audit jasa ASURANSI DAN FACTORING2

ASURANSI DAN FACTORING
BANK AND OTHER FINANCIAL INSTITUTION

Kelompok 5 :
1. Muhammad Faiq Izzulhaq Alauza’i

(34392)

2. Marie Yosefina

(34220)

3. Febrika Hoad

(34184)

4. Irsalina Dafina Putri

(34387)

5. Mahendra Restu Aji


(34389)

Dosen Pembina:
Anang Amir Kusnanto, MM
STIE MALANGKUCECWARA
Desember 2017

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Resiko di masa mendatang dapat terjadi terhadap kehidupan seseorang
misalnya kematian, sakit atau resiko dipecat dari pekerjaanya. Dalam dunia bisnis
resiko yang dihadapi dapat berupa resiko kerugian akibat kebakaran, kerusakan
atau kehilangan atau resiko lainya. Oleh karena itu, setiap resiko yang akan
dihadapi harus ditanggulangi sehingga tidak menimbulkan kerugian yang lebih
besar lagi.
Untuk mengurangi resiko yang tidak diinginkan di masa yang akan datang,
seperti resiko kehilangan, resiko kebakaran, resiko macetnya pinjaman kredit bank
atau resiko lainya, maka diperlukan perusahaan yang mau menanggung resiko

tersebut. Perusahaan Asuransi adalah perusahaan yang mau menanggung resiko
yang bakal dihadapi nasabahnya baik perorangan maupun badan usaha. Hal ini
disebabkan perusahaan asuransi merupakan perusahaan yang melakukan usaha
pertanggungjawaban terhadap resiko yang akan dihadapi oleh nasabahnya.
Anjak piutang (Bahasa Inggris: factoring) adalah suatu transaksi
keuangan sewaktu suatu perusahaan menjual piutangnya (misalnya tagihan)
dengan memberikan suatu diskon. Bagi perusahaan yang bergerak dalam bidang
perdagangan atau penjualan, hambatan utama yang dapat menjadi ancaman adalah
banyaknya penjualan kredit yang tidak dapat tertagih alias macet.
Banyaknya kredit yang macet dapat mengakibatkan terganggunya
perputaran barang dan perputaran keuangan, apalagi jika sampai kredit tersebut
tidak mampu lagi dibayar oleh nasabahnya. Apalagi masalah piutang macet tidak
dapat segera ditangani secara serius, tidak mungkin kerugian yang lebih besar
tidak dapat dihindari lagi. Untuk menanggulangi masalah piutang macet dan
administrasi kredit yang semrawut dapat diserahkan kepada perusahaan yang
sanggup untuk melakukannya, yaitu Perusahaan Anjak Piutang yang memang
kegiatan

utamanya


adalah

bergerak

dibidang

penagihan

piutang.

BAB II
PEMBAHASAN
ASURANSI
A.Pengertian Asuransi
Asuransi adalah istilah yang digunakan untuk merujuk pada tindakan,
sistem, atau bisnis dimana perlindungan finansial (atau ganti rugi secara finansial)
untuk jiwa, properti, kesehatan dan lain sebagainya mendapatkan penggantian dari
kejadian-kejadian yang tidak dapat diduga yang dapat terjadi seperti kematian,
kehilangan, kerusakan atau sakit, di mana melibatkan pembayaran premi secara
teratur dalam jangka waktu tertentu sebagai ganti polis (akta yang dibuat secara

tertulis ) yang menjamin perlindungan tersebut.
Asuransi dalam Undang-Undang No. 2 Th 1992 tentang usaha
perasuransian adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, di mana pihak
penanggung

mengikatkan

diri

kepada

tertanggung,

dengan

menerima

premi asuransi, untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena
kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan atau tanggung
jawab hukum pihak ke tiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul

dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau memberikan suatu pembayaran yang
didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan.
Definisi Asuransi menurut Kitab Undang-Undang Hukum Dagang
(KUHD), tentang asuransi atau pertanggungan seumurnya, Bab 9, Pasal 246:
"Asuransi atau Pertanggungan adalah suatu perjanjian di mana seorang
penanggung mengikatkan diri kepada seorang tertanggung, dengan menerima
suatu premi, untuk memberikan penggantian kepadanya karena suatu kerugian,
kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, yang mungkin akan
dideritanya karena suatu peristiwa yang tak tertentu.”
Berdasarkan pengertian pasal 246 KUHD diatas dapat disimpulkan ada
tiga unsur dalam asuransi, yaitu :
1. Pihak tertanggung, yakni yang mempunyai kewajiban membayar uang
premi kepada pihak penanggung baik sekaligus atau berangsur-angsur.
2. Pihak penanggung, yakni yang mempunyai kewajiban untuk membayar
sejumlah uang kepada pihak tertanggung baik sekaligus atau berangsurangsur apabila unsur ketiga berhasil.
3. Suatu kejadian yang semula belum jelas akan terjadi.
B. Fungsi dan Tujuan Asuransi

Disamping sebagai bentuk pengendalian risiko (secara finansial), asuransi
juga memiliki berbagai manfaat yang diklasifikasikan ke dalam beberapa fungsi

sebagai berikut:
A. Fungsi Asuransi
1. Fungsi Utama (Primer)
a) Pengalihan Resiko
Sebagai sarana atau mekanisme pengalihan kemungkinan resiko / kerugian
(chance of loss) dari tertanggung sebagai ”Original Risk Bearer” kepada satu atau
beberapa penanggung (a risk transfer mechanism). Sehingga ketidakpastian
(uncertainty) yang berupa kemungkinan terjadinya kerugian sebagai akibat suatu
peristiwa tidak terduga, akan berubah menjadi proteksi asuransi yang pasti
(certainty) merubah kerugian menjadi ganti rugi atau santunan klaim dengan
syarat pembayaran premi.
b) Penghimpun Dana
Sebagai penghimpun dana dari masyarakat (pemegang polis) yang akan
dibayarkan kepada mereka yang mengalami musibah, dana yang dihimpun
tersebut berupa premi atau biaya ber-asuransi yang dibayar oleh tertanggung
kepada penanggung, dikelola sedemikian rupa sehingga dana tersebut berkemang,
yang kelak akan akan dipergunakan untuk membayar kerugian yang mungkin
akan diderita salah seorang tertanggung.
c) Premi Seimbang
Untuk mengatur sedemikian rupa sehingga pembayaran premi yang dilakukan

oleh masing – masing tertanggung adalah seimbang dan wajar dibandingkan
dengan resiko yang dialihkannya kepada penanggung (equitable premium). Dan
besar kecilnya premi yang harus dibayarkan tertanggung dihitung berdasarkan
suatu tarif premi (rate of premium) dikalikan dengan Nilai Pertanggungan.
2. Fungsi Tambahan (Sekunder)
a) Export Terselubung (invisible export)
Sebagai

penjualan

terselubung

komoditas

atau barang-barang

tak

nyata (intangible product) keluar negeri.
b) Perangsang Pertumbuhan Ekonomi (stimulus ekonomi)

Untuk merangsang pertumbuhan usaha, mencegah kerugian, pengendalian
kerugian, memiliki manfaat sosial dan sebagai tabungan..
c) Sarana tabungan investasi dana dan invisible earnings.
d) Sarana Pencegah & Pengendalian Kerugian.

B. Tujuan Asuransi
1. Memberikan jaminan perlindungan dari risiko-risiko kerugian yang
diderita satu pihak.
2. Meningkatkan efisiensi, karena tidak perlu secara khusus mengadakan
pengamanan dan pengawasan untuk memberikan perlindungan yang
memakan banyak tenaga, waktu dan biaya.
3. Pemerataan biaya, yaitu cukup hanya dengan mengeluarkan biaya yang
jumlahnya tertentu dan tidak perlu mengganti/membayar sendiri kerugian
yang timbul yang jumlahnya tidak tentu dan tidak pasti.
4. Dasar bagi pihak bank untuk memberikan kredit karena bank memerlukan
jaminan perlindungan atas agunan yang diberikan oleh peminjam uang.
5. Sebagai tabungan, karena jumlah yang dibayar kepada pihak asuransi akan
dikembalikan dalam jumlah yang lebih besar. Hal ini khusus berlaku untuk
asuransi jiwa.
6. Menutup Loss of Earning Power seseorang atau badan usaha pada saat ia

tidak dapat berfungsi (bekerja)
C. Prinsip Dasar Asuransi
1. Insurable Interest
Adalah hak untuk mengasuransikan, yang timbul dari suatu hubungan
keuangan, antara tertanggung dengan yang diasuransikan dan diakui secara
hukum.

Seseorang

boleh

mengansurasikan

barang

apabila

mempunyai

kepentingan atas barang yang dipertanggungjawabkan.

2. Utmost Good Faith ( Prinsip Etika Baik )
Adalah suatu tindakan untuk mengungkapkan secara akurat dan lengkap,
semua fakta yang material (material fact) mengenai sesuatu yang akan
diasuransikan baik diminta maupun tidak. Dalam perjanjian kontrak asuransi,
pihak tertanggung dan pihak penanggung tidak boleh menyembunyikan informasi
yang merugikan pihak lain.
3. Indemnity ( Prinsip Ganti Rugi )
Adalah suatu mekanisme dimana penanggung menyediakan kompensasi
finansial dalam upayanya menempatkan tertanggung dalam posisi keuangan yang
ia miliki sesaat sebelum terjadinya kerugian. Dasar penggantian kerugian adalah

sebesar kerugian yang sesungguhnya diderita tertanggung. Artinya tertanggung
tidak dibenarkan mencari keuntungan dari kompensasi asuransi.
4. Subrogation
Adalah pengalihan hak tuntut dari tertanggung kepada penanggung setelah
klaim dibayar. Apabila tertanggung sudah dapat ganti rugi dari penanggung atas
dasar Indemnity, maka tertanggung tidak berhak lagi dapat ganti rugi dari pihak
lain.
5. Contribution
Adalah hak penanggung untuk mengajak penanggung lainnya yang samasama menanggung, tetapi tidak harus sama kewajibannya terhadap tertanggung

untuk ikut memberikan Indemnity. Apabila penanggung telah membayar penuh
ganti rugi kepada tertanggung, maka penanggung berhak menuntut perusahaan
asuransi lain yang terlibat dalam penanggungan sebesar kontribusi pertanggungan
yang ditutupnya.
6. Proximate Cause ( Prinsip Sebab Akibat )
Adalah suatu penyebab aktif dan efisien yang menggerakkan rangkaian
peristiwa secara terus-menerus sehingga menimbulkan suatu akibat tanpa adanya
intervensi suatu yang mulai dan secara aktif dari sumber yang baru dan
independen.
D. Macam Asuransi
1. General Insurance ( Asuransi Umum )
Merupakan sebuah perusahaan

yang

memberikan

jasa

dalam

penanggulangan kerugian, kehilangan manfaat, tanggung jawab hukum kepada
pihak ketiga yang timbul dari peristiwa yang tidak pasti. General Insurance terdiri
dari :
a) Asuransi Kebakaran
Asuransi yang mempertanggungkan kerugian akibat kebakaran yang terjadi di
daratan. Kalau suatu bangunan telah diasuransikan terhadap bencana kebakaran,
maka dicantumkan dalam perjanjian.
b) Asuransi Pengangkutan
Asuransi yang mempertanggungkan

kemungkinan

resiko

pengangkutan barang. Asuransi pengangkutan dapat dibagi menjadi :
 Asuransi pengangkutan darat – sungai
 Asuransi pengangkutan laut
 Asuransi pengangkuran udara
c) Asuransi Aneka, yang meliputi
 Kecelakaan diri

terhadap

 Kendaraan bermotor
 Penyimpanan
2. Life Insurance
Merupakan perusahaan yang memberikan jasa dalam penanggulangan
resiko yang dikaitkan dengan hidup/mati seseorang yang dipertanggungkan.
Pembayaran klaim dilakukan di akhir kontrak atau kepada ahli waris bila terjadi
kematian.
3. Reinsurance
Merupakan perusahaan yang memberikan jasa dalam pertanggungan ulang
terhadap resiko yang dihadapi oleh perusahaan asuransi. Reasuransi diperlukan
karena biasanya asuransi menentukan batas maksimal nilai pertanggungan dan
jika terjadi suatu kelebihan maka akan diasuransikan.
2. Social Insurance
perusahaan asuransi yang menyelenggarakan program asuransi yang
diselenggarakan

secara

wajib

berdasar

Undang-undang

dengan

tujuan

memberikan perlindungan dasar bagi kesejahteraan masyarakat. Seperti BPJS
E. Terjadinya dan Kapan Berakhirnya Asuransi
Untuk menyatakan kapan perjanjian asuransi yang dibuat oleh tertanggung
dan penanggung itu terjadi dan mengikat kedua pihak, dari sudut pandang ilmu
hukum terdapat 2 (dua) teori perjanjian tersebut:
1. Teori tawar-menawar (bargaining thoery).
Menurut teori ini, setiap perjanjian hanya akan terjadi antara kedua belah
pihak apabila penawaran (offer) dari pihak yang satu dihadapkan dengan
penerimaan (acceptance) oleh pihak yang lainnya dan sebaliknya. Keunggulan
toeri tawar-menawar adalah kepastian hukum yang diciptakan berdasarkan
kesepakatan yang dicapai oleh kedua pihak dalam asuransi antara tertanggung dan
penanggung.
2. Teori penerimaan (acceptance theory).
Dalam hukum Belanda, teori ini disebut ontvangst theorie mengenai saat
kapan perjanjian asuransi terjadi dan mengikat tertanggung dan penanggung, tidak
ada ketentuan umum dalam undang-undang perasuransian, yang ada hanya
persetujuan kehendak antara pihak-pihak (pasal 1320 KUH Perdata). Menurut
teori penerimaan, perjanjian asuransi terjadi dan mengikat pihak-pihak pada saat
penawaran sungguh-sungguh diterima oleh tertanggung. Atas nota persetujuan ini

kemudian dibuatkan akta perjanjian asuransi oleh penanggung yang disebut polis
asuransi.
Berakhirnya Asuransi. Ada empat hal yang menyebabkan Perjanjian asuransi
berakhir, antara lain sebagai berikut:
1. Karena Terjadi Evenemen ( misal pada asuransi jiwa )
2. Karena Jangka Waktu Berakhir
3. Karena Asuransi Gugur
4. Karena Asuransi Dibatalkan

ANJAK PIUTANG ( FACTORING )
A.Pengertian Anjak Piutang (Factoring)
Anjak Piutang atau disebut juga Factoring apabila dilihat secara leksikal
terdiri dari dua kata yaitu Anjak dan Piutang. Anjak artinya berpindah atau
bergerak sedangkan Piutang artinya uang yang dipinjamkan (yang dapat ditagih
dari seseorang), tagihan uang perusahaan kepada para pelanggan yang diharapkan
dapat dilunasi dalam waktu paling lama satu tahun sejak tanggal keluarnya
tagihan. Sehingga secara leksikal Anjak Piutang artinya adalah berpindahnya
piutang. Sehingga perjanjian anjak piutang adalah perjanjian yang mendasari
perpindahan tagihan sejumlah piutang kepada pihak lain.
Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 84/PMK.012/2006
Tentang Perusahaan Pembiayaan pasal 1 (e) bahwa Anjak Piutang (Factoring)
adalah kegiatan pembiayaan dalam bentuk pembelian piutang dagang jangka
pendek suatu perusahaan berikut pengurusan atas piutang tersebut. Sedangkan
berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 61 Tahun 1988 Tentang Lembaga
Pembiayaan pasal 1 dan Keputusan Menteri Keuangan No.1251 Tahun 1988
Tentang Ketentuan dan Tata Cara Pelaksanaan Lembaga Pembiayaan bahwa
perusahaan Anjak Piutang adalah Badan usaha yang melakukan kegiatan
pembiayaan dalam bentuk pembelian dan atau pengalihan serta pengurusan
piutang atau tagihan jangka pendek suatu perusahaan dan transaksi perdagangan
dalam atau luar negeri.
Menurut Kasmir,S.E.,M.M. dalam bukunya Bank dan Lembaga Keuangan
Lainnya menyatakan bahwa Perusahaan Anjak Piutang atau Factoring adalah

perusahaan yang kegiatannya adalah melakukan penagihan atau pembelian, atau
pengambilalihan atau pengelolaan utang piutang suatu perusahaan dengan
imbalan atau pembayaran tertentu milik perusahaan.
Anjak piutang adalah suatu transaksi keuangan sewaktu suatu perusahaan
menjual piutangnya (misalnya tagihan) dengan memberikan suatu diskon. Ada
tiga perbedaan antara anjak piutang dan pinjaman bank.
1. Penekanan anjak piutang adalah pada nilai piutang, bukan kelayakan
kredit perusahaan.
2. Anjak piutang bukanlah suatu pinjaman, melainkan pembelian suatu aset
(piutang).
3. Pinjaman bank melibatkan dua pihak, sedangkan anjak piutang melibatkan
tiga pihak.
Dari keseluruhan pengertian diatas, sangatlah jelas bahwa perusahaan anjak
piutang merupakan perusahaan yang membantu dalam mengelola masalah utang
piutang, baik pengambilalihan atau pembelian piutang yang bertujuan
memperlancar kegiatan perusahaan dan menghindari kredit macet agar perusahaan
yang mempunyai masalah utang piutang dapat melaksanakan kegiatan
operasionalnya dengan baik dan lancar. Perusahaan anjak piutang tersebut juga
akan mendapatkan diskon atau fee tertentu dari perusahaan yang mempunyai
masalah utang piutang.
B.Kegiatan Anjak Piutang
Berdasarkan Peraturan Menteri keuangan Nomor 84/PMK.012/2006
Tentang Perusahaan Pembiayaan pasal 4 bahwa (1) Kegiatan Anjak Piutang
dilakukan dalam bentuk pembelian piutang dagang jangka pendek suatu
perusahaan berikut pengurusan atas piutang tersebut. (2) Kegiatan anjak piutang
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan dalam bentuk anjak piutang
tanpa jaminan dari penjual piutang (Without Recourse) dan Anjak piutang dengan
jaminan dari penjual piutang (With Recourse).
Berdasarkan penjelasan diatas bahwa kegiatan perusahaan anjak piutang
dilakukan dalam bentuk pembelian atau pengalihan piutang/tagihan jangka
pendek dari transaksi perdagangan dalam dan luar negeri dan penata usahaan
penjualan kredit serta penagihan piutang klien. Kegiatan anjak piutang dapat
dilakukan oleh Bank, Lembaga Keuangan Bukan Bank, dan Perusahaan
Pembiayaan berbentuk Perseroan Terbatas atau Koperasi. Sedangkan berdasarkan

Keputusan Menteri Keuangan No.1251 Tahun 1988 Tentang Ketentuan dan Tata
Cara Pelaksanaan Lembaga Pembiayaan, kegiatan anjak piutang terdiri dari :
1. Pengambilalihan tagihan suatu perusahaan dengan fee tertentu.
2. Pembelian piutang perusahaan dalam suatu transaksi perdagangan dengan
harga yang sesuai dengan kesepakatan.
3. Mengelola usaha penjualan kredit suatu perusahaan, artinya perusahaan
anjak piutang dapat mengelola kegiatan administrasi kredit suatu
perusahaan sesuai kesepakatan.
Kegiatan diatas dapat dilakukan oleh perusahaan anjak piutang dengan
terlebih dahulu melakukan perjanjian anjak piutang. Perjanjian Anjak Piutang ini
terdiri dari tiga serangkaian hukum yaitu Subyek Hukum, Obyek hukum, dan
Hubungan hukum atau peristiwa hukum. Subyek Hukum, adalah penjual,
pembeli, dan perusahaan anjak piutang. Namun penamaan tersebut dirubah
disesuaikan dengan hakikat anjak piutang. Perusahaan anjak piutang dikenal
sebagai Factor, yaitu badan usaha yang menawarkan anjak piutang. Klien adalah
pihak yang menggunakan jasa dari anjak piutang, yaitu penjual atau supplier.
Nasabah atau konsumen merupakan pihak yang mengadakan transaksi dengan
klien. Obyek Hukum, merupakan piutang itu sendiri, baik dijual atau dialihkan
atau di urus oleh pihak lain. Peristiwa Hukum, merupakan perjanjian anjak
piutang, yaitu perjanjian antara perusahaan anjak piutang dengan klien.
C. Manfaat Anjak Piutang
Manfaat anjak piutang bagi perusahaan (klien) dapat dijelaskan sebagai
berikut :
1. Perusahaan yang kesulitan/kekurangan dana akan segera memperoleh dana
tunai sehingga terdapat aliran kas masuk (cash in flow) yang bisa
digunakan untuk modal kerja perusahaan. Aliran kas (cash in flow) akan
lebih lancar karena perusahaan tidak perlu menunggu pencairan piutang
sampai jatuh tempo.
2. Tugas perusahaan (klien) dalam pengelolaan administrasi penjualan dapat
dialihkan ke lembaga anjak piutang karena lembaga ini membantu
mengelola administrasi penjualan dan penagihan (sales ledgering and
collection service).
3. Perusahaan (klien) tidak ragu dalam penjualan produknya terutama kepada
customer baru karena resiko tagihan macet bisa ditanggung bersama
dengan lembaga anjak piutang (credit insurance).

4. Anjak piutang dapat memperbaiki sistem penagihan sehingga piutang
dapat dibayar tepat saat jatuh tempo dan sebisa mungkin penagihan ini
tidak merusak hubungan baik antara perusahaan (klien) dengan
pelanggannya (customer).
D.Peran Lembaga Keuangan Anjak Piutang Dalam Mengatasi Permasalahan
Pada Perusahaan
Kenyataan selama ini banyak sektor usaha yang menghadapi berbagai
masalah dalam menjalankan kegiatan usahanya. Masalah masalah tersebut pada
prinsipnya berkaitan antara lain: kurang kemampuan dan terbatasnya sumbersumber permodalan, lemahnya pemasaran sehingga target penjualan tidak
tercapai. Disamping itu perusahaan hanya terkonsentrasi pada usaha peningkatan
produksi dan penjualan sedangkan administrasi penjualan termasuk penjualan
secara kredit (Piutang) masih terabaikan.
Kelemahan dibidang manajemen/ pengelolaan piutang menyebabkan
semakin meningkatnya kredit macet. Kondisi seperti ini mengancam kontinuitas
usaha yang pada gilirannya dapat menyulitkan perusahaan dalam memperoleh
sumber pembiayaan dari lembaga keuangan.
Beberapa peran lembaga anjak piutang dalam rangka mengatasi masalah
dunia usaha adalah sebagai berikut:
1. Penggunaan jasa anjak piutang akan menurunkan biaya produksi dan biaya
penjualan.
2. Anjak piutang dapat memberikan fasilitas pembiayaan dalam bentuk
pembayaran dimuka (Advanced Payment) sehingga akan meningkatkan
Crediet standing perusahaan.
3. Kegiatan anjak piutang dapat meningkatkan kemampuan bersaing
perusahaan klien karena klien dapat mengadakan transaksi perdagangan
secara bebas baik perdagangan dalam negeri maupun perdagangan
internasional.
4. Meningkatkan kemampuan klien dalam memperoleh laba melalui
peningkatan perputaran modal kerja.
5. Menghilangkan risiko kerugian akibat terjadinya kredit macet karena
resiko kredit macet ini dapat diambil alih oleh lembaga anjak piutang.
6. Kegiatan anjak piutang dapat mempercepat proses ekonomi dan
meningkatkan pendapatan nasional.

BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Menurut UU No. 2 tahun 1992 tentang Usaha Peransuransian, asuransi
atau peranggungan adalah perjanjian antara dua belah pihak atau lebih, dengan
mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan menerima
premi asuransi, untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena
kerugian, kerusakan, atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau tanggung
jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang
timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau untuk memberikan suatu
pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang
dipertanggungkan.
Pada dasarnya, asuransi dapat memberikan manfaat bagi pihak
tertanggung, antara lain dapat memberikan rasa aman dan perlindungan, sebagai
pendistribusian biaya dan manfaat yang lebih adil, polis asuransi dapat dijadikan
jaminan untuk memperoleh kredit, sebagai tanungan dan sumber pendapatan,
sebagai alat pembayaran resiko, serta dapat membantu meningktakan kegiatan
usaha.
Perusahaan anjak piutang merupakan perusahaan yang melakukan pemberian
jasa penagihan, pembelian, dan pengelolaan penjualn kredit kliennya agar klien
tersebut dapat lebih terfokus pada kegiatan usaha lainnya. Berbagai macam
fasilitas yang diberikan oleh perusahaan anjak piutang semuanya didasari dengan
mempertimbangkan faktor risiko piutang yang tidak dapat ditagih atau macet.
Kegiatan anjak piutang merupakan salah satu sumber dana bagi perusahaan yang
memang sedang membutuhkan uang dengan segera yang semua kegiatannya
diatur sesuai dengan peraturan hukum yang berlaku agar tidak merugikan salah
satu pihak.
Anjak piutang dapat memperbaiki sistem penagihan sehingga piutang
dapat dibayar tepat saat jatuh tempo dan sebisa mungkin penagihan ini tidak
merusak hubungan baik antara perusahaan (client) dengan pelanggannya
(customer). Dengan demikian, Perusahaan yang kesulitan/kekurangan dana akan
segera memperoleh dana tunai sehingga terdapat aliran kas masuk (cash in
flow) yang bisa digunakan untuk modal kerja perusahaan. Aliran kas (cash in

flow) akan lebih lancar karena perusahaan tidak perlu menunggu pencairan
piutang sampai jatuh tempo.

DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Asuransi (Diakses tanggal 1 Desember 2017).
http://asuransibinagriya.blogspot.co.id/2011/11/disamping-sebagai-bentukpengendalian.html (Diakses tanggal 1 Desember 2017).
http://asuransibinagriya.blogspot.co.id/2011/11/dalam-dunia-asuransi-ada-6macam.html (Diakses tanggal 1 Desember 2017).
https://anisahaseena.wordpress.com/2014/09/24/pengertian-asuransi-dan-jenisjenisnya-serta-contoh-perusahaan-asuransi/ (Diakses tanggal 1 Desember 2017).
https://id.wikipedia.org/wiki/Anjak_piutang (Diakses tanggal 1 Desember 2017).
https://ekonomiwae.wordpress.com/2010/01/10/anjak-piutang-sekilas/(Diakses
tanggal 1 Desember 2017).
https://fauzieyusufhasibuan.wordpress.com/2009/12/12/peranan-lembaga-anjakpiutang-dalam-ekonomi-indonesia/(Diakses tanggal 1 Desember 2017).
http://adenenasupriatin.blogdetik.com/2010/04/05/anjak-piutang/( Diakses tanggal
1 Desember 2017).

LOG BOOK
NO

NAMA

NPK

KEGIATAN

TTD

1

MUHAMMAD FAIQ

34392

KONSEPTOR

34220

MENCARI

IZZULHAQ ALAUZA’I
2

MARIE YOSEFINA

BAHAN MATERI
3

FEBRIKA HOAD

34184

MENCARI
REFERENSI

4

IRSALINA DAFINA PUTRI

34387

MEMBUAT PPT

5

MAHENDRA RESTU AJI

34389

EDITOR DAN
PRINT

Malang, 01 Desember 2017
Ketua Kelompok

Muhammad Faiq Izzulhaq A.