PEMBERDAYAAN DAN PENGEMBANGAN UKM SEBAGA

PEMBERDAYAAN DAN PENGEMBANGAN UKM SEBAGAI PENGGERAK
EKONOMI DESA
sebagai tugas kuliah dan pengganti mata kuliah Bahasa Indonesia
Dosen pengampu : Zein Muttaqin M.A

Oleh :
Muhammad Safarullah

: 13423002

Septy Putriasih

: 14423083

PROGRAM STUDI EKONOMI ISLAM
FAKULTAS ILMU AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
YOGYAKRTA
2016
i


KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb
Segala puji bagi Allah yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya, Shalawat serta
salam yang tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW yang
telah mengajarkan kepada kita arti Islam itu sendiri. Dan sehingga Makalah Mata Kuliah
Manajemen Risiko dapat kami selesaikan guna sebagai salah satu tugas yang telah diberikan.
Sebelumnya, kami haturkan terima kasih kepada bapak Zein Muttaqin M.A sebagai
dosen pengajar Mata Kuliah Bahasa Indonesia yang telah memberi kesempatan kepada kami
untuk mengumpulkan tugas makalah ini, serta seluruh pihak yang telah memberikan motivasi
kepada kami untuk menyelesaikan makalah ini.
Kami sadar , bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Untuk itu, kami terus
mengharapkan bimbingan dari dosen pengajar agar kami dapat mengerjakannya lebih baik
lagi. Harapan kami , semoga makalah ini dapat berguna bagi para pembacanya. Akhirnya
kami ucapkan terima kasih. Akhir kata
Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Yogyakarta,19 Desember 2016

Penulis


ii

DAFTAR ISI

Cover ..................................................................................................................................... i
Kata Pengantar ....................................................................................................................... ii
Daftar isi ................................................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ........................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................................................... 2
C. Tujuan penulisan ........................................................................................................ 2
D. Manfaat Penulisan ...................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................................... 3
A. Apa Pengertian UKM ............................................................................................... 3
B. Mengapa UKM menjadi alternatif perkembangan Ekonomi ..................................... 4
C. Kontribusi UKM terhadap perkembangan ekonomi desa .......................................... 10
D. Dampak UKM terhdap perkembangan ekonomi nasional ......................................... 11
BAB III PENUTUP ............................................................................................................... 14
A. Kesimpulan ................................................................................................................ 14

DAFTAR PUSTAKA

iii

BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang
Usaha Kecil Menengah (UKM) mempunyai peran yang strategis dalam pembangunan
ekonomi nasional, oleh karena selain berperan dalam pertumbuhan ekonomi dan penyerapan
tenaga kerja juga berperan dalam pendistribusian hasil-hasil pembangunan. Dalam krisis
ekonomi yang terjadi di negara kita sejak beberapa waktu yang lalu, dimana banyak usaha
berskala besar yang mengalami stagnasi bahkan berhenti aktifitasnya, sektor Usaha Kecil dan
Menengah (UKM) terbukti lebih tangguh dalam menghadapi krisis tersebut. Mengingat
pengalaman yang telah dihadapi oleh Indonesia selama krisis, kiranya tidak berlebihan apabila
pengembangan sektor swasta difokuskan pada UKM, terlebih lagi unit usaha ini seringkali
terabaikan hanya karena hasil produksinya dalam skala kecil dan belum mampu bersaing dengan
unit usaha lainnya. UKM (Usaha Kecil Menengah selain sebagai salah satu alternatif lapangan
kerja baru, UKM juga berperan dalam mendorong laju pertumbuhan ekonomi pasca krisis
nmoneter di saat perusahaan-perusahaan besar mengalami kesulitan dalam mengembangkan

usahanya. Saat ini, UKM telah berkontribusi besar pada pendapatan daerah maupun pendapatan
Negara Indonesia.
Dan sangat sering kita menemukan usaha kecil menengah (UKM) yang bermunculan
akibat dampak krisis ekonomi yang barusan terjadi yang mana masyarakat ingin melakukan
sebuah kontribusi yang nyata untuk perkembangan ekonomi yang kreatif sehingga munculah ide
untuk mendirikan usaha kecil menengah (UKM) di pedesaan.

4

B.Rumusan Masalah
Dari penjelasan latar belakang diatas maka dapat merumuskan masalah sebagai
berikut:
1. Apa pengertian UKM ?
2. Mengapa UKM menjadi alternatif perkembangan ekonomi ?
3. Seberapa besar kontribusi UKM terhadap perkembangan ekonomi desa?
4. Bagaimana dampak UKM terhdap perkembangan ekonomi nasional ?
C.Tujuan Penulisan
1. Mengetahui definisi dari UKM.
2. Mengetahui mengapa UKM menjadi alternative perkembangan ekonomi.
3. Mengetahui seberapa besar kontribusi UKM terhadap perkembangan Ekonmi

Desa.
4. Mengetahui dampak UKM terhadap Ekonomi Nasional.
D.Manfaat Penulisan
Dengan adanya penulisan makalah ini dapat memberikan pengetahuan
serta menambah wawasan untuk mengetahui secara jelas definisi dari UKM dan
kontribusinya terhadap perkembangan ekonomi desa dan daerah.

5

BAB II
PEMBAHASAN
1. Apa pengertian UKM.
UKM merupakan suatu bentuk usaha kecil masyarakat yang pendiriannya
berdasarkan inisiatif seseorang. Sebagian besar masyarakat beranggapan bahwa UKM
hanya menguntungka pihak-pihak tertentu saja. Padahal sebenarnya UKM sangat
berperan dalam mengurangi tingkat pengangguran yang ada di Indonesia UKM dapat
menyerap banyak tenaga kerja Indonesia yang masih mengganggur (Putri, 2016).
Usaha Kecil Menengah (UKM) mempunyai peran yang strategis dalam
pembangunan ekonomi nasional, oleh karena selain berperan dalam pertumbuhan
ekonomi dan penyerapan tenaga kerja juga berperan dalam pendistribusian hasil-hasil

pembangunan. Dalam krisis ekonomi yang terjadi di negara kita sejak beberapa waktu
yang lalu, dimana banyak usaha berskala besar yang mengalami stagnasi bahkan berhenti
aktifitasnya, sektor Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terbukti lebih tangguh dalam
menghadapi krisis tersebut (Ainuri, 2009). Mengingat pengalaman yang telah dihadapi
oleh Indonesia selama krisis, kiranya tidak berlebihan apabila pengembangan sektor
swasta difokuskan pada UKM, terlebih lagi unit usaha ini seringkali terabaikan hanya
karena hasil produksinya dalam skala kecil dan belum mampu bersaing dengan unit usaha
lainnya.
UKM (Usaha Kecil Menengah selain sebagai salah satu alternatif lapangan kerja
baru, UKM juga berperan dalam mendorong laju pertumbuhan ekonomi pasca krisis
nmoneter

di

saat

perusahaan-perusahaan

besar


mengalami

kesulitan

dalam

mengembangkan usahanya. Saat ini, UKM telah berkontribusi besar pada pendapatan
daerah maupun pendapatan Negara Indonesia (Bratakusumah dan Supriady, 2004)

6

2. UKM menjadi alternatif perkembangan ekonomi.
UKM merupakan suatu bentuk usaha kecil masyarakat yang pendiriannya
berdasarkan inisiatif seseorang. Sebagian besar masyarakat beranggapan bahwa UKM
hanya menguntungka pihak-pihak tertentu saja. Padahal sebenarnya UKM sangat
berperan dalam mengurangi tingkat pengangguran yang ada di Indonesia UKM dapat
menyerap banyak tenaga kerja Indonesia yang masih mengganggur. Menurut UndangUndang Nomor 20 Tahun 2008, UMKM memiliki kriteria sebagai Usaha Mikro, usaha
kecil dan usaha menengah.
Usaha mikro merupakan usaha produktif yang memenuhi kriteria memiliki
kekayaan bersih paling banyak Rp 50.000.000 tidak termasuk tanah dan bangunan tempat

usaha. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp 300.000.000. Untuk usaha
kecil merupakan usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang dilakukan oleh orang
perorangan atau badan usaha yang bukan anak perusahaa yang dimiliki, dikuasai atau
menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau besar
yang memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 50.000.000 sampai dengan paling banyak
Rp 500.000.000 tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha. Memiliki hasil
penjualan tahunan lebih dari Rp 300.000.000 sampai dengan paling banyak Rp
2.500.000.000. sedangkan usaha menengah merupakan usaha ekonomi produktif yang
berdiri sendiri yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan anak
perusahaa yang dimiliki, dikuasai atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak
langsung dari usaha menengah atau besar yang memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp
500.000.000 sampai dnegan paling banyak Rp 10.000.000.000 tidak termasuk tanah dan
bangunan tempat usaha. Memiliki hasil penjualan lebih dari Rp 2.500.000.000 sampai
dengan paling banyak Rp 50.000.000.000.
UKM juga memanfatkan berbagai Sumber Daya Alam yang berpotensial di suatu
daerah yang belum diolah secara komersial.UKM dapat membantu mengolah Sumber
Daya Alam yang ada di setiap daerah.Hal ini berkontribusi besar terhadap pendapatan
daerah maupun pendapatan negara Indonesia.Usaha kecil menengah telah terbukti
mampu hidup dan berkembang di dalam badai krisis selama lebih dari enam tahun,
7


keberadaannya telah dapat memberikan kontribusi terhadap PDB sebesar hampir 60%,
penyerapan tenaga kerja sebesar 88,7% dari seluruh angkatan kerja di Indonesia dan
kontribusi UKM terhadap ekspor tahun 1997 sebesar 7,5% (BPS tahun 2000). Dalam
menghadapi era perdagangan bebas dan otonomisasi daerah maka pengembangan UKM
diarahkan pada :
 Pengembangan lingkungan bisnis yang kondusif bagi UKM;

 Pengembangan lembaga-lembaga financial yang dapat memberikan akses
terhadap sumber modal yang transparan dan lebih murah

 Memberikan jasa layanan pengembangan bisnis non finansial kepada
UKM yang lebih efektif

 Pembentukan aliansi strategis antara UKM dan UKM lainnya atau dengan
usaha besar di Indonesia atau di luar negeri. Berkembang atau matinya
usaha kecil menengah dalam era perdagangan bebas tergantung dari
kemampuan bersaing dan peningkatan efisiensi serta membentuk
jaringan bisnis dengan lembaga lainnya.
Beberapa keunggulan UKM terhadap usaha besar antara lain adalah :

Inovasi dalam teknologi yang telah dengan mudah terjadi dalam pengembangan produk.
 Hubungan kemanusiaan yang akrab didalam perusahaan kecil.
 Kemampuan

menciptakan

kesempatan

kerja

cukup

banyak

atau

penyerapannya terhadap tenaga kerja.

 Fleksibilitas dan kemampuan menyesuaikan diri terhadap kondisi pasar
yang berubah dengan cepat dibanding dengan perusahaan skala besar yang

pada umumnya birokratis.

 Terdapatnya dinamisme manajerial dan peranan kewirausahaan.

8

3. Kontribusi UKM terhadap perkembangan Ekonomi Desa.
Perkembangan ekonomi dunia akan didominasi oleh usaha kecil dan menengah.
Daerah yang memiliki jaringan yang kuat pada usaha kecilnya akan berhasil dalam
persaingan industri di pasar domestik maupun global. Oleh karena pemerintah daerah
sudah seharusnya memberi perhatian karena UKM adalah aset daerah. Pemerintah
Daerah sudah mengetahui sejak awal peran UKM dalam perekonomian daerah masingmasing. Tantangan yang dihadapi setiap daerah adalah penyiapan lapangan kerja karena
pertambahan angkatan kerja yang begitu pesat. Hal ini bisa dilihat dari tingkat
penganguran yang cukup tinggi di hampir semua daerah. Peranan UKM dirasakan begitu
penting karena sektor ini tidak hanya sebagai sumber mata pencarian, tetapi juga
menyediakan lapangan kerja baik langsung maupun tidak langsung bagi masyarakat
dengan tingkat pengetahuan dan keterampilannya yang rendah. Sektor ini sangat terbuka
kepada siapa saja maka jangan heran jika jumlahnya sangat banyak dan sangat bervariasi.
UKM dasarnya dapat melakukan transaksi dengan pelaku ekonomi dari mana saja,
baik sesama UKM, usaha besar, dan dapat menggalang kerjasama internasional. UKM
sangat berperan memenuhi sebagian besar kebutuhan hidup masyarakat. Pada saat yang
sama UKM memberi kontribusi terhadap ekspor suatu negara. Dalam hal ini UKM
berperan sebagai distributor sekaligus pangsa bagi berbagai produk yang dihasilkan usaha
besar. Untuk produk konsumsi tertentu seperti mie instan dan kosmetik, UKM adalah
pasar utama yang mencapai pangsa 91 persen (Yustika 2005) UKM memberi kontribusi
pada PDRB melalui ekspor produknya baik ke luar negeri maupun perdagangan antar
pulau. Memang studi dalam aras regional hampir tidak ada namun dari pengalaman
beberapa negara kita mempelajari bahwa sumbangan UKM terhadap pendapatan nasional
cukup besar. Sebagai gambaran kontribusi UKM terhadap PDB pada tahun 1994, di
Australia sebesar 39,6%, Kanada 59,24%, Jepang 79,2%, dan Amerika 53,67%.
Demikian juga dalam penyerapan tenaga kerja; peranan UKM di Australia sebesar
95,0%, Kanada 99,8%, Jepang 99,1%, dan Amerika 99,72% (Prawirokusumo 1999).
Gambaran yang sama juga cukup positif untuk Indonesia. Data hasil studi BPS
bekerja sama dengan Departemen Koperasi dan UKM (1996) memberikan gambaran
9

bahwa peranan UKM terhadap PDB di Indonesia tidak terlalu rendah, yaitu sebesar
38,9% di luar Migas. Bahkan gambaran yang lebih menggembirakan yaitu kemampuan
UKM menyerap tenaga kerja. Peranan UKM dalam penyerapan tenaga kerja di Indonesia
mencapai angka lebih dari 88 %. (Prawirokusumo 1999). Dari gambaran tersebut dapat
memberi kesan bahwa hal yang sama berlaku pula dalam aras regional. Gambaran yang
sama tentang kondisi UKM di Indonesia juga dipaparkan oleh Husen (2005). Menurut
Husen, ada sekitar 40 juta pelaku usaha di Indonesia yang terdiri dari 39 juta pelaku
usaha mikro, 640 ribu pelaku unit usaha kecil, 70 ribu pelaku usaha menengah dan 11
ribu pelaku usaha besar. Di antara usaha mikro tersebut, 93 persen di antaranya
merupakan usaha tani dan usaha lain yang terkait dengan pertanian, termasuk petani
penyekap, penyewa, dan petani gurem. Dengan demikian jelas bahwa mikro merupakan
pelaku utama usaha dominan di Indonesia dan usaha mikro pertanian merupakan porsi
terbesar.
Seperti telah diungkapkan di atas UKM membuka kesempatan kerja sehingga
membantu daerah bersangkutan mengatasi pengangguran. Pengalaman Indonesia selama
ini menunjukkan bahwa UKM dan usaha mikro menyediakan 97 persen kesempatan
kerja. Dari keseluruhan kesempatan kerja yang disediakan usaha mikro, sektor distribusi
barang (baca pedagang) sekitar 70 persen dan sisanya bergerak di sektor yang lain.
Mereka yang mempunyai 2 atau lebih kegiatan usaha (distribusi barang dan usaha lain)
sekitar 65 persen. Usaha lain yang sering digeluti adalah produksi barang dan jasa dalam
aras rumah tangga.
UKM menjadi dewa penolong suatu daerah pada saat krisis ekonomi yang
menimbulkan pengangguran. Ketika terjadi masalah pada usaha besar akibat kondisi
ekonomi makro, UKM menjadi penyedia kesempatan kerja bagi sebagian besar tenaga
kerja yang baru di PHK. Namun ketika kondisi ekonomi membaik dan usaha besar
kembali tumbuh, mereka tidak mudah menyerap pekerja di sektor UKM. Hambatan
struktural berupa berbagai persyaratan seperti keterampilan khusus, pendidikan, dan
sebagainya, sering menjadi faktor penyebab utama. Di sisi lain mobilitas tenaga kerja di
antara UKM sendiri sangat terbuka. Fenomena-fenomena di atas menggambarkan UKM
sesungguhnya memiliki sebuah sistem ekonomi tersendiri, yang sangat tahan terhadap
10

dinamika perubahan ekonomi nasional. Kemampuan itulah yang oleh penulis disebut
sebagai sistem kemandirian ekonomi. (Yustika 2005)

4. Dampak UKM terhadap perkembangan Ekonomi Nasional.
Usaha kecil dan menengah (UKM) memegang peranan penting dalam ekonomi
Indonesia, baik ditinjau dari segi jumlah usaha (establishment) maupun dari segi
penciptaan lapangan kerja. Peran usaha kecil dan menengah (UKM) dalam perekonomian
Indonesia paling tidak dapat dilihat dari: (1) kedudukannya sebagai pemain utama dalam
kegiatan ekonomi di berbagai sektor, (2) penyedia lapangan kerja yang terbesar, (3)
pemain penting dalam pengembangan kegiatan ekonomi lokal dan pemberdayaan
masyarakat, (4) pencipta pasar baru dan sumber inovasi, serta (5) sumbangannya dalam
menjaga neraca pembayaran melalui kegiatan ekspor. Posisi penting ini sejak dilanda
krisis belum semuanya berhasil dipertahankan sehingga pemulihan ekonomi belum
optimal.
Berdasarkan survei yang dilakukan oleh BPS dan Kantor Menteri Negara untuk
Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Menegkop & UKM), usaha-usaha kecil
termasuk usaha-usaha rumah tangga atau mikro (yaitu usaha dengan jumlah total
penjualan (turn over) setahun yang kurang dari Rp. 1 milyar), pada tahun 2000 meliputi
99,9 persen dari total usaha-usaha yang bergerak di Indonesia. Sedangkan usaha-usaha
menengah (yaitu usaha-usaha dengan total penjualan tahunan yang berkisar antara Rp. 1
Milyar dan Rp. 50 Milyar) meliputi hanya 0,14 persen dari jumlah total usaha. Dengan
demikian, potensi UKM sebagai keseluruhan meliputi 99,9 per sen dari jumlah total
usaha yang bergerak di Indonesia.
Peranan usaha kecil tersebut menjadi bagian yang diutamakan dalam setiap
perencanaan tahapan pembangunan yang dikelola oleh dua departemen. 1. Departemen
Perindustrian dan Perdagangan; 2. Departemen Koperasi dan UKM, namun demikian
usaha pengembangan yang telah dilaksanakan masih belum memuaskan hasilnya, karena
pada kenyataannya kemajuan UKM sangat kecil dibandingkan dengan kemajuan yang
sudah dicapai usaha besar.
11

Besarnya peran UKM ini mengindikasikan bahwa UKM merupakan sektor usaha
dominan dalam menyerap tenaga kerja. Berdasarkan survei yang dilakukan BPS (2000),
pada tahun 1999 usaha-usaha kecil (termasuk usaha rumah tangga) mempekerjakan 88,7
persen

dari

seluruh

angkatan

kerja

Indonesia.,

sedangkan

usaha

menengah

mempekerjakan sebanyak 10,7 persen. Ini berarti bahwa UKM mempekerjakan sebanyak
99,4 persen dari seluruh angkatan kerja Indonesia. Disamping ini nilai tambah bruto total
yang dihasilkan usaha-usaha kecil secara keseluruhan meliputi 41,9 per sen dari Produk
Domestik Bruto (PDB) Indonesia pada tahun 1999, sedangkan usaha-usaha menengah
secara keseluruhan menghasilkan 17,5 persen dari POB (Iihat juga Thee Kian Wie,
2001). Dengan demikian, nilai tambah bruto total yang dihasilkan UKM secara
keseluruhan hampir sebesar 60 persen dari PDB.
Dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat, karena semakin terbukanya
pasar didalam negeri, merupakan ancaman bagi UKM dengan semakin banyaknya barang
dan jasa yang masuk dari luar dampak globalisasi. Oleh karena itu pembinaan dan
pengembangan UKM saat ini dirasakan semakin mendesak dan sangat strategis untuk
mengangkat perekonomian rakyat, maka kemandirian UKM dapat tercapai dimasa
mendatang.

Dengan

berkembangnya

perekonomian

rakyat

diharapkan

dapat

meningkatkan pendapatan masyarakat, membuka kesempatan kerja, dan memakmurkan
masyarakat secara keseluruhan.
Kegiatan UKM meliputi berbagai kegiatan ekonomi, namun sebagian besar
berbentuk usaha kecil yang bergerak disektor pertanian. Pada tahun 1996 data Biro Pusat
Statistik menunjukkan jumlah UKM = 38,9 juta, dimana sektor pertanian berjumlah 22,5
juta (57,9%), sektor industri pengolahan = 2,7 juga (6,9 %), sektor perdagangan, rumah
makan dan hotel = 9,5 juta (24%) dan sisanya bergerak dibidang lain. Dari segi nilai
ekspor nasional (BPS, 1998). Nilai ini jauh tertinggal bila dibandingkan ekspor usaha
kecil negara-negara lain, seperti Taiwan (65 %), Cina 50 %), Vietnam (20 %), Hongkong
(17 %), dan Singapura (17 %). Oleh karena itu, perlu dibuat kebijakan yang tepat untuk
mendukung UKM seperti antara lain: perijinan, teknologi, struktur, manajemen, pelatihan
dan pembiayaan.

12

Krisis ekonomi telah mengakibatkan jumlah unit usaha menyusut secara drastis
(7,42%), dari 39,77 juta unit usaha pada tahun 1997 menjadi 36,82 juta unit usaha pada
tahun 1998, dan bahkan usaha menengah dan besar mengalami penurunan jumlah unit
usaha lebih dari 10%. Usaha menengah relatif yang paling lamban untuk pulih dari krisis
ekonomi, padahal usaha menengah memiliki peran strategis untuk menjaga dinamika dan
keseimbangan struktur perekonomian nasional dan penumbuhan kehidupan yang lebih
demokratis.
Usaha mikro, kecil dan menengah memberikan lapangan kerja bagi 99,45%
tenaga kerja di Indonesia, dan masih akan menjadi tumpuan utama penyerapan tenaga
kerja pada masa mendatang. Selama periode 2000 – 2003, usaha mikro dan kecil telah
mampu memberikan lapangan kerja baru bagi 7,4 juta orang dan usaha menengah mampu
memberikan lapangan kerja baru sebanyak 1,2 juta orang. Pada sisi lain, usaha besar
hanya mampu memberikan lapangan kerja baru sebanyak 55.760 orang selama periode
2000 – 2003. Hal ini merupakan bukti bahwa UMKM merupakan katup pengaman,
dinamisator dan stabilisator perekonomian Indonesia.

13

BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Tantangan yang dihadapi setiap daerah adalah penyiapan lapangan kerja sebagai akibat
pertambahan angkatan kerja yang begitu pesat. Hal ini bisa dilihat dari tingkat penganguran
yang cukup tinggi di hampir semua daerah. Peranan UKM dirasakan begitu penting karena
sektor ini tidak hanya sebagai sumber mata pencarian, tetapi juga menyediakan lapangan
kerja baik langsung maupun tidak langsung bagi masyarakat dengan tingkat pengetahuan dan
keterampilannya yang rendah. Sektor ini sangat terbuka kepada siapa saja maka jangan heran
jika jumlahnya sangat banyak dan sangat bervariasi. Pengalaman negara lain menunjukkan
bahwa UKM memberi kontribusi besar terhadap PDRB. Salah satu kelemahan UKM adalah
akses ke pasar yang sangat kompetitif. Hal ini karena jumlah UKM sangat banyak melayani
pelanggan dari berbagai latar belakang.

14

DAFTAR PUSTAKA
Kuncoro, M. 2011. Perencanaan Daerah: Bagaimana Membangun Ekonomi Lokal, Kota dan
Kawasan. Jakarta.
Riyadi, B., Supriady, D. 2004. Perencanaan Pembangun Daerah: Strategi Menggali Potensi Dalam
Mewujudkan Otonomi Daerah. Jakarta.
Ainuri, M. 2009. Nilai Ekonomi Modal Sosial Sebagai Media Rekaysa Difusi Teknologi Pada
Sentra Industri Pangan Skala Kecil. Vol 29(4).
Sintya, Putri, E. Usaha Kecil Menengah sebagai Potret UKM Indonesia. http://bisnis dan
Investasi.com.
Badan Pusat Statistik(BPS).2000.tingkat ekspor barang terhadap industri UKM.Jakarta
Yustika,2005.kemadirian ekonomi melalui kegiatan UKM untuk kemandirian desa.Jakarta.
Prawirokusumo,S.1999,peranan UKM dalam penyerapan tenaga kerja akibat dampak krisis
Moneter.Jakarta.

15