BAB II LANDASAN TEORI - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Kompetensi Guru Dalam Mengelola Kelas Di SD Negeri Baleromo 2 Dempet Demak Melalui Supervisi Individual Teknik Observasi Kelas

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Kompetensi Guru

2.1.1 Pengertian Kompetensi Guru Mengungkapkan kompetensi dari kata “Competent” yang berarti kemampuan, kompetensi merupakan kemampuan individual dan mampu menguasai atau melaksanakan suatu pekerjaan serta mampu menganalisis pekerjaan atau peraturan-peraturan kerja, kompetensi dapat memberikan suatu gambaran perilaku keahlian (skill) dan pengetahuan (knowledge) seseorang atau kelompok (team work) serta potensi diri yang dimiliki seseorang terhadap kapasitas kecakapan (ability) dalam melaksanakan pekerjaan yang bervariasi dengan keberhasilan atau kesuksesannya ketika bekerja (Suyuti, 2003:17). Kompetensi guru adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh seorang guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya ( Saragih, 2006: 29).

Kompetensi adalah kemampuan kecakapan, keadaan berwenang atau memenuhi syarat menurut ketentuan hukum, (Syah 2000:30). Selanjutnya masih menurut Syah, dikemukakan bahwa kompetensi guru adalah

guru dalam melaksanakan

kemampuan

seorang

kewajiban-kewajibannya secara bertanggung jawab dan layak. Jadi kompetensi kewajiban-kewajibannya secara bertanggung jawab dan layak. Jadi kompetensi

kewenangan profesionalnya, kompetensi guru dibagi dalam tiga bagian Adlan (2000: 32) yaitu:

dalam

menjalankan

a. Kompetensi kognitif, yaitu kemampuan dalam bidang

pengetahuan tentang belajar mengajar, dan tingkah laku individu. b. Kompetensi efektif, kesiapan dan kemampuan guru dalam berbagai hal yang berkaitan dengan tugas. c. Kompetensi perilaku, yaitu kemampuan dalam berperilaku, seperti membimbing dan menilai.

intelektual

seperti

Kompetensi dapat memberikan suatu gambaran perilaku keahlian (skill) dan pengetahuan (knowledge) seorang atau kelompok (team work) serta potensi diri yang dimiliki seorang terhadap kapasitas kecakapan (ability) dalam melaksanakan pekerjaan yang bervariasi dengan keberhasilan atau kesuksesan ketika bekerja. Kompetensi merupakan perilaku yang irasional untuk mencapai tujuan yang dipersyaratkan sesuai dengan kondisi yang dipersyaratkan pula. Kompetensi sangat diperlukan untuk mengembangkan kualitas dan aktivitas tenaga pendidikan.

2.1.2 Karaktristik Kompetensi guru Seorang guru berkompeten adalah orang yang memiliki kemampuan dan keahlian dalam bidang 2.1.2 Karaktristik Kompetensi guru Seorang guru berkompeten adalah orang yang memiliki kemampuan dan keahlian dalam bidang

seperti yang tercantum dalam kompetensi guru. Untuk melihat apakah seorang guru dikatakan profesional atau tidak, dapat dilihat dari dua perspektif. Pertama, dilihat dari tingkat pendidikan minimal dari latar pendidikan untuk jenjang sekolah tempat dia menjadi guru. Kedua, penguasaan guru terhadap materi bahan ajar, mengelola kelas, mengelola proses pembelajaran, pengelolaan siswa, dan melakukan tugas-tugas bimbingan

kependidikan

dan lain-lain (Danim, 2002: 3). Berdasarkan UU Sisdiknas No. 14 tentang guru dan dosen pasal 10, menentukan bahwa kompetensi guru meliputi kompetensi padagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional dan kompetensi sosial (Niam, 2006: 17).

a. Kompetensi Pedagogik Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran peserta didik. Dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan Pasal

28 ayat (3) butir a dikemukakan bahwa kompetensi pedagogik

adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran,

evaluasi

hasil

belajar, dan belajar, dan

didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya (Mulyasa, 2005: 75).

peserta

b. Kompetensi Kepribadian Kompetensi kepribadian adalah kemampuan

kepribadian yang mantap, arif dan berwibawa serta menjadi teladan peserta didik. Kepribadian yang mantap dari sosok seorang guru akan memberikan teladan yang baik terhadap anak didik maupun masyarakatnya.

c. Kompetensi Sosial Kompetensi sosial adalah kemampuan guru

untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan efisien dengan peserta didik, sesama guru, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat luas. Hal tersebut diuraikan lebih lanjut dalam PP tentang Guru,

sosial merupakan kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat, yang sekurang-kurangnya memiliki kompetensi untuk (1) Berkomunikasi secara lisan, tulisan, dan isyarat. (2) Menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional. (3) Bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik ; dan (4) Bergaul secara santun dengan masyarakat

bahwa

kompetensi

d. Kompetensi Profesional Kompetensi profesional adalah kemampuan guru dalam penguasaan materi pelajaran secara luas d. Kompetensi Profesional Kompetensi profesional adalah kemampuan guru dalam penguasaan materi pelajaran secara luas

Nomor 74 tahun 2008 menjabarkan bahwa kompetensi Profesional guru merupakan kemampuan guru dalam menguasai pengetahuan bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau seni dan budaya yang diampunya yang sekurang-kurangnya meliputi penguasaan: (1) Menguasai materi pelajaran secara luas dan mendalam sesuai dengan isi program satuan pendidikan, mata pelajaran, dan/atau kelompok mata pelajaran yang akan diampu. (2) Menguasai konsep dan metode disiplin keilmuan, teknologi, atau seni yang relevan, yang secara konseptual menaungi atau koheren dengan program satuan pendidikan, mata pelajaran, dan/atau kelompok mata pelajaran yang akan diampu.

2.2 Pengelolaan Kelas

2.2.1 Pengertian Pengelolaan Kelas Pengelolaan kelas adalah serangkaian kegiatan guru yang ditujukan untuk mendorong munculnya tingkah

diharapkan dan menghilangkan tingkah laku siswa yang tidak diharapkan, menciptakan hubungan interpersonal yang baik dan iklim sosoi-emosional yang positif, serta menciptakan dan memelihara organisasi kelas yang produktif

laku

siswa

yang

dan

efektif,

(Winataputra, 2003:8).

Pengelolaan kelas adalah cara-cara yang ditempuh guru dalam menciptakan lingkungan kelas agar tidak terjadi kekacauan dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk mencapai tujuan akademis dan sosial Winzer (Winataputra, 2003: 9).

Pengelolaan kelas yang efektif merupakan prasyarat mutlak bagi terjadinya proses belajar mengajar yang efektif”. Pengelolaan dipandang sebagai salah

penyelenggaraan sistem pembelajaran yang mendasar, di antara sekian macam tugas guru di dalam kelas (Usman, 2003). Berbagai definisi tentang pengelolaan kelas yang dapat diterima oleh para ahli pendidikan, yaitu: Pengelolaan kelas didefinisikan sebagai: (1) Perangkat kegiatan guru untuk mengembangkan tingkah laku peserta didik yang diinginkan dan mengurangkan tingkah laku yang tidak diinginkan. (2) Seperangkat kegiatan guru untuk mengembangkan hubungan interpersonal yang baik dan iklim sosio-emosional kelas yang positif. (3) Seperangkat kegiatan guru untuk menumbuhkan dan mempertahankan organisasi kelas yang efektif.

satu

aspek

Fokus dalam mengelola kelas adalah siswa. Pengelolaannya dititik beratkan pada keragaman berupa perbedaan latar belakang peserta didik, perbedaan kemampuan dan kecenderungan yang dimiliki siswa atau berkaitan dengan sikap belajar siswa. Sikap peserta didik dalam proses belajar, merupakan bahagian penting yang harus diperhatikan karena aktivitas belajar banyak ditentukan oleh sikap belajar peserta didik (Nurhalisah, 2010:193). Ketika memulai kegiatan belajar peserta didik memiliki sikap menerima atau ada kesediaan emosional untuk Fokus dalam mengelola kelas adalah siswa. Pengelolaannya dititik beratkan pada keragaman berupa perbedaan latar belakang peserta didik, perbedaan kemampuan dan kecenderungan yang dimiliki siswa atau berkaitan dengan sikap belajar siswa. Sikap peserta didik dalam proses belajar, merupakan bahagian penting yang harus diperhatikan karena aktivitas belajar banyak ditentukan oleh sikap belajar peserta didik (Nurhalisah, 2010:193). Ketika memulai kegiatan belajar peserta didik memiliki sikap menerima atau ada kesediaan emosional untuk

“ted process. It involves motivating students to learn, providing appropriate instruction and feedback, andmanaging student work. Effective managers organize and conduct their classrooms to preventmanagement problems from happening in the first place , (Jack Snowman and Rick McCown, 2012:92).

Dari pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa pengelolaan kelas adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru yang ditujukan untuk menciptakan kondisi kelas yang memungkinkan berlangsungnya proses pembelajaran yang kondusif dan maksimal. Pengelolaan kelas merupakan suatu usaha menyiapkan kondisi yang optimal agar proses atau kegiatan belajar mengajar dapat berlangsung secara lancar. Pengelolaan kelas merupakan masalah yang amat kompleks dan seorang guru menggunakannya untuk menciptakan

kondisi kelas sedemikian rupa sehingga anak didik dapat mencapai tujuan pembelajaran yang ditetapkan secara efektif dan efisien.

dan

mempertahankan

2.2.1 Kegiatan Pengelolaan Kelas Pengelolaan

diartikan sebagai kemampuan guru dalam mendayagunakan potensi kelas berupa pemberian kesempatan yang seluas-luasnya pada setiap personal untuk melakukan kegitan-kegiatan yang kreatif dan terarah. Arikunto (dalam Djamarah, 2006: 177) juga berpendapat “bahwa penelolaan kelas adalah suatu usaha yang dilakukan oleh penanggung jawab kegiatan

kelas

dapat dapat

Kegiatan-kegiatan yang perlu dilaksanakan guru dalam manajemen kelas sebagai aspek-aspek manajemen kelas yang tertuang dalam petunjuk pengelolaan kelas (Suhardan, 2009: 114) adalah:

a) Mengecek kehadiran siswa. Siswa dilihat dari keberadaannya satu persatu terutama

kesiapannya dalam mengikuti proses belajar mengajar, kesiapan secara fisik terutama mental karena dengan perhatian dari awal akan memberi dorongan kepada mereka untuk dapat mengikuti kegiatan dalam kelas dengan baik. (b) Mengumpulkan hasil pekerjaan siswa, memeriksa dan menilai hasil pekerjaan tersebut. Pekerjaan yang sudah diberikan

hendaknya

dengan cepat

dikumpulkan dan diberi komentar dengan singkat sehingga rasa penghargaan yang tinggi dapat memberi motivasi atas kerja yang sudah di lakukan. (c) Pendistribusian bahan dan alat, apabila ada alat dan bahan belajar yang harus di distribusikan maka secara adil setiap siswa memperoleh kesempatan untuk melakukan praktek atau menggunakan alat dan bahan dalam proses belajarnya. (d) Mengumpulkan informasi dari siswa, banyak informasi yang berguna bagi guru dan bagi siswa itu sediri yang dapat di peroleh dari siswa baik yang berupa informasi tentang pribadi siswa maupun berkaitan dengan pekerjaan-pekerjaan siswa yang harus dan sudah dikerjakan. (e) Mencatat data, data- data siswa baik secara proroangan maupun dikumpulkan dan diberi komentar dengan singkat sehingga rasa penghargaan yang tinggi dapat memberi motivasi atas kerja yang sudah di lakukan. (c) Pendistribusian bahan dan alat, apabila ada alat dan bahan belajar yang harus di distribusikan maka secara adil setiap siswa memperoleh kesempatan untuk melakukan praktek atau menggunakan alat dan bahan dalam proses belajarnya. (d) Mengumpulkan informasi dari siswa, banyak informasi yang berguna bagi guru dan bagi siswa itu sediri yang dapat di peroleh dari siswa baik yang berupa informasi tentang pribadi siswa maupun berkaitan dengan pekerjaan-pekerjaan siswa yang harus dan sudah dikerjakan. (e) Mencatat data, data- data siswa baik secara proroangan maupun

pencapaian hasil pekerjaan siswa. (f) Pemeliharaan arsip. Arsip-arsip tentang kegiatan dalam kelas disimpan dan didata dengan rapi dan dipelihara sebagai tanggung jawab bersama sehingga dapat memberikan informasi baik bagi guru maupun bagi siswa. (g) Memberi tugas. Penugasan adalah proses memberikan tanggung jawab kepada siswa untuk melakukan kegiatan secara mandiri dan dapat mengevaluasi kemampuan secara sendiri.

Manajemen kelas pada umumnya bertujuan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam pencapaian tujuan pembelajaran. Adapun kegiatan pengelolaan fisik dan pengelolaan sosial emosional merupakan bagian dalam pencapaian tujuan pembelajaran dan belajar siswa. Ketercapaian tujuan pengelolaan kelas dilihat dari:

a. Anak-anak memberi respon yang setimpal terhadap perlakuan yang sopan dan penuh perhatian dari orang dewasa. Artinya bahwa perilaku yang diperlihatkan siswa seberapa tinggi, seberapa baik, dan seberapa besar terhadap pola perilaku yang diperlihatkan guru kepadanya di dalam kelas. b. Mereka akan bekerja dengan rajin dan penuh konsetrasi dalam melakukan tugas-tugas yang sesuai dengan kemampuannya. Perilaku yang diperlihatkan guru berupa kinerja dan pola perilaku orang dewasa dalam nilai dan norma balikannya akan berupa peniruan dan pencotohan oleh siswa baik atau buruknya amat bergantung kepada apa yang telah diperlihatkan oleh seorang guru.

Adapun indikator keberhasilan dalam pengelolaan kelas adalah: (a) Tercipta suasana tempat belajar yang kondusif (tertib, lancar, berdisiplin dan bergairah) (b) Terjadi hubungan interpersonal yanga baik antara guru dengan siswa dan antara siswa dengan siswa. Kegiatan mengelola

kegiatan-kegiatan untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi yang kondusif bagi terjadinya proses pembelajaran ini misalnya menghentikan tingkah laku siswa yang membuat perhatian kelas teralihkan, memberikan ganjaran kepada peserta didik yang telah melakukan tugasnya dengan baik, atau menetapkan norma kelompok yang harus ditaati bersama. Pengelolaan kelas merupakan prasyarat mutlak bagi terjadinya proses pembelajaran yang efektif dengan cara menciptakan situasi yang kondusif.

kelas

adalah

2.2.2 Komponen Ketrampilan Pengelolaan Kelas Komponen keterampilan mengelola kelas salah

satunya adalah keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan pemiliharaan kondisi belajar yang optimal

Djamarah (2006:186), meliputi:

(a) Menunjukkan sikap tanggap, Sikap tanggap ini dapat ditunjukkan oleh guru untuk membuktikan bahwa ia ada bersama dengan

perhatian, sekaligus mengontrol kepedulian dan ketidakacuan para siswanya. Sikap tanggap ini dapat dilakukan dengan cara memandang

seksama, gerak mendekati,

secara

memberi

pernyataan serta

memberikan reaksi atas gangguan dan ketidakacuan siswa dalam bentuk teguran. (b) Membagi perhatian, Pengelolaan kelas yang efektif dapat terjadi jika guru mampu membagi perhatian kepada beberapa kegiatan dalam waktu yang sama, dengan cara:

1.Visual, mengalihkan pandangan dari satu kegiatan ke kegiatan yang lain dengan kontak pandang terhadap kelompok siswa atau seorang siswa secara individual. 2.Verbal, dengan cara memberikan komentar, penjelasan, pertanyaan dan sebagainya terhadap aktivitas seorang siswa sementara ia memimpin kegiatan siswa yang lain.

(c) Memusatkan perhatian kelompok, Kegiatan

siswa

dalam

belajar dapat

dipertahankan jika guru mampu memusatkan perhatian siswa untuk melakukan tugas secara berkelompok atau bekerja sama. Memusatkan dapat dilakukan dengan cara: 1) Memberikan tanda, misalnya dengan menciptakan atau membuat situasi tentang suatu hal sebelum menyampaikan materi.

2) Menuntut

tanggung

jawab, atas

keterlibatan siswa dalam suatu kegiatan, baik dalam melaporkan hasil kerja kelompok, memperagakan sesuatu atau memberikan tanggapan.

(d) Memberikan petunjuk-petunjuk yang jelas, Guru harus seringkali memberikan arahan dan petunjuk yang jelas dalam proses pembelajaran,

siswa tidak kebingungan. (e) Menegur,

penyimpangan dan pelanggaran tingkah laku siswa

sehingga mengganggu proses

pembelajaran di dalam kelas, maka guru hendaknya memberikan teguran dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

(1) Tegas dan jelas teruju kepada siswa yang mengganggu. (2) Menghindari peringatan yang kasar dan

menyakitkan. (3)

Menghindari ocehan atau ejekan, lebih-lebih yang berkepanjangan. (4) Memberi Pujian, Apabila

menyelesaikan tugasnya dengan baik, maka perlu diberikan pujian. Pujian adalah bentuk menyelesaikan tugasnya dengan baik, maka perlu diberikan pujian. Pujian adalah bentuk

2.2.3 Faktor yang mempengaruhi manajemen kelas Berhasilnya manajemen kelas dalam memberikan

dukungan terhadap pencapaian tujuan pembelajaran yang akan dicapai, banyak dipengaruhi berbagai faktor. Faktor- faktor tersebut melekat pada kondisi fisik kelas dan pendukungnya, juga dipengaruhi oleh faktor non fisik (sosial-emosional) yang melekat pada guru. Menurut (Suhardan, 2009: 112-113) untuk mewujudkan pengelolaan kelas yang baik, ada berbagi faktor yang mempengaruhinya antara lain:

a. Kondisi fisik Lingkungan

pengaruh penting terhadap hasil pembelajaran. Lingkungan

menguntungkan dan memenuhi

meningkatnya intensitas proses pembelajaran dan mempuyai pengaruh positif terhadap pencapaian tujuan pengajaran, lingkungan fisik yang dimaksud meliputi:

Ruang tempat berlangsungnya proses belajar mengajar.

Ruang

tempat

belajar harus

memungkinkan semua siswa bergerak leluasa, tidak berdesk-desakan dan saling mengganggu antara siswa yang satu dengan yang lainnya pada saat melakukan aktivitas belajar.

b. Pengaturan tempat duduk, dalam mengatur tempat duduk yang penting adalah Memungkinkan terjadinya tatap muka, dengan demikian guru dapat b. Pengaturan tempat duduk, dalam mengatur tempat duduk yang penting adalah Memungkinkan terjadinya tatap muka, dengan demikian guru dapat

c. Ventilasi dan pengaturan cahaya, suhu, ventilasi dan

penting untuk terciptanya suasana belajar yang nyaman, oleh karena itu vetilasi harus cukup menjamin kesehatan siswa.

d. Pengaturan penyimpanan barang-barang, Barang- barang hendaknya disimpan pada tempat khusus yang mudah di capai kalau segera diperlukan dan akan dipergunakan bagi kepentingan belajar.

e. Kondisi sosio-emosional Kondisis

kelas akan mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap proses belajar mengajar, kegairaan siswa dan efektivitas tercapainya tujuan pembelajaran. Kondis sosio-emosionsl tersebut meliputi: a) Tipe kepemimpinan, kepemimpinan guru akan mewarnai suasana emosional di dalam kelas. Apakah guru

sosio-emosional

dalam

melaksanakan kepemimpinannya secara demokratis. b) Sikap guru, sikap guru dalam menghadapi siswa yang melanggar peraturan sekolah hendaknya tetap sabar, dan tetap bersahabat dengan suatu keyakinan bahwa tingka laku siswa akan dapat diperbaiki. Kalaupun guru terpaksa membenci, bencilah tingkah lakunya bukan membenci siswanya. Terima siswa dengan

insyaf akan kesalahannya, berlaku adil dalam bertindak. c)

Suara guru, walaupun bukan faktor yang besar, turut mempengauruhi proses belajar mengajar. Suara yang melengking tinggi atau senantiasa tinggi

atau malah terlalu rendah sehingga tidak terdengar oleh siswa akan mengakibatkan suasana gaduh, bisa atau malah terlalu rendah sehingga tidak terdengar oleh siswa akan mengakibatkan suasana gaduh, bisa

2.3 Kompetensi guru dalam mengelola kelas. Kompetensi guru diperlukan dalam rangka

mengembangkan dan mendemontrasikan perilaku pendidikan,

mempelajari keterampilan-keterampilan mengajar tertentu, tetapi merupakan penggabungan dan aplikasi suatu keterampilan dan pengetahuan yang saling bertautan dalam bentuk perilaku nyata Mulyasa (2009: 31). Oleh karena itu, kompetensi guru sangat penting dimiliki oleh guru sebagai bekal untuk melaksanakan proses pembelajaran guna mencapai keberhasilan tujuan pembelajaran. Guru harus memiliki empat kompetensi untuk menunjang pekerjaannya. Empat kompetensi tersebut adalah kompetensi profesional, pedagogik, kepribadian, dan sosial.

bukan

sekedar

Kompetensi guru dalam mengelola kelas merupakan salah satu dari banyak keterampilan dalam kompetensi profesional yang harus dimiliki Kompetensi guru dalam mengelola kelas merupakan salah satu dari banyak keterampilan dalam kompetensi profesional yang harus dimiliki

Pengelolaan kelas bukanlah masalah yang berdiri sendiri, tetapi terkait dengan berbagai faktor. Permasalahan anak didik adalah faktor utama yang dilakukan guru tidak lain adalah untuk meningkatkan kegairahan peserta didik baik secara berkelompok maupun secara individual. Keharmonisan hubungan guru dan anak didik, tingginya kerjasama diantara peserta didik tersimpul dalam bentuk interaksi. Lahirnya interaksi yang optimal bergantung dari pendekatan yang guru lakukan dalam rangka pengelolaan kelas.

Dalam rangka memperkecil masalah gangguan dalam pengelolaan kelas dapat digunakan prinsip- prinsip pengelolaan kelas. Prinsip-prinsip pengelolaan kelas yang dikemukakan oleh Djamarah adalah sebagai berikut:

a. Hangat dan antusias

b. Hangat dan antusias merupakan salah satu prinsip yang diperlukan dalam proses belajar dan mengajar. Guru yang hangat dan akrab pada anak didik selalu b. Hangat dan antusias merupakan salah satu prinsip yang diperlukan dalam proses belajar dan mengajar. Guru yang hangat dan akrab pada anak didik selalu

berhasil dalam mengimplementasikan pengelolaan kelas.

akan

c. Tantangan Penggunaan kata-kata, tindakan, cara kerja, atau

bahan-bahan yang menantang akan meningkatkan gairah siswa untuk belajar sehingga mengurangi kemungkinan munculnya tingkah laku yang menyimpang. d. Bervariasi

Penggunaan alat atau media, gaya mengajar guru, pola interaksi antara guru dan anak didik akan mengurangi munculnya gangguan, meningkatkan perhatian siswa. Kevariasian ini merupakan kunci untuk tercapainya pengelolaan kelas yang efektif dan menghindari kejenuhan.

e. Keluwesan Keluwesan tingkah laku guru untuk mengubah strategi mengajarnya dapat mecegah kemungkinan munculnya gangguan siswa serta menciptakan iklim belajar mengajar yang efektif. Keluwesan pengajaran dapat mencegah munculnya gangguan seperti keributan siswa, tidak ada perhatian, tidak mengerjakan tugas dan sebagainya.

f. Penekanan pada hal-hal yang positif Pada dasarnya dalam mengajar dan mendidik guru harus menekankan pada hal-hal yang positif dan menghindari pemusatan perhatian pada hal-hal yang negatif. Penekanan pada hal-hal yang positif yaitu penekanan yang dilakukan guru terhadap tingkah laku siswa yang positif dari pada mengomeli tingkah laku f. Penekanan pada hal-hal yang positif Pada dasarnya dalam mengajar dan mendidik guru harus menekankan pada hal-hal yang positif dan menghindari pemusatan perhatian pada hal-hal yang negatif. Penekanan pada hal-hal yang positif yaitu penekanan yang dilakukan guru terhadap tingkah laku siswa yang positif dari pada mengomeli tingkah laku

g. Penanaman disiplin diri Tujuan akhir dari pengelolaan kelas adalah anak didik

dapat mengembangkan disiplin diri sendiri dan guru hendaknya menjadi teladan mengendalaikan diri dan pelaksanaan tanggung jawab. Jadi, guru harus disiplin dalam segala hal bila ingin ana didiknya ikut berdisiplin dalam segala hal

2.4 Supervisi Akademik

2.4.1 Pengertian Supervisi Akademik Supervision as an interpersonal process in which

the skilled practitioner or supervisor helps less skilled practitioners in relation to their professional growth (Abiddin, 2008:14). Glickman, (2010) Ryan (2012:563) Supervision as a common vision ”that is developed collaboratively and brought into reality together. It forms connections that focus organizational and individual goals, objectives and efforts into an overarching strategy”.

Supervisi adalah semua usaha yang sifatnya membantu guru atau melayani guru agar ia dapat memperbaiki,

dan bahkan meningkatkan pengajarannya, serta dapat pula menyediakan kondisi belajar siswa yang efektif dan efisien demi pertumbuhan jabatannya untuk mencapai tujuan

meningkatkan mutu meningkatkan mutu

pembelajaran dan penilaian prestasi belajar (Purwanto, 2006: 76-79).

pelaksanaan

Salah satu tugas kepala sekolah/madrasah adalah melaksanakan supervisi akademik. Untuk melaksanakan supervisi akademik secara efektif diperlukan keterampilan konseptual, interpersonal dan teknikal (Glickman, at al; 2007). Oleh sebab itu, setiap kepala sekolah/madrasah harus memiliki dan menguasai konsep supervisi akademik yang meliputi: pengertian, tujuan dan fungsi, prinsip-prinsip, dan dimensi-dimensi substansi supervisi akademik.

Supervisi akademik yang menitikberatkan pengamatan supervisor

masalah-masalah akademik, yaitu hal-hal yang langsung berada dalam lingkungan kegiatan pembelajaran pada waktu siswa sedang dalam proses belajar (Arikunto, 2004: 5). Fungsi

pada

membantu sekolah menciptakan lulusan yang baik dalam kuantitas dan kualitas, serta membantu para guru agar bisa dan dapat bekerja secara profesional sesuai dengan kondisi masyarakat tempat sekolah itu berada (Pidarta, 2009: 3).

supervisi

adalah

Supervisi akademik adalah serangkaian kegiatan membantu guru mengembangkan kemampuannya Supervisi akademik adalah serangkaian kegiatan membantu guru mengembangkan kemampuannya

dilakukan kepala sekolah/madrasah antara lain adalah sebagai berikut.

teori dasar, karakteristik, dan kecenderungan perkembangan tiap bidang pengembangan pembelajaran kreatif, inovatif, pemecahan masalah, berpikir kritis dan naluri kewirausahaan

konsep,

prinsip,

2) Membimbing guru dalam menyusun silabus tiap bidang pengembangan di sekolah/madrasah atau mata

sekolah/madrasah berlandaskan standar isi, standar kompetensi dan kompetensi

pelajaran

di

prinsip-prinsip pengembangan KTSP.

memilih dan menggunakan

guru

dalam

strategi/metode/teknik pembelajaran/bimbingan

yang dapat mengembangkan berbagai potensi siswa.

4) Membimbing guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran/ bimbingan (di kelas, laboratorium, dan/atau di lapangan) untuk mengembangkan potensi siswa.

5) Membimbing guru dalam mengelola, merawat, mengembangkan

dan menggunakan media pendidikan dan fasilitas pembelajaran.

6) Memotivasi guru untuk memanfaatkan teknologi informasi untuk pembelajaran.

Kompetensi supervisi akademik intinya adalah membina guru dalam meningkatkan mutu proses pembelajaran. Sasaran supervisi akademik adalah guru dalam melaksanakan proses pembelajaran, yang terdiri dari materi pokok dalam proses pembelajaran, penyusunan

RPP, pemilihan strategi/metode/teknik pembelajaran, penggunaan media dan teknologi informasi dalam pembelajaran, menilai proses dan hasil pembelajaran serta penelitian tindakan

silabus

dan

akademik adalah serangkaian

kelas.

Supervisi

membantu guru mengembangkan kemampuannya mengelola proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran (Glickman, et al; 2007). Supervisi akademik tidak terlepas dari penilaian kinerja guru dalam mengelola pembelajaran.

kegiatan

2.4.2 Teknik Supervisi Individual Teknik supervisi individual adalah pelaksanaan supervisi perseorangan terhadap guru. Supervisor di sini hanya berhadapan dengan seorang guru sehingga dari hasil supervisi ini akan diketahui kualitas pembelajarannya. Teknik supervisi individual ada lima macam yaitu: Kunjungan kelas, Observasi kelas,

Pertemuan individual, Kunjungan antar kelas, dan Menilai diri sendiri.

a) Kunjungan kelas Kunjungan kelas adalah teknik pembinaan guru oleh kepala sekolah untuk mengamati proses pembelajaran di kelas. Tujuannya adalah untuk menolong guru dalam mengatasi masalah di dalam kelas. Cara melaksanakan kunjungan kelas: (1) Dengan atau tanpa pemberitahuan terlebih dahulu tergantung sifat tujuan dan masalahnya, (2) Atas permintaan guru bersangkutan, (3) Sudah memiliki instrumen atau catatan-catatan, dan (4) Tujuan kunjungan harus jelas.

Tahap-tahap kunjungan kelas ada empat tahap kunjungan kelas. (1) Tahap persiapan. Pada tahap ini, supervisor merencanakan waktu, sasaran, dan cara mengobservasi selama kunjungan kelas. (2) Tahap pengamatan selama kunjungan. Pada tahap ini, supervisor mengamati jalannya proses pembelajaran berlangsung. (4) Tahap akhir kunjungan. Pada tahap ini, supervisor bersama guru mengadakan perjanjian untuk membicarakan hasil-hasil observasi. (5) Tahap terakhir adalah tahap tindak lanjut.

Kriteria kunjungan kelas, dengan menggunakan enam kriteria yaitu:

1) Memiliki tujuan-tujuan tertentu;

2) Mengungkapkan

yang dapat memperbaiki kemampuan guru;

aspek-aspek

3) Menggunakan

observasi untuk mendapatkan data yang obyektif;

instrumen

4) Terjadi interaksi antara pembina dan yang dibina sehingga menimbulkan sikap saling pengertian;

5) Pelaksanaan kunjungan kelas tidak menganggu proses pembelajaran; dan

6) Pelaksanaannya diikuti dengan program tindak lanjut.

b) Observasi kelas Observasi kelas adalah kunjungan yang dilakukan oleh supervisor ke sebuah kelas dengan maksud untuk mencermati situasi atau peristiwa yag sedang berlangsung di kelas yang bersangkutan, Arikunto, (2006:55 ). Observasi kelas adalah mengamati proses pembelajaran secara teliti di kelas. Tujuannya adalah untuk memperoleh data obyektif aspek-aspek situasi pembelajaran, kesulitan-kesulitan guru dalam usaha memperbaiki proses pembelajaran. Aspek-aspek yang diobservasi di dalam kelas, (Glickman, et al; 2007).

Ada bermacam-macam cara mengobservasi kegiatan guru dan siswa di kelas. Seorang supervisor dapat menggunakan cara langsung masuk kelas atau cara tidak langsung, yaitu orang yang diobservasi dibatasi oleh ruang kaca dimana murid-murid tidak mengetahuinya.

Dalam mengobservasi perlu memperhatikan beberapa hal, antara lain: tujuan yang hendak dicapai, apa yang akan diobservasi, Dalam mengobservasi perlu memperhatikan beberapa hal, antara lain: tujuan yang hendak dicapai, apa yang akan diobservasi,

Aspek-aspek yang diobservasi di dalam kelas. Secara umum, aspek-aspek yang diobservasi adalah:

1. Usaha-usaha dan aktivitas guru-siswa dalam proses pembelajaran, (b) Cara menggunakan media pengajaran (c) Variasi metode, (d) Ketepatan penggunaan media dengan materi

2. Ketepatan penggunaan metode dengan materi, dan

3. Reaksi mental para siswa dalam proses belajar mengajar. Pelaksanaan observasi kelas ini melalui tahap: Persiapan, Pelaksanaan, Penutupan, Penilaian hasil observasi; dan Tindak lanjut. Supervisor: 1) sudah siap dengan instrumen observasi, 2) menguasai masalah dan tujuan supervisi, dan 3) observasi tidak mengganggu proses pembelajaran.

c) Pertemuan Individual Pertemuan individual adalah satu pertemuan, percakapan, dialog, dan tukar pikiran antara supervisor guru. Tujuannya adalah: Memberikan kemungkinan pertumbuhan jabatan guru melalui pemecahan kesulitan yang dihadapi; Mengembangkan hal mengajar yang lebih baik; Memperbaiki segala kelemahan dan kekurangan pada diri guru; dan Menghilangkan atau menghindari segala prasangka.

Supervisor harus berusaha mengembangkan segi- segi positif guru, mendorong guru mengatasi kesulitan-kesulitannya, memberikan pengarahan, dan Supervisor harus berusaha mengembangkan segi- segi positif guru, mendorong guru mengatasi kesulitan-kesulitannya, memberikan pengarahan, dan

d) Kunjungan antar kelas Kunjungan antar kelas adalah guru yang satu berkunjung ke kelas yang lain di sekolah itu sendiri. Tujuannya adalah untuk berbagi pengalaman dalam pembelajaran. Cara-cara melaksanakan kunjungan antar kelas: Harus direncanakan; Guru-guru yang akan dikunjungi harus diseleksi; Tentukan guru-guru yang akan mengunjungi; Sediakan segala fasilitas yang diperlukan; Supervisor hendaknya mengikuti acara ini dengan pengamatan yang cermat; Adakah tindak lanjut setelah kunjungan antar kelas selesai, misalnya dalam bentuk percakapan pribadi, penegasan, dan pemberian tugas-tugas tertentu; Segera aplikasikan ke sekolah atau ke kelas guru bersangkutan, dengan menyesuaikan pada situasi dan kondisi yang dihadapi; Adakan perjanjian-perjanjian untuk mengadakan kunjungan antar kelas berikutnya.

e) Menilai diri sendiri Menilai diri adalah penilaian diri yang dilakukan oleh diri sendiri secara objektif. Untuk maksud itu diperlukan kejujuran diri sendiri. Caranya sebagai berikut. Suatu daftar pandangan atau pendapat yang disampaikan kepada murid-murid untuk menilai pekerjaan

atau suatu aktivitas. Biasanya disusun dalam bentuk pertanyaan baik secara tertutup maupun terbuka, dengan tidak perlu menyebut nama. Menganalisa tes-tes terhadap unit kerja. Mencatat aktivitas murid-murid dalam suatu atau suatu aktivitas. Biasanya disusun dalam bentuk pertanyaan baik secara tertutup maupun terbuka, dengan tidak perlu menyebut nama. Menganalisa tes-tes terhadap unit kerja. Mencatat aktivitas murid-murid dalam suatu

2.5 Teknik Observasi Kelas

2.5.1 Pengertian Observasi Kelas

Observasi kelas adalah kunjungan yang dilakukan oleh supervisor ke sebuah kelas dengan maksud untuk mencermati situasi atau peristiwa yang sedang berlangsung di kelas yang bersangkutan, Arikunto, (2006:55). Observasi kelas adalah mengamati proses pembelajaran secara teliti di kelas. Tujuannya adalah untuk memperoleh data obyektif aspek-aspek situasi pembelajaran, kesulitan-kesulitan guru dalam usaha memperbaiki proses pembelajaran. Aspek-aspek yang diobservasi di dalam kelas, (Glickman, et al; 2007). Seorang supervisi mengadakan observasi kelas dengan cara meneliti suasana atau kondisi kelas selama pelajaran

tujuan untuk memperoleh data yang valid sehingga data itu dapat digunakan untuk menganalisi kesulitan-kesulitan yang dihadapi guru dalam usaha memperbaiki proses belajar mengajar (PBM).

berlangsung

dengan

Observasi kelas adalah teknik observasi yang dilakukan ketika supervisor yang secara aktif mengikuti jalannya kunjungn kelas ketika proses sedang berlangsung, tujuan observasi kelas adalah 1) Memperoleh data yang subjektif mengenai aspek situasi dalam proses pembelajaran yang diamati, 2) Mempelajari praktek-praktek pembelajaran setiap Observasi kelas adalah teknik observasi yang dilakukan ketika supervisor yang secara aktif mengikuti jalannya kunjungn kelas ketika proses sedang berlangsung, tujuan observasi kelas adalah 1) Memperoleh data yang subjektif mengenai aspek situasi dalam proses pembelajaran yang diamati, 2) Mempelajari praktek-praktek pembelajaran setiap

Melihat dan memperhatikan secara teliti terhadap gejala yang tampak. Sasaran dari observasi kelas adalah proses pembelajaran yang sedang berlangsung. Dengan tujuan untuk memperoleh daya yang seobyektif mungkin mengenai aspek-aspek dalam situasi pembelajaran. Guru-guru ditugaskan untuk mengamati

seorang guru lain yang sedang mendemonstrasikan cara-cara mengajar suatu mata pelajaran tertentu. Kunjungan observasi dapat dilakukan di sekolah sendiri atau dengan mengadakan kunjungan ke sekolah lain.

Dari beberapa pengertian di atas peneliti menyimpulkan bahwa, kegiatan observasi kelas merupakan salah satu teknik supervise yang dilakukan oleh kepala sekolah untuk memperoleh data-data aktual dan konkrit tentang masalah- masalah yang dihadapi guru di depan kelas. Dengan observasi kelas kepala sekolah dapat mempelajari situsi belajar mengajar yang sedang berlangsung yang meliputi faktor-faktor yang berpengaruh di dalamnya yang mencakup kegiatan-kegiatan guru kegiatan Dari beberapa pengertian di atas peneliti menyimpulkan bahwa, kegiatan observasi kelas merupakan salah satu teknik supervise yang dilakukan oleh kepala sekolah untuk memperoleh data-data aktual dan konkrit tentang masalah- masalah yang dihadapi guru di depan kelas. Dengan observasi kelas kepala sekolah dapat mempelajari situsi belajar mengajar yang sedang berlangsung yang meliputi faktor-faktor yang berpengaruh di dalamnya yang mencakup kegiatan-kegiatan guru kegiatan

2.5.2 Aspek-Aspek Yang Diamati

Secara umum, aspek-aspek yang diobservasi adalah: (1) usaha-usaha dan aktivitas guru-siswa dalam proses pembelajaran, (2) cara menggunakan media pengajaran, (3) variasi metode, (4) ketepatan penggunaan media dengan materi, (5) ketepatan penggunaan metode dengan materi, dan (6) reaksi mental para siswa dalam proses belajar mengajar. Pelaksanaan observasi melalui tahap: persiapan, pelaksanaan, penutupan, penilaian hasil observasi;dan tindak lanjut. Dalam rangka melakukan observasi, seorang supervisor hendaknya telah mempersiapkan instrumen observasi, menguasai masalah dan tujuan supervisi.

2.5.3 Jenis dan Cara Melakukan Observasi

Cara dan sikap yang harus dilakukan oleh supervisor untuk memperoleh data dalam observasi antara lain:

1) Menciptakan situasi yang wajar (cara masuk kelas). Mengambil tempat di dalam kelas yang tidak menjadi pusat siswa, tidak mencampuri guru yang sedang mengajar, sikap waktu mencatat tidak menimbulkan prasangka bagi guru.

2) Harus dapat membedakan mana yang penting untuk dicatat dan mana yang kurang penting.

3) Bukan melihat kelemahan, melainkan melihat bagaimana memperbaikinya.

4) Harus diperhatikan kegiatan atau reaksi sisiwa- siswa tentang proses belajar.

Kriteria yang dipakai dalam observasi dari data yang dikumpulkan dan dicatat haruslah bersifat obyektif maksudnya adalah bahwa segala sesuatu yang dicatat merupakan data yang sebenarnya tanpa ada pengaruh unsur subyektif dari supervisor, apa yang dicatat harus dapat kena sasaran seperti apa yang dimaksud sering terjadi orang mencatat sesuatu bukan berdasarkan apa yang dilihatnya tetapi apa yang dipikirkannya. Oleh karena itu pencatatan yang tidak valid (tepat) dengan sendirinya tidak dapat dipercaya dan data dari catatan-catatan itu akan “berkata” dan memberikan kecenderungan tafsiran terhadap situasi belajar dan mengajar. Menurut Sahertian, (2005:56) ada dua cara observasi yaitu: Observasi langsung, dengan menggunakan alat observasi, supervisi mencatat absen yang dilihat pada saat guru mengajar. Observasi tidak langsung Orang yang di observasi dibatasi oleh ruang kaca di mana murid-murid

mengetahuinya (biasanya dilakukan dalam laboratrium untuk pengajaran mikro), jenis observasi dapat dibedakan menjadi 2 yaitu

tidak

langsung (directed observation ) jika seorang guru yang sedang mengajar diobservasi langsung oleh supervisor berada bersama- sama dalam kelas, sedangkan yang kedua observasi

pertama

observasi observasi

2.5.4 Tahap-tahap Observasi Pelaksanaan observasi kelas ini melalui beberapa tahap sebagai berikut: Persiapan observasi kelas, Pelaksanaan observasi kelas, Penutupan pelaksanaan observasi kelas, Penilaian hasil observasi, Tindak lanjut

Beberapa hal yang perlu mendapat perhatian dalam kegiatan observasi kelas ini adalah:

1) Sebelum kunjungan dilakukan harus disusun rencana secara sistematis, baik mengenai tujuannya maupun mengenai segi-segi yang akan diobservasi, cara dan pentahapan observasi, alat atau cara pencatatan dalam mengobservasi dan cara memperoleh serta mentafsirkan hasil observasi.

2) Kesempatan kunjungan harus lebih banyak diberikan kepada guru baru (muda) yang belum banyak pengalamannya. Dalam hubungan ini tidak berarti menutup kemungkinan bagi guru-guru lainnya yang sudah bertugas untuk melakukan kunjungan, terutama bilamana dipandang bahwa 2) Kesempatan kunjungan harus lebih banyak diberikan kepada guru baru (muda) yang belum banyak pengalamannya. Dalam hubungan ini tidak berarti menutup kemungkinan bagi guru-guru lainnya yang sudah bertugas untuk melakukan kunjungan, terutama bilamana dipandang bahwa

3) Rencana dan maksud kunjungan serta kegiatan- kegiatan yang akan dilakukan dalam kunjungan itu harus diberitahukan lebih dahulu sebelum kunjungan dilakukan kepada guru yang akan dikunjungi.

4) Selama kunjungan atau segera setelah kunjungan selesai harus dibuat catatan-catatan yang perlu sesuai maksud kunjungan. Jangan membiasakan sekedar menggunakan ingatan tanpa membuat catatan kecil sama sekali.

5) Mendiskusikan hasil kunjungan baik dengan pihak yang dikunjungi maupun dengan teman guru lainnya.

2.6 Penelitian Yang Relevan

Dienda Mahendrawati .2012. Implementasi Supervisi Akademik Kepala Sekolah Di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri I Kebakkramat .Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Pelaksanaan supervisi

sekolah untuk melaksanakan Permendiknas No. 13 Tahun 2007. (a) Tujuan supervisi akademik kepala sekolah untuk membantu

akademik

kepala

mengembangkan kompetensinya,

guru

dalam

mengembangkan kurikulum pendidikan, mengembangkan kelompok kerja guru, membimbing penelitian tindakan kelas, sebagai perbaikan dan perkembangan proses belajar mengajar mengembangkan kurikulum pendidikan, mengembangkan kelompok kerja guru, membimbing penelitian tindakan kelas, sebagai perbaikan dan perkembangan proses belajar mengajar

antisipatif, konstruksif, kooperatif, demokratis,

berkesinambungan, terpadu dan komprehensif. (2) Kendala yang dihadapi adalah kompleksitas tugas manajerial kepala sekolah, kurangnya

yang disupervisi, pelaksanaan supervisi akademik yang tidak sesuai jadwal. (3) Usaha untuk mengatasi kendala adalah dilakukan koordinasi dengan guru senior, pemberian motivasi kepada guru yang disupervisi mengenai pentingnya supervisi pendidikan, dan penjadwalan ulang kegiatan supervisi. Kata kunci: implementasi, supervisi akademik, kepala sekolah.

persiapan

guru

Hamzah. 2011. Pelaksanaan Supervisi Akademik dan Manajerial Pengawas Sekolah pada SMP Negeri 2

Alalak Kabupaten Batola Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Pelaksanaan supervisi Akademik oleh pengawas dalam menjalankan tugasnya dilapangan sudah terlaksana, namun ada beberapa yang belum berjalan dengan baik yaitu pembinaan terhadap memanfaatnya media komputerisasi, belum terbinanya Alalak Kabupaten Batola Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Pelaksanaan supervisi Akademik oleh pengawas dalam menjalankan tugasnya dilapangan sudah terlaksana, namun ada beberapa yang belum berjalan dengan baik yaitu pembinaan terhadap memanfaatnya media komputerisasi, belum terbinanya

guru dalam menggunakan media dan sumber belajar, penilaian terhadap kemampuan guru BK dalam melaksanakan program BK di sekolah belum terlaksana, menilai kemampuan guru dalam meningkatkan hasil belajar siswa belum terlaksana, menilai kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran di laboratorium belum terlaksana,

terhadap

kemampuan

pembina belum melakukan penilaian terhadap kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran di lapangan, pengawas satuan pendidikan belum melakanakan penilaian

pengawas

guru dalam melakukan penilitian tindakan kelas, dan (2) Pelaksanaan supervisi Akademik, yaitu pengawas pembina telah berperan aktif melakukan pembinaan terhadap

terhadap

kemampuan

dalam menyusun perencanaan pendidikan di sekolah yang menjadi binaannya, pengawas satuan pendidikan melakukan fungsinya baik mengenai supervisi akademik maupun supervisi manajerial, pengawas pembina dalam hal menyusun

kepala

sekolah

sekolah hanya memberikan masukan, pengawas satuan pendidikan memberikan bimbingan dan arahan demi terwujudnya manajemen berbasis sekolah dengan mengutamakan mutu pendidikan, peran pengawas pembina telah melaksanakan fungsinya untuk mengembangkan sarana dan prasarana pendidikan di sekolah, yaitu

anggran

belanja belanja

sarana dan prasarana pendidikan sesuai dengan tuntutan KTSP Dari temuan tersebut diharapkan agar pengawas satuan pendidikan memperhatikan dan melaksanakan supervisi akademik dan supervisi manajerial agar mutu saekolah yang menjadi binaannya dapat berjalan dengan lancar.

pengembangan

Suryantini. 2013. Peningkatan Kemampuan Kepala Sekolah dalam Mempersiapkan Akreditasi bagi Kepala SD Muhammadiyah 10 UPTD Kec. Serengan Melalui “SUPERMAN”. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa: 1) Pelaksanaan supervisi akademik metode pendampingan

meningkatkan efektivitas implementasi Kurikulum 2013 dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut:a) Kegiatan supervisi akademik dilakukan dalam 2 Siklus, yaitu terdiri dari tahap persiapan, pelaksanaan, dan kegiatan akhir; b) Pada tahap awal persiapan dilakukan konsolidasi antara pengawas sekolah dengan kepala sekolah dan guru inti untuk membahas tentang jadwal kegiatan pendampingan yang akan dilaksanakan; c) Pada tahap pelaksanaan, pengawas

untuk

melakukan monitoring, konsultasi, penyampaikan informasi, modeling, mentoring, dan coaching yang hendak dilakukan. Perencanaan dilakukan dengan memperhatikan hasil identifikasi permasalahan yang dilakukan serta mempersiapkan perangkat yang diperlukan; dan d) Pada tahap akhir dilakukan penyusunan laporan; dan 2) Penerapan supervisi akademik dengan metode melakukan monitoring, konsultasi, penyampaikan informasi, modeling, mentoring, dan coaching yang hendak dilakukan. Perencanaan dilakukan dengan memperhatikan hasil identifikasi permasalahan yang dilakukan serta mempersiapkan perangkat yang diperlukan; dan d) Pada tahap akhir dilakukan penyusunan laporan; dan 2) Penerapan supervisi akademik dengan metode

meningkatkan efektivitas implementasi Kurikulum 2013 di SD Negeri Bulukantil No. 150 UPTD Dikpora Kecamatan Jebres Kota Surakarta. Hal ini ditunjukkan dengan hasil penilaian pada seluruh aspek implementasi Kurikulum 2013 yang mengalami peningkatan pada setiap siklus tindakan yang dilakukan.

dapat

Penelitian ini adalah penelitian tindakan yang berjudul upaya peningkatan kompetensi Guru dalam Mengelola Kelas di SD Negeri Baleromo 2 Dempet Demak melalui melalui supervisi individual jenis observasi kelas. Rumusan maslah dalam penelitian ini adalah apakah supervisi individual jenis observasi kelas dapat meningkatkan kompetensi Guru dalam Mengelola Kelas di SD Negeri Baleromo 2 Dempet Demak. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui supervisi individual jenis observasi kelas dapat meningkatkan kompetensi Guru dalam Mengelola Kelas di SD Negeri Baleromo 2 Dempet Demak

2.7 Kerangka Berfikir

Peningkatan mutu pendidikan akan tercapai apabila proses belajar mengajar yang diselenggarakan di kelas benar-benar efektif dan berguna untuk mencapai kemampuan pengetahuan, sikap dan ketrampilan yang diharapkan. Karena pada dasarnya proses belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan, di antaranya guru merupakan salah satu faktor yang penting dalam menentukan berhasilnya proses belajar mengajar di dalam kelas. Oleh karena itu guru dituntut untuk meningkatkan peran dan kompetensinya, guru yang Peningkatan mutu pendidikan akan tercapai apabila proses belajar mengajar yang diselenggarakan di kelas benar-benar efektif dan berguna untuk mencapai kemampuan pengetahuan, sikap dan ketrampilan yang diharapkan. Karena pada dasarnya proses belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan, di antaranya guru merupakan salah satu faktor yang penting dalam menentukan berhasilnya proses belajar mengajar di dalam kelas. Oleh karena itu guru dituntut untuk meningkatkan peran dan kompetensinya, guru yang

Dokumen yang terkait

BAB II TELAAH PUSTAKA - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Implementasi KTSP dalam Proses Pembelajaran Mata Pelajaran Bahasa Inggris di SMP Negeri 1 Pabelan Kabupaten Semarang

0 0 130

BAB III METODE PANELITIAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Implementasi KTSP dalam Proses Pembelajaran Mata Pelajaran Bahasa Inggris di SMP Negeri 1 Pabelan Kabupaten Semarang

0 0 12

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Implementasi KTSP dalam Proses Pembelajaran Mata Pelajaran Bahasa Inggris di SMP Negeri 1 Pabelan Kabupaten Semarang

0 0 92

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Implementasi KTSP dalam Proses Pembelajaran Mata Pelajaran Bahasa Inggris di SMP Negeri 1 Pabelan Kabupaten Semarang

0 1 16

BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Etos Kerja Guru SD Dalam Mengikuti KKG Melalui Supervisi Kelompok Teknik Diskusi Di Gugus Sultan Agung Kecamatan Dempet Kabupaten Dem

0 0 12

BAB II KAJIAN PUSTAKA - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Etos Kerja Guru SD Dalam Mengikuti KKG Melalui Supervisi Kelompok Teknik Diskusi Di Gugus Sultan Agung Kecamatan Dempet Kabupaten

1 0 36

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Etos Kerja Guru SD Dalam Mengikuti KKG Melalui Supervisi Kelompok Teknik Diskusi Di Gugus Sultan Agung Kecamatan Dempet Kabupaten Demak

0 1 14

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Etos Kerja Guru SD Dalam Mengikuti KKG Melalui Supervisi Kelompok Teknik Diskusi Di Gugus Sultan Agung Kecamatan Dempet Kabupaten Demak

0 0 24

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Etos Kerja Guru SD Dalam Mengikuti KKG Melalui Supervisi Kelompok Teknik Diskusi Di Gugus Sultan Agung Kecamatan Dempet Kabupaten Demak

0 0 14

BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Kompetensi Guru Dalam Mengelola Kelas Di SD Negeri Baleromo 2 Dempet Demak Melalui Supervisi Individual Teknik Observasi Kelas

0 0 10