EKSISTENSI TOKOH ADAT UPACARA SEDEKAH GUNUNG MERAPI DI DESA LENCOH KECAMATAN SELO KABUPATEN BOYOLALI | Gumilang | SOSIALITAS; Jurnal Ilmiah Pend. Sos Ant 4305 9625 1 SM

EKSISTENSI TOKOH ADAT UPACARA SEDEKAH GUNUNG MERAPI DI DESA
LENCOH KECAMATAN SELO KABUPATEN BOYOLALI
JATMIKO SURYO GUMILANG
K8410031
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
2014
ABSTRAK

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui (1) makna upacara sedekah gunung (2) peran
yang dilakukan tokoh adat dalam upacara sedekah gunung (3) strategi tokoh adat dalam
melestarikan upacara sedekah gunung. Lokasi penelitian ini dilakukan di Desa Lencoh
Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali, dengan alasan sampai saat ini masih mempertahankan dan
melestarikan upacara sedekah gunung.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode fenomenologi. Teknik
pengumpulan data berasal dari wawancara dengan sumber data utama yaitu tokoh adat, kepala
desa, ketua Rt.06 dan warga desa. Sedangkan data lainnya bersumber dari observasi dan
dokumentasi. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling dan snowball
sampling. Uji validitas data menggunakan trianggulasi sumber dan metode. Teknik analisis
menggunakan model analisis data interaktif yakni pengumpulan data, reduksi data, penyajian
data, dan penarikan kesimpulan.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa (1) upacara sedekah gunung
sebagai adat tradisi warga Lencoh secara turun-temurun, upacara sedekah gunung dianggap
sebagai kewajiban bagi semua warga Lencoh dan upacara sedekah gunung sebagai sarana
meminta keselamatan kepada Tuhan. (2) peran tokoh adat sebagai seksi kerersmian dan pembaca
ujub kidungan yang belum pernah tergantikan dan merupakan peran sentral dalam upacara
sedekah gunung. (3) strategi tokoh adat dalam melestarikan upacara sedekah gunung adalah
sosialisasi yang terus-menerus sehingga menjadi kebiasaan, iuran warga yang ditarik per-KK dan
pergantian panitia penyelenggara.
Simpulan penelitian ini adalah tokoh adat berperan sentral dalam upacara sedekah
gunung. Tokoh adat sebagai agen yang memilki kekuasaan dengan rutinitas ritual upacara
sedekah gunung yang sudah melekat erat dalam masyarakat.
Kata kunci : sedekah gunung, tokoh adat,strukturasi, eksistensi

ABSTRACT
Jatmiko Suryo Gumilang. K8410031. THE EXISTENCE OF SEDEKAH GUNUNG
MERAPI RITUAL CUSTOM FIGURES IN LENCOH VILLAGE OF SELO SUB
DISTRICT OF BOYOLALI REGENCY.Thesis.Teacher Training and Education Faculty of
SebelasMaret University. 2014.
The objective of research was to find out (1) the meaning of sedekah gunung rite, (2) the
role played by the custom figures in sedekah gunung rite, and (3) the strategy the custom figures

took in preserving the sedekah gunung rite. The research was taken place in Lencoh Village of
Selo Sub District of Boyolali Regency, because this village still maintains and preserves sedekah
gunung rite.
This study was a qualitative research with phenomenological method. Technique of
collecting data used was interview with the main data source such as custom figure, chief of
village, the chief of RT 06, and villagers. Meanwhile another data derived from observation and
documentation. The sampling techniques employed were purposive sampling and snowball
sampling ones. The data validation test was conducted using source and method triangulations.
Technique of analyzing data used was an interactive model of analysis encompassing data
reduction, data display, and conclusion drawing.
Considering the result of research, it could be concluded that (1) the sedekah gunung rite
was Lencoh people’s tradition from generation to generation; it was considered as the obligation
for all Lencoh people and as the means of asking for salvation to God; (2) the role of custom
figures as the official section and ujub kidungan reader had not been replaced yet and constituted
the central role in sedekah gunung rite; (3) the strategy the custom figure took in preserving
sedekah gunung rite was continuously socialization leading to habit, the people’s due collected
per household and the succession of organizing committee.
The conclusion of research was that the custom figure played a central role in sedekah
gunung rite. The custom figure served as an agent having power in the routine of sedekah
gunung rite inherent strongly to the society.

Keywords: sedekah gunung, custom figure, structure, existence

semua pola
A. PENDAHULUAN

letusan

gunung berapi

berubah, misalnya Gunung Sinabung,

Indonesia terdapat banyak gunung

yang terakhir kali meletus pada 1600-an,

berapi yang masih aktif. Data terakhir

tetapi tiba-tiba aktif kembali pada tahun

pada tahun 2012, Indonesia memiliki 127


2010 dan meletus pada 2013. (Camie

gunung berapi aktif dengan kurang lebih

Ayapoe: Semeru.com: 3 Oktober 2013).

5 juta penduduk yang berdiam di

Indonesia juga diketahui sebagai jalur

sekitarnya. Sejak 26 Desember 2004,

Cincin Api Pasifik (pacific ring of fire).

setelah gempa besar dan tsunami terjadi,

Daerah cincin api pasifik tersebut adalah

daerah tempat bergesernya dua lempeng


Di dalam pelaksanaan upacara

teltonik, sehingga daerah cincin api

ritual dipimpin oleh ketua adat dalam

pasifik lebih dikenali dibanding dengan

penyelenggaraan tradisi upacara ritual

wilayah gunung berapi lainnya di dunia.

ini. Di Kabupaten Boyolali bagian barat

Keberadaan gunung berapi ini

Jawa Tengah ini tepatnya di Desa

berkaitan banyak dengan kehidupan


Lencoh, Kecamatan Selo masih sangat

masyarakat

kental

setempat.

Hal

ini

mengikuti

dan

mendukung

dikarenakan setiap gunung mempunyai


kebudayaan Jawa seperti daerah kejawen

mitos-mitos yang berbeda antara gunung

lainnya. Masyarakat Desa Lencoh selalu

satu dengan gunung yang lainnya. Mitos

melaksanakan upacara sedekah gunung

tersebut erat kaitannya dengan ritual adat

setiap malam pergantian tahun dalam

yang dilaksanakan masyarakat setempat

kalender Jawa atau lebih sering disebut

yang


kebudayaan.

malam 1 Suro atau 1 Muharam. Upacara

Kebudayaan tersebut dilakukan secara

sedekah gunung ini dianggap penting

terus-terus

dan saklar bagi masyarakat setempat.

menjadi

suatu

sehingga

menjadi


suatu

tradisi.

Upacara sedekah gunung adalah
Masyarakat Jawa sangat kental

satu bentuk upacara tradisional yang

dengan tradisi yang dipimpin oleh tokoh

dilaksanakan oleh warga Desa Lencoh

adat. Tradisi yang nyata adalah dengan

sebagai rasa syukur kepada Tuhan Yang

adanya upacara-upacara ritual adat. Pada


Maha Esa atas limpahan karuniaNya

umumnya, upacara tradisi ini dilakukan

serta

untuk

kepada

menghormati,

memuja,

sebagai
para

bentuk

pengormatan


leluhurnya.

Upacara

mensyukuri dan meminta keselamatan

sedekah gunung ini sudah dilaksanakan

pada leluhur. Upacara ritual ini sudah

oleh warga Desa Lencoh sejak zaman

menjadi tradisi masyarakat Jawa sejak

nenek moyang. Gunung Merapi sebagai

zaman pra-sejarah. Ketika Islam masuk

salah satu simbol spiritual Masyarakat

ke Indonesia dengan Wali Songo sebagai

Jawa, Khususnya Jawa Tengah dan

penyebar agama Islam di Jawa, upacara

Daerah Istimewa Yogyakarta.Gunung

ritual ini di akulturasikan dengaan syariat

teraktif di Dunia ini setiap tahunnya

Islam.

selalu

menjadi

pusat

ritual

bagi

penduduk yang ada di sekitarnya.Hal

yang menarik dari digelarnya upacara

dilakukan oleh masyarakat Desa Lencoh,

Sedekah Gunung ini adalah sesaji berupa

seakan-akan menjadi suatu menu pekerjaan

kepala kerbau yang diikutkan dalam

rutin tokoh adat untuk memimpin jalannya

sesaji

upacara sedekah gunung tersebut. Ditengah

yang

dilarungkan

ke

kawah

puncak Gunung Merapi.

maraknya

(Danang Dave: Kompas Online: 28

semakin terus berkembang, ritual sedekah

November 2011).

gunung ini masih tetap bertahan dan

kebudayaan

modern

yang

Masyarakat Desa Lencoh sebagian

dijalankan oleh tokoh adat dan masyarakat

besar masih peduli pada pelaksanaan

setempat sebagai pendukungnya. Oleh

upacara-upacara

masih

karena itu, penelitian ini menjadi suatu

meyakini akan manfaat dari pelaksanaan

wahana dalam menggali informasi dibalik

upacara adat yang sudah terselenggara

keberadaan (eksistensi) tokoh adat upacara

sejak zaman dahulu, sehingga mereka

sedekah gunung tersebut.

adat,

mereka

masih melestarikan upacara-upacara adat.

Dalam penelitian ini, peneliti ingin

Upacara sedekah gunung ini di

mengetahui tentang makna sedekah gunung

pimpin oleh tokoh adat setempat. Tokoh

bagi warga Lencoh, peran tokoh adat dalam

adat setempat bertugas untuk memimpin

upacara sedekah gunung dan strategi tokoh

upacara

dalam

ritual

sedekah

gunung

ini

diharapkan agar pelaksanaan upacara ini

melestarikan

upacara

sedekah

gunung.

dapat berjalan dengan lancar. Juga turut

Upacara sedekah merupakan salah

ikut menjaga tradisi upacara ritual ini

satu bentuk ritual yang dilakukan untuk

sebagai suatu kearifan lokal karena sudah

menghormati dan memperingati mitos yang

menjadi

kental

salah

satu

kultur

(budaya)

dengan

suatu

wilayah.Upacara

masyarakat Desa Lencoh. Oleh karena itu,

sedekah banyak dilakukan oleh masyarakat

bahwa salah satu tujuan masyarakat Desa

di berbagai desa.Tujuan dari upacara ini

Lencoh mempertahankan upacara sedekah

pada

gunung ini dimaksudkan untuk memelihara

memberikan

warisan leluhur yang kaya akan simbol dan

leluhur yang telah meninggal dunia, dan

makna.

ketika

Upacara
tadinya

sedekah

merupakan

gunung

ritual

rutin

dasarnya

dimaksudkan

persembahan

masih

hidup

kepada

diyakini

untuk
roh

oleh

yang

masyarakat desa yang bersangkutan sebagai

yang

cikal bakal pendiri desa dan juga sebagai

ungkapan rasa syukur yang ditujukan

sesuai dengan keahlian dan tanggung jawab

kepada Tuhan Yang Maha Esa.

masing-masing. Antara sub satu dengan sub

Sedekah gunung merupakan bagian

lain saling berelasi dan berkaitan agar

dari kebudayaan sebab mempunyai ketujuh

mencapai hasil kerja yang maksimal. Inilah

unsur

wujud

yang juga terlihat di dalam prosesi upacara

kebudayaan yang ada di dalamnya. Selain

sedekah gunung yang dipimpin oleh tokoh

itu,

wahana

adat setempat. Oleh karena itu pula

pelestarian budaya local masyarakat Desa

keberadaan tokoh adat sangat berperan

Lencoh,

penting dalam upacara sedekah gunung

kebudayaan

sedekah

dan

gunung

Kecamatan

juga

sebagai

Selo,

Kabupaten

Boyolali karena terdapat mitos Gunung

sampai saat ini.

Merapi yang selalu diperingati dan dihargai
setiap tahunnya.
Keberadaan upacara sedekah gunung

B. METODE PENELITIAN

tidak lepas dari tokoh adat.Tokoh adat

Dalam penelitian ini menggunakan

adalah seorang pimpinan yang menjaga,

pendekatan fenomenologi.Hal itu bertujuan

melestarikan dan juga mengetahui banyak

untuk memahami tujuan penelitian dari segi

tentang adat setempat.Kepemimpinan tokoh

sudut pandang sumber data.Sumber data

adat ini berperan dalam pelestarian adat

penelitian ini menggunakan data primer

yang berada di dalam suatu tempat.

dan data sekunder.Data primer adalah data

Tokoh adat mempunyai suatu aturan

yang diperoleh dari kata-kata dan tindakan

yang dijalani. Nama lain aturan bisa disebut

yang merupakan sumber data dari lapangan

dengan

dengancara

pemimpin

struktur,
juga

sedangkan
disebut

aturan

strukturasi

mengamati

mewawancarai.Data

ini

terhadap

atau

diperoleh

pemimpin. Strukturasi pemimpin adalah

wawancara

segala aturan yang berlaku di dalam

meliputi tokoh adat, kepala desa dan warga

kepemimpinan seseorang dalam memimpin

desa.Selain itu, data primer diperoleh dari

suatu struktur organisasi. Aturan tersebut

pengamatan peneliti yang melakukan pra

dilakukan secara terus-menerus dan telah

observasi saat diselenggarakannya upacara

menyatu dengan erat, sehingga menjadi

sedekah

rutinitas. Di dalam struktur atau aturan

penelitian ini juga tidak lepas dari data

tersebut terdapat pembagian tenaga kerja

sekunder.Data sekunder adalah data-data

gunung.Selain

informan

dari

data

yang

primer,

yang didapat dari sumber tertulis, foto dan

dokumentasi berupa foto upacara sedekah

data

(Moleong, 2006).Sumber

gunung, wawancara mendalam kepada

tertulis bisa berupa dokumen dan arsip.

informan yang berhubungan dengan data

Dokumen yang digunakan penelitian ini

yang

adalah data monografi desa dan foto-foto

dilakukan peneliti saat prapenelitian.

statistic

tentang upacara sedekah gunung yang

diperlukan

dan

observasi

yang

Dalam penelitian kualitatif, validitas

diambil peneliti maupun foto sedekah

data

gunung yang berada di kantor kepala desa.

pasti.Untuk itu digunakan triangulasi data.

Teknik

pengambilan

tidak

dapat

ditangkap

secara

sampling

Dalam penelitian ini trianggulasi

dalam penelitian ini menggunakan teknik

yang digunakan adalah jenis trianggulasi

purposive sampling.Menurut H.B Sutopo

sumber.

(2002:56) dalam purposive sampling “

trianggulasi

peneliti cenderung untuk memilih informan

“membandingkan

yang dianggap mengetahui informasi dan

derajat kepercayaan suatu informasi yang

masalahnya secara mendalam dan dapat

diperoleh melalui waktu dan alat yang

dipercaya untuk menjadi sumber data yang

berbeda

mantap”.Dalam teknik purposive sampling

(Moleong,2006:330).

ini peneliti akan memilih informan yang

Paton

menjelaskan
sumber
dan

berarti

mengecek

dalam

Dalam

tentang

balik

penelitian”

penelitian

ini,

peneliti

dipandang paling tahu dan dapat dipercaya

memandang tiga jenis kegiatan analisis dan

untuk menjadi sumber data dan mengetahui

kegiatan

masalahnya secara mendalam.Sumber data

siklus dan interaktif.Peneliti harus dapat

dalam penelitian ini adalahBapak Paiman,

memastikan penelitiannya sudah mencapai

selaku ketua tokoh adat di Desa Lencoh

validitas.Setelah

sehingga dapat memberikan keterangan

kemudian data disajikan, setelah disajikan

yang peneliti butuhkan.Pak Sumardi selaku

maka

kepala desa Lencoh, Pak Ngateno selaku

kemudian direduksi.

ketua Rt.06 Temusari Lencoh dan Pak
Marto adalah informan pendukung untuk
melengkapi data peneliti.

pengumpulan

dilakukan

data

merupakan

pengumpulan

verifikasi

data

data

dan

C. HASIL PENELITIAN
Ditinjau dari kondisi alam dan
geografisnya yang sebagaian besar wilayah

Teknik pengumpulan data dalam

Lencoh merupakan lahan pertanian dan

penelitian ini yang digunakan adalah

ladang, mengakibatkan mayoritas penduduk

Lencoh bekerja di sektor pertanian. Hal ini

Sedekah gunung adalah wujud

dapat dilihat dari jalan utama yang melintasi

tradisi kebudayaan Desa Lencohyang selalu

desa

dilaksanakan

Lencoh

terdapat

banyak

lahan

setiap

tahunnya.Upacara

pertanian. Sektor pertanian di Lencoh dapat

sedekah gunung mulai digalakkan sejak

mencukupi

kepemimpinan

kebutuhan

hidup

penduduk

Bupati

Boyolali,

Pak

Lencoh, sektor pertanian ini bertumpu pada

Mohammad Hardi. Sedekah gunung itu

tanaman buah dan sayur. Wilayah Lencoh

sendiri berasal dari kisah babat alas Mbah

terkenal dengan penghasil sayur-sayuran

Petruk yang memberikan kebonan (ladang),

berkualitas baik, seperti kubis, wortel,

akan tetapi di daerah tersebut belum ada

bayam dan tomat. Pemasaran dari hasil

kebonanhanya

pertanian di Lencoh bahkan sampai ke luar

(kerbau). Oleh karena itulah kepala kerbau

wilayah Boyolali.Dapat disimpulkan bahwa

selalu dijadikan sesajen untuk sedekah

mayoritas masyarakat bermata pencaharian

gunung ini. Hal ini juga yang membuat

sebagai

membuat

menarik di dalam sesajen upacara sedekah

masyarakat Desa Lencoh menggantungkan

gunung selain sesajen berupa nasi gunung

hidup

Gunung

(tumpeng) berjumlah sembilan, palawija,

Merapi.Oleh karena itu, tradisi sedekah

rokok Gudang Garam klobot, rokok Ojolali,

gunung rutin dilakukan pada malam 1 Suro.

jadah bakar, panggan butho yang jumlah

dapat

petani,

pada

sehingga

keberadaan

terdapat

hewan

kebo

Dari data yang diperoleh tersebut

umbo rampe tersebut berjumlah sejodo atau

disimpulkan

dua buah.

bahwa,

masyarakat

Lencoh masih tergolong masyarakat yang

Setiap

tradisional.Masyarakat Lencoh masih tetap

tersendiri.Nasi

melestarikan tradisi/adat istiadat di wilayah

menggambarkan keadaan masyarakat Desa

Lencoh yang turun temurun dari nenek

Lencoh mempunyai kerukunan yang kokoh

moyang. Masih banyak masyarakat Lencoh

dan berjalan seirama secara lurus, sehingga

yang menganut paham aboge sehingga

tidak ada perselisihan antar warga dan

masyarakat desa percaya terhadap hal-hal

penyimpangan-penyimpangan yang terjadi

yang berbau mistis.Tradisi masyarakat Desa

di

Lencoh yang masih dijaga sampai saat ini

menyimbolkan maksud supaya warga tidak

adalah sedekah gunung.

membakar

warga

sesajen

mempunyai arti

gunung

Desa

gunung

(tumpeng)

Lencoh.Jadah

sehingga

bakar

keadaan

gunung tetap lestari.Hiasan-hiasan yang

terdapat di tumpeng mengisyaratkan agar

gunung.Keempat adalah acara ujub Merapi

keamanan di wilayah gunung terjaga, dan

yang berupa kidung-kidungan yang selalu

gunung

gundul.Sesajen-

dibawakan oleh tokoh adat. Kemudian

sesajen lainnya di siapkan secara sejodo

diakhiri dengan pembacaan doa dan kirab

(sepasang)

pemberangkatan sesajen.

tidak

menjadi

yang

berjumlah

dua

buah,

menggambarkan jenis kelamin laki-laki dan
perempuan.Hal
masyarakat

tersebut

Desa

Lencoh

Kekentalan upacara adat sedekah

dikarenakan

gunung yang terdapat di Lencoh inilah yang

menganggap

membuat

Desa

Lencoh

menjadi

desa

Gunung Merapi sebagai sosok laki-laki dan

percontohan pelestarian adat tradisi di

Gunung Merbabu sebagai sosok perempuan.

Kabupaten Boyolali.

Ukuran tumpeng yang berbeda juga

Makna Upacara Sedekah Gunung

menggarbakan pandangan masyarakat Jawa

Pada upacara sedekah gunung yang

bahwa mereka menganggap nabi di dalam

diadakan

ranah Jawa berjumlah tujuh, sedangkan wali

melakukan

berjumlah Sembilan.Nabi dan Wali adalah

berlangsungnya

orang yang menyebarkan agama Islam

gunung.Tujuan pengamatan ini bermaksud

khususnya di wilayah Jawa.

sebagai gambaran pemikiran peneliti tentang

Urutan

pelaksanaan

upacara

pada

tahun

pengamatan

2013,

peneliti

kegiatan

upacara

saat

sedekah

upacara sedekah gunung.Pada saat peneliti

sedekah gunung sebagai berikut.Pertama,

mengamati

kirab kepala kerbau dan sesajen lainnya ke

gunung, Joglo Merapi dipenuhi dengan

Joglo Merapi.Sesampainya di Joglo Merapi,

orang-orang

semua sesajen diatur dan ditata seperti

sedekah

aturan yang diberikan oleh tokoh adat.

tersebut terdiri dari masyarakat setempat,

Setelah penataan sesajen selesai, acara yang

para fotografer serta turis local hingga

kedua adalah berupa sambutan-sambutan

interlokal.Dari pengamatan tersebut, peneliti

yang

panitia,

berpendapat bahwa upacara sedekah gunung

kemudian sambutan kepala Desa Lencoh,

tersebut adalah suatu momentum yang

sambutan

Dinas

menarik.Suatu hal yang menarik tentu

Pariwisata dan sambutan Bupati Boyolali.

memiliki suatu makna yang tersirat di

Selesai sambutan, acara menginjak ke acara

dalamnya.Seperti halnya sedekah gunung,

ketiga

kegiatan tersebut memilki makna tersendiri.

diawali

oleh

Camat,

yaitu

sambutan

sambutan

legenda

sedekah

jalannya

yang

gunung

prosesi

menonton

sedekah

upacara

tersebut.Orang-orang

Terdapat 3 makna sedekah gunung
bagi

warga

masyarakat

Desa

Pembaca Ujub Kidungan.Seksi Keresmian
mempunyai tugas untuk mengawasi upacara

Lencoh.Pertama, sedekah gunung sebagai

mulai

tanda adat istiadat yang dilakukan warga

pelaksanaan.Selain

Desa

turun-

Keresmian yang disandang oleh Pak Paiman

adalah,

adalah pada saat prosesi serah terima

sedekah gunung wajib diikuti oleh semua

penyerahan sesajen yang diberikan oleh

warga, jika tidak dilaksanakan maka ada

Bupati

beban

dirasakan

dilarungkan.Ujub Kidungan adalah lagu-

warga.Makna ketiga sedekah gunung bagi

lagu Jawa yang dilantunkan saat sebelum

masyarakat Desa Lencoh adalah keberadaan

prosesi pelarungan sesajen ke Gunung

sedekah gunung ini penting bagi masyarakat

Merapi. Walaupun Pak Paiman dianggap

Desa Lencoh sebagai sarana dalam meminta

oleh warga sebagai

keselamatan

bagi

perannya belum pernah digantikan, akan

masyarakat Desa Lencoh sendiri yang hidup

tetapi setiap warga masyarakat Desa Lencoh

di daerah Gunung Merapi.

juga

Lencoh

temurun.Kemudian

Peran

secara
yang

tersendiri

dan

Tokoh

kedua

yang

kesejahteraan

Adat

dalam

Upacara

dari

persiapan
itu,

sebelum

mempunyai

sampai

pada

tugas

Seksi

sesajen

tersebut

tokoh adat yang

peran

dalam

prosesi

upacara sedekah gunung ini. Peran Pak
Paiman dalam prosesi upacara sedekah

Sedekah Gunung
Dari hasil wawancara dapat diambil

gunung ini sangat vital, karena tanpa

kesimpulan bahwa masyarakat Desa Lencoh

kehadiran Pak Paiman warga Desa Lencoh

menganggap bahwa ada satu orang yang

merasa kurang mantab dalam melakukan

paling mengerti tentang upacara sedekah

upacara ritual ini.Oleh karena itu, Pak

gunung tersebut.Orang tersebut bernama

Paiman mempunyai beban tersendiri jika

Pak Paiman Hadi Martono.Hal itulah yang

tidak mengikuti upacara sedekah gunung ini.

mengakibatkan Pak Paiman menjadi satu-

Strategi Tokoh Adat dalam Melestarikan

satunya orang yang perannya belum pernah

Upacara Sedekah Gunung

digantikan oleh siapapun meskipun setiap
tahunnya

pembentukan

panitia

selalu

Upacara

sedekah

gunung

ini

dianggap sebagai warisan budaya local

dilakukan secara bergiliran.Dalam upacara

warga Lencoh, sehingga upacara

sedekah gunung, Pak Paiman berperan

sedekah gunung sampai saat ini masih

sebagai

dilestarikan oleh warga Lencoh meskipun

Seksi

Keresmian

dan

sebagai

adat

ada beberapa hambatan yang melanda adat

dilakukan yaitu dengan iuran warga yang

ini. Meskipun ada hambatan-hambatan yang

ditarik per-KK.Dengan adanya iuran ini,

ada di dalam upacara sedekah gunung, akan

upacara sedekah gunung dapat terlaksana

tetapi prosesi upacara sedekah gunung ini

meskipun ada pelonjakkan anggaran.Strategi

masih tetap dilaksanakan dan dilestarikan

ketiga yang dilakukan adalah pembentukan

keberadaannya.

panitia

Dapat penelititemukan bahwa ada

penyelenggara

upacara

sedekah

gunung yang selalu diganti dan digilir setiap

upacara

tahunnya.Prosesi sedekah gunung ini tidak

sedekah gunung tetap dilestarikan oleh

lepas dari keberadaan peran-peran yang

warga Desa Lencoh sampai saat ini.

dilakukan oleh setiap individu masyarakat

strategi

yang

dilakukan

agar

Adapun strategi dan upaya yang
dilakukan

untuk

upacara

satu individu dengan individu lain juga

sedekah gunung ini terdapat 3 upaya dan

berbeda. Pengaruh sedekah gunung juga

strategi

yaitu

yang dirasakan oleh masyarakat Desa

dengan sosialisasi dan kebiasaan untuk

Lencoh tergantung pada peran dan posisi

selalu mengikuti upacara sedekah gunung

yang disandangnya.Setiap tahun panitia

yang mereka tularkan kepada anak-anak

penyelenggara selalu dibentuk dengan posisi

sejak dini.Berbekal sosialisasi inilah yang

dan peran selalu berganti. Meskipun dalam

menjadi

pembentukkan

yang

melestarikan

Desa Lencoh. Peran yang dipikulpun antara

dilakukan.Pertama,

modal

warga

Desa

Lencoh

panitia

penyelenggara

terkhusus tokoh adat untuk melestarikan

tersebut selalu berubah, akan tetapi ada satu

upacara

sedekah

sosialisasi

yang

gunung.Berawal

dari

posisi yang tidak pernah diganti oleh

terus-menerus

yang

siapapun. Posisi dan peran tersebut diduduki

dilakukan setiap tahun, sehingga dapat

oleh

menjadi suatu kebiasaan bagi warga Desa

setempat. Peran dan posisi tersebut juga

Lencoh.Dengan adanya suatu kebiasaan

diperoleh

yang selalu dilakukan ini juga, maka seiring

masyarakat

berjalannya waktu kebiasaan itu dapat

menempatkan Pak Paiman pada posisi yang

menjadi

dari

sama. Hal tersebut dikarenakan warga Desa

kehidupan warga masyarakat Desa Lencoh

Lencoh menganggap Pak Paiman paling

yang

setiap

mengetahui tentang sedekah gunung.Selain

tahunnya.Upaya atau strategi kedua yang

itu, warga Lencoh merasa kurang puas dan

sebuah

selalu

rutinitas

bagian

dilaksanakan

Pak

Paiman

dari

selaku

tokoh

kesepakatan

Lencoh

yang

adat

warga
selalu

kurang mantab jika prosesi upacara sedekah

gunung

gunung tersebut tidak diawasi dan tidak

sedekah gunung tetap eksis sampai saat ini.

diarahkan oleh Pak Paiman.Oleh karena

sebagai

strategi

agar

upacara

Teori utama dalam penelitian ini

itulah upacara sedekah gunung ini dapat

adalah

strukturasi

eksis sampai saat ini dengan Pak Paiman

merupakan segala aturan yang berlaku di

yang ditunjuk oleh warga sebagai satu-

dalam

satunya orang yang paling mengerti tentang

memimpin suatu struktur organisasi. Hal

upacara sedekah gunung ini.

tersebut juga dialami oleh tokoh adat yang

D. KESIMPULAN

mempunyai peran yang belum pernah

kepemimpinan

pemimpin

seseorang

yang

dalam

Prosesi upacara ritual adat sedekah

digantikan, sehingga hal tersebut juga

gunung tidak lepas dari unsur ruang dan

menjadi suatu beban pribadi yang dirasakan

waktu.Unsur tersebut terlihat pada saat

oleh tokoh adat.

pelaksanaan ritual tersebut, yaitu pada waktu

Di dalam struktur atau aturan

setiap malam 1 Suro dan bertempat di dalam

tersebut terdapat pembagian tenaga kerja

satu ruang yang dinamakan Joglo Merapi.

sesuai dengan keahlian dan tanggung jawab

Unsur ruang dalam upacara sedekah gunung

masing-masing. Antara sub satu dengan sub

berkaitan dengan proses sosialisasi, dimana

lain saling berelasi dan berkaitan agar

warga Desa Lencoh dapat berkumpul dalam

mencapai hasil kerja yang maksimal. Inilah

satu tempat dengan tujuan yang sama. Unsur

yang juga terjadi di dalam prosesi upacara

waktu dalam upacara sedekah gunung

sedekah gunung yang dipimpin oleh Pak

adalah upacara tersebut telah dilakukan

Paiman Hadi Martono selakau tokoh adat

sejak jaman nenek moyang.Penempatan

yang ditunjuk oleh warga sebagai satu-

ruang dan waktu ini dilakukan secara

satunya orang yang posisinya belum pernah

berulang-ulang

sebuah

digantikan oleh siapapun meskipun anggota

yang

panitia selalu diganti.Hal tersebut membuat

rutinitas.Dengan

dan

menjadi

rutinitas

inilah

menyebabkan terjadinya suatu kebiasaan

tokoh

atau folkways.Oleh karena kebiasaan itulah,

mempunyai power (kekuatan) di dalam

warga Desa Lencoh berkumpul dalam satu

upacara sedekah gunung. Power tokoh adat

ruang dan waktu tanpa diadakannya suatu

dalam upacara sedekah gunung sebagai

undangan yang tersurat.Adapun fungsi unsur

pemimpin dan pengawas.Tanpa kehadiran

ruang dan waktu dalam upacara sedekah

dan turut ikut campur tangan tokoh adat

adat

menjadi

seorang

yang

dalam upacara sedekah gunung, masyarakat
merasa kurang puas.
Oleh karena itu, keberadaan tokoh
adat sangat berperan penting dalam upacara
sedekah gunung sampai saat ini.

E. DAFTAR PUSTAKA
Lexy J Moleong. 1991. Metode Penelitian
Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda Karya
Jhon Scott, 2012. Teori Sosial.Yogyakarta,
Pustaka Pelajar
Durkheim, Emile. 2011. The Elementary of
The Religious Life, Jogjakarta: IRCiSoD.
Giddens, Anthony. 2010. Teori Strukturasi
(Dasar-dasar Pembentukan Struktur Sosial
Masyarakat), Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Priyono, B.Herry. 2003. Anthony Giddens
Suatu Pengantar, Bogor: Grafika Mardi
Yuana.
Koentjaraningrat, Prof. Dr. 2009.Pengantar
Ilmu

Antropologi,

Mahasatya.

Jakarta:

PT.

Asdi