PENGARUH EARNING PER SHARE RETURN ON EQU

Jurnal Adminika Volume 2. No. 1, Januari – Juni 2016

ISSN : 2442-3343

PENGARUH EARNING PER SHARE , RETURN ON EQUITY DAN DEBT TO
EQUITY RATIO TERHADAP HARGA SAHAM DALAM JAKARTA ISLAMIC
INDEX (JII) YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)
PERIODE 2010-2014

Henny Yulsiati
Jurusan Akuntansi, Politeknik Negeri Sriwijaya
Email : henny_polika@yahoo.co.id

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh earning per share (EPS),
return on equity (ROE), dan debt to equity ratio (DER) secara Simultan dan parsial
terhadap harga saham dalam Jakarta Islamic Index(JII) tahun 2010-2014. Dengan
menggunakan metode kuantitatif, sampel 12 Perusahaan yang terdaftar Di BEI,
pengumpulan data dengan purposive sampling. Hasil dari penelitian ini adalah bahwa
secara simultan EPS, ROE dan DER berpengaruh terhadap harga saham. Sedangkan

secara parsial EPS dan DER yang memiliki pengaruh dan signifikan terhadap Harga
Saham.
Kata Kunci : Earning per share (EPS), return on equity (ROE), debt

I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Perkembangan pasar modal di
Indonesia merupakan indikator bahwa
pasar modal dapat dijadikan alternatif
sumber dana perbankan. Pada 2014, dana
asing yang masuk ke pasar modal
Indonesia telah mencapai 33 triliun. Hal
ini menunjukkan, perkembangan di pasar
modal cukup baik. Pada tingkat ASEAN,
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di
pasar modal Indonesia masuk kedua
tertinggi setelah Filipina. IHSG sudah
mencapai
4.800
(http://www.sinarharapan.co).

Selain itu berinvestasi di pasar
modal di Indonesia cukup baik. Investasi
merupakan suatu komitmen penetapan
dana obyek investasi dengan harapan yang
akan mendapatkan suatu
keuntungan
dimasa yang akan datang. Investasi

merupakan bentuk saham selalu menjadi
pilihan dalam berinvestasi. Saham
merupakan
tanda
bukti
bahwa
kepemilikan atas aset-aset perusahaan
yang menerbitkan saham.
Secara umum saham dibagi ke
dalam dua kelompok yaitu saham biasa
(common stock) dan saham istimewa
(preferred stock). Saham biasa (common

stock) adalah suatu surat berharga tanda
kepemilikan dalam perusahaan yang ikut
menanggung resiko apabila perusahaan
mengalami penurunan dan memperoleh
suatu keuntungan jika perusahaan
mendapatkan
keuntungan.
Saham
istimewa (preferred stock) merupakan
suatu surat berharga tanda kepemilikan
dalam perusahaan dimana pemegangnya
akan memperoleh pendapatan tetap dalam
bentuk dividen yang akan diterima setiap

104

Jurnal Adminika Volume 2. No. 1, Januari – Juni 2016

periode pembagian dividen yang telah
ditetapkan.

Harga
saham
mencerminkan
perubahan minat investor terhadap saham
tersebut. Jika permintaan terhadap suatu
saham tinggi, maka harga saham tersebut
akan cenderung tinggi. Sebaliknya, jika
permintaan terhadap suatu saham rendah,
maka harga saham tersebut akan
cenderung turun. Dengan membeli dan
memilki
saham,
investor
akan
memperoleh beberapa keuntungan sebagai
bentuk kewajiban yang harus diterima
yaitu memperoleh capital gain (selisih
antara harga beli dan harga jual),
memperoleh deviden dan memiliki hak
suara bagi pemegang saham biasa.

Sebelum membeli saham, investor tidak
begitu saja membeli saham perusahaan,
investor akan melakukan penilaian
terlebih
dahulu
terhadap
saham
perusahaan dengan melakukan analisis
fundamental.
Setiap investor atau calon investor
memiliki tujuan tertentu yang ingin
dicapai melalui keputusan investasi yang
diambil. Pada umumnya motif investasi
adalah
memperoleh
keuntungan,
keamanan, dan pertumbuhan dana yang
ditanamkan. Dalam melakukan investasi
dalam bentuk saham, investor harus
melakukan analisis terhadap faktor yang

dapat mempengaruhi kondisi perusahaan
emiten. Investor menanamkan modal
dengan
membeli
saham
tentu
mengharapkan laba dan keuntungan.
Tujuannya agar mereka mendapat
gambaran yang lebih jelas terhadap
kemampuan perusahaan untuk terus
tumbuh dan berkembang pada masa yang
akan datang.
Jakarta
Islamic
Index
(JII)
merupakan respon akan kebutuhan
informasi mengenai investasi secara
islami. Tujuannya adalah sebagai tolok
ukur standar dan kinerja bagi investasi

saham secara syariah di pasar modal dan
sebagai sarana untuk meningkatkan

ISSN : 2442-3343

investasi di pasar modal secara syariah.
JII adalah salah satu index saham yang
ada di Indonesia yang menghitung index
harga rata-rata saham untuk saham-saham
yang
memenuhi
kriteria
syariah,
tujuannya adalah untuk meningkatkan
kepercayaan investor, untuk melakukan
investasi pada saham bersasis syariah, dan
memberikan manfaat bagi pemodal dalam
menjalankan
syariah
islam

untuk
melakukan investasi di Bursa efek.
Fenomena yang terjadi yaitu Jakarta
Islamic index mengalami peningkatan
yang tinggi
dibandingkan
dengan
beberapa indeks lainnya yaitu angka
594,81 ditahun 2012 dengan kenaikan
sebesar 10,76% dari tahun sebelumnya.
Meskipun keberadaan Jakarta Islamic
Index belum lama berada di BEI tetapi
perkembangan indeksnya menunjukan
presentasi yaitu mengalami kenaikan
secara signifikan. Return saham tahun
2009-2012
rata-rata
return
saham
mengalami

penurunan.
Penurunan
terendah terjadi pada tahun 2011 sebesar 0,12 yang berati bahwa harga saham dari
beberapa
perusahaan
mengalami
penurunan sehingga return saham
perusahaan di Jakarta Islamic Index
mengalami penurunan, pada tahun 2012
return saham mengalami kenaikan
walaupun masih bernilai negatif yaitu
sebesar -0,08.
Fenomena yang terjadi sangatlah
menarik, karena tidak sejalannya dengan
keadaan yang seharusnya terjadi yaitu
ketika Indeks saham syariah yang disebut
dengan jakarta islamic Index mengalami
kenaikan dipasar modal juga akan diikuti
oleh kenaikan return saham menjadi suatu
hal untuk diteliti lebih lanjut, karena pada

kenyataan yang terjadi adalah kenaikan
Jakarta Islamic Index malah diikuti
dengan penurunan rata-rata saham
syariahnya. Sumber : www.idx.co.id
Menurut penelitian terdahulu yang
terjadi pada variabel EPS terdapat
perbedaan, Menurut Astuti (2002), bahwa

105

Jurnal Adminika Volume 2. No. 1, Januari – Juni 2016

EPS berhubungan positif dan signifikan
terhadap harga saham, hal ini didukung
oleh penelitian Sarsongko dan Wulandari
(2006) bahwa EPS berhubungan positif
dan signifikan terhadap harga saham.
Variabel ROE menurut penelitian Astiti
(2002) bahwa ROE mempunyai pengaruh
positif dan signifikan terhadap harga

saham, tetapi berbeda dengan penelitian
Muharam (2002) dan Amanda (2013)
bahwa ROE tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap harga saham.Variabel
DER menurut Natasyah (2002) bahwa
DER berpengaruh positif dan signifikan
terhadap harga saham, tetapi berbeda
dengan penelitian Rosyadi (Sasongko dan
Wulandari 2006) bahwa DER mempunyai
pengaruh negatif dan signifikan terhadap
harga saham. Hal ini sejalan dengan
penelitian Sitohang (sarsongko dan
Wulandari 2006), menyatakan bahwa
DER mempunyai pengaruh signifikan
terhadap harga saham.
Rasio ukuran pasar (market
measure) mengaitkan antara kondisi
internal perusahaan dengan persepsi pasar.
Rasio ini juga biasa disebut sebagai rasio
pasar. Rasio pasar merupakan perhitungan
keuangan yang digunakan oleh para
investor mengevaluasi kinerja keuangan
perusahaan go public (Agnesia, 2012:2).
Analisis rasio merupakan alat yang
digunakan untuk membantu menganalisis
laporan keuangan perusahaan sehingga
dapat diketahui kekuatan dan kelemahan
suatu perusahaan. Analisis rasio juga
menyediakan indikator yang dapat
mengukur tingkat profitabilitas, likuiditas,
pendapatan, pemanfaatan asset dan
kewajiban perusahaan (Munawir, 2004).
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang
telah diuraikan di atas, maka dapat
dirumuskan pada penelitian ini adalah :
1. Apakah terdapat pengaruh earning
per share (EPS), return on equity
(ROE), dan debt to equity ratio

2.

ISSN : 2442-3343

(DER), secara Simultan terhadap
harga Saham dalam Jakarta Islamic
Index (JII)?
Apakah terdapat pengaruh earning
per share (EPS), return on equity
(ROE), dan debt to equity ratio
(DER) secara Parsial terhadap harga
Saham dalam Jakarta Islamic Index
(JII)?

1.3 Tujuan
Tujuan penelitian ini sesuai dengan
rumusan masalah yakni sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengaruh earning
per share (EPS), return on equity
(ROE), dan debt to equity ratio
(DER) secara Simultan terhadap
harga saham dalam Jakarta Islamic
Index(JII) tahun 2010-2014.
2. Untuk mengetahui pengaruh earning
per share (EPS), Return on equity
(ROE), dan debt to equity ratio
(DER) secara Parsial terhadap harga
saham dalam Jakarta Islamic
Index(JII) tahun 2010-2014.

II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Laporan Keuangan
Menurut
Brigham
(2013:84)
“laporan keuangan adalah beberapa
lembar kertas dengan angka-angka yang
tertulis di atasnya, tetapi penting juga
untuk memikirkan aset-aset nyata yang
berada di balik angka tersebut”.
Kemudian menurut Baridwan (2008:17),
Laporan keuangan merupakan ringkasan
dari suatu proses pencatatan dari suatu
ringkasan
dari
transaksi-transaksi
keuangan yang terjadi selama tahun buku
yang bersangkutan. Laporan keuangan ini
dibuat oleh manajemen dengan tujuan
untuk mempertanggungjawabkan tugastugas yang dibebankan kepadanya oleh
para pemilik perusahaan.
Menurut Munawir (2010:2), laporan
keuangan pada dasarnya adalah hasil dari

106

Jurnal Adminika Volume 2. No. 1, Januari – Juni 2016

proses akuntansi yang dapat digunakan
sebagai alat untuk berkomunikasi antara
data keuangan atau aktivitas suatu
perusahaan dengan pihak-pihak yang
berkepentingan dengan data atau aktivitas
perusahaan tersebut.
Menurut Kasmir
(2012:7) “laporan keuangan adalah
laporan yang menunjukkan kondisi
keuangan perusahaan pada saat ini atau
dalam suatu periode tertentu.”
Berdasarkan pengertian-pengertian
di atas, dapat disimpulkan bahwa laporan
keuangan merupakan hasil dari suatu
proses akuntansi berupa ringkasan
keuangan selama tahun berjalan yang
kemudian
digunakan
sebagai
alat
komunikasi dan pengambilan keputusan
oleh pihak-pihak pemangku kepentingan.

ISSN : 2442-3343

Houston (2006:33) yang diterjemahkan
Ali Akbar Yulianto Earning Per Share
(EPS) adalah pendapatan bersih yang
tersedia dibagi jumlah lembar saham yang
beredar. Menurut Kasmir (2012:207),
Earning Per Share (EPS) merupakan rasio
untuk mengukur keberhasilan manajemen
dalam mencapai keuntungan bagi
pemegang saham.
Dari pengertian EPS menurut
beberapa para ahli tersebut, dapat
disimpulkan bahwa EPS merupakan suatu
rasio yang menunjukan jumlah laba yang
didapatkan dari setiap lembar saham yang
ada. Berikut adalah rumus dalam
menghitung EPS:
EPS =

Laba Bersih
Jumlah Saham yang Beredar

2.2 Jenis-jenis rasio keuangan
Untuk mengukur kinerja keuangan
perusahaan dengan menggunakan rasiorasio keuangan, dapat dilakukan dengan
beberapa rasio keuangan. Setiap rasio
keuangan memiliki tujuan, kegunaan, dan
arti tertentu. Kemudian, setiap hasil dari
rasio yang diukur diinterpretasikan
sehingga
menjadi
berarti
bagi
pengambilan keputusan.
Menurut Kasmir (2012:123): Jenisjenis rasio keuangan terbagi menjadi 6
jenis rasio yaitu antara lain rasio
Likuiditas (Liquidity Ratio), rasio
Solvabilitas (Leverage Ratio), Rasio
Aktivitas
(Activitiy
Ratio),
Rasio
Profitabilitas (Provitability Ratio), Rasio
Pertumbuhan (Growth Ratio) dan Rasio
Penilaian (Valuation Ratio).
2.2.1 Pengertian Earning Pers Share
(EPS)
Menurut Fahmi (2012:138), Earning
Per Share (EPS) atau pendapatan saham
perlembar
adalah bentuk pemberian
keuntungan yang diberikan kepada para
pemegang saham dari setiap lembar
saham dimiliki. Menurut Brigham dan

2.2.2 Pengertian Return on Equity
(ROE)
Menurut Tandelilin (2010: 315),
Return on Equity (ROE) umumnya
dihitung menggunakan ukuran kinerja
berdasarkan akuntansi dan dihitung
sebagai laba bersih perusahaan dibagi
dengan ekuitas pemegang saham biasa.
Menurut
Brigham
dan
Houston
(2010:149), Return on Equity (ROE)
merupakan rasio bersih terhadap ekuitas
biasa mengukur tingkat pengembalian atas
investasi pemegang saham biasa. Menurut
Irham (2012:98), Return on Equity ( ROE)
adalah rasio yang digunakan untuk
mengkaji sejauh mana suatu perusahaan
mempergunakan sumber daya yang
dimiliki untuk mampu memberikan laba
atas ekuitas.
Dari pengertian ROE menurut
beberapa para ahli tersebut, dapat
disimpulkan bahwa ROE merupakan
pengembalian atas ekuitas saham biasa
yang digunakan untuk mengukur tingkat
laba yang dihasilkan dari investasi

107

Jurnal Adminika Volume 2. No. 1, Januari – Juni 2016

pemegang saham. Berikut adalah rumus
dalam menghitung ROE:
ROE =

Laba Bersih
Ekuitas Biasa

2.2.3 Pengertian Debt to Equity Ratio
(DER)
Menurut Kasmir (2012: 158), Debt
to Equity Ratio (DER) berguna untuk
mengetahui jumlah dana yang disediakan
peminjam (kreditor) dengan pemilik
perusahaan. Rasio ini juga berfungsi untuk
mengetahui setiap rupiah modal sendiri
yang dijadikan untuk jaminan utang.
Menurut Prastomo (2002:84) dalam
Williana (2012), Debt to Equity Ratio
(DER) juga dapat memberikan gambaran
mengenai struktur modal yang dimiliki
oleh perusahaan, sehingga dapat dilihat
tingkat resiko tertagihnya suatu utang.
Menurut Kasmir (2012:158), Debt to
Equity Ratio (DER) hasil dari rasio ini
akan memberikan arti yang berbeda bagi
kreditor dan perusahaan. Bagi Bank
(kreditor), semakin besar rasio ini akan
semakin tidak menguntungkan, karena
semakin besar resiko akan ditanggung atas
kegagalan yang mungkin terjadi pada
perusahaan.
Maka dapat disimpulkan bahwa
DER merupakan suatu rasio yang
digunakan untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam membiayai utang
jangka
pendek
maupun
jangka
panjangnya. Rumus untuk menghitung
rasio ini adalah sebagai berikut:
DER

=

Total Hutang
Ekuitas

2.3 Pengertian dan Jenis Saham
2.3.1 Pengertian Saham
Saham adalah surat berharga yang
menunjukkan kepemilikan perusahaan
sehingga pemegang pemilik saham yang

ISSN : 2442-3343

memiliki hak klaim atas dividen maupun
distribusi lain yang dilakukan perusahaan
kepada pemegang sahamnya, atas aset
perusahaan dengan prioritas termasuk hak
klaim setelah hak klaim pemegang surat
berharga lain dipenuhi jika kemampuan
suatu perusahaan membayar kewajiban
jangka pendek.
Menurut Husnan (2002:303), saham
merupakan
secarik
kertas
yang
menunjukkan
hak
pemodal
untuk
mendapatkan bagian dari prospek atau
kekayaan organisasi yang menerbitkan
sekuritas tersebut dan berbagai kondisi
yang memungkinkan pemodal itu sendiri
menjalankan
haknya.
Menurut
Widoatmodjo
(2005:54),
saham
merupakan hak permodalan maupun hak
kepemilikan seseorang atau badan dalam
suatu perusahaan. Sedangkan menurut
Samsul (2006:45), saham merupakan
tanda bukti memiliki perusahaan dimana
pemiliknya
disebut
juga
sebagai
pemegang saham (shareholder maupun
stockholder). Pendapat di atas, maka
saham menurut peneliti adalah surat
berharga
merupakan
tanda
penyertaan/kepemilikan seseorang atau
badan terhadap suatu perusahaan.
2.3.2 Pengertian Jenis-Jenis Saham
Dalam perdagangan saham juga
dikenal beberapa jenis saham. Menurut
Kasmir (2010: 210), jenis-jenis saham
ditinjau dalam beberapa segi antara lain
sebagai berikut:
a. Dari segi cara peralihannya
1) Saham Atas Unjuk (Bearer Stocks).
Merupakan saham yang tidak
mempunyai nama atau tidak tertulis
nama pemilik dalam saham tersebut.
Saham jenis ini mudah untuk
dialihkan kepada pihak lain
diperlukan syarat dan prosedur
tertentu.
2) Saham Atas Nama ( Registered
Stocks).

108

Jurnal Adminika Volume 2. No. 1, Januari – Juni 2016

Di dalam saham tertulis nama
pemilik saham tersebut dan untuk
dialihkan kepada pihak lain
diperlukan syarat dan prosedur
tertentu.
b. Dari segi hak tagihnya
1) Saham Biasa (Common Stock)
Bagi pemilik saham ini hak untuk
memperoleh
deviden
akan
2.4 Penelitian terdahulu

ISSN : 2442-3343

didahulukan lebih dahulu kepada
saham preferen. Begitu pula dengan
hak
terhadap
harta
apabila
perusahaan dilikuidasi.
2) Saham Preferen (Preffered Stock)
Merupakan
saham
yang
memperoleh hak utama dalam
deviden
dan
harta
apabila
perusahaan dilikuidasi.

2.1 Tabel hasil penelitian terdahulu
Penelitian
Puji astuti
(2002)

Judul
Analisis
variabel-variabel
yang mempengaruhi harga
saham perushaan perbankan
di BEJ
Variabel X : EPS, ROE,
NPM, dan ROA
Analisis pengaruh informasi
fundamental terhadap harga
saham studi kasus pada
seratus emitmen terbaik di
BEJ.2002
Variabel X : SG,ROE dan
NOM
Variabel Y : harga saham
Pengaruh rasio dan Eva
profitrabilitas terhadap harga
saham
Variabel X : ROA,ROE,
EPS, BEP dan DER
Variabel Y : harga saham

Persamaan
Variabel X :
EPS, ROE
Variabel Y:
harga saham

Perbedaan
Varaibel X :
NPM dan
ROA
Varaibel Y :
Harga saham

EPS, dan ROE
berpengaruh
signifikan terhadap
harga saham

Variabel X:
ROE
Variabel Y :
harga saham

Variabel X :
SG, NOM
Variabel harga
saham

ROE
tidak
berpengaruh
signifikan
harga
saham

Variabel X :
ROE, dan EPS
Variabel Y :
harga saham

Variabel X:
ROA, BEP,
dan EVA

Astrid
Amanda
(2013)

Pengaruh Debt to Equity
Ratio, Return on Equity,
Earning Per Share, Price
Earning Ratio, Harga Saham
Variabel X : DER, ROE dan
EPS
Variabel Y: Harga Saham

Variabel X :
DER, ROE
dan EPS
Variabel Y:
Harga Saham

Variabel X :
DER, ROE,
EPS dan PER
Variabel Y:
Harga Saham

Syahib
natasyah
(2000)

Analisis pengaruh beberapa
fundamental dan risiko
sistematik terhadap harga
saham
Variabel
X:
ROA,ROE,DPR,DER dan
BV
Variabel Y : harga saham

Variabel x :
ROE dan DER
Varuiabel Y :
harga saham

Variabel x :
ROA, DPR
dan BV

EPS berpengaruh
signifikan
dan
positif
terhadap
harga saham
ROE
tidak
berpengaruh
terhadap
harga
saham
DER berpengaruh
positif
signifikan
terhadap
harga
saham,
EPS
berpengaruh positif
terhadap
harga
saham, dan ROE
tidak mempunyai
pengaruh
positif
dan
signifikan
terhadap
harga
saham
ROE , dan DER
berpengaruh
signifikan terhadap
harga saham

Harjun
muharam
(2002)

Wulandari dan
Sarsongko
(2000)

109

Hasil

Jurnal Adminika Volume 2. No. 1, Januari – Juni 2016

ISSN : 2442-3343

2.7 Kerangka pemikiran
Berdasarkan teori-teori yang ada peneliti terdahulu sebelumnya, pada kerangka
pemikiran peneliti ini dapat dilihat pada gambar 2.2

ԑ

Erning Per Share
(EPS)

Return on Equity
(ROE)

(Y)
Harga Saham

Debt to Equty Ratio
(DER)

Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran

2.8 Hipotesis
2.8.1 Pengaruh Earning Per Share (EPS)
terhadap Harga Saham
Peningkatan EPS menandakan bahwa
perusahaan berhasil meningkatkan taraf
kemakmuran investor, dan hal ini akan
mendorong investor untuk menambah
jumlah modal yang ditanamkan pada
perusahaan. Pernyataan tersebut diperkuat
oleh hasil penelitian dari Sarsongko,
Wulandari dan Itabillah (2011) bahwa
EPS berpengaruh positif dan signifikan
terhadap harga saham. Dari uraian diatas
maka dapat disimpulkan hipotesis dalam
penelitian ini adalah:
H1: Earning Per Share(EPS)berpengaruh
terhadap harga saham.
2.8.2
Pengaruh Return On Equity
Terhadap Harga Saham
Return on Equity (ROE) adalah
perbandingan
antara
laba
bersih
perusahaan dengan ekuitas yang dimiliki
oleh perusahaan (Fara Dharmastuti, 2004).
ROE merupakan rasio yang digunakan
untuk mengukur seberapa banyak
keuntungan yang mejadi hak pemilik

modal sendiri (saham). Return On Equity
tidak mempunyai pengaruh secara
signifikan terhadap harga saham. Data
rata-rata
ROE
tiap
tahunnya
berfluktuktuasi naik turun tetapi harga
saham terus mengalami peningkatan,
berarti dapat disimpulkan bahwa turunnya
ROE belum tentu akan menurunkan harga
saham justru akan meningkat. Hal ini
disebabkan
karena
rata-rata
ROE
menunjukkan nilai yang rendah yaitu
cenderung mengarah pada nilai kurang
dari 1%. Karena jika tingkat keuntungan
modal sendiri yang digunakan dalam
operasi perusahaan semakin rendah
sehingga kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba bersih juga semakin
kecil.
Berarti dari total modal yang ada
pada
manajemen
tidak
dapat
menghasilkan
keuntungan
dengan
kemampuan modal sendiri. Bisa juga
dikarenakan modal pinjaman lebih besar
dari pada modal sendiri sehingga
perusahaaan menjadi tidak sehat dan
mudah bangkrut.pernyataan tersebut di
dukung oleh penelitian Dwi Murtiningsih

110

Jurnal Adminika Volume 2. No. 1, Januari – Juni 2016

yang mengemukakan bahwa ROE tidak
mempunyai pengaruh dan signifikan
terhadap harga saham
H2: ROE tidak mempunyai pengaruh
secara signifikan terhadap harga saham.
2.8.3 Pengaruh Debt to Equity Ratio
(DER) Terhadap Harga Saham
Fara
dharmastuti
(2004)
menyatakan bahwa : DER yang tinggi
menunjukkan bahwa perusahaan sangat
bergantung pada pihak luar yang
mendanai kegiatan usahanya sehingga
beban perusahaan juga meningkat. DER
yang tinggi cenderung menyebabkan
harga
saham
menurun
karenajika
perusahaan memperoleh laba, perusahaan
cenderung menggunakan laba tersebut
untuk membayar utangnya dibandingkan
membagi dividen.
Perusahaan dengan hutang yang
tinggi akan bangkrut, akibatnya investor
akan menghindari saham-saham dengan
nilai laba yang rendah yang akhirnya akan
menurunkan harga saham yang akan
berimbas pada harga saham. Pernyataan
tersebut diperkuat oleh hasil penelitian
dari Itabillah (2011) bahwa DER
berpengaruh negatif secara parsial
terhadap harga saham. Dari uraian di atas
maka dapat disimpulkan hipotesis dalam
penelitian ini adalah:
H3: Debt to Equity Ratio (DER)
berpengaruh terhadap harga saham.
2.8.4

Pengaruh Earning Per Share
(EPS), Return on Equity (ROE) dan
Debt To Equity Ratio (DER) secara
simultan terhadap Harga Saham
H4 : Diduga Earning Per Share (EPS),
Return on Equity (ROE) dan Debt To
Equity Ratio (DER) secara simultan
berpengaruh signifikan terhadap harga
saham.

ISSN : 2442-3343

III. METODE PENELITIAN
3.1 Jenis - jenis penelitian
Berdasarkan kriteria tersebut, jenis
penilitian yang dilakukan dalam penelitian
ini adalah penelitian kuantitatif berupa
laporan keuangan Perusahaan termasuk di
dalam
Jakarta Islamic Index
yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode
2010-2014.
3.2 Identifikasi
dan
Definisi
Operasional Variabel
3.2.1 Jenis-jenis Variabel
Penelitian ini, menggunakan dua jenis
variabel, yaitu:
1. Variabel Dependen (Variabel Y)
Variabel dependen yaitu variabel yang
nilainya dipengaruhi oleh variabel
independen. Dependen merupakan
variabel
yang digunakan dalam
penelitian ini adalah harga saham yang
dinotasikan dengan Y.
2. Variabel Independen (Variable X)
Variabel independen yaitu variabel
yang menjadi sebab terjadinya atau
terpengaruhnya variabel dependen.
Variabel independen yang digunakan
dalam penelitian ini adalah Earning
Per Share, Return on Equity dan Debt
To Equity Ratio yang dinotasikan
dengan X.
3.2.2 Definisi Operasional Variabel
Definisi
operasional
vaiabel
menjelaskan
konsep
masing-masing
variabel dalam penelitian. Variabelvariabel yang digunakan dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut:
1. Variabel Y (harga saham). Data
skala rasio berupa harga saham
penutupan (closing price) akhir
periode 31 Desember tahun 2010 2014.
2. Variabel X1 (EPS) adalah data
skala
rasio
yang
nilainya
didapatkan
dengan
membandingkan antara laba bersih
dengan jumlah saham yang

111

Jurnal Adminika Volume 2. No. 1, Januari – Juni 2016

beredar. Rumus
sebagai berikut:
EPS

=

EPS

adalah

ISSN : 2442-3343

ekuitas. Rumus
sebagai berikut:
DER

Laba Bersih

=

adalah

Total Hutang
Ekuitas

Jumlah Saham yang Beredar
3. Variabel (X2) (ROE) adalah nilai
yang didapat dari total laba bersih
dibagi dengan Total Modal.
Berdasarkan dokumen penelitian.
Rumus ROE
adalah sebagai
berikut:
ROE =

DER

Laba Bersih
Modal Sendiri

4. Variabel X3 (DER) adalah data
skala
rasio
yang
nilainya
didapatkan dari perbandingan
antara total hutang dengan total

3.3 Populasi dan Sampel
3.3.1 Populasi
Menurut Sanusi (2013: 87), populasi
adalah seluruh kumpulan elemen yang
menunjukkan ciri-ciri tertentu yang dapat
digunakan untuk membuat kesimpulan.
Elemen
itu
menunjukkan
jumlah,
sedangkan ciri-ciri tertentu menunjukkan
karakteristik
dan
kesimpulan
itu.
Dalam penelitian ini peneliti
mengambil populasi perusahaan Jakarta
Islamic Index (JII) yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia (BEI) periode 2010-2014.
Berikut daftar populasi yang digunakan.

Tabel 3.1 Daftar Populasi Penelitian
No.

Kode
Perusahaan

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20
21.
22.
23.
24.
25.
26.

AALI
ADRO
ANTM
ASII
BISI
BMTR
BTEL
BUMI
CTRA
DEWA
ELSA
ELTY
HEXA
INCO
INDY
INTP
ITMG
KIJA
KLBF
LPKR
LSIP
PTBA
SGRO
SMGR
TINS
TLKM

Nama Perusahaan
Astra Argo Lestari Tbk.
Adaro Energy Tbk.
Aneka Tambang (Persero) Tbk.
Astra International Tbk.
Bisi International Tbk.
Global Mediacom Tbk.
Bakrie Telecom Tbk.
Bumi Resources Tbk.
Ciputra Development Tbk.
Darma Henwa Tbk.
Elnusa Tbk.
Bakrieland Development Tbk.
Hexindo Adiperkasa Tbk.
International Nickel Indonesia Tbk.
Indika Energy Tbk.
Indocement Tunggal Perksa Tbk.
Indo Tambangraya Indah Tbk.
Kawasan Industri Jababeka Tbk.
Kalbe Farma Tbk.
Lippo Karawaci Tbk.
PP London Sumatra Indonesia Tbk.
PT Tambang Batu Bara Bukit Asam Tbk.
Sampoerna Agro Tbk.
Semen Gresik (Persero) Tbk.
Timah Tbk.
Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk.

112

Jumlah
Tahun
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5

Jurnal Adminika Volume 2. No. 1, Januari – Juni 2016

27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
36.
37.
38.
39.
40.
41.
42.
43.
44.
45.
46.
47.
48.
49.
50.
51.
52.

UNSP
UNTR
UNVR
WIKA
TRUB
BRPT
ASRI
BKSL
BWPT
MNCN
SMCB
TURI
CPIN
ENRG
TRAM
AKRA
BORN
HRUM
ICBP
JPFA
KRAS
PGAS
SIMP
EXCL
JSMR
MAPI

Bakrie Sumatra Plantations Tbk.
United Tractor Tbk.
Unilever Indonesia Tbk.
Wijaya Karya (Persero) Tbk.
Truba Alam Manunggal Engineering Tbk.
Barito Pasific Tbk.
Alam Sutera Realty Tbk.
Sentul City Tbk.
BW Plantation Tbk.
Media Nusantara Citra Tbk.
Holcim Indonesia Tbk.
Tunas Ridean Tbk.
Charoen Pokphand Indonesia Tbk.
Energi Mega Persada Tbk.
Trada Maritime Tbk.
Akr Corporindo Tbk.
Borneo Lumbung Energy dan Metal Tbk.
Harum Energy Tbk.
Indofood Cbp Sukses Makmur Tbk.
Japfa Comfeed Indonesia Tbk.
Krakatau Steel (Persero) Tbk.
Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk.
Salim Ivomas Tbk.
XL Axiata Tbk.
Jasa Marga (Persero) Tbk.
Mitra Adiperkasa Tbk.
Total Populasi

ISSN : 2442-3343

5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
260

Sumber: www.idx.co.id, 2015
3.3.2 Sampel
Populasi yang ada akan diambil
sampelnya yang sesuai dengan kriteria
yang telah ditetapkan oleh peneliti. Teknik
sampling
yang
digunakan
dalam
penelitian ini adalah metode purposive
sampling yang merupakan salah satu jenis
dari probability sampling. Kriteria
pemilihan sampel yang akan diteliti
adalah sebagai berikut:
1. Perusahaan Jakarta Islamic Index (JII)
yang listed di BEI periode2010-2014.
2. Perusahaan Jakarta Islamic Index (JII)
yang listed di BEI yang menerbitkan
atau
mempublikasikan
laporan
keuangan tahun 2010-2014.
3. Perusahaan Jakarta Islamic Index (JII)
yang listed di BEI yang menerbitkan
atau mempublikasikan harga saham
maupun jumlah saham yang beredar
tahun 2010-2014.

4. Perusahaan Jakarta Islamic Index (JII)
yang listed di BEI dan salalu ada
selama periode 2010-2014.
Dari kriteria pemilihan sampel di atas,
maka didapatkan sampel yang digunakan
sebanyak 12 perusahaan Jakarta Islamic
Index (JII) yang terdaftar di BEI dengan
periode laporan keuangan 2010-2014,
sehingga data yang digunakan ada
sebanyak 48 laporan keuangan seperti
yang disajikan dalam tabel 3.2 sebagai
berikut:

113

Jurnal Adminika Volume 2. No. 1, Januari – Juni 2016

ISSN : 2442-3343

Tabel 3.2 Daftar Sampel Penelitian
No.

Kode Perusahaan

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.

AALI
ADRO
ASII
KLBF
PTBA
LPKR
TLKM
PGAS
ITMG
WIKA
UNVR
INTP

Nama Perusahaan
Astra Argo Lestari Tbk.
Adaro Energy Tbk.
Astra International Tbk.
Kalbe Farma Tbk.
PT Tambang Batu Bara Bukit Asam Tbk.
Lippo Karawaci Tbk.
Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk.
Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk.
Indo Tambangraya Indah Tbk.
Wijaya Karya (Persero) Tbk.
Unilever Indonesia Tbk.
Indocement Tunggal Perksa Tbk.
Total Sampel

Jumlah
Tahun
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
60

Sumber: www.idx.co.id, 2014

3.4 Metode Pengumpulan Data
3.4.1 Teknik Pengumpulan Data
Pada
penelitian
ini,
teknik
pengumpulan data dilakukan dengan cara
sebagai berikut:
1. Tahap observasi non partisipant yaitu
mengumpulkan data berupa laporan
keuangan perusahaan Jakarta Islamic
Index (JII) yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia (BEI) periode 20102014 melalui media online yang
merupakan situs web di BEI, yaitu
www.idx.co.id.
2. Tahap itu teknik pengumpulan data
pendukung
berupa
penelitian
terdahulu,
laporan
yang
dipublikasikan
dalam
laporan
keuangan serta
pendapat dari
beberapa para ahli atau bersumber
dari buku-buku referensi.
3.4.2 Jenis dan Sumber Data
Berdasarkan berbagai kriteria, Data
dapat
diklasifikasikan
misalnya
berdasarkan jenisnya, sumbernya, cara
memperolehnya
dan
waktu
pengumpulannya. Data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah data kuantitatif
berupa laporan keuangan Perusahaan
termasuk di jakarta Islamic Index (JII)

yang tercatat di Bursa Efek Indonesia
Periode 2010-2014.
3.5 Model dan Teknik Analisis Data
3.5.1 Model Analisis
Model analisis yang digunakan
dalam penelitian ini adalah regresi
berganda, karena penelitian ini dirancang
untuk
meneliti
pengaruh
variabel
independen terhadap variabel dependen.
Rumus yang digunakan untuk menentukan
persamaan regresi berganda sebagai
berikut:
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + ei
Dimana :
Y
= Harga saham
a
= Konstanta
b1,2,3 = Koefisien regresi berganda
X1
= Earning Per Share (EPS)
X2
= Return on Equity( ROE)
X3
= Debt to Equity Ration (DER)
ei
= Standars error
3.6 Teknik Analisis Data
3.6.1 Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik digunakan untuk
mengetahui apakah hasil analisis regresi
linier berganda yang digunakan untuk

114

Jurnal Adminika Volume 2. No. 1, Januari – Juni 2016

menganalisis dalam penelitian ini terbebas
dari penyimpangan asumsi klasik yang
meliputi uji normalitas, heteroskedastisitas
dan autokorelasi.
Masing-masing
pengujian tersebut dapat dijabarkan
sebagai berikut :
1. Uji Normalitas
Uji Normalitas bertujuan untuk
menguji apakah dalam model regresi,
variabel pengganggu atau residual
memiliki distribusi normal. Seperti
diketahui bahwa uji t dan F
mengasumsikan bahwa nilai residual
mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi
ini dilanggar maka uji statistik menjadi
tidak valid untuk jumlah sampel kecil.
Pada penelitian ini, pengujian normal atau
tidaknya data diuji dengan melihat
Probability Plot dengan distribusi normal.
a. Jika probabilitas  > 0,05 maka
distribusi dari populasi adalah normal.
b. Jika probabilitas  < 0,05 maka
populasi tidak berdistribusi secara
normal.
Apabila data belum terdistribusi
secara normal maka data tersebut perlu
ditransfomasi
dengan
menggunakan
model logaritma natural (LN) agar data
yang digunakan menjadi normal (Ghozali,
2011).
2. Uji Heterokedastisitas
Model regresi yang baik adalah
yang homoskedastisitas atau yang tidak
terjadi heteroskedastisitas, yaitu variance
dari residual satu pengamatan ke
pengamatan lain tetap. Jika tidak ada pola
tertentu dan titik menyebar di atas dan di
bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak
terjadi heteroskedastisitas.
3. Uji autokorelasi
Model regresi yang baik seharusnya
tidak terjadi autokorelasi”. Menurut
Singgih
Santoso
(2001)
kriteria
autokorelasi ada 3, yaitu:

ISSN : 2442-3343

a. Nilai D - W di bawah - 2 berarti
diindikasikan ada autokorelasi
positif.
b. Nilai D-W di antara -2 sampai 2
berarti diindikasikan tidak ada
autokorelasi.
c. Nilai D - W di atas 2berarti
diindikasikan ada autokorelasi
negatif.
3.6.2 Uji Hipotesis
Hipotesis statistik dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut:
1. Uji t (Uji Pengaruh secara Parsial)
Menentukan hipotesis nol (H0) dan
hipotesis alternatif (Ha) yaitu:
H01 : Tidak ada pengaruh yang
signifikan antara EPS secara
parsial terhadap harga saham
Ha1:
Ada pengaruh yang
signifikan antara EPS secara
parsial
terhadap
harga
saham.
H02 : Tidak ada pengaruh yang
signifikan antara ROE secara
parsial terhadap harga saham
Ha2: Ada pengaruh yang signifikan
antara ROE secara parsial
terhadap harga saham.
H03 : Tidak ada pengaruh yang
signifikan antara DER secara
parsial terhadap harga saham
Ha3: Ada pengaruh yang signifikan
antara DER secara parsial
terhadap harga saham.
2. Uji F (Uji Pengaruh secara Simultan)
Langkah-langkah
pengujian
hipotesis statistik uji F (uji simultan)
dilakukan sebagai berikut:
a. Menentukan taraf nyata pengujian
(signifikansi). Taraf nyata yang
digunakan dalam uji simultan ini
adalah sebesar 5% (0,05).
b. Menentukan derajat kebebasan yatu
untuk df1 = k – 1 dan df2 = n – k.
c. Menentukan kriteria pengambilan
keputusan dengan membandingkan

115

Jurnal Adminika Volume 2. No. 1, Januari – Juni 2016

hasil dari Fhitung dengan Ftabel. Kriteria
pengambilan
keputusan
dalam
penelitian ini adalah:
I. Jika nilai Fhitung ≤ Ftabel atau Sig
F ≥ ɑ (0,05), maka tidak ada
hubungan, H03dapat diterima dan
Ha3 ditolak..
II. Jika nilai Fhitung ≥ Ftabel atau Sig
F ≤ ɑ (0,05), maka terdapat
hubungan, Ha3 dapat diterima dan
H03 ditolak.
3.6.3 Uji Koefisien Determinasi (R2)
Berdasarkan
hasil
koefisien
determinasi (R2) akan diketahui seberapa
besar variabel independen mampu
menjelaskan
variabel
dependennya,
sedangkan sisanya dijelaskan oleh faktorfaktor lain di luar model.
Menurut
Ghozali (2009: 87): Nilai koefisien

ISSN : 2442-3343

determinasi (R2) mempunyai interval nol
sampai dengan satu (0 ≤ R2≤ 1). Nilai
koefisien determinasi (R2) yang kecil
berarti kemampuan variabel-variabel
independen dalam menjelaskan variasi
variabel dependen sangat terbatas.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.1.1 Deskripsi Obyek Penelitian
Obyek penelitian ini
adalah
perusahaan yang ada di dalam JII (Jakarta
Islamic Index) yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia periode 2010-2014 dengan
12 perusahaan yang memenuhi kriteria
untuk dapat dijadikan sampel penelitian.
Tabel 4.1 data penelitian yang dijadikan
sampel dalam penelitian ini.

Tabel 4.1 Data Penelitian
KODE PERUSAHAAN
AALI

ADRO

ASII

KLBF

TAHUN

HARGA
SAHAM

EPS

ROE

DER

2010

26,2

1.280,70

29.17

0.19

2011

21,7

1.527,59

29.65

0.21

2012

19,7

1.530,57

26.91

0.33

2013

25,1

1.143,93

18.53

0.46

2014

24,550

1,589.91

22.14

0.57

2010

2,55

69,37

11.93

1.18

2011

1,77

156,03

22.61

1.32

2012

1,59

116,5

12.80

1.23

2013

1,09

88,7

7.18

1.11

2014

1,147

69.27

5.63

0.97

2010

54,55

3,548,60

34.48

1.10

2011

74

4.393,14

27.79

1.02

2012

7,6

479,73

25.32

1.03

2013

6,8

479,63

21.00

1.02

2014

7,47

473.80

18.39

0.96

2010

3,25

124,69

25.01

0.23

2011

3,4

145,95

23.37

0.27

2012

1,06

28,45

24.08

0.28

2013

1,25

37,80

23.18

0.33

2014

1,83

44.05

21.61

0.27

116

Jurnal Adminika Volume 2. No. 1, Januari – Juni 2016

PTBA

LPKR

TLKM

PGAS

ISSN : 2442-3343

2010

22,95

871,86

31.40

0.36

2011

17,35

1.339,26

37.82

0.41

2012

15,1

1.258,66

34.21

0.50

2013

10,2

792,55

24.55

0.55

2014

13,630

875.02

23.29

0.71

2010

680

24,29

7.71

1.03

2011

660

30,69

8.65

0.94

2012

1

45,94

11.53

1.17

2013

910

53,22

11.23

1.21

2014

1,195

110.38

17.77

1.14

2010

7,95

572,27

35.73

0.98

2011

7,05

543,9

25.37

0.69

2012

9,05

637,4

27.41

0.66

2013

2,15

140,92

26.21

0.65

2014

2.890

145.22

24.90

0.64

2010

4,425

257,38

46.60

1.22

2011

3,175

244,75

35.60

0.80

2012

4,6

355,38

38.87

0.66

2013

4,475

435,56

32.78

0.60

4.1.2 Uji Asumsi Klasik
Sebelum melakukan uji hipotesis
terlebih dahulu dilakukan uji asumsi
klasik. Hal ini sesuai dengan ketentuan
bahwa dalam uji regresi berganda harus
dilakukan uji asumsi klasik terlebih
dahulu untuk mengetahui bahwa model
yang dihasilkan sebagai estimator dalam
penelitian ini sudah bebas dari bias, maka
akan dilakukan pengujian normalitas,
heterokedastisitas dan autokorelasi.

Probability Plot. Normalitas dapat
dideteksi dengan melihat penyebaran data
(titik) pada sumbu diagonal dari grafik.
Jika data (titik) menyebar menjauh dari
diagonal dan/atau tidak mengikuti arah
garis diagonal maka tidak menunjukkan
pola
distribusi
normal
yang
mengindikasikan bahwa model regresi
tidak memenuhi asumsi normalitas
(Ghozali, 2011:106)

4.1.2.1 Uji Normalitas
Uji Normalitas bertujuan untuk
menguji apakah dalam model regresi,
variabel pengganggu atau residual
memiliki
distribusi
normal.
Pada
penelitian ini, pengujian normal atau
tidaknya data diuji dengan melihat

117

Jurnal Adminika Volume 2. No. 1, Januari – Juni 2016

ISSN : 2442-3343

Sumber:Output SPSS for windows version 23, 2016
Gambar 4.1 Normal probability plot
Uji Heteroskedastisitas dikatakan bebas
apabila hasil titik-titik variabel yang
diteliti
tidak
mengumpul
dan
membentuk suatu pola. Hasil pengujian
heterokedastisitas dapat dilihat pada
grafik.

4.1.2.2 Uji Heterokedastisitas
Uji
Heterokedastisitas
dimaksudkan untuk mengetahui apakah
terjadi menyimpang model karena
varians gangguan berbeda antara
penelitian yang satu dengan yang lain.

Sumber : Hasil Pengolahan Data Dengan SPSS Versi 23, 2016
Gambar 4.2 Hasil Pengujian Heterokedastisitas

118

Jurnal Adminika Volume 2. No. 1, Januari – Juni 2016

Analisis terhadap hasil pengujian
heteroskedastisitas pada gambar 4.2:
Berdasarkan scatterplot antara nilai
prediksi (ZPRED) dengan residual
(SRESID) pada gambar di atas terlihat
bahwa titik-titik menyebar secara acak,
tidak membentuk pola yang jelas serta
tersebar secara baik di atas dan di bawah
angka 0 pada sumbu Y, maka dapat
disimpulkan bahwa dalam model regresi
ini terjadi heteroskedastisitas pada model
regresi.
Setelah dilakukan uji asumsi
klasik
melalui
multikolinearitas,
autokorelasi
dan
heterokedastisitas,
dimana telah terpenuhinya uji asumsi
klasik (data berdistribusi normal, tidak
terjadi autokolinearitas), maka model
regresi dapat digunakan untuk melakukan
pengujian pengaruh aerning per share ,

ISSN : 2442-3343

return on equity dan debt to equity ratio
terhadap harga saham baik secara
simultan maupun parsial.
4.1.2.3 Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk
mengetahui apakah terjadi korelasi antara
anggota serangkaian data penelitian yang
diurutkan menurut waktu (time series).
Masalah ini timbul karena residual
(kesalahan pengganggu) tidak bebas dari
satu observasi ke observasi lainnya.
Model regresi yang baik adalah yang
bebas dari autokorelasi. Pengujian ini
digunakan untuk menguji asumsi klasik
regresi
berkaitan
dengan
adanya
autokorelasi. Pengujian ini menggunakan
Durbin Watson (DW-test). Ketentuan uji
DW dapat dilihat pada tabel 4.2

Tabel 4.2 Hasil Uji Autokorelasi
Model Summaryb

Model
1

R
.451a

Adjusted R
Std. Error of
R Square
Square
the Estimate
.204
.161
31077.774
a. Predictors: (Constant), der, eps, roe
b. Dependent Variable: harga_saham

DurbinWatson
1.143

Sumber : Hasil Pengolahan Data Dengan SPSS Versi 23, 2016
Berdasarkan Tabel 4.2 dapat
diketahui nilai Durbin-Watson sebesar
1,143. Karena nilai DW terletak antara 2 sampai 2(-2 < 01.143 < 2) maka dapat
disimpulkan
bahwa
tidak
ada
autokorelasi

menaikkan atau menurunkan keadaan
variabel independen. Hasil analisis
regresi linear berganda dapat dilihat
pada tabel 4.3.

4.1.3 Uji Regresi Berganda
Analisis
regresi
berganda
digunakan untuk menjelaskan hubungan
antara variabel bebas yaitu earning per
share, return on equity dan debt to
equity ratio terhadap harga saham
sebagai variabel terikat. Penggunaan
analisis
regresi
berganda
dapat
digunakan untuk memutuskan naik atau
menurunya nilai variabel dependen,
yang
dapat
dilakukan
melalui

119

Jurnal Adminika Volume 2. No. 1, Januari – Juni 2016

ISSN : 2442-3343

Tabel 4.3 Hasil Uji Regresi Berganda
Coefficientsa

Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
Model
B
Std. Error
Beta
T
Sig.
1 (Constant) -823.238 8580.769
-.096 .924
Eps
14.999
4.278
.450
3.506 .001
Roe
61.378 161.396
.049
.380 .705
Der
1584.235 6336.210
.033
2.250 .003
Dependent Variable: harga_saham

Sumber : Hasil Pengolahan Data Dengan SPSS Versi 22, 2015
Berdasarkan hasil regresi pada tabel 4.3 di atas menunjukkan konstanta untuk
persamaan regresi linear bernilai -823.238 dan nilai koefisien regresinya adalah 0,450
untuk earning per share, return on equity sebesar 0,049 dan debt to equity ratio sebesar
0,033. Bentuk persamaan regresinya adalah sebagai berikut :
Y = -823.238 + 0,450 X1 + 0,049 X2 + 0,033 X3 + ei
Keterangan :
Y = earning per share (EPS)
X2 = return on equity (ROE)
X3 = debt to equity ratio (DER)
Dari persamaan regresi berganda tersebut
maka dapat dijelaskan,
persamaan
tersebut, konstanta α sebesar -823.238
memberikan pengertian jika variabel EPS,
ROE, dan DER sama dengan nol (0),
maka nilai Harga Saham sebesar 823.238.
1. Variabel earning per share sebesar
0,450 mempunyai arti jika terjadi
peningkatan harga saham sebesar 1%,
maka akan terjadi peningkatan Harga
Saham sebesar 45% dengan asumsi
variabel lainnya konstan atau tetap
(hubungan positif ).
2. Varibel return on equity sebesar 0,049
mempunyai
arti
jika
terjadi
peningkatan sebesar 1%, maka akan
terjadi peningkatan Harga Saham
sebesar 0,49% dengan asumsi variabel
lainnya konstan atau tetap (hubungan
positif).
3. Variabel debt to equity ratio sebesar
0,033 mempunyai arti jika terjadi
peningkatan 1%, maka akan terjadi

peningkatan Harga Saham 0,33%
dengan asumsi variabel lainnya konstan
atau tetap (hubungan positif).
4.1.4 Pengujian Hipotesis
4.1.4.1 Uji t Parsial
Uji t (Parsial) dilakukan untuk
mengetahui pengaruh variabel independen
secara sendiri-sendiri tehadap variabel
dependennya. Kriteria uji nya bila tingkat
signifikansi lebih tinggi daripada tingkat
keyakinan (α = 0,05), maka variabel
tersebut tidak punya pengaruh yang
signifikan terhadap variabel dependennya,
begitupun sebaliknya. Bila tingkat
signifikansinya lebih kecil daripada
tingkat keyakinan (α = 0,05), maka
variabel tersebut punya pengaruh yang
signifikan terhadap variabel dependennya.
Hasil uji t dalam penelitian ini dapat
dilihat pada tabel 4.4

120

Jurnal Adminika Volume 2. No. 1, Januari – Juni 2016

ISSN : 2442-3343

Coefficientsa
Standardize
Unstandardized
d
Coefficients
Coefficients
Model
B
Std. Error
Beta
T
1 (Constant)
-823.238 8580.769
-.096
Eps
14.999
4.278
.450 3.506
Roe
61.378
161.396
.049 .380
Der
1584.235 6336.210
.033 2.250
a. Dependent Variable: harga_saham

Sig.
.924
.001
.705
.003

Sumber : Hasil Pengolahan Data Dengan SPSS Versi 22, 2015
Diketahui jumlah sampel (n) = 60
dan jumlah variabel independen dan
variabel dependen (k) = 4, maka diperoleh
df = 44 (df = n–k) yang menunjukkan nilai
ttabel sebesar 1,672 dengan probabilitas dua
arah (two-tailed) 0,05. Berdasarkan tabel
4.4 di atas, maka dapat diketahui pengaruh
masing-masing
variabel
independen
(earning per share, return on equity dan
debt to equity ratio terhadap variabel
dependen harga saham.
a.

Pengaruh earning per share (X1)
terhadap harga saham (Y)
Formulasi
hipotesis
pengujian
pengaruh tersebut adalah sebagai
berikut:
Ho1 = 0, Tidak ada pengaruh eraning
per share terhadap harga saham
Ha1 ≠ 0, Ada pengaruh earning per
share terhadap harga saham

Berdasarkan tabel 4.4, variabel
eraning per share memiliki nilai thitung
yang lebih kecil dibandingkan dengan ttabel
( 3,506 > 1,672), maka Ho1 ditolak dan
Ha1diterima Hal ini menjelaskan bahwa
ada pengaruh earning per share secara
parsial terhadap harga saham. Variabel
earning per share
memiliki tingkat
signifikansi lebih kecil dari 5% (0.01 <
0,05) yang artinya earning per share
berpengaruh signifikan terhadap harga
saham dan bernilai positif. Nilai positif
ini artinya jika earning per share

meningkat maka
meningkat.
b.

harga

saham

akan

Pengaruh return on equity (X2)
terhadap harga saham (Y)
Formulasi
hipotesis
pengujian
pengaruh tersebut adalah sebagai
berikut:
Ho2
= 0, Tidak ada pengaruh
return on equity terhadap harga
saham
Ha2 ≠ 0,Ada pengaruh return on
equity terhadap harga saham

Berdasarkan tabel 4.4, variabel
return on equity memiliki nilai thitung yang
lebih kecil dibandingkan ttabel (0,380 <
1,672), maka Ho2 diterima dan Ha2
ditolak. Hal ini menjelaskan bahwa tidak
ada pengaruh return on equity secara
parsial terhadap harga saham . Variabel
return on equity
memiliki tingkat
signifikansi lebih kecil dari 5% (0,705 >
0,05) yang artinya retuen on equity
berpengaruh tidak signifikan terhadap
harga saham dan bernilai positif. Nilai
positif ini artinya jika return on equity
meningkat maka harga saham juga akan
meningkat.
c.

121

Pengaruh debt to equity ratio (X3)
terhadap harga saham (Y)
Formulasi
hipotesis
pengujian
pengaruh tersebut adalah sebagai
berikut:

Jurnal Adminika Volume 2. No. 1, Januari – Juni 2016

Ho3
= 0, Tidak ada pengaruh
debt to equity ratio terhadap harga
saham
Ha3 ≠ 0, Ada pengaruh debt to
equity ratio terhadap harga saham
Berdasarkan tabel 4.4, variabel debt
to equity ratio memiliki nilai thitung yang
lebih besar dibandingkan ttabel (2.250 >
1,672), maka Ho3 ditolak
dan Ha3
diterima. Hal ini menjelaskan bahwa ada
pengaruh debt to equity ratio secara
parsial terhadap harga saham. Variabel
debt to equity ratio memiliki tingkat
signifikansi lebih besar dari 5% (0,03 <

ISSN : 2442-3343

0,05) yang artinya debt to equity ratio
berpengaruh signifikan terhadap harga
saham dan bernilai positif. Nilai positif ini
artinya jika debt to equity ratio
meningkat maka harga saham juga akan
meningkat.
4.1.4.2 Uji F (Simultan)
Uji F pada dasarnya menunjukkan
apakah semua variabel independen yang
dimasukkan dalam model mempunyai
pengaruh secara bersama–sama terhadap
variabel dependennya. Hasil perhitungan
Uji F dapat dilihat pada Tabel 4.5.

Tabel 4.5 Hasil Uji F
ANOVAa
Model
Sum of Squares
Df
1 Regression
13842725407.039
3
Residual
54086369507.544
56
Total
67929094914.583
59
a. Dependent Variable: harga_saham
b. Predictors: (Constant), der, eps, roe

Mean Square
4614241802.346
965828026.920

F
4.777

Sig.
.000b

Sumber : Hasil Pengolahan Data Dengan SPSS Versi 22, 2015
Formulasi hipotesis pengujian
pengaruh tersebut adalah sebagai berikut:
Ho4 = 0, Tidak ada pengaruh earning
pershare, return on equity dan
debt to equity ratio terhadap
harga saham secara simultan.
Ha4 ≠ 0, Ada pengaruh earning per share,
return on equity dan debt to
equity ratio terhadap harga
saham secara simultan.
Diketahui
jumlah
variabel
independen dan variabel dependen (k) = 4,
dan jumlah sampel (n) = 60, maka
diperoleh df1 = 4–1=3 (df1 = k–1) dan df2
= 60 – 4=56 (df2= n – k) yang
menghasilkan nilai Ftabel sebesar 2,77.
Berdasarkan tabel 4.6 didapat nilai
Fhitung lebih kecil dibandingkan Ftabel
(4.777 > 2,77), maka Ho3 ditolak dan Ha3
diterima. Hal ini menjelaskan bahwa ada
pengaruh earrning per share return on
equity dan debt yo equity ratio secara

simultan terhadap harga saham. Tingkat
signifikansi pada kolom Sig. F lebih dari
sama dengan dari 5% ( 0.00 > 0,05) yang
artinya earning per share, return on
equity dan debt to equity ratio
berpengaruh signifikan terhadap harga
saham dan bernilai positif. Nilai positif
ini artinya jika eraning per share , return
on equity dan debt to equity ratio
meningkat maka harga saham juga akan
meningkat.
4.1.5 Uji Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien Determinan (R2) berguna
untuk mengukur seberapa besar peranan
variable independen yaitu earning per
share , return on equity dan debt to equity
ratio secara bersama sama menjelaskan
perubahan yang terjadi pada variable
dependen yaitu harga saham .

122

Jurnal Adminika Volume 2. No. 1, Januari – Juni 2016

ISSN : 2442-3343

Tabel 4.6 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)

Model
R
R Square
a
1
.451
.204
a. Predictors: (Constant), der, eps, roe
b. Dependent Variable: harga_saham

Model Summaryb
Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
.161
31077.774

Sumber : Hasil Pengolahan Data Dengan SPSS Versi 22, 2015
Tabel 4.6 tersebut menunjukkan
bahwa nilai R Square (R2) adalah sebesar
0,161 atau 16,1 %. Variasi variabel
independen mampu menjelaskan earning
per share, return on equity dan debt to
equity ratio terhadap harga saham ,
sedangkan sisanya disebabkan variabelvariabel lain yang tidak tercakup dalam
penelitian ini.
4.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil analisis data yang
dilakukan terbukti secara signifikan
bahwa earning per share, return on equity
dan debt to equity ratio berpengaruh
terhadap harga saham . Hal ini
menunjukkan bahwa dalam setiap
pengambilan
keputusan
mengenai
kebijakan harga saham yang akan
diterapkan para manajer perusahaan dalam
jakata islamic index yang telah go-public
di
Bursa
Efek
Indonesia
harus
memperhatikan earning per share , return
on equity dan debt to equity ratio.
4.2.1 Pengaruh earning per share (X1),
return on equity (X2) dan debt to
equity ratio (X3) Bersama-sama
terhadap harga saham (Y)
Dari
hasil
pengujian
secara
bersama-sama atau simultan dengan uji F,
bahwa nilai Fhitung sebesar 4,777 dan lebih
besar dibandingkan dengan nilai Ftabel
yang memiliki nilai 2,77 (4,777 < 2,77).
Tingkat signifikansi sebesar 000 Artinya,
tingkat signifikansi secara simultan lebih
kecil dari tingkat signifikansi α 5% yang
digunakan dalam penelitian ini dan Fhitung

> Ftabel, dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa Ha diterima dan Ho
ditolak Artinya secara simultan variabel
independen yakni earnin per share ,
return on equity dan debt to equity ada
pengaruh terhadap variabel dependen
yaitu harga saham. Menurut penelitian
Astuti dan Natasyah menyatakan eaning
per share, return on equity, dan debt to
equity ratio berpengaruh terhadap harga
saham. Hal ini didukung oleh penelitian
Amanda bahwa earning per share, return
on equity dan debt to equity ratio
berpengaruh terhadap harga saham.
Dengan demikian earning per share,
return on equity dan debt to equity ratio
mempengaruhi keputusan harga saham
yang akan diambil oleh perusahaan. Jadi,
ada hubungan positif antara earning per
share, return on equity dan debt to equity
ratio terhadap harga saham secara
simultan pada perusahaan dalam Jakarta
Islamic Index yang tercatat di Bursa Efek
Indonesia periode 2010-2014.
4.2.2 Pengaruh earning per share (X1)
terhadap harga saham (Y)
Dari hasil pengujian secara parsial
dengan menggunakan uji t, variabel
earning per share,
memiliki tingkat
signifikansi 001 < α 0,05. Artinya, tingkat
signifikansi earning per share lebih kecil
dari tingkat signifikansi α 5% yang
digunakan di dalam penelitian ini, artinya
terdapat pengaruh yang singnifikan.
Namun, nilai thitung untuk X1 adalah
3.506 lebih besar dari nilai ttabel sebesar
1,672 (3.506 > 1,672), dengan demikian
maka Ha1 diterima dan Ho1 ditolak. Hal

123

Jurnal Adminika Volume 2. No. 1,