MAKALAH STUDI KEPEMIMPINAN ISLAM Komunikasi Oraganisasi

MAKALAH
STUDI KEPEMIMPINAN ISLAM

Komunikasi Oraganisasi

Disusun Oleh:
Nama/NIM : Rahmad Arifan HR / 13523077
Nama/NIM : Bimo Prakoso / 13523078
Nama/NIM : Wahid Hanif Arya / 13523097
Nama/NIM : Bryan Yudho Haryono / 13523121
Nama/NIM : Riris Indriani / 13523124

JURUSAN INFORMATIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
2015

KATAPENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb.
Bismillahirrahmanirrohim
Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang maha esa,

karena atas berkat dan limpahan karunianyalah maka kami dapat menyelesaikan
makalah Sistem Kepemimpinan Islam yang berjudul “Komunikasi Oraganisasi”
dengan tepat waktu, Tak lupa shalawat serta salam semoga selalu tercurah pada
junjungan Nabi Muhammad SAW hingga akhir zaman.
Melalui kata pengantar ini penulis lebih dahulu meminta maaf dan
memohon permakluman bila isi makalah ini ada kekurangan dari segi penulisan
atau maksud yang kurang jelas. Kami merasa masih memiliki banyak kesulitan
dalam pembuatan laporan seperti pembuatan dan penyusunan kalimat yang baik,
penggunaan Bahasa Indonesia yang masih kurang sempurna, serta mencari
padanan kata dari bahasa asing yang relevan dengan Bahasa Indonesia, oleh sebab
itu kami mengajak pembaca agar memberikan kritik dan saran yang bersifat
membangun untuk pembenahan kearah yang lebih baik dalam pembuatan laporan
mendatang.
Dan tak lupa pada kesempatan ini kami mengucapkan rasa terima kasih atas
segala petunjuk, bimbingan, dan bantuannya kepada semua pihak yang telah
banyak membantu dan tidak bisa kami ucapkan satu-per satu dalam proses
pembuatan makalah ini.
Demikian makalah ini kami buat semoga dapat memberikan suatu manfaat
kepada semua pihak sekalian. Akhir kata kami ucapkan terima kasih.


Wassalamualaikum Wr.Wb.

Yogyakarta, Juni 2015

Penulis

DAFTAR ISI

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.

Latar Belakang Masalah
Sebagai makluk sosial yang hidup berdampingan dengan pihak lain,
manusia tidak akan pernah lepas dari kebutuhan akan komunikasi.
Komunikasi membuat manusia dapat saling mengerti maksud dari
pesan yang disampaikan oleh orang lain. tidak hanya itu dengan
berkomunikasi kita juga dapat menyampaikan maksut dan tujuan kita
berupa pesan, informasi, ide, gagasan, dan sebagainya kepada pihak
lain. pada dasarnya manusia berkomunikasi dengan 2 cara yaitu secara

verbal dan non-verbal, verbal ialah cara yang digunakan manusia untuk
berkomunikasi

secara

lisan

sedangkan

non-verbal

ialah

cara

berkomunikasi menggunakan gerak-gerik, ekspresi wajah, gerak tubuh,
dan lain sebagainya. Jika dengan cara verbal manusia tidak dapat saling
mengerti maksut satu sama lain maka manusia dapat menggunakan cara
non-verbal seperti tersenyum, menggelengkan kepala, mengerenyitkan
dahi, dan ekspresi lainnya untuk berkomunikasi.

Berkomunikasi tidak hanya digunakan manusia ketika berada di
lingkungan anggota masyarakat seperti di lingkungan RT, RW, tetapi
juga digunakan untuk berorganisasi. Organisasi ialah suatu wadah
dimana orang saling berkumpul untuk mencapai tujuan yang
dikehendaki dan didalamnya terdapat pembagian-pembagian tugas kerja
sesuai dengan keahliannya masing-masing. Ada Bermacam-macam
bentuk organisasi mulai dari yang besar hingga yang kecil, dari yang
memiliki tujuan meraup keuntungan sampai yang non komersil. Alasan
Mengapa komunikasi dibutuhkan bahkan penting ketika berada pada
lingkup

organisasi

karena

dengan

berkomunikasi

kita


dapat

menyampaikan visi dan misi suatu organisasi dengan jelas sehingga

organisasi tersebut tetap berada pada jalur yang tepat dan dapat
mewujudkan tujuan dari perkumpulan tersebut. jika terdapat anggota
yang tidak selaras dengan visi, misi dari organisasi tersbut akibat
terjadinya kesalahan dalam berkomunikasi maka akan menyebabkan
terjadinya kegagalan dalam berorganisasi. Lalu komunikasi juga
digunakan untuk menyampaikan motivasi dan informasi kepada
anggota kelompok agar anggota kelompok paham akan fungsi dan
tugasnya didalam organisasi.
Dari gambaran diatas dapat disimpulkan betapa komunikasi menjadi
bagian penting ketika kita berada dalam suatu oraganaisasi karena
komunikasi yang baik dapat menentukan sukses atau tidknya organisasi
yang sedang kita geluti, untuk itu pada makalah ini akan dibahas hal-hal
mengenai komunikasi organisasi seperti pengertian komunikasi
organisasi, komponen dasar komunikasi, hingga urgensi komunikasi
bagi seorang pemimpin.


1.2. Rumusan Masalah
1.

Apa definisi komunikasi?

2.

Apa definisi komunikasi organisasi?

3.

Apa urgensi komunikasi bagi seorang pemimpin?

4.

Mengapa komunikasi menjadi penting dalam organisasi?

BAB II
PEMBAHASAN

2.1

Definisi komunikasi
Komunikasi memiliki begitu banyak definisi, para ahli memiliki
pendapat yang berbeda-beda mengenai apa itu komunikasi sesuai
dengan sudut pandang mereka masing-masing. Komunikasi merupakan
akar

dari

kata

latin

yaitu

communicatio

(berpartisipasi,


memberitahukan), communicatus (berbagi milik bersama), communis
(milik bersama, berlaku dimana-mana), atau juga communico yang
artinya membagi, yaitu membagi gagasan, ide, atau pikiran. Menurut
kamus besar bahasa indonesia (1995) komunikasi adalah pengiriman
serta penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih sehingga
pesan yang dimaksud dapat dipahami, sedangkan menurut kamus
Oxford (The Oxford English Dictionary) komunikasi adalah pemberian,
penyampaian, atau pertukaran ide, pengetahuan, informasi, dan
sebagainya.

Beberapa

definisi

komunikasi

menurut

para


ahli

diantaranya :


Proses

yang

memungkinkan

seseorang

(komunikator)

menyampaikan rangsangan untuk mengubah perilaku orang lain
(Menurut Carl I.Hovland).


Proses memahami dan berbagi makna (Judy C pearson & Paul E

melson).



Pengalihan suatu pesan dari satu sumber kepada penerima agar
dapat dipahami (Prof. Dr. Alo Liliweri)



Seni untuk menyampaikan informasi, dan ide-ide seseorang kepada
orang lain (M. Djenamar).



“saling

berbagi

informasi,


gagasan,

atau

sikap” (Wilbur

Schramm).
Namun definisi komunikasi yang paling populer berasal dari Harold
Lasswell yang mengatakan bahwa komunikasi adalah siapa mengatakan
apa melalui saluran mana kepada siapa dan dengan pengaruh apa, “Who
says what in which channel to whom and with what effects”. Alasan
mengapa definisi Harold Lasswell yang paling populer karena definisi
ini dirasa yang paling lengkap daripada defini-defini lainnya,
didalamnya

telah

terdapat

proses

dan

elemen

komunikasi,

yakni komunikator (who), pesan (what), media atau sarana (channel),
komunikan (whom), dan pengaruh atau akibat (effect) karena itulah
definisi ini paling banyak dijadikan rujukan. Kesimpulannya, secara
sederhana komunikasi adalah cara untuk menyampaikan pesan kepada
orang lain, pesan itu sendiri bisa berarti informasi, pemberitahuan, ilmu
pengetahuan, ide, gagasan, hasutan, dan lain-lain. pesan adalah kata
kunci pada komunikasi karena pesan adalah sesuatu yang ingin
disampaikan kepada pihak lain sehingga ketika kita menyampaikan
pesan tersebut maka munculah proses komunikasi.
2.2. Komponen Dasar Komunikasi
1.

Komunikator, orang yang menyampaikan pesan.

2.

Pesan, pernyataan yang didukung oleh lambang.

3.

Komunikan, orang yang menerima pesan.

4.

Media, sarana atau saluran yang mendukung pesan bila komunikasi
dengan jarak jauh atau dengan jumlah yang banyak.

5.

Efek, dampak dari pengaruh pesan.

2.3. Komponen Dasar Komunikasi
1.

Komunikasi adalah proses simbolik

Simbolisasi atau penggunaan lambang merupakan kebutuhan
manusia. lambang atau simbol dipakai untuk menunjuk sesuatu lainnya
berdasarkan kesepakatan sekelompok orang. Contohnya seperti
memasang bendera ketika ada orang yang sedang meninggal atau
memasang bendera untuk menunjukan kecintaannya kepada tanah air.
Simbol meliputi kata-kata (verbal), perilaku non-verbal, dan objek yang
maknanya telah disepakati.
2.

Setiap perilaku punya potensi komunikasi
Gerak tubuh, ekspresi wajah, serta perilaku memiliki potensi untuk

ditafsirkan sehingga melatarbelakangi proses terjadinya komunikasi,
seperti seorang pasien yang selalu membenahi posisi tidurnya, akan
direspone oleh perawat dengan bertanya kepada pasien tersebut.
3.

Komunikasi punya dimensi isi dan dimensi hubungan
Setiap pesan memiliki dimensi isi dan dari dimensi itu kita dapat

memprediksi dimensi hubungan antara pihak-pihak yang melakukan
komunikasi. Dimensi isi merujuk pada isi pesan, sedangakan dimensi
hubungan merujuk pada unsur-unsur lain seperti saluran yang
digunakan untuk menyampaikan pesan tersebut. misalnya Pengaruh
suatu diagnosa penyakit, Diagnosa yang sama dapat menimbulkan
pengaruh berbeda bila disampaikan orang berbeda. Diagnosa yang
ditulis orang yang sudah terkenal dan merupakan seorang profesor akan
dianggap lebih berbobot bila dibandingkan dengan tulisan orang yang
belum dikenal dan juga bukan seorang profesor. Sehingga diagnosa itu
bukan hanya bergantung pada isinya, tapi juga siapa penulisnya.
4.

Komunikasi berlangsung dalam berbagai tingkat kesenjangan
Setiap proses komunikasi yang dilakukan seseorang bisa terjadi

mulai dari tingkat kesenjangan yang rendah yaitu tingkat dimana
tindakan komunikasi dilakukan tanpa kesengajaan hingga ketingkat
yang paling tinggi dimana tindakan komunikasi dilakukan dengan
kesengajaan.
5.

Komunikasi terjadi dalam konteks ruang dan waktu

Pesan komunikasi yang berasal dari komunikan beik verbal
ataupun non-verbal disesuaikan dengan tempat dimana proses
komunikasi itu berlangsung, kepada siapa pesan itu dikirimkan, dan
kapan komunikasi itu berlangsung. Topik-topik yang biasa dibicarakan
di rumah, kantor seperti “mobil”, “bisnis”, “perdagangan”, atau lainnya
terasa kurang sopan jika dibawakan di tempat-tempat ibadah.
6.

Komunikasi melibatkan prediksi dari peserta komunikasi
Jika kita melemparkan senyuman kepada pihak lain maka dapat

diasumsikan jika orang itu akan membalas senyuman yang berasal dari
kita. Prediksi itu akan membuat orang tenang dalam melakukan
komunikasi.
7.

Komunikasi bersifat sistematik
Bagaimana seseorang berkomunikasi dipengaruhi oleh latar

belakang budaya, nilai, adat, pengalaman dan pendidikan. Sisi internal
seperti lingkungan keluarga dan lingkungan ia bersosialisasi akan
menentukan bagaimana ia melakukan tindakan komunikasi.
8.

Semakin mirip latar belakang sosial-budayanya semakin efektiflah
komunikasi
Jika terdapat dua orang yang bersuku sama, berlatar pendidikan

yang sama, maka kedua orang tersebut memiliki kecenderungan
memiliki bahan yang sama untuk dikomunikasikan.
9.

Komunikasi bersifat non-konsekuensial
Bentuk dasar komunikasi manusia adalah tatap muka yang bersifat

dua arah (sirkuler). Ketika seseorang berbicara dengan orang lainnya
sebenarnya komunikasi itu secara dua arah karena si “pendengar” disaat
yang sama juga menjadi “pembicara” dengan perilaku nonverbal
mereka. Meskipun bersifat dua arah tetapi unsur-unsur proses
komunikasi sebenarnya tidak berpola secara kaku. Oleh sebab itu, sifat
nonsekuensial dibandingkan sirkuler lebih tepat digunakan untuk
menandai proses komunikasi.
10. Komunikasi bersifat prosesual, dinamis, dan transaksional

Komunikasi terjadi sekali waktu lalu akan menjadi sejarah hidup
kita. Dalam proses komunikasi itu, para peserta saling mempengaruhi,
seberapa kecil pun pengaruh itu, baik lewat komunikasi verbal ataupun
lewat komunikasi nonverbal. Pandangan dinamis dan transaksional
memberi penekanan bahwa seseorang mengalami perubahan sebagai
hasil terjadinya komunikasi.
11. Komunikasi bersifat irreversible
Dalam komunikasi ketika kita mengirim pesan, maka kita tidak
dapat mengedalikan pengaruh pesan tersebut ke khalayak, apalagi
menghilangkan efek pesan tersebut, untuk itu prinsip ini harusnya
dijadikan peringatan untuk diri kita agar lebih berhati-hati untuk
menyampaikan pesan kepada orang lain.
12. Komunikasi bukan panasea (obat mujarab) untuk menyelesaikan
masalah
Banyak konflik yang disebabkan oleh masalah komunikasi, namun
komunikasi buka cara untuk menyelesaikan masalah yang mungkin
berkaitan dengan masalah struktural. Agar komunikasi efektif, kendala
struktural ini harus diatasi. Misalnya, meski pemerintah berusaha
menjalin komunikasi yang efektif dengan warga Aceh dan warga Papua,
tidak mungkin usaha itu akan berhasil bila pemerintah memberlakukan
masyarakat di wilayah-wilayah itu secara tidak adil, dengan merampas
kekayaan alam mereka dan mengangkutnya ke pusat.
2.4. Definisi Organisasi
Organisasi pada dasarnya digunakan sebagai tempat atau wadah dimana
orang-orang berkumpul, bekerjasama secara rasional dan sistematis,
terencana, terorganisasi, terpimpin dan terkendali, dalam memanfaatkan
sumber daya (berupa uang, material, mesin, metode, lingkungan), saranaparasarana, data, dan lain sebagainya yang digunakan secara efisien dan
efektif untuk mencapai tujuan organisasi. Menurut para ahli terdapat beberapa
pengertian organisasi sebagai berikut[2].


James D. Mooney mengemukakan bahwa organisasi adalah bentuk
setiap perserikatan manusia untuk mencapai tujuan bersama.



Chester I. Bernard berpendapat bahwa organisasi adalah merupakan
suatu sistem aktivitas kerja sama yang dilakukan oleh dua orang
atau lebih.



Stephen P. Robbins menyatakan bahwa Organisasi adalah kesatuan
(entity) sosial yang dikoordinasikan secara sadar, dengan sebuah
batasan yang relatif dapat diidentifikasi, yang bekerja atas dasar
yang relatif terus menerus untuk mencapai suatu tujuan bersama
atau sekelompok tujuan.

Jadi, Organisasi adalah sekumpulan orang-orang yang ditandai dengan
adanya struktur pembagian tugas, struktur tata hubungan kerja antar
kelompok, maupun kejelasan tanggung jawab. Hal ini dilakukan agar tujuan
yang hendak dicapai oleh organisasi tersebut dapat dicapai dengan mudah.
2.5. Pengertian Komunikasi Organisasi
Menurut para ahli terdapat beberapa pengertian organisasi sebagai berikut[3].
1 Pace & Feules : Komunikasi organisasi dapat didefinisikan sebagai
penunjukan dan penafsiran suatu pesan di antara unit-unit komunikasi
yang merupakan bagian dari suatu organisasi tertentu.
2

Devito: komunikasi organisasi merupakan pengiriman dan penerimaan
pesan baik dalam organisasi di dalam kelompok formal maupun kelompok
informal organisasi.

3

Wiryanto : Komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan
berbagai pesan organisasi di dalam kelompok formal maupun informal dari
suatu organisasi.

Komunikasi formal adalah komunikasi yang disetujui oleh organisasi itu
sendiri dan sifatnya berorientasi kepentingan organisasi. Isinya berupa cara
kerja di dalam organisasi, produktivitas, dan berbagai pekerjaan yang harus
dilakukan dalam organisasi. Misalnya: memo, kebijakan, pernyataan, jumpa
pers, dan surat-surat resmi. Komunikasi informal adalah komunikasi yang
disetujui secara sosial. Orientasinya bukan pada organisasi, tetapi lebih

kepada anggotanya secara individual. Dari pengertian diatas, dapat
disimpulkan bahwa Komunikasi Organisasi adalah komunikasi antar anggota
dalam konteks organisasi dengan ditandai adanya jaringan pesan yang bersifat
ketergantungan satu sama lain, dimana pesan atau informasi dalam organisasi
ini sangat dibutuhkan anggota dalam mencapai tujuan organisasi.
2.6. Komunikasi Verbal dan Nonverbal
Komunikasi verbal adalah bentuk komunikasi yang disampaikan
komunikator kepada komunikan dengan cara tertulis atau lisan. Karena
kenyataannya, ide-ide, pemikiran atau keputusan, lebih mudah disampaikan
secara verbal ketimbang non verbal. Dengan harapan, komunikan (baik
pendengar maun pembaca) bisa lebih mudah memahami pesan-pesan yang
disampaikan. Komunikasi non verbal menempati porsi penting. Banyak
komunikasi verbal tidak efektif hanya karena komunikatornya tidak
menggunakan komunikasi non verbal dengan baik dalam waktu bersamaan.
Melalui komunikasi non verbal, orang bisa mengambil suatu kesimpulan
mengenai suatu kesimpulan tentang berbagai macam persaan orang, baik rasa
senang, benci, cinta, kangen dan berbagai macam perasaan lainnya.
Kaitannya dengan dunia bisnis, komunikasi non verbal bisa membantu
komunikator untuk lebih memperkuat pesan yang disampaikan sekaligus
memahami reaksi komunikan saat menerima pesan. Fungsi lain dari
komunikasi nonverbal adalah mengatur pesan verbal. Pesan-pesan nonverbal
berfungsi untuk mengendalikan sebuah interaksi dalam suatu cara yang sesuai
dan halus, seperti misalnya anggukan kepala selama percakapan berlangsung.
Selain itu, komunikasi nonverbal juga memberi penekanan kepada pesan
verbal, seperti mengacungkan kepalan tangan. Dan akhirnya fungsi
komunikasi nonverbal adalah pelengkap pesan verbal dengan mengubah
pesan verbal, seperti tersenyum untuk menunjukkan rasa bahagia kita.
2.7. Jaringan Komunikasi Formal

Bila Pesan mengalir melalui jalan resmi yang ditentukan oleh hierarki
resmi atau organisasi atau oleh fungsi pekerjaan maka pesan itu menurut
jaringan komunikasi formal. Pesan dalam jaringan komunikasi formal
biasanya mengalir dari atas ke bawah atau dari bawah keatas atau dari tingkat
yang sama atau secara horizontal. Ada tiga bentuk utama dari arus pesan
dalam jaringan komunikasi formal yang mengikuti garis komunikasi seperti
yang

digambarkan

dalam

struktur

organisasi

yaitu

:

1. “Downward Communication” atau komunikasi kepada bawahan
Komunikasi kebawah menunjukan arus pesan yang mengalir dari para
atasan atau para pimpinan kepada bawahannya.Kebanyakan komunikasi
kebawah digunakan untuk menyampaikan pesan pesan yang biasanya
berkenaan dengan tugas tugas dan pemeliharaan.Pesan tersebut biasanya
berhubungan dengan pengarahan, tujuan, untuk merubah sikap, membentuk
pendapat, mengurangi ketakutan dan kecurigaan yang timbul karena salah
informasi, mencegah kesalahpahaman karena kurang informasi dan
mempersiapkan anggota organisasi untuk menyesuaikan diri dengan
perubahan.
Semua bentuk komunikasi ke bawah tersebut dipengaruhi oleh struktur
hierarki dalam organisasi.Pesan ke bawah cenderung bertambah karena pesan
itu bergerak melalui tingkatan hierarki secara berturut turut. Misalnya pesan
dari pimpinan yang paling atas hanya berupa suatu pernyataan tentang hasil
yang dinginkan.Maksud dari pencapaian hasil yang diingini ini mungkin
ditambah pada tingkatan hierarki yang lebih rendah berikutnya. Selanjutnya
pesan tersebut pada hierarki yng lebih rendah berikutnya ditambah lagi
dengan hal hal detil bagaimana mencapai hasil yang diinginkan tersebut.
Sampai pesan tersebut lengkap secara opersional untuk dilaksanakan.
2.

“Upward

Communication”

atau

komunikasi

kepada

atasan.

Komunikasi ke atas mempunyai beberapa fungsi menurut Pace (1989)
fungsinya adalah sebagai berikut :

a) Dengan adanya komunikasi ke atas supervisor dapat mengetahui kapan
bawahannya siap untuk diberi informasi dari mereka dan bagaimana
baiknya mereka menerima apa yang disampaikan karyawan.
b) Arus komunikasi ke atas memberikan informasi yang berharga bagi
pembuatan keputusan.
c)

Komunikasi ke atas memperkuat apresiasi dan loyalitas karyawan
terhadapa organisasi dangan jalan memberikan kesempatan untuk
menanyakan pertanyaan, mengajukan ide ide, dan saran saran tentang
jalannya organisasi.

d) Komunikasi ke atas membolehkan, bahkan mendorong desas desus
muncul dan membiarkan supervisor mengetahuinya.
e) Komunikasi ke atas menjadikan supervisor dapat menentukan apakah
bawahan menangkap arti seperti yang dia maksudkan dari arus
informasi yang ke bawah.
f) Komunikasi ke atas membantu karyawan mengatasi masalah masalah
pekerjaan mereka dan memperkuat keterlibatan mereka dalam tugas
tugasnya dan organisasi.
3.

“Horizontal Communication” atau komunikasi horizontal.

Komunikasi horizontal mempunyai tujuan tertentu diantaranya adalah sebagai
berikut:
1. Mengkordinasikan tugas-tugas Kepala-kepala bagian dalam suatu
organisasi kadang kadang perlu mengadakan rapat atau pertemuan untuk
mendiskusikan bagaimana tiap tiap bagian memberikan kontribusi dalam
mencapai tujuan organisasi.
2.

Saling membagi informasi untuk perencanaan dan aktifitas aktifitas. Ide

dari banyak orang biasanya akan lebih baik daripada ide satu orang. Oleh
karena itu komunikasi horizontal sangatlah diperlukan untuk mencari ide
yang lebih baik. Dalam merancang suatu program latihan atau program

hubungan dengan masyarakat, anggota anggota, dari bagian perlu saling
membegi informasi untuk membuat perencanaan apa yang mereka lakukan.
3.

Memecahkan masalah yang timbul di antara orang orang yang berada

dalam tingkat yang sama. Dengan adanya keterlibatan dalam memecahkan
masalah
4.

akan

menambah

kepercayaan

dan

moral

dari

karyawan.

Menyelesaikan konflik di antara anggota yang ada dalam bagian

organisasi dan juga antara bagian dengan bagina lainnya. Penyelesaian
konflik ini bagi perkembangan sosial dan emosional dari anggota dan juga
menciptakan iklim organisasi yang baik.
5.

Menjamin pemahaman yang sama. Bila perubahan dalam suatu

organisasi diusulkan, maka perlu ada pemahaman yang sama antara unit unit
organisasi atau anggota unit orgasnisasi tentang perubahan itu. Untuk ini
mungkin suatu unit dengan unit lainnya mengadakan rapat untuk mencari
kesepakatan terhadap perubahan tersebut.
6.

Mengembangkan sokongan interpersonal. Karena sebagian besar dari

waktu kerja karyawan berinteraksi dengan temannya maka mereka
memperoleh sokongan hubungan interpersonal dari temannya. Hal ini akan
memperkuat hubungan di antara sesame karyawan dan akan membantu
kekompakan dalam kerja kelompok. Interaksi ini akan mengembangkan rasa
sosial dan emosional karyawan.
2.8. Karakter Berkomunikasi
 Komunikasi adalah suatu proses. Komunikasi sebagai suatu proses artinya
bahwa komunikasi merupakan serangkaian tindakan atau peristiwa yang
terjadi secara berurutan (ada tahapan ataus ekuensi) serta berkaitan satu
sama lainnya dalam kurun waktu tertentu.


Komunikas iadalah suatu upaya yang disengaja serta mempunyai
tujuan. Komunikasi adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara sadar,
disengaja, sertas esuai dengan tujuan atau keinginan dari pelakunya.



Komunikasi menuntut adanya partisipasi dan kerja sama dari para pelaku
yang terlibat kegiatan. Komunikasi akan berlangsung baik apabila pihak-

pihak yang berkomunikasi (dua orang atau lebih) sama-sama ikut terlibat
dan sama-sama mempunyai perhatian yang sama terhadap topic pesan
yang disampaikan.


Komunikasi bersifat simbolis, Komunikasi pada dasarnya merupakan
tindakan yang dilakukan dengan menggunakan lambang-lambang.
Lambang yang paling umum digunakan dalam komunikasi antar manusia
adalah bahasa verbal dalam bentuk kata-kata, kalimat, angka-angka atau



tanda-tand lainnya.
Komunikasi bersifat transaksional. Komunikasi pada dasarnya menuntut
dua tindakan,



yaitu member dan menerima. Dua tindakan tersebut

tentunya perlu dilakukan secara seimbang atau porsional.
Komunikasi menembus factor ruang dan waktu. Maksudnya adalah bahwa
para peserta atau pelaku yang terlibat dalam komunikasi tidak harus hadir
pada waktu serta tempat yang sama. Dengan adanya berbagai produk
teknologi komunikasi seperti telepon, internet, faximili, dan lain-lain,
factor ruang dan waktu tidak lagi menjadi masalah dalam berkomunikasi.

2.9. Urgensi Komunikasi Bagi Pemimpin
1.

Fungsi Informatif
Organisasi dapat dipandang sebagai suatu system pemrosesan

informasi

(information-processing

system).

Maksudnya,

seluruh

anggota dalam suatu organisasi berharap dapat memperoleh informasi
yang lebih banyak, lebih baik dan tepat waktu. Informasi yang di dapat
memungkinkan

setiap

anggota

organisasi

dapat

melaksanakan

pekerjaannya secara lebih pasti, informasi pada dasarnya dibutuhkan
oleh semua orang yang mempunyai perbedaan kedudukan dalam suatu
organisasi. Orang-orang dalam tataran manajemen membutuhkan
informasi untuk membuat suatu kebijakan organisasi atau guna
mengatasi konflik yang terjadi di dalam organisasi. Sedangkan
karyawan

(bawahan)

membutuhkan

informasi

tentang

jaminan

keamanan, jaminan social dan kesehatan, izin cuti dan sebagainya.

2.

Fungsi Regulatif
Fungsi regulative ini berkaitan dengan peraturan-peraturan yang

berlaku dalam suatu organisasi. Pada semua lembaga atau organisasi,
ada dua hal yang berpengaruh terhadap fungsi regulative ini, yaitu:


Atasan atau orang-orang yang berada dalam tataran manajemen
yaitu mereka yang memiliki kewenangan untuk mengendalikan
semua informasi yang disampaikan. Disamping itu mereka juga
mempunyai kewenangan untuk memberikan instruksi atau perintah,
sehingga

dalam

struktur

organisasi

kemungkinan

mereka

ditempatkan pada lapis atas (position of authority) supaya perintahperintahnya dilaksanakan sebagaimana semestinya.


Berkaitan dengan pesan atau message. Pesan-pesan regulative pada
dasarnya berorientasi pada kerja. Artinya, bawahan membutuhkan
kepastian peraturan-peraturan tentang pekerjaan yang boleh dan
tidak boleh untuk dilaksanakan.

3.

Fungsi Persuasif
Dalam mengatur suatu organisasi, kekuasaan dan kewenangan

tidak akan selalu membawa hasil sesuai dengan yang diharapkan.
Adanya kenyataan ini, maka banyak pimpinan yang lebih suka untuk
mempersuasi bawahannya daripada member perintah. Sebab pekerjaan
yang dilakukan secara sukarela oleh karyawan akan menghasilkan
kepedulian yang lebih besar disbanding kalau pimpinan sering
memperlihatkan kekuasaan dan kewenangannya.
4.

Fungsi Integratif

Setiap

organisasi

berusaha

menyediakan

saluran

yang

memungkinkan karyawan dapat dilaksanakan tugas dan pekerjaan
dengan baik. Ada dua saluran komunikasi formal seperti penerbitan
khusus dalam organisasi tersebut (newsletter, buletin) dan laporan

kemajuan oraganisasi; juga saluran komunikasi informal seperti
perbincangan antar pribadi selama masa istirahat kerja, pertandinga
olahraga ataupun kegiatan darmawisata. Pelaksanaana ktivitas ini akan
menumbuhkan keinginan untuk berpartisipasi yang lebih besar dalam
diri karyawan terhadap organisasi.
Bagaimana perilaku orang-orang dalam suatu organisasi ketika mereka
melaksanakan tindak berbagi informasi dan gagasan. Untuk itu kita perlu
memahami style atau gaya seseorang ketika ia berkomunikasi. Gaya komunikasi
(communication style) didefinisikan sebagai seperangkat perilaku antar pribadi
yang terspesialisasi yang digunakan dalam suatu situasi tertentu (a specialized set
of interpersonal behaviors that are used in a given situation). Masing-masing
gaya komunikasi terdiri dari sekumpulan perilaku komunikasi yang dipakai untuk
mendapatkan respon atau tanggapan tertentu dalam situasi yang tertentu pula.
Kesesuaian dari satu gaya komunikasi yang digunakan, bergantung pada maksud
dari pengirim (sender) dan harapan dari penerima (receiver).

BAB III
KESIMPULAN
Dari uraian diatas dapat disimpulkan, bahwa:
1. Secara sederhana komunikasi adalah cara untuk menyampaikan pesan kepada
orang lain, pesan itu sendiri bisa berarti informasi, pemberitahuan, ilmu
2.

pengetahuan, ide, gagasan, hasutan, dan lain-lain.
Komunikasi organisasi adalah penerimaan dan pengiriman pesan atau
informasi kepada kelompok didalam organisasi baik formal maupun

3.

organisasi informal
Urgensi komunikasi bagi seorang pemimpin terbagi menjadi 4 fungsi, yaitu:
1. Fungsi Informatif
2. Fungsi Regulatif
3. Fungsi Persuasif
4. Fungsi Integratif

4.

Alasan komunikasi menjadi penting dalam berorganisasi diantanya :
 Dengan komunikasi kita dapat menempatkan orang yang tepat pada posisi yang
seharusnya.
 Komunikasi yang baik antara atasan, bawahan, dan clien dapat membawa
organisasi mencapai visi dan misi yang ingin dicapai.
 Komunikasi dapat mengurangi munculnya konflik dalam organisasi.
 Dll.

DAFTAR PUSTAKA
http://www.komunikasipraktis.com/2014/10/daftar-definisi-komunikasimenurut-para-ahli.html
http://www.rumahkomunikasi.com/2014/10/definisi-dan-pengertiankomunikasi.html
http://www.slideshare.net/guest81e510/pengertian-komunikasi
https://www.academia.edu/6157856/Konsep_dasar_dan_prinsip_komuni
kasi

http://syukronsmanela.blogspot.com/2014/09/pengertiankomunikasi-organisasi-dan.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Organisasi
http://id.wikipedia.org/wiki/Komunikasi_organisasi
https://jurnalalishlah.wordpress.com/2014/09/06/peranan-komunikasi-dalamkepemimpinan/
http://komunikasi.unsoed.ac.id/sites/default/files/Karakteristik%20Komunikasi.pdf
http://imasarahnabila.blogspot.com/2012/08/pengertian-dan-karakteristik-ilmu.html

Dokumen yang terkait

IMPLEMENTASI MIKROKONTROLER ATMEGA 8535 STUDI KASUS PENGONTROL SUHU ALIRAN AIR DALAM PIPA DENGAN METODE KONTROL FUZZY LOGIK

28 240 1

STUDI PENJADWALAN DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) PADA PROYEK PEMBANGUNAN PUSAT PERDAGANGAN CIREBON RAYA (PPCR) CIREBON – JAWA BARAT

34 235 1

STUDI ANALISA PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG KULIAH STIKES SURYA MITRA HUSADA KEDIRI JAWA TIMUR

24 197 1

STUDI KANDUNGAN BORAKS DALAM BAKSO DAGING SAPI DI SEKOLAH DASAR KECAMATAN BANGIL – PASURUAN

15 183 17

STUDI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA EMPIRIS PADA PASIEN RAWAT INAP PATAH TULANG TERTUTUP (Closed Fracture) (Penelitian di Rumah Sakit Umum Dr. Saiful Anwar Malang)

11 138 24

STUDI PENGGUNAAN SPIRONOLAKTON PADA PASIEN SIROSIS DENGAN ASITES (Penelitian Di Rumah Sakit Umum Dr. Saiful Anwar Malang)

13 140 24

STUDI PENGGUNAAN ACE-INHIBITOR PADA PASIEN CHRONIC KIDNEY DISEASE (CKD) (Penelitian dilakukan di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan)

15 136 28

STUDI PENGGUNAAN ANTITOKSOPLASMOSIS PADA PASIEN HIV/AIDS DENGAN TOKSOPLASMOSIS SEREBRAL (Penelitian dilakukan di RSUD Dr. Saiful Anwar Malang)

13 158 25

PROSES KOMUNIKASI INTERPERSONAL DALAM SITUASI PERTEMUAN ANTAR BUDAYA STUDI DI RUANG TUNGGU TERMINAL PENUMPANG KAPAL LAUT PELABUHAN TANJUNG PERAK SURABAYA

97 602 2

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26