Pemgaruh Rasio Likuiditas, Rasio Rentabilitas, Dan Rasio Solvabilitas Terhadap Pengambilan Keputusan Kredit Pada PT. Bank Danamon Indonesia, Tbk Cabang Iskandar Muda Medan

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengambilan Keputusan Kredit

2.1.1 Teori

Pengambilan keputusan kredit adalah semacam studi kelayakan atas perusahaan pemohon kredit (Firdaus 2009:184). Pengambilan keputusan kredit adalah suatu pemeriksaan, penelitian, dan analisa terhadap kelengkapan, keabsahan, dan kelayakan berkas/surat/data data permohonan kredit calon debitur hingga dikeluarkannya suatu keputusan apakah kredit tersebut diterima atau ditolak (Djohan 2009:97)

Menurut Thomas Suyatno (2003:70) yang dimaksud dengan pengambilan keputusan kredit adalah pekerjaan yang meliputi:

1. Mempersiapkan pekerjaan-pekerjaan penguraian dari segala aspek, baik keuangan maupun non keuangan untuk mengetahui kemungkinan dapat/tidak dapat dipertimbangkan suatu permohonan kredit.

2. Menyusun laporan analisis yang diperlukan, yang berisi penguraian dan kesimpulan serta penyajian alternatif-alternatif sebagai bahan pertimbangan untuk pengambilan dari permohonan kredit nasabah.

Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan, pengambilan keputusan kredit adalah suatu kegiatan analisa/penilaian berkas/data dan juga berbagai aspek yang mendukung yang diajukan pemohon kredit, sebagai dasar


(2)

pertimbangan pengambilan keputusan apakah permohonan kredit tersebut diterima atau ditolak

2.1.2 Analisis Laporan Keuangan

Untuk dapat mengetahui keadaaan dan perkembangan perusahaan perlu mengadakan interpretasi atau analisis terhadap laporan keuangan tersebut. Analisis terhadap laporan keuangan merupakan tahap terakhir dari proses akuntansi. Analisis atau interpretasi laporan keuangan bagi mereka yang berkepentingan sangat perlu sebagai dasar pengambilan keputusan sehingga keputusan yang diambil tepat.

Berdasarkan hal diatas, Munawir (2002:31) mengemukakan " laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk merupakan alat yang sangat penting untuk memperoleh informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan yang bersangkutan. Data keuangan tersebut diperbandingkan untuk dua periode atau lebih dan mendukung keputusan yang akan diambil."

Jadi laporan keuangan suatu perusahaan perlu dianalisis karena dengan menganalisis akan diperoleh jawaban mengenai posisi keuangan serta hasil-hasil yang telah dicapai oleh suatu perusahaan.

2.1.2.1 Pengertian Analisis Laporan Keuangan

Menurut Munawir (2002:35) pengertian analisis laporan keuangan adalah sebagai berikut: Analisis laporan keuangan terdiri


(3)

dari penelaahan atau mempelajari dari hubungan dan tendensi atau kecenderungan (trend) untuk menentukan posisi keuangan dan hasil operasi serta perkembangan perusahaan yang bersangkutan.

Sedangkan menurut Prastowo dan Julianty (2002:52) adalah "Analisis laporan keuangan tidak lain merupakan suatu proses untuk membedah laporan keuangan ke dalam unsur-unsurnya, menelaah masing-masing unsur serta menelaah hubungan di antara unsur tersebut, dengan tujuan untuk memperoleh pengertian dan pemahaman yang baik dan cepat atas laporan keungan itu sendiri."

Ditinjau dari sudut orang yang menganalisisnya maka akan dapat dibagi dua kelompok yaitu:

1. Analisis Intern yaitu analisis yang dilakukan oleh orang di dalam perusahaan

2. Analisis Ekstern yaitu analisis yang dilakukan oleh orang di luar perusahaan.

Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa analais laporan keuangan merupakan proses untuk mempelajari data-data keuangan agar dapat dipahami dengan mudah untuk mengetahui posisi keuangan, hasil operasi, dan perkembangan suatu perusahaan dengan cara mempelajari hubungan data keuangan serta kecenderungannya terdapat dalam suatu laporan keuangan sehingga


(4)

analisis laporan keuangan dapat dijadikan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan bagi pihak yang berkepentingan.

2.1.2.2 Tujuan Analisis Laporan Keuangan

Dengan menganalisis dan menilai laporan posisi keuangan, maka akan diketahui:

1. Likuiditas

Menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang harus dipenuhi atau memahami kewajibannya pada saat ditagih. Apabila perusahaan mampu memenuhi kewajiban keuangannya tepat pada saat waktunya berarti perusahaan tersebut dalam keadaan likuid.

2. Rentabilitas

Menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Rentabilitas suatu perusahaan diukur dengan kemampuan perusahaan menggunakan aktivanya secara produktif. Dengan semakin rentabilitas suatu perusahaan dapat diketahui dengan memperbandingkan antara laba yang diperoleh dalam satu periode dengan jumlah aktiva atau jumlah modal perusahaan. 3. Solvabilitas

Menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan apabila perusahaan dilikudasi baik


(5)

kewajiban jangka panjang maupun kewajiban jangka pendek, Suatu perusahaan dapat dikatakan solvable apabila peusahaan tersebut mempunyai aktiva yang cukup untuk membayar semua hutangnya.

2.1.3 Klasifikasi Rasio

Rasio menggambarkan suatu hubungan antara satu jumlah dengan jumlah yang lain. Dengan menggunakan analisis rasio ini akan dapat memberikan gambaran kepada penganalisis tentang posisi keuangan suatu negara.

Berdasarkan sumber dayanya, angka rasio dapat dibedakan menjadi:

a. Rasio-rasio neraca yaitu rasio-rasio di mana seluruh datanya diambil dari laporan keuangan.

b. Rasio-rasio atas laporan yaitu rasio di mana data-datanya berasal dari neraca dan data lainnya dari laporan keuangan.

Beberapa rasio yang penting hubungannya dengan pelaksanaan analisis laporan keuangan adalah:

a. Rasio Likuiditas adalah rasio yang digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban keuangannya pada saat dilakukan penagihan.


(6)

a) Current Ratio, Current ratio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar hutang yang akan segera jatuh tempo dengan aktiva lancar.

current ratio = �����������������

total current liabilities� 100%

b) Cash Ratio/ Cash Flow Liquidity, disebut juga rasio likuiditas. Menggunakan pembilang sebagai suatu perkiraan sumber kas, kas dan surat berharga menyajikan jumlah kas yang dihasilkan dari operasi perusahaan seperti kemampuan menjual persediaan dan menagih kas. Yang perlu diingat dalam rasio ini adalah jika rasio ini terjadi peningkatan maka ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam mengatasi berbagai permasalahan kewajiban jangka pendeknya. Namun sebaliknya jika arus kas menggambarkan terjadinya penurunan, maka ini menunjukkan bahwa perusahaan akan bermasalah atau harus menerapkan strategi dalam mengatasi berbagai hal menyangkut kebutuhan jangka pendek. Rumus Cash Flow Liquidity adalah sbb:

cash �low liquidity =���ℎ+��������������������

total current liabilities � 100%

Surat berharga contohnya adalah saham, obligasi, dan sejenisnya. Dimana cirri-ciri surat berharga tersebut adalah terjelaskannya nama penerbit, jangka waktu pembayaran, nilai nominal, dan


(7)

berbagai ketentuan lainnya. Dan pemegang surat berharga memiliki hak atas apa yang terjelaskan disana. Surat berharga ini diterbitkan melalui suatu lembaga resmi yang disahkan oleh pemerintah, seperti Bursa Efek Indonesia(BEI), syarat dan penerbitannya juga diatur dengan jelas.

c) Quick Ratio (Acid Test Ratio) menunjukkan kemapuan perusahaan untuk membayar hutang yang segera dipenuhi dengan aktiva lancar yang lebih likuid.

quick ratio =����������������� − �����������

total current liabilities � 100%

b. Rasio Rentabilitas, rasio yang menunjukkan hasil akhir dari sejumlah kebijaksanaan yang menghasilkan keputusan.

a) Gross Profit Margin, rasio ini menunjukkan laba bruto dari setiap penjualan yang dilakukan.

gross pro�it margin =������������������

net sales � 100%

b) Net Profit Margin ( Sales Margin), rasio ini menunjukkan keuntungan bersih dari setiap penjualan yang dilakukan.

net pro�it margin =���������


(8)

c) Rate of Return Investment, rasio ini menunjukkan kemampuan modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan netto.

rate of return on invesment =���������������

total assets � 100%

d) Rate of Return on Equity. Rasio ini menunjukkan kemampuan modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva.

rate of return on equity =���������������

total equity � 100%

c. Rasio Solvabilitas, rasio yang digunakan untuk mengukur sampai berapa jauh aktiva perusahaan dibiayai oleh hutang.

a) Total Debt to Equity Ratio ini menunjukkan bagian bagian dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan keseluruhan hutang.

total debt to equity ratio = ���������

total equity� 100%

b) Total Debt to Total Asset, total Debt to Total Asset ini menunjukkan bagian dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan hutang jangka panjang.

long term debt to equity =�������������������


(9)

2.1.4 Pengertian Kredit

Pengertian kredit menurut Undang-undang Perbankan nomor 10 tahun 1998, "Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga". Menurut ikatan Akuntan Indonesia (IAI) (2004:31.4), "Kredit adalah pinjaman uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga, imbalan, atau pembagian hasil keuntungan."

Berdasarkan pengertian kredit, dapat diketahui bahwa kredit mempunyai tujuh unsur yaitu sebagai berikut:

1. Adanya dua pihak yaitu pemberian kredit dan penerima kredit.

2. Adanya kerja sama pemberi kredit kepada penerima kredit bahwa kredit yang diberikan akan benar-benar diterima kembali di masa tertentu pada masa yang akan datang.

3. Adanya persetujuan berupa kesepakatan pada kreditur dengan pihak lainnya yang berjanji akan membayar dari penerima kredit kepada pemberi kredit.


(10)

4. Adanya penyerahan barang, jasa, atau uang dari pemberi kredit kepada penerima kredit.

5. Adanya unsur waktu yaitu mencakup masa pengembalian kredit yang telah disepakati.

6. Adanya unsur resiko (degree of risk) baik di pihak pemberi kredit maupun di pihak penerima kredit.

7. Adanya unsur bunga sebagai kompensasi kepada pemberi kredit.

2.1.4.1 Tujuan dan Fungsi Kredit Tujuan kredit antara lain:

1. Mendapatkan Keuntungan

Dengan memberikan kredit kepada debitur maka otomatis bank akan mendapatkan keuntungan sebagai bentuk balas jasa yakni dalam bentuk bunga dan biaya administrasi kredit yang dibebankan kepada nasabah. 2. Membantu Usaha Nasabah

Dana investasi maupun dana untuk modal kerja dapat digunakan debitur untuk mengembangkan dan memperluas usahanya.

3. Membantu Pemerintah

Semakin banyak kredit yang disalurkan berarti adanya peningkatan pembangunan di berbagai sector.


(11)

Fungsi kredit perbankan dalam kehidupan perekonomian adalah:

a) Kredit dapat meningkatkan daya guna uang.

Jika uang hanya disimpan saja maka tidak akan menghasilkan sesuatu yang berguna. Dengan diberikannya kredit, uang tersebut menjadi berguna untuk menghasilkan barang atau jasa oleh penerima kredit.

b) Kredit dapat meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang.

Dalam hal ini uang yang diberikan atau disalurkan akan beredar dari satu wilayah ke wilayah lainnya, sehingga suatu daerah yang kekurangan uang dengan memperoleh kredit maka daerah tersebut akan memperoleh tambahan uang dari daerah lainnya

c) Kredit dapat pula meningkatkan daya guna dan peredaran barang.

Dengan mendapat kredit, para pengusaha dapat memproses bahan baku menjadi barang jadi, sehingga daya guna barang tersebut menjadi meningkat. Di Samping itu, kredit dapat pula meningkatkan peredaran barang, baik melalui penjualan secara kredit maupun dengan membeli barang dari satu tempat ke tempat lain. Pembelian tersebut uangnya berasal dari kredit, hal ini juga berarti bahwa kredit tersebut dapat pula meningkatkan peredaran suatu barang.


(12)

d) Kredit sebagai salah satu alat stabilitas ekonomi.

Kredit yang diberikan akan menambah jumlah barang yang diperlukan oleh masyarakat. Kredit dapat pula membantu dalam mengekspor barang dari dalam negeri ke luar negeri sehingga dapat juga meningkatkan devisa.

e) Kredit dapat meningkatkan kegairahan usaha.

Setiap orang yang berusaha selalu ingin meningkatkan usahanya, namun ada kalanya dibatasi oleh kemampuan di bidang permodalan. Bantuan kredit yang akan diberikan oleh bank akan dapat mengatasi kekurang mampuan para pengusaha di bidang permodalan, sehingga para pengusaha akan dapat meningkatkan usahanya.

f) Kredit dapat meningkatkan pemerataan pendapatan.

Dengan bantuan kredit dari bank, para pengusaha dapat memperluas usahanya dengan membuat proyek baru. Peningkatan usaha dan pendirian proyek baru akan membutuhkan tenaga kerja untuk melaksanakan proyek itu. Dengan demikian akan mengurangi jumlah pengangguran memperoleh pemerataan pendapatan.

g) Kredit sebagai alat untuk meningkatkan hubungan internasional. Bank-bank besar luar negeri yang mempunyai jaringan usaha dapat memberikan bantuan dalam bentuk kredit, baik secara


(13)

langsung atau tidak langsung kepada perusahaan dalam negeri. Begitu juga negara-negara yang maju dapat pula memberikan bantuan kredit ke negara berkembang, bantuan kredit ini tidak saja dapat memperat hubungan ekonomi antar negara, tetapi juga meningkatkan hubungan internasional.

2.1.4.2 Jenis-jenis Kredit

Jenis-jenis kredit dapat diklasifikasikan dari berbagai segi yaitu dari segi kegunaan, tujuan, jangka waktu, jaminan dan sektor usaha.

a) Kredit dilihat dari Segi kegunaan

Jenis-jenis kredit dari segi kegunaan yaitu kredit investasi dan kredit modal kerja.

a. Kredit investasi merupakan kredit yang diberikan untuk keperluan investasi, biasanya diberikan untuk waktu yang panjang.

b. Kredit modal kerja merupakan kredit yang diberikan untuk keperluan modal kerja. Kredit modal kerja biasanya diberikan dalam waktu yang relatif pendek dan satu kali siklus operasi.


(14)

b) Kredit dilihat dari Segi Tujuan

Jenis-jenis kredit dari segi tujuan yaitu kredit produktif, kredit konsumtif, dan kredit perdagangan.

a. Kredit produktif merupakan kredit yang diberikan untuk menghasilkan sesuatu (proses produksi) baik barang maupun jasa.

b. Kredit konsumtif merupakan kredit yang diberikan untuk digunakan secara pribadi atau dipakai sendiri.

c. Kredit perdagangan merupakan kredit yang diberikan kepada para pedagang.

c) Kredit dilihat dari segi Jangka Waktu

Jenis-jenis kredit dari segi jangka waktu yaitu jangka pendek, kredit jangka menengah, dan kredit jangka panjang.

a. Kredit jangka pendek merupakan kredit yang memiliki jangka waktu maksimal 1 tahun atau kurang dari 1 tahun.

b. Kredit jangka menengah merupakan kredit yang memiliki jangka waktu satu sampai tiga tahun, namun dewasa ini banyak bank yang mengklasifikasikan menjadi kredit jangka panjang.

c. Kredit jangka panjang merupakan kredit yang memiliki jangka waktu lebih dari satu atau tiga tahun.


(15)

d) Kredit dilihat dari segi Jaminan

Jenis-jenis kredit dari segi jaminan yaitu kredit dengan jaminan dan kredit tanpa jaminan.

a. Kredit dengan jaminan merupakan kredit yang syarat untuk memperolehnya harus memiliki jaminan tertentu, baik harta bergerak, tidak bergerak, atau jaminan lainnya.

b. Kredit tanpa jaminan merupakan kredit yang diberikan tanpa jaminan apa pun secara riil, namun sebenarnya meskipun tidak ada jaminan, dalam praktiknya ada jaminan kemampuan membayar dari nasabah, misalnya pegawai tetap yang memiliki penghasilan tertentu.

e) Kredit dilihat dari segi sektor usaha

Berbagai sektor usaha yaitu kredit pertanian, kredit industri, kredit pertambangan, kredit pendidikan, kredit perumahan, dan sektor-sektor usaha lainnya.

2.1.4.3 Aspek Penilaian Kredit

Aspek penilaian kredit yang diperlukan perbankan sebagai bahan pertimbangan dalam pemberian kredit yaitu dengan 5 of C yaitu karakter (character), kapasitas (capacity), modal (capital), kondisi (condition), dan jaminan (collateral).


(16)

a. Karakter (character), analisis ini untuk mengetahui sifat atau watak calon nasabah. Watak dapat dilihat dari masa lalu nasabah melalui pengamatan, pengalaman, riwayat hidup, maupun hasil wawancara.

b. Kapasitas (capacity), analisis yang digunakan untuk melihat kemampuan nasabah dalam membayar kredit. Kemampuan nasabah dapat dinilai dari dokumen yang dimiliki, hasil konfirmasi dengan pihak yang memiliki kewenangan mengeluarkan surat tertentu misalnya penghasilan seseorang, hasil wawancara atau melalui perhitungan rasio keuangan.

c. Modal (capacity), untuk menilai modal yang dimiliki oleh nasabah untuk membiayai kredit Bank tidak akan membiayai kredit tersebut 100%, artinya harus ada modal dari nasabah. Tujuannya adalah jika nsabah juga ikut memiliki modal yang ditanamkan pada kegiatan tersebut, nasabah juga akan merasa memiliki sehingga termotivasi untuk bekerja sungguh-sungguh agar usaha tersebut berhasil dan mampu membayar kewajiban kreditnya.

d. Kondisi (condition), yaitu kondisi umum saat ini dan yang akan datang tentunya. Kondisi yang akan dinilai


(17)

terutama kondisi ekonomi saat ini, apakah layak untuk membiayai kredit untuk sektor tertentu.

e. Jaminan (collateral), merupakan jaminan yang diberikan nasanbah kepada bank dalam rangka pembiayaan kredit yang diajukannya. Jaminan ini digunakan sebagai alternatif terakhir bagi bank untuk berjaga-jaga kalau kemacetan terhadap kredit yang dibiayai.

1. Aspek penilaian kredit dengan studi kelayakan, aspek penilaian kredit dengan studi kelayakan yaitu aspek hukum, aspek pemasaran, aspek keuangan, aspek tekinis, dan aspek organisasi dan manajemen.

a. Aspek hukum, yaitu penilaian yang ditujukan untuk menilai kelengkapan dari surat-surat atau dokumen yang dimiliki.

b. Aspek pemasaran, dilakukan untuk menilai prospek pasar yang akan dimasuki, seberapa besar pasar dan peluang pasar yang ada.

c. Aspek keuangan, hal-hal yang perlu diperhatikan adalah sumber dana yang akan diperoleh untuk membiayai usaha, kemudian bagaimana kebutuhan biaya investasi secara rinci.


(18)

d. Aspek tekinis, dikaitkan dengan penentuan lokasi usaha tata letak, teknologi yang digunakan dan metode persediaan perusahaan.

e. Aspek organisasi dan manajemen, merupakan aspek untuk menilai organisasi perusahaan seperti struktur organisasi yang dimiliki.

2. Hubungan Analisis Laporan Keuangan Perusahaan Terhadap Efektivitas Pemberian Kredit pada Bank.

Dalam penilaian permodalan kerja yang dilakukan oleh bank analisis laporan keuangan merupakan salah satu instrumen penting yang hasilnya digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan.

Dari hasil analisis laporan keuangan, bank dapat mengetahui likuiditas, rentabilitas, dan solvabilitas dari pemohon kredit. Kemudian bank dapat mengukur kemampuan perusahan tersebut untuk membayar hutang dan beban bunganya juga dapat mengetahui apakah kredit yang akan diberikan itu cukup mendapat jaminan dari perusahaan tersebut, yang digambarkan pada kemampuan perusahaan mendapat keuntungan di masa yang akan datang.

Hasil analisis laporan keuangan dapat memberikan informasi kepada bank sebagai kreditur dalam membuat prediksi, perbandingan, dan evaluasi akan sumber dan penggunaan baik dalam jumlah maupun waktu serta hubungannya terhadap resiko


(19)

ketidakpastian di masa yang akan datang. Jadi hasil analisis laporan keuangan memberikan informasi yang diperlukan oleh pihak bank dalam menilai permodalan kredit yang diajukan kepadanya.

2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1

Tinjauan Penelitian Terdahulu

Nama Peneliti

Judul Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian Saragih (2010) Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Pemberian Kredit Modal Kerja pada PT. Bank Sumut

Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Asset Turn Over, Net Profit Margin, Return

Investment, dan Return On Equity

Rasio Keuangan yang digunakan secara bersama-sama

berpengaruh terhadap pemberian kredit modal kerja. Tetapi secara individu Current Ratio, Net Profit Margin, Return on Equity tidak berpengaruh terhadap pemberian kredit. Pahlevi

(2008)

Analisi Pemberian Kredit pada PT. Sarana Sumut Ventura

Current Ratio , Debt to Equity Ratio, Net Profit Margin, Return on Assets, dan Return on Equity

Kodisi keuangan debitur tercermin dalam 3 macam rasio keuangan (likuiditas, leverage, dan profitabilitas) berpengaruh secara signifikan terhadap persetujuan pemberian kredit. Drajati (2005) Peranan Analisis Laporan Keuangan Perusahaan Sebagai Bahan Pertimbangan Dalam Pengambilan Keputusan Pemberian Kredit Liquidity Ratio, Leverage Ratio, Activity Ratio, dan Profitability Ratio

Analisis rasio laporan keuangan berpengaruh terhadap pengambilan keputusan pemberian kredit


(20)

Penelitian Saragih (2010) pada PT. Bank Sumut, menggunakan current ratio, debt to equity ratio, asset turnover, net profit margin, return on investment, dan return on equity sebagai variabel bebas dan efektivitas pemberian kredit sebagai variabel terikat. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rasio-rasio keuangan khususnya current ratio, debt to equity ratio, asset turnover, net profit margin, return on investment, dan return on equity secara bersama-sama berpengaruh terhadap pemberian kredit. Di lain hal, di antara enam variabel bebas, hanya debt to equity ratio, asset turnover dan return on investment yang berpengaruh secara individu terhadap pemberian kredit. Sedangkan current ratio, net profit margin, dan return on equity tidak berpengaruh secara individu terhadap pemberian kredit modal.

Penelitian Pahlevi (2008) pada PT. Sarana Sumut Ventura, menggunakan current ratio, debt to equity, net profit margin, return on assets, dan return on equity sebagai variabel bebas dan persetujuan pemberian kredit sebagai variabel terikat. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kondisi keuangan debitur yang tercermin dalam tiga macam rasio keuangan yaitu rasio likuiditas, rentabilitas, dan profitablititas berpengaruh secara signifikan terhadap pemberian kredit.

Drajati (2005), dalam penelitiannya yang menggunakan liquidity ratio, leverage ratio, dan profitability ratio sebagai variabel bebas dan pengambilan keputusan pemberian kredit sebagai variabel terikat. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa analisis rasio laporan keuangan yang tercermin dari laporan keuangan debitur berpengaruh terhadap pengambilan keputusan pemberian kredit.


(21)

2.3 Kerangka Konseptual

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Rasio Likuiditas

Cash Ratio (X2)

Current Ratio (X1)

Debt to Equity Ratio (X5)

Rasio Solvabilitas

ROE (X4)

ROA (X3)

Rasio Rentabilitas

Debt to Asset Ratio (X6)

Pengambilan Keputusan Kredit


(22)

Pengambilan keputusan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah rasio keuangan. Pihak bank dapat memeproleh informasi mengenai kondisi keuangan debitur melalui rasio keuangan debitur yang diperoleh dari laporan keuangan. Rasio Likuiditas yang digunakan adalah current ratio dan cash ratio. Current ratio yang merupakan angka perbandingan antara nilai aktiva lancar dengan nilai hutang lancar, sangat lazim digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajiban jangka pendeknya. Semakin tinggi rasio lancar berarti semakin besar pula tingkat pemberian kredit, karena tingginya rasio lancar menjamin kemampuan debitur dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Cash ratio merupakan perbandingan antara nilai kas dan aktiva yang ada dibank dengan nilai hutang lancar. Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar hutang yang harus segera dipenuhi dengan uang kas yang ada di perusahaan.

Rasio rentabilitas yang digunakan adalah return on asset (ROA) dan return on equity (ROE). Return on asset menunjukkan sejauh mana laba yang dapat dihasilkan oleh perusahaan atas sejumlah investasi yang dilakukan. Semakin besar laba yang dihasilkan berarti semakin besar pula deviden yang akan diperoleh investor. Kondisi seperti ini akan meningkatkan kepercayaan investor terhadap perusahaan sehingga lebih menjamin keberlangsungan perusahaan (going concern). Dengan demikian, semakin tinggi nilai ROA maka semakin besar tingkat pemberian kredit. Return on equity merupakan perbandingan antara laba bersih dengan total ekuitas. Semakin tinggi nilai ROE berarti semakin besar


(23)

tingkat pemberian kredit karena laba yang diperoleh debitur semakin meningkat dan menjamin pelunasan kredit jangka pendeknya.

Rasio solvabiltas yang digunakan adalah debt to equity ratio dan debt to asset ratio. Debt to equity ratio merupakan perbandingan antara nilai hutang dengan nilai ekuitas. Semakin kecil debt to equity ratio semakin besar tingkat pemberian kredit. Apabila nilai debt to equity ratio semakin kecil berarti nilai hutang debitur masih dapat dipenuhi oleh nilai ekuitasnya dan tingkatt aktivitas perusahaan semakin baik. Debt to asset ratio merupakan perbandingan nilai hutang dengan nilai aktiva. Semakin kecil debt to asset ratio berarti semakin besar tingkat pemberian kredit. Ini berarti nilai hutang debitur masih dapat dipenuhi oleh nilai aktivanya.

Return on asset menunjukkan sejauh mana laba yang dihasilkan oleh perusahaan atas sejumlah investasi yang dilakukan. Semakin besar laba yang dihasilkan berarti semakin besar pula deviden yang akan diperoleh investor. Kondisi seperti ini akan meningkatkan kepercayaan investor terhadap perusahaan sehingga lebih menjamin kelangsungan perusahaan (going concern). Dengan demikian, semakin tinggi nilai ROA maka semakin besar tingkat pemberian kredit. Return on equity merupakan perbandingan antara nilai laba bersih dengan total ekuitas. Semakin tinggi nilai ROE berarti semakin besar tingkat pemberian kredit karena laba yang dihasilkan debitur semakin meningkat dan menjamin kredit jangka pendeknya.


(24)

2.4 Hipotesis Penelitian

Menurut Sugiyono (2011:84), “hipotesis diartikan sebagai jawaban sementara rumusan masalah penelitian.” Rumusan masalah tersebut bisa pernyataan tentang hubungan dua variabel atau lebih, perbandingan (komparasi), atau variable mandiri (deskriptif). Jadi, hipotesis sebagai sebuah kesimpulan sementara yang masih akan dibuktikan lagi kebenarannya. Hipotesis akan memberikan jawaban terkait rumusan masalah. Pemilihan hipotesis dalam penelitian ini ditentukan setelah melakukan kajian pustaka.

Berdasarkan latar belakang masalah, rumusan masalah, landasan teori, dan kerangka konseptual, maka hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut:

H1 : Current Ratio berpengaruh positif terhadap pengambilan keputusan kredit H2 : Cash Ratio berpengaruh positif terhadap pengambilan keputusan kredit H3 : ROA berpengaruh positif terhadap pengambilan keputusan kredit H4 : ROE berpengaruh positif terhadap pengambilan keputusan kredit

H5 : Debt to Equity Ratio berpengaruh positif terhadap pengambilan keputusan kredit

H6 : Debt to Asset Ratio berpengaruh positif terhadap pengambilan keputusan kredit


(1)

ketidakpastian di masa yang akan datang. Jadi hasil analisis laporan keuangan memberikan informasi yang diperlukan oleh pihak bank dalam menilai permodalan kredit yang diajukan kepadanya.

2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1

Tinjauan Penelitian Terdahulu

Nama Peneliti

Judul Penelitian Variabel

Penelitian Hasil Penelitian Saragih (2010) Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Pemberian Kredit Modal Kerja pada PT. Bank Sumut

Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Asset Turn Over, Net Profit Margin, Return

Investment, dan Return On Equity

Rasio Keuangan yang digunakan secara bersama-sama

berpengaruh terhadap pemberian kredit modal kerja. Tetapi secara individu Current Ratio, Net Profit Margin, Return on Equity tidak berpengaruh terhadap pemberian kredit. Pahlevi

(2008)

Analisi Pemberian Kredit pada PT. Sarana Sumut Ventura

Current Ratio , Debt to Equity Ratio, Net Profit Margin, Return on Assets, dan Return on Equity

Kodisi keuangan debitur tercermin dalam 3 macam rasio keuangan (likuiditas, leverage, dan profitabilitas) berpengaruh secara signifikan terhadap persetujuan pemberian kredit. Drajati (2005) Peranan Analisis Laporan Keuangan Perusahaan Sebagai Bahan Pertimbangan Dalam Pengambilan Keputusan Pemberian Kredit Liquidity Ratio, Leverage Ratio, Activity Ratio, dan Profitability Ratio

Analisis rasio laporan keuangan berpengaruh terhadap pengambilan keputusan pemberian kredit


(2)

Penelitian Saragih (2010) pada PT. Bank Sumut, menggunakan current ratio, debt to equity ratio, asset turnover, net profit margin, return on investment, dan return on equity sebagai variabel bebas dan efektivitas pemberian kredit sebagai variabel terikat. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rasio-rasio keuangan khususnya current ratio, debt to equity ratio, asset turnover, net profit margin, return on investment, dan return on equity secara bersama-sama berpengaruh terhadap pemberian kredit. Di lain hal, di antara enam variabel bebas, hanya debt to equity ratio, asset turnover dan return on investment yang berpengaruh secara individu terhadap pemberian kredit. Sedangkan current ratio, net profit margin, dan return on equity tidak berpengaruh secara individu terhadap pemberian kredit modal.

Penelitian Pahlevi (2008) pada PT. Sarana Sumut Ventura, menggunakan current ratio, debt to equity, net profit margin, return on assets, dan return on equity sebagai variabel bebas dan persetujuan pemberian kredit sebagai variabel terikat. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kondisi keuangan debitur yang tercermin dalam tiga macam rasio keuangan yaitu rasio likuiditas, rentabilitas, dan profitablititas berpengaruh secara signifikan terhadap pemberian kredit.

Drajati (2005), dalam penelitiannya yang menggunakan liquidity ratio, leverage ratio, dan profitability ratio sebagai variabel bebas dan pengambilan keputusan pemberian kredit sebagai variabel terikat. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa analisis rasio laporan keuangan yang tercermin dari laporan keuangan debitur berpengaruh terhadap pengambilan keputusan pemberian kredit.


(3)

2.3 Kerangka Konseptual

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Rasio Likuiditas

Cash Ratio (X2)

Current Ratio (X1)

Debt to Equity Ratio (X5)

Rasio Solvabilitas

ROE (X4)

ROA (X3)

Rasio Rentabilitas

Debt to Asset Ratio (X6)

Pengambilan Keputusan Kredit


(4)

Pengambilan keputusan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah rasio keuangan. Pihak bank dapat memeproleh informasi mengenai kondisi keuangan debitur melalui rasio keuangan debitur yang diperoleh dari laporan keuangan. Rasio Likuiditas yang digunakan adalah current ratio dan cash ratio. Current ratio yang merupakan angka perbandingan antara nilai aktiva lancar dengan nilai hutang lancar, sangat lazim digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajiban jangka pendeknya. Semakin tinggi rasio lancar berarti semakin besar pula tingkat pemberian kredit, karena tingginya rasio lancar menjamin kemampuan debitur dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Cash ratio merupakan perbandingan antara nilai kas dan aktiva yang ada dibank dengan nilai hutang lancar. Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar hutang yang harus segera dipenuhi dengan uang kas yang ada di perusahaan.

Rasio rentabilitas yang digunakan adalah return on asset (ROA) dan return on equity (ROE). Return on asset menunjukkan sejauh mana laba yang dapat dihasilkan oleh perusahaan atas sejumlah investasi yang dilakukan. Semakin besar laba yang dihasilkan berarti semakin besar pula deviden yang akan diperoleh investor. Kondisi seperti ini akan meningkatkan kepercayaan investor terhadap perusahaan sehingga lebih menjamin keberlangsungan perusahaan (going concern). Dengan demikian, semakin tinggi nilai ROA maka semakin besar tingkat pemberian kredit. Return on equity merupakan perbandingan antara laba bersih dengan total ekuitas. Semakin tinggi nilai ROE berarti semakin besar


(5)

tingkat pemberian kredit karena laba yang diperoleh debitur semakin meningkat dan menjamin pelunasan kredit jangka pendeknya.

Rasio solvabiltas yang digunakan adalah debt to equity ratio dan debt to asset ratio. Debt to equity ratio merupakan perbandingan antara nilai hutang dengan nilai ekuitas. Semakin kecil debt to equity ratio semakin besar tingkat pemberian kredit. Apabila nilai debt to equity ratio semakin kecil berarti nilai hutang debitur masih dapat dipenuhi oleh nilai ekuitasnya dan tingkatt aktivitas perusahaan semakin baik. Debt to asset ratio merupakan perbandingan nilai hutang dengan nilai aktiva. Semakin kecil debt to asset ratio berarti semakin besar tingkat pemberian kredit. Ini berarti nilai hutang debitur masih dapat dipenuhi oleh nilai aktivanya.

Return on asset menunjukkan sejauh mana laba yang dihasilkan oleh perusahaan atas sejumlah investasi yang dilakukan. Semakin besar laba yang dihasilkan berarti semakin besar pula deviden yang akan diperoleh investor. Kondisi seperti ini akan meningkatkan kepercayaan investor terhadap perusahaan sehingga lebih menjamin kelangsungan perusahaan (going concern). Dengan demikian, semakin tinggi nilai ROA maka semakin besar tingkat pemberian kredit. Return on equity merupakan perbandingan antara nilai laba bersih dengan total ekuitas. Semakin tinggi nilai ROE berarti semakin besar tingkat pemberian kredit karena laba yang dihasilkan debitur semakin meningkat dan menjamin kredit jangka pendeknya.


(6)

2.4 Hipotesis Penelitian

Menurut Sugiyono (2011:84), “hipotesis diartikan sebagai jawaban sementara rumusan masalah penelitian.” Rumusan masalah tersebut bisa pernyataan tentang hubungan dua variabel atau lebih, perbandingan (komparasi), atau variable mandiri (deskriptif). Jadi, hipotesis sebagai sebuah kesimpulan sementara yang masih akan dibuktikan lagi kebenarannya. Hipotesis akan memberikan jawaban terkait rumusan masalah. Pemilihan hipotesis dalam penelitian ini ditentukan setelah melakukan kajian pustaka.

Berdasarkan latar belakang masalah, rumusan masalah, landasan teori, dan kerangka konseptual, maka hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut:

H1 : Current Ratio berpengaruh positif terhadap pengambilan keputusan kredit H2 : Cash Ratio berpengaruh positif terhadap pengambilan keputusan kredit H3 : ROA berpengaruh positif terhadap pengambilan keputusan kredit H4 : ROE berpengaruh positif terhadap pengambilan keputusan kredit

H5 : Debt to Equity Ratio berpengaruh positif terhadap pengambilan keputusan kredit

H6 : Debt to Asset Ratio berpengaruh positif terhadap pengambilan keputusan kredit


Dokumen yang terkait

Pengaruh Rasio Likuiditas, Rasio Rentabilitas dan Rasio Solvabiltas Terhadap Pengambilan Keputusan Kredit pada PT Bank Mayapada Internasional, Tbk Divisi Mayapada Mitra Usaha Unit Kampung Lalang Medan

3 73 155

Peranan Rasio Likuiditas, Rasio Profitabilitas dan Rasio Solvabilitas Perusahaan Sebagai Bahan Pertimbangan Dalam Pengambilan Keputusan Pemberian Kredit Pada PT. Bank Panin Cabang Pemuda Medan

2 59 88

Pengaruh Kinerja Keuangan, Ukuran Bank, Umur Listing, dan Keputusan Auditor terhadap Internet Financial Reporting pada Perbankan yang terdaftar di BEI

3 23 114

Pemgaruh Rasio Likuiditas, Rasio Rentabilitas, Dan Rasio Solvabilitas Terhadap Pengambilan Keputusan Kredit Pada PT. Bank Danamon Indonesia, Tbk Cabang Iskandar Muda Medan

0 0 5

Pemgaruh Rasio Likuiditas, Rasio Rentabilitas, Dan Rasio Solvabilitas Terhadap Pengambilan Keputusan Kredit Pada PT. Bank Danamon Indonesia, Tbk Cabang Iskandar Muda Medan

0 0 4

Pemgaruh Rasio Likuiditas, Rasio Rentabilitas, Dan Rasio Solvabilitas Terhadap Pengambilan Keputusan Kredit Pada PT. Bank Danamon Indonesia, Tbk Cabang Iskandar Muda Medan

0 0 1

Pemgaruh Rasio Likuiditas, Rasio Rentabilitas, Dan Rasio Solvabilitas Terhadap Pengambilan Keputusan Kredit Pada PT. Bank Danamon Indonesia, Tbk Cabang Iskandar Muda Medan

0 0 16

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 2.1 Pengertian Bank - Pengaruh Rasio Likuiditas, Rasio Rentabilitas dan Rasio Solvabiltas Terhadap Pengambilan Keputusan Kredit pada PT Bank Mayapada Internasional, Tbk Divisi Mayapada Mitra Usaha Unit Kampung

0 4 35

Pengaruh Rasio Likuiditas, Rasio Rentabilitas dan Rasio Solvabiltas Terhadap Pengambilan Keputusan Kredit pada PT Bank Mayapada Internasional, Tbk Divisi Mayapada Mitra Usaha Unit Kampung Lalang Medan

0 0 11

ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS DAN RENTABILITAS PADA PT MANDOM INDONESIA Tbk TAHUN 2014-2016 SKRIPSI S1

0 0 27