PERANAN KOPERASI USAHA MIKRO KECIL DAN M

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Koperasi   serta   Usaha   Mikro,   Kecil   dan   Menengah   memiliki   peran   yang   makin   penting   bagi
perekonomian Indonesia di masa depan, terlepas dari makin globalnya perekonomian dunia.
Jika   perekonomian   nasional   tidak   memberi   tempat   untuk   berkembangkan   Koperasi   serta   Usaha
Mikro,   Kecil   dan   Menengah   maka   upaya   untuk   mengurangi   kemiskinan,   pengangguran   dan
meningkatkan  kesejahteraan  rakyat   akan   terhambat.  Oleh  karena  itu  solusinya  adalah  makin  ke
depan Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah makin dikembangkan ke seluruh tanah air.
Adapaun pengertian dari Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah dapat didefinisikan sebagai
berikut:
1. Koperasi
Secara   umum   Koperasi   dikenal   sebagai   perusahaan   yang   unik.   Beberapa   pengertian   Koperasi
menyebutkan “Koperasi adalah suatu perkumpulan orang, biasanya memiliki kemampuan ekonomi
terbatas, yang melalui suatu bentuk organisasi perusahaan yang diawasi secara demokratis, masing­
masing   meberikan   sumbangan   yang   setara   terhadap   modal   yang   diperlukan,   dan   bersedia
menanggung resiko serta menerima imbalan yang sesuai dengan usaha yang mereka lakukan (ILO,
1966   dikutip   dari   Edilius   dan   Sudarsono,   1993)”.   Pengertian   lainnya   menyebutkan   “Koperasi
didirikan   sebagai   persekutian   kaum   yang   lemah   untuk   membela   keperluan   hidupnya   ongkos
semurah­murahnya,   itulah   yang   dituju.   Pada   koperasi   didahulukan   keperluan   bersama,   bukan

keuntungan (Hatta, 1954)”.
Dari   definisi­definisi   tersebut   bisa   dilihat   bahwa   dalam   Koperasi   setidak­tidaknya   terdapat   dua
unsur yang yang saling berkaitan satu sama lain. Unsur pertama adalah unsur ekonmi dan unsur
kedua adalah unsur sosial. Dilihat dari kedua unsur tersebut Koperasi tampak memiliki hubungan
dengan Ekonomi Kerakyatan.

2. Usaha Mikro, Kecil dan Menengah

1

Usaha Mikro
Usaha Mikro sebagaimana dimaksud menurut Keputusan Menteri Keuangan No.40/KMK.06/2003
tanggal   29   Januari   2003,   yaitu   usaha   produktif   milik   keluarga   atau   perorangan   Warga   Negara
Indonesia dan memiliki hasil penjualan paling banyak Rp.100.000.000,00 (seratus juta rupiah) per
tahun. Usaha Mikro dapat mengajukan kredit kepada bank paling banyak Rp.50.000.000,­.
Usaha Kecil
Usaha kecil merupakan usaha yang integral dalam dunia usaha nasional yang memiliki kedudukan,
potensi,   dan   peranan   yang   signifikan   dalam   mewujudkan   tujuan   pembangunan   nasional   pada
umumnya  dan  pembangunan ekonomi pada khususnya. Selain itu,  usaha kecil  juga  merupakan
kegiatan usaha dalam memperluas lapangan pekerjaan dan memberikan pelayanan ekonomi yang

luas, agar dapat mempercapat proses pemerataan dan pendapatan ekonomi masyarakat.

Usaha Menengah
Usaha Menengah sebagaimana dimaksud Inpres No.10 tahun 1998 adalah usaha bersifat produktif
yang memenuhi kriteria kekayaan usaha bersih lebih besar dari Rp200.000.000,00 (dua ratus juta
rupiah) sampai dengan paling banyak sebesar Rp10.000.000.000,00, (sepuluh milyar rupiah) tidak
termasuk   tanah   dan   bangunan   tempat   usaha   serta   dapat   menerima   kredit   dari   bank   sebesar
Rp.500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) s/d Rp.5.000.000.000,00 (lima milyar rupiah).
B. MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui peranan Koperasi, Usaha Mikro, Kecil
dan   Menengah   dalam   perekonomian   Indonesia   di   era   globalisasi   dengan   tujuan   penulis   agar
makalah   ini   dapat   bermanfaat   sebagai   sarana   pemberian   informasi   yang   nantinya   dapat
dimanfaatkan untuk bahan pemikiran tentang Peran Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah.
Sehingga   dapat   memacu   pembaca   untuk   mengembangkan   Koperasi,   Usaha   Mikro,   Kecil   dan
Menengah menjadi lebih baik, dan dapat lebih memperhatikan Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah.

BAB II

2


PERNANAN KOPERASI, USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH
DALAM PEREKONOMIAN INDONESIA DI ERA PERSAINGAN
GLOBALISASI
A. PERANAN KOPERASI DALAM PEREKONOMIAN INDONESIA
Pembangunan   koperasi   mengalami   kemajuan   yang   cukup   mengembirakan   jika   diukur   dengan
jumlah koperasi, jumlah anggota, aktiva dan volume usaha.
Pada   masa   sekarang   secara   umum   koperasi   mengalami   perkembangan   usaha   dan   kelembagaan
yang   mengairahkan.   Namun   demikian,   koperasi   masih   memiliki   berbagai   kendala   untuk
pengembangannya sebagai badan usaha. Hal ini perlu memperoleh perhatian dalam pembangunan
usaha koperasi pada masa mendatang.
Peran koperasi dalam perekonomian Indonesia paling tidak dapat dilihat dari: (1) kedudukannya
sebagai  pemain  utama   dalam  kegiatan   ekonomi  di  berbagai  sektor,   (2)   penyedia  lapangan  kerja
yang terbesar, (3) pemain penting dalam pengembangan kegiatan ekonomi lokal dan pemberdayaan
masyarakat, (4) pencipta pasar baru dan sumber inovasi, serta (5) sumbangannya dalam menjaga
neraca   pembayaran   melalui   kegiatan   ekspor.   Peran   koperasi,   usaha   mikro,   kecil   dan   menengah
sangat   strategis   dalam   perekonomian   nasional,   sehingga   perlu   menjadi   fokus   pembangunan
ekonomi nasional pada masa mendatang.
Pemberdayaan   koperasi   secara   tersktuktur   dan   berkelanjutan   diharapkan   akan   mampu
menyelaraskan   struktur   perekonomian   nasional,   mempercepat   pertumbuhan   ekonomi   nasional,

mengurangi tingkat pengangguran terbuka, menurunkan tingkat kemiskinan, mendinamisasi sektor
riil,   dan   memperbaiki   pemerataan   pendapatan   masyarakat.   Pemberdayaan   koperasi   juga   akan
meningkatkan pencapaian sasaran di bidang pendidikan, kesehatan, dan indikator kesejahteraan
masyarakat Indonesia lainnya.
Sulit   mewujudkan   keamanan   yang   sejati,   jika   masyarakat   hidup   dalam   kemiskinan   dan   tingkat
pengangguran   yang   tinggi.   Sulit   mewujudkan   demokrasi   yang   sejati,   jika   terjadi   ketimpangan
ekonomi   di   masyarakat,   serta   sulit   mewujudkan   keadilan   hukum   jika   ketimpangan   penguasaan
sumberdaya   produktif   masih   sangat   nyata.   Dengan   demikian   dapat   dikatakan   bahwa   peran
koperasi antara lain :
1.

Membangun   dan   mengembangkan   potensi   dan   kemampuan   ekonomi   anggota   pada
khusunya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan
sosialnya.

2.

Berperan   serta   aktif   dalam   upaya   mempertinggi   kualitas   kehidupan   manusia   dan
masyarakat.


3

3.

Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan perekonomian
nasional.

4.

Berusaha   untuk   mewujudkan   dan   mengembangkan   perekonomian   nasional   yang
merupakan usaha bersama atas asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.

Pada   masa   ini   pembangunan   koperasi   kurang   mendapat   perhatian   karena   koperasi   kurang
memperlihatkan   kinerja dan citra yang lebih baik dari masa sebelumnya.Keadaan ini merupakan
salah   satu   bukti   bahwa   komitmen   pemerintah   masih   kurang   dalam   pembangunan   koperasi.
Pembangunan adalah suatu proses yang harus berkelanjutan dan tersistem. Pertanyaan berikutnya
bagaimana   prospek   koperasi   pada   masa   datang.Jawabannya   adalah   sangat   prospektif   jika
koperasi yang mempunyai jatidiri . Koperasi yang mempraktekkan  prinsip­prinsip koperasi  dalam
organisasi dan usahanya. Koperasi sebagai badan usaha, organisasi dan   kegiatan usahanya harus
dilakukan   berdasarkan   prinsip­prinsip   koperasi.Karena   prinsip   koperasi   merupakan   garis­garis 

penuntun yang digunakan oleh koperasi untuk melaksanakan nilai­nilai dalam praktek seperti (1)
keanggotaan sukarela dan terbuka, (2)  pengendalian oleh anggota secara demokratis, (4) partisipasi
ekonomi anggota,(5) pendidikan,pelatihan dan informasi , (6) kerjasama diantara koperasi dan (7)
kepedulian terhadap komunitas.
Jika Koperasi  mampu mengimplementasikan jati dirinya, koperasi akan mandiri, mampu bersaing
dengan kekuatan ekonomi lainnya ,mampu memproduksi produk yang sesuai dengan kebutuhan
pasar di dalam dan luar negeri.   Dilihat dari dasar hukum yang tertuang dalam Undang­Undang
1945, Koperasi memperoleh hak untuk hidup dan perkembangan di Indonesia. Koperasi yang sudah
dibangun selama ini juga jumlahnya sudah cukup besar. Jumlah ini merupakan aset yang harus
dipelihara   dan   diberdayakan   agar   dapat   berkembang   membantu   pemerintah   untuk   memerangi
kemiskinan dan menyediakan lapangan kerja. Jika sekarang masih banyak koperasi yang tumbuh
belum   mampu   mencapai   tujuan   bersama   anggotanya,mereka   harus   diberdayakan   melalui
pendidikan. Pendidikan adalah usaha sadar untuk meningkatkan kemampuan memahami  jati diri
dan   menerapkannya.   Disinilah   peranan   pihak   ketiga   termasuk   pemerintah   untuk   dapat
membangun   mereka   mencapai   tujuannya   baik   sebagai   mediator,fasilitator   maupun   sebagai
kordinator.
Dengan demikian pembangunan koperasi perlu diteruskan, karena pembangunan adalah proses,
memerlukan waktu dan ketekunan serta konsistensi dalam pelaksanaan,berkesinambungan untuk
mengatasi semua masalah yang muncul seperti masalah kemiskinan , jumlah pengangguran. yang 
semakin banyak.

Perkembangan koperasi secara nasional di masa datang diperkirakan menunjukkan peningkatan
yang signifikan namun masih lemah secara kualitas. Untuk itu diperlukan komiten yang kuat untuk
membangun   koperasi   yang   mampu   menolong   dirinya   sendiri   sesuai   dengan   jatidiri   koperasi.
Hanya koperasi yang berkembang melalui praktek melaksanakan nilai koperasi yang akan mampu
bertahan dan mampu memberikan manfaat bagi anggotanya. Prospek koperasi pada masa datang

4

dapat   dilihat   dari   banyaknya   jumlah   koperasi,   jumlah   anggota   dan   jumlah   manajer,   jumlah
modal,volume   usaha  dan  besarnya  SHU   yang   telah  dihimpun   koperasi,  sangat   prosfektif  untuk
dikembangkan.  Model   pengembangan   koperasi   pada   masa   datang   yang   ditawarkan   adalah
mengadobsi koperasi yang berhasil seperti Koperasi Kredit, Koperasi simpan pinjam dan lainnya 
dan Model Pengembangan Pemecahan Masalah sesuai dengan kondisi koperasi seperti   penataan
kelembagaan   koperasi   yang   tidak   aktif   dan   koperasi   aktif   tidak   melaksanakan   RAT.   Untuk
memberdayakan   koperasi   baik   yang   sudah   berjalan   dan   tidak   aktif   perlu   dibangun   sistem
pendidikan   yang   terorgniser   dan   harus   dilaksanakan   secara   konsesten   untuk   mengembangkan
organisasi, usaha dan mampu bersaing dengan pelaku usaha lainnya.Inilah salah satu nilai koperasi
yang tidak ada pada organisasi lain yang perlu terus dilaksanakan dan dikembangkan.
Karena pembangunan koperasi adalah proses memerlukan waktu panjang, konsestensi, komitmen 
dan kesabaran yang cukup tinggi. Koperasi tidak bisa dibangun dalam waktu singkat dan parsial.

B. USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH
USAHA MIKRO
Pengertian usaha mikro
Usaha Mikro sebagaimana dimaksud menurut Keputusan Menteri Keuangan No.40/KMK.06/2003
tanggal   29   Januari   2003,   yaitu   usaha   produktif   milik   keluarga   atau   perorangan   Warga   Negara
Indonesia dan memiliki hasil penjualan paling banyak Rp.100.000.000,00 (seratus juta rupiah) per
tahun. Usaha Mikro dapat mengajukan kredit kepada bank paling banyak Rp.50.000.000,­.
Kriteria usaha mikro


Jenis barang/komoditi usahanya tidak selalu tetap, sewaktu­waktu dapat berganti;



Tempat usahanya tidak selalu menetap, sewaktu­waktu dapat pindah tempat;



Belum melakukan administrasi keuangan yang sederhana sekalipun, dan tidak memisahkan
keuangan keluarga dengan keuangan usaha;




Sumber daya manusianya (pengusahanya) belum memiliki jiwa wirausaha yang memadai;



Tingkat pendidikan rata­rata relatif sangat rendah;



Umumnya belum akses kepada perbankan, namun sebagian dari mereka sudah akses ke
lembaga keuangan non bank;



Umumnya tidak memiliki izin usaha atau persyaratan legalitas lainnya termasuk NPWP.

Contoh usaha mikro


5



Usaha tani pemilik dan penggarap perorangan, peternak, nelayan dan pembudidaya;



Industri makanan dan minuman, industri meubelair  pengolahan kayu  dan rotan,industri
pandai besi pembuat alat­alat;



Usaha perdagangan seperti kaki lima serta pedagang di pasar dll.;



Peternakan ayam, itik dan perikanan;




Usaha jasa­jasa seperti perbengkelan, salon kecantikan, ojek dan penjahit (konveksi).

Dilihat dari kepentingan perbankan, usaha mikro adalah suatu segmen pasar yang cukup potensial
untuk   dilayani   dalam   upaya   meningkatkan   fungsi   intermediasi­nya   karena   usaha   mikro
mempunyai karakteristik positif dan unik yang tidak selalu dimiliki oleh usaha non mikro, antara
lain :


Perputaran usaha (turn over) cukup tinggi, kemampuannya menyerap dana yang mahal dan
dalam situasi krisis ekonomi kegiatan usaha masih tetap berjalan bahkan terus berkembang;



Tidak sensitive terhadap suku bunga;



Tetap berkembang walau dalam situasi krisis ekonomi dan moneter;



Pada umumnya berkarakter jujur, ulet, lugu dan dapat menerima bimbingan asal dilakukan
dengan pendekatan yang tepat.

Namun demikian, disadari sepenuhnya bahwa masih banyak usaha mikro yang sulit memperoleh
layanan kredit perbankan karena berbagai kendala baik pada sisi usaha mikro maupun pada sisi
perbankan sendiri.
USAHA KECIL
Pengertian usaha kecil
Usaha kecil merupakan usaha yang integral dalam dunia usaha nasional yang memiliki kedudukan,
potensi,   dan   peranan   yang   signifikan   dalam   mewujudkan   tujuan   pembangunan   nasional   pada
umumnya  dan  pembangunan ekonomi pada khususnya. Selain itu,  usaha kecil  juga  merupakan
kegiatan usaha dalam memperluas lapangan pekerjaan dan memberikan pelayanan ekonomi yang
luas, agar dapat mempercapat proses pemerataan dan pendapatan ekonomi masyarakat.
Secara otentik, pengertian usaha kecil diatur dalam Bab I Pasal 1 ayat (1) Undang­Undang Nomor 9
Tahun   1995  tentang   Usaha   Kecil.   Yaitu:   "kegiatan   ekonomi   masyarakat   yang   berskala   kecil   dan

6

memenuhi kriteria kekayaan bersih atau hasil pendapatan tahunan, serta kepemilikan, sebagaimana
yang ditentukan dalam Undang­Undang ini".
Pengertian disini mencakup usaha kecil informal, yaitu usaha yang belum di daftar, belum dicatat,
dan belum berbadan hukum, sebagaimana yang ditentukan oleh instansi yang berwenang.
Perbedaan usaha kecil dengan usaha lainnya, seperti usaha menengah dan usaha kecil, dapat dilihat
dari:
1. usaha kecil tidak memiliki sistem pembukuan, yang menyebabkan pengusaha kecil tidak
memiliki akses yang cukup menunjang terhadap jasa perbankan
2. pengusaha kecil memiliki kesulitan dalam meningkatkan usahanya, karena teknologi yang
digunakan masih bersifat semi modern, bahkan masih dikerjakan secara tradisional
3. terbatasnya kemampuan pengusaha kecil dalam mengembangkan usahanya, seperti: untuk
tujuan ekspor barang­barang hasil produksinya
4. bahan­bahan baku yang diperoleh untuk kegiatan usahanya, masih relatif sulit dicari oleh
pengusaha kecil
Secara umum bentuk usaha kecil adalah usaha kecil yang bersifat perorangan, persekutuan atau
yang berbadan hukum dalam bentuk koperasi yang didirikan untuk meningkatkan kesejahteraan
para anggota, ketika menghadapi kendala usaha.
Dari   bentuk   usaha   kecil   tersebut,   maka   penggolongan   usaha   kecil   di   Indonesi   adalah   sebagai
berikut:
1. Usaha Perorangan
merupakan usaha dengan kepemilikan tunggal dari jenis usaha yang dikerjakan, yang bertanggung
jawab kepada pihak ketiga/pihak lain. maju mundurnya usahanya tergantung dari kemampuan
pengusaha tersebut dalam melayani konsumennya. harta kekayaan milik pribadi dapat dijadikan
modal dalam kegiatan usahanya.
2. Usaha Persekutuan
penggolongan  usaha kecil  yang  berbentuk  persekutuan merupakan  kerja  sama  dari  pihak­pihak
yang bertanggung jawab secara pribadi terhadap kerja perusahaan dalam menjalankan bisnis.
Sedangkan, pada hakekatnya penggolongan usaha kecil, yaitu:
1. Industri kecil, seperti: industri kerajinan tangan, industri rumahan, industri logam, dan lain
sebagainya
2. Perusahaan berskala kecil, seperti: toserba, mini market, koperasi, dan sebagainya
3. Usaha   informal,   seperti:   pedagangan   kaki   lima   yang   menjual   barang­barang   kebutuhan
pokok
Usaha Kecil sebagaimana dimaksud Undang­undang No.9 Tahun 1995 adalah usaha produktif yang
berskala kecil dan memenuhi kriteria kekayaan bersih paling banyak Rp200.000.000,00 (dua ratus
juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha atau memiliki hasil penjualan paling

7

banyak Rp1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah) per tahun serta dapat menerima kredit dari bank
maksimal di atas Rp50.000.000,­ (lima puluh juta rupiah) sampai dengan Rp.500.000.000,­ (lima ratus
juta rupiah).
Adapun kriteria usaha kecil menurut UU No. 9 tahun 1995 adalah sebagai berikut:
1. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 200.000.000,­ (Dua Ratus Juta Rupiah) tidak
termasuk tanah dan bangunan tempat usaha
2. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 1.000.000.000,­ (Satu Milyar Rupiah)
3. Milik Warga Negara Indonesia
4. Berdiri   sendiri,   bukan   merupakan   anak   perusahaan   atau   cabang   perusahaan   yang   tidak
dimiliki,   dikuasai,   atau   berafiliasi   baik   langsung   maupun   tidak   langsung   dengan   Usaha
Menengah atau Usaha Besar
5. Berbentuk   usaha   orang   perseorangan   ,   badan   usaha   yang   tidak   berbadan   hukum,   atau
badan usaha yang berbadan hukum, termasuk koperasi
Menurut Keputusan Presiden RI no. 99 tahun 1998 pengertian Usaha Kecil adalah:
“Kegiatan   ekonomi   rakyat   yang   berskala   kecil   dengan   bidang   usaha   yang   secara   mayoritas   merupakan
kegiatan usaha kecil dan perlu dilindungi untuk mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat”
Ciri­ciri usaha kecil
 Jenis barang/komoditi yang diusahakan umumnya sudah tetap tidak gampang berubah
 Lokasi/tempat usaha umumnya sudah menetap tidak berpindah­pindah




Pada   umumnya   sudah   melakukan   administrasi   keuangan   walau   masih   sederhana,
keuangan perusahaan sudah mulai dipisahkan dengan keuangan keluarga, sudah membuat
neraca usaha
Sudah memiliki izin usaha dan persyaratan legalitas lainnya termasuk NPWP
Sumberdaya manusia (pengusaha) memiliki pengalaman dalam berwira usaha



Sebagian sudah akses ke perbankan dalam hal keperluan modal



Sebagian   besar   belum   dapat   membuat   manajemen   usaha   dengan   baik   seperti  business



planning
Contoh usaha kecil


Usaha tani sebagai pemilik tanah perorangan yang memiliki tenaga kerja



Pedagang dipasar grosir (agen) dan pedagang pengumpul lainnya



Pengrajin industri makanan dan minuman, industri meubelair, kayu dan rotan, industri alat­
alat rumah tangga, industri pakaian jadi dan industri kerajinan tangan



Peternakan ayam, itik dan perikanan

8



Koperasi berskala kecil

USAHA MENENGAH
Pengertian usaha menengah
Usaha Menengah sebagaimana dimaksud Inpres No.10 tahun 1998 adalah usaha bersifat produktif
yang memenuhi kriteria kekayaan usaha bersih lebih besar dari Rp200.000.000,00 (dua ratus juta
rupiah) sampai dengan paling banyak sebesar Rp10.000.000.000,00, (sepuluh milyar rupiah) tidak
termasuk   tanah   dan   bangunan   tempat   usaha   serta   dapat   menerima   kredit   dari   bank   sebesar
Rp.500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) s/d Rp.5.000.000.000,00 (lima milyar rupiah).
Kriteria usaha menengah


Pada   umumnya   telah   memiliki   manajemen   dan   organisasi   yang   lebih   baik,   lebih   teratur
bahkan  lebih modern, dengan  pembagian  tugas yang  jelas antara lain,  bagian  keuangan,
bagian pemasaran dan bagian produksi;



Telah   melakukan   manajemen   keuangan   dengan   menerapkan   sistem   akuntansi   dengan
teratur, sehingga memudahkan untuk auditing dan penilaian atau pemeriksaan termasuk
oleh perbankan;



Telah melakukan aturan atau pengelolaan dan organisasi perburuhan, telah ada Jamsostek,
pemeliharaan kesehatan dll;



Sudah   memiliki   segala   persyaratan   legalitas   antara   lain   izin   tetangga,   izin   usaha,   izin
tempat, NPWP, upaya pengelolaan lingkungan dll;



Sudah akses kepada sumber­sumber pendanaan perbankan;



Pada umumnya telah memiliki sumber daya manusia yang terlatih dan terdidik.

Contoh usaha menengah
Jenis   atau   macam   usaha   menengah   hampir   menggarap   komoditi   dari   hampir   seluruh   sektor
mungkin hampir secara merata, yaitu:


Usaha pertanian, perternakan, perkebunan, kehutanan skala menengah;



Usaha perdagangan (grosir) termasuk expor dan impor;

9



Usaha jasa EMKL (Ekspedisi Muatan Kapal Laut), garment dan jasa transportasi taxi dan
bus antar proponsi;



Usaha industri makanan dan minuman, elektronik dan logam;



Usaha pertambangan batu gunung untuk kontruksi dan marmer buatan.

Kriteria Jenis Usaha Berdasarkan Jumlah Tenaga Kerja
Kriteria jumlah karyawan berdasarkan jumlah tenaga kerja atau jumlah karyawan merupakan suatu
tolak ukur yang digunakan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) untuk menilai usaha kecil atau besar,
sebagai berikut:
Jumlah Tenaga Kerja

Usaha Mikro
>4 orang

Usaha Kecil
5­19 orang

Usaha Menengah
20­99 orang

Usaha Besar
> 100 orang

C. KEADAAN   KOPERASI   DAN   USAHA   MIKRO,   KECIL   DAN   MENENGAH   DALAM
PERSAINGAN EKONOMI GLOBAL
Khusus di bidang ekonomi, globalisasi menampilkan bentuknya dengan prinsip perdagangan bebas
dan   perdagangan   di   tingkat   dunia   (world   trade).   Dengan   demikian   globalisasi   ekonomi   ini
mengarah pada suatu aktifitas yang muItinasional. Ungkapan lain untuk proses ini dinamakan juga
sebagai   “universalisasi  sistem   ekonomi”  (the   universalization   of   the   economic   system),   Berbagai
institusi­institusi perekonomian dunia akan “dipaksa” untuk mengikuti pergulatan di dalamnya,
termasuk dalam hal ini tentu saja berlaku bagi badan­badan usaha Koperasi, Usaha Mikro, Kecil
dan Menengah yang banyak digeluti oleh usaha ekonomi rakyat di Indonesia.
Bagi   Indonesia,   jelaslah   bahwa   implikasi   dari   perdagangan   bebas   ini   adalah   pentingnya   upaya
untuk membuka ketertutupan usaha, peluang, dan kesempatan, terutama bagi usaha koperasi yang
menjadi salah satu pola usaha ekonomi rakyat. Hal ini menjadi sangat penting karena produk yang
dihasilkan dari Indonesia harus berkompetisi secara terbuka tidak hanya di pasar dalam negeri,
melainkan juga di luar negeri/pasar internasional.
Salah   satu   contoh   kasus   ini   dapat   dilihat   dalam   produk­produk   pertanian.   Pada   waktu   yang
bersamaan, negara­ncgara produsen lain hasil­hasil pertanian juga mengalami hal yang sama dalam
memasuki perdagangan bebas kelas dunia ini, sehingga persaingan produk­produk pertanian di
pasar intemasional akan semakin tinggi. Persaingan tidak hanya dalam harga dan kualitas akan
tetapi juga bentuk, rasa, dan kemasan, serta kontinuitas pasokan. Dalam persaingan bebas, harga
produk ditentukan oleh pasar internasional. Oleh karena itu, persaingan harus ditingkatkan melalui
peningkatan produktivitas dan efisiensi. Sejalan dengan itu, nilai tambah yang dihasilkan produk­

10

produk   pertanian   perlu   ditingkatkan   melalui   industri   pengolahan   dengan   pendekatan   sistem
agrobisnis dan agroindustri.
Sejalan   dengan   ide   pengembangan   eksistensi   koperasi,   dalam   kondisi   krisis   ekonomi,
gIobaIisasi/liberalisasi ekonomi dunia sekarang ini, upaya untuk mendorong dan meningkatkan
kesadaran masyarakat dalam pembangunan koperasi adalah sangat penting. Keikutsertaan warga
masyarakat sebagai pelaku ekonomi tersebut diperlukan dalam upaya mencapai sasaran­sasaran
makro pembangunan ekonomi yaitu penyembuhan ekonomi nasional. Hal tersebut didasarkan atas
pemikiran bahwa pembangunan koperasi tidak dapat lagi hanya disandarkan pada pendanaan dari
pemerintah,   terlebih   lagi   dengan   kondisi   keuangan   pemerintah   sekarang   ini   yang   semakin
menyempit karena lebih banyak bersandar pada pinjaman dari luar negeri (terutama IMF).
Jika   dari   sisi   yang   satu   penyembuhan   ekonomi   nasional   diharapkan   dapat   dipercepat   dengan
mengembangkan eksistensi Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, namun di sisi lain terlihat
bahwa   kebijaksanaan   makro   pembangunan   ekonomi   masih   memberikan   kesempatan   yang   lebih
besar bagi para pengusaha besar terutama di sektor moneter. Kebijaksanaan moneter khususnya di
bidang   perkreditan   adalah   penyebab   utama   kehancuran   sistem   ekonomi   Indonesia   yang   harus
dibayar bukan saja dari segi materi tetapi juga biaya sosial (social cost) yang sangat besar. Untuk itu
mutlak diadakan reformasi total di bidang moneter secara lebih khususnya adalah reformasi kredit
(credit   reform).   Paradigma   pembangunan   yang   menitik   beratkan   pada   pertumbuhan,   dengan
asumsi   akan   menciptakan   efek   menetes   ke   bawah   jelas­jelas   sudah   gagal   total   karena   yang
dihasilkan   adalah   keserakahan   yang   melahirkan   kesenjangan.   Pembangunan   pertumbuhan,
memang   perlu   tetapi   pencapaian   pertumbuhan   ini   hendaknya   melalui   pemerataan   yang
berkeadilan.

11

BAB III
KESIMPULAN DAN PENUTUP
A. KESIMPULAN
Telah  penulis  jelaskan  diatas   tentang   Koperasi,  Usaha  Mikro,   Kecil  dan  Menengah,   maka  dapat
disimpulkan   bahwa  penyembuhan   ekonomi   nasional   diharapkan   dapat   dipercepat   dengan
mengembangkan   eksistensi   Koperasi,   Usaha   Mikro,   Kecil   dan   Menengah.  Karena   pembangunan
Koperasi,   Usaha   Mikro,   Kecil   dan   Menengah  adalah   proses  yang  memerlukan   waktu   panjang,
konsestensi,   komitmen   dan   kesabaran   yang   cukup   tinggi.   Koperasi,   Usaha   Mikro,   Kecil   dan
Menengah  tidak   bisa   dibangun   dalam  waktu   singkat  dan  parsial.  Perkembangan  Koperasi  serta
Usaha   Mikro,   Kecil   dan   Menengah   juga   dapat   mengupaya   untuk   mengurangi   kemiskinan,
pengangguran   dan   meningkatkan   kesejahteraan   rakyat.   Secara   perlahan   maka   perkembangan
Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah dapat menembus wilayah yang menglobal dengan
upaya bersama untuk mensejahterkan rakyat Indonesia.
B. PENUTUP
Demikian kesimpulan dari makalah ini untuk memajukan dan mengembangkan Koperasi, Usaha
Mikro,   Kecil   dan   Menengah   dalam   perekonomian   Indonesia   diera   persaingan   global.   Dalam
pembuatan makalah ini banyak sekali kekurangan­kekurangan. Untuk itu penulis memohon maaf
atas segala kekurangan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

12

DAFTAR PUSTAKA

www.google.com
www.scribd.com
http://id.answers.yahoo.com/question

13