PERANAN KOPERASI USAHA MIKRO KECIL DAN M
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Koperasi serta Usaha Mikro, Kecil dan Menengah memiliki peran yang makin penting bagi
perekonomian Indonesia di masa depan, terlepas dari makin globalnya perekonomian dunia.
Jika perekonomian nasional tidak memberi tempat untuk berkembangkan Koperasi serta Usaha
Mikro, Kecil dan Menengah maka upaya untuk mengurangi kemiskinan, pengangguran dan
meningkatkan kesejahteraan rakyat akan terhambat. Oleh karena itu solusinya adalah makin ke
depan Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah makin dikembangkan ke seluruh tanah air.
Adapaun pengertian dari Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah dapat didefinisikan sebagai
berikut:
1. Koperasi
Secara umum Koperasi dikenal sebagai perusahaan yang unik. Beberapa pengertian Koperasi
menyebutkan “Koperasi adalah suatu perkumpulan orang, biasanya memiliki kemampuan ekonomi
terbatas, yang melalui suatu bentuk organisasi perusahaan yang diawasi secara demokratis, masing
masing meberikan sumbangan yang setara terhadap modal yang diperlukan, dan bersedia
menanggung resiko serta menerima imbalan yang sesuai dengan usaha yang mereka lakukan (ILO,
1966 dikutip dari Edilius dan Sudarsono, 1993)”. Pengertian lainnya menyebutkan “Koperasi
didirikan sebagai persekutian kaum yang lemah untuk membela keperluan hidupnya ongkos
semurahmurahnya, itulah yang dituju. Pada koperasi didahulukan keperluan bersama, bukan
keuntungan (Hatta, 1954)”.
Dari definisidefinisi tersebut bisa dilihat bahwa dalam Koperasi setidaktidaknya terdapat dua
unsur yang yang saling berkaitan satu sama lain. Unsur pertama adalah unsur ekonmi dan unsur
kedua adalah unsur sosial. Dilihat dari kedua unsur tersebut Koperasi tampak memiliki hubungan
dengan Ekonomi Kerakyatan.
2. Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
1
Usaha Mikro
Usaha Mikro sebagaimana dimaksud menurut Keputusan Menteri Keuangan No.40/KMK.06/2003
tanggal 29 Januari 2003, yaitu usaha produktif milik keluarga atau perorangan Warga Negara
Indonesia dan memiliki hasil penjualan paling banyak Rp.100.000.000,00 (seratus juta rupiah) per
tahun. Usaha Mikro dapat mengajukan kredit kepada bank paling banyak Rp.50.000.000,.
Usaha Kecil
Usaha kecil merupakan usaha yang integral dalam dunia usaha nasional yang memiliki kedudukan,
potensi, dan peranan yang signifikan dalam mewujudkan tujuan pembangunan nasional pada
umumnya dan pembangunan ekonomi pada khususnya. Selain itu, usaha kecil juga merupakan
kegiatan usaha dalam memperluas lapangan pekerjaan dan memberikan pelayanan ekonomi yang
luas, agar dapat mempercapat proses pemerataan dan pendapatan ekonomi masyarakat.
Usaha Menengah
Usaha Menengah sebagaimana dimaksud Inpres No.10 tahun 1998 adalah usaha bersifat produktif
yang memenuhi kriteria kekayaan usaha bersih lebih besar dari Rp200.000.000,00 (dua ratus juta
rupiah) sampai dengan paling banyak sebesar Rp10.000.000.000,00, (sepuluh milyar rupiah) tidak
termasuk tanah dan bangunan tempat usaha serta dapat menerima kredit dari bank sebesar
Rp.500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) s/d Rp.5.000.000.000,00 (lima milyar rupiah).
B. MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui peranan Koperasi, Usaha Mikro, Kecil
dan Menengah dalam perekonomian Indonesia di era globalisasi dengan tujuan penulis agar
makalah ini dapat bermanfaat sebagai sarana pemberian informasi yang nantinya dapat
dimanfaatkan untuk bahan pemikiran tentang Peran Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah.
Sehingga dapat memacu pembaca untuk mengembangkan Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah menjadi lebih baik, dan dapat lebih memperhatikan Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah.
BAB II
2
PERNANAN KOPERASI, USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH
DALAM PEREKONOMIAN INDONESIA DI ERA PERSAINGAN
GLOBALISASI
A. PERANAN KOPERASI DALAM PEREKONOMIAN INDONESIA
Pembangunan koperasi mengalami kemajuan yang cukup mengembirakan jika diukur dengan
jumlah koperasi, jumlah anggota, aktiva dan volume usaha.
Pada masa sekarang secara umum koperasi mengalami perkembangan usaha dan kelembagaan
yang mengairahkan. Namun demikian, koperasi masih memiliki berbagai kendala untuk
pengembangannya sebagai badan usaha. Hal ini perlu memperoleh perhatian dalam pembangunan
usaha koperasi pada masa mendatang.
Peran koperasi dalam perekonomian Indonesia paling tidak dapat dilihat dari: (1) kedudukannya
sebagai pemain utama dalam kegiatan ekonomi di berbagai sektor, (2) penyedia lapangan kerja
yang terbesar, (3) pemain penting dalam pengembangan kegiatan ekonomi lokal dan pemberdayaan
masyarakat, (4) pencipta pasar baru dan sumber inovasi, serta (5) sumbangannya dalam menjaga
neraca pembayaran melalui kegiatan ekspor. Peran koperasi, usaha mikro, kecil dan menengah
sangat strategis dalam perekonomian nasional, sehingga perlu menjadi fokus pembangunan
ekonomi nasional pada masa mendatang.
Pemberdayaan koperasi secara tersktuktur dan berkelanjutan diharapkan akan mampu
menyelaraskan struktur perekonomian nasional, mempercepat pertumbuhan ekonomi nasional,
mengurangi tingkat pengangguran terbuka, menurunkan tingkat kemiskinan, mendinamisasi sektor
riil, dan memperbaiki pemerataan pendapatan masyarakat. Pemberdayaan koperasi juga akan
meningkatkan pencapaian sasaran di bidang pendidikan, kesehatan, dan indikator kesejahteraan
masyarakat Indonesia lainnya.
Sulit mewujudkan keamanan yang sejati, jika masyarakat hidup dalam kemiskinan dan tingkat
pengangguran yang tinggi. Sulit mewujudkan demokrasi yang sejati, jika terjadi ketimpangan
ekonomi di masyarakat, serta sulit mewujudkan keadilan hukum jika ketimpangan penguasaan
sumberdaya produktif masih sangat nyata. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa peran
koperasi antara lain :
1.
Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota pada
khusunya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan
sosialnya.
2.
Berperan serta aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan manusia dan
masyarakat.
3
3.
Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan perekonomian
nasional.
4.
Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional yang
merupakan usaha bersama atas asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.
Pada masa ini pembangunan koperasi kurang mendapat perhatian karena koperasi kurang
memperlihatkan kinerja dan citra yang lebih baik dari masa sebelumnya.Keadaan ini merupakan
salah satu bukti bahwa komitmen pemerintah masih kurang dalam pembangunan koperasi.
Pembangunan adalah suatu proses yang harus berkelanjutan dan tersistem. Pertanyaan berikutnya
bagaimana prospek koperasi pada masa datang.Jawabannya adalah sangat prospektif jika
koperasi yang mempunyai jatidiri . Koperasi yang mempraktekkan prinsipprinsip koperasi dalam
organisasi dan usahanya. Koperasi sebagai badan usaha, organisasi dan kegiatan usahanya harus
dilakukan berdasarkan prinsipprinsip koperasi.Karena prinsip koperasi merupakan garisgaris
penuntun yang digunakan oleh koperasi untuk melaksanakan nilainilai dalam praktek seperti (1)
keanggotaan sukarela dan terbuka, (2) pengendalian oleh anggota secara demokratis, (4) partisipasi
ekonomi anggota,(5) pendidikan,pelatihan dan informasi , (6) kerjasama diantara koperasi dan (7)
kepedulian terhadap komunitas.
Jika Koperasi mampu mengimplementasikan jati dirinya, koperasi akan mandiri, mampu bersaing
dengan kekuatan ekonomi lainnya ,mampu memproduksi produk yang sesuai dengan kebutuhan
pasar di dalam dan luar negeri. Dilihat dari dasar hukum yang tertuang dalam UndangUndang
1945, Koperasi memperoleh hak untuk hidup dan perkembangan di Indonesia. Koperasi yang sudah
dibangun selama ini juga jumlahnya sudah cukup besar. Jumlah ini merupakan aset yang harus
dipelihara dan diberdayakan agar dapat berkembang membantu pemerintah untuk memerangi
kemiskinan dan menyediakan lapangan kerja. Jika sekarang masih banyak koperasi yang tumbuh
belum mampu mencapai tujuan bersama anggotanya,mereka harus diberdayakan melalui
pendidikan. Pendidikan adalah usaha sadar untuk meningkatkan kemampuan memahami jati diri
dan menerapkannya. Disinilah peranan pihak ketiga termasuk pemerintah untuk dapat
membangun mereka mencapai tujuannya baik sebagai mediator,fasilitator maupun sebagai
kordinator.
Dengan demikian pembangunan koperasi perlu diteruskan, karena pembangunan adalah proses,
memerlukan waktu dan ketekunan serta konsistensi dalam pelaksanaan,berkesinambungan untuk
mengatasi semua masalah yang muncul seperti masalah kemiskinan , jumlah pengangguran. yang
semakin banyak.
Perkembangan koperasi secara nasional di masa datang diperkirakan menunjukkan peningkatan
yang signifikan namun masih lemah secara kualitas. Untuk itu diperlukan komiten yang kuat untuk
membangun koperasi yang mampu menolong dirinya sendiri sesuai dengan jatidiri koperasi.
Hanya koperasi yang berkembang melalui praktek melaksanakan nilai koperasi yang akan mampu
bertahan dan mampu memberikan manfaat bagi anggotanya. Prospek koperasi pada masa datang
4
dapat dilihat dari banyaknya jumlah koperasi, jumlah anggota dan jumlah manajer, jumlah
modal,volume usaha dan besarnya SHU yang telah dihimpun koperasi, sangat prosfektif untuk
dikembangkan. Model pengembangan koperasi pada masa datang yang ditawarkan adalah
mengadobsi koperasi yang berhasil seperti Koperasi Kredit, Koperasi simpan pinjam dan lainnya
dan Model Pengembangan Pemecahan Masalah sesuai dengan kondisi koperasi seperti penataan
kelembagaan koperasi yang tidak aktif dan koperasi aktif tidak melaksanakan RAT. Untuk
memberdayakan koperasi baik yang sudah berjalan dan tidak aktif perlu dibangun sistem
pendidikan yang terorgniser dan harus dilaksanakan secara konsesten untuk mengembangkan
organisasi, usaha dan mampu bersaing dengan pelaku usaha lainnya.Inilah salah satu nilai koperasi
yang tidak ada pada organisasi lain yang perlu terus dilaksanakan dan dikembangkan.
Karena pembangunan koperasi adalah proses memerlukan waktu panjang, konsestensi, komitmen
dan kesabaran yang cukup tinggi. Koperasi tidak bisa dibangun dalam waktu singkat dan parsial.
B. USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH
USAHA MIKRO
Pengertian usaha mikro
Usaha Mikro sebagaimana dimaksud menurut Keputusan Menteri Keuangan No.40/KMK.06/2003
tanggal 29 Januari 2003, yaitu usaha produktif milik keluarga atau perorangan Warga Negara
Indonesia dan memiliki hasil penjualan paling banyak Rp.100.000.000,00 (seratus juta rupiah) per
tahun. Usaha Mikro dapat mengajukan kredit kepada bank paling banyak Rp.50.000.000,.
Kriteria usaha mikro
Jenis barang/komoditi usahanya tidak selalu tetap, sewaktuwaktu dapat berganti;
Tempat usahanya tidak selalu menetap, sewaktuwaktu dapat pindah tempat;
Belum melakukan administrasi keuangan yang sederhana sekalipun, dan tidak memisahkan
keuangan keluarga dengan keuangan usaha;
Sumber daya manusianya (pengusahanya) belum memiliki jiwa wirausaha yang memadai;
Tingkat pendidikan ratarata relatif sangat rendah;
Umumnya belum akses kepada perbankan, namun sebagian dari mereka sudah akses ke
lembaga keuangan non bank;
Umumnya tidak memiliki izin usaha atau persyaratan legalitas lainnya termasuk NPWP.
Contoh usaha mikro
5
Usaha tani pemilik dan penggarap perorangan, peternak, nelayan dan pembudidaya;
Industri makanan dan minuman, industri meubelair pengolahan kayu dan rotan,industri
pandai besi pembuat alatalat;
Usaha perdagangan seperti kaki lima serta pedagang di pasar dll.;
Peternakan ayam, itik dan perikanan;
Usaha jasajasa seperti perbengkelan, salon kecantikan, ojek dan penjahit (konveksi).
Dilihat dari kepentingan perbankan, usaha mikro adalah suatu segmen pasar yang cukup potensial
untuk dilayani dalam upaya meningkatkan fungsi intermediasinya karena usaha mikro
mempunyai karakteristik positif dan unik yang tidak selalu dimiliki oleh usaha non mikro, antara
lain :
Perputaran usaha (turn over) cukup tinggi, kemampuannya menyerap dana yang mahal dan
dalam situasi krisis ekonomi kegiatan usaha masih tetap berjalan bahkan terus berkembang;
Tidak sensitive terhadap suku bunga;
Tetap berkembang walau dalam situasi krisis ekonomi dan moneter;
Pada umumnya berkarakter jujur, ulet, lugu dan dapat menerima bimbingan asal dilakukan
dengan pendekatan yang tepat.
Namun demikian, disadari sepenuhnya bahwa masih banyak usaha mikro yang sulit memperoleh
layanan kredit perbankan karena berbagai kendala baik pada sisi usaha mikro maupun pada sisi
perbankan sendiri.
USAHA KECIL
Pengertian usaha kecil
Usaha kecil merupakan usaha yang integral dalam dunia usaha nasional yang memiliki kedudukan,
potensi, dan peranan yang signifikan dalam mewujudkan tujuan pembangunan nasional pada
umumnya dan pembangunan ekonomi pada khususnya. Selain itu, usaha kecil juga merupakan
kegiatan usaha dalam memperluas lapangan pekerjaan dan memberikan pelayanan ekonomi yang
luas, agar dapat mempercapat proses pemerataan dan pendapatan ekonomi masyarakat.
Secara otentik, pengertian usaha kecil diatur dalam Bab I Pasal 1 ayat (1) UndangUndang Nomor 9
Tahun 1995 tentang Usaha Kecil. Yaitu: "kegiatan ekonomi masyarakat yang berskala kecil dan
6
memenuhi kriteria kekayaan bersih atau hasil pendapatan tahunan, serta kepemilikan, sebagaimana
yang ditentukan dalam UndangUndang ini".
Pengertian disini mencakup usaha kecil informal, yaitu usaha yang belum di daftar, belum dicatat,
dan belum berbadan hukum, sebagaimana yang ditentukan oleh instansi yang berwenang.
Perbedaan usaha kecil dengan usaha lainnya, seperti usaha menengah dan usaha kecil, dapat dilihat
dari:
1. usaha kecil tidak memiliki sistem pembukuan, yang menyebabkan pengusaha kecil tidak
memiliki akses yang cukup menunjang terhadap jasa perbankan
2. pengusaha kecil memiliki kesulitan dalam meningkatkan usahanya, karena teknologi yang
digunakan masih bersifat semi modern, bahkan masih dikerjakan secara tradisional
3. terbatasnya kemampuan pengusaha kecil dalam mengembangkan usahanya, seperti: untuk
tujuan ekspor barangbarang hasil produksinya
4. bahanbahan baku yang diperoleh untuk kegiatan usahanya, masih relatif sulit dicari oleh
pengusaha kecil
Secara umum bentuk usaha kecil adalah usaha kecil yang bersifat perorangan, persekutuan atau
yang berbadan hukum dalam bentuk koperasi yang didirikan untuk meningkatkan kesejahteraan
para anggota, ketika menghadapi kendala usaha.
Dari bentuk usaha kecil tersebut, maka penggolongan usaha kecil di Indonesi adalah sebagai
berikut:
1. Usaha Perorangan
merupakan usaha dengan kepemilikan tunggal dari jenis usaha yang dikerjakan, yang bertanggung
jawab kepada pihak ketiga/pihak lain. maju mundurnya usahanya tergantung dari kemampuan
pengusaha tersebut dalam melayani konsumennya. harta kekayaan milik pribadi dapat dijadikan
modal dalam kegiatan usahanya.
2. Usaha Persekutuan
penggolongan usaha kecil yang berbentuk persekutuan merupakan kerja sama dari pihakpihak
yang bertanggung jawab secara pribadi terhadap kerja perusahaan dalam menjalankan bisnis.
Sedangkan, pada hakekatnya penggolongan usaha kecil, yaitu:
1. Industri kecil, seperti: industri kerajinan tangan, industri rumahan, industri logam, dan lain
sebagainya
2. Perusahaan berskala kecil, seperti: toserba, mini market, koperasi, dan sebagainya
3. Usaha informal, seperti: pedagangan kaki lima yang menjual barangbarang kebutuhan
pokok
Usaha Kecil sebagaimana dimaksud Undangundang No.9 Tahun 1995 adalah usaha produktif yang
berskala kecil dan memenuhi kriteria kekayaan bersih paling banyak Rp200.000.000,00 (dua ratus
juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha atau memiliki hasil penjualan paling
7
banyak Rp1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah) per tahun serta dapat menerima kredit dari bank
maksimal di atas Rp50.000.000, (lima puluh juta rupiah) sampai dengan Rp.500.000.000, (lima ratus
juta rupiah).
Adapun kriteria usaha kecil menurut UU No. 9 tahun 1995 adalah sebagai berikut:
1. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 200.000.000, (Dua Ratus Juta Rupiah) tidak
termasuk tanah dan bangunan tempat usaha
2. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 1.000.000.000, (Satu Milyar Rupiah)
3. Milik Warga Negara Indonesia
4. Berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang tidak
dimiliki, dikuasai, atau berafiliasi baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha
Menengah atau Usaha Besar
5. Berbentuk usaha orang perseorangan , badan usaha yang tidak berbadan hukum, atau
badan usaha yang berbadan hukum, termasuk koperasi
Menurut Keputusan Presiden RI no. 99 tahun 1998 pengertian Usaha Kecil adalah:
“Kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dengan bidang usaha yang secara mayoritas merupakan
kegiatan usaha kecil dan perlu dilindungi untuk mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat”
Ciriciri usaha kecil
Jenis barang/komoditi yang diusahakan umumnya sudah tetap tidak gampang berubah
Lokasi/tempat usaha umumnya sudah menetap tidak berpindahpindah
Pada umumnya sudah melakukan administrasi keuangan walau masih sederhana,
keuangan perusahaan sudah mulai dipisahkan dengan keuangan keluarga, sudah membuat
neraca usaha
Sudah memiliki izin usaha dan persyaratan legalitas lainnya termasuk NPWP
Sumberdaya manusia (pengusaha) memiliki pengalaman dalam berwira usaha
Sebagian sudah akses ke perbankan dalam hal keperluan modal
Sebagian besar belum dapat membuat manajemen usaha dengan baik seperti business
planning
Contoh usaha kecil
Usaha tani sebagai pemilik tanah perorangan yang memiliki tenaga kerja
Pedagang dipasar grosir (agen) dan pedagang pengumpul lainnya
Pengrajin industri makanan dan minuman, industri meubelair, kayu dan rotan, industri alat
alat rumah tangga, industri pakaian jadi dan industri kerajinan tangan
Peternakan ayam, itik dan perikanan
8
Koperasi berskala kecil
USAHA MENENGAH
Pengertian usaha menengah
Usaha Menengah sebagaimana dimaksud Inpres No.10 tahun 1998 adalah usaha bersifat produktif
yang memenuhi kriteria kekayaan usaha bersih lebih besar dari Rp200.000.000,00 (dua ratus juta
rupiah) sampai dengan paling banyak sebesar Rp10.000.000.000,00, (sepuluh milyar rupiah) tidak
termasuk tanah dan bangunan tempat usaha serta dapat menerima kredit dari bank sebesar
Rp.500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) s/d Rp.5.000.000.000,00 (lima milyar rupiah).
Kriteria usaha menengah
Pada umumnya telah memiliki manajemen dan organisasi yang lebih baik, lebih teratur
bahkan lebih modern, dengan pembagian tugas yang jelas antara lain, bagian keuangan,
bagian pemasaran dan bagian produksi;
Telah melakukan manajemen keuangan dengan menerapkan sistem akuntansi dengan
teratur, sehingga memudahkan untuk auditing dan penilaian atau pemeriksaan termasuk
oleh perbankan;
Telah melakukan aturan atau pengelolaan dan organisasi perburuhan, telah ada Jamsostek,
pemeliharaan kesehatan dll;
Sudah memiliki segala persyaratan legalitas antara lain izin tetangga, izin usaha, izin
tempat, NPWP, upaya pengelolaan lingkungan dll;
Sudah akses kepada sumbersumber pendanaan perbankan;
Pada umumnya telah memiliki sumber daya manusia yang terlatih dan terdidik.
Contoh usaha menengah
Jenis atau macam usaha menengah hampir menggarap komoditi dari hampir seluruh sektor
mungkin hampir secara merata, yaitu:
Usaha pertanian, perternakan, perkebunan, kehutanan skala menengah;
Usaha perdagangan (grosir) termasuk expor dan impor;
9
Usaha jasa EMKL (Ekspedisi Muatan Kapal Laut), garment dan jasa transportasi taxi dan
bus antar proponsi;
Usaha industri makanan dan minuman, elektronik dan logam;
Usaha pertambangan batu gunung untuk kontruksi dan marmer buatan.
Kriteria Jenis Usaha Berdasarkan Jumlah Tenaga Kerja
Kriteria jumlah karyawan berdasarkan jumlah tenaga kerja atau jumlah karyawan merupakan suatu
tolak ukur yang digunakan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) untuk menilai usaha kecil atau besar,
sebagai berikut:
Jumlah Tenaga Kerja
Usaha Mikro
>4 orang
Usaha Kecil
519 orang
Usaha Menengah
2099 orang
Usaha Besar
> 100 orang
C. KEADAAN KOPERASI DAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH DALAM
PERSAINGAN EKONOMI GLOBAL
Khusus di bidang ekonomi, globalisasi menampilkan bentuknya dengan prinsip perdagangan bebas
dan perdagangan di tingkat dunia (world trade). Dengan demikian globalisasi ekonomi ini
mengarah pada suatu aktifitas yang muItinasional. Ungkapan lain untuk proses ini dinamakan juga
sebagai “universalisasi sistem ekonomi” (the universalization of the economic system), Berbagai
institusiinstitusi perekonomian dunia akan “dipaksa” untuk mengikuti pergulatan di dalamnya,
termasuk dalam hal ini tentu saja berlaku bagi badanbadan usaha Koperasi, Usaha Mikro, Kecil
dan Menengah yang banyak digeluti oleh usaha ekonomi rakyat di Indonesia.
Bagi Indonesia, jelaslah bahwa implikasi dari perdagangan bebas ini adalah pentingnya upaya
untuk membuka ketertutupan usaha, peluang, dan kesempatan, terutama bagi usaha koperasi yang
menjadi salah satu pola usaha ekonomi rakyat. Hal ini menjadi sangat penting karena produk yang
dihasilkan dari Indonesia harus berkompetisi secara terbuka tidak hanya di pasar dalam negeri,
melainkan juga di luar negeri/pasar internasional.
Salah satu contoh kasus ini dapat dilihat dalam produkproduk pertanian. Pada waktu yang
bersamaan, negarancgara produsen lain hasilhasil pertanian juga mengalami hal yang sama dalam
memasuki perdagangan bebas kelas dunia ini, sehingga persaingan produkproduk pertanian di
pasar intemasional akan semakin tinggi. Persaingan tidak hanya dalam harga dan kualitas akan
tetapi juga bentuk, rasa, dan kemasan, serta kontinuitas pasokan. Dalam persaingan bebas, harga
produk ditentukan oleh pasar internasional. Oleh karena itu, persaingan harus ditingkatkan melalui
peningkatan produktivitas dan efisiensi. Sejalan dengan itu, nilai tambah yang dihasilkan produk
10
produk pertanian perlu ditingkatkan melalui industri pengolahan dengan pendekatan sistem
agrobisnis dan agroindustri.
Sejalan dengan ide pengembangan eksistensi koperasi, dalam kondisi krisis ekonomi,
gIobaIisasi/liberalisasi ekonomi dunia sekarang ini, upaya untuk mendorong dan meningkatkan
kesadaran masyarakat dalam pembangunan koperasi adalah sangat penting. Keikutsertaan warga
masyarakat sebagai pelaku ekonomi tersebut diperlukan dalam upaya mencapai sasaransasaran
makro pembangunan ekonomi yaitu penyembuhan ekonomi nasional. Hal tersebut didasarkan atas
pemikiran bahwa pembangunan koperasi tidak dapat lagi hanya disandarkan pada pendanaan dari
pemerintah, terlebih lagi dengan kondisi keuangan pemerintah sekarang ini yang semakin
menyempit karena lebih banyak bersandar pada pinjaman dari luar negeri (terutama IMF).
Jika dari sisi yang satu penyembuhan ekonomi nasional diharapkan dapat dipercepat dengan
mengembangkan eksistensi Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, namun di sisi lain terlihat
bahwa kebijaksanaan makro pembangunan ekonomi masih memberikan kesempatan yang lebih
besar bagi para pengusaha besar terutama di sektor moneter. Kebijaksanaan moneter khususnya di
bidang perkreditan adalah penyebab utama kehancuran sistem ekonomi Indonesia yang harus
dibayar bukan saja dari segi materi tetapi juga biaya sosial (social cost) yang sangat besar. Untuk itu
mutlak diadakan reformasi total di bidang moneter secara lebih khususnya adalah reformasi kredit
(credit reform). Paradigma pembangunan yang menitik beratkan pada pertumbuhan, dengan
asumsi akan menciptakan efek menetes ke bawah jelasjelas sudah gagal total karena yang
dihasilkan adalah keserakahan yang melahirkan kesenjangan. Pembangunan pertumbuhan,
memang perlu tetapi pencapaian pertumbuhan ini hendaknya melalui pemerataan yang
berkeadilan.
11
BAB III
KESIMPULAN DAN PENUTUP
A. KESIMPULAN
Telah penulis jelaskan diatas tentang Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, maka dapat
disimpulkan bahwa penyembuhan ekonomi nasional diharapkan dapat dipercepat dengan
mengembangkan eksistensi Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah. Karena pembangunan
Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah adalah proses yang memerlukan waktu panjang,
konsestensi, komitmen dan kesabaran yang cukup tinggi. Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah tidak bisa dibangun dalam waktu singkat dan parsial. Perkembangan Koperasi serta
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah juga dapat mengupaya untuk mengurangi kemiskinan,
pengangguran dan meningkatkan kesejahteraan rakyat. Secara perlahan maka perkembangan
Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah dapat menembus wilayah yang menglobal dengan
upaya bersama untuk mensejahterkan rakyat Indonesia.
B. PENUTUP
Demikian kesimpulan dari makalah ini untuk memajukan dan mengembangkan Koperasi, Usaha
Mikro, Kecil dan Menengah dalam perekonomian Indonesia diera persaingan global. Dalam
pembuatan makalah ini banyak sekali kekurangankekurangan. Untuk itu penulis memohon maaf
atas segala kekurangan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
12
DAFTAR PUSTAKA
www.google.com
www.scribd.com
http://id.answers.yahoo.com/question
13
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Koperasi serta Usaha Mikro, Kecil dan Menengah memiliki peran yang makin penting bagi
perekonomian Indonesia di masa depan, terlepas dari makin globalnya perekonomian dunia.
Jika perekonomian nasional tidak memberi tempat untuk berkembangkan Koperasi serta Usaha
Mikro, Kecil dan Menengah maka upaya untuk mengurangi kemiskinan, pengangguran dan
meningkatkan kesejahteraan rakyat akan terhambat. Oleh karena itu solusinya adalah makin ke
depan Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah makin dikembangkan ke seluruh tanah air.
Adapaun pengertian dari Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah dapat didefinisikan sebagai
berikut:
1. Koperasi
Secara umum Koperasi dikenal sebagai perusahaan yang unik. Beberapa pengertian Koperasi
menyebutkan “Koperasi adalah suatu perkumpulan orang, biasanya memiliki kemampuan ekonomi
terbatas, yang melalui suatu bentuk organisasi perusahaan yang diawasi secara demokratis, masing
masing meberikan sumbangan yang setara terhadap modal yang diperlukan, dan bersedia
menanggung resiko serta menerima imbalan yang sesuai dengan usaha yang mereka lakukan (ILO,
1966 dikutip dari Edilius dan Sudarsono, 1993)”. Pengertian lainnya menyebutkan “Koperasi
didirikan sebagai persekutian kaum yang lemah untuk membela keperluan hidupnya ongkos
semurahmurahnya, itulah yang dituju. Pada koperasi didahulukan keperluan bersama, bukan
keuntungan (Hatta, 1954)”.
Dari definisidefinisi tersebut bisa dilihat bahwa dalam Koperasi setidaktidaknya terdapat dua
unsur yang yang saling berkaitan satu sama lain. Unsur pertama adalah unsur ekonmi dan unsur
kedua adalah unsur sosial. Dilihat dari kedua unsur tersebut Koperasi tampak memiliki hubungan
dengan Ekonomi Kerakyatan.
2. Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
1
Usaha Mikro
Usaha Mikro sebagaimana dimaksud menurut Keputusan Menteri Keuangan No.40/KMK.06/2003
tanggal 29 Januari 2003, yaitu usaha produktif milik keluarga atau perorangan Warga Negara
Indonesia dan memiliki hasil penjualan paling banyak Rp.100.000.000,00 (seratus juta rupiah) per
tahun. Usaha Mikro dapat mengajukan kredit kepada bank paling banyak Rp.50.000.000,.
Usaha Kecil
Usaha kecil merupakan usaha yang integral dalam dunia usaha nasional yang memiliki kedudukan,
potensi, dan peranan yang signifikan dalam mewujudkan tujuan pembangunan nasional pada
umumnya dan pembangunan ekonomi pada khususnya. Selain itu, usaha kecil juga merupakan
kegiatan usaha dalam memperluas lapangan pekerjaan dan memberikan pelayanan ekonomi yang
luas, agar dapat mempercapat proses pemerataan dan pendapatan ekonomi masyarakat.
Usaha Menengah
Usaha Menengah sebagaimana dimaksud Inpres No.10 tahun 1998 adalah usaha bersifat produktif
yang memenuhi kriteria kekayaan usaha bersih lebih besar dari Rp200.000.000,00 (dua ratus juta
rupiah) sampai dengan paling banyak sebesar Rp10.000.000.000,00, (sepuluh milyar rupiah) tidak
termasuk tanah dan bangunan tempat usaha serta dapat menerima kredit dari bank sebesar
Rp.500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) s/d Rp.5.000.000.000,00 (lima milyar rupiah).
B. MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui peranan Koperasi, Usaha Mikro, Kecil
dan Menengah dalam perekonomian Indonesia di era globalisasi dengan tujuan penulis agar
makalah ini dapat bermanfaat sebagai sarana pemberian informasi yang nantinya dapat
dimanfaatkan untuk bahan pemikiran tentang Peran Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah.
Sehingga dapat memacu pembaca untuk mengembangkan Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah menjadi lebih baik, dan dapat lebih memperhatikan Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah.
BAB II
2
PERNANAN KOPERASI, USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH
DALAM PEREKONOMIAN INDONESIA DI ERA PERSAINGAN
GLOBALISASI
A. PERANAN KOPERASI DALAM PEREKONOMIAN INDONESIA
Pembangunan koperasi mengalami kemajuan yang cukup mengembirakan jika diukur dengan
jumlah koperasi, jumlah anggota, aktiva dan volume usaha.
Pada masa sekarang secara umum koperasi mengalami perkembangan usaha dan kelembagaan
yang mengairahkan. Namun demikian, koperasi masih memiliki berbagai kendala untuk
pengembangannya sebagai badan usaha. Hal ini perlu memperoleh perhatian dalam pembangunan
usaha koperasi pada masa mendatang.
Peran koperasi dalam perekonomian Indonesia paling tidak dapat dilihat dari: (1) kedudukannya
sebagai pemain utama dalam kegiatan ekonomi di berbagai sektor, (2) penyedia lapangan kerja
yang terbesar, (3) pemain penting dalam pengembangan kegiatan ekonomi lokal dan pemberdayaan
masyarakat, (4) pencipta pasar baru dan sumber inovasi, serta (5) sumbangannya dalam menjaga
neraca pembayaran melalui kegiatan ekspor. Peran koperasi, usaha mikro, kecil dan menengah
sangat strategis dalam perekonomian nasional, sehingga perlu menjadi fokus pembangunan
ekonomi nasional pada masa mendatang.
Pemberdayaan koperasi secara tersktuktur dan berkelanjutan diharapkan akan mampu
menyelaraskan struktur perekonomian nasional, mempercepat pertumbuhan ekonomi nasional,
mengurangi tingkat pengangguran terbuka, menurunkan tingkat kemiskinan, mendinamisasi sektor
riil, dan memperbaiki pemerataan pendapatan masyarakat. Pemberdayaan koperasi juga akan
meningkatkan pencapaian sasaran di bidang pendidikan, kesehatan, dan indikator kesejahteraan
masyarakat Indonesia lainnya.
Sulit mewujudkan keamanan yang sejati, jika masyarakat hidup dalam kemiskinan dan tingkat
pengangguran yang tinggi. Sulit mewujudkan demokrasi yang sejati, jika terjadi ketimpangan
ekonomi di masyarakat, serta sulit mewujudkan keadilan hukum jika ketimpangan penguasaan
sumberdaya produktif masih sangat nyata. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa peran
koperasi antara lain :
1.
Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota pada
khusunya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan
sosialnya.
2.
Berperan serta aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan manusia dan
masyarakat.
3
3.
Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan perekonomian
nasional.
4.
Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional yang
merupakan usaha bersama atas asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.
Pada masa ini pembangunan koperasi kurang mendapat perhatian karena koperasi kurang
memperlihatkan kinerja dan citra yang lebih baik dari masa sebelumnya.Keadaan ini merupakan
salah satu bukti bahwa komitmen pemerintah masih kurang dalam pembangunan koperasi.
Pembangunan adalah suatu proses yang harus berkelanjutan dan tersistem. Pertanyaan berikutnya
bagaimana prospek koperasi pada masa datang.Jawabannya adalah sangat prospektif jika
koperasi yang mempunyai jatidiri . Koperasi yang mempraktekkan prinsipprinsip koperasi dalam
organisasi dan usahanya. Koperasi sebagai badan usaha, organisasi dan kegiatan usahanya harus
dilakukan berdasarkan prinsipprinsip koperasi.Karena prinsip koperasi merupakan garisgaris
penuntun yang digunakan oleh koperasi untuk melaksanakan nilainilai dalam praktek seperti (1)
keanggotaan sukarela dan terbuka, (2) pengendalian oleh anggota secara demokratis, (4) partisipasi
ekonomi anggota,(5) pendidikan,pelatihan dan informasi , (6) kerjasama diantara koperasi dan (7)
kepedulian terhadap komunitas.
Jika Koperasi mampu mengimplementasikan jati dirinya, koperasi akan mandiri, mampu bersaing
dengan kekuatan ekonomi lainnya ,mampu memproduksi produk yang sesuai dengan kebutuhan
pasar di dalam dan luar negeri. Dilihat dari dasar hukum yang tertuang dalam UndangUndang
1945, Koperasi memperoleh hak untuk hidup dan perkembangan di Indonesia. Koperasi yang sudah
dibangun selama ini juga jumlahnya sudah cukup besar. Jumlah ini merupakan aset yang harus
dipelihara dan diberdayakan agar dapat berkembang membantu pemerintah untuk memerangi
kemiskinan dan menyediakan lapangan kerja. Jika sekarang masih banyak koperasi yang tumbuh
belum mampu mencapai tujuan bersama anggotanya,mereka harus diberdayakan melalui
pendidikan. Pendidikan adalah usaha sadar untuk meningkatkan kemampuan memahami jati diri
dan menerapkannya. Disinilah peranan pihak ketiga termasuk pemerintah untuk dapat
membangun mereka mencapai tujuannya baik sebagai mediator,fasilitator maupun sebagai
kordinator.
Dengan demikian pembangunan koperasi perlu diteruskan, karena pembangunan adalah proses,
memerlukan waktu dan ketekunan serta konsistensi dalam pelaksanaan,berkesinambungan untuk
mengatasi semua masalah yang muncul seperti masalah kemiskinan , jumlah pengangguran. yang
semakin banyak.
Perkembangan koperasi secara nasional di masa datang diperkirakan menunjukkan peningkatan
yang signifikan namun masih lemah secara kualitas. Untuk itu diperlukan komiten yang kuat untuk
membangun koperasi yang mampu menolong dirinya sendiri sesuai dengan jatidiri koperasi.
Hanya koperasi yang berkembang melalui praktek melaksanakan nilai koperasi yang akan mampu
bertahan dan mampu memberikan manfaat bagi anggotanya. Prospek koperasi pada masa datang
4
dapat dilihat dari banyaknya jumlah koperasi, jumlah anggota dan jumlah manajer, jumlah
modal,volume usaha dan besarnya SHU yang telah dihimpun koperasi, sangat prosfektif untuk
dikembangkan. Model pengembangan koperasi pada masa datang yang ditawarkan adalah
mengadobsi koperasi yang berhasil seperti Koperasi Kredit, Koperasi simpan pinjam dan lainnya
dan Model Pengembangan Pemecahan Masalah sesuai dengan kondisi koperasi seperti penataan
kelembagaan koperasi yang tidak aktif dan koperasi aktif tidak melaksanakan RAT. Untuk
memberdayakan koperasi baik yang sudah berjalan dan tidak aktif perlu dibangun sistem
pendidikan yang terorgniser dan harus dilaksanakan secara konsesten untuk mengembangkan
organisasi, usaha dan mampu bersaing dengan pelaku usaha lainnya.Inilah salah satu nilai koperasi
yang tidak ada pada organisasi lain yang perlu terus dilaksanakan dan dikembangkan.
Karena pembangunan koperasi adalah proses memerlukan waktu panjang, konsestensi, komitmen
dan kesabaran yang cukup tinggi. Koperasi tidak bisa dibangun dalam waktu singkat dan parsial.
B. USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH
USAHA MIKRO
Pengertian usaha mikro
Usaha Mikro sebagaimana dimaksud menurut Keputusan Menteri Keuangan No.40/KMK.06/2003
tanggal 29 Januari 2003, yaitu usaha produktif milik keluarga atau perorangan Warga Negara
Indonesia dan memiliki hasil penjualan paling banyak Rp.100.000.000,00 (seratus juta rupiah) per
tahun. Usaha Mikro dapat mengajukan kredit kepada bank paling banyak Rp.50.000.000,.
Kriteria usaha mikro
Jenis barang/komoditi usahanya tidak selalu tetap, sewaktuwaktu dapat berganti;
Tempat usahanya tidak selalu menetap, sewaktuwaktu dapat pindah tempat;
Belum melakukan administrasi keuangan yang sederhana sekalipun, dan tidak memisahkan
keuangan keluarga dengan keuangan usaha;
Sumber daya manusianya (pengusahanya) belum memiliki jiwa wirausaha yang memadai;
Tingkat pendidikan ratarata relatif sangat rendah;
Umumnya belum akses kepada perbankan, namun sebagian dari mereka sudah akses ke
lembaga keuangan non bank;
Umumnya tidak memiliki izin usaha atau persyaratan legalitas lainnya termasuk NPWP.
Contoh usaha mikro
5
Usaha tani pemilik dan penggarap perorangan, peternak, nelayan dan pembudidaya;
Industri makanan dan minuman, industri meubelair pengolahan kayu dan rotan,industri
pandai besi pembuat alatalat;
Usaha perdagangan seperti kaki lima serta pedagang di pasar dll.;
Peternakan ayam, itik dan perikanan;
Usaha jasajasa seperti perbengkelan, salon kecantikan, ojek dan penjahit (konveksi).
Dilihat dari kepentingan perbankan, usaha mikro adalah suatu segmen pasar yang cukup potensial
untuk dilayani dalam upaya meningkatkan fungsi intermediasinya karena usaha mikro
mempunyai karakteristik positif dan unik yang tidak selalu dimiliki oleh usaha non mikro, antara
lain :
Perputaran usaha (turn over) cukup tinggi, kemampuannya menyerap dana yang mahal dan
dalam situasi krisis ekonomi kegiatan usaha masih tetap berjalan bahkan terus berkembang;
Tidak sensitive terhadap suku bunga;
Tetap berkembang walau dalam situasi krisis ekonomi dan moneter;
Pada umumnya berkarakter jujur, ulet, lugu dan dapat menerima bimbingan asal dilakukan
dengan pendekatan yang tepat.
Namun demikian, disadari sepenuhnya bahwa masih banyak usaha mikro yang sulit memperoleh
layanan kredit perbankan karena berbagai kendala baik pada sisi usaha mikro maupun pada sisi
perbankan sendiri.
USAHA KECIL
Pengertian usaha kecil
Usaha kecil merupakan usaha yang integral dalam dunia usaha nasional yang memiliki kedudukan,
potensi, dan peranan yang signifikan dalam mewujudkan tujuan pembangunan nasional pada
umumnya dan pembangunan ekonomi pada khususnya. Selain itu, usaha kecil juga merupakan
kegiatan usaha dalam memperluas lapangan pekerjaan dan memberikan pelayanan ekonomi yang
luas, agar dapat mempercapat proses pemerataan dan pendapatan ekonomi masyarakat.
Secara otentik, pengertian usaha kecil diatur dalam Bab I Pasal 1 ayat (1) UndangUndang Nomor 9
Tahun 1995 tentang Usaha Kecil. Yaitu: "kegiatan ekonomi masyarakat yang berskala kecil dan
6
memenuhi kriteria kekayaan bersih atau hasil pendapatan tahunan, serta kepemilikan, sebagaimana
yang ditentukan dalam UndangUndang ini".
Pengertian disini mencakup usaha kecil informal, yaitu usaha yang belum di daftar, belum dicatat,
dan belum berbadan hukum, sebagaimana yang ditentukan oleh instansi yang berwenang.
Perbedaan usaha kecil dengan usaha lainnya, seperti usaha menengah dan usaha kecil, dapat dilihat
dari:
1. usaha kecil tidak memiliki sistem pembukuan, yang menyebabkan pengusaha kecil tidak
memiliki akses yang cukup menunjang terhadap jasa perbankan
2. pengusaha kecil memiliki kesulitan dalam meningkatkan usahanya, karena teknologi yang
digunakan masih bersifat semi modern, bahkan masih dikerjakan secara tradisional
3. terbatasnya kemampuan pengusaha kecil dalam mengembangkan usahanya, seperti: untuk
tujuan ekspor barangbarang hasil produksinya
4. bahanbahan baku yang diperoleh untuk kegiatan usahanya, masih relatif sulit dicari oleh
pengusaha kecil
Secara umum bentuk usaha kecil adalah usaha kecil yang bersifat perorangan, persekutuan atau
yang berbadan hukum dalam bentuk koperasi yang didirikan untuk meningkatkan kesejahteraan
para anggota, ketika menghadapi kendala usaha.
Dari bentuk usaha kecil tersebut, maka penggolongan usaha kecil di Indonesi adalah sebagai
berikut:
1. Usaha Perorangan
merupakan usaha dengan kepemilikan tunggal dari jenis usaha yang dikerjakan, yang bertanggung
jawab kepada pihak ketiga/pihak lain. maju mundurnya usahanya tergantung dari kemampuan
pengusaha tersebut dalam melayani konsumennya. harta kekayaan milik pribadi dapat dijadikan
modal dalam kegiatan usahanya.
2. Usaha Persekutuan
penggolongan usaha kecil yang berbentuk persekutuan merupakan kerja sama dari pihakpihak
yang bertanggung jawab secara pribadi terhadap kerja perusahaan dalam menjalankan bisnis.
Sedangkan, pada hakekatnya penggolongan usaha kecil, yaitu:
1. Industri kecil, seperti: industri kerajinan tangan, industri rumahan, industri logam, dan lain
sebagainya
2. Perusahaan berskala kecil, seperti: toserba, mini market, koperasi, dan sebagainya
3. Usaha informal, seperti: pedagangan kaki lima yang menjual barangbarang kebutuhan
pokok
Usaha Kecil sebagaimana dimaksud Undangundang No.9 Tahun 1995 adalah usaha produktif yang
berskala kecil dan memenuhi kriteria kekayaan bersih paling banyak Rp200.000.000,00 (dua ratus
juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha atau memiliki hasil penjualan paling
7
banyak Rp1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah) per tahun serta dapat menerima kredit dari bank
maksimal di atas Rp50.000.000, (lima puluh juta rupiah) sampai dengan Rp.500.000.000, (lima ratus
juta rupiah).
Adapun kriteria usaha kecil menurut UU No. 9 tahun 1995 adalah sebagai berikut:
1. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 200.000.000, (Dua Ratus Juta Rupiah) tidak
termasuk tanah dan bangunan tempat usaha
2. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 1.000.000.000, (Satu Milyar Rupiah)
3. Milik Warga Negara Indonesia
4. Berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang tidak
dimiliki, dikuasai, atau berafiliasi baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha
Menengah atau Usaha Besar
5. Berbentuk usaha orang perseorangan , badan usaha yang tidak berbadan hukum, atau
badan usaha yang berbadan hukum, termasuk koperasi
Menurut Keputusan Presiden RI no. 99 tahun 1998 pengertian Usaha Kecil adalah:
“Kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dengan bidang usaha yang secara mayoritas merupakan
kegiatan usaha kecil dan perlu dilindungi untuk mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat”
Ciriciri usaha kecil
Jenis barang/komoditi yang diusahakan umumnya sudah tetap tidak gampang berubah
Lokasi/tempat usaha umumnya sudah menetap tidak berpindahpindah
Pada umumnya sudah melakukan administrasi keuangan walau masih sederhana,
keuangan perusahaan sudah mulai dipisahkan dengan keuangan keluarga, sudah membuat
neraca usaha
Sudah memiliki izin usaha dan persyaratan legalitas lainnya termasuk NPWP
Sumberdaya manusia (pengusaha) memiliki pengalaman dalam berwira usaha
Sebagian sudah akses ke perbankan dalam hal keperluan modal
Sebagian besar belum dapat membuat manajemen usaha dengan baik seperti business
planning
Contoh usaha kecil
Usaha tani sebagai pemilik tanah perorangan yang memiliki tenaga kerja
Pedagang dipasar grosir (agen) dan pedagang pengumpul lainnya
Pengrajin industri makanan dan minuman, industri meubelair, kayu dan rotan, industri alat
alat rumah tangga, industri pakaian jadi dan industri kerajinan tangan
Peternakan ayam, itik dan perikanan
8
Koperasi berskala kecil
USAHA MENENGAH
Pengertian usaha menengah
Usaha Menengah sebagaimana dimaksud Inpres No.10 tahun 1998 adalah usaha bersifat produktif
yang memenuhi kriteria kekayaan usaha bersih lebih besar dari Rp200.000.000,00 (dua ratus juta
rupiah) sampai dengan paling banyak sebesar Rp10.000.000.000,00, (sepuluh milyar rupiah) tidak
termasuk tanah dan bangunan tempat usaha serta dapat menerima kredit dari bank sebesar
Rp.500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) s/d Rp.5.000.000.000,00 (lima milyar rupiah).
Kriteria usaha menengah
Pada umumnya telah memiliki manajemen dan organisasi yang lebih baik, lebih teratur
bahkan lebih modern, dengan pembagian tugas yang jelas antara lain, bagian keuangan,
bagian pemasaran dan bagian produksi;
Telah melakukan manajemen keuangan dengan menerapkan sistem akuntansi dengan
teratur, sehingga memudahkan untuk auditing dan penilaian atau pemeriksaan termasuk
oleh perbankan;
Telah melakukan aturan atau pengelolaan dan organisasi perburuhan, telah ada Jamsostek,
pemeliharaan kesehatan dll;
Sudah memiliki segala persyaratan legalitas antara lain izin tetangga, izin usaha, izin
tempat, NPWP, upaya pengelolaan lingkungan dll;
Sudah akses kepada sumbersumber pendanaan perbankan;
Pada umumnya telah memiliki sumber daya manusia yang terlatih dan terdidik.
Contoh usaha menengah
Jenis atau macam usaha menengah hampir menggarap komoditi dari hampir seluruh sektor
mungkin hampir secara merata, yaitu:
Usaha pertanian, perternakan, perkebunan, kehutanan skala menengah;
Usaha perdagangan (grosir) termasuk expor dan impor;
9
Usaha jasa EMKL (Ekspedisi Muatan Kapal Laut), garment dan jasa transportasi taxi dan
bus antar proponsi;
Usaha industri makanan dan minuman, elektronik dan logam;
Usaha pertambangan batu gunung untuk kontruksi dan marmer buatan.
Kriteria Jenis Usaha Berdasarkan Jumlah Tenaga Kerja
Kriteria jumlah karyawan berdasarkan jumlah tenaga kerja atau jumlah karyawan merupakan suatu
tolak ukur yang digunakan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) untuk menilai usaha kecil atau besar,
sebagai berikut:
Jumlah Tenaga Kerja
Usaha Mikro
>4 orang
Usaha Kecil
519 orang
Usaha Menengah
2099 orang
Usaha Besar
> 100 orang
C. KEADAAN KOPERASI DAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH DALAM
PERSAINGAN EKONOMI GLOBAL
Khusus di bidang ekonomi, globalisasi menampilkan bentuknya dengan prinsip perdagangan bebas
dan perdagangan di tingkat dunia (world trade). Dengan demikian globalisasi ekonomi ini
mengarah pada suatu aktifitas yang muItinasional. Ungkapan lain untuk proses ini dinamakan juga
sebagai “universalisasi sistem ekonomi” (the universalization of the economic system), Berbagai
institusiinstitusi perekonomian dunia akan “dipaksa” untuk mengikuti pergulatan di dalamnya,
termasuk dalam hal ini tentu saja berlaku bagi badanbadan usaha Koperasi, Usaha Mikro, Kecil
dan Menengah yang banyak digeluti oleh usaha ekonomi rakyat di Indonesia.
Bagi Indonesia, jelaslah bahwa implikasi dari perdagangan bebas ini adalah pentingnya upaya
untuk membuka ketertutupan usaha, peluang, dan kesempatan, terutama bagi usaha koperasi yang
menjadi salah satu pola usaha ekonomi rakyat. Hal ini menjadi sangat penting karena produk yang
dihasilkan dari Indonesia harus berkompetisi secara terbuka tidak hanya di pasar dalam negeri,
melainkan juga di luar negeri/pasar internasional.
Salah satu contoh kasus ini dapat dilihat dalam produkproduk pertanian. Pada waktu yang
bersamaan, negarancgara produsen lain hasilhasil pertanian juga mengalami hal yang sama dalam
memasuki perdagangan bebas kelas dunia ini, sehingga persaingan produkproduk pertanian di
pasar intemasional akan semakin tinggi. Persaingan tidak hanya dalam harga dan kualitas akan
tetapi juga bentuk, rasa, dan kemasan, serta kontinuitas pasokan. Dalam persaingan bebas, harga
produk ditentukan oleh pasar internasional. Oleh karena itu, persaingan harus ditingkatkan melalui
peningkatan produktivitas dan efisiensi. Sejalan dengan itu, nilai tambah yang dihasilkan produk
10
produk pertanian perlu ditingkatkan melalui industri pengolahan dengan pendekatan sistem
agrobisnis dan agroindustri.
Sejalan dengan ide pengembangan eksistensi koperasi, dalam kondisi krisis ekonomi,
gIobaIisasi/liberalisasi ekonomi dunia sekarang ini, upaya untuk mendorong dan meningkatkan
kesadaran masyarakat dalam pembangunan koperasi adalah sangat penting. Keikutsertaan warga
masyarakat sebagai pelaku ekonomi tersebut diperlukan dalam upaya mencapai sasaransasaran
makro pembangunan ekonomi yaitu penyembuhan ekonomi nasional. Hal tersebut didasarkan atas
pemikiran bahwa pembangunan koperasi tidak dapat lagi hanya disandarkan pada pendanaan dari
pemerintah, terlebih lagi dengan kondisi keuangan pemerintah sekarang ini yang semakin
menyempit karena lebih banyak bersandar pada pinjaman dari luar negeri (terutama IMF).
Jika dari sisi yang satu penyembuhan ekonomi nasional diharapkan dapat dipercepat dengan
mengembangkan eksistensi Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, namun di sisi lain terlihat
bahwa kebijaksanaan makro pembangunan ekonomi masih memberikan kesempatan yang lebih
besar bagi para pengusaha besar terutama di sektor moneter. Kebijaksanaan moneter khususnya di
bidang perkreditan adalah penyebab utama kehancuran sistem ekonomi Indonesia yang harus
dibayar bukan saja dari segi materi tetapi juga biaya sosial (social cost) yang sangat besar. Untuk itu
mutlak diadakan reformasi total di bidang moneter secara lebih khususnya adalah reformasi kredit
(credit reform). Paradigma pembangunan yang menitik beratkan pada pertumbuhan, dengan
asumsi akan menciptakan efek menetes ke bawah jelasjelas sudah gagal total karena yang
dihasilkan adalah keserakahan yang melahirkan kesenjangan. Pembangunan pertumbuhan,
memang perlu tetapi pencapaian pertumbuhan ini hendaknya melalui pemerataan yang
berkeadilan.
11
BAB III
KESIMPULAN DAN PENUTUP
A. KESIMPULAN
Telah penulis jelaskan diatas tentang Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, maka dapat
disimpulkan bahwa penyembuhan ekonomi nasional diharapkan dapat dipercepat dengan
mengembangkan eksistensi Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah. Karena pembangunan
Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah adalah proses yang memerlukan waktu panjang,
konsestensi, komitmen dan kesabaran yang cukup tinggi. Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah tidak bisa dibangun dalam waktu singkat dan parsial. Perkembangan Koperasi serta
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah juga dapat mengupaya untuk mengurangi kemiskinan,
pengangguran dan meningkatkan kesejahteraan rakyat. Secara perlahan maka perkembangan
Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah dapat menembus wilayah yang menglobal dengan
upaya bersama untuk mensejahterkan rakyat Indonesia.
B. PENUTUP
Demikian kesimpulan dari makalah ini untuk memajukan dan mengembangkan Koperasi, Usaha
Mikro, Kecil dan Menengah dalam perekonomian Indonesia diera persaingan global. Dalam
pembuatan makalah ini banyak sekali kekurangankekurangan. Untuk itu penulis memohon maaf
atas segala kekurangan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
12
DAFTAR PUSTAKA
www.google.com
www.scribd.com
http://id.answers.yahoo.com/question
13