TELAAH JURNAL PENGARUH AROMA TERAPI TERH

TELAAH JURNAL “
PENGARUH AROMA TERAPI TERHADAP INSOMNIA PADA LANSIA
DI PSTW UNIT BUDI LUHUR KASONGAN BANTUL
YOGYAKARTA

1.

PENDAHULUAN
1.

Metode Pencarian Literatur
1.

Database yang digunakan dalam pencarian jurnal ini adalah
google scholar.

2.

Kata kunci dalam pencarian litertur adalah “kebidanan”.

3.


Jumlah literature yang didapatkan sebanyak 2.890

4.

Proses seleksi literature dilakukan dengan menggunakan
criteria inklusi, yaitu :

2.

1.

Artikel dalam lingkup kesehatan atau kebidanan.

2.

Artikel lima tahun terakhir.

Abstrak
1.


Konteks

Insomnia merupakan salah satu masalah kesehatan yang terjadi pada lansia.
Terdapat beberapa terapi yang dapat dilakukan dalam menurunkan derajat
insomnia pada lansia, aroma terapi merupakan terapi non farmakologi yang
dapat digunakan dalam menurunkan derajat insomnia pada lansia.
1.

Tujuan

Untuk mengetahui pengaruh aroma terapi terhadap insomnia pada lansia.

1.

Pengaturan dan Desain

Desain penelitian Quasi Eksperiment dengan subyek sebanyak 30 orang lansia..
1.


Bahan dan Metode

Metode yang digunakan dalam pengumpulan sampel adalah purposive sampling.
Sampel sebanyal 30 orang lansia dibagi menjadi 2 kelompok. Kelompok yang
pertama digunakan sebagai kelompok control.
1.

Analisis Statistik yang Digunakan

Analisis statistic yang digunakan adalah independent t-test dan paired t-test.

1.

Hasil

Terjadi penurunan derajat insomnia pada kelompok perlakuan dengan hasil uji
paired

t-test


diperoleh

nilai

t=2,702

dengan

nilai

probabilitas

Sig.

(2-

tailed)=0,017 dan tidak diperoleh penurunan derajat insomnia pada kelompok
control, diperoleh nilai t=0,535 dengan nilai probabilitas Sig. (2-tailed)=0,601
tidak ada perbedaan hasil pre test pada kelompok perlakuan dan kelompok
control dengan hasil uji statistic independent sample t-test nilai t= 2,024 dengan

probabilitas Sig. (2-tailed)=0,053.
1.

Kesimpulan

Terapi komplementer aromaterapi dapat digunakan untuk menurunkan derajat
insomnia pada lansia.

Keyword : Lansia, Insomnia, Aromaterapi
1.

DESKRIPSI JURNAL
1.

Deskripsi Umum

1.

Judul : Pengaruh Aroma Terapi Tehadap Insomnia Pada Lansia
di PWST Unit Budi Luhur Kasongan Bantul.


2.

Penulis : Sri Adiyati.

3.

Publikasi : Jurnal Kebidanan Akbid Estu Utomo Boyolali, 2010.
Volume 2. No. 2.

4.

Penelaah : Yespy Anna Wahyu

5.

Tanggal telaah : 28 Juni 2012.

2.


Deskripsi Konten
1.

Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui pengaruh aroma terapi terhadap insomnia pada lansia.
1.

Hasil Penelitian

Terjadi penurunan derajat insomnia pada kelompok perlakuan dengan hasil uji
paired

t-test

diperoleh

nilai

t=2,702


dengan

nilai

probabilitas

Sig.

(2-

tailed)=0,017 dan tidak diperoleh penurunan derajat insomnia pada kelompok
control, diperoleh nilai t=0,535 dengan nilai probabilitas Sig. (2-tailed)=0,601
tidak ada perbedaan hasil pre test pada kelompok perlakuan dan kelompok
control dengan hasil uji statistic independent sample t-test nilai t= 2,024 dengan
probabilitas Sig. (2-tailed)=0,053.
1.

Kesimpulan Penelitian


Terapi komplementer aromaterapi dapat digunakan untuk menurunkan derajat
insomnia pada lansia.
1.

TELAAH JURNAL
1.

Fokus Utama Penelitian

Jumlah lansia di Indonesia pada tahun 2000 setara denga 7,2% jumlah penduduk
dan diperkirakan akan meningkat pada tahun 2020 menjadi 29 juta jiwa atai
setara dengan 11,4%.

Pertambahan umur pada individu merupakan suatu proses yang fisiologi yang
akan terjadi pada setiap manuasia, pada proses penuaan seseorang akan
mengalami berbagai macam masalah baik secara fisik, mental maupun
sosioekonomi. Gangguan tidur atau insomnia merupakan salah satu gangguan
yang terjadi pada lansia. Gangguan tidur menyerang 50% orang yang berusia 65
tahun atau lebih yang tinggal di rumah dan 66% lansia yang tinggal di fasilitas
jangka panjang.

Lansia mengalami penurunan efektifitas tidur pada malam hari 70% samapi 80%
dibandingkan dengan usia muda. Prosentase penderita insomnia lebih tinggi
dialami orang yang lebih tua, dimana 1 dar 4 pada usia 60 tahun atau lebih
mengalami sulit tidur yang serius. Setelah dilakukan screening dari 42 lansia
yang tinggal di PSTW ( Panti Sosial Tresna Werdha ) unit Budi LUhur Kasongan
Bnatul didapatkan 32 lansia mengalami insomnia.
Aromaterapi merupakan salah satu terapi komplementer yang dapat digunakan
untuk mengatasi insomnia. Aroma terapi memiliki efek menenangkan atau rileks
untuk beberapa gangguan misalnya mengurangi kecemasan, ketegangan dan
insomnia. Terrapi komplementer dan Alternatif mempunyai hubungan dengan
nilai praktek keperawatan dalam kepercayaan holistic manusia.
Teori

keperawatan

sunrise

model

yang


mempunyai

tujuan

dasar

yaitu

menggunakan pengetahuan relevan dalam menyediakan kultur spesifik dan
kultur yang kongruen untuk memberikan asuhan keperawatan kepada pasien.
Dari gambaran diatas peneliti ingin mengetahui apakah aromaterapi memiliki
pengaruh terhadap insomnia pada lansia.
Berdasarkan kutipan dari pendahuluan diatas diketahui bahwa jumlah lansia
akan mengalami peningkatan pda tahun 2020 yaitu setara dengan 11,4% dari
jumlah keseluruhan penduduk Indonesia. Hal ini meningkatkan pula populasi
yang

beresiko

untuk

terkena

insomnia.

Gangguan

tidur

atau

insomnia

merupakan salah satu gangguan yang terjadi pada lansia. Lansia mengalami
penurunan efektifitas tidur pada malam hari 70% samapi 80% dibandingkan
dengan usia muda. Prosentase penderita insomnia lebih tinggi dialami orang
yang lebih tua, dimana 1 dar 4 pada usia 60 tahun atau lebih mengalami sulit
tidur yang serius. Melihat makin besarnya yang beresiko terkena insomnia akibat
makin bertambahnya usia, maka dapat terjadi epidemic dalam waktu dekat.
Aromaterapi merupakan salah satu terapi komplementer yang dapat digunakan
untuk mengatasi insomnia. Aroma terapi memiliki efek menenangkan atau rileks

untuk beberapa gangguan misalnya mengurangi kecemasan, ketegangan dan
insomnia. Focus utama penelitian cukup jelas yaitu untuk mengetahui pengaruh
aroma terapi terhadap insomnia pada lansia.
1.

Elemen Yang Mempengaruhi Tingkat Kepercayaan Suatu Penelitian
1.

Gaya penulisan

Sistematika telah tersusun dengan baik dan jelas pada judul penelitian, nama
penulis, abstrak (konteks, tujuan penelitian, , analisis statistic, hasil, kesimpulan)
tetapi pada pengaturan dan desain tidak dijelaskan secara terperinci hanya
menyebutkan secara umum yaitu Quasy Eksperiment. Metode juga tidak
dijelaskan instrument pengukuran yang digunakan.
Tata bahasa yang dipergunakan dalam penulisan jurnal ini cukup mudah
dipahami sehingga memudahkan pembaca mengerti bagaimana penelitian itu
dilaksanakan dan apa hasil yang di peroleh namun pada penulisan masih kita
jumpai banyak kata depan, kata hubung maupun awalan yang berada di awal
kalimat.
1.

Penulis

Penulis dalam penelitian ini adalah Sri Adiyati berasal dari Prodi Keperawatan
Magelang politeknik Kesehatan Semarang.

1.

Judul

Pengaruh Aroma Terapi Tehadap Insomnia Pada Lansia di PWST Unit Budi Luhur
Kasongan Bantul.
Judul penelitian cukup jelas, akurat dan tidak ambigu serta menggambarkan apa
yang akan di teliti. Namun kekurangannya tidak memenuhi prinsip 5 W 1 H yaitu
peneliti tidak mencantumkan kapan penelitian tersebut diadakan.
1.

Abstrak
1.

Kelebihan

Mampu mengambarkan secara jelas mengenai masalah penelitian, tujuan



penelitian, metodologi dan hasil yang didapatkan.
Jurnal ini memenuhi IMRAD (introduction,



Metode, Result, Analize,

Discussion).


Jurnal ini juga mencantumkan kata kunci.

1.

Kekurangan



Jurnal ini tidak menyebutkan rekomendasi apa yang diberikan kepada
pihak-pihak yang terkait atau berkepentingan dalam penelitian ini.
Jurnal ini tidak memberikan rekomendasi apa yang diberikan untuk



penelitian selanjutnya.
1.

Elemen Yang Memepengaruhi Kekuatan Suatu Penelitian
1.

Tujuan / Masalah Penelitian

Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh aroma terapi terhadap
insomnia pada lansia. Tujuan dalam penelitin ini sangat sederhana dan jelas.
1.

Konsistensi Logis

Laporan penelitian telah mengikuti langkah-langkah yang seharusnya yaitu :
dimulai dari judul penelitian, nama penulis, abstrak (konteks, tujuan penelitian,
pengaturan dan desain, bahan dan metode, analisis statistik, hasil, kesimpulan,
dan kata kunci), pendahuluan, bahan dan metode, hasil, pembahasan dan
kesimpulan. Catatan kaki tidak terdapat dalam jurnal ini.
1.

Literature Review

Penyusunan literatur sepertinya penulis ingin menggunakan sistim vancouver
tetapi pada daftar pustaka tidak ikut dilakukan penomoran, hanya pada teorinya
saja.
Penulisan jurnal menggunakan analitis kritis berdasarkan literatur yang ada
dengan membandingkan temuan-temuan pada penelitian sebelumnya dengan
hasil yang didapatkan oleh penulis tetapi tidak secara langsung karena
ditemukan dalam paragraph yang berbeda.

Contoh kutipan Jurnal :
Insomnia dapat diatasi denga terapi relaksasi, menurut Kaina (2006) aroma
terapi merupakan salah satu terapi relaksasi yang dapat digunakan untuk
mengatasi insomnia, hal tersebut dikarenakan aroma wangi memberikan rasa
rileks. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aroma terapi menurunkan derajat
insomnia pada lansia. Aroma terapi lavender mempunyai pengaruh pola tidur
pada lansia dimensia. Lansia yang diberikan aroma terapi lavender memliki
peningkatan durasi tidur malam yang lebih lama daripada sebelum pemberian
aroma terapi.
Literature yang digunakan berasal dari jurnal-jurnal yang telah dipublikasikan
sebelumnya.
1.

Kerangka Teori

Baik kerangka konseptual maupun kerangka teori tidak digambarkan secara jelas
dalam jurnal penelitian tersebut, namun pada bagian pembahasan, tinjauan
pustaka mengenai aroma terapi yang dapat meringankan gangguan tidur pada
berbagai penelitian sebelumnya dijelaskan dengan cukup rinci.
1.

Tujuan / Sasaran/ Pertanyaan Penelitian/ Hipotesis

Tujuan dan sasaran penelitian disebutkan secara jelas dan mencerminkan
informasi yang disajikan dalam tinjauan pustaka.
“Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh aroma terapi terhadap
insomnia pada lansia.”
Pertanyaan penelitian juga tertuang dalam pendahuluan yaitu “apakah aroma
terapi memiliki pengaruh terhadap insomnia pada lansia?”
Hipotesis tidak disebutkan dalam jurnal ini.
1.

Sampel

Penelitian ini dilakukan di di PWST Unit Budi Luhur Kasongan Bantul tetapi waktu
penelitian tidak disebutkan. Sampel pada penelitian ini dikenakan criteria inklusi
sehingga diperoleh 30 sampel yang dibagi ke dalam 2 kelompok. Sampel diambil

30 orang dari 32 orang yang mengalami insomnia, tetapi tidak dijelaskan alas an
mengambil 32 sampel tersebut.
1.

Pertimbangan Etika

Sebelum mendapatkan persetujuan lisan dari peserta (subjek penelitian),
terlebih dahulu mereka diberikan penjelasan mengenai : tujuan, sasaran dan
metodologi penelitian.
Izin etik untuk penelitian tidak diperoleh dari Komite Etik karena di Indonesia
belum memiliki komite etik untuk penelitian. Izin diperoleh dari pimpinan PWST
Unit Budi Luhur Kasongan Bantul dan lansia yang terlibat dalam penelitian
tersebut.
1.

Definisi Operasional

Definisi operasional tidak disebutkan dalam jurnal ini. Seperti apa insomnia yang
dimaksud oleh peneliti tidak disebutkan secara jelas. Berapa rentang waktu tidur
malam sehingga dikatakan insomnia juga tidak dijelaskan.
1.

Metodologi

Desain penelitian ini dalah Quasy Eksperiment dengan menggunakan 30 orang
subyek yng mengalami insomnia.
Instrument yang digunakan adalah pre test dan post test dengan menggunakan
KSPBJ

(Kelompok

Study

Psikologi

Biologik

Jakarta).

Penelaah

tidak

bisa

menyimpulkan apakah instrument yang digunakan sudah sesuai atau belum
dengan informasi yang ingin dikumpulkan oleh peneliti karena instrument tidak
dijelaskan secara rinci.
1.

Data Analisis/ hasil



Analisis statistic yang digunakan adalah t-test. Analisis ini digunakan
untuk membandingkan kelompok control dan kelompok intervensi.



Penyajian table disertai dengan narasi yang jelas dan singkat mengenai isi
table.

Table 1. distribusi hasil analisis paired sample t-test derajat insomnia kelompok
perlakuan pada lansia yang mengalami insomnia dip anti social Tresna Werdha
unit Budi Luhur Kasongan Bantul Yogyakarta tahuan 2009

Mean pre test Mean post test

12,27

Std. dev

t

Sig. (2 tailed)

5,351

2,702

0,017

8,53

Berdasarkan table 1 pada kelompok perlakuan terjadi penurunan derajat
insomnia yang signifikan, selisih mean derajat insomnia pre test dan post test
sebesar 3,73 dan nilai t= 2.702 dengan nilai probabilitas Sig (2 tailed) 0,017.


Jumlah sampel

Jumlah sampel yang berpartisipasi : dari 32 lansia yang mengalami insomnia
dipilih dengan menggunakan criteria inklusi, terdapat 2 orang yang tidak
berpartisipasi dalam penelitian ini, sehingga sisa dari subyek sebanyak 30 orang.


Hasil penelitian

Terjadi penurunan derajat insomnia pada kelompok perlakuan dengan hasil uji
paired

t-test

diperoleh

nilai

t=2,702

dengan

nilai

probabilitas

Sig.

(2-

tailed)=0,017 dan tidak diperoleh penurunan derajat insomnia pada kelompok
control, diperoleh nilai t=0,535 dengan nilai probabilitas Sig. (2-tailed)=0,601
tidak ada perbedaan hasil pre test pada kelompok perlakuan dan kelompok
control dengan hasil uji statistic independent sample t-test nilai t= 2,024 dengan
probabilitas Sig. (2-tailed)=0,053. Aroma terapi lavender mempunyai pengaruh
terhadap pola tidur pada lansia dimensia. Lansia yang diberikan aroma terapi
lavender memiliki peningkatan durasi tidur malam yang lebih lama daripada
sebelum pemberian aroma terapi.
1.

Pembahasan Temuan Hasil Penelitian

Kelebihan
Bagian pembahasan mengacu kepada beberapa criteria Hills :
1.

Kekuatan asosiasi

“Insomnia dapat diatasi dengan terapi relaksasi, menurut Kaina (2006) aroma
terapi merupakan salah satu terapi relaksasi yang dapat digunakan untuk
mengatasi insomnia, hal tersebut dikarenakan aroma wangi memberikan rasa
rileks. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aroma terapi menurunkan derajat
insomnia pada lansia.”
Pengaruh aroma terapi dapat mengatasi insomnia juga dapat ditemukan pada
penelitian sebelumnya, hanya saja besarnya pengaruh tidak disebutkan.

1.

Konsistensi

Penulis tidak mencantumkan replikasi dari penelitian sebelumnya sehingga
penelaah tidak bisa membandingkan hasil penelitian ini dengan penelitian
sebelumnya.
1.

Hubungan Temporal

“Insomnia merupakan salah satu masalah kesehatan yang terjadi pada lansia.
Terdapat beberapa terapi yang dapat dilakukan dalam menurunkan derajat
insomnia pada lansia, aroma terapi merupakan terapi non farmakologi yang
dapat digunakan dalam menurunkan derajat insomnia pada lansia.”
Penelitian ini berusaha untuk mencari pemecahan masalah. Adanya factor kausa
yang mendahului akibat menjadikan peneliti tertarik untuk mencari pemecahan
masalahnya.
1.

Efek dosis respon

Dalam penelitian ini hanya dijelaskan hasil bahwa aroma terapi dapat
menurunkan tingkat insomnia. Dosis, cara pakai, waktu pemakaian dan frekuensi
penggunaan tidak dijelaskan secara rinci. Penelaah atau pembaca jurnal tidak
emngetahui secara pasti dosis, cara pakai, waktu pemakaian dan frekuensi
penggunaan yang seperti apa yang dapat menurunkan tingkat insomnia.
1.

Spesifikasi

Hubungan kausal dalam hal specificity tidak terpenuhi, meskipun di temukan
perbedaan dari hasil pre test dan posttest kelompok perlakuan dan kelompok

control. Namun pengontrolan terhadap factor-faktor lain yang berpengaruh tidak
dilakukan,

misalnya

pada

aktifitas

apa

yang

mereka

lakukan.

Di

teori

disampaikan bahwa aktifitas yang dilakukan juga akan mempengaruhi tingkat
insomnia.
1.

Plausibility

Pada penelitian ini, unsur kausalitas dalam hal biological plausibility terpenuhi
sebab aromaterapi dapat mempengaruhi system syaraf sehingga menimbulkan
rasa rileks. Relaksasi dapat menekan rasa tegang dan cemas dengan cara
resiprok, yang mana rasa tegang dan kecemasan merupakan penyebab dari
insomnia

sehingga

timbul

counter

conditioning

dan

penghilangan.

Pada

penelitian ini kesesuaian terpenuhi dalam hal pemilihan subyek dimana
aromaterapi dapat menurunkan tingkat insomnia.
1.

Bukti eksperimen

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu yang mengungkapkan
fakta secara empiris dan rasional mengenai pengaruh aroma terapi terhadap
penurunan tingkat insomnia.
1.

Analogi

Pada penelitian ini unsure kausalitas dalam hal analogi belum terlihat jelas
karena penulis tidak mencantumkan penelitian atau hasil penelitian sebelumnya.
Kekurangan


Kekuatan

dan

keterbatasan

penelitian

termasuk

generalisasi

tidak

dijelaskan dalam jurnal tersebut.


Penelitian sebelumnya juga tidak dicantumkan dalam jurnal tersebut.

1.

Referensi

Literature yang digunakan hanya sebanyak 2 jurnal dari keseluruhan jurnal yang
kurang dari 2 tahun pada saat penelitian tersebut dilakukan.
1.

Kesimpulan dan Saran
1.

Kelebihan



Isi dari kesimpulan penelitian menjawab tujuan penelitian penelitian.



Saran mengungkapkan harapan peneliti bagi semua pihak yang terkait
dan harapan bagi dirinya sendiri untuk dapat mengembangkan lagi
penelitian ini menjadi penelitian true experiment.

1.

Kekurangan



Isi dari kesimpulan memang menjawab pertanyaan penelitian tetapi dalam
penyampaiannya tidak dikemas secara ringkas.



Isi dalam saran tidak menjelaskan waktu yang tepat dan durasi untuk
menggunakan aroma terapi sehingga dapat mengatasi gangguan tidur.



Saran juga tidak menjelaskan kondisi kesehatan lansia yang seperti apa
yang dapat menggunakan aroma terapi.

1.

PENUTUP

Sebagai penutup, meskipun ditemukan berbagai kekurangan dan kelebihan
dalam penelitian tersebut, namun penelitian tersebut telah memberikan
kontribusi

positif

pada

kemajuan

dan

pengembangan

di

bidang

ilmu

pengetahuan khususnya pada pengembangan karya ilmiah. Penelitian ini juga
dapat dijadikan sebgaai langkah awal dalam penelitian selanjutnya.