Pertanggungjawaban Notaris Dalam Melaksanakan Tugasnya Sebagai Pejabat Publik Terhadap Akta Yang Diterbitkan Menimbulkan Perkara Pidana (Studi Putusan Mahkamah Agung No. 1014 K Pid 2013)

ABSTRAK

Dalam menjalankan profesinya terkait dengan tugas dan kewenangannya,
Notaris haruslah berpedoman pada aturan-aturan yang berlaku serta harus pula
berpedoman pada kode etik profesi yang berlaku dan wajib ditaati.
Dalam kenyataan di lapangan, Notaris dalam menjalankan tugas dan
jabatannya seringkali tidak mempedomani ketentuan Undang-undang Jabatan
Notaris, seperti kasus yang terjadi pada Putusan Mahkamah Agung Nomor 1014
K/PID/2013 dimana Notaris Ninoek Poernomo dengan dakwaan telah melakukan
tindak pidana memalsukan akta. Penuntut Umum menuntut terdakwa dengan pidana
1 (satu) tahun penjara. Tuntutan ini didasarkan pada fakta hukum yang menyatakan
bahwa terbitnya akta otentik tersebut tidak berdasarkan fakta kejadian yang
sebenarnya dimana ditemukan adanya kerja sama antara notaris dan salah satu
penghadap memasukkan keterangan palsu ke dalam akta pendirian yayasan.
Permasalahan dalam tesis ini adalah bagaimana tanggung jawab notaris terhadap akta
yang diterbitkan menimbulkan perkara pidana, bagaimana akibat hukum terhadap
akta yang diterbitkan menimbulkan perkara pidana, dan apa sajakah hal-hal yang
membuat seorang notaris terlibat tindak pidana khususnya dalam hal pemalsuan akta
berdasarkan Putusan Mahkamah Agung Nomor 1014 K/PID/2013.
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian normatif, dengan metode
pendekatan yuridis normatif yaitu dengan menekankan pada data-data yang terdiri

dari bahan hukum primer dan sekunder. Analisis data yang dipergunakan adalah
analisis data kualitatif yang mana semua data yang diperoleh dikelompokkan dan
disusun secara logis sistematis untuk selanjutnya ditarik kesimpulan dengan
menggunakan metode deduktif.
Dari penelitian yang dilakukan diperoleh hasil bahwa notaris telah melakukan
pelanggaran terhadap UUJN dan Kode Etik Notaris serta secara sadar melakukan
tindak pidana berdasarkan pasal 264 KUHP, sehingga notaris bertanggung jawab
secara pidana terhadap kesalahan yang dilakukannya. Akibat terhadap akta yang
telah terbit adalah notaris yang dihukum pidana tidak otomatis membuat akta yang
diterbitkan menjadi batal akan tetapi kekuatan pembuktiannya menjadi akta dibawah
tangan dan hanya dapat dibatalkan dengan keputusan hakim melalui gugatan perdata.
Beberapa hal yang membuat seorang notaris terlibat tindak pidana yaitu kurangnya
etika notaris dan memihak salah satu pihak, kebenaran materiil data-data yang
diajukan para pihak kepada notaris, pengawasan terhadap notaris serta peraturan
yang kurang tepat. Majelis hakim yang menjatuhkan hukuman 8 (delapan) bulan
penjara terhadap notaris tersebut adalah cerminan bahwa notaris sebagai pejabat
publik seharusnya bekerja secara cermat, profesional, jujur, dan tidak mementingkan
kepentingan salah satu pihak sehingga notaris terhindar dari ancaman pidana.
Kata Kunci : Notaris, Pejabat Publik


i

ABSTRACT

In performing his profession related to his duty, a Notary has to be guided by
and comply with the prevailing rules and professional code of ethics.
In reality, a Notary, in performing his duty, is not usually guided by UUJN
(Notarial Act) as what has occurred in the Ruling of the Supreme Court No. 1014
K/PID/2013 in which Ninoek Poernomo, the Notary, is charged with criminal act,
that is, falsifying a deed. Public prosecutor prosecuted the defendant 1 (one) year
imprisonment. This charge was based on the hard fact that there was collaboration
between the defendant and the person appearing who gave false information in
company establishment certificate. The problems of the research were as follows:
how about a Notary’s responsibility for an issued deed which caused a criminal act,
how about legal consequence of an issued deed which caused a criminal act, and
what made a Notary involved in a criminal act, particularly in falsifying a deed based
on the Ruling of the Supreme Court No. 1014 K/PID/2013.
The research used judicial normative method which emphasized on the data
consisted of primary and secondary legal materials. The gathered data were analyzed
by using qualitative data analysis by grouping and arranging it logically,

systematically, and deductively.
The result of the research showed that the defendant had violated UUJN and
Notarial Code of Ethics and was consciously violated Article 264 of the Penal Code
so that he was responsible for what he had done. Concerning the deed, it is not
automatically cancelled but it becomes an underhanded deed; it can only be
cancelled by judge’s verdict through civil complaint. Some factors which cause a
Notary to be involved in a criminal act are notarial ethics and taking the side of one
of the parties, the truth of the data filed by the parties concerned to a Notary,
supervision on a Notary, and incorrect rules. The panel of judges sentenced him 8
(eight) months. This is an indication that a Notary has to do his job cautiously,
professionally, and honestly: he must not take the side of one of the parties so that he
will be protected against criminal punishment.

Keywords: Notary, Public Official

ii

Dokumen yang terkait

Analisis Putusan Mahkamah Agung Mengenai Putusan yang Dijatuhkan Diluar Pasal yang Didakwakan dalam Perkaran Tindak Pidana Narkotika Kajian Terhadap Putusan Mahkamah Agung Nomor 238 K/Pid.Sus/2012 dan Putusan Mahkamah Agung Nomor 2497 K/Pid.Sus/2011)

18 146 155

Eksekusi Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia No. 609 K/Pdt/2010 Dalam Perkara Perdata Sengketa Tanah Hak Guna Bangunan Dilaksanakan Berdasarkan Penetapan Ketua Pengadilan Negeri

3 78 117

Pertanggungjawaban Pidana Notaris Terhadap Akta yang Dibuatnya (Studi Putusan Mahkamah Agung Register No. 1099K/PID/2010)

8 79 154

Analisis Hukum Terhadap Putusan Mahkamah Konstitusi Tentang Calon Independen Di Dalam Undang-Undang No.32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah

0 68 130

Sikap Masyarakat Batak-Karo Terhadap Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia (MA-RI) No.179/K/SIP/1961 Dalam Persamaan Kedudukan Anak Laki-Laki Dan Anak Perempuan Mengenai Hukum Waris (Studi Pada Masyarakat Batak Karo Desa Lingga Kecamatan Simpang...

1 34 150

Pertanggungjawaban Pidana Notaris Dalam pemalsuan Akta Otentik (Studi tentang putusan Mahkamah Agung republik Indonesia Nomor:1014k/Pid/2013) Pertanggungjawaban Pidana Notaris Dalam pemalsuan Akta Otentik (Studi tentang putusan Mahkamah Agung republik Ind

0 1 11

Pertanggungjawaban Notaris Dalam Melaksanakan Tugasnya Sebagai Pejabat Publik Terhadap Akta Yang Diterbitkan Menimbulkan Perkara Pidana (Studi Putusan Mahkamah Agung No. 1014 K Pid 2013)

0 0 17

Pertanggungjawaban Notaris Dalam Melaksanakan Tugasnya Sebagai Pejabat Publik Terhadap Akta Yang Diterbitkan Menimbulkan Perkara Pidana (Studi Putusan Mahkamah Agung No. 1014 K Pid 2013)

0 0 17

Pertanggungjawaban Notaris Dalam Melaksanakan Tugasnya Sebagai Pejabat Publik Terhadap Akta Yang Diterbitkan Menimbulkan Perkara Pidana (Studi Putusan Mahkamah Agung No. 1014 K Pid 2013)

0 5 62

Pertanggungjawaban Notaris Dalam Melaksanakan Tugasnya Sebagai Pejabat Publik Terhadap Akta Yang Diterbitkan Menimbulkan Perkara Pidana (Studi Putusan Mahkamah Agung No. 1014 K Pid 2013)

0 0 9