Pengaruh Kompetensi Pedagogik, Kepribadian, Sosial, Profesionalisme dan Supervisi Kepala Sekolah Terhadap Kepuasaan Kerja dan Kinerja Guru di SMA Negeri 1 Barumun Tengah Chapter III V

59

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1. Jenis dan Sifat Penelitian
Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei.
Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Sifat penelitian ini adalah
explanatory yaitu : penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel
mandiri, baik satu variabel atau lebih (independent) tanpa membuat perbandingan
atau menghubungkan dengan variabel lain (Sugiyono, 2006).

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di SMA Negeri 1 Barumun Tengah, dan
yang menjadi subjek penelitian adalah para guru. Pemilihan lokasi ini didasarkan
atas pertimbangan kemudahan memperoleh data, lokasi penelitian mudah
dijangkau dan sesuai dengan kemampuan, baik waktu dan juga lebih efektif dan
efisien. Penelitian ini direncanakan selama 11 bulan yakni dari bulan Mei 2014
sampai dengan Maret 2015.

3.3. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru Sekolah Menengah Atas
(SMA) Negeri 1 Barumun Tengah di Kecamatan Barumun Tengah Kabupaten
Padang Lawas. Sebanyak 40 orang.
Sampel adalah sebagian dari populasi yang dianggap dapat mewakili
populasi untuk dijadikan sebagai sumber data dan sumber informasi dalam suatu
penelitian ilmiah. (Arikunto, 1996) menjelaskan bahwa apabila subjeknya kurang
59

Universitas Sumatera Utara

60

dari 100 orang lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan
penelitian populasi atau sampel jenuh.

3.4. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Wawancara dilakukan dengan para guru di SMA Negeri 1 Barumun Tengah
2. Daftar pertanyaan (questioner) yang diberikan kepada para guru di SMA
Negeri 1 Barumun Tengah termasuk sebagai responden.

3. Studi dokumentasi yang dilakukan dalam penelitian ini berupa data deskripsi
wilayah penelitian.

3.5. Jenis dan Sumber Data
Jenis dan sumber data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah :
1. Data primer, yaitu data yang langsung diperoleh dari pengisian daftar
pertanyaan dan wawancara pada responden. Data primer diperoleh langsung
dari para guru sebagai sampel yang mengajar di SMA Negeri 1 Barumun
Tengah Kecamatan Barumun Tengah.
2. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari dokumen dengan mempelajari
berbagai buku, jurnal, makalah, dan internet untuk mendukung penelitian.

3.6. Identifikasi Variabel
1. Variabel bebas (independent variable), dalam penelitian ini yang menjadi
variabel bebas yaitu kompetensi, pedagogik, kepribadian, sosial, profesional,
dan supervisi kepala sekolah.

Universitas Sumatera Utara

61


2. Variabel terikat (dependent variable), dalam penelitian ini yang menjadi
variabel terikat adalah kepuasan kerja dan kinerja guru.

3.7. Definisi Operasional Variabel
Tabel 3.1. Definisi Operasionalisasi Variabel
Variabel
Kompetensi
Pedagogik
(X1)

Kompetensi
Kepribadian
(X2)

Definisi Variabel

Indikator

Kemampuan guru dalam 1. Pemahaman

pengelolaan pembelajaran
wawasan atau
peserta didik
landasan
kependidikan
2. Pemahaman
terhadap peserta
didik
3. Pengembangan
kurikulum atau
silabus
4. Perancangan
pembelajaran
5. Pelaksanaan
pembelajaran yang
mendidik dan
dialogis
6. Pemanfaatan
teknologi
pembelajaran

7. Evaluasi hasil
belajar
8. Pengembangan
peserta didik untuk
mengaktualisasikan
berbagai potensi
yang dimilikinya.
Kemampuan guru sebagai 1. Beriman dan
panutan di masyarakat
bertakwa
2. Berakhlak mulia
3. Arif dan bijaksana
4. Demokratis
5. Mantap
6. Berwibawa
7. Stabil
8. Dewasa
9. Jujur
10. Sportif


Skala
Pengukuran
Interval

Interval

Universitas Sumatera Utara

62

Variabel

Kompetensi
Sosial
(X3)

Kompetensi
Profesional
(X4)


Definisi Variabel

Indikator

11. Menjadi teladan
bagi peserta didik
dan msyarakat
12. Secara obyektif
mengevaluasi
kinerja sendiri
13. Mengembangkan
diri secara mandiri
dan berkelanjutan
Kemampuan guru sebagai 1. Berkomunikasi
bagian dari masyarakat
lisan, tulis, dan/atau
isyarat secara
santun
2. Menggunakan
teknologi

komunikasi dan
informasi secara
fungsional
3. Bergaul secara
efektif dengan
peserta didik,
sesama pendidik,
tenaga
kependidikan,
pimpinan satuan
pendidikan, orang
tua atau wali peserta
didik.
4. Bergaul secara
santuan dengan
masyarakat sekitar
dengan
mengindahkan
norma serta sistem
nilai yang berlaku

5. Menerapkan prinsip
persaudaraan sejati
dan semangat
kebersamaan
Kemampuan guru dalam 1. Penguasaan materi
menguasai pengetuhuan
pembelajaran secara
bidang ilmu pengetahuan,
luas dan mendalam
teknologi, dan/ atau seni
sesuai dengan
dan budaya yang
standar isi program
diampunya
satuan pendidikan,

Skala
Pengukuran

Interval


Interval

Universitas Sumatera Utara

63

Variabel

Definisi Variabel

Indikator

2.

Supervisi
(X5)

Kemampuan kepala
1.

sekolah untuk membina
guru dalam meningkatkan
mutu proses pembelajaran.
2.

3.

Kepuasan
Kerja
(Y1)

Refleksi perasaan guru
yang menyenangkan
tentang pekerjaannya
berdasarkan atas harapan
guru dengan imbalan yang
diberikan oleh organisasi /
sekolah tempat kerja

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

mata pelajaran, dan/
atau kelompok mata
pelajaran yang akan
diampu
Penguasaan konsep
dan metode disiplin
keilmuan, teknologi,
atau seni yang
relevan, yang secara
konseptual
menaungi atau
koheren dengan
program satuan
pendidikan,
matapelajaran,
dan/atau kelompok
mata pelajaran yang
akan diampu
Membimbing guru
dalam
mengembangkan
silabus dan RPP
Membimbing guru
dalam memilih
strategi/metode
pembelajaran
Membimbing guru
untuk
memanfaatkan
teknologi informasi
Gaji dan tunjangan
Penghargaan
Jaminan sosial
Hubungan dengan
atasan
Hubungan dengan
rekan sekerja
Hasil pekerjaan
Kondisi kerja yang
mendukung
Pengembangan
potensi diri

Skala
Pengukuran

Interval

Interval

Universitas Sumatera Utara

64

Variabel
Kinerja
Guru
(Y2)

Definisi Variabel
Hasil kerja yang dicapai
guru dalam satu semester

Indikator
1. Perencanaan
pembelajaran
2. Pelaksanaan
pembelajaran
3. Penilaian hasil
belajar siswa

Skala
Pengukuran
Interval

3.8. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas
3.8.1. Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan
atau kesahihan sesuatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih
mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berarti
memiliki validitas rendah. Suatu instrument dikatakan valid jika koefisien korelasi
antara skor item dengan skor totalnya lebih besar dari rtabel. Sedangkan jika
korelasi antara skor item dengan skor total kurang dari rtabel maka item dalam
instrument tersebut dinyatakan tidak valid (Arikunto, 2006).
Dari

data

yang

diperoleh

dilakukan

pengujian

Validitas

dan

Reliabilitas.Validitas instrumen diukur dengan cara mengkorelasikan setiap butir
skor masing-masing variabel independen dengan total skornya.
Pengujian kualitas data dilakukan di SMA Negeri 1 Sihapas Barumun
dengan sampel uji coba sebanyak 22 guru menggunakan uji validitas dan
reliabilitas. Apabila hasil pengujian menjumpai data penelitian valid dan realibel
secara statistik, maka dapat disimpulkan kualitas data yang digunakan cukup baik.
Secara rinci hasil uji validitas dan uji reliabilitas sebagai berikut.

Universitas Sumatera Utara

65

3.8.1.1. Validitas Instrumen Kompetensi Pedagogik
Kolom Pearson Correlation merupakan korelasi antara skor item yang
digunakan menguji validitas instrumen. Untuk menguji validitas, butir pertanyaan
tersebut dibandingkan dengan r tabel pada α = 0,05 dengan derajat kebebasan.
Pada signifikansi 5% dengan derajat bebas df = 22 dan r tabel sebesar 0,423.
Tabel 3.2. Hasil Uji Validitas Variabel Kemampuan Pedagogik
Butir
1
2
3
4
5
6
7
8

r hitung
0.553
0.674
0.495
0.154
0.621
0.529
0.500
0.595

Ket.
Valid
Valid
Valid
Tidak Valid
Valid
Valid
Valid
Valid

Butir
9
10
11
12
13
14
15
16

r hitung
0.260
0.624
0.622
0.491
0.525
0.771
0.516
0.645

Ket.
Tidak Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid

Sumber : Data primer diolah, Lampiran 4, 2015.

Berdasarkan pada Tabel 3.2 terlihat bahwa

hasil uji validitas

menunjukkan butir pertanyaan 4 dan 9 tidak valid karena r hitung < r tabel sebesar
0,423 pada taraf signifikansi 5%. Butir yang tidak valid tidak dipakai untuk
penelitian selanjutnya. Berdasarkan hasil ini maka variabel kompetensi pedagogik
terdapat 14 butir dinyatakan lolos uji validitas dan digunakan dalam penelitian.

3.8.1.2. Validitas Instrumen Kompetensi Kepribadian
Berdasarkan pada Tabel 3.3 terlihat bahwa

hasil uji validitas

menunjukkan butir pertanyaan 1, 4, 6, 7, 10, 14, 18, dan 22 tidak valid karena r
hitung < r tabel sebesar 0,423 pada taraf signifikansi 5%. Butir yang tidak valid
tidak dipakai untuk penelitian selanjutnya. Berdasarkan hasil ini maka variabel
kompetensi kepribadian terdapat 18 butir dinyatakan lolos uji validitas dan
digunakan dalam penelitian.

Universitas Sumatera Utara

66

Tabel 3.3. Hasil Uji Validitas Variabel Kompetensi Kepribadian
Butir
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13

r hitung
0.343
0.552
0.595
0.117
0.504
0.394
0.269
0.527
0.490
0.094
0.649
0.564
0.512

Ket.
Tidak Valid
Valid
Valid
Tidak Valid
Valid
Tidak Valid
Tidak Valid
Valid
Valid
Tidak Valid
Valid
Valid
Valid

Butir
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26

r hitung
0.106
0.508
0.605
0.492
0.135
0.501
0.446
0.499
0.336
0.521
0.611
0.464
0.575

Ket.
Tidak Valid
Valid
Valid
Valid
Tidak Valid
Valid
Valid
Valid
Tidak Valid
Valid
Valid
Valid
Valid

Sumber : Data primer diolah, Lampiran 4, 2015.

3.8.1.3. Validitas Instrumen Kompetensi Sosial
Berdasarkan pada Tabel 3.4 terlihat bahwa

hasil uji validitas

menunjukkan seluruh butir pertanyaan valid karena r hitung > r tabel sebesar
0,423 pada taraf signifikansi 5%. Berdasarkan hasil ini variabel kompetensi sosial
terdapat 10 butir dinyatakan lolos uji validitas dan digunakan dalam penelitian
Tabel 3.4. Hasil Uji Validitas Kompetensi Sosial
Butir
1
2
3
4
5

r hitung
0.661
0.583
0.547
0.796
0.857

Ket.
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid

Butir
6
7
8
9
10

r hitung
0.468
0.662
0.647
0.663
0.748

Ket.
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid

Sumber : Data primer diolah, Lampiran 4, 2015.

3.8.1.4. Validitas Instrumen Kompetensi Profesional
Berdasarkan pada Tabel 3.5 terlihat bahwa

hasil uji validitas

menunjukkan seluruh butir pertanyaan valid karena r hitung > r tabel sebesar

Universitas Sumatera Utara

67

0,423 pada taraf signifikansi 5%. Berdasarkan hasil ini maka variabel kompetensi
profesional terdapat 12 butir dinyatakan lolos uji validitas dan digunakan dalam
penelitian.
Tabel 3.5. Hasil Uji Validitas Variabel Kompetensi Profesional
Butir
1
2
3
4
5
6

r hitung
0.497
0.446
0.424
0.471
0.697
0.485

Ket.
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid

Butir
7
8
9
10
11
12

r hitung
0.472
0.662
0.610
0.611
0.826
0.779

Ket.
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid

Sumber : Data primer diolah, Lampiran 4, 2015.

3.8.1.5. Validitas Instrumen Supervisi Kepala Sekolah
Berdasarkan pada Tabel 3.6 terlihat bahwa

hasil uji validitas

menunjukkan butir pertanyaan 3 tidak valid karena r hitung < r tabel sebesar
0,423 pada taraf signifikansi 5%. Butir yang tidak valid tidak dipakai untuk
penelitian selanjutnya. Berdasarkan hasil ini maka variabel supervisi kepala
sekolah terdapat 13 butir dinyatakan lolos uji validitas dan digunakan dalam
penelitian.
Tabel 3.6. Hasil Uji Validitas Variabel Supervisi Kepala Sekolah
Butir
1
2
3
4
5
6
7

r hitung
0.493
0.455
-0.180
0.856
0.737
0.858
0.528

Ket.
Valid
Valid
Tidak Valid
Valid
Valid
Valid
Valid

Butir
8
9
10
11
12
13
14

r hitung
0.527
0.627
0.470
0.697
0.647
0.658
0.449

Ket.
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid

Sumber : Data primer diolah, Lampiran 4, 2015.

Universitas Sumatera Utara

68

3.8.1.6. Validitas Instrumen Kepuasan Kerja Guru
Berdasarkan pada Tabel 3.7 terlihat bahwa

hasil uji validitas

menunjukkan seluruh butir pertanyaan valid karena r hitung < r tabel sebesar
0,423 pada taraf signifikansi 5%. Berdasarkan hasil ini maka variabel kepuasan
kerja guru terdapat 16 butir dinyatakan lolos uji validitas dan digunakan dalam
penelitian.
Tabel 3.7. Hasil Uji Validitas Variabel Kepuasan Kerja Guru
Butir
1
2
3
4
5
6
7
8

r hitung
0.549
0.518
0.606
0.574
0.601
0.589
0.434
0.541

Ket.
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid

Butir
9
10
11
12
13
14
15
16

r hitung
0.655
0.638
0.713
0.647
0.569
0.603
0.515
0.502

Ket.
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid

Sumber : Data primer diolah, Lampiran 4, 2015.

3.8.1.7. Validitas Instrumen Kinerja Guru
Tabel 3.8. Hasil Uji Validitas Variabel Kinerja Guru
Butir
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

r hitung
0.584
0.586
0.152
0.555
0.536
0.707
0.627
0.519
0.684
0.697

Ket.
Valid
Valid
Tidak Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid

Butir
11
12
13
14
15
16
17
18
19

r hitung
0.673
0.645
0.715
0.625
0.489
0.523
0.532
0.535
0.600

Ket.
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid

Sumber : Data primer diolah, Lampiran 4, 2015.

Berdasarkan pada Tabel 3.8 terlihat bahwa

hasil uji validitas

menunjukkan butir pertanyaan 3 tidak valid karena r hitung < r tabel sebesar

Universitas Sumatera Utara

69

0,423 pada taraf signifikansi 5%. Butir yang tidak valid tidak dipakai untuk
penelitian selanjutnya. Berdasarkan hasil ini maka variabel kinerja guru terdapat
18 butir dinyatakan lolos uji validitas dan digunakan dalam penelitian.

3.8.2. Uji Reliabilitas
Suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat
pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Teknik mencari reliabilitas
ini dilakukan dengan rumus Spearman Brown yang juga disebut tehnik belah dua.
Pengujian reliabilitas ini dengan Cronbach Alpha, digunakan untuk mengukur
keandalan pokok pertanyaan dalam suatu skala dengan ketentuan reliabel apabila
besarnya ≥ 0,6 (Arikunto, 2006). Hasil pengujian reliabilitas kuesioner
kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, profesional, supervisi kepala sekolah,
kepuasan kerja guru, dan kinerja guru menghasilkan angka cronbach alpha lebih
besar dari 0,6 kuesioner memiliki reliabilitas yang tinggi.
Tabel 3.9. Rangkuman Reliabilitas Seluruh Variabel
Reliability Statistics
Intrumen Variabel
Cronbach's Alpha
Kompetensi Pedagogik
0,851
Kompetensi Kepribadian
0,857
Kompetensi Sosial
0,847
Kompetensi Profesional
0,813
Supervisi Kepala Sekolah
0,863
Kepuasan Kerja Guru
0,863
Kinerja Guru
0,892

N of Items
14
18
10
12
13
16
18

Sumber : Data primer diolah, Lampiran 4, 2015.

Universitas Sumatera Utara

70

3.9. Uji Asumsi Klasik
Hasil pengujian yang baik, jika semua data yang dibutuhkan dalam
penelitian harus diuji terlebih dahulu agar tidak melanggar asumsi klasik.
Sehingga hasil pengujian hipotesis yang dilakukan dapat dipertanggungjawabkan
kebenaran secara tegas dan nyata. Beberapa pengujian terhadap asumsi klasik ini,
meliputi : Uji Normalitas, Uji Multikolinieritas, dan Uji Heteroskedastisitas.
3.9.1. Uji Normalitas
Uji normalitas yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan model pengujian Kolmogorov-Smirnov. Jika angka signifikansi
yang ditunjukkan dalam tabel hasil pengujian, menunjukkan nilai yang lebih kecil
dari alpha 5%, maka data yang digunakan dinyatakan sebagai data yang tidak
memenuhi asumsi normalitas. Sebaliknya jika angka yang diperoleh dari hasil
pengujian normalitas, maka data yang digunakan dinyatakan sebagai data yang
telah memenuhi asumsi klasik (Ghozali, 2005).

3.9.2. Uji Multikolinieritas
Uji ini bertujuan untuk mengetahui apakah di dalam model regresi linier
ditemukan adanya korelasi yang tinggi diantara variabel independen. Untuk
mendeteksi adanya multikolinieritas di dalam model regresi adalah nilai tolerance
< 0,2 atau nilai Variance Inflation Factor (VIF) > 2 (Gujarati, 1995).
Jika terdapat multikolinieritas sempurna maka akan berakibat koefisien
regresi tidak dapat ditentukan serta standar deviasi akan menjadi tak hingga. Jika
multikolinieritas kurang sempurna maka koefisien regresi meskipun berhingga
akan mempunyai standar deviasi yang besar yang berarti pula koefisienkoefisiennya tidak dapat ditaksir dengan mudah (Umar, 2005).

Universitas Sumatera Utara

71

3.9.3. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas adalah untuk menguji apakah dalam suatu model
regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual suatu pengamatan ke
pengamatan lainnya. Sehingga suatu model regresi yang baik harus bebas dari
masalah heteroskedastisitas.
Pada penelitian ini untuk mendeteksi ada atau tidaknya masalah
heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan uji Glejser (Ghozali, 2005), dengan
cara mengabsolutkan nilai residual dari data yang ada. Nilai residual absolut ini
akan dimasukkan sebagai variabel terikat dalam persamaan regresi. Jika hasil
yang diperoleh dari pengujian ini memberikan nilai di atas alpha 5%, maka data
yang ada terbebas dari masalah heteroskedastisitas.

3.10. Metode Analisis Data
3.10.1. Analisis Statistik Deskriptif
Berdasarkan jenis data yang diperoleh pada kuantitatif maka teknik
pengalolaan data yang dipergunakan adalah data kuantitatif, yaitu dengan
mengelolah kemudian disajikan dalam bentuk tabel untuk mempersentasekan
hasil perolehan data tersebut kemudian dianalisis dengan menggunakan teknik
dekriptif dan presentasi.
Dalam melakukan analisis data pada penelitian ini menggunakan teknik
analisis statistik deskriptif dan statistik inferensial. Sesuai dengan penjelasan
Sugiyono (2008) bahwa teknik analisis data dalam penelitian kuantitatif
menggunakan statistik deskriptif dan statistik inferensial. Statistik deskriptif
adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara

Universitas Sumatera Utara

72

mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana
adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau
generalisasi, dan tanpa uji signifikansi.
Statistik inferensial adalah teknik statistik yang digunakan untuk
menganalisis data sampel dan hasilnya diberlakukan untuk populasi, tentunya
dengan pengambilan sampel dari populasi itu dilakukan secara random. Dari
definisi ini, statistik inferensial digunakan untuk menguji taraf signifikansi
misalnya uji t pada tabel t, uji F pada tabel F (Sugiyono, 2008).

3.10.2. Pengujian Hipotesis
Metode analisis yang digunakan untuk pengujian hipotesis digunakan
metode persamaan Analisis Regresi Linier Berganda, sebagai berikut :
Y2 = β

0

+ β 1X1 + β 2X2 + β 3X3 + β 4X4 + β 5X5 + e

Y1 = β

0

+ β 1X1 + β 2X2 + β 3X3 + β 4X4 + β 5X5 + β 6Y2 + e

Keterangan :
Y1
Y2
X1
X2
X3

= Kinerja Guru
= Kepuasan Kerja Guru
= Kompetensi Pedagogik
= Kompetensi Kepribadian
= Kompetensi Sosial

X4
X5
β

0

β 1-β
e

3

= Kompetansi Profesional
= Supervisi Kepala Sekolah
= Konstanta
= Koefisien regresi
= error term

1. Uji F (Uji Serempak)
Model hipotesis yang dipergunakan dalam uji F, yaitu :
H0 : pyx1 = pyx2 = pyx3 = pyx4 = pyx5 ≠ 0, artinya secara bersama-sama tidak
terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel kompetensi
pedagogik, kepribadian, sosial, profesional, dan supervisi kepala sekolah
terhadap variabel kepuasan kerja dan kinerja guru

Universitas Sumatera Utara

73

Ha : pyx1 = pyx2 = pyx3 = pyx4 = pyx5 = 0, artinya secara bersama-sama terdapat
pengaruh yang positif dan signifkan dari variabel kompetensi pedagogik,
kepribadian, sosial, profesional, dan supervisi kepala sekolah terhadap
variabel kepuasan kerja dan kinerja guru
Berdasarkan kriteria pengambilan keputusan : terima H0 jika Fhitung < Ftabel
pada α = 5% dan tolak H0 jika Fhitung > Ftabel pada α = 5%.

2. Uji t (Uji Parsial)
Model hipotesis yang digunakan dalam Uji t yaitu :
H0 : Secara parsial tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari
variabel kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, profesional, dan
supervisi kepala sekolah terhadap variabel kepuasan kerja dan kinerja guru
Ha : Secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel
kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, profesional, dan supervisi kepala
sekolah terhadap variabel kepuasan kerja dan kinerja guru.
Berdasarkan kriteria pengambilan keputusan : terima H0 jika ttabel ≤ thitung ≤
ttabel pada α = 5% dan tolak H0 jika thitung < ttabel atau thitung > ttabel pada α = 5%.

3.11. Analisis Jalur
Pada dasarnya koefisien jalur (path) adalah koefisien regresi yang dihitung
dari basis data yang telah diset dalam angka baku atau Z-score, yakni data yang
diset dengan nilai yang distandarkan (standardized path coefficient) ini digunakan
untuk menjelaskan besarnya pengaruh (bukan memprediksi) variabel bebas
(eksogen) terhadap variabel lain yang diberlakukan sebagai variabel terikat
(endogen). Variabel – variabel yang diikutsertakan dalam penelitian ini juga harus

Universitas Sumatera Utara

74

diuji untuk melihat dan menguji suatu model yang termasuk layak atau tidak
digunakan dalam penelitian melalui uji asumsi klasik. Khusus untuk program
SPSS menu analisis regresi, koefisien path ditunjukkan oleh output yang
dinamkan Coefficient yang dinyatakan sebagai Standarized Coefficient atau
dikenal dengan nilai Beta.
Analisis jalur digunakan dalam menguji besarnya sumbangan (pengaruh)
yang ditunjukkan oleh koefisien jalur pada setiap diagram jalur dari hubungan
kausal antara X1, X2, X3, X4, X5 dan Y1 terhadap Y2. Analisis korelasi dan regresi
yang menjadi dasar dari perhitungan koefisien jalur. Persamaan Analisis Jalur
(Path Analysis) yang digunakan adalah:
Persamaan I Substruktur I :
Y2 = ρY2X1 + ρY2X2 + ρY2X3 + ρY2X4 + PY2X5 + e1
Persamaan II Substruktur I :
Y1 = ρY1Y2 + e2
Persamaan I Substruktur II :
Y1 = ρY1X1 + ρY1X2 + ρY1X3 + ρY1X4 + ρY1X5 + e3
Keterangan :
X1
= Kompetensi Pedogogik
X2
= Kompetensi Kepribadian
X3
= Kompetensi Sosial
X4
= Kompetensi Profesional
X2
= Supervisi Kepala Sekolah
Y1
= Kinerja Guru
Y2
= Kepuasan Kerja Guru
ρ
= Koefisien Jalur
e
= error

Universitas Sumatera Utara

75

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian
4.1.1. Gambaran Umum SMA Negeri 1 Barumun Tengah
SMA Negeri 1 Barumun Tengah beralamat di jalan K.H. Dewantara
nomor 15 Binanga Kecamatan Barumun Tengah Kabupaten Padang Lawas
Provinsi Sumatera Utara.

Dalam melaksanakan kegiatan akademik dan

administratif SMA Negeri 1 Barumun Tengah di pimpin oleh Jamaluddin S.Pd.
SH serta dibantu dengan empat wakil, yaitu wakil kepala sekolah, wakil kepala
urusan kurikulum, wakil kepala urusan kesiswaan, wakil kepala urusan sarana dan
prasaran, dan wakil kepala urusan hubungan masyarakat. Adapun stuktur
organisasi lebih lengkap dapat dilihat pada lampiran 8.
SMA Negeri 1 Barumun Tengah memiliki tenaga pendidik sebanyak 45
guru yang terdiri dari 22 guru berstatus pegawai negeri sipil, 20 guru berstatus
guru tidak tetap, dan 3 guru berstatus honor. Dalam melaksanakan kegiatan
administratif, SMA Negeri 1 Barumun Tengah memiliki 6 orang tenaga tata
usaha. Jumlah siswa di SMA Negeri 1 Barumun Tengah berjumlah 422 siswa,
pada tabel berikut dapat diketahui rincian siswa.
Tabel 4.1. Siswa SMA Negeri 1 Barumun Tengah Tahun Pelajaran 2014-2015
Tingkat
Kelas X
Kelas XI
Kelas XII
Jumlah

Menurut Jenis Kelamin
Laki-laki
Perempuan
Jumlah
57
78
135
63
100
163
65
59
124
185
237
422

Jumlah Kelas
4
4
6
14

Sumber: Tata Usaha SMA Negeri 1 Barumun Tengah, 2015.

75

Universitas Sumatera Utara

76

4.1.2. Analisis Deskriptif
Jumlah kuisioner yang disebar kepada responden sebanyak 40 kuisioner.
Dari 40 kuesioner yang dibagikan, maka yang kembali sebanyak 40 kuisioner
sehingga tidak ada kuesioner yang tidak dikembalikan oleh responden.
Berdasarkan data penelitian yang telah dikumpulkan, maka diperoleh data
tentang karakteristik responden penelitian yang terdiri dari jenis kelamin, usia
responden, pendidikan, dan masa bekerja. Ringkasan demografi responden dapat
dilihat pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2. Demografi Responden
Profil Responden
Jenis Kelamin

Usia Responden

Pendidikan Terakhir

Masa Kerja

Kategori
Laki-laki
Perempuan
< 26 tahun
26 – 35 tahun
35 – 45 tahun
45 – 55 tahun
≥ 55 tahun
Diploma
Sarjana
1 – 5 tahun
6 – 10 tahun
11 – 15 tahun
> 15 tahun

Jumlah
14
26
2
8
14
12
4
8
32
4
10
14
12

Persentase (%)
35
65
5
20
35
30
10
20
80
10
25
35
30

Tata Usaha SMA Negeri 1 Barumun Tengah, 2015.

Berikut akan dijelaskan hasil jawaban responden dari masing-masing
variabel penelitian.

4.1.2.1. Penjelasan Responden Atas Variabel Kompetensi Pedagogik (X1)
Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan guru dalam pengelolaan
pembelajaran peserta didik dengan indikator antara lain; (1) pemahaman wawasan
atau landasan kependidikan; (2) pemahaman terhadap peserta didik; (3)

Universitas Sumatera Utara

77

pengembangan kurikulum atau silabus; (4) perancangan pembelajaran; (5)
pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis; (6) pemanfaatan teknologi
pembelajaran; (7) evaluasi hasil belajar; dan (8) pengembangan peserta didik
untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Hasil jawaban
responden atas variabel kompetensi pedagogik dapat dilihat pada Tabel 4.3.
Tabel 4.3. Penjelasan Responden Atas Variabel Kompetensi Pedagogik
No
1

Pernyataan

Sangat
Baik
f %
6 15

Jawaban Responden
Baik
Cukup Kurang
Baik
Baik
f
%
f
% f
%
14 35 12 30 6 15

Pemahaman
landasan
kependidikan
2 Wawasan
7 17.5 14 35
kependidikan
3 Rencana
12 30 12 30
Pelaksanaan
Pembelajaran sesuai
karakteristik peserta
didik
4 Pengembangan
9 22.5 10 25
silabus
5 Rencana
3 7.5 20 50
Pelaksanaan
Pembelajaran sesuai
dengan kurikulum
6 Penyusun Rencana
6 15 13 32.5
Pelaksanaan
Pembelajaran
7 Penyusun Rencana
11 27.5 6
15
Pelaksanaan
Pembelajaran sesuai
karakteristik peserta
didik
8 Menggunakan model 12 30 6
15
pembelajaran
9 Menggunakan
2 5 17 42.5
teknologi
10 Pembelajaran
6 15 16 40
berbasis teknologi
informasi
11 Pelaksanaan evaluasi 4 10 15 37.5
12 Pelaksanaan tes
8 20 9 22.5
formatif

Tidak Total
Baik
f % f %
2 5 40 100

10

25

7 17.5 2

10

25

3

7.5

3 7.5 40 100

12

30

8

20

1 2.5 40 100

12

30

5 12.5 0

15 37.5 6

14

5

0 40 100

0

0 40 100

7 17.5 2

5 40 100

12.5 11 27.5 6

15 40 100

35

15

5 40 100

21 52.5 0

0

0

0 40 100

11 27.5 6

15

1 2.5 40 100

13 32.5 7 17.5 1 2.5 40 100
11 27.5 7 17.5 5 12.5 40 100

Universitas Sumatera Utara

78

No

Pernyataan

Sangat
Baik
f %
10 25

Jawaban Responden
Cukup Kurang Tidak Total
Baik
Baik
Baik
%
f
% f
% f % f %
22.5 7 17.5 5 12.5 9 22.5 40 100

Baik

f
13 Mengindentifikasi
9
tentang bakat, minat,
potensi, dan
kesulitan belajar
peserta didik
14 Merancang aktivitas 8 20 10 25 13 32.5 8
pembelajaran sesuai
kecakapan dan pola
belajar
Sumber : Data primer diolah, lampiran 2, 2015.

20

1 2.5 40 100

Pada Tabel 4.3 pemahaman guru atas landasan – landasan kependidikan
dalam kategori baik, hal ini terlihat dari jumlah responden yang menjawab sangat
baik sebanyak 6 orang (15%), baik sebanyak 14 orang (35%), cukup baik
sebanyak 12 orang (30%), kurang baik sebanyak 6 orang (15%), dan tidak baik
sebanyak 2 orang (5%). Hal ini responden menganggap bahwa pemahaman guru
baik atas landasan-landasan pendidikan di dalam mengajar.
Wawasan kependidikan yang dimiliki oleh guru dalam kategori baik, hal
ini terlihat dari jumlah responden yang menjawab sangat baik sebanyak 7 orang
(17,5%), baik sebanyak 14 orang (35%), cukup baik sebanyak 10 orang (25%),
kurang baik sebanyak 7 orang (17,5%), dan tidak baik sebanyak 2 orang (5%).
Hal ini responden menganggap bahwa wawasan kependidikan guru di dalam
proses pembelajaran sudah baik.
Penyusunan rencana pelaksaaan pembelajaran yang dibuat oleh guru
sesuai dengan karakteristik peserta didik mayoritas guru menjawab sangat baik
dan baik, hal ini terlihat dari jumlah responden yang menjawab sangat baik
sebanyak 12 orang (30%), baik sebanyak 12 orang (30%), cukup baik sebanyak
10 orang (25%), kurang baik sebanyak 3 orang (7,5%), dan tidak baik sebanyak 3

Universitas Sumatera Utara

79

orang (7,5%). Hal ini responden menganggap bahwa kompetensi pedagogik guru
sangat baik dan baik dalam menyusun rencana pelaksaaan pembelajaran sesuai
dengan karakteristik peserta didik.
Pengembangan silabus yang dibuat oleh guru dalam kategori cukup baik,
hal ini terlihat dari jumlah responden yang menjawab sangat baik sebanyak 9
orang (22,5%), baik sebanyak 10 orang (25%), cukup baik sebanyak 12 orang
(30%), kurang baik sebanyak 8 orang (20%), dan tidak baik sebanyak 1 orang
(2,5%). Hal ini responden menganggap bahwa pengembanga silabus yang dibuat
oleh guru dalam proses pembelajaran cukup baik.
Penyusunan rencana pelaksaaan pembelajaran yang dibuat oleh guru
sesuai dengan ketentuan kurikulum mayoritas guru menjawab dalam kategori
baik, hal ini terlihat dari jumlah responden yang menjawab sangat baik sebanyak
3 orang (7,5%), baik sebanyak 20 orang (50%), cukup baik sebanyak 12 orang
(30%), kurang baik sebanyak 5 orang (12,5%), dan tidak ada responden menjawab
tidak baik (0%). Hal ini responden menganggap bahwa kompetensi pedagogik
guru baik dalam menyusun rencana pelaksaaan pembelajaran sesuai dengan
ketentuan kurikulum.
Rencana pelaksanaan pembelajaran yang disusun oleh guru cukup baik
dalam proses pembelajaran, hal ini terlihat dari jumlah responden yang menjawab
sangat baik sebanyak 6 orang (15%), baik sebanyak 13 orang (32,5%), cukup baik
sebanyak 15 orang (37,5%), kurang baik sebanyak 6 orang (15%), dan tidak ada
responden menjawab tidak baik (0%). Hal ini responden menganggap bahwa
rencana pelaksanaan pembelajaran yang disusun oleh guru sudah cukup baik.

Universitas Sumatera Utara

80

Pemahaman guru terhadap materi yang diberikan kepada siswa kategori
cukup baik, hal ini terlihat dari jumlah responden yang menjawab sangat baik
sebanyak 11 orang (27,5%), baik sebanyak 6 orang (15%), cukup baik sebanyak
14 orang (35%), kurang baik sebanyak 7 orang (17,5%), dan tidak baik sebanyak
2 orang (5%). Hal ini responden menganggap bahwa pemahaman guru cukup baik
terhadap materi yang diberikan kepada siswa di dalam proses belajar mengajar.
Pelaksanaan pembelajaran guru menggunakan model pembelajaran dalam
kategori sangat baik, hal ini terlihat dari jumlah responden yang menjawab sangat
baik sebanyak 12 orang (30%), baik sebanyak 6 orang (15%), cukup baik
sebanyak 5 orang (12,5%), kurang baik sebanyak 11 orang (27,5%), dan tidak
baik sebanyak 6 orang (15%). Responden menganggap bahwa model
pembelajaran digunakan sudah sangat baik di dalam pelaksanaan pembelajaran.
Pelaksanaan pembelajaran guru menggunakan teknologi dalam kategori
cukup baik, hal ini terlihat dari jumlah responden yang menjawab sangat baik
sebanyak 2 orang (5%), baik sebanyak 17 orang (42,5%), cukup baik sebanyak 21
orang (52,5%), tidak ada yang menjawab kurang baik (0%), dan tidak ada yang
menjawab tidak baik (0%). Hal ini responden menganggap bahwa teknologi yang
digunakan guru cukup baik di dalam pelaksanaan pembelajaran.
Pelaksanaan proses pembelajaran berbasis teknologi informasi yang
dilakukan oleh guru dalam kategori baik, hal ini terlihat dari jumlah responden
yang menjawab sangat baik sebanyak 6 orang (15%), baik sebanyak 16 orang
(45%), cukup baik sebanyak 11 orang (27,5%), kurang baik sebanyak 6 orang
(15%), dan tidak baik sebanyak 1 orang (2,5%). Hal ini responden menganggap

Universitas Sumatera Utara

81

bahwa pelaksanaan proses pembelajaran berbasis teknologi yang dilakukan oleh
guru dalam kategori baik.
Pelaksanaan evaluasi diakhir pembelajaran yang dilakukan oleh guru
dalam kategori baik, hal ini terlihat dari jumlah responden yang menjawab sangat
baik sebanyak 4 orang (10%), baik sebanyak 15 orang (37,5%), cukup baik
sebanyak 13 orang (32,5%), kurang baik sebanyak 7 orang (17,5%), dan tidak
baik sebanyak 1 orang (2,5%). Hal ini responden menganggap bahwa dalam
pelaksanaan evaluasi di akhir pembelajaran yang dilakukan kategori baik.
Guru dalam mengukur kemampuan siswa, guru dalam kategori baik
melaksanakan tes formatif kepada siswa, hal ini terlihat dari jumlah responden
yang menjawab sangat baik sebanyak 8 orang (20%), baik sebanyak 9 orang
(22,5%), cukup baik sebanyak 11 orang (27,5%), kurang baik sebanyak 7 orang
(17,5%), dan tidak baik sebanyak 5 orang (12,5%). Hal ini responden
menganggap bahwa mengukur kemampuan siswa dengan menggunakan tes
formatif sudah baik dilakukan oleh guru.
Guru mengidentifikasi bakat, minat, potensi, dan kesulitan belajar peserta
didik melakukannya dengan sangat baik, hal ini terlihat dari jumlah responden
yang menjawab sangat baik sebanyak 10 orang (25%), baik sebanyak 9 orang
(22,5%), cukup baik sebanyak 7 orang (17,5%), kurang baik sebanyak 5 orang
(12,5%), dan tidak baik sebanyak 9 orang (22,5%). Hal ini responden
menganggap

bahwa

kemampuan

pedagogik

guru

sangat

baik

dalam

mengidentifikasi bakat, minat, potensi, dan kesulitan belajar peserta didik.
Merancang aktivitas pembelajaran yang mendorong peserta didik untuk
belajar sesuai dengan kecakapan dan pola belajar dilakukan guru dengan cukup

Universitas Sumatera Utara

82

baik, hal hal ini terlihat dari jumlah responden yang menjawab sangat baik
sebanyak 8 orang (20%), baik sebanyak 10 orang (25%), cukup baik sebanyak 13
orang (32,5%), kurang baik sebanyak 8 orang (20%), dan tidak baik sebanyak 1
orang (2,5%). Hal ini responden menganggap bahwa kemampuan pedagogik guru
cukup baik dalam merancang aktivitas pembelajaran yang mendorong peserta
didik untuk belajar.

4.1.2.2. Penjelasan Responden Atas Variabel Kompetensi Kepribadian (X2)
Kompetensi kepribadian merupakan kemampuan guru sebagai panutan di
masyarakat dengan indikator antara lain; (1) beriman dan bertakwa; (2) berakhlak
mulia; (3) arif dan bijaksana; (4) demokratis; (5) mantap; (6) berwibawa; (7)
stabil; (8) dewasa; (9) jujur; (10) sportif; (11) menjadi teladan bagi peserta didik
dan msyarakat; (12) secara obyektif mengevaluasi kinerja sendiri; (13)
mengembangkan diri secara mandiri dan berkelanjutan. Hasil jawaban responden
atas variabel kompetensi kepribadian dapat dilihat pada Tabel 4.4.
Tabel 4.4. Penjelasan Responden Atas Variabel Kompetensi Kepribadian
No

Pernyataan

1

Pembelajaran diawali
dengan berdoa
Contoh perilaku
terpuji kepada siswa
Memberikan
kesempatan untuk
menyampaikan
pendapatnya
Gagasan mengenai
permasalahan sekolah
Menciptakan suasana
tenang dalam
pembelajaran

2
3

4
5

Sangat
Baik
f %
0
0

Jawaban Responden
Cukup Kurang
Baik
Baik
f
%
f
% f
%
11 27.5 20 50 5 12.5

0

0

10

25

15 37.5 9 22.5 6

0

0

2

5

18

45 15 37.5 5 12.5 40 100

0

0

2

5

16

40 18

0

0

14

35

12

30

Baik

45

Tidak Total
Baik
f % f %
4 10 40 100

4

15 40 100

10 40 100

9 22.5 5 12.5 40 100

Universitas Sumatera Utara

83

No

Pernyataan

Sangat
Baik
f
%
0
0

Jawaban Responden
Cukup
Kurang Tidak
Total
Baik
Baik
Baik
%
f
% f
% f % f %
12.5 17 42.5 13 32.5 5 12.5 40 100

Baik

f
6 Perilaku positif dan
5
disegani oleh
peserta didik
7 Berpakaian rapi
0
0
1
2.5
sehingga menjadi
contoh
8 Mampu menerima
0
0
3
7.5
dan menempatkan
diri dalam segala
situasi
9 Keterbukaan dalam
0
0
6
15
berfikir dan
bertindak
10 Menerima masukan
1 2.5 9 22.5
dari peserta didik
11 Bertingkah laku
0
0
6
15
jujur
12 Bersikap adil
0
0
6
15
kepada peserta didik
13 Memberi
0
0
7 17.5
kesempatan kepada
peserta didik
mengemukakan
pendapat
14 Contoh perilaku
0
0
5 12.5
terpuji
15 Evaluasi kinerja
0
0
9 22.5
16 Kritikan atas kinerja 1 2.5 5 12.5
dari teman sejawat
17 Pengembangan diri
0
0
10 25
di sekolah
18 Pengembangan diri
5 12.5 8
20
di masyarakat
Sumber : Data primer diolah, lampiran 2, 2015.

19 47.5 15 37.5 5 12.5 40 100

13 32.5 17 42.5 7 17.5 40 100

20

50

11 27.5 3

19 47.5 7

17.5 4

7.5 40 100

10 40 100

17 42.5 14

35

3

7.5 40 100

16

40

12

30

6

15 40 100

16

40

11 27.5 6

15 40 100

16

40

11 27.5 8

20 40 100

17 42.5 9 22.5 5 12.5 40 100
15 37.5 11 27.5 8 20 40 100
10

25

14

35

6

15 40 100

12

30

8

20

7 17.5 40 100

Pada Tabel 4.4 dapat diketahui bahwa kegiatan pembelajaran diawali
dengan berdoa dilakukan oleh guru dengan cukup baik, hal ini terlihat dari jumlah
responden tidak ada menjawab sangat baik (0%), baik sebanyak 11 orang
(27,5%), cukup baik sebanyak 20 orang (50%), kurang baik sebanyak 5 orang
(12,5%), dan tidak baik sebanyak 4 orang (10%).

Universitas Sumatera Utara

84

Guru memberikan contoh perilaku terpuji kepada siswa dilakukan cukup
baik oleh guru, terlihat dari jumlah responden tidak ada menjawab sangat baik
(0%), baik sebanyak 10 orang (25%), cukup baik sebanyak 15 orang (37,5%),
kurang baik sebanyak 9 orang (22,5%), dan tidak baik sebanyak 6 orang (15%).
Memberikan kesempatan kepada murid untuk menyampaikan pendapatnya
dilakukan cukup baik oleh guru, hal ini terlihat dari jumlah responden tidak ada
menjawab sangat baik (0%), baik sebanyak 2 orang (5%), cukup baik sebanyak 18
orang (45%), kurang baik sebanyak 15 orang (37,5%), dan tidak baik sebanyak 5
orang (12,5%).
Gagasan-gagasan mengenai permasalahan yang ada di sekolah diterima
guru dengan kurang baik, hal ini terlihat dari jumlah responden tidak ada
menjawab sangat baik (0%), baik sebanyak 2 orang (5%), cukup baik sebanyak 16
orang (40%), kurang baik sebanyak 18 orang (45%), dan tidak baik sebanyak 4
orang (10%). Hal ini responden menganggap bahwa guru sulit menerima gagasangagasan mengenai permasalah di sekolah.
Suasana yang tenang selama proses pembelajaran yang diciptakan oleh
guru dilakukan dengan baik, hal ini terlihat dari jumlah responden tidak ada
menjawab sangat baik (0%), baik sebanyak 14 orang (35%), cukup baik sebanyak
12 orang (30%), kurang baik sebanyak 9 orang (22,5%), dan tidak baik sebanyak
5 orang (12,5%). Hal ini responden menganggap bahwa kemampuan pribadi guru
baik dalam menciptakan susasana tenang selama proses pembelajaran.
Perilaku yang berpengaruh positif dan perilaku yang disenangi oleh
peserta didik dimiliki oleh guru dengan cukup baik, hal ini terlihat dari jumlah
responden tidak ada menjawab sangat baik (0%), baik sebanyak 5 orang (12,5%),

Universitas Sumatera Utara

85

cukup baik sebanyak 17 orang (42,5%), kurang baik sebanyak 13 orang (32,5%),
dan tidak baik sebanyak 5 orang (12,5%). Hal ini responden menganggap bahwa
guru cukup baik dalam memiliki perilaku yang berpengaruh positif dan
menyenangkan.
Berpakaian rapi sehingga menjadi contoh baik bagi murid dilakukan guru
dengan cukup baik, terlihat dari jumlah responden tidak ada menjawab sangat
baik (0%), baik sebanyak 1 orang (2,5%), cukup baik sebanyak 19 orang (47,5%),
kurang baik sebanyak 15 orang (37,5%), dan tidak baik sebanyak 5 orang
(12,5%). Responden menganggap bahwa guru cukup baik dalam berpakaian rapi.
Mampu menerima dan menempatkan diri dalam segala situasi dilakukan
guru dengan kurang baik, hal ini terlihat dari jumlah responden tidak ada
menjawab sangat baik (0%), baik sebanyak 3 orang (7,5%), cukup baik sebanyak
13 orang (32,5%), kurang baik sebanyak 17 orang (42,5%), dan tidak baik
sebanyak 7 orang (17,5%). Hal ini responden menganggap bahwa guru kurang
baik dalam menerima dan menempatkan diri dalam segala situasi.
Menunjukkan tindakan keterbukaan dalam berfikir dan bertindak
berdasarkan kondisi peserta didik, sekolah, dan masyarakat yang dilakukan guru
dalam kategori cukup baik, hal ini terlihat dari jumlah responden tidak ada
menjawab sangat baik (0%), baik sebanyak 6 orang (15%), cukup baik sebanyak
20 orang (50%), kurang baik sebanyak 11 orang (27,5%), dan tidak baik sebanyak
3 orang (7,5%). Hal ini responden menganggap bahwa guru menunjukkan
tindakan keterbukaan dalam berfikir dan bertindak dengan cukup baik.
Bersikap dewasa dalam menerima masukan dari peserta didik dilakukan
oleh guru dengan cukup baik, hal ini terlihat dari jumlah responden menjawab

Universitas Sumatera Utara

86

sangat baik sebanyak 1 orang (2,5%), baik sebanyak 9 orang (22,5%), cukup baik
sebanyak 19 orang (47,5%), kurang baik sebanyak 7 orang (17,5%), dan tidak
baik sebanyak 4 orang (10%). Hal ini responden menganggap bahwa sikap guru
cukup baik dalam menerima masukan dari peserta didik.
Bertingkah laku jujur dilakukan guru dengan cukup baik, hal ini terlihat
dari jumlah responden tidak ada menjawab sangat baik (0%), baik sebanyak 6
orang (15%), cukup baik sebanyak 17 orang (42,5%), kurang baik sebanyak 14
orang (35%), dan tidak baik sebanyak 3 orang (7,5%).
Sikap adil kepada seluruh peserta didik dilakukan guru dengan cukup baik,
hal ini terlihat dari jumlah responden tidak ada menjawab sangat baik (0%), baik
sebanyak 6 orang (15%), cukup baik sebanyak 16 orang (40%), kurang baik
sebanyak 12 orang (30%), dan tidak baik sebanyak 6 orang (15%). Responden
menganggap bahwa guru melakukan sikap adil cukup baik kepada peserta didik.
Konsisten melaksanakan tugas dilakukan guru dengan cukup baik, hal ini
terlihat dari jumlah responden tidak ada menjawab sangat baik (0%), baik
sebanyak 7 orang (17,5%), cukup baik sebanyak 16 orang (40%), kurang baik
sebanyak 11 orang (27,5%), dan tidak baik sebanyak 6 orang (15%). Responden
menganggap bahwa konsistensi guru cukup baik dalam melaksanakan tugas.
Contoh perilaku terpuji bagi sesama guru dan masyarakat di lingkungan
sekolah dilakukan guru dengan cukup baik, hal ini terlihat dari jumlah responden
tidak ada menjawab sangat baik (0%), baik sebanyak 5 orang (12,5%), cukup baik
sebanyak 16 orang (40%), kurang baik sebanyak 11 orang (27,5%), dan tidak baik
sebanyak 8 orang (20%). Hal ini responden menganggap bahwa guru memberikan
contoh perilaku terpuji dengan cukup baik.

Universitas Sumatera Utara

87

Evaluasi kinerja dilakukan oleh guru dengan cukup baik, hal ini terlihat
dari jumlah responden tidak ada menjawab sangat baik (0%), baik sebanyak 9
orang (22,5%), cukup baik sebanyak 17 orang (42,5%), kurang baik sebanyak 9
orang (22,5%), dan tidak baik sebanyak 5 orang (12,5%). Hal ini responden
menganggap bahwa guru cukup baik dalam mengevaluasi kinerjanya.
Kritikan atas kinerja dari teman sejawat diterima guru dengan cukup baik,
hal ini terlihat dari jumlah responden menjawab sangat baik sebanyak 1 orang
(2,5%), baik sebanyak 5 orang (12,5%), cukup baik sebanyak 15 orang (37,5%),
kurang baik sebanyak 11 orang (27,5%), dan tidak baik sebanyak 8 orang (20%).
Hal ini responden menganggap bahwa guru cukup baik dalam menerima kritikan
atas kinerjanya dari teman sejawat.
Pengembangan diri di sekolah dilakukan guru dengan kurang baik, hal ini
terlihat dari jumlah responden tidak ada menjawab sangat baik (0%), baik
sebanyak 10 orang (25%), cukup baik sebanyak 10 orang (25%), kurang baik
sebanyak 14 orang (35%), dan tidak baik sebanyak 6 orang (15%). Responden
menganggap bahwa pengembangan diri dilakukan guru disekolah kurang baik.
Pengembangan diri di masyarakat dilakukan guru dengan cukup baik, hal
ini terlihat dari jumlah responden menjawab sangat baik sebanyak 5 (12,5%), baik
sebanyak 8 orang (2%), cukup baik sebanyak 12 orang (30%), kurang baik
sebanyak 8 orang (20%), dan tidak baik sebanyak 7 orang (17,5%). Responden
menganggap bahwa pengembangan diri dilakukan guru dimasyarakat cukup baik.

4.1.2.3. Penjelasan Responden Atas Variabel Kompetensi Sosial (X3)
Kompetensi sosial merupakan kemampuan guru sebagai bagian dari
masyarakat dengan indikator antara lain; (1) berkomunikasi lisan, tulis, dan/atau

Universitas Sumatera Utara

88

isyarat secara santun; (2) menggunakan teknologi komunikasi dan informasi
secara fungsional; (3) bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama
pendidik, tenaga kependidikan, pimpinan satuan pendidikan, orang tua atau wali
peserta didik; (4) bergaul secara santuan dengan masyarakat sekitar dengan
mengindahkan norma serta sistem nilai yang berlaku; (5) menerapkan prinsip
persaudaraan sejati dan semangat kebersamaan. Hasil jawaban responden atas
variabel kompetensi sosial dapat dilihat pada Tabel 4.5.
Tabel 4.5. Penjelasan Responden Atas Variabel Kompetensi Sosial
No

Pernyataan

Sangat
Baik
f %
1 2.5

Jawaban Responden
Cukup Kurang
Baik
Baik
Baik
f
%
f
% f
%
19 47.5 16 40 4 10

Komunikasi dengan
guru di sekolah
Komunikasi dengan
4 10 19 47.5
2 masyarakat di sekitar
sekolah
Penggunaan
7 17.5 20 50
3 teknologi informasi
dalam pembelajaran
Pertukaran informasi
9 22.5 13 32.5
4
dengan sesama guru
Hubungan dengan
5 12.5 23 57.5
5
pimpinan
Hubungan dengan
6 15 18 45
6 orang tua atau wali
peserta didik
Norma – norma yang
7 17.5 17 42.5
7 berlaku di masyarakat
sekitar sekolah
Bergaul dengan
9 22.5 17 42.5
menjunjung tinggi
8
nilai – nilai yang
berlaku di masyarakat
Kerja sama dengan
4 10 20 50
9 sesama guru dalam
pembelajaran
Kerja sama dengan
11 27.5 17 42.5
orang tua atau wali
10
untuk meningkatkan
prestasi peserta didik
Sumber : Data primer diolah, lampiran 2, 2015.
1

Tidak
Total
Baik
f % f %
0 0 40 100

12

30

5 12.5 0

10

25

2

5

1 2.5 40 100

12

30

6

15

0

0 40 100

6

15

4

10

2

5 40 100

8

20

7 17.5 1 2.5 40 100

10

25

4

7

10

9

2

5 40 100

17.5 7 17.5 0

0 40 100

25

10

0 40 100

6 15.0 0

22.5 2

5

0 40 100

1 2.5 40 100

Universitas Sumatera Utara

89

Pada Tabel 4.5 dapat diketahui bahwa komunikasi guru dengan seluruh
guru di sekolah dilakukan dengan baik, hal ini terlihat dari jumlah responden
menjawab sangat baik sebanyak 1 (2,5%), baik sebanyak 19 orang (47,5%), cukup
baik sebanyak 16 orang (40%), kurang baik sebanyak 4 orang (10%), dan tidak
ada responden menjawab tidak baik (0%). Hal ini responden menganggap bahwa
komunikasi sesama guru di sekolah dilakukan dengan baik.
Komunikasi guru dengan masyarakat disekitar sekolah dilakukan dengan
baik, hal ini terlihat dari jumlah responden menjawab sangat baik sebanyak 4
(10%), baik sebanyak 19 orang (47,5%), cukup baik sebanyak 12 orang (30%),
kurang baik sebanyak 5 orang (12,5%), dan tidak ada responden menjawab tidak
baik (0%). Hal ini responden menganggap bahwa komunikasi guru dengan
masyarakat disekitar sekolah dilakukan dengan baik.
Penggunaan teknologi informasi dalam pembelajaran dilakukan dengan
baik, terlihat dari jumlah responden menjawab sangat baik sebanyak 7 (17,5%),
baik sebanyak 20 orang (50%), cukup baik sebanyak 10 orang (25%), kurang baik
sebanyak 2 orang (5%), dan tidak baik sebanyak 1 (2,5%). Responden
menganggap bahwa penggunaan teknologi informasi dilakukan guru dengan baik.
Pertukaran informasi dengan sesama guru dilakukan guru dengan baik,
terlihat dari jumlah responden menjawab sangat baik sebanyak 9 (22,5%), baik
sebanyak 13 orang (32,5%), cukup baik sebanyak 12 orang (30%), kurang baik
sebanyak 6 orang (15%), dan tidak ada menjawab tidak baik (0%). Responden
menganggap bahwa pertukaran informasi dilakukan guru dengan baik.
Hubungan dengan pimpinan di bina guru dengan baik, hal ini terlihat dari
jumlah responden menjawab sangat baik sebanyak 5 (12,5%), baik sebanyak 23

Universitas Sumatera Utara

90

orang (57,5%), cukup baik sebanyak 6 orang (15%), kurang baik sebanyak 4
orang (10%), dan tidak baik sebanyak 2 (5%). Hal ini responden menganggap
bahwa hubungan guru dengan pimpinan dilakukan dengan baik.
Guru dalam melakukan hubungan dengan orang tua atau wali peserta didik
dilakukan guru dengan baik, terlihat dari jumlah responden menjawab sangat baik
sebanyak 6 (15%), baik sebanyak 18 orang (45%), cukup baik sebanyak 8 orang
(20%), kurang baik sebanyak 7 orang (17,5%), dan tidak baik sebanyak 1 (2,5%).
Responden menganggap hubungan dengan orang tua atau wali dilakukan guru
dengan baik.
Norma-norma yang berlaku di masyarakat sekitar sekolah dilakukan guru
dengan baik, terlihat dari jumlah responden menjawab sangat baik sebanyak 7
(17,5%), baik sebanyak 17 orang (42,5%), cukup baik sebanyak 10 orang (25%),
kurang baik sebanyak 4 orang (10%), dan tidak baik sebanyak 2 (5%). Responden
menganggap bahwa norma-norma di masyarakat dilakukan guru dengan baik.
Bergaul dengan menjunjung tinggi nilai-nilai yang berlaku di masyarakat
dilakukan guru dengan baik, hal ini terlihat dari jumlah responden menjawab
sangat baik sebanyak 9 (22,5%), baik sebanyak 17 orang (42,5%), cukup baik
sebanyak 7 orang (17,5%), kurang baik sebanyak 7 orang (17,5%), dan tidak ada
menjawab tidak baik (0%). Responden menganggap bahwa guru dalam bergaul di
masyarakat dengan menjunjung nilai-nilai yang berlaku dilakukan dengan baik.
Kerja sama dengan sesama guru dalam pelaksanaan pembelajaran
dilakukan guru dengan baik, hal ini terlihat dari jumlah responden menjawab
sangat baik sebanyak 4 (10%), baik sebanyak 20 orang (50%), cukup baik
sebanyak 10 orang (25%), kurang baik sebanyak 6 orang (15%), dan tidak ada

Universitas Sumatera Utara

91

menjawab tidak baik (0%). Responden menganggap bahwa kerja sama guru
dalam pelaksanaan pembelajaran dilakukan dengan baik.
Hubungan kerja sama dengan orang tua atau wali peserta didik untuk
meningkatkan prestasi peserta didik dilakukan guru dengan baik, hal ini terlihat
dari jumlah responden menjawab sangat baik sebanyak 11 (27,5%), baik sebanyak
17 orang (42,5%), cukup baik sebanyak 9 orang (22,5%), kurang baik sebanyak 2
orang (5%), dan tidak baik sebanyak 1 (2,5%). Hal ini responden menganggap
bahwa hubungan kerja sama dengan orang tua atau wali siswa untuk
meningkatkan prestasi siswa dilakukan guru dengan baik.

4.1.2.4. Penjelasan Responden Atas Variabel Kompetensi Profesional (X4)
Kompetensi profesional merupakan kemampuan guru dalam menguasai
pengetuhuan bidang ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan budaya yang
diampunya dengan indikator antara lain; (1) penguasaan materi pembelajaran
secara luas dan mendalam sesuai dengan standar isi program satuan pendidikan,
mata pelajaran, dan/ atau kelompok mata pelajaran yang akan diampu; dan (2)
penguasaan konsep dan metode disiplin keilmuan, teknologi, atau seni yang
relevan, secara konseptual menaungi atau koheren dengan program satuan
pendidikan, matapelajaran, dan kelompok mata pelajaran. Hasil jawaban
responden atas variabel kompetensi profesional dapat dilihat pada Tabel 4.6.
Tabel 4.6. Penjelasan Responden Atas Variabel Kompetensi Profesional
No
1
2

Pernyataan
Bahan ajar yang
digunakan
Kajian bahan
pelajaran

Sangat
Baik
f %
3 7.5

Jawaban Responden
Cukup Kurang Tidak Total
Baik
Baik
Baik
f
%
f
% f
% f % f %
13 32.5 20 50 3 7.5 1 2.5 40 100

6

10

15

Baik

25

16

40

6

15

2

5 40 100

Universitas Sumatera Utara

92

No

Pernyataan

Sangat
Baik
f %
6 15

Jawaban Responden
Cukup Kurang
Baik
Baik
%
f
% f
%
20 16 40 7 17.5

Tidak Total
Baik
f % f %
3 7.5 40 100

15 37.5 8

20

1 2.5 40 100

9

22.5 4

10

3 7.5 40 100

13 32.5 4

10

1 2.5 40 100

13 32.5 4

10

0

Baik

f

Dokumen yang terkait

PROFESIONALISME GURU DITINJAU DARI KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN KOMPETENSI KEPRIBADIAN Profesionalisme Guru Ditinjau Dari Kompetensi Pedagogik Dan Kompetensi KepribadianDi SMA Negeri 1 Sragen.

0 0 17

PROFESIONALISME GURU DITINJAU DARI KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN KOMPETENSI KEPRIBADIAN DI SMA NEGERI 1 SRAGEN Profesionalisme Guru Ditinjau Dari Kompetensi Pedagogik Dan Kompetensi KepribadianDi SMA Negeri 1 Sragen.

0 0 14

PENGARUH SUPERVISI KEPALA SEKOLAH DAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU TERHADAP KINERJA GURU SD NEGERI KEC. KERSANA KAB. BREBES.

1 1 117

PENGARUH SUPERVISI KEPALA SEKOLAH DAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU TERHADAP KINERJA GURU SD NEGERI KEC. KERSANA KAB. BREBES.

0 0 117

Pengaruh Kompetensi Pedagogik, Kepribadian, Sosial, Profesionalisme dan Supervisi Kepala Sekolah Terhadap Kepuasaan Kerja dan Kinerja Guru di SMA Negeri 1 Barumun Tengah

0 0 14

Pengaruh Kompetensi Pedagogik, Kepribadian, Sosial, Profesionalisme dan Supervisi Kepala Sekolah Terhadap Kepuasaan Kerja dan Kinerja Guru di SMA Negeri 1 Barumun Tengah

0 0 2

Pengaruh Kompetensi Pedagogik, Kepribadian, Sosial, Profesionalisme dan Supervisi Kepala Sekolah Terhadap Kepuasaan Kerja dan Kinerja Guru di SMA Negeri 1 Barumun Tengah

0 0 17

Pengaruh Kompetensi Pedagogik, Kepribadian, Sosial, Profesionalisme dan Supervisi Kepala Sekolah Terhadap Kepuasaan Kerja dan Kinerja Guru di SMA Negeri 1 Barumun Tengah

0 0 41

Pengaruh Kompetensi Pedagogik, Kepribadian, Sosial, Profesionalisme dan Supervisi Kepala Sekolah Terhadap Kepuasaan Kerja dan Kinerja Guru di SMA Negeri 1 Barumun Tengah

0 0 4

Pengaruh Kompetensi Pedagogik, Kepribadian, Sosial, Profesionalisme dan Supervisi Kepala Sekolah Terhadap Kepuasaan Kerja dan Kinerja Guru di SMA Negeri 1 Barumun Tengah

0 0 48