Uji Toksisitas Akut Ekstrak Etanol Daun Lidah Mertua (Sansevieria trifasciata Prain) Terhadap Mencit Jantan

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Lidah Mertua atau snake plant (tanaman ular) merupakan nama lain dari
tanaman Sansevieria. Sansevieria trifasciata Prain termasuk dalam divisi
Spermatophyta, kelas Monocotyledonae, ordo Asparagales, famili Asparagaceae,
genus Sansevieria, dan spesies S. trifasciata Prain (Chase, 2009).
Lidah Mertua telah lama dikenal oleh banyak orang dan mulai
dibudidayakan sebagai tanaman hias mulai abad ke-19. Selain sebagai tanaman
hias, lidah mertua juga digunakan sebagai bahan baku tekstil dengan cara diambil
seratnya, yang banyak digunakan di Cina dan New Zealand (Purwanto, 2006). Di
Afrika, getah dari tanaman tersebut dapat digunakan sebagai anti racun ular dan
serangga. Beberapa penelitian telah dilakukan untuk menggali potensi tanaman
ini. Menurut Ulya dan Rusman (2012), S. hyacinthoides mengandung senyawa
fenol, proantosianidin, dan flavonoid yang berpotensi terhadap antibakteri dan
antioksidan. Adanya zat-zat alami pada daun lidah mertua yang bekerja sebagai
antioksidan, diharapkan dapat menanggulangi perkembangan sel kanker.
Uji toksisitas akut adalah salah satu uji praklinik penting untuk
menentukan efek toksik suatu senyawa yang akan terjadi pada waktu yang singkat
setelah pemberiannya dalam takaran tertentu (Utomo, 2008). Prinsip uji toksisitas
akut oral yaitu, sediaan uji dalam beberapa tingkat dosis diberikan pada beberapa

kelompok hewan uji dengan satu dosis per kelompok, kemudian dilakukan
pengamatan terhadap adanya efek toksik dan kematian (Lu, 1994).

1

Tujuan uji toksisitas akut adalah untuk mendeteksi toksisitas intrinsik suatu
zat, menentukan organ sasaran dan kepekaan spesies dan untuk memperoleh nilai
LD50 suatu bahan/sediaan dan penentuan penggolongannya dalam pelabelan (Lu,
1994). Uji toksisitas tidak menunjukkan bahwa bahan kimia itu aman, akan tetapi
untuk mengkarakterisasikan efek racun kimia yang dapat dihasilkan (Casarret,
2008).
Sifat kimiawi daun Lidah Mertua adalah berasa

pedas dengan efek

farmakologis untuk mengobati demam, flu, batuk, sakit tenggorokan, sakit
gigi,

sariawan, gusi berdarah,


kencing

manis,

kekurangan

vitamin

C,

menghilangkan dahak dan haus. Manfaat Lidah Mertua lainnya yaitu untuk
mengobati darah tinggi, radang saluran pernapasan, diare, sífilis, TBC kelenjar
(Tuberculous lymphadenopathy),

ambeien

(wasir),

astringent, hipotensif,


mengobati bengkak (edema), eksim, bisul, digigit lipan, digigit ular berbisa,
sakit gigi, penyubur rambut (Ulya dan Rusman, 2012).
Beberapa efek biologis yang sudah terbukti dari ekstrak etanol daun lidah
mertua adalah efek analgesik dan antipiretik (Sunilson, et al., 2009), antibakteri
(Rohmanto, 2013) dan antioksidan (Mahardika, 2014). Selain itu, daun lidah
mertua juga memiliki efek antidiabetes (Qomariyah, 2012). Oleh karena
penggunaan obat antidiabetes dalam jangka waktu yang panjang atau seumur
hidup pasien, maka disarankan untuk melakukan uji toksisitas agar dapat
diketahui tingkat keamanan dalam penggunaannya.
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk meneliti apakah
daun lidah mertua memiliki potensi ketoksikan akut.

2

1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah penelitian ini
adalah apakah ekstrak etanol daun lidah mertua (Sansevieria trifasciata Prain)
mempunyai potensi ketoksikan akut pada mencit?
1.3. Hipotesis
Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka hipotesis penelitian ini

adalah ekstrak etanol daun lidah mertua (Sansevieria trifasciata Prain)
mempunyai potensi ketoksikan akut terhadap mencit.
1.4 Tujuan Penelitian
Berdasarkan hipotesis di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui potensi toksisitas akut ekstrak etanol daun lidah mertua (Sansevieria
trifasciata Prain) terhadap mencit.
1.5 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah memberikan informasi tentang:
a. keamanan dari ekstrak etanol daun lidah mertua.
b. pengaruh pemberian ekstrak etanol daun lidah mertua terhadap perilaku.
c. pengaruh pemberian ekstrak etanol daun lidah mertua terhadap berat badan dan
organ.
1.6 Kerangka Pikir Penelitian
Pada penelitian ini terdapat dua variabel sebagai variabel bebas yaitu
larutan suspensi CMC-Na 0,5% dan ekstrak etanol daun lidah mertua (EEDLM)
dosis 250, 500, 1000, 2000 dan 4000 mg/kg bb. Potensi ketoksikan akut yang
meliputi perilaku fisik, berat badan, berat organ relatif, jumlah kematian mencit,

3


kadar ALT dan gambaran histopatologi hati sebagai variabel terikat seperti yang
ditunjukkan pada Gambar 1.1.
Variabel Bebas

Variabel Terikat

Larutan
suspensi
CMC-Na 0,5 %

Serbuk
Simplisia

Ekstrak

Parameter
Perilaku fisik
Berat badan

Potensi

ketoksikan
akut

Mencit
Jantan

Berat organ
Jumlah mencit
yang mati

Ekstrak Etanol
Daun Lidah
Mertua
(EEDLM)
dosis 250, 500,
1000, 2000, 4000
mg/kg bb

Kadar ALT
Gambaran

histopatologi
hati

Waktu
pengamatan
selama 14 hari

Gambar 1.1Skema kerangka pikir penelitian

4