EKSISTENSI DAN APLIKASI PANCASILA DALAM
EKSISTENSI DAN APLIKASI PANCASILA DALAM
MEMBENTUK KARAKTER MANUSIA INDONESIA DI ERA
MODERN
Pancasila sebagai pembentuk karakter manusia Indonesia? Memang sudah tidak di
pertanyakan lagi akan eksistensi Pancasila di kehidupan masyarakat Indonesia. Keberadaannya
sebagai dasar negara (filsafat negara) serta pandangan hidup (filsafat hidup) bangsa indonesia
menjadikannya sebagai pedoman hidup bangsa yang mencerminkan kepribadian bangsa
indonesia sendiri. Dalam berbagai aspek kehidupan bangsa Indonesia, segalanya disumberkan
kepada Pancasila. Dalam pembentukan karakter manusia Indonesia sendiri pun bersumberkan
atau berpegangan terhadap nilai-nilai Pancasila.
Karakter merupakan hal yang sangat esensial yang harus dimiliki oleh masyarakat atau
bangsanya, hilangnya karakter akan pula menyebabkan hilangnya generasi penerus bangsa dan
dapat dikatakan bahwa karakter berperan sebagai “kemudi” dan kekuatan sehingga suatu bangsa
tidak terombang-ambing. Karakter tidak datang dengan sendirinya, tetapi harus dibangun dan
dibentuk untuk menjadi bangsa dan manusia yang bermartabat. Seperti bangsa dan manusia
Indonesia yang seharusnya memiliki karakter berlandaskan pada Pancasila.
Pada era modern atau era globalisasi saat ini, terdapat banyak sekali pergeseran karakter
dan tingkah laku manusia Indonesia yang lebih mengacu pada kehidupan luar Indonesia. Banyak
hal-hal buruk yang tengah terjadi saat ini dikarenakan para manusia Indonesia menjalankan
kehidupannya semaunya sendiri tanpa mau berlandaskan Pancasila. Contohnya saja telah terjadi
kebakaran hutan dan lahan seluas 498,9 hektare di sejumlah titik termasuk kawasan pegunungan
di Jawa Timur yang terjadi pada periode 11 Juli 2015-22 Oktober 2015. Kebakaran tersebut di
akibatkan karena adanya pemburu burung yang membuat api di dalam hutan, namun tidak
dipadamkan. Serta pendaki yang meninggalkan Api unggun tetap menyala. (sumber dari
Metrotvnews.com, Jawa Timur). Jika ditinjau kembali, perilaku tersebut samasekali bukan
karakter yang di maksudkan dalam Pancasila. Kerusakan lingkungan, ketidakadilan hukum,
kesenjangan sosial-ekonomi-politik, pergaulan bebas dikalangan remaja, kekerasan dan
kerusuhan serta korupsi yang terus merajarela tidaklah mencerminkan karakter manusia
Indonesia sebagaimana yang telah dimaksud dalam Pancasila.
Dalam era modern saat ini, banyak sekali godaan-godaan dari luar yang dapat merusak
karakter asli manusia Indonesia. Perkembangan zaman dan kemajuan teknologi, menjadi salah
satu hal yang sangat berpengaruh terhadap sikap dan karakter asli manusia Indonesia. Dengan
keramahan sikap manusia Indonesia, mereka menerima pengaruh sikap tersebut agar dikatakan
memiliki “sikap dan karakter kekinian”. Padahal, “sikap dan karakter kekinian” tersebut bertolak
belakang akan sikap dan karakter manusia Indonesia yang berlandasan Pancasila.
Seharusnya, manusia Indonesia memiliki karakter atau cetakan dasar kepribadian yang
tumbuh dari pengalaman bersama bukan karena mengikuti karakter kepribadian negara lain. Dan
bagi manusia Indonesia, karakter tersebut haruslah bertumpu pada Pancasila sebagai dasar
kelima sila, yaitu ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan yang sangat erat
hubungannya dengan jiwa dan kepribadian manusia indonesia sendiri.
Namun kenyataannya, pada saat ini Nilai-nilai dari kelima sila Pancasila telah memudar
atau bahkan terabaikan. Memudarnya nilai-nilai pancasila dalam pembentukan karakter manusia
Indonesia saat ini seharusnya lebih mendapat sikap untuk diaplikasikan kembali dalam
kehidupan nyata agar nantinya tidak akan bertambah banyak pengaruh-pengaruh buruk yang
diterima dan dapat merusak karakter asli manusia Indonesia. Oleh karena itu, manusia Indonesia
haruslah kembali mengembangkan nilai-nilai ideal Pancasila dan mengaplikasikannya dalam
kehidupan sehari-hari demi terciptanya karakter manusia Indonesia yang sebagaimana mestinya.
Mengembangkan dan mengaplikasikan nilai-nilai ideal Pancasila dalam kehidupan
sehari-hari memanglah bukan perkara yang mudah ditengah era modern ini. Akan tetapi, dengan
sosialisasi secara menyeluruh serta semangat tinggi akan nilai-nilai Pancasila dapat membantu
manusia Indonesia kembali membentuk karakternya dalam hal bersikap, berpemikiran,
penjiwaan, dan tindakan terhadap Pancasila. Perlu ditegaskan, bahwa kelima sila Pancasila
bukan hanya untuk diketahui saja, namun harus pula diamalkan dengan dasar ketaatan pada
hukum negara, kesusilaan, keagamaan, dan kodrat hidup bersama.
Upaya yang diperlukan untuk kembali menjadi karakter manusia Indonesia asli yang
berlandasan Pancasila seperti : beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi
luhur, bertoleransi antar sesama manusia, saling bergotong-royong, saling menjaga hak dan
kewajiban sesama, menjadikan musyarawah untuk mencapai keputusan bersama, berjiwa
patriotik, serta menciptakan keadilan dan kesejahteraan antar sesama manusia. Maka dari itu,
selain menjadikannya sebagai dasar negara, jadikanlah Pancasila sebagai kebanggan dan
komitmen manusia Indonesia untuk membentuk karakter asli manusia Indonesia agar nantinya
dapat selalu terjaga seiring perkembangan zaman.
MEMBENTUK KARAKTER MANUSIA INDONESIA DI ERA
MODERN
Pancasila sebagai pembentuk karakter manusia Indonesia? Memang sudah tidak di
pertanyakan lagi akan eksistensi Pancasila di kehidupan masyarakat Indonesia. Keberadaannya
sebagai dasar negara (filsafat negara) serta pandangan hidup (filsafat hidup) bangsa indonesia
menjadikannya sebagai pedoman hidup bangsa yang mencerminkan kepribadian bangsa
indonesia sendiri. Dalam berbagai aspek kehidupan bangsa Indonesia, segalanya disumberkan
kepada Pancasila. Dalam pembentukan karakter manusia Indonesia sendiri pun bersumberkan
atau berpegangan terhadap nilai-nilai Pancasila.
Karakter merupakan hal yang sangat esensial yang harus dimiliki oleh masyarakat atau
bangsanya, hilangnya karakter akan pula menyebabkan hilangnya generasi penerus bangsa dan
dapat dikatakan bahwa karakter berperan sebagai “kemudi” dan kekuatan sehingga suatu bangsa
tidak terombang-ambing. Karakter tidak datang dengan sendirinya, tetapi harus dibangun dan
dibentuk untuk menjadi bangsa dan manusia yang bermartabat. Seperti bangsa dan manusia
Indonesia yang seharusnya memiliki karakter berlandaskan pada Pancasila.
Pada era modern atau era globalisasi saat ini, terdapat banyak sekali pergeseran karakter
dan tingkah laku manusia Indonesia yang lebih mengacu pada kehidupan luar Indonesia. Banyak
hal-hal buruk yang tengah terjadi saat ini dikarenakan para manusia Indonesia menjalankan
kehidupannya semaunya sendiri tanpa mau berlandaskan Pancasila. Contohnya saja telah terjadi
kebakaran hutan dan lahan seluas 498,9 hektare di sejumlah titik termasuk kawasan pegunungan
di Jawa Timur yang terjadi pada periode 11 Juli 2015-22 Oktober 2015. Kebakaran tersebut di
akibatkan karena adanya pemburu burung yang membuat api di dalam hutan, namun tidak
dipadamkan. Serta pendaki yang meninggalkan Api unggun tetap menyala. (sumber dari
Metrotvnews.com, Jawa Timur). Jika ditinjau kembali, perilaku tersebut samasekali bukan
karakter yang di maksudkan dalam Pancasila. Kerusakan lingkungan, ketidakadilan hukum,
kesenjangan sosial-ekonomi-politik, pergaulan bebas dikalangan remaja, kekerasan dan
kerusuhan serta korupsi yang terus merajarela tidaklah mencerminkan karakter manusia
Indonesia sebagaimana yang telah dimaksud dalam Pancasila.
Dalam era modern saat ini, banyak sekali godaan-godaan dari luar yang dapat merusak
karakter asli manusia Indonesia. Perkembangan zaman dan kemajuan teknologi, menjadi salah
satu hal yang sangat berpengaruh terhadap sikap dan karakter asli manusia Indonesia. Dengan
keramahan sikap manusia Indonesia, mereka menerima pengaruh sikap tersebut agar dikatakan
memiliki “sikap dan karakter kekinian”. Padahal, “sikap dan karakter kekinian” tersebut bertolak
belakang akan sikap dan karakter manusia Indonesia yang berlandasan Pancasila.
Seharusnya, manusia Indonesia memiliki karakter atau cetakan dasar kepribadian yang
tumbuh dari pengalaman bersama bukan karena mengikuti karakter kepribadian negara lain. Dan
bagi manusia Indonesia, karakter tersebut haruslah bertumpu pada Pancasila sebagai dasar
kelima sila, yaitu ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan yang sangat erat
hubungannya dengan jiwa dan kepribadian manusia indonesia sendiri.
Namun kenyataannya, pada saat ini Nilai-nilai dari kelima sila Pancasila telah memudar
atau bahkan terabaikan. Memudarnya nilai-nilai pancasila dalam pembentukan karakter manusia
Indonesia saat ini seharusnya lebih mendapat sikap untuk diaplikasikan kembali dalam
kehidupan nyata agar nantinya tidak akan bertambah banyak pengaruh-pengaruh buruk yang
diterima dan dapat merusak karakter asli manusia Indonesia. Oleh karena itu, manusia Indonesia
haruslah kembali mengembangkan nilai-nilai ideal Pancasila dan mengaplikasikannya dalam
kehidupan sehari-hari demi terciptanya karakter manusia Indonesia yang sebagaimana mestinya.
Mengembangkan dan mengaplikasikan nilai-nilai ideal Pancasila dalam kehidupan
sehari-hari memanglah bukan perkara yang mudah ditengah era modern ini. Akan tetapi, dengan
sosialisasi secara menyeluruh serta semangat tinggi akan nilai-nilai Pancasila dapat membantu
manusia Indonesia kembali membentuk karakternya dalam hal bersikap, berpemikiran,
penjiwaan, dan tindakan terhadap Pancasila. Perlu ditegaskan, bahwa kelima sila Pancasila
bukan hanya untuk diketahui saja, namun harus pula diamalkan dengan dasar ketaatan pada
hukum negara, kesusilaan, keagamaan, dan kodrat hidup bersama.
Upaya yang diperlukan untuk kembali menjadi karakter manusia Indonesia asli yang
berlandasan Pancasila seperti : beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi
luhur, bertoleransi antar sesama manusia, saling bergotong-royong, saling menjaga hak dan
kewajiban sesama, menjadikan musyarawah untuk mencapai keputusan bersama, berjiwa
patriotik, serta menciptakan keadilan dan kesejahteraan antar sesama manusia. Maka dari itu,
selain menjadikannya sebagai dasar negara, jadikanlah Pancasila sebagai kebanggan dan
komitmen manusia Indonesia untuk membentuk karakter asli manusia Indonesia agar nantinya
dapat selalu terjaga seiring perkembangan zaman.