ABSTRAK PENERAPAN PENDEKATAN KETERAMPILA. pdf
PENERAPAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES
SAINS MELALUI METODE EKSPERIMEN UNTUK
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA
(Studi Kasus Pembelajaran Kimia Siswa Kelas X Semester 2 Larutan Elektrolit
Di SMA NU Ciledug Tahun Ajaran 2013/2014)
SKRIPSI
Diajukan sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan
Studi Strata Satu (S-1) untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh,
MOHAMAD YASIR
NIM. 100621009
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH CIREBON
2014
ABSTRAK
PENERAPAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS
MELALUI METODE EKSPERIMEN UNTUK
MENINGKATKAN HASIL
BELAJAR SISWA
Mohamad Yasir. 2014. Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Sains Melalui
Metode Eksperimen Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siawa. Skripsi.
Program Studi Pendidikan Kimia, Fakultas Keguruan Dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Muhammadiyyah Cirebon. Pembimbing utama:
Norma Bastian, M. Pd. Pembumbing pendamping: Dewi Nurdiyanti, S.ST,
M.Pd.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana penerapan
pendekatan keterampilan proses Sains dan untuk mengetahui adanya peningkatan
hasil belajar siswa pada materi larutan elektrolit di kelas X.1 SMA NU Ciledug
dengan menggunakan pendekatan keterampilan proses Sains. Desain penelitian ini
adalah Control Group Pretest – Posttest. Penelitian ini menggunakan kelas
eksperimen dan kelas kontrol, dimana kelas eksperimen menggunakan pendekatan
keterampilan proses Sains dan kelas kontrol menggunakan pendekatan faktual.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X.1 dan X.2 SMA NU
Ciledug. Sampel penelitian adalah 25 siswa kelas X.1 sebagai kelompok eksperimen
dan 25 siswa kelas X.2 sebagai kelompok kontrol. Instrumen yang digunakan adalah
tes dan lembar observasi. Teknik pengambilan data dalam penelitian ini adalah
dengan menggunakan 25 butir soal pilihan ganda yang diberikan saat pretest dan
posttest untuk mendapatkan hasil belajar siswa pada aspek kognitif serta lembar
observasi yang digunakan untuk memperkuat data hasil belajar yang didapat oleh
instrumen sebelumnya. Hasil pretest dan posttest yang diperoleh di uji menggunakan
Uji Normalitas dan Homogenitas dengan bantuan aplikasi SPSS 17. Kemudian
dilakukan uji Hipotesis dengan bantuan aplikasi SPSS 17. Terdapat perbedaan
peningkatan hasil belajar kimia siswa dalam pembelajaran kimia. Hasil yang didapat
oleh kelas eksperimen dan kontrol. Rata – rata hasil belajar yang didapat oleh siswa
di kelas eksperimen sebesar 73,76 sedangkan di kelas kontrol adalah 64,48. N – Gain
yang didapat oleh kelas eksperimen adalah 0,62 (kategori sedang) sedangkan kelas
kontrol 0,49 (kategori sedang).
Kata kunci
: Pendekatan Keterampilan Proses Sains. Larutan Elektrolit dan Non
Elektrolit. Hasil Belajar.
PENDAHULUAN
Pada umumnya pembelajaran yang di lakukan seorang guru hanya berorentasi
pada hasil belajar. Padahal proses belajar juga perlu di pertimbangkan. Selama ini,
masih banyak guru yang tidak melibatkan siswanya dalam kegiatan belajar mengajar.
Sehingga siswapun akan merasa sungkan untuk mengikuti pembelajaran, terutama di
dalam mata pelajaran sains. ketika hal itu terjadi maka akan timbul proses
pembelajaran pasif, dimana siswa tidak begitu interaktif dalam belajar, maka akan
sulit
memahami
materi,
mereka
juga
akan
mengalami
kesulitan
untuk
menghubungkan atau mengemukakan pendapatnya. Sampai akhirnya mereka tidak
bisa mengembangkan potensi ilmiahnya. Padahal proses tanya jawab adalah hal
penting dalam pembelajaran.
Seperti yang diungkapkan Syaeful Sagala (2008) “Pembelajaran mempunyai dua
karekteristik yaitu pertama, dalam proses pembelajaran melibatkan proses mental
siswa secara maksimal, bukan hanya menuntut siswa sekedar mendengar dan
mencatat, akan tetapi menghendaki aktivitas siswa dalam proses berfikir. Kedua,
dalam pembelajaran membangun suasana dialogis dan proses tanya jawab terus
menerus yang diarahkan untuk memperbaiki dan meningkatkan kemampuan berfikir
siswa untuk memperoleh pengetahuan yang mereka konstruksi sendiri.”
Oleh karena itu, untuk meningkatkan kualitas pendidikan maka berbagai model,
metode, pendekatan, dan media pembelajaran pun diterapkan. Ada banyak
pendekatan pembelajaran yang dikembangkan dalam pendidikan ini, salah satunya
adalah dengan melalui pendekatan keterampilan proses. “keterampilan proses ini
merupakan dasar keterampilan akademik, disamping sebagai “Basic Learning Tools”
yang merupakan keterampilan untuk landasan pada setiap individu dalam
mengembangkan diri secara lebih lanjut.” (Yurmiyanti dalam Sucipto, 2013: 2)
Masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah : 1) Bagaimanakah
penerapan pendekatan keterampilan proses sains dalam pembelajaran kimia? 2)
Apakah terdapat peningkatan hasil belajar kimia dalam penerapan pendekatan
keterampilan proses sains?
Tujuan penelitian ini adalah : 1) Untuk mengetahui bagaimana penerapan
pendekatan keterampilan proses sains dalam pembelajaran kimia.
2) Untuk
mengetahui apakah ada peningkatan hasil belajar kimia dalam penerapan
keterampilan proses sains.
Manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai
berikut: 1) Hasil dari penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangsih
berupa informasi yang akurat kepada guru khususnya guru bidang studi Kimia dalam
upaya meningkatkan hasil belajar siswa. 2) Bagi sekolah hasil penelitian ini
diharapkan mampu meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah. 3) Bagi peneliti
penelitian ini menjadi pengalaman dalam perjalanan penelitian di bidang pendidikan
yang mudah-mudahan akan berkelanjutan. 4) Bagi peneliti lain, penelitian ini dapat
dijadikan referensi atau pembanding dalam penelitian yang relevan.
Menurut Rustaman (2003), keterampilan proses adalah keterampilan yang
melibatkan keterampilan-keterampilan kognitif atau intelektual, manual dan sosial.
Keterampilan kognitif terlibat karena dengan melakukan keterampilan proses siswa
menggunakan pikiranya. Keterampilan manual jelas terlibat dalam keterampilan
proses karena mereka melibatkan penggunaan alat dan bahan, pengukuran,
penyusunan, atau perakitan alat. Keterampilan sosial juga terlibat karena mereka
berinteraksi dengan sesamanya dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar,
misalnya mendiskusikan hasil pengamatan.
Ada banyak macam keterampilan proses Sains. Namun pada intinya terdapat
dua jenis, yaitu keterampilan proses dasar (basic skills) dan keterampilan proses
terintegrasi (integrated skills). Cain and Evan (Bundu, 2006) menjelaskan bahwa
ketika ingin sukses dalam pembelajaran Sains maka proses Sains yang harus
dikembangkan adalah sebagai berikut: mengobservasi, mengklasifikasi, mengukur,
melakukan hubungan sosial, mengkomunikasikan, memprediksi, menginferensi,
menyusun definisi operasional, memformulasi hipotesis, menginterpretasi data,
mengontrol variabel dan melakukan eksperimen. (urutan 1-7 merupakan keterampilan
proses dasar/ basic skills dan urutan 8-12 merupakan keterampilan proses terintegrasi/
integrated skills).
METODE PENELITIAN
Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen
semu (Quasi-Experimental Design). Metode penelitian semu adalah suatu metode
yang digunakan untuk mengetahui ada tidaknya akibat dari “sesuatu” yang digunakan
untuk mengontrol semua variabel yang berhubungan dengan subyek penelitian
(Arikunto, 2008: 207-209). Desain penelitian ini adalah “Pre-Test And Post-Test
Group Design”, yang terdiri dari dua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol
Variabel dalam penelitian ini adalah Pembelajaran dengan menggunakan
Pendekatan Keterampilan Proses Sains (PKPS). Variabel terikat dalam penelitian ini
adalah hasil belajar (Kognitif, Afektif dan Psikomotorik).
Alat penilaian (instrument) yang digunakan dalam penelitian ini adalah test,
lembar observasi dan indikator pencapaian keterampilan proses Sains. Untuk
mengumpulkan data penelitian dilakukan dengan menentukan sumber data terlebih
dahulu, kemudian jenis data, teknik pengumpulan data dan instrumen penelitian yang
akan digunakan.
Untuk melihat adanya peningkatan hasil belajar siswa dilakukan analisis uji t
dari hasil posttetst yang telah dilaksanakan dengan menggunakan aplikasi SPSS 17.
Untuk mengetahui peningkatan keterampilan proses sains, afektif dan psikomotorik
siswa dilihat dari format penilaian yang telah ditentukan.
Untuk mengetahui seberapa besar peningkatan hasil belajar digunakan uji
gain:
� =
� ��
�
�
− � ��
−
Data hasil penilaian lembar observasi dianalisis mengunakan analisis deskriptif.
menggunakan rumus:
� =
Prersentasi
Kategori
≥ 80%
Sangat baik
60% - 79%
Baik
40% - 59%
Cukup
21% - 39%
Rendah
0% - 20%
Rendah sekali
� � �
� � � � �
%
(Sa’adah Ridwan dalam Sholikhin, 2013)
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Data penelitian ini diperoleh dari hasil penilaian dua instrument, yaitu
instrumen lembar observasi (pencapaian keterampilan proses sains, afektif dan
psikomotorik) dan instrument tes (pretest dan posttest). Data tersebut kemudian
dianalisis dengan menggunakan teknik analisis instrumen yang telah dijelaskan.
1. Keterlaksanaan Pendekatan Keterampilan Proses Sains
Keterlaksanaan pendekatan keterampilan proses sains ini diperoleh dari
lembar observasi pencapaian 9 aspek keterampilan proses sains yang diterapkan
dengan indikator yang telah ditentukan. Dari hasil analisis data yang dilakukan dapat
disimpulkan bahwa pendekatan keterampilan proses Sains dalam penelitian ini telah
terlaksana dengan baik. Dengan demikian diharapkan pendekatan keterampilan
proses Sains ini dapat meningkatkan hasil belajar kimia siswa.
Berikut ini adalah tabel keterlaksanaan pendekatan keterampilan proses Sains.
No
Aspek Keterampilan Proses Yang Dinilai
1.
Keterampilan Observasi (Mengamati)
97,33 %
Sangat Baik
2.
Keterampilan Klasifikasi (Mengelompokan)
82,67 %
Baik
3.
Keterampilan Mengajukan Hipotesis
46,67 %
Sedang
4.
Keterampilan Merencanakan Percobaan
74,67 %
Baik
5.
Keterampilan Interpretasi Data (Menafsirkan)
68,00 %
Baik
6.
Keterampilan Memprediksi (Meramalkan)
70,67 %
Baik
7.
Keterampilan mekakukan Inferensi
73,33 %
Baik
8.
Keterampilan Menerapkan Konsep
85,33 %
Baik
9.
Komunikasi
86,67 %
Baik
76,15 %
Baik
Prosentase keterlaksanaan Pendekatan KPS
Keterlaksanaan Kriteria
2. Penskoran
Penskoran ini menggunakan instrument tes untuk mengetahui dan mengukur
seberapa besar peningkatan hasil belajar siswa. Bentuk tes yang digunakan adalah tes
pilihan ganda sebanyak 25 soal. Tes ini diberikan kepada siswa sebelum
pembelajaran (pretest) dan setelah pembelajaran (posttest). Setelah dilakukan pretest
dan posttest maka data yang diperoleh kemudian diuji statisktik untuk mengetahui
apakah ada perbedaan antara hasil pretest kelas kontrol dan kelas eksperimen,
perbedaan hasil posttetst kelas kontrol dan kelas eksperimen dan apakah ada
peningkatan hasil belajar siswa. Hasil N-Gain dapat dilihat dalam tabel berikut ini:
Hasil N-Gain
Kelas
Eksperimen
Pretest
Nilai Rata-rata
Kriteria
Kontrol
Posttest n-gain
30,08
73,76
0,62
Kurang
Cukup
Sedang
Pretest
Posttest
n-gain
30,73
64,48
0,49
Kurang
Cukup
Sedang
3. Penilaian Afektif
Nilai Afektif siswa diperoleh dari hasil observasi yang dilakukan selama
proses pembelajaran dengan dibantu oleh lima observer. Kriteria penilaian dalam
lembar observasi ini telah disesuaikan dengan indikator keterampilan proses
Sains. Dalam penelitian ini ada lima sikap yang dinilai untuk menilai Aspek
Afektif siswa.
Berikut ini adalah tabel data hasil observasi yang telah dilaksanakan pada
kelas eksperimen dan kelas kontrol:
No.
Aspek Afektif yang Dinilai
Hasil Penilaian Observasi Kelas
Eksperimen
Kontrol
1.
Menyimak Penjelasan Guru
56 %
50 %
2.
Mengajukan Pertanyaan
51 %
46 %
3.
Mengajukan Jawaban / Pendapat
57 %
51 %
4.
Melaksanakan Praktikum dengan baik
70 %
60 %
5.
Bekerjasama dan Berdiskusi
60 %
49 %
58,8 %
51,2 %
Prosentase Nilai Afektif Siswa
PEMBAHASAN
Uji analisis pra penelitian (Pretest) dilakukan sebelum memberikan perlakuan
terhadap kelas eksperimen dan kelas kontrol. Uji pra penelitian dilakukan supaya
hasil yang didapat setelah perlakuan adalah benar-benar karena adanya perlakuan
yang diberikan bukan karena faktor lain. Uji pra penelitian yang harus dipenuhi
adalah uji normalitas dan uji homogenitas. Uji normalitas pada saat pra penelitian
adalah 0,467 untuk kelas eksperimen dan 0,379 untuk kelas kontrol. Kedua kelas
dikategorikan terdistribusi normal karena keduanya memiliki signifikansi < 0,05.
Selanjutnya adalah uji homogenitas. Pada uji homogenitas kelas kontrol dan
eksperimen adalah0,219. Ini berarti bahwa data tersebut bersifat homogen. Karena
nilai signifikansinya > α (0,05). Dengan kata lain siswa di kelas eksperimen dan kelas
kontrol memiliki kemampuan yang sama.
Pengujian Hipotesis pada penelitian ini adalah dengan menggunakan Uji beda
atau uji t. pengujian ini dilakukan untuk mengetahui ada atau tidak adanya perbedaan
peningkatan hasil belajar antara kelas eksperimen yang menggunakan Pendekatan
keterampilan proses Sains dan kelas kontrol yang menggunakan pendekatan faktual.
Pada penelitian ini menggunakan uji t dengan bantuan SPSS 17 For Windows.
Hipotesis yang di uji adalah:
H0 :Tidak terdapat perbedaan peningkatan hasil belajar siswa antara kelas
eksperimen yang menggunakan pendekatan keterampilan proses Sains dan
kelas kontrol yang menggunakan pendekatan faktual.
H1 :Terdapat perbedaan peningkatan hasil belajar siswa antara kelas eksperimen
yang menggunakan pendekatan keterampilan proses Sains dan kelas kontrol
yang menggunakan pendekatan faktual.
Kaidah yang digunakan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan peningkatan
hasil belajar siswa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah H0 ditolak jika t
sig. (2-tailed) < 0,05. Dalam penelitian ini, uji t dilakukan pada hasil posttes.
Berdasrkan output yang diperoleh dari pengolahan SPSS 17 nilai thasil sig. 0,000 <
0,05, maka H1 diterima dan H0 ditolak. Artinya “Terdapat perbedaan peningkatan
hasil belajar siswa yang signifikan antara pembelajaran dengan pendekatan
keterampilan proses Sains dan pembelajaran dengan pendekatan faktual.”
Dari hasil analisis data menggunakan uji statistik, dapat diketahui bahwa dalam
pembelajaran siswa mengalami peningkatan hasil belajar. Artinya Pendekatan
keterampilan proses Sains yang dikembangkan dapat dipertimbangkan sebagai salah
satu alternatif untuk meningkatkan hasil belajar siswa SMA NU Ciledug. Pendekatan
keterampilan proses Sains memberikan pengaruh yang cukup baik untuk kelompok
kelas eksperimen dalam memberikan peningkatan hasil belajar siswa. Hal ini
dikarenakan di dalam pembelajaran menggunakan pendekatan keterampilan proses
Sains siswa melakukan beberapa keterampilan proses yang dapat menumbuhkan
sikap ilmiah. Dari sikap ilmiah inilah akan tumbuh rasa ingin tahu dalam dirinya yang
akan meningkatkan pengetahuan siswa. Sehingga hasil belajar siswa tersebut akan
meningkat.
Dalam pendekatan keterampilan proses Sains, siswa tidak hanya diajarkan
materi secara teoritis (learning how to think) saja. Melainkan diajak untuk belajar
dengan melakukan (learning how to do).
Kemudian diharapkan agar bisa
memperoleh hasil yang lebih baik (learning how to be).
Melihat data yang diperoleh dari hasil analisis diketahui bahwa siswa
mengalami peningkatan hasil belajar. Pendekatan pembelajaran yang dikembangkan
memberikan pengaruh yang cukup baik bagi kelas eksperimen dalam meningkatkan
hasil belajar.
Melihat kondisi awal siswa dari hasil pretest kelas eksperimen dengan rata –
rata 30,08 dan kelas kontrol dengan rata – rata 30,73. Berdasarkan hasil pretest
tersebut dapat disimpulkan bahwa kemampuan siswa kelas eksperimen dan kelas
kontrol relatif sama. Rendahnya rata – rata hasil pretest ini disebabkan karena siswa
sama sekali belum pernah mengikuti pembelajaran materi larutan elektrolit.
Setelah diberikan perlakuan kepada kedua kelas, yaitu pembelajaran dengan
menggunakan pendekatan keterampilan proses Sains pada kelas eksperimen dan
pembelajaran dengan menggunakan pendekatan faktual pada kelas kontrol, diperoleh
nilai rata – rata posttest yang berbeda. Kelas eksperimen dengan menggunakan
pendekatan keterampilan proses Sains mengalami peningkatan lebih besar dengan
rata – rata nilai 73,76, sedangkan kelas kontrol dengan menggunakan pendekatan
faktual mengalami peningkatan dengan rata – rata nilai 64,48. Dari hasil uji t yang
dilakukan dengan bantuan aplikasi SPSS 17 diketahui bahwa t sig. (2-tailed) < 0,05.
Ini menunjukan bahwa penerapan pendekatan keterampilan proses sains lebih baik
dari pembelajaran dengan menggunakan pendekatan faktual.
SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan, maka
diperoleh beberapa kesimpulan berikut ini:
1. Dari hasil penilaian didapat kesimpulan: Aspek keterampilan mengobservasi sudah
dikuasai dengan sangat baik yaitu dengan presentase 97,33%. Keterampilan
mengklasifikasi terlaksana dengan presentase 82,67%. Keterampilan mengajukan
Hipotesis dirasakan cukup sulit bagi siswa dengan keterlaksanaan aspek ini hanya
mencapai 46,67%. Keterampilan Merencanakan Percobaan terlaksana dengan
persentase sebesar 74,67%. Keterampilan Menginterpretasi Data terlaksana
dengan presentase 68,00%. Keterampilan Memprediksi terlaksana dengan
Presentasi sebesar 70,67%. Keterampilan melakukan Inferensi terlaksana dengan
presentase 73,33%. Keterampilan Menerapkan Konsep terlaksana dengn presentasi
sebesar 85,33%. Keterampilan melakukan Komunikasi terlaksana dengan
interpretasi sebesar 86,67%. Secara umum, keterlaksanaan seluruh aspek
keterampilan proses ini telah tercapai dengan dengan presentase 76,15%.
Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa Pendekatan
keterampilan proses sains (PKPS) pada penelitian ini telah terlaksana dengan baik.
PKPS dengan metode eksperimen dapat meningkatkan minat siswa dan membuat
siswa merasa senang serta antusias mengikuti pembelajaran. Sehingga Hasil
belajar siswa mengalami peningkatan.
2. Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Sains (PKPS) pada materi Larutan
Elektrolit di kelas eksperimen dapat meningkatkan hasil belajar siswa lebih baik
daripada pembelajaran menggunakan pendekatan faktual di kelas kontrol. Itu
dibuktikan dengan hasil uji t pada SPSS 17 bahwa t sig. (2-tailed) bernilai 0,000 <
α ( 0,05). Artinya terdapat perbedaan antara pembelajaran di kelas eksperimen
yang menggunakan PKPS dengan peningkatan (N-gain) 0,62 dengan pembelajaran
di kelas kontrol yang menggunakan pendekatan faktual dengan peningkatan (Ngain) 0,49.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2006. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi
Aksara
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta :
Rineka Cipta
Bundu, Prata. 2006. Penilaian Keterampilan Proses Dan Sikap Ilmiah Dalam
Pembelajaran Sains-SD. Depdiknas
Rustaman, N.Y. 2005. Strategi Belajar Mengajar Biologi. Malang: Universitas Negri
Malang.
Sagala, Syaiful. 2008. Konsep Dan Makna Pembelajaran Untuk Membantu
Memecahkan Problematika Belajar Dan Mengajar . Bandung : CV. Alvabeta
Sanjaya, Wina. 2011. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar
Pendidikan. Jakarta :Kencana Prenada Media
Proses
Semiawan, Conny dkk. 1992. Pendekatan Keterampilan Proses. Jakarta : PT
Grasindo
Sholikhin. 2013. Implementasi Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk
Meningkatkan Pemahaman Konsep Kimia Siswa. Skripsi. Cirebon : UMC Press
Sucipto, Gito. Pengaruh Penerapan Pendekatan Pembelajaran Kontekstual
Terhadap Peningkatan Keterampilan Proses Sains Siswa. Skripsi. Cirebon :
UMC Press
Sudjana, 1996. Metode Statistika. Bandung : Tarsito
Sudjiono, Anas. 2010. Pengantar Statistika Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara
Sulistyo, Joko. 2011. 6 Hari Jago SPSS 17. Jakarta : PT Bhuana Ilmu Populer
Suyanti, Retno Dewi. 2010. Strategi Pembelajaran Kimia. Yogyakarta : Graha Ilmu
Wardani, Sri. 2008. “Pengembangan keterampilan proses Sains dalam pembelajaran
kromatografi lapis tipis melalui praktikum skala mikro” Jurnal Inovasi
Pendidikan Kimia, Vol. 2, No. 2, 2008.
SAINS MELALUI METODE EKSPERIMEN UNTUK
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA
(Studi Kasus Pembelajaran Kimia Siswa Kelas X Semester 2 Larutan Elektrolit
Di SMA NU Ciledug Tahun Ajaran 2013/2014)
SKRIPSI
Diajukan sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan
Studi Strata Satu (S-1) untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh,
MOHAMAD YASIR
NIM. 100621009
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH CIREBON
2014
ABSTRAK
PENERAPAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS
MELALUI METODE EKSPERIMEN UNTUK
MENINGKATKAN HASIL
BELAJAR SISWA
Mohamad Yasir. 2014. Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Sains Melalui
Metode Eksperimen Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siawa. Skripsi.
Program Studi Pendidikan Kimia, Fakultas Keguruan Dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Muhammadiyyah Cirebon. Pembimbing utama:
Norma Bastian, M. Pd. Pembumbing pendamping: Dewi Nurdiyanti, S.ST,
M.Pd.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana penerapan
pendekatan keterampilan proses Sains dan untuk mengetahui adanya peningkatan
hasil belajar siswa pada materi larutan elektrolit di kelas X.1 SMA NU Ciledug
dengan menggunakan pendekatan keterampilan proses Sains. Desain penelitian ini
adalah Control Group Pretest – Posttest. Penelitian ini menggunakan kelas
eksperimen dan kelas kontrol, dimana kelas eksperimen menggunakan pendekatan
keterampilan proses Sains dan kelas kontrol menggunakan pendekatan faktual.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X.1 dan X.2 SMA NU
Ciledug. Sampel penelitian adalah 25 siswa kelas X.1 sebagai kelompok eksperimen
dan 25 siswa kelas X.2 sebagai kelompok kontrol. Instrumen yang digunakan adalah
tes dan lembar observasi. Teknik pengambilan data dalam penelitian ini adalah
dengan menggunakan 25 butir soal pilihan ganda yang diberikan saat pretest dan
posttest untuk mendapatkan hasil belajar siswa pada aspek kognitif serta lembar
observasi yang digunakan untuk memperkuat data hasil belajar yang didapat oleh
instrumen sebelumnya. Hasil pretest dan posttest yang diperoleh di uji menggunakan
Uji Normalitas dan Homogenitas dengan bantuan aplikasi SPSS 17. Kemudian
dilakukan uji Hipotesis dengan bantuan aplikasi SPSS 17. Terdapat perbedaan
peningkatan hasil belajar kimia siswa dalam pembelajaran kimia. Hasil yang didapat
oleh kelas eksperimen dan kontrol. Rata – rata hasil belajar yang didapat oleh siswa
di kelas eksperimen sebesar 73,76 sedangkan di kelas kontrol adalah 64,48. N – Gain
yang didapat oleh kelas eksperimen adalah 0,62 (kategori sedang) sedangkan kelas
kontrol 0,49 (kategori sedang).
Kata kunci
: Pendekatan Keterampilan Proses Sains. Larutan Elektrolit dan Non
Elektrolit. Hasil Belajar.
PENDAHULUAN
Pada umumnya pembelajaran yang di lakukan seorang guru hanya berorentasi
pada hasil belajar. Padahal proses belajar juga perlu di pertimbangkan. Selama ini,
masih banyak guru yang tidak melibatkan siswanya dalam kegiatan belajar mengajar.
Sehingga siswapun akan merasa sungkan untuk mengikuti pembelajaran, terutama di
dalam mata pelajaran sains. ketika hal itu terjadi maka akan timbul proses
pembelajaran pasif, dimana siswa tidak begitu interaktif dalam belajar, maka akan
sulit
memahami
materi,
mereka
juga
akan
mengalami
kesulitan
untuk
menghubungkan atau mengemukakan pendapatnya. Sampai akhirnya mereka tidak
bisa mengembangkan potensi ilmiahnya. Padahal proses tanya jawab adalah hal
penting dalam pembelajaran.
Seperti yang diungkapkan Syaeful Sagala (2008) “Pembelajaran mempunyai dua
karekteristik yaitu pertama, dalam proses pembelajaran melibatkan proses mental
siswa secara maksimal, bukan hanya menuntut siswa sekedar mendengar dan
mencatat, akan tetapi menghendaki aktivitas siswa dalam proses berfikir. Kedua,
dalam pembelajaran membangun suasana dialogis dan proses tanya jawab terus
menerus yang diarahkan untuk memperbaiki dan meningkatkan kemampuan berfikir
siswa untuk memperoleh pengetahuan yang mereka konstruksi sendiri.”
Oleh karena itu, untuk meningkatkan kualitas pendidikan maka berbagai model,
metode, pendekatan, dan media pembelajaran pun diterapkan. Ada banyak
pendekatan pembelajaran yang dikembangkan dalam pendidikan ini, salah satunya
adalah dengan melalui pendekatan keterampilan proses. “keterampilan proses ini
merupakan dasar keterampilan akademik, disamping sebagai “Basic Learning Tools”
yang merupakan keterampilan untuk landasan pada setiap individu dalam
mengembangkan diri secara lebih lanjut.” (Yurmiyanti dalam Sucipto, 2013: 2)
Masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah : 1) Bagaimanakah
penerapan pendekatan keterampilan proses sains dalam pembelajaran kimia? 2)
Apakah terdapat peningkatan hasil belajar kimia dalam penerapan pendekatan
keterampilan proses sains?
Tujuan penelitian ini adalah : 1) Untuk mengetahui bagaimana penerapan
pendekatan keterampilan proses sains dalam pembelajaran kimia.
2) Untuk
mengetahui apakah ada peningkatan hasil belajar kimia dalam penerapan
keterampilan proses sains.
Manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai
berikut: 1) Hasil dari penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangsih
berupa informasi yang akurat kepada guru khususnya guru bidang studi Kimia dalam
upaya meningkatkan hasil belajar siswa. 2) Bagi sekolah hasil penelitian ini
diharapkan mampu meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah. 3) Bagi peneliti
penelitian ini menjadi pengalaman dalam perjalanan penelitian di bidang pendidikan
yang mudah-mudahan akan berkelanjutan. 4) Bagi peneliti lain, penelitian ini dapat
dijadikan referensi atau pembanding dalam penelitian yang relevan.
Menurut Rustaman (2003), keterampilan proses adalah keterampilan yang
melibatkan keterampilan-keterampilan kognitif atau intelektual, manual dan sosial.
Keterampilan kognitif terlibat karena dengan melakukan keterampilan proses siswa
menggunakan pikiranya. Keterampilan manual jelas terlibat dalam keterampilan
proses karena mereka melibatkan penggunaan alat dan bahan, pengukuran,
penyusunan, atau perakitan alat. Keterampilan sosial juga terlibat karena mereka
berinteraksi dengan sesamanya dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar,
misalnya mendiskusikan hasil pengamatan.
Ada banyak macam keterampilan proses Sains. Namun pada intinya terdapat
dua jenis, yaitu keterampilan proses dasar (basic skills) dan keterampilan proses
terintegrasi (integrated skills). Cain and Evan (Bundu, 2006) menjelaskan bahwa
ketika ingin sukses dalam pembelajaran Sains maka proses Sains yang harus
dikembangkan adalah sebagai berikut: mengobservasi, mengklasifikasi, mengukur,
melakukan hubungan sosial, mengkomunikasikan, memprediksi, menginferensi,
menyusun definisi operasional, memformulasi hipotesis, menginterpretasi data,
mengontrol variabel dan melakukan eksperimen. (urutan 1-7 merupakan keterampilan
proses dasar/ basic skills dan urutan 8-12 merupakan keterampilan proses terintegrasi/
integrated skills).
METODE PENELITIAN
Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen
semu (Quasi-Experimental Design). Metode penelitian semu adalah suatu metode
yang digunakan untuk mengetahui ada tidaknya akibat dari “sesuatu” yang digunakan
untuk mengontrol semua variabel yang berhubungan dengan subyek penelitian
(Arikunto, 2008: 207-209). Desain penelitian ini adalah “Pre-Test And Post-Test
Group Design”, yang terdiri dari dua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol
Variabel dalam penelitian ini adalah Pembelajaran dengan menggunakan
Pendekatan Keterampilan Proses Sains (PKPS). Variabel terikat dalam penelitian ini
adalah hasil belajar (Kognitif, Afektif dan Psikomotorik).
Alat penilaian (instrument) yang digunakan dalam penelitian ini adalah test,
lembar observasi dan indikator pencapaian keterampilan proses Sains. Untuk
mengumpulkan data penelitian dilakukan dengan menentukan sumber data terlebih
dahulu, kemudian jenis data, teknik pengumpulan data dan instrumen penelitian yang
akan digunakan.
Untuk melihat adanya peningkatan hasil belajar siswa dilakukan analisis uji t
dari hasil posttetst yang telah dilaksanakan dengan menggunakan aplikasi SPSS 17.
Untuk mengetahui peningkatan keterampilan proses sains, afektif dan psikomotorik
siswa dilihat dari format penilaian yang telah ditentukan.
Untuk mengetahui seberapa besar peningkatan hasil belajar digunakan uji
gain:
� =
� ��
�
�
− � ��
−
Data hasil penilaian lembar observasi dianalisis mengunakan analisis deskriptif.
menggunakan rumus:
� =
Prersentasi
Kategori
≥ 80%
Sangat baik
60% - 79%
Baik
40% - 59%
Cukup
21% - 39%
Rendah
0% - 20%
Rendah sekali
� � �
� � � � �
%
(Sa’adah Ridwan dalam Sholikhin, 2013)
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Data penelitian ini diperoleh dari hasil penilaian dua instrument, yaitu
instrumen lembar observasi (pencapaian keterampilan proses sains, afektif dan
psikomotorik) dan instrument tes (pretest dan posttest). Data tersebut kemudian
dianalisis dengan menggunakan teknik analisis instrumen yang telah dijelaskan.
1. Keterlaksanaan Pendekatan Keterampilan Proses Sains
Keterlaksanaan pendekatan keterampilan proses sains ini diperoleh dari
lembar observasi pencapaian 9 aspek keterampilan proses sains yang diterapkan
dengan indikator yang telah ditentukan. Dari hasil analisis data yang dilakukan dapat
disimpulkan bahwa pendekatan keterampilan proses Sains dalam penelitian ini telah
terlaksana dengan baik. Dengan demikian diharapkan pendekatan keterampilan
proses Sains ini dapat meningkatkan hasil belajar kimia siswa.
Berikut ini adalah tabel keterlaksanaan pendekatan keterampilan proses Sains.
No
Aspek Keterampilan Proses Yang Dinilai
1.
Keterampilan Observasi (Mengamati)
97,33 %
Sangat Baik
2.
Keterampilan Klasifikasi (Mengelompokan)
82,67 %
Baik
3.
Keterampilan Mengajukan Hipotesis
46,67 %
Sedang
4.
Keterampilan Merencanakan Percobaan
74,67 %
Baik
5.
Keterampilan Interpretasi Data (Menafsirkan)
68,00 %
Baik
6.
Keterampilan Memprediksi (Meramalkan)
70,67 %
Baik
7.
Keterampilan mekakukan Inferensi
73,33 %
Baik
8.
Keterampilan Menerapkan Konsep
85,33 %
Baik
9.
Komunikasi
86,67 %
Baik
76,15 %
Baik
Prosentase keterlaksanaan Pendekatan KPS
Keterlaksanaan Kriteria
2. Penskoran
Penskoran ini menggunakan instrument tes untuk mengetahui dan mengukur
seberapa besar peningkatan hasil belajar siswa. Bentuk tes yang digunakan adalah tes
pilihan ganda sebanyak 25 soal. Tes ini diberikan kepada siswa sebelum
pembelajaran (pretest) dan setelah pembelajaran (posttest). Setelah dilakukan pretest
dan posttest maka data yang diperoleh kemudian diuji statisktik untuk mengetahui
apakah ada perbedaan antara hasil pretest kelas kontrol dan kelas eksperimen,
perbedaan hasil posttetst kelas kontrol dan kelas eksperimen dan apakah ada
peningkatan hasil belajar siswa. Hasil N-Gain dapat dilihat dalam tabel berikut ini:
Hasil N-Gain
Kelas
Eksperimen
Pretest
Nilai Rata-rata
Kriteria
Kontrol
Posttest n-gain
30,08
73,76
0,62
Kurang
Cukup
Sedang
Pretest
Posttest
n-gain
30,73
64,48
0,49
Kurang
Cukup
Sedang
3. Penilaian Afektif
Nilai Afektif siswa diperoleh dari hasil observasi yang dilakukan selama
proses pembelajaran dengan dibantu oleh lima observer. Kriteria penilaian dalam
lembar observasi ini telah disesuaikan dengan indikator keterampilan proses
Sains. Dalam penelitian ini ada lima sikap yang dinilai untuk menilai Aspek
Afektif siswa.
Berikut ini adalah tabel data hasil observasi yang telah dilaksanakan pada
kelas eksperimen dan kelas kontrol:
No.
Aspek Afektif yang Dinilai
Hasil Penilaian Observasi Kelas
Eksperimen
Kontrol
1.
Menyimak Penjelasan Guru
56 %
50 %
2.
Mengajukan Pertanyaan
51 %
46 %
3.
Mengajukan Jawaban / Pendapat
57 %
51 %
4.
Melaksanakan Praktikum dengan baik
70 %
60 %
5.
Bekerjasama dan Berdiskusi
60 %
49 %
58,8 %
51,2 %
Prosentase Nilai Afektif Siswa
PEMBAHASAN
Uji analisis pra penelitian (Pretest) dilakukan sebelum memberikan perlakuan
terhadap kelas eksperimen dan kelas kontrol. Uji pra penelitian dilakukan supaya
hasil yang didapat setelah perlakuan adalah benar-benar karena adanya perlakuan
yang diberikan bukan karena faktor lain. Uji pra penelitian yang harus dipenuhi
adalah uji normalitas dan uji homogenitas. Uji normalitas pada saat pra penelitian
adalah 0,467 untuk kelas eksperimen dan 0,379 untuk kelas kontrol. Kedua kelas
dikategorikan terdistribusi normal karena keduanya memiliki signifikansi < 0,05.
Selanjutnya adalah uji homogenitas. Pada uji homogenitas kelas kontrol dan
eksperimen adalah0,219. Ini berarti bahwa data tersebut bersifat homogen. Karena
nilai signifikansinya > α (0,05). Dengan kata lain siswa di kelas eksperimen dan kelas
kontrol memiliki kemampuan yang sama.
Pengujian Hipotesis pada penelitian ini adalah dengan menggunakan Uji beda
atau uji t. pengujian ini dilakukan untuk mengetahui ada atau tidak adanya perbedaan
peningkatan hasil belajar antara kelas eksperimen yang menggunakan Pendekatan
keterampilan proses Sains dan kelas kontrol yang menggunakan pendekatan faktual.
Pada penelitian ini menggunakan uji t dengan bantuan SPSS 17 For Windows.
Hipotesis yang di uji adalah:
H0 :Tidak terdapat perbedaan peningkatan hasil belajar siswa antara kelas
eksperimen yang menggunakan pendekatan keterampilan proses Sains dan
kelas kontrol yang menggunakan pendekatan faktual.
H1 :Terdapat perbedaan peningkatan hasil belajar siswa antara kelas eksperimen
yang menggunakan pendekatan keterampilan proses Sains dan kelas kontrol
yang menggunakan pendekatan faktual.
Kaidah yang digunakan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan peningkatan
hasil belajar siswa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah H0 ditolak jika t
sig. (2-tailed) < 0,05. Dalam penelitian ini, uji t dilakukan pada hasil posttes.
Berdasrkan output yang diperoleh dari pengolahan SPSS 17 nilai thasil sig. 0,000 <
0,05, maka H1 diterima dan H0 ditolak. Artinya “Terdapat perbedaan peningkatan
hasil belajar siswa yang signifikan antara pembelajaran dengan pendekatan
keterampilan proses Sains dan pembelajaran dengan pendekatan faktual.”
Dari hasil analisis data menggunakan uji statistik, dapat diketahui bahwa dalam
pembelajaran siswa mengalami peningkatan hasil belajar. Artinya Pendekatan
keterampilan proses Sains yang dikembangkan dapat dipertimbangkan sebagai salah
satu alternatif untuk meningkatkan hasil belajar siswa SMA NU Ciledug. Pendekatan
keterampilan proses Sains memberikan pengaruh yang cukup baik untuk kelompok
kelas eksperimen dalam memberikan peningkatan hasil belajar siswa. Hal ini
dikarenakan di dalam pembelajaran menggunakan pendekatan keterampilan proses
Sains siswa melakukan beberapa keterampilan proses yang dapat menumbuhkan
sikap ilmiah. Dari sikap ilmiah inilah akan tumbuh rasa ingin tahu dalam dirinya yang
akan meningkatkan pengetahuan siswa. Sehingga hasil belajar siswa tersebut akan
meningkat.
Dalam pendekatan keterampilan proses Sains, siswa tidak hanya diajarkan
materi secara teoritis (learning how to think) saja. Melainkan diajak untuk belajar
dengan melakukan (learning how to do).
Kemudian diharapkan agar bisa
memperoleh hasil yang lebih baik (learning how to be).
Melihat data yang diperoleh dari hasil analisis diketahui bahwa siswa
mengalami peningkatan hasil belajar. Pendekatan pembelajaran yang dikembangkan
memberikan pengaruh yang cukup baik bagi kelas eksperimen dalam meningkatkan
hasil belajar.
Melihat kondisi awal siswa dari hasil pretest kelas eksperimen dengan rata –
rata 30,08 dan kelas kontrol dengan rata – rata 30,73. Berdasarkan hasil pretest
tersebut dapat disimpulkan bahwa kemampuan siswa kelas eksperimen dan kelas
kontrol relatif sama. Rendahnya rata – rata hasil pretest ini disebabkan karena siswa
sama sekali belum pernah mengikuti pembelajaran materi larutan elektrolit.
Setelah diberikan perlakuan kepada kedua kelas, yaitu pembelajaran dengan
menggunakan pendekatan keterampilan proses Sains pada kelas eksperimen dan
pembelajaran dengan menggunakan pendekatan faktual pada kelas kontrol, diperoleh
nilai rata – rata posttest yang berbeda. Kelas eksperimen dengan menggunakan
pendekatan keterampilan proses Sains mengalami peningkatan lebih besar dengan
rata – rata nilai 73,76, sedangkan kelas kontrol dengan menggunakan pendekatan
faktual mengalami peningkatan dengan rata – rata nilai 64,48. Dari hasil uji t yang
dilakukan dengan bantuan aplikasi SPSS 17 diketahui bahwa t sig. (2-tailed) < 0,05.
Ini menunjukan bahwa penerapan pendekatan keterampilan proses sains lebih baik
dari pembelajaran dengan menggunakan pendekatan faktual.
SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan, maka
diperoleh beberapa kesimpulan berikut ini:
1. Dari hasil penilaian didapat kesimpulan: Aspek keterampilan mengobservasi sudah
dikuasai dengan sangat baik yaitu dengan presentase 97,33%. Keterampilan
mengklasifikasi terlaksana dengan presentase 82,67%. Keterampilan mengajukan
Hipotesis dirasakan cukup sulit bagi siswa dengan keterlaksanaan aspek ini hanya
mencapai 46,67%. Keterampilan Merencanakan Percobaan terlaksana dengan
persentase sebesar 74,67%. Keterampilan Menginterpretasi Data terlaksana
dengan presentase 68,00%. Keterampilan Memprediksi terlaksana dengan
Presentasi sebesar 70,67%. Keterampilan melakukan Inferensi terlaksana dengan
presentase 73,33%. Keterampilan Menerapkan Konsep terlaksana dengn presentasi
sebesar 85,33%. Keterampilan melakukan Komunikasi terlaksana dengan
interpretasi sebesar 86,67%. Secara umum, keterlaksanaan seluruh aspek
keterampilan proses ini telah tercapai dengan dengan presentase 76,15%.
Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa Pendekatan
keterampilan proses sains (PKPS) pada penelitian ini telah terlaksana dengan baik.
PKPS dengan metode eksperimen dapat meningkatkan minat siswa dan membuat
siswa merasa senang serta antusias mengikuti pembelajaran. Sehingga Hasil
belajar siswa mengalami peningkatan.
2. Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Sains (PKPS) pada materi Larutan
Elektrolit di kelas eksperimen dapat meningkatkan hasil belajar siswa lebih baik
daripada pembelajaran menggunakan pendekatan faktual di kelas kontrol. Itu
dibuktikan dengan hasil uji t pada SPSS 17 bahwa t sig. (2-tailed) bernilai 0,000 <
α ( 0,05). Artinya terdapat perbedaan antara pembelajaran di kelas eksperimen
yang menggunakan PKPS dengan peningkatan (N-gain) 0,62 dengan pembelajaran
di kelas kontrol yang menggunakan pendekatan faktual dengan peningkatan (Ngain) 0,49.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2006. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi
Aksara
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta :
Rineka Cipta
Bundu, Prata. 2006. Penilaian Keterampilan Proses Dan Sikap Ilmiah Dalam
Pembelajaran Sains-SD. Depdiknas
Rustaman, N.Y. 2005. Strategi Belajar Mengajar Biologi. Malang: Universitas Negri
Malang.
Sagala, Syaiful. 2008. Konsep Dan Makna Pembelajaran Untuk Membantu
Memecahkan Problematika Belajar Dan Mengajar . Bandung : CV. Alvabeta
Sanjaya, Wina. 2011. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar
Pendidikan. Jakarta :Kencana Prenada Media
Proses
Semiawan, Conny dkk. 1992. Pendekatan Keterampilan Proses. Jakarta : PT
Grasindo
Sholikhin. 2013. Implementasi Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk
Meningkatkan Pemahaman Konsep Kimia Siswa. Skripsi. Cirebon : UMC Press
Sucipto, Gito. Pengaruh Penerapan Pendekatan Pembelajaran Kontekstual
Terhadap Peningkatan Keterampilan Proses Sains Siswa. Skripsi. Cirebon :
UMC Press
Sudjana, 1996. Metode Statistika. Bandung : Tarsito
Sudjiono, Anas. 2010. Pengantar Statistika Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara
Sulistyo, Joko. 2011. 6 Hari Jago SPSS 17. Jakarta : PT Bhuana Ilmu Populer
Suyanti, Retno Dewi. 2010. Strategi Pembelajaran Kimia. Yogyakarta : Graha Ilmu
Wardani, Sri. 2008. “Pengembangan keterampilan proses Sains dalam pembelajaran
kromatografi lapis tipis melalui praktikum skala mikro” Jurnal Inovasi
Pendidikan Kimia, Vol. 2, No. 2, 2008.