PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PROGRAM KAMPUNG KELUARGA BERENCANA DI KELURAHAN PANTOLOAN BOYA KECAMATAN TAWAELI | Setiawati | GeoTadulako 9003 29519 1 SM

PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PROGRAM
KAMPUNG KELUARGA BERENCANA DI KELURAHAN
PANTOLOAN BOYA KECAMATAN TAWAELI

ELSA SETIAWATI. S
A 351 12 034

JURNAL

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2017

Mahasiswa Program Studi Pend.Geografi P.IPS FKIP UNTAD
Penerbit : E– Journal Geo-Tadulako UNTAD Email: Elzhasetiawati@yahoo.com

ABSTRAK
Elsa Setiawati. S (2017). Persepsi Masyarakat Terhadap Program Kampung KB Di
Kelurahan Pantoloan Boya Kecamatan Tawaeli. Hubungan. Program Studi Pendidikan

Geografi Jurusan Pendidikan IPS Universitas Tadulako, Samuel Sanda Patampang
(Pembimbing I), Nurvita (Pembimbing II).
Penelitian ini bertujuan:1) untuk mengetahui Bagaimana Sikap/Tanggapan
masyarakat terhadap program kampung KB di kelurahan pantoloan boya kecamatan
tawaeli, 2) untuk mengetahui bagaimana Harapan masyarakat terhadap program
kampung KB di kelurahan pantoloan Boya kecamatan tawaeli, 3) untuk mengetahui
bagaimana Tindakan Masyarakat Terhadap Program Kampung KB Di Kelurahan
Pantoloan Boya Kecamatan Tawaeli. Jenis penelitian adalah Deskriptif kualitatif dan
Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik quota sampling dan purposive sampling.
Teknik pengumpulan data yang digunakan yakni observasi, wawancara, angket, dan
dokumentasi. Lokasi penelitian ini di Kelurahan Pantoloan Boya Khususya Di RW 03.
Populasi dari penelitian ini yaitu ibu-ibu yang menggunakan KB. Penelitian
dilaksanakan pada bulan November-Desember 2016. Hasil dari penelitian ini yaitu
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dengan menggunakan angket dan
wawancara melihat tingkat persentase dari setiap jawaban dapat disimpulkan bahawa
persepsi masyarakat terhadap program kampung KB di Kelurahan Pantoloan Boya
Kecamatan Tawaeli hasilnya adalah Sangat baik atau sangat setuju dengan adanya
program Kampung KB. hal ini dapat dilihat dari persepsi masyarakat yang mana
melalui sikap/tanggapan, tindakan dan harapan masyarakat, dan diperkuat oleh adanya
program kampung KB yang antra lain penggunaan alat kontrasepsi dan kebersihan

lingkungan. Yang mana seluruh masyarakat Kelurahan Pantoloan Boya Khususnya
masyarakat yang bearda di lingkungan Kampung KB sangat senang dengan adanya
program tersebut, dan Kampung KB yang berada di Kelurahan Pantoloan Boya
Kecamatan Tawaeli juga menjadi salah satu contoh program kampung KB yang ada di
Provinsi Sulawesi Tengah.
Kata Kunci: Persepsi, Program Kampung Keluarga Berencana

Mahasiswa Program Studi Pend.Geografi P.IPS FKIP UNTAD
Penerbit : E– Journal Geo-Tadulako UNTAD Email: Elzhasetiawati@yahoo.com

ABSTRACT
Elsa Setiawati .S (2017). Public Perception Of Program Of Family Planning Village In
Subdistrict Pantoloan Boya Of Tawaeli District. Skripsi. Geography Studi Program,
Social Science Education Departemen, Teacher Traning And Education Faculty,
Tadulako University. Supervisor: Samuel Sanda Patampang And Co-Supervisor:
Nurvita.
The reseatch aims to find out 1) how the public attitude/response of program of
family planning village in sub distric Pantoloan Boya of Tawaeli distric, 2) how the
public expectation of program of family planning village in sub distric Pantoloan Boya
of Tawaeli distric, 3) how the public action of program of family planning village in sub

distric Pantoloan Boya of Tawaeli distric. The reseach type was in descriptive
qualitative and sampling was done by quota sampling and purposive sampling
technique. The data were collected through observation, interviews, questionnaires, and
documentasi. The research location was in Pantoloan Boya sub distric particular head
of hamlet 3. The population of this research was mothers who use contaseption. The
research was conducted in November-Desember 2016. The results of the research
obtained by using questionnaires and interviews look at by percentage rate of each
answer, it can be concluded that public perception of program of family planning
village in subdistrict Pantoloan Boya of Tawaeli distrct is positive or strongly agreed
with the program of family planning village. It can be seen from the public perception
through the attitudes/response,expectations and the action of society and reinforced by
the program of family planning with the use of contraceptives and environmental
hygiene either the all community of Pantoloan Boya Especially people who are in the
neighborhood of family planning village very happy because it could be one of example
of a program the family planning village in Central Sulawesi.

Keywords: Perception, Program of Family Planning Village

Mahasiswa Program Studi Pend.Geografi P.IPS FKIP UNTAD
Penerbit : E– Journal Geo-Tadulako UNTAD Email: Elzhasetiawati@yahoo.com


PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Setelah sukses menggemakan serta mengimplementasikan program Generasi
Berencana (GenRe) sebagai upaya terobosan untuk membangun generasi yang
berkualitas melalui Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK R) di tahun 2012 yang
diintensifkan pada tahun 2013, 2014, dan 2015, maka mulai awal tahun 2016 Badan
Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) sebagai Lembaga Non
Kementerian yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan program Kependudukan
Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK) secara nasional membuat
terobosan baru yang bersifat kedaerahan dan bernuansa kearifan lokal yang disebut
istilah “Kampung KB” atau lengkapnya “Kampung Keluarga Berencana”.
Kampung KB diharapkan menjadi salah satu inovasi strategis untuk dapat
mengimplementasikan kegiatan-kegiatan prioritas program KKBPK secara utuh di lini
lapangan dalam mewujudkan

Agenda Prioritas 5 (lima) dari 9 agenda prioritas

pemerintahan periode 2015 – 2019 yakni “Meningkatkan Kualitas Hidup Manusia
Indonesia” melalui Pembangunan Kependudukan dan Keluarga Berencana. Apalagi

BKKBN sendiri telah menyusun Renstra 2015 – 2019 dengan 6 (enam) sasaran strategis
yang telah ditetapkan, yaitu: (1) menurunkan rata-rata Laju Pertumbuhan Penduduk
(LPP) dari 1,38% per tahun pada tahun 2015 menjadi 1,21% per tahun di tahun 2019,
(2) menurunnya Total Fertility Rate (TFR) dari 2,37 per Wanita Usia Subur (WUS) di
tahun 2015 menjadi 2,28 di tahun 2019, (3) meningkatnya Contraceptiive Prevalence
Rate (CPR) semua metode dari 65,2% dari tatal Pasangan Usia Subur (PUS) di tahun
2015 menjadi 66% di tahun 2019, (4) menurunnya kebutuhan ber-KB tidak
terlayani/unmet need dari 10,6% di tahun 2015 menjadi 9,91% di tahun 2019, (5)
menurunnya Age Spesific Fertility Rate (ASFR) dari 46 per 1000 perempuan kelompok
umur 15 – 19 tahun di tahun 2015 menjadi 28 per 100 perempuan pada kelompok umur
yang sama di tahun 2019, (6) menurunnnya persentase kehamilan yang tidak diinginkan
dari WUS dari 7,1% di tahun 2015 menjadi 6,6% di tahun 2019.
Secara umum, Kampung KB ini dibentuk untuk meningkatkan kualitas hidup
manusia di tingkat kampung atau yang setara melalui program kependudukan, keluarga
berencana dan pembangunan keluarga serta pembangunan sector terkait dalam rangka
mewujudkan keluarga kecil berkualitas. Sedangkan secara khusus, Kampung KB ini
Mahasiswa Program Studi Pend.Geografi P.IPS FKIP UNTAD
Penerbit : E– Journal Geo-Tadulako UNTAD Email: Elzhasetiawati@yahoo.com

dibentuk selain untuk meningkatkan peran serta pemerintah, lembaga non pemerintah

dan swasta dalam memfasilitasi, mendampingi dan membina masyarakat untuk
menyelenggarakan program kependudukan, keluarga berencana, pembangunan keluarga
dan pembangunan sektor terkait, juga untuk meningkatkan kesadaran masyarakat
tentang pembangunan berwawasan kependudukan.
Secara administrasi lingkungan RW 03 terletak di Kelurahan Pantoloan Boya
Kecamatan Tawaeli Kota Palu Propinsi Sulawesi Tengah termasuk salah satu wilayah
yang ditetapkan pemerintah sebagai lokasi Kampung KB yang ada di Sulawesi Tengah.
Berdasarkan observasi di lapangan lingkungan Kelurahan Pantoloan Boya termasuk
lingkungan yang Jumlah Keluarga Pra Sejahtera dan jumlah peserta KB di bawah ratarata pencapaian serta masih kurangnya angka partisipasi penduduk usia sekolah. Hal
tersebut memungkinkan terjadinya perbedaan pandangan antara masyarakat dan Badan
Kependudukan

dan

Keluarga

Berencana

Nasional


(BKKBN)

dalam

proses

memberdayakan dan memberi kemudahan kepada masyarakat untuk memperoleh
pelayanan total program KKBPK, sebagai upaya mewujudkan keluarga berkualitas.
Persepsi masyarakat terhadap adanya Kampung KB di kota palu khususnya di
Kelurahan Pantoloan Poya menjadi suatu hal yang perlu diketahui sebab persepsi
merupakan suatu dasar dari pembentukan sikap dan perilaku masyarakat itu sendiri
terhadap keberadaan Kampung KB di lingkungan tersebut. Maka dari itu perlu dibangun
persepsi yang benar mengenai adanya Kampung KB serta peran dan fungsinya sehingga
masyarakat di kota palu khususnya di keluran pantoloan boya nantinya ikut berperan
aktif didalam mendukung program BKKBN Provinsi Sulawesi Tengah yang bertujuan
untuk meningkatkan kualitas hidup manusia dan kesejatraan keluarga prasejatra untuk
menuju lebih baik.
1.2 Rumusan masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka, rumusan masalah dalam penelitian
ini yaitu sebagai berikut :1) Bagaimana sikap/tanggapan masyarakat terhadap program

kampung KB di Kelurahan Pantoloan Boya Kecamatan Tawaeli. 2) Bagaimana tindakan
masyarakat terhadap program kampung KB di Kelurahan Pantoloan Boya Kecamatan
Tawaeli. 3) Bagimana harapan masyarakat terhadap program kampung KB di
Kelurahan Pantoloan Boya.

Mahasiswa Program Studi Pend.Geografi P.IPS FKIP UNTAD
Penerbit : E– Journal Geo-Tadulako UNTAD Email: Elzhasetiawati@yahoo.com

1.3 Tujuan dan manfaat penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui Bagaimana Persepsi masyarakat
Terhadap Program Kampung KB di Kelurahan Pantoloan Boya Kecamatan Tawaeli.
Hasil dari penelitian dapat memberikan manfaat antara lain: 1) Bagi penulis: Sebagai
calon guru yang akan mengemban tugas dan tanggung jawab yang besar penelitian ini
dapat dijadikan acuan dalam melaksanakan tugas besar dimasyarakat nantinya, Untuk
menambah pengetahuan, pengalaman dan wawasan berfikir kritis guna melatih
kemampuan, memahami dan menganalisis masalah-masalah pendidikan, dan Penelitian
ini sangat berguna sebagai bahan dokumentasi dan penambah wawasan sehingga dapat
mengembangkan pengetahuan dengan wawasan lebih luas baik secara teoritis maupun
praktis. 2) Bagi Masyarakat: Sebagai bahan informasi khususnya masyarakat di
Kelurahan Pantoloan Boya Kecamatan Tawaeli tentang apa program Kampung KB bagi

Kehidupan Masyarakat. 3) Bagi lembaga pendidikan: Bagi lembaga pendidikan
terutama fakultas Keguruan dan Ilmu pendidikan Universitas Tadulako, hasil penelitian
ini dapat dijadikan sebagai bahan kajian untuk melengkapi perpustakaan dan sebagai
bahan dokumenter.
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Persepsi
Persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh penginderaan yaitu
proses yang berwujud diterimanya stimulasi oleh individu melalui alat reseptornya,
kemudian stimulasi diteruskan ke pusat susunan syaraf yaitu otak, dan otak merupakan
proses psikologisnya sehingga individu bias mempersepsi stimulasi yang di terimanya.
(Walgito, 2003 ) .
1. Sikap
Menurut Purwanto, H. 1998 Sikap adalah pandangan atau perasaan yang disertai
kecenderungan untuk bertindak sesuai dengan yang objek. Sikap dapat pula
bersifat positif dan dapat pula bersifat negative, Sikap positif kecenderungan
tindakan adalah mendekati, menyenangi, mengharapkan obyek tertentu
sedangkan Sikap negatif terdapat kecenderungan untuk menjauhi, menghindari,
membenci, tidak menyukai obyek tertentu.

Mahasiswa Program Studi Pend.Geografi P.IPS FKIP UNTAD

Penerbit : E– Journal Geo-Tadulako UNTAD Email: Elzhasetiawati@yahoo.com

2. Harapan
Menurut Roen, Ferry. 2013 Teori harapan merupakan teori yang paling baik
dipandang menjelaskan motivasi seseorang dalam kehidupan organisasinya,
walaupun teori motivasi memiliki kelemahan dan kelebihan. Kuatnya
kecenderungan seseorang bertindak dengan cara tertentu bergantung pada
kekuatan harapan bahwa tindakan tersebut akan diikuti oleh suatu hasil tertentu
dan pada daya tarik dari hasil itu bagi orang yang bersangkutan, Teori harapan
berkata apabila seseorang memiliki keinginan untuk menghasilkan sesuatu pada
waktu tertentu tergantung pada tujuan khusus orang yang bersangkutan dan pada
persepsi orang tersebut tentang nilai suatu prestasi.
3. Tindakan
Tindakan

menurut

Max

Weber


adalah

suatu

tindakan

individu

sepanjang tindakan itu mempunyai makna atau arti subjektif bagi dirinya dan
diarahkan

kepada

tindakan

orang

lain

(Weber

dalam

Ritzer

1975). Suatu tindakan individu yang diarahkan kepada benda mati tidak m
asuk dalam kategori tindakan sosial. Suatu tindakan akan dikatakan sebagai
tindakan

social

ketika

tindakan

tersebut

benar-benar

diarahkan

kepada orang lain (individu lainnya).
2.2 Masyarakat
Menurut Ralph Lition dalam Harsono (1997) masyarakat adalah sekelompok
manusia yang hidup dalam satu kesatuan dalam tatanan social masyarakat. Lebih lanjut
ia mengatakan bahwa masyarakat adalah setiap kelompok manusia yang lebih cukup
lama dan bekerja sehingga mereka itu dapat mengorganisasikan dirinya dan berpikir
tentang dirinya sebagai kesatuan social dengan batas-batas tertentu.
2.3 Keluarga Berencana (KB)
Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu pelayanan kesehatan preventif
yang paling dasar dan utama bagi wanita, meskipun tidak selalu diakui demikian.
Peningkatan dan perluasan pelayanan keluarga berencana merupakan salah satu usaha
untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu yang sedemikian tinggi akibat
kehamilan yang dialami oleh wanita. Banyak wanita harus menentukan pilihan
kontrasepsi yang sulit, tidak hanya karena terbatasnya jumlah metode yang tersedia
tetapi juga karena metode-metode tertentu mungkin tidak dapat diterima sehubungan

Mahasiswa Program Studi Pend.Geografi P.IPS FKIP UNTAD
Penerbit : E– Journal Geo-Tadulako UNTAD Email: Elzhasetiawati@yahoo.com

dengan kebijakan nasional KB, kesehatan individual dan seksualitas wanita atau biaya
untuk memperoleh kontrasepsi.
2.4 Program Kampung KB
Kampung KB merupakan satuan wilayah setingkat RW, dusun atau setara yang
memiliki kriteria tertentu, dimana terdapat keterpaduan program kependudukan,
keluarga berencana, pembangunan keluarga dan pembangunan sektor terkait yang
dilaksanankan secara sistemik dan koordinatif. Kampung KB sangat diperlukan di
semua desa, khususnya bagi kawasan miskin, termasuk kawasan miskin perkotaan,
padat penduduk, akses kesehatan kurang, daerah kumuh, dan wilayah pesisir/nelayan.
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis penelitian

Pada penelitian ini metode yang digunakan adalah jenis penelitian Deskriptif
kualitatif. jenis penelitian ini dipilih dapat menjelaskan atau mendeskripsikan berbagai
fenomena yang terjadi di lapangan tentang objek dan permasalahan yang di teliti
sebagaimana gambaran tentang Persepsi Masyarakat Tehadap Program Kampung KB
di Kelurahan Pantoloan Boya Kecematan Tawaeli.
Untuk mendukung penelitian ini penulis mengelompokan dalam jenis data yang
sesuai diapangan yaitu data primer yang diperoleh secara langsung melalui tahap
observasi dan wawancara yang dilengkapi dengan dokumentasi dan data sekunder yang
diperoleh dari objek peneliti yang berasal dari literatur yang tersedia baik dalam bentuk
buku-buku, dokumen-dokumen, jurnal, serta sumber-sumber ilmiah yang ada.
3.2 Populasi, Sampel Dan Teknik Pengambilan Sampel
1. Populasi
Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta KB yaitu
berjumlah 162 KK yang ada di Kelurahan Pantoloan Boya Kecamatan Tawaeli
khususnya yang berada di daerah Kampung KB.
2. Sampel
Berdasarkan alat pengumpulan data yang digunakan dalalm penelitian ini yakni
angket dan wawancara maka penetapan sampel dilakukan dengan dua cara yaitu quota
sampling dan purposive sampling
3. teknik pengambilan sampel
Pengambilan sampel ini didasarkan pada pendapat Arikunto (1985) yang
menyatakan bahwa:“ apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua

Mahasiswa Program Studi Pend.Geografi P.IPS FKIP UNTAD
Penerbit : E– Journal Geo-Tadulako UNTAD Email: Elzhasetiawati@yahoo.com

sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Sedangkan jika jumlah
subjeknya besar, dapat diambil antara 10-15 % atau 20-25 % atau lebih
3.3 Jenis dan sumber data
Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer
dan data sekunder. Data primer berupa hasil observasi, wawancara, dan angket. Data
sekunder adalah data yang sudah ada dan sudah, dan Sumber data sekunder dapat
diperoleh dari Kelurahan, Buku, internet, jurnal-jurnal penelitian, skripsi, tesis dan
laporan penelitian yang berkaitan dengan penelitian ini.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan dalam penelitian ini maka penulis
menggunakan beberapa teknik antara lain: 1) Observasi, dimulai dengan melakukan
pengamatan awal ke lokasi penelitian keseluruh Kelurahan Pantoloan Boya. 2)
Wawancara, teknik wawancara untuk menggali lebih dalam lagi tentang sejauh mana
Persepsi Masyarakat terhadap Program Kmapung KB di Kelurahan Pantoloan Boya
Kecamatan Tawaeli. Pertama penulis mewawancarai Kepala Kelurahan, kemudian
dilanjutkan dangan mewawancarai salah satu staf Kelurahan yang bertugas sebagai
Koordinator dari Program Kampung KB. Untuk lebih mendalami lagi, penulis
mewawancarai beberapa masyarakat dalam hal ini keluarga yag mempunyai lebih dari 2
anak. 3) Kuesioner, digunakan untuk mendapatkan data informasi secara mendalam
melalui Responden. Kuesioner adalah alat penelitian yang berupa pertanyaanpertanyaan yang akan di jawab oleh responden. Waktu yang dibutuhkan pada teknik ini
yaitu selama 2 minggu. 4) Dokumentasi yaitu suatu tehnik pengumpulan data yang
dilakukan melalui pencatatan dokumen-dokumen penting yang berkaitan dengan aspek
penelitian. Maksud dari dokumentasi ini adalah memberikan penguatan pada data
primer sehingga data yang ada benar-benar akurat. Adapun data yang hendak diperoleh
melalui tehnik ini adalah seluruh data yang menyangkut persepsi masyarakat terhadap
Program kampung KB Di Kelurahan Pantoloan Boya.
3.6 Analisis Data
Pada penelitian ini penulis mengalisis data dengan mengadakan penganalisisan
secara kuantitatif yaitu pengolahan data dengan menggunakan teknik perhitungan
berdasarkan persentase (%) khusus data angket, dengan rumus:
P =

x 100%

Mahasiswa Program Studi Pend.Geografi P.IPS FKIP UNTAD
Penerbit : E– Journal Geo-Tadulako UNTAD Email: Elzhasetiawati@yahoo.com

Keterangan : P = hasil yang dicapai
f = jumlah jawaban dari setiap alternatif jawaban
N = jumlah sampel.

(Arikunto, 1996).

100% = Nilai Tetap
Sedangkan untuk menganalisis hasil wawancara wawancara dalam penelitian ini
berdasarkan teori Miles dan Huberman (1992) yaitu terdiri dari tiga tahap yaitu reduksi
data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Kelurahan Pantoloan Boya Kecamatan Tawaeli merupakan salah satu bagian
wilayah Kota Palu di bagian utara yang berbatasan langsung dengan Kabupaten
Donggala dan Parigi Mautong, yang diresmikan pada tanggal 27 Pebruari 2012
memiliki luas sebesar ± 16,09 KM2
Secara administratif Kelurahan Pantoloan Boya dibatasi oleh :
Sebelah utara : Berbatasan dengan Desa Wani dan Labuan Kangguma
Sebelah selatan: Berbatasan dengan Desa Wombo Kec. Tanantovea
Sebelah timur : Berbatasan dengan kelurahan Pantoloan
Sebelah Barat : Berbatasan dengan Teluk Palu
Secara geografis Kelurahan Pantoloan Boya Kecamatan Tawaeli memiliki bentuk
wilayah datar / berombak sebesar ± 30 % dari total keseluruhan luas wilayah. Ditinjau
dari sudut ketinggian tanah, Kelurahan Pantoloan Boya berada pada ketinggian ± 25 –
250 meter diatas permukaan air laut, suhu maksimum dan minimum di Kelurahan
Pantoloan Boya berkisar ± 27 - 34 oC, sedangkan dilihat dari segi curah hujan berkisar
± 43,3 mm/tahun atau ± 519,6 mm selama tahun 2014 curah hujan.
Kelurahan Pantoloan Boya berada pada ketinggian ± 25 – 250 meter di atas
permukan laut, terdiri dari dataran rendah, dataran bergelombang dan dataran tinggi.
Berdasarkan keadaan topografinya, wilayah Kelurahan Pantoloan Boya dapat dibagi
menjadi 2 zona ketinggian, yaitu : 1) Sebagian daerah bagian barat sisi timur
merupakan dataran rendah dengan ketingian antara ± 20 – 250 m diatas permukaan laut.
2) Daerah bagian barat sisi utara dan selatan yang merupakan daerah pegunungan,
dengan ketinggian antara 200 – 350 m diatas permukaan laut.

Mahasiswa Program Studi Pend.Geografi P.IPS FKIP UNTAD
Penerbit : E– Journal Geo-Tadulako UNTAD Email: Elzhasetiawati@yahoo.com

3. 2 Hasil Penelitian
3.2.1 Persepsi Masyarakat
a. Sikap/Tanggapan Masyarakat Terhadap Program Kampung KB
Tabel 4.5 Pembinaan Untuk Masyarakat Dalam Program Kampung KB
No
1.
2.
3.
4.

Jawaban
Jumlah (Jiwa)
Persentase (%)
Sangat baik
5
16
Baik
25
78
Kurang baik
2
6
Tidak baik
0
0
Jumlah
32
100
Sumber: Data Primer Hasil Penelitian 2016 (data diolah) No 1
Terlihat pada tabel bahwa umumnya masyarakat sering dan bahkan tidak jauh
berbeda dengan jawaban sangat sering ikut terlibat dalam pembinaan program kampung
KB sehingga terlihat pada tabel 4.5 jawaban responden baik sebanyak 25 orang (78 %)
dan yang menjawab sangat baik sebanyak lima orang (16%), dan jumlah jawaban yang
terendah menjawab kurang baik sebanyak dua orang (6 %). sehingga hal inilah yang
menjadi bukti bahwa masyarakat sangat terlibat dalam program kampung KB
khususnya di Kelurahan Pantoloan Boya.

Mahasiswa Program Studi Pend.Geografi P.IPS FKIP UNTAD
Penerbit : E– Journal Geo-Tadulako UNTAD Email: Elzhasetiawati@yahoo.com

B. Harapan Masyarakat Terhadap program Kampung KB
Tabel 4.12 Harapan Dengan Adanya Program Kampung KB
No

Jawaban

Jumlah (Jiwa)

1.
2.
3.
4.

Persentase
(%)
44
9
16
31
100

Lebih di tingkatkan lagi
14
Tetap dengan program yang ada
3
Menambah fasilitas di kampung KB
5
Sering diadakan Sosialisasi
10
Jumlah
32
Sumber: Data Primer Hasil Penelitian 2016 (data diolah) No 8
Dari hasil analisis responden dapat di lihat pada tabel 4.14 yang menunjukan
sebagian besar masyarakat Kelurahan Pantoloan Boya menginginkan unuk kedepanya
program kampung KB lebih di tingkatkan lagi dan sering diadakannya sosialisasi. Hal
ini sesuai dengan banyaknya responden yang memilih “Lebih ditingkatkan lagi”
sebanyak 14 orang (44%) dan responden yang menjawab “Sering diadakan sosialisai”
sebanyak 10 orang (31 %). Dan jawaban responden yang terendah yaitu “ Menambah
fasilitas di kampung KB” sebanyak lima orang (16%).
C. Tindakan Masyarakat Terhadap Program Kampung KB
Tabel 4.13 Keterlibatan Masyarakat dalam Pelaksanaan program Kampung KB
No
1.
2.
3.
4.

Jawaban
Jumlah (Jiwa)
Persentase (%)
Sangat Sering
14
44
Sering
8
25
Kurang
8
25
Tidak Pernah
2
6
Jumlah
32
100
Sumber: Data Primer Hasil Penelitian 2016 (data diolah) No 9
Sangat jelas terlihat pada tabel diatas bahwa keikut sertaan responden sebagai
masyarakat di Kelurahan Pantoloan Boya rupanya sering dan bahkan sangat sering
mengikuti program kampung KB di lingkungan sekitarnya, hal ini sesuai dengan
jawaban responden yang tertinggi menjawab “Sangat Sering” sebanyak 14 orang (44%)
dan jawaban responden yang terendah menjawab “Tidak Pernah” sebayak dua orang (6
%)
Tabel 4.14 Partisipasi masyarakat Terhadap Pelaksanaan Program Kampung KB
No
Jawaban
Jumlah (Jiwa)
Persentase (%)
1.
Sangat Aktif
14
44
2.
Aktif
16
50
3.
Kurang Aktif
2
6
4.
Tidak Aktif
0
0
Jumlah
32
100 %
Sumber: Data Primer Hasil Penelitian 2016 (data diolah) No 10
Mahasiswa Program Studi Pend.Geografi P.IPS FKIP UNTAD
Penerbit : E– Journal Geo-Tadulako UNTAD Email: Elzhasetiawati@yahoo.com

Berdasarkan pada tabel di atas banyak responden yang memilih bahwa
Partisipasi mereka sangat baik terhadap adanya kampung KB. Dalam hal ini dapat
dilihat pada tabel 4.14 jumlah responden yang mengatakan “sangat aktif” sebanyak 14
orang (44 %) dan jumlah terendah yang menjawab “kurang Aktif” sebanyak dua orang
(6 %), sehingga hal ini menjadi tolak ukur dari pemerintah setempat untuk memberikan
partisipasi kepada masyarakat baik berupa ataupun sosialisasi, tetapi hal itu tergantung
dari kesadaran masing-masing masyarakat.
3.3 Pembahasan
Setelah menyajikan data angket dan wawancara maka selanjutnya yang perlu
diuraikan adalah membahas tentang masalah penelitian yang telah dirumuskan
sebelumnya. Permasalahah yang diajukan tentang bagaimana sikap/tanggapan, tindakan
dan harapan masyarakat terhadap program kampung KB di Kelurahan Pantoloan Boya
Kecamatan tawaeli Dapat diuraikan dalam pembahasan berikut:
1. Sikap/Tanggapan Masyarakat Terhadap Program Kampung KB
Sikap masyarakat di Kelurahan Pantoloan Boya mengenai program kampung
KB tersebut. dapat di lihat pada jawaban responden yang menunjukan bahwa sebanyak
25 orang (78 %) sering megadakan pembinaan unutuk masyarakat dalam program
kampung KB di kelurahan Pantoloan Boya, serta sebanyak 15 orang (46 %) khususnya
para ibu – ibu sangat aktif dalam pelaksanaan KB, dan sebanyak 15 orang (46 %)
dengan demikian dapat disimpulkan masyarakat di kelurahan pantoloan boya melihat
bahwa pelaksanaan program kampung KB sudah berjalan baik hal ini dapat dilihat dari
semua jawaban masyarakat. Tanggapan masyarakat terhadap program kampung KB
mengenai program kampung KB di kelurahan pantoloan boya degan jawaban responden
sebanyak 17 orang (53 %) sangat baik sehingga menggambarkan bahwa masyarakat
yang tinggal di kelurahan pantoloan boya sangat mengapresiasi dengan adanya program
kampung KB, kemudian tanggapan responden mengenai pentingnya program kampung
KB di kelurahan pantoloan boya, dengan jawaban responden sebanyak 15 orang (47 %)
“sangat setuju” hal ini dapat diketahui bahwa masyarakat menggap bahwa program
kampung KB ini sangat penting, dan tanggapan responden mengenai program kampung
KB memberikan manfaat terhadap masyarakat hal ini dapat dilihat dari jawaban
responden yang menjawab “sangat setuju” sebanyak 17 orang (53 %)

Mahasiswa Program Studi Pend.Geografi P.IPS FKIP UNTAD
Penerbit : E– Journal Geo-Tadulako UNTAD Email: Elzhasetiawati@yahoo.com

2. Harapan Masyarakat Terhadap Program Kampung KB
Masyarakat Kelurahan Pantoloan Boya tentu memiliki Haranpan – harapan
kedepanya untuk program kampung KB tersebut. Dari hasil analisis responden dapat di
lihat pada tabel 4.12 yang menunjukan sebagian besar masyarakat Kelurahan Pantoloan
Boya menginginkan unuk kedepanya program kampung KB lebih di tingkatkan lagi
dan sering diadakannya sosialisasi. Hal ini sesuai dengan banyaknya responden yang
memilih “Lebih ditingkatkan lagi” sebanyak 14 orang (44%). dapat disimpulakan
bahwa masih banyak harapan-harapan masyarakat Kelurahan Pantoloan Boya
Khususnya yang berada dilingkungan RW 3 agar kedepanya dengan adanya program
kampung KB, Antara lain lebih ditingkatkan program kampung KB, menambah fasilitas
yang ada di kampung KB dan sering diadakannya sosialasasi agar masyarakat lebih
memahami program kampung KB itu sendiri dan bisa lebih meningkatkan kualitas
hidup manusia.
3.Tindakan Masytarakat Terhadap Program Kampung KB
Persepsi masyarakat terhadap program kampung KB, melalui tindakan
masyarakat terhadap program Kampung KB di Kelurahan Pantoloan Boya. Hal ini
terlihat dari jawaban masyarakat yang berada di lingkungan Kampung KB yang menjadi
responden, sebanyak 14 responden (43 %) masyarakat yang ikut terlibat dalam program
kampung KB di kelurahan Pantoloan Boya. Sebanyak 16 responden (50 %) memberikan
tanggapan bahwa Masyarakat ikut berpartisipasi dalam program kampung KB di
Kelurahan Pantoloan Boya.
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dengan menggunakan angket dan
wawancara melihat tingkat persentase dari setiap jawaban dan dari pembahasan diatas
dapat di simpulkan bahawa persepsi masyarakat terhadap program kampung KB di
Kelurahan Pantoloan Boya Kecamatan Tawaeli adalah sebagai berikut.
1.

Sikap/Tanggapan masyarakat terhadap program kampung KB di Kelurahan
Pantoloan Boya Kecamatan Tawaeli sangat baik, hal ini dapat dilihat dari
pembinaan masyarakat dalam program kampung KB dimana masyarakat aktif,
keikutsertaan masyarakat kampung KB dalam pelaksanaan KB sangat aktif, dan
pelaksanaan program kamoung KB yang berjalan dengan baik.

Mahasiswa Program Studi Pend.Geografi P.IPS FKIP UNTAD
Penerbit : E– Journal Geo-Tadulako UNTAD Email: Elzhasetiawati@yahoo.com

2.

Tindakan masyarakat terhadap program kampung KB di Kelurahan Pantoloan
Boya Kecamatan Tawaeli adalah sangat baik, karena masyarakat juga terlibat
dan berpartisipasi terhadap program kampung KB

3.

Harapan masyarakat terhadap program kampung KB di Kelurahan Pantoloan
Boya Kecamatan Tawaeli, masyarakat memiliki harapan-harapan kedepannya
untuk program kampung KB salah satunya lebih ditingkatkan lagi dan sering
diadakan sosialisasi di kampung KB.

4.2 Saran
Berdasarkan penelitian dan kesimpulan di atas, terdapat saran yang perlu
disampaikan yaitu Perlu dilakukan sosialisasi untuk menambah pengetahuan masyarakat
di Kelurahan Pantoloan Boya mengenai Kampung KB dan apa Pentingnya
menggunakan KB (Keluarga Berencana) baik dari penggunaan alat kontrasepsi atau
kebersihan lingkungan, sehingga dengan itu respon dari masyarakat dengan program
kampung KB ini bertambah lebih baik dan agar kampung KB di kelurahan Pantoloan
Boya bisa menjadi contoh dari semua program – program kampung KB yang berada di
Indonesia khususnya di wilayah Provinsi Sulawesi Tengah.
Selain itu sosialisasi diagendakan tiap minggu agar supaya bisa terlihat
perkembangan program kampung KB di masyarakat. Kemudian program – program
yang ada harus di tambahkan lagi, dan memberikan bimbingan tentang penggunaan alat
kontrasepsi agar masyarakat lebih memahami dan mengetahui tentang pelaksanaan KB.
DAFTAR RUJUKAN
Arikunto, Suharsimi. (1996). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: PT Asdi Mahasatya.
Chaplin. J.P. (2002). Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: PT. Raja Grafindo.
Max Weber (2009). Sosiologi. Yogyakarta: Putaka Pelajar
Purwanto,H. 1998. Pengantar Perilaku Manusia Untuk Keperawatan Jakarta : EGC
Roen, Ferry. 2013. Teori Harapan. http://perilakuorganisasi.com/teori-harapan.html,
Miles, Matthew & Hubermen, Michael. 1992. Analisis Data Kualitatif. Terjemahan
Tejetjep
Sugiyono., 2009. Metode penelitian kuntitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta,

Mahasiswa Program Studi Pend.Geografi P.IPS FKIP UNTAD
Penerbit : E– Journal Geo-Tadulako UNTAD Email: Elzhasetiawati@yahoo.com