perusahaan Manufaktur Sektor
Industri Makanan dan Minuman
yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
5 Fawad Ahmad, Juniad-
size, liquidity, tangibility of
Ul-Haq,
Variabel
Jumlah varibel
assets, non-debt tax shields and
independen
independen
Rao Umer Nasir,
payout) berpengaruh signfikan
Alat analsis
Periode
Mohsin Ali, Wasim Ullah.
penelitian
terhadap struktur modal.
Jumlah sampel
“Extension of determinants of capital structure: evidence from pakistani non-financial firms ”
2.2. Landasan Teori
2.2.1. Manajemen Keuangan
Sudana (2011:1) manajemen keuangan perusahaan adalah adalah salah satu bidang manajemen fungsional perusahaan yang berhubungan dengan pengembilan keputusan investasi jangka panjang, keputusan pendanaan jangka panjang, pengelolaan modal kerja perusahaan yang meliputi investasi dan pendanaan jangka pendek. Dengan kata lain, manajemen keuangan perusahaan merupakan bidang keuangan yang menerapkan prinsip-prinsip keuangan dalam suatu organisasi perusahaan untuk menciptakan dan mempertahankan nilai melalui pengambilan keputusan dan pengelolaan sumber daya yang tepat.
Van Horne and Wachowicz ( 2005 : 3 ) manajemen Keuangan berkaitan dengan perolehan, pendanaan, dan manajemen aktiva dengan beberapa tujuan umum sebagai latar belakangnya. Jadi, fungsi keputusan dalam manajemen keuangan dibagi menjadi tiga area utama antara lain: investasi, pendanaan dan manajemen aktiva.
2.2.2. Pendanaan Perusahaan
Menurut Moeljadi (2006:235), dikemukakan bahwa masalah penarikan dana dianggap manarik karena setiap dana yang digunakan pasti mempunyai biaya yang sering disebut sebagai biaya dana ( cost of funds ). Jika menggunakan dana yang berasal dari hutang maka akan timbul biaya bunga, tetapi jika Menurut Moeljadi (2006:235), dikemukakan bahwa masalah penarikan dana dianggap manarik karena setiap dana yang digunakan pasti mempunyai biaya yang sering disebut sebagai biaya dana ( cost of funds ). Jika menggunakan dana yang berasal dari hutang maka akan timbul biaya bunga, tetapi jika
Riyanto (2013:4), pendanaan dalam artian yang luas yaitu keseluruhan aktivitas yang bersangkutan dengan usaha untuk mendapatkan dana dalam perusahaan dan menggunakan atau mengalokasikannya. Sementara itu, pendanaan dalam artian yang sempit adalah aktivitas yang hanya bersangkutan dengan usaha mendapatkan dana saja, yang sering juga dinamakan pendanaan pasif.
2.2.3. Struktur Modal
2.2.3.1. Pengertian Struktur Modal
Riyanto (2013:293) menyatakan apabila suatu perusahaan dalam memenuhi kebutuhan dananya mengutamakan pemenuhan dengan sumber dari dalam perusahaan akan sangat mengurangi ketergantungannya kepada pihak luar. Apabila kebutuhan dana sudah demikian meningkatnya karena pertumbuhan perusahaan, dan dana dari dalam sudah digunakan semua, maka tidak ada pilihan lain selain menggunakan dana yang berasal dari luar perusahaan, baik dari utang maupun dengan mengeluarkan saham baru dalam memenuhi kebutuhan akan dananya.
Ada beberapa pengertian atau definisi dari struktur modal oleh beberapa ahli yang menuangkannya dalam buku mereka, diantaranya adalah: Sawir (2005:10), struktur modal adalah pendanaan permanen yang terdiri dari utang jangka panjang, saham preferen, dan modal pemegang saham. Nilai buku dari modal pemegang saham terdiri dari saham biasa, modal disetor atau surplus, modal dan akumulasi ditahan. Struktur modal merupakan bagian dari struktur keuangan.
79) “struktur modal merupakan perimbangan antara penggunaan modal pinjaman yang terdiri dari: utang jangka pendek yang bersifat
Sjahrial (2009:1
permanen, utang jangka panjang dengan modal sendiri yang terdiri dari: saham preferen dan saham biasa. ”
Weston and Brigham (2005:150), struktur modal yang ditargetkan adalah bauran atau perpaduan dari utang, saham preferen, saham biasa yang dikehendaki perusahaan dalam struktur modalnya. Struktur modal yang optimal adalah gabungan ekuitas yang memaksimumkan harga saham perusahaan.
Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut dapat disimpulkan, bahwa struktur modal adalah perbandingan antara penggunaan hutang dengan modal sendiri.
2.2.3.2. Sasaran Struktur Modal
Menurut Brigham dan Houston (2013:155) sasaran struktur modal suatu perusahaan didefenisiskan sebagai struktur yang akan memaksimalkan harga saham perusahaan tersebut. Kombinasi utang, saham preferen dan ekuitas biasa yang akan menjadi dasar penghimpunan modal oleh perusahaan.
Penentuan struktur modal akan melibatkan pertukaran antara resiko dan pengembalian:
1. Menggunakan utang dalam jumlah besar akan meningkatkan resiko yang ditanggung oleh pemegang saham.
2. Namun, menggunakan lebih banyak utang pada umumnya akan meningkatkan perkiraan pengembalian atas ekuitas.
2.2.3.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal
Brigham dan Houston (2013:188) menyatakan bahwa perusahaan pada umumnya akan mempertimbangkan faktor-faktor berikut ini, ketika melakukan keputusan struktur modal :
1. Stabilitas Penjualan Perusahaan dengan penjualan yang stabil, akan mempengaruhi kemudahan memperoleh hutang dan besaran hutang yang dibutuhkan perusahaan.
2. Struktur Aktiva Besar dan banyaknya struktur aktiva pada perusahaan mempengaruhi hutang yang mampu diperoleh perusahaan sebagai jaminan atas pinjaman tersebut.
3. Leverage Operasi Perusahaan dengan leverage operasi yang lebih sedikit memiliki kemampuan yang lebih baik dalam menerapkan leverage keuangan karena perusahaan tersebut akan memiliki resiko bisnis yang lebih kecil.
4. Tingkat Pertumbuhan Perusahaan yang tumbuh dengan cepat lebih banyak mengandalkan diri pada modal ekternal karena membutuhkan lebih banyak dana.
5. Profitabilitas Kemampuaan yang dapat diperoleh perusahaan mempengaruhi besarnya hutang yang dibutuhkan perusahaan. Semakin besar profitabilitas, semakin kecil kebutuhan hutang perusahaan tersebut.
6. Pajak Besaran pajak mempengaruhi penghematan biaya hutang, sehingga dengan adanya pajak, semakin efisien sebuah hutang yang akan meningkatkan nilai perusahaan tersebut.
7. Kendali Pengaruh hutang dibandingkan saham pada posisi kedali suatu perusahaan dapat mempengaruhi struktur modal.
8. Sikap manajemen Beberapa manajemen cenderung lebih konservatif daripada yang lainnya, dan akibatnya menggunakan lebih sedikit hutang daripada rata-rata perusahaan di dalam industri mereka, sedangkan manajemen agresif menggunakan lebih banyak hutang di dalam pencarian mereka akan laba yang lebih tinggi.
9. Sikap pemberi pinjaman dan agen pemberi peringkat Tanpa melihat analisis para manajer atas faktor-faktor leverage yang tepat bagi perusahaan mereka sendiri, perilaku pemberi pinjaman dan agen pemeringkat seringkali mempengaruhi keputusan struktur keuangan.
10. Kondisi pasar Kondisi dari pasar saham dan obligasi yang mengalami perubahan baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang, dapat memberikan arti yang penting dalam struktur modal sebuah perusahaan yang optimal.
11. Kondisi internal perusahaan Kondisi internal sebuah perusahaan juga dapat memiliki pengaruh pada sasaran struktur modalnya.
12. Fleksibilitas keuangan Sebuah perusahaan harus menjaga fleksibilitas keuangannya. hal ini berarti perusahaan menjaga kapasitas pinjaman cadangan yang memadai.
Ahmad et al (2011) dalam penelitiannya menunjukan bahwa faktor-faktor yang berpengaruh terhadap struktur struktur modal antara lain liquidity, tanggibiity of assets, non-debt tax shields and payout. Dalam penelitiannya juga menunjukan bahwa likuiditas berperan penting dalam pengaruhnya terhadap keputusan struktur modal.
Dalam peneltian lainnya yang dilakukan oleh Md-Yusuf et al (2013) menunjukan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal antara lain ukuran perusahaan dan struktur aktiva berpengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal, sementara likuiditas berpengaruh negatif dan signifikan terhadap struktur modal.
Struktur modal merupakan cermin dari kebijakan perusahaan dalam menentukan jenis securities yang dikeluarkan. Struktur modal suatu perusahaan dipengaruhi oleh banyak faktor dimana faktor-faktor yang utama ialah: tingkat bunga, stabilitas dari earning , susunan dari aktiva, kadar risiko dari aktiva, Struktur modal merupakan cermin dari kebijakan perusahaan dalam menentukan jenis securities yang dikeluarkan. Struktur modal suatu perusahaan dipengaruhi oleh banyak faktor dimana faktor-faktor yang utama ialah: tingkat bunga, stabilitas dari earning , susunan dari aktiva, kadar risiko dari aktiva,
2.2.3.4. Teori Struktur modal
Harmono (2011:137) teori struktur modal berkenaan dengan bagaimana modal dialokasikan dalam aktivitas investasi rill perusahaan, dengan cara menentukan struktur modal antara modal utang dan modal sendiri”.
2.2.3.4.1. Teori MM Sartono (2010:230) menyatakan bahwa selama ini teori struktur modal didasarkan atas perilaku investor dan bukannya studi formal secara matematis. Franco Modogliani dan Merton Miller (MM) memperkenalkan model teori struktur modal secara sistematis, scientific dan atas dasar penelitian yang terus- menerus. Perlu diperhatikan bahwa MM memperkenalkan teori struktur modal dengan beberapa asumsi sebagai berikut:
a. Risiko bisnis perusahaan dapat diukur dengan standar deviasi laba sebelum bunga dan pajak dan perusahaan yang memiliki risiko bisnis sama dikatakan berada dalam klas yang sama.
b. Semua investor dan investor potensial memiliki estimasi sama terhadap EBIT perusahaan dimasa datang, dengan demikian semua investor memiliki harapan yang sama atau homogeneous expectations tentang laba perusahaan dan tingkat risiko perusahaan.
c. Saham dan obligasi diperdagangkan dalam pasar modal yang sempurna atau perfect capital market .
2.2.3.4.2. Teori Trade-off
Menurut Brealey, dkk (2006:18) ini disebut teori trade-off struktur modal optimal. Teori ini menyatakan bahwa manajer akan berusaha meningkatkan tingkat utang sampai pada satu titik dimana nilai perlindungan pajak bunga tambahan benar- benar terimbangi oleh tambahan biaya masalah keuangan.”
Brigham and Houston (2013:183) mengemukakan bahwa teori Pertukaran ( Trade off theory) merupakan teori struktur modal yang menyatakan bahwa perusahaan menukar manfaat pajak dari penggunaaan utang dengan masalah yang ditimbulkan oleh potensi kebangkrutan.
Teori trade off menjelaskan, sebuah perusahaan yang struktur modalnya tanpa menggunakan hutang dan dengan keseluruhan menggunakan hutang adalah perusahaan yang dalam keadaan buruk. Perusahaan tanpa menggunakan hutang dalam modalnya, akan membayar pajak yang lebih besar daripada perusahaan yang menggunakan hutang. Kondisi ini akan mempengaruhi nilai perusahaan tersebut. Perusahaan dengan modal keseluruhan hutang dikatakan buruk karena dalam setiap hutang terdapat bunga hutang yang wajib dibayarnya. Perusahaan yang menggunakan hutang sebagai sumber modalnya, berarti dalam setiap keuntungannya perusahaan tersebut akan menggunakan labanya untuk membayar bunga. Keadaan ini tentu tidak menguntungkan bagi sebuah perusahaan.
Sudana (2011 : 153) menyatakan bahwa berdasarkan teori trade off, keputusan perusahaan menggunakan utang didasarkan pada keseimbangan antara pada penghematan pajak dan biaya kesulitan keuangan.
Teori trade off optimal menggambarkan masalah keseimbangan biaya dengan nilai perlindungan pajak bunga yang dihasilkan oleh pinjaman. Untuk itu, perusahaan hendaknya menyeimbangkan antara besarnya hutang dengan modal Teori trade off optimal menggambarkan masalah keseimbangan biaya dengan nilai perlindungan pajak bunga yang dihasilkan oleh pinjaman. Untuk itu, perusahaan hendaknya menyeimbangkan antara besarnya hutang dengan modal
2.2.3.4.3. Pecking Order Teori ini dikemukakan oleh Myers dan Majluf (1984) dan Brealey dan Myers (1984). Tidak ada suatu target debt to equity ratio , karena ada 2 jenis modal sendiri yaitu, eksternal dan internal. Perusahaan cenderung lebih menyukai modal sendiri yang berasal dari dalam perusahaan, daripada modal sendiri yang berasal dari luar perusahaan (Hadianto :2008).
Menurut Sudana (2011:154) Teori pecking order memberikan dua aturan bagi dunia praktik, yaitu:
a. Mengunakan pendanaan internal Manajer tidak dapat menggunakan pengetahuan khusus tentang perusahaan untuk menentukan jika utang yang kurang beresiko mengalami mispriced (terjadi perbedaan harga pasar dengan harga teoritis), karena harga utang ditentukan semata-mata oleh suku bunga pasar.
b. Menerbitkan sekuritas yang resikonya kecil Walaupun investor khawatir salah menentukan harga utang dan saham, kekhawatiran investor lebih besar dalam menentukan harga saham.
Brealey, dkk (2006:25) menyatakan ada teori alternatif yang dapat menjelaskan mengapa perusahaan yang menguntungkan meminjam jumlah uang yang lebih sedikit. Teori ini berdasarkan asumsi asimetris, manajer tahu lebih banyak dari pada investor luar tentang profitabilitas dan prospek perusahaan.
Observasi ini mencetuskan teori pecking order struktur modal. Teori ini berbunyi sebagai berikut:
1. Perusahaan menyukai pendanaan internal, karena dana ini terkumpul tanpa mengirimkan sinyal sebaliknya yang dapat menurunkan harga saham.
2. Jika dana eksternal dibutuhkan, perusahaan menerbitkan utang lebih dahulu dan hanya menerbitkan ekuitas sebagai pilihan terakhir. Pecking order ini muncul karena penerbitan utang tidak terlalu diterjemahkan sebagai petanda buruk oleh investor bila dibandingkan dengan penerbitan ekuitas.
Secara ringkas, teori pecking order menyatakan sebagai berikut:
1. Perusahaan lebih menyukai pendanaan internal
2. Perusahaan akan berusaha menyesuaikan rasio pembagian deviden dengan kesempatan investasi yang dihadapi , dan berupaya untuk tidak melakukan perubahan pembayaran deviden yang terlalu besar.
3. Pembayaran deviden yang cenderung konstan dan fluktuasi laba yang diperoleh mengakibatkan dana internal kadang-kadang berlebih atau kurang untuk investasi.
4. Apabila pendanaan eksternal diperlukan, maka perusahaan akan menerbitkan sekuritas yang paling aman terlebih dahulu. Penerbitan
sekuritas akan memulai dari penerbitan obligasi, kemudian obligasi yang dapat dikonversikan menjadi modal sendiri, baru akhirnya menerbitkan saham baru.
Menurut teori ini , perusahaan yang memiliki profitabilitas yang besar cenderung memiliki hutang atau pinjaman dalam jumlah kecil. Hal tersebut bukan disebabkan karenan memiliki target debt of equity ratio yang rendah, akan tetapi Menurut teori ini , perusahaan yang memiliki profitabilitas yang besar cenderung memiliki hutang atau pinjaman dalam jumlah kecil. Hal tersebut bukan disebabkan karenan memiliki target debt of equity ratio yang rendah, akan tetapi
2.2.4. Likuiditas
Likuiditas merupakan kemampuan sebuah perusahaan untuk memenuhi kewajibannya. Semakin likuid sebuah perusahaan, semakin mudah bagi perusahaan tersebut untuk memperoleh hutang dari kreditur untuk meningkatkan operasionalnya, karena semakin likuid perusahaan, semakin mendapat kepercayaan dari para kreditur atau investor untuk mengalirkan dananya ke perusahaan tersebut.
Menurut Sartono (2010:116) “Rasio likuiditas menunjukkan kemampuan untuk membayar kewajiban finansial jangka pendek tepat pada waktunya.” J. Fred Weston dalam Kasmir (2012:106), rasio likuiditas dibagi menjadi dua yaitu:
1. Rasio Lancar ( Current Ratio ); Rasio ini digunakan dengan membagi aktiva lancar dan hutang lancar. Ini mengidentifikasikan bahwa dari setiap hutang lancar dapat ditutupi oleh aktiva- aktiva yang diperkiran dapat diubah menjadi uang tunai dalam waktu singkat. Secara matematis adalah sebagai berikut:
Aktiva lancar
Current ratio =
Hutang Lancar
2. Rasio Cepat ( Quick Ratio atau Acid Test Ratio ).
Rasio ini digunakan dengan mengeluarkan persediaan dalam persediaan dari aktiva lancar kemuadian dibagi dengan hutang lancar. Secara matematis dituliskan sebagai berikut:
Aktiva lancar – Persediaan
Quick ratio =
Hutang Lancar
......................................................................(2) Dalam penelitian ini, rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat
likuiditas perusahaan adalah rasio lancar (1) yang juga digunakan dalam beberapa penelitian sebelumnya seperti yang dilakukan oleh Masnoon and Saeed (2014), Verena Sari dan Haryanto (2013), Alamsyah (2013), Md-Yusuf et al (2013), Putra dan Kesuma (2014) Sheikh and Wang (2011) dan Ahmad et al (2011).
2.2.5. Profitabilitas
Setiap operasional perusahaan, yang menjadi tujuan utama dari usahanya yaitu mencari keuntungan atau profitabilitas. Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan memperoleh keuntungan dari operasionalnya. Kemampulabaan perusahaan ini pastinya akan mempengaruhi besaran struktur modal perusahaan.
Menurut Sartono (2010:122) “profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dengan hubungannya dengan penjualan, total aktiva, maupun modal sendiri .”
Sudana (2011:22) menyatakan bahwa terdapat beberapa cara untuk mengukur besar kecilnya profitabilitas, antara lain:
1. Return On Asset (ROA ),
Earning After Tax
ROA =
Total Assets
2. Return On Equity (ROE),
Earning After Tax
ROE =
Total Equity
3. Profit Margin Ratio
a. Net Profit Margin
Earning After Tax
b. Operating Profit Margin Earning Before Interest and Tax OPM =
Sales
c. Gross Profit Margin
Gross Profit
GPM =
Sales
Total Assets
Rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat profitabilitas dalam penelitian ini adalah Return On Asset (ROA ) (1) yang juga digunakan oleh Masnoon and Saeed (2014), Khalled et al (2012), Alamsyah (2013), dan Dwi Putri (2012) .
Return on Asset (ROA) memberikan informasi seberapa efisien suatu perusahaan dalam melakukan kegiatan usahanya, karena rasio ini
mengindikasikan seberapa besar keuntungan yang dapat diperoleh dari penggunaan setiap rupiah asetnya.
2.2.6. Struktur Aktiva
Aktiva atau aset adalah segala sumber daya dan harta yang dimiliki perusahaan untuk digunakan dalam operasinya. Suatu perusahaan pada umumnya memiliki dua jenis aktiva, yaitu aktiva lancar dan aktiva tetap. Kedua unsur aktiva ini akan membentuk struktur aktiva.
Struktur aktiva juga disebut struktur asset atau struktur kekayaan. Struktur aktiva atau struktur kekayaan adalah perimbangan atau perbandingan baik dalam artian absolut maupun dalam artian relatif antara aktiva lancar dengan aktiva tetap (Riyanto, 2013 : 22).
Menurut Sudana (2011:163) perbandingan antara aktiva tetap terhadap total aktiva adalah struktur aktiva. Proxy ini juga digunakan dalam beberapa Menurut Sudana (2011:163) perbandingan antara aktiva tetap terhadap total aktiva adalah struktur aktiva. Proxy ini juga digunakan dalam beberapa
Secara matematis formulasi dari struktur aktiva adalah sebagai berikut:
Total Aktiva Tetap
Struktur aktiva =
Total Aktiva
2.2.7. Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan merupakan besar kecilnya perusahaan dan dapat dinilai dari beberapa segi. Ukuran perusahaan umumnya diukur berdasarkan pada total penjualan, total aktiva, jumlah tenaga kerja dan lain-lain.
Ukuran perusahaan perusahaan dalam penelitian ini diproxykan dengan total aktiva yang juga digunakan dalam beberapa penelitian sebelumnya seperti Kariuki dan Kamau (2014), Md-Yusuf et al (2013) , Vitriasari dan Indarti (2012) dan Indrajaya dkk (2011). Semakin besar total aktiva maka semakin besar pula ukuran perusahaan tersebut. Secara matematis dituliskan sebagai berikut
Size = Ln (Total Aktiva)
2.3. Keterkaitan Antar Variabel
2.3.1. Likuiditas Terhadap Struktur Modal Ada dua pandangan yang berlawanan terkait hubungan antara likuiditas
dan struktur modal. Berdasarkan Trade Off Theory (Teori Pertukaran), perusahaan yang lebih likuid akan menggunakan pendanaan eksternal, karena kemampuan mereka membayar kembali kewajiban dan untuk mendapatkan manfaat dari perlindungan pajak ( tax-shields ), sehingga hubungan positif antara likuiditas dan
Struktur modal . Pecking Order Theory mengasumsikan bahwa perusahaan lebih likuid akan menggunakan dana internal lebih dulu dan akan menurunkan tingkat pembiayaan eksternal, sehingga sehingga terjadi hubungan negatif antara likuiditas dan struktur modal (ahmad et al , 2011).