MENGEMBANGKAN BAKAT DAN KREATIVITAS ANAK (1)

MENGEMBANGKAN BAKAT DAN KREATIVITAS ANAK

A. Mengembangkan Bakat Anak
Anak adalah amanah besar dari Allah SWT untuk diberikan bimbingan, arahan dan
didikan oleh para orang tuanya. Sejak usia dini, anak memiliki potensi yang sangat besar.
Berdasarkan penelitian tiga pakar pendidikan anak dari Amerika, yakni Dr. Keith Osborn, Dr.
Burton L. White, dan Prof. Dr. Benyamin S. Bloom, tingkat intelektual otak mengalami
perkembangan sebagai berikut: Tingkat perkembangan intelektual otak anak, sejak lahir
sampai usia 4 tahun mencapai 50%. Oleh karena itu, pada masa empat tahun pertama ini
sering disebut juga sebagai Golden Age (Masa Keemasan), karena si anak mampu menyerap
dengan cepat setiap rangsangan yang masuk. Si anak akan mampu menghafal banyak sekali
informasi, seperti perbendaharaan kata, nada, bunyi-bunyian, dsb. Hingga usia 8 tahun, anak
telah memiliki tingkat intelektual otak sekitar 80 %. Perkembangan intelektual otak ini relatif
berhenti dan mencapai kesempurnaannya (100%) pada usia 18 tahun. Jadi setelah usia 18
tahun, intelektualitas otak tidal lagi mengalami perkembangan. Pendidikan orang tua terhadap
anak akan sangat berpengaruh terhadap perkembangan kreativitas anak.
Strategi yang digunakan untuk mengembangkan kreativitas adalah 4 P, yaitu dilihat
dari segi Pribadi, Pendorong, Proses dan Produk. Kreativitas ditinjau dari segi pribadi
menunjuk pada potensi atau daya kreatif yang ada pada setiap pribadi, anak maupun orang
dewasa. Pada dasarnya, setiap orang memiliki bakat kreatif dengan derajat dan bidang yang
berbeda-beda. Untuk dapat mengembangkan kreativitas anak atau kreativitas diri sendiri,

pertama-tama kita perlu mengenal bakat kreatif pada anak (atau pada diri sendiri),
menghargainya dan memberi kesempatan serta dorongan untuk mewujudkannya. Agar
kreativitas dapat berkembang memerlukan dorongan atau pendorong dari dalam sendiri dan
dari luar. Sedangkan kreativitas sebagai suatu proses, dapat dirumuskan sebagai suatu bentuk
pemikiran dimana individu berusaha menemukan hubungan-hubungan yang baru untuk
mendapatkan jawaban, metode atau cara-cara baru dalam menghadapi suatu masalah.
B. Pengembangan Kreativitas Anak
Dengan berkreasi, orang dapat mewujudkan dirinya, perwujudan diri tersebut
termasuk salah satu kebutuhan pokok dalam hidup manusia. Kreativitas sebagai kemampuan
untuk melihat kemungkinan-kemungkinan untuk menyelesaikan suatu masalah, merupakan
bentuk pemikiran yang sampai saat ini masih kurang mendapat perhatian dalam pendidikan
formal. Siswa lebih dituntut untuk berpikir linier, logis, penalaran, ingatan atau pengetahuan
yang menuntut jawaban paling tepat terhadap permasalahan yang diberikan. Mengingat
pentingnya kreativitas siswa tersebut, maka di sekolah perlu disusun suatu strategi
pembelajaran yang dapat mengembangkan kreativitas. Strategi tersebut diantaranya meliputi
pemilihan pendekatan, metode atau model pembelajaran. Salah satu pembelajaran yang saat
ini sedang berkembang ialah pembelajaran berbasis masalah. Pembelajaran berbasis masalah
merupakan suatu pembelajaran yang menuntut aktivitas mental siswa untuk memahami suatu
konsep pembelajaran melalui situasi dan masalah sehari-hari yang disajikan pada awal
pembelajaran.


C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tumbuhnya Kreativitas
a. Dorongan, terlepas dari seberapa jauh potensi anak memenuhi standar orang dewasa,
mereka harus didorong untuk kreatif dan bebas dari menentukan masa depannya sendiri.
b. Sarana, harus disediakan untuk meransang melakukan eksprimen dan eksplorasi yang
merupakan unsur penting dalam kreativitas.
c. Lingkungan yang merangsang. Lingkungan keluarga dan sekolah harus merangsang
kreativitas dengan memberi bimbingan dan dorongan untuk menggunakan sarana yang akan
mendorong kreativitas. Ini harus dilakukan sedini mungkin agar menjadikan remaja yang
kreatif.
d. Kesemapatan, untuk memperoleh pengetahuan agar dapat berkembang pikiran yang
positif.
e. Dari segi waktu, untuk menjadi kreatif harus diberi waktu dalam mengembangkan
gagasan-gagasan yang ada pada remaja tersebut.
D. Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Remaja
Pada pembelajaran tingkat SMP dan SMA siswa lebih membutuhkan pembelajaran
pendidikan akademik tetapi tidak meninggalkan pada pendidikan karakter itu sendiri. Dalam
hal ini guru dapat mengajarkan kepada siswa pembelajaran komprehensif yaitu mengenai
pengembangan keterampilan hidup. Ada beberapa keterampilan yang diperlukan supaya
peserta didik dapat mengamalkan nilai-nilai yang dianut sehingga berprilaku konstruktif dan

bermoral dalam masyarakat. Keterampilan tersebut antara lain berpikir kritis, berkomunikasi
secara jelas, menyimak,bertindak asertif, dan menemukan resolusi konflik dapat disebutkan
secara ringkas sebagai keterampilan akademik dan keterampilan sosial.
Pada dasarnya penyesuaian diri memiliki dua aspek yaitu penyesuaian pribadi dan
penyesuaian sosial. Penyesuaian pribadi adalah kemampuan individu untuk menerima dirinya
sendiri sehingga tercapai hubungan yang harmonis antara dirinya dengan lingkungan
sekitarnya. Ia menyadari siapa dirinya sebenarmya, apa kelebihan dan kekurangannya dan
mampu bertindak obyektif sesuai dengan kondisi dirinya sendiri. Keberhasilan penyesuaian
pribadi ditandai dengan tidak adanya rasa benci, lari dari kenyataan atau tanggungjawab,
dongkol, kecewa, atau tidak percaya pada kondisi dirinya. Kehidupan kejiwaannya ditandai
dengan tidak adanya kegoncangan atau kecemasan yang menyertai rasa bersalah, rasa cemas,
rasa tidak puas, rasa kurang dan keluhan terhadap nasib yang dialaminya. Sedangkan
penyesuaian sosial terjadi di dalam masyarakat. Di dalam masyarakat tersebut terdapat proses
saling mempengaruhi satu sama lai silih berganti. Dari proses tersebut timbul sebuah proses
kebudayaan dan tingkah laku sesuai dengan sejumlah aturan, hukum, adat dan nilai-nilai yang
mereka patuhi, demi mencapai penyelesaian bagi persoalan hidup sehari-hari. Dalam bidang
ilmu psikologi sosial, proses ini dikenal dengan proses penyesuaian sosial. Motivasi internal
ditumbuhkan dengan memperhatikan bakat dan kreativitas individu serta menciptakan ikli
yang menjamin kebebasan psikologis untuk kreatif peserta didik dilingkungan rumah,
sekolah dan masyarakat.


DAFTAR PUSTAKA

Hurlock, E.B. Perkembangan Anak. Erlangga. Jakarta Magazine.
Munandar,A.S. 2001.psikologi industri dan organisasi. Jakarta: UI Press.
Munandar,S.C. 1999. Kreativitas dan Keberbakatan srtategi Mewujudkan Potensi Kreatif dan
bakat.Jakarta: IT Gramedia Pusaka Utama
Santrock, JW., 2011, Psikologi Pendidikan, Prenada Media Group, Jakarta